Serangga
-
Upload
as-jonk-amsam -
Category
Documents
-
view
40 -
download
5
description
Transcript of Serangga
SERANGGA
Serangga (disebut pula Insecta, dibaca "insekta") adalah kelompok utama dari hewan
beruas (Arthropoda) yang bertungkai enam (tiga pasang); karena itulah mereka disebut pula
Hexapoda (dari bahasa Yunani yang berarti "berkaki enam")
Kajian mengenai peri kehidupan serangga disebut entomologi. Serangga termasuk dalam
kelas insekta (subfilum Uniramia) yang dibagi lagi menjadi 29 ordo, antara lain Diptera
(misalnya lalat), Coleoptera (misalnya kumbang), Hymenoptera (misalnya semut, lebah, dan
tabuhan), dan Lepidoptera (misalnya kupu-kupu dan ngengat). Kelompok Apterigota terdiri
dari 4 ordo karena semua serangga dewasanya tidak memiliki sayap, dan 25 ordo lainnya
termasuk dalam kelompok Pterigota karena memiliki sayap.
Serangga merupakan hewan beruas dengan tingkat adaptasi yang sangat tinggi. Ukuran
serangga relatif kecil dan pertama kali sukses berkolonisasi di bumi.
Metamorfosis Pada Serangga
Hewan ini juga merupakan contoh klasik metamorfosis. Setiap serangga mengalami
proses perubahan bentuk dari telur hingga ke bentuk dewasa yang siap melakukan
reproduksi. Pergantian tahap bentuk tubuh ini seringkali sangat dramatis. Di dalam tiap tahap
juga terjadi proses "pergantian kulit" yang biasa disebut proses pelungsungan. Tahap-tahap
ini disebut instar. Ordo-ordo serangga seringkali dicirikan oleh tipe metamorfosisnya.
Morfologi Serangga
Secara morfologi, tubuh serangga dewasa dapat dibedakan menjadi tiga bagian utama,
sementara bentuk pradewasa biasanya menyerupai moyangnya, hewan lunak beruas mirip
cacing. Ketiga bagian tubuh serangga dewasa adalah kepala (caput), dada (thorax), dan perut
(abdomen)
Peran Serangga
Banyak serangga yang bermanfaat bagi kehidupan manusia, diantaranya yaitu sebagai
organisme pembusuk dan pengurai termasuk limbah, sebagai objek estetika dan wisata,
bermanfaan pada proses penyerbukan maupun sebagai musuh alami hama tanaman, pakan
hewan (burung) yang bernilai ekonomi tinggi, penghasil madu (dari genus Apis) dll.
Serangga memiliki dinding tubuh yang disebut integumen. Integumen ini berperan sebagai
kerangka luar (eksoskleleton).
Anatomi Luar Integumen
Integumen terdiri dari tiga lapisan utama, yaitu :
a. Lapisan dasar (basement membrane) dengan ketebalan kurang lebih � m.
b. Epidermis atau hipodermis yang mempunyai ketebalan satu sel.
c. Lapisan kutikula yang tebalnya kurang lebih 1m.
Kutikula terdiri dari sel-sel mati yang dibentuk oleh sel hidup di bawahnya yaitu epikutikula,
dan terdiri dari prokutikula dan epikutikula. Prokutikula terdiri dari lapisan yang lebih tebal
dibandingkan epikutikula.
Prokutikula terdiri dari lapisan endokutikula dan eksokutikula.
Epikutikula merupakan lapisan tipis yang biasanya terdiri dari :
(a). Lapisan dalam disebut lapisan kutikulin (lipoprotein).
(b). Lapisan luar disebut lapisan lilin yang sulit ditembus air.
Bagian yang mengeras dari kutikula terutama terdapat pada lapisan eksokutikula,
disebabkan oleh adanya sklerotin sebagai hasil dari proses pengerasan yang disebut
dengan sklerotisasi.
Kutikula relatif permiabel, dan bila keadaannya tipis, maka dapat dilalui oleh air dan
gas.
Pada kutikula sering dijumpai :
o sulkus, yaitu lekukan pada kutikula bagian luar
o sutura, yaitu garis persatuan antara dua sklerit yang terpisah
o apodema atau apofisis, yaitu penonjolan bagian dalam kutikula
Secara garis besar bagian tubuh serangga terdiri dari kepala, thoraks, dan abdomen.
Morfologi Kepala
Kepala merupakan bagian depan dari tubuh serangga dan berfungsi untuk
pengumpulan makanan dan manipulasi, penerima rangsang dan otak (perpaduan syaraf).
Struktur kerangka kepala yang mengalami sklerotisasi disebut sklerit. Sklerit-sklerit ini
dipisahkan satu sama lain oleh sutura yang tampak sebagai alur
Kutikula pada kepala mengalami penonjolan ke arah dalam, membentuk rangka
kepala bagian dalam, yang disebut tentorium.
Terdapat tiga tipe kepala berdasarkan posisi alat mulut, yaitu :
1. Prognatous (menghadap ke depan), contoh : Sithopillus oryzae (Coleoptera, Curculionidae)
2. Hypognatous (menghadap ke bawah), contoh : Valanga nigricornis (Orthoptera, Acrididae)
3. Ophistognatous (menghadap ke bawah dan belakang), contoh : Leptocorisa acuta (Hemiptera, Alydidae)
Pada kepala terdapat dua organ penerima rangsang yang tampak jelas yaitu mata
tunggal dan antena.
Mata terdiri dari dua jenis : mata majemuk dan tunggal.
Antena
Sepasang antena terdapat pada salah satu ruas kepala di atas mulut yang dapat digerak-
gerakkan. Antena merupakan alat penting yang berfungsi sebagai alat perasa dan alat
pencium. Ruas pertama antena yang disebut skapus melekat pada kepala. Ruas kedua disebut
pedisel dan ruas-ruas berikutnya secara keseluruhan disebut flagelum.
Bentuk dan ukuran antena serangga sangat beragam. Berdasarkan bentuknya antena
serangga dapat dibedakan menjadi 14 tipe yaitu :
1. Filiform : menyerupai tambang, tiap-tiap segmen yang membentuk antena ukurannya
sama, misalnya antena pada Valanga sp. (Orthoptera).
2. Moniliform : seperti manik-manik, ruas-ruas antena berukuran sama dan berbentuk
bulat, misalnya Rhysodidae.
3. Setaseous : seperti rambut kaku (Seta), makin ke ujung ruas-ruas antena maakin
ramping, misalnya Isoptera.
4. Clavate : seperti moniliform tapi agak membesar kebagian ujungnya, misalnya
Coccinellidae.
5. Capitate : seperti clavate tetapi perbesaran ruas-ruas terakhir tiba-tiba membesar,
misalnya Nitidulidae.
6. Serate : tiap-tiap segmennya berbentuk seperti gigi, misalnya Elateridae.
7. Geniculate : segmen pertama berukuran panjang diikuti oleh satu segmen yang lebih
kecil yang membentuk sudut dengan segmen pertama, misalnya Formicidae.
8. Pectinate : setiap segmen memanjang ke arah samping seperti sisir, misalnya
Pyrochoroidae.
9. Bipectinate : setiap segmen memiliki satu pasang rambut.
10. Stylate : segmen terakhir runcing dan agak panjang, misalnya Asilidae.
11. Aristate : seakan-akan dari segmen antena keluar lagi antena, misalnya Muscidae.
12. Plumose : setiap segmen berambut lebat dan panjang, misalnya nyamuk jantan.
13. Lamellate : segmen paling ujung membesar dan menjadi lempengan, misalnya
Scarabaidae.
14. Flabellate : semua segmen setelah pedicel bentuknya seperti lempengan, misalnya
Rhipiceridae
Alat Mulut
Secara umum alat-alat mulut serangga terdiri dari :
1. Labrum (bibir atas)
2. Sepasang mandibel (geraham pertama)
3. Sepasang maksila (geraham kedua)
4. Labium (bibir bawah)
5. Epifaring (lidah)
Bagian-bagian mulut serangga dapat diklasifikasikan menjadi dua tipe umum, mandibulata
(pengunyah) dan haustelata (penghisap).
Tipe alat mulut pengunyah, mandibel bergerak secara transversal yaitu dari sisi ke sisi, dan
serangga tersebut biasanya mampu menggigit dan mengunyah makanannya.
Tipe mulut penghisap memiliki bagian-bagian dengan bentuk seperti probosis yang
memanjang atau paruh dan melalui alat itu makanan cair dihisap. Mandibel pada bagian mulut
penghisap mungkin memanjang dan berbentuk stilet atau tidak ada.
Beberapa Tipe Alat Mulut Serangga Yaitu :
a. Tipe alat mulut menggigit mengunyah terdiri dari :
(1). Labrum, berfungsi untuk memasukkan makanan ke dalam rongga mulut.
(2). Epifaring, berfungsi sebagai pengecap.
(3). Mandibel, berfungsi untuk mengunyah, memotong, atau melunakkan makanan.
(4). Maksila, merupakan alat bantu untuk mengambil makanan. Maxila memiliki empat cabang,
yaitu kardo, palpus, laksinia, dan galea.
(5). Hipofaring, serupa dengan lidah dan tumbuh dari dasar rongga mulut.
(6). Labium, sebagai bibir bawah bersama bibir atas berfungsi untuk menutup atau membuka mulut.
Labium terbagi menjadi tiga bagian, yaitu mentum, submentum, dan ligula. Ligula terdiri dari
sepasang glosa dan sepasang paraglosa.
Contoh serangga dengan tipe alat mulut menggigit mengunyah yaitu ordo Coleoptera,
Orthoptera, Isoptera, dan Lepidoptera.
b. Tipe alat mulut mengunyah dan menghisap
Tipe alat mulut ini diwakili oleh tipe alat mulut lebah madu Apis cerana (Hymenoptera,
Apidae) merupakan tipe kombinasi yang struktur labrum dan mandibelnya serupa dengan tipe
alat mulut menggigit mengunyah, tapi maksila dan labiumnya memanjang dan menyatu.
Glosa merupakan bagian dari labium yang berbentuk memanjang sedangkan ujungnya
menyerupai lidah yang berbulu disebut flabelum yang dapat bergerak menyusup dan menarik
untuk mencapai cairan nektar yang ada di dalam bunga.
c. Tipe alat mulut menjilat mengisap
Tipe alat mulut ini misalnya pada alat mulut lalat (Diptera).
Pada bagian bawah kepala terdapat labium yang bentuknya berubah menjadi tabung yang
bercelah.
Ruas pangkal tabung disebut rostrum dan ruas bawahnya disebut haustelum.
Ujung dari labium ini berbentuk khusus yang berfungsi sebagai pengisap, disebut labellum
d. Tipe Alat Mulut Mengisap
Tipe alat mulut ini biasanya terdapat pada ngengat dan kupu-kupu dewasa (Lepidoptera) dan
merupakan tipe yang khusus, yaitu labrum yang sangat kecil, dan maksila palpusnya
berkembang tidak sempurna.
Labium mempunyai palpus labial yang berambut lebat dan memiliki tiga segmen.
Bagian alat mulut ini yang dianggap penting dalam tipe alat mulut ini adalah probosis yang
dibentuk oleh maksila dan galea menjadi suatu tabung yang sangat memanjang dan
menggulung
e. Tipe Alat Mulut Menusuk Mengisap
Kepik, mempunyai alat mulut menusuk mengisap, misalnya Scotinophara (Heteroptera).
Alat mulut yang paling menonjol adalah labium, yang berfungsi menjadi selongsong stilet
Ada empat stilet yang sangat runcing yang berfungsi sebagai alat penusuk dan mengisap
cairan tanaman.
Keempat stilet berasal dari sepasang maksila dan mandibel ini merupakan suatu perubahan
bentuk dari alat mulut serangga pengunyah.
TORAKS DAN ABDOMEN
Bagian Toraks
Bagian dari tubuh serangga antara kepala dan abdomen adalah thoraks terdiri dari tiga segmen atau ruas yaitu protoraks, mesotoraks, dan metatoraks
Ketiga bagian toraks tersebut memiliki sepasang tungkai, sedangkan mesothoraks dan
metatoraks masing-masing memiliki sepasang sayap.
Pada setiap sisi mesotoraks dan metathoraks terdapat sebuah spirakel.
Protoraks, mesotoraks dan metatoraks masing-masing bagian atasnya terdiri dari notum dan
bagian bawahnya disebut sternum.
Notum untuk prothoraks disebut pronotum, dan notum untuk mesothoraks dan metathoraks
masing-masing disebut mesonotum dan metanotum.
Pronotum terbagi lagi atas preskutum, skutum, skutelum dan postkutelum, mesonotum dan
metanotum masing-masing terbagi atas epimeron dan episternum.
Sayap
Serangga dapat diklasifikasikan menjadi dua kelompok berdasarkan kepemilikan
sayap, yaitu kelompok serangga bersayap (Pterygota) dan kelompok serangga tidak
bersayap (Apterygota).
Sayap merupakan tonjolan integumen dari bagian mesopleuron dan metapleuron.
Sayap diperkuat oleh satu deretan rangka-rangka sayap yang bersklerotisasi, yang
mengandung syaraf, trakea, dan hemolimf.
Permukaan atas dan bawah sayap terbuat dari bahan kitin tipis.
Bagian tertentu dari sayap tampak seperti garis-garis tebal yang disebut pembuluh
sayap. Bagian sayap yang dikelilingi oleh pembuluh sayap disebut sel.
Tungkai-Tungkai Thoraks
Tungkai serangga terdapat pada prototaks, mesatoraks dan metatoraks yang masing-
masing disebut tungkai depan, tungkai tengah dan tungkai belakang.
Tungkai serangga terdiri dari enam ruas yang terdiri dari :
a. Koksa, yang merupakan bagian yang melekat langsung pada thoraks
b. Trokanter, bagian kedua dari ruas tungkai berukuran lebih pendek dari pada koksa
dan sebagian bersatu dengan ruas ketiga
c. Femur, merupakan ruas yang terbesar
d. Tibia, ukurannya lebih ramping tetapi hampir sama panjang dengan femur pada
bagian ujung tibia biasanya terdapat duri-duri atau taji
e. Tarsus, terdiri dari 1-5 ruas
f. Pretarsus, ruas terakhir dari tungkai, terdiri dari sepasang kuku tarsus dan
diantaranya terdapat struktur seperti bantalan yang disebut arolium
Beberapa tipe tungkai serangga tersusun sebagai berikut :
1. Saltatorial : Tungkai belakang belalalng yang digunakan untuk meloncat, dengan
bentuk femur tungkai belakang lebih besar bila dibandingkan dengan femur tungkai
depan dan tungkai tengah. Contoh : Valanga nigricornis (belalang)
2. Raptorial : Tungkai depan digunakan untuk menangkap dan memegang mangsa,
sehingga ukurannya lebih besar bila dibandingkan dengan tungkai yang lainnya.
Contoh : Stagmomantis carolina (belalang sembah)
3. Kursorial : Tungkai ini digunakan untuk berjalan cepat atau berlari. Contoh :
Periplaneta australasiae (kecoa)
4. Fosorial : Tungkai depan berubah bentuk sebagai alat penggali tanah. Contoh :
Gryllotalpa africana (orong-orong)
5. Natatorial : Tungkai jenis ini terdapat pada serangga air yang berfungsi untuk
berenang. Contoh : Hydrophilus triangularis (kumbang air)
6. Korbikulum : Tungkai tipe ini berfungsi untuk mengumpulkan tepung sari.
Contoh : Apis cerana (lebah madu)
ORDO-ORDO SERANGGA
a. Ordo Orthoptera (bangsa belalang)
Sebagian anggotanya dikenal sebagai pemakan tumbuhan, namun ada beberapa di
antaranya yang bertindak sebagai predator pada serangga lain.
Anggota dari ordo ini umumnya memilki sayap dua pasang. Sayap depan lebih sempit
daripada sayap belakang dengan vena-vena menebal/mengeras dan disebut tegmina.
Sayap belakang membranus dan melebar dengan vena-vena yang teratur. Pada waktu
istirahat sayap belakang melipat di bawah sayap depan.
Alat-alat tambahan lain pada caput antara lain : dua buah (sepasang) mata facet, sepasang
antene, serta tiga buah mata sederhana (occeli). Dua pasang sayap serta tiga pasang kaki
terdapat pada thorax. Pada segmen (ruas) pertama abdomen terdapat suatu membran alat
pendengar yang disebut tympanum. Spiralukum yang merupakan alat pernafasan luar
terdapat pada tiap-tiap segmen abdomen maupun thorax. Anus dan alat genetalia luar
dijumpai pada ujung abdomen (segmen terakhir abdomen).
Ada mulutnya bertipe penggigit dan penguyah yang memiliki bagian-bagian labrum,
sepasang mandibula, sepasang maxilla dengan masing-masing terdapat palpus maxillarisnya,
dan labium dengan palpus labialisnya.
Metamorfose sederhana (paurometabola) dengan perkembangan melalui tiga stadia yaitu
telur —> nimfa —> dewasa (imago). Bentuk nimfa dan dewasa terutama dibedakan pada
bentuk dan ukuran sayap serta ukuran tubuhnya.
Beberapa jenis serangga anggota ordo Orthoptera ini adalah :
- Kecoa (Periplaneta sp.)
- Belalang sembah/mantis (Otomantis sp.)
- Belalang kayu (Valanga nigricornis Drum.)
b. Ordo Hemiptera (bangsa kepik) / kepinding
Ordo ini memiliki anggota yang sangat besar serta sebagian besar anggotanya bertindak
sebagai pemakan tumbuhan (baik nimfa maupun imago). Namun beberapa di antaranya ada
yang bersifat predator yang mingisap cairan tubuh serangga lain.
Umumnya memiliki sayap dua pasang (beberapa spesies ada yang tidak bersayap). Sayap
depan menebal pada bagian pangkal (basal) dan pada bagian ujung membranus. Bentuk sayap
tersebut disebut Hemelytra. Sayap belakang membranus dan sedikit lebih pendek daripada
sayap depan. Pada bagian kepala dijumpai adanya sepasang antene, mata facet dan occeli.
Tipe alat mulut pencucuk pengisap yang terdiri atas moncong (rostum) dan dilengkapi
dengan alat pencucuk dan pengisap berupa stylet. Pada ordo Hemiptera, rostum tersebut
muncul pada bagian anterior kepala (bagian ujung). Rostum tersebut beruas-ruas memanjang
yang membungkus stylet. Pada alat mulut ini terbentuk dua saluran, yakni saluran makanan
dan saluran ludah.
Metamorfose bertipe sederhana (paurometabola) yang dalam perkembangannya melalui
stadia : telur —> nimfa —> dewasa. Bnetuk nimfa memiliki sayap yang belum sempurna dan
ukuran tubuh lebih kecil dari dewasanya.
Beberapa contoh serangga anggota ordo Hemiptera ini adalah :
- Walang sangit (Leptorixa oratorius Thumb.)
- Kepik hijau (Nezara viridula L)
- Bapak pucung (Dysdercus cingulatus F)
c. Ordo Homoptera (wereng, kutu dan sebagainya)
Anggota ordo Homoptera memiliki morfologi yang mirip dengan ordo Hemiptera. Perbedaan
pokok antara keduanya antara lain terletak pada morfologi sayap depan dan tempat
pemunculan rostumnya.
Sayap depan anggota ordo Homoptera memiliki tekstur yang homogen, bisa keras semua atau
membranus semua, sedang sayap belakang bersifat membranus.
Alat mulut juga bertipe pencucuk pengisap dan rostumnya muncul dari bagian posterior
kepala. Alat-alat tambahan baik pada kepala maupun thorax umumnya sama dengan anggota
Hemiptera.
Tipe metamorfose sederhana (paurometabola) yang perkembangannya melalui stadia : telur
—> nimfa —> dewasa. Baik nimfa maupun dewasa umumnya dapat bertindak sebagai hama
tanaman.
Serangga anggota ordo Homoptera ini meliputi kelompok wereng dan kutu-kutuan, seperti :
- Wereng coklat (Nilaparvata lugens Stal.)
- Kutu putih daun kelapa (Aleurodicus destructor Mask.)
- Kutu loncat lamtoro (Heteropsylla sp.).
d. Ordo Coleoptera (bangsa kumbang)
Anggota-anggotanya ada yang bertindak sebagai hama tanaman, namun ada juga yang
bertindak sebagai predator (pemangsa) bagi serangga lain.
Sayap terdiri dari dua pasang. Sayap depan mengeras dan menebal serta tidak memiliki vena
sayap dan disebut elytra.
Apabila istirahat, elytra seolah-olah terbagi menjadi dua (terbelah tepat di tengah-tengah
bagian dorsal). Sayap belakang membranus dan jika sedang istirahat melipat di bawah sayap
depan.
Alat mulut bertipe penggigit-pengunyah, umumnya mandibula berkembang dengan baik.
Pada beberapa jenis, khususnya dari suku Curculionidae alat mulutnya terbentuk pada
moncong yang terbentuk di depan kepala.
Metamorfose bertipe sempurna (holometabola) yang perkembangannya melalui stadia : telur
—> larva —> kepompong (pupa) —> dewasa (imago). Larva umumnya memiliki kaki
thoracal (tipe oligopoda), namun ada beberapa yang tidak berkaki (apoda). Kepompong tidak
memerlukan pakan dari luar (istirahat) dan bertipe bebas/libera.
Beberapa contoh anggotanya adalah :
- Kumbang badak (Oryctes rhinoceros L)
- Kumbang janur kelapa (Brontispa longissima Gestr)
- Kumbang buas (predator) Coccinella sp.
e. Ordo Lepidoptera (bangsa kupu/ngengat)
Dari ordo ini, hanya stadium larva (ulat) saja yang berpotensi sebagai hama, namun beberapa
diantaranya ada yang predator. Serangga dewasa umumnya sebagai pemakan/pengisap madu
atau nektar.
Sayap terdiri dari dua pasang, membranus dan tertutup oleh sisik-sisik yang berwarna-warni.
Pada kepala dijumpai adanya alat mulut seranga bertipe pengisap, sedang larvanya memiliki
tipe penggigit. Pada serangga dewasa, alat mulut berupa tabung yang disebut proboscis,
palpus maxillaris dan mandibula biasanya mereduksi, tetapi palpus labialis berkembang
sempurna.
Metamorfose bertipe sempurna (Holometabola) yang perkembangannya melalui stadia : telur
—> larva —> kepompong —> dewasa. Larva bertipe polipoda, memiliki baik kaki thoracal
maupun abdominal, sedang pupanya bertipe obtekta.
Beberapa jenisnya antara lain :
- Penggerek batang padi kuning (Tryporiza incertulas Wlk)
- Kupu gajah (Attacus atlas L)
- Ulat grayak pada tembakau (Spodoptera litura)
f. Ordo Diptera (bangsa lalat, nyamuk)
Serangga anggota ordo Diptera meliputi serangga pemakan tumbuhan, pengisap darah,
predator dan parasitoid. Serangga dewasa hanya memiliki satu pasang sayap di depan, sedang
sayap belakang mereduksi menjadi alat keseimbangan berbentuk gada dan disebut halter.
Pada kepalanya juga dijumpai adanya antene dan mata facet.
Tipe alat mulut bervariasi, tergantung sub ordonya, tetapi umumnya memiliki tipe penjilat-
pengisap, pengisap, atau pencucuk pengisap.
Pada tipe penjilat pengisap alat mulutnya terdiri dari tiga bagian yaitu :
- bagian pangkal yang berbentuk kerucut disebut rostum
- bagian tengah yang berbentuk silindris disebut haustellum
- bagian ujung yang berupa spon disebut labellum atau oral disc.
Metamorfosenya sempurna (holometabola) yang perkembangannya melalui stadia : telur —>
larva —> kepompong —> dewasa. Larva tidak berkaki (apoda_ biasanya hidup di sampah
atau sebagai pemakan daging, namun ada pula yang bertindak sebagai hama, parasitoid dan
predator. Pupa bertipe coartacta.
Beberapa contoh anggotanya adalah :
- lalat buah (Dacus spp.)
- lalat predator pada Aphis (Asarcina aegrota F)
- lalat rumah (Musca domesticaLinn.)
- lalat parasitoid (Diatraeophaga striatalis).
g. Ordo Hymenoptera (bangsa tawon, tabuhan, semut)
Kebanyakan dari anggotanya bertindak sebagai predator/parasitoid pada serangga lain dan
sebagian yang lain sebagai penyerbuk.
Sayap terdiri dari dua pasang dan membranus. Sayap depan umumnya lebih besar daripada
sayap belakang. Pada kepala dijumpai adanya antene (sepasang), mata facet dan occelli.
Tipe alat mulut penggigit atau penggigit-pengisap yang dilengkapi flabellum sebagai alat
pengisapnya.
Metamorfose sempurna (Holometabola) yang melalui stadia : telur-> larva–> kepompong —
> dewasa. Anggota famili Braconidae, Chalcididae, Ichnemonidae, Trichogrammatidae
dikenal sebagai tabuhan parasit penting pada hama tanaman.
Beberapa contoh anggotanya antara lain adalah :
- Trichogramma sp. (parasit telur penggerek tebu/padi).
- Apanteles artonae Rohw. (tabuhan parasit ulat Artona).
- Tetratichus brontispae Ferr. (parasit kumbang Brontispa).
h. Ordo Odonata (bangsa capung/kinjeng)
Memiliki anggota yang cukup besar dan mudah dikenal. Sayap dua pasang dan bersifat
membranus. Pada capung besar dijumpai vena-vena yang jelas dan pada kepala dijumpai
adanya mata facet yang besar.
Metamorfose tidak sempurna (Hemimetabola), pada stadium larva dijumpai adanya alat
tambahan berupa insang dan hidup di dalam air.
Anggota-anggotanya dikenal sebagai predator pada beberapa jenis serangga keecil yang
termasuk hama, seperti beberapa jenis trips, wereng, kutu loncat serta ngengat penggerek
batang padi.
*) artikel ini saya tulis berdasarkan kegiatan sekolah yang saya ikuti dan di kembangkan
melalui pencarian dari internet, untuk artikel lainnya silahkan kunjungi
http://biorahmaniyah.blogspot.co.id