Seminar Jurnal Prostodonsia Print

36
METODE SISTEMATIS PEMBUATAN DESAIN GIGI TIRUAN SEBAGIAN KERANGKA LOGAM Oleh Alfie Fiandra Garcia (0706260774) Amanda Puspita Jelita (0706260780) Awaludin Wibawa (0706260925) Pembimbing drg. Muslita, Sp Pros

Transcript of Seminar Jurnal Prostodonsia Print

Page 1: Seminar Jurnal Prostodonsia Print

METODE SISTEMATIS PEMBUATAN

DESAIN GIGI TIRUAN SEBAGIAN KERANGKA LOGAM

Oleh

Alfie Fiandra Garcia (0706260774)

Amanda Puspita Jelita (0706260780)

Awaludin Wibawa (0706260925)

Pembimbing

drg. Muslita, Sp Pros

DEPARTEMEN PROSTODONSIA

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS INDONESIA

JAKARTA

JUNI 2011

Page 2: Seminar Jurnal Prostodonsia Print

DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN.....................................................................................3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA............................................................................4

2.1 Ilmu Gigi Tiruan......................................................................................4

2.1.1 Klasifikasi....................................................................................4

2.1.2 Gigi Tiruan Sebagian Lepasan..................................................6

2.2 Gigi Tiruan Sebagian Kerangka Logam...............................................7

2.2.1 Keuntungan Penggunaan GTSKL............................................8

2.2.2 Kerugian Penggunaan GTSKL.................................................8

2.2.3 Faktor yang Perlu Diperhatikan dalam Pembuatan GTSKL 9

2.2.4 Komponen GTSKL....................................................................9

2.2.4 Komponen GTSKL....................................................................9

BAB 3 PEMBAHASAN.......................................................................................19

3.1 Metode Sistematis Pembuatan Desain Gigi Tiruan Sebagian Kerangka Logam...................................................................................19

3.1.1 Surveying...................................................................................19

3.1.2 Penentuan Rest Pendukung.....................................................21

3.1.3 Penentuan Pelat Proksimal dan Konektor Minor.................21

3.1.4 Penentuan Retention Mesh......................................................22

3.1.5 Penentuan Konektor Mayor....................................................22

3.1.6 Penentuan Retainer Direk........................................................22

3.2 Bracing dan Resiprokasi.......................................................................23

3.3 Gaya dan Pergerakan yang Bekerja pada GTSKL............................23

3.3.1 Tekanan Vertikal.......................................................................23

3.3.2 Pergerakan Horizontal..............................................................24

3.3.3 Pergerakan Rotasional..............................................................24

2

Page 3: Seminar Jurnal Prostodonsia Print

BAB I

PENDAHULUAN

Gigi tiruan sebagian kerangka logam (GTSKL) merupakan salah satu jenis gigi tiruan

sebagian lepasan (GTSL) yang digunakan untuk menggantikan kehilangan gigi. GTSKL

memiliki beberapa komponen yaitu konektor mayor, konektor minor, rest, retainer direk,

retainer indirek, dan basis gigi tiruan yang mendukung satu atau beberapa gigi pengganti.

GTSKL cukup sering digunakan karena memiliki beberapa keuntungan jika dibandingkan

dengan GTSL lainnya.1 Keuntungan tersebut di antaranya adalah memiliki basis yang tipis

(lebih nyaman saat digunakan), tidak mudah patah atau rusak, memiliki konduktivitas termis

yang baik, dan memiliki cengkram dengan stabilitas yang besar sehingga beban mukosa akan

menjadi lebih ringan. Akan tetapi, pembuatan desain GTSKL dapat menjadi cukup rumit bagi

dokter gigi dan mahasiswa kedokteran gigi. Masalah ini disebabkan bukan karena

ketidakpahaman akan konsep dasar, tetapi justru karena tidak tahu harus memulai darimana

dan bagaimana cara membuat desain yang sistematik tersebut.1-2

Oleh karena itu, makalah ini akan menjelaskan lebih lanjut mengenai langkah-langkah

pembuatan GTSKL secara runut dan sistematis sehingga memudahkan dokter gigi dan

mahasiswa kedokteran gigi untuk membuat desain GTSKL.

3

Page 4: Seminar Jurnal Prostodonsia Print

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Ilmu Gigi Tiruan

Ilmu gigi tiruan (Prosthodontics) merupakan cabang kedokteran gigi yang secara khusus

berhubungan dengan penggantian gigi dan struktur oral.1 Gigi tiruan dapat membantu

pasien terutama dengan mengembalikan fungsi stomatognati. Berikut merupakan

fungsi gigi tiruan, yaitu3-4:

1. Mastikasi, kemampuan pengunyahan meningkat dengan menggantikan ruang

tidak bergigi dengan gigi tiruan.

2. Estetik, penggantian kehilangan gigi dengan gigi tiruan akan memberikan

penampilan wajah yang alami. Penggunaan gigi tiruan untuk menggantikan

kehilangan gigi akan memberikan dukungan bagi bibir dan pipi dan memperbaiki

penampilan wajah yang kempot atau kempis yang terjadi karena kehilangan gigi

3. Fonetik, dengan menggantikan kehilangan gigi, terutama gigi anterior, pasien

akan memiliki kemampuan yang lebih baik dalam fungsi bicara dengan

meningkatkan kemampuan pengucapan huruf-huruf yang memiliki bunyi desisan

dan desahan.

4. Percaya diri, pasien merasa percaya diri setelah fungsi-fungsi tersebut di atas

telah ditingkatkan atau diperbaiki.

2.1.1 Klasifikasi Gigi Tiruan

Ilmu gigi tiruan dapat dibagi berdasarkan jenisnya yaitu ilmu gigi tiruan cekat dan gigi tiruan

lepasan.1 Gigi tiruan cekat dapat didefinisikan sebagai gigi tiruan sebagian yang

dipasang secara permanen dengan semen pada gigi asli atau akar yang dipersiapkan

dan merupakan pendukung utama gigi tiruan.5-6 Gigi tiruan cekat meliputi mahkota

tiruan dan gigi tiruan jembatan (gambar 2.1 dan 2.2).1,6 Mahkota tiruan merupakan

restorasi ekstrakoronal cekat yang disementasi dan menyelubungi atau menutupi

permukaan luar dari mahkota klinis (gambar 2.1). Gigi tiruan jembatan merupakan

gigi tiruan yang secara permanen menempel pada gigi yang tersisa (gigi

4

Page 5: Seminar Jurnal Prostodonsia Print

penjangkaran) dan berfungsi untuk menggantikan satu atau beberapa gigi (gambar

2.2).7

Gambar 2.1. Mahkota tiruan penuh metal pada gigi molar kedua rahang atas.7

Gambar 2.2. Komponen gigi tiruan jembatan (bridge).7

Berbeda dengan gigi tiruan cekat, gigi tiruan lepasan merupakan gigi tiruan yang

menggantikan satu/beberapa/seluruh gigi yang dapat dilepas dan dipasang sendiri oleh

pemakainya. Gigi tiruan lepasan terdiri dari gigi tiruan sebagian lepasan (GTSL) dan

gigi tiruan penuh (GTP). GTSL merupakan gigi tiruan yang digunakan untuk

menggantikan satu atau beberapa gigi (gambar 2.3), sedangkan GTP adalah gigi tiruan

yang digunakan untuk menggantikan seluruh gigi pada satu atau kedua rahang

(gambar 2.4).1,5,6

Gambar 2.3. Gigi tiruan sebagian kerangka logam, salah satu jenis gigi tiruan sebagian lepasan.1

5

Page 6: Seminar Jurnal Prostodonsia Print

Gambar 2.4. Gigi tiruan penuh dengan basis yang terbuat dari resin akrilik.8

2.1.2 Gigi Tiruan Sebagian Lepasan (GTSL)

GTSL dapat dibagi menjadi beberapa jenis berdasarkan bahan dan

desainnya, yaitu9:

1. Gigi tiruan sebagian lepasan akrilik (acrylic removable partial denture)

2. Gigi tiruan sebagian kerangka logam/GTSKL (cast metal framework

removable partial denture)

3. Gigi tiruan sebagian fleksibel (flexible framework removable partial

denture)

4. Gigi tiruan vitallium/nylon (Vytallium/nylon removable partial denture)

Dari berbagai macam GTSL yang ada, yang paling sering dipakai adalah

GTSL akrilik dan gigi tiruan sebagian kerangka logam (GTSKL). GTSL

akrilik memiliki basis yang terbuat dari resin akrilik yang terbentuk melalui

penggabungan beberapa molekul metil metakrilat sehingga membentuk

polimer polimetil metakrilat atau PMMA.10-11 Penjelasan mengenai GTSKL

akan dijabarkan pada poin berikutnya. GTSL akrilik sering digunakan karena

memiliki beberapa keuntungan di antaranya8,10-12:

1. Biaya pembuatan yang murah

2. Mudah dalam pembuatannya dan mudah dilakukan reparasi

(memungkinkan diadakannya perluasan dan penyesuaian protesa secara

sederhana).

3. Memiliki warna yang sama dengan warna gingiva→menguntungkan dari

segi estetik.

6

Page 7: Seminar Jurnal Prostodonsia Print

Selain memiliki banyak kelebihan, gigi tiruan akrilik juga memiliki beberapa

kekurangan, yaitu8,10-14:

1. Mudah rusak atau patah karena tekanan ringan.

2. Lebih mudah mengalami perubahan bentuk dan warna.

3. Dapat menyebabkan iritasi, inflamasi, reaksi alergi pada mukosa mulut

4. Cara bersandar pada elemen-elemen yang kurang baik serta menutupi

gingival palatinal dan lingual→ bila kebersihan mulut tidak optimal akan

terdapat retensi makanan, pembentukan plak, gingivitis marginalis dan

karies.

5. Pada gigi tiruan yang ditunjang secara menyeluruh oleh mukosa (mucosa

borne denture)→ protesa tertekan ke dalam mukosa oleh pengaruh gaya

kunyah→ jaringan periodonsium dari elemen gigi yang masih ada mudah

terkena trauma. Pengaruh merugikan ini dikenal dengan istilah gum

stripper. Pencegahan dilakukan dengan membuat tepi protesa yang tidak

menekan tepi gingiva.

6. Bagian rahang tidak bergigi yang tertutup oleh sadel akan menerima beban

yang berat, terutama jika terdapat elemen yang asli sebagai antagonis.

Setelah selang beberapa waktu, pembebanan ini akan menyebabkan

peningkatan resorpsi pada tulang yang terletak di bawahnya. Beban

tersebut akan bertambah berat jika terdapat hubungan yang abnormal

antara daya menunjang dan gaya yang bekerja pada pelat.

2.2 Gigi Tiruan Sebagian Kerangka Logam

GTSKL merupakan salah satu jenis gigi tiruan sebagian lepasan (GTSL).

GTSL merupakan bagian dari ilmu gigi tiruan (prosthodontics). GTSKL merupakan

salah satu GTSL yang paling sering digunakan selain GTSL akrilik.1 GTSKL dapat

terbuat dari berbagai macam logam, di antaranya8,10:

1. Logam campur emas kuning

2. Logam campur emas putih

3. Logam baja tahan karat

4. Logam campur kobalt kromium

Di antara bahan-bahan tersebut, bahan yang paling sering digunakan adalah kobalt

kromium. Bahan tersebut tersedia dalam bentuk wrought wire (kawat logam yang

7

Page 8: Seminar Jurnal Prostodonsia Print

sudah jadi) dan cast alloy (logam tuang).8,10-11 GTSKL memiliki beberapa keuntungan

dan kerugian dibanding GTSL lainnya. Keuntungan dan kerugian penggunaan

GTSKL akan dijelaskan sebagai berikut .

2.1.1 Keuntungan Penggunaan GTSKL

GTSKL memiliki beberapa keuntungan sebagai berikut15-17:

1. Perawatan geligi yang rusak dengan GTSKL merupakan perawatan untuk

mempertahankan gigi-geligi tersebut, bertentangan dengan GT basis

akrilik yang pada jangka waktu lama tidak mendukung stabilitas dari sisa

gigi-geligi.

2. GT ini lebih banyak membantu mempertahankan dan memulihkan oklusi

dan artikulasi dibandingkan dengan protesa plat sebagian dari akrilik.

Cengkramnya menjamin suatu stabilitas yang lebih besar sehingga GT ini

kurang terbenam dalam mukosa. Adanya penunjang oleh gigi geligi

→beban pada mukosa akan menjadi lebih ringan→ diharapkan resorpsi

prosesus alveolaris juga berkurang.

3. Logam memiliki sifat yang tahan terhadap abrasi, sehingga permukaannya

tetap licin dan mengkilat serta tidak menyerap saliva sehingga membuat

deposit makanan dan kalkulus sulit melekat.

4. Tidak mudah berubah warna dan tidak mudah patah atau rusak.

5. Memiliki konduktivitas termal yang baik.

6. Desain basisnya dapat dibuat cukup tipis.

7. Biokompatibilitasnya tinggi dan tidak menyebabkan reaksi alergi

2.1.2 Kerugian Penggunaan GTSKL

GTSKL memiliki beberapa kerugian sebagai berikut15-17:

1. Reparasi GTSKL relatif sulit walaupun masih terdapat kemungkinan

dilakukan koreksi reparasi dan perluasan. Hal ini disebabkan oleh

terbatasnya jumlah elemen penyangga yang potensial, pelaksanaan teknis

yang sulit, dan biaya yang relatif mahal.

2. Biaya pembuatan GTSKL lebih mahal jika dibandingkan dengan GTSL

akrilik.

8

Page 9: Seminar Jurnal Prostodonsia Print

3. Kemungkinan terlihatnya bagian cengkram→ tidak estetik → mengganggu

penampilan pasien.

2.1.3 Faktor yang perlu diperhatikan dalam pembuatan GTSKL

Dalam pembuatan GTSKL terdapat beberapa faktor yang harus diperhatikan di antaranya1:

1. Panjang diastema

2. Jumlah diastema dan keharusan untuk memperpanjang lengkung gigi

3. Resorpsi tulang alveolar

4. Kondisi gigi yang tersisa

5. Kondisi/keutuhan gigi penyangga

6. Keinginan pasien

7. Usia pasien

8. Kesehatan umum

9. Biaya yang tersedia

2.1.4 Komponen GTSKL

Komponen GTSKL terdiri dari konektor mayor, konektor minor, rest, retainer direk,

komponen stabilisasi dan resiprokasi, retainer indirek, dan basis yang mendukung

elemen gigi. Masing-masing komponen memiliki beberapa kemungkinan desain.

Komponen-komponen tersebut masing-masing akan memberikan satu atau beberapa

fungsi berikut ini1,18-19:

1. Dukungan

2. Retensi

3. Bracing

4. Resiprokasi

5. Retensi indirek

6. Estetik atau oklusi (menggantikan kehilangan gigi)

7. Penghubung

8. Stabilitas

9

Page 10: Seminar Jurnal Prostodonsia Print

Gambar 2.5. Komponen GTSKL. 1. Konektor mayor tipe lingual bar; 2a. Konektor minor tempat menempelnya

basis akrililik; 2b. Konektor minor, pelat proksimal yang merupakan bagian dari clasp assembly.;

2c.konektor minor yang berfungsi untuk menghubungkan rest dengan konektor mayor; 3. Rest oklusal;

4. Lengan retainer direk; 5 komponen stablisisasi atau resiprokasi; dan 6. Retainer indirek yang terdiri

dari konektor minor dan rest oklusal.1

A. Konektor Mayor1,20-21

Konektor mayor meruapakan dari GTSKL yang menghubungkann bagian-bagian dari gigi

tiruan yang terdapat pada salah satu sisi lengkung rahang dengan sisi yang

berseberangan. Konektor mayor digunakan untuk menyatukan, distribusi beban, dan

untuk mencegah rotasi.1 Konektor mayor memiliki peranan penting untuk

mendistribusikan tekanan oklusal yang diberikan kepada GTSKL pada lengkung

gigi.20 Penentuan bentuk konektor mayor harus kaku dan mampu meneruskan beban

oklusi & mastikasi. Terdapat berbagai macam konektor mayor yaitu21:

* Pada maksila

a) Palatal plate

b) Palatal strap

Gambar 2.6 Palatal strap.1

10

Page 11: Seminar Jurnal Prostodonsia Print

c) Anterior/posterior palatal bar

d) Skeletal design

e) Horshoe design

f) Labial bar

* Pada mandibula

a) Lingual plate

Gambar 2.7 Lingual plate.1

b) Lingual bar

c) Sublingual bar

d) Kennedy bar (lingual bar + continuous clasp)

e) Labial bar

B. Konektor Minor

Konektor minor merupakan komponen yang menghubungkan antara konektor mayor atau

basis gigi tiruan GTSKL dengan bagian lain dari gigi tiruan seperti lengan cengkram,

retainer indirek, dan rest oklusal. Konektor minor dapat juga diartikan sebagain

komponen yang menghubungkan komponen GTSKL lainnya dengan konektor

mayor.17 Pada beberapa desain cengkram, konektor minor juga berfungsi sebagai alat

resiprokasi. Pertemuan atau junction antara konektor minor dan rest harus memiliki

ketebalan minimal 1,5 mm. Konektor minor juga harus memiliki jarak minimal 5 mm

dengan komponen vertikal lainnya.19

C. Rest22

Rest merupakan komponen GTSKL yang memindahkan gaya ke bawah sumbu gigi

penyangga. Permukaan gigi yang dipreparasi sebagai tempar rest disebut rest seat.

11

Page 12: Seminar Jurnal Prostodonsia Print

Pada kasus tooth borne GTSL semua tekanan harus ke gigi penyangga, sedangkan

pada tooth-tissue borne GTSL, hanya sebagian dari tekanan yang diteruskan ke gigi

penyangga sedangkan sebagian yang lain diteruskan ke residual ridge. Terdapat 3

jenis utama rest yang digunakan dalam rencana perawatan GTSKL yaitu: rest oklusal,

rest lingual atau singulum, dan rest insisal.

1. Rest oklusal22

Rest ini disebut rest oklusal karena terletak pada permukaan oklusal gigi posterior. Terdapat

beberapa faktor yang menentukan support & retensi rest oklusal yaitu: fit (pas atau

tidaknya). Ukuran, bentuk, dan lokasi rest oklusal. Evaluasi pas/tidaknya rest oklusal

dapat dilakukan dengan melihat gap atau celah antara rest & tempat rest di gigi

penyangga. Jika tidak pas→beban oklusal tidak dapat disalurkan dengan baik ke gigi

penyangga. Hal ini dapat disebabkan:

Proyeksi permukaan dalam clasp→solusi: hilangkan

Interferensi dari basis resin GTS dekat dengan badan cengkram

→solusi: hilangkan

Deformasi cengkram/rest→solusi: hilangkan jika sedikit,

refabrikasi jika jelas. Jika deformasi diperbaiki dengan bending,

resiko fraktur/redeformasi meningkat. Pendekatam ternbaik: buat

ulang.

Pada saat dilakukan evaluasi ukuran rest oklusal perlu

diperhatikan bahwa beban oklusal didistribusikan ke gigi penyangga

melalui rest oklusal & tempat rest pada tooth borne GTSL. Untuk

mencegah fraktur rest oklusal→ukuran spesifik dianjurkan. Ukuran

tersebut yaitu:

Lebar bukolingual minimal: 2-2,5 mm dan maksimal: 1/3 mahkota/

½ dari jarak cusp tips.

Lebar mesiodistal: 1/3-1/2 mahkota. Ketebalan 1-1,5 mm

Evaluasi bentuk rest oklusal dilakukan dengan memperhatikan:

Bentuk dasar rest: berbentuk saucer/spoon shape, Inklinasi sumbu

horizontal rest oklusal: < 90º

12

Page 13: Seminar Jurnal Prostodonsia Print

Hubungan rest & konektor minor membulat

Evaluasi lokasi rest oklusal: bounded saddle→ cek dengan cusp

bukal gigi palsu.

free end saddle: cek dengan menekan gigi palsu paling distal. Jika

gerak, solusi: rest mesial, eksstensi basis, eliminasi kontak oklusal.

Gambar 2.8. Rest oklusal.1

2. Rest lingual atau singulum22

Rest lingual atau singulum merupakan rest yang terletak pada permukaan lingual gigi

anterior, umumnya gigi kaninus maksila. Gigi kaninus maksila sering digunakan

karena bentuk morfologinya memudahkan pembentukan rest seat yang baik dengan

preparasi minimal. Walaupun rest lingual dapat dibuat dengan baik, rest oklusal pada

premolar pertama lebih diutamakan karena rest oklusal terletak pada arah yang lebih

menguntungkan (hampir horizontal) dan rest seat lebih mudah untuk dibuat.

Akan tetapi, rest lingual lebih diutamakan dibanding rest insisal. Rest lingual terletak lebih

dekat dengan sumbu rotasional gigi penyangga. Terdapat beberapa syarat yang harus

dipenuhi bila rest lingual diindikasikan:

Singulum cukup menonjol sehingga mudah dilakukan preparasi

Pasien memiliki oral hygiene yang baik

Indeks karies pasien rendah

Dalam prosedur preparasi rest lingual perlu diperhatikan beberapa hal sebagai berikut:

Rest lingual harus memiliki bentuk V ketika dilihat secara cross

sectional.

Preparasi tersebut harus menghasilkan dinding lingual yang relatif

tegak dimulai dari singulum dan memanjang ke arah insisal.

13

Page 14: Seminar Jurnal Prostodonsia Print

Dinding yang tersisa harus berasal dari puncak singulum dan

miring secara labiogingival ke arah sumbu pusat gigi.

Jika dilihat dari arah lingual, rest lingual harus berbentuk bulan

sabit.

Sudut yang tajam harus dihilangkan karena dapat berperan sebagai

pusat tekanan.

Gambar 2.9. Rest lingual1

3. Rest insisal22

Rest insisal merupakan rest yang terletak pada tepi insisal gigi anterior. Rest ini dapat

digunakan secara efektif bila gigi penyangga sehat dan restorasi tuang tidak

diindikasikan. Rest insisal biasanya digunakan pada kaninusa mandibula, tetapi dapat

pula digunakan pada kaninus maksila. Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan

dalam pembuatan rest insisal:

Jika gigi tersebut tidak akan dipasang cengkram tetapi memerlukan

rest insisal, rest tersebut harus dipasang pada tempat yang paling

tidak mengganggu secara estetik (umumnya pada distoinsisal)

Incisal rest seat harus menyerupai torehan kecil berbentuk V yang

terletak ± 1,5 – 2 mm dari sudut proksimal insisal gigi.

Bagian terdalam dari preparasi harus mengarah ke sumbu pusat

gigi secara mesiodistal.

Torehan tersebut harus membulat dan memanjang sedikit ke

permukaan labial.

14

Page 15: Seminar Jurnal Prostodonsia Print

Gambar 2.10. Rest insisal.1

D. Retainer Direk

Retainer dapat didefinisikan sebagai semua jenis cengkram,

attachment, alat, dan sebagainya, yang digunakan untuk fiksasi, stabilisasi,

atau retensi dari suatu gigi tiruan. Fungsi utama retainer direk pada GTSL

adalah support, retensi, dan bracing. Retainer direk dapat dibagi menjadi 2

jenis utama yaitu retainer direk intrakoronal dan ekstrakoronal.21

Retainer direk intrakoronal terletak pada kontur normal dari gigi

penyangga dan berfungsi untuk menahan dan menstabilisasi GTSL.

Retainer ini memiliki dua komponen, yaitu: patrix, yaitu komponen yang

menempel pada GTSL dan matrix yaitu komponen logam yang merupakan

wadah yang meliputi komponen patrix dan terletak pada kontur normal

gigi yang telah dipreparasi.22 Komponen patrix dan matrix sering dikenal

sebagai komponen “male” dan “female” (kunci dan gembok).21 Retainer

direk intrakoronal dapat dibagi menjadi 2 jenis berdasarkan cara

pembentukannya dan kesesuaian daya tahan antar komponen, yaitu:

1. Precision attachment, yaitu jika komponen terbuat dari logam melalui

teknik pengerjaan dengan ketelitian tinggi.

2. Semiprecision attachment, yaitu jika komponen male dan female-nya

memiliki presisi yang kurang baik (tidak melalui proses dengan

ketelitian tinggi). Komponen tersebut biasanya berasal dari wax atau

plastik yang kemudian dicor pada logam.

Berbeda dengan retainer direk intrakoronal, retainer ekstrakoronal

memiliki komponen yang seluruhnya terletak di luar kontur normal gigi

penyangga. Komponen tersebut berfungsi untuk menahan dan

menstabilkan GTSL ketika gaya yang mengangkat GTSL terjadi. Retainer 15

Page 16: Seminar Jurnal Prostodonsia Print

direk ekstrakoronal dapat dibagi menjadi 2 jenis, yaitu: extracoronal

attachment dan retentive clasp assemblies.

E. Retainer Indirek1

Retainer indirek adalah rest yang paling ujung dari kedua sisi dalam bentuk rest oklusal

tambahan atau rest kaninus.1 Komponen retainer indirek, terdiri dari :

1. Satu atau lebih rest

2. Konektor minor

3. Proximal plate

Keefektifan retainer indirek dipengaruhi oleh :

1. Jarak retainer indirek dari garis fulkrum. Tiga hal yang harus

diperhatikan adalah :

a) Panjang basis area edentulous free end

b) Lokasi garis fulkrum

c) Sejauh apa retainer indirek ditempatkan dari garis fulkrum

2. Kekakuan konektor yang mendukung retainer

3. Keefektifan dari permukaan gigi penyangga. Retainer indirek harus

ditempatkan dengan tepat pada dudukan resr sehingga tidak akan

terjadi pergerakan gigi atau terpelesetnya rest. Gigi yang berinklinasi

dan gigi yang lemah tidak boleh digunakan sebagai tempat retainer

indirek

Fungsi utama retainer indirek adalah ia secara efektif mengaktifkan retainer direk untuk

mencegah pergerakan basis menjauhi jaringan mukosa.

Fungsi tambahan retainer indirek adalah :

1. Mengurangi kemiringan antero-posterior dari gigi penyangga utama

terutama pada gigi yang terisolir.

2. Membantu stabilisasi dari pergerakan horizontal gigi tiruan dan dapat

berperan sebagai guiding plane tambahan.

16

Page 17: Seminar Jurnal Prostodonsia Print

3. Membantu stabilisasi gigi anterior yang mendukung retainer indirek

terhadap pergerakan lingual.

4. Dapat berfungsi sebagai rest tambahan untuk mendukung bagian dari

konektor mayor.

5. Berfungsi sebagai indikasi pertama untuk kebutuhan reline basis. Jika

basis berkurang dukungannya maka retainer indirek menjadi tidak pas.

Retainer indirek dapat dibagi menjadi beberapa macam yaitu:

1. Rest oklusal tambahan

Pada kehilangan gigi baik maksila maupun madibula kelas I, rrest oklusal tambahan

ditempatkan pada ridge marginal mesial gigi P1 pada setiap regio. Untuk rest oklusal

pada kehilangan gigi kelas II ditempatkan pada ridge marginal P1 di sisi yang

berlawanan dengan ruang edentulous.

2. Perpanjangan oklusal rest ke gigi kaninus

Perpanjangan jari cengkram dari rest premolar ditempatkan pada “lingual slope” yang telah

dipreparasi pada gigi kaninus terdekat. Perpanjagan ini berguna untuk memberikan

efek retensi indirek dengan meningkatkan jarak dari garis fulkrum. Cara ini dapat

diaplikasikan jika P1 dapat digunakan atau memenuhi syarat sebagai gigi

penjangkaran. Jarak anterior ke garis fulkrum adalah jarak diantara rest mesiooklusal

dan ujung anterior dari perpanjangan jari cengkeram.

3. Rest kaninus

Saat ridge marginal mesial dari gigi P1 terlalu dekat garis fulkrum atau saat gigi saling

overlap sehingga garis fulkrum tidak terjangkau, sebuah rest dari kaninus terdekat

dapat digunakan.

4. Singulum bar

Secara teknis, singulum bar dan plate lingual bukan merupakan retainer indirek karena

terletak pada inklinasi lingual gigi anterior yang tidak dipreparasi. Pada gigi tiruan

lepas sebagian kelas I dan kelas II, singulum bar atau plate lingual dapat memperluas

efektifitas dari retainer indirek jika digunakan dengan rest terminal pada setiap

sisinya.

17

Page 18: Seminar Jurnal Prostodonsia Print

Selain berbagai macam jenis retainer indirek di atas, rest tambahan yang berada di depan

garis fulkrum dapat berfungsi sebagai retainer indirek. Pada kasus dengan kehilangan

seluruh gigi posterior rahang atas sehingga hanya tersisa gigi anterior dibutuhkan

dukungan dari rugae. Oleh karena itu, ditempatkan palatal coverage karena

dibutuhkan retensi tambahan. Jika tidak menggunakan palatal coverage maka harus

menggunakan retainer indirek dengan jenis konektor mayor yang lain.

F. Saddle

Sadel merupakan komponen gigi tiruan yang terletak berdekatan pada jaringan mukosa dan

merupakan tempat di mana elemen gigi prostetik terpasang. Sadel menghubungkan

elemen gigi prostetik tersebut dengan konektor minor yang akan menghubungkan

basis gigi tiruan dengan konektor mayor. Oleh karena itu basis gigi tiruan berfungsi

sebagai penghubung.1,17

18

Page 19: Seminar Jurnal Prostodonsia Print

BAB 3

PEMBAHASAN

3.1 Metode Sistematis Pembuatan Desain GTSKL

Dalam Pembuatan desain GTSKL dapat menjadi rumit bagi dokter gigi dan mahasiswa

kedokteran gigi. Oleh karena itu, diperlukan metode sistematis untuk pembuatan

desain GTSKL yang akan dijelaskan sebagai berikut.

3.1.1 Surveying1

Tahapan surveying sangat penting untuk menciptakan diagnosis dan rencana perawatan yang

efektif. Tujuan surveying adalah sebagai berikut1:

1. Menentukan jalur pemasangan yang paling sesuai yang dapat meniadakan

atau meminimalkan gangguan atau interferensi terhadap pemasangan dan

pelepasan dibuat parael terhadap jalur pemasangan.

2. Mengidentifikasi permukaan proksimal gigi yang sudah atau harus dibuat

paralel sehingga dapat berfungsi sebagai guiding plane selama

pemasangan dan pelepasan

3. Menemukan dan mengukur area gigi yang dapat digunakan untuk retensi

4. Menentukan apakah gigi dan dan area tulang yang mengganggu perlu

dihilangkan melalui pembedahan atau dengan memilih jalur pemasangan

yang berbeda.

5. Untuk menentukan jalur pemasangan yang paling sesuai yang akan

memungkinkan penempatan retainer dan gigi buatan untuk hasil yang

paling estetis.

6. Memberikan pemetaan akurat dari persiapan pada mulut yang harus

dilakukan.

7. Menggambarkan ketinggian kontur pada gigi penyangga dan untuk

menemukan area-area undercut gigi yang tidak diinginkan yang harus

dihindari, dihilangkan, atau diblokir.

19

Page 20: Seminar Jurnal Prostodonsia Print

8. Merekam posisi cetakan gigi dalam kaitannya dengan jalur pemasangan

untuk rujukan pada kasus selanjutnya.

Terdapat beberapa hal yang harus dilakukan yaitu

1. Penentuan saddle/gigi yang akan diganti21:

a) Menggantikan gigi

b) GT untuk splint oklusal.

Perlu dilihat hubungan antar rahang (ruangan yang tersedia) dengan

menggunakan artikulator

Gambar 3.1 Model kerja pada artikulator21

2. Penentuan support yang didapatkan gigi tiruan

Klasifikasi Beckett (1953), Craddock (1956), Osborne & lammie (1974):

a) Kelas I: dukungan berasal dari mukosa dan tulang di bawahnya

GT kelas I dapat menyebabkan perpindahan mukosa (mucosa

displacement) dan kehilangan tulang alveolar lebih lanjut

b) Kelas II: dukungan berasal dari gigi

GT kelas II mendapat support dari PDL gigi. Tekanan yang didapatkan

pada sumbu gigi disalurkan ke PDL sehingga mempertahankan tulang

20

Page 21: Seminar Jurnal Prostodonsia Print

alveolar. Merupakan dukungan yang paling baik: tooh support

(dukungan berasal dari gigi)

1) Occlusal rest

2) Incisal rest: appearance unacceptable

3) Cingulum rest

4) Milled crown

5) Overdenture

c) Kelas III: dukungan didapatkan dari kombinasi dari mukosa dan gigi

d) Kelas IV: dukungan berasal dari implan

3.1.2 Penentuan Rest Pendukung2

Rest pendukung ditentukan berdasarkan pedoman berikut ini:

1. Posisi Rest tergantung klasifikasi

2. Pada kasus tooth-borne, rest ditempatkan disebelah ruang edentulous

3. Pada kasus free-end, rest ditempatkan pada sisi yang menjauhi ruang

edentulous.

Penentuan rest pendukung dapat dengan jelas terlihat pada gambar berikut ini

Gambar 3.1. Penentuan posisi rest pendukung2

21

Page 22: Seminar Jurnal Prostodonsia Print

Gambar 3.2. Letak rest pendukung pada A. GTSKL rahang atas dan B. GTSKL rahang bawah1

3.1.3 Penentuan Pelat Proksimal dan Konektor Minor2

Penentuan pelat proksimal dan konektor mayor dilakukan dengan pedoman sebagai berikut:

1. Semua rest yang terletak di sebelah area gigi penjangkaran harus

dihubungkan ke pelat proksimal.

2. Pada area free end, pelat proksimalnya tidak terhubung kepada rest. Rest

mesialnya terhubung dengan konektor minor.

3.1.4 Penentuan Retention Mesh2

Penentuan retention mesh dilakukan dengan pedoman sbb:

1. Pada area gigi penjangkaran, basis metal harus digunakan.

2. Pada area dengan kehilangan gigi yg banyak, area pasca ekstraksi yang

tidak sembuh, dan resorpsi yang banyak, harus digunakan basis akrilik.

3. Pada basis free end rahang atas mesh work nya harus dipanjangkan sampai

hamular notch. Akan tetapi pada mandibula, bagian-bagian tersebut hanya

sepanjang 2/3 ridge.

3.1.5 Penentuan Konektor Mayor2

22

Page 23: Seminar Jurnal Prostodonsia Print

Konektor mayor dipilih berdasarkan dukungan dan kekakuan yang diperlukan untuk

melindungi jaringan dan keterbatasan anatomik. Perlu diperhatikan indikasi setiap

jenis konektor mayor pada masing-masing rahang.

3.1.6 Penentuan Retainer Direk2

Retainer direk ditentukan dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut.

1. Pada ruang paradental tipe dari cengkram yang dipilih tidak begitu

penting. Gigi dan kontur jaringan dan estetik harus dipertimbangkan dan

sebisa mungkin cengkram yang digunakan harus sederhana.

2. Pada gigi penjangkaran pada kasus free end:

a) Jika terdapat undercut distobukal, lebih dianjurkan untuk

menggunakan proyeksi vertikal dari cengkram retentif

b) Jika terdapat undercut mesiobukal, diindikasikan untuk menggunakan

cengkram kawat

c) Setiap elemen retentif, harus diseimbangkan dengan elemen resiprokal

atau bracing. Plat lingual dapat digantikan.

3.2 Bracing dan Resiprokasi

Bracing merupakan komponen rigid yang berfungsi untuk menahan gaya horizontal yang

dapat memindahkan gigi tiruan baik dalam arah antero-posterior maupun dalam arah

lateral. Bracing pada gigi dapat dicapai dengan pemasangan cengkram, rest, atau

pelat. Bracing pada alveolar ridge dan palatum didapatkan dengan meletakkan

konektor mayor dan sayap flanges (perluasan basis).

3.3 Gaya dan Pergerakan yang Bekerja pada GTSKL23

GTSL adalah alat yang bergerak saat digunakan. Devan menyatakan:

1. Alam membutuhkan keseimbangan, begitupula dengan GTSL

2. Tekanan/gaya seharusnya jadi perhatian utama saat mendesain GTSL untuk

memastikan dinamika dari alat ini tanpa efek negatif kepada struktur pendukung.

23

Page 24: Seminar Jurnal Prostodonsia Print

Menurut Davis Henderson: stabilitas adalah karakteristik dari restorasi lepasan yang

menahan gaya yang dapat mengubah hubungan antara basis gigi tiruan dan tulang

pendukung. Terdapat gaya (tekanan) dan pergerakan pada GTSL yang akan dijelaskan

sebagai berikut.

3.3.1 Tekanan Vertikal23

Tekanan vertikal merujuk pada pergerakan bodily yang didapat dari

dari saddle yang menjauhi/mendekati jaringan. Pergerakan saddle menjauhi

jaringan dapat terjadi pada kasus:

1. Terangkatnya saddle menjauhi jaringan secara menyeluruh, bukan 1 sisi

saja

2. Tekanan utama seperti tekanan fisik pada gigi tiruan harus

mempertimbangkan hal-hal sbb

a) Intimate contact

b) Menutupi area yang lebih luas

c) Posterior seal

d) Permukaan yang dipoles

Retainer direk dapat menyebabkan saddle menjauhi jaringan,

penggunaannya bergantung pada: jumlah, ukuran, dan lokasi saddle.

Ligamen periodontal memiliki resistensi yang lebih baik untuk menahan

tekanan mastikasi daripada residual ridge. Perbedaan dari transmisi

tekanan bergantung pada perbedaan resiliensi ligamen periodontal dan

mukosa penyangga gigi tiruan. Masalah tersebut dapat diatasi dengan:

1. Distribusi tekanan yang luas

2. Physiologic basing

3. Stress equalizing

3.3.2 Pergerakan Horizontal23

Pergerakan horizontal merujuk pada pergerakan bodily secara lateral dan pergerakan

anteroposterior. Pergerakan secara lateral ini lebih menyebabkan masalah pada ridge

yg resorpsi dan gigi penyangga yang lemah. Hal ini dapat diatasi dengan resistensi

yang diperolah dari bagian kaku gigi tiruan seperti saddle dan konektor mayor.

Alternatif yang dapat digunakan yaitu:

24

Page 25: Seminar Jurnal Prostodonsia Print

1. Menggunakan elemen bracing kaku yang mendistribusi tekanan pada area

yg lebih luas

2. Reduksi tinggi cusp untuk mengurangi tekanan lateral

Pergerakan anteroposterior pada kasus free and dapat dibagi menjadi

pergerakan ke depan dan ke belakang. Pada kasus free end, pergerakan ke

depan dapat dicegah dengan:

1. Perpanjangan dari konektor mayor pada bagian anterior di palatal

2. Menggunakan konektor mayor linguoplate pada kasus mandibula

Pergerakan ke belakang dapat dicegah dengan:

1. Retromolar pad berbentuk buah pir

2. Konektor minor yang berkontak dengan permukaan mesiolingual gigi

penyangga

3. Dengan melingkari gigi penyangga dengan clasp lebih dari 180º

3.3.3 Pergerakan Rotasional23

Pergerakan ini dapat meliputi antero-posterior dan lateral. Pergerakan

ini dapat dibedakan dengan pergerakan saddle menjauhi jaringan dari segi

kehilangan retensi. Pada kasus ini, kehilangan retensi hanya pada ujung distal

dengan reteainer direk masih pada tempatnya. Gerakan ini tidak dapat dicegah

karena kita tidak dapat menghentikan gaya yang keluar dari saddle. Untuk

meminimalisir hal ini, harus dilakukan pengukuran tertentu yang cermat dari

struktur pendukung yang tersisa.

Pada pengungkit kelas I di mana titik tumpu berada di antara lengan

kuasa dan lengan beban, untuk memperoleh keuntungan mekanis yang

maksimal, membutuhkan gaya yang minimal untuk mengungkit bar. Pada

GTSL, dengan menggeser resistensi ke arah anterior, keuntungan mekanis

dapat berkurang dengan konsekuansi gaya yang ditransmisikan pada ujung

anterior akan berkurang. Kita juga dapat memperluas distribusi tekanan

dengan melibatkan jumlah gigi yang lebih banyak untuk retensi indirek.

Seiring berjalannya waktu, resorpsi ridge terutama di ujung distal

menyebabkan saddle turun & berotasi sehingga seperti “shinking” →seperti

25

Page 26: Seminar Jurnal Prostodonsia Print

tang ekstraksi→terungkit→cedera jaringan. Solusi: rest mesial (distribusi

beban lebih merata, tekanan pada gigi penyagga berkurang).

Pengungkit kelas II lebih menguntungkan karena resistensi lebih dekat

ke pusat rotasi daripada ujung cengkram. Kita juga dapat menambah rest

oklusal ke gigi tetangga untuk distribusi tekanan yang lebih merata. Sistem

RPI (rest, pelat proksimal, I-bar) adalah salah satu desain yang menggunakan

rest mesiooklusal & menyebabkan rotasi vertikal dari saddle ke mukosa tanpa

merusak struktur pendukung dari gigi penyangga. Penambahan retainer pada

anterior jika memungkinkan secara estetis, dapat mencegah rotasi pada ujung

anterior & meminimalisir “sinking” pada saddle distal. Rotasi lateral pada free

end saddle dapat dicegah pada sumbu sagital dapat dicegah dengan cross arch

bracing, untuk konektor mayor yang kaku yang diperpanjang sampai sisi

lengkung rahang yang berlawanan & seposterior mungkin & sebuah unit

retainer diletakkan pada ujung paling distal.

26