Seorang Wanita 95 Tahun Dengan Klinis Osteoarthritis,

Click here to load reader

download Seorang Wanita 95 Tahun Dengan Klinis Osteoarthritis,

of 70

Transcript of Seorang Wanita 95 Tahun Dengan Klinis Osteoarthritis,

Laporan Kasus Besar

SEORANG WANITA 95 TAHUN DENGAN KLINIS OSTEOARTHRITIS, HIPERTENSI STAGE II, KLINIS HYPERTHYROID, DAN DIABETES MELLITUS TIPE 2 NON OBESEAnnisa Setiawati (G 99121007) Ria Rahma Agustia (G 99121038)Pembimbing:

dr. Fatichati B, SpPD,KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN ILMU PENYAKIT DALAM FAKULTAS KEDOKTERAN UNS/RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA 2013

Daftar MasalahNo 1. Tanggal 25 Februari 2013 Masalah Klinis osteoarthritis Selesai Terkontrol Tetap

2.3. 4. 5. 6.

25 Februari 201325 Februari 2013 25 Februari 2013 25 Februari 2013 25 Februari 2013

Hipertensi stage IIKlinis hyperthyroid DM tipe 2 non obese Hipokalemi Hipokalsemi

2 Maret 2013 4 Maret 2013

Identitas Pasien Nama

Umur Jenis kelamin Agama Pekerjaan Alamat

:Ny. W : 95 tahun : Perempuan : Islam : Pedagang : Jagang 02/05 Mojolaban,

Sukoharjo No. CM : 01180444 Tanggal masuk : 25 Februari 2013 Tanggal pemeriksaan : 01 Maret 2013

Keluhan Utama Nyeri pada kedua lutut

Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien datang dengan keluhan nyeri di kedua lutut. Nyeri

dirasakan setelah pasien terjatuh di kamar mandi 3 jam sebelummasuk rumah sakit. Nyeri dirasakan bertambah berat jika dipakai berjalan dan sedikit berkurang dengan istirahat. Pasien sadar ketika terjatuh dan tidak mengalami kelumpuhan anggota tubuh. Selain itu pasien juga mengeluh nyeri pada pinggangnya. Pasien juga mengeluhkan kepalanya terasa pusing, leher terasa kaku, badan terasa lemas dan sering nggliyer pada perubahan posisi

Pasien

mengeluhkan

lutut

terasa

nyeri

sebelumnya sudah sejak 3 hari sebelum masukrumah sakit.Nyeri dirasakan hilang timbul.Nyeri terutama dirasakan jika dipakai untuk berjalan dan berkurang dengan istirahat.Buang air kecil 5 6 kali sehari, masing masing - 1 gelas

belimbing, urin berwarna kuning jernih, tidak adanyeri saat buang air kecil.Buang air besar rutin 1 kali sehari, feses padat warna kuning

Riwayat Penyakit DahuluRiwayat hipertensi : (+) diketahui sejak 5 tahun yang lalu, tidak rutin kontrol dan minum obat Riwayat penyakit gula : disangkal Riwayat sakit ginjal : disangkal Riwayat sakit jantung : disangkal Riwayat mondok : disangkal

Riwayat KebiasaanRiwayat konsumsi obat obatan : disangkal Riwayat minum jamu : disangkal Riwayat olahraga teratur : disangkal

Riwayat Penyakit Keluarga Riwayat tekanan darah tinggi : disangkal

Riwayat penyakit gula Riwayat sakit ginjal Riwayat sakit liver

: disangkal : disangkal : disangkal

Riwayat Asupan GiziPasien biasa makan 3 x/hari dengan nasi, sayur, dan lauk-pauk (tahu, tempe). Pasien menyatakan tidak sering makan makanan yang pedas, asam, maupun bersantan.

Riwayat Sosial Ekonomi

Pasien adalah seorang wanita, 95 tahun, bekerja sebagai pedagang. Pasien berobat dengan biaya Jamkesmas

ANAMNESIS SISTEMIK Keluhan utama : Perut terasa panasMata: Penglihatan kabur (-), pandangan ganda, (-), pandangan berputar (-), berkunang- kunang (-), mata kuning (-) Mulut: Sariawan (-), luka pada sudut bibir (-), bibir pecahpecah (-), gusi berdarah (-), mulut kering (-), lidah kotor (-) Kepala:: Sakit kepala (-), pusing (+), nggliyer (+), jejas (-) , leher cengeng (+), nyeri daerah sinus (-)

Hidung: Pilek (-), mimisan (-), tersumbat (-)Telinga: Pendengaran berkurang (-), berdenging (-), keluar cairan (-), darah (-)

Respirasi: Sesak napas (-), batuk (), dahak cair (-), batuk darah (-), mengi (-)

Kardiovaskular: Sesak napas (-), nyeri dada (-), berdebardebar (-)

Gastrointestinal: Perut mbeseseg (), Mual (-), muntah (-), riw. muntah darah (+), perut sebah (+), diare (-), nyeri ulu hati (+), nafsu makan menurun (-), susah berak (-), berak lendir darah (-), berak hitam (-), BB turun (-)

Ekstremitas atas: Luka (-), ujung jari terasa dingin (-), kesemutan (-), bengkak(-), sakit sendi (),panas (-), berkeringat (-)

Genitourinaria :Sering kencing (-), nyeri saat kencing (-), keluar darah (-), kencing nanah (-), sulit memulai kencing (-), warna kencing kuning pekat seperti teh (-)

Muskuloskeletal: Nyeri otot (-), nyeri sendi (-), kaku otot (-)

Ekstremitas bawah: Luka (-), tremor (-), ujung jari terasa dingin (), kesemutan di kedua kaki (-), sakit sendi (+) kedua lutut, bengkak (-/-) pitting oedem

Pemeriksaan FisikKeadaan Umum V5 M6 Tanda Vital Tekanan darah Nadi Pernafasan Suhu

: tampak lemah, compos mentis, E4

: 180/100 mmHg : 100 x/menit, irama regular, isi dan tegangan cukup : 20 x/menit : 37,30C per axillar

Status gizi Berat badan Tinggi badan BMI

: 50 kg : 155 cm :20,81 kg/m2 (gizi cukup)

Hidung: Epistaksis (-), napas Anamnesis Px Fisik cuping hidung (-), sekret (-), fungsi pembau baikLeher : teraba kelenjar tiroid membesar dengan ukuran 5 cm konsistensi kenyal, permukaan licin, nyeri tekan (-), tidak terfiksirThorax: normochest, simetris, atrofi musculus pectoralis (-/-), spider nevi (-), ginecomastia (-), retraksi interkostalis (-), retraksi supraklavikula (-), pernapasan thorakoabdominal, sela iga melebar (-), pembesaran kelenjar getah bening aksilla (-)

Mata : Konjungtiva pucat (-/-), sklera ikterik (-/-), perdarahan subkonjungtiva Px Penunjang Resume Diagnosis (/-), pupil isokor dengan diameter 3mm/3mm, reflek cahaya (+/+) normal, edema palpebra (-/-), strabismus (-/-), lensa keruh (-/-)

Jantung:Inspeksi

Telinga: Sekret (-/-), darah (-/-), nyeri tekan mastoid (-) , gangguan fungsi pendengaran (-/-)

: ictus cordis tampak di SIC VI linea axillaris anterior sinistra Palpasi : ictus cordis kuat angkat, teraba di SIC VI linea axillaris anterior sinistra Perkusi : batas jantung kanan atas: SIC II linea para sternalis dextra batas jantung kanan bawah: SIC V linea para sternalis dextra batas jantung kiri atas: SIC II linea para sternalis sinistra batas jantung kiri bawah: SIC VI linea axillaris anterior sinistra kesan: batas jantung melebar ke caudolateral Auskultasi : Heart Rate 100 kali/menit, reguler. Bunyi jantung I-II intensitas normal, reguler, bising (-), gallop (-).

Punggung : Kifosis (-), lordosis (-), skoliosis (-), Px(-) Fisik nyeriAnamnesis ketok kostovertebra bengkakPx Penunjang (-).Abdomen: Inspeksi :

Dinding perut//dinding dada, distensi (-) , venektasi (-), sikatrik (-), striae (-), vena kolateral (-), hernia umbilikalis (-)Auskultasi : Peristaltik (+) normal, Perkusi :Ttympani, pekak alih (-),

liver span 10 cm di linea mid clavikularis dextra dan 7 cm pada linea mid sternalis. Palpasi :Supel, nyeri tekan (-), undulasi (+), hepar tidak teraba, lien teraba membesar schuffner 1

Pulmo : Inspeksi : Normochest, simetris, sela Resume Diagnosis iga tidak melebar. Pengembangan dada kanan = kiri, sela iga tidak melebar, retraksi intercostal & supraklavikula (-). Palpasi : NT (-), fremitus raba kanan = kiri Perkusi : Sonor / Sonor Auskultasi :Suara dasar vesikuler (+/+), suara tambahan wheezing (-/-), ronki basah kasar (-/-), ronki basah halus (-/-)

Ekstremitas superior : akral dingin (-/-), oedem(-/-) ikterik (-/-), palmar eritema (-/-) Ektremitas inferior : akral dingin (-/), oedem(-/-) ikterik (-/-).

Genitourinaria : Ulkus (-), sekret (-), tanda-tanda radang (-), nyeri tekan suprapubik (-), oedem scrotum (-), atrofi testis (-) KGB: KGB inguinal tidak teraba

Pemeriksaan Penunjang a. laboratorium25/2 Hematologi Rutin 26/2 28/1 04/3 Satuan Nilai Rujukan

Hb Hct

12.4 38

11.7 37

gr/dl %

12.3 - 15.3 33-45

ALAT AE Gol.Darah

8.5307 4.47 A

4.2320 4.49

106/Ul103/Ul 103/Ul

4.5 14.5150 450 4.1 -5.1

25/2 Index Eritrosit

26/2

28/2

04/3

Satuan

Nilai Rujukan

MCV MCH

83.3 26.1 31.4 17.1 2.8 6.3 43

/um Pg

80.0 96.0 28.0 33.0

MCHCRDW HDW MPV

gr/dl% gr/dl Fl %

33.0 36.011.6 14.6 2.2. 3.2 7.2 11.1 25 65

PDW

25/2 Hitung Jenis

26/2

28/1

04/3

Satuan

Nilai Rujukan

1.40 Eosinofil Basofil Netrofil Limfosit Monosit 0.20 77.90 12.60 % % % % %

0.00 4.00

0.00 2.00 55.00 80.00 22.00 44.00

5.802.00

0.00 7.00-

LUC/AMC

25/2 Kimia klinik GDS GDP GD2JPP 469 351

26/2

28/2

04/3

Satuan

Nilai Rujukan

mg/dl 103 105

60-140 75-121 80-14-

mg/dl mg/dl

HbA1C Kolesterol total LDL kolesterol HDL kolesterol Trigliserida

12.4 149

% mg/dl mg/dl

4.8-5.9 50-200 89-210

60 57

1.7

mg/dl

37-91 50 % Pulmo: tak tampak infiltrate, corak bronkovaskuler dalam batas normal Sinus costophrenicus kanan kiri tajam Diafragma kanan kiri normal Trachea di tengah Kesan : cardiomegali

Sinus ritmis, 92x/menit Normoaxis LVH

USG thyroidThyroid kanan : ukuran membesar, densitas kasar, kalsifikasi (+), mendesak thyroid kiri ke lateral kiri Thyroid kiri : ukuran normal, echo campuran hipo dan isoechoic, kalsifikasi (-) Tak tampak limfadenopati colli Kesan : massa thyroid bilateral terutama kanan, kemungkinan malignant belum dapat disingkirkan

RESUME Pasien datang dengan keluhan nyeri di kedua lutut.

Nyeri dirasakan setelah pasien terjatuh di kamarmandi 3 jam sebelum masuk rumah sakit. Nyeri dirasakan bertambah berat jika dipakai berjalan dan sedikit berkurang dengan istirahat. Pasien sadar ketika terjatuh dan tidak mengalami kelumpuhan

anggota tubuh. Selain itu pasien juga mengeluh nyeripada pinggangnya. Pasien juga mengeluhkan

kepalanya terasa pusing, leher terasa kaku, badan

terasa lemas dan sering nggliyer pada perubahan

Pasien

mengeluhkan

lutut

terasa

nyeri

sebelumnya sudah sejak 3 hari sebelum masukrumah sakit.Nyeri dirasakan hilang timbul.Nyeri terutama dirasakan jika dipakai untuk berjalan dan berkurang dengan istirahat.Buang air kecil 5 6 kali sehari, masing masing - 1 gelas

belimbing, urin berwarna kuning jernih, tidak adanyeri saat buang air kecil.Buang air besar rutin 1 kali sehari, feses padat warna kuning

Dari

hasil pemeriksaan didapatkan keadaan

umum pasien tampak lemah, compos mentis, E4V5 M6, tekanan darah 180/100 mmHg, nadi 100x/menit, pernafasan 20x/menit, suhu 37,30 C. Pada pemeriksaan leher didapatkan teraba kelenjar tiroid membesar dengan ukuran 5 cm

konsistensi kenyal, permukaan licin, nyeri tekan (), tidak terfiksir. Pada Pada pemeriksaan ekstremitas inferior ditemukan krepitasi (+) pada

Dari hasil pemeriksaan penunjang laboratorium darah, didapatkan GDS 469 mg/dl, HbA1c 12.4 %, kalium 2.9 mmol/L, Kalsium 1.03 mmol/L. Dari

hasil pemeriksaan jantung ditemukan kesan batas jantung melebar kecaudolateral. Dari pemeriksaan USG tyroid didapatkan hasil kesan massa thyroid bilateral terutama kanan, kemungkinan malignant belum disingkirkan. dapat

RENCANA PEMECAHAN MASALAHGeriatri dengan: Problem 1 : Klinis Osteoarthritis genu bilateral Ass : 1. Anamnesis : nyeri pada ke dua lutut, terutama untuk berjalan 2. Pemeriksaan fisik : krepitasi (+) pada ke dua lutut IpDx : Rontgen genu AP/lateral IpTx : - bedrest tidak total - diet TKTP - infus D5% 20 tpm - inj. Ketorolac l0 mg (k/p)

Ip Mx

: keluhan pasien Ip Ex : Edukasi pasien agar mengurangi aktivitas angkat beban berat.

Problem 2 : Hipertensi stage II Ass

: 1. Anamnesis

: sering merasapusing,

leher kaku 2. Pemeriksaan fisik: Tekanan darah 180/100 mmHg, batas jantung kesan melebar ke caudolateral. IpDx : profil lipid IpTx : - diet rendah garam - inj. Furosemide 20 mg/12 jam - captopril 3 x 25 mg - antalgin 3 x 1 - vitamin B complex 3x1 Ip Mx : KUVS/12 jam Ip Ex : Menjelaskan tentang penyakit pada

Problem 3

Ass

: Klinis hipertiroid : pemeriksaan penunjang thyroid : massa thyroid bilateral

:

hasil USG

terutama kanan,kemungkinan malignant belum dapat

disingkirkan Ip Dx : TSH, FT4, FT3 Ip Tx : Ip Mx : KUVS/12 jam Ip Ex : Edukasi pasien dan keluarga tentang penyakit hyperthyroid.

Problem 4

: Diabetes Mellitus type 2 non

obese Ass : pemeriksaan penunjang : GDS: 469 mg/dl, HbA1c: 12.4 % IpDx :IpTx : inj. Novorapid 8 8 6 IU SC IpMx : cek GDS IpEx : Menjelaskan pada pasien dan keluarga tentang penyakit diabetes mellitus dan komplikasinya.

Problem 5

: Hipokalemi Ass : pemeriksaan penunjang : Kalium 2.9 mmol/L IpDx :IpTx : Aspar K 3 x 1 IpMx: cek kalium post koreksi IpEx : menjelaskan agar pasien mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung kalium seperti daging olahan, pisang, semangka.

Problem 6

: Hipokalsemi Ass : pemeriksaan penunjang : Kasium ion 1.03 mmol/L IpDx :IpTx : CaCO3 3 x 1 IpMx: cek kalsium ion post koreksi IpEx : menjelaskan pada pasien dan keluarga tentang penyakitnya.

PROGNOSIS Ad vitam

: dubia ad bonam Ad sanam : dubia ad malam Ad fungsionam : dubia ad bonam

PROGRESS REPORT

ALUR KETERKAITAN MASALAHWanita, 95 tahunKlinis hipertyroid

Hipertensi stage II

Klinis OA

DM tipe 2

TERIMA KASIH

TINJAUAN PUSTAKA

GERIATRI Definisi

Merupakan cabang ilmu kedokteran yangmengobati kondisi dan penyakit yang dikaitkan dengan proses menua dan usia lanjut. Pasien geriatric adalah pasien usia lanjut dengan multipatologi (penyakit ganda) (Setiati, 2006).

Karakteristik pasien geriatri

1. usia . 60 tahun 2. Multipatologi 3. Tampilan klinis tidak khas 4. Polifarmasi 5. Fungsi organ menurun 6. Gangguan status fungsional 7. Gangguan nutrisi (Setiati, 2006)

IMPLIKASI KLINIS PROSES MENUAORGAN Sistem endokrin PERUBAHAN Toleransi glukosa terganggu Penurunan testosterone bebas maupun bioavailable Penurunan hormone T3 Peningkatan hormone paratiroid Penurunan produksi vitamin D oleh kulit Paru-paru Daya pegas dinding dada menurun Kekuatan otot pernapasan menurun Kekakuan iga meningkat Daya pegas jaringan elastik paru menurun Paru-paru lebih mengembang, namun kaku Saluran nafas Refleks batuk menurun

Mudah tersedakGerakan bulu getar melambat

Saluran nafas

Refleks batuk menurun Mudah tersedak Gerakan bulu getar melambat

Jantung- pembuluh darah

Katup jantung kaku Jumlah sel pacu berkurang Sistem konduksi menurun Penumpukan jaringan ikat di otot jantung kaku Pembuluh darah kurang lentur TD naik Isi sekuncup menurun; curah jantung berkurang

Ginjal

Jumlah nefron, glomerulus berkurang Fungsi filtrasi menurun Kepekaan tubulus terhadap ADH berkurang Reabsorbsi berkurang LFG menurun 7,5 mL/m/dekade

Saluran cerna

roduksi air liur berkurang Osteoporosis tulang rahang, gigi tanggal Gerakan kerongkongan & lambung melambat Produksi enzim pencernaan berkurang Gerakan usus besar berkurang

Saluran Kemih & Kelamin

Kelenjar prostat membesar Selaput mulut rahim kering Otot dasar panggul melemah

Susunan Saraf Pusat

Pengerasan pembuluh darah otak Demensia (neurofibril tangie, amyloid) Mengisut (atrofi)

OSTEOARTHRITIS Definisi

Osteoartitis

(OA)

merupakan

penyakit

sendi

degeneratif, dimana

keseluruhan struktur dari sendi

mengalami perubahan patologis. Ditandai dengan

kerusakan

tulang

rawan

(kartilago)

hyalin

sendi,

meningkatnya ketebalan serta sklerosis dari lempeng tulang, pertumbuhan osteofit pada tepian sendi,

meregangnya kapsula sendi, timbulnya peradangan, dan melemahnya otototot yang menghubungkan

sendi. (Felson, 2008).

PATOFISIOLOGI OA

GEJALA KLINIS Nyeri sendi

Hambatan gerak sendi Kaku pagi hari Krepitasi Pembengkakan sendi Tanda peradangan Perubahan gara berjalan

DIAGNOSIS Diagnosis OA dinilai dari gejala klinis dan

pemeriksaan radiografi pada sendi yang terkena ( Soeroso, 2006 ). Gambaran Radiografi sendi yang menyokong diagnosis OA adalah : Penyempitan celah sendi yang seringkali asimetris ( lebih berat pada bagian yang menanggung beban seperti lutut ). Peningkatan densitas tulang subkondral ( sklerosis ). Kista pada tulang Osteofit pada pinggir sendi Perubahan struktur anatomi sendi.

TATALAKSANA Terapi non farmakologis

Terapi farmakologis Terapi pembedahan

HIPERTYROID Definisi

Hipertiroid adalah suatu kondisi dimana kelenjartiroid memproduksi hormon tiroid secara berlebihan, biasanya karena kelenjar terlalu aktif. Kondisi ini menyebabkan beberapa perubahan baik secara mental maupun fisik seseorang, yang

disebut dengan thyrotoxicosis.

Etiologi

adanya Imuoglobulin perangsang tiroid (Penyakit Grave), sekunder akibat kelebihan sekresi hipotalamus atau hipofisis anterior, hipersekresi tumor tiroid. Penyebab tersering hipertiroidisme adalah penyakit Grave, suatu penyakit autoimun, yakni tubuh secara serampangan membentuk thyroid-stymulating immunoglobulin (TSI), suatu antibodi yang sasarannya adalah reseptor TSH di

sel tiroid (Sherwood, 2002).

Patofisiologi

Tirotoksikosis ialah manifestasi klinis kelebihan hormon tiroid yang beredar dalam sirkulasi. Hipertiroidisme adalah tirotoksikosis yang diakibatkan oleh kelenjar tiroid yang hiperaktif. Apapun sebabnya manifestasi klinisnya sama, karena efek ini disebabkan ikatan T3 dengan reseptor T3-inti yang

makin penuh. Rangsang oleh TSH atau TSH-like substance (TSI, TSAb),autonomi intrinsik kelenjar menyebabkan tiroid meningkat, terlihat dari radioactive neck-uptake naik. Sebaliknya pada destruksi kelenjar misalnya karena radang, inflamasi, radiasi, akan terjadi kerusakan sel hingga hormon yang tersimpan dalam folikel keluar masuk dalam darah. Dapat pula karena pasien mengkonsumsi hormon tiroid berlebihan. Dalam hal ini justru radioactive neck-uptake turun. Membedakan ini perlu, sebab

umumnya peristiwa kedua ini, toksikosis tanpa hipertiroidisme, biasanya

Manifestasi klinis

1.

Umum : Tak tahan hawa panas hiperkinesis, capek, BB turun,

tumbuh cepat, toleransi obat, hiperdefekasi, lapar. 2. Gastrointestinal : Makan banyak, haus, muntah, disfagia,

splenomegali. 3. 4. Muskular: Rasa lemah. Genitourinaria: Oligomenorea, amenorea, libido turun,

infertil,ginekomasti. 5. Kulit : Rambut rontok, kulit basah, berkeringat, silky hair dan

onikolisis. 6. Psikis dan saraf : Labil, iritabel, tremor, psikosis, nervositas, paralisis

periodik dispneu.

Diagnosis

Untuk mendiagnosis hipertyroid harus dilakukan beberapa pemeriksaan seperti pemeriksaan fisik dan tes darah laboratorium untuk melihat kadar hormon T3, T4 dan THS. Jika kadar hormon tiroid tinggi dan kadar hormon THS rendah, hal ini mengindikasikan kelenjar tiroid terlalu aktif yang disebabkan oleh adanya suatu penyakit. Bisa juga dideteksi dengan menggunakan scan tiroid yang menggunakan sinar X-ray untuk melihat kelenjar tiroid setelah menggunakan iodin radioaktif melalui mulut.

Selain itu juga dapat dihitung dengan index

wayne

Tatalaksana

1.

Tirostatiska: kelompok derivat tioimidazol

(CBZ,

karbimazole 5 mg, MTZ, metimazol atau tiamazol 5,10, 30 mg), dan darivat tiourasil (PTU propiltiourasil 50, 100 mg) 2. Tiroidektomi: operasi baru dikerjakan kalau

keadaan pasien eutiroid, klinis maupun biokimiawi.

HIPERTENSI Definisi

Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah lebih dari atau sama dengan 140 mmHg sistole dan atau lebih dari atau sama dengan 90 mmHg diastole (Pangabean, 2006).

Etiologi

Berdasarkan penyebabnya, hipertensi dibagi menjadi 2 golongan, yaitu: Hipertensi primer (essensial) Hipertensi sekunder

PATOFISIOLOGI

Diagnosis Anamnesis o Riwayat hipertensi pada keluarga (70-80%), diabetes mellitus, dyslipidemia, penyakit jantung koroner, stroke. o Riwayat konsumsi obat anti hipertensi atau obatobatan lain. o Gejala yang berhubungan dengan organ target (seperti pada mata muncul gejala mata kabur). o Kebiasaan dan gaya hidup yang kurang baik. o Psikososial. o Adanya factor resiko: merokok, obesitas, usia (pria > 55 tahun, wanita > 65 tahun) mikroalbuminuria (GFR < 60 ml/menit), physical inactivity.

Pemeriksaan fisik

o Pengukuran tekanan darah dengan posisi duduk tenang dan nyaman 5 menit, 30 menit bebas rokok dan kafein. Pemeriksaan penunjang o Urin lengkap o Elektrolit serum o Darah lengkap o Profil lipid o Gula darah o Elektrokardiografi o BUN dan kreatinin serum o Foto thorax (Yogiantoro,2007)

DIABETES MELLITUS Definisi

Diabetes mellitus adalah penyakit metabolik (

kebanyakan herediter ) sebagai akibat dari kurangnya insulin efektif baik oleh karena adanya disfungsi sel beta pankreas atau ambilan glukosa di jaringan perifer, atau keduanya (pada diabetes mellitus tipe 2) atau kurangnya insulin absolut (pada diabetes mellitus tipe 1), dengan tanda-tanda hiperglikemia dan glukosuria, disertai dengan gejala klinis akut (poliuria, polidipsia, penurunan berat badan) dan ataupun gejala kronik atau kadang tanpa gejala (Tjokroprawiro, dkk., 2007).

Patofisiologi

Klasifikasi

Klasifikasi diabetes mellitus menurut ADA 2005: Diabetes mellitus tipe 1 Diabetes mellitus tipe 2 Diabetes mellitus tipe lain Diabetes mellitus gestasional

Gejala klinis

Fase kompensasi: polifagi, polidipsi, poliuri,

dan penurunan berat badan Fase dekompensasi (dekompensasi pancreas), yang disebut gejala klasik diabetes mellitus: poliuri, polidipsi, dan penurunan berat badan. Gejala kronis diabetes mellitus: lemah badan, kesemutan, kaku otot, gangguan penglihatan yang sering berubah, nyeri sendi (Tjokroprawiro, dkk., 2007).

Diagnosis

Langkah diagnosis diabetes mellitus dan

gangguan toleransi glukosa (konsesus perkeni 2006)

Penatalaksanaan

Tujuan penatalaksanaan secara umum adalah meningkatnya kualitas hidup penderita diabetes. Tujuan penatalaksanaan secara khusus dibagi kepada dua yaitu:- Jangka pendek: hilangnya keluhan dan tanda diabetes melitus,

mempertahankan rasa nyaman dan tercapainya targetpengendalian glukosa darah.-

Jangka panjang: tercegah dan terhambatnya progresivitas penyulit

mikroangiopati, makroangiopati dan neuropati. Tujuan akhirpengelolaan adalah turunnya morbiditas dan mortalitas diabetes melitus.

Edukasi 2. Pengaturan diit 3. Latihan jasmani 4. Obat obatan (Insulin dan OAD)1.

DAFTAR PUSTAKA

Djokomoeljanto, R. 2009. Kelenjar Tiroid, Hipotiroidisme, Hipertiroidisme. Dalam Aru, W.S., Bambang, S., Idrus, A., Marcellus, S.K., Siti, S. Editors. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Interna Publishing.Felson, D.T., 2006. Osteoarthritis of the knee. Massachusetts Medical Society. Didapat dari : http://content.nejm.org/cgi/content/short/354/8/841. Felson, D.T., 2008. Osteoarthritis. Dalam : Fauci, A., Hauser, L.S., Jameson, J.L., Ed. HARRISON's Principles of Internal Medicine Seventeenth Edition. New York, United States of America. McGraw-Hill Companies Inc. Panggabean, Marulam M. 2006. Penyakit Jantung Hipertensi: dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam FKUI Edisi IV jilid III. Jakarta: Pusat Penerbitan IPD UI. Setiati, Siti. 2006. Proses Menua danIimplikasi Kliniknya: dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam FKUI Edisi IV jilid III. Jakarta: Pusat Penerbitan IPD UI.

Soeroso, J., Isbagio, H., Kalim, H., Broto, R., dan Pramudiyo, R., 2006. Osteoartrits. Dalam : Alwi, I., Sudoyo, A.W., dan Setiati, S., ed. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Edisi IV. Jakarta, Indonesia : Penerbit FKUI Pusat. Tjokroprawiro, Askandar, dkk., 2007. Diebetes Mellitus: dalam Buku Ajar Ilmu penyakit Dalam FK UNAIR. Surabaya. Yogiantoro, moh.,dkk. 2007. Hipertensi: dalam Buku Ajar Ilmu penyakit Dalam FK UNAIR. Surabaya.

TERIMAKASIH