SAP Senam Otak

22
SATUAN ACARA PENYULUHAN PENDIDIKAN KESEHATAN SENAM OTAK PADA LANSIA DENGAN DIMENSIA Disusun untuk Memenuhi Tugas Keperawatan Gerontik Oleh : LIFTIANA GUSTIN P 17420112099 PRODI DIII KEPERAWATAN SEMARANG JURUSAN KEPERAWATAN

description

kesehatan

Transcript of SAP Senam Otak

SATUAN ACARA PENYULUHAN

PENDIDIKAN KESEHATAN

SENAM OTAK PADA LANSIA DENGAN DIMENSIA

Disusun untuk Memenuhi Tugas Keperawatan Gerontik

Oleh :

LIFTIANA GUSTINP 17420112099PRODI DIII KEPERAWATAN SEMARANG

JURUSAN KEPERAWATAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG

2015SATUAN ACARA PENYULUHANPENDIDIKAN KESEHATAN

SENAM OTAK PADA LANSIA DENGAN RESIKO DIMENSIA

A. Topik

: Senam otak (brain gym)Sub Topik: Senam otak untuk lansia dimensiaB. Tujuan

1. Tujuan UmumKlien dapat melakukan terapi senam otak sehingga meminimalisir terjadinya dimensia 2. Tujuan Khusus

1. Mampu mengenal terapi senam otak2. Mampu meminimalisir dimensia yang terjadi pada klien3. Klien mengetahui apa itu senam otak dan kaitannya dengan dimensiaC. Sasaran : Ny. PD. Metode Penyuluhan1. Diskusi / tanya jawab

2. Demonstrasi

E. Media PenyuluhanVideo

F. Kegiatan Penyuluhan

No FaseKegitan PenyuluhKegitan PesertaWaktu

1.Pra Interaksi Menyiapkan Satuan Acara Penyuluhan dan bahan untuk persentasi serta demonstrasi.

Menentukan kontrak waktu dan materi dengan Ny.P satu hari sebelum penyuluhan dilakukan.-15 menit

2.Interaksi (kerja) Membuka kegiatan dengan mengucapkan salam.

Memperkenalkan diri. Menjelaskan tujuan penyuluhan.

Menggali pengetahuan Ny.P tentang senam otak. Menjelaskan pengertian dan manfaat dari senam otak Mendemontrasikan cara senam otak Memberikan kesempatan pada Ny.P untuk mengajukan pertanyaan kemudiaan didiskusikan bersama. Menjawab salam Mendengarkan Memperhatikan.

Memperhatikan Memperhatikan

Memperhatikan dan mengikuti,

Bertanya dan menjawab pertanyaan yang diajukan.30 menit

3.EvaluasiMenanyakan kepada Ny.P tentang materi yang telah diberikan dan reinforcement kepada peserta apabila dapat menjawab pertanyaan dengan benar. Menjawab pertanyaan/ kooperatif10 menit

4.Terminasi Mengakhiri pertemuan dan mengucapkan terimakasih atas partisipasi peserta.

Mengucapkan salam penutup.

Mendengarkan Menjawab salam5 menit

G. Waktu Pelaksanaan Hari : Kamis, 26 Maret 2015Pukul : 10.00 WIB

Tempat : Rumah Ny.P, Sumowono.

H. Materi

1. Pengertian dari dimensia2. Penyebab dari dimensia

3. Konsep brain gymI. Metode Evaluasi

Tes lisan di akhir demonstrasi.J. Alat Evaluasi

1. Evaluasi Struktur

a. Kesiapan materi

b. Kesiapan SAP

c. Kesiapan media : videod. Kesiapan tempat

e. Peserta hadir ditempat penyuluhan.

f. Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di rumah Ny.P, Sumowono.2. Evaluasi Proses

a. Fase dimulai sesuai dengan waktu yang direncanakan.

b. Peserta antusias terhadap materi penyuluhan

c. Peserta mengajukan pertanyaan dan atau menjawab pertanyaan secara benar

d. Peserta tidak meninggalkan tempat penyuluhan dan fokus terhadap materi3. Evaluasi Hasil

Dengan menggunakan metode diskusi/tanya jawab secara lisan Ny.P mampu:a. Menjelaskan kembali apa itu dimensiab. Menjelaskan kembali penyebab (penyebab dimensia)c. Menjelaskan gejala dimensia

d. Menjelaskan pencegahan dimensia

e. Memperagakan brain gym atau senam otak

Daftar pertanyaan dan jawaban untuk evaluasi hasil:a. Menjelaskan kembali apa itu dimensia

Kehilangan daya ingat b. Menjelaskan kembali penyebab (penyebab dimensia)

penyebab demensia antara lain akibat gizi yang kurang baik dan memercayai anggapan yang beredar bahwa usia yang menua akan membuat seseorang menjadi pelupa atau demensia.c. Menjelaskan gejala dimensia

Hilang ingatan baru-baru ini, tidak hanya sekedar lupa Lupa kata-kata atau tata bahasa yang tepat Perasaan berubah-ubah (moody), kepribadian mendadak berubah, atau mendadak tidak berminat untuk melakukan suatu aktivitas Tersesat atau tidak ingat jalan pulang ke rumah Tidak ingat cara mengerjakan tugas sehari-hari

d. Menjelaskan pencegahan dimensia

Berolahraga fisik, makan makanan yang sehat untuk tubuh dan otak, selalu aktif berpikir dengan cara membaca, menulis, melukis atau kegiatan berpikir lainnya, tidur teratur dan cukup, melindungi otak dari ancaman cedera atau yang lainnya, dan melakukan senam otak.e. Memperagakan brain gym atau senam otak

Jawab : mampu memperagakan senam otak yang telah dilakukan bersamaLampiran MateriSENAM OTAK PADA LANSIA RESIKO DIMENSIAA. Demensia1. Pengertian DemensiaMenurut WHO (Organisasi Kesehatan Dunia) dan Asosiasi Psikogeriatrik Amerika, Demensia adalah kehilangan kemampuan intelektual, termasuk daya ingat yang cukup parah sehingga mengganggu fungsi sosial dan pekerjaan yang diakibatkan dari gangguan di otak.2. Penyebab DemensiaMenurut Harianti (2008: 9), berdasarkan persepsi yang berkembang di masyarakat, dengan bertambahnya usia, seseorang akan bertambah menjadi pelupa atau demensia, tidak kreatif dan tidak bisa bekerja lagi. Hal ini tentu saja tidak benar. Demensia sebenarnya bukan karena faktor usia orang menjadi pikun. Beberapa faktor penyebab demensia antara lain sering mengonsumsi jenis obat tertentu, penyakit, gizi yang kurang baik dan memercayai anggapan yang beredar bahwa usia yang menua akan membuat seseorang menjadi pelupa atau demensia.Ahli saraf dari Jepang, Dr Nozomi Okamoto dalam penelitian terbarunya mengungkap bahwa kondisi kesehatan gusi yang merupakan penyebab gigi tanggal berhubungan erat dengan risiko kepikunan. Ia menyimpulkan hal itu setelah meneliti 6.000 lansia berusai 65 tahun ke atas. Infeksi yang terjadi di gusi dapat menyebabkan senyawa tertentu yang memicu radang yang bisa terbawa oleh aliran darah menuju tempat lain termasuk otak, kemudian menyebabkan radang di jaringan tersebut. Radang yang terjadi di jaringan otak dapat menyebabkan kematian sel-sel saraf yang hampir seluruhnya berpusat di sana. Kerusakan pada saraf-saraf memori dan kognitif adalah penyebab utama terjadinya demensia pada orang dewasa maupun lansia.

3. Angka kejadian Demensia pada lansiaBertambahnya usia memang membawa akibat menurunnya kemampuan memori secara wajar dan dianggap tidak ada kaitannya dengan demensia. Berbagai penelitian menemukan angka kejadian demensia sebesar 35 persen pada usia di atas 65 tahun. Ada pula studi yang menemukan angka kejadian 39 persen pada usia 50-59 tahun, dan 85 persen pada usia di atas 80 tahun (Suara Merdeka, 30-06-2010).4. Gejala DemensiaGejala Demensia menurut American Academy Family Physicians (2001):

1. Hilang ingatan baru-baru ini, tidak hanya sekedar lupa

2. Lupa kata-kata atau tata bahasa yang tepat

3. Perasaan berubah-ubah (moody), kepribadian mendadak berubah, atau mendadak tidak berminat untuk melakukan suatu aktivitas

4. Tersesat atau tidak ingat jalan pulang ke rumah

5. Tidak ingat cara mengerjakan tugas sehari-hari

5. Pencegahan DemensiaBeberapa cara untuk mencegah pikun adalah: berolahraga fisik, makan makanan yang sehat untuk tubuh dan otak, selalu aktif berpikir dengan cara membaca, menulis, melukis atau kegiatan berpikir lainnya, tidur teratur dan cukup, melindungi otak dari ancaman cedera atau yang lainnya, dan melakukan senam otak.

B. Konsep Terapi Brain Gym1. Pengertian Terapi Brain GymTerapi Brain Gym adalah senam otak yang bertujuan untuk memicu otak agar tidak kehilangan daya intelektualnya dan awareness-nya. Senam otak adalah senam ringan yang dilakukan dengan gerakan menyilang, agar terjadi harmonisasi dan optimalisasi kinerja otak kanan dan otak kiri. (Budhi, 2010). sedangkan Brain gym menurut Dennison (2008) adalah program pelatihan otak yang dikembangkan oleh Paul E. Dennison dan Gail E. Dennison sejak tahun 1970. Program ini awalnya dirancang untuk mengatasi gangguan belajar pada anak-anak dan orang dewasa.2. Mekanisme Kerja Brain GymBrain gym dapat dilakukan oleh orang lanjut usia (lansia). Pada umumnya, lansia mengalami penurunan kemampuan otak dan tubuh. Penurunan inilah yang membuat lansia mudah sakit, tidak kreatif, tidak bisa bekerja lagi dan mundurnya fungsi intelektual berupa mudah lupa atau sampai pada kemunduran yang ditandai dengan kepikunan. Meski demikian, penurunan ini bisa diperbaiki dengan brain gym. Brain gym dapat mengaktifkan otak pada tiga dimensi, yakni lateralitas-komunikasi, pemfokusan-pemahaman dan pemusatan-pengaturan. Brain gym tidak saja akan memperlancar aliran darah dan oksigen ke otak, tetapi juga gerakan-gerakan yang bisa merangsang kerja dan berfungsinya otak secara optimal. Pada Brain gym akan didapatkan kebugaran otak yang ditandai dengan aliran darah menuju otak lancar atau pasokan Volume O2 maksima memadai. Volume O2 maksimal merupakan kemampuan pengambilan oksigen oleh jantung dan paru-paru, sehingga aliran darah ke semua jaringan tubuh termasuk otak lebih banyak dan mempengaruhi otak untuk bekerja maksimal. Dengan melakukan brain gym kualitas hidup lansia pun akan semakin meningkat (Ag Masykur & Fathani, 2008: 124).

3. Waktu yang Dibutuhkan dalam Brain Gym

Brain gym juga sangat praktis, karena bisa dilakukan di mana saja, kapan saja oleh siapa saja khususnya lansia. Porsi latihan yang tepat adalah sekitar 10-15 menit, sebanyak 2-3 kali dalam sehari.4. Batasan Usia dalam Brain GymBrain gym tidak saja berguna untuk lansia, tetapi juga segala umur. (Ag Masykur & Fathani, 2008: 124).

5. Aturan dalam Brain GymMenurut Ag Masykur & Fathani (2008:132) sebelum lansia memulai brain gym, ia harus menjalani PACE. PACE adalah empat keadaan yang diperlukan, untuk dapat belajar dan berpikir dengan menggunakan seluruh otak. PACE merupakan singkatan dari positif, aktif, clear (jelas) dan energetis. Untuk menjalankan PACE ini, harus memulainya dengan energetis (minum air), clear (melakukan pijat saklar otak), aktif (melakukan gerakan silang), positif (melakukan kiat rileks) dan dilanjutkan dengan gerakan-gerakan senam yang lain.6. Macam-macam Gerakan Brain GymDenisson (2008:1) mengatakan bahwa otak dibagi ke dalam 3 ( tiga ) fungsi yakni

1. Dimensi Lateralis

. Gerakan Silang (Cross Crawl)Cara melakukan gerakan : Menggerakkan tangan kanan bersamaan dengan kaki kiri dan kaki kiri dengan tangan kanan. Bergerak ke depan, ke samping, ke belakang, atau jalan di tempat. Untuk menyeberang garis tengah sebaiknya tangan menyentuh lutut yang berlawanan. Fungsinya : Meningkatkan koordinasi kiri/kanan, memperbaiki pernafasan dan stamina, memperbaiki koordinasi dan kesadaran tentang ruang dan gerak, dan memperbaiki pendengaran dan penglihatan.

b. Delapan Tidur (Lazy 8)

Cara melakukan gerakan : Gerakan dengan membuat angka delapan tidur di udara, tangan mengepal dan jari jempol ke atas, dimulai dengan menggerakkan kepalan ke sebelah kiri atas dan membentuk angka delapan tidur. Diikuti dengan gerakan mata melihat ke ujung jari jempol. Buatlah angka 8 tidur 3 kali setiap tangan dan dilanjutkan 3 kali dengan kedua tangan. Fungsinya : melepaskan ketegangan mata, tengkuk, dan bahu pada waktu memusatkan perhatian dan meningkatkan kedalaman persepsi, meningkatkan pemusatan, keseimbangan dan koordinasi.

c. Coretan Ganda (Double doodle)

Cara melakukan gerakan : Menggambar dengan kedua tangan pada saat yang sama, ke dalam, ke luar, ke atas dan ke bawah. Coretan ganda dalam bentuk nyata seperti : lingkaran, segitiga, bintang, hati, dan sebagainya. Lakukan dengan kedua tangan. Fungsinya : kesadaran akan kiri dan kanan, memperbaiki penglihatan perifer, kesadaran akan tubuh, koordinasi, serta keterampilan khusus tangan dan mata, memperbaiki kemampuan olahraga dan keterampilan gerakan.

2. Dimensi Pemfokusan

. Burung Hantu (The Owl)Cara melakukan gerakan : Urutlah otot bahu kiri dan kanan. Tarik napas saat kepala berada di posisi tengah, kemudian embuskan napas ke samping atau ke otot yang tegang sambil relaks. Ulangi gerakan dengan tangan kiri. ungsinya : melepaskan ketegangan tengkuk dan bahu yang timbul karena stress, menyeimbangkan otot leher dan tengkuk (Mengurangi sikap tubuh yang terlalu condong ke depan), dan menegakkan kepala (Membantu mengurangi kebiasaan memiringkan kepala atau bersandar pada siku).

a. Mengaktifkan Tangan (The Active Arm)

Cara melakukan gerakan : luruskan satu tangan ke atas, tangan yang lain ke samping kuping memegang tangan yang ke atas. Buang napas pelan, sementara otot-otot diaktifkan dengan mendorong tangan keempat jurusan (depan, belakang, dalam dan luar), sementara tangan yang satu menahan dorongan tersebut. Fungsinya : peningkatan fokus dan konsentrasi tanpa fokus berlebihan, pernafasan lebih lancar dan sikap lebih santai, dan peningkatan energi pada tangan dan jari

b. Lambaian Kaki (The Footflex)Cara melakukan gerakan : cengkeram tempat-tempat yang terasa sakit di pergelangan kaki, betis dan belakang lutut, satu persatu, sambil pelan-pelan kaki dilambaikan atau digerakkan ke atas dan ke bawah. Fungsinya : sikap tubuh yang lebih tegak dan relaks, lutut tidak kaku lagi,dan kemampuan berkomunikasi dan memberi respon meningkat.

c. Luncuran Gravitasi (The Gravitational glider)

Cara melakukan gerakan :Duduk di kursi dan silangkan kaki. Tundukkan badan dengan tangan ke depan bawah, buang nafas waktu turun dan ambil nafas waktu naik. Ulangi 3 x, kemudian ganti kaki. Fungsinya : merelaksasikan daerah pinggang, pinggul dan sekitarnya, tubuh atas dan bawah bergerak sebagai satu kesatuan.

d. Pasang kuda-Kuda (Grounder)

Cara melakukan gerakan : Mulai dengan kaki terbuka. Arahkan kaki kanan ke kanan, dan kaki kiri tetap lurus ke depan. Tekuk lutut kanan sambil buang napas, lalu ambil napas waktu lutut kanan diluruskan kembali. Pinggul ditarik ke atas. Gerakan ini untuk menguatkan otot pinggul (bisa dirasakan di kaki yang lurus) dan membantu kestabilan punggung. Ulangi 3x, kemudian ganti dengan kaki kiri. Fungsinya : keseimbangan dan kestabilan lebih besar, konsentrasi dan perhatian meningkat, dan sikap lebih mantap dan relaks.

0. Dimensi Pemusatan

. Air (Water)

Air merupakan pembawa energi listrik yang sangat baik. Dua per tiga tubuh manusia terdiri dari air. Air dapat mengaktifkan otak untuk hubungan elektro kimiawi yang efisien antara otak dan sistem saraf, menyimpan dan menggunakan kembali informasi secara efisien. Minum air yang cukup sangat bermanfaat sebelum menghadapi test atau kegiatan lain yang menimbulkan stress. Kebutuhan air adalah kira-kira 2 % dari berat badan per hari. Fungsinya : konsentrasi meningkat (mengurangi kelelahan mental), melepaskan stres, meningkatkan konsentrasi dan keterampilan sosial, kemampuan bergerak dan berpartisipasi meningkat, koordinasi mental dan fisik meningkat (Mengurangi berbagai kesulitan yang berhubungan dengan perubahan neurologis).

a. Sakelar Otak (Brain Buttons)Cara melakukan gerakan :Sakelar otak (jaringan lunak di bawah tulang selangka di kiri dan kanan tulang dada), dipijat dengan satu tangan, sementara tangan yang lain memegang pusar. Fungsinya: keseimbangan tubuh kanan dan kiri, tingkat energi lebih baik, memperbaiki kerjasama kedua mata (bisa meringankan stres visual, juling atau panoangan yang terus-menerus), dan otot tengkuk dan bahu lebih relaks.

b. Tombol Bumi (Earth Buttons) Cara melakukan gerakan : Letakkan dua jari dibawah bibir dan tangan yang lain di pusar dengan jari menunjuk ke ba-wah.Ikutilah dengan mata satu garis dari lantai ke loteng dan kembali sambil bernapas dalam-dalam. Napaskan energi ke atas, ke tengah-tengah badan. Fungsinya : kesiagaan mental (Mengurangi kelelahan mental), kepala tegak (tidak membungkuk), dan pasang kuda-kuda dan koordinasi seluruh tubuh.

c. Tombol imbang (Balance Buttons)Cara melakukan gerakan : Sentuhkan 2 jari ke belakang telinga, di lekukan tulang bawah tengkorak dan letakkan tangan satunya di pusar. Kepala sebaiknya lurus ke depan, sambil nafas dengan baik selama 1 menit. Kemudian sentuh belakang kuping yang lain. Fungsinya : perasaan enak dan nyaman, mata, telinga dan kepala lebih tegak lurus pada bahu, dan mengurangi fokus berlebihan pada sikap tubuhd. Tombol Angkasa (Space Buttons)Cara melakukan gerakan : Letakkan 2 jari di atas bibir dan tangan lain pada tulang ekor selama 1 menit, nafaskan energi ke arah atas tulang punggung. Fungsinya : kemampuan untuk relaks, kemampuan untuk duduk dengan nyaman, lamanya perhatian meningkat.

e. Pasang Telinga (The Tinking Cap)Cara melakukan gerakan: Pijit daun telinga pelan-pelan, dari atas sampai ke bawah 3x sampai dengan 5x. Fungsinya : energi dan nafas lebih baik, otot wajah, lidah dan rahang relaks, fokus perhatian meningkat, dankeseimbangan lebih baik.

f. Kait relaks (Hook-Ups)Cara melakukan gerakan : Pertama, letakkan kaki kiri di atas kaki kanan, dan tangan kiri di atas tangan kanan dengan posisi jempol ke bawa, jari-jari kedua tangan saling menggenggam, kemudian tarik kedua tangan ke arah pusat dan terus ke depan dada. Tutuplah mata dan pada saat menarik napas lidah ditempelkan di langit-langit mulut dan dilepaskan lagi pada saat menghembuskan napas. Tahap kedua, buka silangan kaki, dan ujung-ujung jari kedua tangan saling bersentuhan secara halus, di dada atau dipangkuan, sambil bernapas dalam 1 menit lagi. Fungsinya : keseimbangan dan koordinasi meningkat, perasaan nyaman terhadap lingkungan sekitar (Mengurangi kepekaan yang berlebihan), dan pernafasan lebih dalam.

g. Titik Positif (Positive Point) Cara melakukan gerakan: Sentuhlah titik positif dengan kedua ujung jari tangan selama 30 detik sampai dengan 30 menit. Fungsinya : mengaktifkan bagian depan otak guna menyeimbangkan stres yang berhubungan dengan ingatan tertentu, situasi, orang, tempat dan ketrampilan, menghilangkan refleks.h. Kelebihan Terapi Brain GymBanyak kelebihan dari terapi Brain gym, beberapa antara lain : Memungkinkan belajar dan bekerja tanpa stress, dapat dipakai dalam waktu singkat (kurang dari 5 menit), tidak memerlukan bahan atau tempat khusus, dapat dipakai dalam semua situasi, meningkatkan kepercayaan diri, menunjukkan hasil dengan segera.7. Mekanisme Terapi Brain gym

Pada lansia, demensia menyebabkan penurunan kemampuan otak terutama ingatan. Meskipun demikian, penurunan tersebut bisa diperbaiki dengan senam otak (Brain gym). Gerakan brain gym tidak saja akan memperlancar aliran darah dan oksigen ke otak, tetapi juga merangsang kedua belahan otak. Selain itu, bisa membantu menyeimbangkan kedua belahan otak untuk bekerja, mempertajam konsentrasi, bahkan meningkatkan kreatifitas & percaya diri. Otak merupakan organ vital pada manusia yang sering digunakan, oleh karena itu perlu direlaksasi dengan menyuplai oksigen ke otak dengan dilakukannya gerakan senam otak.Senam otak dapat mengaktifkan otak pada tiga dimensi yakni lateralis-komunikasi, pemfokusan-pemahaman dan pemusatan-pengaturan. Banyak manfaat yang bisa diperoleh dengan melakukan gerakan Brain gym. Gerakan gerakan ringan melalui olah tangan & kaki dapatmemberikan rangsangan atau stimulus pada otak. Gerakan yang menghasilkan stimulus itulah yang dapat meningkatkan kognitif (konsentrasi, memori, persepsi, kreativitas & pemecahan masalah), meningkatkan keseimbangan antara emosi dan logika, mengoptimalkan fungsi pancaindera. Selain itu, senam otak juga meningkatkan daya ingat & pengulangan kembali, meningkatkan ketajaman pendengaran & peningkatan kualitas memori. Dengan melakukan senam otak, kepikunan atau demensia yang sering menyerang pada lansia akan bisa dicegah secara dini. Dengan demikian, kualitas hidup lansia akan semakin meningkat.

DAFTAR PUSTAKAAuthor.2001.Sympton of Dementia. American Family Physician. http://www.aafp. org/afp/2001/0215/p717.html. (3 Mei 2011)

Ag Masykur & Fathani A.B. 2008. Mathematical Intellegince. Jogjakarta: Ar-ruz Media Group.

Dennison, Gail E. & Dennison, Paul E.. 2004. Brain gym (Senam Otak). Jakarta: Gramedia.

Harvey, Robinson & Rossor. 2003. The prevalence and causes of dementia in people under the age of 65 years. Journal Neurosurgery Psychiatry, 74: 1206-1209.

Mace, N. L. & Rabins, P. V. (2006). The 36-hour day: a family guide to caring for people with Alzheimer disease, other dementias, and memory loss in later life.4th Ed. Baltimore, USA: The Johns Hopkins University Press.

Markam, S. Latihan Vitalisasi Otak (Senam untuk Kebugaran Fisik Dan Otak). Jakarta: Grasindo.

Nugroho. 2000.Keperawatan Gerontik.Edisi 2. Jakarta: EGC, hal.13, 19-28, 42-43.

Pudjiastuti & Utomo. 2003. Fisioterapi pada Lansia. Jakarta: EGC, hal 2-8

Santoso, H dan A. Ismail. 2009. Memahami Krisis Lanjut Usia. Jakarta: Gunung Mulia, hal.50.

Suara Merdeka. 30 Juni, 2010. Demensia Pada Lansia. Suara Merdeka.

Tjahyanto, A. dan Surilena .Januari, 2009. Penatalaksanaan non-farmakologis demensia. Majalah Kedokteran Damianus,Vol.8 No.1.

Volicer, L., Hurley, A.C., Mahoney, E. 1998. Behavioral symptom of dementia.

New York: Springer Publishing Company.

Yatim, F. 2003. Pikun (Demensia), Penyakit Alzheimer, dan Sejenisnya: Bagaimana

Menghindarinya.Edisi 1. Jakarta: Pustaka Populer Obor.