Sindrome kompartemen

4
TUGAS HARIAN Disusun Oleh : Sandrya Deprisicka S 1102009259 Pembimbing : dr. Sofie Minawati, SpS KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN NEUROLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI JAKARTA

description

sindrome kompartemen

Transcript of Sindrome kompartemen

Page 1: Sindrome kompartemen

TUGAS HARIAN

Disusun Oleh :Sandrya Deprisicka S

1102009259

Pembimbing :dr. Sofie Minawati, SpS

KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN NEUROLOGIFAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI JAKARTA

RSU dr.SLAMET GARUTMEI 2014

Page 2: Sindrome kompartemen

Sindrome kompartemen

DefinisiSindrome kompartemen merupakan suatu kondisi dimana terjadi peningkatan tekanan

interstitial dalam sebuah ruangan terbatas yakni kompartemen ostefasial yang tertutup. Sehingga mengakibatkan berkurangnya perfusi jaringan dan tekanan oksigen jaringan. Kompartemen osteofasial merupakan ruangan yang berisi otot, saraf dan pembuluh darah yang dibungkus oleh tulang dan fasia serta otot-otot individual yang dibungkus oleh epimisium.

PatofisiologiPatofisiologi syndrome kompartemen melibatkan hemostasis jaringan local normal yang

menyebabkan peningkatan tekanan jaringan, penurunan aliran darah kapiler, dan nekrosis jaringan local yang disebabkan hipoksia. Tanpa memperhatikan penyebabnya, peningkata tekanan jaringan menyebabkan obstruksi vena dalam ruang yang tertutup. Peningkatan tekanan secara terus menerus menyebabkan tekanan arteriolar intramuscular bawah meninggi. Pada titik ini tidak ada lagi darah yang akan masuk ke kapiler sehingga menyebabkan kebocoran ke dalam kompartemen, yang diikuti oleh meningkatnya tekanan dalam kompartemen.

Penekanan saraf perifer disekitarnya akan menimbulkan nyeri hebat. Bila terjadi peningkatan intrakompartemen, tekanan vena meningkat. Setelah itu aliran darah melalui kapiler akan berhenti. Dalam keadaan ini penghantaran oksigen juga akan terhenti. Sehingga terjadi hipoksia jaringan (pale). Jika hal ini terus berlanjut maka terjadi iskemia otot dan nervus yang akan meyebabkan kerusakan ireversibel komponen tersebut.

Manifestasi KlinisGejala klinis yang terjadi pada syndrome kompartemen dikenal dengan istilah 5P, yaitu :

Pain (nyeri) : nyeri yang hebat saat peregangan pasif pada otot-otot yang terkena, ketika ada trauma langsung. Nyeri merupakan gejala dini yang peling penting. Terutama jika munculnya nyeri tidak sebanding dengan keadaan klinik. Otot yang tegang pada kompartemen merupakan gejala spesifik dan sering.

Pallor (pucat) : diakibatkan oleh menurunnya perfusi ke daerah tersebut. Pulselesness : berkurangnya atau hilangnya denyut nadi. Parestesia : rasa kesemutan. Paralysis : merupakan tanda lambat akibat menurunnya sensasi saraf yang berlanjut

dengan hilangnya fungsi bagian yang terkenan syndrome kompartemen.

SABU (Serum Anti Bisa Ular)Serum anti bisa ular adalah suatu produk biologis yang digunakan dalam pengobatan

gigitan ular berbisa. Serum anti bisa ular dibuat dengan mengambil racun dari ular yang diinginkan, kemudian racun tersebut diencerkan dan disuntikkan ke kuda, domba, kambing atau kucing. Hewan subjek akan mengalami reaksi kekebalan terhadap racun, menghasilkan antibodi terhadap molekul aktif bisa ular dan kemudian anti bisa ular dapat diambil dari darah hewan

Page 3: Sindrome kompartemen

tersebut untuk mengobati keracunan bisa ular. Beri SABU (Serum Anti Bisa Ular, serum kuda yang dilemahan), polivalen 1 ml berisi:

♪ 10-50 D50 bisa Ankystrodon

♪ 25-50 LD50 bisa Bungarus

♪ 25-50 LD50 bisa Naya Sputarix

♪ Fenol 0.25% v/v

Teknik pemberian: 2 vial @5ml intravena dalam 500 ml NaCl 0,9% atau Dextrose 5%

dengan kecapatan 40-80 tetes/menit. Kemudian diulang setiap 6 jam. Apabila diperlukan

(misalnya gejala-gejala tidak berkurang atau bertambah), anti serum diberikan setiap 24 jam

sampai maksimal 100 ml (20 vial). Infiltrasi lokal pada luka tidak dianjurkan. Antiserum yang

tidak diencerkan dapat diberikan langsung sebagai suntikan intravena dengan sangat pelan.

SABU disimpan dalam lemari es suhu 2-8 derajat celcius, jangan dalam frezer. Masa kadaluarsa

2 tahun.