SIM RS
-
Upload
martalenasari -
Category
Documents
-
view
171 -
download
27
description
Transcript of SIM RS
Implementasi Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit One Medic di Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat
Seiring perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang semakin pesat, kebutuhan akses informasi dan peningkatan pelayanan kesehatan mau tak mau harus mengikutinya juga. Untuk itu dibutuhkan sarana penunjang kegiatan pelayanan tersebut. Salah satunya adalah Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) yang diharapkan dapat membantu kinerja tenaga kesehatan dalam meningkatkan pelayanan kepada pasien.
Berkenaan dengan itu Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat bekerja sama dengan PT. Telekomunikasi Indonesia dan PT. Chelonind Integrated sebagai Penyedia Aplikasi One Medic melakukan pengembangan SIMRS berbasis web dengan menggunakan One Medic untuk diterapkan di 4 rumah sakit, antara lain Rumah Sakit Jiwa H.B. Saanin Padang, Rumah Sakit Achmad Mochtar Bukittinggi, Rumah Sakit Umum Daerah Pariaman dan Rumah Sakit Umum Daerah Solok.
Sebelum dilakukan Implementasi di 4 Rumah Sakit tersebut dilaksanan pelatihan bagi calon operator baik eksekutif maupun tenaga medis/non medis yang nantinya akan menggunakan SIMRS tersebut. Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 30 November s.d. 15 Desember 2010 di Hotel Pangeran City. Adapun tahap pelatihan dibagi menjadi 4 tahap yaitu; Pelatihan Tenaga Eksekutif , Pelatihan Tenaga Operator Angkatan 1 dan 2, Pelatihan Tenaga Operator Angkatan 3 dan 4 dan Pelatihan Tenaga Pendamping.
Pelatihan sendiri sempat terganggu dengan adanya gempa pada tanggal 3 Desember 2010 yang menimpa Sumatera Barat. Akan tetapi kegiatan tetap dilaksanakan hingga selesai sesuai jadwal yang sudah ditentukan sebelumnya.
Dengan adanya pelatihan ini diharapkan tenaga medis/non medis masing-masing rumah sakit dapat memahami cara menggunakan SIMRS One Medic sehingga tujuan utama meningkatkan pelayanan kesehatan di rumah sakit dapat terpenuhi.
Setelah dilakukan pelatihan berikutnya dilakukan pengujian Aplikasi SIMRS One Medic di 4 rumah sakit pada tanggal 17-19 Desember 2009 sekaligus dilakukan integrasi SIMRS One Medic dari 4 rumah sakit ke Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat.
Untuk menindaklanjuti implementasi/pengembangan SIMRS One Medic di 4 rumah sakit akan dilaksanakan pendampingan selama 2 tahun oleh tim pendamping dari One Medic. Berikut adalah dokumentasi dari kegiatan Implementasi One Medic di Provinsi Sumatera Barat.
SISTEM INFORMASI MANAJEMEN RUMAH SAKIT
SISTEM INFORMASI MANAJEMEN RUMAH SAKIT
Suatu bidang keilmuan yang mempelajari teknologi komputer khususnya dalam pengembangan perangkat
lunak. Dalam bahasa Indonesia, istilah Informatika diturunkan dari bahasa Perancis informatique, yang dalam
bahasa Jerman disebut Informatik. Dalam pendefenisian istilah informatika, menurut Philippe Dreyfus (1962) dan
l`Academie Francaise (1967) yang mendefenisikan informatika tersebut sebagai berikut: Kumpulan Disiplin Ilmu
(scientific discipline) dan Disiplin Teknik (engineering discipline) yang secara spesifik menyangkut transformasi /
pengolahan dari “Fakta Simbolik” (data / informasi), yang terutama menggunakan fasilitas mesin-mesin
otomatis/komputer. Dalam bahasa Inggris memiliki makna yang sedikit berbeda, yaitu lebih menekankan pada
aspek pengolahan informasi secara sistematis dan rasional. Pada prinsipnya keilmuan ini lebih menekankan
bagaimana suatu data dan informasi dapat diolah sedemikian dengan berbantuan teknologi yang terotomatisasi.
Teknologi yang terautomatisasi tersebut tidak hanya dalam satu mesin, namun bisa melibatkan beberapa mesin.
Mesin ini lebih umum disebut dengan komputer. Komputer sebagai bahan utama dalam bidang keilmuan ini
memiliki peranan yang sangat tinggi, sehingga informatika secara sederhana mengupas mulai dari bagaimana
mesin tersebut bisa bekerja, bagaimana suatu data diolah dengan cara yang dimengerti oleh mesin sedangkan
informasinya dimengerti juga oleh manusia, sampai bagaimana mesin tersebut mampu berkomunikasi dengan
mesin lainnya.
Sistem informasi adalah suatu sistem yang menyediakan informasi untuk manajemen dalam mengambil
keputusan dan juga untuk menjalankan operasional perusahaan, di mana sistem tersebut merupakan kombinasi
dari orang-orang, teknologi informasi dan prosedur-prosedur yang tergorganisasi.
System Informasi Menurut Para Ahli
a. Pengertian sistem informasi menurut John F. Nash
Sistem Informasi adalah kombinasi dari manusia, fasilitas atau alat teknologi, media, prosedur dan pengendalian
yang bermaksud menata jaringan komunikasi yang penting, proses atas transaksi-transaksi tertentu dan rutin,
membantu manajemen dan pemakai intern dan ekstern dan menyediakan dasar pengambilan keputusan yang
tepat.
b. Pengertian sistem informasi menurut Henry Lucas Sistem
Informasi adalah suatu kegiatan dari prosedurprosedur yang diorganisasikan, bilamana dieksekusi akan
menyediakan informasi untuk mendukung pengambilan keputusan dan pengendalian di dalam organisasi.
PENGERTIAN SISTEM INFORMASI RUMAH SAKIT
a. SIM adalah perangkat prosedur yang terorganisasi apabila dijalankan akan memberikan umpan balik dan
informasi kepada manajemen tentang masukan, proses, dan keluaran dari suatu siklus manajemen, yaitu
perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan pengendalian.
b. SIM merupakan sebuah sistem mesin pemakai yang terintegrasi yang menyediakan informasi untuk
menunjang operasi manajemen dan fungsi-fungsi pengambilan keputusan di dalam sebuah organisasi.
Sistem tersebut memanfaatkan perangkat keras dan lunak komputer, dan prosedur-prosedur
manual;model-model untuk analisis, perencanaan, pengawasan, dan pengambilan keputusan; dan suatu
“database” (Gordon B.Davis dan Margareth H.Olson).
c. Management Information System is a spesifically designed communication system in which data are
gathered, stored, analyzed, formulated, and reported to manager (Rakich-Longest-Darr).
Sebagian besar rumah sakit di Indonesia masih mengandalkan sistem informasi manajemen rumah sakit yang
berbasis pada aplikasi untuk menunjang kegiatan transaksi administratif. Penelitian dan pengembangan SIMRS
merupakan salah satu prioritas di Minat Simkes. Beberapa mahasiswa Simkes telah meneliti kondisi SIMRS, ada
pula yang pernah merancang model aplikasi dokumentasi asuhan keperawatan. Secara umum, SIMRS meliputi
beberapa modul yang terdiri dari:
1. Registrasi pasien
2. Sistem antrian
3. Manajemen rawat jalan
4. Manajemen unit penunjang
5. Manajemen rawat inap
6. Farmasi dan inventory logistik rumah sakit
7. Billing sistem dan akuntansi
8. Manajemen sumber daya rumah sakit
9. Sistem pelaporan medical error
10. Manajemen rekam medis
11. Sistem informasi eksekutif
Tujuan system informasi adalah identifikasi masalah meningkatkan mutu pelayanan kesehatan, meningkatkan
ketepatan dan kecepatan pengambilan keputusan, meningkatkan fungsi perencanaan, pemantauan, pengendalian,
dan evaluasi organisasi. Mengukur, mengendalikan, menganalisa penggunaan sumber daya dan produktifitas,
efisiensi dan efektifitas, meningkatkan komunikasi intern dan ekstern organisasi, penyusunan laporan intern dan
ekstern riset dan pendidikan.
Kategori SIM RS
1. Sistem Informasi Administrasi dan keuangan
2. Sistem Informasi medis-klinis
Penyaiian informasi - Efisiensi biaya - Ketenagaan Utilisasi pelayanan penunjang Struktur biaya
STRUKTUR SISTEM INFORMASI MANAJEMEN Robert V.Head
Piramid atau Limas berdasarkan hirarki perencanaan dan aktivitas manajemen > Perencanaan strategis(Strategic
planning) Kegiatan manajemen tingkat atas > Pengendalian manajemen serta perencanaan taktikal(management
control) Inti kegiatan manajemen tingkat menengah Pengendalian operasional(Operasional control) dilaksanakan
manajemen tingkat bawah.
Struktur sistem informasi manajemen dalam bentuk piramid: MIS untuk perencanaan strategis&kebijaksanaan
&pengambilan keputusan. Selain itu juga untuk perencanaan taktikal dan poengambilan keputusan.
Di bidang kesehatan terutama Rumah Sakit sangat membutuhan Sistem Informasi Manajemen untuk
meningkatkan kualitas pelayanan bagi.
Berikut hal-hal yang harus diperhatikan agar Sistem Informasi Manajemen yang dibuat dapat teraplikasikan dengan
sukses :
1. Development Master Plan, cetak biru pembangunan harus dirancang dengan baik mulai dari survei awal
hingga berakhirnya implementasi, yang perlu diperhatikan adalah terlibatnya faktor pengalaman dalam
membangun pekerjaan yang sama, serta peran serta semua bagian dalam organisasi dalam mensukseskan
Sistem Informasi Manajemen yang akan dibangun, master plan ini yang akan menjadi acuan pembuatan sebuah
sistem untuk jangka waktu tidak terbatas.
2. Integrated, dengan integrasi antar semua bagian organisasi menjadi satu kesatuan, akan membuat sistem
berjalan dengan efisien dan efektif sehingga kendala-kendala seperti redudansi, re-entry dan
ketidakkonsistenan data dapat dihindarkan, dengan harapan pengguna sistem memperoleh manfaat yang
dapat dirasakan secara langsung, perubahan pola kerja dari manual ke computer akan menimbulkan efek baik
dan buruk bagi seorang tenga medis.
3. Development Team, tim yang membangun Sistem Informasi Manajemen harus ahli dan berpengalaman di
bidangnya, beberapa bidang ilmu yang harus ada dalam membangun sebuah Sistem Informasi Manajemen
yang baik adalah: Manajemen Informasi, Teknik Informasi, Teknik Komputer, dokter, perawat dan tentunya
orang-orang sudah sudah berkecipung dibidang pengembangan sistem informasi manajeman khususnya rumah
sakit (kesehatan).
4. Teknologi Informasi, ketepatan dalam memilih Teknologi Informasi sangat penting dalam pembangunan,
komponen-komponen Teknologi Informasi secara umum adalah Piranti Keras (Hardware), Piranti Lunak
(Software) dan Jaringan((Network).
.
Selain mengikuti suatu siklus hidup, dalam pengembangan sistem informasi, perlu dilakukan beberapa pendekatan,
seperti:
1. Sistems Approach, pendekatan sistem merupakan pendekatan yang memperhatikan sistem informasi sebagai
suatu kesatuan yang utuh terintegrasi dengan semua kegiatan-kegiatan lain di dalam organisasi. Pendekatan
sistem ini juga menekankan pada pencapaian sasaran keseluruhan dari organisasi, tidak hanya memperhatikan
sasaran dari sistem informasi saja.
2. Top-Down Approach, pendekatan ini dimulai dari tingkatan atas organisasi (strategic planning level), yaitu
dimulai dengan mendefinisikan sasaran dan kebijakan organisasi. Langkah selanjutnya adalah melakukan
analisis kebutuhan informasi. Setelah kebutuhan informasi dapat ditentukan, maka proses turun ke penentuan
output, input basis data, prosedur-prosedur operasi dan kontrol. Pendekatan dari atas ke bawah ini sesuai
dengan pendekatan sistem.
3. Modular Approach, pendekatan moduler memecah-mecah sistem yang rumit menjadi bagian modul-modul
yang lebih sederhana. Sebagai akibatnya, tiap-tiap modul dapat dikembangkan dalam waktu yang tepat sesuai
dengan yang direncanakan, mudah dipahami dan mudah dipelihara.
4. Evolutionary Approach, pendekatan ini akan menghasilkan suatu sistem yang mampu beradaptasi dengan
perkembangan-perkembangan organisasi di masa yang akan datang, sehingga didapatkan suatu sistem yang
mempunyai biaya pemeliharaan yang rendah.
.
Secara besar sistem informasi harus dikelompokan pada kelas rumah sakit dan status rumah sakit,
1. Rumah Sakit Vertikal
2. Rumah Sakt Umum Daerah
3. Rumah Sakit Umum Swasta
4. Rumah Sakit Spesialist
Dengan dikelompokannya rumah sakit kedalam kelompok-kelompok diatas guna mempermudah sejauh mana
tingkat kebutuhan sistem informasi terutama yang di dasarkan pada modular, modul-modul yang di gunakan oleh
rumah sakit daearh tentu akan berbeda dengan rumah sakit vertical maupun swasta.
Kendala-kendala yang sering terjadi dilapangan saat implementasi adalah:
1. Ketidak siapan rumah sakit dalam menerapkan sistem informasi yang terintergrasi dan berbasi kmputer.
2. Penyajian data yang belum semua menjadi data elektronik yang akan memudahkan pada proses migrasi data.
3. Komitment yang dilaksanakan secara bersamaan dan menyelur sehingga menimbulkan kekacaun pada data
transakit.
4. Koordinasi antar unit bagian yang terkesan mementingkan unit masing-masing.
5. Berubah-ubahnya kebijakan.
6. Mengubah pola kerja yang sudah terbiasa dengan manual ke komputerisasi.
7. Pemahaman yang belum merata antara SDM terkait,
http://annaindria.blogspot.com/2012/05/sistem-informasi-management-rumah-sakit.html
SIMRS (Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit)BY
RAHMATPOSTED IN: PRODUCT
Billing Sistem SIMRS
Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) adalah sebuah sistem informasi yang terintegrasi yang disiapkan untuk menangani
keseluruhan proses manajemen Rumah Sakit, mulai dari pelayanan diagnosa dan tindakan untuk pasien, medical record, apotek, gudang
farmasi, penagihan, database personalia, penggajian karyawan, proses akuntansi sampai dengan pengendalian oleh manajemen. Produk
kami Enterprise Hospital Systemadalah sistem yang terintegrasi pada semua modul dan telah dipakai di beberapa Rumah Sakit Daerah,
baik yang telah berstatus BLU maupun belum. SIMRS ini didesain dengan teknologi informasi terbaru dan interface yang menarik sehingga
mudah digunakan.
Manfaat yang didapatkan Rumah Sakit dengan menggunaan SIMRS ini adalah:
Proses-proses manajemen rumah sakit bisa terintegrasi antara satu bagian dengan bagian lainnya.
Pengendalian stok obat dan alkes multi gudang (multi apotek / floorstock) bisa dilakukan dengan lebih mudah karena posisi stock up to
date-nya bisa diketahui setiap saat.
Penagihan kepada pasien bisa dibuat dalam sebuah single billing statement untuk semua jasa perawatan yang telah diterima pasien.
Riwayat penyakit dan perawatan (medical record) pasien bisa dikelola dan dipanggil dengan cepat dan otomatis.
Analisis statistik diagnosa dan pembedahan terhadap pasien telah disesuaikan dengan standard yang telah ditetapkan WHO.
Memudahkan proses budgeting dan pengendalian realisasinya.
Memudahkan penyusunan rencana cash-flow dan pengendalian arus kas maupun bank.
Dengan SIMRS, resiko keterlambatan pembayaran atau penagihan hutang piutang bisa dikurangi.
Menjaga konsistensi data (data consistency) karena menggunaan data bersama (data sharing) baik data master (database pasien,
dokter, perawat, karyawan dan obat) maupun data transaksi.
Pemanfaatan data keluaran / output dari suatu modul oleh modul lain (sebagai masukan / input) sehingga bisa dihindari adanya
redundansi proses antar bagian.
SIMRS memberikan kemudahan dalam pembuatan laporan di semua unit, cepat dan akurat.
Pencetakan nota pembayaran, kuitansi, surat menyurat bisa dilakukan dengan mudah.
Efisiensi waktu entri data (entry time) karena hanya dilakukan sekali oleh bagian yang paling berkompeten.
Efisiensi kerja karyawan menjadi meningkat karena beberapa proses rutin seperti pembuatan laporan atau perhitungan-perhitungan
dilakukan secara otomatis dan cepat. Dengan demikian karyawan lebih bisa berkonsentrasi kepada hal-hal yang bersifat stratgis.
dll.
Teknologi
SIMRS kami Enterprise Hospital System dibangun dengan teknologi mutakhir berbasis Open Source dengan spesifikasi:
User Interface berbasis Web PHP/AJAX
Database bisa menyesuaikan dengan sistem yang ada (Kami merekomendasikan menggunakan My SQL ver. 5)
Spesifikasi Sistem
SIM RS tersusun atas beberapa Sistem dan Modul :
1. Admin Sistem
2. Sistem Pelayanan Pasien / Billing System
Modul Loket/Registrasi Pasien
Modul Pelayanan Rawat Jalan
Modul Pelayanan Rawat Inap
Modul UGD
Modul IRD
Modul Kamar Operasi
Modul Persalinan
Modul Paviliun
Modul Modul Rawat Intensive (ICU/NICU/PICU)
Modul Instalasi Hemodelisia
Modul Medical Check Up
3. Sistem Farmasi
Modul Pengendalian Stok
Modul Gudang Obat
Modul Floor Stock
Modul Produksi Obat
Modul Apotek (multi apotek)
4. Sistem Penunjang Medis
Modul Laboratorium
Modul Radiologi
Modul Bank Darah
Modul Fisioterapi
Modul Rehab Medis
Modul Kamar Jenazah
Modul Manajemen Dapur
Modul Gizi
Modul Rekam Medik
5. Sistem Aset / Inventori
6. Sistem Keuangan dan Akuntansi
Modul Hutang
Modul Piutang
Modul Kas-Bank
Modul Budgeting
Modul Akutansi
7. Sistem Human Resources Development (HRD)
Modul Personalia
Modul Penggajian / Payroll
Modul RSU Pendidikan
8. Sistem Manajemen
Modul Manajemen Pelayanan
Modul Manajemen Farmasi
Modul Manajemen Keuangan
Modul Manajemen Aset
Modul Pemasaran dan Publikasi / PR
Fitur Unggulan
SIMRS kami Enterprise Hospital System memiliki fitur-fitur unggulan, diantaranya:
Pencatatan akuntasi secara accrual
Pencatatan jasa layanan dengan multi tarif: berdasar perda dan KSO (Askes)
Mendukung integrasi dengan sistem luar seperti sistem ASKES
Fasilitas perhitungan unit cost
Perhitungan jasa pelaksana layanan dilakukan secara accrual
Antrian pasien tiap unit pelayanan otomatis berdasar kedatangan loket
SIMRS antrian pasien rawat jalan
Stock opname farmasi bisa dilakukan tanpa menghentikan sistem
Perhitungan stock opname obat di setiap unit beserta nilai rupiahnya
SIMRS: Fasilitas stock opname semua unit
Billing System terintegrasi secara langsung dengan Sistem Akuntasi
Fasilitas pencetakan nota pembayaran, kuitansi, surat menyurat dan laporan
Salah satu fasilitas pembuatan laporan SIMRS
Analisis statistik diagnosa dan pembedahan terhadap pasien bisa disesuaikan dengan Standard Internasional yang telah ditetapkan
WHO
SIMRS telah menggunakan standar ICD X dalam input diagnosa dan tindakan
Fasilitas input diagnosa SIMRS (sesuai standar ICDX)
Share :
http://www.digital-sense.net/simrs
Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIM-RS)Posted by slurppsss on December 31, 2011
Pengembangan Sistem Informasi dan Hambatan-hambatannya:
Pengelolaan data Rumah Sakit yang sangat besar baik data medik pasien maupun data-data administrasi yang dimiliki oleh rumah Sakit
sehingga mengakibatkan :
1. Redudansi Data, pencatatan data yang berulang-ulang menyebabkan duplikasi data sehingga kapasitas yang di perlukan membengkak
dan pelayanan menjadi lambat, tumpukan filing sehingga memerlukan tempat filing yang cukup luas.
2. Unintegrated Data, penyimpanan data yang tidak terpusat menyebabkan data tidak sinkron, informasi pada masing-masing bagian
mempunyai asumsi yang berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan masing-masing unit /Instalasi.
3. Human Error, proses pencatatan yang dilakukan secara manual menyebabkan terjadinya kesalahan pencatatan yang semakin besar
dan tidak singkrong dari unit satu ke yang lainya dan akan menimbulkan banyaknya perubahan data (efeknya banyak pelayanan akan
berdasarkan sesuka perawan/dokter sehinga dokter / perawat bisa menambah bahkan mengurangi data/tarif sesuai dengan kondisi saat
itu, misal yang berobat adalah sodaranya makan dengan seenaknya dokter/perawat memberikan discont tanpa melalu prosedur yang
tepat. Dan menimbulkan kerugian pada rumah sakit.
4. Terlambatnya Informasi, dikarenakan dalam penyusunan informasi harus direkap secara manual maka penyajian informasi menjadi
terlambat dan kurang dapat dipercaya kebenarannya.
Era globalisai yang ditandai dengan adanya Perdagangan bebas mengharuskan sektor Kesehatan terutam Rumah Sakit untuk
meningkatkan daya saing dengan memberikan pelayanan yg sebaik-baiknya kepada pelanggan ataupun pasien bahkan penyajian laporang
yang akurat bagi para pengambil keputusan, bakan rumah sakit vertical cenderung untuk segera merubah tatana rumah sakit menjadi
sebuah badan layanan umum, sehingga lebih mudah dalam penataan administrasinya.
Guna mengatasi hambatan–hambatan dalam pelayanan kesehatan di Rumah Sakit, keberadaan “Sistem Informasi Manajemen Rumah
Sakit” sangat dibutuhkan, sebagai salah satu strategik manajemen dalam meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dan memenangkan
persaingan bisnis.
Sistem Informasi Manajemen merupakan prosedur pemrosesan data berdasarkan teknologi informasi yang terintegrasi dan di intergrasikan
dengan prosedur manual dan prosedur yang lain untuk menghasilkan informasi yang tepat waktu dan efektif untuk mendukung proses
pengambilan keputusan manajemen, sehingga dalam tahapannya akan membuat bebrapa SOP baru guna menungjang kelancaran
penerapan Sistem yang tertata dengan rapih dan baik.
Berdasarkan definisi di atas, maka kita dapat membagi Sistem Informasi Manajemen menjadi 5 komponen utama guna menunjang
terlaksanana penerapan sistem informasi yang benar dan sesuai kebutuhan:
1. Software (Sistem Informasi Manajeman Rumah Sakit)
2. Hardware (Perangkat Kerasa berupa Komputer, printer dan lainnya)
3. Networking (Jaringan LAN, Wireless dan lainnya)
4. SOP (Standar Operasional Prosedur)
5. Komitment (Komitmen semua unit/instalasi yang terkait untuk sama-sama mejalankan sistem karena sistem tidak akan berjalan tanpa di
Input)
6. SDM (sumberdaya manusia adalah factor utama suksesnya sebuah sistem dimana data diinput dan di proses melalui tenaga-tenaga
SMD tersebut)
Sistem Informasi Manajemen saat ini merupakan sumber daya utama, yang mempunyai nilai strategis dan mempunyai peranan yang sangat
penting sebagai daya saing serta kompetensi utama sebuah organisasi dalam menyongsong era Informasi ini.
Di bidang kesehatan terutama Rumah Sakit sangat membutuhan Sistem Informasi Manajemen untuk meningkatkan kualitas pelayanan
bagi masyarakat untuk menyongsong ‘Indonesia Sehat 2010’.
Berikut hal-hal yang harus diperhatikan agar Sistem Informasi Manajemen yang dibuat dapat teraplikasikan dengan sukses :
1. Development Master Plan, cetak biru pembangunan harus dirancang dengan baik mulai dari survei awal hingga berakhirnya
implementasi, yang perlu diperhatikan adalah terlibatnya faktor pengalaman dalam membangun pekerjaan yang sama, serta peran serta
semua bagian dalam organisasi dalam mensukseskan Sistem Informasi Manajemen yang akan dibangun, master plan ini yang akan
menjadi acuan pembuatan sebuah sistem untuk jangka waktu tidak terbatas.
2. Integrated, dengan integrasi antar semua bagian organisasi menjadi satu kesatuan, akan membuat sistem berjalan dengan efisien
dan efektif sehingga kendala-kendala seperti redudansi, re-entry dan ketidakkonsistenan data dapat dihindarkan, dengan harapan
pengguna sistem memperoleh manfaat yang dapat dirasakan secara langsung, perubahan pola kerja dari manual ke computer akan
menimbulkan efek baik dan buruk bagi seorang tenga medis.
3. Development Team, tim yang membangun Sistem Informasi Manajemen harus ahli dan berpengalaman di bidangnya, beberapa bidang
ilmu yang harus ada dalam membangun sebuah Sistem Informasi Manajemen yang baik adalah: Manajemen Informasi, Teknik
Informasi, Teknik Komputer, dokter, perawat dan tentunya orang-orang sudah sudah berkecipung dibidang pengembangan sistem
informasi manajeman khususnya rumah sakit (kesehatan).
4. Teknologi Informasi, ketepatan dalam memilih Teknologi Informasi sangat penting dalam pembangunan, komponen-komponen
Teknologi Informasi secara umum adalah Piranti Keras (Hardware), Piranti Lunak (Software) dan Jaringan((Network).
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam memilih teknologi adalah :
Price, harga sesuai dengan Teknologi Informasi yang didapat.
Performance, diukur dari kemampuan, kapasitas dan kecepatan Teknologi Informasi menangani proses maupun penampungan data.
Flexibility, kemampuan Teknologi Informasi saling beradaptasi dan kemudahan pengembangan di masa yang akan datang.
Survivability, berapa lama Teknologi Informasi mendapatkan dukungan dari vendor maupun pasar.
Yang paling penting adalah sesuikan dengan kebutuhana pengembangan kemasa depan tentunya.
Selain mengikuti suatu siklus hidup, dalam pengembangan sistem informasi, perlu dilakukan beberapa pendekatan, seperti:
1. Sistems Approach, pendekatan sistem merupakan pendekatan yang memperhatikan sistem informasi sebagai suatu kesatuan yang
utuh terintegrasi dengan semua kegiatan-kegiatan lain di dalam organisasi. Pendekatan sistem ini juga menekankan pada pencapaian
sasaran keseluruhan dari organisasi, tidak hanya memperhatikan sasaran dari sistem informasi saja.
2. Top-Down Approach, pendekatan ini dimulai dari tingkatan atas organisasi (strategic planning level), yaitu dimulai dengan
mendefinisikan sasaran dan kebijakan organisasi. Langkah selanjutnya adalah melakukan analisis kebutuhan informasi. Setelah
kebutuhan informasi dapat ditentukan, maka proses turun ke penentuan output, input basis data, prosedur-prosedur operasi dan
kontrol. Pendekatan dari atas ke bawah ini sesuai dengan pendekatan sistem.
3. Modular Approach, pendekatan moduler memecah-mecah sistem yang rumit menjadi bagian modul-modul yang lebih sederhana.
Sebagai akibatnya, tiap-tiap modul dapat dikembangkan dalam waktu yang tepat sesuai dengan yang direncanakan, mudah dipahami
dan mudah dipelihara.
4. Evolutionary Approach, pendekatan ini akan menghasilkan suatu sistem yang mampu beradaptasi dengan perkembangan-
perkembangan organisasi di masa yang akan datang, sehingga didapatkan suatu sistem yang mempunyai biaya pemeliharaan yang
rendah.
Secara besar sistem informasi harus dikelompokan pada kelas rumah sakit dan status rumah sakit,
1. Rumah Sakit Vertikal
2. Rumah Sakt Umum Daerah
3. Rumah Sakit Umum Swasta
4. Rumah Sakit Spesialist
Dengan dikelompokannya rumah sakit kedalam kelompok-kelompok diatas guna mempermudah sejauh mana tingkat kebutuhan sistem
informasi terutama yang di dasarkan pada modular, modul-modul yang di gunakan oleh rumah sakit daearh tentu akan berbeda dengan
rumah sakit vertical maupun swasta.
Kendala-kendala yang sering terjadi dilapangan saat implementasi adalah:
1. Ketidak siapan rumah sakit dalam menerapkan sistem informasi yang terintergrasi dan berbasi kmputer.
2. Penyajian data yang belum semua menjadi data elektronik yang akan memudahkan pada proses migrasi data.
3. Komitment yang dilaksanakan secara bersamaan dan menyelur sehingga menimbulkan kekacaun pada data transakit.
4. Koordinasi antar unit bagian yang terkesan mementingkan unit masing-masing.
5. Berubah-ubahnya kebijakan.
6. Mengubah pola kerja yang sudah terbiasa dengan manual ke komputerisasi.
7. Pemahaman yang belum merata antara SDM terkait,
8. dan lain-lain
http://slurppsss.wordpress.com/2011/12/31/sistem-informasi-manajemen-rumah-sakit-sim-rs/