PEMANFAATAN SERAT SERAI WANGI (Cymbopogon nardus) …Nyamuk adalah serangga yang tergolong dalam...

28
PEMANFAATAN SERAT SERAI WANGI (Cymbopogon nardus) DALAM PEMBUATAN MAT ELEKTRIK SEBAGAI ALTERNATIF OBAT PENGUSIR NYAMUK Karya Tulis Ilmiah Disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan kelulusan Oleh : Nabila Jauharatun Naqiyah 161710097 SMA al muslim Jalan Raya Setu, Kp. Bahagia, Telp.88335907 Fax.8831167, 88362227 TAMBUN BEKASI 2018

Transcript of PEMANFAATAN SERAT SERAI WANGI (Cymbopogon nardus) …Nyamuk adalah serangga yang tergolong dalam...

  • PEMANFAATAN SERAT SERAI WANGI (Cymbopogon nardus) DALAM

    PEMBUATAN MAT ELEKTRIK SEBAGAI ALTERNATIF OBAT PENGUSIR

    NYAMUK

    Karya Tulis Ilmiah

    Disusun untuk memenuhi salah satu

    persyaratan kelulusan

    Oleh :

    Nabila Jauharatun Naqiyah

    161710097

    SMA al muslim

    Jalan Raya Setu, Kp. Bahagia, Telp.88335907 Fax.8831167, 88362227

    TAMBUN ㅡ BEKASI

    2018

  • iii

    MOTTO

  • iv

    KATA PENGANTAR

    Assalammualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

    Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan

    banyak nikmat diantaranya nikmat sehat wal’afiat yang telah memberikan

    rahmat dan petunjuk-Nya. Sehingga setelah melalui proses yang cukup

    panjang peneliti dapat menyusun karya tulis ini dengan judul “Pemanfaatan

    SERAT Serai Wangi dalam Pembuatan Mat Elektrik Sebagai Obat Pengusir

    Nyamuk” hingga selesai.

    Shalawat serta salam senantiasa terlimpah curah kepada junjungan

    kita Nabi Muhammad SAW. Dengan iringan doa semoga kita senantiasa

    menjadi hamba-Nya yang selalu bersyukur dan tetap berada di lindungan

    dan jalan yang diridhoi Allah SWT.

    Penulisan karya tulis ini disusun untuk memenuhi persyaratan

    kelulusan. Peneliti menyadari bahwa dalam penulisan karya tulis ini masih

    banyak sekali kekurangan. Dan tentunya tidak terlepas dari bantuan dan

    peran berbagai pihak yang telah banyak membantu dalam pembuatan

    karya tulis ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini peneliti menyampaikan

    ucapan terima kasih kepada :

    1. Dra. Reni Nurhidayati selaku Kepala SMA Al Muslim dan Dewan

    Penguji yang telah memberikan dorongan serta arahan dalam

    menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.

    2. Siti Mugi Rahayu, M.Pd selaku Wakil Kepala Sekolah bidang kurikulum

    dan Ketua Pelaksana karya tulis yang telah membantu dan memotivasi

    dalam pembuatan karya tulis ini.

    3. Desi Rosfita Sari, S.Pd selaku pembimbing yang telah banyak

    memberikan bantuan berupa saran serta dorongan sehingga karya tulis

    ini selesai pada waktunya.

    4. Dian Wahyuni, S.Pd selaku wali kelas XII IPA 1 yang telah banyak

    memberikan bantuan serta dukungan sehingga karya tulis ini dapat

    diselesaikan dengan baik.

    5. Orang tua peneliti yang telah banyak memberikan semangat, dorongan,

    bantuan serta doa kepada peneliti.

    6. Segenap guru dan karyawan SMA Al Muslim, yang telah membantu

    peneliti dalam menyelesaikan karya tulis ini dengan baik.

    7. Rekan-rekan di sekolah yang ikut berperan dan mendukung dalam

    pembuatan karya tulis ini sehingga membuat karya tulis ini lebih baik.

  • v

    Demikian yang dapat peneliti sampaikan semoga karya tulis ini dapat

    diterima dan bermanfaat bagi yang membacanya dan semoga segala

    bantuan serta pengorbanannya kepada peneliti selama ini mendapatkan

    balasan dari Allah SWT. Amin.

    Wassalammualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

    Bekasi,……………………….2018

    Peneliti

    Nabila Jauharatun Naqiyah

  • vi

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL .................................................................................. i

    LEMBAR PENGESAHAN ....................................................................... ii

    MOTTO .................................................................................................... iii

    KATA PENGANTAR ............................................................................... iv

    DAFTAR ISI ............................................................................................. vi

    DAFTAR TABEL ..................................................................................... viii

    DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. ix

    ABSTRAK ............................................................................................... x

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah ....................................................... 1

    B. Rumusan Masalah ............................................................... 2

    C. Tujuan Penelitian.................................................................. 2

    D. Manfaat Penelitian ................................................................ 2

    BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS

    A. Kajian Teori .......................................................................... 3

    B. Hipotesis .............................................................................. 6

    BAB III METODOLOGI PENELITIAN

    A. Jenis Penelitian dan Rancangan Penelitian ......................... 7

    B. Definisi Operasional ............................................................. 7

    C. Populasi dan Sampel ........................................................... 7

    D. Instrumen dan Bahan Penelitian .......................................... 7

    E. Cara Penelitian ..................................................................... 8

    F. Tempat dan Waktu ............................................................... 8

    G. Analisis Hasil ........................................................................ 9

    BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    A. Hasil Penelitian..................................................................... 10

    B. Pembahasan ........................................................................ 10

    BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

    A. Kesimpulan .......................................................................... 13

    B. Saran .................................................................................... 13

  • vii

    DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 14

    LAMPIRAN .............................................................................................. 15

    DAFTAR RIWAYAT HIDUP .................................................................... 18

  • viii

    DAFTAR TABEL

    Tabel 4.1 Hasil Penelitian Mat dari Serai Wangi sebagai

    Alternatif Obat Pengusir Nyamuk ............................................................. 10

  • ix

    DAFTAR LAMPIRAN

    Proses pembuatan mat ............................................................................ 15

    Proses penelitian ..................................................................................... 17

  • x

    PEMANFAATAN SERAT SERAI WANGI DALAM PEMBUATAN MAT

    ELEKTRIK SEBAGAI ALTERNATIF OBAT PENGUSIR NYAMUK

    Nabila Jauharatun Naqiyah

    XII IPA 1

    161710097

    ABSTRAK

    Nyamuk merupakan hewan yang bertindak sebagai vektor untuk banyak virus dan parasit penyebab penyakit. Efek gatal dan bercak merah pada kulit juga menjadi suatu masalah yang umum dihadapi oleh setiap orang apabila “digigit” nyamuk. Manusia telah melakukan berbagai cara untuk menghindari kerugian-kerugian tersebut. Salah satunya dengan menggunakan obat nyamuk. Obat nyamuk yang beredar di pasaran memiliki kandungan bahan kimia yang tinggi dan dapat menimbulkan efek buruk bagi kesehatan apabila terpapar secara terus-menerus. Penelitian ini bertujuan untuk memanfaatkan serat serai wangi sebagai alternatif obat pengusir nyamuk alami.

    Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimental dengan dilakukannya pengamatan jumlah nyamuk dalam ruangan selama 3 jam dan dengan 2 dosis yang berbeda yaitu 5 sdm dan 3 sdm tepung tapioka yang mempengaruhi takaran serat serai wangi tiap keping matnya.

    Dari penelitian tersebut diperoleh hasil mat elektrik dengan kadar 5 sdm tepung tapioka menunjukkan persentase nyamuk berkurang sebesar 50% dan mat elektrik dengan kadar 3 sdm tepung tapioka menunjukkan persentase nyamuk berkurang sebesar 80% , 30% lebih efektif dibandingkan dengan mat elektrik dengan dosis 5 sdm tepung tapioka

    Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa mat dari serat serai wangi dapat menjadi alternatif obat pengusir nyamuk alami yang lebih ramah lingkungan.

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Nyamuk merupakan serangga yang banyak menimbulkan

    masalah bagi manusia. Selain gigitan dan dengungannya yang

    mengganggu, nyamuk merupakan vektor atau penular beberapa jenis

    penyakit berbahaya dan mematikan bagi manusia, seperti demam

    berdarah, malaria, kaki gajah, dan chikungunya. Maka dari itu, berbagai

    usaha pun dilakukan, seperti fogging yang rutin diadakan dalam suatu

    komplek pemukiman warga hingga diciptakannya berbagai jenis anti

    nyamuk guna mematikan atau hanya sekedar mengusir kedatangan

    nyamuk.

    Anti nyamuk memiliki berbagai variasi bentuk diantaranya spray,

    liquid dan bakar. Bahan kimia aktif pada setiap anti nyamuk adalah

    transfluthrin, bioallethrin dan d-allethrin dengan berbagai dosis.

    Penggunaan bahan kimia dalam mengusir nyamuk dikenal mampu

    bekerja dengan cepat, akan tetapi dampak yang ditimbulkan dapat

    mencemari lingkungan dan membahayakan kesehatan, diantaranya

    gangguan pernafasan dan terhambatnya sirkulasi darah.

    Kenyataannya, tak sedikit orang yang masih menggunakan cara

    tradisional untuk mengusir nyamuk. Salah satunya adalah dengan

    menggunakan serai wangi (Cymbopogon nardus). Tumbuhan yang

    selama ini dijadikan rempah, ternyata dapat digunakan sebagai

    alternatif obat pengusir nyamuk yang diketahui cukup ampuh dalam

    membasmi nyamuk. Selain menggunakan bahan alami yang aman bagi

    kesehatan, serai wangi memiliki kandungan zat sitronelal yang dapat

    membasmi nyamuk secara efektif karena memiliki sifat racun kontak

    (aroma) yang akan membuat nyamuk kehilangan cairan secara terus-

    menerus dan akhirnya mati.

    Kemampuan serai wangi dalam membasmi nyamuk sudah

    dibuktikan oleh masyarakat. Masyarakat umumnya hanya dengan

    mudah mengiris serai wangi dan menaruhnya di sudut ruangan untuk

  • 2

    mengusir nyamuk, tetapi seiring dengan perkembangan zaman serai

    wangi dapat dibuat mat sebagai alternatif obat pengusir nyamuk

    dengan memanfaatkan yang ada di sekitar.

    B. Rumusan Masalah

    Dari latar belakang di atas dapat diambil suatu rumusan masalah

    sebagai berikut : “Apakah mat dari bahan dasar serai wangi

    (Cymbopogon nardus) dapat digunakan sebagai alternatif obat

    pengusir nyamuk?”

    C. Tujuan Penelitian

    1. Tujuan Umum : Untuk mencari alternatif obat nyamuk dari

    bahan alami

    2. Tujuan Khusus : Mengetahui efektivitas mat dari serai wangi

    (Cymbopogon nardus) dalam mengusir

    nyamuk

    D. Manfaat Penelitian

    Dari penelitian yang dilakukan, manfaat yang diharapkan bisa

    diambil yaitu :

    1. Memberi informasi tentang bahan alami sebagai alternatif obat

    pengusir nyamuk.

    2. Memberi informasi mengenai efektivitas serai wangi (Cymbopogon

    nardus) sebagai alternatif obat pengusir nyamuk.

  • 3

    BAB II

    KAJIAN PUSTAKA

    A. Kajian Pustaka

    1. Serai Wangi (Cymbopogon nardus)

    Serai wangi (Cymbopogon nardus) adalah tanaman bumbu

    yang sering dijumpai. Tanaman serai wangi ini biasanya ditanam di

    pekarangan rumah, halaman depan rumah dan juga tumbuh secara

    liar dihutan. Berikut klasifikasi tanaman serai wangi :

    Kingdom : Plantae

    Subkingdom : Tracheobionta

    Superdivisi : Spermatophyta

    Divisi : Magnoliophyta

    Kelas : Liliopsida

    Subkelas : Commelinidae

    Ordo : Poales

    Famili : Poaceae

    Genus : Cymbopogon

    Spesies : Cymbopogon nardus (L.) Rendle

    Tanaman serai wangi (Cymbopogon nardus) ini merupakan

    rumput tropis menahun dan rumpun yang bisa tumbuh setinggi 5-6

    kaki (1,5-1,8 m). Batang serai wangi tegak dan daunnya berwarna

    hijau keabu-abuan, rata, berbentuk pipih seperti pita dengan bagian

    tepi daun yang agak tajam, berukuran sekitar 3 kaki (0,9 m) panjang

    dan 1 in (2,5 cm) atau lebih lebar. Akar tanaman serai wangi ini

    berakar tunggang.

    Budidaya serai wangi ini berkembangbiak dengan cara

    vegetatif yaitu dengan sistem bonggol. Panen pertama dari daun

    serai wangi untuk minyak esensial dapat diperoleh setelah sekitar

    240 hari. Tanaman serai wangi kemudian dapat dipanen setiap 90 -

    120 hari selama sekitar 10-15 tahun.

    Habitat serai wangi ini pada daerah padang rumput dan hutan

    terbuka ditemukan pada dataran rendah sampai 1.500 meter dari

  • 4

    permukaan air laut. Serai wangi tumbuh paling baik di daerah di

    mana suhu siang hari tahunan berada dalam kisaran 20 - 30 °C,

    namun dapat mentolerir 16 - 36 °C. Tanaman serai wangi tumbuh

    paling baik pada curah hujan rata-rata tahunan di kisaran 1.300 -

    2.000 mm, namun mentolerir 750 - 4.100 mm. Serai wangi umumnya

    tumbuh di tanah yang lembab dan pada matahari penuh.

    Tanaman serai wangi mengandung minyak esensial dimana

    minyak ini mengandung geraniol, citral dan sitronelal. Bagian dari

    serai wangi yang paling banyak dimanfaatkan adalah daun dan

    rimpangnya. Berikut manfaat serai wangi untuk kesehatan, yaitu:

    1. Daun serai wangi bermanfaat untuk antispasmodik, diaphoretik,

    masalah pencernaan dan stimulan.

    2. Serai wangi berkhasiat untuk mengobati sakit flu, demam,pilek,

    dan sakit kepala.

    3. Tanaman serai wangi berguna untuk mengobati sakit diare,

    masalah usus.

    4. Tanaman serai wangi digunakan untuk mengobati penyakit

    rematik.

    2. Nyamuk

    Nyamuk adalah serangga yang tergolong dalam ordo Diptera,

    genusnya termasuk Anopheles, Culex, Psorophora, Ochlerotatus,

    Aedes, Sabethes, Wyeomyia, Culiseta, dan Haemagoggus untuk

    jumlah keseluruhan sekitar 35 genus yang merangkum 2700 spesies.

    Tubuh nyamuk terdiri dari kepala, dada (toraks) serta perut

    (abdomen) yang ujungnya meruncing. Bagian kepala mempunyai

    ukuran relatif lebih kecil dibandingkan dengan ukuran pada bagian

    dada (toraks) dan perut (abdomen). Pada bagian kepala ada

    sepasang antena berada dekat mata sebelah depan, Antena ini

    terdiri dari beberapa ruas berjumlah 14-15 ruas Antena pada nyamuk

    jantan mempunyai rambut yang lebih panjang dan lebat (tipe

    plumose) dibandingkan nyamuk betina yang lebih pendek dan jarang.

  • 5

    Nyamuk memiliki siklus hidup yang terdiri dari empat tahap

    yaitu telur, larva, pupa, dan dewasa berlangsung selama 7-14 hari.

    Tiga tahap pertama adalah dalam lingkungan air (aquatic) dan

    selanjutnya yaitu stadium dewasa berada dalam lingkungan daratan

    (terrestrial) . Tahap dewasa adalah ketika nyamuk betina bertindak

    sebagai vektor malaria. Nyamuk betina dewasa dapat hidup sampai

    satu bulan (atau lebih di penangkaran) tapi kemungkinan besar tidak

    hidup lebih dari 1-2 minggu di alam bebas.

    Beragam jenis nyamuk berfungsi sebagai vektor atau

    pembawa protozoa, virus, dan tidak sedikit pula pembawa larva

    cacing yang dapat menimbulkan bermacam-macam penyakit pada

    manusia. Cara hidup dan cara “menusuk”- nya pun berbeda-beda.

    Hanya nyamuk betina dewasa yang menusuk manusia dan

    hewan lainnya. Sedangkan nyamuk jantan hanya memakan nektar

    tanaman..Beberapa nyamuk betina memilih untuk hanya menghisap

    darah satu jenis binatang. Nyamuk betina mengigit manusia, hewan

    peliharaan, seperti sapi, kuda, kambing, dan sebagainya, semua

    jenis burung termasuk ayam, semua jenis binatang liar, termasuk

    rusa, kelinci, dan mereka juga mengigit darah ular, kadal, katak, dll.

    Kebanyakan nyamuk betina harus mendapatkan darah yang cukup

    untuk makan sebelum ia dapat mengembangkan telur. Jika mereka

    tidak mendapatkan makanan berupa darah, maka mereka akan mati

    tanpa meletakkan telur. Telur nyamuk biasanya diletakkan pada

    daun lembab atau kolam yang kering.

    3. Obat nyamuk

    Obat nyamuk mengandung bahan aktif yang termasuk

    golongan organofosfat. Bahan aktif ini adalah dichlorovynil dimethyl

    phosfat (DDVP), propoxur (karbamat), dan diethyltoluamide, yang

    merupakan jenis insektisida pembunuh serangga. Obat nyamuk

    sendiri memiliki berbagai variasi bentuk diantaranya spray, liquid dan

    bakar.

  • 6

    Resiko terbesar terdapat pada obat nyamuk bakar, karena

    secara langsung mengeluarkan asap yang dapat terhirup.

    Sementara obat nyamuk semprot berbentuk cair memiliki

    konsentrasi berbeda karena cairan yang dikeluarkan akan diubah

    menjadi gas. Artinya, dosisnya lebih kecil. Sementara obat nyamuk

    elektrik lebih kecil lagi karena bekerja dengan cara mengeluarkan

    asap, tetapi dengan daya elektrik.

    4. Obat nyamuk elektrik (mat)

    Obat nyamuk elektrik kini mulai menjadi popular karena

    kepraktisannya serta tidak menghasilkan asap. Mat adalah sejenis

    kertas mengandung zat kimia yang jika dipanaskan akan menguap

    dan mengusir nyamuk di sekitarnya. Penggunaan mat diiringi

    perangkat yang mengubah listrik menjadi panas sehingga

    kandungan zat kimia pada mat menguap dan mengusir nyamuk.

    B. Hipotesis

    Berdasarkan kajian teori di atas maka dapat diduga bahwa serai

    wangi (Cymbopogon nardus) dapat mengusir nyamuk sekaligus dapat

    menjadi alternatif obat pengusir nyamuk.

  • 7

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    A. Jenis dan Rancangan Penelitian

    Jenis penelitian yang digunakan adalah dengan jenis penelitian

    eksperimental. Yaitu dengan cara melakukan percobaan menggunakan

    serat serai wangi sebagai obat nyamuk dalam bentuk mat elektrik.

    B. Definisi Operasional

    1. Variabel bebas : Serat serai wangi (Cymbopogon nardus)

    2. Variabel terikat : Obat nyamuk mat

    C. Populasi dan Sampel

    1. Populasi : Serai Wangi (Cymbopogon nardus) yang dijual di Pasar

    Modern Grand Wisata

    2. Sampel : Serai Wangi (Cymbopogon nardus) 150 g

    D. Instrumen dan Bahan Penelitian

    1. Alat yang digunakan dalam penelitian :

    a. Gunting

    b. Mat elektrik

    c. Neraca

    d. Stopwatch

    e. Sendok

    f. Blender

    g. Karton

    h. Cetakan ukuran 3 x 2,5 cm2

    i. Wadah (mangkuk)

    2. Bahan yang digunakan dalam penelitian :

    a. Serai wangi 150 g

    b. Air 250 mL

    c. Tepung tapioka (kanji) 20 g

  • 8

    E. Cara Penelitian

    Cara penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut :

    1. Tahap pembuatan lempeng mat serai wangi :

    a. Batang serai wangi dipotong menjadi beberapa bagian dengan

    menggunakan gunting. Tujuannya untuk memudahkan proses

    penghancuran.

    b. Batang serai wangi yang telah digunting, kemudian dihancurkan

    menggunakan blender.

    c. Dimasukkan serai wangi tersebut kedalam dua wadah, masing-

    masing wadah berisi 50 gr serai wangi.

    d. Dicampurkan serai wangi di tiap wadah dengan air dan tepung

    tapioka sebanyak 5 sdm untuk wadah pertama dan 3 sdm untuk

    wadah kedua.

    e. Dimasukkan campuran serai wangi tersebut masing-masing ke

    dalam cetakan dengan ukuran yang telah ditentukan.

    f. Dijemur selama 6-7 jam dibawah sinar matahari.

    g. Diangkat dan lempengan mat dikeluarkan dari cetakan.

    2. Tahap proses pengujian mat serai wangi :

    a. Dimasukkan lempengan mat serai wangi yang mengandung 5

    sdm tepung tapioka kedalam mat elektrik untuk dibakar.

    b. Ditunggu selama 3 jam sehingga mat menyebar ke seluruh

    ruangan

    c. Dilakukan hal yang sama dengan mat serai wangi yang

    mengandung 3 sdm tepung tapioka.

    d. Dilakukan pengamatan terhadap nyamuk.

    F. Tempat dan Waktu

    Tempat penelitian dilakukan di Jl. Terrace Avenue Blok EA7 No.20,

    Bekasi Timur dan dilakukan selama 3 hari sekitar pukul 20.00 pada

    tanggal 15-18 September 2018.

  • 9

    G. Analisis Hasil

    Hasil pengamatan dilihat pada nyamuk yang terkena efek dari mat

    elektrik, ditunggu selama waktu yang telah ditentukan, dan diamati

    serta dihitung jumlah nyamuk dalam ruangan.

  • 10

    BAB IV

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    A. Hasil Penelitian

    Tabel 4.1 Hasil Penelitian Mat dari Serat Serai Wangi (Cymbopogon

    nardus) sebagai Alternatif Obat Pengusir Nyamuk

    No. Dosis tepung

    tapioka pada mat

    Waktu (jam) Jumlah nyamuk

    dalam ruangan

    1 5 sdm 1 6

    2 5

    3 3

    % nyamuk

    berkurang

    50 %

    2 3 sdm 1 5

    2 3

    3 1

    % nyamuk

    berkurang

    80 %

    B. Pembahasan

    Dari tabel hasil penelitian diatas dapat disimpulkan pada

    percobaan dosis tepung tapioka pada mat sebanyak 5 sdm dan 3 sdm

    pada ruangan 3 x 3 meter persegi dan pemberian mat selama 3 jam

    dengan pengamatan pada nyamuk berlangsung selama 3 jam tersebut.

    Pada percobaan pertama dengan dosis tepung tapioka pada mat

    sebanyak 5 sdm diperoleh bahwa hasil pemberian mat pada 1 jam

    pertama menunjukkan jumlah nyamuk dalam ruangan sebanyak 6 ekor

    nyamuk. Pada jam ke-2, diperoleh hasil pengurangan jumlah nyamuk

    sebanyak 1 ekor nyamuk, menjadi 5 ekor nyamuk. Pada jam ke-3

    diperoleh hasil bahwa jumlah nyamuk semakin berkurang, yakni

    sebanyak 3 nyamuk.

  • 11

    Dari ketiga data tersebut, dapat ditarik kesimpulan persentase

    nyamuk berkurang dapat dicari menggunakan rumus :

    % = 𝑠𝑒𝑙𝑖𝑠𝑖ℎ 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑛𝑦𝑎𝑚𝑢𝑘 𝑎𝑤𝑎𝑙 𝑑𝑎𝑛 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟

    𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑛𝑦𝑎𝑚𝑢𝑘 𝑎𝑤𝑎𝑙 × 100%

    Sehingga persentase nyamuk berkurang pada mat serai wangi

    dosis 5 sdm tepung tapioka adalah :

    % = 3

    6× 100% = 50%

    Sedangkan pada dosis tepung tapioka pada mat sebanyak 3

    sdm. Pada jam pertama, diperoleh hasil bahwa pemberian mat

    menunjukkan jumlah nyamuk dalam ruangan sebanyak 5 ekor nyamuk.

    Pada jam ke-2, diperoleh hasil pengurangan jumlah nyamuk sebanyak

    2 ekor nyamuk, menjadi 3 ekor nyamuk. Pada jam ke-3 diperoleh hasil

    yang menunjukkan jumlah nyamuk semakin berkurang, yakni sebanyak

    1 ekor nyamuk.

    Dari ketiga data tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa

    persentase nyamuk berkurang pada mat serai wangi dosis 3 sdm

    tepung tapioka adalah :

    % = 4

    5× 100% = 80%

    Dari hasil percobaan di atas, dapat diketahui bahwa mat serai

    wangi dengan kandungan 3 sdm tepung tapioka lebih ampuh

    dibandingkan dengan mat serai wangi yang mengandung 5 sdm tepung

    tapioka. Serta hasil penelitian tidak menunjukkan respon nyamuk mati

    atau jatuh dikarenakan bahan alami seperti serai wangi sangat ramah

    terhadap lingkungan dan hanya berperan sebagai pengusir nyamuk,

    bukan pemusnah nyamuk.

    Tepung tapioka pada mat berfungsi sebagai perekat serat-serat

    serai wangi. Meski kadar serai wangi sama ditiap wadah, yaitu 50 gr,

    akan tetapi banyaknya tepung tapioka mempengaruhi jumlah serat

    serai wangi dalam satu lempengan mat sehingga kadar tepung tapioka

    cenderung mempengaruhi keefektifan mat dalam mengusir nyamuk.

  • 12

    Hasil yang didapat memang kurang maksimal, hal ini mungkin

    disebabkan luas ruangan yang tidak sebanding dengan banyaknya

    dosis/takaran serai wangi.

    Menurut Flona (2006), Serai Wangi (Cymbopogon nardus)

    menghasilkan minyak pati atau minyak atsiri yang dikenal sebagai

    Citronella Oil. Minyak citronella mengandung dua senyawa kimia

    penting yaitu Sitronelal dan Geraniol, yang berfungsi sebagai pengusir

    nyamuk. Serat serai wangi dapat digunakan sebagai bahan pembuat

    mat elektrik untuk mengusir nyamuk

  • 13

    BAB V

    KESIMPULAN DAN SARAN

    A. Kesimpulan

    Hasil penelitian menunjukkan serai wangi (Cymbopogon nardus)

    dapat mengusir nyamuk sekaligus menjadi alternatif obat pengusir

    nyamuk.

    B. Saran

    1. Masyarakat dapat menggunakan mat dari serai wangi sebagai

    alternatif pengusir nyamuk.

    2. Perlu diadakan penelitian lebih lanjut tentang pembuatan mat

    menggunakan serai wangi untuk dosis yang lebih besar.

  • 14

    DAFTAR PUSTAKA

    Wiratna, Brian Izzatur Rahman.2014.Pemanfaatan Serbuk Bunga Sukun

    Dalam Pembuatan Mat Elektrik sebagai Alternatif Obat Pengusir

    Nyamuk. Bekasi : SMA Al Muslim. diakses pada 4 Agustus 2018

    pukul 17.45 WIB

    Hirawati, R.2009. Pemanfaatan Ekstrak Daun Sirih Untuk Membasmi Larva

    Instar III Nyamuk Aedes aegypti.http://e-

    journal.uajy.ac.id/2147/2/1BL00976.pdf. diakses pada 4 Agustus

    2018 pukul 18.31 WIB

    Daniel.2010.Serai Pengusir Nyamuk Alami.

    https://www.jawaban.com/read/article/id/2010/02/12/65/100212140

    934/seraipengusir_nyamuk_alami. diakses pada 4 Agustus 2018

    pukul 19.53 WIB

    Harapan.2017.Manfaat Serai Wangi (Cymbopogon nardus (L.) Rendle).

    http://tanaman--herbal.blogspot.com/2017/05/manfaat-serai-wangi-

    cymbopogon-nardus-l.html. diakses pada 4 Agustus 2018 pukul

    20.25 WIB

    Pasiga, Nathan.2013.Pengertian Nyamuk secara Umum.http://lab-

    anakes.blogspot.com/2013/04/pengertian-nyamuk-secara-

    umum.html. diakses pada 4 Agustus 2018 pukul 20.55 WIB

    Raisuien.2012.Dampak Buruk Obat Nyamuk.

    http://www.forumsains.com/kesehatan/dampak-buruk-obat-nyamuk/.

    diakses pada 4 Agustus 2018 pukul 21.15 WIB

    http://e-journal.uajy.ac.id/2147/2/1BL00976.pdfhttp://e-journal.uajy.ac.id/2147/2/1BL00976.pdfhttps://www.jawaban.com/read/article/id/2010/02/12/65/100212140934/seraipengusir_nyamuk_alamihttps://www.jawaban.com/read/article/id/2010/02/12/65/100212140934/seraipengusir_nyamuk_alamihttp://tanaman--herbal.blogspot.com/2017/05/manfaat-serai-wangi-cymbopogon-nardus-l.htmlhttp://tanaman--herbal.blogspot.com/2017/05/manfaat-serai-wangi-cymbopogon-nardus-l.htmlhttp://lab-anakes.blogspot.com/2013/04/pengertian-nyamuk-secara-umum.htmlhttp://lab-anakes.blogspot.com/2013/04/pengertian-nyamuk-secara-umum.htmlhttp://lab-anakes.blogspot.com/2013/04/pengertian-nyamuk-secara-umum.htmlhttp://www.forumsains.com/kesehatan/dampak-buruk-obat-nyamuk/

  • 15

    LAMPIRAN

    A. Proses pembuatan mat

    Gambar A.1 Serai wangi yang telah dihancurkan

    Gambar A.2 Tepung tapioka

    Gambar A.3 Proses pencampuran serai wangi dan tepung tapioka

  • 16

    Gambar A.4 Proses pencetakan serat serai wangi

    Gambar A.5 Serai wangi yang telah kering

    Gambar A.6 Hasil jadi mat serai wangi

  • 17

    B. Proses penelitian

    Gambar B.1 Proses pembakaran mat elektrik

    Gambar B.2 Nyamuk tergeletak pada percobaan pertama

  • 18

    DAFTAR RIWAYAT HIDUP

    Nama : Nabila Jauharatun Naqiyah

    Tempat, Tanggal Lahir : Bekasi 26 Mei 2001

    Jenis Kelamin : Perempuan

    Agama : Islam

    Alamat : Grand Wisata Garden Terrace BLOK EA7

    No.20, Tambun, Bekasi 17510

    Riwayat Pendidikan : TK Karunia

    SD Al Azhar Syifa Budi Legenda

    SMP Al Muslim

    SMA Al Muslim