SAP-polio

11
SATUAN ACARA PENYULUHAN Topik : Polio Sasaran : Pengunjung Puskesmas Kampung Dalam Tempat : Puskesmas Kampung dalam Hari/Tanggal : Senin/11 Maret 2013 Waktu : 09.00 WIB I. TIU : setelah diberikan penyuluhan tentang polio, ibu akan memahami tentang penyakit polio dan cara pencegahannya sedini mungkin. II.TIK : a. Pengunjung dapat menjelaskan definisi polio dan penyebabnya. b. Pengunjung dapat menjelaskan pentingnya imunisasi polio dan kapan harus diberikan c. Pengunjung dapat menjelaskan apa saja jenis polio III. SASARAN : Pengunjung Puskesmas IV.MATERI : Polio V. METODE : 1.Seminar 2.Tanya Jawab VI.MEDIA : 1.Flip Chart 2.Leaflet

Transcript of SAP-polio

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik: Polio

Sasaran: Pengunjung Puskesmas Kampung Dalam

Tempat: Puskesmas Kampung dalam

Hari/Tanggal: Senin/11 Maret 2013

Waktu: 09.00 WIB

I. TIU: setelah diberikan penyuluhan tentang polio, ibu akan memahami tentang penyakit polio dan cara pencegahannya sedini mungkin.

II. TIK:

a. Pengunjung dapat menjelaskan definisi polio dan penyebabnya.

b. Pengunjung dapat menjelaskan pentingnya imunisasi polio dan kapan harus diberikan

c. Pengunjung dapat menjelaskan apa saja jenis polio

III. SASARAN: Pengunjung Puskesmas

IV. MATERI: Polio

V. METODE:

1. Seminar

2. Tanya Jawab

VI. MEDIA:

1. Flip Chart

2. Leaflet

VII. KEGIATAN PENYULUHAN :

No

Waktu

Tahap

Kegiatan Penyuluhan

Kegiatan Keluarga

1

5 menit

Pembukaan

Moderator,

1. Membuka kegiatan dengan mengucapkan salam dan menanyakan kabar.

2. Memperkenalkan diri

3. Menjelaskan tujuan dari penyuluhan

4. Menyebutkan kontrak waktu seminar (30 menit)

1. Menjawab salam dan menyatakan kabar

2. Memperhatikan

3. Memperhatikan

4. Memperhatikan

2

20 menit

Kegiatan Penyuluhan

Fasilitator,

1. Membagikan leaflet

Moderator

2. Mengenalkan pembicara dan penjelasan singkat tentang materi penyuluhan

Pembicara

3. Menjelaskan tentang definisi, Jenis, etiologi, gejala, prosedur imunisasi, kontra indikasi, KIPI.

Moderator

4. Memberi kesempatan pada pengunjung dan keluarga untuk bertanya tentang hal-hal yang belum dimengerti

Pembicara

5. Menjawab pertanyaan pengunjung dan keluarga

1. Menerima leaflet

2. Memperhatikan

3. Memperhatikan

4. Memberikan pertanyaan

5. Memperhatikan

3

5 menit

Penutup

Moderator,

1. Penyaji menegaskan kembali kesimpulan dari topik yang sudah di bahas sebelumnya

2. Mengucapkan terima kasih atas waktu dan perhatian pengunjung dan keluarga

3. Salam penutup

1. Memperhatikan

2. Mengucapkan terima kasih kembali kepada mahasiswa yang memberikan penyuluhan

3. Menjawab salam

VIII. SETTING TEMPAT

Keterangan:

Penyaji Moderator Observer

Peserta

LAMPIRAN MATERI PENYULUHAN

A. Definisi

Poliomyelitis (polio) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dan sebagian besar menyerang anak-anak berusia di bawah 5 tahun. Polio tidak ada obatnya, pertahanan satu-satunya adalah imunisasi.Virus polio masuk ke tubuh melalui mulut, dari air atau makanan yang tercemar kotoran penderita polio. Juga disebabkan kurang terjaganya kebersihan diri dan lingkungan. Virus ini menyerang system syaraf dan bisa menyebabkan kelumpuhan seumur hidup dalam waktu beberapa lama.

Imunisasi Polio adalah pemberian vaksin yang berupa virus polio yang telah dilemahkan.

B. Jenis Polio

1. Polio non-paralisis

Polio non-paralisis menyebabkan demam, muntah, sakit perut, lesu, dan sensitif. Terjadi kram otot pada leher dan punggung, otot terasa lembek jika disentuh.

2. Polio paralisis spinal

Strainpoliovirus ini menyerang saraf tulang belakang, menghancurkan sel tanduk anterior yang mengontrol pergerakan pada batang tubuh dan otot tungkai. Meskipunstrainini dapat menyebabkan kelumpuhan permanen, kurang dari satu penderita dari 200 penderita akan mengalami kelumpuhan. Kelumpuhan paling sering ditemukan terjadi pada kaki. Setelah virus polio menyerang usus, virus ini akan diserap oleh pembuludarahkapilerpada dinding usus dan diangkut seluruh tubuh. Virus Polio menyerang saraf tulang belakang dansyaraf motorik-- yang mengontrol gerakan fisik. Pada periode inilah muncul gejala sepertiflu. Namun, pada penderita yang tidak memiliki kekebalan atau belum divaksinasi, virus ini biasanya akan menyerang seluruh bagian batangsaraf tulang belakangdan batangotak. Infeksi ini akan memengaruhi sistem saraf pusat -- menyebar sepanjang serabut saraf. Seiring dengan berkembang biaknya virus dalam sistem saraf pusat, virus akan menghancurkan syaraf motorik. Syaraf motorik tidak memiliki kemampuan regenerasi dan otot yang berhubungan dengannya tidak akan bereaksi terhadap perintah dari sistem saraf pusat. Kelumpuhan pada kaki menyebabkan tungkai menjadi lemas -- kondisi ini disebutacute flaccid paralysis(AFP). Infeksi parah pada sistem saraf pusat dapat menyebabkan kelumpuhan pada batang tubuh dan otot padatoraks(dada) danabdomen(perut), disebutquadriplegia.

3. Polio bulbar

Polio jenis ini disebabkan oleh tidak adanya kekebalan alami sehingga batang otak ikut terserang. Batang otak mengandung syaraf motorik yang mengatur pernapasan dan saraf kranial, yang mengirim sinyal ke berbagai syaraf yang mengontrol pergerakan bola mata; saraf trigeminal dan saraf muka yang berhubungan dengan pipi, kelenjar air mata, gusi, dan otot muka; saraf auditori yang mengatur pendengaran; saraf glossofaringeal yang membantu proses menelan dan berbagai fungsi di kerongkongan; pergerakan lidah dan rasa; dan saraf yang mengirim sinyal kejantung, usus,paru-paru, dan saraf tambahan yang mengatur pergerakan leher.

Tanpa alat bantu pernapasan, polio bulbar dapat menyebabkan kematian. Lima hingga sepuluh persen penderita yang menderita polio bulbar akan meninggal ketika otot pernapasan mereka tidak dapat bekerja. Kematian biasanya terjadi setelah terjadi kerusakan pada saraf kranial yang bertugas mengirim 'perintah bernapas' ke paru-paru. Penderita juga dapat meninggal karena kerusakan pada fungsi penelanan; korban dapat 'tenggelam' dalam sekresinya sendiri kecuali dilakukan penyedotan atau diberi perlakuantrakeostomiuntuk menyedot cairan yang disekresikan sebelum masuk ke dalam paru-paru. Namun trakesotomi juga sulit dilakukan apabila penderita telah menggunakan 'paru-paru besi' (iron lung). Alat ini membantu paru-paru yang lemah dengan cara menambah dan mengurangi tekanan udara di dalam tabung. Kalau tekanan udara ditambah, paru-paru akan mengempis, kalau tekanan udara dikurangi, paru-paru akan mengembang. Dengan demikian udara terpompa keluar masuk paru-paru. Infeksi yang jauh lebih parah pada otak dapat menyebabkan koma dan kematian.

Tingkat kematian karena polio bulbar berkisar 25-75% tergantung usia penderita. Hingga saat ini, mereka yang bertahan hidup dari polio jenis ini harus hidup dengan paru-paru besi atau alat bantu pernapasan. Polio bulbar dan spinal sering menyerang bersamaan dan merupakan sub kelas dari polio paralisis. Polio paralisis tidak bersifat permanen. Penderita yang sembuh dapat memiliki fungsi tubuh yang mendekati normal.

4. Penyebab

Agen pembawa penyakit ini, sebuah virus yang dinamakan poliovirus (PV)

5. Gejala

Demam

Rasa lelah

Sakit kepala

Muntah-muntah

Rasa kaku pada leher

Rasa sakit pada kaki atau tangan

6. Pencegahan

Satu-satunya cara mencegah dan membasmi polio adalah melalui imunisasi polio, yaitu suatu bentuk pemberian vaksin yang berupa virus polio yang telah dilemahkan. Tujuan pemberian vaksin ini adalah mencegah terjadinya infeksi virus polio.

Imunisasi polio ada dua macam yaitu:

1. Oral polio vaccine atau vaksin tetes mulut

2. Inactivated polio vaccine, cara pemberiannya dengan disuntikkan.

Oral polio vaccine atau vaksin tetes mulut polio relatif mudah diberikan, murah, dan mendekati rute penyakit aslinya. Sementara proses vaksinasi melalui penyuntikan memiliki efek proteksi lebih baik namun mahal dan tidak punya efek epidemiologis.

7. Sasaran Imunisasi Polio

Balita umur 0-59 bulan, atau 0-5 tahun

8. Waktu Pemberian Imunisasi Polio

Yaitu pemberian pada usia bulan 0, 2, 4, dan 6. Kemudian dilanjutkan pada bulan ke 18 dan ketika anak berumur 5 tahun.

9. Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI)

1. Efek Sampingan yang Umum dari Vaksin Polio yang Dilemahkan:

a. Sakit otot

b. Sedikit demam

c. Sakit, merah dan bengkak di tempat suntikan

d. Bincul kecil sementara di tempat suntikan

2. Efek Sampingan yang Amat Jarang

Jika reaksi ringan terjadi, mungkin selama 1 atau 2 hari. Efek sampingan dapat dikurangi dengan:

a. Minum lebih banyak air

b. Tidak berpakaian terlalu hangat

c. Meletakkan kain dingin yang basah pada tempat suntikan yang sakit

d. Memberikan parasetamol kepada anak Anda untuk mengurangi segala rasa kurang enak (perhatikan dosis yang dianjurkan menurut usia anak Anda)

e. Jika reaksi parah atau berkelanjutan, atau jika khawatir, silakan hubungi dokter atau rumah sakit.

10. Pemeriksaan Pra-Imunisasi

Sebelum Anda atau anak Anda diimunisasikan, beri tahu kepada dokter atau perawat jika ada antara hal berikut yang berkenaan:

a. Sakit pada hari imunisasi (suhu badan melebihi 38.5C)

b. Pernah mengalami reaksi parah terhadap vaksin manapun

c. Pernah mengalami alergi parah terhadap komponen vaksin manapun (misalnya, neomisin)

Authorised