Sejarah Dan Asal Usul Bahasa Indonesia
-
Upload
puty-prianovira -
Category
Documents
-
view
8 -
download
3
description
Transcript of Sejarah Dan Asal Usul Bahasa Indonesia
![Page 1: Sejarah Dan Asal Usul Bahasa Indonesia](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022071715/563db784550346aa9a8bc87f/html5/thumbnails/1.jpg)
Sejarah dan Asal Usul Bahasa IndonesiaNasional
Author admin - October 28, 2014
0
Sebagai negara kepulauan dengan banyak suku dan adat di dalamnya, Indonesia juga memiliki
beragam bahasa yang unik kepada setiap suku. Dari bahasa-bahasa yang banyak tadi juga
masih terbagi-bagi lagi menjadi dialek-dialek yang berbeda. Perbedaan ini, jika tidak ditanggapi
secara serius akan menimbulkan ketidakharmonisan komunikasi antara satu daerah dengan
daerah lainnya, karena itulah muncul bahasa nasional yang bersamanya juga membawa sejarah
bahasa Indonesiayang diperjuangkan mati-matian pada era kebangkitan bangsa beberapa puluh
tahun yang lalu.
Awal Mula Bahasa Indonesia
Mungkin sejarah bahasa Indonesia pertama ditemukan di sekitar pesisir pulau Sumatera bagian
tenggara, dimana yang ditemukan adalah aksara pertama bahasa Melayu atau Jawi. Temuan
tersebut kemudian mengindikasikan adanya penyebaran bahasa ini ke hampir seluruh tempat di
Nusantara dari tempatnya ditemukan. Hal ini tidak lepas dari campur tangan kerajaan Sriwijaya
yang saat itu menjadi penguasa jalur perdagangan di area Nusantara.
Nama Melayu muncul dari nama sebuah kerajaan yang didirikan di Jambi tepatnya di Batang
Hari, bernama kerajaan Malayu. Di kerajaan ini, diketahui bahwa bahasa Melayu masyarakat
Jambi secara keseluruhan menggunakan dialek “o”, dimana akhir kalimat yang diakhiri dengan
alfabet a akan diubah menjadi o seperti misalnya “kemano” yang merupakan dialek o dari kata
“kemana”. Nantinya, dialek Melayu ini akan terus berkembang dan menjadi semakin banyak
ragamnya seiring semakin banyaknya tempat yang menggunakan dialek ini. Dalam
perkembangannya, penggunaan kata “Melayu” sendiri akhirnya menjadi jauh lebih luas
dibandingkan daerah kerajaan Malayu yang hanya mencakup sebagian kecil dari pulau
![Page 2: Sejarah Dan Asal Usul Bahasa Indonesia](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022071715/563db784550346aa9a8bc87f/html5/thumbnails/2.jpg)
Sumatera. Hal ini disebut dalam Kakawin Negarakertagama sebagai asal-usul mengapa pulau
Sumatera memiliki sebutan lain sebagai Bumi Melayu.
Sejarah bahasa Indonesia baru menjadi “resmi” ketika pada awal abad ke-20, mulai ada
perpecahan bentuk baku tulisan pada bahasa Melayu. Pada tahun 1901, Indonesia yang masih
menjadi Hindia-Belanda mengadopsi ejaan Van Ophuijsen dan Persekutuan Tanah Melayu yang
nantinya menjadi bagian dari Malaysia mengadopsi ejaan Wilkinson 3 tahun setelahnya.
Commissie Voor de Volkslectuur atau Komisi Bacaan Rakyat (KRB) dibentuk pemerintah
Belanda sebagai bentuk intervensi pada tahun 1908 dan nantinya akan berubah nama menjadi
nama yang dikenal baik sebagai Balai Poestaka. Dengan D.A. Rinkes sebagai pimpinannya,
KRB menjalankan sebuah program pada tahun 1910, yaitu pembuatan perpustakaan kecil di tiap
sekolah pribumi dan fasilitas-fasilitas pemerintah yang diberi nama program Taman Poestaka.
Akibat program Taman Poestaka yang diluncurkan oleh pemerintah Belanda, terjadi
perkembangan yag pesat dimana 700 perpustakaan telah terbangun pada tahun 1912. Program
ini melahirkan berbagai anak bangsa yang hobi mencari ilmu dan membaca yang akhirnya
menuntun pada terjadinya Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928.
Sumpah Pemuda memainkan peran penting dalam sejarah bahasa Indonesia, terutama
penggunaannya sebagai bahasa Nasional. Sumpah Pemuda sendiri sebenarnya adalah hasil
putusan yang diterima dari Kongres Pemuda Kedua pada tanggal 87 dan 28 Oktober 1928.
Dalam salah satu isi Sumpah Pemuda tertuliskan bahwa pemuda dan pemudi Indonesia
memutuskan untuk menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa pemersatu bangsa. Pada
kongres ini juga Muhammad Yamin mengatakan bahwa ada dua kemungkinan bahasa yang bisa
menjadi bahasa persatuan yaitu Jawa dan Melayu, dan Yamin berpendapat bahwa bahasa
Melayu yang akan menjadi bahasa pergaulan.
Penyempurnaan Ejaan
Bahasa Indonesia mengalami beberapa kali pengubahan ejaan, dimana ejaan pertama diberi
nama ejaan van Ophuijsen. Ejaan ini merupakan ejaan Melayu yang dituliskan menggunakan
huruf Latin, dan disusun oleh Charles van Ophuijsen serta Nawawi Soetan Ma’moer &
Moehammad Taib Soetan Ibrahim sebagai pembantunya dalam penyusunan ejaan ini pada
tahun 1896. Ciri khas ejaan ini adalah:
Ejaan ini menggunakan ï sebagai pembeda huruf i yang digunakan untuk akhiran serta
sebagai pengganti huruf y.
Penggunaan huruf j sebagai pengganti y dalam kata-kata: jang, sajang, pajah, dan lainnya.
Penggunaan huruf oe sebagai pengganti u dalam kata-kata: goeroe, boeang, dan
semacamnya.
Penggunaan diakritik seperti petik satu untuk mengganti huruf k seperti misalnya pada:
ma’moer, ta’, pa’, dan lain-lain.
Ejaan pengganti Ophuijsen adalah ejaan Republik yang dikenal juga dengan nama ejaan
Soewandi. Ejaan ini diresmikan pada 19 Maret 1947 dan memiliki ciri sebagai berikut:
Huruf oe tidak lagi digunakan, dan mulai menggunakan huruf u.
![Page 3: Sejarah Dan Asal Usul Bahasa Indonesia](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022071715/563db784550346aa9a8bc87f/html5/thumbnails/3.jpg)
Penggunaan petik satu untuk bunyi sentak digantikan dengan huruf k seperti misalnya:
sentak, tidak, tak, dan lain sebagainya.
Penggunaan angka 2 untuk kata yang diulang seperti: main2, makan2, dan lain-lain.
Tidak adanya perbedaan antara awalan di- dengan kata depan di.
Ejaan yang Disempurnakan (EYD) diresmikan pada tanggal 16 Agustus 1972 oleh Presiden dan
menjadi dasar penulisan yang berlaku hingga saat ini. Dalam ejaan ini, ada beberapa hal
berubah:
Penggunaan huruf c yang menggantikan tj seperti misalnya pada kata-kata: tjontoh, tjandra,
tjatjing, dan lainnya.
Dj digantikan dengan huruf j.
Penggantian ch menjadi kh.
Pengubahan penulisan nj menjadi ny.
Perubahan sj menjadi sy, dan yang terakhir
Perubahan j menjadi y.
Sejarah bahasa Indonesia merupakan sebuah sejarah perjuangan suatu bangsa untuk
menetapkan eksistensinya di mata negara lain. Perjuangan bangsa Indonesia untuk menjadikan
bahasa Indonesia menjadi bahasa Nasional bukanlah perkara mudah, mengingat Indonesia
sempat dijajah berkali-kali, dan hal itu mengubah cara pengejaan kata per kata meskipun tidak
begitu signifikan.
Sekian penjelasan singkat mengenai sejarah dan asal usul bahasa Indonesia yang ternyata
terdapat sejarah yang cukup panjang hingga akhirnya bahasa indonesia itu bisa terbentuk dan
diresmikan. Terima kasih telah mengunjungi Kumpulan Sejarah.
ASAL MULA BAHASA INDONESIA DAN PERKRMBANGANNYA A. ASAL MULA BAHASA INDONESIA DAN PERKRMBANGANNYA
PENDAHULUAN
sebelum kita membahas lebih lanjut tentang asal mula bahasa indonesia dan
perkrmbangannya terlrbih dahulu kita harus mengetahui apakah sebenarnya
depenisi dari bahasa itu sendiri baik pengertian bahsa secara umum maupun
pengertian atau defenisi bahasa menurut para ahli tapi kita tidak akan membahas
semuanya .
1. PENGERTIAN BAHASA
Bahasa adalah sistem lambang bunyi ujaran yang digunakan untuk
berkomunikasi oleh masyarakat pemakainya.
Berikut ini adalah pengertian dan definisi bahasa menurut para ahli:
![Page 4: Sejarah Dan Asal Usul Bahasa Indonesia](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022071715/563db784550346aa9a8bc87f/html5/thumbnails/4.jpg)
# BILL ADAMS
Bahasa adalah sebuah sistem pengembangan psikologi individu dalam sebuah
konteks inter-subjektif
# WITTGENSTEIN
Bahasa merupakan bentuk pemikiran yang dapat dipahami, berhubungan dengan
realitas, dan memiliki bentuk dan struktur yang logis
# FERDINAND DE SAUSSURE
Bahasa adalah ciri pembeda yang paling menonjol karena dengan bahasa setiap
kelompok sosial merasa dirinya sebagai kesatuan yang berbeda dari kelompok yang
lain
Bila dilihat dari beberapa definisi dan pengertian mengenai bahasa menurut
beberapa ahli diatas, kita bisa melihat bahwa terdapat perbedaan definisi tentang
bahasa dimana definisi dari setiap ahli tergantung dengan apa yang ingin
ditekankan oleh setiap tersebut. Namun meskipun terdapat perbedaan, nampaknya
disepakati bersama bahwa bahasa adalah alat komunikasi. Dan sebagai alat
komunikasi , bahasa mempunyai fungsi-fungsi dan ragam-ragam tertentu.
MATERI
A . ASAL MULA BAHSA INDONESIA
Bahasa Indonesia mempunyai sejarah jauh lebih panjang daripada Republik ini
sendiri. Bahasa Indonesia telah dinyatakan sebagai bahasa nasional sejak tahun
1928, jauh sebelum Indonesia merdeka. Saat itu bahasa Indonesia dinyatakan
sebagai bahasa persatuan dan menggunakan bahasa Indonesia sebagai perekat
bangsa. Saat itu bahasa Indonesia menjadi bahasa pergaulan antaretnis (lingua
franca) yang mampu merekatkan suku-suku di Indonesia. Dalam perdagangan dan
penyebaran agama pun bahasa Indonesia mempunyai posisi yang penting.
Deklarasi Sumpah Pemuda membuat semangat menggunakan bahasa Indonesia
semakin menggelora. Bahasa Indonesia dianjurkan untuk dipakai sebagai bahasa
dalam pergaulan, juga bahasa sastra dan media cetak. Semangat nasionalisme yang
tinggi membuat perkembangan bahasa Indonesia sangat pesat karena semua orang
ingin menunjukkan jati dirinya sebagai bangsa.
Pada tahun 1930-an muncul polemik apakah bisa bahasa Indonesia yang hanya
dipakai sebagai bahasa pergaulan dapat menjadi bahasa di berbagai bidang ilmu.
Akhirnya pada tahun 1938 berlangsung Kongres Bahasa Indonesia yang pertama di
Solo. Dalam pertemuan tersebut, semangat anti Belanda sangat kental sehingga
melahirkan berbagai istilah ilmu pengetahuan dalam bahasa Indonesia. Istilah belah
ketupat, jajaran genjang, merupakan istilah dalam bidang geometri yang lahir dari
pertemuan tersebut.
Bahasa Indonesia diresmikan pada kemerdekaan Indonesia, pada tahun 1945.
Bahasa Indonesia adalah bahasa dinamis yang hingga sekarang terus menghasilkan
kata-kata baru, baik melalui penciptaan, maupun penyerapan dari bahasa daerah
dan asing. Bahasa Indonesia adalah dialek baku dari bahasa Melayu. Fonologi dan
tata bahasa dari bahasa Indonesia cukuplah mudah, dasar-dasar yang penting untuk
komunikasi dasar dapat dipelajari hanya dalam kurun waktu beberapa minggu.
![Page 5: Sejarah Dan Asal Usul Bahasa Indonesia](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022071715/563db784550346aa9a8bc87f/html5/thumbnails/5.jpg)
Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang digunakan sebagai pengantar pendidikan
di sekolah di Indonesia.
A.1. AWAL PENCIPTAAN BAHASA INDONESIA SEBAGAI JATI DIRI BANGSA
Awal penciptaan Bahasa Indonesia sebagai jati diri bangsa bermula dari Sumpah
Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928. Di sana, pada Kongres Nasional kedua di
Jakarta, dicanangkanlah penggunaan Bahasa Indonesia sebagai bahasa untuk
negara Indonesia pascakemerdekaan. Soekarno tidak memilih bahasanya sendiri,
Jawa (yang sebenarnya juga bahasa mayoritas pada saat itu), namun beliau memilih
Bahasa Indonesia yang beliau dasarkan dari Bahasa Melayu yang dituturkan di Riau.
A.2. ALASAN BAHASA MELAYU RIAU DI PILIH SEBAGAI BAHASA PEMERSATU NEGARA
REVUBLIK INDONESIA
Bahasa Melayu Riau dipilih sebagai bahasa persatuan Negara Republik Indonesia
atas beberapa pertimbangan sebagai berikut:
1. Jika bahasa Jawa digunakan, suku-suku bangsa atau puak lain di Republik
Indonesia akan merasa dijajah oleh suku Jawa yang merupakan puak (golongan)
mayoritas di Republik Indonesia.
2. Bahasa Jawa jauh lebih sukar dipelajari dibandingkan dengan bahasa Melayu Riau.
Ada tingkatan bahasa halus, biasa, dan kasar yang dipergunakan untuk orang yang
berbeda dari segi usia, derajat, ataupun pangkat. Bila pengguna kurang memahami
budaya Jawa, ia dapat menimbulkan kesan negatif yang lebih besar.
3. Bahasa Melayu Riau yang dipilih, dan bukan Bahasa Melayu Pontianak,
Banjarmasin, Samarinda, Maluku, Jakarta (Betawi), ataupun Kutai, dengan
pertimbangan pertama suku Melayu berasal dari Riau, Sultan Malaka yang terakhir
pun lari ke Riau selepas Malaka direbut oleh Portugis. Kedua, ia sebagai lingua
franca, Bahasa Melayu Riau yang paling sedikit terkena pengaruh misalnya dari
bahasa Cina Hokkien, Tio Ciu, Ke, ataupun dari bahasa lainnya.
4. Pengguna bahasa Melayu bukan hanya terbatas di Republik Indonesia. Pada tahun
1945, pengguna bahasa Melayu selain Republik Indonesia masih dijajah Inggris.
Malaysia, Brunei, dan Singapura masih dijajah Inggris. Pada saat itu, dengan
menggunakan bahasa Melayu sebagai bahasa persatuan, diharapkan di negara-
negara kawasan seperti Malaysia, Brunei, dan Singapura bisa ditumbuhkan
semangat patriotik dan nasionalisme negara-negara jiran di Asia Tenggara.
A.3. FUNGSI BAHSA
Fungsi utama bahasa, seperti disebutkan di atas, adalah sebagai alat komunikasi, atau
sarana untuk menyampaikan informasi (fungsi informatif).
Tetapi, bahasa pada dasarnya lebih dari sekadar alat untuk menyampaikan informasi, atau
mengutarakan pikiran, perasaan, atau gagasan, karena bahasa juga berfungsi:
a.untuk tujuan praktis: mengadakan hubungan dalam pergaulan sehari-hari.
b.untuk tujuan artistik: manusia mengolah dan menggunakan bahasa dengan
seindah- indahnya guna pemuasan rasa estetis manusia.
![Page 6: Sejarah Dan Asal Usul Bahasa Indonesia](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022071715/563db784550346aa9a8bc87f/html5/thumbnails/6.jpg)
c.sebagai kunci mempelajari pengetahuan-pengetahuan lain, di luar pengetahuan
kebahasaan.
d.untuk mempelajari naskah-naskah tua guna menyelidiki latar belakang sejarah
manusia, selama
kebudayaan dan adat-istiadat, serta perkembangan bahasa itu sendiri (tujuan
filologis)
A.3,1 KEDUDUKAN DAN FUNGSI BAHAS INDONESIA
Sebagaimana kita ketahui dari uraian di atas, bahwa sesuai dengan ikrar Sumpah
Pemuda tanggal 28Oktober 1928, bahasa Indonesia diangkat sebagai bahasa
nasional, dan sesuai dengan bunyi UUD 45, BabXV, Pasal 36 Indonesia juga
dinyatakan sebagai bahasa negara. Hal ini berarti bahwa bahasa
Indonesiamempunyai kedudukan baik sebagai bahasa nasional dan bahasa negara.
Yang dimaksud dengan kedudukan bahasa ialah status relatif bahasa sebagai
sistem lambang nilai budaya,yang dirumuskan atas dasar nilai sosialnya Sedang
fungsi bahasa adalah nilai pemakaian bahasa tersebutdi dalam kedudukan yang
diberikan.
1. Bahasa Nasional
Sehubungan dengan kedudukannya sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia
memiliki empat fungsi. Keempat fungsi tersebut ialah sebagai:
1.lambang identitas nasional,
2.lambang kebanggaan nasional,
3.alat pemersatu berbagai masyarakat yang mempunyai latar belakang sosial
budaya dan bahasa yang berbeda-beda, dan
4.alat perhubungan antarbudaya dan daerah.
2. Bahasa Negara
Berkaitan dengan statusnya sebagai bahasa negara, bahasa Indonesia berfungsi
sebagai:
1.bahasa resmi negara,
2.bahasa pengantar resmi di lembaga-lembaga pendidikan,
3.bahasa resmi dalam perhubungan tingkat nasional untuk kepentingan
perencanaan dan pelaksanaan pembangunan serta pemerintahan, dan
4.bahasa resmi di dalam pengembangan kebudayaan dan pemanfaatan ilmu
pengetahuan serta teknologi
A.3,2 PERANAN BAHASA INDONESIA DALAM KONTEKS ILMIAH
Dalam tulisan ilmiah, bahasa sering diartikan sebagai tulisan yang mengungkapkan
buah pikiran sebagai hasil dari pengamatan, tinjauan, penelitian yang seksama
dalam bidang ilmu pengetahuan tertentu, menurut metode tertentu, dengan
sistematika penulisan tertentu, serta isi, fakta, dan kebenarannya dapat dibuktikan
dan dapat dipertanggungjawabkan. Bentuk-bentuk karangan ilmiah identik dengan
jenis karangan ilmiah, yaitu makalah, laporan praktik kerja, kertas kerja, skripsi,
tesis, dan disertasi.
Dalam penulisan ilmiah, bahasa merupakan hal yang terpenting. Untuk itu kita
harus sebaik mungkin menggunakannya. Antara lain :
![Page 7: Sejarah Dan Asal Usul Bahasa Indonesia](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022071715/563db784550346aa9a8bc87f/html5/thumbnails/7.jpg)
• Dalam hal penggunaan ejaan. Ejaan ialah penggambaran bunyi bahasa dalam
kaidah tulismenulis yang distandarisasikan; yang meliputi pemakaian huruf,
penulisan huruf, penulisan kata, penulisan unsur serapan, dan pemakaian tanda
baca.
• Dalam hal penulisan kata. Baik kata dasar, kata turunan, bentuk ulang, kata ganti,
kata depan, kata sandang, maupun gabungan kata.
• Dalam penggunaan partikel lah, kah, tah, pun. Partikel lah, kah, tah ditulis
serangkai dengan kata yang mendahuluinya. Contoh: Pergilah sekarang! Sedangkan
partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya. Contoh: Jika engkau
pergi, aku pun akan pergi. Kata-kata yang sudah dianggap padu ditulis serangkai,
seperti andaipun, ataupun, bagaimanapun, kalaupun, walaupun, meskipun,
sekalipun.
• Dalam hal pemakaian Ragam Bahasa. Berdasarkan pemakaiannya, bahasa
memiliki bermacam-macam ragam sesuai dengan fungsi, kedudukan, serta
lingkungannya. Ragam bahasa pada pokoknya terdiri atas ragam lisan dan ragam
tulis. Ragam lisan terdiri atas ragam lisan baku dan ragam lisan takbaku; ragam tulis
terdiri atas ragam tulis baku dan ragam tulis takbaku.
• Dalam penulisan Singkatan dan Akronim.Singkatan nama orang, nama gelar,
sapaan jabatan atau pangkat diikuti tanda titik. Contoh: Muh. Yamin, S.H. (Sarjana
Hukum ). Singkatan yang terdiri atas tiga huruf atau lebih diikuti satu tanda titik.
Contoh: dll. hlm. sda. Yth. Singkatan nama resmi lembaga pemerintah dan
ketatanegaraan, badan atau organisasi, serta dokumen resmi yang terdiri atas huruf
awal setiap kata ditulis dengan huruf kapital dan tidak diikuti tanda titik. Contoh:
DPR GBHN KTP PT. Akronim nama diri yang berupa gabungan huruf awal dari deret
kata ditulis seluruhnya dengan huruf kapital. Contoh: ABRI LAN IKIP SIM. Akronim
nama diri yang berupa gabungan suku kata atau gabungan huruf dan suku kata dari
deret kata ditulis dengan huruf awal huruf kapital. Contoh: Akabri Bappenas Iwapi
Kowani.
• Dalam penulisan Angka dan Lambang Bilangan. Penulisan kata bilangan tingkat
dapat dilakukan dengan cara berikut. Contoh: Abad XX dikenal sebagai abad
teknologi.
Lambang bilangan yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata ditulis dengan
huruf, kecuali jika beberapa lambang dipakai berturut-turut. Contoh: Ada sekitar lima
puluh calon mahasiswa yang tidak diterima diperguruan tinggi itu.
• Dalam pemakaian tanda baca. Pemakaian tanda titik (.), tanda koma (,), tanda titik
dua (:), tanda titik koma (,), tanda hubung, (-) tanda pisah (_), tanda petik (“), tanda
garis miring, (/) dan tanda penyingkat atau aprostop (‘).
• Dalam pemakaian imbuhan, awalan, dan akhiran.
Dalam penulisan ilmiah, selain harus memperhatikan faktor kebahasaan, kita pun
harus mempertimbangkan berbagai faktor di luar kebahasaan. Faktor tersebut
sangat berpengaruh pada penggunaan kata karena kata merupakan tempat
menampung ide. Dalam kaitan ini, kita harus memperhatikan ketepatan kata yang
mengandung gagasan atau ide yang kita sampaikan, kemudian kesesuaian kata
dengan situasi bicara dan kondisi pendengar atau pembaca.
![Page 8: Sejarah Dan Asal Usul Bahasa Indonesia](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022071715/563db784550346aa9a8bc87f/html5/thumbnails/8.jpg)
B. PERKRMBANGAN BAHASA INDONESIA
Berbicara mengenai Bahasa Indonesia tentunya tak bisa terlepas dari asal usul
Bahasa Indonesia itu sendiri, apabila merunut ke belakang, Bahasa Indonesia
berakar dari rumpun Bahasa Melayu yang akhirnya mengalami perkembangan
seiring dengan adanya pengukuhan secara resmi Bahasa Indonesia pada saat
peristiwa Sumpah Pemuda tepat pada 28 Oktober 1928. Peristiwa tersebut secara
langsung mengantarkan Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Nasional Indonesia.
Bahasa Indonesia sendiri mulai mengalami masa perkembangannya pada masa
pemerintahan Orde Lama yang ditandai dengan adanya bentuk ejaan lama seperti
rangkaian dj, tj, oe,dan bentuk lain ejaan lama. Di samping kemunculan ejaan lama,
perkembangan Bahasa Indonesia sangat dipengaruhi oleh kemunculannya para
sastrawan Indonesia, mulai dari sastrawan angkatan 45, balai pustaka, hingga
sastrawan-sastrawan muda yang saat ini mulai bermunculan.
Terkait dengan sedikit ulasan sebelumnya, perkembangan Bahasa Indonesia
dewasa ini berkembang sangat pesat. Perkembangan tersebut tidak hanya
menimbulkan dampak positif, dampak negatifnya pun ada. Berkembangnya bahasa
pergaulan yang saat ini mulai bermunculan mempengaruhi bentuk baku dari Bahasa
Indonesia itu sendiri. Ejaan Yang disempurnakan(EYD) pun mulai terlupakan.
Masyarakat merasa lebih nyaman berkomunikasi menggunakan bahasa yang dikenal
dengan Bahasa Gaul. Mereka bahkan merasa tak mengikuti perkembangan jaman
apabila tidak bisa berbicara dengan bahasa gaul tersebut, selain itu, kemunculan
bahasa pergaulan itu memberikan efek domino terhadap munculnya bahasa-bahasa
baru yang tentunya menyimpang dan menyalahi bentuk EYD itu sendiri. Bahasa-
bahasa itu antara lain bahasa komunikasi yang digunakan oleh sebagian komunitas,
golongan bahkan perkumpulan tertentu. Sebagai contoh bahasa yangdigunakan oleh
para waria yang sangat khas kita dengar.
B.1 PERKRMBANGAN BAHASA DI ZAMAN MODEREN
Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang hidup, mengapa demikian?karena
bahasa Indonesia terus menghasilkan kata-kata baru dari penyerapan bahasa
daerah dan bahasa asing. Berikut ini merupakan tabel kata serapandari bahasa
daerah dan bahasa asing
Walaupun banyak kata-kata bahasa asing yang terdapat dalam bahasaIndonesia
tetapi kata-kata tersebut telah disahkan oleh Pusat Bahasa sebagaikata-kata bahasa
Indonesia. Namun pada zaman modern sekarang banyak penyalahgunaan bahasa
asing yang sebenarnya tidak kita ketahui arti dari katatersebut. Selain itu
penggunaan kata-kata yang tidak baku seperti loe, gue,dan ngapain, yang sering
dipergunakan oleh remaja saat ini menyebabkankurangnya minat para
remaja menggunakan bahasa Indonesia
dengan baik.Sebaliknya banyak warga negara asing yang tertarik untuk mempelajari
bahasa Indonesia.
A. Pembelajaran Bahasa
![Page 9: Sejarah Dan Asal Usul Bahasa Indonesia](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022071715/563db784550346aa9a8bc87f/html5/thumbnails/9.jpg)
Di antara semua bidang linguistik terapan, bidang pembelajaran
bahasa ibu dan bahasa asing merupakan bidang yang sudah
mantap perkembangannya karena pembelajaran bahasa
mempunyai daya jual yang tinggi dan diperlukan masyarakat.
Pengetahuan linguistik mengenai bentuk, makna, struktur, fungsi,
dan variasi bahasa sangat diperlukan sebagai modal dasar
pembelajaran bahasa.[1]
Kegiatan pembelajaran bahasa merupakan upaya yang
mengakibatkan siswa dapat mempelajari bahasa dengan cara
efektif dan efisien. Upaya-upaya yang dilakukan dapat berupa
analisis tujuan dan karakteristik studi dan siswa, analisis sumber
belajar, menetapkan strategi pengorganisasian, isi pembelajaran,
menetapkan strategi penyampaian pembelajaran, menetapkan
strategi pengelolaan pembelajaran, dan menetapkan prosedur
pengukuran hasil pembelajaran.
Oleh karena itu, setiap pengajar harus memiliki keterampilan
dalam memilih strategi pembelajaran untuk setiap jenis kegiatan
pembelajaran. Dengan demikian, dengan memilih strategi
pembelajaran yang tepat dalam setiap jenis kegiatan pembelajaran,
diharapkan pencapaian tujuan belajar dapat terpenuhi.[2]
Suatu program pembelajaran bahasa yang menyeluruh dan terpadu
tidak dapat melepaskan diri dari pemberian input kebahasaan dan
aspek-aspek kebudayaan pada waktu yang bersamaan. Hal ini perlu
dilakukan agar pelajar dapat mengaplikasikan kecakapan linguistik
dan keterampilan berbahasa dalam suatu konteks budaya
sebagaimana dianut oleh suatu masyarakat.[3]
Dalam proses belajar-mengajar bahasa ada sejumlah variabel, baik
bersifat linguistik maupun yang bersifat nonlinguistik, yang dapat
menentukan keberhasilan proses belajar mengajar itu. Variabel-
variabel itu bukan merupakan hal yang terlepas dan berdiri sendiri-
sendiri, melainkan merupakan hal yang saling berhubungan,
berkaitan, sehingga merupakan satu jaringan sistem.
![Page 10: Sejarah Dan Asal Usul Bahasa Indonesia](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022071715/563db784550346aa9a8bc87f/html5/thumbnails/10.jpg)
Keberhasilan belajar bahasa, yaitu yang disebut asas-asas belajar,
yang dapat dikelompokkan menjadi asas-asas yang bersifat
psikologis anak didik, dan yang bersifat materi linguistik. Asas-asas
yang yang bersifat psikologis itu, antara lain adalah motivasi,
pengalaman sendiri, keingintahuan, analisis sintesis dan
pembedaan individual.[4]
Motivasi lazim diartikan sebagai hal yang mendorong seseorang
untuk berbuat sesuatu. Maka untuk berhasilnya pengajaran bahasa,
murid-murid sudah harus dibimbing agar memiliki dorongan untuk
belajar. Jika mereka mempunyai dorongan untuk belajar. Tanpa
adanya kemauan, tak mungkin tujuan belajar dapat dicapai. Jadi,
sebelum proses belajar mengajar dimulai, atau sebelum berlanjut
terlalu jauh, sudah seharusnya murid-murid diarahkan.
Pengalaman sendiri atau apa yang dialami sendiri akan lebih
menarik dan berkesan daripada mengetahui dari orang, karena
pengetahuan atau keterangan yang didapat dan dialami sendiri
akan lebih baik daripada hanya mendengar keterangan guru.
Keingintahuan merupakan kodrat manusia yang dapat
menyebabkan manusia itu menjadi maju. Pada anak-anak usia
sekolah rasa keingintahuan itu sangat besar. Rasa keingintahuan
ini dapat dikembangkan dengan memberi kesempatan bertanya
dengan meneliti apa saja.
B. Tujuan Pembelajaran Bahasa
Banyak orang yang belajar bahasa dengan berbagai tujuan yang
berbeda. Ada yang belajar hanya untuk mengerti, ada yang belajar
untuk memahami isi bacaan, ada yang belajar untuk dapat
bercakap-cakap dengan lancar, ada pula yang belajar untuk gengsi-
gengsian, dan ada pula yang belajar dengan berbagai tujuan
khusus.
Tujuan pembelajaran bahasa, menurut Basiran adalah keterampilan
komunikasi dalam berbagai konteks komunikasi. Kemampuan yang
![Page 11: Sejarah Dan Asal Usul Bahasa Indonesia](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022071715/563db784550346aa9a8bc87f/html5/thumbnails/11.jpg)
dikembangkan adalah daya tangkap makna, peran, daya tafsir,
menilai, dan mengekspresikan diri dengan berbahasa. Kesemuanya
itu dikelompokkan menjadi kebahasaan, pemahaman, dan
penggunaan.
Sementara itu, dalam kurikulum 2004 untuk SMA dan MA,
disebutkan bahwa tujuan pembelajaran Bahasa dan Sastra
Indonesia secara umum meliputi:[5]
1. Siswa menghargai dan membanggakan Bahasa Indonesia
sebagai bahasa persatuan (nasional) dan bahasa negara.
2. Siswa memahami Bahasa Indonesia dari segi bentuk, makna, dan
fungsi,serta menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk
bermacam-macam tujuan, keperluan, dan keadaan.
3. Siswa memiliki kemampuan menggunakan Bahasa Indonesia
untuk meningkatkan kemampuan intelektual, kematangan
emosional,dan kematangan sosial.
4. Siswa memiliki disiplin dalam berpikir dan berbahasa (berbicara
dan menulis).
5. Siswa mampu menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk
mengembangkan kepribadian, memperluas wawasan kehidupan,
serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa.
6. Siswa menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai
khazanah budaya dan intelektual manusia Indonesia.
Untuk sampai pada tujuan tersebut, diperlukan strategi
penyampaian pembelajaran berupa metode untuk menyampaikan
pembelajaran kepada pebelajar untuk menerima serta merespon
masukan yang berasal dari pelajar. Adapun strategi pengelolaan
pembelajaran adalah metode untuk menata interaksi antara pelajar
dengan variabel pengorganisasian dan penyampaian isi
pembelajaran.
Seperti yang kita tahu, pembelajaran Bahasa Indonesia adalah salah satu materi yang di
ajarkan di bangku sekolah. Adapun tujuan pembelajaran ini dapat kita tinjau dari dua
sudut pandang, untuk para siswa ditujukan agar para siswa mampu menghayati bahasa
![Page 12: Sejarah Dan Asal Usul Bahasa Indonesia](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022071715/563db784550346aa9a8bc87f/html5/thumbnails/12.jpg)
dan juga sastra Indonesia serta mempunyai kemampuan yang baik dan benar dalam
berbahasa. Sementara tujuan bagi para guru yaitu untuk mengembangkan potensi para
siswa dalam berbahasa Indonesia, serta agar lebih mandiri dalam menyiapkan dan
menentukan bahan ajar sesuai dengan kemampuan siswa dan kondisi lingkungan.
Selain itu, yang menjadi tujuan umum dari pembelajaran suatu Bahasa yakni peran
pentingnya di dalam perkembangan intelektual dan emosional siswa serta sebagai
penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua mata pelajaran. Di samping itu
pembelajaran Bahasa Indonesia juga dapat memungkinkan manusia untuk bisa saling
berkomunikasi dan berbagi pengalaman serta saling
belajar satu sama lain untuk meningkatkan kemampuan intelektual. Adapun
pembelajaran Bahasa Indonesia di bangku sekolah diharapkan bisa membantu para
siswa untuk mengenal dirinya sendiri, budayanya, budaya orang lain, belajar untuk
menyampaikan gagasan, serta mampu menggunakan kemampuan imajinatif dan analitis
yang terdapat pada diri masing-masing siswa. Jadi apabila kita rangkum, maka tujuan
dari pembelajar tersebut seperti berikut ini :
Peserta didik diharapkan bisa berkomunikasi secara lebih efektif dan juga efisien serta
mampu berbahasa Indonesia dengan baik dan benar sesuai etika dan kesopanan.
Peserta didik diharapkan bisa semakin menghargai bahasa Indonesia dan bangga
terhadap bahasa pemersatu bangsa tersebut.
Peserta didik diharapkan bisa memahami bahasa Indonesia dan juga mampu
menggunakannya secara tepat.
Peserta didik diharapkan bisa menggunakan bahasa Indonesia untuk semakin
meningkatkan kemampuannya.
Peserta didik diharapkan mampu membaca untuk memperluas wawasan mereka serta
bisa memperhalus budi pekerti.
Peserta didik diharapkan bisa lebih menghayati sastra Indonesia.
Adapun aspek dalam kemampuan berbasa itu meliputi beberapa hal di antaranya
seperti berbicara, mendengarkan, menulis dan membaca yang berhubungan dengan
ragam sastra maupun ragam bahasa yang mana merupakan ruang lingkup dari standar
kompetensi pembelajaran bahasa Indonesia.
![Page 13: Sejarah Dan Asal Usul Bahasa Indonesia](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022071715/563db784550346aa9a8bc87f/html5/thumbnails/13.jpg)
Sejarah Bahasa Indonesia – Bahasa indonesia pada dasarnya berasal dari bahasa
melayu, pada zaman dahulu lebih tepatnya pada zaman kerajaan sriwijaya bahasa melayu banyak digunakan sebagai bahasa penghubung antar suku di plosok nusantara. Selain itu bahasa melayu juga di gunakan sebagai bahasa perdagangan antara pedagang dalam nusantara maupun dari luar nusantara.
Bahasa melayu menyebar ke pelosok nusantara bersamaan dengan penyebaran agama islam, serta makin kokoh keberadaan nya karena bahasa melayu mudah diterima oleh masyarakat nusantara karena bahasa melayu digunakan sebagai penghubung antar suku, antar pulau, antar pedagang, dan antar kerajaan.
Bahas melayu mulai dipakai dikawasan Asia Tenggara sejak Abad ke-7. bukti-bukti yang menyatakan itu adalah dengan ditemukannya prasasti di kedukan bukit karangka tahun 683 M (palembang), talang tuwo berangka tahun 684 M (palembang), kota kapur berangka tahun 686 M (bukit barat), Karang Birahi berangka tahun 688 M (Jambi) prasasti-prasasti itu bertuliskan huruf pranagari berbahasa melayu kuno.
Perkembangan bahasa Melayu di wilayah Nusantara mempengaruhi dan mendorong tumbuhnya rasa persaudaraan dan rasa persatuan bangsa Indonesia, oleh karena itu para pemuda indonesia yang tergabung dalam perkumpulan pergerakan secara sadar mengangkat bahasa Melayu menjadi bahasa indonesia menjadi bahasa persatuan untuk seluruh bangsa indonesia. (Sumpah Pemuda, 28 Oktober 1928).
Dan baru setelah kemerdekaan Indonesia tepatnya pada tanggal 18 Agustus Bahasa Indonesia diakui secara Yuridis. Secara Sosiologis kita bisa mengatakan bahwa Bahasa Indonesia resmi di akui pada Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928. Hal ini juga sesuai dengan butir ketiga ikrar sumpah pemuda yaitu “Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.” Namun secara Yuridis Bahasa Indonesia diakui pada tanggal 18 Agustus 1945 atau setelah Kemerdekaan Indonesia.
Ada empat faktor yang menyebabkan bahasa Melayu diangkat menjadi bahasa Indonesia yaitu :
1. Bahasa melayu sudah merupakan lingua franca di Indonesia, bahasa perhubungan dan bahasa perdangangan.
2. Sistem bahasa Melayu sederhana, mudah dielajari karena dalam bahasa melayu tidak dikenal tingkatan bahasa (bahasa kasar dan bahasa halus).
3. Suku jawa, suku sunda dan suku suku yang lainnya dengan sukarela menerima bahasa Melayu menjadi bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional
4. Bahasa melayu mempunyai kesanggupan untuk dipakai sebagai bahasa kebudayaan dalam arti yang luas.
![Page 14: Sejarah Dan Asal Usul Bahasa Indonesia](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022071715/563db784550346aa9a8bc87f/html5/thumbnails/14.jpg)
Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia, 17 Agustus 1945, telah mengukuhkan kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia secara konstitusional sebagai bahasa negara. Kini bahasa Indonesia dipakai oleh berbagai lapisan masyarakat Indonesia, baik di tingkat pusat maupun daerah.
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa;
Sumber dari bahasa indonesia adalah bahasa melayu
Bahasa Indonesia secara sosiologis resmi digunakan sebagai bahasa persatuan pada tanggal 28 Oktober 1928. Namun secara Yuridis Bahasa Indonesia di akui setelah kemerdekaan Indonesia yaitu pada tanggal 18 Agustus 1945.
Bahasa Melayu di angkat menjadi bahasa indonesia karena bahasa melayu telah digunakan sebagai bahasa pergaulan (lingua franca) di nusantara dan bahasa melayu sangat sederhana dan mudah dipelajari serta tidak memiliki tingkatan bahasa.
Sekilas Tentang Sejarah Bahasa IndonesiaBahasa Indonesia lahir pada tanggal 28 Oktober 1928. pada saat itu, para pemuda dari berbagai pelosok Nusantara berkumpul dalam kerapatan Pemuda dan berikrar (1) bertumpah darah yang satu, tanah Indonesia, (2) berbangsa yang satu, bangsa Indonesia, dan (3) menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia. Ikrar para pemuda ini dikenal dengan nama Sumpah Pemuda.
Unsur yang ketiga dari Sumpah Pemuda merupakan pernyataan tekad bahwa bahasa Indonesia merupakan bahasa persatuan bangsa <?xml:namespace prefix = st1 ns = "urn:schemas-microsoft-com:office:smarttags" />Indonesia. Pada tahun 1928 itulah bahasa Indonesia dikukuhkan kedudukannya sebagai bahasa nasional.Bahasa Indonesia dinyatakan kedudukannya sebagai bahasa negara pada tanggal 18 Agustus 1945 karena pada saat itu Undang-Undang Dasar 1945 disahkan sebagai Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia. Dalam Undang-Undang Dasar 1945 disebutkan bahwa Bahasa negara ialah bahasa Indonesia (Bab XV, Pasal 36).Keputusan Kongres Bahasa Indonesia II tahun 1954 di Medan, antara lain, menyatakan bahwa bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu. Bahasa Indonesia tumbuh dan berkembang dari bahasa Melayu yang sejak zaman dulu sudah dipergunakan sebagai bahasa perhubungan (lingua franca) bukan hanya di Kepulauan Nusantara, melainkan juga hampir di seluruh Asia Tenggara.Bahasa Melayu mulai dipakai di kawasan Asia Tenggara sejak abad ke-7. Bukti yang menyatakan itu ialah dengan ditemukannya prasasti di Kedukan Bukit berangka tahun 683 M (Palembang), Talang Tuwo berangka tahun 684 M (Palembang), Kota Kapur berangka tahun 686 M (Bangka Barat), dan Karang Brahi berangka tahun 688 M (Jambi). Prasasti itu bertuliskan huruf Pranagari berbahasa Melayu Kuna. Bahasa Melayu Kuna itu tidak hanya dipakai pada zaman Sriwijaya karena di Jawa Tengah (Gandasuli) juga ditemukan prasasti berangka tahun 832 M dan di Bogor ditemukan prasasti berangka tahun 942 M yang juga menggunakan bahasa Melayu Kuna.Pada zaman Sriwijaya, bahasa Melayu dipakai sebagai bahasa kebudayaan, yaitu bahasa buku pelajaran agama Budha. Bahasa Melayu juga dipakai sebagai bahasa perhubungan antarsuku di Nusantara dan sebagai bahasa perdagangan, baik sebagai bahasa antarsuku di Nusantara maupun sebagai bahasa yang digunakan terhadap para pedagang yang datang dari luar Nusantara.Informasi dari seorang ahli sejarah Cina, I-Tsing, yang belajar agama Budha di
![Page 15: Sejarah Dan Asal Usul Bahasa Indonesia](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022071715/563db784550346aa9a8bc87f/html5/thumbnails/15.jpg)
Sriwijaya, antara lain, menyatakan bahwa di Sriwijaya ada bahasa yang bernama Koen-louen (I-Tsing:63,159), Kou-luen (I-Tsing:183), K’ouen-louen (Ferrand, 1919), Kw’enlun (Alisjahbana, 1971:1089). Kun’lun (Parnikel, 1977:91), K’un-lun (Prentice, 1078:19), yang berdampingan dengan Sanskerta. Yang dimaksud Koen-luen adalah bahasa perhubungan (lingua franca) di Kepulauan Nusantara, yaitu bahasa Melayu.Perkembangan dan pertumbuhan bahasa Melayu tampak makin jelas dari peninggalan kerajaan Islam, baik yang berupa batu bertulis, seperti tulisan pada batu nisan di Minye Tujoh, Aceh, berangka tahun 1380 M, maupun hasil susastra (abad ke-16 dan ke-17), seperti Syair Hamzah Fansuri, Hikayat Raja-Raja Pasai, Sejarah Melayu, Tajussalatin, dan Bustanussalatin.Bahasa Melayu menyebar ke pelosok Nusantara bersamaan dengan menyebarnya agama Islam di wilayah Nusantara. Bahasa Melayu mudah diterima oleh masyarakat Nusantara sebagai bahasa perhubungan antarpulau, antarsuku, antarpedagang, antarbangsa, dan antarkerajaan karena bahasa Melayu tidak mengenal tingkat tutur.Bahasa Melayu dipakai di mana-mana di wilayah Nusantara serta makin berkembang dan bertambah kukuh keberadaannya. Bahasa Melayu yang dipakai di daerah di wilayah Nusantara dalam pertumbuhannya dipengaruhi oleh corak budaya daerah. Bahasa Melayu menyerap kosakata dari berbagai bahasa, terutama dari bahasa Sanskerta, bahasa Persia, bahasa Arab, dan bahasa-bahasa Eropa. Bahasa Melayu pun dalam perkembangannya muncul dalam berbagai variasi dan dialek.Perkembangan bahasa Melayu di wilayah Nusantara mempengaruhi dan mendorong tumbuhnya rasa persaudaraan dan persatuan bangsa Indonesia. Komunikasi antarperkumpulan yang bangkit pada masa itu menggunakan bahasa Melayu. Para pemuda Indonesia yang tergabung dalam perkumpulan pergerakan secara sadar mengangkat bahasa Melayu menjadi bahasa Indonesia, yang menjadi bahasa persatuan untuk seluruh bangsa Indonesia (Sumpah Pemuda, 28 Oktober 1928).Kebangkitan nasional telah mendorong perkembangan bahasa Indonesia dengan pesat. Peranan kegiatan politik, perdagangan, persuratkabaran, dan majalah sangat besar dalam memodernkan bahasa Indonesia.Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia, 17 Agustus 1945, telah mengukuhkan kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia secara konstitusional sebagai bahasa negara. Kini bahasa Indonesia dipakai oleh berbagai lapisan masyarakat Indonesia, baik di tingkat pusat maupun daerah.
Kata Baku – Tidak Baku
1. Abjad - abjat
2. Aktif – aktip
3. Aktivitas – aktifitas
4. Andal – handal
5. Analisis – analisa
6. Andal – handal
7. Antre – antri
8. Asas – azas
9. Apotek – apotik
10. Atlet – atlit
11. Atmosfer –atmosfir
12. Bus - bis
13. Cabai – cabe
![Page 16: Sejarah Dan Asal Usul Bahasa Indonesia](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022071715/563db784550346aa9a8bc87f/html5/thumbnails/16.jpg)
14. Cendekiawan – cendikiawan
15. Cenderamata – cinderamata
16. Detail – detil
17. Definisi – difinisi
18. Diagnosis – diagnosa
19. Embus – hembus
20. Ekstra - extra
21. Ekstrem – ekstrim
22. Februari – Pebruari
23. Fondasi – pondasi
24. Formal - formil
25. Frekuensi – frekwensi
26. Gizi - gisi
27. Hafal – hapal
28. Hakikat - hakekat
29. Hipotesis – hipotesa
30. Hierarki – hirarki
31. Ijazah – ijasah
32. Izin – ijin
33. Imbau – himbau
34. Isap – hisap
35. Istri - isteri
36. Jadwal -jadual
37. Jenazah – jenasah
38. Jenderal - jendral
39. Justru – justeru
40. Karier – karir
41. Kategori – katagori
42. Komplet - komplit
43. Konferensi – konperensi
44. Kongres – konggres
45. Konkret - kongkrit
46. Kreativitas - kreatifitas
47. Kualifikasi – kwalifikasi
48. Kualitatif – kwalitatif
49. Kuantitatif – kwantitatif
50. Kualitas – kwalitas
51. Kuitansi – kwitansi
52. Lubang – lobang
53. Maaf – ma’af
54. Makhluk - mahluk
55. Masjid – mesjid
56. Merek – merk
![Page 17: Sejarah Dan Asal Usul Bahasa Indonesia](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022071715/563db784550346aa9a8bc87f/html5/thumbnails/17.jpg)
57. Meterai – meterei
58. Metode – metoda
59. Miliar – milyar
60. Misi – missi
61. Modern - moderen
62. Mubazir - mubadir
63. Mulia – mulya
64. Mungkir – pungkir
65. Museum – museum
66. Napas - nafas
67. Narasumber – nara sumber
68. Nasihat – nasehat
69. Objek – obyek
70. Objektif – obyektif
71. Paham - faham
72. Paspor - pasport
73. Peduli – perduli
74. Pikir - fikir
75. Praktik – praktek
76. Provinsi – propinsi
77. Rabu- rebo
78. Risiko – resiko
79. Sah - syah
80. Sekadar – sekedar
81. Sentral - central
82. Silakan – silahkan
83. Sistem – sistim
84. Saksama – seksama
85. Subjek – subyek
86. Subjektif – subyektif
87. Surga - sorga
88. Tampak – nampak
89. Teladan - tauladan
90. teknik – tehnik
91. Teknologi – tehnologi
92. Telanjur – terlanjur
93. Telantar – terlantar
94. Terampil – trampil
95. Vila - villa
96. Wakaf - waqaf
97. Wujud - ujud
98. Yudikatif - yudikatip
99. Ubah – rubah
100. Zaman - jaman