Sejarah G 30 S/PKI
-
Upload
mhs-x-class-ebook-project -
Category
Documents
-
view
254 -
download
1
description
Transcript of Sejarah G 30 S/PKI
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
danrahmat-Nya, sehingga penulisan makalah ini dapat diselesaikan
dengan baik dan lancar.Adapun maksud penulisan makalah ini
adalah sebagai salah satu tugas mata pelajaran sejarah dari Sir.
SONY WIBOWO selaku guru mata pelajaran SIMULASI DIGITAL
kelas X RPL .Saya menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan
makalah ini masih banyak kekurangan, baik mengenai materi,
mutu, penggunaan bahasa maupun cara penyajiannya. Maka saya
mohon saran dan kritik yang sifatnya membangun dari para
pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata saya
berharap semoga penulisan makalah ini dapat bermanfaat bagi kita
semua dan apabila terdapat kata-kata yang kurangberkenan di hati
saya mohon maaf yang sebesar-besarnya.
TERIMA KASIH.
SEJARAH GERAKAN 30 S/PKI
PENDAHULUAN 1.Latar Belakang
G 30 S PKI adalah sebuah peristiwa yang terjadi pada tanggal 30 September sampai 1
Oktober 1965 di mana enam perwira tinggi militer Indonesia beserta beberapa orang lainnya
dibunuh dalam suatu usaha kudeta yang dituduhkan kepada anggota Partai Komunis
Indonesia (PKI).
Di akhir 1964 dan permulaan 1965 ribuan petani merampas tanah yang bukan hak mereka
yang menyebabkan bentrokan-bentrokan besar terjadi antara polisi dan para pemilik
tanah. Pada permulaan 1965, para buruh mulai menyita perusahaan-perusahaan karet dan
minyak milik Amerika Serikat.
PEMBAHASAN
2. Munculnya Peristiwa G 30 S PKI
Peristiwa G30S yaitu peristiwa bersejarah di Indonesia yang paling sering disinggung untuk
diluruskan sejarah. Alasannya dari peristiwa ini ada keterkaitan dengan permasalahan
kenaikan Soeharto menjadi Presiden yang menggantikan Soekarno. Dan, setelah ia turun
jabatan tuntutan-tuntutan yang meluruskan sejarah G30S bermunculan. Salah satunya yaitu
muncul dari para korban politik sang Jenderal Besar semasa berkuasa. Ada tiga alasan yang
bisa melatarbelakangi tuntutan tersebut. Pertama, mereka ingin membenarkan apa yang
sebenarnya terjadi pada peristiwa G30S. Kedua, mereka ingin membersihkan nama baik
mereka dari stigma-stigma pemberian Orde Baru. Ketiga, orang-orang merasa sakit hati
terhadap Soeharto, kemudian ingin membuka kedok siapa Soeharto, karena mereka
mengutamakan balas dendam kepada Soeharto..
Muncul berbagai versi usulan untuk meluruskan peristiwa G30S ini. Dan juga permasalahan
ini tidak terlepas dari yang ditulis oleh para ahli-ahlis sejarah. Peristiwa G30S bisa saja
merupakan peristiwa sejarah yang paling banyak memiliki versi sejarah dibanding lainnya.
Sedikitnya terdapat lima versi yang meluruskan apa yang sebenarnya terjadi dalam gerakan
ini.
Versi pertama adalah versi pemerintah Orde Baru. Versi ini adalah versi tunggal yang (harus)
diakui dan ajarkan di sekolah sekolah. Menurut versi Orde Baru Peristiwa G30S adalah
sebuah kudeta yang dilancarkan oleh Partai Komunis Indonesia (PKI) terhadap Pancasila.
Versi kedua adalah hasil dari Ben Anderson dan Ruth McVey (sejarawan Cornell
University). Hasil penelitian mereka yaitu tepatnya dalam sebuah kertas kerja berjudul
Prelimenary Analysis of the October 1, 1965; Coup in Indonesia (Cornell Paper). Ben
Anderson, dkk., berkesimpulan bahwa peristiwa ini adalah puncak konflik internal Angkatan
Darat.
Versi ketiga yaitu dari Prof. Wertheim, seorang sejarawan Belanda, mendukung tesis dalam
Cornell Paper yang juga menambahkan keterlibatan Sjam Kamaruzjaman sebagai agen
rangkap/ganda (double agent) yang bekerja untuk PKI dan AD.
Versi keempat adalah versi yang ditulis John Hughes dan Antonie C Dake. Menurut mereka
Soekarno adalah otak di balik gerakan ini. G30S adalah skenario yang dipersiapkannya untuk
melenyapkan oposisi sebagian perwira tinggi AD. Tetapi pada akhirnya kesimpulan versi ini
mendapatkan pertentangan keras dari keluarga Soekarno.
Versi kelima berasal dari pandangan Peter Dale Scott yang berkesimpulan bahwa didalam
permasalahan ini adanya keterlibatan pihak asing yang dituding kepada agen intelejen
Amerika Serikat yaitu CIA yang merancang sebuah konspirasi dengan tujuan untuk
menggulingkan kekuasaan Presiden Soekarno. CIA dianggap bekerja sama dengan sebuah
klik Angkatan Darat untuk memprovokasi PKI.
Selain meninggalnya korban dari para perwira tinggi Angkatan Darat yang diculik, terjadi
pula pembunuhan massal terhadap orang-orang yang dianggap terlibat dalam G30S maupun
simpatisan PKI. Jumlah manusia yang terbunuh pun diperkirakan mencapai ratusan ribu
hingga jutaan jiwa. Setelah Soeharto berkuasa penuh atas kendali pemerintahan, Pemerintah
Soeharto melakukan pembuangan terhadap tahanan-tahanan politik (tapol) ke Pulau Buru.
Akibatnya juga dirasakan pula oleh keturunan mereka yang harus mengalami ketidakpastian
hidup akibat menyandang cap sebagai anak eks-komunis atau tapol. Ketiga kejadian tersebut
oleh Asvi Warman Adam disebut sebagai trilogi karya utama rezim Soeharto.
Yang jelas, di masa mendatang, versi pertama tampaknya harus ditinjau kembali, paling tidak
dilengkapi dengan berbagai versi lainnya.
Secara garis besar, bahwa tragedi 1965 ini merupakan peristiwa yang menjadi titik awal
lahirnya “Indonesia Baru”, yang berbeda dengan karakter bangsa Indonesia ketika didirikan.
Semua akan dijelaskan dalam tulisan ini selanjutnya.
Peristiwa 1965 adalah puncak dari segala konspirasi yang telah dipersiapkan untuk
menjatuhkan kekuatan politik bangsa ini. Akhir dari kisah Revolusi yang telah dikibarkan
oleh Presiden Sukarno. Peristiwa gerkan ini tidak terlepas dari konteks Perang Dingin. Perang
Dingin telah memecah dunia menjadi dua polar blok besar, yaitu blok blok barat (dipimpin
Amerika Serikat ), dan blok timur (oleh Uni Soviet). Amerika Serikat dengan berideologi
kapitalisme, sedangkan Uni Soviet yang berideolgi komunisme.
Peristiwa
Isu Dewan Jenderal
Pada saat-saat genting sekitar bulan September 1965 muncul isu adanya Dewan Jenderal,
yang mengungkapkan bahwa para petinggi Angkatan Darat tidak puas terhadap Soekarno dan
berniat untuk menggulingkannya. Menanggapi isu ini, Soekarno memerintahkan pasukan
Cakrabirawa untuk menangkap dan membawa mereka untuk diadili. Namun secara tak
terduga, dalam operasi penangkapan tersebut para jenderal tersebut terbunuh.
Isu Dokumen Gilchrist
Dokumen Gilchrist diambil dari nama duta besar Inggris untuk Indonesia, Andrew Gilchrist.
Beredar hampir bersamaan waktunya dengan isu Dewan Jenderal. Dokumen ini oleh
beberapa pihak dianggap pemalsuan. Di bawah pengawasan Jenderal Agayant dari KGB
Rusia, dokumen ini menyebutkan adanya "Teman Tentara Lokal Kita" yang mengesankan
bahwa perwira-perwira Angkatan Darat telah dibeli oleh pihak Barat. Kedutaan Amerika
Serikat juga dituduh memberi daftar nama anggota PKI kepada tentara untuk
"ditindaklanjuti".
Isu Keterlibatan Soeharto
Menurut isu yang beredar, Soeharto saat itu menjabat sebagai Pangkostrad (Panglima
Komando Strategis Cadangan Angkatan Darat) tidak membawahi pasukan.
PENUTUP
Kesimpulan
Peristiwa G 30 S PKI adalah peristiwa berdarah bunuh membunuh yang tidak jelas
kepastiannya, dalam peristiwa ini 6 jendral tewas dan PKI dituduh sebagai pembunuhnya.
Kronologinya akan dibahas pada poin-poin di bawah.
Menurut isu beredar, ada kabar bahwa para jenderal tidak puas dengan pemerintahan
Soekarno, kabar ini disebut Isu Dewan Jenderal, menurut isu beredar, kemudian digerakan
pasukan Cakrabirawa untuk menangkap dan mengadili mereka, namun dalam proses
penangkapan, secara tak terduga mereka terbunuh pada tanggal 30 September 1965.
Menurut isu, setelah ke enam jenderal terbunuh, tersebarlah tuduhan bahwa PKI yang
membunuh para jenderal tersebut.
Menurut isu, untuk menyikapi tuduhan atas PKI tersebut, diberantaslah PKI yang dianggap
ingin mengudeta pemerintahan. Banyak anggota-anggota PKI yang terbunuh, juga banyak
orang-orang kita yang terbunuh oleh PKI, semua itu terjadi pasca terbunuhnya jenderal pada
30 September 1965.
Sampai akhirnya, lima bulan setelah itu, keluarlah Supersemar (Surat Perintah Sebelas
Maret). Sukarno memberi Suharto kekuasaan tak terbatas melalui Surat Perintah sebelas
Maret. Semua pihak, terutama Soekarno berharap semoga aksi bunuh membunuh pasca
kejadian 30 September 1965, itu segera selesai.
Sesudah kejadian tersebut, 30 September diperingati sebagai Hari Peringatan Gerakan 30
September. Hari berikutnya, 1 Oktober, ditetapkan sebagai Hari Kesaktian Pancasila. Isu
mengenai peristiwa G 30 S PKI, dari mulai tuduhan-tuduhan kudeta sampai kematian para
jenderal tidak begitu jelas.
DAFTAR PUSTAKA
http://sejarah.kompasiana.com/
http://newhistorian.wordpress.com/
http://id.wikipedia.org/
http://www.facebook.com/muchammad.taufik
http://itek2013.wordpress.com/