Sejarah Dan Asal Usul Bahasa Indonesia

20
Sejarah dan Asal Usul Bahasa Indonesia Nasional Author admin - October 28, 2014 0 Sebagai negara kepulauan dengan banyak suku dan adat di dalamnya, Indonesia juga memiliki beragam bahasa yang unik kepada setiap suku. Dari bahasa-bahasa yang banyak tadi juga masih terbagi-bagi lagi menjadi dialek-dialek yang berbeda. Perbedaan ini, jika tidak ditanggapi secara serius akan menimbulkan ketidakharmonisan komunikasi antara satu daerah dengan daerah lainnya, karena itulah muncul bahasa nasional yang bersamanya juga membawa sejarah bahasa Indonesia yang diperjuangkan mati-matian pada era kebangkitan bangsa beberapa puluh tahun yang lalu. Awal Mula Bahasa Indonesia Mungkin sejarah bahasa Indonesia pertama ditemukan di sekitar pesisir pulau Sumatera bagian tenggara, dimana yang ditemukan adalah aksara pertama bahasa Melayu atau Jawi. Temuan tersebut kemudian mengindikasikan adanya penyebaran bahasa ini ke hampir seluruh tempat di Nusantara dari tempatnya ditemukan. Hal ini tidak lepas dari campur tangan kerajaan Sriwijaya yang saat itu menjadi penguasa jalur perdagangan di area Nusantara.

description

ndhnhdn

Transcript of Sejarah Dan Asal Usul Bahasa Indonesia

Page 1: Sejarah Dan Asal Usul Bahasa Indonesia

Sejarah dan Asal Usul Bahasa IndonesiaNasional

Author admin - October 28, 2014

0

Sebagai negara kepulauan dengan banyak suku dan adat di dalamnya, Indonesia juga memiliki

beragam bahasa yang unik kepada setiap suku. Dari bahasa-bahasa yang banyak tadi juga

masih terbagi-bagi lagi menjadi dialek-dialek yang berbeda. Perbedaan ini, jika tidak ditanggapi

secara serius akan menimbulkan ketidakharmonisan komunikasi antara satu daerah dengan

daerah lainnya, karena itulah muncul bahasa nasional yang bersamanya juga membawa sejarah

bahasa Indonesiayang diperjuangkan mati-matian pada era kebangkitan bangsa beberapa puluh

tahun yang lalu.

Awal Mula Bahasa Indonesia

Mungkin sejarah bahasa Indonesia pertama ditemukan di sekitar pesisir pulau Sumatera bagian

tenggara, dimana yang ditemukan adalah aksara pertama bahasa Melayu atau Jawi. Temuan

tersebut kemudian mengindikasikan adanya penyebaran bahasa ini ke hampir seluruh tempat di

Nusantara dari tempatnya ditemukan. Hal ini tidak lepas dari campur tangan kerajaan Sriwijaya

yang saat itu menjadi penguasa jalur perdagangan di area Nusantara.

Nama Melayu muncul dari nama sebuah kerajaan yang didirikan di Jambi tepatnya di Batang

Hari, bernama kerajaan Malayu. Di kerajaan ini, diketahui bahwa bahasa Melayu masyarakat

Jambi secara keseluruhan menggunakan dialek “o”, dimana akhir kalimat yang diakhiri dengan

alfabet a akan diubah menjadi o seperti misalnya “kemano” yang merupakan dialek o dari kata

“kemana”. Nantinya, dialek Melayu ini akan terus berkembang dan menjadi semakin banyak

ragamnya seiring semakin banyaknya tempat yang menggunakan dialek ini. Dalam

perkembangannya, penggunaan kata “Melayu” sendiri akhirnya menjadi jauh lebih luas

dibandingkan daerah kerajaan Malayu yang hanya mencakup sebagian kecil dari pulau

Page 2: Sejarah Dan Asal Usul Bahasa Indonesia

Sumatera. Hal ini disebut dalam Kakawin Negarakertagama sebagai asal-usul mengapa pulau

Sumatera memiliki sebutan lain sebagai Bumi Melayu.

Sejarah bahasa Indonesia baru menjadi “resmi” ketika pada awal abad ke-20, mulai ada

perpecahan bentuk baku tulisan pada bahasa Melayu. Pada tahun 1901, Indonesia yang masih

menjadi Hindia-Belanda mengadopsi ejaan Van Ophuijsen dan Persekutuan Tanah Melayu yang

nantinya menjadi bagian dari Malaysia mengadopsi ejaan Wilkinson 3 tahun setelahnya.

Commissie Voor de Volkslectuur atau Komisi Bacaan Rakyat (KRB) dibentuk pemerintah

Belanda sebagai bentuk intervensi pada tahun 1908 dan nantinya akan berubah nama menjadi

nama yang dikenal baik sebagai Balai Poestaka. Dengan D.A. Rinkes sebagai pimpinannya,

KRB menjalankan sebuah program pada tahun 1910, yaitu pembuatan perpustakaan kecil di tiap

sekolah pribumi dan fasilitas-fasilitas pemerintah yang diberi nama program Taman Poestaka.

Akibat program Taman Poestaka yang diluncurkan oleh pemerintah Belanda, terjadi

perkembangan yag pesat dimana 700 perpustakaan telah terbangun pada tahun 1912. Program

ini melahirkan berbagai anak bangsa yang hobi mencari ilmu dan membaca yang akhirnya

menuntun pada terjadinya Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928.

Sumpah Pemuda memainkan peran penting dalam sejarah bahasa Indonesia, terutama

penggunaannya sebagai bahasa Nasional. Sumpah Pemuda sendiri sebenarnya adalah hasil

putusan yang diterima dari Kongres Pemuda Kedua pada tanggal 87 dan 28 Oktober 1928.

Dalam salah satu isi Sumpah Pemuda tertuliskan bahwa pemuda dan pemudi Indonesia

memutuskan untuk menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa pemersatu bangsa. Pada

kongres ini juga Muhammad Yamin mengatakan bahwa ada dua kemungkinan bahasa yang bisa

menjadi bahasa persatuan yaitu Jawa dan Melayu, dan Yamin berpendapat bahwa bahasa

Melayu yang akan menjadi bahasa pergaulan.

Penyempurnaan Ejaan

Bahasa Indonesia mengalami beberapa kali pengubahan ejaan, dimana ejaan pertama diberi

nama ejaan van Ophuijsen. Ejaan ini merupakan ejaan Melayu yang dituliskan menggunakan

huruf Latin, dan disusun oleh Charles van Ophuijsen serta Nawawi Soetan Ma’moer &

Moehammad Taib Soetan Ibrahim sebagai pembantunya dalam penyusunan ejaan ini pada

tahun 1896. Ciri khas ejaan ini adalah:

Ejaan ini menggunakan ï sebagai pembeda huruf i yang digunakan untuk akhiran serta

sebagai pengganti huruf y.

Penggunaan huruf j sebagai pengganti y dalam kata-kata: jang, sajang, pajah, dan lainnya.

Penggunaan huruf oe sebagai pengganti u dalam kata-kata: goeroe, boeang, dan

semacamnya.

Penggunaan diakritik seperti petik satu untuk mengganti huruf k seperti misalnya pada:

ma’moer, ta’, pa’, dan lain-lain.

Ejaan pengganti Ophuijsen adalah ejaan Republik yang dikenal juga dengan nama ejaan

Soewandi. Ejaan ini diresmikan pada 19 Maret 1947 dan memiliki ciri sebagai berikut:

Huruf oe tidak lagi digunakan, dan mulai menggunakan huruf u.

Page 3: Sejarah Dan Asal Usul Bahasa Indonesia

Penggunaan petik satu untuk bunyi sentak digantikan dengan huruf k seperti misalnya:

sentak, tidak, tak, dan lain sebagainya.

Penggunaan angka 2 untuk kata yang diulang seperti: main2, makan2, dan lain-lain.

Tidak adanya perbedaan antara awalan di- dengan kata depan di.

Ejaan yang Disempurnakan (EYD) diresmikan pada tanggal 16 Agustus 1972 oleh Presiden dan

menjadi dasar penulisan yang berlaku hingga saat ini. Dalam ejaan ini, ada beberapa hal

berubah:

Penggunaan huruf c yang menggantikan tj seperti misalnya pada kata-kata: tjontoh, tjandra,

tjatjing, dan lainnya.

Dj digantikan dengan huruf j.

Penggantian ch menjadi kh.

Pengubahan penulisan nj menjadi ny.

Perubahan sj menjadi sy, dan yang terakhir

Perubahan j menjadi y.

Sejarah bahasa Indonesia merupakan sebuah sejarah perjuangan suatu bangsa untuk

menetapkan eksistensinya di mata negara lain. Perjuangan bangsa Indonesia untuk menjadikan

bahasa Indonesia menjadi bahasa Nasional bukanlah perkara mudah, mengingat Indonesia

sempat dijajah berkali-kali, dan hal itu mengubah cara pengejaan kata per kata meskipun tidak

begitu signifikan.

Sekian penjelasan singkat mengenai sejarah dan asal usul bahasa Indonesia yang ternyata

terdapat sejarah yang cukup panjang hingga akhirnya bahasa indonesia itu bisa terbentuk dan

diresmikan. Terima kasih telah mengunjungi Kumpulan Sejarah.

ASAL MULA BAHASA INDONESIA DAN PERKRMBANGANNYA   A. ASAL MULA BAHASA INDONESIA DAN PERKRMBANGANNYA

PENDAHULUAN

    sebelum kita membahas lebih lanjut tentang asal mula bahasa indonesia dan

perkrmbangannya terlrbih dahulu kita harus mengetahui apakah sebenarnya

depenisi dari bahasa itu sendiri baik pengertian bahsa secara umum maupun

pengertian atau defenisi bahasa menurut para ahli tapi kita tidak akan membahas

semuanya .

      1. PENGERTIAN BAHASA

     Bahasa adalah sistem lambang bunyi ujaran yang digunakan untuk

berkomunikasi oleh masyarakat pemakainya. 

Berikut ini adalah pengertian dan definisi bahasa menurut para ahli:

Page 4: Sejarah Dan Asal Usul Bahasa Indonesia

# BILL ADAMS

      Bahasa adalah sebuah sistem pengembangan psikologi individu dalam sebuah

konteks inter-subjektif

# WITTGENSTEIN

     Bahasa merupakan bentuk pemikiran yang dapat dipahami, berhubungan dengan

realitas, dan memiliki bentuk dan struktur yang logis

# FERDINAND DE SAUSSURE

       Bahasa adalah ciri pembeda yang paling menonjol karena dengan bahasa setiap

kelompok sosial merasa dirinya sebagai kesatuan yang berbeda dari kelompok yang

lain

     Bila dilihat dari beberapa definisi dan pengertian mengenai bahasa menurut

beberapa ahli diatas, kita bisa melihat bahwa terdapat perbedaan definisi tentang

bahasa dimana definisi dari setiap ahli tergantung dengan apa yang ingin

ditekankan oleh setiap tersebut. Namun meskipun terdapat perbedaan, nampaknya

disepakati bersama bahwa bahasa adalah alat komunikasi. Dan sebagai alat

komunikasi , bahasa mempunyai fungsi-fungsi dan ragam-ragam tertentu.

MATERI

 A . ASAL MULA BAHSA INDONESIA

    Bahasa Indonesia mempunyai sejarah jauh lebih panjang daripada Republik ini

sendiri. Bahasa Indonesia telah dinyatakan sebagai bahasa nasional sejak tahun

1928, jauh sebelum Indonesia merdeka. Saat itu bahasa Indonesia dinyatakan

sebagai bahasa persatuan dan menggunakan bahasa Indonesia sebagai perekat

bangsa. Saat itu bahasa Indonesia menjadi bahasa pergaulan antaretnis (lingua

franca) yang mampu merekatkan suku-suku di Indonesia. Dalam perdagangan dan

penyebaran agama pun bahasa Indonesia mempunyai posisi yang penting.

      Deklarasi Sumpah Pemuda membuat semangat menggunakan bahasa Indonesia

semakin menggelora. Bahasa Indonesia dianjurkan untuk dipakai sebagai bahasa

dalam pergaulan, juga bahasa sastra dan media cetak. Semangat nasionalisme yang

tinggi membuat perkembangan bahasa Indonesia sangat pesat karena semua orang

ingin menunjukkan jati dirinya sebagai bangsa.

     Pada tahun 1930-an muncul polemik apakah bisa bahasa Indonesia yang hanya

dipakai sebagai bahasa pergaulan dapat menjadi bahasa di berbagai bidang ilmu.

Akhirnya pada tahun 1938 berlangsung Kongres Bahasa Indonesia yang pertama di

Solo. Dalam pertemuan tersebut, semangat anti Belanda sangat kental sehingga

melahirkan berbagai istilah ilmu pengetahuan dalam bahasa Indonesia. Istilah belah

ketupat, jajaran genjang, merupakan istilah dalam bidang geometri yang lahir dari

pertemuan tersebut.

Bahasa Indonesia diresmikan pada kemerdekaan Indonesia, pada tahun 1945.

Bahasa Indonesia adalah bahasa dinamis yang hingga sekarang terus menghasilkan

kata-kata baru, baik melalui penciptaan, maupun penyerapan dari bahasa daerah

dan asing. Bahasa Indonesia adalah dialek baku dari bahasa Melayu. Fonologi dan

tata bahasa dari bahasa Indonesia cukuplah mudah, dasar-dasar yang penting untuk

komunikasi dasar dapat dipelajari hanya dalam kurun waktu beberapa minggu.

Page 5: Sejarah Dan Asal Usul Bahasa Indonesia

Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang digunakan sebagai pengantar pendidikan

di sekolah di Indonesia.

A.1. AWAL PENCIPTAAN BAHASA INDONESIA SEBAGAI JATI DIRI BANGSA

   Awal penciptaan Bahasa Indonesia sebagai jati diri bangsa bermula dari Sumpah

Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928. Di sana, pada Kongres Nasional kedua di

Jakarta, dicanangkanlah penggunaan Bahasa Indonesia sebagai bahasa untuk

negara Indonesia pascakemerdekaan. Soekarno tidak memilih bahasanya sendiri,

Jawa (yang sebenarnya juga bahasa mayoritas pada saat itu), namun beliau memilih

Bahasa Indonesia yang beliau dasarkan dari Bahasa Melayu yang dituturkan di Riau.

A.2.  ALASAN BAHASA MELAYU RIAU DI PILIH SEBAGAI BAHASA PEMERSATU NEGARA

REVUBLIK INDONESIA

Bahasa Melayu Riau dipilih sebagai bahasa persatuan Negara Republik Indonesia

atas beberapa pertimbangan sebagai berikut:

1. Jika bahasa Jawa digunakan, suku-suku bangsa atau puak lain di Republik

Indonesia akan merasa dijajah oleh suku Jawa yang merupakan puak (golongan)

mayoritas di Republik Indonesia.

2. Bahasa Jawa jauh lebih sukar dipelajari dibandingkan dengan bahasa Melayu Riau.

Ada tingkatan bahasa halus, biasa, dan kasar yang dipergunakan untuk orang yang

berbeda dari segi usia, derajat, ataupun pangkat. Bila pengguna kurang memahami

budaya Jawa, ia dapat menimbulkan kesan negatif yang lebih besar.

3. Bahasa Melayu Riau yang dipilih, dan bukan Bahasa Melayu Pontianak,

Banjarmasin, Samarinda, Maluku, Jakarta (Betawi), ataupun Kutai, dengan

pertimbangan pertama suku Melayu berasal dari Riau, Sultan Malaka yang terakhir

pun lari ke Riau selepas Malaka direbut oleh Portugis. Kedua, ia sebagai lingua

franca, Bahasa Melayu Riau yang paling sedikit terkena pengaruh misalnya dari

bahasa Cina Hokkien, Tio Ciu, Ke, ataupun dari bahasa lainnya.

4. Pengguna bahasa Melayu bukan hanya terbatas di Republik Indonesia. Pada tahun

1945, pengguna bahasa Melayu selain Republik Indonesia masih dijajah Inggris.

Malaysia, Brunei, dan Singapura masih dijajah Inggris. Pada saat itu, dengan

menggunakan bahasa Melayu sebagai bahasa persatuan, diharapkan di negara-

negara kawasan seperti Malaysia, Brunei, dan Singapura bisa ditumbuhkan

semangat patriotik dan nasionalisme negara-negara jiran di Asia Tenggara.

A.3. FUNGSI BAHSA

      Fungsi utama bahasa, seperti disebutkan di atas, adalah sebagai alat komunikasi, atau

sarana untuk menyampaikan informasi (fungsi informatif).

     Tetapi, bahasa pada dasarnya lebih dari sekadar alat untuk menyampaikan informasi, atau

mengutarakan pikiran, perasaan, atau gagasan, karena bahasa juga berfungsi:

   a.untuk tujuan praktis: mengadakan hubungan dalam pergaulan sehari-hari.

   b.untuk tujuan artistik: manusia mengolah dan menggunakan bahasa dengan

seindah- indahnya  guna pemuasan rasa estetis manusia.

Page 6: Sejarah Dan Asal Usul Bahasa Indonesia

   c.sebagai kunci mempelajari pengetahuan-pengetahuan lain, di luar pengetahuan

kebahasaan.

d.untuk mempelajari naskah-naskah tua guna menyelidiki latar belakang sejarah

manusia, selama

       kebudayaan dan adat-istiadat, serta perkembangan bahasa itu sendiri (tujuan

filologis)

A.3,1 KEDUDUKAN DAN FUNGSI BAHAS INDONESIA

    Sebagaimana kita ketahui dari uraian di atas, bahwa sesuai dengan ikrar Sumpah

Pemuda tanggal 28Oktober 1928, bahasa Indonesia diangkat sebagai bahasa

nasional, dan sesuai dengan bunyi UUD 45, BabXV, Pasal 36 Indonesia juga

dinyatakan sebagai bahasa negara. Hal ini berarti bahwa bahasa

Indonesiamempunyai kedudukan baik sebagai bahasa nasional dan bahasa negara.

     Yang dimaksud dengan kedudukan bahasa ialah status relatif bahasa sebagai

sistem lambang nilai budaya,yang dirumuskan atas dasar nilai sosialnya Sedang

fungsi bahasa adalah nilai pemakaian bahasa tersebutdi dalam kedudukan yang

diberikan.

1. Bahasa Nasional

Sehubungan dengan kedudukannya sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia

memiliki empat fungsi. Keempat fungsi tersebut ialah sebagai:

1.lambang identitas nasional,

2.lambang kebanggaan nasional,

3.alat pemersatu berbagai masyarakat yang mempunyai latar belakang sosial

budaya  dan bahasa yang berbeda-beda, dan

4.alat perhubungan antarbudaya dan daerah.

2. Bahasa Negara

Berkaitan dengan statusnya sebagai bahasa negara, bahasa Indonesia berfungsi

sebagai:

1.bahasa resmi negara,

2.bahasa pengantar resmi di lembaga-lembaga pendidikan,

3.bahasa resmi dalam perhubungan tingkat nasional untuk kepentingan

perencanaan dan pelaksanaan pembangunan serta pemerintahan, dan

4.bahasa resmi di dalam pengembangan kebudayaan dan pemanfaatan ilmu

pengetahuan serta teknologi

A.3,2 PERANAN BAHASA INDONESIA DALAM KONTEKS ILMIAH

  Dalam tulisan ilmiah, bahasa sering diartikan sebagai tulisan yang mengungkapkan

buah pikiran sebagai hasil dari pengamatan, tinjauan, penelitian yang seksama

dalam bidang ilmu pengetahuan tertentu, menurut metode tertentu, dengan

sistematika penulisan tertentu, serta isi, fakta, dan kebenarannya dapat dibuktikan

dan dapat dipertanggungjawabkan. Bentuk-bentuk karangan ilmiah identik dengan

jenis karangan ilmiah, yaitu makalah, laporan praktik kerja, kertas kerja, skripsi,

tesis, dan disertasi.

   Dalam penulisan ilmiah, bahasa merupakan hal yang terpenting. Untuk itu kita

harus sebaik mungkin menggunakannya. Antara lain :

Page 7: Sejarah Dan Asal Usul Bahasa Indonesia

• Dalam hal penggunaan ejaan. Ejaan ialah penggambaran bunyi bahasa dalam

kaidah tulismenulis yang distandarisasikan; yang meliputi pemakaian huruf,

penulisan huruf, penulisan kata, penulisan unsur serapan, dan pemakaian tanda

baca.

• Dalam hal penulisan kata. Baik kata dasar, kata turunan, bentuk ulang, kata ganti,

kata depan, kata sandang, maupun gabungan kata.

• Dalam penggunaan partikel lah, kah, tah, pun. Partikel lah, kah, tah ditulis

serangkai dengan kata yang mendahuluinya. Contoh: Pergilah sekarang! Sedangkan

partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya. Contoh: Jika engkau

pergi, aku pun akan pergi. Kata-kata yang sudah dianggap padu ditulis serangkai,

seperti andaipun, ataupun, bagaimanapun, kalaupun, walaupun, meskipun,

sekalipun.

• Dalam hal pemakaian Ragam Bahasa. Berdasarkan pemakaiannya, bahasa

memiliki bermacam-macam ragam sesuai dengan fungsi, kedudukan, serta

lingkungannya. Ragam bahasa pada pokoknya terdiri atas ragam lisan dan ragam

tulis. Ragam lisan terdiri atas ragam lisan baku dan ragam lisan takbaku; ragam tulis

terdiri atas ragam tulis baku dan ragam tulis takbaku.

• Dalam penulisan Singkatan dan Akronim.Singkatan nama orang, nama gelar,

sapaan jabatan atau pangkat diikuti tanda titik. Contoh: Muh. Yamin, S.H. (Sarjana

Hukum ). Singkatan yang terdiri atas tiga huruf atau lebih diikuti satu tanda titik.

Contoh: dll. hlm. sda. Yth. Singkatan nama resmi lembaga pemerintah dan

ketatanegaraan, badan atau organisasi, serta dokumen resmi yang terdiri atas huruf

awal setiap kata ditulis dengan huruf kapital dan tidak diikuti tanda titik. Contoh:

DPR GBHN KTP PT. Akronim nama diri yang berupa gabungan huruf awal dari deret

kata ditulis seluruhnya dengan huruf kapital. Contoh: ABRI LAN IKIP SIM. Akronim

nama diri yang berupa gabungan suku kata atau gabungan huruf dan suku kata dari

deret kata ditulis dengan huruf awal huruf kapital. Contoh: Akabri Bappenas Iwapi

Kowani.

• Dalam penulisan Angka dan Lambang Bilangan. Penulisan kata bilangan tingkat

dapat dilakukan dengan cara berikut. Contoh: Abad XX dikenal sebagai abad

teknologi.

Lambang bilangan yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata ditulis dengan

huruf, kecuali jika beberapa lambang dipakai berturut-turut. Contoh: Ada sekitar lima

puluh calon mahasiswa yang tidak diterima diperguruan tinggi itu.

• Dalam pemakaian tanda baca. Pemakaian tanda titik (.), tanda koma (,), tanda titik

dua (:), tanda titik koma (,), tanda hubung, (-) tanda pisah (_), tanda petik (“), tanda

garis miring, (/) dan tanda penyingkat atau aprostop (‘).

• Dalam pemakaian imbuhan, awalan, dan akhiran.

Dalam penulisan ilmiah, selain harus memperhatikan faktor kebahasaan, kita pun

harus mempertimbangkan berbagai faktor di luar kebahasaan. Faktor tersebut

sangat berpengaruh pada penggunaan kata karena kata merupakan tempat

menampung ide. Dalam kaitan ini, kita harus memperhatikan ketepatan kata yang

mengandung gagasan atau ide yang kita sampaikan, kemudian kesesuaian kata

dengan situasi bicara dan kondisi pendengar atau pembaca.

Page 8: Sejarah Dan Asal Usul Bahasa Indonesia

B. PERKRMBANGAN BAHASA INDONESIA

     Berbicara mengenai Bahasa Indonesia tentunya tak bisa terlepas dari asal usul

Bahasa Indonesia itu sendiri, apabila merunut ke belakang, Bahasa Indonesia

berakar dari rumpun Bahasa Melayu yang akhirnya mengalami perkembangan

seiring dengan adanya pengukuhan secara resmi Bahasa Indonesia pada saat

peristiwa Sumpah Pemuda tepat pada 28 Oktober 1928. Peristiwa tersebut secara

langsung mengantarkan Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Nasional Indonesia.

    Bahasa Indonesia sendiri mulai mengalami masa perkembangannya pada masa

pemerintahan Orde Lama yang ditandai dengan adanya bentuk ejaan lama seperti

rangkaian dj, tj, oe,dan bentuk lain ejaan lama. Di samping kemunculan ejaan lama,

perkembangan Bahasa Indonesia sangat dipengaruhi oleh kemunculannya para

sastrawan Indonesia, mulai dari sastrawan angkatan 45, balai pustaka, hingga

sastrawan-sastrawan muda yang saat ini mulai bermunculan.

     Terkait dengan sedikit ulasan sebelumnya, perkembangan Bahasa Indonesia

dewasa ini berkembang sangat pesat. Perkembangan tersebut tidak hanya

menimbulkan dampak positif, dampak negatifnya pun ada. Berkembangnya bahasa

pergaulan yang saat ini mulai bermunculan mempengaruhi bentuk baku dari Bahasa

Indonesia itu sendiri. Ejaan Yang disempurnakan(EYD) pun mulai terlupakan.

Masyarakat merasa lebih nyaman berkomunikasi menggunakan bahasa yang dikenal

dengan Bahasa Gaul. Mereka bahkan merasa tak mengikuti perkembangan jaman

apabila tidak bisa berbicara dengan bahasa gaul tersebut, selain itu, kemunculan

bahasa pergaulan itu memberikan efek domino terhadap munculnya bahasa-bahasa

baru yang tentunya menyimpang dan menyalahi bentuk EYD itu sendiri. Bahasa-

bahasa itu antara lain bahasa komunikasi yang digunakan oleh sebagian komunitas,

golongan bahkan perkumpulan tertentu. Sebagai contoh bahasa yangdigunakan oleh

para waria yang sangat khas kita dengar.

B.1 PERKRMBANGAN BAHASA DI ZAMAN MODEREN

    Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang hidup, mengapa demikian?karena

bahasa Indonesia terus menghasilkan kata-kata baru dari penyerapan bahasa

daerah dan bahasa asing. Berikut ini merupakan tabel kata serapandari bahasa

daerah dan bahasa asing

   Walaupun banyak kata-kata bahasa asing yang terdapat dalam bahasaIndonesia

tetapi kata-kata tersebut telah disahkan oleh Pusat Bahasa sebagaikata-kata bahasa

Indonesia. Namun pada zaman modern sekarang banyak  penyalahgunaan bahasa

asing yang sebenarnya tidak kita ketahui arti dari katatersebut. Selain itu

penggunaan kata-kata yang tidak baku seperti loe, gue,dan ngapain, yang sering

dipergunakan oleh remaja saat ini menyebabkankurangnya minat para

remaja menggunakan bahasa Indonesia

dengan baik.Sebaliknya banyak warga negara asing yang tertarik untuk mempelajari 

bahasa Indonesia.

A. Pembelajaran Bahasa

Page 9: Sejarah Dan Asal Usul Bahasa Indonesia

Di antara semua bidang linguistik terapan, bidang pembelajaran

bahasa ibu dan bahasa asing merupakan bidang yang sudah

mantap perkembangannya karena pembelajaran bahasa

mempunyai daya jual yang tinggi dan diperlukan masyarakat.

Pengetahuan linguistik mengenai bentuk, makna, struktur, fungsi,

dan variasi bahasa sangat diperlukan sebagai modal dasar

pembelajaran bahasa.[1]

Kegiatan pembelajaran bahasa merupakan upaya yang

mengakibatkan siswa dapat mempelajari bahasa dengan cara

efektif dan efisien. Upaya-upaya yang dilakukan dapat berupa

analisis tujuan dan karakteristik studi dan siswa, analisis sumber

belajar, menetapkan strategi pengorganisasian, isi pembelajaran,

menetapkan strategi penyampaian pembelajaran, menetapkan

strategi pengelolaan pembelajaran, dan menetapkan prosedur

pengukuran hasil pembelajaran.

Oleh karena itu, setiap pengajar harus memiliki keterampilan

dalam memilih strategi pembelajaran untuk setiap jenis kegiatan

pembelajaran. Dengan demikian, dengan memilih strategi

pembelajaran yang tepat dalam setiap jenis kegiatan pembelajaran,

diharapkan pencapaian tujuan belajar dapat terpenuhi.[2]

Suatu program pembelajaran bahasa yang menyeluruh dan terpadu

tidak dapat melepaskan diri dari pemberian input kebahasaan dan

aspek-aspek kebudayaan pada waktu yang bersamaan. Hal ini perlu

dilakukan agar pelajar dapat mengaplikasikan kecakapan linguistik

dan  keterampilan  berbahasa dalam suatu konteks budaya

sebagaimana dianut oleh suatu masyarakat.[3]

Dalam proses belajar-mengajar bahasa ada sejumlah variabel, baik

bersifat linguistik maupun yang bersifat nonlinguistik, yang dapat

menentukan keberhasilan proses belajar mengajar itu. Variabel-

variabel itu bukan merupakan hal yang terlepas dan berdiri sendiri-

sendiri, melainkan merupakan hal yang saling berhubungan,

berkaitan, sehingga merupakan satu jaringan sistem.

Page 10: Sejarah Dan Asal Usul Bahasa Indonesia

Keberhasilan belajar bahasa, yaitu yang disebut asas-asas belajar,

yang dapat dikelompokkan menjadi asas-asas yang bersifat

psikologis anak didik, dan yang bersifat materi linguistik. Asas-asas

yang yang bersifat psikologis itu, antara lain adalah motivasi,

pengalaman sendiri, keingintahuan, analisis sintesis dan

pembedaan individual.[4]

Motivasi lazim diartikan sebagai hal yang mendorong seseorang

untuk berbuat sesuatu. Maka untuk berhasilnya pengajaran bahasa,

murid-murid sudah harus dibimbing agar memiliki dorongan untuk

belajar. Jika mereka mempunyai dorongan untuk belajar. Tanpa

adanya kemauan, tak mungkin tujuan belajar dapat dicapai. Jadi,

sebelum proses belajar mengajar dimulai, atau sebelum berlanjut

terlalu jauh, sudah seharusnya murid-murid diarahkan.

Pengalaman sendiri atau apa yang dialami sendiri akan lebih

menarik dan berkesan daripada mengetahui dari orang, karena

pengetahuan atau keterangan yang didapat dan dialami sendiri

akan lebih baik daripada hanya mendengar keterangan guru.

Keingintahuan merupakan kodrat manusia yang dapat

menyebabkan manusia itu menjadi maju. Pada anak-anak usia

sekolah rasa keingintahuan itu sangat besar. Rasa keingintahuan

ini dapat dikembangkan dengan memberi kesempatan bertanya

dengan meneliti apa saja.

B. Tujuan Pembelajaran Bahasa

Banyak orang yang belajar bahasa dengan berbagai tujuan yang

berbeda. Ada yang belajar hanya untuk mengerti, ada yang belajar

untuk memahami isi bacaan, ada yang belajar untuk dapat

bercakap-cakap dengan lancar, ada pula yang belajar untuk gengsi-

gengsian, dan ada pula yang belajar dengan berbagai tujuan

khusus.

Tujuan pembelajaran bahasa, menurut Basiran adalah keterampilan

komunikasi dalam berbagai konteks komunikasi. Kemampuan yang

Page 11: Sejarah Dan Asal Usul Bahasa Indonesia

dikembangkan adalah daya tangkap makna, peran, daya tafsir,

menilai, dan mengekspresikan diri dengan berbahasa. Kesemuanya

itu dikelompokkan menjadi kebahasaan, pemahaman, dan

penggunaan.

Sementara itu, dalam kurikulum 2004 untuk SMA dan MA,

disebutkan bahwa tujuan pembelajaran Bahasa dan Sastra

Indonesia secara umum meliputi:[5]

1. Siswa menghargai dan membanggakan Bahasa Indonesia

sebagai bahasa persatuan (nasional) dan bahasa negara.

2. Siswa memahami Bahasa Indonesia dari segi bentuk, makna, dan

fungsi,serta menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk

bermacam-macam tujuan, keperluan, dan keadaan.

3. Siswa memiliki kemampuan menggunakan Bahasa Indonesia

untuk meningkatkan kemampuan intelektual, kematangan

emosional,dan kematangan sosial.

4. Siswa memiliki disiplin dalam berpikir dan berbahasa (berbicara

dan menulis).

5. Siswa mampu menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk

mengembangkan kepribadian, memperluas wawasan kehidupan,

serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa.

6. Siswa menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai

khazanah budaya dan intelektual manusia Indonesia.

Untuk sampai pada tujuan tersebut, diperlukan strategi

penyampaian pembelajaran berupa metode untuk menyampaikan

pembelajaran kepada pebelajar untuk menerima serta merespon

masukan yang berasal dari pelajar. Adapun strategi pengelolaan

pembelajaran adalah metode untuk menata interaksi antara pelajar

dengan variabel pengorganisasian dan penyampaian isi

pembelajaran.

Seperti yang kita tahu, pembelajaran Bahasa Indonesia adalah salah satu materi yang di

ajarkan di bangku sekolah. Adapun tujuan pembelajaran ini dapat kita tinjau dari dua

sudut pandang, untuk para siswa ditujukan agar para siswa mampu menghayati bahasa

Page 12: Sejarah Dan Asal Usul Bahasa Indonesia

dan juga sastra Indonesia serta mempunyai kemampuan yang baik dan benar dalam

berbahasa. Sementara tujuan bagi para guru yaitu untuk mengembangkan potensi para

siswa dalam berbahasa Indonesia, serta agar lebih mandiri dalam menyiapkan dan

menentukan bahan ajar sesuai dengan kemampuan siswa dan kondisi lingkungan.

Selain itu, yang menjadi tujuan umum dari pembelajaran suatu Bahasa yakni peran

pentingnya di dalam perkembangan intelektual dan emosional siswa serta sebagai

penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua mata pelajaran. Di samping itu

pembelajaran Bahasa Indonesia juga dapat memungkinkan manusia untuk bisa saling

berkomunikasi dan berbagi pengalaman serta saling

belajar satu sama lain untuk meningkatkan kemampuan intelektual. Adapun

pembelajaran Bahasa Indonesia di bangku sekolah diharapkan bisa membantu para

siswa untuk mengenal dirinya sendiri, budayanya, budaya orang lain, belajar untuk

menyampaikan gagasan, serta mampu menggunakan kemampuan imajinatif dan analitis

yang terdapat pada diri masing-masing siswa. Jadi apabila kita rangkum, maka tujuan

dari pembelajar tersebut seperti berikut ini :

Peserta didik diharapkan bisa berkomunikasi secara lebih efektif dan juga efisien serta

mampu berbahasa Indonesia dengan baik dan benar sesuai etika dan kesopanan.

Peserta didik diharapkan bisa semakin menghargai bahasa Indonesia dan bangga

terhadap bahasa pemersatu bangsa tersebut.

Peserta didik diharapkan bisa memahami bahasa Indonesia dan juga mampu

menggunakannya secara tepat.

Peserta didik diharapkan bisa menggunakan bahasa Indonesia untuk semakin

meningkatkan kemampuannya.

Peserta didik diharapkan mampu membaca untuk memperluas wawasan mereka serta

bisa memperhalus budi pekerti.

Peserta didik diharapkan bisa lebih menghayati sastra Indonesia.

Adapun aspek dalam kemampuan berbasa itu meliputi beberapa hal di antaranya

seperti berbicara, mendengarkan, menulis dan membaca yang berhubungan dengan

ragam sastra maupun ragam bahasa yang mana merupakan ruang lingkup dari standar

kompetensi pembelajaran bahasa Indonesia.

Page 13: Sejarah Dan Asal Usul Bahasa Indonesia

Sejarah Bahasa Indonesia – Bahasa indonesia pada dasarnya berasal dari bahasa

melayu, pada zaman dahulu lebih tepatnya pada zaman kerajaan sriwijaya bahasa melayu banyak digunakan sebagai bahasa penghubung antar suku di plosok nusantara. Selain itu bahasa melayu juga di gunakan sebagai bahasa perdagangan antara pedagang dalam nusantara maupun dari luar nusantara.

        Bahasa melayu menyebar ke pelosok nusantara bersamaan dengan penyebaran agama islam, serta makin kokoh keberadaan nya karena bahasa melayu mudah diterima oleh masyarakat nusantara karena bahasa melayu digunakan sebagai penghubung antar suku, antar pulau, antar pedagang, dan antar kerajaan. 

      Bahas melayu mulai dipakai dikawasan Asia Tenggara sejak Abad ke-7. bukti-bukti yang menyatakan itu adalah dengan ditemukannya prasasti di kedukan bukit karangka tahun 683 M (palembang), talang tuwo berangka tahun 684 M (palembang), kota kapur berangka tahun 686 M (bukit barat), Karang Birahi berangka tahun 688 M (Jambi) prasasti-prasasti itu bertuliskan huruf pranagari berbahasa melayu kuno.

         Perkembangan bahasa Melayu di wilayah Nusantara mempengaruhi dan mendorong tumbuhnya rasa persaudaraan dan rasa persatuan bangsa Indonesia, oleh karena itu para pemuda indonesia yang tergabung dalam perkumpulan pergerakan secara sadar mengangkat bahasa Melayu menjadi bahasa indonesia menjadi bahasa persatuan untuk seluruh bangsa indonesia. (Sumpah Pemuda, 28 Oktober 1928). 

        Dan baru setelah kemerdekaan Indonesia tepatnya  pada tanggal 18 Agustus Bahasa Indonesia diakui secara Yuridis. Secara Sosiologis kita bisa mengatakan bahwa Bahasa Indonesia resmi di akui pada Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928. Hal ini juga sesuai dengan butir ketiga ikrar sumpah pemuda yaitu “Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.”  Namun secara Yuridis Bahasa Indonesia diakui pada tanggal 18 Agustus 1945 atau setelah Kemerdekaan Indonesia.

Ada empat faktor yang menyebabkan bahasa Melayu diangkat menjadi bahasa Indonesia yaitu :

1. Bahasa melayu sudah merupakan lingua franca di Indonesia, bahasa perhubungan dan bahasa perdangangan.

2. Sistem bahasa Melayu sederhana, mudah dielajari karena dalam bahasa melayu tidak dikenal tingkatan bahasa (bahasa kasar dan bahasa halus).

3. Suku jawa, suku sunda dan suku suku yang lainnya dengan sukarela menerima bahasa Melayu menjadi bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional

4. Bahasa melayu mempunyai kesanggupan untuk dipakai sebagai bahasa kebudayaan dalam arti yang luas.

Page 14: Sejarah Dan Asal Usul Bahasa Indonesia

         Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia, 17 Agustus 1945, telah mengukuhkan kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia secara konstitusional sebagai bahasa negara. Kini bahasa Indonesia dipakai oleh berbagai lapisan masyarakat Indonesia, baik di tingkat pusat maupun daerah.

Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa;

Sumber dari bahasa indonesia adalah bahasa melayu

Bahasa Indonesia secara sosiologis resmi digunakan sebagai bahasa persatuan pada tanggal 28 Oktober 1928. Namun secara Yuridis Bahasa Indonesia di akui setelah kemerdekaan Indonesia yaitu pada tanggal 18 Agustus 1945.

Bahasa Melayu di angkat menjadi bahasa indonesia karena bahasa melayu telah digunakan sebagai bahasa pergaulan (lingua franca) di nusantara dan bahasa melayu sangat sederhana dan mudah dipelajari serta tidak memiliki tingkatan bahasa.

Sekilas Tentang Sejarah Bahasa IndonesiaBahasa Indonesia lahir pada tanggal 28 Oktober 1928. pada saat itu, para pemuda dari berbagai pelosok Nusantara berkumpul dalam kerapatan Pemuda dan berikrar (1) bertumpah darah yang satu, tanah Indonesia, (2) berbangsa yang satu, bangsa Indonesia, dan (3) menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia. Ikrar para pemuda ini dikenal dengan nama Sumpah Pemuda.

Unsur yang ketiga dari Sumpah Pemuda merupakan pernyataan tekad bahwa bahasa Indonesia merupakan bahasa persatuan bangsa <?xml:namespace prefix = st1 ns = "urn:schemas-microsoft-com:office:smarttags" />Indonesia. Pada tahun 1928 itulah bahasa Indonesia dikukuhkan kedudukannya sebagai bahasa nasional.Bahasa Indonesia dinyatakan kedudukannya sebagai bahasa negara pada tanggal 18 Agustus 1945 karena pada saat itu Undang-Undang Dasar 1945 disahkan sebagai Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia. Dalam Undang-Undang Dasar 1945 disebutkan bahwa Bahasa negara ialah bahasa Indonesia (Bab XV, Pasal 36).Keputusan Kongres Bahasa Indonesia II tahun 1954 di Medan, antara lain, menyatakan bahwa bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu. Bahasa Indonesia tumbuh dan berkembang dari bahasa Melayu yang sejak zaman dulu sudah dipergunakan sebagai bahasa perhubungan (lingua franca) bukan hanya di Kepulauan Nusantara, melainkan juga hampir di seluruh Asia Tenggara.Bahasa Melayu mulai dipakai di kawasan Asia Tenggara sejak abad ke-7. Bukti yang menyatakan itu ialah dengan ditemukannya prasasti di Kedukan Bukit berangka tahun 683 M (Palembang), Talang Tuwo berangka tahun 684 M (Palembang), Kota Kapur berangka tahun 686 M (Bangka Barat), dan Karang Brahi berangka tahun 688 M (Jambi). Prasasti itu bertuliskan huruf Pranagari berbahasa Melayu Kuna. Bahasa Melayu Kuna itu tidak hanya dipakai pada zaman Sriwijaya karena di Jawa Tengah (Gandasuli) juga ditemukan prasasti berangka tahun 832 M dan di Bogor ditemukan prasasti berangka tahun 942 M yang juga menggunakan bahasa Melayu Kuna.Pada zaman Sriwijaya, bahasa Melayu dipakai sebagai bahasa kebudayaan, yaitu bahasa buku pelajaran agama Budha. Bahasa Melayu juga dipakai sebagai bahasa perhubungan antarsuku di Nusantara dan sebagai bahasa perdagangan, baik sebagai bahasa antarsuku di Nusantara maupun sebagai bahasa yang digunakan terhadap para pedagang yang datang dari luar Nusantara.Informasi dari seorang ahli sejarah Cina, I-Tsing, yang belajar agama Budha di

Page 15: Sejarah Dan Asal Usul Bahasa Indonesia

Sriwijaya, antara lain, menyatakan bahwa di Sriwijaya ada bahasa yang bernama Koen-louen (I-Tsing:63,159), Kou-luen (I-Tsing:183), K’ouen-louen (Ferrand, 1919), Kw’enlun (Alisjahbana, 1971:1089). Kun’lun (Parnikel, 1977:91), K’un-lun (Prentice, 1078:19), yang berdampingan dengan Sanskerta. Yang dimaksud Koen-luen adalah bahasa perhubungan (lingua franca) di Kepulauan Nusantara, yaitu bahasa Melayu.Perkembangan dan pertumbuhan bahasa Melayu tampak makin jelas dari peninggalan kerajaan Islam, baik yang berupa batu bertulis, seperti tulisan pada batu nisan di Minye Tujoh, Aceh, berangka tahun 1380 M, maupun hasil susastra (abad ke-16 dan ke-17), seperti Syair Hamzah Fansuri, Hikayat Raja-Raja Pasai, Sejarah Melayu, Tajussalatin, dan Bustanussalatin.Bahasa Melayu menyebar ke pelosok Nusantara bersamaan dengan menyebarnya agama Islam di wilayah Nusantara. Bahasa Melayu mudah diterima oleh masyarakat Nusantara sebagai bahasa perhubungan antarpulau, antarsuku, antarpedagang, antarbangsa, dan antarkerajaan karena bahasa Melayu tidak mengenal tingkat tutur.Bahasa Melayu dipakai di mana-mana di wilayah Nusantara serta makin berkembang dan bertambah kukuh keberadaannya. Bahasa Melayu yang dipakai di daerah di wilayah Nusantara dalam pertumbuhannya dipengaruhi oleh corak budaya daerah. Bahasa Melayu menyerap kosakata dari berbagai bahasa, terutama dari bahasa Sanskerta, bahasa Persia, bahasa Arab, dan bahasa-bahasa Eropa. Bahasa Melayu pun dalam perkembangannya muncul dalam berbagai variasi dan dialek.Perkembangan bahasa Melayu di wilayah Nusantara mempengaruhi dan mendorong tumbuhnya rasa persaudaraan dan persatuan bangsa Indonesia. Komunikasi antarperkumpulan yang bangkit pada masa itu menggunakan bahasa Melayu. Para pemuda Indonesia yang tergabung dalam perkumpulan pergerakan secara sadar mengangkat bahasa Melayu menjadi bahasa Indonesia, yang menjadi bahasa persatuan untuk seluruh bangsa Indonesia (Sumpah Pemuda, 28 Oktober 1928).Kebangkitan nasional telah mendorong perkembangan bahasa Indonesia dengan pesat. Peranan kegiatan politik, perdagangan, persuratkabaran, dan majalah sangat besar dalam memodernkan bahasa Indonesia.Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia, 17 Agustus 1945, telah mengukuhkan kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia secara konstitusional sebagai bahasa negara. Kini bahasa Indonesia dipakai oleh berbagai lapisan masyarakat Indonesia, baik di tingkat pusat maupun daerah.

Kata Baku – Tidak Baku 

1. Abjad - abjat

2. Aktif – aktip 

3. Aktivitas – aktifitas 

4. Andal – handal

5. Analisis – analisa 

6. Andal – handal 

7. Antre – antri 

8. Asas – azas

9. Apotek – apotik 

10. Atlet – atlit

11. Atmosfer –atmosfir

12. Bus - bis 

13. Cabai – cabe

Page 16: Sejarah Dan Asal Usul Bahasa Indonesia

14. Cendekiawan – cendikiawan

15. Cenderamata – cinderamata

16. Detail – detil 

17. Definisi – difinisi

18. Diagnosis – diagnosa 

19. Embus – hembus

20. Ekstra - extra

21. Ekstrem – ekstrim 

22. Februari – Pebruari 

23. Fondasi – pondasi

24. Formal - formil 

25. Frekuensi – frekwensi

26. Gizi - gisi 

27. Hafal – hapal

28. Hakikat - hakekat

29. Hipotesis – hipotesa

30. Hierarki – hirarki

31. Ijazah – ijasah 

32. Izin – ijin 

33. Imbau – himbau 

34. Isap – hisap

35. Istri - isteri

36. Jadwal -jadual

37. Jenazah – jenasah

38. Jenderal - jendral 

39. Justru – justeru

40. Karier – karir 

41. Kategori – katagori

42. Komplet - komplit 

43. Konferensi – konperensi

44. Kongres – konggres

45. Konkret - kongkrit 

46. Kreativitas - kreatifitas

47. Kualifikasi – kwalifikasi

48. Kualitatif – kwalitatif

49. Kuantitatif – kwantitatif 

50. Kualitas – kwalitas

51. Kuitansi – kwitansi

52. Lubang – lobang

53. Maaf – ma’af

54. Makhluk - mahluk

55. Masjid – mesjid 

56. Merek – merk 

Page 17: Sejarah Dan Asal Usul Bahasa Indonesia

57. Meterai – meterei

58. Metode – metoda 

59. Miliar – milyar 

60. Misi – missi

61. Modern - moderen

62. Mubazir - mubadir 

63. Mulia – mulya

64. Mungkir – pungkir 

65. Museum – museum

66. Napas - nafas

67. Narasumber – nara sumber 

68. Nasihat – nasehat

69. Objek – obyek 

70. Objektif – obyektif

71. Paham - faham

72. Paspor - pasport

73. Peduli – perduli

74. Pikir - fikir 

75. Praktik – praktek 

76. Provinsi – propinsi 

77. Rabu- rebo

78. Risiko – resiko

79. Sah - syah

80. Sekadar – sekedar

81. Sentral - central 

82. Silakan – silahkan 

83. Sistem – sistim 

84. Saksama – seksama 

85. Subjek – subyek

86. Subjektif – subyektif

87. Surga - sorga

88. Tampak – nampak

89. Teladan - tauladan 

90. teknik – tehnik 

91. Teknologi – tehnologi 

92. Telanjur – terlanjur 

93. Telantar – terlantar 

94. Terampil – trampil

95. Vila - villa 

96. Wakaf - waqaf

97. Wujud - ujud

98. Yudikatif - yudikatip

99. Ubah – rubah

100. Zaman - jaman