makalah PKI WAHDAH
-
Upload
siti-mawahdah -
Category
Documents
-
view
66 -
download
0
Transcript of makalah PKI WAHDAH
Makalah
Penulisan karya ilmiah
(Tentang)
“Upaya Guru Memotivasi Siswa Untuk Gemar Membaca Di Sekolah Dasar”
Oleh
Nama : Siti Mawahdah
Nim : 54309
Seksi : RM – 04
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2012
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah kelompok ucapkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat
dan karunia-Nya kelompok dapat menyelesaikan pembuatan makalah ini., yang merupakan salah
satu tugas yang diberikan oleh dosen mata kuliah “PENULISAN KARYA TULIS ” sebagai
tugas pribadi. Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang pentingnya
memotivai siswa dalam pembelajaran membaca di SD. Khususnya tentang pembahasan yang di
sajikan dari berbagai sumber.
Dalam penyusunan makalah ini, kelompok sadar bahwa banyak terdapat kekurangan.
Oleh sebab itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif dari pembaca
demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata penulis ucapkan terima kasih, mudah – mudahan makalah ini bermanfaat
bagi kita semua.
Padang, oktober 2012
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut terciptanya masyarakat yang
gemar belajar. Proses belajar yang afektif antara lain dilakukan melalui membaca.
Masyarakat yang gemar membaca memperoleh pengetahuan dan wawasan baru yang akan
semakin meningkatkan kecerdasan hidup pada masa yang akan datang.
Membaca merupakan salah satu jenis kemampuan berbahasa lisan yang bersifat
perspektif, karena dengan membaca seseorang akan memperoleh informasi, ilmu
pengetahuan, serta pengalaman baru. Semua ini diperoleh dari membaca yang akan
memungkinkan siswa mampu menambah daya pikir dan pengetahuan.
Menurut Kridalaksana (dalam Haryadi danZamzami,1997:32) “membaca adalah
keterampilan mengenal dan memahami tulisan dalam bentuk pemahaman diam-diam atau
pengujaran keras-keras”.
Sedangkan menurut saleh (2006:102) “membaca adalah suatu aktivitas untuk
menangkap informasi bacaan baik yang tersurat maupun yang tersirat dalam bentuk
pemahaman bacaan secara literal, inferensial, evaluative, dan kreatif, dengan memanfaatkan
pengalaman belajar membaca”.
Dari pendapat diatas dapat di simpulkan bahwa membaca merupakan keterampilan
mengenal dan memahami tulisan dalam bentuk pemahaman bacaan secara literal,
infesensial, evaluative, dan kreatif, dengan memanfaatkan pengalaman belajar membaca.
Dalam pembelajaran bahasa Indonesia terdiri atas empat aspek keterampilan yaitu
menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat aspek keterampilan ini merupakan
focus dari tujuan pembelajaran bahasa Indonesia. Hal ini berarti bahwa pembelajaran bahasa
Indonesia bertujuan membina kemampuan menggunakan bahasa dan menyimak, berbicara,
membaca, dan menulis.
Membaca tidak hanya kemampuan mengenal huruf-huruf yang membangun kata, dan
mengenal sederetan kata yang membangun kalimat, atau sekedar kemampuan melafalkannya
dengan baik, tetapi jauh lebih luas dari sekedar itu. Membaca menuntut aktivitas mental
yang terarah, yang sanggup menangkap dan memahami gagasan-gagasan yang terselubung
di balik lambang tertulis tersebut.
Hal ini di dukung pendapat Burs,dkk (dalam farida rahim 2005:1) adalah” kemampuan
membaca merupakan suatu yang vital dalam suatu masyarakat terpelajar, namun siswa yang
tidak memahami pentingnya belajar membaca tidak akan termotivasi untuk belajar”.
Kemampuan membaca siswa di Sekolah Dasar (SD) tergolong rendah, seperti
dikemukakan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2006 yang menunjukkan bahwa orang
Indonesia yang membaca untuk mendapatkan informasi baru 23,5% dari total penduduk.
Sedangkan, dengan menonton televise sebanyak 85,9% dan mendengarkan radio sebesar
40,3%. Kondisi yang dikemukakan BPS akan menghambat informasi yang mereka
butuhkan.
Kenyataan ini sangat memprihatinkan, karena sebagian besar orang Indonesia belum
sampai menjadikan kegiatan membaca sebagai kebutuhan yang mendasar. Padahal dengan
membaca seseorang dapat menambah pengetahuan dan wawasan. Rendahnya kemampuan
membaca siswa salah satu disebabkan kurangnya motivasi. Motivasi adalah perubahan
energi seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan
tanggapan terhadap adanya tujuan. Pendorong timbulnya motivasi ada 2 macam yaitu
motovasi intrinsik dan motivasi ektrinsik. Motivasi intrinsik adalah motivasi yang timbul
dari dalam diri seseorang, sedangkan motivasi ektrinsik adalah motivasi yangdatangnya dari
luar diri individu.
Tetapi kita lihat sekarang ini banyak siswa yang belum pandai membaca. Hal ini di
sebabkan guru kurang memotivasi siswa dalam pelajaran membaca, sehingga membuat
wawasan siswa kurang. Maka dari itu guru dituntut untuk bisa memotivasi siswa untuk
mengembangkan kemampuan membaca, sehingga budaya gemar membaca bisa terwujud.
Dengan demikain guru Sekolah Dasar harus menguasai dengan baik cara-cara
mengembangkan kemampuan membaca pada siswa.
Berdasarkan masalah di atas penulis tertarik untuk membahas mengenai “Upaya Guru
Memotivasi Siswa Untuk Gemar Membaca di Sekolah Dasar”
B. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan permasalahan yaitu :
A. Apa hakikat membaca itu?
B.
C. Tujuan penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mendeskrifsikan :
A. Hakekat membaca
B.
D. Manfaat penulisn
Penulisan makalah ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :
1. Pembaca
Sebagai pedoman dalam memotivasi siswa yang kurang gemar membaca
2. Penulis
PEMBAHASAN
1. Hakikat membaca
a. Pengertian membaca
Kemampuan membaca adalah salah satu fungsi kemanusiaan yang tertinggi dan
menjadi pembeda manusia dengan makhluk yang lain. Banyak menjadikan seseorang
memiliki ilmu pengetahuan luas, bijaksana,dan memiliki nilai-nilai lebih dibandingkan
orang yang tidak membaca sama sekali.
Menurut farida(2006:2)”membaca pada hakekatnya adalah suatu yang rumit yang
melibatkan banyak hal, tidak hanya sakedar melafalkan tulisan tetapi juga melibatkan
aktivitas visual, berpikir, psikolinguistik, dan metakognitif, sebagaiproses visual,
membaca meupakan proses penterjemahan simbol tulisan (huruf) ke dalam kata-kata
lisan”. Selanjutnya crawley mempertegas(dalam fadida,2006:2) “sebagai suatu proses
berpikir, membaca mencakup aktivitas pengenalan kata, pemahaman literal, interpretasi,
membaca kritis, dan pemahan kreatif. Pengenalan kata dapat berupa aktivitas membaca
kata-kat menggunakan kamus”.
Saleh(2006:102) menjelaskan “membaca merupakan suatu aktivitas untuk
menangkap informasi bacaan baik yang tersurat maupun yang tesirat dalam bentuk
pemahaman bacaan secara literal, inferensial, evaluatif, dan kreatif,dengan memanfaatkan
pengalaman belajar membaca”. Pendapat lain dikemukakan oleh kridalaksana (dalam
haryadi dan zamzami 1997:32) bahwa “membaca adalahketerampilan mengenal dan
memahami tulisan dalam bentuk urutan lambang-lambang grafis dan perubahannya
menjadi wicara bermakna dalam bentuk pemahaman diam-diam atau pengujaran keras-
keras”.
Dari pendapat para ahli di atas dapat dimaknai bahwa membaca adalah suatu
aktivitas mengembangkan kemampuan mengenal dan memahami ulisan dalam bentuk
lambang-lambang grafis yang bertujuan untuk memperoleh informasi dari tulisan
tersebut.
b. Tujuan membaca
Membaca merupakan kegiatan yang sangat penting. Setiap aspek kehidupan
melibatkan kegiatan membaca. Membaca hendaknya mempunyai tujuan, karena
seseorang yang membaca dengan suatu tujuan, cenderung lebih memahami dibandingkan
dengan orang tang tidak mempunyai tujuan.
Menurut subana (2008:224) tujuan membaca adalah:
1) Mengerti atau memahami isi/pesan yang terkandung dalam suatu bacaan, 2) Mencari informasi yang bersifat; kognitif dan intelektual yakni yang digunakan untuk menambah keilmiahan, referensial dan faktual yakni yang digunakan untuk mengetahui fakta-fakta yang nyata, efektif dan emosional yakni yang digunakan untuk mencari kenikmatan dalam membaca.
Menurut farida (2007:12) tujuan membaca mencakup:
1) Kesenangan, 2) Menyempurnakan membaca nyaring, 3) Menggunakan strategi tertentu, 4) Memperbaharui tentang suatu tofik, 5) Mengaitkan suatu informasi baru dengan informasi yang telah diketahuinya, 6)Memperoleh informasi untuk laporan lisanatau tertulis, 7) Mengkonfirmasikan atau menolak prediksi, 8) Menempilkan suatu eksperimen atau mengaplikasikan informasi yang diperoleh dari suatu teks dalam beberapa cara lain yang mempelajari tentang struktur teks, 9) Menjawab pertanyaan-pertanyaan yang spesifik
Sedangkan menurut nurhadi (2004:11) tujuan membaca sebagai berikut:
a) Memahami secara detail dan menyeluruh isi buku, b) Menangkap ide pokok/gagasan utama buku secara cepat, c) Mendapat informasi tentang sesuatu, d) Mengenali makna kata-kata sulit, e) Mengetahui peristiwa penting yang terjadi di masyarakat sekitar, f) Mengetahui peristiwa penting yang terjadi di seluruh dunia, g) Memperoleh kenikmatan dari karya fiksi, h) Memperoleh informasi tentang lowongan pekerjaan, i) Mencari merek barang yang cocok untuk dibeli, dan menilai kebenaran gagasan pengarang/penulis.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan membaca
adalalah untuk memperoleh informasi, kenikmatan baik secara
tersurat maupun tersurat, serta menumbuhkembangkan
kemampuan atau potensi pada diri siswa.
c. Jenis-jenis membaca
Menurut saleh (2006:107) “jenis-jenis membaca adalah: 1) membaca
teknik/membaca bersuara/membaca lancer, 2) membaca dalam hati/membaca
intensif/membaca memindai, 3) membaca bahasa, 4) membaca cepat, 5) membaca
pustaka”.
Slamet (2007:86) “menggolongkan membaca menjadi beberapa jenis, antara lain:
1) membaca intensif, 2) membaca kritis, 3) membaca cepat, 4) membaca apresiatif dan
estetis serta 5) membaca teknik”. Sedangkan menurut novi (2009:80) “jenis-jenis
membaca adalah: 1) membaca pemahaman, 2) membaca memindai, 3) membaca layap,
4) membaca intensif, 5) membaca nyaring”.
d. Tahap pelaksanaan pembelajaran membaca
Sebagaimana yang telah dijelaskan oleh Burns, (dalam Farida, 2005:99)
pelaksanaan pembelajaran membaca yaitu: “1) kegiatan prabaca yang merupakan
kegiatan yang dilakukan sebelum siswa melakukan kegiatan membaca, 2)
kegiatan saat baca yaitu kegiatan yang dilakukan saat kegiatan membaca, 3)
kegiatan pascabaca yang digunakan untuk membantu siswa memperoleh tingkat
pemahaman yang lebih tinggi”.
Dalam pembelajaran membaca teknik yang dilaksanakan harus sesuai dengan
langkah-langkah yang telah ditetapkan yaitu adanya kegiatan prabaca, kegiatan
saat baca, dan kegiatan pascabaca.
1) Kegiatan prabaca
Kegiatan prabaca adalah kegiatan pengajaran yang dilaksanakan sebelum
siswa melakukan kegiatan membaca. Dalam kegiatan prabaca, guru
mengarahkan perhatian pada pengaktifan schemata siswa yang berhubungan
dengan topik bacaan. Pengaktifan schemata siswa bisa dilakukan dengan
berbagai cara, misalnya dengan peninjauan awal, pedoman antisipasi,
pemetaan makna, menulis sbelum membaca, dan drama kreatif.
2) Kegiatan saat baca
Beberapa strategi dankegiatan yang bisa digunakan dalam dalam kegiatan saat
baca untuk meningkatkan pemahaman siswa. Dalam kegiatan ini guru dapat
menggunakan berbagai cara agar siswa berusaha untuk memahami setiap
kata-kata dan kalimat yang terdapat didalam teks bacaan, misalnya meminta
siswa untuk menjawab pertanyan yang berhubungan dengan teks bacaan.
3) Kegiatan pascabaca
Kegiatan pascabaca digunakan untuk membantu siswa memedukan informasi
baru yang dibacanya kedalam schemata yang telah dimilikinya sehingga
diperoleh tingkat pemahaman yang lebih tinggi. Strategi yang dapat
digunakan dalam kegiatan ini misalnya dengan menyatakan pendapat atau
opini terhadap bacaan yang dibaca dan menghubungkannya dengan
pengalaman pribadinya.
e. faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan membaca
Banyak factor yang mempengaruhi kemempuan membaca, baik membaca permulaan
maupun membaca lanjut. Factor-faktor yang mempengaruhi kemampuan membaca siswa
sekolah dasar antara lain:
1) Factor fisiologis
Factor fisiologis mencakup kesehatan fisik, pertimbangan neurologis, dan jenis
kelamin. Kelelahan juga merupakan kondisi yang tidak menguntungkan bagi anak
untuk belajar khususnya belajar membaca. Keterbatasan neurologis (misalnya
berbagai cacat otak) dan kekurangan secara fisik merupakan salah satu factor
yang dapat menyebabkan anak gagal dalam meningkatkan kemampuan membaca
pemahaman mereka. Guru hendaknya cepa menemukan tanda –tanda yang
disebutkan diatas.
Gangguan pada alat bicara, pendengaran, dan penglihatan bias memperlambat
kemajuan belajar membaca anak. Guru harus waspada terhadap beberapa
kebiasaan anak, seperti anak yang sering me menggosok-gosok matanya, dan
mengedip – ngedipkan matanya ketika membaca. Guru harus sensitive terhadap
gangguan yang dialami oleh seorang anak. Makin cepat guru mengetahui, makin
cepat pula masalah anak dapat terselesaikan.
2) intelektual
Intelektual ialah kemampuan global individu untuk bertindak sesuai dengan tujuan, berfikir
rasional, dan berbuat secara efektif terhadap lingkungan. Secara umum, intelegensi anak
tidak sepenuhnya mempengaruhi keberhasilan atau tidaknya anak dalam membaca
permulaan. Factor metode mengajar guru, prosedur, dan kemempuan guru juga turut
mempengaruhi kemampuan membaca anak.
3) Factor lingkungan
Factor lingkungan juga mempengaruhi kemajuan kemampuan mambaca siswa. Apabila
lingkungan tidak aman, maka anak akan terganggu perkembangannya, termasuk kemampuan
membaca mempunyai minat yang tinggi pula terhadap kegiatan membaca. Factor lingkungan
itu mencakup (1) latar belakang dan pengalaman siswa di rumah, dan (2) social ekonomi
keluarga siswa.
(1) Latar belakang dan pengalaman anak di rumah.
Lingkungan dapat membentuk pribadi, sikap, nilai, dan kemampuan bahasa anak.
Kondisi dirumah mempengaruhi pribadi dan penyesuain diri anak dalam masyarakat.
kondisi itu pada gilirannya dapat membantu anak dan dapat juga menghalangi anak
belajar membaca.
Rubin (dalam Farida 2007:18) mengemukakan bahwa “orang tua yang hangat,
demokratis, bisa mengarahkan anak – anak mereka pada kegiatan yang berorientasi
pendidikan, suka menantang anak untuk berpikir, dan suka mendorong anak untuk
mandiri merupakan orang tua yang memiliki sikap yang dibutuhkan anak – anak
sebagai persipan yang baik untuk belajar di sekolah”.
Rumah juga berpengaruh pada sikap anak terhadap buku dan membaca. Orang tua
yang gemar membaca, memiliki koleksi buku, menghargai membaca, dan senang
membacakan cerita kepada anak – anak mereka umumnya menghasilkan anak yang
senang membaca. Orang tua yang mempunyai minat yang besar terhadap kegiatan
sekolah dimana anak – anak mereka belajar, dapat memecu sikap positif anak
terhadap belajar, khususnya belajar membaca.
(2) Factor social ekonomi
Banyak orang tua yang menganggap kalau anaknya sudah belajar membaca
permulaan maka tidak dilanjutkan lagi, karena anaknya sudah bisa membaca.
Seharusnya orang tua harus melanjutkan kegiatan membaca anak secara terus
menerus. Anak lebih membutuhkan perhatian dari pada uang. Oleh sebab itu, orang
tua hendaknya menghabiskan waktu mereka untuk berbicara dengan anak mereka
agar anak menyenangi membaca dan barbagai buku cerita dan pengalaman membaca
dengan anak–anak. Sebalikny, anak–anak yang berasal dari keluarga kelas rendah
yang berusaha mengejar kegiatan tersebut akan memiliki kesempatan yang lebih baik
untukmenjadi pembaca yang lebih baik.
Anak–anak yang berasal dari rumah yang penuh dengan bahan bacaan yang beragam
akan mempunyai kemampuan membaca yang tinggi.
4) Factor psikologis
Factor lain yang mempengaruhi kemajuan kemampuan membaca anak adalah factor
psikologis. Factor ini mencakup :
a) Motivasi
Motivasi adalah factor kunci dalam belajar membaca. Menurut Eanes (dalam
Farida 2005 :21) “kunci motivasi itu sederhaha tetapi tidak mudah untuk
mencapainya. Kuncinya adalah guru harus mendemontrasikan kepada siswa
praktik pengajaran yang relevan dengan minat dan pengalaman anak sehingga
anak memahami belajar itu sebagai suatu kebutuhan”.
b) Minat
Minat baca adalah keinginan yang kuat disertai usaha – usaha seseorang untuk
membaca. Orang yang mempunyai minat membaca yang kuat akan
diwujudkannya dalam kesediannya untuk mendapat bahan bacaan dan kemudian
membacanya atas kesadarannya sendiri. Seorang guru harus berusaha memotivasi
siswanya untuk gemar membaca, siswa yang mempunyai motivasi yang tinggi
terhadap membaca, dan mempunyai minat yang tinggi pula terhadap kegiatan
membaca.
c) Kematangan social dan emosi serta penyesuaian diri
Seseorang yang harus mempunyai pengontrolan emosi pada tingkat tertentu,
mudah marah, menangis, dan bereaksi secara berlebihan ketika mereka tidak
mendapatkan sesuatu, atau menarik diri, dan mendangkal ketika mendapat
kesulitan dalam dalam pelajaran. Sebaliknya, anak – anak yang mudah
mengontrol emosinya, akan lebih mudah dibacanya. Pemusatan perhatian pada
bahan bacaan memungkinkan kemajuan kemampuan anak- anak dalam
memahami bacaan akan meningkat menurut Farida (2007:16).
2. Pengertian motivasi
Faktor motivasi secara umum dan motivasi belajar secara khusus merupakan
gejala aktivitas jiwa manusia yang sangat di perlukan oleh manusia dan peserta didik
khususnya dalam mengarungi kehidupan yang serat dengan persaingan. Manusia secara
umum dan peserta didik secara khusus yang memiliki motivasi hidup yang rendah akan
memiliki kinerja, prodoktivitas, kreativitas, dan inovasi yang rendah. Akibatnya mereka
akan tertinggal jauh dari teman atau manusia lain yang memiliki motivai yang tinggi
dalam menjalani hidupnya.
Draver (slameto, 1988:60) motiv atau motivasi adalah” motive is an effective-
conative factors which operates in determining the direction of an individual’s behavior
towards an end or goal, consioustly apprehended or unconsioustly”. Dari pernyataan ini
mengandung makna bahwa motivasi erat sekali hubungannya dengan tujuan yang akan
dicapai. Di dalam menentukan tujuan itu disadari atau tidak namun untuk mencapai
tujuan itu perlu berbuat, sedangkan yang menjadi penyebab berbuat adalah motiv itu
sendiri sebagai daya penggerak atau pendorongnya.
Motiv/motivasi secara umum juga dapat diartikan sebagai daya upaya yang
mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu (sardiman, 1990:73). Motiv dapat
dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam dan di dalam subjek untuk melekukan
aktivitas-aktivitas tertentu demi untuk mencapai tujuan. Motiv juga dapat diartikan
sebagai kekuatan yang ada dalam diri seseorang yang mendorong dia untuk melakukan
aktivits-aktivitas tertentu guna mencapai suatu tujuan (manrihu, 1989:73). Dengan
mengacu kepada kata motiv,maka motivasi dapat diartikan sebagai suatu penggerak yang
telah menjadi aktif. Motiv menjadi aktif pada saat-saat tertentu, terutama bila kebutuhan
untuk mencapai tujuan sangat mendesak.
Menurut donal (sardiman, 1990:73) motivasi ialah perubahan energy dalam diri
seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului engan tanggapan
terhadap adanya tujuan. Dengan pengertian motivasi oleh Donald, maka motivasi
mengandung tiga elemen penting, yaitu (1) motivasi itu mengawali terjadinya perubahan
energy pada diri setiap individu manusia, (2) motivasi ditandai dengan munculnya
perasaan afeksi seseorang, dan (3) motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan.
Dengan pengertia motiv atau motivasi secara umum, maka pengertian motivasi
belajar adalah daya penggerak yang timdul dari dalam diri individu atau siswa yang
mendorong individu melakukan aktivitas belajar. Motivasi belajar juga dapat
didefinisikan sebagai kekuatan yang timbul dari dari dalam diri individu yang mendorong
individu melakukan aktivitas belajar.
Motivasi yang dimiliki individu dibagi atas beberapa jenis, yaitu ditinjau dari
sumber motif, maka motif diklasifikasikan atas dua jenis, yaitu : (1) motif yang sifatnya
bawaan atau kebutuhan organic, yaitu motif-motif yang diisyaratkankan secara biologis,
misalnya dorongan untuk makan, minum, dan berbagai kegiatan lainnya yang tujuannya
untuk memenuhi kebutuhan hidup dalam mempertahankan hidup individu dan (2) motif
yang sifatnya dipelajari, misalnya dorongan untuk mempelajari materi pelajaran tertentu
dan dorongan untuk mengejar suatu kedudukan.
Ditinjau dari segi relevansi motif dengan tujuan tingkah laku, maka motif
dibedakan atas dua jenis , yaitu motif-motif ektrinsik ialah yang berfungsi karena adanya
ransangan dari luar diri individu, sedangkan motif intrinsic yaitu motif-motif yang
berfungsi tampa membutuhkan rangsangan dari luar (la sulo, 1990:32).
Peserta didik yang melmiliki motivasi intrinsic dalam belajar akan berusaha keras
untuk belajar dalam menguasai ilmu tanpa menunggu hadiah dari guru dan pihak lainnya.
Motivasi intrinsic lahir secara alamiah pada diri individu tanpa dipengaruhi dari luar.
Sedangkan peserta didik yang memiliki motivasi intrinsic dalam belajar akan berusaha
keras untuk belajar karena ingin mendapatkan hadiah dari orang tua atau guru dank arena
ingin mengejar status sebagai juara kelas. Jadi kuat lemahnya motivasi yang bersifat
ektinsik sangat dipengaruhi oleh kuat lemahnya suatu penguatan yang diberikan oleh
pihak lain kepada siswa yang belajar.
Prayitno (1989:17) mengemukakan bahwa ada beberapa cara yang dapat
dilakukan guru dalam menimbulkan motivasi ektrinsik, yaitu memberikan penghargaan
dan celaan, persaingan atau kompetisi, memberikan hadiah dan hukuman, dan
pemberitahuan tentang kemampua belajar peserta didik. Guru harus dapat menerapkan
beberapa cara tersebut pada situasi dan kondisi yang tepat untuk meningkatkan motivasi
belajar ektrinsik peserta didik.
3. Ciri-ciri motivasi
Dalam melakukan kiat-kiat memotivasi siswa, guru pelu mengenal terlebih dahulu
ciri-ciri motivasi bagi siswa. Menurut sadirman (2006:83) ciri-ciri moivasi adalah sebagai
berikut:
1) Tekun dalam menghadapi tugas (dapat bekerja terus-menerus dalam waktu
yang lama, tidak berhenti sebelum selesai)
2) Ulet dalam menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa). Tidak
memerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi sebaik mungkin (tidak
cepat puas dengan prestasi yang telah dicapainya )
3) Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah untuk orang
dewasa (misalnya masalah pembangunan agama, politik, ekonoki,
keadilan, pemberantasan korupsi, penentangan setiap kriminal, amoral)ja
sendiri.
4) Lebih senang bekerja sendiri.
5) Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin (hal-hal yang bersifat mekanis,
berulang-ulang begitu saja, sehingga kurang kretif).
6) Dapat mempertahankan pendapatnya.
7) Tidak mudah melepaskan halyang di yakini itu.
8) Senang mencaridan memecahkan masalah soal-soal.
Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan perlunya guru
mengenal terlebih dahulu ciri-ciri motivasi, agar mudah memahami siswa
yang kurang termotivasi dalam belajar.
4. Pentingnya motivasi
Menurut Crawley dan Mountain (dalam F arida 2007:20) motivasi ialah sesuatu
yang mendorong seseorang belajar atau melaksanakan suatu kegiatan. Motivasi belajar
mempengaruhi minat dan hasil belajar siswa. Motivasi mempunyai kaitan yang era
dengan minat, siswa yag memiliki minat terhadap sesuatu bidang studi tertentu
cenderung tertarik perhatiannya dan dengan demikian timbul motivasinya untuk
mempelajari bidang studi tersebut. Motivasi juga dipengaruhi oleh nilai-nilai yang
dianggap penting dalam kehidupan.
Minat dan motivasi seseorang dalam membaca juga turut berpengaruh terhadap
kecepatan bacanya, minat dan motivasi yang tinggi baik terhadap bahannya maupun terhadap
kegiatan membacanya akan berefek positif terhadap kecepatan baca seseorang. Hal ini mungkin
disebabkan oleh dorongan rasa ingin tau yang bersifat intrinsic dari diri pembaca itu sendiri
sehingga dengan tama disadarinya gerakan mata akan meluncur dengan cepat untuk segera dapat
memenihi keinginan tersebut. Dengan cepat pula, sebaliknya jika membaca tanpa disertai minat
dan motivasi bukan saja berefek negatif terhadap kecepatan membacanya, melainkan bias lebih
fatal lagi dari itu, misalnya saja pembaca sama sekali enggan menyentuh bahan bacaan tersebut.
5. Pengaruh motivasi dalam pembelajaran membaca
Memotivasi adalah factor kunci dalam belajar membaca. Menurut Eanes (dalam
Farida 2005 :21) “kunci motivasi itu sederhaha tetapi tidak mudah untuk mencapainya.
Kuncinya adalah guru harus mendemontrasikan kepada siswa praktik pengajaran yang
relevan dengan minat dan pengalaman anak memahami belajar itu sebagai suatu
kebutuhan”.
Malone (dalam hamzah 2007:66) “membedakan dua bentuk motivasi yang
meliputi motivasi intrinsic dan motivasi ektrinsik”. Motivasi yang berbentuk intrinsic
yaitu yang bersumber pada membaca itu sendiri contohnya keinginan atau dorongan
untuk mendapatkan penghargaan atau imbalan, baik berupa hadiah atau pujian.
Contohnya belajar karena takut dimarahi guru atau ingin memperoleh nilai yang tinggi.
Kedua motivasi tersebut dalam kenyataannya, sukar dibedakan karena antara keduanya
dapat dipengaruhi satu sama lain. Motivasi intrinsik yang terbanam dalam diri individu
bias berkembang menjadi motivasi ektrinsik.
Dalam pengajaran membaca factor motivasi menduduki posisi penting, karena
motivasi dapat meningkatkan keberhasilan pengajaran membaca seseorang. Siswa
kalausudah tertarik (berminat) terhadap membaca biasanya ia akan mempunyai dorongan
untuk melakukan aktivitas membaca atau kegiatan yang menarik minatnya itu. Dalam
dirinya timbul dorongan untuk melakukan aktivitas yang dapat memuaskan keinginannya
dalam mencapai suatu tujuan.
6. Upaya guru memotivasi siswa untuk gemar membaca di SD
Kemampuan membaca merupakan modal utama dalam upaya menggali
berbagai ilmu pengetahuan. Oleh karena itu, kesulitan membaca yang dialami
oleh para siswa merupakan suatu kendala yang sangat berat dan tidak dapat
dianggap sebagai masalah yang sepele dan sederhana, untuk meningkatkan
kemampuan membaca siswa diperlukan adanya motivasi.
Motivasi merupakan salah satu kunci dalam belajar membaca kerena
dengan adanya motivasi dari guru terhadap siswa maka timbulnya keinginan
siswa dalam belajar membaca. Selain itu dengan adanya motivasi maka siswa
akan mendapatkan hasil yang baik dalam belajar membaca, karena sebagai mana
kita ketahui bahwa motivasi adalah suatu usaha yang disadari untuk
menggerakkan dan menjaga tingkah laku seseorang untuk bertindak melakukan
sesuatu hingga mencapai hasil dan tujuan tertentu, jadi dengan adanya pandangan
tersebut siswa akan m emiliki tekat yang kuat dalam mengikuti pelajaran tersebut
dengan tujuan untuk mendapatkan hasil yang baik, untuk itulah motivasi ini
sangat penting sekali diberikan pada siswa dalam belajar khususnya dalam
pembelajaran membaca.
Langkah-langkah memotivasi siswa untuk belajar membaca
Memberikan motivasi kepada seorang siswa, berarti menggerakkan siswa
untuk melakukan atau ingin melakukan sesuatu. Dalam kegiatan belajar, yang
paling penting adalah bagainama menciptakan kondisi atau suatu proses yang
mengarahkan siswa itu melakukan aktivitas belajar. Dalam hal ini peran guru
sangat penting, bagaimana guru melakukan motivasi agar siswa melakukan
aktivitas belajar bengan baik. Untuk dapat belajar dengan baik diperlukan proses
dan motivasi yang baik pula.
Membangkitkan motivasi siswa memang tidak mudah. Untuk itu guru
perlu mengenal siswa dan mempunyai kesanggupan kreatif untuk
menghubungkan pelajaran dan kebutuhab minat dan siswa. Begitu juga terhadap
kemauan siswa untuk belajar membaca, guru juga harus pandai menempatkan dan
memberikan motivasi pada siswa agar hasil motivasi yang dicapai memuaskan.
Guru dapat mengguanakan bermacam-macam motivasi agar siswa mau
belajar, namun tidak semua motivasi yang diberikan itu sama baiknya, tergantung
pada situasi dan kondisiyang dihadapi. Cara membangkitkan motivasi belajar
anak adalah: 1) pengajaran dihubungkan dengan minat anak, 2) menyajikan
pelajaran secara sistematis dan terencana, 3) menggunakan alat peraga sebai alat
bantu pengajaran, 4) rangsangan berupa hadiah atau pujian, dan 5) peka terhadap
perkembangan psikologi anak didik.
Salah satu cara membangkitkan motivasi siswa yang dikemukan di atas
adalah melalaui factor minat. Motivasi muncul karena adanya kebutuhan, begitu
juga minat muncul karena ada kebutuhan. Bila ada minat maka kegiatan belajar
membaca akan berjalan dengan lancar. Minat dapat dibangkitkan dengan berbagai
cara yaitu a) membangkitkan adanya suatu kebutuhan, b) menghubungkan dengan
persoalan pengalaman yang lampau, c) memberi kesempatan untuk mendapatkan
hasil yang baik, d) menggunakan berbagai macam bentuk mengajar.
Kegemaran membaca merupakan salah satu fungsi kunci keberhasilan
seseorang dalam meraih ilmu pengetahuan dan teknologi untuk itu guru perlu
mengelola berbagai kegiatan yang mampu menumbuhkan kegemaran membaca
siswa. Guru merupakan kunci utama dalam meningkatkan motivasi siswa untuk
gemar membaca.
Membaca tidak dapat dipisahkan dari masalah buku dan sangat terkait
dengan penyelenggaraan pendidikan di sekolah dasar sampai perguruan tinggi.
Untuk itu seorang guru terus memotivasi siswanya untuk meningkatkan
kegemaran membaca siswa agar dapat keluar dari kesukaran membaca. Untuk
mendorong siswa dapat memahami berbagai bahan bacaan guru seharusnya
menggabungkan kegiatan prabaca, saat baca, dan pascabaca dalam pembelajaran
membaca.
1. Kegiatan prabaca
Kegiataan prabaca adalah kegiatan pengajaran yang dilakasanakan sebelum
siswa melakukan kegiatan membaca. Pada tahap prabaca siswa diberi
kesempatan dengan bebas dan aktif mengembangkan skematanya terhadap
teks yang akan dibacanya. Dalam kegiata prabaca, guru mengarahkan
perhatiaan dan penagktifan schemata siswa yang berhubungan dengan topic
bacaan. Pengaktifan schemata siswa bisa dilakukan dengan berbagai cara,
misalnya dengan peninjaua awal, pedoman antisipasi, pemetaan makna,
menulis sebelum membaca, dan drama kreatif sehingga dapat memotivasi
siswa untuk membaca.
2. Kegiatan saat baca
Pada tahap saat baca siswa diberi kesempatan membaca. Hal ini dapat
dilakukan sesuai dengan karakteristik yang dimiliki masing-masing individu.
Siswa belajar membaca melalui membaca, tujuan utamanya adalah
mendorong setiap siswa sebanyak mungkin, pelaksanaan pada tahap ini harus
dialakukan setiap siswa. Guru juga dapat memulainya dengan mendiskusikan
dengan anak tentang strategi membaca apa yang akan dilakukan karena hal ini
akan melibatkan siswa. Kegiatan saat baca lebih lanjut bisa dikembangkan
dengan cara lain yitu, sesudah siswa membaca suatu cerita atau bab, minta
satu kelompok siswa berlatih membaca bagian bacaan. Tugas siswa
mengambil bagian dari karakter yang berbeda di dalam adegan dan salah
seorang menjadi narrator. Siswa yang lain disuruh mengikutinya bersama-
sama. Kegiatan ini membantu siswa memahami bahan bacaan.
3. Kegiatan pascabaca
Kegiatan pascabaca digunakan untuk membantu siswa memadukan informasi
baru yang dibacanya kedalam skemata yang telah dimilikinya sehingga
Diperoleh tingkat pemahaman yang lebih tinggi. Pada tahap pascabaca, siswa
menuangkan kembali pemahaman yang telah diperolehnya dari bacaan sesuai
dengan perspektifnya masing-masing. Strategi yang dapat digunakan pada
tahap pascabaca adalah belajar mengembangkan bahan bacaan pengajaran,
dan memberi pertanyaan. Dalam kegiatan pascabaca, siswa diberi kesempatan
mengembangkan belajar mereka dengan meminta siswa mempertimbangkan
informasi lebih lanjut tentang topic terebut dan dimana mereka bisa
menemukan informasi lebih lanjut. Setelah mereka membaca tentang topic
dan barbagai pertemuannya dengan teman-temannya.
Upaya yang dilakukan guru untuk memotivasi siswa supaya gemar membaca
antara lain:
1. Menjadikan teladan
Untuk dapat menjadi pembimbing siswa dalam menumbuhkan dan
meningkatkan minat membaca, guru sendirilah yang harus dapat member
teladan denga cara memperlihatkan sikap dan perbuatannya, bahwa guru
mempunyai minat terhadap buku dan gemar membaca kepada siswa untuk
membaca, sehingga ketika guru memberikan tugas kepada siswa untuk
membaca sebuah buku, siswa segera melaksanakanaya .
2. Memperkenalka bahan bacaansesuai bidang studi yang akan diajarkan
Dalam pengajaran rutin hendaknya guru memperkenalkan dan
memberikan tugas kepada siswa untuk membaca bahan bacaan yang
berhubungan dngan pelajaran yang akan dipelajari.
Misalny R dalam belajar bahasa, guru memperkaenalkan karya sastrawan
ternama dan guru agama memperkenalkan buku tentang pembentukan
karakter, kepribadian yang baik, tokoh-tokoh agama, dan sebagainya.
Cara seperti ini selain mendapatkan informasi yang lebih luas dari pada
yang terdapat dalam buku pelajaran tersebut,juga mulai menanamkan
kebiasaan siswa untuk membaca berbagai jenis buku pengetahuan. Selain
memperknalkan buu bacaan guru juga hendaknya memberitahukan kepada
siswa buku-buku yang pantas dan menarik dibaca.
3. Memberi tugas
Setiap guru memberikan tugas membaca kepada siswa , seperti:
a. Membaca dan meringkas buku yang berhungan dengan bidang studi
b. Menugaskan siswa membuat kliping dari masalah dan surat kabar yang
berhubungan dengan bidang stud sehingga motivasi siswa untuk membaca
akan tumbuh
c. Guru menugaskan seorang siswa untuk membaca buku bacaan yang
berkaitan dengan pembelajarandi kelas
4. Belajar diperpustakaan
Apabila seorang siswa sudah sering keperpustakaan secara perlahan,
motivasi untuk membaca akan tumbuh. Setiap guru minmal satu minggu
satu kali membawa siswa mengunjungi atau belajar diperpustakaan
sekolah. Diperpustakan guru dapat memperlihatkan danmemperkenalkan
buku-buku berita dalam Koran atau majalah yang berhubungan dengan
pelajarannya, sehingga siswa dapat membacanya baik diperpustakaan
maupun dirumah. Setiap selesai kunjungan keperpustakaan guru
menugaskan siswanya utuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang
bersumber dari buku perpustakaan atau dapat juga menugaskan siswa
untuk mencari informasi tambahan untuk memperkaya pengetahuannya.
5. Menugaskan seorang siswa untuk embaca di depan kelas
Di dalam proses belajar rutin, guru hendaknya menugaskan seorang sisiwa
untuk membaca di depan kelas secara beragantian setiap bidang studi.
Guru harus terus membari motivasi dalam setiap penugasan siswa untuk
membaca dan meyakinkan mereka bahwa gemar membaca memperluas
pengetahuan. Dalam setiap penyajian pelajaran guru perlu mendorong
siswa membaca buku yang tersedia di perpustakaan sekolah.
Dari hal-hal di atas jika dilaksanakan dengan sungguh-sungguh
dan terus menerus, siswa secara bertahap akan memiliki kesadaran akan
pentingnya membaca dan siswa juga akan gemar membaca buku
pengetahuan umum selain komik, novel, atau lainnya yang digemari
siswa. Dalam memotivasi siswa untuk gemar membaca, guru bisa
bekerjasama dengan orang tua siswa. Gemar membaca seorang anak
dimulai sejak usia anak-anak, bahkan sebelum anak pandai membaca,
orang tua harus dapat membuat anaknya gemar membaca, karena orang
tua yang paling dekat dengan seorang anak gemar terhadap bahan bacaan.
Upaya yang dapat dilakukan orang tua memotivasi anaknya untuk
gemar membaca antara lain:
1. Memberi teladan
Orang tua harus menjadi teladan bagi anaknya dengan cara memberi
contoh membaca yang baik dan mempunyai minat yang tinggi terhadap
bacaan. Hal yang dapat dilakukan adalah dengan cara melakukan
kegiataan mambaca setiap hari dihadapan anak.
2. Menyediakan waktu khusus untuk membaca pada hari
libur
Misalnya pada hari libur orang tua membawa anaknya
keperpustakaan minimal sekali seminggu.
3. Membina keluarga membaca
Keteladanan orang tua dalam membaca turut menentukan
perkembangan minat, dorongan dan kebiasaan siswa membaca. Budaya
membaca perlu dibina dan dikembangkan dalam keluarga, seperti:
membaca cerita kepada anak, membaca surat kabar, membaca buku,
membaca majalah yang disediakan dalam keluarga. Sehingga anak
terbiasa dengan buku dan akan memupuk motovasi membanya.
4. Menyediakan buku-buku
Orang tua di rumah hendaknya menyediakan buku-buku yang
berhubungan dengan anak, bila perlu buatlah perpustakaan keluarga,
buku=buku tersebut dapat berisi berbagai jenis pengetahuan popular atau
buku-buku fiksi yang dapat membantu anak belajar, sehingga anak
termotivasi untuk membaca.
5. Terus memberikan motivasi
Orang tua tetaplah memberimotivasi agar anaknya senang
membaca, karena kesukaan atau kebiasaan membaca tumbuh berbagai
proses, lingkungan keluarga sangat menentukan proses pembentukan
kepribadian seorang anak dalam hal membaca. Gemar membaca tidak
dapat tumbuh dengan sendirinya, tetapi harus dipupus, dipelihara, dan
dikembangkan. Dalam hal ini orang tua harus terus menerus memberikan
motivasi kepada anaknyauntuk gemar membaca, sehingga anak terbiasa
dengan buku dan akan memupuk motivasi membacanya.
PENUTUP
1. Simpulan
Kegemaran dan kebiasaan membaca siswa belum mencapai tingkat seperti
yang diharapkan, membaca merupakan fakta yang sangat penting bagi siswa,
karena ilmu pengetahuan tidak terlepas dari membaca dan membaca.
Membaca merupakan salah satu faktor penentu prestasi belajar siswa.
Membaca adalah suatu proses pemahaman terhadap bahasa tertulis baik isi
maupun pesan yang disampaikan yang penulis yang melibatkan daya piker
sehingga hasil berfikir memberikan interaksi bagi pembaca.
Maka dari itu membaca di sekolah dasar harus dilaksanakan dengan penuh
kesungguhan dalam meningkatkan kegemaran dan kebiasaan membaca siswa,
diperlukan adanya motivasi dari guru, orang tua, dan perpustakaan. Motivasi
merupakn salah satu pendorong mental yang dapat menggunakan dan
mengarahkan perilaku manusia, termasuk perilaku belajar.
Langkah-langkah yang dapt ditempuh guru seperti pada tahap prabaca,
siswa diberi kesempatan dengan bebas dan aktif mengembangkan skematanya
terhadap teks yang akan dibacanya, pada tahap saat baca siswa diberi
kesempatan membaca sesuai dengan karakteristik yang dimiliki masing-
masing individu, dan pada tahap pascabaca siswa menuangkan kembali
pemahaman yang telah diperolehnya dari bacaan sesuai dengan perspektif
masing-masing. Adapun langkah-langkah yang ditempuh guru dengan cara
guru memotivasi siswa dalam proses pembelajaran seperti memperkenalkan
buku kepada siswa sejak dini, memberikan tugas kepada siswa untuk
membaca bahan bacaan yang berhubungan dengan pelajaran yang sudah
mereka pelajari, dan meminta siswa untuk pergi kepustaka untuk mencari
buku-buku yang berkaitan dengan pelajaran, sehingga dapat memancing
motivasi siswa dalam membaca.
Orang tua juga dapat memotivasi anaknya untuk gemar membaca dengan
cara menciptakan suasana gemar membaca di rumah. Dengan cara ini guru
dapat mengetahui tingkat kemampuan siswa dalam membaca dan dapat
menciptakan anak-anak yang gemar membaca, karena dari membaca siswa
menjadi pintar.
2. Saran
Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan di atas, diharapkan
a. guru hendaknya dapat memotivasi siswa untuk gemar membaca sejak dini
di sekolah dasar, karena sekolah dasar adalah landasan untuk membina
siswa agar menjadi pembaca yang terarah.
b. Pihak sekolah hendaknya lebih meningkatkan sarana dan prasarana tempat
pembaca di sekolah dasar, supaya siswa lebih termotivasi untuk membaca,
seperti sarana di perpustakaan yang menarik dan menyenangkan untuk
siswa membaca.
c. Orang tua hendaknya lebih memperhatikan perkembangan anaknya dan
menciptakan suasana gemar membaca dirumah.