Sap Toileting

13
SATUAN ACARA PENYULUHAN Defisit perawatan diri : TOILETING Oleh : KELOMPOK 1 ATRICHIA AWALINA 1010323010 PUSPARINI WIRASATYA 1010323012 ADE RAHMAYUNI 1010322022 SESHA AMILIANO 1010323022 LUKI DESRIA 1010323054 MUHAMMAD SHALEH 1010321006 NADRAH ROZA 1010323026 NIKE ISMA PUTRI 1010323016 FAKULTAS KEPERAWATAN

description

sap

Transcript of Sap Toileting

SATUAN ACARA PENYULUHANDefisit perawatan diri : TOILETING

Oleh :KELOMPOK 1

ATRICHIA AWALINA1010323010PUSPARINI WIRASATYA1010323012ADE RAHMAYUNI1010322022SESHA AMILIANO 1010323022LUKI DESRIA 1010323054MUHAMMAD SHALEH1010321006NADRAH ROZA1010323026NIKE ISMA PUTRI1010323016

FAKULTAS KEPERAWATANUNIVERSITAS ANDALAS2013

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan: Defisit Perawatan Diri : ToiletingHari/Tanggal: Jumat/ 26 April 2013Pukul: 09.00 09.45 WIBSasaran: Pasien di Wisma Anggrek, RSJ HB Saanin PadangTempat: RSJ Prof.HB Saanin Padang

A. LATAR BELAKANGPerawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi kebutuhannya guna memepertahankan kehidupannya, kesehatan dan kesejahteraan sesuai dengan kondisi kesehatannya, klien dinyatakan terganggu keperawatan dirinya jika tidak dapat melakukan perawatan diri (Depkes 2000).Defisit perawatan diri merupakan suatu kondisi pada seseorang yang mengalami kelemahan kemampuan dalam melakukan atau melengkapi aktivitas perawatan diri secara mandiri seperti mandi (hygiene), berpakaian/berhias, makan dan BAB/BAK (toileting) (Fitria, 2009).Orang yang mengalami gangguan ini akan mengalami ketidakmampuan merawat dirinya seperti mandi, berpakaian, makan, dan toileting. Klien dengan gangguan kejiwaan umumnya mengalami gangguan dalam perawatan dirinya.Mereka akan terlihat kumal dan kotor karena tidak adanya motivasi untuk merawat dan membersihkan dirinya. Proses terjadinya disebabkan oleh perubahan proses fikir sehingga kemampuan untuk melakukan aktivitas perawatan diri menurun. Salah satu cara untuk membantu klien adalah dengan memberikan penyuluhan kesehatan mengenai defisit perawatan diri. Selain itu, ikut serta untuk membantunya melakukan perawatan, seperti menyediakan alat-alat untuk menjaga kebersihan diri.Bukan hanya klien yang mengalami gangguan jiwa saja yang perlu dilakukan penyuluhan kesehatan, akan tetapi keluarga klien pun perlu dilakukan penyuluhan kesehatan karena masih banyak yang belum mengetahui bagaimana cara menghadapi atau merawat klien (anggota keluarganya) dengan defisit perawatan diri. Karena keluarga akan sangat berperan dalam keberhasilan penyembuhan klien.

Oleh karena hal tersebut, direncanakan akan diadakan penyuluhan kesehatan tentang Defisit Perawatan Diri berfokus pada melatih kemampuan toileting pada pasien di Wisma Anggrek RSJ Prof.HB Saanin Padang. Diharapkan pasien mampu menjaga kebersihan dirinya sendiri.

B. TUJUAN1. Tujuan Instruksional UmumSetelah dilakukan penyuluhan, pasien dapat memahami dan dapat menjaga kebersihan dirinya terutama fokus pada masalah BAB/BAK.

2. Tujuan instruksional khususSetelah menerima pendidikan kesehatan, pasien yang berada di Wisma Anggrek, RSJ Prof.HB Saanin Padang, diharapkan mampu : Menjelaskan pengertian defisit perawatan diri Menjelaskan penyebab defisit perawatan diri Menjelaskan tanda dan gejala perawatan diri Menjelaskan akibat dari defisit perawatan diri Menjelaskan cara perawatan diri

C. SASARANPasien di Wisma Anggrek, RSJ HB Saanin Padang

D. PENGORGANISASIAN Moderator : Nadrah Roza Instruktur : Atrichia AwalinaFasilitator : Muhammad SalehAde RahmayuniSesha AmilianoLuki Desria

Observer : Pusparini Wirasatya Nike Isma Putri

E. STRATEGI PELAKSANAAN Waktu : 09.00 09.45 WIBTempat : RSJ Prof.HB Saanin PadangKegiatan Belajar Mengajar:1. Perkenalan2. Menjelaskan tujuan3. Menjelaskan materi 4. Diskusi dan tanya jawab5. Evaluasi

F. SUSUNAN ACARA1. Pembukaan oleh moderator selama 5 menit2. Acara inti : Penjelasan materi selama 20 menit Diskusi dan tanya jawab selama 15 menit3. Penutupan dan doa selama 5 menit

G. METODE 1. Penjelasan materi tentang defisit perawatan diri2. Diskusi dan tanya jawab

H. MEDIA DAN ALAT MediaLembar balik dan leafletAlat LCD, laptop, papan penopang lembar balik

D. SETTING TEMPAT

: Klien: Fasilitator

: Observer

: Instruktur

: Moderator

E. KEGIATAN PENYULUHANNo.Kegiatan PenyuluhanKegiatan PesertaWaktu

1.Pembukaan Mengucapkan salam Memperkenalkan diri Menyepakati kontrak waktu Memberitahu topik penyuluhan dan tujuan Menjawab salam Mendengarkan dan memperhatikan

5 menit

2.Pelaksanaan Menjelaskan pengertian defisit perawatan diri Menjelaskan penyebab defisit perawatan diri Menjelaskan tanda dan gejala defisit perawatan diri Memberi kesempatan bertanya Menjawab pertanyaan

Menjelaskan akibat dari defisit perawatan diri Menjelaskan cara perawatan diri Memberi kesempatan bertanya Menjawab pertanyaan Mendengarkan dan memperhatikan Mendengarkan dan memperhatikan Mendengarkan dan memperhatikan Bertanya

Mendengarkan jawaban dan memperhatikan Mendengarkan dan memperhatikan Mendengarkan dan memperhatikan Bertanya

Mendengarkan jawaban dan memperhatikan

35 menit

3.Penutup Melakukan evaluasi Mengucakan salam Mengulangi tanda dan gejala dan cara perawatan diri Menjawab salam5 Menit

F. EVALUASI1. Evaluasi Struktural Tempat dan alat sesuai dengan perencanaan. Anggota penyuluh lengkap meliputi moderator, instruktur, fasilitator, observer Peserta yang hadir lengkap 10 orang SAP sudah ada sehari sebelum acara Konfirmasi tempat sudah ada dan disetujui sehari sebelum acara

2. Evaluasi Proses Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan waktu yang telah direncanakan. Peserta aktif dalam penyuluhan Penanggung jawab masing-masing bidang menjalankan tanggung jawab dengan baik

3. Evaluasi Hasil 35 % Peserta mampu menyebutkan pengertian defisit perawatan diri. 75% Peserta mampu menyebutkan penyebab defisit perawatan diri. 75% Peserta mampu menyebutkan tanda dan gejala perawatan diri 40% Peserta mampu menyebutkan akibat dari defisit perawatan diri 75% Peserta mampu menyebutkan cara perawatan diri

Lampiran Materi

PERTOLONGAN PADA KORBAN TENGGELAM

1. PengertianMenurut Poter & Perry (2005), Personal hygiene adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis.Defisit perawatan diri : toileting adalah suatu keadaan dimana individu mengalami kegagalan kemampuan untuk melaksanakan atau menyelesaikan aktivitas toileting lengkap untuk diri sendiri (Carpenito, 1977)Defisit perawatan diri adalah gangguan kemampuan untuk melakukan aktifitas perawatan diri (mandi, berhias, makan, toileting) (Nurjannah, 2004).Kurang perawatan diri adalah kondisi dimana seseorang tidak mampu melakukan perawatan kebersihan untuk dirinya (Tarwoto dan Wartonah 2000).

2. Penyebab Terjadinya Tenggelama. Faktor prediposisi PerkembanganKeluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga perkembangan inisiatif terganggu. BiologisPenyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu melakukan perawatan diri. Kemampuan realitas turun Klien dengan gangguan jiwa dengan kemampuan realitas yang kurang menyebabkan ketidakpedulian dirinya dan lingkungan termasuk perawatan diri. SosialKurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri lingkungannya. Situasi lingkungan mempengaruhi latihan kemampuan dalam perawatan diri.

b. Faktor presipitasiYang merupakan faktor presiptasi defisit perawatan diri adalah kurang penurunan motivasi, kerusakan kognisi atau perceptual, cemas, lelah/lemah yang dialami individu sehingga menyebabkan individu kurang mampu melakukan perawatan diri.

3. Akibat dari Defisit Perawatan DiriMenurut Depkes (2000:20), tanda dan gejala klien dengan defisit perawatan diri, adalah:a. Fisik Badan bau, pakaian kotor Rambut dan kulit kotor Kuku panjang dan kotor Gigi kotor disertai mulut bau Penampilan tidak rapi

b. Psikologis Malas, tidak ada inisiatif Menarik diri, isolasi diri Merasa tak berdaya, rendah diri dan merasa hina

c. Sosial Interaksi kurang Kegiatan kurang Tidak mampu berperilaku sesuai norma Cara makan tidak teratur BAK dan BAB di sembarang tempat, gosok gigi dan mandi tidak mampu mandiri

4. Dampak dari Defisit Perawatan Diria. Dampak fisikBanyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak terpeliharanya kebersihan perorangan dengan baik. Gangguan fisik yang sering terjadi adalah gangguan integritas kulit, gangguan membran mukosa mulut, infeksi pada mata, dan telinga dan gangguan fisik pada kuku.

b. Dampak psikososialMasalah sosial yang berhubungan dengan personal hygiene adalah gangguan kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai dan mencintai, kebutuhan harga diri, aktualisasi diri, dan gangguan interaksi sosial.

5. Cara Perawatan Diria. Cara Membersihkan DiriMembersihkan rektum atau kemaluan dengan air yang bersih dan pastikan tidak ada tinja/air kencing yang masih tersisa di tubuh. Caranya, yaitu dengan menyiramkan air dari arah depan ke belakang. Jangan terbalik. Cara seperti ini berguna untuk mencegah masuknya kotoran/tinja yang ada di anus ke bagian kemaluan.

b. Cara Membersihkan Tempat BAK dan BAB Setelah selesai membersihkan diri, jangan lupa tinja/urin yang ada di kakus/WC dibersihkan. Caranya siram tinja/urin tersebut dengan air secukupnya sampai tinja/urin itu tidak tersisa di kakus/ WC. Jika membersihkan tinja/urin seperti ini, berarti mencegah menyebarnya kuman yang berbahaya yang ada pada kotoran.Setelah selesai membersihan tinja/urin, rapikan kembali pakaian sebelum keluar dari WC/kakus/kamar mandi. Kalau pakai celana yang beresleting, pastikan resleting celana telah tertutup rapi.