Sectio Cesar Materi

34

Click here to load reader

description

cesaria materi

Transcript of Sectio Cesar Materi

Page 1: Sectio Cesar Materi

Universitas Sumatera Utara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. SEKSIO SESARIA

1. Pengertian Seksio Sesaria

Operasi sesar menurut Leon J.Dunn, dalam buku Obstetrics and gynecology,

menyebutkan sebagai cesarean section, laparotrachelotomy, atau abdominal

delivery. Dalam bukunya, ia mengartikannya sebagai persalinan untuk

melahirkan janin dengan berat 500 gram atau lebih, melalui pembedahan di perut

dengan menyayat dinding rahim. Istilah sesar sendiri berasal dari bahasa Latin

caedere yang artinya memotong atau menyayat. Tindakan yang dilakukan tersebut

bertujuan untuk melahirkan bayi melalui tindakan pembedahan dengan membuka

dinding perut dan dinding rahim . Persalinan seksio caesarea adalah suatu

persalinan buatan di mana janin dilahirkan melalui insisi pada dinding perut dan

dinding rahim dengan saraf rahim dalam keadaan utuh serta berat di atas 500 gram. (

Mitayani.2009 )

2. Penyebab Operasi Sesar

Persalinan merupakan upaya melahirkan janin yang ada di dalam rahim ibunya.

Jadi, apabila persalinan harus dilakukan dengan operasi, menurut buku Obstetrics

and Gynecology, ada empat alasan yaitu :

• Untuk keselamatn ibu dan janin

• Ketika persalinan harus berlangsung, tidak terjadi kontraksi

• Distosia ( persalinan macet ) sehingga menghalangi persalinan alami

Page 2: Sectio Cesar Materi

Universitas Sumatera Utara

• Bayi dalam keadaan darurat sehingga harus segera dilahirkan, tetapi

jalan lahir tidak mungkin dilalui janin.

Jadi, penyebab dilakukannya operasi pada persalinan sebagai berikut :

• Faktor janin : bayi terlalu besar, kelainan letak bayi, ancaman gawat

janin, janin abnormal, bayi kembar.

• Faktor plasenta : Plaseta previa, solusio plasenta, plasenta acreta, vasa

previa

• Kelainan tali pusat : Prolapsus uteri, terlilit tali pusat.

• Faktor ibu : usia, CPD ( cephalopelvic disproportion ), persalinan

sebelumnya caesar, kelainan kontraksi rahim, ketuban pecah dini, rasa takut

kesakitan.

3. Resiko Operasi Sesar

Operasi sesar sebaiknya dilakukan karena pertimbangan medis, bukan keinginan

pasien yang tidak mau menanggung rasa sakit. Hal ini karena resiko operasi resiko

sesar lebih besar daripada persalinan alami. Demikian teori yang disebutkan dalam

buku Obstetrics and Gynecology. Didalamnya dijelaskan , dalam kondisi ibu

dan bayi yang sehat dan tidak ada kesulitan, bedah sesar memiliki resiko.

Misalnya, kondisi pasien yang tidak dapat diduga sebelumnya. Komplikasi lain

yang bisa bersifat ringan adalah kenaikan suhu tubuh selama beberapa hari dalam

masa nifas, sedangkan komplikasi berat, seperti peritonitis ( radang selaput perut ),

sepsis ( reaksi umum disertai demam karena kegiatan bakteri, zat-zat yang

dihasilkan bakteri atau kedua – duanya ) atau disebut juga terjadi infeksi puerperial.

Infeksi pacsaoperasi terjadi apabila sebelim pembedahan sudah ada gejala-gejala

infeksi intrapartum atau

Page 3: Sectio Cesar Materi

Universitas Sumatera Utara

ada faktor-faktor yang merupakan predisposisi terhadap kelainan itu. Misalnya,

persalinannya berlangsung lama khususnya setelah ketuban pecah, telah diupayakan

tindakan vaginal sebelumnya.

Berikut adalah resiko-resiko yang mungkin dialami oleh wanita yang

melahirkan dengan operasi yang dapat mengakibatkan cedera pada ibu maupun bayi,

diantaranya

:

1. Alergi

Biasanya, resiko ini terjadi pada pasien yang alergi terhadap obat tertentu. Pada

awalnya, yaitu waktu pembedahan, segalanya bisa berjalan lancar sehingga bayi pun

lahir dengan selamat. Namun, beberapa jam kemudian ketika dokter sudah pulang,

obat kemudian baru bereaksi sehingga jalan pernapasan pasien dapat tertutup. Obat-

obatan yang dikonsumsi ibu lebih banyak dikonsumsi pada ibu cesar dibandingkan

dengan persalinan normal. Jenis obat-obatan ini bergam, mulai dari antibiotik, obat

untuk pembiusan, penghilang rasa sakit, serta beberapa cairan infus. Oleh karena itu,

biasanya sebelum operasi akan ditanyakan kepada pasien apakah mempunyai alergi

tertentu.

2. Perdarahan

Perdarahan dapat menghasilkan terbentuknya bekuan-bekuan darah pada

pembuluh darah balik di kaki dan rongga panggul. Oleh karena itu, sebelum

operasi, seorang wanita harus melakukan pemeriksaan darah lengkap. Salah

satunya untuk mengetahui masalah pembekuan darahnya. Selain itu, perdarahan

banyak bisa timbul pada waktu pembedahan jika cabang-cabang arteria uteria ikut

terbuka atau karena atonia uteri. Kehilangan darah yang cukup banyak dapat

menyebabkan syok secara

Page 4: Sectio Cesar Materi

Universitas Sumatera Utara

mendadak, kalau perdarahan tidak dapat diatasi, kadang perlu tindakan

histerektomi, terutama pada kasus atonia uteri yang berlanjut.

3. Cedera pada organ lain

Jika tidak dilakukan secara hati-hati, kemungkinan pembedahan dapat

mengakibatkan terlukanya organ lain, seperti rektum atau kandung kemih.

Penyembuhan luka bekas bedah sesar yang tidak sempurna dapat

menyebabkan infeksi pada organ rahim atau kandung kencing. Selain itu, dapat

juga berdampak pada organ lain dengan menimbulkan perlekatan pada organ-

organ di dalam rongga perut untuk kehamilan resiko tinggi yang memerlukan

penanganan khusus.

4. Parut dalam rahim

Seorang wanita yang telah mengalami pembedahan akan memiliki parut dalam

rahim. Oleh karena itu, pada tiap kehamilan serta persalinan berikutnya

ia memerlukan pengawasan yang cermat sehubungan dengan bahaya ruptura uteri,

meskipun jika operasi dilakukan secara sempurna resiko ini sangat kecil terjadi.

Sebenarnya, apabila hal ini terjadi termasuk komplikasi dalam persalinan dengan

operasi.

5. Demam

Kadang-kadang, demam setelah operasi tidak bisa dijelaskan penyebabnya,

namun kondisi ini bisa terjadi karena infeksi.

6. Mempengaruhi Produksi ASI

Efek pembiusan bisa mempengaruhi produksi ASI jika dilakukan pembiusan

total ( narkose ). Akibatnya, kolostrum ( air susu yang pertama kali ) tidak bisa

dinikmati bayi dan bayi tidak dapat segera menyusui begitu ia dilahirkan.

Namun, apabila

Page 5: Sectio Cesar Materi

Universitas Sumatera Utara

dilakukan dengan pembiusan regional ( misalnya spinal ) tidak

banyak mempengaruhi produksi ASI.

4. Perawatan Pascaoperasi

a. Di ruang rawatan.

Persalinan yang dilakukan dengan operasi membeutuhkan rawat inap yang lebih

lama dirumah sakit. Hal ini tergantung cepat lambatnya kesembuhan ibu

akibat proses pembedahan, biasanya membutuhkan waktu sekitar 3-5 hari setelah

operasi. Pada hari ke - 5, apabila tidak ada komplikasi ibu diperbolehkan pulang

kerumah. Beberapa hal yang dilakukan di Rumah Sakit adalah :

1. Pemeriksaan yang dilakukan selama di rumah sakit adalah :

pengukuran denyut jantung dan tekanan darah, pemeriksaan lokia, air

seni, tes darah, mengganti perban, mengukur suhu tubuh, membersihkan tali

pusat.

2. Efek pembiusan

Jika pasien mendapat bius epidural maka efek biusnya kecil, sedangkan

apabila menggunakan anestesi spinal, tungkai bawah akan terasa kebas / baal,

tidak dapat digerakkan selama beberapa jam. Namun apabila operasi

menggunakan anestesi umum biasanya pasien akan mengantuk

3. Pemenuhan cairan dengan Infus serta makan, minum

4. Perawatan bekas luka

5. Bangun dan menggerakkan tubuh

Bangun dan menggerakan tubuh

Gerakan tubuh akan membantu ibu memperoleh kembali kekuatan dengan

cepat dan memudahkan kerja usus besar serta kandung kemih, paling tidak

ibu

Page 6: Sectio Cesar Materi

Universitas Sumatera Utara

bisa sampai buang gas. Aktifitas ini juga membantu mempercepat

organ- organ tubuh kembali bekerja seperti semula, meskipun demikian ibu

harus tetap berada di dalam jam selama 6 jam pertama setelah operasi ini ibu

pada saat ini gerak tubuh mulai dapat dilakukan ibu seperti : menggerakkan

lengan, tangan, kaki, dan jari – jari. namun apabila gerakan ini berat paling

tidak 12 jam setelah operasi ibu dapat menggerakkan kaki dan tungkai.

Berawal dari sini ibu muIai dapat duduk pada jam ke – 8 sampai ke 12

setelah operasi. I bu dapat berjalan apabila mampu pada 24 jam setelah

operasi.

6. Mengurangi rasa sakit

7. Istirahat

8. Membersihkan diri ( Kasdu. 2003 )

B. ASI

1. Pengertian ASI

ASI dalam istilah kesehatan adalah dimulai dari proses laktasi. Laktasi adalah

keseluruhan proses menyusui mulai dari ASI di produksi sampai proses bayi

menghisap dan menelan ASI. Laktasi merupakan bagian integral dari siklus

reproduksi mamalia termasuk manusia. Masa laktasi mempunyai tujuan

meningkatkan pemberian ASI eksklusif dan meneruskan pemberian ASI sampai

anak umur 2 tahun secara baik dan benar serta anak mendapatkan kekebalan tubuh

secara alami. ASI diproduksi oleh tubuh wanita yang bernama payudara. (

Kristiyansari.

2009. hlm. 1 )

2. Fisiologi pengeluaran Air Susu Ibu

Page 7: Sectio Cesar Materi

Universitas Sumatera Utara

Pengeluran ASI merupakan suatu interaksi yang sangat komplek antara rangsangan

mekanik, sarf dan bermacam – macam hormon. Pengaturan hormon terhadap

pengeluaran ASI dapat dibedakan 3 bagian yaitu :

a. Pembentukan kelenjar payudara

Sebelum Pubertas

Duktus primer dan sekunder sudah terbentuk pada masa fetus. Mendekati

pubertas terjadi pertumbuhan yang cepat dari sistem duktus terutama di bawah

pengaruh hormon estrogen sedangkan pertumbuhan alveoli oleh hormon

progesteron. Hormon yang juga berperan dalam pertumbuhan kelenjar payudara

adalah prolaktin yang dikeluarkan oleh kelenjar adenohipofise ( hipofise anterior ).

Hormon yang kurang perannannya adalah hormon kelenjar adrenalin, tiroid,

paratiroid, dan hormon pertumbuhan.

Masa pubertas

Pada masa ini terjadi pertumbuhan percabangan – percabangan sistem duktus,

proliferasi dan kanalisasi dari unit – unit lobuloalveolar yang terletak pada ujung –

ujung distal duktulus, jaringan penyangga stroma mengalami organisasi dan

membentuk septum interlobular.

Masa siklus menstruasi

Perubahan – perubahan kelenjar payudara wanita dewasa berhubungan dengan

siklus menstruasi dan perubahan – perubahan hormonal yang mengatur siklus

tersebut seperti estrogen dan progesteron yang dihasilkan oleh korpus luteum. Bila

kadar hormon ini meningkat maka akan terjadi edema lobulus, penebalan dari basal

membran epitel dan keluarnya bahan dalam alveoli. Secara klinis akan

dirasakan

Page 8: Sectio Cesar Materi

Universitas Sumatera Utara

payudara berat dan penuh, setelah menstruasi di mana kadar estrogen dan

progesteron berkurang yang berperan hanya prolaktin saja, terjadi degenerasi dari sel

– sel kelenjar air susu beserta jaringan yang mengalami proliferasi, edema

berkurang sehingga besarnya payudara berkurang namun tidak kembali

seperti besar sebelumnya. Hal ini menyebabkan payudara selalu bertambah besar

pada tiap siklus ovulasi mulai dari permulaan tahun menstruasi sampai umur 30

tahun.

Masa kehamilan

Pada permulaan kehamilan terjadi peningkatan yang jelas dari duktulus

yang baru, percabangan – percabangan dan lobulus, yang dipengaruhi oleh

hormon – hormon plasenta dan korpus luteum. Hormon – hormon yang ikut

membantu mempercepat pertumbuhan adalah prolaktin, laktogen plasenta, korionik

gonadotropin, insulin, kortisol, hormon tiroid, hormon paratiroid, hormon

pertumbuhan

Pada 3 bulan kehamilan

Prolakin dari adenohipofise ( hipofise anterior ) mulai merangsang kelenjar air

susu untuk menghasilkan air susu yang disebut kolostrum. Pada masa ini

pengeluaran kolostrum masih dihambat oleh estrogen dan progesteron, tetapi jumlah

prolaktin meningkat hanya aktifitas dalam pembuatan kolostrum yang ditekan.

Pada trimester kedua kehamilan

Laktogen plasenta mulai merangsang untuk pembuatan kolostrum.

Keaktifan dari rangsangan hormon – hormon terhadap pengeluaran air susu telah

didemonstrasikan kebenarannya bahwa seorang ibu yang melahirkan bayi berumur

4

Page 9: Sectio Cesar Materi

Universitas Sumatera Utara

bulan dimana bayinya meninggal, tetap keluar kolostrum. ( Soetjeningsih.

1997. hlm.6 )

b. Pembentukan air susu

Selama kehamilan hormon prolaktin dari plasenta meningkat tetapi ASI

biasanya belum keluar karena masih dihambat oleh kadar estrogen yaang tinggi.

Pada hari kedua atau ketiga pascapersalinan, kadar estrogen dan progesteron

turun drastis, sehingga pengaruh prolaktin lebih dominan dan pada saat inilah mulai

terjadi sekresi ASI, dengan menyusukan lebih dini terjadi perangsangan puting susu,

terbentuklah prolaktin oleh hipofisis, sehingga sekresi ASI semakin lancar. Dua

refleks pada ibu yang sangat penting dalam proses laktasi, refleks prolaktin dan

refleks aliran timbul akibat perangsangan puting susu oleh hisapan bayi.

c. Pemeliharaan pengeluaran air susu

Dalam pemeliharaan pengeluaran ASI sangat diperlukan hormon prolaktin dan

oksitosin yang akan diatur oleh hipotalamus dan hipofise. Pada saat menyusui

memerlukan pembuatan dan pengeluaran air susu dari alveoli ke sistem duktus, bila

sus tidak dikeluarkan akan mengakibatkan berkurangnya sirkulasi darah kapiler

yang menyebabkan terlambatnya proses menyusui. Bila kekuatan bayi

menghisap, frekuansi, dan waktu menyusui berkuarng berarti pelepasan prolaktin

dan hipofise berkurang, sehingga pembuatan air susu berkurang, oleh karena itu

diperlukan kadar prolaktin yang cukup untuk mempertahankan pengeluaran air

susu mulai sejak minggu pertama kelahiran.

3. Komposisi gizi dalam ASI

Page 10: Sectio Cesar Materi

Universitas Sumatera Utara

Komposisi ASI tidak sama dari waktu ke waktu, hal ini berdasarkan stadium

laktasi, komposisi ASI menjadi 3 macam :

a. Kolostrum

ASI yang dihasilkan pada hari ke pertama sampai hari ketiga setelah bayi lahir.

Kelebihan kolostrum diantaranya sebagai pembersih selaput usus BBL, mengandung

kadar protein dan zat antibodi.

b. ASI masa transisi

ASI yang dihasilkan mulai hari keempat sampai

kesepuluh. c. ASI mature

ASI yang dihasilkan mulai hari kesepuluh sampai seterusnya.

4. Hal – hal yang mempengaruhi produksi ASI

Pada ibu yang normal dapat menghasilkan ASI kira-kira 550 – 1000 ml / hari.

Jumlah ASI tersebut dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai berikut :

• Makanan

• Ketenangan jiwa dan fikiran

• Penggunaan alat kontrsepsi

• Perawatan payudara

• Anatomis payudara

• Fisiologi

• Faktor istirahat

• Faktor isapan anak

• Faktor obat - obatan

5. Manfaat ASI

Page 11: Sectio Cesar Materi

Universitas Sumatera Utara

Manfaat pemberian ASI bagi bayi adalah :

1. Dapat membantu memulai kehidupannya dengan baik

2. Mengandung antibodi

3. ASI mengandung komposisi yang tepat

4. Mengurangi kejadian karies dentis

5. Memberi rasa nyaman dan aman pada bayi dan adanya ikatan antara ibu

dan bayi

6. Terhindar dari alergi

7. ASI meningkatkan kecerdasan bayi

8. Membantu perkembangan rahang dan merangsang pertumbuhan gigi

karena gerakan menghisap mulut bayi pada payudara.

Manfaat bagi ibu

1. Aspek kontrasepsi, pemberian ASI memberikan 98 % metode

kontrasepsi yang efisien selama 6 bulan pertama sesudah kelahiranbila

diberikan hanya ASI saja (eksklusif ).

2. Aspek kesehatan ibu,dengan menyusui akan membantu involusi uterus dan

mencegah terjadinya perdarahan pascapersalinan,mengurangi prevalensi

anemia dan mencegah kanker.

3. Aspek penurunan berat badan

4. Aspek psikologik

Ibu akan merasa bangga dan diperlukan, rasa yang dibutuhkan oleh

semua manusia.

6. Pemberian ASI dan cara menyusui yang benar

Page 12: Sectio Cesar Materi

Universitas Sumatera Utara

Pemberian ASI atau menyusui hendaknya dilakukan seketika setelah bayi baru

lahir atau yang dikenal dengan nama Inisiasi Menyusu Dini. Adapun proses

menyusui yang baik dan benar adalah :

• Biarkan bayi bersama ibunya segera sesudah dilahirkan selama beberapa

jam pertama.

• Bayi harus ditempatkan dekat dengan ibunya dikamar yang sama

(rawat gabung ).

• Memberikan ASI pada bayi sesering mungkin. ( Prasetyono Dwi Sunar.2005

) Cara menyusui

Memberikan ASI dalam suasana yang santai bagi ibu dan bayi, selama

beberapa minggu pertama, bayi perlu diberi ASI setiap 2,5 – 3 jam sekali. Menjelang

akhir minggu keenam kebutuhan bayi akan ASI setiap 4 jam sekali, jadwal ini baik

sampai bayi berumur antara 10 -12 bulan. Pada usia ini sebagian besar bayi tidur

sepanjang malam sehingga tidak perlu lagi memberi makan dimalam hari.

Posisi Menyusui

• Ibu harus mencari posisi yang nyaman, biasanya duduk tegak di tempat tidur

atau kursi. Ibu harus merasa rileks.

• Untuk menghindari rasa nyeri di perut saat menyusui usahakan untuk

tidak menyentuh daerah bekas operasi ibu bisa menyusui sambil berbaring

miring ( apabila belum sanggup duduk ) atau membaringkan bayi di atas bantal

kemudian dipangkukan . ( POGI. 2008 )

1. Berbaring miring

Page 13: Sectio Cesar Materi

Universitas Sumatera Utara

Ini merupakan posisi yang amat baik untuk pemberian ASI yang pertama

kali atau bila ibu merasa lelah atau nyeri

( Gambar 1. Sumber : Panduan lengkap kebidanan )

2. Duduk

Penting untuk memberikan topangan atau sandaran pada punggung ibu dalam

posisinya tegak lurus ( 90 0 ) terhadap pangkuannya. Hal ini dapat dilakukan dengan

duduk bersila di tempat tidur atau di lantai atau duduk di kursi. Berikut

beberapa posisi menyusui

( Gambar 2. Sumber : Panduan lengkap kebidanan )

7. Masalah dalam menyusui

a. Pada masa antenatal, masalah dalam hal ini adalah puting susu tidak menonjol.

Secara umum hal ini sebenarnya tidak menjadi masalah besar dan ibu

masih dapat menyusui bayinya. Dan upaya selama antenatal umumnya kurang

berfadah.

b. Pada masa setelah persalinan

Page 14: Sectio Cesar Materi

Universitas Sumatera Utara

• Masalah-masalah pada payudara: puting susu lecet, payudara bengkak,

abses payudara

• Ibu terserang penyakit

• Menyusui sambil minum obat

• Bayi kembar

• Bedah caesar

• Air susu mengalir ke saluran air susu

• Gangguan epidural dan tulang belakang.

8. Menyusui setelah operasi seksio

Ibu yang menyusui dengan cara operasi sesar, seringkali sulit menyusui bayinya

segera setelah lahir. Hal ini akibat rahim yang sering berkontraksi karena

masih dalam proses kembali ke bentuk semula, juga akibat rasa nyeri yang muncul

dari jahitan operasi. Oleh karena itu dibutuhkan kemauan dan niat yang besar dari

para ibu untuk dapat memberikan ASI. Perasaan ini akan sangat membantu

kelancaran proses menyusui. Terutama jika diberikan anestesi umum, ibu relatif

tidak sadar untuk mengurus bayinya dijam pertama setelah bayi lahir. Kondisi luka

operasi dibagian perut relatif membuat proses menyusui sedikit terhambat.sementara

itu bayi mungkin mengantuk dan tidak responsif untuk menyusui, terutama jika ibu

mendapatkan obat- obatan penghilang sakit sebelum operasi. Kapan umumnya

ibu dapat memberikan ASI setelah melahirkan dengan operasi ? Begitu ibu merasa

siap, sebenarnya sudah bisa langsung menyusui bayinya. Kecuali, apabila ibu baru

saja pulih dari pembiusan total atau bila bayi memerlukan perawatan khusus.

Seandainya sampai 12 jam setelah pembedahan, ibu belum juga bisa bersama bayi,

mintalah perawat untuk memompa

Page 15: Sectio Cesar Materi

Universitas Sumatera Utara

air susu pertama ibu sehingga bayi memperoleh kolostrum. Beberapa hal yang yang

perlu dicermati dalam penyusuan setelah mengalami bedah sesar, hal tersebut

adalah sebagai berikut :

a. Tenggang waktu sebelum menyusui.

b. Memosisikan bayi senyaman mungkin.

c. Ketika dibius total saat menjalani bedah sesar, kemungkinan ada tenggang

waktu sebelum ibu pulih.

d. Suami harus mengetahui bahwa bayi tidak boleh diberi susu formula

e. Bayi diletakkan di dada ibu agar bayi segera menyusu kepada ibu,

smakin cepat ibu menyusu maka semakin baik pula pertumbuhan dan

perkembangan bayi.

f. Ibu boleh meminta tolong kepada orang lain untuk meletakkan bayinya

diatas dada ibu. Ibu mungkin merasa sangat sulit miengangkat bayi tanpa

bantuan orang lain,hal ini karena otot-otot perut telah dibedah saat operasi.

g. Ibu dapat meminta bantuan orang lain dengan bel pemanggil.

h. Ibu bisa memosisikan bayi dibawah lengan saat kedua lengan dan kaki ibu

tertekuk kedalam bila ibu merasa tidak nyaman memangku bayi.

i. Apapun posisi ibu yang dipilih, hendaknya ibu menggun akan bantal

sebagai tumpuan.

j. Ibu dapat meminta bantuan kepada bidan atau ahli fisioterapi obstetri

untuk menunjukkan cara duduk dan beralik dari satu sisi ke sisi yang lain.

k. Ibu mengkonsumsi obat penahan sakit yang diberikan dokter.

Page 16: Sectio Cesar Materi

Universitas Sumatera Utara

Beberapa keadaan yang dapat menyertai pasca persalinan caesar yang dapat

mempengaruhi ASI baik secara langsung maupun tidak langsung antara lain :

• Pengaruh obat – obatan yang diterima untuk prosedur operasi maupun

pasca operasi

• Perlunya waktu yang lebih untuk pemulihan kondisi ibu pascaoperasi (

mislnya rasa sakit ).

Hal ini diikuti dengan kesiapan jasmani untuk menyusui dan merawat bayi

karena biasanya ibu akan menemui kesulitan untuk memperoleh posisi yang

baik dan nyaman saat menyusui.

• Psikologi ibu yang seringkali gagal.

• ASI pascapersalinan caesar kadang diproduksi lebih lambat, tetapi ASI

akan segera keluar setelah beberapa hari pasca persalinan.

Tips untuk dapat menyusui pasca persalinan sesar adalah :

1. Diskusikan segala sesuatu tentang prosedur operasi

2. Carilah klinik / RS yang pro-ASI

3. Sesegera mungkin ( as soon as ) possible untuk memberikan ASI

4. Meminta agar bias rooming – in

5. Menyusui sesering mungkin

6. Carilah posisi yang benar dan nyaman

7. Mintalah dukungan orang lain ( suami dan keluarga )

8. Berdoa dan yakinlah bahwa ibu dapat memberikan ASI pada buah

hati. (Askep – Askeb, 2010, ¶ 2 )

Sepuluh langkah untuk berhasil menyusui

Page 17: Sectio Cesar Materi

Universitas Sumatera Utara

1. Memiliki kebijakan tertulis tentang menyusui yang dikomunikasikan

secara rutin kepada semua staf perawatan kesehatan.

2. Memberi semua staf perawatan kesehatan latihan keterampilan

yang dibutuhkan untuk menerapkan kebijakan ini.

3. Memberi tahu manfaat dan penatalaksanaan menyusui kepada semua

wanita hamil.

4. Membantu para wanita untuk mulai menyusui sekitar setengah jam

sesudah melahirkan.

5. Menunjukkan cara menyusui dan cara mempertahankan pasokan ASI

kepada para wanita bahkan pada situasi dimana mereka harus

dipisahkan dari bayinya.

6. Tidak memberi makanan dan minuman kepada bayi yang baru lahir selain

ASI kecuali ada kebutuhan medis.

7. Mempraktikkan kebijakan ibu dan bayi bersama – sama dalam satu

ruangan selama 24 jam sehari.

8. Mendorong para wanita untuk menyusui sesuai kehendak bayinya.

9. Tidak memberikan puting tiruan atau dot pada bayi yang disusui.

10. Mendukung dibentuknya kelompok pendukung menyusui dan merujuk

para wanita ke kelompok ini saat meraka dipulangkan dari rumah sakit atau

klinik.

( Moody Jane. 2001)