Sk 2 R.a.wita Ferani Kartika 1102009229
-
Upload
wita-ferani-kartika -
Category
Documents
-
view
95 -
download
1
Transcript of Sk 2 R.a.wita Ferani Kartika 1102009229
5/11/2018 Sk 2 R.a.wita Ferani Kartika 1102009229 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/sk-2-rawita-ferani-kartika-1102009229 1/7
4.4. Patofisiologi
1. Patofisiologi Stroke Iskemik
Iskemik otak mengakibatkan perubahan dari sel neuron otak secara bertahap (Sjahrir,
2003).
Tahap 1 :
a. Penurunan aliran darah b. Pengurangan O2
c. Kegagalan energi
d. Terminal depolarisasi dan kegagalan homeostasis ion
Tahap 2 :
a. Eksitoksisitas dan kegagalan homeostasis ion
b. Spreading depression
Tahap 3 : Inflamasi
Tahap 4 : Apoptosis
Proses patofisiologi pada cedera SSP akut sangat kompleks dan melibatkan permeabilitas
patologis dari sawar darah otak, kegagalan energi, hilangnya homeostasis ion sel,
asidosis, peningkatan kalsium ekstraseluler, eksitotoksisitas dan toksisitas yangdiperantarai oleh radikal bebas. (Sherki dkk, 2002)
Gambar. Mekanisme seluler pada iskemik SSP akut.
( Dikutip dari : Sherki,Y.G., Rosenbaum.Z., Melamed,E., Offen,D. 2002. Antioxidant Therapy in Acute Central Nervous
System Injury: Current State. Pharmacol Rev. 54:271-284)
5/11/2018 Sk 2 R.a.wita Ferani Kartika 1102009229 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/sk-2-rawita-ferani-kartika-1102009229 2/7
2. Patofisiologi Stroke Hemoragik
Perdarahan intrakranial meliputi perdarahan di parenkim otak dan perdarahan
subarachnoid. Insidens perdarahan intrakranial kurang lebih 20 % adalah stroke
hemoragik, dimana masing-masing 10% adalah perdarahan subarachnoid dan
perdarahan intraserebral.Perdarahan intraserebral biasanya timbul karena pecahnya mikroaneurisma (Berry
aneurysm) akibat hipertensi maligna. Hal ini paling sering terjadi di daerah subkortikal,
serebelum, dan batang otak.
Hipertensi kronik menyebabkan pembuluh arteriola berdiameter 100-400 mikrometer
mengalami perubahan patologi pada dinding pembuluh darah tersebut berupa
lipohialinosis, nekrosis fibrinoid serta timbulnya aneurisma tipe Bouchard. Pada
kebanyakan pasien, peningkatan tekanan darah yang tiba-tiba menyebabkan rupturnya
penetrating arteri yang kecil.
Keluarnya darah dari pembuluh darah kecil membuat efek penekanan pada arteriole
dan pembuluh kapiler yang akhirnya membuat pembuluh ini pecah juga. Hal ini
mengakibatkan volume perdarahan semakin besar.Elemen-elemen vasoaktif darah yang keluar serta kaskade iskemik akibat
menurunnya tekanan perfusi, menyebabkan neuron-neuron di dearah yang terkena darah
dan sekitarnya lebih tertekan lagi. Gejala neurologik timbul karena ekstravasasi darah ke
jaringan otak yang menyebabkan nekrosis (Caplan, 2000).
Perdarahan subarachnoid (PSA) terjadi akibat pembuluh darah disekitar permukaan
otak pecah, sehingga terjadi ekstravasasi darah ke ruang subarachnoid. Perdarahan
subarachnoid umumnya disebabkan oleh rupturnya aneurisma sakular atau perdarahan
dari arteriovenous malformation (AVM).
4.5. Patologi StrokeInfark
Stroke infark terjadi akibat kurangnya aliran darah ke otak. Aliran darah ke otak normalnya
adalah 58 mL/100 gram jaringan otak per menit; jika turun hingga 18 mL/100 gram jaringan
otak per menit, aktivitas listrik neuron akan terhenti meskipun struktur sel masih baik,
sehingga gejala klinis masih reversibel. Jika aliran darah ke otak turun sampai <10 mL/100
gram jaringan otak per menit, akan terjadi rangkaian perubahan biokimiawi sel dan membran
yang ireversibel membentuk daerah infark.
Perdarahan Intraserebral
Kira-kira 10% stroke disebabkan oleh perdarahan intraserebral. Hipertensi, khususnya yang
tidak terkontrol, merupakan penyebab utama. Penyebab lain adalah pecahnya aneurisma,
malformasi arterivena, angioma kavernosa, alkoholisme, diskrasia darah, terapi antikoagulan,dan angiopati amiloid.
Perdarahan Subaraknoid
Sebagian besar kasus disebabkan oleh pecahnya aneurisma pada percabangan arteri-arteri
besar. Penyebab lain adalah malformasi arteri-vena atau tumor.
(Setyopranoto, Ismail. 2011)
5/11/2018 Sk 2 R.a.wita Ferani Kartika 1102009229 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/sk-2-rawita-ferani-kartika-1102009229 3/7
4.6. Manifestasi Klinis
1. Stroke Iskemik
Bergantung pada neuroanatomi dan vaskularisasinya. Gejala klinis dan defisit neurologik
yang ditemukan berguna untuk menilai lokasi iskemi.a. Gangguan peredarah darah arteri serebri anterior menyebabkan hemiparesis dan
hemihipestasi kontralateral yang terutama melibatkan tungkai
b. Gangguan peredaran darah arteri serebri media menyebabkan hemiparesis dan
hemihipestasi kontralateral yang terutama mengenai lengan disertai gangguan fungsi
luhur berupa afasia (bila mengenai area otak dominan) atau hemispatial neglect (bila
mengenai area otak nondominan)
c. Gangguan peredaran darah arteri serebri posterior menimbulkan hemianopsi homonim
atau kuadrantanopsi kontralateral tanpa disertai gangguan motorik maupun sensorik.
Gangguan daya ingat terjadi bila terjadi infark pada lobus temporalis medial. Aleksia
tanpa agrafia timbul bila infark terjadi pada korteks visual dominan dan splenium
korpus kalosum. Agnosia dan prosopagnosia (ketidakmampuan mengenali wajah)timbul akibat infark pada korteks tempoooksipoitalis inferior.
d. Gangguan peredaran darah batang otak menyebabkan gangguan saraf kranial seperti
disartri, diplopoi dan vertigo, gangguan serebelar, seperti ataksia atau hilang
keseimbangan, atau penurunan kesadaran.
e. Infark lakunar merupakan infark kecil dengan klinis gangguan murni motorik artau
sensorik tanpa disertai gangguan fungsi luhur.
2. Stroke Hemoragik
Tabel 1. Evaluasi Klinis Stroke Hemoragik (Dewanto G, dkk. 2009)
5/11/2018 Sk 2 R.a.wita Ferani Kartika 1102009229 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/sk-2-rawita-ferani-kartika-1102009229 4/7
4.7. Diagnosis
1. Stroke Iskemik
1. Skor stroke
• National Institutes of Health Stroke Scale (NIHSS). NIHSS tidak hanyamenilai derajat defisit neurologis, tetapi juga memfasilitasi komunikasi antara
pasien dan tenaga medis, mengidentifikasi kemungkinan sumbatan pembuluh
darah, menentukan prognosis awal dan komplikasi serta menentukan intervensi
yang diperlukan. Skor NIHSS <20 mengindikasikan stroke dalam tingkat ringan
sampai sedang. Skor NIHSS ≥20 mengindikasikan stroke dalam tingkat yang
parah (Adams, dkk., 2007).
5/11/2018 Sk 2 R.a.wita Ferani Kartika 1102009229 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/sk-2-rawita-ferani-kartika-1102009229 5/7
Tabel 2. National Institute of Health Stroke Scale (Adams, dkk.. 2007)
Fischer, dkk. (2005) menemukan hubungan antara skor NIHSS dengan adanya
sumbatan pembuluh darah sekaligus menentukan lokasi penyumbatannya. Skor
NIHSS ≥ 10 mengindikasikan adanya sumbatan pembuluh darah terutama di arteri
karotis dan arteri vertebrobasilaris. Skor NIHSS ≥ 12 mengindikasikan adanya
sumbatan pembuluh darah sentral. Semakin kecil skor NIHSS makan semakin ke
perifer sumbatan pembuluh darah yang terjadi.
• Skor Stroke Siriraj
Tabel 3. Skor Stroke Siriraj (Dewanto G, dkk. 2009)
5/11/2018 Sk 2 R.a.wita Ferani Kartika 1102009229 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/sk-2-rawita-ferani-kartika-1102009229 6/7
• Skor stroke Gadjah Mada
Tabel 4. Skor Stroke Gadjah Mada (Dewanto G, dkk. 2009)
2. Laboratorium darah
• hemoglobin, hematokriot, eritrosit, leukosit, hitung jenis, trombosit, LED
• PT dan aPTT, agregasi trombosit, fibrinogen
• Gula Darah• Profil lipid dan kolesterol, asam urat
3. EKG dan ekokardiografi, mencari pencetus stroke akibat fungsi jantung
4. Pungsi lumbal (sesuai indikasi)
5. Foto toraks
6. CT scan/ MRI kepala
7. MRA, OTAK
2. Stroke Hemoragik
Anamnesis, pemeriksaan klinis, pemeriksaan laboratorium, dan pencintraan dapat
melengkapi evaluasi yang diperlukan.
Pemeriksaan penunjang
CT scan otak merupakan alat diagnostik utama pada stroke hemoragik.(Dewanto G, dkk. 2009)
Gambar. Perbedaan gambaran CT Scan Stroke (sumber: http://emedicine.medscape.com/)
Diagnosis Banding
Diagnosis banding antara stroke iskemik dan stroke hemoragik yaitu pada stroke iskemik ada
nyeri kepala ringan, gangguan kesadaran ringan atau tidak ada, dan defisit neurologis atau
kelumpuhan berat. Sedangkan pada stroke hemoragik ada nyeri kepala yang berat, gangguan
5/11/2018 Sk 2 R.a.wita Ferani Kartika 1102009229 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/sk-2-rawita-ferani-kartika-1102009229 7/7
kesadaran sedang sampai berat, dan defisit neurologis ada yang ringan dan ada yang berat
(Junaidi, 2006)
Tapi jika lebih spesifik lagi, diagnosa banding penyebab stroke non hemoragik, yaitu
thrombosis dan emboli menurut Chusid (1993) yaitu onset yang relatif lambat menyokong
diagnosa thrombosis. Sedang endocarditis infeksiosa, fibrilasi atrium dan infark myocard
menyokong diagnosa emboli.Ada beberapa penyakit yang memiliki tanda dan gejala yang menyerupai penyakit stroke,
misalnya trauma kepala, tumor intracranial (massa, hematoma, edema), meningitis atau
virus. Untuk menegakkan diagnosis tersebut diperlukan pemeriksaan yang lebih spesifik
misalnya : Computerized Tomography Sanning (CT Scan), Magnetic Resonance Imaging
(MRI), Possitron Emesion Tomograph Scanning (PET Scan), dan pemeriksaan penunjang
laboratorium (Chussid, 1993).
DAFTAR PUSTAKAAdams, H.P., et al., 2007. Guidelines for Early Management of Adults with Ischemic stroke.
Circulation, 115: e478-e534.Caplan L.R. 2000. Caplan’s Stroke : A Cliniacl Approach 3rd ed Boston : Butterworth-Heinemann
Chusid, JG 1993. Neuroanatomi Korelatif Dan Neurologi Fungsional, cetakan ke empat,
Gajah Mada University Press, YogyakartaDewanto G, dkk. 2009. Panduan Praktis Diagnosis & Tatalaksana Penyakit Saraf. Jakarta: EGC
Fischer, U., et. al., 2005. NIHSS Score and Arteriographic Findings in Acute Ischemic Stroke.
Stroke, 36: 2121-2125.
Junaidi, Iskandar, 2006; Stroke A-Z, PT Buana Ilmu Popular, Jakarta
Setyopranoto, Ismail. 2011. Stroke: Gejala dan Penatalaksanaan. CDK 185/Vol. 38 no.4/Mei-Juni
2011
Sherki,Y.G., Rosenbaum.Z., Melamed,E., Offen,D. 2002. Antioxidant Therapy in Acute Central
Nervous System Injury: Current State. Pharmacol Rev. 54:271-284.Sjahrir, H. 2003. Stroke Iskemik. Yandira Agung. Medan