tugas serangga

download tugas serangga

If you can't read please download the document

Transcript of tugas serangga

Gambar. Semut rangrang (Oecophylla smaragdina)

Klasifikasi

Kingdom : Animalia

Phylum : Arthropoda

Class : Insecta

Ordo : Hymnoptera

Family : Formicidae

Genus : Oecophylla

Species : O. Smaragdina

Pendahuluan

Pernah melihat semut berwarna merah yang agresif ini?Ya, inilah Semut Rangrang, dengan nama ilmiahnya, Oecophylla smaragdina. Sifat agresif semut ini kemudian dimanfaatkan orang mengendalikan beberapa spesies hama. Beberapa pengalaman juga membuktikan bahwa semut ini dapat menjadi sumber penghasilan yang cukup menjanjikan.Kalau Anda pernah digigit semut ketika memanjat pohon mangga atau nangka, mungkin Anda akan kesal oleh serbuan semut-semut yang begitu gencar. Seringkali gigitannya membuat kita mengaduh-aduh.Serangga kuning & ramping ini membangun sarangnya di daun-daun.Jumlah mereka bisa mencapai ratusan, mempunyai teritori & terkenal agresif dalam mempertahankan wilayah.

Semut Rangrang bukan sembarang semut.Mereka unik dan berbeda dari jenis semut lainnya.Manusia telah menggunakan jasa mereka dalam perkebunan berabad- abad yang lalu. Tercatat, sekitar tahun 300 Masehi di Canton (China), semut ini digunakan untuk mengusir hama pada tanaman jeruk. Orang mengambil sarang-sarang semut ini dari hutan, memperjualbelikannya, lalu meletakkannya di pohon-pohon jeruk jenis unggul. Teknik yang sama tetap dilakukan sampai abad ke-12, dan masih diterapkan di selatan China sampai saat ini. Di perkebunan kopi di Lampung, kita dapat menemukan koloni semut ini bersarang di daun-daun kopi.Ternyata, pada tanaman kopi yang ditempati sarang ini lebih baik keadaannya daripada tanaman yang tidak ditempati semut Ranrang.

Para pakar serangga di Ghana telah menggunakan jenis semut Rangrang Afrika (Oecophylla longinoda) untuk mengendalikan hama tanaman cokelat. Kehadiran semut ini ternyata mampu mengurangi dua macam penyakit serius yang disebabkan oleh virus dan jamur, yaitu dengan jalan menyerang dan membunuh kutu daun yang menjadi penyebar penyakit ini.Kutu daun sangat merugikan, karena menghisap cairan tanaman sekaligus memakan jaringannya. Cara pengendalian hama seperti ini kita kenal sebagai biological control dan ini merupakan contoh tertua dalam sejarah pertanian. Yang mengagumkan, ternyata semut ini memiliki perilaku yang layak ditiru oleh manusia, diantaranya adalah pemberani. Rangrang dikenal berani menyerang organisme lain yang mengganggu meskipun ukuran tubuhnya 100 kali lebih besar dari mereka.Sebagai biokontrol ternyata sudah dilakukan pula oleh sebagian penduduk Indonesia, meskipun tidak besar-besaran. Misalnya jika pohon jambu atau pohon mangga di pekarangan terserang hama, mereka akan memindahkan semut-semut Rangrang ke pohon tersebut. Sebenarnya bukan itu saja manfaat yang diberikan semut Rangrang kepada manusia.Dengan sifatnya yang sangat peka terhadap perubahan udara, manusia dapat menggunakan semut ini sebagai indikator keadaan udara di suatu lingkungan.Semut Rangrang menyukai lingkungan yang berudara bersih. Jangankan asap pabrik atau asap kendaraan bermotor, asap yang berasal dari pembakaran sampah di kebun saja dapat membuat mereka menyingkir. Tak heran, jika diJakarta atau di kota-kota besar lainnya kita semakin sulit menemukan sarang mereka di pepohonan.

Mengenal Kehidupan serangga yang berjasa ini memang cukup mengesankan. Serangga sosial ini membuat sarang di kanopi hutan-hutan tropis sampai kebun-kebun kopi maupun cokelat.Mereka membentuk koloni yang anggotanya bisa mencapai

500.000 ekor, terdiri atas ratu yang sangat besar, anak-anak, dan para pekerja merangkap prajurit.Semuanya betina, kecuali beberapa semut jantan yang berperan kecil dalam kehidupan koloni. Semut-semut jantan itu segera pergi jika telah dewasa untuk melangsung wedding fight yaitu terbang untuk mengawini sang ratu, lalu mereka tidak kembali lagi ke sarangnya.

Di antara anggota koloni, yang paling giat adalah kelompok pekerja.Mereka rajin mencari makan, membangun sarang, dan gigih melindungi wilayah mereka siang dan malam hari.Sekitar setiap satu menit, salah satu pekerja memuntahkan makanan cair ke dalam mulut ratu.Mereka menyuapi ratu dengan makanan yang telah dilunakkan sehingga memungkinkansang ratu menghasilkan ratusan telur per hari. Jika ratu telah bertelur, para pekerja akan memindahkan telur-telur itu ke tempat yang terlindung, membersihkannya, dan memberi makan larva-larva halus jika telah menetas.

Semut Rangrang dikenal pula sebagai senyum penganyam, karena cara mereka membuat sarang seperti orang membuat anyaman. Sarang mereka terbuat dari beberapa helai daun yang dilekukkan dan dikaitkan bersama-sama membentuk ruang- ruang yang rumit dan menyerupai kemah.Dedaunan itu mereka tarik ke suatu arah, lalu dihubungkan dengan benang-benang halus yang diambil dari larva mereka sendiri. Para pekerja bergerak bolak-balik dari satu daun ke daunlain membentuk anyaman. Makhluk asing yang mencoba menyusup ke daerah sarang, akan mereka halau dengan sengatan asam format yang keluar dari kelenjar racun mereka. Kalau semut jenis lain sengaja membiarkan bahkan memelihara kutu daun hidup dalam wilayah kekuasaan mereka, maka semut Rangrang justru sebaliknya. Mereka berusaha mati-matian menyingkirkan serangga lain yang hidup pada pohon tempat sarang mereka berada. Oleh karena itu, jika kita membedah sarang mereka seringkali kita menemukan bangkai kumbang atau serangga lain yang lebih besar dari semut ini. Itulah keistimewaan yang dimiliki semut Rangrang sehingga membuat mereka memegang arti penting dalam pengendalian hama secara alami. Cukup sederhana, namun tidak berisiko terhadap lingkungan seperti halnya jika kita menggunakan insektisida kimia.

O. smaragdina sebagai sumber penghasilan

Adakalanya jarang pula kita mendapati mereka di daerah perkebunan. Karena sekarang pemberantasan hama dengan pestisida lebih banyak digunakan, sehingga bukan saja hama yang mati tetapi banyak serangga lain yang berguna turut terbunuh. Belum lagi perburuan yang dilakukan manusia terhadap semut Rangrang.Banyak orang mengambil sarang-sarang mereka untuk mendapatkan anak-anak Rangrang (kroto) sebagaimakananburungpeliharaan.Tentunya hal ini akanmenjadikan kian menyusutnya populasi semut Rangrang. Padahal keberadaan semut ini penting sebagai musuh alami serangga hama, sekaligus sebagai indikator biologis (hayati) terhadap kualitas udara di suatu daerah.

Gambar 1.Semut Rangrang( Oesophylla smaragdina )Meskipun gigitannya cukup menyakitkan, semut ini terbukti mampu menjadi sumber penghasilan yangcukup menjanjikan. Pengamatan Cesard(2004)di Malingping, Jawa Barat menunjukkan bahwa larva dan pupa semut rangrang yang disebut kroto, dapat dipanen dan dijual sebagai pakan burung atau umpan pancing. Di beberapa tempat lain di Jawa, bisnis kroto ini dianggap sebagai bisnis yang sangat menguntungkan. Kroto adalah nama yang diberikan orang Jawa untuk campuran larva dan pupa semut penganyam Asia (terutama Oecophylla smaragdina). Campuran ini terkenal di kalangan pencinta burung dan nelayan di Indonesia, karena larva semut populer sebagai umpan ikan, dan juga sebagai makanan tambahan untuk meningkatkan ketrampilan burung-burung pedendang.Para penggemar burung membeli kroto yang kaya protein dan vitamin untuk burung peliharaannya, demi kepuasan mereka mendengarkan kicauan burung yang merdu, atau waktu mereka menyiapkan burung-burungnya untuk mengikuti lomba burung pedendang.Manfaat Ekonomi Selama ini pasokanpasar burung atau toko yang menjual pakan burung hanya menggantungkan dari pengumpul kroto yang berasal dari tangkapan alam.Kita tahu alam tidak setiap saat menyediakan kroto apalagi saat musim penghujan.

Kehidupan semut rangrang memang identik dengan kehidupan masyarakat perdesaan. Bagi sebagian orang, kroto dari semut rangrang merupakan sumber penghasilan baru dan dianggap sebagai salah satu cara bagi masyarakat miskin untuk memperoleh penghasilan tambahan. Sebuah penghasilan yang bisa diperoleh secara cuma-cuma dan tanpa mengganggu waktu dan kegiatan bertani mereka. Dengan cara yang praktis dan mudah saja mereka bisa mendapatkan kroto semut rangrang tersebut.

Di Thailand, bisnis kroto ini menjadi bisnis sampingan bagi petani. Menurut Sribandit et al (2008), pendapatan petani dari bisnis ini mencapai 12,1 dollar Amerika per hari selama empat sampai lima bulan musim panen semut. Angka ini menjadikan bisnis ini menyumbangkan 30 persen dari total pendapatan petani pemanen kroto. Sebuah angka yang cukup menggiurkan!Petani sedang memanen "kroto" atau larva/

pupa semut rangrang (Cesard, 2008)

Gambar 2. TelurSemut Rangrang ( Oesophylla smaragdina )

O. smaragdina sebagai musuh alami hama

Penelitian tentang potensi semut rangrang sebagai musuh alami hama sudah dilakukan cukup lama. Huang dan Yang (1987) menuliskan bahwa semut rangrang sudah dikenal oleh bangsa China pada tahun 304 Masehi untuk mengendalikan hama kutu-kutuan pada tanamanjeruk.Perilaku agresif semutrangrang dalam mempertahankan daerah kekuasaannya barangkali menjadi salah satu pertimbangan bagi para petani untuk menggunakannya sebagai penjaga tanaman terhadap gangguan hama. Kajian Van Mele di Vietnam (Van Mele & Truyen, 2002) membuktikan bahwa penerapan teknologi pengelolaan O. smaragdina yang tepat di lapangan, mampu meningkatkan potensi mereka sebagai musuh alami.

Way dan Khoo (1992) menyebutkan bahwa semut rangrang menjadi musuh alami pada sekitar 16 spesies hama yang menyerang spesies tanaman, yaitu kakao, kelapa, kelapa sawit, mangga, eukaliptus, dan jeruk. Bersama dengan kerabatnya, yaitu O. longinoda, O. smaragdina melindungi tanaman-tanaman tersebut dari serangan hama.Penelitian lain juga membuktikan bahwa semut rangrang menjadi musuh alami hama pada tanaman lada hitam dan mahoni. Misalnya, Offenberg et al (2006) memperlihatkan bahwa semut rangrang mampu melindungi tanaman mangrove dari serangan kepiting Episesarma versicolor.

Manfaat semut rangrang untuk tanaman telah dikenal dibanyak negara.Demikian pula, petani-petani di Delta Mekong (Vietnam) dan di Kalimantan Timur (Indonesia) mempunyai pengalaman mengenai bagaimana semut rangrang dapat meningkatkan kualitas buah. Buah yang dihasilkan menjadi lebih menarik dan lebih segar. Jika diamati dengan seksama, semut rangrang dapat mengganggu, menghalangi atau memangsa berbagai jenis hama seperti kepik hijau, ulat pemakan daun, dan serangga-serangga pemakan buah. Populasi semut rangrang yang tinggi dapat mengurangi permasalahan hama tungau, pengorok daun dan penyakit greening pada kebun jeruk. Semut rangrang diketahui juga dapat melindungi eucalyptus dan pohon-pohon kayu lainnya. Semut ini dapat mengendalikan sebagian besar hama pada tanaman jeruk dan mete, melindungi tanaman kelapa dan kakao dari serangan kepik, sehingga meningkatkan mutu dan jumlah hasil panen. Semut rangrang juga dapat menghalangi serangan tikus.

Tentu ini sangat menarik. Di tengah kondisi pertanian kita yang kurang mendapat dukungan ekosistem yang sehat, usaha pemanfaatan semut rangrang bisa menjadi alternatif pengendalian hama dan penyakit tanaman. Dengan semut rangrang kita bisa menghindari penggunaan pestisida yang berarti ada penghematan biaya usaha tani sekaligus juga menjaga kesehatan lingkungan.

CARA BUDIDAYA SEMUT / KROTO

Cara budidaya semut rangrang / kroto nya dapat di lakukan dengan berbagai cara, tetapi di makalah ini saya akan membahas cara budidaya semut rangrang dengan media toples plastik.

Bahan yang di perlukan untuk budidaya semut / kroto yaitu:Toples plastik transparannampam plastik (untuk tempat air)Dudukan toples (bisa menggunakan batu-bata dll)Toples plastik dilubangi bagian bawah kira-kira 7 cm. Letakan nampan plastik dengan posisi datar ,tuangkan air hingga setengah nampan. Letakan toples plastik ditengah nampan diatas dudukan agar toples tidak terendam oleh air. Letakan toples secara terbalik. Proses pemindahan semut rangrang dari alam kedalam toples bisa dilakukan dengan berbagai cara. Lakukan cara yang menurut anda paling mudah. Bisa lakukan dengan cara jembatan. Sarang yang diperoleh dari alam dimasukan kedalam wadah misal ember. kemudian pasang kayu atau sejenisnya antara ember dengan toples. Beri makanan di toples agar semut rangrang tertarik dan akhirnya berpindah kedalam toples.Sumber:http://id.shvoong.com/business-management/business-ideas-and-opportunities/2303985-cara-budidaya-semut-kroto-media/#ixzz2MdcL4sOa

Cara pemberian pakan kepada ternak semut rangrang / kroto pada media toples plastik

Makanan adalah bagian terpenting dan utama. Salah memberi makan akan mengakibatkan ternak kroto kita akan mengalami perkembangan yang kurang maksimal. Setelah mengetahui apa saja makanan yang harus di berikan semut rangrang. kali ini flodesta akan mencoba share cara memberi makanan pada semut rangrang dan sekaligus makanan tidak terbuang. Sehingga kita bisa memantau persedian makanan, apakah semut rangrang mau makan atau tidak. Tentunya untuk melatih semut rangrang untuk mencari atau berburu makanan sendiri walaupun sudah kita siapkan.

Gambar.media toples plastik untuk ternak semut / kroto

Cara memberi makanan semut rangrang yang pertama adalah kita bisa buatkan tempat khusus untuk menampung makanan. Tempat makanan bisa terbuat dari botol plastik yang di potong kemudian sisakan sedikit kira kira kurang lebih 2 cm lalu letakkan di atas toples. Dimana penggunaan botol plastik adalah supaya makanan tidak keluar. Kususnya untuk makanan yang berjenis ulat ( hongkong, kandang dll). Untuk makanan yang bisa terbang atau meloncat seperti jangkrik dan belalang bisa di masukan langsung kedalam lubang toples atau bisa juga kita lumpuhkan dulu kemudian di masukan di tempat yang telah kita sediakan.

Cara memanen Kroto semut rangrang

Saat yang di nanti oleh teman-temanyaitu cara panen kroto semut rangrang dari media toples, Penantian yang menegangkan, karena harus berhadapan banyak semut rangrang. Siap di keroyok oleh gigitan dengan rasa yang sangat perih sekali. Misalkan harus digigit 1 semut saja, saya kira masih bisa di atasi. Tetapi bagaimana jika jumlah semut rangrang ratusan bahkan sampai ribuan.

Gambar. Pemanenan kroto

Setelah melihat toples sudah banyak kroto. Pasti sobat berpikir untuk mengambil dan memanen. Entah mau di gunakan untuk kebutuhan sendiri, pakan burung, mancing dan di jual. Tetapi bingung caranya supaya tidak di gigit untuk mengambil krotonya. Apakah mau di panen atau di biarkan saja jadi banyak untuk bibit. Panen kroto di media toples sebenarnya sangat mudah, asalkan kita tahu caranya.

Berikut yang harus di siapkan:

1.Sarung tangan karet

Untuk apa sih sarung tangan. Supaya kulit kita tdak tergigit secara langsung

2.Tepung pati

Digunakan untuk melumuri sarung tangan dan dinding ember.

3Ember

Satu sebagai tempat membongkar toples sedangkan yang ke dua untuk tempat kroto.

3.Batang kayu kecil / sapu lidi

untuk merobek jaring putih.,atau sobat bisa gunakan langsung memakai tangan ( sudah terlindungi sarung tangan+ tepung )

4.saringan/ayakan pasir

untuk menyaring /memisahkan kroto dengan semutnya

Pengambilan kroto bisa di tepuk tepuk setelah jaring di robek. kroto akan jatuh kebawah. Dibawah kan masih ada tutup toples, ketika kroto sudah diatas tutup toples. Ambil segera tutup toples yang sudah terisi kroto dan pindahkan ke tempat khusus untuk kroto, sebelum menyatu lagi dengan semut rangrang

Dartar Pustaka

Cesard, N., 2004. Le kroto (Oecophylla smaragdina) dans la rgion de Malingping, Java-Ouest, Indonsie : collecte et commercialisation dune ressource animale non ngligeable. Anthropozoologica 39: 15-31. Abstrak dalam Bahasa Inggris.

Cole, A.C. & J.W. Jones. 1948. A study of the weaver ant, Oecophylla smaragdina

(Fab.). American Midland Naturalist 39: 641-651.

Devasahayam, S., & K.M. Abdulla Koya. 1994. Natural enemies of major insect pests of black pepper (Piper nigrum L.) in India. Journal of Spices and Aromatic Crops 3:

50-55.

Huang, H.T. & P. Yang. 1987. The ancient cultured citrus ant. BioScience 37: 665-671. Lim, G.T., L.G. Kirton, S.M. Salom, L.T. Kok, R.D. Fell, & D.G. Pfeiffer. 2008. Mahogany

shoot borer control in Malaysia and prospects for biological control using

weaver ants. Journal of Tropical Forest Science 20: 147-155.

Offenberg, J., D.J. Macintosh, & M.G. Nielsen. 2006. Indirect ant-protection against crab herbivory: damage-induced susceptibility to crab grazing may lead to its reduction on ant-colonized trees. Functional Ecology 20: 52-57.

Sribandit, W., D. Wiwatwitaya, S. Suksard, & J. Offenberg. 2008. The importance of weaver ant (Oecophylla smaragdina Fabricius) harvest to a local community in Northeastern Thailand. Asian Myrmecology 2: 129 138.

Van Mele, P. & V.T. Truyen. 2002. Observations and farmer experimentation with predatory ants. LEISA Magazine 28-29.

Van Mele, P., 2008. A historical review of research on the weaver ant Oecophylla in biological control.Agricultural and Forest Entomology 10: 13-22.

Way, M.J. & K.C. Khoo. 1992. Role of ants in pest management. Annual Review of

Entomology 37: 479-503.

http://id.shvoong.com/business-management/business-ideas-and-opportunities/2303985-cara-budidaya-semut-kroto-media" http://id.shvoong.com/business-management/business-ideas-and-opportunities/2303985-cara-budidaya-semut-kroto-media

http://flodesta.blogspot.com/2012/07/cara-memberi-makanan-ternak-semut" http://flodesta.blogspot.com/2012/07/cara-memberi-makanan-ternak-semut

http://wong-dota.blogspot.com

MAKALAH

SEMUT RANGRANG SEBAGAI SERANGGA BERGUNA DAN MENGUNTUNGKAN

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas

Mata Kuliah Serangga Berguna dan Menguntungkan

Disusun oleh :

Rama Ginanjar Gilang

150410070041

Jurusan Hama Penyakit Tanaman

Fakultas Pertanian

Universitas Padjajaran

2013