Sintesis Iodoform Methyl Sal

21
SINTESIS IODOFORM TUJUAN PERCOBAAN : Membuat Iodoform Dari Aseton Melaui Reaksi Substitusi Elektrofilik DASAR TEORI Pengertian Iodoform Iodoform adalah senyawa yang dibentuk dari reaksi antara iodin dengan etanol / aseton dan asetaldehida dalam suasana basa. Pembuatan Iodoform Pembuatan Iodoform serupa dengan pembuatan kloroform, karena merupakan analog iodinnya. Akan tetapi berbeda dengan pembuatan kloroform, pada pembuatan iodoform pereaksi yang digunakan adalah natrium hipoiodit. Reaksinya terjadi antara senyawa karbonil yang memiliki gugus asetil (CH3CO-) dan natrium hipoidoit (NaOI). Iodoform yang diperoleh berupa kristal berwarna kuning, dengan titik leleh 1200C dan mempunyai bau yang khas. Iodoform dapat digunakan sebagai desinfektan dan antiseptik luar. Reaksi Iodoform Reaksi Iodoform adalah reaksi haloform dimana dalam reaksi tersebut digunakan iodida dari larutan alkali hidroksida (NaOH dan KOH) sehingga menghasilkan Iodoform. SIFAT-SIFAT IODOFORM a. Sifat Kimia Iodoform Kondensasi lipidine ethiodide dari alkil menghasilkan cis- ( 1-ethylguinoline-4-) trimetinaiomine. Iodoform dan kalium poidat membentuk CL4 – (tetraidometane) Iodoform dapat di hidrogenasi di itomenasi (metilan iodida)

Transcript of Sintesis Iodoform Methyl Sal

Page 1: Sintesis Iodoform Methyl Sal

SINTESIS IODOFORM

TUJUAN PERCOBAAN : Membuat Iodoform Dari Aseton Melaui Reaksi Substitusi Elektrofilik

DASAR TEORIPengertian Iodoform

Iodoform adalah senyawa yang dibentuk dari reaksi antara iodin dengan etanol / aseton dan asetaldehida dalam suasana basa.

Pembuatan IodoformPembuatan Iodoform serupa dengan pembuatan kloroform, karena merupakan analog

iodinnya. Akan tetapi berbeda dengan pembuatan kloroform, pada pembuatan iodoform pereaksi yang digunakan adalah natrium hipoiodit. Reaksinya terjadi antara senyawa karbonil yang memiliki gugus asetil (CH3CO-) dan natrium hipoidoit (NaOI). Iodoform yang diperoleh berupa kristal berwarna kuning, dengan titik leleh 1200C dan mempunyai bau yang khas. Iodoform dapat digunakan sebagai desinfektan dan antiseptik luar.

Reaksi IodoformReaksi Iodoform adalah reaksi haloform dimana dalam reaksi tersebut digunakan iodida

dari larutan alkali hidroksida (NaOH dan KOH) sehingga menghasilkan Iodoform.

SIFAT-SIFAT IODOFORMa. Sifat Kimia Iodoform

Kondensasi lipidine ethiodide dari alkil menghasilkan cis-( 1-ethylguinoline-4-) trimetinaiomine.

Iodoform dan kalium poidat membentuk CL4 – (tetraidometane) Iodoform dapat di hidrogenasi di itomenasi (metilan iodida) Iodoform bila dipanaskan dengan campuran anilin dan larutan NOH alkoholat

karbilamine membentuk isosianida.

Iodoform dapat di hidrolisis dengan kuat. Iodoform bila direduksi dengan Na2As2O4 akan membentuk metilen iodida. Iodoform bila direaksikan dengan dan NaOH akan menghasilkan warna merah ungu pada

lapisan piridin, setelah di panaskan sebentar. Jika iodoform di panaskan dalam satu tabung kering, akan timbul uap yang berwarna

violet dari iodium. Test larutan AgHO3 reaksi dengan larutan AgHO3 (argentum nitrat) tidak memberikan

endapan kuning perak iodida (Agl).

Page 2: Sintesis Iodoform Methyl Sal

Tidak bereaksi dengan kolomel, HgO.

b. Sifat Fisika Iodoform Bentuk berupa kristal kuning berkilauan Bentuk bangun merupakan heksagonal dengan I sebagai pusatnya Titik lebur 119-1230C Berat jenis 4,00 gr/mil Berat molekul 393,73 Komposisi C=3,05g; H=6,266; I=96,496 Mudah menguap (meyublim) pada suhu kamar Terurai oleh pengaruh panas cahaya dan udara membentuk CO2, CO, I2, H2O Memiliki bau yang khas Sukar larut dalam air tapi mudah laut dalam akohol Berguna dan acetor Perlahan-lahan larut dalam petaoida atom

Kegunaan Iodoform Sebagai pemusnah baktei iodoform digunakan sebagai antiseptik terhadap luka-luka

lecet, karena membebaskan I2 Sebagai pencegah keluarnya nanah dan pencegah pertumbuhan bakteri.

Pembuatan IodoformIodoform dapat dihasilkan dari :1. Alkohol

Alkohol direaksikan dengan I2 dan KOH, maka mula-mula alkohol direaksika dengan alkanal.

H-C-CH3 + I2

H-C-CH3 + 2HI║CHO║

Page 3: Sintesis Iodoform Methyl Sal

Etanol kemudian beeaksi dengan I sehingga terbentuk triiodeotanol.

OOH-C-CH3 + I2

H-C-CH3 + 3HI║║

Dalam lingkungan KOH maka triodetanal berubah menjadi iodoform dan kalium metanoat

OOH-C-Cl3 + KOHCH3 + H-C-OH║║

2. Aseton Aseton direaksikan dengan I2 dan KOH, maka I2 akan mengoksidasi aseton.Dalam lingkungan basa (KOH) H3C-C-Cl3 di ubah menjadi iodoform dan kalium asetat

OOH-C-CH3 + 3I2

H3C-C-Cl3 + 3HI║║

Page 4: Sintesis Iodoform Methyl Sal

Dalam lingkungan basa (KOH) H3C-C-Cl3 di ubah menjadi iodoform dan kalium asetat.

OOH3C-C-Cl3 + KOHH3C-C-OH + CHI3

║║

3. Asam laktatH3C – C - COOH + 4I2 - 7NaOHCHI3 + 5NaI + C - C + 6H2O│O│HO│I║O║O│NaO│Ona

4. Secara elektrolisaAseton maupun atenal dapat di elektrolisa oleh KI an Na2CO3, elektrolisa

dilakukan dengan elektroda platinum. Larutan yang ada mengandung K+, Na+, I-, CO2

Page 5: Sintesis Iodoform Methyl Sal

dan H+ serta O- dari air. Ion-ion akan kehilangan muatan selama elektrolisa, H+ pada katoda, dan I- serta OH2 yang dibebaskan pada anoda, bereaksi bersama menghasilkan iopoiodit CO-. Larutan menjadi mengandung ion NaOI yang bereaksi dengan atenol atau asenal.

5. Iodoform dapat dibuat dengan semua zat bereaksi positif dengan positif dengan iodoform test.

Iodoform TestSenyawa yang mengandung salah satu dari gugus –I-CH3 dan OH-CH3 akan bereaksi dengan I2 dalam NaOH memberikan endapan kuning iodoform. Reaksi ini adalah reaksi terhadap test.Senyawa yang mengandung gugus –CHOHCH3 memberikan hasil positif pada iodoform test, karena karena itu pertama kali di oksidasi menjadi metal keton. Metal keton kemudian bereaksi dengan I2 dan ion Hidropodia menghasilkan iodoform. Gugus fungsional –COCH3, atau CHOHCH3

dapat diserang oleh anil, alkil, atau hydrogen. Etanol, acetaldehid, acetor, alkohol sekunder, aceta fenam, isopropyl alkohol, kunder, aceta fenon, metal keton yang lain, isopropyl alkohol asam laktat, hidrat tekstabil dari acetadehid, CH3 serta karbinal sekunder dimana satu gugusnya yang diserang CH adalah metal semuanya membuat reaksi positif terhadap iodoform test.Secara umum senyawa dimana gugus metilnya diserang oleh gugus –CH3CO-, CH2 ICO-, atau CH2CO- yang ketika bergabung dengan atom hydrogen atau atom hydrogen/gugus aktif akan memberikan “sterie hindrance” (gangguan ruang) yang berlebihan.Iodoform test akan bereaksi positif untuk senyawa apapun yang bereaksi dengan regent untuk memberikan turunan yang mengandung satu dari gugus yang di syaratkan. Sebaliknya senyawa yang mengandung satu dari gugus yang di syaratkan tidak akan memberikan iodoform bila gugus tersebut dirusak oleh oksihidrolitik dari reagent sebelum iodonasi sempurna. Jenis-jenis senyawa yang memberikan reaksi positif terhadap iodoform test: (R= radikal anil atau alkil, kecuali anil di-ortho, tersubtitusi radikal). Hal ini disebabkan senyawa gugus asetil di atas dipisahkan oleh reagent menjadi asam asetal yang menahan iodiasi. Iodoform test sering digunakan pula untuk menentukan kebebasan suatu senyawa suatu zat, dimana senyawa itu diketahui memberi reaksi positif terhadap test, sering digunakan untuk membedakan alkohol primer, sekunder, sekunder dan tersier (terutama melihat ada tidaknya alkohol sekunder). Struktur alkohol sekunder menghasilkan test positif terhadap iodoform test.Tahap-tahap kerja rekristalisasi

Pemilihan pelarut Melarutkan senyawa murni dalam senyawa padat atau dekat titik didihnya Penyaringan larutan masih dalam keadaan panas dari partikel zat yang tidak larut Pendinginan larutan yang masih panas tersebut, sehingga senyawa yang di larutkan

akan mengkristal kembali Pemisahan kristal dari larutan yang menyertainya

Page 6: Sintesis Iodoform Methyl Sal

Pengeringan kristalCara pemilihan pelarut

Mempunyai daya pelarut yang tinggi untuk senyawa yang akan dimurnikanm pada suhu tinggi, dan mempunyai daya larut yang rendah pada suhu yang rendah

Titik didih rendah, untuk dapat mempermudah proses pengeringan setelah kristal terbentuk

Titik didih pelarut hendaknya lebih rendah dari titik lebur zat padat yang di larutkan tidak murni terurai pada saat pelarutan

Pelarut tidak bereaksi dengan pelarut yang akan di larutkan Dapat menghasilkan bentuk kristal senyawa yang dimurnikan Mudah dipisahkan dari senyawa yang mudah dimurnikan Dapat memisahkan kotoran dari senyawa murninya dengan cepat Ekonomis dan mudah diperoleh.

Thermometer

Corong buchner

Labu dasar datar

Page 7: Sintesis Iodoform Methyl Sal

Erlenmeyer

ALAT DAN BAHANBatang pengadukPendingin Liebig

Gelas ukur

Bahan : NaOH 10%

o NaOh merupakan basa kuato Digunakan dalam pembersihan minyak tanah, dalam pembuatan sabun, plastik,

dan bahan kimia lainnya. Aseton

o Keton yang paling sederhanao Diperoleh dari peragian patio Bercampur sempurna dengan air

Page 8: Sintesis Iodoform Methyl Sal

o Merupakan pelarut senyawa organik KI Etanol 95%

o Memiliki titik didih 78,50Co Jika dipanaskan pada 1800C dengan sedikit asam hidroklorida pekat, hasil etilen

yang diperoleh cukup banyak. NaOCl 5%

CARA KERJA

Iod + 10g AcetonDimasukkan dalam labu alas datarDitambahkan sedikit demi sedikit 20 ml larutan NaOH melalui corong pisah

Kristal CHI3 warna kuningDitambah air 300 ccDisaring dengan corong buchnerDicuci kristal kuning dengan air sampai filtrate tidak bereaksi alkalisDikristalkan kembali dengan alkoholDitentukan titik leburnya

Kristal CHI3 tidak berwarna

Page 9: Sintesis Iodoform Methyl Sal

HASIL PENGAMATAN

WAKTU PERLAKUAN PENGAMATAN

10.00Ditimbang 10 g iodium, 10 g aseton, dan 10 g NaOH

10 g NaOH dilarutkan dalam 100 ml aquadest untuk diencerkan

10.2010 g iodium ditambahkan 10 g aseton sambil dikocok sampai iodiumnya larut

Terbentuk perubahan warna merah kehitam-hitaman

10.30

Ditambahkan NaOH 20 ml lewat corong pisah sedikit demi sedikit, bila terjadi panas didinginkan dengan lap basah atau air es

Warna kuning, dan terdapat endapan iodium dibagian bawah larutan.

11.30Larutan disaring dengan corong buchner

Pada endapan terdapat kristal CHI3 berwarna kuning

12.00

Endapan yang terdapat kristal CHI3

warna kuning dicuci dengan air sampai filtrate tidak bereaksi alkalis (filtrate tidak berwarna)

Terbentuk kristal berwarna putih sebagai endapan dan filtratnya sudah tidak bereaksi alkalis.

12.15Kristal CHI3 dikristalkan kembali dengan alkohol

Terbentuk kristal CHI3 warna kuning dan filtratnya berwarna kuning

12.27 Penentuan titik leleh iodoform Hasil titik leleh 106º C

PEMBAHASAN

Iodoform merupakan senyawa yang dibentuk dari treaksi antara iodin dengan etanol/ aseton dan asetildehida dalam suasan basa. Untuk membuat iodoform dari aseton digunakan reaksi elektrofilik.

10 gram aseton ditambah 10 gram iod dimasukkan ke dalam labu dasar datar. Penggunaan labu dasar datar supaya dapat berdiri tanpa dipegang. Kemudian , ditambahkan 20 ml NaOH sedikit demi sedikit (lewat corong pisah). Hal yang harus dihindari ialah jangan sampai terlalu banyak menambahkan NaOH sebab, dapat menyebabkan panas. Namun, apabila terjadi panas, segera dinginkan dengan lap basah atau dengan mengalirkan air kran atau air es. Fungsi dari penambahan NaOH adalah untuk menghasilkan kristal iodoform berwarna kuning. Setelah itu, dengan segera ditambahkan 300 cc air.

Page 10: Sintesis Iodoform Methyl Sal

Penambahan segera 300 cc air setelah terbentuk kristal kuning maksudnya untuk mengencerkan NaOH yang mungkin berlebih dan unutk mencegah kecepatan terhidrolisisnya iodoform yang terbentuk. Hasil kristal kuning yang diperoleh dan telah ditambahakan air segera disaring dengan corong buchner. Kemudian kristal dicuci sampai filtrat tidak bereaksi alkalis, atau bebas NaOH karena sisa NaOH dikristal dapat menyebabkan penguraian iodoform pada waktu kristalisasi dengan alkohol. Setelah itu dicuci dengan alkohol dan ditentukan titik lebur/ titik leleh. Pada percobaan diatas, titik leleh yang diperoleh yaitu 1060C.

KESIMPULAN

Setelah melakukan praktikum, maka dapat diketahui bahwa iodoform dapat disintesis atau dibuat dari aseton melalui reaksi elektorilik. Titik leleh yang diperoleh adalah 1060C.

DAFTAR PUSTAKAAkhmadi Suminar.______. Kimia dasar prinsip dan terapan modern._____:____Akhmadi Suminar.______. Kimia organik edisi ke enam._____:_________Direktorat Jendral POM. 1995. Farmakope Indonesia, edisi IV. Jakarta : Departemen Kesehatan

RI Tim Asistensi Kimia Organik II. 1993. Penuntun Praktikum Kimia Organik. Bandung: Fakultas

MIPA Bandung

Tujuan PercobaanDiharapkan mahasiswa dapat memahami metoda sintesis ester dengan melalui reaksi esterifikasi pada percobaan ini.

Teori Dasar

Golongan analgesik non-narkotik seperti asam asetil salisilat ternyata memiliki khasiat anti inflamasi sehingga dapat digunakan untuk mengobati arthitis. Mekanisme Kerja obat ini belum jelas, walaupun diperkirakan dengan hubungan produksi atau penghantar hormon.Asam salisilat tersedia di alam dalam bentuk ester pada glikosida dan minyak atsiri. Metil ester terkandung dalam minyak gandapura dan minyak aromatik tumbuhan lainnya.Pada percobaan ini akan disintesis metil salisilat. Ester dapat diperoleh langsung dari asam karboksilat dengan alkohol dengan adanya katalis asam dan dapat diperoleh juga dari alkoholis asam klorida, asam anhidrat dan nitril.Tahapan reaksi esterifikasi dapat diilustrasikan asam asetat dan etanol:1. Protonisasi gugus karbonil2. Adisi alkohol dan pemindahan suatu proton ke salah satu gugus hidroksil.3. Eliminasi air dan deprotonisasi.

Page 11: Sintesis Iodoform Methyl Sal

Reaksi pada percobaan ini bersifat reversibel maka kesetimbangan harus dibuat condong ke kanan untuk diperoleh ester dalam jumlah banyak.Pada kondisi ideal, komposisi campuran kesetimbangan tidak dipengaruhi ada tidaknya katalis, tapi percobaan telah menunjukkan bahwa nilai konstanta kesetimbangan akan menjadi dua kali lipat. Jika ditambahkan sejumlah besar katalis asam maka katalis ini akan mengubah lingkungan dalam sistem dan sebagian dihilangkan melalui hidrasi air yang terbentuk dalam reaksi ini.Asam salisilat berupa hablur putih biasanya jarum halus serta rasanya agak kemanis-manisan, tajam dan stabil di udara. Warnanya putih dan tidak berbau serta sukar larut dalam air dan benzen namun mudah larut dalam etanol dan eter atau air yang mendidih. Jarak titik leburnya 158 derajat Celcius dan 161 derajat Celcius.

Struktur Kimia Asam Salisilat

Alat dan Bahan

Alat:1. Corong Pisah2. Labu Erlenmeyer3. Batang Pengaduk4. Pipet Tetes5. Gelas Kimia6. Kertas Saring7. Corong Gelas8. Labu Bundar 50 mL9. Kondensor10. Batu Didih11. Alat DestilasiBahan:1. 3 mL Asam Sulfat Pekat2. 14 gr Asam Salisilat3. 50 mL Metanol4. Diklorometan5. Air atau Aquadest

Page 12: Sintesis Iodoform Methyl Sal

6. Magnesium Sulfat7. Natrium Bikarbonat

Cara Kerja

Masukkan 14 gr Asam Salisilat dan 50 mL Metanol ke dalam labu bundar 50 mL dan aduk campuran itu. Tambahkan dengan ekstra hati-hati asam sulfat pekat sebanyak 3 mL (bersifat korosif !!!).Masukkan batu didih ke dalm labu tadi dan sambungkan dengan kondensor tegak lalu reflux kira-kira selama 1 1/2 jam. Setelah direflux, dinginkan larutan pada suhu kamar dan dekantasi ke dalam corong pisah. Yang didalamnya terdapat 5 mL air dan 5 mL diklorometan.Bilas labu bundar tadi dengan 2-3 mL diklorometan dan tuang bilasan lalu kocok campuran. Pisahkan cairan organik dengan kurang lebih 20 mL air/ aquadest dan kurang lebih 20 mL natrium bikarbonat (hati-hati berbusa). Pisahkan lapisan organik dan masukkan ke dalam labu erlenmeyer. Tambahkan sedikit magnesium sulfat, aduk dan buka penutup biarkan 20 menit.Saring larutan tersebut ke dalam destilasi kecil, tambahkan batu didih dan suling diklorometan. Setelah tidak ada lagi pelarut yang tersuling, biarkan labu dingin pada suhu ruangan.

Data Pengamatan

Setelah ditimbang, asam salisilat yang digunakan sebanyak 14,0045 gr. Ketika ditambah dengan 50 mL metanol, asam salisilat ini larut dengan cepat dan berwarna bening larutannya.Penambahan 3 mL asam sulfat pekat ke dalam larutan tadi merubah warnanya menjadi kemerahan walaupun sebentar dan berwarna bening kembali.Ketika dimasukkan batu didih dan dipasang kondensor tegak lalu direflux selama 1 1/2 jam terjadi pemisahan metanol yang dapat digunakan kembali.Setelah di dekantasi ke dalam corong pisah yang terdapat 5 mL air dan 5 mL diklorometan didalamnya terjadi pemisahan cairan organik dan air. Namun secara kasat mata, cairan organik dan air tidak dapat terlihat terpisah karena larutannya yang sama-sama berwarna bening.Untuk yang penambahan natrium bikarbonat serta magnesium sulfat dan penyulingan, tidak dilakukan karena keterbatasannya waktu sehingga produk belum dihasilkan secara murni.

Pembahasan

Pada pembuatan metil salisilat ini mula-mula dicampurkan 14,0045 gr asam salisilat dengan 50 mL metanol ke dalam labu bundar. Asam salisilat ini larut dengan cepat karena pelarutnya menggunakan metanol. Asam salisilat akan larut dengan cepat jika dilarutkan dalam senyawa

Page 13: Sintesis Iodoform Methyl Sal

etanol.Penambahan asam sulfat pekat sebanyak 3 mL berfungsi untuk sebagai katalis yang sifatnya asam dan hanya untuk memepercepat laju reaksi dengan menurunkan energi aktivasinya. Penambahan asam sulfat ini dilakukan diawal atau terdahulu pada percobaan ini bertujuan agar tidak terjadinya prematur, yaitu terbentuk metil salisilat sebelum waktu yang diinginkan.Dalam percobaan ini tujuannya untuk mensintesis metil salisilat yang artinya memebentuk metil salisilat.Reaksi pembentukan metil salisilat:

Struktur kimia untuk katalis asam atau asam sulfat (H2SO4) :

Page 14: Sintesis Iodoform Methyl Sal

Pemasukkan batu didih ke dalam larutan tadi dan pemasangan kondensor secara tegak dapat dinamakan sebagai reaksi soxlet yang cara kerja atau mekanisme kerjanya sama dengan reaksi destilasi namaun bedanya pada efisiensi pelarut. Metanol yang digunakan pada percobaan ini dapat dipergunakan oleh percobaan yang selanjutnya secara layak karena dengan reaksi soxlet, pelarut dapat terpisah secara efisiensi.

Setelah methanol terpisah secara efisien, larutan yang tadi hanya mengandung asam salisilat, metil salisilat serta air didekantasi tuang dari labu bundar ke dalam corong pisah. Dekantasi ini bertujuan untuk memisahkan pengotor yang dapat terlihat secara kasat mata baik itu pengotor dari dalam alat ataupun dari bahan-bahan yang digunakan.

Corong pisah yang tadi didalamnya sudah terdapat 5 mL

air dan 5 mL diklorometan yang tujuannya untuk memisahkan cairan-cairan organik dengan air karena sifat kepolaran dan perbedaan massa jenisnya. Dalam percobaan ini diklorometan bersifat non polar yang dapat bereaksi atau mengikat metil salisilat. Sedangkan air itu bersifat polar sehingga akan terpisah dengan sendirinya setelah dikocok dan didiamkan. Pengocokan corong pisah tidak boleh kuat-kuat karena untuk mencegah terjadinya pembentukan emulsi. Setelah dikocok dan didiamkan, cairan-cairan organik akan terpisah dengan air namun hal ini tidak dapat dilihat secara kasat mata. Maka dari itu dilakukan pengujian dengan meneteskan air ke dalam corong pisah untuk mengetahui keberadaan air, serta keberadaan diklorometan.

Cairan-cairan organik tadi dpisahkan ke dalam labu Erlenmeyer dan setelah terpisah ditambahkan 20 mL natrium bikarbonat yang berfungsi sebagai penghilang senyawa yang mengandung CH2 CR2.

Natrium bikarbonat + Metil salisilat

Page 15: Sintesis Iodoform Methyl Sal

Natrium salisilat + CO2 + H2O

Setelah lapisan organik dipisahkan kembali, ditambahkan magnesium sulfat (MgSO4) yang bertujuan untuk mengikat air (polar) yang terbawa ketika pemisahan lapisan organik ke dalam labu Erlenmeyer.

Untuk asam salisilat yang belum teresterifikasi dapat dilakukan destilasi vakum yaitu dengan adanya tekanan yang benar-benar menekan.

Campuran yang telah ditambah MgSO4 dan dibiarkan 20 menit itu dilakukan penyaringan ke dalam destilasi kecil untuk memisahkan pengotor-pengotor yang masih terbawa.

Untuk memurnikan produk atau hasil metil salisilat dilakukan penyulingan diklorometan.

Reaksi penambahan natrium bikarbonat dan magnesium sulfat serta pemurnian dengan cara penyulingan tidak dilakukan oleh praktikan karena keterbatasan waktu.

Gambar 1 Soxlet ketika reaksi reflux

Berkaitan dengan hasil metil salisilat yang dihasilkan kurang memuaskan ada beberapa hal, diantaranya:

1. Keterbatasan waktu praktikum,

2. Alat-alat yang tidak tercuci sempurna,

3. Keterlambatan penambahan asam salisilat atau penambahan asam sulfat yang didahulukan,

Page 16: Sintesis Iodoform Methyl Sal

4. Terbuangnya asam salisilat di dalam labu bundar, ataupun dialat-alat yang lainnya.

Kesimpulan

Sintesis itu adalah pembuatan suatu zat secara kimiawi. Sintesis metil salisilat adalah pembuatan metil salisilat dengan cara reaksi kimia.

Dari pembuatan metil salisilat ini dapat disimpulkan:

1. Metil salisilat dapat dibuat dengan cara mereaksikan asam salisilat dengan metanol dan asam sulfat sebagai katalis.

2. Ester dapat diperoleh dari reaksi esterifikasi langsung dari asam salisilat dengan metanol dengan katalis asam sulfat.

3. Pemisahan cairan-cairan organik dapat dilakukan dengan cara soxlet dan perbedaan kepolarannya serta perbedaan titik didih (destilasi).

4. Pemisahan pelarut secara efisien dapat dilakukan dengan cara soxlet.

5. Pemurnian metil salisilat dari diklorometan dapat dilakukan dengan cara penyulingan, namun reaksi ini tidak dilakukan karena waktu yang terbatas.

6. Produk atau hasil yang diperoleh tidak murni metil salisilat karena praktikum hanya dilakukan pada sampai penambahan diklorometan. Namun wanginya telah tercium walaupun hasilnya belum murni.

Daftar Pustaka

1. http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/sifat_senyawa_organik/alkohol1/reaksi_pengesteran_esterifikasi/ diakses pada tanggal 01 November 2009.

2. American Medical Associated. Drug Evaluations Annual 1993. Chicago: TheAssociation, 1993. p. 1587.

3. Goodman LS, Gilman A, editors. The Pharmacological Basis of 3rd ed. New York: The Macmillan Company, 1966.p. 1052.

4. http://kimia.upi.edu/utama/bahanajar/kuliah_web/2008/Riski%20Septiadevana%200606249_IE6.0/halaman_11.html diakses pada tanggal 01 Novemeber 2009.

Page 17: Sintesis Iodoform Methyl Sal