PERAN ORGANISASI GERAKAN MAHASISWA NASIONAL …digilib.unila.ac.id/54599/3/SKRIPSI TANPA BAB...

82
PERAN ORGANISASI GERAKAN MAHASISWA NASIONAL INDONESIA (GMNI) DALAM MENINGKATKAN SIKAP NASIONALISME (SKRIPSI) Oleh Yogi Pratama FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2018

Transcript of PERAN ORGANISASI GERAKAN MAHASISWA NASIONAL …digilib.unila.ac.id/54599/3/SKRIPSI TANPA BAB...

PERAN ORGANISASI GERAKAN MAHASISWA NASIONAL

INDONESIA (GMNI) DALAM MENINGKATKAN SIKAP

NASIONALISME

(SKRIPSI)

Oleh

Yogi Pratama

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2018

ABSTRAK

PERANAN ORGANISASI GERAKAN MAHASISWA NASIONAL

INDONESIA (GMNI) DALAM MENINGKATKAN SIKAP

NASIONALISME

Oleh

(Yogi Pratama)

Tujuan dalam penelitian ini untuk menjelaskan peran Organisasi Gerakan

Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) dalam meningkatkan sikap nasionalisme.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif, subjek penelitian ini

adalah anggota Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia yang ada disekretariat DPC

GMNI Bandar Lampung. Jumlah responden yang diambil yaitu sebanyak 50 orang

dan teknik pengumpulan data yaitu, menggunakan angket dengan analisis data

menggunakan rumus interval dan presentase.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa peran Organisasi Gerakan Mahasiswa

Indonesia yaitu meningkatkan siakp nasionalisme, pembentukan karakter berbasis

pada nilai-nilai ideologi Pancasila, serta pelaksanaan sikap dalam organisasi berada

pada kategori baik. Hal ini berarti peranan Organisasi Gerakan Mahasiswa

Nasional indonesia dapat menjadikan anggotanya memiliki sikap Nasionalis.

Kata kunci : Organisasi Nasionalisme dan GMNI

PERAN ORGANISASI GERAKAN MAHASISWA NASIONAL INDONESIA

(GMNI) DALAM MENINGKATKAN SIKAP NASIONALISME

Oleh

Yogi Pratama

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar

SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Program Studi Ppkn

Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendiidikan Universitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2018

RIWAYAT HIDUP

Yogi Pratama dilahirkan di Dwikora, Bukit Kemuning pada

tanggal 19 Juli 1995, anak pertama dari empat bersaudara dari

pasangan Bapak Syamsori dan Ibu Jumianah dengan tiga adik

laki-laki yang bernama Feri Fernando, Riski Saputra, dan Zaldi Putra.

Pendidikan yang pernah penulis tempuh adalah, SD Negeri 3 Bukit Kemiling

Permai pada tahun 2001-2007, SMP Negeri 28 Bandar Lampung pada tahun

2007-2010, dan SMA Negeri 14 Bandar Lampung pada tahun 2010-2013. Pada

tahun 2012 penulis diterima sebagai mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Lampung Program Studi PPKn melalui jalur SNMPTN

Tertulis.

Pada semester tujuh, penulis melaksanakan Kegiatan Kerja Nyata (KKN) di Desa

Tekad Kecamatan Pulo Panggung Kabupaten Tanggamus dan melaksanakan

Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMP Negeri 1 Tekad Kecamatan Pulo

Panggung Kabupaten Tanggamus.

MOTTO

Dan janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus

asa dari rahmat Allah, melainkan orang-orang yang kufur”

(Q.S. Yusuf:87)

PERSEMBAHAN

Dengan mengucap puji syukur kehadirat Allah SWT, serta shalawat kepada Baginda Nabi Besar Muhammad SAW.

Skripsi sederhanaku ini kupersembahkan untuk kedua orangtuaku tercinta yang selalu menyayangiku dan selalu mendoakan keberhasilanku demi tercapainya cita-citaku.

Ketiga adikku dan segenap keluarga besar yang telah

memberikan dukungan selama ini.

Para Guru dan Dosen yang telah berjasa memberikan

bimbingan dan ilmu yang sangat berharga melalui ketulusan dan kesabaranmu.

Almamater tercinta.

SANWACANA

Bismillahirrahmanirrahim.

Puji syukur kehadirat Allah SWT Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang

yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga skripsi ini dapat

diselesaikan.

Skripsi yang disusun penulis dengan judul “Peran Organisasi Gerakan Mahasiswa

Nasional (GMNI) dalam Meningkatkan Sikap Nasionalisme” adalah salah satu

syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Lampung.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas

dari bantuan berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Patuan Raja, M.Pd., selaku Dekan FKIP Universitas

Lampung beserta staff dan jajarannya yang telah memberikan bantuan kepada

penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

2. Bapak Dr. Surnyono, M.,Si., selaku Wakil Dekan Bidang Akademik dan

Kerja Sama yang telah memberikan bantuan kepada penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini.

3. Bapak Drs. Supriyadi, M.Pd., selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan

dan Alumni yang telah memberikan bantuan kepada penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini.

4. Ibu Dr. Riswanti Rini, M.Si., selaku Wakil Dekan Bidang Umum dan

Keuangan yang telah memberi bantuan kepada penulis untuk menyelesaikan

skripsi.

5. Bapak Hermi Yanzi, S.Pd, M.Pd, selaku ketua Program Studi Pendidikan

Pancasila dan Kewarganegaraan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Lampung.

6. Bapak Irawan Suntoro, M.S. selaku Pembimbing I yang telah bersedia

memberikan bimbingan, motivasi, bantuan, ilmu yang berharga, kritik, dan

saran selama penyusunan skripsi sehingga skripsi ini menjadi lebih baik.

7. Ibu Yunisca Nurmalisa S.Pd, M.Pd. selaku Pembimbing II sekaligus

Pembimbing Akademik atas kesediaannya memberikan bimbingan, motivasi,

bantuan, ilmu yang berharga, kritik dan saran selama penyusunan skripsi

sehingga skripsi ini menjadi lebih baik.

8. Bapak dan Ibu Dosen serta Staff di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan, motivasi, dan pandangan

hidup yang baik kepada penulis.

9. Kepada Ayah Syamsori yang selalu memberi motivasi, semangat, doa, dan

kasih sayang yang tiada batas. Terimakasih atas semua ketulusan yang

diberikan.

10. Kepada Ibu Jumianah tercinta yang selalu mendoakan dalam setiap sujud dan

setiap tarikan nafasnya. Terimakasih untuk setiap kerja keras, kasih sayang,

pengertian, perhatian, dan kesabaran yang tiada batas.

11. Ketiga adikku, Feri Fernando, riski Saputra dan Zaldi Putra, yang selalu

memberikan doa dan semangat kepada penulis.

12. Terima Kasih juga Friscin Dlaminggus Al Azhari yang selalu memberi

semangat, motivasi, dan membantu dalam menyelesaikan skripsi ini

13. Terima kasih untuk teman-teman angkatan atas bantuan dan kebersamaanya

selama ini.

14. Almamater tercinta Universitas Lampung.

15. Semua pihak yang telah membantu penuli dalam menyelesaikan Skripsi ini,

yang tidak dapat disebutkan satu- persatu.

Semoga Allah SWT senantiasa memberkahi kita semua dan semoga skripsi ini

dapat bermanfaat, khususnya bagi mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan dalam mengembangkan dan mengamalkan ilmu pengetahuannya.

Bandar Lampung, November 2018

Penulis,

Yogi Pratama

x

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ....................................................................................................... i

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ ii

HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iv

SURAT PERNYATAAN................................................................................. v

RIWAYAT HIDUP .......................................................................................... vi

MOTTO .......................................................................................................... vii

PERSEMBAHAN ............................................................................................ viii

SANWACANA ............................................................................................... ix

DAFTAR ISI .................................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xiii

DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiv

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ......................................................................... 1

1.2 Fokus dan Sub Fokus Penelitian ............................................. 13

1.3 Rumusan Masalah .................................................................... 13

1.4 Tujuan Penelitian .................................................................... 14

1.5 Manfaat Penelitian ................................................................... 14

1.5.1 Manfaat Teoritis ............................................................. 14

1.5.2 Manfaat Praktis ............................................................... 15

1.6 Ruang Lingkup Penelitian .......................................................... 15

1.6.1 Ruang Lingkup Ilmu ......................................................... 15

1.6.2 Subjek Penelitian ............................................................... 15

1.6.3 Objek Penelitian ................................................................ 15

1.6.4 Wilayah Penelitian ............................................................ 15

xi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................. 16

2.1 Deskripsi Teori .................................................................... 16

2.1.1 Tinjauan Tentang Peran ................................................. 16

2.2 Organisasi ................................................................................ 18

2.2.1 Pengertian Organisasi...................................................... 18

2.3 Elemen Organisasi .................................................................. 20

2.3.1 Sturktur Sosial ................................................................. 20

2.3.2 Partisipan ......................................................................... 21

2.3.3 Tujuan ............................................................................. 21

2.3.4 Teknologi ........................................................................ 21

2.3.5 Lingkungan ..................................................................... 22

2.3.6 Karakteristik Organisasi .................................................. 22

2.4 Jenis Organisasi ....................................................................... 24

2.4.1 Organisasi Formal ........................................................... 24

2.4.2 Organisasi Informal ......................................................... 26

2.4.3 Fungsi Organisasi ............................................................ 27

2.5 Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) ................... 29

2.5.1 Pengertian GMNI ............................................................ 29

2.5.2 Tujuan dan Sifat GMNI .................................................. 34

2.6 Visi dan Misi GMNI ................................................................ 34

2.7 metode yang diterapkan untuk meningkatkan pengetahuan dan

pemahaman GMNI ............................................................................ 35

2.8 Sikap Nasionalisme ..................................................................... 38

2.9 Kerangka Pikir ............................................................................ 45

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................... 46

3.1 Rancangan Penelitian .............................................................. 46

3.2 Populasi dan Sampel ................................................................ 47

3.2.1 Populasi ........................................................................... 47

3.2.2 Sampel ............................................................................. 47

3.3 Variabel Penelitian, definisi, dan rancangan penelitian ........... 47

3.3.1 Variabel Penelitian ....................................................... 47

xii

3.3.2 Definisi Variabel .......................................................... 48

3.3.2.1 definisi konseptual ................................................. 48

3.3.2.2 definisi operasional ................................................ 48

3.4 Teknik Pengumpulan Data ....................................................... 50

3.4.1 Teknik Pokok ............................................................... 50

3.4.1.1 Angket dan Kuisioner ............................................ 50

3.4.2 Teknik Penunjang.......................................................... 50

3.5 Uji Validitas dan Uji reabilitas .................................................... 51

3.5.1 Uji Validitas .................................................................... 51

3.5.2 Hasil Uji Validitas dan Reabilitas ................................... 51

3.5.3 Uji Validitas .................................................................... 52

3.5.3.1 Peran organisasi gerakan mahasiswa national

Indonesia ........................................................... 52

3.6 Uji Reabilitas ............................................................................... 57

3.7 Teknik Analisis Data ................................................................... 60

BAB IV HASIL PENELITIAN ..................................................................... 62

4.1 Hasil Penelitian ........................................................................... 62

4.1.1 Gambaran Umum Gerakan Mahasiswa Nasional

Indonesia .......................................................................... 62

4.2 Deskripsi Data ............................................................................. 64

4.2.1 Indikator Peran GMNI Meningkatkan Sikap

Nasionalisme .................................................................... 64

4.2.2 Indikator Pembentukan karakter berbasis pada

nilai-nilai Pancasila .......................................................... 66

4.2.3 Indikator Pelaksanaan Sikap Nasionalisme di dalam

Organisasi ......................................................................... 67

4.2.4 Sikap Nasionalisme ......................................................... 69

4.2.4.1 Tekad Hidup Bersama ........................................... 69

4.2.4.2 Kesetiaan terhadap NKRI ...................................... 70

4.2.4.3 Mewujudkan Cita-cita Bangsa Indonesia............... 71

4.2.4.4 Bangga dengan Bangsa Indonesia .......................... 71

xiii

4.3 Pembahasan ................................................................................ 72

4.3.1 Peran Organisasi Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia . 72

4.3.1.1 upaya peningkatan sikap nasionalisme .................. 72

4.3.1.2 Pembentukan Karakter berbasis Nilai-nilai

Ideologi Pancasila ................................................... 75

4.3.1.3 Pelaksanaan Sikap Nasionalisme di dalam

organisasi ................................................................ 76

4.4 Sikap Nasionalisme ..................................................................... 80

4.4.1 Tekad Hidup Bersama Dalam Wilayah NKRI ................ 80

4.4.2 Kesetiaan terhadap NKRI .............................................. 80

4.4.3 Mewujudkan Cita-cita Bangsa Indonesia........................ 80

4.4.4 Bangga Dengan Bangsa Indonesia ................................. 81

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................... 83

5.1 Kesimpulan ................................................................................. 83

5.2 Saran ..... ...................................................................................... 85

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 86

LAMPIRAN

ix

DAFTAR TABEL

Halaman

TABEL 1 Jumlah Kader GMNI Cabang Kota Bandar Lampung ................... 11

TABEL 2 Data Kegiatan GMNI Cabang Kota Bandar Lampung ................... 12

TABEL 3 Hasil Uji Validitas Peran Organisasi GMNI ................................... 52

TABEL 4 Hasil Uji Validitas Pemahaman Sikap Nasionalisme ..................... 54

TABEL 5 Hasil Uji Reabilitas ......................................................................... 57

TABEL 6 Pernyataan Upaya Peningkatan Sikap Nasionalisme ...................... 64

TABEL 7 Pernyataan Tentang Upaya Pembentukan Karakter berbasis Pada nilai-

nilai Ideologi Pancasila .................................................................................... 66

TABEL 8 Pernyataan Tentang Pelaksanaan Sikap Nasionlisme .................... 67

TABEL 9 Tekad Hidup Bersama Dalam Wilayah NKRI ................................ 68

TABEL 10 Kesetiaan Terhadap NKRI ............................................................ 69

TABEL 11 Pernyataan Tentang Mewujudkan Cita-cita Bangsa Indonesia ..... 70

TABEL 12 Pernyataan Tentang Bangga Dengan Bangsa Indonesia ............... 70

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia, pemuda senantiasa selalu

menempati peran yang penting dalam setiap peristiwa yang terjadi, dan dapat

dikatakan bahwa pemuda menjadi tulang punggung dari keutuhan perjuangan

pergerakan, Orde lama (1945-1965) : Penyelesaian aspek politik terhadap para

pelaku G 30 S 1965/PKI akan di putuskan dalam sidang Kabinet Dwikora

tanggal 6 Oktober 1965 dan belum terlihat adanyaa tanda-tanda akan

dilaksanakan. Berbagai aksi digelar untuk menuntut pemeritah agar segera

menyelesaikan masalah tersebut dengan seadil-adilnya. Aksi dipelopori oleh

kesatuan aksi pemuda-pemuda dan pelajar-pelajar Indonesia seperti KAPPI,

KAMI dan KAPI. Mucul pula aksi yang dilakukan oleh KABI,KAWI yang

membulatkan tekad dalam Front Pancasila.

Orde baru (1966-1998): banyak sekali kalangan mahasiswa dan masyarakat

yang tidak puas dengan rezim orde baru, dikarnakan terjadinya krisis ekonomi

yang melanda indonesia pada saat itu Kenaikan bbm, dan korupsi kolusi dan

nepotisme semakin merajalela semakin membuat ketidak percayaan

masyarakat dan mahasiswa. Hal ini yang membuat mahasiswa terdorong

2

untuk melakukan aksi yang menuntut lengsernya pak soeharto pada Oktober

1977.

Reformasi(1998-Sekarang) : Demontrasi di lakukan oleh para mahasiswa

bertambah gencar setelah pemerintah mengumumkan kenaikan harga BBM

dan ongkos Elang Mulia Lesmana, Heri Hartanto, Hendriawan Lesmana, dan

Hafidhin Royan. Tragedi Trisakti itu telah mendorong munculnya solidaritas

dari kalangan kampus dan masyarakat yang menantang kebijakan

pemerintahan yang dipandang tidak demokratis dan tidak merakyat, namun

pada masa reformasi mahasiswa cendrung hanya bersifat reaktif daripada

responsif.

Dahulu sebelum Indonesia meraih kemerdekaan, para rakyat Indonesia

berjuang mati-matian agar bangsa ini dapat merdeka dari belengggu

penjajahan. Semangat rakyat Indonesia terutama para pemudanya sangat luar

biasa, dengan semangat persatuan dan sikap rela berkorban akhirnya bangsa ini

dapat meraih kemerdekaan.

Belajar dari pengalaman sejarah untuk merebut suatu kemerdekaan dibutuhkan

rasa nasionalisme dari tiap-tiap bangsa, rasa nasionalisme tidaklah milik satu

bangsa saja melainkan rasa nasionalisme itu adalah milik semua bangsa, maka

dari itu rasa nasionalisme tidak hanya untuk masa dulu akan tetapi untuk masa

sekarang ini, rasa nasionalisme itu harus tetap dijaga dan dilestarikan oleh tiap-

tiap bangsa.

Bagi bangsa Indonesia, nasionalisme merupakan suatu hal yang mendasar,

sebab nasionalisme telah membimbing dan mengantar bangsa Indonesia dalam

3

mengarungi hidup dan kehidupannya. Maka dari itu untuk membawa bangsa

Indonesia kearah kehidupan yang lebih maju dan lebih modern sesuai dengan

komitmen bangsa dibutuhkan suatu wawasan kebangsaan dari tiap-tiap bangsa

Indonesia itu sendiri.

Dewasa ini nilai-nilai nasionalisme Negara Indonesia generasi muda mulai

luntur, hal ini dapat dilihat dari gejala-gejala sebagai berikut :

1. Pada saat upacara bendera, masih banyak rakyat yang tidak

memaknai arti dari upacara tersebut. Upacara merupakan wadah

untuk menghormati dan menghargai para pahlawan yang telah

berjuang keras untuk mengambil kemerdekaan dari tangan para

penjajah. Para pemuda seakan sibuk dengan pikirannya sendiri, tanpa

mengikuti upacara dengan khidmad.

2. Pada peringatan hari-hari besar nasional, seperti Sumpah Pemuda,

sebagai serermonial dan hiburan saja tanpa menumbuhkan rasa

nasionalisme dan patriotisme dalam benak mereka.

3. Lebih tertariknya masyarakat terhadap produk impor dibandingkan

dengan produk buatan dalam negeri,lebih banyak mencampurkan

bahasa asing dengan bahasa Indonesia untuk meningkatkan gengsi,

dan lain-lain.

a. Kurangnya kesadaran masyarakat “hanya” untuk memasang

bendera di depan rumah, kantor atau pertokoan. Dan bagi yang

tidak mengibarkannya mereka punya berbagai macam alasan

entah benderanya sudah sobek atau tidak punya tiang bendera,

4

malas , cuaca buruk, dan lain-lain. Mereka mampu membeli

sepeda motor baru, baju baru tiap tahun yang harganya ratusan

bahkan jutaan tapi mengapa untuk bendera merah putih yang

harganya tidak sampai ratusan saja mereka tidak sanggup

semua identitas bangsa Indonesia baik itu bendera merah putih,

lagu kebangsaan Indonesia Raya dan lain sebagainya hanyalah

merupakan simbol, symbol bahwa negara Indonesia masih

berdiri tegak dan mampu mensejajarkan dirinya dengan bangsa

lain. Bagaimana kita bisa bangga menjadi bangsa ini jika kita

malas dan malu memakai atribut bangsa Indonesia ini.

Fenomena masuknya unsur budaya asing ke Indonesia pada dasarnya cukup

mempengaruhi pola pikir masyarakat Indonesia sendiri. Pada dasarnya

fenomena seperti ini bukanlah suatu masalah yang besar bagi bangsa

Indonesia. Sejak awal negara Indonesia tidak pernah menolak masuknya unsur

budaya asing yang masuk ke dalam negeri. Hanya saja dalam hal ini ditegaskan

bahwa Indonesia tidak melarang masuknya unsur budaya asing selama unsur-

unsur budaya asing tersebut tidak merusak atau melunturkan semangat

nasionalisme bangsanya, tetapi unsur budaya tersebut hendaknya bersifat

memperkaya kebudayaan Indonesia.

Kurangnya pemahaman pemuda tentang nilai-nilai nasionalisme secara umum

berpengaruh juga terhadap pola perilaku pemuda. Nilai-nilai nasionalisme pada

dasarnya bersumber pada nilai-nilai Pancasila, atau dengan kata lain dapat

dikatakan bahwa nilai-nilai nasionalisme merupakan perspektif dari nilai-nilai

5

Pancasila. Dalam praktiknya pola perilaku masyarakat Indonesia masih belum

mencerminkan nilai-nilai nasionalisme seperti yang diharapkan. Kenyataan ini

bertolak belakang dengan cita-cita luhur bangsa Indonesia yang tercantum

dalam UUD 1945 dan tercermin dalm butir-butir pengamalan Pancasila.

Berdasarkan cita-cita luhur bangsa Indonesia, maka untuk mengisi dan

meneruskan kemerdekaan saat ini, sangat diperlukan jiwa-jiwa nasionalisme

yang tinggi dari tiap-tiap warga negara. Dalam rangka mewujudkan cita-cita

tersebut, diperlukan usaha yang keras dan serius, dan untuk mewujudkannya

tidaklah harus selalu tampak di mata orang lain, akan tetapi bisa dimulai dari

hal-hal yang paling sederhana sampai pada hal-hal yang kompleks. Kampus

merupakan tempatnya belajar serta menimba ilmu pengetahuan bagi

mahasiswa, Kampus juga menjadi tempat media berekspresi bagi mahasiswa,

karena ada berbagai kegiatan di kampus yang dapat dikuti sesuai dengan minat

ataupun hobinya sehari-hari.Selain itu kampus juga menjadi wadah

bersosialisasi antar Mahasiswa dari fakultas satu dengan lainnya.Itu semua bisa

anda wujudkan dengan bergabung di organisasi-organisasi yang ada di kampus.

Organisasi di kampus tidak hanya menjadi tempat pembelajaran, namun

mahasiswa dilatih untuk lebih mandiri dan berkembang sesuai dengan

kemampuannya masing-masing.

Menurut (dalam Rachman Abdul talib, 2010 : 30 - 33) Manfaat mengikuti

organisasi yang ada di kampus bagi mahasiswa antara lain : (1) Melatih diri

untuk menjadi seorang pemimpin (Leadership) (2) Menambah Wawasan (3)

Belajar mengatur waktu (4) Mengasah Kemampuan Sosial (5) Problem Solving

6

dan Manajemen Konflik (6) Memperluas jaringan atau Networking (7)

Membentuk Pola pikir yang baik (8) Meningkatkan Kemampuan

berkomunikasi

Pada umumnya, hanya sedikit pemuda yang menyadari bahwa organisasi

merupakan wadah berlangsungnya pendidikan karakter pemuda.Organisasi

intra ataupun ekstra di lingkungan sekolah dan kampus yang merupakan tempat

penempaan sikap dan perilaku diri. Oleh karena itu,“ pembentukan karakter

bangsa berarti pembentukan karakter pemuda Indonesia’’ yang dapat diperoleh

melalui organisasi. Hal ini dirasa penting sekali mengingat dampak negatif

moderenisasi dan globalisasi sudah mulai menjamur.

Semangat berorganisasi sangat perlu dilahirkan dan ditularkan demi sebuah

pelatihan dan pemahaman diri terhadap pembentukan rasa nasionalisme

pemuda khususnya mahasiswa.Sikap positif yang diperoleh dari interaksi

dalam organisasi seperti saling peduli dan bekerjasama dapat melahirkan

solidaritas sosial ditengah-tengah iklim individualistis seperti sekarang dan

diharapkan mampu diaplikasikan dalam kehidupan terdekat seperti kehidupan

sehari-hari. Hal ini merupakan bentuk kesiapan pemuda sebagai pewaris

penerus bangsa dan sebagai calon pemimpin bangsa.

Semangat berorganisasi juga mendidik keberanian pemudauntuk “memiliki

mimpi”. Semangat ini menjadi indikator utama pemuda untuk berani berusaha

mewujudkan mimpi.Mimpi hanya angan-angan belaka jika tidak ada yang

merubahnya. Untuk itu, pemuda memiliki hak menjadi pengubah mimpi

7

menjadi nyata. Perubahan Indonesia kearah yang lebih baik menawarkan

sebuah sikap nyata dari pemuda untuk menjadi aktor di balik perubahan.

Mahasiswa berperan penting dalam gerakan pembaharuan Negara, di tengah

gerakan pembangunan, bahkan juga pada masa-masa pemberontakan dan

revolusi. Adapun sebabnya para mahasiswa aktivis dan pemimpin-pemimpin

mereka pada kenyataannya merupakan kekuatan sosial, kekuatan moral, dan

kekuatan politik. Lagi pula, kemajuan bangsa ada di tangan kaum muda yang

menyibukkan diri dibidang ilmiah dan yang menguasai teknologi, khususnya

para mahasiswa. Oleh karena itu, diperlukan adanya pembinaan nasionalisme

di kalangan mahasiswa, sesuai dengan minat keilmuan dan apresiasi kemudaan

mereka, juga searus dengan situasi kondisi sosial politik ekonomi yang ada di

tengah masyarakat dan di dalam wadah organisasi peningkatan yang efektif.

Salah satu wadah organisasi ekstra kampus yang memberikan kesempatan

kepada mahasiswa untuk menjadipemuda yang memiliki rasa nasionalisme

adalah Gerakan Mahasiswa Nasionalisme Indonesia (GMNI).Gerakan

Mahasiswa Nasional Indonesia (disingkat GMNI) adalah sebuah organisasi

mahasiswa di Indonesia. Organisasi ini adalah sebuah gerakan mahasiswa yang

berlandaskan ajaran Marhaenisme. Marhaenisme diambil dari kata marhaen

yang berarti orang yang tertindas, marhaenisme adalah orang-orang yang

memperjuangkan hak-hak orang yang tertindas, sedangkan marhaenisme

sendiri adalah paham tentang marhaen tersebut. GMNI dibentuk pada tanggal

22 Maret 1954 sebagai hasil gabungan dari tiga organisasi mahasiwa, masing-

8

masing Gerakan Mahasiswa Marhenis, Gerakan Mahasiswa Merdeka, dan

Gerakan Mahasiswa Demokrat Indonesia.

Marhaenisme adalah suatu revolusi yang diciptakan oleh Soekarno yang

dijadikan sebagai asas-asas perjuangan dan strategi perjuangan GMNI. Tiga

nilai-nilai dasar dalam marhaenisme yaitu :

1. Sosionalisme

Sosionalisme adalah satu asa kehidupan rakyat Indonesia yang berdasarkan

pada nilai-nilai nasionalisme Indonesia muncul dan tumbuh atas kesadaran

sejarah ketertindasan bangsa oleh kapitalisme dan imperialism. Oleh karena

itu nilai-nilai yang dianut oleh nasionalisme Indonesia adalah nilai-nilai

kebangsaan yang menginginkan penegakan nilai-nilai kemanusiaan yang

beradap dan bersifat melindungi serta menyelamatkan kehidupan seluruh

rakyat Indonesia, dan bertindak berdasarkan hokum-hukum yang berlaku

dan berkembang dalam kehidupan masyarakat.

2. Sosio demokrasi

Sosio demokrasi adalah asas kehidupan rakyat Indonesia yang memiliki

dua makna demokrasi yaitu demokrasi politik dan demokrasi ekonomi.

Demokrasi politik adalah system kehidupan politik ketatanegaraan

Indonesia yang memberikan keadilan kepada seluruh rakyat Indonesia dan

tidak mengabdi pada segolongan masyarakat. Demokrasi ekonomi adalah

bangunan system perekonomian nasional yang berpijak pada pondasi nilai-

nilai ideologi, dimana nilai Indonesia menjadi sebuah kedirian bebas yang

hak dan kewajibannya diletakkan didalam suatu kepentingan bersama.

9

Setiap warga Negara berhak memperoleh kehidupan yang layak bagi

kemanusiaan dan bebas berusaha demi perkembangan manusianya.

3. Ketuhanan yang maha esa adalah

Ketuhanan yang maha esa adalah Asas kehidupan rakyat Indonesia yang

berketuhanan. Nilai-nilai yang menjadi landasan berkehidupan berbangsa

dan bernegara seluruh rakyat Indonesia karena setiap nilai-nilai ketuhanan

(agama) akan mengajarkan kepada rakyat tentang hakekat kemanusiaan dan

budi nurani manusia Indonesia. Nilai-nilai ketuhanan tersebut diletakkan

dalam ketuhanan yang berkebudayaan, yang meletakkan nilai-nilai luhur

budaya bangsa dengan cara saling hormat menghormati sesame pemeluk

agama.

Tujuan dan sifat GMNI adalah organisasi kader dan organisasi perjuangan

yang bertujuan untuk mendidik kader bangsa dalam mewujudkan sosialisme

Indonesia berdasarkan pancasila 1 Juni 1945 dan UUD 1945, GMNI adalah

organisasi yang bersifat independen, bebas aktif serta berwatak kerakyatan.

Percuma saja mahasiswa demo, teriakkan slogan dan yel-yel lainnya tanpa dia

mampu meyelesaikan dan memberi solusi penyelesaian masalah masyarakat

secara mendasar. Banyak diantara mahasiswa bahkan tidak tahu mengapa ia

ikut demo, apa yang diperjuangkannya dan ini saya sebut mahasiswa yang

sangat naif sekali. Mereka hanya ikut trend mahasiswa masa kini, ingin tampil

di media saat mereka demo, sungguh mengenaskan sekali kalau tujuan mereka

hanya sekedar itu semua.

10

Seiring dengan zaman dan budaya-budaya asing yang kian merajalela di

Indonesia, jiwa dan rasa nasionalisme yang tertanam dalam diri bangsa

Indonesia semakin luntur serta seolah-olah lupa dengan hakikat mahasiswanya

yang tercantum dalam Tridharma Perguruan Tinggi yaitu : (1) Pendidikan dan

Pengajaran (2) Penelitian dan Pengembangan dan (3) Pengabdian kepada

Masyarakat.

Poin ke 3 dari Tridharma Perguruan Tinggi inilah yang melengkapi hakikat dan

khitah perjuangan mahasiswa sebagai pemuda yang diharapkan bangsa,

pemuda mampu memimpin negara ini dikemudian hari. Jiwa nasionalisme

yang membara dan ditorehkan oleh tinta sejarah pada zaman perjuangan

merebut kemerdekaan akan terbuang sia-sia, pada reformasi yang digelorakan

oleh pemuda dan mahasiswa pada tahun 1998 secara substantive adalah

tuntutan perubahan pada struktur sistem maupun nilai, baik dalam bidang

ekonomi, sosisal, politik, budaya serta pertahanan dan keamanan. Pemuda

sebagai pelopor perubahan memerlukan roh dan semangat yang menjadi

landasan 3 utamanya, nasionalisme Indonesia pada hakikatnya adalah roh dan

semangat juang yang menggerakan untuk bangkit melawan penindasan yang

saat ini menjadi realitas bangsa. Jika kita gambarkan, nasionalisme saat ini

berada di titik rendah, dimana semua kebijakan berkiblat pada neoriberalisme,

sehingga kesejahteraan rakyat jauh dari cita-cita Founding Father bangsa ini.

Terpuruknya kedaulatan bangsa dan nasib rakyat bukanlah suatu fenomena

yang datang dengan sendirinya, maka dari itu perlunya kesadaran bagi kaum

pemuda khususnya pemuda intelektual seperti mahasiswa yang menjadi Agen

Of Social Control, Agen Of Change, danAgen Of Iron Stock serta pada intinya

11

mahasiswa menjadi garda depan untuk membuat perubahan yang lebih baik

untuk bangsa dan negara.

Berikut ini adalah jumlah anggota dan data kegiatan GMNI cabang kota bandar

lampung dari tahun 2014 sampai tahun 2016.

Tabel 1 Jumlah kader GMNI cabang kota Bandar Lampung

No Tahun Jumlah Anggota

1 2014 40

2 2015 57

3 2016 69

Sumber : sekretariat GMNI cabang kota Bandar Lampung tahun 2017

Berdasarkan tabel 1 dapat dilihat bahwa dari tahun 2014 sampai dengan 2016

jumlah anggota GMNI setiap tahunnya mengalami peningkatan, pada tahun

2014 jumlah anggota GMNI adalah sebanyak 40 orang.

Pada tahun 2015 jumlah anggota GMNI mengalami peningkatan sebanyak 17

orang, jadi jumlah anggota GMNI adalah 57 orang. Dan pada tahun 2016

jumlah anggota GMNI mengalami peningkatan sebanyak 9 orang jadi jumlah

anggota GMNI pada tahun 2016 adalah sebanyak 69 orang. Peningkatan

jumlah anggota GMNI ini dipengaruhi oleh rasa kebersamaan dalam

membangun organisasi.

12

Tabel 2 Data Kegiatan GMNI cabang kota Bandar Lampung

NO

Jenis Kegiatan

Volume Kegiatan

Sering Kadang-

kadang

Tidak

Pernah

1

Sosialisasi pentingnya

rasa nasionalisme dan

patriotism

2 Memberikan

pemahaman

pentingnya budaya,

politik, ekonomi, dan

kepemimpinan

3

Taman baca anak-anak

4

Aksi menuntut hak

masyarakat yang

tertindas oleh system

13

yang berlaku

Sumber :Sekretariat GMNI cabang kota Bandar Lampung tahun 2017

Sesuai pernyataan di atas penulis terdorong untuk melakukan penelitian

mengenai jiwa nasionalisme pemuda khususnya pemuda yang berintelektual

seperti mahasiswa, dalam organisasi intra kampus (GMNI) yang dikemukakan

dalam penelitian yang berjudul : Peran Organisasi Gerakan Mahasiswa

Nasional Indonesia (GMNI) Dalam Meningkatkan PengetahuanTerhadap Rasa

Nasionalisme.

1.2 Fokus dan Sub Fokus Penelitian

berdasarkan latar belakang di atas fokus penelitian ini peran organisasi

gerakan nasional Indonesia (GMNI) dalam sikap nasionalisme.

Sedangkan sub fokus penelitian ini adalahperan GMNI

(1) Upaya peningkatan sikap nasionalisme

(2) Pembentukan karakter berbasis pada nilai-nilai ideologi pancasila

(3) pelaksanaan sikap nasionalisme di dalam organisasi

1.3 Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah, maka rumusan masalah dalam penelitian ini

adalah :

1. Bagaimanakah peran GMNI dalam upaya peningkatan sikap nasionalisme?

2. Bagaimanakah peran GMNI dalam pembentukan karakter berbasis pada

nilai-nilai ideologi pancasila ?

14

3. Bagaimana peran GMNI dalam pelaksanaan sikap nasionalisme di dalam

organisasi ?

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan uraian diatas, maka tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian

ini adalah:

1. Untuk mengetahui Upaya peningkatan sikap nasionalisme

2. Untuk mengetahui pembentukan karakter berbasis pada nilai-nilai

ideologi pancasila

3. Untuk mengetahui pelaksanaan sikap nasionalisme di dalam organisasi.

1.5 Manfaat Penelitian

1.5.1 Manfaat Teoritis

a) Bagi peneliti sebagai informasi dan pengetahuan mengenai peran

organisasi Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia dalam

meningkatkan sikap nasionalismedi kalangan pemuda saat ini, dan

mengembangkan ilmu yang didapat selama kuliah

b) Bagi pembaca sebagai wawasan keilmuan dan pengetahuan dan dapat

digunakan sebagai bahan bacaan untuk mengetahui bagaimana peran

Organisasi GMNI dalam Meningkatkan Sikap Nasionalisme.

15

1.5.2 Manfaat Praktis

a) Bagi peneliti sebagai media untuk mentransformasikan ilmu yang

diperoleh di bangku kuliah dan di lapangan guna menambah wawasan

ilmu pengetahuan.

b) Bagi masyarakat pada umumnya dan mahasiswa pada khususnya

sebagai masukan bagi masyarakat dan mahasiswa dalam memilih

organisasi ekstra kampus.

c) Bagi pembaca sebagai informasi bagi penelitian yang sejenis dan dapat

menjadi acuan bagi penulis dan peneliti lainnya secara luas dalam

penulisan karya ilmiah.

1.6 Ruang lingkup Penelitian

1.6.1 Ruang lingkup ilmu

Ruang lingkup ilmu dalam penelitian ini adalah pendidikan, khususnya

pendidikan kewarganegaraan pada wilayah kajian kewarganegaraan.

1.6.2 Subjek Penelitian

Ruang lingkup subjek dalam penelitian ini adalah pengaruh di gerakan

Organisasi GMNI cabang kota bandar lampung.

1.6.3 Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah tentang peran GMNI dalam meningkatkan

sikap nasionalisme.

1.6.4 Wilayah penelitian

Penelitian ini di lakukan di GMNI cabang kota Bandar lampung.

II. LANDASAN TEORI

2.1 Deskripsi Teori

2.1.1 Tinjauan Tentang Peran

Menurut penjelasan histories, konsep peran semula dipinjam dari kalangan

yang memiliki hubungan erat dengan drama atau teater yang hidup subur

pada zaman yunani kuno atau romawi. Dalam hal ini, peran berarti

karakter yang disandang atau dibawakan oleh seorang aktor dalam sebuah

pentas dengan lakon tertentu. Kedua, pengertian peran menurut ilmu

sosial. Peran dalam ilmu sosial berarti suatu fungsi yang dibawakan

seseorang ketika menduduki jabatan tertentu, seseorang dapat memainkan

fungsinya karena posisi yang didudukinya tersebut.

Menurut Margono Slamet (1995:15) Peranan adalah “ mencakup tindakan

atau perilaku yang dilaksanakan oleh seseorang yang menempati posisi di

dlam ststus sosial”. Peran didasarkan pada ketentuan dan harapan peran

yang menerangkan apa yang individu-individu harus lakukan dalam suatu

situasi tertentu agar dapat memenuhi harapan-harapan mereka sendiri atau

harapan orang lain menyangkut peran-peran tersebut. Stres peran terjadi

jika suatu struktur sosial, seperti keluarga menciptakan tuntutan-tuntutan

yang sangat sulit, tidak mungkin atau tuntutan-tuntutan yang menimbulkan

17

konflik bagi mereka yang menempati posisi dalam struktur sosial

masyarakat.” Sedangkan menurut Gross Manson an Me Eancherrn

(1995:99) mengemukakan bahwa struktur peran dapat dibedakan menjadi

dua, yaitu:

a) peran formal (peran yang tampak jelas), yaitu sejumlah

perilaku yang bersifat homogen. Peran formal yang standar

terdapat dalam keluarga.Peran dasar yang membentuk posisi

sosial sebagai suami-ayah dan istri-ibu adalah peran sebagai

provider (penyedia), pengatur rumah tangga, memberikan

perawatan, sosialisasi anak, rekreasi, persaudaraan(memelihara

hubungan keluarga paternal dan maternal), terapeutik, seksual.

b) peran informal (peran tertutup), yaitu suatu peran yang bersifat

implisit (emosional) biasanya tidak tampak ke permukaan dan

dimainkan hanya untuk memenuhi kebutuhan emosional individu

dan untuk menjaga keseimbangan dalam keluarga, peran-peran

informal mempunyai tuntutan yang berbeda, tidak terlalu dan

didasarkan pada atribut-atibut kepribadian anggota keluarga

individual. Pelaksanaan peran-peran informal yang efektif dapat

mempermudah pelaksanaan peran-peran formal.

18

2.2 Organisasi

2.2.1 Pengertian Organisasi

Organisasi dapat disebut sebagai sekumpulan orang yang tunduk pada

konvensi bersama untuk mengadakan kerjasama dan interaksi guna

mencapai tujuan bersama. Suatu organisasi terbentuk apabila suatu

usaha memerlukan usaha lebih dari satu orang untuk

menyelesaikannya. Kondisi ini timbul karena tugas yang terlalu besar

atau terlalu kompleks untuk ditangani satu orang.

Organisasi merupakan suatu struktur hubungan manusia. Sondang P.

Siagian (2012:19) mengemukakan bahwa Organisasi merupakan bentuk

persekutuan antara dua orang atau lebih yang bekerja bersama serta

secara formal terkait dalam rangka pencapaian suatu tujuan yang telah

ditentukan, dalam ikatan mana terdapat seorang atau beberapa orang

yang disebut bawahan. Menurut Schein (dalam Arni, 2000:23),

organisasi adalah suatu koordinasi rasional kegiatan sejumlah orang

untuk mencapai beberapa tujuan umum melalui pembagian pekerjaan

dan fungsi melalui hierarki otoritas dan tanggung jawab. Schein juga

mengatakan bahwa organisasi mempunyai karakteristik tertentu yaitu

struktur, tujuan, saling berhubungan dengan bagian yang lain dan

tergantung pada komunikasi manusia untuk mengkoordinasikan

aktivitas dalam organisasi tersebut.

Sifat tergantung antara satu bagian dengan bagian yang lain

menandakan bahwa organisasi yang dimaksudkan merupakan suatu

19

sistem yang saling berhubungan dan tidak dapat dipisahkan.

Selanjutnya Kochler (dalam Arni, 2000:23-24), mengatakan bahwa

organisasi adalah sistem hubungan yang terstruktur yang

mengkoordinasi usaha suatu kelompok orang untuk mencapai tujuan

tertentu. Lain pula dengan yang dikemukakan oleh Wright (dalam Arni,

2000:24), bahwa organisasi adalah suatu bentuk sistem terbuka dari

aktivitas yang dikoordinasikan oleh dua orang atau lebih untuk

mencapai suatu tujuan bersama. Selain itu, Veithzal Rivai (2006:189)

berpendapat bahwa organisasi adalah suatu bentuk kelompok dari

individu-individu dengan struktur dan tujuan tertentu.Dari pendapat-

pendapat di atas ada beberapa persamaan yaitu organisasi merupakan

suatu sistem, mengkoordinasikan aktivitas dan mencapai tujuan

bersama. Dikatakan suatu sistem karena organisasi itu terdiri dari

berbagai bagian yang saling tergantung satu sama lain.

Jadi satu bagian terganggu maka akan mempengaruhi bagian yang lain.

Setiap organisasi memerlukan koordinasi supaya masing-masing bagian

dari organisasi tersebut bekerja sesuai dengan tugas masing-masing

agar tidak mengganggu tugas bagian yang lain. Selain itu suatu

organisasi memiliki aktivitas masing-masing sesuai dengan jenis

organisasinya.

20

2.3 Elemen Organisasi

2.3.1 Struktur Sosial

Struktur sosial adalah pola atau aspek aturan hubungan yang ada antara

partisipan di dalam suatu organisasi. Struktur sosial menurut Davis

dapat dipisahkan menjadi dua komponen yaitu struktur normatif dan

struktur tingkah laku. Struktur normatif mencakup nilai, norma, dan

peranan yang diharapkan. Nilai adalah kriteria yang digunakan dalam

memilih tujuan tingkah laku laku (Arni 2000:26).

Struktur normatif mencakup nilai, norma, dan peranan yang

diharapkan. Nilai adalah kriteria yang digunakan dalam memilih tujuan

tingkah laku Sedangkan norma adalah aturan umum mengenai tingkah

laku yang dapat digunakan sebagai pedoman dalam mengejar tujuan.

Peranan yang diharapkan, digunakan sebagai standar penilaian tingkah

laku anggota sesuai dengan posisi masing-masing. Komponen dalam

struktur normatif tersebut tidak secara kebetulan tersusun tetapi disusun

sedemikian rupa sehingga merupakan satu set kepercayaan yang relatif

logis dan konsisten dalam mengatur tingkah laku partisipan.

Selanjutnya sruktur tingkah laku, struktur ini berfokus kepada tingkah

laku yang diperlihatkan manusia dalam organisasi. Tingkah laku

tersebut mempunyai karakteristik umum yang merupakan pola atau

jaringan tingkah laku.

21

2.3.2 Partisipan

organisasi adalah individu-individu yang memberikan kontribusi

kepada organisasi atau dengan kata lain anggota-anggota organisasi.

Semua individu berpartisipasi lebih dari suatu organisasi dan

keterlibatannya pada masing-masing organisasi tersebut sangat

bervariasi. Sifat kepribadian dari seorang anggota organisasi juga akan

bervariasi dari satu organisasi dengan organisasi lainnya, tergantung

tipe dan peranannya dalam organisasi tersebut.

Tingkat ketrampilan dan keahlian anggota organisasi juga sangat

berbeda-beda. Oleh karena itu susunan struktural di dalam organisasi

mestilah dirancang untuk disesuaikan dengan ketrampilan masing-

masing anggota organisasi.

2.3.3 Tujuan

Tujuan organisasi adalah yang paling penting dan sangat kontoversial

dalam mempelajari organisasi. Tujuan merupakan titik sentral petunjuk

dalam organisasi. Tujuan sebagai suatu konsepsi akhir yang diinginkan,

atau kondisi yang partisipan usahakan mempengaruhinya, melalui

penampilan aktivitas-aktivitas organisasi.

2.3.4 Teknologi

Teknologi yang dimaksud adalah penggunaan mesin-mesin atau

perlengkapan dan juga pengetahuan teknik dan keterampilan

partisipan. Tiap-tiap organisasi memiliki teknologi yang berbeda-beda

dalam melakukan pekerjaannya.

22

2.3.4 Lingkungan

Setiap organisasi berada pada keadaan fisik, teknologi, kebudayaan dan

lingkungan sosial yang mengharuskan organisasi tersebut

menyesuaikan diri. Tidak ada organisasi yang dapat mencukupi

kepentingannya sendiri. Semuanya tergantung kepada lingkungan

sistem yang lebih besar untuk dapat terus hidup.

2.3.5 Karakteristik Organisasi

Tiap organisasi mempunyai karakteristik yang berbeda-beda, tetapi

yang akan dikemukakan disini adalah karakteristik yang umum ada

dalam tiap organisasi. Diantara karakteristik tersebut adalah bersifat

dinamis, memerlukan informasi, mempunyai tujuan dan struktur.

a. Dinamis

Organisasi sebagai suatu sistem terbuka terus-menerus mengalami

perubahan, karena selalu menghadapi tantangan baru dari

lingkungannya dan perlu menyesuaikan diri dengan lingkungan

yang selalu berubah. Sifat dinamis ini disebabkan pertama, karena

adanya perubahan ekonomi dalam lingkungannya. Tiap organisasi

memerlukan sumber keuangan untuk melaksanakan setiap

kegiatannya. Oleh karena itu kondisi ekonomi sangat

mempengaruhi kehidupan organisasi.Kedua, yang menjadikan

organisasi bersifat dinamis adalah perubahan pasaran. Kebanyakan

organisasi pasarannya adalah hasil produksi atau pelayanan. Jadi

23

apabila dirasa kuantitas anggota sudah terlalu membengkak maka

penerimaan anggota organisasi juga harus dikurangi.

Faktor ketiga yang juga menjadikan organisasi bersifat dinamis

adalah perubahan kondisi sosial. Karena semua organisasi

tergantung kepada bakat dan inisiatif manusia maka organisasi

harus tetap dinamis untuk menyesuaikan diri dengan perubahan

kondisi sosial. Faktor yang terakhir adalah perubahan teknologi.

Perubahan teknologi yang terjadi pada masyarakat akan

memberikan dampak pada organisasi.

b. Memerlukan Informasi

Semua organisasi memerlukan informasi untuk berkembang.Untuk

mendapatkan informasi adalah melalui komunikasi. Oleh karena itu

komunikasi memegang peranan penting dalam organisasi untuk

mendapatkan informasi yang dibutuhkan bagi organisasi. Informasi

ini dapat berasal dari dalam organisasi itu sendiri ataupun organisasi

yang lain.

c. Mempunyai Tujuan

Organisasi adalah kelompok orang yang bekerja sama untuk

mencapai tujuan tertentu. Oleh karena itu setiap organisasi harus

mempunyai tujuan masing-masing yang berbeda-beda. Tujuan

organisasi hendaknya dihayati oleh seluruh anggota organisasi

sehingga setiap anggota diharapkan dapat mendukung pencapaian

tujuan organisassi melalui partisipasi mereka secara individual.

24

d. Terstruktur

Organisasi dalam usaha mencapai tujuannya biasanya membuat

undang-undang atau aturan-aturan dan hubungan hierarki hubungan

dalam organisasi. Hal ini dinamakan struktur organisasi. Struktur

menjadikan organisasi membakukan prosedur kerja dan

mengkhususkan tugas yang berhubungan dengan proses produksi.

Selain empat sifat tersebut, ada empat hal umum yang dimiliki oleh

organisasi yaitu sumber daya manusia, keterampilan, energi, dan

lingkungan. Tiap organisasi mempunyai sumber daya manusia.

Manusialah yang mengelola organisasi, yang mengerjakan tugas-

tugas organisasi dan manusia juga yang memberikan pengetahuan

yang digunakan untuk mengembangkan organisasi. Selain sumber

daya manusia, organisasi juga harus memiliki ketrampilan tertentu.

Keterampilan ini yang akan digunakan organisasi untuk mengelola

masukan menjadi hasil produksi. Dari jenis ketrampilan ini orang

akan dapat membedakan suatu organisasi dengan organisasi lainnya.

2.4 Jenis Organisasi

2.4.1 Organisasi Formal

Organisasi formal juga disebut sebagai organisasi sekunder yang

merupakan bentuk hirarki resmi, atau dengan kata lain sudah ada

kententuan mengenai ha-hal yang berhubungan dengan organisasi yang

dibuat dalam lembaran-lembaran resmi. Jenis organisasi ini sudah

memiliki peraturan, konvensi dan kebijakan yang ada diatas kertas.

25

Maka menjadi kewajiban para pemimpin untuk memahami bagaimana

fungsi dan beroperasinya organisasi formal tersebut dalam praktiknya,

Menurut Kartono (2011: 120), ciri-ciri Organisasi formal ialah:

1) Bersifat impersonal dan objektif.

2) Kedudukan setiap individu berdasarkan fungsi masing-masing

dalam satu system hirarki, dan sesuai dengan pkerjaan masing-

masing.

3) Ada relasi formal berlandaskan alas an-alasan idiil dan konvensi

yang objekstif sesuai kenyataan, dan adanya status resmi dalam

organisasi.

4) Suasana kerja dan komunikasi berlandaskan pada kompetisi dan

efisiensi,

Pada organisasi formal, orang melakukan kerjasama untuk mencapai

tujuan yang dibantu bermacam-macam sumber dan sarana. Agar

kerjasama dapat berjalan dengan baik maka dibutuhkan tata tertib,

pengaturan oleh pemimpin, pembagian tugas atau pekerjaan, dan tata

kerja yang teratur. Dan imbalan atau keuntungan tergantung dari kinerja

masing-masing orang. Maka diperlukan kesatuan diantara kegiatan

kerja, pemanfaatan tenaga kerja, dan kesatuan-kesatuan alat serta mesin

dengan tugas dan otoritas masing-masing. Maka tugas pokok upaya

pengorganisasian formal menurut Kartini Kartono meliputi:

1.) menentukan kelompok atau unit kerja,

2.) membagi tugas-tugas kerja,

26

3.) menentukan tingkat otoritas untuk bisa bertindak secara

bertanggungjawab.

Dengan begitu tersusunlah hirarki kerja yang dapat mencapai

ketrampilan teknis, penghematan waktu, dan maksimalisasi kecepatan

kerja.

2.4.2 Organisasi Informal

Organisasi informal adalah sistem interelasi manusiawi berdasarkan

rasa suka dan tidak suka, dengan iklim psikis yang intim, saling

berhadapan, serta moral yang tinggi. Ciri-ciri organisasi

informalmenurut Kartono (2011: 122), antara lain:

1) terintegrasi dengan baik,

2) diluar kelompok informal, terdapat kelompok yang lebih besar,

3) setiap anggota secara individual mengadakan interelasi berupa

jaringan pribadi dan disertai komunikasi yang lebih akrab,

4) terdapat iklim psikis atau perasaan antara suka dan tidak suka,

5) sedikit atau banyak, setiap anggota mempunyai sikap yang pasti

terhadap anggota lain yang mengikutsertakan emosi tertentu.

Berhubungan dengan perasaan atau emosi, kelompok informal

merupakan instrument penting bagi pembentukan sikap disiplin, moral,

dan control sosial. Dengan begitu kontrol moral dan sosial

mencanangkan kode-kode dan norma tingkah laku yang dianggap

paling tepat dalam kelompok informal tersebut. Sehingga kelompok ini

dapat memberikan pengaruh yang paling potensial bagi pembinaan dan

27

pengaturan tingkah laku setiap anggota kelompoknya.Implikasi kontrol

sosial dan moralitas dari kelompok informal bagi pribadi pemimpin

menurut Kartono (2011: 123) sebagai berikut.

1) Untuk mengubah tingkah laku individu melalui medium kelompok,

bukan perorangan.

2) Pemimpin perlu memahami bahwa emosi dan sentiment-sentimen

dari kelompok ini benar-benar merupakan kekuatan jiwa dari

kelompok dan menjadi sumber dari kontrol sosial. Didalam

kelompok ini orang akan merasa aman dan diterima.

Suksesnya seorang pemimpin tidak hanya diukur dari keberhasilan

dalam menggerakan individu-individu untuk berbuat, tetapi pada

kemampuan untuk menggerakan kelompoksebagai totalitas. Karena itu

salah satu tugas pemimpin ialah memperhatikan dinamika kelompok,

yang memiliki emosi, sentiment, semangat, dan kepribadian yang

berbeda-beda.

2.4.3 Fungsi Organisasi

Organisasi memiliki beberapa fungsi diantaranya adalah memenuhi

kebutuhan pokok organisasi, mengembangkan tugas tanggungjawab,

memproduksi hasil produksi dan mempengaruhi orang lain.

a) Memenuhi Kebutuhan Pokok Organisasi

Setiap organisasi mempunyai kebutuhan pokok masing-masing dalam

rangka mengembangkan organisasi tersebut. Misalnya tempat

berkumpul, alat-alat kegiatan, alat-alat tulis.

28

b) Mengembangkan Tugas dan Tanggung Jawab

Kebanyakan organisasi bekerja dengan bermacam-macam standar etis

tertentu.Ini berarti bahwa organisasi harus berkembang sesuai dengan

standar yang telah ditetapkan oleh organisasi maupun standar

masyarakat dimana organisasi itu berada. Standar ini memberikan satu

set tanggung jawab yang harus dilakukan oleh anggota organisasi.

c) Memproduksi Barang atau Orang

Fungsi utama organisasi adalah memproduksi barang atau orang sesuai

dengan jenis organisasinya. Dalam hal ini produk yang dihasilkan

adalah kemampuan manusia untuk memiliki ketrampilan dan belajar

dari orang lain demi untuk mengembangkan diri pribadi.

d) Mempengaruhi dan Dipengaruhi Orang

Suatu organisasi digerakan oleh orang yang akan membimbing,

mengelola, mengarahkan, dan menyebabkan pertumbuhan organisasi.

Orang yang memberikan ide-ide baru, program baru, dan arah yang

baru. Maka dari itu dalam berorganisasi banyak sekali dikendalikan

oleh orang yang mungkin memiliki kepentingan langsung maupun

yang tidak memiliki kepentingan.

Hal lain yang perlu juga dimiliki oleh suatu organisasi adalah energi

yang memungkinkan untuk berfungsi secara efektif. Energi ini

diperoleh dari anggota organisasi. Hal lain yang dimiliki organisasi

yaitu lingkungan. Lingkungan dapat berupa alam sekitar, tekanan

politik, ekonomi, dan teknologi. Lingkungan tersebut akan

mempengaruhi organisasi, tetapi tidak semua kejadian diluar organisasi

29

itu akan mempengaruhinya. Kejadian yang dapat mempengaruhi

organisasi adalah kejadian yang relevan dengan organisasi tersebut.

2.5 Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI)

2.5.1 Pengertian GMNI

Mahasiswa merupakan kelompok masyarakat yang dapat mengenyam

pendidikan di Perguruan Tinggi. Selain itu, mahasiswa adalah

seseorang yang telah dinyatakan lulus dan memenuhi syarat seleksi

yang telah ditentukan di masing-masing perguruan tinggi.

Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 60 tahun 1999 Tentang

Perguruan Tinggi, bahwa Mahasiswa merupakan peserta didik yang

terdaftar pada perguruan tinggi. Menurut Kartono(2011:268), para

mahasiswa berusia sekitar 18-27 tahun adalah pribadi yang sedang

berkembang dan tengah mencari jati diri atau identitas diri. Mereka

sudah melewati masa puber, akan tetapi belum mencapai status

kedewasaan penuh.

Mahasiswa merupakan suatu kelompok dalam masyarakat yang

memperoleh statusnya karena ikatan dengan perguruan

tinggi.Mahasiswa juga merupakan calon intelektual atau cendekiawan

muda dalam suatu lapisan masyarakat yang sering kali sarat dengan

berbagai predikat. Mahasiswa merupakan bagian integral dari

masyarakat yang merupakan perwujudan fase dari kehidupan manusia

yang telah mencapai kesadaran tugas kemanusiaan.

30

Dari pendapat di atas bisa dijelaskan bahwa mahasiswa adalah status

yang disandang oleh seseorang karena hubungannya dengan perguruan

tinggi yang diharapkan menjadi calon-calon intelektua. Seorang

mahasiswa mempunyai hak mengikuti kegiatan kampus, kegiatan

intrakampus maupun ekstrakampus.

Mahasiswa bisa diibaratkan adalah sosok intelektual muda yang

nantinya diharapkan bisa menjadi cendekiawan. Tentu tidak mudah

menapaki jalan hidup ke sana, penuh liku dan jalan terjal yang mesti

dilalui. Karena menjadi seorang cendekiawan yang konsisten

kadangkala mesti berseberangan dengan penguasa yang bisa saja

mempertaruhkan masa depan.

Menurut Rudianto (2010:1), gerakan mahasiswa merupakan bagian dari

sejarah pergolakan politik di Indonesia dan sudah berlangsung lama

sejak zaman kolonial Belanda. Peranan kaum intelektual, termasuk

mahasiswa dalam perubahan sosial adalah kompleks dan penting, tetapi

tidak selalu menentukan. Sepanjang sejarah, sebagian besar kaum

intelektual berdampingan dengan gerakan demokrasi dan nasionalis

melawan kolonialisme, kediktatoran atau rezim fasis. Dukungan

mereka tejrhadap gerakan revolusi sosial bersifat tidak kekal,

bertentangan, dan terbatas (Suharsih dan Ign Mahendra K 2007:1).

Seperti yang dikutip pada bukunya Rudianto (2010:1-3), dalam sejarah

gerakan mahasiswa ada beberapa momentum yang dianggap

31

monumental berkaitan dengan proses perjuangan generasi bangsa

menghadapi tantangan zaman, yaitu :

a) tahun 1908, membentuk Boedi Oetomo, yang dipelopori oleh para

mahasiswa yang kebanyakan studi di dalam negeri. Berpusat di

kampus Stovia, dan diikuti oleh para mahasiswa yang datang

dari daerah-daerah untuk ikut bergabung dalam satu gerakan

terpadu.

b) tahun 1928, membentuk Soempah Pemoeda, dipelopori oleh para

mahasiswa yang kebanyakan studi di negeri Belanda setelah

kembali ke tanah air. Berpusat pada organisasi Perhimpunan

Pelajar-Pelajar Indonesia di Jakarta.

c) tahun 1945, melahirkan Gerakan Mahasiswa 45, berpusat dari

gerakan yang diawali di asrama-asrama mahasiswa di Jakarta.

d) tahun 1966, melahirkan Angkatan 66 Orde Baru, berpusat dari

kampus UI yang kemudian menyebar ke kampus diseluruh

Indonesia.dan lebihberlatar belakang Ideologis, dalam upaya

menumpas komunis di Indonesia.

e) tahun 1974, melahirkan gerakan anti modal asing jepang yang

disebut Malari 74. Berpusat pada kampus-kampus di Jakarta dan

Bandung.

f) tahun 1978, melahirkan gerakan perlawanan terhadap Soeharto yang

disebut gema 77/78. Berawal dari Bandung dan menyebar ke

kampus-kampus diseluruh Indonesia.Gerakan ini bercirikan tidak

melibatkan rakyat luas, atau tidak mengorbankan rakyat untuk

32

membedakan antara gerakan mahasiswa murni dan bukan

merupakan gerakan politik praktis.

g) tahun 1980-an, melahirkan gerakan mahasiswa pasca NKK/BKK,

berawal dari isu-isu luar kampus, bertema kerakyatan. Gerakan ini

berpusat di kampus-kampus hampir menyebar di seluruh Jawa, dan

melibatkan rakyat luas.

h) tahun 1998, melahirkan gerakan mahasiswa 98 yang

menumbangkan rezim orde. Berpusat dihampir semua kampus

diseluruh tanah air, berawal dari Jogjakarta dan berakhir di Jakarta.

Sejarah mahasiswa pada zamannya itu memberikan bukti bahwa

mahasiswa mempunyai tanggung jawab yang lebih jika dibandingkan

dengan elemen masyarakat lain. Dan itu membutuhkan satu kesadaran.

Kesadaran yang tumbuh dari setiap mahasiswa bahwa ia tidak saja

mesti menyelesaikan tugas-tugas akademik di kampus, namun juga

mesti mampu menyelesaikan problem-problem sosial kemasyarakatan

yang ternyata jauh lebih rumit ketimbang belajar teorinya dan baca

buku di dalam kelas.

Keseimbangan duaaspek tadi yakni teori dan praktik setidaknya akan

membentuk pemahaman yang utuh. Keberadaan organisasi intra

kampus sering menjadi perebutan antara organisasi ekstra kampus yang

membawa deologi masing-masing masuk ke kampus, seperti HMI yang

berafilisasi pada gerakan islam, GMNI yang berafiliasi pada gerakan

nasionalisme, CGMI yang berafiliasi pada gerakan komunis, PMKRI

yang berafiliasi pada gerakan katolik, IMM yang berafiliasi pada ormas

33

Muhammadiyah, PMII yang berafiliasi pada Ormas NU, GMSOS yang

berafiliasi pada masyarakat sosialis di Indonesia. Pluralisme ideologi

gerakan mahasiswa merupakan kenyataan sejarah yang berlangsung

sejak masa kebangkitan mahasiswa sebelum kemerdekaan. Di kalangan

pemuda Islam di masa lalu juga ada, misalnya jong Islamieten Bond

pada zaman penjajahan, dapat dimaknai sebagai perwujudan aspirasi

dan ekspresi dari cita-cita ideologis kalangan pelajar islam (pelajar dan

mahasiswa). Mereka sangat berpengaruh dalam lahirnya organisasi-

organisasi yang berideologi Islam.

Setelah proklamasi kemerdekaan, banyak organisasi ekstra kampus

yang gigih menghimpun dukungan masa di kampus-kampus sampai

membuka sekretariat-sekretariat yang secara terselubung aktif di dalam

kehidupan kampus. Warna gerakan mahasiswa di dalam maupun di luar

kampus berhubungan dengan kebijakan masing-masing orgaanisasi

politik secara nasional.

Secara tidak langsung, mahasiswa sudah diperkenalkan oleh kehidupan

politik praktis untuk saling berebut kekuasaan, jabatan-jabatan pada

lembaga kemahasiswaan di kampus. Kehidupan “politik” kampus

begitu ditolerir oleh pemerintah, bahkan dianggap sebagai proses

pembelajaran, mencetak kader-kader kepemimpinan bangsa yang

diawali dari karir politik saat menjadi pimpinan mahasiswa. Secara

umum bahwa gerakan mahasiswa sebagai komunitas sosial yang

menjalankan aktivitas dengan usaha untuk memainkan perannya dalam

proses politik, terlepas dari skala dan metode pengerahan massa yang

34

dilakukannya. Terlepas dari keberhasilan ataupun kegagalan yang

dilakukan dalam menciptakan perubahan, gerakan mahasiswa memiliki

posisi yang strategis dalam mempengaruhi proses politikGMNI

merupakan Organisasi Perjuangan dan Gerakan Perjuangan

Terorganisir. Artinya, gerakan Perjuangan harus menjadi jiwa,

semangat atau roh GMNI. Dan segala tindak perjuangan GMNI harus

terorganisir yakni senantiasa mengacu pada doktrin perjuanganyang

menjadi azas pancasila.

2.5.2 Tujuan dan sifat GMNI

GMNI Sebagai gerakan perjuangan, yang menjadi tujuan perjuangan

GMNI adalah mendidik kader bangsa mewujudkan masyarakat

Pancasila sesuai dengan amanat UUD 1945 yang sejati.

Sebab dalam keyakinan GMNI, hanya dalam masyarakat Pancasila

yang sejati, Kaum Marhaen dapat diselamatkan dari bencana

kebodohan, kemiskinan, keterbelakangan, dan terhindar dari berbagai

bentuk penindasan.

GMNI adalah organisasi yang bersifat independen, bebas aktif serta

berwatak kerakyatan.

2.6 Visi dan Misi GMNI

1) Memajukan ilmu pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki kader

sebagai mahasiswa dan ideologi marhaenisme.

2) Penataan di bidang kaderisasi sebagai langkah nyata untuk

menjawab tantangan persoalan organisasi.

35

3) Meningkatkan pemahaman dan keyakinan ideologis.

4) Memiliki kemampuan dan keterampilan politik

5) Memiliki kesadaran dan militansi berorganisasi

6) Memiliki kepekaan dan keberpihakan sosial.

2.7 Metode yang diterapkan untuk meningkatkan pengetahuan dan

pemahaman anggota GMNI.

1.) Ceramah

Suatu metode penyampaian meteri tanpa banyak pertisipasi dari peserta

dalam bentuk pertanyaan, kritik, atau diskusi.

2.) Brainstorming

Pemateri menyampaikan suatu permasalahan kepada peserta dan mereka

diminta untuk mengajukan pendapat dalam suasana cair dan tidak ada

pendapat salah atau benar.

3.) Dialog

Dialog merupakan proses dialektis. Pihak-pihak yang berdialog

mempunyai pengertian tertentu terhadap sesuatu yang didialogkan.

4.) Diskusi

Diskusi adalah pertukaran pendapat, perasaan, pengalaman, antara dua

orang atau lebih tentang topik tertentu yang menarik perhatian

5.) Studi kasus

Merupakan landasan diskusi yang bersifat analistis dan landasan bagi

pengembangan alternatif-alternatif pemecahan persoalan.

6.) Role play ( permainan peran/simulasi)

7.) Praksis

36

Metode daur aksi dan refleksi yang dilaksanakan secara sadar dan

berkesinambungan. Setiap aksi perlu diikuti dengan refleksi, analisis dan

dinilai agardapat diketahui kelemahan dan menarik pelajaran

8.) Outbound

Kegiatan outdoor (luar ruangan) yang dilakukan dengan penekanan utama

pada pengembangan tim dengan menyajikan masalah yang memerlukan

pemecahan melalui kerja sama tim.

GMNI adalah organisasi yang independen dan berwatak kerakyatan.

Artinya, GMNI tidak beraffiliasi pada kekuatan politik manapun, dan

berdaulat penuh dengan prinsip percaya ada kekuatan diri sendiri.

Independensi bukan berarti netral, sebab GMNI senantiasa proaktif dalam

perjuangan sesuai dengan Azas dan Doktrin Perjuangan yang ia jalankan.

Walaupun demikian, GMNI tidak independen dari Kaum Marhaen serta

kepentingan Kaum Marhaen. GMNI adalah gerakan mahasiswa Sebagai

konsekuensi dari sifat ini, maka yang boleh menjadi Independensi bukan

berarti netral, sebab GMNI senantiasa proaktif dalam perjuangan sesuai

dengan Azas dan Doktrin Perjuangan yang ia jalankan. Walaupun

demikian, GMNI tidak independen dari Kaum Marhaen serta kepentingan

Kaum Marhaen.GMNI adalah gerakan mahasiswa sebagai konsekuensi

dari sifatini, maka yang boleh menjadi anggota GMNI hanya mereka yang

berstatus mahasiswa.

37

Namun demikian tidak semua mahasiswa dapat menjadi anggota GMNI,

sebab yang dapat menjadi anggota GMNI hanya mereka yang mau

berjuang, atau insan mahasiswa pejuang.

Tentu yang dimaksud dengan mahasiswa pejuang disini adalah mereka

yang berjuang atasdasar Ajaran Sukarno.GMNI adalah gerakan yang

berlingkup nasional.Artinya bukanorganisasi kedaerahan, keagamaan,

kesukuan, atau golongan yang bersifat terbatas.

Makna Nasional juga mengandung pengertian bahwa yang diperjuangkan

oleh GMNI adalah kepentingan Nasional.Sebagai organisasi yang

berwatak Nasionalis, maka Nasionalisme GMNI jelas adalah Nasionalisme

Pancasila.Indonesiasekarang merupakan satu masyarakat kapitalis yang

bersifat setengah jajahan.

Kapitalisme neoliberal telah mencerca Perubahan ini sekarang ditunjukkan

oleh fenomena globalisasi. Proses ini dianggap sebagai proses revolusi

global yang dimana terdapat satu perubahan yang melibatkan bukan

sekedar proses dibidang ekspansi-ekspansi hubungan pasar, komodifikasi

di sembarang tempat dan komunikasi yang merangkum seantero dunia,

melainkan juga memandu dengan transformasi dibidang kultural. Hal ini

merupakan sebuah tantangan baru bagi kaum “marhaenis” (kaum yang

membela marhaen) dimana tak lain dari korban dari sistem global adalah

kaum marhaen. Oleh karena itu gerakanmahasiswa nasional Indonesia

merupakan organisasi yang menggunakan ideologi marhaenisme sebagai

pisau analisa menghadapi permasalahan bangsa oleh karena itu GMNI

38

terus menjaga eksistensinya dengan terus menyebarkan ideologi

Marhaenisme karena eksistensi GMNI tidak akan berjalan ketika ideologi

marhaenisme tidak disebarkan atau diajarkan pada mahasiswa-mahasiswa

di kampus karena mahasiswa selaku agen perubahanbangsa diharapkan

mampu memecahkan permasalahan bangsa dengan ideology Marhaenisme.

2.8 SIKAP NASIONALISME

Notoatmodjo S. (1997) : Sikap adalah reaksi atau respons yang masih tertutup

dan seseorang terhadap suatu stimulus atau objek.Nasionalisme bangsa

Indonesia memiliki sikap yang sangat positif, yaitu mendorong terwujudnya

negara Republik Indonesia yang bersatu, berdaulat, adil dan makmur. Di

samping itu juga bertujuan untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan

seluruh tumpah darah Indonesia, serta untuk memajukan kesejahteraan umum,

mencerdaskan kehidupan bangsa dan turut serta melaksanakan ketertiban

dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan social.

Sikap Nasionalisme adalah suatu sikap politik dari masyarakat untuk bangsa

yang mempunyai kesamaan kebudayaan, dan wilayah serta kesamaan cita-cita

dan tujuan, dengan demikian masyarakat suatu bangsa tersebut merasakan

adanya kesetiaan yang mendalam terhadap bangsa itu sendiri.

Berdasarkan pendapat di atas, jelaslah bahwa sikap nasionalisme bangsa

Indonesia bukanlah nasionalisme yang berkonotasi sempit, dan bukan pula

nasionalisme yang menginginkan pengisolasian diri dari pergaulan dunia.

39

Bertolak belakang dari pengertian nasionalisme bangsa Indonesia, konsep

nasionalisme di Eropa Barat justru berkonotasi sempit, sebab intinya adalah

“penentuan nasib sendiri”. Sejarah bangsa kita membuktikan bahwa

kemerdekaan merupakan hasil perjuangan bangsa yang didorong oleh

nasionalisme atau semangat kebangsaan. Setelah kemerdekaan, perjuangan itu

diisi dengan pembnagunan nasional sebagai pengamalan Pancasila yang

didalamnya tersirat nasionalisme.

Ernest Renandalam Suprayogi (1992:12) mengemukakan bahwa nasionalisme

adalah suatu nyawa, suatu azas akal, yang terjadi dari dua hal.Pertama, rakyat

itu dulunya harus bersama-sama menjalani suatu riwayat, dan kedua, rakyat

itu sekarang harus mempunyai kemauan, keinginan hidup menjadi satu.Bukan

jenis (ras), bukan bahasa, bukannya agama, bukannya persamaan kebutuhan,

bukan pula batas-batas negeri yang menjadikan bangsa itu”.

Pendapat lain mengenai nasionalisme diungkapkan pula oleh Abdurrachman

Surjomihardjo (dalam Suprayogi 1992: 22) berpendapat seperti berikut ini.

“Nasionalisme atau paham kebangsaan pada pertamanya merupakan suatu

kesadaran akan ketidaksamaan asasi antara penjajah dan si terjajah. Kesadaran

dan kekuatan militer, politik dan ekonomi pada pihak penjajah, dan kesadaran

akan kelemahandi bidang-bidang itu pada si terjajah”.

Hampir senada dengan pendapat sebelumnya, yang memaparkan bahwa

nasionalisme adalah tekad untuk hidup suatu bangsa di bawah suatu negara

yang sama, terlepas dari perbedaan etnis, ras, agama ataupun golongan.

40

Pemahaman demikian menunjukkan bahwa nasionalisme merupakan bagian

penting dalam kehidupan kita bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Nasionalisme perlu dijadikan bagian dari gerak pembangunan politik nasional

Membahas nasionalisme sebagai fenomena historis mungkin yang penting

bukan sekadar pengertian dan peristiwanya, akan tetapi juga pandangan

tentang nasionalisme tersebut. Ini berarti melihat nasionalisme itu dalam suatu

perspektif. Kalau tidak demikian, maka kita akan terjebak dalam keragu-

raguan, sebab kepustakaan mengenaisoal ini adalah sangat luas, dan terdapat

hal-hal dan pengertianpengertianyang berbeda-beda.

Hans Kohn-seorang Sarjana Amerika tentang nasionalisme setelah

mempelajari masalah nasionalisme selama lebih dari setengah abad, sampai

pada kesimpulan tidak dapat memberikan rumusan yang memuaskan bagi

setiap orang Hans Kohn 1976, Dalam Sastroatmodjo (1994:7).

Timbulnya berbagai pandangan tentang suatu gejala luar biasa (seperti halnya

nasionalisme) adalah wajar tidak lain karenainterpretasi dari sudut penglihatan

tertentu menyoroti aspek-aspek, dimensi-dimensi, ataupun faktor-faktor

tertentu pula. Ikatan jaman, ikatan situasi, serta ikatan-ikatan yang lainnya,

menentukan posisipenafsir dan karenanya juga sudut penglihatannya

Kartodirdjo 1981, dalam Sastroatmodjo (1994:7).

Di pihak lain, karena sifatnya yang kompleks dan mengundang banyak

interpretasi itulah, maka pembicaraan tentang nasionalisme selalu hangat dan

menarik. Di negara-negara yang masih muda ataurelatif baru mencapai

kemerdekaannya lepas dari kolonialisme, sangat dirasakan bagaimana

urgensinya nasionalisme tersebut dalam proses mencapai kemerdekaannya.

41

Bahkan di masa sesudah merdeka pun nasionalisme masih tetap penting bagi

kehidupan dan kelangsungan eksistensi suatu bangsa.

Berdasarkan pendapat di atas, menurut Sastroadmodjo mengatakan bahwa

nasionalisme nasionalisme dirasakan sangat penting apalagi di negara-negara

yang relatif baru memperoleh kemerdekaannya. Nasionalisme tidak hanya

diperlukan pada zaman dahulu saja, akan tetapi di era sekarang ini pun

nasionalisme masih sangat dibutuhkan untuk mempertahankan dan mengisi

kemerdekaan yang telah dicapai berkat perjuangan bersama bangsa Indonesia.

Arti penting nasionalisme bagi bangsa Indonesia sangat berpengaruh di era

sekarang ini. Nasionalisme bukan hanya dijadikan senjata untuk melawan

penjajah saja, akan tetapi nasionalisme telah membimbing dan mengantarkan

bangsa Indonesia dalam mengarungi hidup dan kehidupannya. Untuk lebih

jelasnya, berikut ini akan dipaparkan pendapat lain dari Sastroadmodjo yang

berkiatan dengan latar belakang nasionalisme bagi bangsa Indonesia. Dalam

hal inidapat dikatakan bahwa nasionalisme itu akan selamanya berkaitan

dengan sejarah perjuangan bangsa Indonesia dan nasionalisme baruakan dapat

dipahami jika dikaitkan dnegan ideologi nasional.

Sastroatmodjo (1994:7) mengemukakan kembali seperti berikutini.“Bagi

bangsa Indonesia, nasionalisme merupakan hal yang sangatmendasar, sebab ia

telah membimbing dan menghantar bangsa Indonesia dalam mengarungi

hidup dan kehidupannya.Ini berarti bahwa nasionalisme itu akan selalu terkait

dengan perjalanan sejarah bangsa Indonesia”. Dengan demikian nasionalisme

itu baru akan dapat dipahami secara jelas jika dikaitkan dengan ideologi

42

nasionalnya. Ini berarti melihat nasionalisme itu dari perspektif pancasila.

Pancasila sebagai ideologi adalah wahana untuk memahami cita-cita berikut

sifat-sifatnya dan sumbernya Setelah kita memahami pendapat Sastroadmodjo

seperti diatas, masih banyak lagi beberapa ahli yang turut memberikan

definsinya tentang nasionalisme. Nasionalisme diartikan sebagai suatupaham

yang berpendapat bahwa kesetiaan tertinggi individu harus diserahkan kepada

negara-kebangsaan Hans Kohn 1976, dalamSastroatmodjo (1994:8). Tidak

dapat disangkal lagi bahwa nasionalisme selalu lahir pada saat masyarakat

dalam keadaan tertekan oleh adanya pembatasan gerak balik secara politik

maupun ekonomi dari rejim penguasa (kolonial) ataupun bukan.

Pendapat lain mengenai nasionalisme turut diungkapkan pula oleh Sartono

Kartodirdjo sepertiyang dikutip di bawah ini. Menurut Sartono kartodirdjo

dalam Ngabiyanto (2006:6) Nasionalisme selalu mengndung aspek kognitif,

yang menunjukan adanya pengetahuan atau pengertian akan situasi atau

fenomena social politik, budaya bangsa dan mengandung aspek goal yang

menunjukan cita-cita yang diangggap berharga oleh para pelakunya dank

arena harus dipertahankan untuk diwujudkan.

Hubungan warga negara dan warga negara yang demikian.kuat dalam sebuah

negara bangsa ini tidak dapat dilepaskan dari paham nasionalisme. Dengan

kata lain, berbagai hal yang menyangkut kewaarganegaraan merupakan

konsekuensi langsung dari paham nasionalisme. Nasionalisme sebenarnya

memiliki banyak pengertianoleh karena sudut pandang dan penekanan yang

berbeda oleh para ahli.

43

Definisi singkat tentang nasionalisme yang lain juga turut diungkapkan oleh

Gooch. Menurut Gooch, “nasionalisme adalah kesadaran dari suatu bangsa

dalam Susiatik (2007:15).Dalam memaknai nasionalisme, pada dasarnya

sangat diperlukan suatu pemahaman yang khusus.Mengingat banyaknya

paraahli yang berlomba-lomba untuk mendefinisikannya. Di bwah ini akan

dipaparkan beberapa ahli yang mendefinisikan tentang nasionalisme.

Menurut Greenfeld dan Chirot dalam Susiatik (2007:15) Nasionalisme adalah

seperangkat gagasan dan sentimen yang membentuk kerangka konseptual

tentang identitas nasional yangsering hadir bersama dengang berbagai

identitas lainnya sepertiokupasi, agama, suku, ligistik, territorial, kelas,

gender, dan lain-lain.

Menurut Kahin dalam Susiatik (2007:19) menjelaskan bahwa ada beberapa

faktor yang mempengaruhi pertumbuhan nasionalisme di Indonesia yaitu:

1. Homogenitas agama

2. Perkembangan lingua franca (melayu) menjadi bahasa nasionalyang dapat

mempersatukan dan mampu merubah kecenderungan parochial menjadi

nasional Indonesia.

3. Adanya dewan rakyat

4. Berkembangnya media komunikasi massa serta

5. Berkembangnya mobilitas penduduk di wilayah Hindia Belanda

44

Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan nasionalisme seperti yang

diungkapkan oleh Kahin di atas, merupakan faktor-faktor penumbuh

nasionalisme sebelum kemerdekaan. Pendapat lain diungkapkan oleh Tilaar.

Secara umum, Tilaar menjabarkan faktor-faktor penumbuh nasionalisme pasca

kemerdekaan. Untuk lebih jelasnya, akan dijabarkan seperti berikut ini:

A. Tilaar (2007:25) menyebutkan beberapa faktor penting dalam

menumbuhkan nasionalisme. Faktor-faktor tersebut adalah sebagai

berikut:

1. Bahasa

Peranan bahasa dalam pertumbuhan nasionalisme dapat dilihatdalam

Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 yang mengambil bahasa Indonesia

sebagai bahasa persatuan. Di dalam hal ini benarlah ungkapan “Bahasa

menunjukkan bangsa”.

2. Budaya

Peranan budaya dalam mewujudkan menumbuhkan nasionalisme juga

cukup signifikan. Hal ini bisa dilihat dalam contoh budaya Cina yang

betumpu pada paham Konfusianisme sangat kuat mempengaruhi

tumbuhnya nasionalisme Cina sungguh pun banyak perubahan dalam

sejarahnya.

3. Pendidikan

Pendidikan yang tersentralisasi dalam pengertian tertentu dapat

menjadi suatu alat pemersatu yang sangat kuat. Dalam memahami

nasionalisme, tidak saja melalui kesadaran, tetapi dapat melalui sistem

budaya bangsa yang bersangkutan. Dengan demikian dapat dikatakan

45

bahwa nasionalisme merupakan ekspresi budaya yang mempunyai

bingkai ungkapan bangsa dan sangat berkaitan dengan segi bahasa,

agama, politik, adat istiadat, dan tradisi yang mana setiap bangsa

memiliki faktor-faktor objektif tertentu yang membuat mereka berbeda

dengan bangsa lain.

2.9 Kerangka pikir

Berdasarkan pada permasalahan yang di kemukakan di atas maka untuk lebih

jelasnya peneliti menyajikan kerangka pikir penelitian seperti di bawah ini.

Gambar 2.1 kerangka berfikir

Peran GMNI (X)

1. Upaya peningkatan

sikap nasionalisme

2. Pembentukan

karakter berbasis

pada nilai-nilai

ideologi pancasila

3. pelaksanaan sikap

nasionalisme di

dalam organisasi

Pemahaman Sikap

nasionalisme (Y)

1. tekad hidup bersama

dalam wilayah

NKRI

2. Kesetiaan terhadap

NKRI

3. Mewujudkan cita-

cita bangsa

Indonesia

4. Bangga dengan

bangsa Indonesia

III. METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian

Setiap penelitian diperlukan adanya metode atau cara untuk mencapai

suatu tujuan penelitian yang dilakukan oleh seseorang. Metode penelitian

yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif

dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Metode deskriptif metode

yang bertujuan untuk membuat penggambaran secara sistematis, factual,

dan akurat mengenai fakta-fakta dan analisa data yang objektif. Sedangkan

kuantitatif yaitu suatupenelitian yang menggunakan data berupa angka

sebagai alat menganalisis keterangan mengenai apa yang ingin diketahui.

Penggunaan dari suatu metode itu sendiri harus memperhatikan jenis

ataupun karakteristik, serta obyek yang akan diteliti.

Menurut Nazir (1985:63) “penelitian deskriptif adalah penelitian yang

bertujuan untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara

sistematis, faktual dan akurat, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta,

sifat-sifat serta hubungan antara fenomena yang diselidiki”. Berdasarkan

pendapat diatas maka peneliti menganggap penggunaan metode deskriptif

dengan pendekatan penelitian kuantitatif dalam penelitian ini sangat tepat.

47

Karena sasaran dan kajiannya ialah untuk menjelaskan peran organisasi

gerakan mahasiswa nasional Indonesia (GMNI) dalam meningkatkan

pemahaman terhadap rasa nasionalisme, dan menggambarkan dan

menganalisis masalah yang ada sesuai dengan kenyataan didasarkan pada

data-data yang diperoleh dilapangan.

3.2 Populasi dan Sampel

3.2.1 Populasi

Populasi adalah keseluruhan dari subyek penelitian, populasi juga dapat

diartikan sebagai komponen terpenting dalam sebuah penelitian mengingat

populasi akan menentukan validitas data dalam sebuah penelitian. Menurut

Suharsimi Arikunto (2010:173) populasi adalah “ keselururah objek

penelitian”. Berdasarkan pendapat di atas, maka populasi dalam penelitian

ini adalah pengurus dan anggota GMNI yang berjumlah 45 orang.

3.2.2 Sampel

Menurut Wiratna Sujarweni (2014:65) Sampel adalah bagian dari

sejumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi yang digunakan untuk

penelitian. Karena populasi dalam penelitian ini kurang dari 100 orang,

maka seluruh jumlah populasi tersebut dijadikan sampel penelitian, yaitu

45 orang, sehingga penelitian ini merupakan penelitian populasi.

3.3 Variabel Penelitian, Definisi Variabel dan Rencana Pengukuran

3.3.1 Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi

48

tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulan. Dalam penelitian ini

terdapat dua variabel yaitu variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y).

a. Variabel Bebas ( X )

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah peran GMNI.

b. Variabel Terikat ( Y )

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Pemahaman sikap

nasionalisme.

3.3.2 Definisi Variabel

3.3.2.1 Definisi Konseptual

1. Peran organisasi gerakan mahasiswa nasional Indonesia adalah

organisasi yang mencakup kegiatan dan perilaku organisasi

perjuangan dan gerakan perjuangan rerorganisir. Artinya,

gerakan perjuangan harus menjadi jiwa, semangat atau roh

GMNI.

2. Sikap Nasionalisme adalah satu paham yang menciptakan dan

mempertahankan kedaulatan sebuah negara dengan mewujudkan

satu konsep identitas bersama untuk sekelompok manusia yang

mempunyai tujuan atau cita-cita yang sama dalam mewujudkan

kepentingan nasional, dan nasionalisme juga rasa ingin

mempertahankan negaranya, baik dari internal maupun eksternal.

3.3.2.2 Definisi Operasional

1. Peran organisasi gerakan mahasiswa national Indonesia

mencakup kegiatan atau perilaku organisasi untuk melaksanakan

49

hak dan kewajiban sesuai dengan kedudukannya dalam

meningkatkan pemahaman terhadap rasa nasionalisme yang

diukur melalui indikator yaitu :

a) Upaya pemahaman sikap nasionalisme

b) Pembentukan karater berbasis pada nilai-nilai ideologi

Pancasila

c) Pelaksanaan sikap Nasionalisme dalam organisasi

dengan skala :

1. Baik

2. Cukup baik

3. Kurang baik.

2. cara meningkatkan sikap nasionalisme dalam kegiatan organisasi

pada kalangan pemuda saat ini, diukur melalui indikator yaitu:

a. Tekad hidup bersama dalam wilayah NKRI

b. Kesetiaan terhadap NKRI

c. Mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia

d. Bangga dengan Bangsa Indonesia

dengan skala :

1. Baik .

2. Cukup baik

3. Kurang baik.

50

3.4 Teknik Pengumpulan Data

3.4.1 Teknik Pokok

3.4.1.1 Angket dan Kuesioner

Angket atau kuisoner berisikan pertanyaan yang harus dijawab

secara tertulis oleh responden. Teknik ini digunakan untuk

mengumpulkan data langsung dari responden tentang peran

organisasi gerakan mahasiswa nasional Indonesia dalam

meningkatkan pemahaman terhadap rasa nasionalisme. Responden

dalam penelitian ini adalah anggota dan pengurus organisasi

GMNI.

3.4.2 Teknik Penunjang

A. Wawancara

Teknik yang digunakan dalam wawancara ini adalah wawancara

bebas terpimpin yaitu wawancara dilakukan dengan cara membawa

pedoman yang hanya garis besarnya saja, tentang hal-hal yang

akan ditanyakan teknik wawancara ini digunakan hanya untung

menunjang angket. Teknik ini digunakan untuk mendapatkan data

langsung dari responden serta untuk melengkapi data yang belum

lengkap.

51

3.5 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas

3.5.1 Uji Validitas

Dalam penelitian ini untuk menentukan validitas item soal dilakukan

control langsung terhadap teori-teori yang melahirkan indikator-indikator

yang akan digunakanya itu menggunakan logical validy dengan cara

Judgement yaitu dengan mengkonsultasikan kepada dosen pembimbing.

Berdasarkan konsultasi tersebut diadakan revisi sesuai keperluan.

3.5.2 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas

Suatu pernyataan dikatakan valid jika pertanyaan tersebut mampu untuk

mengukur apa yang perlu diukur dan mampu mengungkapkan apa yang

ingin diungkap. Pada penelitian ini, uji validitas yang digunakan adalah

korelasi pearson. Uji validitas dilakukan untuk mengukur pernyataan-

pernyataan yang ada dalam kuesioner. Uji validitas dilakukan dengan

mengkorelasikan masing-masing skor pernyataan untuk mesing-masing

variabel dengan skor total variabel. Selanjutnya angka korelasi yang

dihasilkan akan dibandingkan dengan nilai rtabel pada = 0,05 yaitu

sebesar 0,297. Dengan demikian, berdasarkan uji validitas, suatu item

pertanyaan dikatakan valid apabila nilai rhitung skor item terhadap skor

totalnya di atas 0,297, atau dikatakan tidak valid apabila nilai rhitung item

pertanyaan tersebut lebih kecil dari 0,297. Pengujian dilakukan dengan

menggunakan program SPSS for windows.

52

3.5.3 Uji Validitas

3.5.3.1 Peran organisasi gerakan mahasiswa national Indonesia

Tabel 3 Hasil Uji Valididitas peran organisasi Gerakan Mahasiswa

Nasional Indonesia

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance

if Item Deleted

Corrected Item-

Total

Correlation

Cronbach's Alpha if

Item Deleted

VAR00001 60.7667 58.875 .384 .869

VAR00002 61.0667 58.133 .594 .862

VAR00003 61.0333 55.275 .592 .860

VAR00004 60.8333 60.075 .429 .868

VAR00005 61.0000 56.138 .542 .863

VAR00006 60.8667 58.326 .416 .868

VAR00007 62.2333 54.806 .484 .867

VAR00008 62.3000 56.286 .377 .873

VAR00009 62.5667 57.771 .400 .869

VAR00010 62.6000 58.455 .346 .871

VAR00011 62.0333 56.516 .522 .863

VAR00012 61.0667 53.789 .632 .858

VAR00013 60.9667 58.240 .579 .863

VAR00014 61.0667 56.202 .595 .860

VAR00015 60.7333 56.478 .758 .857

VAR00016 60.7333 58.340 .615 .862

VAR00017 60.8000 57.890 .557 .863

VAR00018 58.2333 48.668 .383 .798

VAR00019 58.6000 49.903 .419 .807

53

VAR00020 58.3333 50.506 .565 .808

VAR00021 58.6000 49.766 .423 .805

VAR00022 58.4667 51.706 .403 .814

VAR00023 58.6667 46.920 .502 .791

VAR00024 58.5667 45.013 .742 .778

VAR00025 59.2667 43.582 .591 .781

VAR00026 59.0667 44.754 .539 .786

VAR00027 59.6333 46.240 .482 .791

VAR00028 59.6667 45.540 .454 .792

VAR00029 59.9667 44.654 .465 .791

VAR00030 59.8667 45.706 .381 .798

VAR00031 59.3000 45.666 .526 .788

VAR00032 58.8000 46.166 .372 .803

VAR00033 58.5667 46.944 .371 .798

VAR00034 58.5333 46.602 .371 .798

VAR00035 55.3333 47.540 .480 .848

VAR00036 55.6667 44.851 .432 .840

VAR00037 55.5667 44.047 .502 .832

VAR00038 55.5667 46.185 .419 .846

VAR00039 56.1667 46.695 .412 .850

VAR00040 55.6667 47.885 .404 .850

VAR00041 56.5333 41.085 .601 .824

VAR00042 56.4000 39.145 .774 .813

VAR00043 56.2000 39.752 .707 .817

VAR00044 56.2000 40.579 .568 .826

VAR00045 55.4000 39.903 .665 .820

VAR00046 55.3667 42.033 .632 .824

54

VAR00047 55.3000 43.321 .557 .829

VAR00048 56.7333 39.789 .501 .833

VAR00049 55.8333 42.489 .539 .829

VAR00050 56.0667 44.271 .418 .835

Sumber: Hasil pengolahan data (2018)

Berdasarkan tabel 3 dapat diketahui bahwa seluruh item skor

pertanyaan yang tentang peran organisasi Gerakan Mahasiswa

Nasional Indonesia memiliki nilai rhitung lebih besar dari rtabel = 0,297.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa keseluruhan item pertanyaan

mengenai peran organisasi Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia

tersebut valid dan dapat digunakan sebagai alat ukur penelitian.

Pemahaman sikap nasionalisme

Tabel 4 Hasil Uji Valididitas pemahaman sikap nasionalisme

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-

Total Correlation

Cronbach's Alpha if

Item Deleted

Tekad1 16.7333 5.306 .509 .770

Tekad2 17.0333 5.757 .542 .762

Tekad3 17.0000 4.276 .704 .702

Tekad4 16.8000 6.234 .429 .791

Tekad5 16.9667 4.378 .701 .703

Kesetiaan1 10.9667 2.792 .106 .902

Kesetiaan2 12.3333 6.782 .829 .640

55

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-

Total Correlation

Cronbach's Alpha if

Item Deleted

Tekad1 16.7333 5.306 .509 .770

Tekad2 17.0333 5.757 .542 .762

Tekad3 17.0000 4.276 .704 .702

Tekad4 16.8000 6.234 .429 .791

Kesetiaan3 12.4000 7.283 .692 .697

Kesetiaan4 12.6667 8.368 .706 .701

Kesetiaan5 12.7000 8.010 .789 .674

Cita1 16.8333 6.764 .272 .860

Cita2 15.8667 4.602 .734 .711

Cita3 15.7667 6.254 .687 .743

Cita4 15.8667 5.499 .685 .729

Cita5 15.5333 6.189 .688 .741

Bangga1 17.1000 5.266 .891 .884

Bangga2 17.1667 4.833 .895 .878

Bangga3 17.1333 5.292 .781 .902

Bangga4 17.5000 5.362 .611 .940

Bangga5 17.2333 5.082 .820 .895

Sumber: Hasil pengolahan data (2018)

Berdasarkan tabel 4 dapat diketahui bahwa seluruh item skor

pertanyaan yang pemahaman sikap nasionalisme memiliki nilai rhitung

lebih besar dari rtabel = 0,297. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa

keseluruhan item pertanyaan mengenai pemahaman sikap nasionalisme

valid dan dapat digunakan sebagai alat ukur penelitian.

56

2) Uji Reliabilitas

Menurut suharsimi Arikunto (2009 :72) reliabiitas menunjukan pengertian

bahwa “suatu instrument dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat

pengumpul data karena instrument tersebut sudah baik”. Untuk

membuktikan alat pengumpulan data maka diadakan ujicoba angket.

langkah-langkah yang akan ditempuh adalah sebagai berikut :

a. Melakukan uji coba angket kepada 10 orang di luar responden

b. Hasil uji coba dikelompokkan menjadi item ganjil dan item genap.

c. Hasil item ganjil dan genap dikerelasikan dengan rumus Product

Moment, yaitu:

rxy = ΣXY -

√{ΣX2 – } { ΣY

2 – }

Keterangan :

rxy= Koefisian korelasi Product Moment

X = Skor dalam distribusi variabel X

Y = Skor dalam distribusi variabel Y

N = Jumlah Sampel yang ditiliti

57

d. Untuk menentukan reabilitas angket menggunakan rumus Sperman

Brown, sebagai berikut:

rxy=

Keterangan :

rxy = koefiensi reliabilitas seluruh tes

rgg = koefisiansi korelasi item x dan y

Manase Malo (1989 : 139) selanjutnya mengkategorikan dengan kriteria

reliabilitas sebagai barikut :

0,90 – 1,00 = reliabilitas tinggi

0,50 – 0,89 = reliabilitas sedang

0,00 – 0,49 = reliabilitas rendah

3.6 Uji Reliabilitas

Berdasarkan hasil uji reliabilitas pada butir soal kuesioner diperoleh hasil

sebagai berikut:

Tabel 5 Hasil Uji Reliabilitas

Dimensi ralpha rhitung Keterangan

Peran GMNI

Upaya pemahaman sikap

nasionalisme

0,600 0,871 Reliabel

58

Pembentukan karakter

berbasis pada nilai-nilai

ideologi Pancasila

0,600 0,857 Reliabel

Pelaksanaan sikap

nasionalisme di dalam

organisasi

0,600 0,874 Reliabel

Pemahaman Sikap nasionalisme

Tekad hidup bersama dalam

wilayah NKRI

0,600 0,790 Reliabel

Kesetiaan terhadap NKRI 0,600 0,785 Reliabel

Mewujudkan cita-cita bangsa

Indonesia

0,600 0,800 Reliabel

Bangga dengan bangsa

Indonesia

0,600 0,919 Reliabel

Sumber: Hasil pengolahan data (2018)

Berdasarkan tabel 5 diketahui bahwa nilai r hitung untuk variabel peran

GMNI dan pemahaman sikap nasionalisme > r alpha sehingga diketahui

bahwa kuesioner mengenai upaya peran GMNI dan pemahaman sikap

nasionalisme adalah reliabel, dengan rincian sebagai berikut:

59

1. Peran GMNI

a. Upaya pemahaman sikap nasionalisme

r hitung = 0,871 > 0,600, hal ini menunjukkan bahwa peran

GMNI dengan indikator upaya pemahaman sikap nasionalisme

adalah reliabel.

b. Pembentukan karakter berbasis pada nilai-nilai ideologi

Pancasila

r hitung = 0,857 > 0,600, hal ini menunjukkan bahwa peran

GMNI dengan indikator pembentukan karakter berbasis pada

nilai-nilai ideologi adalah reliabel.

c. Pelaksanaan sikap nasionalisme di dalam organisasi

r hitung = 0,874 > 0,600, hal ini menunjukkan bahwa peran

GMNI dengan indikator pelaksanaan sikap nasionalisme di

dalam organisasi adalah reliabel.

2. Pemahaman sikap nasionalisme

a. Tekad hidup bersama dalam wilayah NKRI

r hitung = 0,790 > 0,600, hal ini menunjukkan bahwa pemahaman

sikap nasionalisme dengan indikator tekad hidup bersama

dalam wilayah NKRI adalah reliabel.

b. Kesetiaan terhadap NKRI

r hitung = 0,785 > 0,600, hal ini menunjukkan bahwa pemahaman

sikap nasionalisme dengan indikator kesetiaan terhadap NKRI

adalah reliabel.

60

c. Mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia

r hitung = 0,800 > 0,600, hal ini menunjukkan bahwa pemahaman

sikap nasionalisme dengan indikator mewujudkan cita-cita

bangsa Indonesia adalah reliabel.

d. Bangga dengan bangsa Indonesia

r hitung = 0,900 > 0,600, hal ini menunjukkan bahwa pemahaman

sikap nasionalisme dengan indikator bangga dengan bangsa

Indonesia adalah reliabel.

3.7 Teknik Analisis data

Dalam penelitian ini menggunakan analisis kuantitatif yaitu menguraikan

kata-kata dalam kalimat serta angka dalam kalimat secara sistematis.

Dalam penelitian ini analisis data dilakukan setelah data terkumpul yaitu

dengan mengidentifikasikan data, menyelesaikan dan selanjutnya

dilakukan klasifikasi data kemudian menyusun data. Adapun tekniknya

sebagai berikut:

I =

Keterangan :

I = Interval

NT = Nilai Tertinggi

NR = Nilai Terendah

K = Kategori

61

Penentuan tingkat presentase digunakan rumus yang dikemukakan oleh

Ali (1984 : 184) sebagai berikut :

P = X 100 %

Keterangan :

P = Besarnya Presentase

F = Jumlah Skor yang Diperoleh diseluruh Item

N = Jumlah Berkalian Seluruh Item Dengan responden

Untuk menafsirkan banyaknya presentase yang diperoleh digunakan

kriteria Suharsimi Arikunto (1986:196)

76% - 100% = Baik

56% - 75% = Cukup

40% - 55% = Kurang Baik

0% - 39% = Tidak Baik.

83

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian diketahui :

1. peran GMNI dalam upaya peningkatan sikap nasionalisme Berdasarkan

tabel 9 diketahui sebagian besar responden menyatakan bahwa peran

organisasi Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) terhadap

upaya peningkatan sikap nasionalisme adalah cukup baik yaitu sebanyak

27 orang (60,0%), cukup baik yaitu sebanyak 13 orang (28,9%), kurang

baik yaitu sebanyak 5 orang (11,1%). Dengan demikian Kesadaran

masyarakat khususnya pemuda untuk membangun bangsa atas landasan

cinta tanah air dan mengedepankan kepentingan bangsa tidak lagi tepatri

di hati setiap rakyat Indonesia. Dalam menghadapi berbagai tantang isu

nasionalisme tersebut, langkah efektif membangun kembali kemanusiaan

dan karakter bangsa adalah melalui pendidikan yang mengedepankan

aspek nilai karakter kemanusiaan yang kuat.

2. peran GMNI dalam pembentukan karakter berbasis pada nilai-nilai

ideologi pancasila. Berdasarkan tabel 10 diketahui sebagian besar

responden menyatakan bahwa peran organisasi Gerakan Mahasiswa

Nasional Indonesia (GMNI) terhadap pembentukan karakter berbasis pada

nilai-nilai ideologi Pancasila adalah cukup baik yaitu sebanyak 26 orang

(57,8%), cukup baik yaitu sebanyak 16 orang (35,6%), kurang baik yaitu

sebanyak 3 orang (6,7%). Dengan demikian Bangsa Indonesia harus

84

bangga memiliki Pancasila sebagai ideologi yang bisa mempersatukan

bangsa sekaligus bintang penuntun yang dinamis, yang mengarahkan

bangsa dalam mencapai tujuannya. Dalam posisinya seperti itu, Pencasila

merupakan sumber jati diri, kepribadian, moralitas, dan haluan

keselamatan bangsa. Pancasila mampu mengkristalisasi nilai-nilai agama

dan nilai-nilai budaya bangsa untuk dijadikan sumber etika dalam

berbangsa dan bernegara oleh seluruh masyarakat. Upaya memaknakan

Pancasila penting dilakukan agar pancasila lebih operasional dalam

kehidupan dan ketatanegaraan, dapat memenuhi kebutuhan praktis dan

bersifat fungsional.

3. peran GMNI dalam pelaksanaan sikap nasionalisme di dalam organisasi

Berdasarkan tabel 11 diketahui sebagian besar responden menyatakan

bahwa peran organisasi Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI)

terhadap pelaksanaan sikap nasionalisme di dalam organisasi adalah baik

yaitu sebanyak 29 orang (64,4%), cukup baik yaitu sebanyak 14 orang (

31,1%), kurang baik yaitu sebnayak 2 orang (4,4%). Dengan demikian

organisasi merupakan elemen paling dasar yang perlu dijamin untuk selalu

dalam keadaan baik. Unsur ini yang menentukan apakah seseorang

menjadi sosok yang tinggi budi ataukah sebalikinya menjadi orang yang

jahat dan culas. Itu sebabnya pembinaan pelaksanaan sikap nasionalisme

di dalam organisasi menjadi unsur terpenting dalam dunia kewirawastaan.

Selain menghadirkan sifat-sifat baik alamiah seperti kejujuran dan

ketulusan, pelaksanaan sikap nasionalisme di dalam organisasi mencakup

juga segi-segi positif dalam hal motivasi dan proaktivitas. Orang yang

85

melaksanakan sikap nasionalisme di dalam organisasi baik akan selalu

bekerja rajin tanpa harus diperintah, dan konsisten tanpa harus diawasi.

Mereka juga selalu berinisiatif melakukan hal-hal positif dan selalu

mempunyai motivasi kuat serta semangat yang mengebu-gebu dalam

mencapai cita-cita.

5.2 Saran

Berdaarkan kesimpulan di atas, maka dapat diberikan saran antara lain:

1. Bagi pembaca sebagai wawasan keilmuan dan pengetahuan dan dapat

digunakan sebagai bahan bacaan untuk mengetahui bagaimana peran

Organisasi GMNI dalam Meningkatkan Sikap Nasionalisme.

2. Bagi masyarakat pada umumnya dan mahasiswa pada khususnya hasil

penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan bagi masyarakat dan

mahasiswa dalam memilih organisasi ekstra kampus.

3. Bagi penelitian selanjutnya sebagai informasi yang sejenis dan dapat

menjadi acuan bagi penulis dan peneliti lainnya secara luas dalam

penulisan karya ilmiah.

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Taufik dan Abdurrachman Surjomihardjo. 1992. Ilmu Sejarah dan

Histografi; Arah dan Perspektif. Jakarta: Gramedia.

Kartini, Kartono. 2011. Pemimpin dan Kepemimpinan. Jakarta: PT. Rajawaligrafindo

Persada.

Kartini Kartono. 1996. Pengantar Metodologi Riset Sosial. Mandar Maju Bandung.

Kahin, George Mc Turnan. 1995. Nasionalisme dan Revolusi di Indonesia. Jakarta:

Sinar Harapan.

Kochler, Jerry W. 2000. Organisation comunication, second edition. New York:

Holt, Rineth & Winston, Inc.

W .J .S, Poerwadarmita. 1995. Kamus Umum Bahasa Indonesia. P .N. Balai Pustaka.

Jakarta.

Slamet, Margono. 1995. Pengantar Sosiologi. CV Rajawali. Jakarta.

P. Siagian, Sondang. 2012. Teori Motivasi dan Aplikasinya. Jakarta. Rineka Cipta.

Rudianto, Dodi. 2010. Gerakan Mahasiswa dalam Perspektif Perubahan Politik

Nasional.Jakarta: PT. Golden Terayos Press.

Kohn, Hans. 1976. Nasionalisme Arti dan Sejarahnya. Jakarta: PT. Pembangunan

Sastroatmodjo, Sudijono. 1995. Perilaku Politik. Semarang: IKIP Semarang Press.

Tilaar, H. A. R. 2007. Mengindonesiakan Emisitas dan Identitas Bangsa Indonesia.

Jakarta: Rineka Cipta.