00.40.0073 Rina Kartika Dewi

143
HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DAN KONSEP DIRI DENGAN KECEMASAN IVIENGTIADAPI UJIAN SKRIPSI PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNTVERSITAS KATOLTK SL'EGIJAPRANATA SEMARANG SKRIPSI Oleh : RINA KARTIKA DEWI 00.40.0073 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG 2AA7

Transcript of 00.40.0073 Rina Kartika Dewi

  • HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DAN KONSEP DIRI

    DENGAN KECEMASAN IVIENGTIADAPI UJIAN SKRIPSI

    PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI

    UNTVERSITAS KATOLTK SL'EGIJAPRANATASEMARANG

    SKRIPSI

    Oleh :

    RINA KARTIKA DEWI00.40.0073

    FAKULTAS PSIKOLOGIUNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA

    SEMARANG2AA7

  • HUBUNGAN KECBRDASAN EMOSIONAL DAN KONSEP DIRIDBNGAN KECEMASAN MENGHADAPI UJIAN SKRIPSI

    PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGIUNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA

    SEMARANG

    SKRIPSI

    Diajukan Kepada Fakultas Psikologi[Jnivers itas Kato I ik S oe gij ap r anata S emarangUntuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Guna

    Memperoleh Deraj at Sarj ana Psikologi

    RINA KARTIKA DEWI00.40.0073

    FAKULTAS PSIKOLOGIUNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA

    SEMARANG2007

    I

    I

  • PERSEMBAHAN

    Thuryu geUerlrsns tnr huperrembsbhun bugt orung' orsilg p&ng

    ssngst shu ctntni : untult lFsps, frlsms, Susmi lsn lnshhtt

    peng gelelu memberthsn gemsngst [an trorongsn untuh Uspst

    menyeleguihun tugu$ penuligsn thripsi ini.

    i l l

  • MOTTO

    "flLLuU shsn meninggihsn orttilg - oreng peilg bertmsn Ui

    siltersmu lsn or$ng - orsng pflng Diberi ttmu pengetsllusn

    beberspa lerujut"

    ( @.S. u[ fr[uiuslilsb : 1l)

    "$ebsrh - bsihnps tlmu sDstub psng bermsnfu&t"

    ( gl Thalist)

    iv

  • UCAPAN TERIMAKASTH

    B ismi I lahh irohman irrohh i m

    Alhamdulillah. segala puji bagi Allah yang telah melimpahkan rahmat

    dan karuni-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulis

    menyadari bahwa skripsi ini tidak akan terselesaikan tanpa adanya bantuan

    dan bimbingan dari berbagai pihak sehingga kesulitan - kesulitan dapat di

    atasi.

    Pada kesempatan ini penulis menyampaikan penghargaan dan rasa

    terimakasih kepada :

    1. Bapak Drs. M. Suharsono. MSi., selaku Dekan Fakultas Psikologi

    Universitas Katolik Soegi iapranata

    Ibu Dra. Supanni. MSi.. selaku dosen pernbingbing yang tclah

    meluangkan waktu untuk memberi bimbingan dengan kesabaran dan

    ketelitian dari awal hingga terlaksananya penyusunan skripsi ini.

    Ibu Dra. Lucia Hernawati. MSi." selaku dosen wali vans te lah

    mendampingi penulis selama menimba ilmu di Fakultas Psikologi

    Seluruh dosen Fakultas Psikologi tlniversitas Katolik Soegiiapranata

    yang telah membimbing penulis selama menuntut i lmu.

    Kedua orang tuaku yang senantiasa memberikan kasih sayangnya.

    mendoakan dan mendorong penulis setiap waktu. Segala ).ang

    diberikan tak mungkin dapat terbalaskan.

    2.

    3 .

    4.

    5 .

  • 6. Suamiku tercinta yang selalu mendampingi dan memberikan dorongan

    hingga terselesaikannya skripsi ini.

    7 . Anakku tersayang terima kasih telah menjadi motivator dan

    memberikan kekuatan bagi mama untuk dapat menyelesaikan skripsi

    in i .

    8. Kakak dan adek - adekku terima kasih atas bantuan doanv-a.

    Akhir kata penulis sampaikan terima kasih yang sebesar - besarnf it

    kepada semua pihak yang telah membantu dan mendukung

    penyusunan skripsi ini. Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan

    rakhmat dan inayah - Nya kepada kita semua.

    Semarang. Mei 2007

    Penul is

    V I

  • DAFTAR ISI

    Halaman

    F{ALAMAN JIJDUL

    HALAMAN PENGESAHAN.

    FIALAMAN PtrRStrMBAFlAN. . .

    HALAMAN MOTTO.

    UCAPAN TERIMAKASIH...

    DAFTAR ISI

    DAFTAR TABEL... .

    DAFTAR LAMPIRAN

    BAB I. PtrNDAHULUAN.

    A. Latar Belakans Masalah..... I

    B. Tuiuan Penelitian.... 8

    C. Manfaat Penelitian...... 8

    a. Manfbat Teorit is.... 9

    b. Manfaat Praktis 9

    BAB II. TINJAI.JAN PTJSTAKA..... 10

    A. Kecemasan Menghadapi Ujian Skripsi. l0

    1. Pengertian Kecemasan Menghadapi lJjian Skripsi 10

    2. Faktor-f-aktor Yang Mempengaruhi Kecemasan

    Menghadapi lJiian Skripsi 13

    l l l

    lv

    v l l

    xi

    x i i

    v i i

  • 3. Macam-macam Kecemasan..

    4. Gejala-gejala Kecemasan. .

    B. Kecerdasan Emosional... .

    l. Pengertian Kecerdasan Emosional. 19

    2. Aspek-Aspek Kecerdasan Emosional 20

    Konsep Diri. 23

    1. Pengertian Konsep Diri. 23

    2. Aspek-Aspek Konsep Diri. 24

    Hubungan Antara Kecerdasan Emosional dan Konsep Diri

    Dengan Kecemasan Menghadapi Ujian skripsi... 25

    E. Hubungan Antara Kecerdasan Emosional Dengan

    Kecemasan Menghadapi Uiian Skripsi. 27

    Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Kecemasan... 3l

    Hipotesis. . . . . . 34

    METODOLOGI PENELITIAN. 36

    Metode Penelitian yang Digunaka............ 36

    Identif-rkasi Variabel Penelitian. 36

    Def-rnisi Operasional Variabel Penelitian........... 36

    l. Kecemasan dalam Menghadapi ujian Skripsi. 37

    2. Kecerdasan Emosional.... 37

    3. Konsep Diri.... 38

    t4

    t7

    t9

    C.

    D.

    F.

    G.

    BAB I I I .

    A.

    B .

    C.

    v i i i

  • D. Subjek Penelitian.... 39

    E,. Metode Pensambilan Data. 39

    1. Alat Pengumpulan Data. 39

    2. Skala Kecemasan dalam Menghadapi Ujian Skripsi........ 40

    3. Skala Kecerdasan Emosional. 4l

    4. Skala Konsep Diri....... 42

    F. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur. 43

    1. Val id i tas. . . . . . . . . 44

    2. Reliabil i tas. 45

    G. Metode Analisi Data.. 46

    BAB IV. PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN. 47

    A. Orientasi Kancah Penelitian..... 47

    B. Persiapan Penelitian. 49

    l. Penyusunan Alat Ukur. 49

    2. Perijinan Penelitian... 53

    C. Pelaksanaan Penelit ian.......... 54

    D. Uji Validitas dan Re1iabilitas......... 55

    1. Skala Kecemasan Menghadapi t-Jjian Skripsi. 56

    2. Skala Kecerdasan Emosiaonal. 56

    3. Skala Konsep Diri....... 57

    BAB V. Hasi l Penel i t ian.. . . . 59

    ix

    I

  • A. Hasil Penelitian

    1. t l . i i Asumsi.

    2. Uji Hipotesis.. . . . . 60

    B. Pembahasan.. 6l

    BAB VI. PENUTTJP. 69

    A. Kesimpulan.... 69

    B. Saran 7 0

    DAFTAR PIJSTAKA. 7I

    LAMPIRAN.. 75

    59

    59

  • DAFTAR TABEL

    Halaman

    Tabel I : Rancangan Skala Kecemasan Menghadapi Ujian Skripsi...... 4l

    Tabel 2 : Rancansan Skala Kecerdasan Emosional. 42

    Tabel 3 : Rancangan Skala Konsep Diri.. 43

    Tabel 4 : Sebaran Item Skala Kecemasan Menghadapi Ujian Skripsi.. 5l

    Tabel 5 : Sebaran Item Skala Kecerdasan Emosional.. 52

    Tabel 6 : Sebaran ltem Skala Konsep Diri....... 53

    Tabel l: Sebaran ltem Valid dan Gugur Skala Kecemasan

    Menghadapi Ujian Skripsi. 56

    Tabel 8: Sebaran Item Valid dan Gugur Skala Kecerdasan

    Emosional. . . . 57

    Tabel 9: Sebaran Item Valid dan Gugur Skala Konsep

    Dir i . . 59

    XI

  • DAFTAR LAMPIRAN

    Halaman

    I-AMPrRAN.......... 15

    LAMPIMN A. SKALA PENELITIAN. 76

    4-1 Skal4 Kecemasan, Skala Kecerdasan Emosional, Skala Konsep

    Dir i . . 77

    A-2 Pernyataan Responden........... 82

    LAMPIRAN B. DATA IJJI COBA.. . . 83

    B-1 Skala Kecemasan. 84

    B-2 Skala Kecerdasan Emosional. . . . 87

    B-3 Skala Konsep Diri. 90

    LAMPIRAN C IJJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS 93

    C-l Skala Kecemasan...... 94

    C-2 Skala Kecerdasan Emosional. . . . 97

    C-3 Skala Konsep Diri 100

    LAMPIRAN D. DATA PENELITIAN.. I 03

    D-l Skala Kecemasan...... 104

    D-2 Skala Kecerdasan Emosional.... 107

    D-3 Skala Konsep Diri. I 10

    LAMPIRAN E. TJJI ASUMSI 1 13

    E-l UjiNormalitas.. l l4

    x l l

  • F,-2 Uji Linieritas... . 1 19

    LAMPIRAN F. HASIL UJI HIPOTESIS 123

    LAMPIRAN G. DATA TOTAL 126

    LAMPIRAN H. SURAT IJIN PENELITIAN r28

    LAMPIRAN I. SURAT BUKTI PENELITIAN r30

    x l l l

  • BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Negara Indonesia termasuk Negara yang besar karena

    mempunyai lebih dari dua ratus juta penduduk dan lebih dari tuiuh

    belas ribu pulau serta kekayaan alam yang melimpah. Kekayaan alam

    yang melimpah saat ini ternyata belum dapat membuat rakyat Indonesia

    menjadi sejahtera. Dalam mewujudkan masyarakat yang sejahtera

    diperlukan adanya sumber daya manusia yang berkualitas. Salah satu

    usaha yang dilakukan agar meniadi manusia berkualitas dalam bidang

    pendidikan adalah dengan memperoleh gelar sarjana, yaitu masuk

    perguruan tinggi yang ada. Suatu Negara dapat dikatakan sebagai

    Negara maJu apabila Negara itu berhasil dalam sektor pendidikan maka

    akan menghasilkan ahli- ahli intelektual yang akhirnya dapat

    menyumbangkan ilmu pengetahuannya untuk mewujudkan Negara yang

    ma.iu.

    Perguruan tinggi adalah salah satu lembaga formal yang memiliki

    tugas untuk membantu anak didiknya dalam cara mengembangkan diri

    secara optimal. Dalam proses belajar menga-jar diperguruan tinggi. pada

    umumnya seorang dosen tidak hanya memberikan teori- teori qqia

    kepada mahasiswa, namun seringkali dosen juga memberikan tugas-

  • tugas kepada mahasiswa, antara lain melakukan praktikum beserta

    membuat laporan praktikum, membuat paper untuk presentasi, serta

    membuat tugas- tugas lain yang harus ditempuh mahasiswa. Setiap

    mahasiswa yang akan mengakhiri masa studinya diperguruan tinggi

    pada umumnya diwajibkan untuk membuat karya ilmiah yang disebut

    skripsi.

    Skripsi adalah suatu karya pengetahuan ( science), bukan sekedar

    "ilmu" atau "pengetahuar". Oleh karena itu kebenaran ilmiahnya harus

    dapat diuji, bukan karya yang sifatnya spekulatif', dan harus memenuhi

    persyaratan ilmiah ( Hadikusuma, 1995, h.6). Karya ilmiah tersebut

    merupakan salah satu syarat untuk menempuh ujian sarjana dihadapan

    suatu majelis penguji yang dibentuk oleh pimpinan perguruan tinggi

    yang bersangkutan.

    Mahasiswa dalam menyelesaikan tugas akhir berupa skripsi harus

    memiliki totalitas yang tinggi, baik dengan melakukan penelitian lewat

    pengamatan, wawancara, pengumpulan pendapat, maupun lewat

    penelusuran pustaka. Oleh sebab itu, tidak mengherankan bila banyak

    mahasiswa yang mengatakan bahwa skripsi adalah beban yang sangat

    berat.Hal ini dikarenakan banyaknya aktivitas yang berkaitan dengan

    penyusunan skripsi merupakan suatu hal yang kompleks, mulai dari

    mensari dosen pendamping, mencari tema dan menguraikan latar

    belakang masalah pada BAB I, mencari referensi yang menunjang

  • 3penelitian pada BAB II. merancang metode penelitian pada BAt] III.

    persiapan dan pelaksanaan penelit ian pada BAB IV. hasil dan

    pembahasan pada BAB V, dan berikutnya kesirnpulan dan saran pada

    BAB VI ( Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Psikologi Universitas

    Katolik Soegif apranata Semarang. 2000. h.6).

    Ketika skripsi telah selesai, mahasisw-a harus menghadapi uiian

    skripsi untuk mempertanggung -iawabkan hasil penelitian )'ang telah

    dilakukannya dihadapan dewan penguji. Dalam ujian itulah nasib

    mahasisr,va mahasiswa ditentukan lulus atau tidaknva.

    'l.J-iian skripsi bagi mahasiswa merupakan peristiu'a )'ang

    menimbulkan kecemasan. karena dalam uiian skripsi ia harus mampll

    mempeftahankan dan memperlanggung jar,vabkan apa yang ia tulis sefta

    mampu meniar,vab pertan)'aan yang berkaitan dengan penelitian yang

    dilakukan dihadapan dewan penguji secara ilmiah dan mendalam.

    Kecemasan digambarkan sebagai ketakutan, keadaan yang tidak

    menentu. bingung. hidup penuh tekanan dan ketidakpastian ( Priest.

    1994. h.10-1 1). Atau pendapat lain ( Maramis. 1994) mengemukakan

    kecemasan adalah suatu ketegangan, rasa tidak aman, kekhawatiran

    )'ang timbul karena dirasakan akan mengalami ke-jadian ),ang tidak

    menyenangkan.

    Dalam hal ini penelitian yang dilakukan Aswagati pada tahun

    2001. l0 orang dari 40 mahasisrva Fakultas Psikologi lJnir,,ersitas

  • 4Katolik Soegujapranata menunjukkan kecemasan karena mereka

    dibebani oleh bayangan suasana diruang ujian, seperti pertanyaan apa

    yang akan diberikan oleh dosen, dan apa yang akan terjadi jika dirinya

    tidak dapat menjawab pertanyan yang diajukan, dimana hal ini

    menentukan lulus tidaknva mahasiswa tersebut.

    l)ari hasil wawancara peneliti dengan beberapa mahasiswa

    Fakultas Psikologi yang akan menempuh ujian skripsi, mereka

    mengatakan bahwa kecemasan yang mereka alami karena mereka takut

    tidak dapat menjawab dengan baik pertanyaan para dosen penguji yang

    dapat mengakibatkan mereka tidak lulus dalam ujian skripsi tersebut.

    Hal ini mengakibatkan mereka merasa khawatir, sulit berkonsentrasi,

    mudah marah, mudah tersinggung, kehilangan rasa percaya diri, tidak

    dapat tidur nyenyak, mengalami gangguan pencernaan, jantung berdebar

    dan pusing. Dengan berbagai gejala kecemasan yang dialami tersebut

    membuat mahasiswa menjadi kurang berkonsentrasi terhadap ujian yang

    dihadapi sehingga hal ini dapat mengakibatkan mahasiswa menjadi

    kurang optimal dalam ujian skripsinya seperti tidak dapat meniawab

    dengan baik pertanyaan dari dosen penguji, bahkan sampai ada yang

    menangis diruang ujian karena kecemasan yang terlalu berlebihan.

    Kecemasan menghadapi ujian skripsi tergolong dalam dalarn state

    araieQ karena reaksi emosi yang muncul dirasakan pada situasi tertentu.

  • 5dimana reaksi emosi hanya muncul pada saat akan menempuh ujian

    skripsi.

    Menurut Goleman (1997, h.l 17) ironi kecemasan saat uiian

    adalah bahwa kekhawatiran untuk bisa menempuh ujian dengan baik

    yang idealnya dapat memotivasi mahasiswa mempersiapkan diri dengan

    belajar lebih keras sehingga sukses menghadapi ujian. Tetapi bagi orang- orang yang terlampau cemas ketakutan menielang ujian mengganggu

    kejernihan pikiran dan daya ingat untuk belajar dengan efektit sehingga

    hal tersebut mengganggu kejernihan mental yang amat penting untuk

    dapat mengatasi ujian. Oleh karena itu diperlukan adanya kecerdasan

    emosional. Karena dengan adanya kecerdasan emosional seseorang

    lebih dapat mengelola emosi agar dapat berpikir jernih serta dapat

    memotivasi diri sendiri.

    Kecerdasan emosional adalah kemampuan mengatur perasaan

    dengan baik, mampu memotivasi diri sendiri, berempati ketika

    menghadapi gejolak emosi diri maupun dengan orang lain ( Shapiro,

    1999, h.9). Artinya jika seseorang merasa cemas dalam menghadapi

    ujian skripsi sebaiknya mampu mengatur emosinya sehingga muncul

    adanya keseimbangan dan harmoni antara kecakapan intelektual dan

    kecakapan emosionalnya. Selain itu seseorang juga dapat mengontrol

    emosi, mengelola dan mengekspresikan emosi secara wajar. sehingga

  • 6dapat menenangkan diri, dari kecemasan agar tercipta hubungan yang

    baik dengan diri sendiri maupun orang lain.

    Sedangkan Patton (1998,, h.l) berpendapat bahwa melalui

    kecerdasan emosional seseorang dibekali kompetensi- kompetensi untuk

    menghadapi kemalangan dan mempertahankan semangat hidup. Adanya

    peran kecerdasan emosional ketika seseorang akan menghadapi ujian

    skripsi mampu memotivasi dirinya, bahwa ujian skripsi bukan sesuatu

    yang menakutkan, tetapi merupakan awal menuju keberhasilan karena

    dengan ujian skripsi maka seorang mahasiswa telah berhasil

    menyelesaikan studinya diperguruan tinggi. Oleh karena itu" bagi

    mahasiswa yang akan menghadapi ujian skripsi diharapkan memiliki

    kecerdasan ernosional yang baik sehingga kecemasan yang dirasakan

    akan sedikit berkurang.

    Faktor lain yang mempengaruhi timbulnya kecernasan dalarn diri

    individu menurut Thallis ( 1992, h.197) adalah persepsi. Konsep diri

    adalah persepsi seseorang terhadap dirinya sendiri, baik karena fisik,

    psikis, sosial, maupun moral ( Hardy & Heyes, 1998, h.195). Cawagas (

    dalam Pudjiyogyanti, 1998, h.2) mengatakan bahwa konsep diri

    mencakup seluruh pandangan individu akan dimensi fisik, karakteristik.

    kepribadian, motivasi, kelemahan, kepandaian, kegagalan, dan lain

    sebagainya. Individu harus mampu mengenal dirinya., merniliki

    keyakinan tentang diri sendiri serta mengenal kelemahan yang

  • 7dimilikinya sehingga dapat menggali potensi yang dimiliki. Seseorang

    dengan konsep diri positif akan terlihat lebih percaya diri dan selalu

    bersikap positif terhadap segala sesuatu. Orang dengan konsep diri

    positif akan mampu menghargai dirinya sendiri, melihat hal- hal yang

    positif yang dapat dilakukan demi keberhasilan dimasa yang akan

    datang. Sebaliknya orang dengan konsep diri negatif cenderung bersikap

    pesimistik terhadap kehidupan dan kesempatan yang dihadapi. Ia tidak

    melihat tantangan sebagai kesempatan, nalnun lebih sebagai halangan"

    dan mudah rnenyerah sebelum berperang.

    Dari informasi yang diperoleh peneliti dari beberapa mahasisrva

    Fakultas Psikologi Universitas Katolik Soegijapranata Semarang yang

    akan rnenghadapi ujian skripsi, tidak selalu mereka yang memiliki

    konsep diri yang positif lebih tenang menghadapi uiian skripsi

    dibandingkan mahasiswa yang mamiliki konsep diri negatif. Mahasiswa

    yang memiliki konsep diri positif merasa bahwa dirinya selama ini

    mampu memperolah nilai yang baik pada setiap mata kuliah. Hal inilah

    yang membuat mereka cemas dalam menghadapi ujian skripsi karena

    merupakan suatu beban bagi mereka apabila tidak berhasil dalam uj ian

    tersebut, atau tidak berhasil mencapai target nilai yang mereka inginkan.

    Sebaliknya mahasiswa yang memiliki konsep diri negatit yang selalu

    memandang dirinya lemah, lebih tenang menghadapi ujian skripsi

    karena mereka cenderung pasrah menerima apapun yang akan terjadi

  • 8pada mereka, dan bagi mereka yang penting mereka telah berusaha

    sebaik mungkin.

    Berdasarkan uraian diatas menimbulkan pertanyaan- pertanyaan

    bagi peneliti " Apakah ada hubungan antara kecerdasan emosional dan

    konsep diri dengan kecemasan menghadapi ujian skripsi?" Oleh karena

    itu peneliti tertarik melakukan penelitian dengan topik " Hubungan

    Kecerdasan Emosional dan Konsep Diri dengan Kecemasan

    Menghadapi Ujian skripsi pada Mahasiswa fakultas Psikologi

    lJniversitas Katolik Soegijapranata Semarang"

    B. Tujuan Penelitian

    Penelitian ini bertujuan untuk mencari data empiris tentang Hubungan

    antara Kecerdasan Emosional dan Konsep Diri dengan Kecemasan

    menghadapi ujian skripsi pada mahasiswa Fakultas Psikologi lJniversitas

    Katolik Soegijapranata Semarang.

    C. Manfaat Penelitian

    Adapun manfhat yang diharapkan diperoleh dari penelitian ini adalah

    sebaqai berikut:

  • l. Manfaat Toritis

    Penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan kepada

    perkembangan psikologi, khususnya psikologi pendidikan dan

    perkembangan.

    2. Manfaat Praktis

    Diharapkan penelitian ini menjadi masukan untuk mengatasi kecemasan

    bagi para mahasisrva dalam menghadapi ujian skripsi, berdasarkan

    kecerdasan emosional dan konsep diri.

  • BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. Kecemasan Menghadapi Ujian Skripsi

    1. Pengertian Kecemasan Menghadapi Ujian Skripsi

    Gunarsa dan Gunarsa ( 1995 , h.27) mengatakan bahwa kecemasan adalah

    rasa khawatir, takut, yang tidak jelas sebabnya, Pengaruh kecemasan terhadap

    tercapainya kedewasaan merupakan masalah penting dalam perkembangan

    kepribadian. Kecemasan merupakan kekuatan besar dalam menggerakkan tingkah

    laku individu. Hampir setiap orang mengalami keraguan dan ketidakpastian dalam

    menghadapi masa kini yang kompleks.

    Daradjat ( dalam Hartanti dan Dwijanti, 1997. hal.150) menjelaskan bahwa

    kecemasan merupakan menifestasi dari berbagai proses emosi yang bercampur

    aduk yang terjadi ketika seseorang mengalami tekanan perasaan atau fiustrasi dan

    pertentangan batin atau konflik. Hal senada disampaikan pula oleh Jersild (1979,

    hal.276) bahwa kecemasan terjadi pada saat orang mengalami pertentangan

    dengan dirinya sendiri. Ollendick ( dalam de Clerq, 1994, hal.48) menambahkan

    bahwa kecemasan secara tradisional diartikan sebagai keadaan emosi yang

    menentang atau tidak menyenangkan yang meliputi interpretasi subyektif dan

    t0

  • il

    arousal atau rangsangan fisiologis ( reaksi badan secara fisiologis. misalnya

    bernafas lebih cepat, jantung berdebar, berkeringat).

    Johnston ( dalam Hartanti dan Dwijanti, 1997 , hal.1 50) mengartikan

    kecemasan sebagai suatu pengalaman emosional yang dirasakan individu sebagai

    sesuatu yang tidak menyenangkan, tidak jelas apa yang menyebabkan timbul

    karena ada ancaman yang datang dari luar maupun dari dalam tubuh yang

    berlangsung secara terus- menerus, jugu karena frustrasi, ketidakpastian, rasa tidak

    aman dan permusuhan.

    Mahasiswa dalam Kamus Besar Bahasa lndonesia ( t 990' hal.549)

    didefinisikan sebagai orang yang belajar di perguruan tinggi. Mereka memiliki

    tugas utama yakni belajar. Setiap hari mereka harus berangkat kekampus untuk

    mengikuti perkuliahan. Mahasiswa minimal akan menempuh masa studi selama 4

    tahun dan akan melewati fase akhir studinya penyusunan skripsi. Skripsi adalah

    sebuah karya ilmiah yang disusun oleh seorang mahasiswa program sarjana (

    program strata satu) dari hasil penelitiannya atas dasar analisis data primer dan

    atau analisis data sekunder ( Djarwanto. 1987 . h.l ). Setelah skripsi selesai maka

    mahasiswa akan menempuh ujian skripsi. Rahe dan Holmes (1967, dalam

    Goffest-eld, 1979, h.331) mengatakan bahwa masa awal dan akhir sekolah dapat

    menjadi suatu kejadian dalam kehidupan yang menjadi sumber stress yang dapat

    mengaktifkan kecemasan dalam diri seseorang. Masa ujian skripsi adalah masa

  • t2

    penentuan kelulusan bagi seorang mahasiswa. Jadi tidak mengherankan jika saat-

    saat terakhir ini menimbulkan tekanan- tekanan dalam diri mahasiswa.

    Mahasiswa menghadapi suatu ketidakpastian dalam fase terakhir ini. Hal ini

    terjadi karena ada perasaan takut gagal atau tidak dapat mempertahankan

    skripsinya dihadapan dosen penguji skripsi. Belum lagi ada adanya pendapat

    bahwa ujian skripsi merupakan (' ladang pembantaian" sehingga menambah

    tekanan- tekanan dan ketegangan yang dihadapi menjelang ujian skripsi-

    Ketegangan- ketegangan yang dialami akan diberi makna subyektif oleh

    mahasiswa sehingga menimbulkan rasa cemas dalam diri mahasiswa tersebut.

    Berdasarkan uraian diatas dapat didefinisikan kecemasan dalam menghadapi

    ujian skripsi pada mahasiswa adalah suatu keadaan emosi yang tidak

    menyenangkan dan bercampur aduk yang dialami oleh mahasiswa yang akan

    menempuh ujian skripsi, yang berasal dari dalam dirinya maupun dari luar dirinya

    yang terjadi ketika adanya ketidakpastian akan hasil ujian skripsi yang akan

    dijalaninya dan adanya perasaan takut gagal mempertahankan skripsinya

    dihadapan dosen penguji skripsi sehingga menimbulkan ancaman- ancaman dan

    pertentangan- pertentangan dalam dirinya.

  • t3

    2. Faktor -Faktor yang Mempengaruhi Kecemasan dalam Menghadapi Ujian

    Skripsi.

    Faktor - faktor yang mempengaruhi timbulnya kecemasan menurut Thallis (

    1992, h.197) adalah :

    a. Faktor individu, yaitu terdiri dari rasa kurang percaya diri, masa

    depan tanpa tujuan ketidak mampuan kerja, tidak memiliki motivasi,

    dan persepsi.

    b. Faktor lingkungan, yaitu hubungan dengan orang lain. Perasaan

    cemas karena individu merasa tidak dicintai oleh orang lain, tidak

    memiliki kasih sayang, tidak memiliki dukungan.

    Priest ( I 994, hal. I 1 ) mengemukakan bahwa hal yang mempengaruhi

    kecemasan adalah situasi pada diri individu yang dirasakan belum siap untuk

    dihadapi seperti pergaulan, kehamilan, menuju usia tua, kesehatan dan masalah

    pekerjaan yang pada akhirnya menjadi suatu konflik dalam diri individu

    sehingga dapat menimbulkan kecemasan.

    Berdasarkan pendapat dua ahli diatas, dapat tl9pulkan bahwa

    faktor-

    faktor yang mempengaruhi kecemasan adalah faktor individu seperti rasa

    kurang percaya diri, masa depan tanpa tujuan, ketidakmampuan kerja, tidak

    memiliki motivasi, dan persepsi, dan faktor lingkungan seperti individu merasa

    tidak dicintai oleh orang lain, tidak memiliki kasih sayang, dan tidak memiliki

  • t1

    dukungan, masalah kesehatan, masalah pekerjaan dan kepribadian atau situasi

    pada diri individu.

    Didalam penelitian ini variabel bebas yang digunakan adalah kecerdasan

    emosional dan konsep diri. Kecerdasan emosional dan konsep diri terdapat pada

    faktor individu karena seperti diungkapkan oleh Thallis ( 1992 . h. 197) yang

    mempengaruhi timbulnya kecemasan adalah individu tidak memiliki motivasi.

    Sedangkan individu yang memiliki kecerdasan emosional seharusnya memiliki

    kemampuan untuk memotivasi diri sendiri. Konsep diri terdapat pada faktor

    persepsi, karena konsep diri merupakan persepsi seseorang terhadap dirinya

    sendiri, baik secara fisik, psikis, sosial, dan moral.

    3. lVlacam- Macam Kecemasan.

    Menurut Freud ( Suryabrata, 1993, hal.161) ada tiga macam kecemasan

    yaitu:

    a. Kecemasan Realistis.

    Kecemasan realistis adalah ketakutan yang timbul karena adanya suatu

    ancaman atau bahava dari luar.J

    b. Kecemasan Neurotis.

    Kecemasan neurotis yaitu kecemasan dimana insting- insting tidak dapat

    dikendalikan dan menyebabkan orang berbuat sesuatu yang dapat dihukum.

  • l 5

    Kecemasan semacam ini menjadi sifat dari seseorang yang gelisah, yang selalu

    mengira bahwa sesuatu akan terjadi

    c. Kecemasan Moralitas.

    Kecemasan ini bersumber dari lingkungan, aturan, dan norma yang

    ditanam masyarakat serta orang tua atau yang menyertai menyebabkan

    superego menjadi lebih kuat sehingga ego menjadi lemah.

    Sedangkan Bruno (1989, hal.lO) membagi kecemasan menjadi dua macam

    yaitu:

    a. Kecemasan Neurotik Neurotic Anxietv\

    Kecemasan neurotik adalah akibat konflik mental atau emosional. bukan

    akibat keadaan sekitar yang obyektif.

    b. Kecemasan realistik (realistic anxiet.v)

    Mempunyai arti sama dengan perasaan takut. Pada kecemasan realistik

    perasaan bahwa seseorang merasa bahwa dirinya terancam dan mempunyai

    sumber yang jelas.

    Cattel dan Scheler ( De Clerq, 1994,hal49) meenyebutkan bentuk kecemasan

    menjadi:

  • t6

    a. State anxieQ

    State anxietT; adalah reaksi emosi sementara yang timbul pada situasi

    tcrtentu yang dirasakan sebagai suatu ancaman. State anxieQ beragam dalam hal

    intensitas dan waktu.

    b. Trait Anxietv

    Trait Anxiety menunjukkan ciri atau sifat ssseorang yang cukup stabil

    yang mengarahkan seseorang untuk menginterpretasikan suatu keadaan

    sebagai ancaman yang disebut dengan anxiery-' proneness ( kecenderungan atau

    kecemasan). Orang terssbut cenderung untuk merasakan berbagai macam

    keadaan keadaan yang membahayakan atau mengancam dan cenderung untuk

    menanggapi dengan reaksi kecemasan.

    Menurut Kartono (1981, hal. ll7) kecemasan dapat dibagi menjadi dua macam:

    a. Kecemasan Neurotis

    Berkaitan erat dengan mekanisme pertahanan diri yang negatif. F aktor

    penyebabnya adalah adanya perasaan bersalah dan berdosa, serta mengalarni

    konflik- konflik emosional yang serius dan kronis berkesinambungan dan

    ketegangan lain.

    b.Kecemasan Psikotis.

    Kecemasan psikotis dapat terjadi karena adanya faktor- faktor sebagai

    berikut, adanya perasaan bahwa hidupnya terancam dan kacau balau, adanya

    l -

  • t7

    kebingungan yang hebat disebabkan oleh depersonalisasi dan disorganisasi

    psikis.

    Berdasarkan bentuk atau macam kecemasan yang dikemukakan oleh Freud,

    kecemasan menghadapi ujian skripsi tergolong kecemasan realitas karena

    seseorang merasa dirinya terancam mempunyai sumber yang jelas. Sedangkan

    berdasarkan bentuk kecemasan yang dikemukakan Cattel dan Scheler kecemasan

    menghadapi ujian skripsi tergolong dalam state anxiet.v karena dalam state anxiety

    reaksi emosi yang muncul pada situasi tertentu dan dirasakan sebagai ancaman.

    4. Gejala- Gejala Kecemasan

    Menurut Daradjat (1990, hal.29) gejala kecemasan dapatdibagi menjadi dua:

    a. Gejala Psikologis

    Meliputi perasaan takut, perasaan akan tertimpa bahaya atau kecelakan,

    tidak mampu memusatkan perhatian,, tidak berdayao rasa rendah diri, hilangnya

    rasa percaya diri dan tidak tentram.

    b. Gejala Fisiologis.

    Gejala fisiologis meliputi jantung berdebar* debar, meningkatnya denyut

    nadi, tekanan darah, keringat berlebih, nafsu makan hilang, sesak napas. dan

    sebagainya.

  • l 8

    Sedangkan Kartono ( l98l , hal.l 1 7) menyebutkan bahwa kecemasan dapat

    diikuti dengan gejala- gejala Seperti jantung berdebar- debar dan keluarnya

    keringat dingin, gangguan perut dan rasa mual serta muntah- muntah, mulut

    menjadi kering, membesarnya anak mata pupil, perasaan bingung, takut akan

    kegagalan, merasa cemas, serta keadaan emosi yang labil.

    Priest (1994, hal.l3) membagi gejala kecemasan menjadi dua tingkat yaitu:

    a. Tingkat fisiologis.

    Kecemasan ini sudah mempengaruhi atau berwujud pada gejala- gejala

    fisik, terutama pada fungsi syaraf seperti gemetar, keringat yang berlebihan.

    gatal- gatal, selalu ingin buang air kecil tidak seperti biasanya.

    b. Tingkat psikologis

    Dapat berupa rasa khawatir, sulit untuk berkonsentrasi, ketegangan, dan

    sebagainya.

    Dapat disimpulkan bahwa gejala- gejala yang menyertai munculnya kecemasan

    dapat berupa fisik yaitu jantung berdebar- debar, gemetar, gangguan perut, rasa

    mual, dan sebagainya. Sedangkan gejala yang kedua berupa gangguan psikis yaitu

    sulit berkonsentrasi, emosi yang labil, rendah diri, hilangnya rasa percaya diri.

    Dalam penelitian ini dasar alat ukur yang dipergunakan untuk mengetahui

    kecemasan berdasarkan gejala fisik dan psikis.

  • l 9

    B. Kecerdasan Emosional.

    l. Pengertian Kecerdasan Emilsional

    Goleman (1997, hal.45) mengemukakan kecerdasan emosional sebagai

    kemampuan untuk memotivasi diri sendiri dan bertahan menghadapi frustrasi,

    mengendalikan dorongan hati dan tidak melebih lebihkan kesenangan, mengatur

    suasana hati dan menjaga agar beban stress tidak melumpuhkan kemampuan

    berfikir, berempati dan berdoa.

    Sedangkan menurut Shapiro ( 1999' hal.9) kecerdasan emosional adalah

    kemampuan mengatur perasaan dengan baik, mampu memotivasi diri sendiri"

    berempati ketika menghadapi gejolak emosi diri maupun dari orang lain.

    Kecerdasan emosional juga merupakan kemampuan emosional yang dimiliki

    individu yang meliputi kemampuan mengontrol diri (self control), memiliki

    semangat dan ketekunan (zeal and persistence), kemampuan mengatur suasana

    hati (mood) dan kemampuan menunjukkan empati, harapan, dan optimisme.

    Reuven Bar -On (dalam Goleman 2000, hal.580) berpendapat bahwa

    kecerdasan emosional adalah serangkaian kemampuan pribadi, emosi, dan sosial

    yang mempengaruhi kemampuan seseorang untuk berhasil dalam mengatasi

    tuntutan dan tekanan lingkungan.

    Berdasarkan beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa kecerdasan

    emosional adalah kemampuan mengendalikan perasaan dan emosi, mampu

  • 20

    bertahan ketika menghadapi frustrasi, mampu memotivasi diri sendiri, serta dapat

    mengelola emosi dengan baik pada diri sendiri maupun orang lain.

    2. Aspek- Aspek Kecerdasan Emosional

    Salovey dan Mayer (dalam Goleman, 1997, hal.57-59) menyebutkan beberapa

    aspek kecerdasan emosional:

    a. Mengenali emosi diri

    Mengenali emosi diri yaitu kemampuan individu untuk mengenali

    perasaan sesuai dengan apa yang terjadi, mampu memantau perasaan dari

    waktu ke waktu dan selaras terhadap apa yang dirasakan.

    b. Mengelola Emosi

    Mengelola emosi yaitu kemampuan untuk menangani perasaan sehingga

    perasaan dapat diungkap dengan tepat, kemampuan untuk menenangkan diri

    dan melepaskan diri dari kecemasano kemurungan dan kemarahan yang

    menjadi- jadi.

    c. Memolivasi Diri Sendiri

    Memotivasi diri sendiri yaitu kemampuan mengatur emosi sebagai alat

    untuk mencapai tujuan, menunda kepuasan dan meregangkan dorongan hati.

  • 2 l

    d. Mengenali Emosi Orang Lain

    Mengenali emosi orang lain yaitu kemampuan mengetahui perasaan orang

    lain (kesadaran empatik), menyesuaikan diri terhadap apa yang diinginkan

    orang lain.

    e. Membina Hubungan dengan Orang Lain

    membina hubungan dengan orang lain yaitu kemampuan mengelola

    emosi orang lain dan berinteraksi secara mulus dengan orang lain.

    Menurut Reuven Bar-On (dalam Ciarrochi dkk,200l, hal.10-12) aspek- aspek

    kecerdasan emosional yaitu:

    a. Ketrampilan intra pribadi

    Meliputi kemampuan untuk mengaktualisasikan diri, memahami emosi

    diri dan mengungkap perasaan serta gagasan.

    b. Ketrampilan antar Pribadi.

    Ketrampilan antar pribadi yaitu kemampuan berempati dan bertanggung

    jawab.

    c. Adaptabilitas

    Kemampuan untuk mengatasi masalah, kemampuan menguji perasaan diri

    dan mengukur situasi sesaat secara teliti dengan luwes mengubah perasaan dan

    pikiran sehingga dapat memecahkan masalah.

  • ')')

    d. Strategi Pengelolaan Stress.

    Mengendalikan emosi dan kemampuan mengatasi stress.

    e. Suasana hati yang Umum.

    Kemampuan untuk optimis dan mengekspresikan kebahagiaan.

    Aspek- aspek yang diungkapkan para tokoh diatas pada dasarnya sama. Aspek

    mengenali emosi diri dari Salovey dan Meyer sama dengan aspek ketrampilan

    intra pribadi dari Reuven Bar-On. Aspek mengelola emosi dari Salovey dan Meyer

    sama dengan aspek adaptabilitas serta strategi pengelolaan stress dari Reuven Bar-

    On. Aspek memotivasi diri sendiri dari Salovey dan Meyer sama dengan aspek

    faktor- faktor yang terkait dengan motivasi dan suasana hati dari Reuven Rar-On.

    Aspek mengenali emosi orang lain dan membina hubungan dengan orang lain dari

    Salovey dan Meyer sama dengan aspek ketrampilan antar pribadi dari Reuven

    Bar-On.

    Berdasarkan pendapat para tokoh diatas peneliti menggunakan aspek- aspek

    kecerdasan emosional yang dikemukakan oleh Salovey dan Meyer sebagai alat

    ukur karena aspek- aspek kecerdasan emosional yang dikemukakan oleh Salovey

    dan Meyer telah mencakup seluruh aspek yang dikemukakan oleh Reuven Bar-On.

  • 23

    C.Konsep Diri

    l.Pengertian Konsep Diri

    Burns (1982, hal.15) mengatakan bahwa konsep diri merupakan gambaran

    sikap dan keyakinan tentang diri sendiri. Sedangkan Pudjiyogyanti (1988, hal.Z)

    mendefinisikan konsep diri sebagai pandangan dan sikap individu terhadap dirinya

    sendiri.Konsep diri adalah penilaian menyeluruh tentang kepribadian seseorang.

    Konsep diri berasal dari evaluasi subyektif seseorang tentang perilaku sendiri

    ( Bruno, 1989,, hal.32).

    Ditambahkan oleh Cawagas (dalam Pudjiyogyanti, 1988, hal.2) bahwa konsep

    diri mencakup seluruh pandangan individu akan dimensi fisik, karakteristik

    kepribadian,, motivasi, kelemahan, kepandaian, kegagalan, dan sebagainya.

    Hurlock (1990, hal.5S) mengungkapkan definisi tentang konsep diri sebagai

    gambaran yang dimiliki orang tentang dirinya. Konsep diri merupakan gambaran

    dan keyakinan yang dimiliki individu tentang diri sendiri, yang meliputi

    karakteristik fisik, psikologis, sosial maupun emosional serta aspirasi dan prestasi

    yang dimiliki seseorang.

    Berdasarkan pendapat para ahli diatas maka dapat didefinisikan bahwa konsep

    diri adalah keyakinan, pandangan, dan sikap terhadap dirinya sendiri. yang

    meliputi fisik, psikologis, motivasi, kepribadian, sosial, maupun emosional.

  • 24

    2.Aspek- Aspek Konsep Diri.

    Pudjiyogyanti (1988, hal.Z') membagi konsep diri menjadi dua aspek:a. Aspek kognitif

    aspek kognitif merupakan pengetahuan, cara pandang dan penilaian

    individu tentang dirinya sendiri.

    b. Aspek afektif

    Aspek afektif merupakan penilaian individu terhadap diri. Penilaian

    tersebut akan membentuk penerimaan terhadap diri sendiri ( self acceptance),serta harga diri (self esteem) individu.

    Berzonsky (1981 ,ha1.375) mengemukakan beberapa aspek konsep diri yaitu:a. Aspek fisik

    Penilaian individu terhadap segala sesuatu yang dimilikinya, serta bersifat

    fisik.

    b. Aspek psikis.

    Meliputi pemikiran, perasaan, dan sikap individu terhadap dirinya.

    c. Aspek sosial

    Bagaimana peranan sosial yang diperankan oleh individu dan penilaian

    individu terhadap perannya tersebut.

  • 25

    d. Aspek moral

    Meliputi nilai- nilai dan prinsip yang memberikan arti dan arah dalam

    kehidupan.

    Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa konsep diri terdiri dari

    beberapa aspek yaitu aspek fisik, aspek psikis, aspek sosial, dan aspek moral.

    D. Hubungan antara Kecerdasan Emosional dan Konsep Diri dengan

    Kecemasan Menghadapi Ujian Skripsi

    Masa ujian skripsi adalah masa penentuan kelulusan bagi seorang

    mahasiswa. Jadi tidak mengherankan jika saat - saat terakhir ini menimbulkan

    tekanan - tekanan dalam diri mahasiswa.Kecemasan saat menghadapi ujian skripsi

    merupakan respon emosional yang tidak dapat dihindari. Oleh karena itu

    diperlukan peranan kecerdasan emosional. Kecerdasan emosional adalah

    kemampuan mengatur perasaan dengan baik, mampu memotivasi diri sendiri,

    berempati ketika menghadapi gejolak emosi diri maupun dengan orang lain (

    Shapiro, 1999, h.9). Artinya jika seseorang merasa cemas dalam menghadapi ujian

    skripsi sebaiknya mampu mengatur emosinya sehingga muncul adanya

    keseimbangan dan harmoni antara kecakapan intelektual dan kecakapan

    emosionalnya. Selain itu seseorang juga dapat mengontrol emosi, mengelola dan

  • 26

    mengekspresikan emosi secara wajar, sehingga dapat menenangkan diri, dari

    kecemasan agar tercipta hubungan yang baik dengan diri sendiri maupun orang

    lain. Adanya peran kecerdasan emosional ketika seseorang akan menghadapi ujian

    skripsi mampu memotivasi dirinya, bahwa ujian skripsi bukan sesuatu yang

    menakutkan, tetapi merupakan awal menuju keberhasilan karena dengan ujian

    skripsi maka seorang mahasiswa telah berhasil menyelesaikan studinya

    diperguruan tinggi. Oleh karena itu, bagi mahasiswa yang akan menghadapi ujian

    skripsi diharapkan memiliki kecerdasan emosional yang baik sehingga kecemasan

    yang dirasakan akan sedikit berkurang.

    Salah satu faktor yang mempengaruhi timbulnya kecemasan dalam diri

    individu menurut Thallis ( 1992, h.197) adalah persepsi. Konsep diri adalah

    persepsi seseorang terhadap dirinya sendiri, baik karena fisik, psikis, sosial,

    maupun moral. ( Hardy & Heyes, 1998, h.I95). Cawagas ( dalam Pudjiyogyanti,

    1988, h.2) mengatakan bahwa konsep diri mencakup seluruh pandangan individu

    akan dimensi fisik, karakteristik, kepribadian, motivasi, kelemahan, kepandaian.

    kegagalan, dan lain sebagainya. Individu harus mampu mengenal dirinya,

    memiliki keyakinan tentang diri sendiri serta mengenal kelemahan yang

    dimilikinya sehingga dapat menggali potensi yang dimiliki.

    Seseorang dengan konsep diri positif akan terlihat lebih percaya diri dan

    selalu bersikap positif terhadap segala sesuatu. Orang dengan konsep diri positif

  • 27

    akan mampu menghargai dirinya sendiri, melihat hal- hal yang positif yang dapat

    dilakukan demi keberhasilan dimasa yang akan datang. Sebaliknya Individu yang

    memiliki konsep diri negatif mengembangkan perasaan tidak mampu dan rendah

    diri. Individu akan merasa ragu dengan kemampuannya sendiri dan kurang

    percaya diri. Oleh karena itu mahasiswa yang akan menghadapi ujian skripsi

    hendaknya memiliki konsep diri positif agar memiliki keyakinan tentang diri

    sendiri bahwa ia pasti bisa melewati ujian skripsi dengan baik,, serta mengenal

    kelemahan yang dimiliki dan dapat menggali potensi yang dimiliki sehingga dapat

    mengurangi kecemasan yang muncul

    E. Hubungan Antara Kecerdasan Emosional dengan Kecemasan

    Menghadapi Ujian skripsi.

    Kecemasan saat menghadapi ujian skripsi merupakan respon emosional yang

    tidak dapat dihindari. Kecemasan yang muncul disebabkan karena adanya

    perasaan takut gagal atau tidak dapat mempertahankan skripsinya dihadapan dosen

    penguji skripsi. Oleh karena itu diperlukan peranan kecerdasan emosional. Patton

    (1998, hal.l) berpendapat bahwa melalui kecerdasan emosional seseorang dibekali

    kompetensi- kompetensi untuk menghadapi kemalangan hidup dan

    mempertahankan semangat hidup. Aspek- aspek kecerdasan emosional yang

    meliputi mengenali emosi diri, mengelola emosi, memotivasi diri sendiri,

  • 28

    mengenali emosi orang lain, dan membina hubungan dengan orang lain dapat

    membantu seseorang untuk mengatasi kecemasan.

    Dengan mengenali emosi diri seseorang memiliki kesadaran diri untuk

    mengenali perasaan- perasaan dalam dirinya, sehingga ia dapat memantau

    perasaannya dari waktu ke waktu. Mahasiswa yang akan menempuh ujian skripsi

    harus dapat mengenali perasaanny&, mengetahui apa yang dirasakan dan apa

    penyebabnya, sehingga dapat mengendalikan perasaan.

    Menurut Gottman (1997, hal.l6) bahwa kecerdasan emosional memerlukan

    adanya pengelolaan emosi.

    Pengelolaan emosi merupakan kemampuan dalam mengelola emosi secara baik

    termasuk didalamnya mengatur keadaan emosi secara imbang, mampu mengelola

    emosi saat sedih dan marah, mampu mengendalikan emosi, lebih dapat

    memusatkan perhatian pada masalah yang dihadapi dan tidak terpengaruh dengan

    emosi dan mampu beradaptasi.Pengelolaan emosi diperlukan pada saat mengalami

    kecemasan menghadapi ujian skripsi agar emosi dapat stabil dan tidak menjadi

    hambatan untuk berkonsentrasi dan memusatkan perhatian pada saat belajar

    menghadapi ujian skripsi.

    Memotivasi diri merupakan salah satu aspek kecerdasan emosional. Melalui

    kemampuan memotivasi diri seseorang mampu bangkit dari kegagalan. Seseorang

    yang mampu memotivasi diri akan mampu mempertahankan semangat hidup,

  • 29

    untuk selalu optimis terhadap segala sesuatu hal, sehingga kecemasan yang

    dirasakan dapat berkurang. Patton ( 1998, hal.72) mengungkapkan bahwa melalui

    kecerdasan emosional tentang motivasi diri yaitu dorongan dalam diri dan

    kemampuan mengatasi rintangan serta terus maju saat kecemasan dan rasa putus

    asa muncul. Mahasiswa yang memiliki motivasi diri yang baik maka akan lebih

    dapat mempersiapkan diri dengan lebih baik menghadapi ujian skripsi.

    Mengenali emosi orang lain yaitu kemampuan untuk menyesuaikan diri

    dengan orang lain (kesadaran empatik), sehingga dapat tercipta hubungan yang

    baik dengan orang lain. Mahasiswa yang akan menghadapi ujian skripsi akan

    mengalami kecernasan, dan hal ini juga akan berpengaruh terhadap emosinya.

    Tetapi hendaknya mahasiswa tetap dapat mengatur emosinya agar juga dapat

    mengenali emosi orang lain , sehingga tetap dapat memahami keadaan orang lain

    tanpa memikirkan keadaan diri sendiri.

    Selain itu, kemampuan membina hubungan dengan orang lain mungkin

    diperlukan ketika seseorang akan menghadapi ujian skripsi. Kemampuan membina

    hubungan dengan orang lain dapat berupa interaksi dengan sesama teman-

    temannya yang juga akan menghadapi ujian skripsi, saling tukar pendapat dan

    pikiran, sehingga secara tidak langsung akan memberi motivasi dan dapat

    meredakan kecemasan yang dirasakan. Selain itu membina hubungan baik dengan

    dosen juga dapat mengurangi kecemasan yang dirasakan karena dengan membina

  • 30

    hubungan baik dengan dosen mahasiswa dapat meminta saran- saran apa saja yang

    perlu dipersiapkan dalam ujian skripsi, atau bahkan menanyakan apabila ada

    materi dalam skripsinya yang kurang ia pahami, sehingga hal ini dapat

    mengurangi kecemasan yang dirasakan.

    Kecerdasan emosional mencakup kemampuan emosional yang dimiliki

    individu yaitu kemampuan mengontrol diri sendiri, semangat dan ketekunan,,

    mengatur suasana hati serta kemampuan menunjukkan harapan dan optimisme

    (Shapiro. 1999, hal.9).Apabila seseorang memiliki kecerdasan emosional yang

    rendah maka kurang memiliki motivasi dan kemauan dalam mengatasi masalah

    atau konflik karena mereka tidak memiliki pengelolaan emosi yang baik sehingga

    kurang dapat memusatkan perhatian pada masalah yang dihadapi. Selain itu

    seseorang yang memiliki kecerdasan emosional yang yang rendah tidak memiliki

    kesadaran empatetik yang menyebabkan tidak terciptanya hubungan yang baik

    dengan orang lain sehingga ia tidak memiliki tempat untuk saling berbagi,

    bertukar pendapat dan pikiran yang secara tidak langsung akan memberi motivasi

    dan dapat meredakan kecemasan yang dialaminya.

    Oleh karena itu diperlukan peranan kecerdasan emosional, karena dengan

    adanya kecerdasan emosional seseorang akan rnemiliki ketrampilan berpikir

    secara optimis dan realistik sehingga mengurangi kecemasan yang muncul.

  • 3I

    F. Hubungan Konsep Diri dengan Kecemasan Menghadapi Ujian skripsi.

    Masa ujian skripsi adalah masa penentuan kelulusan bagi seorang mahasiswa.

    Jadi tidak mengherankan jika saat- saat terakhir ini menimbulkan tekanan- tekanan

    dalam diri mahasiswa. Hal ini terjadi karena ada perasaan takut gagal atau tidak

    dapat mempertahankan skripsinya dihadapan dosen penguji skripsi. Belum lagi

    adanya pendapat bahwa ujian skripsi merupakan ooladang pembantaian" sehingga

    menambah tekanan- tekanan dan ketegangan yang dihadapi menjelang ujian

    skripsi. Seseorang yang memiliki konsep diri yang positif akan memiliki

    keyakinan dalam mengatasi masatah, sehingga dapat mengurangi kecemasan.

    Hamameck (dalam Rakhmat, 1985, hal.105) menyebutkan bahwa seseorang yang

    memiliki konsep diri positif akan memiliki keyakinan pada kemampuannya untuk

    mengatasi persoalan, bahkan ketika menghadapi kegagalan atau kemunduran.

    Selain itu Hamameck menambahkan bahwa karakteristik seseorang yang

    memiliki konsep diri yang positif tidak mencemaskan apa yang terjadi besok, apa

    yang telah terjadi waktu lalu dan apa yang terjadi waktu sekarang.

    Artinya seseorang yang memiliki konsep diri positif akan mampu berpikir

    positif pula. Sebaliknya, seseorang yang memiliki konsep diri negatif cenderung

    bersikap pesimistik terhadap kehidupan dan kesempatan yang dihadapi. Ia tidak

    melihat tantangan sebagai kesempatan, namun lebih sebagai halangan, dan mudah

    menyerah sebelum berperang. lndividu yang memiliki konsep diri negati{'

  • a aJ /

    mengembangkan perasaan tidak mampu dan rendah diri. Individu akan merasa

    ragu dengan kemampuannya sendiri dan kurang percaya diri. Seperti diungkapkan

    oleh Rosenberg (Burns, 1993, hal.334) bahwa kecemasan sebagai suatu akibat

    kurang wajar dari perasaan harga diri yang rendah. Burns (1994. h-72)

    menjelaskan bahwa suatu konsep diri yang positif dapat disamakan dengan

    evaluasi diri yang positif, penghargaan diri yang positif, sedangkan konsep diri

    negatif disamakan dengan evaluasi diri yang negati{, membenci diri, perasaan

    rendah diri dan tidak adanya perasaan yang menghargai dan penerimaan diri.

    Konsep diri seseorang terdiri dari aspek fisik, aspek psikis, aspek sosial, dan aspek

    moral.

    Aspek fisik merupakan konsep yang dimiliki individu tentang penampilannya,

    sehingga individu merasa penampilannya menarik dimata orang lain akan

    cenderung memiliki konsep diri yang positif tentang dirinya begitu pula

    sebaliknya. Misalnya seorang mahasiswa wanita yang akan menempuh uiian

    skripsi telah mengetahui bahwa dosen pengujinya laki- laki, sehingga dia akan

    berusaha tampil secantik dan semenarik mungkin karena ia beranggapan dosen

    laki- laki yang menyukai penampilannya tidak akan memberikan pertanyaan yang

    dapat menjatuhkannya.

  • . , .

    J J

    Dari aspek psikis apabila seseorang memiliki pemikiran, perasaan dan sikap

    terhadap dirinya sendiri secara positif, maka akan mampu mengenal kelebihan dan

    kelemahan yang dimiliki.

    Oleh karena itu j ika seseorang mengenal kelebihan yang dimilikinya akan

    lebih mampu mengembangkan diri dan memiliki penerimaan diri yang baik,

    sehingga kecemasan yang dirasakan akan berkurang. Misalnya seorang mahasiswa

    yang akan menempuh ujian skripsi merasa kurang mampu menguasai dalam hal

    perhitungan data penelitian yang diperoleh, karena ia memasukkannya ke

    pengolahan data. Tetapi untuk mengurangi kecemasannya ia berusaha lebih

    menguasai seluruh isi materi dalam skripsinya, sehingga ia merasa yakin dapat

    memberikan jawaban yang baik.

    Aspek sosial merupakan peranan sosial yang diperankan individu dan penilaian

    individu terhadap perannya tersebut. Individu yang dapat menjalankan peran

    sosialnya secara baik dan memiliki penilaian positif terhadap perannya tersebut

    akan memiliki konsep diri yang positif, begitu pula sebaliknya. Misalnya seorang

    mahasiswa yang akan menempuh ujian skripsi merasa tenang, karena baginya

    ujian skripsi merupakan tahap yang harus dilewati oleh setiap mahasiswa untuk

    dapat menyelesaikan studinya di perguruan tinggi, sehingga ia pun harus melewati

    tahap tersebut.

  • 34

    Aspek moral meliputi nilai dan prinsip - prinsip yang memberikan arli

    dan arah dalam kehidupan. Misalnya seorang mahasiswa yang akan menempuh

    ujian skripsi tidak merasa cemas karena baginya uiian skripsi rnerupakan bukti

    bahwa ia telah berhasil menyelesaikan pendidikannya diperguruan tinggi. dan

    dengan keberhasilannya mcnuntaskan pendidikann-va diperguruan tinggi ia

    dapat maju selangkah lagi yaitu memasuki dunia keria.

    Oleh karena itu mahasiswa yang akan meuempuh ujian skripsi

    hendaknya memiliki konsep diri yang positif agar dapat mengurangi

    kecemasan vang muncul

    G. HIPOTESIS

    a. Hipotesis Mayor

    Ada hubungan antara kecerdasan emosional dan konsep diri dgngan

    kecemasan menghadapi ujian skripsi

    b. Hipotesis Minor

    I . Ada hubungan negatif antara kecerdasan emosional dcngan

    kecemasan menghadapi uiian skripsi. Hipotesis tersebut diartikan bahwa

    semakin tinggi kecerdasan emosional maka semakin rendah kecemasan

    menghadapi u_jian skripsi. begitu juga sebaliknya semakin rendah

    kecerdasan emosional maka semakin tinggi kecemasan menghadapi

    ujian skripsi.

  • 35

    2. Ada hubungan negatif antara konsep diri dengatt kccemasan

    menghadapi qjian skripsi. Hipotesis ini diartikan bahwa semakin positif

    konsep diri maka semakin rendah kecemasan menghadapi ujian skripsi.

    begitu juga sebaliknya semakin negative konsap diri maka semakin

    tinggi menghadapi qiian skripsi

  • BAB III

    METODE PENELITIAN

    A. Metode Penelitian yang Digunakan

    Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Tata cara dari

    metode kuantitatif adalah pengambilan keputusan. interpretasi data dan

    kesimpulan berdasarkan angka-angka yang diperoleh dari hasil analisis,

    baik secara parametrik maupun non parametrik. Alat untuk menjaring data

    biasanya menggunakan tes (hasilnya berupa angka) atau kuesioner.

    sehingga didapatkan data yang sifatnya rasio, interval, ordinal dan nominal.

    B. Indentifikasi Variabel Penelitian

    Variabel dalam penelitian ini diidentifikasikan sebagai berikut:

    Variabel tergantung : Kecemasan dalam Menghadapi Ujian Skripsi

    Variable bebas : l. Kecerdasan Emosional

    2. Konsep Diri

    C. Definisi Operasional Variabel Penelitian

    Untuk menghindari salah pengertian mengenai data yang akan

    dikumpulkan serta menghindari kesesatan dalam menentukan alat

    36

  • J I

    pengumpul data, maka batasan operasional variabel penelitian perlu

    dikemukakan. Penelitian ini menggunakan batasan sebagai berikut :

    l. Kecemasan dalam Menghadapi Ujian Skripsi

    Kecemasan dalam menghadapi ujian skripsi pada mahasiswa

    adalah suatu keadaan emosi yang tidak menyenangkan dan bercampur

    aduk yang dialami oleh mahasiswa yang akan menempuh ujian skripsi

    yang berasal dari dalam dirinya maupun dari luar dirinya yang terjadi

    karena adanya ketidakpastian akan hasil uj ian skripsi yang akan

    dijalaninya dan adanya perasaan takut gagal mempertahankan

    skripsinya dihadapan dosen penguji skripsi sehingga menimbulkan

    ancaman - ancaman dan pertentangan * pertentangan dalam dirinya.

    lJntuk mengungkap kecemasan dalam menghadapi ujian skripsi akan

    diukur dengan menggunakan Skala Kecemasan, yang meliputi gejala

    psikologis dan gejala fisiologis. Semakin tinggi skor, semakin tinggi

    pula kecemasan yang dirasakan. Sebaliknya semakin rendah skor, maka

    semakin rendah pula kecemasan dalam menghadapi ujian skripsi.

    2. Kecerdasan Emosional

    Kecerdasan emosional sebagai kemampuan unfuk mengendalikan

    perasaan dan emosi, mampu bertahan ketika menghadapi frustasi,

  • 38

    mampu memotivasi diri sendiri serta dapat mengelola emosi dengan

    baik pada diri sendiri maupun orang lain. Untuk mengungkap

    kecerdasan emosional akan diukur dengan menggunakan Skala

    Kecerdasan Emosional berdasarkan aspek-aspek yang meliputi.,

    mengenali emosi diri, mengelola emosi, memotivasi diri sendiri,

    mengenali emosi orang lain dan membina hubugan dengan orang lain.

    Semakin tinggi skor, maka semakin tinggi kecerdasan emosional

    individu. Sebaliknya semakin rendah skor, maka semakin rendah pula

    kecerdasan emosional individu.

    3. Konsep Diri

    Konsep diri adalah keyakinan, pandangan, dan sikap terhadap

    dirinya sendiri yang meliputi fisik, psikologis, motivasi, kepribadian,

    sosial, maupun emosional. Data mengenai konsep diri diperoleh dengan

    menggunakan Skala Konsep Diri yang telah disusun berdasarkan aspek

    fisik, aspek psikis, aspek sosial, dan aspek moral. Semakin tinggi skor,

    maka semakin positif konsep diri. Semakin rendah skor, maka semakin

    negatif konsep diri individu tersebut.

  • 39

    D. Subjek Penelitian

    Dalam penelitian ini menggunakan studi populasi sehingga

    hasil penelitian hanya bias diterapkan pada subiek penelitian.

    Ciri-ciri populasi dalam penelitian ini adalah mahastswa dan

    mahasiswi Ljniversitas Soegijapranala Semarang yang telah terdaftar

    sebagai peserta uiian skripsi periode Januari dan Februari 2007.

    E. Metode Pengambilan Data

    l. Alat Pengumpul data

    Metode yang digunakan untuk mendapatkan data dalam

    penelitian ini adalah skala. Menurut Aswar (1998, h.85) metode skala

    merupakan suatu metode pengumpulan data yang berbentuk self

    report berisi daftar atau kumpulan pernyataan-pernyataan yang harus

    dijawab oleh individu.

    Sebagai alat ukur, skala psikologi memiliki karakteristik

    khusus yang membedakannya dari berb agai bentuk alat pengumpulan

    data yang lain seperti angket ( questionnaire ), daftar isian, inventort,

    dan lain-lainnya. Istilah skala lebih banyak dipakai untuk menamakan

    alat ukur aspek afbktif ( Azwar, 2003,h.3 ) Penulis mengunakan

    metode skala karena penyajiannya praktis dan cara pengerlaannya

    mudah sehingga dapat dikerjakan subiek dalam waktu relatif siangkat.

  • 4U

    2. Skala Kecemasan Dalam Menghadapi Uiian Skripsi

    Skala kecemasan dalam menghadapi uiuan skripsi disusun

    berdasarkan gejala-gejala kecemasan dalam menghadapi ujian skripsi.

    yaitu :

    a. Ge.lala psikologis

    b. Geiala psiologis

    jumlah item dalam skala kecemasan ada 24 item. Skaia

    kecemasan dalam menghadapi u.iian skripsi disusun berieniang dari 1

    sampai 4. untuk kelompok item .favorahel, skor jawaban bergerak dari

    4 sampai I, dimana skor 4 diberikan untuk iawaban sangat serlng

    (SS), skor 3 diberikan untuk .jawaban sering (S), skor 2 diberikan

    untuk jawaban jarang (J), skor 1 diberikan untuk jawaban tidak pernah

    (TP). Sedangkan untuk kelompok item untbvorable, skor .lawaban

    bergerak dari I sampai 4, dimana skor 1 untuk .iarvaban sangat sering

    (SS), skor 2 diberikan untuk jawaban sering (S), skor 3 diberikan

    untuk jawaban jarang (J), skor 4 diberikan untuk jawaban tidak pernah

    (TP).

  • 4 i

    Tabel I

    Rancangan Skala Kecemasan Dalam Menghadapi Ujian Skripsi

    3. Skala Kecerdasan Ilmosional

    Skala Kecerdasan Emosional disusun berdasarkan aspek-aspek

    kecerdasan emosional yaitu :

    a. Mengenaii emosi dirr

    b. Mengelola emosi

    c. Motifasi diri sendiri

    d. Mengenaii emosi orang lam

    e. Membina hubungan dengan orang lain

    Jumlah item dalam skala kecerdasan emosional ada 30 item.

    Skala kecerdasan emosional disusun berdasarkan mociitrkasi yang

    berjenjang dari 1 sampai 4. untuk kelompok item .fbvorable. skor

    .iawaban bergerak dari 4 sampai 1, dimana skor 4 diberikan untuk

    jawaban sangat sesuai ( SS ), skor 3 diberikan untuk jawaban sesuai

    (S)" skor 2 diberikan untuk fawaban tidak sesuai (TS), skor I untuk

    iawaban sangat tidak sesuai (STS). Sedangkan untuk kelompok

    No Geiala Kecemasan Jumlah ltem TotalFavorable I Lrnf-bl'oreble

    1 Geiala Psikologis 6 6 t22 Gejala Fisiologis 6 6 t2

    TOTAL 12 t2 24

  • 42

    item unfavorable, skor jawaban bergerak dari I sampai 4, di mana skor

    I untuk jawaban Sangat Sesuai (SS), skor 2 diberikan untuk iawaban

    Sesuai (S), skor 3 diberikan untuk jawaban Tidak Sesuai (TS), dan skor

    4 diberikan untuk jawaban Sangat Tidak Sesuai (STS).

    Tabel 2Skala Kecerdasan ER

    --

    I: ?

    l5?l5

    r t . I

    r i s i r i i i it . .

    J L i i t i i ^ i

    4 Mengenali emosi orang lain a_) J 6Ll-{:tb:::: h',:bi::3::

    '['otal 130 I

    ancangan ata r\ece n |lm()st0naNo I Aspek Jumlah Item Total

    Fuvorahlp ITnfsvnrnhleI I Mensenali emosi diri 3 3 62 | Menselola emosi "'J .,J 6

    Sl::1: v '"-^'' -'''

    yaitu:

    a. z\spek fisik

    b. Aspek psikis

    c. Aspek sosial

    d. Aspek moral

    Jumlah item dalam

    Diri disusun berdasarkan

    Skala Konsep Diri ada 24 item. Skala Konsep

    modiflkasi yang berjenjang dari I sampai 4.

    - l o : . - - ! - 1:^:t.^

  • .t3

    Untuk kelompok item favorable, skor jawaban bergerak dari 4 sampai

    l, di mana skor 4 diberikan untuk jawaban Sangat Sesuai (SS), skor 3

    diberikan untuk jawaban Sesuai (S), skor 2 diberikan untuk jawaban

    Tidak Sesuai (TS)' skor I diberikan untuk jawaban Sangat Tidak Sesuai

    (STS). Sedangkan untuk kelompok item unfavorable, skor jawaban

    bergerak dari 1 sampai 4. di mana skor 1 untuk jawaban Sangat Sesuai

    (SS), skor 2 diberikan untuk jawaban Sesuai (S), skor 3 diberikan untuk

    jawaban Tidak Sesuai (TS), dan skor 4 diberikan untuk jawaban Sangat

    Tidak Sesuai (STS).

    Tabel 3Skala Kancangan a ()n rl

    No Aspek Jumlah Item TotalFavorable (Infavorable

    I Aspek fisik 3 -J 62 Aspek psikis J 1J 63 Aspek sosial aJ nJ 64 Aspek moral 3 aJ 6

    Total t2 t2 24

    F. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur

    Validitas dan reliabilitas merupakan dua hal yang saling berkaitan

    dan berperan dalam menentukan kualitas alat ukur dan kualitas alat ukur

    tersebut menentukan baik atau tidaknya suatu penelitian. Dengan demikian.

    alat ukur yang akan digunakan harus diketahui validitas dan reliabilitasnyA,

    DiR

  • 44

    Serta mampu mencenninkan keadaan yang sesungguhnya dari pennasalahan

    yang akan diteliti.

    l . Val id i tas

    Menurut Azrvar ( 2002, h.7). validitas seringkali dikonsepkan sebagai

    seiauh mana skala itu mampu mengukur atribut yang seharusnya diukur.

    validitas dalam pengertiannya yang paling umum adalah ketepatan dan

    kecermatan skala dalam rnen-jalankan fungsi ukurnl'a. nlenun-jukkan pada

    ketepatan dan kecermatan tes dalam menjalankan fungsi pengukurannva.

    Suatu tes dapat dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila validitas

    item tersebut menjalankan fungsi ukurnya. Jenis validitas dalam penclitian

    ini adalah validitas konseptual ( con,;truct t,uliditv) yang menunjukkan

    sejauh mana suatu alat tes mengukur landasan teoritik yang menjadi dasar

    penyusunan tes tersebut. Ada dua unsur yang perlu diperhatikan dalam

    prinsip validitas vaitu kejituan dan ketepatan atau kecermatan scrta

    ketelit ian ( Hadi. 1987, h.102). Validitas item dalam penelit ian ini diuii

    dengan menggunakan korelasi antara skor yang diperoleh pada masing -

    masing item dengan skor total yaitu dengan menggunakan teknik korelasi

    Produc't h(oment. dengan cara mengkorelasikan skor item dengan skor total.

    Menurut Ancok (1997 . h.23) koeflsien korelasi )'ang diperoleh dari hasil

    perhitungan diatas masih perlu dikoreksi lagi mengingat adanya kelebihan

  • 45

    bobot pada koefisien tersebut. Kelebihan bobot tersebut teriadi karena skor

    butir yang dikorelasikan dengan skor total sehingga menvebabkan koefisien

    korelasi menjadi lebih besar. Oleh karena itu untuk mengkoreksi kelebihan

    bobot tersebut digunakan Teknik Korelasi Purt Whrile. Uji validitas

    dilakukan dengan komputer dengan program Descriptive Corrected ltem

    Total Correlation dari SPSS fbr Windows Release 1 1.0.

    2. Reliabilitas

    Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat

    ukur dapat memberikan hasil yang konsisten dan dapat dipercaya atau

    diandalkan ( Azwar, 1992, h.15). Item item yang dianalisis dalam

    reliabilitas adalah item item yang valid saja. oleh karena itu analisis

    reliabil i tas dilakukan setelah uii validitas item. Pengujian reliabil i tas itenr

    dalam penelitian ini menggunakan tekhnik uji reliabilitas Alpha ('ntnbuch.

    Alasan penggunaan tekhnik ini karena koef-isien Alphu akan memberikan

    harga yang lebih kecil atau sama besar dengan reliabilitas yang sebenarnl'a.

    Jadi kemungkinan reliabilitas tes lebih tinggi daripada koeflsien alpha.

    sehingga lebih cermat karena mendeteksi hasil -vang sebenarnva.

    Reliabilitas suatu alat ukur dapat dihitung dengan menggunakan teknik

    korelasi Alphu yang dikembangkan oleh ('ronbach ( Azwar, 1997, h.5). u.ii

  • 46

    reliabilitas dilakukan dengan computer program SPSS fbr Windows Release

    11 .0 .

    G. Metode Analisis Data

    Penelitian ini menggunakan analisis regresi dua prediktor dan prochtc'l

    moment.

    Analisis regresi dua prediktor digunakan untuk menguji hipotesis mayor.

    yaitu korelasi antara kecemasan dalam menghadapi ujian skripsi dengan

    kecerdasan emosional dan konsep diri. Metode tersebut digunakan karena

    prediktornya lebih dari satu dimana terdapat dua variabel bebas dan satu

    variabel tergantung yang akan dikorelasikan jugu karena masing masing

    variabel bersifat interval.

    Sedangkan teknik korelasi prutduct moment digunakan menguji hipotesis

    minor pertama dan kedua dengan alasan mengukur korelasi dua variabcl

    yang bersifat interval. Semua penghitungan dilakukan dengan komputer

    program SPSS fbr Windows Release I 1.0.

  • BAB IV

    PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN

    A. Orientasi Kancah PenelitianPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan

    antara kecemasan dalam menghadapi ujian skripsi dengan kecerdasan

    emosional dan konsep diri. Adapun tempat untuk melaksanakan penelitian ini

    adalah di Fakultas Psikologi Universitas Katolik Soegijapranata Semarang.

    Fakultas Psikologi universitas Katolik Soegijapranata Semarang lahir

    secara resmi pada tahun akademik 19841 1985 dengan ijin operasional dari

    Kopertis Wilayah VI No 927lWl4.l2lKop VI/Vl 1984 tanggal l8 Mei 1984.

    Setelah berbenah diri pada tahun operasional ketiga Fakultas Psikologi

    Universitas Katolik Soegijap ranata Semarang mendapatkan status

    TERDAFTAR tanggal 4 Agustus 1986. Tanggal 2 April 1992 Fakultas

    Psikologi lJniversitas Katolik Soegijapranata memperoleh status DIAKul, lalu

    pada tanggal 16 Mei 1995 memperoleh status DISAMAKAN dan telah

    TERAKREDITASI pada tanggal 17 November 1997 dengan SK Mendikbud

    No.78l0 l0l1997 .

    Menurut catatan Biro Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan

    Universitas Katolik Soegijapranata, pada tahun 2006 total jumlah mahasiswa

    yang masih aktif dan terdaftar sebagai mahasiswa Fakultas Psikologi

  • 48

    Universitas Katolik Soegijapranata sebanyak 1 155 mahasiswa dengan jumlah

    dosen sebanyak 40 orang. Pelaksanaan ujian skripsi pada Fakultas Psikologi

    Universitas Katolik Soegijapranata dilaksanakan dalam delapan periode setiap

    tahunnya dengan pelaksanaan empat kali dalam tiap semester.

    Setiap bulan jumlah mahasiswa yang mengikuti ujian skripsi rata- rata

    40 orang. Jumlah kelulusan mahasiswa yang mengikuti ujian skripsi sebesar

    99,9oh setiap tahunnya.

    Penelitian ini dilaksanakan di Fakultas Psikologi [Jniversitas Katolik

    Soegijapranata, Jalan Pawiyatan Luhur IV/I Bendan Duwur Semarang dengan

    berdasar pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut :

    a. Peneliti sudah mengenal dan mengetahui lokasi sehingga memudahkan

    dalam mengadakan penelitian.

    b. Didapatkan subyek penelitian yang sesuai dengan karakteristik atau ciri-

    ciri dari populasi yaitu mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Katolik

    Soegijapranata yang akan menempuh ujian skripsi.

    c. Penelitian dilakukan di Fakultas Psikologi Universitas Katolik

    Soegijapranata Semarang dengan tujuan dapat lebih menghemat waktu,biaya, dan tenaga.

  • 49

    Adapun yang menjadi subyek dalam penelitian ini adalah mahasiswa

    baik laki-laki dan perempuan yang sedang menunggu untuk menempuh u.iian

    skripsi.

    Persiapan Penelitian

    Dalam mempersiapkan penelitian ini,, ada beberapa tahap yang telah

    dilakukan oleh peneliti yaitu sebagai berikut :

    l. Penyusunan Alat Ukur

    Penyusunan alat ukur dimulai dengan menentukan aspek-aspek yang

    akan digunakan untuk membuat skala berdasarkan konsep yang telah

    dikemukakan dalam teori terdahulu.

    Setelah aspek-aspek tersebut ditentukan, peneliti membuat

    rancangan skala yang berisi jumlah item variasi pernyataan dan nilai

    jawaban, di mana pernyataan dari setiap item dibuat dengan bahasa yang

    sederhana agar mudah dipahami serta dimengerti. Dalam penelitian ini

    digunakan tiga skala yaitu kecemasan dalam menghadapi ujian skripsi,

    kecerdasan emosional, dan konsep diri.

    a. Skala Kecemasan Dalam Menghadapi Ujian Skripsi

    Peneliti menyusun skala kecemasan berdasarkan pada gejala-

    gejala kecemasan dalam menghadapi ujian skripsi, yaitu gejala

  • 5 l

    Tabel 4aran ltem Skala Kecemasan dalam Nlenehadapi Uiian S

    No GejalaKecemasan

    Nomor ltem Total

    Favorable IlnfavorableI Geiala Psikoloeis | ,5,9,13,17 ,21 3 ,7 , l | , l5 ,19,23 l22 Gejala Fisiologis 2,6,10,14,19,224,8.1 2,16,20,24 t2

    Total t2 t2 24

    Seb Skala K

    b. Skala Kecerdasan Emosional

    Skala Kecerdasan Emosional disusun berdasarkan aspek-aspek

    kecerdasan emosional yaitu: mengenali emosi diri, mengelola emosi,

    memotivasi diri sendiri, mengenali emosi orang lain, dan membina

    hubungan dengan orang lain. Jumlah item dalam Skala Kecerdasan

    Emosional ada 30 item. Skala Kecerdasan Emosional disusun

    berdasarkan modifikasi yang berjenjang dari I sampai 4. untuk

    kelompok item favorable, skor jawaban bergerak dari 4 sampai l., di

    mana skor 4 diberikan untuk jawaban Sangat Sesuai (SS), skor 3

    diberikan untuk jawaban Sesuai (S), skor 2 diberikan untuk iawaban

    Tidak Sesuai (TS),, skor I diberikan untuk jawaban Sangat Tidak Sesuai

    (STS). Sedangkan untuk kelompok item unfavorable, skor jawaban

    bergerak dari I sampai 4, di mana skor I untuk jawaban Sangat Sesuai

    (SS), skor 2 diberikan untuk jawaban Sesuai (S), skor 3 diberikan untuk

  • 52

    jawaban Tidak Sesuai (TS), dan skor 4 diberikan untuk iawaban Sangat

    Tidak Sesuai (STS). Sebaran item pernyataan mengenai kecerdasan

    emosional dapat dilihat pada Tabel 5 berikut:

    Tabel 5Sebaran ltem Skala Kecerdasan Emosional

    No Aspek Nomor ltem TotalFavorable (Jnfavorsble

    I Mengenali emosi diri l , r l ,2 l 6,16,26 62 Mengelola emosi ) t ) ? ?- ) r - t - - 7 ,17 ,27 6J Memotivasi diri sendiri 3,,13,23 8.1 8.28 64 Mengenali emosi orang

    lain4,14,24 9,lg,2g 6

    5 Membina hubungan 5,15,25 10.20,30 6Total r5 l 5 30

    c. Skala Konsep Diri

    Skala Konsep Diri disusun berdasarkan aspek-aspek konsep diri

    yaitu: aspek hsik, aspek psikis, aspek sosial, dan aspek moral. Jumlah

    item dalam Skala Konsep Diri ada 24 item. Skala Konsep Diri disusun

    berdasarkan modifikasi yang berjenjang dari 1 sampai 4. IJntuk

    kelompok item Jbvorable, skor jawaban bergerak dari 4 sampai I " dimana skor 4 diberikan untuk jawaban Sangat Sesuai (SS), skor 3diberikan untuk jawaban Sesuai (S), skor 2 diberikan untuk jawaban

    Tidak Sesuai (TS), skor I diberikan untuk jawaban Sangat Tidak Sesuai(STS). Sedangkan untuk kelompok item unfavorable. skor jawaban

  • 53

    bergerak dari I sampai 4, di mana skor I untuk jawaban Sangat Sesuai(SS), skor 2 diberikan untuk jawaban Sesuai (S), skor 3 diberikan untukjawaban Tidak Sesuai (TS), dan skor 4 diberikan untuk jawaban SangatTidak Sesuai (STS). Sebaran item pernyataan mengenai konsep diridapat dilihat pada Tabel 6 berikut:

    sebaran ,,"Jf#rl xem on WINo Alpgh Jumlah ltem Total

    Favorable UnfavorableI Aspek fisik 1 ,9 ,17 5,13,21 62 Aspek psikis 2 ,10 ,19 6,,14,22 63 Aspek sosial 3,1 l , l g 7,15,23 64 Aspek moral 4,12,20 8,16,24 6

    Total t2 t2 24

    Perijinan Penelitian

    Salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk dapat melaksanakan

    penelitian adalah dengan mendapatkan ijin dari pihak-pihak yang rerkaityaitu [Jniversitas Katolik Soegijapranata Semarang. Sehubungan dengansyarat tersebut dan sesuai dengan prosedur yang ada maka sebelum

    mengadakan penelitian, peneliti mengajukan surat ijin secara resmi padaTata [Jsaha Fakultas Psikologi Universitas Katolik SoegijapranataSemarang pada tanggal l6 Januari 2007 . Sebelum dilakukan penelitian.

    peneliti mengajukan permohonan surat pengantar dari Dekan FakultasPsikologi Universitas Katolik Soegijapranata Semarang dan dilanjutkan ke

    Di

    )

  • 54

    Rektor Universitas Katolik Soegijapranata Semarang. Setelah surat

    rekomendasi Rektor tanggal l8 Januari 2007 dikeluarkan dengan nomor

    surat 3461R.7 .zlFP lIl2007 maka peneliti segera melakukan penelitian.

    C. Pelaksanaan Penelitian

    Penelitian ini menggunakan try out terpakai, karena jumlah subyek yang

    terbatas.Kelebihan try out terpakai ini adalah subyek yang digunakan dalam uji

    coba dan penelitian memiliki keadaan yang sama. Sedangkan kelemahannl'a

    adalah kejenuhan subyek terhadap jumlah item yang terlalu banyak.

    Pengambilan data dilakukan dalam 2 (dua) periode ujian skripsi yaitu

    pada tanggal 15-21 Januari 20A7 dan 19-25 Februari 2A07 dengan cara

    membagikan skala kepada subyek sesuai dengan ciri-ciri yang telah ditentukan

    yaitu mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Katolik Soegijapranata

    Semarangyangakan menempuh ujian skripsi. Skala yang dibagikan sejumlah

    36 eksemplar dan semuanya kembali. Kemudian data try out tersebut diuii

    reliabilitas dan validitasnyil, selanjutnya berdasarkan item- item yang valid

    dilakukan analisis data.

    Peneliti dibantu oleh dua orang teman yang sebelumnya sudah

    dijelaskan tentang petunjuk cara pengisian skala, membagi skala yang harus

    diisi kepada subyek satu per satu. Peneliti mendatangi rumah subyek secara

  • 55

    door to door sesuai dengan alamat subyek yang terdapat pada daftar

    mahasiswa yang rnengikuti ujian skripsi. Peneliti atau asisten akan memberi

    petunjuk dan menerangkan cara pengisian skala dan memastikan bahwa

    subyek telah mengerti apa yang diinginkan oleh peneliti. Pertama, peneliti

    meminta kesediaan subyek untuk mengisi skala. Apabila subyek bersedia maka

    peneliti selanjutnya memberikan skala yang berkaitan dengan kecemasan

    dalam menghadapi ujian skripsi ditinjau dari kecerdasan emosional dan konsep

    diri. Bagi subyek yang memenuhi kriteria tersebut, maka subyek berhak

    mengisi skala. Untuk memberikan kesempatan kepada subyek untuk mengisi

    skala tersebut peneliti meninggalkan skala tersebut kepada subyek dan akan

    diambil kembali setelah L-2 hari. Kendala yang dijumpai peneliti adalah waktu

    menunggu adanya pengumuman peserta ujian skripsi dan mencari lokasi

    tempat tinggal subyek.

    D. Uji Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur

    Pengujian validitas dan reliabilitas alat ukur dilakukan dengan

    menggunakan alat bantu komputer dengan program Statistical Package Social

    Science (SPSS). Penghitungan validitas item Skaia Kecemasan Dalam

    Menghadapi Ujian Skripsi, Kecerdasan Emosional, dan Konsep Diri

    menggunakan teknik korelasi Product Moment yang kemudian hasilnya

  • 56

    dikoreksi dengan teknik Part Whole. Pada penelitian ini penghitungan

    reliabilitas akan dilakukan dengan menggunakan teknik Alpha Cronbach.

    l. Skala Kecemasan Dalam Menghadapi Ujian Skripsi

    Berdasarkan hasil penghitungan uji validitas skala kecemasan

    menghadapi ujian skripsi dari 24 item terdapat item yang gugur lima

    sehingga yang valid 21 item dengan koefisien korelasi berkisar antara 0.326

    - 0,725 dan untuk reliabilitas diperoleh koefisien reliabilitas sebesar 0,906.

    Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 7 berikut.

    Tabel 7Sebaran ltem Valid dan Gugur Skala Kecemasan Dalam Menghadapi

    Uiian SkripsiIAN DKTTAspek-aspek Nomor item Jumlah

    validFavorable UnfovorablePsikoloeis 1 ,5 ,9* ,13 ,17 ,21 3*,7 , 11*,, 15, 19 ,23 9Fisioloeis 2,6, 10, 1 4, 18,22* 4, 8, 12. 16^ 20.24* 10

    Jumlah valid 10 9 t9Keterangan

    Tanda...r: Nomor item gugur

    2, Skala Kecerdasan Emosional

    Berdasarkan hasil penghitungan uji validitas skala kecerdasan

    emosional dari 30 item terdapat item yang gugur tujuh sehingga yang valid

    23 item dengan koefisien korelasi berkisar antara 0,300 - 0,690 dan untuk

  • 57

    reliabilitas diperoleh koefisien reliabilitas sebesar 0,885. lJntuk lebih

    jelasnya dapat dilihat pada Tabel 8 berikut.

    Tabel 8Sebaran ltem Valid dan Gugur Skala Kecerdasan Emosionalran a n u eceAspek-aspek Nomor item Jumlah

    Favorable UnfavorableMengenali emosi diri 1 , 1 I ,21* 6* , 16,26 4

    Mengelola Emosr ) 12* .22 7 , 17* .27 4Memotivasi Diri

    Sendiri3, 13*., 23 8. 18 .28 5

    Mengenali lrmosrorang lain

    4, 14,24 9* .19 .29 5

    Membina HubunganDengan C)rang lain

    5,15 ,25 I 0. 20. 30* 5

    Jumlah l 2 l l 23

    Keterangan :Tanda...* - Nomor item gugur

    3. Skala Konsep Diri

    Berdasarkan hasil penghitungan uji validitas skala konsep diri dari

    24 item terdapat item yang gugur tiga sehingga yang valid 2l item dengan

    koefisien korelasi berkisar antara 0,313 - 0,756 dan untuk reliabilitas diperoleh

    koefisien reliabilitas sebesar 0,905. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel

    9 berikut.

  • 58

    Tabel 9Sebaran ltem Valid dan r Skala Konseo Dir I

    Aspek-aspek Nomor item JumlahFavorable (Jnfavorable

    Aspek trisik 1 ,9 , , 17 5 , l3 * ,21 5Aspek Psikis 2 , 10 , 18 6, 14, 22 6Aspek Sosial 3 ,11 ,19 7* , 15 , 23 5Aspek Moral 4, 12,20* 8, 16,24 5

    Jumlah l l 10 2 lKeterangan: Tanda. Item Gugur

  • BAB V

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    A. Hasil Penelitian

    l. Uji Asumsi

    Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan

    menggunakan bantuan koputer dengan menggunkan program Statistical

    Packages for Social Sciences for Windows I1.0. Semua data yang

    masuk rnerupakan data kasar yaitu data respon dari masing- rnasing

    subyek terhadap iem- item berdasarkan pilihan. Kemudian dilakukan

    analisis data dari data kasar tersebut.

    Langkah yang dilakukan sebelum menganalisis data adalah uji

    asumsi yang dilakukan meliputi uji normalitas dan uji linieritas.

    a. Uji Normalitas

    Berdasarkan perhitungan dengan program kornputer

    Statistical Packages for Social Science (SPS$ for Windows Release

    I 1.0 dengan teknik One Sample Kolmogorov-Smirnov Tesl.

    diketahui bahwa :

    . Variabel kecemasan berdistribusi normal, dengan nilai K-S Z -

    0,974 dan p : 0,299 (p > 0,05).

    . Variabel kecerdasan emosional berdistribusi normal, dengan

    nilai K-S Z: 0,997 dan p : 0,274 (p > 0,05).59

  • 60

    o Variabel konsep diri berdistribusi normal, dengan nilai K-S-Z

    :A,775 dan p - 0,585 ( p> 0,05)

    Data hasil uji normalitas selengkapnya dapat dilihat pada larnpiran

    b. Uji Linieritas

    Hasil uji linieritas dengan program komputer Statistical Packnges

    .for Social Science (SPSS) for Windows Release I I.A menunjukkan

    bahwa hubungan antara :kecemasan dengan kecerdasan emosional

    bersifat linier dengan Flini", - 21,426 p -= 0,000 (p

  • 6 l

    kecemasan menghadapi ujian skripsi. Dengan demikian hipotesis mayor

    dapat diterima.

    b. Penghitungan tJji Hipotesis Minor.

    Pengujian hipotesis minor ini menggunakan teknik korelasi

    product moment Koefisien korelasi antara kecerdasan emosional dengan

    kecemasan (r.r,,) &dalah sebesar -0,622 dengan p: 0,000 (p < 0,01).

    Hasil ini memperlihatkan bahwa ada hubungan negatif yang sangat

    signifikan antara kecerdasan emosional dengan kecemasan menghadapi

    ujian skripsi.Dengan dernikian hipotesis minor pertama diterima.

    Koefisien korelasi antara variabel konsep diri dengan kecemasan

    (r,r, ) adalah sebesar -0"476 dengan p : 0.002 (p < 0,01). Hasil ini

    memperlihatkan ada hubungan negatif yang sangat signifikan antara

    konsep diri dengan kecemasan menghadapi ujian skripsi.Dengan

    demikian hipotesis minor kedua dapat diterima.

    Hasil selengkapnya dapat dilihat pada lampiran.

    B. Pembahasan

    Berdasarkan hasil penelitian diperoleh hasii perhitungan R

    0,710 dan F signifikan : 16,777, dapat diketahui bahwa ada hubungan

    antara kecerdasan emosional dan konsep diri dengan kecemasan

    menghadapi ujian skripsi. Semakin tinggi kecerdasan emosional maka

    semakin rendah kecemasan ketika menghadapai ujian skripsi, sebaliknya

  • 62

    semakin rendah kecerdasan emosional maka semakin tinggi kecemasan

    ketika akan menghadapi ujian skripsi. Selanjutnya, semakin positif konsep

    diri rnaka kecemasan menghadapi ujian skripsi akan semakin rendah. begitu

    pula sebaliknya. Hal ini berarti hipotesis mayor dalam penelitian ini dapat

    diterima.

    Pentingnya peranan kecerdasan emosional dan konsep diri adalah

    mampu mengenal kelebihan yang dimiliki, serta mampu merniliki

    ketrampilan berpikir secara optimis dan realistik sehingga dapat

    mengurangi kecemasan yang muncul ketika akan menghadapi ujian skripsi.

    Selain itu dapat mengembangkan potensi yang dimiliki.

    Kecerdasan emosional adalah kemampuan mengatur perasaan

    dengan baik, mampu memotivasi diri sendiri, berernpati ketika menghadapi

    gejolak emosi dri maupun orang lain ( Shapiro, 1999, h.9). Artinya jika

    seseorang merasa cemas dalam menghadapi ujian skripsi sebaiknya mampu

    mengatur emosinya sehingga muncul adanya keseirnbangan dan hannoni

    antara kecakapan intelektual dan kecakapan emosionalnya. Adanya peran

    kecerdasan emosional ketika seseorang akan menghadapi uiian skripsi

    mampu memotivasi dirinya, bahwa ujian skripsi bukan sesuatu yang

    menakutkan, tetapi merupakan awal keberhasilan, karena dengan ujian

    skripsi maka seorang mahasiswa telah berhasil menyelesaikan studinya di

    perguruan tinggi. Seseorang yang mampu memotivasi diri akan mampu

    mempertahankan semangat hidup, untuk selalu optimis terhadap segala

  • 63

    sesuatu hal, sehingga kcemasan yang dirasakan dapat berkurang. Selain itu

    peranan konsep diri juga penting disaat seseorang menghadapi kecemasan

    rnenghadapi ujian skripsi. Individu harus mampu mengenal dirinya,,

    memiliki keyakinan tentang diri sendiri serta mengenal kelemahan yang

    dimilikinya sehingga dapat menggali potensi yang dimiliki.

    Surnbangan relatif (SR) yang diperoleh untuk variabel kecerdasan

    emosional adalah sebesar 66,70A , sedangkan untuk variabel konsep diri

    sebesar 33,30 . Jumlah sunbangan efektif dari kedua variabel tersebut

    adalah sebesar 47 ,4o Hal ini menunjukkan bahwa kecemasan fftenghadapi

    ujian skripsi pada mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Katolik

    Soegijapranata dipengaruhi oleh kecerdasan emosional dan konsep diri.

    sedangkan sisanya sebesar sumbangan efektif sebesar 52,60 dipengaruhi

    oleh factor lain diluar kecerdasan emosional dan konsep diri seperti faktor

    lingkungan, kesehatan, kepribadian, atau situasi pada diri individu.

    Berdasarkan hipotesis minor pertama diperoleh hasil (r ,,, ) adalah

    sebesar -0,622 dengan p - 0,000 (p

  • 64

    bahwa melalui kecerdasan emosional seseorang mampu memotivasi diri,

    yaitu dorongan dalam diri dan kemampuan mengatasi rintangan serta terus

    rnaju saat kecemasan dan rasa putus asa muncul. Kecerdasan emosional

    mencakup kemampuan emosional yang dimiliki individu yaitu kemampuan

    mengontrol diri sendiri, semangat dan ketekunan, mengatur suasana hati

    serta kemampuan menunjukkan harapan dan optimisme ( Shapiro, 1999,

    hal.9). Apabila seseorang memiliki kecerdasan emosional yang baik maka

    memiliki motivasi dan kemauan dalam mengatasi masalah atau konflik

    sehingga kecemasan yang dirasakan dapat berkurang.

    Seseorang yang cerdas emosinya yaitu mampu mengenali emosi

    diri, mengelola emosi, memotivasi diri, mengenali emosi orang lain, dan

    mampu membina hubungan baik dengan orang lain serta dapat menilai

    dengan baik situasi yang dihadapi sehingga bisa terhindar dari distorsi

    kognitif yaitu kecenderungan salah mengerti atau penyimpangan kejadian-

    kejadian penting dengan cara negatil'( Neale dan Davidson , 1989, h. 289

    )dengan demikian ia dapat mengendalikan kecemasan yaitu perasaan yang

    dialami seseorang ketika berpikir bahwa sesuatu yang tidak menyenangkan

    akan terjadi. Sebaliknya seseorang yang kecerdasan emosionalnya rendah

    tidak dapat mengenali emosi diri, tidak memahami emosi orang lain, dan

    kurang dapat membina hubungan dengan orang lain sehingga tidak dapat

    menilai dengan baik situasi yang dihadapi untuk terhindar dari distorsi

    kognitif maka akan mengalami tingkat kecemasan tinggi yang

  • 65

    menghasilkan perasaan bahwa sesuatu yang tidak menyenangkan akan

    terjadi.

    Berdasarkan hipotesis minor kedua diperoleh hasil (r ,r, ) adalah

    sebesar -0,476 dengan p _ 0,002 (p

  • 66

    diri dan selalu bersikap positif terhadap segala sesuatu. Orang dengan

    konsep diri positif akan mampu menghargai dirinya sendiri, melihat hal- hal

    yang positif yang dapat dilakukan derni keberhasilan dimasa yang akan

    datang. Sedangkan seseorang dengan konsep diri yang negatif cenderung

    bersikap pesimistik terhadap kehidupan dan kesempatan yang dihadapi. Ia

    tidak rnelihat tantangan sebagai kesempatan, namun lebih sebagai halangan,

    dan mudah menyerah sebelum berperang. Individu yang mempunyai

    konsep diri negatif akan mengembangkan perasaan tidak mampu dan

    rendah diri. Individu akan merasa ragu dan kurang percaya diri.

    Burns (1994,h.72) mengatakan bahwa suatu konsep diri yang positif

    dapat disamakan dengan evaluasi diri yang positif. penghargaan diri yang

    positif. Sedangkan konsep diri yang negatif disarnakan dengan evaluasi diri

    yang negatif, perasaan rendah diri dan tidak adanya perasaan yang

    menghargai dan penerimaan diri.

    Mean Ernpirik (ME) dari variabel kecemasan menghadapi ujian

    skripsi adalah sebesar 62,92 dan Mean f{ipotetik (MH) adalah sebesar 47 ,5serta Standart Deviasi hipotetik (SDh) kecemasan adalah sebesar 9.5

    diketahui bahwa kecemasan menghadapi ujian skripsi pada subyek pada

    taraf yang tinggi. Subyek memiliki kecemasan yang tinggi mungkin

    dikarenakan adanya perasaan takut gagal menjawab pertanyaan para dosen

    pengdi sehingga hal tersebut menimbulkan kecemasan pada diri subyek.

    Mean empirik ( ME ) untuk variabel kecerdasan emosional sebesar 63,92

  • 67

    dan Mean Hipotetik ( MH) sebesar 57,5 serta Standard Deviasi hipotetik

    sebesar 1 I,5 diketahui bahwa kecerdasan emosional subyek memiliki

    kecerdasan emosional yang sedang. Hal ini dikarenakan kemampuan

    subyek cukup baik dalam mengenali emosi diri, mengelola emosi,

    memotivasi diri sendiri, mengenali emosi orang lain serta kemampuan

    membina hubungan dengan orang lain. Mean empirik (ME) untuk variabel

    konsep diri sebesar 57,1I dan Mean Hipotetik (MH) sebesar 52.5 serta

    Standard Deviasi hipotetik sebesar 10,5 diketahui bahwa subyek memiliki

    konsep diri subyek cukup baik. Hal ini dikarenakan subyek cukup rnerniliki

    kemarnpuan melihat dirinya secara realistis sehingga terbentuk konsep diri

    yang cukup positif pula.

    Penelitian ini rnemiliki kelemahan yaitu:

    l. Peneliti tidak dapat mengamati secara langsung pada saat subyek

    mengisi skala dikarenakan skala dibawa terlebih dahulu oleh subyek

    sehingga peneliti tidak mengetahui secara pasti keadaan subyek,

    sehingga kemungkinan subyek mengisi secara asal lebih besar terjadi

    dan kemungkinan skala diisi oleh orang lain juga dapat teriadi.

    2. Studi populasi hanya dilakukan pada mahasiswa Fakultas Psikologi

    Unika Soegijapranata sehingga tidak dapat diaplikasikan terhadap

    mahasiswa pada umumnya.

    3. Penguasaan peneliti terhadap teori kurang

    mempengaruhi pada waktu penyusunan alat ukur.

    \_

    sehingga dapat

  • 68

    4. Kelemahan teori yang digunakan dimana kecerdasan emosional cian

    konsep diri tidak disebutkan secara langsung mempengaruhi kecemasan,

    tetapi peneliti menggunakan faktor - faktor lain yang berkaitan dengan

    kecerdasan emosional dan konsep diri.

  • ')

    BAB VI

    PENIJTUP

    A. Kesimpulan

    Berdasarkan analisis data dan pembahasan maka dapat diambil

    kesimpulan:

    1. Ada hubungan antara kecerdasan emosional dan konsep diri dengan

    kecemasan menghadapi ujian skripsi.

    Ada hubr-rngan negatif antara kecerdasan emosional dengan kecemasan

    menghadapi uiian skripsi. Semakin tinggi kecerdasan emosional pada

    mahasiswa yang akan ntenempuh ujian skripsi maka kccemasan dalant

    menghadapi uiian skripsi semakin rendah. Sebaliknva semakin rendah

    kecerdasan emosional pada mahasiswa yang akan menempuh uiian

    skripsi maka kecemasan menghadapi uiian skri