Sectio Caesaria

9
2.1 Definisi Seksio Sesarea adalah suatu persalinan buatan, dimana janin dilahirkan melalui suatu insisi pada dinding perut dan dinding rahim dengan syarat rahim dalam keadaan utuh serta berat janin di atas 500 gram. Pelahiran caesar didefinisikan sebagai kelahiran janin melalui insisi pada dinding abdomen (laparotomi) dan dinding uterus (histerotomi). 2 2.2 Epidemiologi 30 tahun yang lalu 1 dari 12 persalinan diakhiri dengan seksio sesarea, sekarang perbandingan ini adalah 1 dari 3 persalinan. Seksio sesarea umumnya merupakan suatu prosedur kedaruratan sebagai upaya terakhir, sekarang seksio sesarea malahan ditawarkan sebagai pilihan utama. Untuk beberapa perempuan seksio sesarea dianggap sebagai cara melahirkan yang baik, tidak menyusahkan, meskipun diketahui bahwa tindakan ini ada bahayanya. Angka bedah sesas/seksio sesarea secara global menunjukkan kenaikan. Kelayakan kenaikan angka bedah masih diperdebatkan, WHO/UNFPA/UNICEF mematok angka 15% dibanyak negara angka diatas 15% tidak mengurangi angka kematian ibu dan perinatal.(3)

description

Sectio Caesaria a/i prev. SC 2 kali

Transcript of Sectio Caesaria

Page 1: Sectio Caesaria

2.1 Definisi

Seksio Sesarea adalah suatu persalinan buatan, dimana janin dilahirkan

melalui suatu insisi pada dinding perut dan dinding rahim dengan syarat rahim

dalam keadaan utuh serta berat janin di atas 500 gram.

Pelahiran caesar didefinisikan sebagai kelahiran janin melalui insisi pada

dinding abdomen (laparotomi) dan dinding uterus (histerotomi).2

2.2 Epidemiologi

30 tahun yang lalu 1 dari 12 persalinan diakhiri dengan seksio sesarea,

sekarang perbandingan ini adalah 1 dari 3 persalinan. Seksio sesarea umumnya

merupakan suatu prosedur kedaruratan sebagai upaya terakhir, sekarang seksio

sesarea malahan ditawarkan sebagai pilihan utama. Untuk beberapa perempuan

seksio sesarea dianggap sebagai cara melahirkan yang baik, tidak menyusahkan,

meskipun diketahui bahwa tindakan ini ada bahayanya. Angka bedah sesas/seksio

sesarea secara global menunjukkan kenaikan. Kelayakan kenaikan angka bedah

masih diperdebatkan, WHO/UNFPA/UNICEF mematok angka 15% dibanyak

negara angka diatas 15% tidak mengurangi angka kematian ibu dan perinatal.(3)

Jumlah bedah sesar (Seksio sesarea)

2001 : 5.185

2006 : 6.775

Angka Seksio sesarea

2001 : 17.0 %

2006 : 27.3 %

Untuk tahun 2006 angka ini cenderung naik tajam. Tidak ada statistik

resmi yang menyatakan berapa wanita melakukan persalinan dengan seksio

sesarea sebagai pilihannya. Namun, setiap Sp.OG pasti menyetujui bahwa angka

ini bertambah. (3)

Page 2: Sectio Caesaria

2.3 Indikasi Seksio Saesarea

A. Faktor Janin

Tindakan operasi dilakukan karena keadaan janin seperti janin besar dan

pertumbuhannya terhambat berat.

1. Bayi terlalu besar

berat bayi lahir sekitar 4000 gram atau lebih (Giant Baby), menyebabkan

bayi sulit keluar dari jalan lahir. Umumnya, pertumbuhan janin yang

berlebihan (Makrosomia) karena ibu menderita kencing manis (Diabetes

Melitus). Apabila dibiarkan terlalu lama dijalan lahir dapat membahayakan

keselamatan janinnya.

Namun, bisa saja janin dengan ukuran 4000 gram dilahirkan dengan

operasi. Dengan berat janin yang diperkirakan sama, tetapi terjadi pada ibu

yang berbeda maka tindakan persalinan yang dilakukan juga berbeda.

Misalnya, untuk panggul ibu yang terlalu sempit, berat badan janin 3 Kg

sudah dianggap besar karena bayi tidak dapat lewat jalan lahir.

Demikianlah pula pada posisi sungsang dengan berat janin lebih dari 3,6

Kg sudah bisa dianggap besar sehingga perlu dilakukan kelahiran dengan

operasi. Keadaan ini yang disebut bayi besar relatif.

Selain janin besar, janin dengan berat badan kurang (<2,5 kg), lahir

prematur, dan dismature (intrauterine growth retardation) atau

pertumbuhan janin terhambat, juga menjadi pertimbangan dilakukannnya

persalinan dengan operasi.

2. Kelainan letak bayi

Ada dua kelainan letak janin dalam rahim, yaitu letak sungsang dan letak

lintang.

Letak sungsang

Sekitar 3-5% atau 3-100 bayi terpaksa lahir dalam posisi

sungsang. Keadaan janin sungsang apabila letak janin di dalam

rahim memanjang dengan kepala berada di bagian atas rahim,

sementara pantat berada dibagian bawah rongga rahim, sedangkan

yang dimaksud dengan “posisi” adalah keadaan bagian terendah

Page 3: Sectio Caesaria

bayi. Risiko bayi lahir sungsang pada persalinan alami

diperkirakan 4 kali lebih besar dibandingkan lahir dengan letak

kepala yang normal. Oleh karena itu, biasanya langkah terakhir

untuk mengantisipasi hal terburuk karena persalinan yang tertahan

akibat janin sungsang adalah operasi. Namun, tindakan operasi

untuk melahirkan janin sungsang baru dilakukan dengan beberapa

pertimbangan, yaitu posisi janin yang berisiko terjadinya “macet”

ditengah proses persalinan. Beberapa posisi janin sungsang,

misalnya bokong di bagian bawah rahim dengan kedua kaki

terangkat ke atas (kaki ada di depan wajahnya atau disamping

telinga). Posisi sungsang lainnya, yaitu posisi bokong dibawah

rahim dengan kedua kaki menekuk atau mungkin disilangkan

(seperti duduk bersilang, kaki ditekuk ke badan). Pada posisi ini,

persalinan bisa dilakukan secara alami atau Caesar tergantung pada

tiga hal, yaitu doker, kondisi ibu, dan janin. Apabila posisi bokong

dibawah rahim dengan satu atau dua kaki menjuntai maka

kelahiran bayinya harus dengan operasi Caesar.

Letak lintang

Kelainan lain yang paling sering terjadi adalah letak lintang

atau miring (oblique). Letak yang demikian menyebabkan poros

janin tidak sesuai dengan arah jalan lahir. Pada keadaan ini, letak

kepala pada posisi yang satu dan bokong pada posisi yang lain.

Pada umumnya, bokong akan berada sedikit lebih tinggi daripada

kepala janin, sementara bahu berada pada bagian atas panggung.

Konon, punggung dapat berada di depan, belakang, atas, maupun

bawah. Kelainan letak lintang ini hanya terjadi sebanyak 1%. Letak

lintang ini biasanya ditemukan pada perut ibu yang menggantung

atau karena adanya kelainan bentuk rahimnya.

Penanganan untuk kelainan letak lintang ini juga sifatnya sangat

individual. Apabila dokter memutuskan untuk melakukan tindakan

operasi, sebelumnya ia sudah memperhitungkan sejumlah faktor

demi keselamatan ibu dan bayinya.

Page 4: Sectio Caesaria

Kelainan letak janin dapat disebabkan oleh banyak faktor baik dari

janinnya sendiri maupun keadaan ibu. Diantaranya, adanya tumor

di jalan lahir, panggul sempit, kelainan dinding rahim, kelainan

bentuk rahim, plasenta previa, cairan ketuban yang banyak,

kehamilan kembar dan ukuran janin. Keadaan ini menyebabkan

keluarnya bayi terhenti dan macet dengan presentasi tubuh janin di

dalam jalan lahir. Apabila dibiarkan terlalu lama, keadaan ini dapat

mengakibatkan janin kekurangan oksigen dan menyebabkan

kerusakan pada otak janin. Oleh karena itu, harus segera dilakukan

operasi untuk mengeluarkannya.

3. Ancaman gawat janin (Fetal distress)

Keadaan gawat janin pada tahap persalinan, memungkinkan dokter

memutuskan untuk segera melakukan operasi. Apalagi jika ditunjang oleh

kondisi ibu yang kurang menguntungkan. Seperti diketahui, sebelum lahir,

janin mendapat oksigen dari ibunya melalui ari-ari dan tali pusat. Apabila

terjadi gangguan pada air-ari (akibat ibu menderita tekanan darah tinggi

atau kejang rahim), serta gangguan pada tali pusat (akibat tali pusat terjepit

antara tubuh bayi) maka jatah oksigen yang disalurkan ke bayipun menjadi

berkurang. Akibatnya, janin akan tercekik karena kehabisan napas.

Kondisi ini bisa menyebabkan janin mengalami kerusakan otak, bahkan

tidak jarang meninggal dalam rahim.

Keadaan kekurangan oksigen pada janin dapat diketahui dari

bentuk denyutan jantungnya yang dapat dilihat pada perekaman alat

kardiotokografi (CGT) maupun aliran darah tali pusat yang dipantau

dengan alat doppler sonografi. Diagnosis gawat janin berdasarkan pada

denyut jantung janin yang abnormal. Gangguan pada bayi juga dapat

diketahui dari adanya kotoran (meconium) dalam air ketuban. Normalnya,

air ketuban pada bayi cukup bulan berwarna agak putih keruh, seperti air

cucian beras yang encer. Akan tetapi, jika janin mengalami gangguan, ia

akan membuang kotorannya di dalam air ketuban sehingga warnanya

Page 5: Sectio Caesaria

menjadi lehijauan. Apabila proses persalinan sulit dilakukan melalui

pervagina maka bedah caesar merupakan jalan keluar satu-satunya.

4. Janin abnormal

Janin sakit atau abnormal, misalnya gangguan Rh, kerusakan genetik, dan

hidrosephalus (kepala besar karena otak berisi cairan), dapat menyebabkan

dokter memutuskan dilakukan operasi.

5. Faktor plasenta

Ada beberapa kelainan plasenta yang menyebabkan keadaan gawat darurat

pada ibu atau janin sehingga harus dilakukan persalinan dengan operasi.

Plasenta previa

Salah satu gangguan tali pusat yang sangat dikenal adalah

plasenta previa. Posisi plasenta terletak dibawah rahim dan

menutupi sebagian atau seluruh jalan lahir. Tentu saja, keadaan ini

akan mengakibatkan kepala janin tidak bisa turun dan masuk ke

jalan lahir. Janin dengan plasenta previa, umumnya akan memilih

letak sungsang atau letak melintang. Keadaan ini menyulitkan

janin lahir secara alami. Sebenarnya angka kejadian plasenta previa

sangat rendah, yaitu kurang dari 1%.

Selain itu, dalam keadaan plasenta previa, posisinya

memungkinkan ia lahir duluan. Padahakl, dalam keadaan normal,

plasenta keluar setelah janin lahir atau kala ketiga. Hal ini

membahayakan janin mengingat fungsi plasenta sebagai “teman”

janin. Artinya, plasenta sebagai tempat janin mendapat oksigen dan

makanan. Apabila tidak dilakuakan operasi caesar pada kelainan

plasenta previa, dikhawatirkan terjadi perdarahan karena adanya

perbedaan vaskularisasi (pembuluh-pembuluh darah) dan susunan

serabut otot dengan korpus uteri (badan rahim). Hal ini dapat

membahayakan sang ibu. Keadaan vaskula

6.

2.4 Jenis Seksio Sesarea

1) Seksio sesarea klasik : pembedahan secara sanger.

Page 6: Sectio Caesaria

2) Seksio sesarea transperitoneal profunda (supra servicalis = lower segmen

caesarean section).

3) Seksio sesarea diikuti histerektomi (caesarean hyterectomi = Seksio

histerektomi).

4) Seksio sesarea ekstraperitoneal.

5) Seksio sesarea vaginal.