Sgd 9 Blok Enterohepatik Leukimia
-
Upload
saffanah-dwi-adilah -
Category
Documents
-
view
259 -
download
0
description
Transcript of Sgd 9 Blok Enterohepatik Leukimia
SGD 9 BLOK ENTEROHEPATIKSKENARIO
SKENARIOSeorang ibu membawa anaknya Leni,
wanita, usia 2 tahun, sering terlihat lemah lesu, malas makan, pucat, sering demam berulang, sering perdarahan pada gusinya, ada pembesaran kelenjar limfe disekitar leher sebelah kiri dan kanannya, juga sering mengeluh sakit pada tulang dan sendinya. Hal ini baru diketahui ibunya sekitar 3 bulan terakhir ini.
IDENTIFIKASI MASALAH1. Sering terlihat lemah lesu 2. Malas makan3. Pucat4. Sering demam berulang dan perdarahn
pada gusinya5. Pembesaran pada kelenjar limfe di leher kiri
dan kanan6. Sering sakit pada tulang dan sendi
ANALISA MASALAH
MAPPING CONCEPT
LEARNING OBJECTIVEMahasiswa/i mampu memahami dan menjelaskan tentang:
1. Definisi2. Etiologi3. Patofisiologi4. Manisfestasi klinik5. Cara mendiagnosa6. Pemeriksaan penunjang7. Penatalaksanaan
Diagnosis leukimia akut memerlukan pembuktian adanya sel iskemik di
sumsum tulang, darah tepi, atau
jaringan ekstramedula
LEUKIMIAAdalah neoplasma yang berasal dari sel hematopoitik yang pada awalnya berpoliferasi di sumsum tulang sebelum menyebar ke darah tepi, limfa, kelenjar limfe dan akhirnya jaringan lain. Leukimia ditandai dengan jumlah sel darah putih abnormal yang sangat meningkat didalam darah.
Disebabkan oleh produksi sel limfoid yang bersifat kanker, biasanya dimulai di nodus limfe atau jaringan limfositik
lain dan menyebar ke daerah tubuh lainnyaDisebabkan oleh produksi sel mielogenosa muda yang bersifat
kanker di sumsum tulang dan kemudian menyebar ke seluruh tubuh , sehingga sel darah putih diproduksi di banyak
organ extramedular – terutama di nodus limfe, lumpa dan hati.
Leukimia Limfositik
Leukimia Mielogenosa
TIPE
LEUKIMIA LIMFOSITIK (LIMFOBLASTIK) AKUT
LLA adalah keganasan klonal dari sel-sel prekusor limfoid. Merupakan bentuk leukimia yang paling banyak pada anak-anak.
ETIOLOGI• Pada orang dewasa: Sebagian besar tidak diketahui• Pada anak-anak: Faktor keturunan dan sindroma predisposisi genetik• Faktor lingkungan dan kondisi klinis yang berhubungan; Radiasi ionik, paparan dengan benzene kadar tinggi, merokok, obat kemoterapi, infeksi virus Epstein Barr, sindroma Down dan Wiskott-Aldrich
KLASIFIKASI MORFOLOGI SEL BLAS LLA
L1: Sel blas berukuran kecil seragam dengan sedikit sitoplasma dan nukleoli yang tidak jelas (sering pada anak)
L2: Sel blas berukuran besar, heterogen dengan nukleoli yang jelas dan rasio inti-sitoplasma yang rendah (kebanyakan pada orang dewasa)
L3: Sel blas dengan sitoplasma bervakuola dan basofilik
PATOFISIOLOGI
PATOGENESIS
GAMBARAN KLINIS Anemia : mudah lelah, letargi, pusing, sesak,
nyeri dada Anoreksia Nyeri tulang dan sendi Demam dan banyak berkeringat Infeksi mulut, saluran nafas atas dan bawah,
selulitis, atau sepsis Perdarahan kulit, gusi, sluran cerna, otak dan
hematuria Hepatosplenomegali Limfadenopati
PENDEKATAN DIAGNOSIS1. Anamnesis2. Pemeriksaan fisik3. Pemeriksaan laboratorium
(hitung darah lengkap, apus darah tepi, pemeriksaan koagulasi, kadar fibrinogen, kimia darah, golongan darah ABO dan Rh, penentuan HLA)
4. Foto toraks atau computed tomography
5. Fungsi lumbal6. Aspirasi dan biopsi sumsum
tulang
DIAGNOSIS BANDINGANEMIA APLASTIK
LIMFOSITOSIS< LIMFADENOPATI DAN HEPATOSPLENOMEGALI YANG BERHUBUNGAN DENGAN INFEKSI VIRUS DAN LIMFOMA
PENATALAKSANAAN
Terapi LLA
Induksi remisi untuk mecapai remisi komplit hematologik. Obatnya: Prednison, vinkristin, dan antrasiklin dan juga L-asparginase
Pemeliharaan jangka panjang, terdiri dari 6-merkaptopurin tiap hari dan memotreksat seminggu sekali selama 2 tahun
Profilaksis susunan saraf pusat (SSP), terdiri dari kombinasi kemotrapi intratekal, radiasi kranial dan pemberian sistemik obat yang mempunyai bioavalitas SSP yang tinggi. Tujuannya untuk mencegah relaps pada SPP
Intensifikasi atau konsolidasi untuk mengeliminasi sel leukimia residual untuk mecegah relaps dan juga timbulnya sel yang resisten obat. Berbagai obat dosis mielosupresi dari obat yang berbeda diberikan tergantung protokol yang dipakai.