165253599 Osteoarthritis GENU

39
BAB I PENDAHULUAN Osteoarthritis (OA) juga dikenal sebagai artritis degeneratif atau penyakit sendi degeneratif, adalah sekelompok kelainan mekanik degradasi yang melibatkan sendi, termasuk tulang rawan artikular dan tulang subchondral. OA merupakan bentuk yang paling umum dari artritis, dan menjadi penyebab utama kecacatan kronis di Amerika Serikat. Hal ini mempengaruhi sekitar 8 juta orang di Britania Raya. Osteoarthritis juga mempengaruhi hampir 27 juta orang di Amerika Serikat. Diperkirakan bahwa 80% penduduk telah terbukti OA (radiografi) pada usia 65 tahun, walaupun hanya 60% dari mereka yang memiliki gejala. Osteoartritis merupakan salah satu masalah kedokteran yang paling sering terjadi dan menimbulkan gejala pada orang – orang usia lanjut maupun setengah baya. Terjadi pada orang dari segala etnis, lebih sering mengenai wanita, dan merupakan penyebab tersering disabilitas jangka panjang pada pasien dengan usia lebih dari 65 tahun. Lebih dari sepertiga orang dengan usia lebih dari 45 tahun mengeluhkan 1

Transcript of 165253599 Osteoarthritis GENU

Page 1: 165253599 Osteoarthritis GENU

BAB I

PENDAHULUAN

Osteoarthritis (OA) juga dikenal sebagai artritis degeneratif atau penyakit sendi

degeneratif, adalah sekelompok kelainan mekanik degradasi yang melibatkan sendi,

termasuk tulang rawan artikular dan tulang subchondral. OA merupakan bentuk yang

paling umum dari artritis, dan menjadi penyebab utama kecacatan kronis di Amerika

Serikat. Hal ini mempengaruhi sekitar 8 juta orang di Britania Raya. Osteoarthritis juga

mempengaruhi hampir 27 juta orang di Amerika Serikat. Diperkirakan bahwa 80%

penduduk telah terbukti OA (radiografi) pada usia 65 tahun, walaupun hanya 60% dari

mereka yang memiliki gejala. Osteoartritis merupakan salah satu masalah kedokteran

yang paling sering terjadi dan menimbulkan gejala pada orang – orang usia lanjut

maupun setengah baya. Terjadi pada orang dari segala etnis, lebih sering mengenai

wanita, dan merupakan penyebab tersering disabilitas jangka panjang pada pasien

dengan usia lebih dari 65 tahun. Lebih dari sepertiga orang dengan usia lebih dari 45

tahun mengeluhkan gejala persendian yang bervariasi mulai sensasi kekakuan sendi

tertentu dan rasa nyeri intermiten yang berhubungan dengan aktivitas, sampai

kelumpuhan anggota gerak dan nyeri hebat yang menetap, biasanya dirasakan akibat

deformitas dan ketidakstabilan sendi. Degenerasi sendi yang menyebabkan sindrom

klinis osteoartritis muncul paling sering pada sendi tangan, kaki, panggul, dan spine,

meskipun dapat terjadi pada sendi synovial mana pun. Prevalensi kerusakan sendi

synovial ini meningkat dengan bertambahnya usia .1

Klinis osteoartritis disertai adanya nyeri sendi yang kronik. Banyak pasien dengan

osteoartritis juga mengalami keterbatasan gerakan, krepitasi dengan gerakan, dan efusi

sendi. Pada kondisi yang berat dapat terjadi deformitas tulang dan subluksasi. Sebagian

1

Page 2: 165253599 Osteoarthritis GENU

besar pasien dengan osteoartritis datang dengan keluhan nyeri sendi. Pasien sering

menggambarkan nyeri yang dalam, ketidaknyamanan yang sukar dilokalisasikan, yang

telah dirasakan selama bertahun-tahun. Nyeri yang berhubungan dengan aktivitas

biasanya terasa segera setelah penggunaan sendi dan nyeri dapat menetap selama

berjam-jam setelah aktivitas.1

BAB II

2

Page 3: 165253599 Osteoarthritis GENU

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi

Osteoarthritis (OA) merupakan sindroma klinis nyeri sendi yang disertai dengan

berbagai derajat limitasi fungsi dan berkurangnya quality of life. Osteoartritis

merupakan kelainan sendi non inflamasi yang mengenai sendi-sendi penumpu berat

badan dengan gambaran patologis yang berupa memburuknya tulang rawan sendi, yang

merupakan hasil akhir dari perubahan biokimiawi, metabolisme fisiologis maupaun

patologis yang terjadi pada perendian2,3

2.2 Epidemiologi

Osteoartritis merupakan penyakit rematik sendi yang paling banyak mengenai

terutama pada orang-orang diatas 50 tahun. Di atas 85% orang berusia 65 tahun

menggambarkan osteoarthritis pada gambaran x-ray, meskipun hanya 35%-50% hanya

mengalami gejala. Umur di bawah 45 tahun prevalensi terjadinya Osteoarthritis lebih

banyak terjadi pada pria sedangkan pada umur 55 tahun lebih banyak terjadi pada

wanita. Pada beberapa penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan terjadinya

Osteoarthritis pada obesitas, pada sendi penahan beban tubuh.4

3

Page 4: 165253599 Osteoarthritis GENU

Progresifitas dari OA biasanya berjalan perlahan-lahan, terjadi dalam beberapa

tahun atau bahkan dekade. Nyeri yang timbul biasanya menjadi sumber morbiditas awal

dan utama pada pasien dengan OA. Pasien dapat secara progresif menjadi semakin tidak

aktif beraktivitas, membawa kepada morbiditas karena berkurangnya aktivitas fisik

(termasuk penurunan berat yang bermakna). Prevalensi OA berbeda-beda pada berbagai

ras. OA lutut lebih banyak terjadi pada wanita Afrika Amerika dibandingan dengan ras

yang lainnya. Terdapat kecenderungan bahwa kemungkinan terkena OA akan

meningkat seiring dengan pertambahan usia. Penyakit ini biasanya sebanding jumlah

kejadiannya pada pria dan wanita pada usia 45-55 tahun. Setelah usia 55 tahun,

cenderung lebih banyak terjadi pada wanita. Sendi distal interfalangeal dan dan

proksimal interfalangeal seringkali terserang sehingga tampak gambaran Heberden dan

Bouchard nodes, yang banyak ditemui pada wanita.2

2.3. Etiologi

Pada umumnya penderita Osteoarthritis lutut ini, etiologinya tidak diketahui.

Namun beberapa factor yang disebut-sebut mempunyai peranan atas timbulnya

Osteoarthritis antara lain :

1. Umur

Dari semua faktor resiko untuk timbulnya osteoartritis, faktor ketuaan adalah yang

terkuat. Prevalensi, dan beratnya osteoartritis semakin meningkat dengan

bertambahnya umur. OA hampir tidak pernah pada anak-anak, jarang pada umur di

bawah 40 tahun dan sering pada umur di atas 60 tahun Hal ini disebabkan karena

adanya hubungan antara umur dengan penurunan kekuatan kolagen dan

proteoglikan pada kartilago sendi.

2. Jenis kelamin

4

Page 5: 165253599 Osteoarthritis GENU

Pada orang tua yang berumur lebih dari 55 tahun, prevalensi terkenanya osteoartritis

pada wanita lebih tinggi dari pria. Usia kurang dari 45 tahun Osteoarthritis lebih

sering terjadi pada pria dari wanita.

3. Suku bangsa

Osteoartritis primer dapat menyerang semua ras meskipun terdapat perbedaan

prevalensi pola terkenanya sendi pada osteoartritis. Hal ini mungkin berkaitan

dengan perbedaan cara hidup maupun perbedaaan pada frekuensi pada kelainan

kongenital dan pertumbuhan.

4. Genetik

Faktor herediter juga berperan pada timbulnya osteoartritis. Adanya mutasi dalam

gen prokolagen atau gen-gen struktural lain untuk unsur-unsur tulang rawan sendi

seperti kolagen, proteoglikan berperan dalam timbulnya kecenderungan familial

pada osteoartritis.

5. Kegemukan dan penyakit metabolik

Berat badan yang berlebih ternyata dapat meningkatkan tekanan mekanik pada sendi

penahan beban tubuh, dan lebih sering menyebabkan osteoartritis lutut. Kegemukan

ternyata tidak hanya berkaitan dengan osteoartritis pada sendi yang menanggung

beban, tetapi juga dengan osteoartritis sendi lain, diduga terdapat faktor lain

(metabolik) yang berperan pada timbulnya kaitan tersebut antara lain penyakit

jantung koroner,diabetes melitus dan hipertensi.

6. Cedera sendi (trauma), pekerjaan dan olah raga

5

Page 6: 165253599 Osteoarthritis GENU

Pekerjaan berat maupun dengan pemakaian suatu sendi yang terus-menerus,

berkaitan dengan peningkatan resiko osteoartritis tertentu. Demikian juga cedera

sendi dan oleh raga yang sering menimbulkan cedera sendi berkaitan resiko

osteoartritis yang lebih tinggi.

2.4. Patofisiologi

Selama ini OA sering dipandang sebagai akibat dari suatu proses penuaan yang

tidak dapat dihindari. Para pakar yang meneliti penyakit ini sekarang berpendapat

bahwa OA ternyata merupakan penyakit gangguan homeostasis dari metabolisme

kartilago dengan kerusakan struktur proteoglikan kartilago yang penyebabnya belum

jelas diketahui. OA dan proses penuaan (aging process), serta OA dapat diinduksi pada

percobaan hewan yang distimulasi menggunakan zat kimia atau trauma buatan. Proses

utama OA tersebut sebenarnya terdapat pada khondrosit yang merupakan satu-satunya

sel hidup yang ada di dalam rawan sendi. Gangguan pada fungsi khondrosit itulah yang

akan memicu proses patogenik OA. Khondrosit akan mensintesis berbagai komponen

yang diperlukan dalam pembentukan rawan sendi, seperti proteoglikan, kolagen dan

sebagainya. Disamping itu ia akan memelihara keberadaan komponen dalam matriks

rawan sendi melalui mekanisme turn over yang begitu dinamis.5

Osteoartritis ditandai dengan fase hipertrofi kartilago yang berhubungan dengan

suatu peningkatan terbatas dari sintesis matriks makromolekul oleh khondrosit sebagai

kompensasi perbaikan (repair). Osteoartritis terjadi sebagai hasil kombinasi antara

degradasi rawan sendi, remodelling tulang dan inflamasi cairan sendi (Tjokroprawiro,

2007). Dengan kata lain terdapat satu keseimbangan antara proses sintesis dan

degradasi rawan sendi. Gangguan keseimbangan ini yang pada umumnya berupa

6

Page 7: 165253599 Osteoarthritis GENU

peningkatan proses degradasi, akan menandai penipisan rawan sendi dan selanjutnya

kerusakan rawan sendi yang berfungsi sebagai bantalan redam kejut. Sintesis matriks

rawan sendi tetap ada terutama pada awal proses patologik OA, namun kualitas matriks

rawan sendi yang terbentuk tidak baik. Pada proses akhir kerusakan rawan sendi,

adanya sintesis yang buruk tidak mampu lagi mengatasi proses destruksi sendi yang

cepat. Hal ini terlihat dari menurunya produksi proteoglikan yang ditandai dengan

menurunnya fungsi khondrosit. Khondrosit yang merupakan aktor tunggal pada proses

ini akan dipengaruhi oleh faktor anabolik dan katabolik dalam mempertahankan

keseimbangan sintesis dan degradasi. Faktor katabolik utama diperankan oleh sitokin

Interleukin-1 (IL-1) dan tumour necrosis factor a (TNFa) yang dikeluarkan oleh sel lain

di dalam sendi. Sedangkan faktor anabolik diperankan oleh transforming growth factor

b(TGFb) dan insulin like growth factor-1 (IGF-1). Perubahan patologik pada OA

ditandai oleh kapsul sendi yang menebal dan mengalami fibrosis serta distorsi. Pada

rawan sendi pasien OA juga terjadi proses peningkatan aktivitas fibrinogenik dan

penurunan aktivitas fibrinolitik. Proses ini menyebabkan terjadinya penumpukan

trombus dan komplek lipid pada pembuluh darah subkondral yang menyebabkan

terjadinya iskemia dan nekrosis jaringan subkondral tersebut. Ini mengakibatkan

dilepaskannya mediator kimiawi seperti prostaglandin dan interleukin yang selanjutnya

menimbulkan bone angina lewat subkondral yang diketahui mengandung ujung saraf

sensibel yang dapat menghantarkan rasa sakit. Penyebab rasa sakit itu dapat juga berupa

akibat dari dilepasnya mediator kimiawi seperti kinin dan prostaglandin yang

menyebabkan radang sendi, peregangan tendon atau ligamentum serta spasmus otot-otot

ekstraartikuler akibat kerja yang berlebihan. Sakit pada sendi juga diakibatkan oleh

adanya osteofit yang menekan periosteum dan radiks saraf yang berasal dari medulla

7

Page 8: 165253599 Osteoarthritis GENU

spinalis serta kenaikan tekanan vena intrameduler akibat stasis vena intrameduler karena

proses remodelling pada trabekula dan subkondral. Sinovium mengalami keradangan

dan akan memicu terjadinya efusi serta proses keradangan kronik sendi yang terkena.

Permukaan rawan sendi akan retak dan terjadi fibrilasi serta fisura yang lama-kelamaan

akan menipis dan tampak kehilangan rawan sendi fokal. Selanjutnya akan tampak

respon dari tulang subkhondral berupa penebalan tulang, sklerotik dan pembentukkan

kista. Pada ujung tulang dapat dijumpai pembentukan osteofit serta penebalan jaringan

ikat sekitarnya. Oleh sebab itu pembesaran tepi tulang ini memberikan gambaran seolah

persendian yang terkena itu bengkak.5

Gambar Osteoartritis

Peran makrofag di dalam cairan sendi juga penting, yaitu apabila dirangsang

oleh jejas mekanis, material asing hasil nekrosis jaringan atau CSFs, akan memproduksi

sitokin aktivator plasminogen (PA) yang disebut katabolin. Sitokin tersebut adalah IL-1,

IL-6, TNF α dan β, dan interferon (IFN) α dan . Interleukin-1 mempunyai efek

multiple pada sel cairan sendi, yaitu meningkatkan sintesis enzim yang mendegradasi

8

Page 9: 165253599 Osteoarthritis GENU

rawan sendi yaitu stromelisin dan kolagenosa, menghambat proses sintesis dan

perbaikan normal khondrosit.5

Faktor pertumbuhan dan sitokin mempunyai pengaruh yang berlawanan dengan

perkembangan OA. Sitokin cenderung merangsang degradasi komponen matriks rawan

sendi, sebaliknya faktor pertumbuhan merangsang sintesis, padahal IGF-1 pasien OA

lebih rendah dibandingkan individu normal pada umur yang sama. Percobaan pada

kelinci membuktikan bahwa puncak aktivitas sintesis terjadi setelah 10 hari

perangsangan dan kembali normal setelah 3-4 minggu.5

2.5. Klasifikasi

Ada lebih dari satu klasifikasi artritis. Dua dari yang umum adalah sistem

Kellgren - Lawrence Grading dan Outerbridge. Sistem Kellgren dan Lawrence

didasarkan pada xrays dan terdiri dari Normal, Grade I, Grade II, Grade III dan Grade

IV.

Hal ini berdasarkan dari ada tidaknya ciri khas dari osteoarthritis, yaitu;

Joint space narrowing bone terlihat pada rontgen tapi ligamen tulang rawan yang

mencakupnya tidak. Persendian normal tampak memiliki ruang antar tulang. Setiap

penurunan ruang menandakan penipisan tulang rawan penutup.

Osteophytes - proyeksi dari tulang kecil yang terbentuk di sekeliling persendian.

Dianggap sebagai akibat dari tubuh yang mencoba untuk meningkatkan luas permukaan

persendian untuk mengurangi tekanan. Osteophytes inilah yang menyebabkan

terbatasnya rentang gerak dan dapat menyebabkan rasa sakit.

Sclerosis – yang berarti 'pengerasan' dan merupakan tanda osteoarthritis, yang

terlihat sebagai peningkatan daerah putih di tulang pada persendian

Grade I : penyempitan ruang sendi, bisa terdapat osteophytes

9

Page 10: 165253599 Osteoarthritis GENU

Grade II: terlihat ada osteophytes yang kecil ,bisa terdapat penyempitan

Grade III: osteophyte berukuran sedang dan multiple, penyempitan ruang

sendi, beberapa sclerotic area, bisa terdapat deformasi tulang

Grade IV: osteophyte luas dan multiple, penyempitan ruang sendi yang

parah, sclerosis dan terjadi deformitas

The Outerbridge Classification juga menilai dari Grade 0-IV. Namun lebih

mengacu pada kondisi yang terlihat melalui athroskopi daripada dari rontgen

Grade 0 : Normal

Grade I : pelunakan dan pembengkakan dari persendian kartilago

Grade II : penebalan dari sebagian fissura sendi

Grade III: penebalan seluruhya dari fissura sendi

Grade IV: erosi keseluruhan kartilago sendi

2.6. Anatomi Fungsional Sendi Lutut

a. Sistem Tulang

10

Page 11: 165253599 Osteoarthritis GENU

Tulang yang membentuk sendi lutut antara lain : os femur, os tibia, os fibula,

dan os patella.

1) Os Femur

Tulang femur merupakan tulang panjang yang bersendi keatas

dengan acetabulum dan ke bawah dengan tulang tibia. Tulang femur

terdiri dari epiphysis proximal, diaphysis, dan epiphysis distalis.

Epiphysis merupakan sepasang bulatan yang disebut condilus

lateralis dan medialis. Di bagian proximal tonjolan tersebut terdapat

bulatan kecil yang disebut epycondilus lateralis dan medialis.

Di lihat dari depan, terdapat dataran sendi–sendi yang melebar ke

lateral yang disebit facies patellaris yang nantinya bersendi dengan

tulang patella. Dan di lihat dari belakang, diantara condylus femoralis

lateralis dan condylus lateralis medialis terdapat cekungan disebut fossa

intercondyloidea yang bagian proximalnya terdapat garis yang disebut

linea intercondyloidea. Sedangkan epiphysis proximal membentuk

bulatan 2/3 bagian bagian bola tersebut disebut caput femoralis yang

mempunyai facies articulair untuk bersendi dengan acetabulum.

Diaphysis merupakan bagian yang panjang yang disebut corpus.

Penampang melintang merupakan segitiga dengan basis menghadap ke

depan. Diaphysis mempunyai 3 dataran yaitu facies medialis, facies

lateralis, dan fasies anterior

2) Os Tibia

11

Page 12: 165253599 Osteoarthritis GENU

Termasuk tulang panjang yang terdiri atas 3 bagian yang terdiri

dari : epiphysis proximal, diaphysis dan epiphysis distalis. Epiphysis

proximal terdiri dari 2 bulatan yang disebut condylus medialis dan

condylus lateralis. Di sebelah atasnya terdapat dataran sendi yang di

sebut facies articularis superior dan tepi atas epycondilus ini melingkar

disebut margo infraglenoidalis. Diaphysis pada penopang merupakan

segitiga dengan basis menghadap ke depan. Ada 3 sisi yaitu margo

anterior, margo medialis dan crista interozea di sebelah lateral.

Sedangkan ke arah medial epiphysis distalis menonjol di sebut malleolus

medialis. Malleolus medialis memiliki 3 dataran sendi yaitu facies

articularis malleolaris (vertical), facies articularis inferior

(horizontal), incisura fibularis (cekung)

3) Os Fibula

Merupakan tulang berbentuk kecil dan langsing yang terletak di

sebelah tulang tibia bagian luar. Tulang ini terdiri dari 3 bagian yaitu :

epiphysis proximalis, diaphysis dan epiphysis distalis. Epiphysis

proximal membulat disebut capitulum fibula yang ke proximal

meruncing menjadi apex capitulum fibula. Pada capitulum terdapat dua

dataran yang di sebut facies articularis capituli fibula untuk bersendi

dengan tibia. Diaphysis mempunyai 4 crista yaitu crista lateralis, crista

medialis, crista anterior, dan crista posterior. Epiphysis distalis ke arah

lateral membulat disebut malleolus lateralis.

Hubungan antara tulang – tulang di atas membentuk suatu sendi

yaitu tulang fémur dan patella di sebut articulatio patello femoralis,

12

Page 13: 165253599 Osteoarthritis GENU

hubungan antara tulang tibia dengan fémur disebut articulatio

tibiofemoralis, hubungan antara tulang tibia dengan fibula disebut

articulatio tibiofibularis yang secara keseluruhan dapat dikatakan

sebagai articulatio knee/knee joint atau sendi lutut.

4) Os Patella

Tulang patella merupakan tulang berbentuk segitiga dengan basis

menghadap ke proximal dan apex ke arah distal. Dataran muka

berbentuk konvek dan dataran belakang mempunyai dataran sendi yaitu

facies articularis lateralis yang lebar dan facies articularis medialis

yang sempit

Tulang pembentuk sendi lutut (Carola, 1990)

Keterangan Gambar

13

1312

111

10

98

764

5

23

Page 14: 165253599 Osteoarthritis GENU

1. Trochanter major

2. Fossa trochanterica

3. Collum femoris

4. Fovea capitis femoris

5. Caput femoris

6. Collum femoris

7. Linea intertrochanterica

8. Trochanter minor

9. Corpus femoris

10. Tuberculum adductorium

11. Apicondylus medialis

12. Facies patellaris

13. Epicondylus lateralis

14

12

34

5

678

9

10

11

12

13

Page 15: 165253599 Osteoarthritis GENU

Tulang Femur tampak dari depan (Sobotta, 2006)

Keterangan Gambar

14. Trochanter major

15. Fossa trochanterica

16. Collum femoris

17. Fovea capitis femoris

18. Caput femoris

19. Collum femoris

20. Linea intertrochanterica

21. Trochanter minor

15

Page 16: 165253599 Osteoarthritis GENU

22. Corpus femoris

23. Tuberculum adductorium

24. Apicondylus medialis

25. Facies patellaris

26. Epicondylus latera

Tulang Femur tampak dari belakang (Sobotta, 2006

Keterangan Gambar

1. Fovea capitis femoris

2. Caput femoris

3. Trochanter major

4. Tuberculum quadratum

16

14

12

3

4

5

67

89

101

112

13

15

16

17

18

19

20

21

Page 17: 165253599 Osteoarthritis GENU

5. Crista intertrochanterica

6. Trochanter tertius

7. Tuberositas glutea

8. Labium laterale

9. Labium mediale

10. Linea supracondylaris lateralis

11. Linea supracondylaris medialis

12. Facies poplitea

13. Epicondylus lateralis

14. Condylus lateralis

15. Fossa intercondylaris

16. Linea intercondylaris

17. Condylus medialis

18. Tuberculum adductorium

17

1

2

3

4

5

Page 18: 165253599 Osteoarthritis GENU

Gambar 1.4

Tulang Tibia dan Fibula tampak dari belakang (Sobotta, 2006)

Keterangan Gambar 1.4 :

1. Caput fibulae

2. Corpus fibulae

3. Sulcus maleollaris

4. Corpus tibiae

5. Linea musculusolei

18

1

2

Page 19: 165253599 Osteoarthritis GENU

Gambar 1.5

Permukaan Anterior Patella

Gambar 1.5

Permukaan Posterior Patella

Keterangan gambar 1.5 :

1. Basis patellae

2. Apex Patellae

b. Anthrologi

19

2

1

Page 20: 165253599 Osteoarthritis GENU

Hubungan antara tulang – tulang pada sendi lutut membentuk 3

persendian yaitu : (1) articulatio patello femorale di bentuk oleh tulang

patella dan fémur, (2) articulatio tibiofemorale di bentuk oleh tulang tibia

dan femur, (3) articulatio tibiofibulare dibentuk oleh tulang tibia dan fibula.

c. Sistem Capsule Ligamenter

Pada sendi lutut sistem capsule ligamenter berfungsi sebagai

stabilisator sendi – sendi . pada umumnya gerakan sendi lutut sangat

ditentukan oleh bentuk permukaan sendi dan kekuatan dari ligamentumnya.

Adapun ligamen yang memperkuat sendi lutut adalah :

1) Ligamentum Cruciatum Anterior

Berjalan dari depan eminentia intercondyloidea tibia ke

permukaan medial condylus lateralis femur yang berfungsi menahan

hiperekstensi dan menahan bergesernya tibia ke depan.

2) Ligamentum Cruciatum Posterior

Berjalan dari facies lateralis condylus medialis femur menuju ke

fossa intercondyloidea tibia yang berfungsi menahan bergesernya tibia

ke belakang.

3) Ligamentum Collateral Lateral

Berjalan dari epycondilus lateralis ke capitulum fibula yang

berfungsi menahan gerakan varus ke samping luar.

4) Ligamentum Collateral Medial

20

Page 21: 165253599 Osteoarthritis GENU

Berjalan ke epycondilus medialis ke permukaan medial tibia yang

berfungsi menahan gerakan valgus.

5) Ligamentum Popliteum Obliqum

Berasal dari lateralis femur menuju insertio otot

semimembranosus, melekat pada fascia musculus popliteum yang

berfungsi sebagai penguat dari starum fibrosum ligamentum transversum

genu. Membentang pada permukaan anterior meniscus medialis dan

lateralis (Platzer, 1983).

d. Sistem Capsule Sendi

Kapsul sendi terdiri dari 2 lapisan yaitu : (1) stratum fibrosum, yang

merupakan lapisan luar yang bersifat sebagai penutup/selubung. Berada di

sebelah proksimal melekat pada femur, tepat proksimal terhadap batas –

batas articular kedua condylus dan pada fossa intercondylaris di sebelah

belakang. Di sebelah distal melekat pada batas articular tibia. (2) Stratum

synovial, merupakan lapisan dalam yang memproduksi cairan synovial untuk

melicinkan sendi lutut. Kapsul sendi termasuk jaringan fibrosis yang

avaskular sehingga jika cedera sulit untuk proses penyembuhannya. Stratum

synovial melipat balik dari bagian posterior sendi ke ligamentum cruciatum

anterior dan posterior, sehingga menutupi corpus adiposuminfra patellare

(Moore and Agur, 1995).

21

Page 22: 165253599 Osteoarthritis GENU

e. Jaringan Lunak

1) Meniscus

Meniscus sendi lutut adalah meniscus medialis dan lateralis.

Meniscus medialis lebih banyak hubungannya dengan tibia dari pada

meniscus lateralis. Fungsi dari meniscus adalah : (1) penyebaran

pembebanan, (2), peredam kejut, (3) mempermudah gerakan rotasi, (4)

mengurangi gerakan, dan (5) stabilisator setiap ada penekanan akan

diserap oleh meniscus sendi lalu diteruskan ke sebuah sendi (Moore and

Agur, 1995).

2) Bursa

Merupakan kantong yang berisi cairan yang memudahkan

terjadinya gesekan, gerakan, berdinding tipis, dan dibatasi oleh

membrane synovial. Bursa pada sendi yang berguna sebagai absorbser

yaitu bursa supra patellaris, pra patellaris, dan bursa infra patellaris

superficial dan profundus. Gangguan sendi lutut ditentukan oleh bentuk

permukaan sendi dan kekuatan otot serta ligamen (Moore and Agur,

1995).

22

Page 23: 165253599 Osteoarthritis GENU

Ligamen lutut pandangan anterior (Sobotta ,2006)

Keterangan gambar

1. Ligamentum cruciatum posterior

2. Ligamentum cruciatum anterior

3. Ligamentum transvertum genus

4. Ligamentum capitis fibulae

5. Meniscus lateralis

23

Page 24: 165253599 Osteoarthritis GENU

Ligamen pada sendi lutut dilihat dari depan (Sobotta, 2006)

Keterangan gambar

1. Ligamentum popliteum obliqum

2. Ligamentum collateral tibiae

3. Ligamentum collateral fibulare

4. Ligamentum popliteum arcuatum

24

Page 25: 165253599 Osteoarthritis GENU

2.7. Radiologi

Radiografis, pasien dengan OA mungkin menunjukkan osteophytes, ossicles

periartikular, penyempitan ruang sendi, kista subkondral dan sclerosis, gesekan tulang,

dan penajaman tulang belakang tibialis

Sistem global Kellgren dan Lawrence grading radiograf sendi osteoarthritic

0 = tidak ada perubahan,

1 = penyempitan ruang sendi diragukan,

2 = perubahan minimal, sebagian besar ditandai dengan osteophytes,

3 = perubahan moderat, ditandai dengan osteophytes ganda dan / atau pasti penyempitan

ruang sendi, dan 4 = parah perubahan, ditandai dengan penyempitan ruang ditandai

bersama dengan tulang-on-tulang kontak dengan osteophytes yang besar

Gambar 1a. Radiografi osteoarthritis lutut. Kelas 1: penyempitan Diragukan ruang sendi

dan lipping osteophytic mungkin.

25

Page 26: 165253599 Osteoarthritis GENU

Gambar 1b. Grade 2: osteophytes Tertentu dan penyempitan kemungkinan ruang bersama.

Gambar 1c. Grade 3: osteophytes beberapa Sedang, penyempitan pasti ruang sendi dan sclerosis tertentu, dan deformitas kemungkinan ujung tulang.

26

Page 27: 165253599 Osteoarthritis GENU

Gambar 1d. Kelas 4: osteophytes besar, penyempitan ruang sendi ditandai, sclerosis parah, dan deformitas pasti ujung tulang

27

Page 28: 165253599 Osteoarthritis GENU

28

Page 29: 165253599 Osteoarthritis GENU

DAFTAR PUSTAKA

1. Wiken. 2009. Osteoartritis. http://www.health&medicine.com/share. Diakses

tanggal 16 Januari 2012.

2. Lozada, Carlos J. 2009. Osteoarthritis. http://emedicine.medscape.com. Diakses

tanggal 16 Januari 2012.

3. Dharmawirya, Mitzy. 2000. Efek Akupunktur pada Osteoartritis Lutut.

http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/16EfekAkupunkturpadaOsteoartritisLutut129.

pdf/16EfekAkupunkturpadaOsteoartritisLutut129.html, diakses tanggal 16 Januari

2012.

4. Ariani, F. 2009.Osteoarthritis Sebabkan Lutut Keropos. Disajikan dalam Seminar

Kesehatan by Fajar Public Makassar 8 Agustus 2009.

5. Tjokroprawiro, Askandar, 2007. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Surabaya:

Airlangga University Press.

6. Setyohadi B, 2000. Panduan Diagnosis dan Penatalaksanaan Osteoartritis. www.

technorati favorites.com. Diakses tanggal 16 Januari 2012

7. Adam, W. 2006.Osteoarthritis and How Is It.

http://arthritis.about.com/od/oa/a/osteoarthritis.htm, diakses tanggal 16 Januari

2012.

8. Subagjo, Harry. 2000. Struktur rawan sendi dan perunbahannya. Sub bagian

Reumatologi, Bagian Ilmu Penyakit Dalam, Fakultas Kedokteran Universitas

Indonesia. Cermin Dunia Kedokteran No. 129. Jakarta.

9. Hoaglund, FT. 2001. Primary Osteoarthritis of the Hip: Etiology and Epidemiology.

Journal of The American Academy of Orthopedic Surgeon 9:320-327.

10. Kasmir, Yoga. 2009. Penatalaksanaan Osteoartritis. Sub-bagian Reumatologi,

Bagian Ilmu Penyakit DalamFKUI / RSUPN Cipto Mangunkusumo, Jakarta

29