Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam

11

Click here to load reader

description

Mengenai Sejarah pemikiran Ekonomi Islam Sejak zaman Rosululloh S.A.W

Transcript of Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam

Page 1: Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam

Nama : Yoga Aditya Pratam (100413401215)

Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam - Perekonomian di Masa

Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam

Perekonomian pada masa Rasulullah ini adalah pada masa Madinah, sebab pada

masa Makkah penuh dengan perjuangan untuk mempertahankan diri dari

intimidasi kaum Quraisy. Karakter umum dari perekonomian ini adalah

komitmennya yang tinggi terhadap etika dan norma, serta perhatiannya yang

besar terhadap keadilan dan pemerataan kekayaan. Pasar menduduki peranan

penting sebagai mekanisme ekonomi, tetapi pemerintah dan masyarakat juga

bertindak aktif dalam mewujudkan kesejahteraan dan menegakkan keadilan.

Mata pencaharian mayoritas penduduk Madinah adalah berdagang. Kegiatan

ekonomi pasar relatif menonjol, di mana untuk menjaga mekanisme pasar tetap

berada dalam bingkai Islam Rasulullah mendirikan Al-Hisbah (institusi yang

bertugas sebagai pengawas pasar). Rasulullah juga membentuk Baitul Maal,

sebuah institusi yang bertindak sebagai pengelola keuangan negara. Secara garis

besar sumber pemasukan negara pada masa itu dapat dilihat dalam table berikut:

Tabel 1. Sumber-sumber Pendapatan pada Masa Rasulullah

Dari Kaum Muslim Dari Kaum non-Muslim Umum

1. Zakat

2. Ushr (5 – 10%)

3. Ushr (2,5%)

4. Zakat Fitrah

5. Wakaf

6. Amwal Fadila

7. Nawaib

8. Shadaqah yang lain

9. Khumus

1. Jizyah

2. Kharaj

3. Ushr (5%)

1. Ghanimah

2. Fay

3. Uang Tebusan

4. Pinjaman dari Kaum Muslim

atau non-Muslim

5. Hadiah dari Pemimpin atau

Pemerintah Negara Lain

Sumber: Sabzwari, 1984

Page 2: Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam

Sampai tahun ke-4 hijrah pendapatan dan sumber daya negara masih sangat kecil.

Kekayaan pertama datang dari Banu Nadir, karena melanggar perjanjian (piagam

Madinah) dengan umat Islam sehingga mereka ditaklukkan dan dipaksa

meninggalkan kota. Wakaf Islam pertama adalah dari seorang Banu Nadir yang

masuk Islam dan memberikan tujuh kebunnya. Harta rampasan perang

(ghanimah) juga merupakan sumber pendapatan negara, meskipun kontribusinya

selama 10 tahun kepemimpinan Rasulullah tidak lebih dari 2%. Zakat dan ushr

merupakan sumber pendapatan pokok, terutama setelah tahun ke-9 H di mana

zakat mulai diwajibkan. Berbeda dengan sumber pandapatan lain, zakat hanya

boleh diberikan kepada pihak-pihak tertentu yang telah digariskan dalam Alquran

(Q.S. At-Taubah: 60).

Peran negara dalam menjaga kesejahteraan rakyatnya tercermin dalam

pengeluaran negara sebagai berikut:

Tabel 2. Pengeluaran Negara

Primer Sekunder

Page 3: Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam

1. Biaya pertahanan, seperti: persenjataan,

unta, kuda.

2. Penyaluran zakat dan ushr kepada yang

berhak menerimanya.

3. Pembayaran gaji untuk wali, qadi, guru,

imam, muadzin, dsb

4. Pembayaran upah para sukarelawan

5. Pembayaran utang negara

6. Bantuan untuk musafir (dari daerah Fadak)

1. Bantuan untuk orang yang belajar agama

di Madinah

2. Hiburan untuk para delegasi keagamaan

3. Hiburan untuk para utusan suku dan

negara serta biaya perjalanan mereka.

4. Hadiah untuk pemerintah negara lain

5. Pembayaran untuk pembebasan kaum

Muslimin yang menjadi budak

6. Pembayaran denda atas mereka yang

terbunuh secara tidak sengaja oleh

pasukan Muslim

7. Pembayaran utang orang yang meninggal

dalam keadaan miskin

8. Pembayaran tunjangan untuk orang

miskin

9. Tunjangan untuk sanak saudara Rasulullah

10. Pengeluaran rumah tangga Rasulullah

(hanya sejumlah kecil; 80 butir kurma dan

80 butir gandum untuk istri-istrinya)

11. Persediaan darurat

Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam - Perekonomian di Masa Khulafaurrasyidin

Abu bakar As-Shidiq (537 – 634 M) - Abu Bakar As-Shidiq banyak menemui

permasalahan dalam pengumpulan zakat, sebab pada masa itu muncul orang-

orang yang enggan membayar zakat. Abu Bakar As-Shidiq membangun kembali

Baitul Maal dan meneruskan sistem penditribusian harta untuk rakyat. Beliau juga

mempelopori sistem penggajian bagi aparat negara, misalnya untuk khalifah

sendiri digaji amat sedikit, yaitu 2,5 atau 2,75 dirham per hari. Tunjangan tersebut

kurang mencukupi kemudian dinaikkan menjadi 2000 atau 2500 dirham, pada

riwayat lain 6000 dirham per tahun.

Umar bin Khattab (584 – 644 M) - Umar bin Khattab mengambil langkah-langkah

besar dalam pengembangan sektor pertanian, karena beliau menyadari

pentingnya pertanian bagi perekonomian negara. Pada masa ini hukum

perdagangan mengalami penyempurnaan, Umar mengurangi beban pajak

Page 4: Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam

terhadap beberapa barang, pajak perdagangan nabati dan kurma Syria sebesar

50%. Umar membangun Baitul Maal yang regular dan permanen di ibu kota,

kemudian dibangun cabang-cabang di ibu kota propinsi.

Umar mendirikan Diwan Islam yang pertama, yang disebut al-Diwan. Al-Diwan

adalah sebuah kantor yang ditujukan untuk membayar tunjangan-tunjangan

angkatan perang dan pension serta tunjangan lainnya dalam basis yang regular

dan tepat. Umar juga membentuk sebuah komite untuk membuat laporan sensus

penduduk Madinah sesuai dengan tingkat kepentingan dan kelasnya.

Usman bin Affan (577 – 656 M) - Usman membangun saluran air dan jalan-jalan

dalam rangka pengembangan sumber daya alam, mengingat semakin luasnya

wilayah negara Islam. Kemudian Usman juga memperkenalkan kebiasaan

membagikan makanan di masjid untuk orang-orang menderita, pengembara dan

orang miskin. Usman membentuk organisasi kepolisian secara permanen untuk

mengamankan jalur perdagangan. Selain itu, dibentuk pula armada laut kaum

Muslimin.

Ali Bin Abi Thalib (600 – 661 M) - Ali adalah orang yang sangat sederhana. Beliau

secara sukarela menarik diri dari daftar penerima bantuan baitul maal, bahkan

memberikan 5000 dirham setiap tahunnya. Beliau sangat ketat dan berhati-hati

dalam menjalankan keuangan negara. Salah satu upayanya yang monumental

adalah pencetakan mata uang sendiri atas nama pemerintahan Islam, di mana

sebelumnya menggunakan uang dinar dari Romawi dan dirham dari Persia.

Perkembangan Pemikiran Ekonomi Pasca Khulafaurrasyidin

Zayd bin Ali (699 – 738)

Salah satu ahli fiqih yang terkenal di Madinah. Zaid bin Ali memperbolehkan

penjualan suatu komiditi secara kredit dengan harga yang lebih tinggi dari harga

tunai. Beliau tidak memperbolehkan harga yang ditangguhkan pembayannya lebih

tinggi dari pembayaran tunai, sebagaimana halnya penambahan pembayaran

Page 5: Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam

dalam penundaan pengembalian pinjaman. Setiap penambahan terhadap

penundaan pembayaran adalah riba

Prinsipnya jenis transakai barang atau jasa yang halal kalau didasarkan atas suka

sama suka diperbolehkan. Sebagaiman firman Alloh dalam surat An-Nisaa’( 4) ayat

29 :” Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta

sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku

dengan suka sama suka dia ntara kamu “.

Dalam kegiatan perniagaan yang didasarkan pada penjualan kredit, perlu

diperhatikan bahwa para pedagang mendapatkan untung darinya, pendapatan

seperti itu adalah bagian dari perniagaan bukan riba.

Abu Hanifa (80-150 H /699 –767 M)

Abu Hanifa menyumbangkan beberapa konsep ekonomi, saah satnya adalah

salam ,yaitu suatu bentuk transaksi diman antara pihak penjual dan pembeli

sepakat bila barang dikirimkan setelah dibayar secara tunai pada waktu kontrak

disepakati. Abu Hanifa mengkritisi prosedur kontrak tersebut yang cenderug

mengarah pada perselisihan antara yang memesan barang dengan cara membayar

lebih dahulu, dengan orang yang membelikan barang. Beliau mencoba

menghilangkan perselisihan ini dengan merinci kontrak, seperti jenis komoditi,

kualitas, kuantitas, waktu, dan tempat pengiriman. Beliau memberikan

persyaratan bahwa komoditi harus tersedia di pasar selama waktu kontrak dan

pengiriman.

Salah satu kebijakan Abu Hanifah adalah menghilagkan ambiguitas dan

perselisihan dalam masalah transaksi, hal ini merupakan salah satu tujuan syariah

dalam hubungan dengan jual beli.

Abu Hanifah sangat memperhatikan pada orang-orang lemah. Beliau tidak

memperbolehkan pembagian hasil panen (muzara’ah) dari penggarap kepada

pemilik tanah dalam kasus tananh tidak menghasilkan apapun. Hal ini untuk

melindungi para penggarap yang umumnya orang lemah.

Page 6: Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam

Beberapa karya yang dihasilkan antara lain : Al-Makharif fi Al-Fiqh, Al-Musnad,

sebuah kitab hadist yang dikumpulkan oleh para muridnya dan Al-Fiqh Al-Akbar.

Abu Yusuf (113 – 182H/731 – 798M)

Abu Yusuf terkenal sebagai Qadi ( hakim ). Diantara kitab-kitab Abu Yusuf yang

paling terkenal adalah kitab Al-Kharaj. Kitab ini ditulis atas permintaan khalifah

Harun Ar-Rasyid untuk pedoman dalam menghimpun pemasukan atau

pendapatan negara dari kharaj, ushr, zakat, dan jizyah. Kitab ini dapat digolongkan

sebagai public finance dalam pengertian ekonomi modern.

Menurut Abu Yusuf, sistem ekonomi Islam menjelaskan prinsip mekanisme pasar

dengan memberikan kebebasan yang optimal bagi para pelaku di dalamnya yaitu

produsen dan konsumen. Jika karena suatu hal selain monopoli, penimbunan atau

aksi sepihak yang itdak wajar dari produsen terjadi karena kenaikan harga, maka

pemerintah tidak dapat melakukan intervensi dengan mematok harga. Penetuan

harga sepenuhnya harga sepenuhnya diperankan oleh kekuatan permintaan dan

penawaran dalam ekonomi.

Selain Al-Kharaj, beliau menulis Al-Jawami, buku yang sngaja ditulis untuk Yahya

bin Khalid, selain itu juga menyusun Usul Fiqh Hanafiah ( data-data fatwa hukum

yang disepakati Imam Hanafiah bersama murid-muridnya )

Al-Ghazali (450 – 505H/ 1058 –1111M)

Al-Ghazali lahir 1058M di kota kecil Khorasan bernama Toos. Bagi Ghazali pasar

merupakan bagian dari “keteraturan alami”, secara rinci beliau juga menerangkan

bagaimana evolusi terciptanya pasar.

Al-Ghazali juga mengatakan bahwa kebutuhan hidup manusia terdiri dari 3, yaitu

kebutuhan dasar (darruriyah), kebutuhan sekunder (hajiat), dan kebutuhan

mewah (takhsiniyyat). Teori hierarki kebutuhan ini kemudian “diambil” oleh

William Nassau Senior yang menyatkan bahwa kebutuhan manusia terdiri dari

Page 7: Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam

kebutuhan dasar (necessity), sekunder (decency), dan kebutuhan tersier (luxury).

Beliau juga menyatakan tentang tujuan utama dan penerapan syariah adalah

masalah religi atau agama, kehidupan, pemikiran, keturunan, dan harta kekayaan

yang bersangkutan dengan masalah ekonomi.

Beliau juga memperkenalkan mengenai peranan uang dalam ekonomi (ditulis

dalam kitab Ihya’ Ulum Din). Menurut beliau , manusia memerlukan uang sebagai

alat perantara / pertukaran (medium exchange) untuk membeli barang. Fungsi ini

kemudian dijabarkan kembali oleh Ibnu Taimiyah dengan menambahkan 1 funsi

tambahan, yakni bahwa uang juga berfungsi sebagai alat untuk menetukan nilai

(measurement of value )

Karya yang ditulisnya antara lain yang cukup monumental : Alajwibah Al-

Ghazaliyah fi Al-Masa’il Al-Ukhrawiyah, Ihya’ Ulum Din, Al-Adab fi Al-Dina, dan lain

sebagainya.

Ibnu Rusyd (1198)

Dikenal sebagai Aveorrus di Barat. Beliau adalah seorang pemikir Islam yang

banyak mempengaruhi pemikiran pemikir-pemikir dunia terutama Barat. Beliau

menghasilkan sebuah karya yang mengungkapkan sebuah teori dengan

memperkenalkan fungsi keempat dari uang ( Roger E Backhouse,2002, “The

Pinguin History of Economic” ). Sebelumnya filsuf Yunani, Aristoteles

menyebutkan bahwa fungsi uang ada 3, yaitu sebagai alat tukar, alat mengukur

nilai dan sebagai cadangan untuk konsumsi di masa depan. Ibnu Rusyd

menambahkan fungsi keempat dari uang, yakni sebagi alat simpanan daya beli dari

konsumen, yang menekankan bahwa uang dapat digunakan kapan saja oleh

konsumen untuk membeli keperluan hidupnya.

Ibnu Rusyd juga membantah Aristoteles tentang teori nilai uang dimana nilainya

tidak boleh berubah-ubah. Ibnu Rusyd menyatakan bahwa uang tiu tidak boleh

berubah-ubah karena 2 alasa, yakni pertama uang berfungsi sebagai alat untuk

mengukuir nilai, maka seperti Allah SWT Yang Maha Pengukur, Allah Tidak

Berubah-Ubah, maka uangpun sebagai pengukur keadaan tidak boleh berubah.

Page 8: Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam

Kedua uang berfungsi sebagai cadangan untuk konsumsi masa depan, maka

perubahan padanya sangatlah tidak adil. Dari kedua alasan tersebut maka

sesungguhnya nilai nominal uang itu harus sama dengan nilai intrinsiknya.

Ibnu Taimiyah ( 661 – 728H / 1263 –1328M)

Menurut Ibnu Taimiyah naik turunnya harga bukan saja dipengaruhi oleh

penawaran dan permintaan tetapi ada faktor-faktor yang lain :

“Sebab naik turunnya harga di pasar bukan hanya karena adanya ketidakadilan

yang disebabkan orang atau pihak tertentu, tetapi juga karena panjang singkatnya

masa produksi (khalq) suatu komoditi. Jika produksi naik dan permintaan turun,

maka harga di pasar akan naik, sebaliknya jika produksi turun dan permintaan naik,

maka harga di pasar akan turun”.

Teori dikenal dengan “price volality” atau turun naiknya harga di pasar. Teori ini

jika dikaji lebih mendalam adalah menyangkut hukum permintaan dan penawaran

(supply dan demand) di pasar, yang kini justru secara ironi diakui sebagi teori yang

bersal dari Barat.

Lebih jauh beliau juga memberikan penjelasan mengenai Hak Atas Kepemilikan

Intelektual (HAKI) atau paten. Menurut beliau kepemilikan (property) adalah suatu

kekuatan yang diberikan oleh syariah untuk memakai sebuah objek dan kekuatan

itu beragam dalam macam dan kadarnya. Seorang dapat membuang / tidak

memanfaatkan miliknya selama tidak bertentangan dengan syariah. Beliau

membagi subjek kepemilikan menjadi 3; individu, masyarakat dan negara.

Kepemilikan individu diakui dan didapatkan dari membuka dan memanfaatkan

tanah, wari, membeli dan kepemilikan individu individu tidak boleh bertentang

dengan kepemilikan individu tidak boleh bertentang dengan kepemilikan

masyarakat dan negara . Tujuan yangyang paling utama dari kepemilikan adalah

kegunaannya pada orang lain.

Ibnu Khaldun (732 – 807H / 1332 – 1383M)

Page 9: Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam

Ibnu Khaldun mempunyai nama sebenarnya yakni Wali Al-Din Abd Al-Rahman bin

Muhammad bin Abu Bakar Muhammad bin Al-Hasan, lahir di Tunisia, 1 Ramadhan

732 H, berasal dari keluarga Arab Hadramaut. Beliau banyak dipuji oleh Barat

karena buah fikirannya yang banyak berpengaruh bagi Barat dan memberi

pencerahan bagi dunia ekonomi, bahkan bisa dibilang beliau adalah Bapak

Ekonomi Dunia ( untuk lebih jelas baca artikel : Ibn Khaldun Bapak Ekonomi ).

Sumbangan terbesar dalam bidang Ekonomi banyak dimuat dalam karya besarnya,

Al-Muqadimmah. Beberapa prinsip dan falsafah ekonomi telah difikirkannya,

seperti keadilan (al-adl), hardworking, kerjasama (cooperation), kesederhanaan

(moderation), dan fairness. Ibnu Khaldun menekankan bahwa keadilan adalah

tulang punggung dan asas kekuatan sebuah ekonomi. Dalam karyanya tersebut,

disebutkan mengenai “rasa kebersamaan” yang akan terbentuk dan menguat jika

ada keadilan untuk menjamin adanya kesejahteraan masyarakat melalui

pemenuhan kewajiban bersama dan pemerataan hasil pembangnan. Jika keadilan

ini hilang, maka cenderung akan menimbulkan ketidakpuasandiantra masyarakat,

mengecilkan hati masyarakat, dan berpengaruh buruk terhadap solidaritas

masyarakat. Dan lebih jauh lagi lagi, hal ini tidak hanya mempengaruhi motivasi

masyarakat dalam bekerja tapi juga akan melemahkan efisiensi, sikap inovatif,

kewirausahaan dan kualitas kebaikan yang lain sehingga pada akhirnya

menyebabkan disintegrasi dan kemunduran masyarakat.

Perkembangan Pemikiran Islam ke Barat

A. Schumpeter (1954) menulis sebuah buku yang berjudul “History of Economic

Analysis”, yang berisikan tentang pondasi dan pemikiran dasar ilmu ekonomi dan

perkembangannya. Dalam bukunya tersebut, ia menjelaskan sejarah

perkembangan ekonomi yang terjadi didunia. Hal yang menarik adalah setelah

akhir masa keemasan Graceo Roma di abad-8 Masehi, sangat sedikit sekali

ditemukan pemikiran dan teori ekonomi yang signifikan dihasilkan, bahkan masa

ini berjalan hingga abad ke-13 yang ditandai dengan masa St. Aquinas (1225-

1274). Selama kurang lebih lima abad tersebut, tidak begitu banyak teori ekonomi

Page 10: Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam

dan karya ekonomi yang dihasilkan oleh para pemikir barat> Schumpeter

menyebutnya sebagai “Great Gap” atau jurang yang besar diantaranya, saat itu

terjadi masa kegelapan (dark age) terhdap ilmu dan sains di Eropa. Pengaruh

gereja masih terasa kental membatasi para ahli dan ilmuwan untuk menghasilkan

karya ilmiah. Bahkan bila seseorang dapat dianggap membelot dari ajaran Tuhan

bila bertentangan dengannya dan hukuman mati pun akan diberikan padanya.

Disisi dunia yang lain, dunia Islam mencapai masa keemasan,dimana banyak

ilmuwan muslim yang mulai menggali Kitab Suci Al-Qur’an dan referensi-referensi

lainnya, berhasil memberikan karya-karya ilmiah yang signifikan mulai meliputi

kedokteran, teknik, arsitektur, kimia, hukum, seni dan sastra, sosial hingga

ekonomi. Banyak ilmuwan muslim yang menulis, meneliti, dan menghasilkan

teori-teori ekonomi yang hasilnya hingga sekarang masih relevan untuk dipelajari

dan diterapkan. Karya-karya agung para ilmuwan inilah yang menjadikan dunia

Islam menjadi pusat kebudayaan dan pengetahuan dunia selama kurang lebih 13

abad.

Mulai abad 9 muncul banyak tokoh Islam yang mempengaruhi pemikiran dan

kehidupan mayarakat Barat, seperti Biruni, Firdawsi, Ibnu Sina, Nasisirn,

Khuswraw, Nizamul Mulk, Al-Ghazali, Omar Khayyam, dan lin sebagainya.

Pengaruh pemikiran Islam terhadap masyarakat barat dipengaruhi du fakta yang

menonjol :

1. Para cendikiawan tersebut menerima dorongan terbesar dari warisan ilmu

pengetahuan dan filsafat Greco-Helenistik

2. Islam menerima warisan tersebut dan mengajarkan di dalam sekolah-sekolah

perguruan tinggi, pusat penelitian, dan perpustakaan-perpustakaan

Dampak dari penyebaran kebudayaan Islam ini, Eropa mendapatkan banyak ilmu

pengetahuan bersumber dari dunia Islam. Dalam bidang ilmu ekonomi beberapa

pengetahuan yang diindikasi disalain oleh Ilmuwan Eropa diantaranya adalah :

Page 11: Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam

1. Teori Parento Optimum diambil dari pidato Ali bi Abi Tholib yang

dikumpulkan dalam suatu kitab yang berjudul Nahjul Balaghah.

2. Bar Hebracus, pendeta Jocobite Church menyalin beberapa bab kitab karya

Al-Ghazali yang berjudul Ihya’ Ulum Din.

3. Gresham law dan Oresme Trarise diambil dari kitab karya Ibnu Taimiyah

4. Pendeta era Spanyol Ordo Dominican, Raymond Martini menyalin banyak

bab dari Tahaful Al-Falasifa, Maqasid Ul-falasifa, Al-Munqid, Mishkat Ul-

Anwar dan Ihya’ Ulum Din.

5. St. Thomas menyalin banya bab daari Farabi (St. Thomas yang belajar di Ordo

Dominican mempelajari ide-ide Al-Ghazali dari Bar Hebracus dan Martini)

6. Adam Smith dengan hukumnya The Wealth of Nation diduga banyak

mendapat inspirasi dari karya Ibnu Khaldun, Al-Muqadimmah dan bukunya

Abu Ubayd yang berjudul An-Anwal.

Sedangkan beberapa bentuk pengelola ekonomi barat yang sama digunakan Islam

adalah :

1. Syirkat ( partnership )

2. Suftaja ( bill of exchange )

3. Hawal ( letters of credit )

4. Funduq ( specialized large scale commercial institutions and market which

development developed in to virtual stock exchange )

5. Dur-ul tiraz ( pabrik yang dijalankan oleh negara )

6. Mauna ( private bank )

7. Wilatil hisba( polisi ekonomi )