Sap Senam Dm

23
PROPOSAL ACARA PENYULUHAN KESEHATAN SENAM KAKI DIABETES MELLITUSDI BANGSAL CEMPAKA RSUD BANYUMAS Oleh: Kelompok 2 Arif Eko Yuniawan, S.Kep. Danang Rezkha N., S.Kep. Fajar Tri Purnama, S.Kep. Tiskawati S., S.Kep. G1D009036 G1D009016 G1D009075 G1D008023 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN PROGRAM PENDIDIKAN NERS 2013

Transcript of Sap Senam Dm

Page 1: Sap Senam Dm

PROPOSAL ACARA PENYULUHAN KESEHATAN

“SENAM KAKI DIABETES MELLITUS” DI BANGSAL CEMPAKA

RSUD BANYUMAS

Oleh:

Kelompok 2

Arif Eko Yuniawan, S.Kep.

Danang Rezkha N., S.Kep.

Fajar Tri Purnama, S.Kep.

Tiskawati S., S.Kep.

G1D009036

G1D009016

G1D009075

G1D008023

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN

PROGRAM PENDIDIKAN NERS

2013

Page 2: Sap Senam Dm

A. Pendahuluan

Diabetes mellitus (DM) adalah gangguan sistem endokrin yang dikarakteristikan oleh

fluktuasi kadar gula darah yang abnormal, biasanya berhubungan dengan defect produksi

insulin dan metabolisme glukosa (Dunning, 2003). DM disebabkan oleh hiposekresi atau

hipoaktivitas dari insulin. Saat aktivitas insulin tidak ada atau berkurang (deficient), kadar

gula darah meningkat karena glukosa tidak dapat masuk ke dalam sel jaringan (Black &

Hawk, 2005).

Diabetes merupakan penyakit yang memiliki komplikasi (menyebabkan terjadinya

penyakit lain) yang paling banyak. Hal ini berkaitan dengan kadar gula darah yang tinggi

terus menerus sehingga berakibat rusaknya pembuluh darah, saraf dan struktur internal

lainnya. Penderita diabetes bisa mengalami berbagai komplikasi jangka panjang jika

diabetesnya tidak dikelola dengan baik (Misnadiarly, 2006).

Diabetes Mellitus telah menjadi penyebab kematian terbesar keempat di dunia. Setiap

tahun ada 3,2 juta kematian yang disebabkan langsung oleh diabetes. Berarti ada 1 orang per

10 detik atau 6 orang per menit yang meninggal akibat penyakit yang berkaitan dengan

diabetes. Penderita DM di Indonesia sebanyak 4,5 juta pada tahun 1995, terbanyak ketujuh

di dunia. Sekarang angka ini meningkat menjadi 8,4 juta dan diperkirakan akan menjadi 12,4

juta pada tahun 2025 atau urutan kelima di dunia (Tandra, 2008).

Data dari Dinkes Jateng menunjukkan bahwa dari tahun 2007-2009, DM tipe II

menempati urutan kedua dari lima belas besar Penyakit Tidak Menular di Jawa Tengah.

Pada tahun 2007 jumlah penderita sebanyak 249.181, pada tahun 2008 sebanyak 200.295

penderita, dan pada tahun 2009 sebanyak 245.907 penderita. Di Bangsal Cempaka RSUD

Banyumas sebanyak 5 pasien memiliki kadar gula darah diatas normal.

Penderita diabetes mellitus sebaiknya melaksanakan 4 pilar pengelolaan diabetes

mellitus yaitu edukasi, terapi gizi medis, latihan jasmani, dan intervensi farmakologis

(American Diabetes Association, 2002). Latihan jasmani secara teratur dapat menurunkan

kadar gula darah. Latihan jasmani selain untuk menjaga kebugaran juga dapat menurunkan

berat badan dan memperbaiki sensitivitas insulin, sehingga akan memperbaiki kendali

glukosa darah (Vitahealth, 2006). Latihan jasmani yang dianjurkan berupa latihan jasmani

yang bersifat aerobik seperti jalan kaki, bersepeda santai, jogging, berenang, dan senam

Page 3: Sap Senam Dm

diabetes (Iiyas, 2005). Utomo (2012) menyatakan bahwa senam diabetes efektif dalam

menurunkan kadar gula darah. Dari pembahasan diatas penulis tertarik untuk melakukan

eduksai terhadap pasien dan keluarga pasien dengan masalah diabetes mellitus di Bangsal

Cempaka RSUD Banyumas.

B. Konsep

Diabetes mellitus, DM (bahasa Yunani: διαβαίνειν, diabaínein, tembus atau pancuran

air) (bahasa Latin: mellitus, rasa manis) yang juga dikenal di Indonesia dengan istilah

penyakit kencing gula adalah kelainan metabolis yang disebabkan oleh banyak faktor,

dengan simtomaberupa hiperglisemia kronis dan gangguan metabolisme karbohidrat, lemak

dan protein, sebagai akibat dari:

1. Defisiensi sekresi hormon insulin, aktivitas insulin, atau keduanya

2. Defisiensi transporter glukosa.

3. atau keduanya.

Berbagai penyakit, sindrom dan simtoma dapat terpicu oleh diabetes mellitus, antara

lain: Alzheimer, ataxia-telangiectasia, sindrom Down, penyakit Huntington, kelainan

mitokondria,distrofi miotonis, penyakit Parkinson, sindrom Prader-Willi, sindrom Werner,

sindrom Wolfram,leukoaraiosis, demensia, hipotiroidisme, hipertiroidisme, hipogonadisme,

dan lain-lain.

DM yaitu kelainan metabolik akibat dari kegagalan pankreas untuk mensekresi insulin

(hormon yang responsibel terhadap pemanfaatan glukosa) secara adekuat. Akibat yang

umum adalah terjadinya hiperglikemia. DM merupakan sekelompok kelainan heterogen

yang ditandai oleh kelainan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia yang disebabkan

defisiensi insulin atau akibat kerja insulin yang tidak adekuat (Brunner & Suddart).

Kadar gula darah sepanjang hari bervariasi, meningkat setelah makan dan kembali normal

dalam waktu 2 jam. Kadar gula darah yang normal pada pagi hari setelah malam

sebelumnya berpuasa adalah 70-110 mg/dL darah. Kadar gula darah biasanya kurang dari

120-140 mg/dL pada 2 jam setelah makan atau minum cairan yang mengandung gula

maupun karbohidrat lainnya.

Page 4: Sap Senam Dm

C. Tipe-Tipe DM

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengklasifikasikan bentuk diabetes mellitus

berdasarkan perawatan dan simtoma:

1. Diabetes tipe 1, yang meliputi simtoma ketoasidosis hingga rusaknya sel beta di

dalampankreas yang disebabkan atau menyebabkan autoimunitas, dan bersifat idiopatik.

Diabetes mellitus dengan patogenesis jelas, seperti fibrosis sistik atau

defisiensimitokondria, tidak termasuk pada penggolongan ini.

2. Diabetes tipe 2, yang diakibatkan oleh defisiensi sekresi insulin, seringkali disertai

dengansindrom resistansi insulin

3. Diabetes gestasional, yang meliputi gestational impaired glucose tolerance, dan menurut

tahap klinis tanpa pertimbangan patogenesis, dibuat menjadi:

a. Insulin requiring for survival diabetes, seperti pada kasus defisiensi peptida-C.

b. Insulin requiring for control diabetes. Pada tahap ini, sekresi insulin endogenus tidak

cukup untuk mencapai gejala normoglicemia, jika tidak disertai dengan tambahan

hormon dari luar tubuh.

c. Not insulin requiring diabetes.

Diabetes mellitus tipe 1

Diabetes mellitus tipe 1, diabetes anak-anak (bahasa Inggris: childhood-onset diabetes,

juvenile diabetes, insulin-dependent diabetes mellitus, IDDM) adalah diabetes yang terjadi

karena berkurangnya rasio insulin dalam sirkulasi darah akibat hilangnya sel beta penghasil

insulin pada pulau-pulau Langerhans pankreas. IDDM dapat diderita oleh anak-anak

maupun orang dewasa.

Sampai saat ini IDDM tidak dapat dicegah dan tidak dapat disembuhkan, bahkan

dengandiet maupun olah raga. Kebanyakan penderita diabetes tipe 1 memiliki kesehatan dan

berat badan yang baik saat penyakit ini mulai dideritanya. Selain itu, sensitivitas maupun

respons tubuh terhadap insulin umumnya normal pada penderita diabetes tipe ini, terutama

pada tahap awal.

Page 5: Sap Senam Dm

Penyebab terbanyak dari kehilangan sel beta pada diabetes tipe 1 adalah kesalahan

reaksi autoimunitas yang menghancurkan sel beta pankreas. Reaksi autoimunitas tersebut

dapat dipicu oleh adanya infeksi pada tubuh.

Saat ini, diabetes tipe 1 hanya dapat diobati dengan menggunakan insulin, dengan

pengawasan yang teliti terhadap tingkat glukosa darah melalui alat monitor pengujian darah.

Pengobatan dasar diabetes tipe 1, bahkan untuk tahap paling awal sekalipun, adalah

penggantian insulin. Tanpa insulin, ketosis dan diabetic ketoacidosis bisa menyebabkan

koma bahkan bisa mengakibatkan kematian. Penekanan juga diberikan pada penyesuaian

gaya hidup (diet dan olahraga). Terlepas dari pemberian injeksi pada umumnya, juga

dimungkinkan pemberian insulin melalui pump, yang memungkinkan untuk pemberian

masukan insulin 24 jam sehari pada tingkat dosis yang telah ditentukan, juga dimungkinkan

pemberian dosis (a bolus) dari insulin yang dibutuhkan pada saat makan. Serta

dimungkinkan juga untuk pemberian masukan insulin melalui "inhaled powder".

Perawatan diabetes tipe 1 harus berlanjut terus. Perawatan tidak akan memengaruhi

aktivitas-aktivitas normal apabila kesadaran yang cukup, perawatan yang tepat, dan

kedisiplinan dalam pemeriksaan dan pengobatan dijalankan. Tingkat Glukosa rata-rata untuk

pasien diabetes tipe 1 harus sedekat mungkin ke angka normal (80-120 mg/dl, 4-6 mmol/l.

Beberapa dokter menyarankan sampai ke 140-150 mg/dl (7-7.5 mmol/l) untuk mereka yang

bermasalah dengan angka yang lebih rendah, seperti "frequent hypoglycemic events".Angka

di atas 200 mg/dl (10 mmol/l) seringkali diikuti dengan rasa tidak nyaman dan buang air

kecil yang terlalu sering sehingga menyebabkan dehidrasi. Angka di atas 300 mg/dl (15

mmol/l) biasanya membutuhkan perawatan secepatnya dan dapat mengarah ke ketoasidosis.

Tingkat glukosa darah yang rendah, yang disebut hipoglisemia, dapat menyebabkan

kehilangan kesadaran.

Diabetes mellitus tipe 2

Diabetes mellitus tipe 2 (bahasa Inggris: adult-onset diabetes, obesity-related diabetes,

non-insulin-dependent diabetes mellitus, NIDDM) merupakan tipe diabetes mellitus yang

terjadi bukan disebabkan oleh rasio insulin di dalam sirkulasi darah, melainkan merupakan

kelainan metabolisme yang disebabkan oleh mutasi pada banyak gen, termasuk yang

mengekspresikan disfungsi sel β, gangguan sekresi hormon insulin, resistansi sel terhadap

Page 6: Sap Senam Dm

insulin yang disebabkan oleh disfungsi GLUT10 dengan kofaktor hormon resistin yang

menyebabkan sel jaringan, terutama pada hati menjadi kurang peka terhadap

insulinserta RBP4 yang menekan penyerapan glukosa oleh otot lurik namun meningkatkan

sekresi gula darah oleh hati. Mutasi gen tersebut sering terjadi pada kromosom 19 yang

merupakan kromosom terpadat yang ditemukan pada manusia.

Pada NIDDM ditemukan ekspresi SGLT1 yang tinggi, rasio RBP4 dan hormon resistin

yang tinggi, peningkatan laju metabolisme glikogenolisis dan glukoneogenesis pada hati,

penurunan laju reaksi oksidasi dan peningkatan laju reaksi esterifikasi pada hati.

Pada tahap awal kelainan yang muncul adalah berkurangnya sensitifitas terhadap

insulin, yang ditandai dengan meningkatnya kadar insulin di dalam darah. Hiperglisemia

dapat diatasi dengan obat anti diabetes yang dapat meningkatkan sensitifitas terhadap insulin

atau mengurangi produksi glukosa dari hepar, namun semakin parah penyakit, sekresi

insulin pun semakin berkurang, dan terapi dengan insulin kadang dibutuhkan. Ada beberapa

teori yang menyebutkan penyebab pasti dan mekanisme terjadinya resistensi ini,

namun obesitas sentral diketahui sebagai faktor predisposisi terjadinya resistensi terhadap

insulin, dalam kaitan dengan pengeluaran dariadipokines ( nya suatu kelompok hormon) itu

merusak toleransi glukosaObesitas ditemukan di kira-kira 90% dari pasien dunia

dikembangkan diagnosis dengan jenis 2 kencing manis. Faktor lain meliputi mengeram dan

sejarah keluarga, walaupun di dekade yang terakhir telah terus meningkat mulai untuk

memengaruhi anak remaja dan anak-anak.

Diabetes tipe 2 dapat terjadi tanpa ada gejala sebelum hasil diagnosis. Diabetes tipe 2

biasanya, awalnya, diobati dengan cara perubahan aktivitas fisik (olahraga), diet (umumnya

pengurangan asupan karbohidrat), dan lewat pengurangan berat badan. Ini dapat memugar

kembali kepekaan hormon insulin, bahkan ketika kerugian berat/beban adalah rendah hati,,

sebagai contoh, di sekitar 5 kg ( 10 sampai 15 lb), paling terutama ketika itu ada di deposito

abdominal yang gemuk. Langkah yang berikutnya, jika perlu,, perawatan dengan lisan

[antidiabetic drugs. [Sebagai/Ketika/Sebab] produksi hormon insulin adalah pengobatan

pada awalnya tak terhalang, lisan ( sering yang digunakan di kombinasi) kaleng tetap

digunakan untuk meningkatkan produksi hormon insulin ( e.g., sulfonylureas) dan mengatur

pelepasan/release yang tidak sesuai tentang glukosa oleh hati ( dan menipis pembalasan

Page 7: Sap Senam Dm

hormon insulin sampai taraf tertentu (metformin), dan pada hakekatnya menipis pembalasan

hormon insulin (thiazolidinediones). Jika ini gagal, ilmu pengobatan hormon insulin akan

jadilah diperlukan untuk memelihara normal atau dekat tingkatan glukosa yang normal.

Suatu cara hidup yang tertib tentang cek glukosa darah direkomendasikan dalam banyak

kasus, paling terutama sekali dan perlu ketika mengambil kebanyakan pengobatan.

Sebuah zat penghambat dipeptidyl peptidase 4 yang disebut sitagliptin, baru-baru ini

diperkenankan untuk digunakan sebagai pengobatan diabetes mellitus tipe 2. Seperti zat

penghambat dipeptidyl peptidase 4 yang lain, sitagliptin akan membuka peluang bagi

perkembangan sel tumor maupun kanker.

Sebuah fenotipe sangat khas ditunjukkan oleh NIDDM pada manusia adalah defisiensi

metabolisme oksidatif di dalam mitokondria pada otot lurik. Sebaliknya, hormon tri-

iodotironinamenginduksi biogenesis di dalam mitokondria dan meningkatkan sintesis ATP

sintase pada kompleks V, meningkatkan aktivitas sitokrom c oksidase pada kompleks IV,

menurunkan spesi oksigen reaktif, menurunkan stres oksidatif, sedang

hormon melatonin akan meningkatkan produksi ATP di dalam mitokondria serta

meningkatkan aktivitas respiratory chain, terutama pada kompleks I, III dan IV. Bersama

dengan insulin, ketiga hormon ini membentuk siklus yang mengatur fosforilasi

oksidatif mitokondria di dalam otot lurik. Di sisi lain, metalotionein yang menghambat

aktivitas GSK-3beta akan mengurangi risiko defisiensi otot jantung pada penderita diabetes.

Simtoma yang terjadi pada NIDDM dapat berkurang dengan dramatis, diikuti dengan

pengurangan berat tubuh, setelah dilakukan bedah bypass usus. Hal ini diketahui sebagai

akibat dari peningkatan sekresi hormon inkretin, namun para ahli belum dapat menentukan

apakah metoda ini dapat memberikan kesembuhan bagi NIDDM dengan

perubahan homeostasisglukosa.

Pada terapi tradisional, flavonoid yang mengandung senyawa hesperidin dan naringin,

diketahui menyebabkan

1. peningkatan mRNA glukokinase,

2. peningkatan ekspresi GLUT4 pada hati dan jaringan

3. peningkatan pencerap gamma proliferator peroksisom

4. peningkatan rasio plasma hormon insulin, protein C dan leptin

Page 8: Sap Senam Dm

5. penurunan ekspresi GLUT2 pada hati

6. penurunan rasio plasma asam lemak dan kadar trigliserida pada hati

7. penurunan rasio plasma dan kadar kolesterol dalam hati, antara lain dengan menekan

3-hydroxy-3-methylglutaryl-coenzyme reductase, asil-KoA, kolesterol asiltransferase

8. penurunan oksidasi asam lemak di dalam hati dan aktivitas karnitina palmitoil, antara lain

dengan mengurangi sintesis glukosa-6 fosfatase dehidrogenase dan fosfatidat

fosfohidrolase

9. meningkatkan laju lintasan glikolisis dan/atau menurunkan laju lintasan glukoneogenesis

10. sedang naringin sendiri, menurunkan transkripsi mRNA fosfoenolpiruvat

karboksikinasedan glukosa-6 fosfatase di dalam hati.

Hesperidin merupakan senyawa organik yang banyak ditemukan pada buah jenis jeruk,

sedang naringin banyak ditemukan pada buah jenis anggur.

Diabetes mellitus tipe 3

Diabetes mellitus gestasional (bahasa Inggris: gestational diabetes, insulin-resistant type

1 diabetes, double diabetes, type 2 diabetes which has progressed to require injected insulin,

latent autoimmune diabetes of adults, type 1.5" diabetes, type 3 diabetes, LADA) atau

diabetes melitus yang terjadi hanya selama kehamilan dan pulih setelah melahirkan, dengan

keterlibatan interleukin-6 dan protein reaktif C pada lintasan patogenesisnya.[29] GDM

mungkin dapat merusak kesehatan janin atau ibu, dan sekitar 20–50% dari wanita penderita

GDM bertahan hidup.

Diabetes melitus pada kehamilan terjadi di sekitar 2–5% dari semua kehamilan. GDM

bersifat temporer dan dapat meningkat maupun menghilang setelah melahirkan. GDM dapat

disembuhkan, namun memerlukan pengawasan medis yang cermat selama masa kehamilan.

Meskipun GDM bersifat sementara, bila tidak ditangani dengan baik dapat

membahayakan kesehatan janin maupun sang ibu. Resiko yang dapat dialami oleh bayi

meliputi makrosomia (berat bayi yang tinggi/diatas normal), penyakit jantung bawaan dan

kelainan sistem saraf pusat, dan cacat otot rangka. Peningkatan hormon insulin janin dapat

menghambat produksisurfaktan janin dan mengakibatkan sindrom gangguan pernapasan.

Hyperbilirubinemia dapat terjadi akibat kerusakan sel darah merah. Pada kasus yang parah,

kematian sebelum kelahiran dapat terjadi, paling umum terjadi sebagai akibat dari

Page 9: Sap Senam Dm

perfusi plasenta yang buruk karena kerusakan vaskular. Induksi kehamilan dapat

diindikasikan dengan menurunnya fungsi plasenta. Operasi sesar dapat akan dilakukan bila

ada tanda bahwa janin dalam bahaya atau peningkatan resiko luka yang berhubungan dengan

makrosomia, seperti distosia bahu.

D. Tanda dan gejala Diabetes Militus

Tanda awal yang dapat diketahui bahwa seseorang menderita DM atau kencing manis

yaitu dilihat langsung dari efek peningkatan kadar gula darah, dimana peningkatan kadar

gula dalam darah mencapai nilai 160 - 180 mg/dL dan air seni (urine) penderita kencing

manis yang mengandung gula (glucose), sehingga urine sering dilebung atau dikerubuti

semut.

Penderita kencing manis umumnya menampakkan tanda dan gejala dibawah ini

meskipun tidak semua dialami oleh penderita :

1. Jumlah urine yang dikeluarkan lebih banyak (Polyuria)

2. Sering atau cepat merasa haus/dahaga (Polydipsia)

3. Lapar yang berlebihan atau makan banyak (Polyphagia)

4. Frekwensi urine meningkat/kencing terus (Glycosuria)

5. Kehilangan berat badan yang tidak jelas sebabnya

6. Kesemutan/mati rasa pada ujung syaraf ditelapak tangan & kaki

7. Cepat lelah dan lemah setiap waktu

8. Mengalami rabun penglihatan secara tiba-tiba

9. Apabila luka/tergores (korengan) lambat penyembuhannya

10. Mudah terkena infeksi terutama pada kulit.

E. Faktor penyebab Diabetes Militus

Penyakit diabetes bisa disebabkan oleh beberapa faktor pemicu,diantaranya:

1. Pola makan

Makan secara berlebihan dan melebihi jumlah kadar kalori yang dibutuhkan oleh

tubuh dapat memacu timbulnya diabetes mellitus. konsumsi makan yang berlebihan dan

tidak diimbangi dengan sekresi insulin dalam jumlah yang memadai dapat

Page 10: Sap Senam Dm

menyebabkan kadar gula dalam darah meningkat dan pastinya akan menyebabkan

diabetes melitus.

2. Obesitas (kegemukan)

Orang gemuk dengan berat badan lebih dari 90 kg cenderung memiliki peluang

lebih besar untuk terkena penyakit diabetes militus. Sembilan dari sepuluh orang gemuk

berpotensi untuk terserang diabetes mellitus.

3. Faktor genetis

Diabetes mellitus dapat diwariskan dari orang tua kepada anak. Gen penyebab

diabetes mellitus akan dibawa oleh anak jika orang tuanya menderita diabetes mellitus.

Pewarisan gen ini dapat sampai ke cucunya bahkan cicit walaupun resikonya sangat

kecil.

4. Bahan-bahan kimia dan obat-obatan

Bahan-bahan kimia dapat mengiritasi pankreas yang menyebabkan radang

pankreas, radang pada pankreas akan mengakibatkan fungsi pankreas menurun sehingga

tidak ada sekresi hormon-hormon untuk proses metabolisme tubuh termasuk insulin.

Segala jenis residu obat yang terakumulasi dalam waktu yang lama dapat mengiritasi

pankreas.

5. Penyakit dan infeksi pada pancreas

Infeksi mikroorganisme dan virus pada pankreas juga dapat menyebabkan radang

pankreas yang otomatis akan menyebabkan fungsi pankreas turun sehingga tidak ada

sekresi hormon-hormon untuk proses metabolisme tubuh termasuk insulin. Penyakit

seperti kolesterol tinggi dan dislipidemia dapat meningkatkan resiko terkema diabetes

mellitus.

6. Pola hidup

Pola hidup juga sangat mempengaruhi faktor penyebab diabetes mellitus. Jika

orang malas berolah raga memiliki resiko lebih tinggi untuk terkena penyakit diabetes

mellitus karena olah raga berfungsi untuk membakar kalori yang berlebihan di dalam

tubuh. Kalori yang tertimbun di dalam tubuh merupakan faktor utama penyebab

diabetes mellitus selain disfungsi pankreas. Badan Kesehatan Dunia (WHO)

mengatakan, kasus diabetes di negara-negara Asia akan naik hingga 90 persen dalam 20

tahun ke depan. “Dalam 10 tahun belakangan, jumlah penderita diabetes di Hanoi,

Page 11: Sap Senam Dm

Vietnam, berlipat ganda. Sebabnya? Di kota ini, masyarakatnya lebih memilih naik

motor dibanding bersepeda,” kata Dr Gauden Galea, Penasihat WHO untuk Penyakit

Tidak Menular di Kawasan Pasifik Barat. Kesimpulannya, mereka yang sedikit aktivitas

fisik memiliki risiko obesitas lebih tinggi dibanding mereka yang rajin bersepeda, jalan

kaki, atau aktivitas lainnya.

7. Suka ngemil

Kita mengira dengan membatasi makan siang atau malam bisa menghindarkan diri

dari obesitas dan diabetes. Karena belum kenyang, perut diisi dengan sepotong atau dua

potong camilan seperti biskuit dan keripik kentang. Padahal, biskuit, keripik kentang,

dan kue-kue manis lainnya mengandung hidrat arang tinggi tanpa kandungan serta

pangan yang memadai. Semua makanan itu digolongkan dalam makanan dengan

glikemik indeks tinggi. Sementara itu, gula dan tepung yang terkandung di dalamnya

mempunyai peranan dalam menaikkan kadar gula dalam darah.

8. Kurang tidur.

Jika kualitas tidur tidak didapat, metabolisme jadi terganggu. Hasil riset para ahli

dari University of Chicago mengungkapkan, kurang tidur selama 3 hari mengakibatkan

kemampuan tubuh memproses glukosa menurun drastis. Artinya, risiko diabetes

meningkat. Kurang tidur juga dapat merangsang sejenis hormon dalam darah yang

memicu nafsu makan. Didorong rasa lapar, penderita gangguan tidur terpicu menyantap

makanan berkalori tinggi yang membuat kadar gula darah naik.

9. Sering stress

Stres sama seperti banjir, harus dialirkan agar tidak terjadi banjir besar. Saat stres

datang, tubuh akan meningkatkan produksi hormon epinephrine dan kortisol supaya

gula darah naik dan ada cadangan energi untuk beraktivitas. Tubuh kita memang

dirancang sedemikian rupa untuk maksud yang baik. Namun, kalau gula darah terus

dipicu tinggi karena stres berkepanjangan tanpa jalan keluar, sama saja dengan bunuh

diri pelan-pelan.

10. Kecanduan rokok

Sebuah penelitian di Amerika yang melibatkan 4.572 relawan pria dan wanita

menemukan bahwa risiko perokok aktif terhadap diabetes naik sebesar 22 persen.

Page 12: Sap Senam Dm

Disebutkan pula bahwa naiknya risiko tidak cuma disebabkan oleh rokok, tetapi

kombinasi berbagai gaya hidup tidak sehat, seperti pola makan dan olahraga.

11. Menggunakan pil kontrasepsi

Kebanyakan pil kontrasepsi terbuat dari kombinasi hormon estrogen dan progestin,

atau progestin saja. Pil kombinasi sering menyebabkan perubahan kadar gula darah.

Menurut dr Dyah Purnamasari S, Sp PD, dari Divisi Metabolik Endokrinologi RSCM,

kerja hormon pil kontrasepsi berlawanan dengan kerja insulin. Karena kerja insulin

dilawan, pankreas dipaksa bekerja lebih keras untuk memproduksi insulin. Jika terlalu

lama dibiarkan, pankreas menjadi letih dan tidak berfungsi dengan baik.

F. Patofisiologi

Kemungkinan induksi diabetes tipe 2 dari berbagai macam kelainan hormonal, seperti

hormon sekresi kelenjar adrenal, hipofisis dan tiroid merupakan studi pengamatan yang

sedang laik daun saat ini. Sebagai contoh, timbulnya IGT dan diabetes mellitus sering

disebut terkait olehakromegali dan hiperkortisolisme atau sindrom Cushing.

Hipersekresi hormon GH pada akromegali dan sindrom Cushing sering berakibat pada

resistansi insulin, baik pada hati dan organ lain, dengan simtoma hiperinsulinemia

danhiperglisemia, yang berdampak pada penyakit kardiovaskular dan berakibat kematian.

GH memang memiliki peran penting dalam metabolisme glukosa dengan

menstimulasiglukogenesis dan lipolisis, dan meningkatkan kadar glukosa darah dan asam

lemak. Sebaliknya,insulin-like growth factor 1 (IGF-I) meningkatkan kepekaan terhadap

insulin, terutama padaotot lurik. Walaupun demikian, pada akromegali, peningkatan rasio

IGF-I tidak dapat menurunkan resistansi insulin, oleh karena berlebihnya GH.

Terapi dengan somatostatin dapat meredam kelebihan GH pada sebagian banyak orang,

tetapi karena juga menghambat sekresi insulin dari pankreas, terapi ini akan memicu

komplikasi pada toleransi glukosa.

Sedangkan hipersekresi hormon kortisol pada hiperkortisolisme yang menjadi

penyebabobesitas viseral, resistansi insulin, dan dislipidemia, mengarah pada hiperglisemia

dan turunnya toleransi glukosa, terjadinya resistansi insulin, stimulasi glukoneogenesis dan

glikogenolisis. Saat bersinergis dengan kofaktor hipertensi, hiperkoagulasi, dapat

meningkatkan risiko kardiovaskular.

Page 13: Sap Senam Dm

Hipersekresi hormon juga terjadi pada kelenjar tiroid berupa tri-iodotironina

denganhipertiroidisme yang menyebabkan abnormalnya toleransi glukosa.

Pada penderita tumor neuroendokrin, terjadi perubahan toleransi glukosa yang

disebabkan oleh hiposekresi insulin, seperti yang terjadi pada pasien bedah

pankreas,feokromositoma, glukagonoma dan somatostatinoma.

Hipersekresi hormon ditengarai juga menginduksi diabetes tipe lain, yaitu tipe 1.

Sinergi hormon berbentuk sitokina, interferon-gamma dan TNF-α, dijumpai membawa

sinyal apoptosisbagi sel beta, baik in vitro maupun in vivo. Apoptosis sel beta juga terjadi

akibat mekanismeFas-FasL, dan/atau hipersekresi molekul sitotoksik, seperti granzim dan

perforin; selain hiperaktivitas sel T CD8- dan CD4-.

G. Daftar Pustaka

American Diabetes Association. 2002. Diabetes Mellitus and Exercise. (online), Diabetes

Care, Volume 25, Supplement 1, January 2002,

(http://www.care.diabetesjournals.org). Diakses 30 September 2013.

Black & Hawk. ( 2005 ). Medical surgical nursing clinical management for positive

outcomes. 7th ed. St. Louis :Elsevier Saunders.

Dunning, T. (2003). Care of people with diabetes- A manual of nursing practice. Melbourne:

Blackwell Publishing.

Misnadiarly. 2006. Ulcer Gangren Infeksi Diabetes Mellitus Mengenali Gejala

Menanggulangi Mencegah Komplikasi. Jakarta: Pustaka Populer

Tandra, H. 2008. Segala Sesuiatu yang Harus Anda Ketahui Tentang Diabetes. Jakarta:

Gramedia

Utomo, O.S., Azam, M., & Anggraini, D.N. (2012). Pengaruh senam terhadap kadar gula

darah penderita diabetes. Unnes Journal of Public Health 1 (1) (2012)

Vitahealth. 2006. Diabetes Informasi Lengkap Untuk Penderita dan Keluarganya. Jakarta:

Gramedia.

Page 14: Sap Senam Dm

SATUAN ACARA PENYULUHAN SENAM DIABETES MELLITUS

DI BANGSAL CEMPAKA RSUD BANYUMAS

Pokok Bahasan : Diabetes Mellitus

Sub Pokok Bahasan : Senam Diabetes Mellitus

Sasaran : Pasien dan Keluarga Pasien

Waktu : 09.00-09.45

Hari/ Tanggal : Rabu, 2 Oktober 2013

Tempat : Ruang Conference Bangsal Cempaka RSUD Banyumas

Penceramah : Arif Eko Yuniawan, S.Kep.

Danang Rezkha N., S.Kep.

Fajar Tri Purnama, S.Kep.

Tiskawati S., S.Kep

I. Tujuan

a. Tujuan Instruksional Umum

Pasien dan keluarga pasien memahami pentingnya Senam Kaki DM untuk mengontrol

kadar gula darah.

b. Tujuan Instruksional Khusus

Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan selama 30 menit diharapkan pasien dan

keluarga pasien dapat:

1. Menjelaskan pengertian dari senam kaki DM

2. Menyebutkan tujuan dari senam kaki DM

3. Mampu memperagakan kembali senam kaki DM\

Page 15: Sap Senam Dm

II. Metode

Terapi ini akan dipandu oleh seorang perawat sebagai pemateri, dua perawat sebagai

fasilitator dan seorang perawat sebagai observer. Metode yang digunakan yaitu ceramah

dan demonstrasi senam kaki DM.

III. Media

Media yang digunakan yaitu Presentasi Power Point dan leaflet.

IV. Materi

Terlampir

V. Pengorganisasian

No Kegiatan Pemateri Peserta Waktu

1 Pembukaan a. Memberikan salam

terhadap pasien dan

atau keluarga pasien

b. Memperkenalkan diri

terhadap pasien atau

keluarga pasien

c. Menjelaskan tujuan

kegiatan edukasi

senam DM terhadap

pasien dan keluarga

pasien

d. Melakukan kontrak

waktu kegiatan

a. Klien menjawab

salam dan

mencoba menjalin

hubungan saling

percaya dengan

perawat

b. Klien

mendengarkan dan

memperkenalkan

diri terhadap

pembicara

c. Klien

mendengarkan

aktif penjelasan

pembicara

d. Klien

mendengarkan dan

menyutujui

kontrak waktu

yang ditetapkan

10 menit

2 Penjelasan

Materi

Dengan mempertahankan

komunikasi terbuka dan

hangat dengan klien,

perawat:

a. Menjelaskan

pengertian dan

tujuan senam kaki

DM

b. Memberikan

a. Klien

memperhatikan

materi yang

disajikan

b. Klien aktif

bertanya selama

jalannya proses

diskusi

c. Klien

25 menit

Page 16: Sap Senam Dm

kesempatan klien

untuk bertanya.

c. Memperagakan

senam kaki DM.

d. Memberikan

penjelasan

kembali tujuan

dan

kontraindikasi

mengenai senam

kaki DM.

memperhatikan

gerakan senam

DM dan mampu

meredemonstrasi-

kan gerakan senam

DM

d. Klien

mengklarifikasi

materi yang telah

didapatkan

3 Penutup a. Menyimpulkan

bersama keluarga

tentang pentingnya

senam DM untuk

mengontrol kadar

gula darah

b. Mengevaluasi

pemahaman klien

dengan mengajukan

pertanyaan

c. Memberikan pujian

dan motivasi kepada

keluarga

d. Mengucapkan salam

penutup

a. Klien

menyebutkan

manfaat senam

DM.

b. Klien menjawab

seputar pertanyaan

pembicara

c. Klien dan keluarga

klien termotivasi

untuk

mengaplikasikan

senam DM

d. Klien dan keluarga

klien menjawab

salam

5 menit

VI. Evaluasi

1. Apa pengertian Diabetes Mellitus?

2. Apa penyebab Diabetes Mellitus?

3. Apa tanda dan gejala Diabetes Mellitus?

4. Bagaimana penatalaksanaan keluarga dengan Diabetes Mellitus?

5. Apa tujuan dilakukan senam DM?

6. Sebutkan 12 langkah senam DM?

Page 17: Sap Senam Dm

VII. Referensi

American Diabetes Association. 2002. Diabetes Mellitus and Exercise. (online), Diabetes

Care, Volume 25, Supplement 1, January 2002,

(http://www.care.diabetesjournals.org). Diakses 30 September 2013.

Black & Hawk. ( 2005 ). Medical surgical nursing clinical management for positive

outcomes. 7th ed. St. Louis :Elsevier Saunders.

Dunning, T. (2003). Care of people with diabetes- A manual of nursing practice.

Melbourne: Blackwell Publishing.

Misnadiarly. 2006. Ulcer Gangren Infeksi Diabetes Mellitus Mengenali Gejala

Menanggulangi Mencegah Komplikasi. Jakarta: Pustaka Populer

Tandra, H. 2008. Segala Sesuiatu yang Harus Anda Ketahui Tentang Diabetes. Jakarta:

Gramedia

Utomo, O.S., Azam, M., & Anggraini, D.N. (2012). Pengaruh senam terhadap kadar gula

darah penderita diabetes. Unnes Journal of Public Health 1 (1) (2012)

Vitahealth. 2006. Diabetes Informasi Lengkap Untuk Penderita dan Keluarganya. Jakarta:

Gramedia.

Page 18: Sap Senam Dm

Lampiran Materi Senam Diabetes Mellitus

MATERI SENAM DIABETES MELITUS

Senam diabetes adalah senam fisik yang dirancang menurut usia dan status fisik dan

merupakan bagian dari pengobatan diabetes mellitus (Persadia, 2000). Manfaat tersebut

didapat karena olah raga memberi pengaruh pada:

a. Jantung

Otot jantung bertambah kuat dan bilik jantung bertambah besar, sehingga

denyutan kuat dandaya tampung besar. Kedua hal ini akan meningkatkan efisiensi

kerja jantung. Dengan efisiensi kerja yang tinggi, jantung tak perlu berdenyut terlalu

sering (Strauss, 1979 dalam Kushartanti, 2007).

b. Pembuluh darah

Elastisitas pembuluh darah akan bertambah, karena berkurangnya timbunan lemak

dan penambahan kontraktilitas otot dinding pembuluh darah. Elastisitas pembuluh

darah yang tinggi akan memperlancar jalannya darah dan mencegah timbulnya

hipertensi (Sukarman,1987 dalam Kushartanti, 2007).

c. Paru-paru

Elatisitas paru-paru akan bertambah, sehingga kemampuan berkembang kempis

juga akanbertambah (McArdle, 1986 dalam Kushartanti, 2007).

d. Otot

Kekuatan, kelentukan dan daya tahan otot akan bertambah. Hal ini disebabkan

oleh bertambah brooks 1984 dalam Kushartanti, 2007).

e. Tulang

Penambahan aktivitas enzim pada tulang akan meningkatk an kekuatan, kepadatan

dan besarnya tulang, selain mencegah pengeroposan tulang (Fox, 1988 dalam

Kushartanti, 2007).

f. Ligamentum dan tendon

Ligamentum dan tendo akan bertambah kuat, demikian juga perlekatan tendo pada

tulang (Teitz, 1989 dalam Kushartanti, 2007). Besarnya serabut otot dan meningkatnya

sistem penyediaan energi di otot

Page 19: Sap Senam Dm

PEDOMAN PROGRAM LATIHAN BAGI PENDERITA DIABETES MELITUS

Hal-hal yang perlu di perhatikan adalah setiap program latihan, apapun macamnya

harus mengandung unsur pemanasan, latihan inti dan pendinginan. Pemanasan

dimaksudkan untuk mempersiapkan organ-organ tubuh beserta perangkatnya (termasuk

enzim) agar mampu melakukan gerakan-gerakan dengan baik dan terhindar dari cedera.

Lebih dari itu pemanasan juga dimaksudkan untuk mempersiapkan menghadapi latihan.

Latihan inti disesuaikan dengan kemampuan, kemauan, keharusan dan keadaan. Latihan

ini sangat spesifik, setiap kasus berbeda dan pada kasus yang sama pun satu orang

dengan orang lain akan berbeda.

Pendinginan dilakukan dengan cara mengurangi gerakan secara bertahap sebelum

berhenti sama sekali. Merupakan suatu keharusan untuk melakukan pendinginan setelah

latihan, sebab tanpa pendinginan dapat timbul rasa pusing, mual, muntah, bahkan bisa

sampai pingsan. Pendinginan juga bermanfaat untuk mempercepat hilangnya rasa capai

latihan, sebab zat pelelah (asam laktat) akan segera kembali ke peredaran darah.

Tahap-tahap senam seperti yang diungkapkan Sumarni (2008) adalah:

1. Pemanasan I

Berdiri di tempat. Angkat kedua tangan keatas seluruh bahu. Kedua tangan

bertautan. Lakukan bergantian dengan posisi kedua tangan di depan tubuh.

2. Pemanasan II

Berdiri di tempat, angkat kedua tangan ke de pan tubuh hingga lurus bahu.

Kemudian, gerakkan kedua jari seperti hendak meremas. Lalu, buka lebar. Lakukan

secara bergantian, namun tangan diangkat ke kanan-kiri tubuh hingga lurus bahu.

3. Inti I

Posisi tegap berdiri, kaki kanan maju selangkah ke depan. Kaki kiri tetap di

tempat. Tangan kanan diangkat diangkat ke kanan tubuh selurus bahu. Sedangkan

tangan kiri ditekuk hingga telapak tangan mendekati dada. Lakukan secara

bergantian.

4. Inti II

Posisi berdiri tegap. Kaki kanan diangkat hingga paha dan betis bentu k sudut 90

derajat. Kaki kiri tetap ditempat. Tangan kanan diangkat kekanan tubuh selurus bahu.

Page 20: Sap Senam Dm

Sedangkan tangan kiri di tekuk hingga telapak tagan mendekati dada. Lakukan secara

bergantian.

5. Pendinginan I

Kaki kanan agak menekuk, kaki kiri lurus. Tangan ki ri lurus kedepan selurus

bahu. Tangan kanan ditekuk ke dalam. Lakukan secara bergantian.

6. Pendinginan II

Posisi kaki bentuk hurut V terbalik. Kedua tangan direntangkan ke atas dengan

membentuk huruf V.

Langkah-langkah senam kaki DM :

1. Perawat cuci tangan

2. Jika dilakukan dalam posisi duduk maka posisikan pasien duduk tegak diatas bangku

dengan kaki menyentuh lantai.

3. Dengan meletakkan tumit dilantai, jari-jari kedua belah kaki diluruskan keatas lalu

dibengkokkan kembali kebawah seperti cakar ayam sebanyak 10 kali.

Page 21: Sap Senam Dm

4. Dengan meletakkan tumit salah satu kaki dilantai, angkat telapak kaki ke atas. Pada

kaki lainnya, jari-jari kaki diletakkan di lantai dengan tumit kaki diangkatkan ke atas.

Cara ini dilakukan bersamaan pada kaki kiri dan kanan secara bergantian dan

diulangi sebanyak 10 kali.

5. Tumit kaki diletakkan di lantai. Bagian ujung kaki diangkat ke atas dan buat gerakan

memutar dengan pergerakkan pada pergelangan kaki sebanyak 10 kali.

Page 22: Sap Senam Dm

6. Jari-jari kaki diletakkan dilantai. Tumit diangkat dan buat gerakan memutar dengan

pergerakkan pada pergelangan kaki sebanyak 10 kali.

7. Angkat salah satu lutut kaki, dan luruskan. Gerakan jari-jari kedepan turunkan

kembali secara bergantian kekiri dan ke kanan. Ulangi sebanyak 10 kali.

8. Luruskan salah satu kaki diatas lantai kemudian angkat kaki tersebut dan gerakkan

ujung jari kaki kearah wajah lalu turunkan kembali kelantai.

9. Angkat kedua kaki lalu luruskan. Ulangi langkah ke 8, namun gunakan kedua kaki

secara bersamaan. Ulangi sebanyak 10 kali.

10. Angkat kedua kaki dan luruskan,pertahankan posisi tersebut. Gerakan pergelangan

kaki kedepan dan kebelakang.

11. Luruskan salah satu kaki dan angkat, putar kaki pada pergelangan kaki , tuliskan

pada udara dengan kaki dari angka 0 hingga 10 lakukan secara bergantian.

Page 23: Sap Senam Dm

12. Letakkan sehelai koran dilantai. Bentuk kertas itu menjadi seperti bola dengan

kedua belah kaki. Kemudian, buka bola itu menjadi lembaran seperti semula

menggunakan kedua belah kaki. Cara ini dilakukan hanya sekali saja

a. Lalu robek koran menjadi 2 bagian, pisahkan kedua bagian koran.

b. Sebagian koran di sobek-sobek menjadi kecil-kecil dengan kedua kaki

c. Pindahkan kumpulan sobekan-sobekan tersebut dengan kedua kaki lalu

d. letakkan sobekkan kertas pada bagian kertas yang utuh.

e. Bungkus semuanya dengan kedua kaki menjadi bentuk bola