Imunisasi campak dan polio

26
DISUSUN OLEH : M.UMAR FERDIANSAH NIM.P27820110080 KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN SURABAYA 2013

Transcript of Imunisasi campak dan polio

Page 1: Imunisasi campak dan polio

DISUSUN OLEH :M.UMAR FERDIANSAH

NIM.P27820110080 

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIAPOLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN SURABAYA

2013

 

Page 2: Imunisasi campak dan polio

• Imunisasi berasal dari kata imun yang berarti kebal atau resisten.

Imunisasi merupakan usaha memberikan kekebalan dengan

memasukan vaksin ke dalam tubuh, untuk mencegah terhadap

penyakit tertentu serta untuk meningkatkan kekebalan secara aktif

terhadap suatu antigen, sehingga bila kelak anak terpajan pada

antigen yang serupa tidak akan terjadi penyakit.

• Imunisasi biasanya lebih fokus diberikan kepada bayi dan anak-anak

dan pemberiannya tidak cukup hanya dilakukan satu kali, tetapi harus

dilakukan secara bertahap dan lengkap.

Page 3: Imunisasi campak dan polio

• Tujuan diberikan imunisasi pada anak ialah di harapkan anak menjadi

kebal terhadap penyakit tertentu, sehingga dapat menurunkan angka

morbiditas dan mortalitas serta dapat mengurangi kecacatan akibat

penyakit tertentu.

Page 4: Imunisasi campak dan polio

• Pada dasarnya dalam tubuh sudah memiliki pertahanan dengan sendirinya

yang meliputi pertahanan nonpesifik dan pertahanan spesifik. Proses

mekanisme pertahanan dalam tubuh pertama adalah pertahanan

nonspesifik (coplemen dan makrofag) yang pertama kali akan memberikan

peran ketika ada kuman yng masuk kedalam tubuh. Setelah itu, kuman harus

melawan pertahanan yang ke dua yaitu pertahanan tubuh spesifik (system

humoral dan selular) yang hanya bereaksi terhadap kuman yang mirip dengan

bentuknya. Dalam pertahanan spesifik selanjutnya akan menghasilkan satu

cell yang disebut sel memori, yang akan berguna atau sangat cepat dalam

bereaksi apabila sudah pernah masuk kedalam tubuh, kondisi ini yang

digunakan dalam prinsip imunisasi.

Page 5: Imunisasi campak dan polio

• Sebenarnya bayi sudah mendapatkan kekebalan campak dari ibunya. Namun

seiring bertambahnya usia, antibodi dari ibunya semakin menurun sehingga

butuh antibodi tambahan lewat pemberian vaksin campak.

• Penularan campak terjadi lewat udara atau butiran halus air ludah (droplet)

penderita yang terhirup melalui hidung atau mulut. Pada masa inkubasi yang

berlangsung sekitar 10-12 hari, gejalanya sulit dideteksi.

• Setelah itu barulah muncul gejala flu (batuk, pilek, demam), mata kemerahan

dan berair, si kecilpun merasa silau saat melihat cahaya. Kemudian, disebelah

dalam mulut muncul bintik-bintik putih yang akan bertahan 3-4 hari. Beberapa

anak juga mengalami diare. Satu-dua hari kemudian timbul demam tinggi yang

turun naik, berkisar 38 - 40,5⁰C.

Page 6: Imunisasi campak dan polio

• Seiring dengan itu barulah muncul bercak-bercak merah yang

merupakan ciri khas penyakit ini. Ukurannya tidak terlalu besar, tapi

juga tidak terlalu kecil. Awalnya hanya muncul di beberapa bagian

tubuh saja seperti kuping, leher, dada, muka, tangan dan kaki. Dalam

waktu 1 minggu, bercak-bercak merah ini hanya di beberapa bagian

tubuh saja dan tidak banyak.

• Jika bercak merah sudah keluar, umumnya demam akan turun dengan

sendirinya. Bercak merah pun akan berubah menjadi kehitaman dan

bersisik, disebut hiperpigmentasi. Pada akhirnya bercak akan

mengelupas atau rontok atau sembuh dengan sendirinya. Umumnya

dibutuhkan waktu hingga 2 minggu sampai anak sembuh benar dari

sisa-sisa campak.

Page 7: Imunisasi campak dan polio

• Imunisasi campak diberikan sebanyak dua kali. Vaksinasi pertama

diberikan pada usia 9 bulan, dan yang kedua diberikan pada umur 6

tahun atau biasanya pada anak sekolah dasar kelas pertama. Namun,

apabila telah mendapatkan MMR pada umur 15 bulan, campak ke-2

tidak perlu diberikan.

• Setiap dosis (0,5 ml) mengandung tidak kurang dari 1000 infective unit

virus strain CAM 70, dan tidak lebih dari 100 mcg residu kanamycin

dan 30 mcg residu erythromycin. Vaksin ini berbentuk vaksin beku

kering yang harus dilarutkan hanya dengan pelarut steril yang tersedia

secara terpisah.

Page 8: Imunisasi campak dan polio
Page 9: Imunisasi campak dan polio

• Indikasi : Untuk imunisasi aktif terhadap penyakit campak.

• Kontraindikasi : Anak dengan malnutrisi, demam ringan, infeksi ringan

pada saluran nafas atau diare, individu yang alergi berat terhadap

kanamycin dan erithromycin, penyakit immune deficiency atau

individu yang diduga menderita gangguan respon imun karena

leukimia, lymphoma atau generalized malignancy, serta wanita hamil,

karena efek vaksin virus campak hidup terhadap janin belum

diketahui.

Page 10: Imunisasi campak dan polio

• Vaksin Campak beku - kering harus disimpan pada suhu dibawah 8°C

sampai ketika vaksin akan digunakan. Tingkat stabilitas akan lebih baik

jika vaksin (bukan pelarut) disimpan pada suhu -20°C. Pelarut tidak

boleh dibekukan tetapi disimpan pada kondisi sejuk sampai dengan

ketika akan digunakan. Vaksin harus terlindung dari sinar matahari.

Sedangkan masa kadaluarsanya adalah 2 tahun.

Page 11: Imunisasi campak dan polio

• Imunisasi campak terdiri dari dosis 0,5 ml yang disuntikkan secara

subkutan, dan lebih baik pada lengan atas. Pada setiap penyuntikan

harus menggunakan jarum dan syringe yang steril. Vaksin yang telah

dilarutkan hanya dapat digunakan pada hari itu juga (maksimum

untuk 8 jam) dan berlaku hanya jika vaksin selama waktu tersebut

disimpan pada suhu 2 - 8°C serta terlindung dari sinar matahari.

Pelarut harus disimpan pada suhu sejuk sebelum digunakan.

Page 12: Imunisasi campak dan polio
Page 13: Imunisasi campak dan polio

• 15 % pasien dapat mengalami demam ringan dan kemerahan

selama 3 hari yang dapat terjadi 8 - 12 hari setelah vaksinasi.

• Encephalitis setelah vaksinasi pernah dilaporkan yaitu dengan

perbandingan 1 kasus per 1 juta dosis yang diberikan.

Page 14: Imunisasi campak dan polio

• Imunisasi polio diberikan untuk meningkatkan kekebalan aktif terhadap

poliomielitis yaitu suatu penyakit radang yang menyerang saraf dan dapat

menyebabkan nyeri otot dan kelumpuhan pada kedua kaki. Polio juga bisa

menyebabkan kelumpuhan pada otot-otot pernafasan dan otot untuk

menelan. Walaupun dapat sembuh, penderita akan pincang seumur hidup

karena virus ini membuat otot-otot lumpuh dan tetap kecil.

• Penyakit ini menular lewat makanan/minuman yang tercemar virus polio atau

lewat percikan ludah/air liur penderita polio yang masuk ke mulut orang sehat.

Masa inkubasi virus antara 6-10 hari. Setelah demam 2-5 hari, umumnya akan

mengalami kelumpuhan mendadak pada salah satu anggota gerak. Namun tak

semua orang yang terkena virus polio akan mengalami kelumpuhan,

tergantung keganasan virus polio yang menyerang dan daya tahan tubuh si

anak.

Page 15: Imunisasi campak dan polio

• Polio pertama diberikan saat kunjungan pertama. Untuk bayi yang

lahir di RB/RS polio oral diberikan saat bayi dipulangkan (untuk

menghindari transmisi virus vaksin kepada bayi lain). Selanjutnya polio

diberikan pada bayi umur 2 bulan dan 4 bulan, serta usia 6 bulan yang

diberikan bersamaan dengan vaksin DPT. Dilanjutkan pada usia 18

bulan dan terakhir pada usia 5 tahun.

Page 16: Imunisasi campak dan polio

• Vaksin dari virus polio yang dilemahkan, dibuat dlm biakan sel-vero :

asam amino, antibiotik, calf serum dalam magnesium klorida dan fenol

merah. Terdapat 2 macam vaksin polio:

1. IPV (Inactivated Polio Vaccine, Vaksin Salk), mengandung virus polio

yang telah dimatikan dan diberikan melalui suntikan.

2. OPV (Oral Polio Vaccine, Vaksin Sabin), mengandung vaksin hidup yang

telah dilemahkan dan diberikan dalam bentuk pil atau cairan. Bentuk

trivalen (TOPV) efektif melawan semua bentuk polio, bentuk

monovalen (MOPV) efektif melawan 1 jenis polio.

Page 17: Imunisasi campak dan polio
Page 18: Imunisasi campak dan polio
Page 19: Imunisasi campak dan polio
Page 20: Imunisasi campak dan polio

• Indikasi : Untuk menimbulkan kekebalan aktif terhadap penyakit

polimielitis.

• Kontraindikasi : Tidak boleh diberikan pada anak yang menderita

penyakit akut atau demam tinggi (diatas 38C), anak yang sedang

menderita diare berat, gangguan kekebalan (karena obat

imunosupresan, kemoterapi, kortikosteroid), serta pada wanita hamil.

Page 21: Imunisasi campak dan polio

• Vaksin IPV harus disimpan pada suhu 2-8⁰C dan tidak boleh dibekukan.

Sedangkan vaksin polio oral harus disimpan tertutup pada suhu 2-8⁰C.

OPV dapat disimpan beku pada temperatur 20⁰C.

• Vaksin yang beku dapat cepat dicairkan dengan cara ditempatkan

antara kedua telapak tangan dan digulir-gulirkan, dijaga agar warna

tidak berubah yaitu merah muda sampai orange muda (sebagai

indikator pH). Bila keadaan tersebut dapat terpenuhi, maka sisa vaksin

yang telah terpakai dapat dibekukan lagi, kemudian dipakai lagi sampai

warna berubah dengan catatan tanggal kadaluarsa harus selalu

diperhatikan.

Page 22: Imunisasi campak dan polio

• Bisa lewat suntikan (Inactivated Poliomyelitis Vaccine/IPV), dengan

dosis pemberian 0,5 ml melalui subkutan atau lewat mulut (Oral

Poliomyelitis Vaccine/OPV), yang dalam satu dosis sebanyak 2 tetes

(0,1 ml) dan dapat diberikan bersama-sama waktunya dengan

suntikan vaksin DPT dan hepatitis B.

Page 23: Imunisasi campak dan polio
Page 24: Imunisasi campak dan polio
Page 25: Imunisasi campak dan polio

• Hampir tak ada. Hanya sebagian kecil saja yang mengalami pusing,

diare ringan, dan sakit otot. Kasusnya pun sangat jarang.

Page 26: Imunisasi campak dan polio