106788407 Referat Osteoarthritis

23
OSTEOARTHRITIS Disusun oleh: Kms. Yudha R., S. Ked 04114708019 Pembimbing: dr. Kms H. M. Sani, Sp. Rad DEPARTEMEN RADIOLOGI RSUP DR. MOHAMMAD HOESIN PALEMBANG/ FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2012

description

osteologi

Transcript of 106788407 Referat Osteoarthritis

Page 1: 106788407 Referat Osteoarthritis

OSTEOARTHRITIS

Disusun oleh:

Kms. Yudha R., S. Ked

04114708019

Pembimbing:

dr. Kms H. M. Sani, Sp. Rad

DEPARTEMEN RADIOLOGI

RSUP DR. MOHAMMAD HOESIN PALEMBANG/

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2012

Page 2: 106788407 Referat Osteoarthritis

2

HALAMAN PENGESAHAN

Referat

OSTEOARTHRITIS

oleh

Kms. Yudha R., S.Ked

04114708019

sebagai salah satu syarat dalam mengikuti Kepaniteraan Klinik

di Departemen Radiologi RSUP dr. Moh. Hoesin Palembang/

Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya.

Palembang, Juni 2012

Pembimbing

dr. Kms. H. M. Sani, Sp. Rad

Page 3: 106788407 Referat Osteoarthritis

3

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkah dan rahmat-Nya sehingga

saya dapat menyelesaikan referat yang berjudul Osteoarthritis sebagai salah satu

syarat dalam mengikuti Kepaniteraan Klinik di Departemen Radiologi RSUP Dr.

Mohammad Hoesin Palembang/Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya.

Saya ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberi

bantuan, saran, serta dukungan dalam proses penyelesaian referat ini, khususnya

kepada dr. Kemas. H. M. Sani, Sp.Rad sebagai pembimbing.

Referat ini telah saya susun berdasarkan berbagai referensi kedokteran,

antara lain buku dan jurnal-jurnal kedokteran. Saya menyadari bahwa terdapat

kekurangan dalam referat ini. Oleh karena itu, saya sebagai penulis mengharapkan

saran dan kritik yang membangun agar referat ini dapat lebih baik di masa

mendatang. Semoga referat ini bermanfaat sebagai sumber ilmu pengetahuan bagi

kita semua.

Palembang, Juni 2012

Penulis

Page 4: 106788407 Referat Osteoarthritis

4

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................... .. i

HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... . ii

KATA PENGANTAR .................................................................................. iii

DAFTAR ISI ................................................................................................ iv

DAFTAR GAMBAR .................................................................................... v

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 3

Definisi ........................................................................................... 3

Etiologi ........................................................................................... 3

Klasifikasi ....................................................................................... 3

Epidemiologi ................................................................................... 3

Faktor Resiko .................................................................................. 4

Patogenesis ..................................................................................... 5

Diagnosis ........................................................................................ 7

Tatalaksana ..................................................................................... 14

BAB III KESIMPULAN ............................................................................... 17

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 18

Page 5: 106788407 Referat Osteoarthritis

5

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Pencitraan radiologis sinar-x pada osteoarthritis lutut................... 9

Gambar 2. Pencitraan radiologis sinar-x pada osteoarthritis tangan ............... 10

Gambar 3. Pencitraan radiologis sinar-x pada osteoarthritis panggul ............ 11

Gambar 4. Pencitraan radiologis sinar-x osteoarthritis pada jari tangan ......... 12

Gambar 5. Pencitraan radiologis sinar-x osteoarthritis pada jari kaki ............. 12

Gambar 6. Pencitraan radiologis sinar-x osteoarthritis pada lutut................... 13

Gambar 7. Pencitraan radiologis sinar-x osteoarthritis pada pinggul .............. 13

Gambar 8. Pencitraan radiologis sinar-x osteoarthritis pada panggul ............. 14

Page 6: 106788407 Referat Osteoarthritis

6

BAB I

PENDAHULUAN

Osteoarthritis (OA) adalah jenis arthritis yang umum dan paling

sering terjadi di antara penyakit arthritis lainnya. Penyakit ini memiliki

prevalensi yang cukup tinggi, terutama pada orang tua. Selain itu,

osteoarthritis ini juga merupakan penyebab kecacatan paling banyak pada

orang tua. Faktor resiko utama penyakit ini adalah obesitas. Oleh sebab

itu, semakin tinggi prevalensi obesitas pada suatu populasi akan

meningkatkan angka kejadian penyakit osteoarthritis. Di Amerika Serikat,

prevalensi osteoartritis diperkirakan akan meningkat sebesar 66-100%

pada tahun 2020.1

Osteoarthritis menyerang sendi-sendi tertentu. Sendi yang sering

terkena meliputi tulang belakang pada bagian servikal dan lumbosakral,

pinggul, lutut, dan sendi phalangeal metatarsal. Di tangan, OA juga sering

terjadi pada sendi interphalangeal distal dan proksimal dan pangkal ibu

jari. Biasanya sendi-sendi yang tidak rentan terkena OA adalah

pergelangan tangan, siku, dan pergelangan kaki. Terjadinya OA pada

sendi-sendi yang telah disebutkan di atas dimungkinkan karena sendi-

sendi tersebut mendapat beban yang cukup berat dari aktivitas sehari-hari

seperti memegang/menggenggam benda yang cukup berat (memungkinkan

OA terjadi di dasar ibu jari), berjalan (memungkinkan OA di lutut dan

pinggul), dan lain sebagainya.1

Osteoarthritis dapat didiagnosis berdasarkan kelainan struktur

anatomis dan atau gejala yang ditimbulkan oleh penyakit ini. Menurut

studi kadaver pada tahun-tahun terdahulu, perubahan struktural OA

hampir universal, antara lain hilangnya tulang rawan (dilihat sebagai

berkurangnya/menyempitnya ruang sendi pada pemeriksaan radiologis

sinar-x) dan osteofit. Banyak orang yang didiagnosis mengalami OA

berdasarkan temuan radiologis tidak menunjukkan gejala pada sendi.1

Page 7: 106788407 Referat Osteoarthritis

7

Osteoarthritis simptomatik (nyeri pada persendian yang didukung

gambaran radiologis OA) pada lutut terjadi sebesar 12% dari orang usia 60

di Amerika Serikat dan 6% dari seluruh orang dewasa usia 30. OA

panggul simptomatik kira-kira sepertiga dari penyakit OA pada lutut.

Sementara OA asimtomatik (tidak menimbulkan gejala namun sudah

dibuktikan dari gambaran radiologis) pada tangan seringkali terjadi pada

pasien usia lanjut. Meski begitu, OA simptomatik di tangan juga terjadi

pada 10% orang tua dan sering menghasilkan keterbatasan fungsi gerak

sendi. 1

Prevalensi OA meningkat berbanding lurus dengan usia. Terlepas

dari hal tersebut, OA jarang terjadi pada orang dewasa di bawah usia 40

tahun dan sangat lazim terjadi pada orang di atas usia 60 tahun. Penyekit

ini juga jauh lebih sering terjadi pada wanita dibandingkan pada pria.

OA yang sudah didiagnosis berdasarkan temuan radiologis pada umumnya

terjadi di punggung bawah dan leher, namun nyeri punggung dan nyeri

leher belum tentu dapat dikatakan sebagai OA. Osteoarthritis pada

punggung bawah dan leher dapat ditegakkan berdasarkan pemeriksaan

radiologis yaitu pemeriksaan sinar-x.1

Page 8: 106788407 Referat Osteoarthritis

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi

Osteoarthritis merupakan gangguan pada sendi yang ditandai

dengan perubahan patologis pada struktur sendi tersebut yaitu berupa

degenerasi tulang rawan/kartilago hialin. Hal tersebut disertai dengan

peningkatan ketebalan dan sklerosis dari subchondral yang bisa

disebabkan oleh pertumbuhan osteofit pada tepian sendi, peregangan

kapsul artikular, synovitis ringan pada persendian, dan lemahnya otot-otot

yang menghubungkan persendian.1

B. Etiologi

Etiologi osteoarthritis belum diketahui secara pasti, namun faktor

biomekanik dan biokimia sepertinya merupakan faktor terpenting dalam

proses terjadinya osteoarthritis. Faktor biomekanik yaitu kegagalan

mekanisme protektif, antara lain kapsul sendi, ligamen, otot-otot

persendian, serabut aferen, dan tulang-tulang. Kerusakan sendi terjadi

multifaktorial, yaitu akibat terganggunya faktor-faktor protektif tersebut.

Osteoarthritis juga bisa terjadi akibat komplikasi dari penyakit lain seperti

gout, rheumatoid arthritis, dan sebagainya.1,2

C. Klasifikasi

Secara umum, osteoarthritis dikategorikan menjadi :

1) Osteoarthritis primer (idiopatik).

2) Osteoarthritis sekunder, yaitu osteoathritis yang disebabkan trauma,

komplikasi dari penyakit lain, dan akibat deposisi kalsium pirofosfat.

D. Epidemiologi

Penyakit ini memiliki prevalensi yang cukup tinggi, terutama pada

orang tua. Prevalensinya meningkat seiring bertambahnya usia. Di

Page 9: 106788407 Referat Osteoarthritis

9

Amerika Serikat, prevalensi osteoartritis pada populasi dengan usia di atas

65 tahun mencapai 80% dan diperkirakan akan meningkat pada tahun

2020. 1,2

OA terjadi pada 13,9% orang dewasa berusia lebih dari 25 tahun

dan 33,6% dari mereka yang berusia lebih dari 65 tahun. Prevalensi sendi

yang terkena OA menurut temuan radiologis adalah pada tangan 7,3%,

kaki 2,3%, lutut 0,9%, dan panggul 1,5%. Prevalensi OA menurut gejala

yang ditemui yaitu pada tangan 8%, kaki 2%, lutut 12,1% pada orang

dewasa berusia lebih dari 60 tahun dan 16% pada orang dewasa berusia

45 – 60 tahun, dan panggul 4,4%. 3,4,5,6

Angka kematian yang diakibatkan osteoarthritis adalah sekitar 0,2

hingga 0,3 kematian per 100.000 (1979-1988). Angka kematian akibat OA

sekitar 6% dari semua kematian akibat arthritis. Hampir 500 kematian per

tahun disebabkan OA dan angka tersebut meningkat selama 10 tahun

terakhir.7

E. Faktor resiko

Faktor resiko sistemik

o Usia : merupakan faktor risiko paling umum pada OA. Proses

penuaan meningkatkan kerentanan sendi melalui berbagai

mekanisme. Kartilago pada sendi orang tua sudah kurang

responsif dalam mensintesis matriks kartilago yang distimulasi

oleh pembebanan (aktivitas) pada sendi. Akibatnya, sendi pada

orang tua memiliki kartilago yang lebih tipis. Kartilago yang

tipis ini akan mengalami gaya gesekan yang lebih tinggi pada

lapisan basal dan hal inilah yang menyebabkan peningkatan

resiko kerusakan sendi. Selain itu, otot-otot yang menunjang

sendi menjadi semakin lemah dan memiliki respon yang kurang

cepat terhadap impuls. Ligamen menjadi semakin regang,

sehingga kurang bisa mengabsorbsi impuls. Faktor-faktor ini

secara keseluruhan meningkatkan kerentanan sendi terhadap

OA.

Page 10: 106788407 Referat Osteoarthritis

10

o Jenis kelamin : masih belum banyak diketahui mengapa

prevalensi OA pada perempuan usila lebih banyak daripada

laki-laki usila. Resiko ini dikaitkan dengan berkurangnya

hormon pada perempuan pasca menopause.

o Faktor genetik dan herediter : OA merupakan penyakit

menurun, namun bervariasi tergantung sendi mana yang

terkena penyakit ini. Namun, fenotipe OA ini sangat jarang

diturunkan bahkan beberapa studi menyatakan bahwa penyakit

ini sama sekali tidak diturunkan. Bukti yang muncul

belakangan ini mengidentifikasi suatu mutasi gen yang

meningkatkan risiko tinggi terhadap OA, salah satunya adalah

polimorfisme dalam diferensiasi pertumbuhan gen faktor 5.

Polimorfisme ini mengurangi kuantitas GDF5 yang memiliki

efek anabolik pada sintesis matriks tulang rawan.

Faktor intrinsik

o Kelainan struktur anatomis pada sendi seperti vagus dan valrus.

o Cedera pada sendi seperti trauma, fraktur, atau nekrosis.

Faktor beban pada persendian

o Obesitas : beban berlebihan pada sendi dapat mempercepat

kerusakan pada sendi.

o Penggunaan sendi yang sering : aktivitas yang sering dan

berulang pada sendi dapat menyebabkan lelahnya otot-otot

yang membantu pergerakan sendi.

F. Patogenesis

Sebuah sendi disusun atas kartilago artikular (tersusun atas

kondrosit) yang dikelilingi matriks ekstraseluler yang mengandung dua

makromolekul utama yaitu kolagen tipe 2 dan aggrecan. Kolagen tipe 2

merupakan molekul yang menentukan kekakuan kartilago, sedangkan

aggrecan merupakan proteoglikan yang berikatan dengan asam hyaluronat

yang terdiri dari glikosaminoglikan bermuatan negatif.

Page 11: 106788407 Referat Osteoarthritis

11

Pada kartilago yang normal, kolagen tipe 2 berikatan erat membuat

molekul-molekul aggrecan berada dalam jarak yang dekat satu sama lain.

Molekul aggrecan ini melalui tolakan elektrostatis dari muatan negatifnya

memberikan kekakuan pada kartilago. Kondrosit mensintesis elemen-

elemen pada matriks, enzim yang menghancurkan matriks, sitokin dan

growth factor. Sitokin dan growth factor inilah yang mengatur

keseimbangan yang mengatur sintesis dan katabolisme matriks-matriks

kartilago. Stres mekanik dan osmotik pada kondrosit menginduksi sel-sel

untuk mengubah ekspresi gen dan meningkatkan produksi sitokin

inflamasi dan enzim penghancur matriks.

Pada orang normal, metabolisme dari kartilago berjalan lambat,

sintesis dan katabolisme kartilago seimbang. Pada osteoarthritis,

metabolisme kartilago berjalan sangat aktif. Kondrosit mensintesis enzim

penghancur matriks. Enzim ini menyebabkan degradasi dari molekul

kolagen tipe 2 dan aggrecan, dimana perubahan ini akan menyebabkan

ketidakseimbangan antara pembentukan dan penghancuran matriks-

matriks kartilago, menyebabkan hilangnya kekakuan dari tulang rawan

sehingga lebih mudah rusak dan terkena osteoarthritis.1

Osteoarthritis (OA) merupakan penyakit kompleks yang

melibatkan faktor biomekanik dan metabolisme yang mengubah

homeostasis jaringan tulang rawan artikular dan tulang subchondral

sehingga proses destruktif lebih mendominasi daripada proses produktif.

Kunci utama dalam patofisiologi kartilago artikular adalah interaksi

ekstraseluler matriks (ECM) yang dimediasi oleh integrin permukaan sel.

Dalam pengaturan fisiologis, integrin memodulasi ECM untuk mengatur

dalam pertumbuhan, diferensiasi dan mempertahankan homeostasis tulang

rawan. Pada OA, ekspresi integrin abnormal mengubah ECM dan

memodifikasi sintesis kondrosit, menyebabkan ketidakseimbangan sitokin

melebihi faktor regulasi. IL-1, TNF-alpha dan sitokin pro-katabolik

mengaktifkan degradasi enzimatik dari matriks tulang rawan dan tidak

diimbangi dengan sintesis inhibitor yang memadai. Enzim utama yang

terlibat dalam gangguan ECM adalah metalloproteinase (MMP). Aktivitas

Page 12: 106788407 Referat Osteoarthritis

12

MMP sebagian dihambat oleh inhibitor jaringan MMP (TIMP). Pada

tulang rawan dengan osteoarthritis, TIMP ini sintesisnya lebih rendah

dibandingkan dengan produksi MMP.8

G. Diagnosis

Gejala yang sering muncul pada osteoarthritis adalah nyeri sendi

yang diperburuk oleh aktivitas dan gejala mereda setelah istirahat.2 Nyeri

sendi dari OA berhubungan dengan aktivitas sendi tersebut. Nyeri dapat

terjadi selama atau setelah aktivitas dan kemudian secara bertahap hilang.1

Contohnya nyeri lutut atau pinggul pada aktivitas naik atau turun tangga,

nyeri sendi karena menahan beban saat berjalan. Pada tahap awal penyakit,

nyeri episodik sering dipicu setelah satu atau dua hari penggunaan yang

terlalu aktif dari sendi yang sakit, misalnya orang dengan OA lutut yang

melakukan olahraga lari jarak jauh dan beberapa hari kemudian timbul

rasa nyeri pada sendi. Seiring proses berjalannya penyakit, rasa nyeri

menjadi terus menerus dan bahkan mengganggu di malam hari.1 Gejala

kaku sendi pada pagi hari cukup umum dijumpai, durasinya berkaitan

dengan keparahan penyakit. Kekakuan sendi bisa terjadi setelah tidak

melakukan aktivitas selama beberapa jam.2 Pada pemeriksaan

muskuloskeletal mungkin ditemukan edema, deformitas, krepitasi, dan

terbatasnya pergerakan sendi. Nyeri tekan pada umumnya ditemukan di

sekitar persendian.2

OA adalah penyebab paling umum nyeri lutut kronis pada orang di

atas usia 45 tahun, tetapi banyak terdapat diagnosis banding. Arthritis

inflamasi dimungkinan jika terdapat kekakuan sendi pada pagi hari.1 Pada

bursitis biasanya nyeri meningkat saat bergerak terutama pada malam

hari.2 Pemeriksaan fisik harus dititikberatkan pada apakah nyeri tekan

terdapat tepat pada sendi atau di luar sendi.

Tidak ada tes darah rutin diindikasikan untuk pemeriksaan pasien

dengan OA kecuali terdapar gejala dan tanda arthritis inflamasi.

Pemeriksaan cairan sinovial sering lebih membantu diagnosis daripada

foto sinar-x. Jika jumlah cairan sinovial putih adalah> 1000 per L,

Page 13: 106788407 Referat Osteoarthritis

13

inflamasi arthritis atau gout atau pseudogout mungkin terjadi, dimana gout

dan pseudogout juga dapat diidentifikasi dengan adanya kristal.1

Diagnosis OA seringkali bisa didasarkan pada pemeriksaan fisik,

namun bisa dilakukan pemeriksaan radiologis berupa foto sinar-x untuk

memastikan diagnosis. MRI dapat mengungkapkan tingkat patologi pada

sendi osteoarthritis, namun tidak diindikasikan sebagai bagian dari

pemeriksaan diagnostik.1

Temuan radiologis dari osteoarthritis antara lain menyempitnya

celah antar sendi, terbentuknya osteofit, terbentuknya kista, dan sklerosis

subchondral.2

Page 14: 106788407 Referat Osteoarthritis

14

Gambar 1. Pencitraan radiologis sinar-x pada osteoarthritis lutut.

Sumber : LS, Daniel, Deborah Hellinger. 2001. Radiographic Assessment

of Osteoarthritis. American Family Physician. 64 (2) : 279-286

Keterangan :

Gambar atas kiri : pandangan anteroposterior menunjukkan menyempitnya

celah sendi (tanda panah)

Gambar bawah kiri : pandangan lateral menunjukkan sklerosis yang

ditandai terbentuknya osteofit (tanda panah)

Gambar atas kanan : menyempitnya celah sendi (tanda panah putih)

menyebabkan destruksi padapada kartilago dan sunchondral (tanda panah

terbuka)

Gambar bawah kanan : ditemukan kista subchondral (tanda panah)

Page 15: 106788407 Referat Osteoarthritis

15

Gambar 2. Pencitraan radiologis sinar-x pada osteoarthritis tangan.

Sumber : LS, Daniel, Deborah Hellinger. 2001. Radiographic Assessment

of Osteoarthritis. American Family Physician. 64 (2) : 279-286

Keterangan :

Gambaran anteroposterior dari foto sinar-x di atas menunjukkan

menyempitnya celah sendi dan sklerosis subchondral pada sendi

metacarpal pertama (tanda panah putih). Pembentukan osteofit dengan

pembengkakan jaringan lunak dan sklerosis subchondral dijumpai pada

sendi interphalangeal distal kedua dan ketiga (tanda panah transparan)

Page 16: 106788407 Referat Osteoarthritis

16

Gambar 3. Pencitraan radiologis sinar-x pada osteoarthritis panggul.

Sumber : LS, Daniel, Deborah Hellinger. 2001. Radiographic Assessment

of Osteoarthritis. American Family Physician. 64 (2) : 279-286

Keterangan :

Gambar atas : gambar pertama menunjukkan penyempitan celah sendi

pada panggul (tanda panah putih), sklerosis subchondral (kepala panah

putih), dan terbentuknya kista (kepala panah transparan).

Gambar bawah : gambar kedua diambil 2 tahun setelah gambar pertama

yang menunjukkan semakin menyempitnya celah sendi (tanda panah

putih) dan sklerosis (kepala panah putih).

Page 17: 106788407 Referat Osteoarthritis

17

Gambar 4. Pencitraan radiologis sinar-x osteoarthritis pada jari tangan

Sumber : Jacobson, JA, et al. 2008. Radiographic Evaluation of Arthritis :

Degenerative Joint Disease and Variation. Radiology. 248(3) : 737-747.

Keterangan : gambaran radiologis posteroanterior menunjukkan

penyempitan ruang sendi interphalangeal, sklerosis subchondral, dan

pembentukan osteofit (panah)

Gambar 5. Pencitraan radiologis sinar-x osteoarthritis pada jari kaki.

Sumber : Jacobson, JA, et al. 2008. Radiographic Evaluation of Arthritis :

Degenerative Joint Disease and Variation. Radiology. 248(3) : 737-747.

Page 18: 106788407 Referat Osteoarthritis

18

Keterangan : gambaran radiologis anteroposterior kaki menunjukkan

menyempitnya celah sendi metatarsophalangeal pertama, sklerosis, dan

pembentukan osteofit (panah).

Gambar 6. Pencitraan radiologis sinar-x osteoarthritis pada lutut.

Sumber : Jacobson, JA, et al. 2008. Radiographic Evaluation of Arthritis :

Degenerative Joint Disease and Variation. Radiology. 248(3) : 737-747.

Keterangan : gambaran radiologis anteroposterior lutut menunjukkan

penyempitan ruang sendi, sklerosis, dan pembentukan osteofit (panah).

Gambar 7. Pencitraan radiologis sinar-x osteoarthritis pada pinggul.

Page 19: 106788407 Referat Osteoarthritis

19

Sumber : Jacobson, JA, et al. 2008. Radiographic Evaluation of Arthritis :

Degenerative Joint Disease and Variation. Radiology. 248(3) : 737-747.

Keterangan : (a) anteroposterior dan (b) kaki katak pinggul. Kedua gambar

di atas menunjukkan penyempitan ruang superolateral sendi, sklerosis,

kista subkondral, dan pembentukan osteofit (panah).

Gambar 8. Pencitraan radiologis sinar-x osteoarthritis pada panggul.

Sumber : Jacobson, JA, et al. 2008. Radiographic Evaluation of Arthritis :

Degenerative Joint Disease and Variation. Radiology. 248(3) : 737-747.

Keterangan : Rheumatoid arthritis dengan osteoartritis sekunder.

Gambaran radiologis panggul anteroposterior menunjukkan penyempitan

ruang sendi setiap sendi panggul. Perhatikan erosi (anak panah) dan

osteofit (panah).

H. Tatalaksana

Samapai saat ini tidak ada terapi yang bisa mengobati

osteoarthritis. Tujuan terapi osteoarthritis adalah untuk mengurangi rasa

nyeri dan meminimalisasi hilangnya fungsi fisik. Pengobatan OA

dilakukan secara komprehensif yaitu menangani semua gangguan yang

dialami dan meningkatkan fungsi. Pengobatan komprehensif tersebut

Page 20: 106788407 Referat Osteoarthritis

20

dapat dilakukan dengan terapi farmakologis dan atau terapi

nonfarmakologis. Pasien dengan gejala ringan yang hilang timbul

mungkin perlu perawatan nonfarmakologis saja. Namun, pasien dengan

nyeri hebat yang mengganggu aktivitas sehari-hari mungkin membutuhkan

terapi komprehensif, baik terapi nonfarmakologis maupun terapi

farmakologis.

a) Farmakoterapi

Paracetamol merupakan analgesik yang dapat dipilih dalam

terapi OA. Untuk sebagian pasien, efek obat ini sudah adekuat

dalam menghilangkan nyeri sehingga penggunaan OAINS yang

memiliki efek lebih toksik terhadap tubuh dapat dihindari.

OAINS merupakan obat paling populer untuk mengobati

osteoarthritis. Obat ini dapat diberikan secara topikal atau oral.

Dalam uji klinis, OAINS oral menghasilkan efek analgesik 30%

lebih besar daripada paracetamol dosis tinggi. Sebagian pasien

yang diobati dengan OAINS mengalami efek yang signifikan,

sedangkan sebagian lain mengalami sedikit perbaikan. OAINS

harus diberikan secara topikal atau per oral sesuai kebutuhan

karena efek samping akan berkurang jika obat digunakan dosis

intermiten rendah. Jika penggunaan obat sesekali adalah kurang

efektif, maka pengobatan setiap hari dapat diindikasikan. OAINS

peroral sering menimbulkan efek samping, yang paling banyak

adalah efek toksisitas pada saluran cerna, termasuk dispepsia,

mual, kembung, perdarahan gastrointestinal, dan tukak

gastrointestinal.1

b) Nonfarmakoterapi

Tujuan utama dari terapi nonfarmakologis berkaitan dengan

mengurangi beban pada sendi yang sakit dan meningkatkan fungsi

mekanisme protektif sendi sehingga dapat mengurangi

pembebanan pada sendi. Beberapa cara yang dilakukan untuk

mengurangi pembebanan sendi antara lain :

Page 21: 106788407 Referat Osteoarthritis

21

1. Menghindari/mengurangi aktivitas yang menyebabkan

kerja berlebihan pada sendi dan terbukti mengakibatkan

nyeri pada sendi tersebut.

2. Meningkatkan kekuatan otot penunjang kerja sendi untuk

mengoptimalkan fungsinya sebagai faktor protektif sendi.

Mengurangi beban yang diperoleh sendi dengan

menggunakan alat bantu seperti memasang splint pada sendi yang

sakit, menggunakan tongkat untuk berjalan pada pasien OA lutut,

dan sebagainya.1

c) Tindakan operatif

Ketika pasien dengan OA lutut atau pinggul telah gagal

menjalani pengobatan medis dan tetap kesakitan dengan

keterbatasan fungsi fisik yang menurunkan kualitas hidup, pasien

harus dirujuk untuk artroplasti total. Ini adalah operasi yang sangat

efektif dalam menghilangkan rasa sakit dan meningkatkan fungsi

pada sebagian besar pasien. Saat ini tingkat kegagalan 1% per

tahun. Kemungkinan keberhasilan operasi ini lebih besar di pusat-

pusat kesehatan dimana sedikitnya 25 operasi tersebut dilakukan

setiap tahun atau dengan ahli bedah yang berpengalaman dalam

melakukan operasi tersebut. Waktu penggantian lutut atau pinggul

sangat penting. Jika pasien menderita selama bertahun-tahun

hingga status fungsional mereka telah menurun secara substansial

dengan otot-otot yang sudah cenderung melemah, status fungsional

pasca operasi tidak dapat meningkat setara dengan yang dicapai

oleh orang lain yang menjalani operasi pada tahapan awal dalam

perjalanan penyakitnya.1

Page 22: 106788407 Referat Osteoarthritis

22

BAB III

KESIMPULAN

Osteoarthritis merupakan gangguan pada sendi yang ditandai dengan

perubahan patologis pada struktur sendi tersebut yaitu berupa degenerasi tulang

rawan/kartilago hialin. Penyakit ini memiliki prevalensi yang cukup tinggi,

terutama pada orang tua. Selain itu, osteoarthritis ini juga merupakan penyebab

kecacatan paling banyak pada orang tua. Etiologi osteoarthritis belum diketahui

secara pasti, namun faktor biomekanik dan biokimia sepertinya merupakan faktor

terpenting dalam proses terjadinya osteoarthritis. Ketidakseimbangan antara

pembentukan dan penghancuran matriks-matriks kartilago merupakan kata kunci

dalam perjalanan penyakit ini. Osteoarthritis menyerang sendi-sendi tertentu

terutama sendi-sendi yang mendapat beban cukup berat dari aktivitas sehari-hari.

Osteoarthritis dapat didiagnosis berdasarkan kelainan struktur anatomis

dan atau gejala yang ditimbulkan oleh penyakit ini. Gejala yang sering muncul

pada osteoarthritis adalah nyeri sendi yang diperburuk oleh aktivitas dan gejala

akan mereda setelah istirahat.

Diagnosis osteoarthritis didasarkan pada pemeriksaan fisik dan dilakukan

pemeriksaan radiologis berupa foto sinar-x sebagai penunjang/pemastian

diagnosis. Gambaran yang ditemukan pada foto sinar-x pasien dengan

osteoarthritis adalah menyempitnya celah antar sendi, terbentuknya osteofit,

terbentuknya kista, dan sklerosis subchondral. Pemeriksaan tambahan lain yang

dapat dilakukan adalah MRI yaitu untuk mengetahui derajat patologisnya, namun

pemeriksaan ini jarang dilakukan sebagai penunjang diagnostik dalam

osteoarthritis, karena sebagian besar gambaran penyakit ini sudah bisa dinilai

berdasarkan pemeriksaan sinar-x.

Sampai saat ini belum ada terapi definitif untuk mengobati osteoarthritis.

Terapi yang sudah ada bertujuan untuk mengurangi rasa nyeri dan meminimalisasi

hilangnya fungsi fisik. Hal ini bertujuan meningkatkan kualitas hidup pasien

dengan cara membantu pasien agar tetap bisa melakukan aktivitas sehari-hari.

Page 23: 106788407 Referat Osteoarthritis

23

DAFTAR PUSTAKA

1. Fauci, Anthony S, et al. 2012. Osteoarthritis. Dalam : Harrison’s

Principles Of Internal Medicine Eighteenth Edition. The McGraw-Hill

Companies.

2. LS, Daniel, Deborah Hellinger. 2001. Radiographic Assessment of

Osteoarthritis. American Family Physician. 64(2):279–286

3. Lawrence RC, Felson DT, Helmick CG, et al. 2008. Estimates of the

prevalence of arthritis and other rheumatic conditions in the United States.

Part II. Arthritis Rheum. 58(1):26–35.

4. Dillon CF, Rasch EK, et al. 2006. Prevalence of knee osteoarthritis in the

United States: arthritis data from the Third National Health and Nutrition

Examination Survey 1991–1994. J Rheumatol. 33(11):2271–2279.

5. Jordan JM, Helmick CG, Renner JB, et al. 2007. Prevalence of knee

symptoms and radiographic and symptomatic knee osteoarthritis in

African Americans and Caucasians: The Johnston County Osteoarthritis

Project. J Rheumatol. 34(1):172–180.

6. Dillon CF, Hirsch R, et al. 2007. Symptomatic hand osteoarthritis in the

United States: prevalence and functional impairment estimates from the

third U.S. National Health and Nutrition Examination Survey, 1991–1994.

Am J Phys Med Rehabil. 86(1):12–21.

7. Sacks JJ, Helmick CG, Langmaid G. 2004. Deaths from arthritis and other

rheumatic conditions, United States, 1979–1998. J Rheumatol. 31:1823–

1828.

8. Iannone F, Lapadula G. 2003. The pathophysiology of osteoarthritis.

Aging Clin Exp Res. 15(5):364–372.

9. Jacobson, JA, et al. 2008. Radiographic Evaluation of Arthritis :

Degenerative Joint Disease and Variation. Radiology. 248(3):737–747.