EVALUASI KESUKSESAN MANAJEMEN (SIM-RS) … pembayaran (kasir) melalui aplikasi SIM-RS pada Rumah...

7
1 AbstrakRumah Sakit Jiwa Menur Surabaya merupakan rumah sakit spesialis pengobatan jiwa terbesar di Jawa Timur dan dinaungi langsung oleh provinsi Jawa Timur. Rumah Sakit Jiwa Menur memiliki teknologi informasi berdasarkan UU no.44 tahun 2009 pasal 52 ayat 1 namun belum bisa di optimalkan. Penerapan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIM-RS) di Rumah Sakit Jiwa Menur memiliki pengembang dari teknologi informasi tersebut dan mengimplementasikan ke dalam proses bisnis penerimaan pasien melalui administrasi hingga sistem pelaporan dan proses pembayaran (billing). Evaluasi dilakukan untuk meningkatkan kesuksesan SIM- RS kepada pengembang dengan mempertimbangan faktor- faktor kesuksesan dari ISSM. Permasalahan dari SIM-RS tersebut di evaluasi dengan menerapkan Information System Success Model (ISSM) untuk menentukan faktor-faktor kesuksesan. ISSM memiliki dimensi-dimensi penilaian diantaranya Information Quality, System Quality, Service Quality mempengaruhi Intention to Use dan User Satisfaction. Penentuan rekomendasi dapat ditunjukan oleh nilai Net Benefit atau dimensi akhir, berdasarkan nilai dimensi intention to use dan user satisfaction. Pengujian menggunakan metode SEM (Structural Equation Modeling) sebagai suatu teknik permodelan untuk analisis faktor, analisis jalur, analisis model dan analisis struktural. Tugas Akhir ini mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kesuksesan SIM-RS di Rumah Sakit Jiwa Menur Surabaya. Faktor-faktor kesuksesan tersebut dievaluasikan dengan aplikasi SIM-RS dan disesuaikan dengan enam dimensi pada Information System Success Model (ISSM). Dari hasil analisis yang dilakukan, didapat bahwa dimensi akhir Net Benefit hanya berpengaruh signifikan terhadap intention to use. Kata KunciEvaluasi, Information System Success Model (ISSM), Structural Equation Model (SEM). I. PENDAHULUAN eningkatan penderita gangguan jiwa pada Rumah Sakit Jiwa Menur Surabaya memanfaatkan sebuah aplikasi untuk mendukung tercapainya tujuan organisasi dan akreditasi dari Pemerintahan Provinsi Jawa Timur terhadap peningkatan layanan, berdasarkan UU No.4 Tahun 2009 Pasal.52 Ayat.1. Maka Rumah Sakit Jiwa Menur mengadakan sistem pengadaan (lelang) terhadap pengembang sistem informasi dan dimenangkan oleh Avesina. Namun saat ini proses administrasi, pelaporan hingga pembayaran (kasir) melalui aplikasi SIM-RS pada Rumah Sakit Jiwa Menur belum bisa di optimalkan, karena pada penerapan aplikasi SIM-RS perlu melakukan penyesuaian kebutuhan dari proses bisnis sehingga SIM-RS mengalami banyak permasalahan dari segi teknis maupun struktur organisasi. Maka perlu dilakukan evaluasi terhadap aplikasi SIM-RS untuk mengetahui kesalahan dan permasalahan yang terdapat didalamnya dengan menerapkan faktor-faktor kesuksesan. Faktor-faktor kesuksesan yang mempengaruhi sistem didasari oleh model penelitian yaitu, Information System Success Model (ISSM) (DeLone & McLean, 2003). Gambar 1 D&M IS Success Model Terbaru (DeLone & McLean, 2003) Berdasarkan dari proses dan pertimbangan sebab akibat dari model yang memiliki enam dimensi konstruksi dan saling terikat yaitu Information Quality, System Quality, Service Quality, Intention to Use, User Satisfaction untuk mengertahui kesuksesan ke dalam Net Benefit. Keterkaitan antar dimensi memiliki tujuan yang penting untuk mengukur, menganalisis, serta melaporkan kesuksesan sistem informasi yang berkualitas. Hasil akhir tugas akhir ini akan memberikan rekomendasi dari evaluasi terhadap aplikasi SIM-RS dan dapat membantu Rumah Sakit Jiwa Menur EVALUASI KESUKSESAN “SISTEM INFORMASI MANAJEMEN (SIM-RS) PADA RUMAH SAKIT JIWA MENUR SURABAYA” MENGGUNAKAN INFORMATION SYSTEM SUCCESS MODEL (ISSM) Nurul Iriandani, Hanim Maria Astuti, S.Kom, M.Sc, dan Anisah Herdiyanti, S.Kom, M.Sc Jurusan Sistem Informasi, Fakultas Teknologi Informasi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia e-mail: [email protected], [email protected], [email protected] P

Transcript of EVALUASI KESUKSESAN MANAJEMEN (SIM-RS) … pembayaran (kasir) melalui aplikasi SIM-RS pada Rumah...

Page 1: EVALUASI KESUKSESAN MANAJEMEN (SIM-RS) … pembayaran (kasir) melalui aplikasi SIM-RS pada Rumah Sakit Jiwa Menur belum bisa di optimalkan, karena pada penerapan aplikasi SIM-RS perlu

1

Abstrak—Rumah Sakit Jiwa Menur Surabaya

merupakan rumah sakit spesialis pengobatan jiwa terbesar

di Jawa Timur dan dinaungi langsung oleh provinsi Jawa

Timur. Rumah Sakit Jiwa Menur memiliki teknologi

informasi berdasarkan UU no.44 tahun 2009 pasal 52 ayat 1

namun belum bisa di optimalkan. Penerapan Sistem

Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIM-RS) di Rumah

Sakit Jiwa Menur memiliki pengembang dari teknologi

informasi tersebut dan mengimplementasikan ke dalam

proses bisnis penerimaan pasien melalui administrasi

hingga sistem pelaporan dan proses pembayaran (billing).

Evaluasi dilakukan untuk meningkatkan kesuksesan SIM-

RS kepada pengembang dengan mempertimbangan faktor-

faktor kesuksesan dari ISSM.

Permasalahan dari SIM-RS tersebut di evaluasi dengan

menerapkan Information System Success Model (ISSM)

untuk menentukan faktor-faktor kesuksesan. ISSM

memiliki dimensi-dimensi penilaian diantaranya

Information Quality, System Quality, Service Quality

mempengaruhi Intention to Use dan User Satisfaction.

Penentuan rekomendasi dapat ditunjukan oleh nilai Net

Benefit atau dimensi akhir, berdasarkan nilai dimensi

intention to use dan user satisfaction. Pengujian

menggunakan metode SEM (Structural Equation Modeling)

sebagai suatu teknik permodelan untuk analisis faktor,

analisis jalur, analisis model dan analisis struktural.

Tugas Akhir ini mengetahui faktor-faktor yang

mempengaruhi kesuksesan SIM-RS di Rumah Sakit Jiwa

Menur Surabaya. Faktor-faktor kesuksesan tersebut

dievaluasikan dengan aplikasi SIM-RS dan disesuaikan

dengan enam dimensi pada Information System Success

Model (ISSM). Dari hasil analisis yang dilakukan, didapat

bahwa dimensi akhir Net Benefit hanya berpengaruh

signifikan terhadap intention to use.

Kata Kunci—Evaluasi, Information System Success Model

(ISSM), Structural Equation Model (SEM).

I. PENDAHULUAN

eningkatan penderita gangguan jiwa pada Rumah Sakit

Jiwa Menur Surabaya memanfaatkan sebuah aplikasi

untuk mendukung tercapainya tujuan organisasi dan

akreditasi dari Pemerintahan Provinsi Jawa Timur terhadap

peningkatan layanan, berdasarkan UU No.4 Tahun 2009

Pasal.52 Ayat.1. Maka Rumah Sakit Jiwa Menur

mengadakan sistem pengadaan (lelang) terhadap

pengembang sistem informasi dan dimenangkan oleh

Avesina. Namun saat ini proses administrasi, pelaporan

hingga pembayaran (kasir) melalui aplikasi SIM-RS pada

Rumah Sakit Jiwa Menur belum bisa di optimalkan, karena

pada penerapan aplikasi SIM-RS perlu melakukan

penyesuaian kebutuhan dari proses bisnis sehingga SIM-RS

mengalami banyak permasalahan dari segi teknis maupun

struktur organisasi.

Maka perlu dilakukan evaluasi terhadap aplikasi SIM-RS

untuk mengetahui kesalahan dan permasalahan yang terdapat

didalamnya dengan menerapkan faktor-faktor kesuksesan.

Faktor-faktor kesuksesan yang mempengaruhi sistem didasari

oleh model penelitian yaitu, Information System Success

Model (ISSM) (DeLone & McLean, 2003).

Gambar 1 D&M IS Success Model Terbaru (DeLone &

McLean, 2003)

Berdasarkan dari proses dan pertimbangan sebab akibat

dari model yang memiliki enam dimensi konstruksi dan

saling terikat yaitu Information Quality, System Quality,

Service Quality, Intention to Use, User Satisfaction untuk

mengertahui kesuksesan ke dalam Net Benefit. Keterkaitan

antar dimensi memiliki tujuan yang penting untuk mengukur,

menganalisis, serta melaporkan kesuksesan sistem informasi

yang berkualitas. Hasil akhir tugas akhir ini akan

memberikan rekomendasi dari evaluasi terhadap aplikasi

SIM-RS dan dapat membantu Rumah Sakit Jiwa Menur

EVALUASI KESUKSESAN “SISTEM INFORMASI

MANAJEMEN (SIM-RS) PADA RUMAH SAKIT JIWA

MENUR SURABAYA” MENGGUNAKAN

INFORMATION SYSTEM SUCCESS MODEL (ISSM)

Nurul Iriandani, Hanim Maria Astuti, S.Kom, M.Sc, dan Anisah Herdiyanti, S.Kom, M.Sc

Jurusan Sistem Informasi, Fakultas Teknologi Informasi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)

Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia

e-mail: [email protected], [email protected], [email protected]

P

Page 2: EVALUASI KESUKSESAN MANAJEMEN (SIM-RS) … pembayaran (kasir) melalui aplikasi SIM-RS pada Rumah Sakit Jiwa Menur belum bisa di optimalkan, karena pada penerapan aplikasi SIM-RS perlu

2

melakukan perbaikan.

II. METODE PENELITIAN

Metode penelitian atau metodologi merupakan tahapan

pengerjaan tugas akhir. Bertujuan untuk mengerjakan

tugas akhir agar diselesaikan terarah, teratur, dan

sistematis. Metode pengerjaan disajikan dalam bagan pada

gambar.1: INPUT PROSES OUTPUT

Tahap Persiapan

Penentuan Dimensi

Valid dan

Reliabel ?

Pengumpulan data 2

END

YA

- Proses Bisnis

- Literatur

- Paper, buku, jurnal, dan internet- Studi Literatur

- Faktor-faktor kesuksesan

- Wawancara

- Literature Review

- Faktor-faktor kesuksesan - Dimensi-dimensi atau

indikator model

Pembuatan Model- Faktor-Faktor Kesuksesan

- Dimensi-dimensi atau indikator

model

- Model Konseptual

- Hipotesis

Pengumpulan Data 1- Kuisioner telah diisi oleh

sampel (n) = 8 orang pengguna

TIDAK

- Seluruh kuisioner telah terisi oleh seluruh pengguna

- Kuisioner valid dan reliabel

- Informasi dari perhitungan

komponen SEM

Pengujian Hipotesa- Seluruh kuisioner telah terisi

oleh seluruh pengguna

- Informasi dari perhitungan

komponen SEM

- Hasil Pengujian

- Hasil Pengujian Tahap Akhir

- Membuat kesimpulan dan

rekomendasi hasil pengujian

- Kesimpulan dan

Rekomendasi

- Buku Tugas Akhir

Penyusunan Kuisioner

- Pemetaan ke model ISSM

- Membuat Kuisioner

- Penyebaran kuisioner terhadap

beberapa pengguna dengan sampel

(n) = 8 orang

- Penyebaran kuisioner terhadap

seluruh pengguna dengan sampel

(n) = 40-45 orang

Valid dan

Reliabel ?

Analisis Data

YA

TIDAK

- Analisis deskriptif statistik

- Uji Hipotesis

- Metode analisis hasil

seluruh akhir

- Model Konseptual

- Hipotesis- Kuisioner

- Kuisioner

- Kuisioner valid dan

reliabel

- Seluruh Kuisioner telah

diisi oleh seluruh sampel (n) atau pengguna

START

Gambar 2 Metodologi Penelitian

A. Tahap Persiapan

Tahap pengumpulan berbagai informasi yang berkaitan

dengan tugas akhir yaitu studi literatur untuk mengetahui

faktor-faktor kesuksesan.

B. Penentuan Dimensi

Tahap mengetahui dimensi atau indikator penelitian yang

disesuaikan dengan Information System Success Model

(ISSM) melalui wawancara pada studi kasus.

C. Pembuatan Model

Mengetahui model konseptual untuk memudahkan

pengerjaan sesuai dengan ISSM dan diketahui juga desain

penelitian, sebagai berikut:

Gambar 3 Desain Penelitian

D. Penyusunan Kuesioner

Pembuatan kuesioner dari model konseptual dan hipotesis

ISSM untuk mengumpulkan informasi yang dibutuhkan untuk

penelitian.

E. Pengumpulan Data 1&2

Tahap ini dilakukan dua kali untuk memastikan data yang

dimiliki bernilai valid dan reliabel. Pada pengumpulan data

pertama kuesioner disebarkan kepada pengguna atau sample

(n) kecil sejumlah 8 orang, sedangkan untuk pengumpulan

data kedua kuesioner disebarkan kepada pengguna atau

sampel (n) besar sejumlah 40 orang.

F. Analisis Data

Tahap analisis terhadap kuesioner yang bernilai valid dan

reliabel selanjutnya dilakukan dua analisis yaitu, analisis

deskriptif statistik dan analisis inferensial.

G. Pengujian Hipotesis

Tahap pengujian hipotesis yang disesuaikan dengan tujuan

untuk membuktikan hipotesis pada setiap dimensi sesuai

ISSM. Berdasarkan hasil dari output aplikasi online GeSC.

H. Tahap Akhir

Tahap pembuatan rekomendasi perbaikan aplikasi SIM-RS

terhadap Rumah Sakit Jiwa Menur Surabaya serta pembuatan

kesimpulan dan saran

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengumpulan data yang didapat dari wawancara dan

kuesioner untuk menentukan dimensi dan indikatornya,

selanjutnya analisis inferensial melalui uji asumsi kualitas

pengukuran untuk mengetahui nilai reliabilitas, validitas, dan

linieritas menggunakan tools Microsoft Excel dan SPSS

16.00. Untuk melakukan analisis model menggunakan

aplikasi online GeSCA yang dapat dibuka pada link:

http://www.sem-gesca.org.

A. Penentuan Dimensi

Hasil dari wawancara terhadap supervise dan staf

penanggung jawab aplikasi SIM-RS, maka diketahui dimensi

dan indikator pembentukannya, sebagai berikut:

Page 3: EVALUASI KESUKSESAN MANAJEMEN (SIM-RS) … pembayaran (kasir) melalui aplikasi SIM-RS pada Rumah Sakit Jiwa Menur belum bisa di optimalkan, karena pada penerapan aplikasi SIM-RS perlu

3

1) Dimensi Pertama (D1): Information Quality

Indikator: Accuracy, Content, Currency

2) Dimensi Dua (D2): System Quality

Indikator: Accessibility, Easy of Use, Response Time,

Security

3) Dimensi Tiga (D3): Service Quality

Indikator: Assurance, Reliability, Responseveness,

Empathy, Tangibles.

4) Dimensi Empat (D4): Intention To Use

Indikator: Availability.

5) Dimensi Lima (D5): User Satisfaction

Indikator: Usefulness dan Overall Satisfaction.

6) Dimensi Enam (D6): Net Benefit

Indikator: Incremental Efficiency dan Incremental

Effectiveness.

B. Uji Asumsi Kualitas Pengukuran

1) Uji Reliabilitas

Untuk mengetahui kekonsistenan responden dalam

memberikan jawaban kueisoner. Pengujian statistik Cronbach

Alpha (α) lebih dari 0,6.

Tabel 1 Uji Reliabilitas

Dimensi Cronbach’s

Alpha Reliabel

Dimensi Kualitas Informasi 0.885 √

Dimensi Kualitas Sistem 0.727 √

Dimensi Kualitas Layanan 0.898 √

Dimensi Niat untuk

Menggunakan 0.799

Dimensi Kepuasan Pengguna 0.859 √

Dimensi Manfaat 0.943 √

Maka diketahui setiap dimensi bersifat reliabel dan terbukti

responden konsisten memberikan jawaban.

2) Uji Validitas

Untuk mengetahui tingkat kevalidan dari kuesioner, maka

uji validitas menggunakan Spearman’s rho karena data dari

kuesioner bernilai skala likert. Selanjutnya membandingkan

dengan r-table yang bernilai 0,4026. Berikut hasil uji

validitas dari seluruh pernyataan pada indikator:

Tabel 2 Uji Validitas

Dimensi Spearma’s rho Tabel-r Keterangan

INFORMATION QUALITY

D1C1A 0.679** 0,4026 Valid

D1C1B 0.772** 0,4026 Valid

D1C2A 0.674** 0,4026 Valid

D1C2B 0.535** 0,4026 Valid

D1C3A 0.619** 0,4026 Valid

D1C3B 0.770** 0,4026 Valid

SYSTEM QUALITY

D2C1A 0.392* 0,4026 Tidak Valid

D2C1B 0.484** 0,4026 Valid

D2C2A 0.664** 0,4026 Valid

D2C2B 0.472** 0,4026 Valid

D2C3A 0.807** 0,4026 Valid

D2C4B 0.492** 0,4026 Valid

D2C4B 0.372* 0,4026 Tidak Valid

SERVISE QUALITY

D3C1A 0.468** 0,4026 Valid

D3C1B 0.509** 0,4026 Valid

D3C2A 0.564** 0,4026 Valid

D3C2B 0.539** 0,4026 Valid

D2C3A 0.638** 0,4026 Valid

D3C3B 0.542** 0,4026 Valid

D3C4B 0.656** 0,4026 Valid

D3C4B 0.601** 0,4026 Valid

D3C5A 0.450** 0,4026 Valid

D3C5B 0.406** 0,4026 Valid

Dimensi Spearma’s rho Tabel-r Keterangan

INTENTION TO USE D4C1A 0.715** 0,4026 Valid

D4C1B 0.704** 0,4026 Valid

D4C2A 0.352* 0,4026 Tidak Valid

D4C2B 0.315* 0,4026 Tidak Valid

USER SATISFACTION D5C1A 0.576** 0,4026 Valid

D5C1B 0.585** 0,4026 Valid

D5C2A 0.469** 0,4026 Valid

D5C2B 0.535** 0,4026 Valid

NET BENEFIT D6C1 0.715** 0,4026 Valid

D6C2 0.704** 0,4026 Valid

Dari tabel.2 diatas, diketahui empat pernyataan tidak valid

karena nilai spearman’s rho kurang dari nilai tabel-r

(0,4026). Indikator yang bernilai tidak valid tersebut terletak

pada indikator accessibility, security, dan necessity. Sehingga

untuk pernyataan indikator tersebut harus dihapuskan agar

seluruh data memiliki nilai validitas tinggi dan tidak

mempengaruhi uji linieritas.

3) Uji Linieritas

Merupakan syarat statistik parametik khusus untuk

menganalisis korelasi atau regresi linier. Uji linieritas juga

digunakan untuk mengetahui uji hipotesis. Untuk mengetahui

hubungan antar dimensi independen dengan dependen telah

signifikan. Dari nilai p-value pada uji F (ANOVA) sebesar

0,015 (kurang dari 0,05) dan mengetahui pengaruh seluruh

signifikan antar variabel atau dimensi (NURJANNAH,

2008).

Tabel 3 Uji Linieritas

Variabel Linearity Signifikan

Linear

Kualitas Informasi Niat

Menggunakan

0.000 √

Page 4: EVALUASI KESUKSESAN MANAJEMEN (SIM-RS) … pembayaran (kasir) melalui aplikasi SIM-RS pada Rumah Sakit Jiwa Menur belum bisa di optimalkan, karena pada penerapan aplikasi SIM-RS perlu

4

Variabel Linearity Signifikan

Linear

Kualitas Informasi

Kepuasa Pengguna

0.000 √

Kualitas Sistem Niat

Menggunakan

0.000 √

Kualitas Sistem

Kepuasa Pengguna

0.000 √

Kualitas Layanan Niat

Menggunakan

0.001 √

Kualitas Layanan

Kepuasa Pengguna

0.012 √

Niat Menggunakan Kepuasa

Pengguna

0.000 √

Niat Menggunakan Manfaat 0.000 √

Kepuasa Pengguna Manfaat 0.020 √

Maka diketahui model penelitian bersifat linier dan

memiliki hubungan antara variabel independen terhadap

variabel dependen secara signifikan.

C. Identifikasi Godness of FIT

Memiliki empat penilaian untuk mengukur model penelitian

secara keseluruhan dan berfungsi untuk mengetahui jumlah

parameter bebas dalam model fit.

Tabel 4 Identifikasi Godness of FIT

Model Fit

FIT 0.567

AFIT 0.541

GFI 0.993

SRMR 0.293

NPAR 67

Diketahui nilai FIT 0,567 atau 56,7% yang berarti model

cukup baik untuk menjelaskan fenomena yang dikaji dan

sisanya dijelaskan oleh variabel lain. Untuk nilai GFI sebesar

0,993 yang berarti model telah sesuai karena memiliki nilai

mendekati 1. Untuk nilai SRMR adalah nilai yang

berbanding terbalik dengan nilai GFI. Nilai SRMR mengukur

model fit untuk membedakan korelasi yang diamati dan

memiliki nilai 0,293 mendekati 0, maka model fit sudah

cocok dan dapat diterima.

D. Identifikasi Model Pengukuran

Hasil dari aplikasi online GeSCA terdapat tabel model

pengukuran yang menunjukan berapa banyak variansi latena

pada kuesioner. Seluruh variabel atau dimensi penelitian

memiliki indikator reflektif, karena indikator tidak

mempengaruhi konstruknya dan indikator dapat dirubah

sesuai kebutuhan. Berikut hasil dari model pengukuran

seluruh variabel atau dimensi:

Tabel 5 Identifikasi Model Pengukuran

Variabel Loading

Estimate SE CR

Informaton Quality AVE = 0.670, Alpha =0.900

D1C1A 0.822 0.048 17.13*

D1C1B 0.895 0.053 16.93*

D1C2A 0.790 0.097 8.11*

D1C2B 0.692 0.114 6.09*

D1C3A 0.837 0.059 14.18*

D1C3B 0.858 0.047 18.18*

System Quality AVE = 0.480, Alpha =0.690

D2C1B 0.497 0.279 1.78

D2C2A 0.831 0.071 11.71*

D2C2B 0.634 0.192 3.31*

D2C3A 0.867 0.052 16.83*

D2C4A 0.555 0.317 1.75

Variabel Loading

Estimate SE CR

Service Quality AVE = 0.537, Alpha =0.898

D3C1A 0.634 0.135 4.68*

D3C1B 0.783 0.171 4.58*

D3C2A 0.771 0.066 11.64*

D3C2B 0.755 0.117 6.44*

D3C3A 0.776 0.071 10.98*

D3C3B 0.696 0.090 7.7*

D3C4A 0.839 0.050 16.81*

D3C4B 0.766 0.151 5.08*

D3C5A 0.606 0.161 3.76*

D3C5B 0.664 0.195 3.42*

Intention to Use AVE = 0.862, Alpha =0.840

D4C1A 0.950 0.020 46.48*

D4C1B 0.907 0.060 15.14*

User Satisfaction AVE = 0.703, Alpha =0.859

D5C1A 0.886 0.049 18.24*

D5C1B 0.904 0.036 25.42*

D5C2A 0.829 0.060 13.93*

Page 5: EVALUASI KESUKSESAN MANAJEMEN (SIM-RS) … pembayaran (kasir) melalui aplikasi SIM-RS pada Rumah Sakit Jiwa Menur belum bisa di optimalkan, karena pada penerapan aplikasi SIM-RS perlu

5

D5C2B 0.722 0.155 4.65*

Net Benefit AVE = 0.947, Alpha =0.943

D6C1 0.968 0.020 47.99*

D6C2 0.978 0.009 109.01*

Dari tabel.5 diatas, diketahui nilai AVE adalah jumlah

rata-rata varian dari indikator yang dijelaskan oleh variabel

laten, sedangkan nilai alpha mengidentifikasikan Cronbach’s

Alpha.

Pada kolom Loading menampilkan berapa banyak variasi

indikator yang dijelaskan pada variabel laten. Nilai estimate

adalah individual indikator untuk mengetahui pengaruh

positif atau negatif, sedangkan nilai CR (critical error)

merupakan nilai mutlak dari pembagian nilai standard SE

(standard error). Nilai CR juga digunakan untuk mengetahui

hasil yang signifikan melalui tanda bintang (*) setelah angka

atau nominal.

Indikator memiliki pernyataan yang memiliki pengaruh

besar terhadap variabel atau dimensinya dilihat dari nilai

estimate tertinggi. Bila nilai estimate tinggi secara otomatis

nilai critical error (CR) juga tinggi dan pasti signifikan.

E. Identifikasi Model Struktural

Model struktural dapat menggambarkan hubungan antar

variabel laten atau dimensi (Loehlin, 2004). Identifikasi ini

bertujuan untuk menganalisis hasil koefisien jalur (hipotesis)

yang dimiliki oleh masing-masing variabel atau dimensi.

Gambar 4 Model Struktural

Dari gambar.4 diatas, ditampilkan hasil perhitungan

koefisien jalur dari aplikasi online GeSCA. Untuk keterangan

dari nilai tersebut dijelaskan pada tabel dibawah ini:

Tabel 6 Nilai Koefisien Jalur

Path Coefficients Ket

Estimate SE CR

H

1

Information Quality

Intention to Use -0.019 0.453 0.04 Ditolak

H

2

Information Quality

User Satisfaction 0.512 0.430 1.19 Ditolak

H

3

System Quality

Intention to Use 0.659 0.570 1.16 Ditolak

H System Quality 0.075 0.641 0.12 Ditolak

Path Coefficients Ket

Estimate SE CR

4 User Satisfaction

H

5

Service Quality

Intention to Use -0.074 0.315 0.23 Ditolak

H

6

Service Quality

User Satisfaction 0.048 0.356 0.14 Ditolak

H

7

User Satisfaction

Intention to Use 0.264 0.264 0.264 Ditolak

H

8

Intention to Use

Net Benefit 0.904 0.088 10.29* Diterima

H

9

User Satisfaction

Net Benefit -0.137 0.131 1.05 Ditolak

Dari tabel.6 diatas, penelitian ini memiliki 9 hipotesis

utama untuk mengetahui pengaruh positif dan signifikan

antar variabel atau dimensi. Nilai estimate positif (+) dan

negatif (-) untuk mengetahui pengaruhnya ke variabel

dependen, sedangkan nilai CR bertujuan untuk mengetahui

pengaruh signifikan diketahui melalui tanda bintang (*)

setelah angka atau nominal.

Dari 9 hipotesis penelitian hanya satu hipotesis yang

diterima karena memiliki pengaruh positif dan memiliki

tanda bintang (*) setelah angka yaitu hipotesis 8. Hipotesis

itu adalah Niat berpengaruh positif dan signifikan terhadap

net benefit (manfaat).

F. Rekomendasi

Nilai dari net benefit dipengaruhi oleh intention to use

dan user satisfaction. Namun, hasil dari pengujian hipotesis

nilai intention to use paling mempengaruhi kesuksesan net

benefit (hipotesis.8) karena dapat meningkatkan efisiensi dan

efektifitas penggunaan SIM-RS.

a. Rekomendasi berdasarkan dimensi Net Benefit

Kemudahan akses penggunaan aplikasi SIM-RS

sebaiknya diberikan kontrol oleh penanggungjawab agar

memudahkan pengguna dalam menyelesaikan

pekerjaannya. Berdasarkan analisis deskriptif data

kuesioner sebagian besar pengguna (lebih dari 70%)

setuju bahwa aplikasi SIM-RS mudah diakses dan dapat

diakses 24jam/ 7hari.

b. Rekomendasi berdasarkan dimensi Intention to use

Peningkatan intention to use (niat untuk

menggunakan) aplikasi SIM-RS paling dipengaruhi oleh

indikator dalam system quality.

- Accessibility (Kemudahan akses atau fleksibel): dapat

diakses melalui software lain (windows7 atau linux),

browser lain seperti (chrome atau internet explorer),

dan Hardware lain seperti laptop, handphone, dsb.

- Ease of Use (Kemudahan Penggunaan): sebaiknya

memiliki tampilan sistem dan interface yang lebih

mudah untuk digunakan, serta fasilitas bantuan

seperti fitur ‘Help’.

- Response Time (Kecepatan Akses): menambah

kapasitas Hard Disk, RAM dan processor server,

Page 6: EVALUASI KESUKSESAN MANAJEMEN (SIM-RS) … pembayaran (kasir) melalui aplikasi SIM-RS pada Rumah Sakit Jiwa Menur belum bisa di optimalkan, karena pada penerapan aplikasi SIM-RS perlu

6

serta melakukan update sistem agar sistem cepat

untuk input data.

- Security (Keamanan): memperhatikan dan

meningkatkan hak akses terhadap fungsionalitas

pengguna, dan menerapkan verifikasi akun, kontrol

akses, fitur 'captcha' pada saat melakukan login, dsb.

c. Rekomendasi berdasarkan dimensi kepuasan

pengguna (user satisfaction)

a) Accuracy (keakuratan) aplikasi SIM-RS

Sebaiknya meningkatkan ketelitian dalam

menyajikan informasi pasien, penanggung jawab

dapat memberikan umpan balik dengan meminta

pengguna aplikasi SIM-RS memberikan

tanggapan.

b) Content (konten) aplikasi SIM-RS

Sebaiknya menampilkan konten yang

informative dengan desain antar muka

(interface) aplikasi SIM-RS sesuai standart dan

berpedoman pada ilmu Human Computer

Interaction (HCI). Penanggung jawab dapat

memperhatikan kondisi pengguna dengan

memberikan wadah harapan pengguna terhadap

aplikasi SIM-RS.

c) Currency (masa berlaku informasi) aplikasi SIM-

RS

Sebaiknya penanggung jawab melakukan

pembaruan (update) isi dari informasi yang

ditampilkan.

IV. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari pelaksanaan penelitian tugas akhir ini didapatkan

kesimpulan:

1. Faktor-faktor yang mendeskripsikan kesuksesan ada

enam variabel atau dimensi, yaitu Information

Quality, System Quality, Service Quality, Intention

to Use, User Satisfaction, Net Benefit dan indikator-

indikator yang mendukung keenam variabel atau

dimensi tersebut.

2. Berdasarkan identifikasi goodness of FIT diketahui

nilai FIT (varian total dari seluruh variabel atau

dimensi yang menjelaskan model) sebesar 56,7%

yang mengartikan bahwa model penelitian cukup

baik karena diatas 50% dan cukup menjelaskan

fenomena yang dikaji pada penelitian Tugas Akhir

ini untuk mengetahui kesuksesan implementasi

aplikasi SIM-RS di Rumah Sakit Jiwa Menur

Surabaya.

Berdasarkan 9 hipotesis penelitian kali ini, diketahui

hanya satu hipotesis yang diterima yaitu hipotesis 8

dengan keterangan Niat berpengaruh positif dan

signifikan terhadap net benefit (manfaat). Hipotesis

tersebut dapat digunakan sebagai acuan penarikan

rekomendasi dan menjelaskan sistem informasi

manajemen rumah sakit (SIM-RS) belum bisa

dikatakan sukses karena hanya satu hipotesis yang

diterima.

- Dimensi Net benefit memiliki indikator untuk

mengetahui keefektifan dan efisiensi kinerja

pengguna dalam kesuksesan implementasi SIM-

RS dan dipengaruhi oleh dimensi intention to

use.

- Dimensi intention to use dipengaruhi secara positif

namun tidak signifikan oleh system quality

(kualitas sistem) dari aplikasi SIM-RS

- Indikator yang paling mempresentasikan system

quality yaitu response time perihal kecepatan

input data pada aplikasi SIM-RS dapat

meningkatkan niat menggunakan pengguna

aplikasi SIM-RS.

3. Berdasarkan hipotesis yang diterima yaitu,

hipotesis.8. Maka diketahui hasil dari identifikasi

model struktural, kesuksesan aplikasi SIM-RS

dipengaruhi oleh dimensi intention to use (niat

untuk menggunakan) karena dimensi tersebut yang

paling menjelaskan manfaat (net benefit)

implementasi SIM-RS.

- Peningkatan niat untuk menggunakan (intention to

use) pengguna aplikasi SIM-RS, dapat

dilakukan dengan memberikan kemudahan

akses dan aplikasi SIM-RS dapat digunakan

setiap hari dalam seminggu, agar kinerja

pegawai secara efektif dan efisien meningkat.

- Peningkatan akses aplikasi SIM-RS memerlukan

kontrol penanggungjawab secara berkala agar

mendapatkan manfaat (net benefit) dari

implementasi SIM-RS agar semakin maksimal.

Intention to use berpengaruh yang paling besar dari

system quality. Beberapa tindakan yang dapat

meningkatkan system quality berdasarkan indikator

yang mempengaruhi diantaranya:

a) Accessibility (Kemudahan akses atau fleksibel)

Sebaiknya aplikasi SIM-RS dapat diakses melalui

software lain seperti (windows7 atau linux) dan

browser lain seperti (chrome atau internet explorer)

agar pengguna fleksibel atau mudah dalam

menyelesaikan pekerjaannya. Dan dapat diakses

melalui hardware lain yang lebih mudah digunakan

atau fleksibel seperti laptop (komputer jinjing),

handphone (HP), dan lainnya.

b) Ease of Use (Kemudahan penggunaan)

Sebaiknya tampilan sistem lebih mudah digunakan

dengan tampilan utama (interface) aplikasi SIM-RS

jelas dan sederhana. Dan memiliki fasilitas bantuan

yang mudah ditemukan seperti fitur ‘Help’, untuk

memudahkan pengguna menyelesaikan

pekerjaannya.

c) Response Time (Kecepatan akses)

Page 7: EVALUASI KESUKSESAN MANAJEMEN (SIM-RS) … pembayaran (kasir) melalui aplikasi SIM-RS pada Rumah Sakit Jiwa Menur belum bisa di optimalkan, karena pada penerapan aplikasi SIM-RS perlu

7

Sebaiknya kapasitas dari hard disk, RAM dan

mengganti processor server lebih tinggi atau

terbaru. Sedangkan untuk sistem yang dijalankan

pada aplikasi SIM-RS sebaiknya dilakukan

pembaruan (update) agar tidak menghambat proses

administrasi, pelaporan dan pembayaran (kasir).

d) Security (Keamanan)

Sebaiknya lebih memperhatikan keamanan dari

aplikasi SIM-RS (seperti data pasien, akun

pengguna, dan lain-lain) dengan meningkatkan atau

menyesuaikan hak akses terhadap fungsionalitas

pengguna. Menerapkan verifikasi akun, kontrol

akses, menerapkan fitur 'captcha' pada saat

melakukan login, dan aspek-aspek lain terkait

keamanan sistem informasi.

Sedangkan untuk dimensi kepuasan penguna (user

satisfaction) diketahui kualitas informasi (information

quality) yang bernilai paling besar atau paling menjelaskan

kepuasan pengguna aplikasi SIM-RS. Maka kualitas

informasi sebaiknya diperhatikan atau diperbaiki agar

pengguna aplikasi SIM-RS merasa puas saat

menggunakannya. Tindakan yang dapat dilakukan untuk

meningkatkan kualitas informasi dengan memperhatikan

indikator yang dimilikinya, sebagai berikut:

a) Accuracy (keakuratan)

Sebaiknya informasi pada aplikasi SIM-RS disajikan

dengan benar atau diteliti kembali dengan

melakukan pengecekan (review) secara berkala.

Penanggung jawab juga dapat melakukan umpan

balik dengan menyajikan informasi lalu meminta

pengguna memberikan tanggapan dari informasi

tersebut (Kadir, 2002).

b) Content (konten)

Sebaiknya konten pada aplikasi SIM-RS ditampilkan

secara informative, dengan memperhatikan desain

antar muka (interface) berpedoman pada bilang ilmu

multidisplin Human Computer Interaction (HCI).

Memiliki wadah untuk menampung harapan dari

pengguna aplikasi SIM-RS terhadap konten dari

sistem informasi manajemen rumah sakit (SIM-RS).

c) Currency (masa berlaku informasi)

Sebaiknya penanggung jawab aplikasi SIM-RS

melakuakn pembaruan (update) terhadap isi dari

informasi yang ditampilkan, sesuai pernyataan dari

James A.Hall yang menyatakan bahwa usia dari

suatu informasi adalah faktor penting dalam

menentukan informasi tersebut berguna atau tidak.

Beberapa tindakan dari penangggung jawab

terhadap aplikasi SIM-RS tersebut dapat

meningkatkan kinerja pengguna secara efektif dan

efisien, sehingga Rumah Sakit Jiwa Menur akan

menerima dampak yang baik dan pasien merasa

puas terhadap pelayanan yang diberikan selanjutnya

akan meningkatkan nama baik rumah sakit jiwa

menur.

B. Saran

Saran diberikan untuk penelitian selanjutnya.

1. Berdasarkan analisis terhadap sub-bab uji asumsi

kualitas pengukuran, terdapat beberapa indikator

yang harus dihapuskan untuk mendapat nilai valid

dan dapat dilakukan analisis ke tahap selanjutnya.

Dari indikator accessibility yaitu penilaian terhadap

kemampuan akses SIM-RS yang dilakukan sewaktu-

waktu. Kemungkinan pengguna merasa pernyataan

menimbulkan ambiguitas karena mengandung kata-

kata yang sulit dimengerti.

2. Indikator security memiliki item pernyataan mengenai

keamanan penggunaan yang menyediakan fungsi

log-in yang berbeda. Fungsi ini tidak terlalu penting

bagi pengguna karena sudah terdapat penanggung

jawab. Namun data-data pada aplikasi SIM-RS

merupakan salah satu aset informasi dan merupakan

indikator penting, sehingga peneliti selanjutnya

dapat melakukan penerapan standard keamanan

sistem informasi seperti COBIT PO12, ISO 27002,

dan lain-lain.

LAMPIRAN

Jika ada, lampiran muncul di sini.

DAFTAR PUSTAKA

[1] DeLone, W., & McLean, E. (2003). The DeLone and

McLean model of information systems success: a

ten-year update. J Manage Inform Syst., 19(4):9-30.

[2] GeSCA application developer. (2014, 06).

http://www.sem-gesca.org/index.php. Retrieved from

http://www.sem-gesca.org/: http://www.sem-

gesca.org/

[3] Hwang, H. (2011, 11 28). GeSCA User's Manual.

Retrieved from http://www.sem-gesca.org:

http://www.sem-gesca.org/manual.php

[4] NURJANNAH, S. (2008). MODUL PELATIHAN

SPSS (Statistical Package for the Social Sciences) .

ADVANCED-PERTEMUAN II.

[5] Rumah Sakit Jiwa Menur. (2012).

http://rsjmenur.jatimprov.go.id/profil. Retrieved

from http://rsjmenur.jatimprov.go.id/.

[6] Statistics Laboratory UB. (2013, 4 11). GSCA.

Retrieved 05 31, 2014, from http://fia.ub.ac.id/wp-

content/uploads/2013/11/4-GSCA.pdf

[7] TUPOKSI. (2012). http://rsjmenur.jatimprov.go.id.

Retrieved from

http://rsjmenur.jatimprov.go.id/profil/tupoksi