SAP Tumor Paru

18
PAKET PENYULUHAN “TUMOR PARU” di RUANG 28 RSUD dr. SAIFUL ANWAR MALANG Oleh: PKRS IRNA I RUMAH SAKIT UMUM DR. SAIFUL ANWAR

description

edu

Transcript of SAP Tumor Paru

Page 1: SAP Tumor Paru

PAKET PENYULUHAN

“TUMOR PARU”

di RUANG 28 RSUD dr. SAIFUL ANWAR

MALANG

Oleh:

PKRS IRNA I

RUMAH SAKIT UMUM DR. SAIFUL ANWAR

MALANG

2013

Page 2: SAP Tumor Paru

PAKET PENYULUHAN

“TUMOR PARU”

di RUANG 29 RSUD dr. SAIFUL ANWAR

MALANG

Disusun Oleh

Kelompok 12 Profesi PSIK A 2009

Universitas Brawijaya – Malang:

Ehrria Winastyo 0910723022

Dyaksa P.W. 0910723021

Ahmad Riva’I 0910720019

Renny Ernawati 0910720077

JURUSAN ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2013

Page 3: SAP Tumor Paru

PAKET PENYULUHAN

“TUMOR PARU “

1. Topik : Onkologi

2. Pokok Bahasan : Tumor Paru

3. Sasaran : Pasien dan keluarga pasien di Ruang 28 RSSA Malang

4. Tempat : Ruang 28 RSUD Saiful Anwar Malang

5. Waktu : Jumat, 20 Agustus 2013 pukul 09.00 WIB

6. Alokasi Waktu : 30 menit

7. Pemberi Materi : PSIK A UB Angkatan 2009

Poltekkes Kemenkes Malang

8. Metode : Ceramah dan diskusi

9. Media : Leaflet dan Flipchart

10. Latar Belakang

Lebih dari 1,3 juta kasus baru kanker paru yaitu stadium lanjutan dari tumor paru

dan bronkus di seluruh dunia, menyebabkan 1,1 juta kematian tiap tahunnya. Dari jumlah

insiden dan prevalensi di dunia, kawasan Asia, Australia berada pada tingkat pertama

dengan estimasi kasus lebih dari 670 ribu dengan angka kematian mencapai lebih dari 580

ribu orang. Sampai saat ini kanker paru masih menjadi masalah besar di dunia kedokteran.

Kanker paru atau tumor paru ganas sulit terdeteksi dan tanpa gejala pada tahap awal. Sel

kanker yang tidak terkendali dalam jaringan paru melakukan reproduksi liar sehingga

menyebabkan tumbuhnya tumor yang menghambat dan menghentikan fungsi paru-paru

sebagaimana mestinya. Besarnya ukuran paru-paru menyebabkan kanker tumbuh bertahun-

tahun tak terdeteksi dan tanpa gejala. penyakit ini baru bisa dideteksi setelah kanker

mencapai stadium lanjut.

11. Tujuan

- Tujuan Umum

setelah dilakukan pendidikan kesehatan diharapkan peserta dapat mengetahui

tentang tumor paru.

Page 4: SAP Tumor Paru

- Tujuan Khusus

1. Peserta mampu menjelaskan pengertian tumor paru

2. Peserta mampu menjelaskan faktor resiko tumor paru

3. Peserta mampu menjelaskan tanda dan gejala tumor paru

4. Peserta mampu menjelaskan pemeriksaan penunjang tumor paru

5. Peserta mampu menjelaskan penatalaksanaan medis tumor paru

6. peserta mampu menjelaskan cara pencegahan tumor paru

12. Materi :

A. Pengertian tumor paru

B. Faktor resiko tumor paru

C. Tanda dan gejala tumor paru

D. Pemeriksaan penunjang tumor paru

E. Penatalaksanaan Medis

F. Cara pencegahan tumor paru

Penyajian :

Tahap

Kegiatan

Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta Metode Media

Pembukaan 5 menit 1. Mengucapkan salam

dan memperkenalkan

diri

2. Menjelaskan topik dan

tujuan penyuluhan

3. Menggali pengetahuan

tentang tumor parU

4. Melakukan kontrak

waktu dengan peserta

5. Melakukan kontrak

bahasa yang akan

1. Menjawab salam

2. Mendengarkan

3. Menjawab pertanyaan

yang diajukan penyaji

Ceramah

Page 5: SAP Tumor Paru

digunakan selama

penyuluhan

Pelaksanaan 20

menit

1. Menjelaskan

pengertian tumor paru

2. Menjelaskan factor

resiko tumor paru

3. Menjelaskan tanda

dan gejala tumor paru

4. Menjelaskan

pemeriksaan

penunjang tumor paru

5. Menjelaskan

penatalaksanaan

medis

6. Menjelaskan cara

pencegahan tumor

paru

7. Memberi kesempatan

kepada peserta untuk

bertanya atau

berdiskusi tentang

materi yang telah

disampaikan

1. Mendengarkan dan

memperhatikan

2. Mengajukan

pertanyaan bila kurang

mengerti

Ceramah

dan

Tanya

Jawab

Flipchart

Penutup 5 menit 1. Melakukan evaluasi

dengan memberikan

pertanyaan

2. Menyimpulkan tentang

materi yang telah

disampaikan

3. Menutup dan

mengucapkan salam

1. Memperhatikan dan

menjawab pertanyaan

2. Menjawab salam

Ceramah

13. Evaluasi

Page 6: SAP Tumor Paru

a. Evaluasi Terstruktur

- Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelum dan saat

penyuluhan

- Pelaksanaan penyuluhan sesuai yang telah dirumuskan pada SAP

- Kesiapan penyuluh termasuk kesiapan modul dan media yang akan digunakan

- Kesiapan peserta meliputi kesiapan menerima penyuluhan

b. Evaluasi Proses

- Peserta antusias terhadap materi penyuluhan

- Peserta tidak meninggalkan tempat penyuluhan

- Peserta mengajukan pertanyaan sesuai dengan materi yang disampaikan

penyuluh

- Penyuluh menjelaskan atau menyampaikan materi dengan jelas dan dengan

suasana yang rileks.

c. Evaluasi Hasil:

Sebanyak 70% Peserta dapat menjawab benar pertanyaan post test terkait tumor

paru

MATERI PENYULUHAN

Page 7: SAP Tumor Paru

A. Pengertian

Tumor = pembengkakan

Tumor dibagi menjadi 2, yaitu tumor jinak dan tumor ganas / kanker

Tumor paru adalah neoplasma pada jaringan paru yaitu pertumbuhan jaringan baru

yang abnormal pada paru-paru (Corwin, 2007). Pada umumnya tumor paru terbagi atas

tumor jinak (5 %) antara lain adenoma, hamartoma dan tumor ganas/ kanker (90%).

Tumor Jinak Tumor Ganas / Kanker

1. Sering disebut tumor

2. Tidak menyebar

3. Tidak mengancam hidup

4. Dapat dioperasi dengan baik

5. Pertumbuhannya lambat

6. Tumbuh ekspansif

1. Disebut kanker

2. Sering metastasis atau menyebar

3. Angka kematian tinggi

4. Sulit dioperasi

5. Tumbuh cepat

6. Tumbuh infiltratif

B. Faktor Resiko

Etiologi sebenarnya dari tumor paru belum diketahui, tetapi ada beberapa faktor

yang agaknya bertanggung jawab dalam peningkatan insiden tumor paru, yaitu :

a. Rokok tembakau

Kandungan ‘tar’ dalam rokok menyebabkan resiko meningkat 60-70 kali lipat

untuk seseorang yang merokok dua pak sehari selama 20 tahun dibandingkan

individu bukan perokok. Dalam hal ini, seseorang yang mulai merokok pada usia

yang lebih muda akan lebih berisiko untuk menderita tumor paru-paru. Faktor

lain yang berhubungan adalah jenis rokok yang diisap (kandungan tar dan filter

vs nonfilter)

4. Polusi udara

Banyak sekali polusi udara yang dapat menyebabkan tumor paru-paru,

diantaranya sulphur, emisi kendaraan bermotor, dan polutan yang berasal dari

pabrik. Data menunjukkan bahwa insiden tumor paru-paru lebih banyak pada

daerah urban sebagai hasil dari peningkatan polutan dan asap kendaraan

bermotor.

5. Asap pabrik/industri/tambang.

Page 8: SAP Tumor Paru

6. Debu radioaktif/ledakan nuklir (radon), beberapa zat kimia antara lain asbes,

arsen, krom, nikel, besi, dan uranium.

7. Iradiasi

Insiden tumor paru yang tinggi pada penambang kobalt di dan penambang

radium (lebih dari 50 % meninggal akibat kanker paru) berkaitan dengan adanya

bahan radioaktif dalam bentuk radon. Bahan ini diduga merupakan agen etiologi

operatif.

8. Vitamin A

Penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara diet rendah vitamin A

dengan timbulnya kanker paru-paru. Kemungkinan hal ini terjadi karena vitamin

A berhubungan dengan regulasi dari diferensiasi sel.

9. Genetika

Pada sel kanker paru-paru didapatkan sejumlah lesi genetic termasuk aktivasi

onkogen dominant dan resesif (inaktivasi supresor tumor)

Orang dengan resiko tinggi tumor paru

1. Perokok aktif.

2. Perokok pasif

3. Pekerja di bagian radioaktif

4. Pekerja yang terpapar debu yang mengandung : arsen, chromium, uranium, nikel,

vinyl clorida, dan gas mustard.

C. Tanda dan Gejala

Tanda dan gejala tumor paru muncul secara tersembunyi selama beberapa

puluh tahun dan sering asimtomatik sampai tahap akhir. Tanda dan gejala tumor paru

meliputi :

1. Batuk yang terus-menerus dan berkepanjangan

Pada tahap awal adalah tipe batuk kering dan tak produktif. Namun pada tahap

akhir batuk menghasilkan dahak kental. Perubahan karakter batuk ini harus

menimbulkan kecurigaaan terhadap adanya tumor ganas / kanker paru

2. Mengi atau sesak napas

3. Nyeri dada ketika batuk, menarik nafas dalam dan saat makan

4. Hilang nafsu makan, mual dan muntah serta berat badan menurun.

STADIUM TUMOR GANAS/ KANKER PADA PARU-PARU

Page 9: SAP Tumor Paru

Berikut ini adalah stadium yang dikenal pada kanker paru:

1. Stadium I:

Sel kanker hanya ditemukan di paru sedangkan jaringan di sekitarnya tetap normal.

Stadium I dibagi menjadi Stadium IA dan IB, tergantung ukuran tumor

2. Stadium II:

Kanker telah menyebar ke kelenjar getah bening, dinding dada, diafragma, lapisan

yang mengelilingi jantung. Stadium II dibagi menjadi IIA dan IIB, tergantung ukuran

tumor atau ada tidaknya sel kanker di kelenjar getah bening sekitarnya

3. Stadium III:

Kanker telah menyebar ke kelenjar getah bening dan bagian dada diantara jantung dan

paru. Pembuluh darah di bagian ini juga telah terkena. Kanker mungkin juga telah

menyebar ke leher bawah

4. Stadium IIIA:

Kanker telah menyebar ke kelenjar getah bening di dada bagian tengah, disisi yang

sama dimana kanker bermula

5. Stadium IIIB:

Kanker telah menyebar ke kelenjar getah bening disisi dada yang lainnya.

6. Stadium IV:

Kanker telah menyebar ke paru lain atau bagian tubuh yang berbeda dan tak dapat

dihilangkan dengan operasi/pembedahan

    

D. PEMERIKSAAN PENUNJANG

a. Rontgen, Untuk melihat sejauh mana perkembangan/metastase dari tumor tersebut

mengenai organ.

b. MRI

c. Pemeriksaan sitologi (sputum, pleural, atau nodus limfe): dilakukan untuk

mengkaji adanya/tahap karsinoma

d. Biopsi: dapat dilakukan pada nodus skalen, nodus limfe hilus, atau pleura untuk

membuat diagnosa.

e. Mediastinoskopi: digunakan untuk penahapan karsinoma.

f. Pemeriksaan fungsi paru dan GDA: dapat dilakukan untuk mengkaji kapasitas

untuk memenuhi kebutuhan ventilasi pascaoperasi.

Page 10: SAP Tumor Paru

g. Tes kulit, jumlah absolut limfosit: dapat dilakukan untuk mengevaluasi

kompetensi daya tahan tubuh (umum pada kanker paru).

E. PENATALASANAAN MEDIS

a. Pembedahan

Tindakan bedah memegang peranan utama dalam penanggulangan kasus tumor.

Operasi pada tumor paru ada banyak macamnya. Ada yang dinamakan

thoracotomy yaitu operasi pengangkatan tumor melalui dinding dada. Jenis

operasi tumor paru lainnya adalah sternotomy, yaitu proses penghilangan tumor

melalui dada.

b. Obat-obatan

1) Immunoterapi

Banyak pasien dengan kanker paru-paru mengalami gangguan imun.obat

yang digunakan misalnya interleukin 1 dan alpha interferon

2) Kemoterapi

Kemoterapi dapat juga digunakan bersamaan dengan terapi surgical

(pembedahan). Agen kemoterapi yang biasanya diberikan untuk

menangani kanker, termasuk kombinasi dari:

Cyclophosphamide, deoxorubicin, methotrexate, dan procarbazine

Etoposide dan cisplatin

Mitomycin, vinblastine, dan cisplatin

c. Radioterapi

Masalah dalam radioterapi adalah membunuh sel kanker dan sel jaringan

normal. Sedangkan tujuan radioterapi adalah meninggikan kemampuan untuk

membunuh sel tumor dengan kerusakan serendah mungkin pada sel normal.

F. PENCEGAHAN

a) Mengurangi atau menghentikan kebiasaan merokok

b) Menghindari kontak langsung dengan polusi udara (polutan dari pabrik, asap

kendaraan bermotor)

c) Menggunakan alat pelindung diri sesuai dengan kebutuhan (pekerja yang

terpajan asbes, asap pabrik/ industri)

d) Mengonsumsi vitamin A yang cukup bagi tubuh.

Page 11: SAP Tumor Paru

DAFTAR PUSTAKA

1. Melindawati. 2009. Karakteristik Penderita Kanker Paru Rawat Inap Di RSUP H.

Adam Malik Medan Tahun 2004-2008.

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14648/1/10E00352.pdf. Diakses

tanggal 17 September 2013.

2. Patel, Nishatnt. 2006. Lung Tumor. General Thoracic Sugery : United State of

America.

3. Corwin. 2007. Patofisiologi. Penerbit Buku Kedokteran EGC : Jakarta.

4. Sudoyo, Aru W. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi V. Interna

Publishing: Jakarta.

5. Taufik dan Ahmad Hudoyo. 2007. Jurnal Respirasi Indonesi. Gejala Kanker Paru. Vol

2, No : 4. http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/27407226230.pdf. Diakses tanggal 17

September 2013

Page 12: SAP Tumor Paru

LEMBAR PENGESAHAN

PAKET PENYULUHAN

“TUMOR PARU”

DI RUANG 28 RSUD dr. SAIFUL ANWAR MALANG

Tanggal 20 September 2013

Disusun Oleh

Kelompok 12 Profesi PSIK A 2009

Universitas Brawijaya – Malang:

Ehrria Winastyo 0910723022

Dyaksa P.W. 0910723021

Ahmad Riva’I 0910720019

Renny Ernawati 0910720077

Mengetahui,

Pembimbing Lahan R.28