Mengenal Ordo Hama Serangga

download Mengenal Ordo Hama Serangga

of 29

Transcript of Mengenal Ordo Hama Serangga

I. PENDAHULUAN1.1. Latar BelakangSerangga disebut insecta atau dibaca " insekta" karena berasal dari bahasa Latin insectum yaitu sebuah kata serapan dari bahasa Yunani (ntomon), terpotong menjadi beberapa bagian. Serangga adalah salah satu kelas avertebrata di dalam filum arthropoda yang memiliki exoskeleton berkitin , tubuh yang terbagi tiga bagian (kepala, thorax, dan abdomen), tiga pasang kaki yang pangkalnya menyatu, mata majemuk, dan sepasang antena. Serangga juga termasuk salah satu kelompok hewan yang paling beragam yang mencakup lebih dari satu juta spesies dan menggambarkan lebih dari setengah organisme hidup yang telah diketahui. Jumlah spesies yang masih ada diperkirakan antara enam hingga sepuluh juta dan berpotensi mewakili lebih dari 90% bentuk kehidupan hewan yang berbeda-beda di bumi. Serangga dapat ditemukan di hampir semua lingkungan, meskipun hanya sejumlah kecil yang hidup di lautan suatu habitat yang didominasi oleh kelompok arthropoda lain, krustasea. Serangga juga merupakan hewan beruas dengan tingkat adaptasi yang sangat tinggi. Ukuran serangga relatif kecil dan pertama kali sukses berkolonisasi di bumi. (Wikipedia,2015).Pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan sangat dipengaruhi oleh dua faktor antara lain faktor dalam dan faktor luar tumbuhan. Faktor dalam adalah semua faktor yang terdapat dalam tubuh tumbuhan antara lain faktor genetik yang terdapat di dalam gen dan hormon. Gen berfungsi mengatur sintesis enzim untuk mengendalikan proses kimia dalam sel. Hal ini yang menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan. Sedangkan, hormon merupakan senyawa organik tumbuhan yang mampu menimbulkan respon fisiologi pada tumbuhan. Faktor luar tumbuhan yang sangat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan, yaitu faktor lingkungan berupa nutrisi, air, cahaya, suhu, oksigen dan kelembapan. Pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan membutuhkan nutrisi. Nutrisi ini harus tersedia dalam jumlah cukup dan seimbang, antara satu dengan yang lain. Nutrisi diambil tumbuhan dari dalam tanah dan udara. Unsur-unsur yang dibutuhkan oleh tumbuhan dikelompokkan menjadi dua, yaitu zat-zat organik (C, H, O, dan N) dan garam anorganik (Fe2+. Ca2+, dan lain-lain). Pemenuhan kebutuhan unsur tumbuhan diperoleh melalui penyerapan oleh akar dari tanah bersamaan dengan penyerapan air. Air dibutuhkan tanaman untuk fotosintesis, tekanan turgor sel, mempertahankan suhu tubuh tumbuhan, transportasi, dan medium reaksi enzimatis. Perkembangan struktur tumbuhan juga dipengaruhi oleh cahaya (fotomorfogenesis). Efek fotomorfogenesis ini dapat dengan mudah diketahui dengan cara membandingkan kecambah yang tumbuh di tempat terang dengan kecambah dari tempat gelap. Kecambah yang tumbuh di tempat gelap akan mengalami etiolasi atau kecambah tampak pucat dan lemah karena produksi klorofil terhambat oleh kurangnya cahaya. Sedangkan, pada kecambah yang tumbuh di tempat terang, daun lebih berwarna hijau, tetapi batang menjadi lebih pendek karena aktifitas hormon pertumbuhan auksin terhambat oleh adanya cahaya. Oksigen mempengaruhi pertumbuhan tumbuhan. Dalam respirasi pada tumbuhan, terjadi penggunaan oksigen untuk menghasilkan energi. Energi ini digunakan, antara lain untuk pemecahan kulit biji dalam perkecambahan, dan aktivitas tumbuhan. Pertumbuhan dipengaruhi oleh kerja enzim dalam tumbuhan. Sedangkan, kerja enzim dipengaruhi oleh suhu. Dengan demikian, pertumbuhan tumbuhan sangat dipengaruhi oleh suhu. Setiap spesies atau varietas mempunyai suhu minimum, rentang suhu optimum, dan suhu maksimum. Di bawah suhu minimum ini tumbuhan tidak dapat tumbuh, pada rentang suhu optimum, laju tumbuhnya paling tinggi, dan di atas suhu maksimum, tumbuhan tidak tumbuh atau bahkan mati. Laju transpirasi dipengaruhi oleh kelembapan udara. Jika kelembapan udara rendah, transpirasi akan meningkat. Hal ini memacu akar untuk menyerap lebih banyak air dan mineral dari dalam tanah. Meningkatnya penyerapan nutrien oleh akar akan meningkatkan pertumbuhan tanaman. (Anonim, 2015).Manfaat dalam mempelajari ordo serangga hama khususnya ke enam ordo serangga hama adalah agar praktikan dapat mengenal serangga hama, jenis mulut, daur hidup, tipe perkembangbiakan dan siklus penyerangannya sehingga dapat diketahui cara yang tepat untuk pengendalian serangga hama tersebut.

1.2. Tujuan PraktikumTujuan praktikum Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman dengan materi tentang Mengenal Ordo Serangga Hama adalah :a. Untuk mengetahui perbedaan ke enam ordo serangga hama tersebut.b. Untuk mengetahui lebih jelas perbedaan masing-masing bagian tubuh serangga (kepala, dada, sayap, perut, dan kaki) sehingga memudahkan pengklasifikasian/ identifikasi ke enam serangga hama tersebut.

II. TINJAUAN PUSTAKA2.1. Pengertian Hama dan Jenis OrdoHama merupakan organisme yang dianggap merugikan dan tak diinginkan dalam kegiatan sehari-hari manusia. Walaupun dapat digunakan untuk semua organisme, dalam praktik istilah ini paling sering dipakai hanya kepada hewan. Hewan juga dapat disebut hama jika menyebabkan kerusakan pada ekosistem alami atau menjadi agen penyebaran penyakit dalam habitat manusia. Contohnya adalah organisme yang menjadi vektor penyakit bagi manusia, seperti tikus dan lalat yang membawa berbagai wabah, atau nyamuk yang menjadi vektor malaria. Dalam dunia pertanian, hama merupakan suatu organisme pengganggu tanaman yang menimbulkan kerusakan secara fisik dan praktis adalah semua hewan yang menyebabkan kerugian secara ekonomis dalam pertanian.(Wikipedia, 2015).Jenis ordo serangga hama terdiri atas ; a. Ordo orthoptera (bangsa belalang) Sebagian anggotanya dikenal sebagai pemakan tumbuhan, namun ada beberapa di antaranya yang bertindak sebagai predator pada serangga lain. Anggota dari ordo ini umumnya memilki sayap dua pasang. Sayap depan lebih sempit dari pada sayap belakang dengan vena-vena menebal/mengeras dan disebut tegmina. Sayap belakang membranus dan melebar dengan vena-vena yang teratur. Pada waktu istirahat sayap belakang melipat di bawah sayap depan.Alat-alat tambahan lain pada caput antara lain : dua buah (sepasang) mata facet, sepasang antene, serta tiga buah mata sederhana (occeli). Dua pasang sayap serta tiga pasang kaki terdapat pada thorax. Pada segmen (ruas) pertama abdomen terdapat suatu membran alat pendengar yang disebut tympanum. Spiralukum yang merupakan alat pernafasan luar terdapat pada tiap-tiap segmen abdomen maupun thorax. Anus dan alat genetalia luar dijumpai pada ujung abdomen (segmen terakhir abdomen).Metamorfose sederhana (paurometabola) dengan perkembangan melalui tiga stadia yaitu telur - nimfa - dewasa (imago). Bentuk nimfa dan dewasa terutama dibedakan pada bentuk dan ukuran sayap serta ukuran tubuhnya. Beberapa jenis serangga anggota ordo Orthoptera ini adalah : Kecoa ( Periplaneta sp.) Belalang sembah/mantis ( Otomantis sp.) Belalang kayu ( Valanga nigricornis Drum).b. Ordo Hemiptera (bangsa kepik) / kepindingOrdo ini memiliki anggota yang sangat besar serta sebagian besar anggotanya bertindak sebagai pemakan tumbuhan (baik nimfa maupun imago). Namun beberapa di antaranya ada yang bersifat predator yang mingisap cairan tubuh serangga lain. Umumnya memiliki sayap dua pasang (beberapa spesies ada yang tidak bersayap). Sayap depan menebal pada bagian pangkal ( basal ) dan pada bagian ujung membranus. Bentuk sayap tersebut disebut Hemelytra . Sayap belakang membranus dan sedikit lebih pendek daripada sayap depan.Pada bagian kepala dijumpai adanya sepasang antene, mata facet dan occeli. Tipe alat mulut pencucuk pengisap yang terdiri atas moncong (rostum) dan dilengkapi dengan alat pencucuk dan pengisap berupa stylet. Pada ordo Hemiptera, rostum tersebut muncul pada bagian anterior kepala (bagian ujung). Rostum tersebut beruas-ruas memanjang yang membungkus stylet. Pada alat mulut ini terbentuk dua saluran, yakni saluran makanan dan saluran ludah.Metamorfose bertipe sederhana (paurometabola) yang dalam perkembangannya melalui stadia : telur - nimfa - dewasa. Bentuk nimfa memiliki sayap yang belum sempurna dan ukuran tubuh lebih kecil dari dewasanya. Beberapa contoh serangga anggota ordo Hemiptera ini adalah Walang sangit ( Leptorixa oratorius Thumb.) Kepik hijau ( Nezara viridula L) Bapak pucung ( Dysdercus cingulatus F).c. Ordo Homoptera (wereng, dan kutu) Anggota ordo Homoptera memiliki morfologi yang mirip dengan ordo Hemiptera. Perbedaan pokok antara keduanya antara lain terletak pada morfologi sayap depan dan tempat pemunculan rostumnya. Sayap depan anggota ordo Homoptera memiliki tekstur yang homogen, bisa keras semua atau membranus semua, sedang sayap belakang bersifat membranus. Alat mulut juga bertipe pencucuk pengisap dan rostumnya muncul dari bagian posterior kepala. Alat-alat tambahan baik pada kepala maupun thorax umumnya sama dengan anggota Hemiptera. Tipe metamorfose sederhana (paurometabola) yang perkembangannya melalui stadia : telur - nimfa - dewasa. Baik nimfa maupun dewasa umumnya dapat bertindak sebagai hama tanaman. Serangga anggota ordo Homoptera ini meliputi kelompok wereng dan kutu-kutuan, seperti : Wereng coklat ( Nilaparvata lugens Stal.) Kutu putih daun kelapa ( Aleurodicus destructor Mask.) Kutu loncat lamtoro ( Heteropsylla sp.). d. Ordo Coleoptera (bangsa kumbang) anggota-anggotanya ada yang bertindak sebagai hama tanaman, namun ada juga yang bertindak sebagai predator (pemangsa) bagi serangga lain. Sayap terdiri dari dua pasang. Sayap depan mengeras dan menebal serta tidak memiliki vena sayap dan disebut elytra. Apabila istirahat, elytra seolah-olah terbagi menjadi dua (terbelah tepat di tengah-tengah bagian dorsal). Sayap belakang membranus dan jika sedang istirahat melipat di bawah sayap depan. Alat mulut bertipe penggigit-pengunyah , umumnya mandibula berkembang dengan baik. Pada beberapa jenis, khususnya dari suku Curculionidae alat mulutnya terbentuk pada moncong yang terbentuk di depan kepala. Metamorfose bertipe sempurna (holometabola) yang perkembangannya melalui stadia : telur - larva - kepompong (pupa) - dewasa (imago). Larva umumnya memiliki kaki thoracal (tipe oligopoda), namun ada beberapa yang tidak berkaki (apoda). Kepompong tidak memerlukan pakan dari luar (istirahat) dan bertipe bebas/libera. Beberapa contoh anggotanya adalah : Kumbang badak ( Oryctes rhinoceros L) Kumbang janur kelapa ( Brontispa longissima Gestr) Kumbang buas (predator) Coccinella sp.e. Ordo Lepidoptera (bangsa kupu/ngengat) dari ordo ini, hanya stadium larva (ulat) saja yang berpotensi sebagai hama, namun beberapa diantaranya ada yang predator. Serangga dewasa umumnya sebagai pemakan/pengisap madu atau nektar. Sayap terdiri dari dua pasang, membranus dan tertutup oleh sisik-sisik yang berwarna-warni. Pada kepala dijumpai adanya alat mulut seranga bertipe pengisap , sedang larvanya memiliki tipe penggigit .Metamorfose bertipe sempurna (Holometabola) yang perkembangannya melalui stadia : telur larva - kepompong - dewasa. Larva bertipe polipoda , memiliki baik kaki thoracal maupun abdominal, sedang pupanya bertipe obtekta. Beberapa jenisnya antara lain : Penggerek batang padi kuning ( Tryporiza incertulas Wlk) Kupu gajah ( Attacus atlas L) Ulat grayak pada tembakau ( Spodoptera litura).f. Ordo Diptera (bangsa lalat, nyamuk)serangga anggota ordo Diptera meliputi serangga pemakan tumbuhan, pengisap darah, predator dan parasitoid. Serangga dewasa hanya memiliki satu pasang sayap di depan, sedang sayap belakang mereduksi menjadi alat keseimbangan berbentuk gada dan disebut halter. Pada kepalanya juga dijumpai adanya antene dan mata facet. Metamorfosenya sempurna (holometabola) yang perkembangannya melalui stadia : telur - larva - kepompong - dewasa. Larva tidak berkaki (apoda biasanya hidup di sampah atau sebagai pemakan daging, namun ada pula yang bertindak sebagai hama, parasitoid dan predator. Pupa bertipe coartacta. Beberapa contoh anggotanya adalah : lalat buah ( Dacus spp.) lalat predator pada Aphis ( Asarcina aegrota F) lalat rumah ( Musca domestica Linn.) lalat parasitoid ( Diatraeophaga striatalis ). g. Ordo Hemiptera (bangsa kepik) / kepinding. Ordo ini memiliki anggota yang sangat besar serta sebagian besar anggotanya bertindak sebagai pemakan tumbuhan (baik nimfa maupun imago). Namun beberapa di antaranya ada yang bersifat predator yang mingisap cairan tubuh serangga lain. Umumnya memiliki sayap dua pasang (beberapa spesies ada yang tidak bersayap). Sayap depan menebal pada bagian pangkal ( basal ) dan pada bagian ujung membranus. Bentuk sayap tersebut disebut Hemelytra . Sayap belakang membranus dan sedikit lebih pendek daripada sayap depan. Pada bagian kepala dijumpai adanya sepasang antene, mata facet dan occeli. Tipe alat mulut pencucuk pengisap yang terdiri atas moncong (rostum) dan dilengkapi dengan alat pencucuk dan pengisap berupa stylet. Pada ordo Hemiptera, rostum tersebut muncul pada bagian anterior kepala (bagian ujung). Rostum tersebut beruas-ruas memanjang yang membungkus stylet. Pada alat mulut ini terbentuk dua saluran, yakni saluran makanan dan saluran ludah.Metamorfose bertipe sederhana (paurometabola) yang dalam perkembangannya melalui stadia : telur - nimfa - dewasa. Bentuk nimfa memiliki sayap yang belum sempurna dan ukuran tubuh lebih kecil dari dewasanya. Beberapa contoh serangga anggota ordo Hemiptera ini adalah Walang sangit ( Leptorixa oratorius Thumb.) Kepik hijau ( Nezara viridula L). h. Ordo Hymenoptera (bangsa tawon, tabuhan, semut) kebanyakan dari anggotanya bertindak sebagai predator/parasitoid pada serangga lain dan sebagian yang lain sebagai penyerbuk. Sayap terdiri dari dua pasang dan membranus. Sayap depan umumnya lebih besar daripada sayap belakang. Pada kepala dijumpai adanya antene (sepasang), mata facet dan occelli.Tipe alat mulut penggigit atau penggigit-pengisap yang dilengkapi flabellum sebagai alat pengisapnya. Metamorfose sempurna (Holometabola) yang melalui stadia : telur-> larva> kepompong > dewasa. Anggota famili Braconidae, Chalcididae, Ichnemonidae, Trichogrammatidae dikenal sebagai tabuhan parasit penting pada hama tanaman. Beberapa contoh anggotanya antara lain adalah : Trichogramma sp. (parasit telur penggerek tebu/padi). Apanteles artonae Rohw (tabuhan parasit ulat Artona). Tetratichus brontispae Ferr. (parasit kumbang Brontispa). (Rioardi, 2009).

2.2. Klasifikasi SeranggaBerdasarkan ada tidaknya sayap, insekta dikelompokkan menjadi dua sub kelas yaitu : 1. Insekta tidak bersayap, Insekta ini dikelompokkan dalam sub kelas Apterygota. 2. Insekta bersayap dikelompokkan dalam sub kelas Pterygota.1. Sub kelas Apterygota. Sub kelas Apterygota ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut : Tidak bersayap. Tidak mengalami metamorfosis (ametabola). Tipe mulutnya menggigit. Batas antara kepala, dada, dan perut tidak jelas. Antenanya panjang tidak beruas-ruas. Contoh speciesnya yaitu kutu buku (Lepisma sacharina), kutu buku dapat merusak buku karena dapat mengeluarkan enzim selulase.2. Sub kelas Pterygota.Sub kelas Pterygota ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut : Memiliki sayap. mengalami metamorfosis. Tipe mulutnya bervariasi. Berdasarkan asal tumbuhnya sayap sub kelas Pterygota dibedakan menjadi dua kelompok yaitu : a) Eksopterygota, adalah kelompok Insekta yang sayapnya berasal dari tonjolan luar dinding tubuh. Berdasarkan tipe sayap, tipe mulut, dan metamorfosisnya, eksopterygota dibedakan menjadi beberapa ordo yaitu ordo Isoptera, ordo Orthoptera, ordo Hemiptera, ordo Odonata. Ordo Isoptera.Isoptera berasal dari bahasa Latin (is = sama, pteron = sayap) yang berarti Insekta bersayap sama. Ciri-ciri lain yang dimiliki oleh ordo Isoptera adalah : Memiliki dua pasang sayap tipis yang tipe dan ukurannya sama. Mengalami metamorfosis tidak sempurna. Tipe mulut menggigit. Cara hidupnya membentuk koloni dengan sistem pembagian tugas tertentu yang disebut polimorfisme. Pembagian tugas itu adalah raja, ratu dan prajurit atau tentara. Contoh : Helanithermis sp. (rayap). Ordo OrthopteraOrthoptera berasal dari bahasa Latin (orthop = lurus, pteron = sayap) yang berarti Insekta bersayap lurus. Ciri-ciri lain yang dimiliki oleh ordo orthoptera adalah : Memiliki dua pasang sayap, yaitu sayap depan dan sayap belakang. Sayap bagian depan lurus, lebih tebal, dan kaku (perkamen), sedangkan sayap belakang tipis seperti selaput. Mengalami metamorfosis tidak sempurna. Tipe mulut menggigit. Kaki paling belakang (kaki ketiga membesar). Contoh : Kecoa (Periplaneta americana), Jangkrik (Grillus sp.)., Belalang sembah (Tenodora sp.). Ordo Hemiptera Ciri-ciri lain yang dimiliki oleh ordo hemiptera adalah : Memiliki dua pasang sayap, yaitu sayap depan satu pasang seperti berkulit dan sayap belakang transparan. Mengalami metamorfosis tidak sempurna. Tipe mulut menusuk dan menghisap. Contoh : Kutu busuk (Cymex rotundus)., Walang sangit (Leptocorisa acuta). Ordo Odonata. Ciri-ciri yang dimiliki oleh ordo homoptera adalah : Memiliki dua pasang sayap tipis seperti selaput. Mengalami metamorfosis tidak sempurna. Tipe mulut menggigit. Contoh : Capung (Aesha sp.). b) Endopterygota, adalah kelompok Insekta yang sayapnya berasal dari tonjolan kearah dalam dinding tubuh. Berdasarkan tipe sayap, tipe mulut, dan metamorfosisnya, endoptrygota dibedakan menjadi beberapa ordo yaitu ordo Coleoptera, ordo Hymenoptera, ordo Diftera, ordo Lepidoptera, ordo Shiponaptera. Ordo Coleoptera.Coleoptera berasala dari bahasa Latin (coleos = perisai, pteron = sayap), berarti insekta bersayap perisai. Ciri-ciri ordo Coleoptera adalah : Memiliki dua pasang sayap, yaitu sayap depan dan sayap belakang. Sayap depan tebal dan permukaan luarnya halus yang mengandung zat tanduk sehingga disebut elytra, sedangkan sayap belakang tipis seperti selaput. Mengalami metamorfosis sempurna. Tipe mulut menggigit. Contoh : Kumbang kelapa (Oycies rhinoceros), Kutu gabah (Rhyzoperta dominica). Ordo Hymenoptera Ciri-ciri ordo hymenoptera adalah : Mengalami metamorfosis sempurna. Tipe mulut menggigit dan ada yang kombinasi untuk menggigit dan menjilat. Contoh : Lebah madu (Apis), tawon (Xylocopa latipes), semut hitam (Monomorium sp.). Ordo DipteraCiri-ciri ordo diptera adalah : Memiliki satu pasang sayap depan dan sayap belakang mengalami redukasi membentuk halter (alat keseimbangan). Mengalami metamorfosis sempurna. Tipe mulut menusuk dan menghisap serta menjilat. Dan memiliki tubuh ramping. Contoh : Nyamuk rumah (Culex pipiens), nyamuk malaria (Anopheles sp.), nyamuk demam berdarah (Aedes aegypti), lalat buah (Drosophila melanogaster), lalat tsetse (Glossina palpalis). Ordo LepidopteraCiri-ciri ordo Lepidoptera adalah : Memiliki dua pasang sayap yang bersisik halus. Mengalami metamorfosis sempurna. Tipe mulut pada tahap larva menggigit, sedangkan pada tahap dewasa menghisap. Mata fasetnya besar. Contoh : Kupu-kupu Swallowtail, kupu-kupu sutera (Bombyx mori), kupu-kupu elang (Acherontia atropos). Ordo ShiponapteraCiri-ciri ordo shiponaptera adalah : Tidak memiliki sayap. Mengalami metamorfosis sempurna. Tipe mulut menusuk dan menghisap. Kakinya pipih panjang dan digunakan untuk meloncat. Contaoh : Kutu manusia (Pulex irritans), kutu kucing (Stenossphalus felic). Ordo Dermaptera.Ciri-ciri ordo dermaptera adalah : Memiliki dua pasang sayap (satu pasang seperti berkulit, dan satu pasang bermembran), atau tidak bersayap. Mengalami metamorfosis sempurna. Tipe mulut menggigit. Contoh : Earwig. (Lukman Adiansyah, 2012).

III. BAHAN DAN METODE3.1. Tempat dan WaktuTempat dan waktu Praktikum Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman dengan materi Mengenal Ordo Serangga Hama yang dilaksanakan pada hari Kamis, 9 April 2015 bertempat di Laboratorium Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Palangka Raya.

3.2. Bahan dan AlatBahan yang digunakan pada saat praktikum adalah serangga hama ordo Orthoptera, contohnya belalang kayu (Valanga nigricornis). Ordo Hemiptera, contohnya walang sangit (Leptocorisa acuta). Ordo Coloeptera, contohnya kumbang kelapa (Oryctes rhinoceras). Sedangkan alat yang digunakan adalah lup, kamera, alat gambar dan alat tulis lainnya.

3.3. Metode PelaksanaanMetode pelaksanaan dari praktikum ini adalah sebagai berikut :a. Membuat hasil pengamatan dalam bentuk gambar dari masing-masing ordo serangga hama, yang digambar adalah : Membentuk serangga secara keseluruhan. Per masing-masing bagian, yaitu sayap depan, dan belakang, kepala (caput), dada (throax), perut (abdoment), dan kaki. Melakukan pengklasifikasian (genus, spesies, ordo dan familia). Membuat resuman singkat meliputi : gejala serangan, tanaman yang diserang dan biologi serangga tersebut (telur-larva-pupa-imago atau telur-nimfa-imago) dan mencantumkan dalam laporan anda.b. Menggambar hasil pengamatan (per kelompok) dan membuat sebagian laporan sementara yang ditandtangani oleh asisten yang bertugas.

IV. HASIL DAN PENGAMATAN4.1. Hasil dan PengamatanTabel 1. Hasil pengamatan Mengenal Ordo Serangga Hama di Laboratorium Dasar-dasar Perlindungan Tanaman Jurusan Budidaya Pertanian UNPAR.NoNama SeranggaOrdo SeranggaTipe PerkembanganBentuk SayapTipe MulutBagian Tanaman yang Di serang

1Belalang Kayu (Valanga nigricornis)

OrthopteraPaurametabolaLurusMenggigit, mengunyahDaun

2Walang Sengit (Leptocorisa acuta)HemipteraPaurametabolaBagian depan penebalan setengah sisanya berselaputMenusuk, menghisapDaun buah

3Kumbang Kelapa (Oryctes rhinocerosColoepteraHolometabolaBersayap seludang pada sayap bagian depannya, sayap belakang seperti selaputMenggigit, mengunyahAkar batang

4Kutu Daun (Aphis, Sp)HomopteraPaurametabolaBersayap sama seperti membranMenyerang, menghisapDaun

5Lalat Buah (Batrocera dorsalishen)DipteraHolometabolaBersayap duaMenggigit, mengunyah, menjilatBuah

6Kepik Hijau (Nezara vidula)HemipteraPaurametabolaSetengahMenusuk, menghisapPenghisap potongan kedelai

7Larva (Plutella xylostella)LepidopteraHolometabola_Menggigit, mengunyahDaun

8Kutu Beras (Sitophillus oryzae)ColoepteraHolometabolaSeludangMengunyahBeras

4.2. Pembahasan 4.2.1. Belalang kayu (Valanga nigricerris)Sumber : adearisandi.wordpress.com

Klasifikasi Belalang:Pylum: ArthopodaSub Filum: MandibulataKlas: InsectSub Klas : PterygotaOrdo : Ortytoptera Family : AcridiaeGenus : ValangaSpesies : Valangga nigricornisDaur Hidup dari ordo orthoptera (Valanga rignicornis) ini melewati masa perkembangan dengan tipe paurometabola yaitu melewati tahap telur, nimfa, dan kemudian imago. Imago ini yang kemudian kembali melakukan perkawinan dan bertelur serta meletakan telurnya di tanaman demikian siklus ini berjalan terus menerus. Berdasarkan hasil pengamatan pada Ordo orthoptera yakni Belalang (Valanga nigricornis) secara umum morfologi hama serangga ini terdiri dari kepala (Caput) yang terdapat antena, dada (Toraks) terdapat enam kaki den sayap, dan perut (Abdomen) beruas. Caput meliputi antena dan mata majemuk, pada toraks meliputi protoraks dan mesotoraks. Tipe mulut pada belalang (Valanga nigricornis) merupakan bagian yang beruas-ruas yang terdiri dari tergum atau strenum, yang mana setiap strenum terdapat sigma, serta terdapat pula ovipositor yang berfungsi sebagai alat peletakkan telur. Pengendalian Hama Belalang ini yaitu Telur belalang didalam tanah diambil, demikian juga nimfa yang ada diberikan kepada ayam, menyemprotkan phosdrin, diazinon, basudin, dan insektisida lainnya.

4.2.2. Walang Sangit ( Leptocorisa acuta)Sumber : www.antaranews.comKlasifikasi Hama walang sangit:Pylum : ArthopodaKlas : InsectaSub Klas : PterygotaOrdo : HemipteraFamily : AlydidaeGenus : LeptocarisaSpesies : Leptocarisa accutaWalang sangit (Leptocorixa acuta), organ morfologi yang terdiri dari kepala (caput), antenna, mata, dada (thoraks) dan perut (abdomen). Memiliki bau yang sangat busuk bila tersentuh dan menyerang tanaman padi berupa bulir yang kosong. Walang sangit dewasa berwarna cokelat. Kaki dan antenanya panjang serta selalau terbang. Sedangkan pada walang sangit yang masih muda berwarna hijau. Telur walang sangit berbentuk bulat dan pipih serta berwarna cokelat dan bertelur pada sore dan malam hari. Telur walang sangit diletakkan secara berbaris dengan 12-16 butir dalam satu dua baris dengan perkembangan telur kurang lebih 25 hari. Daur Hidup dari ordo hemiptera (Leptocorisa acuta) ini melewati masa perkembangan dengan tipe paurometabola yaitu melewati tahap telur, nimfa, dan kemudian imago. Imago ini yang kemudian kembali melakukan perkawinan dan bertelur serta meletakan telurnya di tanaman demikian siklus ini berjalan terus menerus secara berkesinambungan. Berdasarkan hasil pengamatan pada Ordo Hemiptera yakni walang sangit (Leptocorixa acuta) secara umum morfologi hama serangga ini terdiri dari kepala (Caput), dada (Toraks), dan perut (Abdomen). Nama Hemiptera berarti "yang bersayap setengah". Nama itu diberikan karena serangga dari ordo ini memiliki sayap depan yang bagian pangkalnya keras seperti kulit, namun bagian belakangnya tipis seperti membran. Sayap depan ini pada sebagian anggota Hemiptera bisa dilipat di atas tubuhnya dan menutupi sayap belakangnya yang seluruhnya tipis dan transparan, sementara pada anggota Hemiptera lain sayapnya tidak dilipat sekalipun sedang tidak terbang. Ciri khas utama serangga anggota Hemiptera adalah struktur mulutnya yang berbentuk seperti jarum. Mereka menggunakan struktur mulut ini untuk menusuk ringanja dari makannya dan kemudian menghisap cairan di dalamnya. Untuk walang sangit ini pengendaliannya dapat dilakukan secara manual namun cara pengendalian yang baik tergantung pada adalah Pengendalian hama terpadu tindakan ini adalah tindakan yang paling tepat dan merupakan tindakan yang bersifat fleksibel dalam menanggulangi hama yang menyerang tanaman terutama pada serangan yang disebabkan oleh walang sangit.4.2.3. Kumbang Kelapa ( Oryctes rhinoceros)Sumber : www.adearisandi.wordpress.comKlasifikasi Kumbang kelapa : Kingdom: AnimaliaFilum: ArthropodaKelas: InsectaOrdo: ColeopteraFamili: ScarabaeidaeGenus: OryctesSpesies: Oryctes rhinoceros L.Oryctes rhinoceros L. Merupakan serangga yang mengalami metamorfosis sempurna yang daur Hidup dari ordo ini melewati masa perkembangan dengan tipe holometabola yaitu melewati tahap telur, larva, pupa dan kemudian imago. Imago ini yang kemudian kembali melakukan perkawinan dan bertelur serta meletakan telurnya di tanaman demikian siklus ini berjalan terus menerus secara berkesinambungan. Berdasarkan hasil pengamatan pada Ordo Coleoptera yakni kumbang kelapa (Oryctes rhinocheros) secara umum morfologi hama serangga ini terdiri dari kepala (Caput), dada (Toraks), dan perut (Abdomen). Mo (1957) dan Anonim (1989), mengemukakan bahwa telur serangga ini berarna putih, bentuknya mula-mula oval, kemudian bulat dengan diameter kurang lebih 3 mm. Telur-telur ini diletakkan oleh serangga betina pada tempat yang baik dan aman (misalnya dalam pohon kelapa yang melapuk), setelah 2 minggu telur-telur ini menetas. Rata-rata fekunditas seekor serangga betina berkisar antara 49-61 butir telur, sedangkan di Australia berkisar 51 butir telur, bahkan dapat mencapai 70 butir. Larva yang baru menetas berwarna putih dan setelah dewasa berwarna putih kekuningan, warna bagian ekornya agak gelap dengan panjang 7-10 cm. Larva deasa berukuran panjang 12 mm dengan kepala berwarna merah kecoklatan. Tubuh bagian belakang lebih besar dari bagian depan. Pada permukaan tubuh larva terdapat bulu-bulu pendek dan pada bagian ekor bulu-bulu tersebut tumbuh lebih rapat. Stadium larva 4-5 bulan ( Suhadirman, 1996), bahkan adapula yang mencapai 2-4 bulan lamanya (Nayar, 1976). Stadium larva terdiri dari 3 instar yaitu instar I selama 11-21 hari, instar II selama 12-21 hari dan instar III selama 60-165 hari. Cara pengendalian yang baik tergantung pada pengetahuan yang tentang biologi dan ekologi, terutama hubungan serangga hama dengan tanaman inang. Pengendalian hama terpadu merupakan tindakan yang bersifat fleksibel dalam menanggulangi hama yang menyerang tanaman. Cara dan saat perlakuan tergantung pada bebagai faktor yaitu luas serangan atau tingkat populasi dan faktor lingkungan.4.2.4. Kutu Daun (Aphis. Sp)Sumber : www.agrotamaindonesia.blogspot.com

Klasifikasi Hama Kutu daun:Pylum : ArthopodaKlas: InsectaSub Klas: ApterygotaOrdo: HemipteraFamily: AphididaeGenus: AphisSpesies: Aphis, SpTanaman yang menjadi inang utama bagi kutu daun ini sebenarnya adalah jagung. Akan tetapi kutu ini memiliki inang alternative mulai dari tanaman padi sampai pada tanaman hutan seperti Acacia sp. Berdasarkan hasil pengamatan pada Ordo ini secara umum morfologi hama serangga ini terdiri dari kepala (Caput), dada (Toraks), dan perut (Abdomen). Kutu ini menginfeksi semua bagian tanaman, akan tetapi infeksi terbanyak terjadi pada daun. Kutu ini selain merusak daun tanaman inangnya juga membawa sebagai vector dari berbagai macam virus penyakit. Populasi kutu ini dapat mengalami perkembangan yang pesat. Perkembangbiakan secara parthenogenesis memungkinkan suatu spesies untuk melestarikan jenisnya tanpa harus melakukan perkawinan. Daur hidup kutu ini dimulai dari telur, kemudian nympha, dan kutu dewasa. Pada fase nympha, kutu ini mengalami 4 tahapan.Tahapan pertama nympha akan tampak berwarna hijau cerah dan sudah terdapat antena. Tahap nympha kedua tampak berwarna hijau pale dan sudah tampak kepala, abdomen, mata berwarna merah, dan antenna yang terlihat lebih gelap dari pada warna tubuh. Pada tahap ketiga, antena akan terbagi menjadi 2 segmen, warna tubuh masih hijau pale dengan sedikit lebih gelap pada sisi lateral tubuhnya, kaki tampak lebih gelap daripada warna tubuh. Kutu dewasa ada beberapa yang memiliki sayap (alate) dan yang tidak memiliki saya (apterous). Sayap pada kutu ini memiliki panjang antara 0,04 to 0,088 inchi. Tubuh kutu dewasa berwarna kuning kehijauan sampai berwarna hijau gelap. Populasi kutu ini dapat dikontrol dengan kehadiran Aphelinus maidis. A. maidis akan memparasit kutu ini pada fase nympha. Selain itu, terdapat juga organisme predator seperti Allograpta sp. dan beberapa jenis kumbang. Untuk kutu daun ini cara pengendalian yang baik tergantung pada adalah Pengendalian hama terpadu tindakan ini adalah tindakan yang paling tepat dan merupakan tindakan yang bersifat fleksibel dalam menanggulangi hama yang menyerang tanaman terutama pada serangan yang disebabkan oleh kutu daun.

4.2.5. Lalat Buah (Batrocera dorsalis hen)

Sumber : https://lalatbuahhama.wordpress.com.

Lalat buah (Batrocera dorsalishen) memiliki klasifikasi. Kingdom : Animalia Phyllum : Arthropoda, Kelas : Insecta, Ordo : Diptera, Famili : Drosophilidae, Genus : Drosophila, Spesies : Drosophila melanogaster. Morfologi dari hama lalat buah (Dacus sp.) yaitu terdiri dari, caput, antenna, tungkai depan, tungkai belakang, mulut, sayap, thorax, dan abdomen. Lalat buah (Dacus sp.) banyak dijumpai di berbagai buah, permukaan tanah dekat tanaman buah-buahan. Siklus hidup lalat buah (Dacus sp.) berkisar selama 7 sampai 26 hari mula-mula lalat buah betina meletakkan telurnya pada permukaan bawah daun atau buah yang sudah tua kemudian telur berubah menjadi larva instar I, larva instar II, Larva Instar III, imago, Lalat muda dan lalat dewasa siap bertelur. Tanaman inang Lalat buah (Dacus sp.) dan jantan dan betina siap untuk kawin dan berkembang biak. Dan pada saat larva , larva tersebut juga menyerang buah dari dalam dan buah akan busuk. Pada umumnya semua tanaman yang memiliki buah dan buahnya dapat diserang Oleh Lalat buah (Dacus sp.) merupakan tanaman inangnya. Cara Pengendalian Lalat buah ( Dacus Sp ) dapt dilakukan secara manual yaitu dengan cara mengunakan perangkap lem kuning untuk mencegah dan mengurangi serangan lalat buah. Gunakan perangkap metyl eugenol untuk menangkap lalat jantan. Tapi ingat jangan meletakkan perangkap dalam tengah lokasi pertanaman, sebaikknya di pinggir saja agar lalat tidak terkumpul ditengah pertanaman. Pembungkusan buah dengan menggunakan kertas, daun pisang, anyaman daun kelapa, karung, duk, atau plastik pada tanaman buah-buahan dan paria. Lakukan pembungkusan sebelum buah terserang atau sedini mungkin setelah pentil buah terbentu.4.2.6. Kepik Hijau (Nezara vidula)

Sumber : www.blog.ub.ac.idKlasifikasi Kepik Hijau :Kerajaan : AnimaliaFilum : ArthropodaKelas : InsectaOrdo : HemipteraKepik sebagai anggota dari ordo Coleoptera (kumbang) mengalami metamorfosis sempurna: telur, larva, kepompong, dan dewasa. Telur kepik berbentuk lonjong dan berwarna kuning. Telur-telur ini biasanya menetas sekitar seminggu setelah pertama kali dikeluarkan. Larva kepik umumnya memiliki penampilan bertubuh panjang, diselubungi bulu, dan berkaki enam. Larva ini hidup dengan makan sesuai makanan induknya dan ketika mereka bertumbuh semakin besar, mereka melakukan pergantian kulit. Larva yang sudah sampai hingga ukuran tertentu kemudian akan berhenti makan dan memasuki fase kepompong pada usia dua minggu sejak pertama kali menetas. Kepompong ini biasanya menempel pada benda-benda seperti daun atau ranting dan berwarna kuning dan hitam. Kepik dewasa selanjutnya akan keluar dari kepompong setelah sekitar satu minggu. Sayap depan kepik yang baru keluar masih rapuh dan berwarna kuning pucat sehingga ia akan berdiam diri sejenak untuk mengeraskan sayapnya sebelum mulai berakivitas. Morfologi kepik ttruktur mulutnya yang berbentuk seperti jarum. Sayap depan yang bagian pangkalnya keras seperti kulit, namun bagian belakangnya tipis seperti membran. Kepik tidak mengalami metamorfosis sempurna. Anakan serangga dari ordo Hemiptera yang baru menetas biasanya memiliki penampilan yang sama dengan induknya, namun ukuranya lebih kecil dan tidak besayap. Fase anakan ini dikenal dengan nama nimfa. Nimfa Hemiptera ini kemudian melakukan pergantian kulit berkali-kali hingga akhirnya menjadi dewasa tanpa melalui fase kepompong. Dengan kata lain: telur nimfa dewasa. Cara pengendalian kepik dengan menggunakan pengendalian secara hayati dengan cara pemangkasan pada buah yang terserang hama kepik.4.2.7. Larva (Plutella xylostella)sumber : www.nbair.res.in Hama ulat daun kubis Plutella xylostella L. (Lepidoptera: Plutellidae) merupakan salah satu jenis hama utama di pertanaman kubis. Apabila tidak ada tindakan pengendalian, kerusakan kubis oleh hama tersebut dapat meningkat dan hasil panen dapat menurun baik jumlah maupun kualitasnya. Adapun klasifikasi dari P. xylostella yaitu Kingdom : Animalia, Filum : Arthropoda, Kelas : Insecta, Ordo : Lepidoptera, Family : Yponomeutidae, Genus : Plutella, Spesies : P. xylostella. Gejala Serangan. Stadium yang membahayakan adalah larva (ulat) karena menyerang permukaan daun dan melubangi daging daun (epidermis). Gejala serangan yang khas adalah daun berlubang-lubang seperti jendela yang menerawang dan tinggal urat-urat daunnya saja. Akibat serangan hama ini, kehilangan hasil dapat mencapai 58%-100%, terutama di musim kemarau. Telur kecil bulat atau oval ukuran 0,6 x 0,3 mm, berwarna kuning, diletakkan secara tunggal atau berkelompok di bawah daun kubis. Namun, di laboratorium bila ngengat (dewasa) betina dihadapkan pada tanaman muda maka mereka bertelur pada bagian batang. Stadium telur antara 3-6 hari. Larva (ulat) terdiri dari 4 instar, berwarna hijau, lincah, dan bila tersentuh larva akan menjatuhkan diri.. Larva instar pertama setelah keluar dari telur segera menggerek masuk ke dalam daging daun. Instar berikutnya baru keluar dari daun dan tumbuh sampai instar keempat. Pada kondisi lapangan, perkembangan larva dari instar I-IV selama 3-7; 2-7; 2-6; dan 2-10 hari. Larva atau ulat mempunyai pertumbuhan maksimum dengan ukuran panjang tubuh mencapai 10-12 mm. Prepupa berlangsung selama lebih kurang 24 jam, setelah itu memasuki stadium pupa. Panjang pupa bervariasi sekitar 4,5-7,0 mm dan lama umur pupa 5-15 hari. Serangga dewasa berupa ngengat (kupu-kupu) berukuran kecil, berbentuk ramping, berwarna coklat-kelabu, panjangnya 1,25 cm, sayap depan bagian dorsal memiliki corak khas yaitu tiga titik kuning seperti berlian, sehingga hama ini terkenal dengan nama ngengat punggung berlian (diamondback moth). Nama lain dari serangga tersebut adalah ngengat tritip dan ngengat kubis (cabbage moth). Aktif pada malam hari (nocturnal), dapat berpindah-pindah dari satu tanaman ke tanaman lain atau daerah ke daerah lain dengan bantuan hembusan angin. Siklus hidup berlangsung sekitar 2-3 minggu mulai dari telur hingga menjadi dewasa.

4.2.8. Kutu Beras (Sitophillus oryzae)

Sumber :www.khiashawol.blogspot.comKumbang Beras (Sitophilus oryzae)Nama latin: Sitophilus oryzaeNama umum: Kutu berasKlasifikasi:Kingdom : AnimaliaFilum : AntropodaKelas : InsectOrdo : ColeopteranFamil : CureulionidaeGenus : SitophilusSpesies : Sitophilus oryzaeCiri morfologi Kumbang muda dan dewasa berwarna cokelat agak kemerahan, setelah tua warnanya berubah menjadi hitam.Terdapat 4 bercak berwarna kuningagak kemerahan pada sayap bagian depan, 2 bercak pada sayap sebelah kiri, dan 2 bercak pada sayap sebelah kanan.Panjang tubuh kumbang dewasa 3,5-5 mm, tergantung dari tempat hidup larvanya.Apabila kumbang hidup pada jagung, ukuran rata-rata 4,5 mm, sedang pada beras hanya 3,5 mm.larva kumbang tidak berkaki, berwarna putih atau jernih dan ketika bergerak akan membentuk dirinya dalam keadaan agak membulat.Pupa kumbang ini tampak seperti kumbang dewasa. Kumbang betina dapat mencapai umur 3-5 bulan dan dapat menghasilkan telur sampai 300-400 butir.Telur diletakkan pada tiap butir beras yang telah dilubangi terlebih dahulu.Lubang gerekan biasanya dibut sedalam 1 mm dan telur yang dimasukkan ke dalam lubang tersebut dengan bantuan moncongnya adalah telur yang berbentuk lonjong.Stadia telur berlangsung selama 7 hari.Larva yng telah menetas akan langsung menggerek butiran beras yang menjadi tempat hidupnya. Selama beberap waktu, larva akan tetap berada di lubang gerekan, demikian pula imagonya juga akan berada di dalam lubang selama 5 hari.Siklus hidup hama ini sekitar 28-90 hari, tetapi umumnya selama 31 hari.Panjang pendeknya siklus hidup ham ini tergantung pada temperatur ruang simpan, kelembapan diruang simpan, dan jenis produk yang diserang (Naynienay, 2008). Sitophilus oryzae hidup di tumpukan bahan pangan, seperti beras, jagung dan gandum. Kutu ini berkembang biak sangat cepat. Bedasarkan penelitian, kutu betina dapat bertelur 2 - 6 butir setiap harinya. Untuk menyimpan telurnya, kutu betina melubangi bulir beras dengan rahangnya. Satu lubang hanya untuk satu butir telur. Kutu beras dapat hidup selama beberapa bulan. Selama hidup, kutu betina mampu menghasilkan sekitar 400 butir telur. Telur akan menetas menjadi larva setelah 3 hari. Larva akan hidup pada lubang beras selama 18 hari. Setelah itu akan menjadi pupa selama 5 hari, lalu bermetamorfosis menjadi kutu. Kutu beras merupakan hama perusak bahan pangan. kutu ini tidak hanya menyerang beras, jagung dan gandum, tetapi juga merusak bahan pangan lainnya seperti sorgum, ketela, kedelai, kacang hijau, biji semangka, hingga biji bunga matahari.

V. PENUTUP5.1. Kesimpulan Kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil praktikum ini yaitu Orthoptera Berasal dari kata orthos yang artinyalurus dan pteron artinya sayap. Golongan serangga ini sebagian anggotanya dikenal sebagai pemakan tumbuhan, namun ada beberapa di antaranya yang bertindak sebagai predator. Sewaktu istirahat sayap bagian belakangnya dilipat secara lurus dibawah sayap depan. Sayap depan mempunyai ukuran lebih sempit daripada ukuran sayap belakang. Alat mulut nimfa dan imagonya menggigit-mengunyah yang ditandai adanya labrum, sepasang mandibula, sepasang maxilla dengan masing-masing terdapat palpus maxillarisnya, dan labium dengan palpus labialisnya. Tipe metamorfosis ordo ini adalah paurometabola yaitu terdiri dari 3stadia (telur-nimfa-imago). Hemiptera berasal dari kata Hemi artinya setengah dan pteron artinya sayap. Beberapa jenis serangga dari ordo ini pemakan tumbuhan dan adapula sebagai predator yang mengisap tubuh serangga lain dan golongan serangga ini mempunyai ukuran tubuh yang besar serta sayap depannya mengalami modifikasi, yaitu setengah didaerah pangkal menebal, sebagiannya mirip selaput, dan syap belakang seperti selaput tipis. Paurometabola merupakan tipe perkembangan hidup dari ordo ini yang terdiri dari 3 stadia yaitu telur > nimfa > imago. Tipe mulut menusuk-mengisap yang terdiri atas moncong (rostum) dan dilengkapi dengan stylet yang berfungsi sebagai alat pengisap. Nimfa dan imago merupakan stadium yang bisa merusak tanaman. Homoptera berasal darikata Homo artinya sama dan pteron artinya sayap serangga golongan ini mempunyai sayap depan bertekstur homogen. Sebagian dari serangga ini mempunyai dua bentuk, yaitu serangga bersayap dan tidak bersayap. Misalnya kutu daun (Aphis sp.) sejak menetas sampai dewasa tidak bersayap. Namun bila populasinya tinggi sebagian serangga tadi membentuk sayap untuk memudahkan untuk berpindah habitat. Tipe perkembangan hidup serangga ini adalah paurometabola (telur-nimfa-imago).Lepidoptera Berasal dari kata lepidos sisik dan pteron artinya sayap. Tipe alat mulut dari ordo lepidoptera menggigit-mengunyah tetapi pada imagonya bertipe mulut menghisap. Perkembangbiakannya bertipe holometebola (telur-larva-pupa-imago). Larva sangat berpotensi sebagai hama tanaman, sedangkan imagonya (kupu-kupu dan ngengat) hanya mengisap madu dari tanaman jenis bunga-bungaan. Sepasang sayapnya mirip membran yang dipenuhi sisik yang merupakan modifikasi dari rambut.Coleoptera berasal dari kata Coleos artinya seludang pteron sayap. Tipe serangga ini memiliki sayap depan yang mengeras dan tebal seperti seludang berfungsi untuk menutup sayap belakang dan bagian tubuh. Sayap bagian belakang mempunyai struktur yang tipis. Perkembangbiakan ordo ini bertipe holometabola atau metamorfosis sempurna yang perkembangannya melalui stadia : telur larva kepompong (pupa) dewasa (imago). Tipe alat mulut nyaris sama pada larva dan imago (menggigit-mengunyah) jenisnya bentuk tubuh yang beragam dan ukuran tubuhnya lebih besar dari jenis serangga lain. Anggota-anggotanya sebagian sebagai pengganggu tanaman, namun ada juga yang bertindak sebagai pemangsa serangga jenis yang berbeda.Diptera berasal darin kata Di artinya dua dan pteron artinya sayap merupakan bangsa lalat, nyamuk meliputi serangga pemakan tumbuhan, pengisap darah, predator dan parasitoid. Serangga dewasa hanya memiliki satu pasang sayap di depan, sedangkan sayap belakang telah berubah menjadi halter yang multifungsi sebagai alat keseimbangan, untuk mengetahui arah angin, dan alat pendengaran.Metamorfosisnya holometabola (telur-larva-kepompongimago). Larva tidak punya tungkai, dan meyukai tempat yang lembab dan tipe mulutnya menggigit-mengunyah, sedangkan imago bertipe mulut menusuk-mengisap atau menjilat-mengisap.

5.2. Saran Saran yang dapat disampaikan berkaitan dengan diadakannya praktikum ini adalah agar praktikum berikutnya praktikan bisa lebih tenang dalam mengikuti kegiatan praktikum.

DAFTAR PUSTAKA

Arief, arifin. 1994. Perlindungan Tanaman Hama Penyakit dan Gulma. Usaha Nasional. Surabaya.Anonim, 2015. Biologi SMA XII (http://mudahbiologi.blogspot.com/faktor-yang-mempengaruhi-pertumbuhan-tanaman.html). (Diakses pada tanggal 14 April 2015).

Lukman Adiansyah, 2012. Klasifikasi serangga (http://agronomers.com/klasifikasi -serangga-hama.html). (Diakses pada tanggal 14 April 2015).

Rioardi, 2009. (http://Rioardi.blogspot.com/ ordo-ordo serangga). (Diakses pada tanggal 14 April 2015).

Wikipedia, 2015. http://id.wikipedia.org/wiki/pengertian/hama. (Diakses pada tanggal 14 April 2015).

Wikipedia, 2015. http://id.wikipedia.org/wiki/pengertian/serangga. (Diakses pada tanggal 14 April 2015

20