Makalah Polio

download Makalah Polio

of 22

Transcript of Makalah Polio

  • 5/21/2018 Makalah Polio

    1/22

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    I. 1 Latar Belakang

    Poliomielitis adalah penyakit infeksius akut yang dalam bentuk berat

    menyerang system saraf pusat. Dekstruksi saraf motorik pada medulla spinalis

    menyebabkan paralisis flaksid. Namun, sebagian besar infeksi poliovirus bersifat

    subklinis. Polioirus berperan sebagai contoh piconavirus pada banyak penelitian

    laboratorium biologi molecular mengalami replikasi picornavirus (Mikrobiologi

    Jawetz, 2004).

    Poliomielitis diduga pertama kali dikenal kira-kira 6.000 tahun yang lalu

    pada zaman Mesir kuno, dengan ditemukan mumi yang mempunyai kelainan kaki

    yang mengarah pada polio.

    Underwood pertama kali pada tahun 1789 menjelaskan penyakit

    poliomyelitis oleh deskripsi klinik sebagai penyakit yang utuh., disusul oleh

    Duchene mengenai proses kerusakan yang terjadi di kornu anterior medula

    spinalis oleh virus polio. Definisi mengenai gambaran klinis dan epidemiologi

    oleh Wickman disusul dengan hasil Landsteiner melakukan transmisi suatu

    filterable agen penyebab polio pada kera dan Flexner menemukan cara passage-

    nya. Jenis antigenic polio dipisahkan pada tahun 1951 disusul dengan pada tahun

    1954-1955 pengembangan dan penggunaan secara luas vaksin inaktif melalui

    suntikan dengan vaksin Salk. Vaksin hidup Sabin yang dilemahkan kemudian

    digunakan secara luas dan diberikan per-oral (IDAI, 2010).

    Pada dasarnya virus polio dapat melumpuhkan bahkan membunuh. Virus inidapat menular melalui air dan kotoran manusia. Sifatnya sangat menular dan

    selalu menyerang anak balita. Dua puluh tahun silam, polio melumpuhkan 1.000

    anak tiap harinya di seluruh penjuru dunia. Tapi pada 1988 muncul Gerakan

    Pemberantasan Polio Global. Lalu pada 2004, hanya 1.266 kasus polio yang

    dilaporkan muncul di seluruh dunia. Umumnya kasus tersebut hanya terjadi di

    enam Negara. Kurang dari setahun ini, anggapan dunia bebas polio sudah

    berakhir.

  • 5/21/2018 Makalah Polio

    2/22

    2

    Sejak 1979 Tidak ada laporan kasus infeksi poliovirus di Amerika Serikat.

    Sampai tahun 1998, rata-rata 8-10 kasus yang terkait dengan virus vaksin yang

    dilaporkan setiap tahun. Karena dari semua lembaga vaksin inactivated poliovirus

    (IPV) kebijakan dalam jadwal imunisasi rutin, jumlah vaksin-kasus terkait telah

    menurun secara signifikan. Empat kasus vaksin berasal poliovirus diidentifikasi

    pada tahun 2005 di kalangan anak-anak di sebuah unvaccinated masyarakat

    Amish di Minnesota. Insiden global mengenai infeksi poliovirus ini telah

    menurun lebih dari 99% sejak tahun 1988. Meskipun tidak ada wabah yang

    dilaporkan di belahan bumi barat sejak 1991, Pan American Health Organization

    melaporkan sebuah kejadian di Haiti dan Republik Dominika pada tahun 2001.

    Sejak 2001, tidak ada tambahan wabah penyakit yang disebabkan oleh poliovirus

    di Amerika. Dari kelompok-jenis penyakit masih ditemukan di beberapa daerah di

    Afrika dan Asia Tenggara. Semenjak tahun 2004, hanya 5 negara dimana

    poliovirus transmisi tidak pernah terputus diantaranya adalah India, Mesir,

    Nigeria, Pakistan, dan Afghanistan. Meskipun kemajuan signifikan telah dibuat

    terhadap pemberantasan penyakit infeksi ini di negara-negara tersebut,

    peningkatan jumlah kasus yang diamati pada tahun 2006 ini tetap ada ( L.

    Heymann, 2004 ).

    Pada awal Maret tahun 2005, Indonesia muncul kasus polio pertama selama

    satu dasa warsa. Artinya, reputasi sebagai negeri bebas polio yang disandang

    selama 10 tahun pun hilang ketika seorang anak berusia 20 bulan di Jawa Barat

    terjangkit penyakit ini. Menurut analisa, virus tersebut dibawa dari sebelah utara

    Nigeria. Sejak itu polio menyebar ke beberapa daerah di Indonesia dan menyerang

    anak-anak yang tidak diimunisasi. Polio bisa mengakibatkan kelumpuhan dan

    kematian. Virusnya cenderung menyebar dan menular dengan cepat apalagi ditempat-tempat yang kebersihannya buruk.

    Indonesia sekarang mewakili satu per lima dari seluruh penderita polio

    secara global tahun ini. Kalau tidak dihentikan segera, virus ini akan segera

    tersebar ke seluruh pelosok negeri dan bahkan ke Negara-negara tetangga

    terutama daerah yang angka cakupan imunisasinya masih rendah.

    Indonesia merupakan Negara ke-16 yang dijangkiti kembali virus tersebut.

    Banyak pihak khawatir tingginya kasus polio di Indonesia akan menjadikan

  • 5/21/2018 Makalah Polio

    3/22

    3

    Indonesia menjadi pengekspor virus ke Negara-negara lain, khususnya di Asia

    Timur.

    Wabah polio yang baru saja terjadi di Indonesia dapat dipandang sebagai

    sebuah krisis kesehatan dengan implikasi global.

    I. 2 Rumusan Masalah

    Sebelum memasuki penjelasan yang lebih lanjut, agar bahasan makalah

    terarah maka perlu dibuat rumusan masalah, yaitu :

    1.

    Apa itu penyakit polio/polimielitis ?

    2. Apa etiologi poliomielitis ?

    3.

    Bagaimana pathogenesis dan patofisiologi dari polio ?

    4. Apa saja pemeriksaan dan penegakan diagnosis penyakit polio ?

    5. Bagaimana penatalaksanaan penyakit polio ?

    I. 3 Metode Penulisan

    Metode Studi Pustaka

    Dalam metode ini, penulis mempelajari dan menggunakan media cetak,

    seperti buku-buku yang dapat mendukung bahasan dari makalah ini. Penulis juga

    dapat menemukan fakta mengenai hal-hal yang akan dibahas dan berkaitan

    dengan isi makalah.

    I. 4 Tujuan Penulisan

    Adapun tujuan dalam pembuatan karya tulis ini, uaitu :

    1. Untuk mengetahui bagaimana proses terjadinya penyakit polio;

    2.

    Mengetahui etiologi, patogenesis, patofisiologi, diagnosis penyakitpolio/poliomielitis;

    3. Mengetahui pemeriksaan laboratorium yang diperlukan untuk menegakkan

    diagnosis penyakit polio;

    4.

    Untuk mengetahui penatalaksanaan penyakit polio

    5. Untuk mengetahui pencegahan penyakit polio

  • 5/21/2018 Makalah Polio

    4/22

    4

    I. 5 Manfaat Penulisan

    1. Dapat dijadikan pengetahuan dalam mengenal penyakit

    polio/poliomielitis;

    2.

    Dapat menjadi panduan dalam pembelajaran penyakit polio;

    3. Dapat dijadikan referensi dalam mengenal lebih jauh mengenai penyakit

    polio;

    4. Memberikan pengetahuan dalam penatalaksanaan penyakit polio;

    5. Dapat dijadikan acuan dalam pencegahan penyakit polio.

  • 5/21/2018 Makalah Polio

    5/22

    5

    BAB II

    PEMBAHASAN

    II. 1 Penyakit Polio/Poliomielitis

    Partikel poliovirus merupakan enterovirus yang khas. Partikel ini tidak

    aktif bila dipanaskan pada suhu C selama 30 menit, tetapi Mg2+, 1mol/l,

    mencegah inaktivasi ini. Karena poliovirus yang dimurnikan diinaktifkan oleh

    konsentrasi klorin yang lebih tinggi untuk mendesinfeksi kotoran yang

    mengandung virus pada suspense fekal dan adanya bahan organik lain. Poliovirus

    tidak dipengaruhi oleh eter atau natrium deoksikolat (Mikrobiologi Jawetz, 2004).

    Virus polio adalah RNA virus ultra microscopic dengan ukuran 27u,

    termasuk Enterovirus, dalam family Picornaviridae, terbagi dalam 5 genera,

    diantaranya yang patogenik pada manusia adalahEnteroviru, Hepatovirus, dan

    Rhinovirus. Enterovirus terbagi lagi dalam 71 spesies, yaitu berbagai virus polio,

    virus Coxsackie, virus ECHO, dan Enterovirus 68-71. Virus terdiri dari 3 strain

    yaitu strain 1 (Brunhilde), strain 2 (Lansig), dan strain 3 (Leon). Virus yang

    single-stranded, 30% terdiri dari virion, mayor protein (VP1-4) dan satu protein

    minor (VPg). Perbedaan tiga jenis strain terletak pada sekuen nukleotidanya. VP1

    adalah antigen yang paling dominan dalam membentuk antibody netralisasi.

    Strain 1 adalah yang paling paralitogenik dan sering menimbulkan wabah, sedang

    strain 3 paling tidak imunogenik (IDAI, 2010).

    Penyakit polio atau poliomyelitis disebut penyakit lumpuh anak-anak

    karena terlalu seringgnya anak-anak mendapat penyakit itu. Penyakit polio

    terdapat diseluruh dunia. Orang dewasa mungkin juga mendapat penyakit itu

    meskipun kebanyakan dari mereka mungkin sudah pernah terkena penyakit polio

    di masa kanak-kanak dan sudah agak kebal.

    Penyakit polio disebabkan oleh virus polio, anggota genus Enterovirus,

    famili Picornaviridae. Sampai sekarang telah diisolasi 3 strain virus polio yaitu

    tipe 1 (Brunhilde), tipe 2 (Lansing), dan tipe 3 (Leon). Infeksi dapat terjadi oleh

    satu atau lebih tipe tersebut. Epidemi yang luas biasanya disebabkan oleh tipe 1.

    http://www.overfans.com/2012/06/pengertian-virus-komputer.htmlhttp://www.overfans.com/2012/06/pengertian-virus-komputer.html
  • 5/21/2018 Makalah Polio

    6/22

    6

    Virus ini relatif tahan terhadap hampir semua desinfektan (etanol, isopropanol,

    lisol, amonium kuartener, dll). Virus ini tidak memiliki amplop lemak sehingga

    tahan terhadap pelarut lemak termasuk eter dan kloroform. Virus ini dapat

    diinaktifasi oleh formaldehid, glutaraldehid, asam kuat, sodium hipoklorit, dan

    klorin. Virus polio menjadi inaktif dengan pemanasan di atas 42 derajat Celcius.

    Selain itu, pengeringan dan ultraviolet juga dapat menghilangkan aktivitas virus

    polio. Virus Polio ditularkan terutama dari manusia ke manusia, terutama pada

    fase akut, bersamaan dengan tingginya titer virus polio di faring dan feses. Virus

    polio diduga dapat menyebar melalui saluran pernafasan karena sekresi

    pernafasan merupakan material yang terbukti infeksius untuk virus entero lainnya.

    Meskipun begitu, jalur pernafasan belum terbukti menjadi jalur penularan

    untuk virus polio. Transmisi oral biasanya mempunyai peranan yang dominan

    pada penyebaran virus polio di negara berkembang, sedangkan penularan secara

    fekal-oral paling banyak terjadi di daerah miskin. Makanan dan minuman dapat

    terkontaminasi melalui lalat atau karena higienis yang rendah. Sumber penularan

    lain yang mungkin berperan adalah tanah dan air yang terkontaminasi material

    feses, persawahan yang diberi pupuk feses manusia, dan irigasi yang dengan air

    yang telah terkontaminasi virus polio. Penularan penyakit polio terutama melalui

    jalur fekal-oral dan membutuhkan kontak yang erat. Prevalensi infeksi tertinggi

    terjadi pada mereka yang tinggal serumah dengan penderita penyakit polio.

    Biasanya bila salah satu anggota keluarga terinfeksi, maka yang lain juga

    terinfeksi. Kontaminasi tinja pada jari tangan, alat tulis, mainan anak, makanan

    dan minuman, merupakan sumber utama infeksi.

    Polio adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus polio yang dapat

    mengakibatkan terjadinya kelumpuhan yang permanen. Penyakit ini dapat

    menyerang pada semua kelompok umur, namun yang peling rentan adalah

    kelompok umur kurang dari 3 tahun. Gejala meliputi demam, lemas, sakit kepala,

    muntah, sulit buang air besar, nyeri pada kaki, tangan, kadang disertai diare.

    Kemudian virus menyerang dan merusakkan jaringan syaraf , sehingga

    menimbulkan kelumpuhan yang permanen. Penyakit polio pertama terjadi di

    Eropa pada abad ke-18, dan menyebar ke Amerika Serikat beberapa tahun

  • 5/21/2018 Makalah Polio

    7/22

    7

    kemudian. Penyakit polio juga menyebar ke negara maju belahan bumi utara yang

    bermusim panas. Penyakit polio menjadi terus meningkat dan rata-rata orang yang

    menderita penyakit polio meninggal, sehingga jumlah kematian meningkat akibat

    penyakit ini. Penyakit polio menyebar luas di Amerika Serikat tahun 1952,

    dengan penderita 20,000 orang yang terkena penyakit ini ( Miller,N.Z, 2004 ).

    Jenisjenis Polio antara lain :

    1. Polio Non-Paralisis

    Polio non-paralisis menyebabkan demam, muntah, saki perut, lesu dan

    sensitif. Terjadi kram otot pada leher dan punggung, otot terasa lembek jika

    disentuh.

    2. Polio Paralisis Spinal

    Strain poliovirus ini menyerang saraf tulang belakang, menghancurkan sel

    tanduk anterior yang mengontrol pergerakan pada batang tubuh dan otot tungkai.

    Meskipun strain ini dapat menyebabkan kelumpuhan permanen, kurang dari satu

    penderita dari 200 penderita akan mengalami kelumpuhan. Kelumpuhan paling

    sering ditemukan terjadi pada kaki. Setelah poliovirus menyerang usus, virus ini

    akan diserap oleh kapiler darah pada dinding usus dan diangkut seluruh tubuh.

    Poliovirus menyerang saraf tulang belakang dan neuron motor yang mengontrol

    gerak fisik. Pada periode inilah muncul gejala seperti flu. Namun, pada penderita

    yang tidak memiliki kekebalan atau belum divaksinasi, virus ini biasanya akan

    menyerang seluruh bagian batang saraf tulang belakang dan batang otak. Infeksi

    ini akan mempengaruhi sistem saraf pusat menyebar sepanjang serabut saraf.

    Seiring dengan berkembang biaknya virus dalam sistem saraf pusat, virus akan

    menghancurkan neuron motor. Neuron motor tidak memiliki kemampuan

    regenerasi dan otot yang berhubungan dengannya tidak akan bereaksi terhadap

    perintah dari sistem saraf pusat. Kelumpuhan pada kaki menyebabkan tungkai

    menjadi lemas kondisi ini disebut acute flaccid paralysis (AFP). Infeksi parah

    pada sistem saraf pusat dapat menyebabkan kelumpuhan pada batang tubuh dan

    otot pada toraks (dada) dan abdomen (perut), disebut quadriplegia.

    3. Polio Bulbar

  • 5/21/2018 Makalah Polio

    8/22

    8

    Polio jenis ini disebabkan oleh tidak adanya kekebalan alami sehingga

    batang otak ikut terserang. Batang otak mengandung neuron motor yang mengatur

    pernapasan dan saraf kranial, yang mengirim sinyal ke berbagai otot yang

    mengontrol pergerakan bola mata saraf trigeminal dan saraf muka yang

    berhubungan dengan pipi, kelenjar air mata, gusi, dan otot muka, saraf auditori

    yang mengatur pendengaran, saraf glossofaringeal yang membantu proses

    menelan dan berbgai fungsi di kerongkongan; pergerakan lidah dan rasa; dan saraf

    yang mengirim sinyal ke jantung, usus, paru-paru, dan saraf tambahan yang

    mengatur pergerakan leher ( Wilson, 2001 ).

    Tanpa alat bantu pernapasan, polio bulbar dapat menyebabkan kematian.Lima hingga sepuluh persen penderita yang menderita polio bulbar akan

    meninggal ketika otot pernapasan mereka tidak dapat bekerja. Kematian biasanya

    terjadi setelah terjadi kerusakan pada saraf kranial yang bertugas mengirim

    'perintah bernapas' ke paru-paru. Penderita juga dapat meninggal karena

    kerusakan pada fungsi penelanan; korban dapat 'tenggelam' dalam sekresinya

    sendiri kecuali dilakukan penyedotan atau diberi perlakuan trakeostomi untuk

    menyedot cairan yang disekresikan sebelum masuk ke dalam paru-paru. Namun

    trakesotomi juga sulit dilakukan apabila penderita telah menggunakan 'paru-paru

    besi' (iron lung). Alat ini membantu paru-paru yang lemah dengan cara

    menambah dan mengurangi tekanan udara di dalam tabung. Kalau tekanan udara

    ditambah, paru-paru akan mengempis, kalau tekanan udara dikurangi, paru-paru

    akan mengembang. Dengan demikian udara terpompa keluar masuk paru-paru.

    Infeksi yang jauh lebih parah pada otak dapat menyebabkan koma dan kematian.

    Tingkat kematian karena polio bulbar berkisar 25-75% tergantung usia

    penderita. Hingga saat ini, mereka yang bertahan hidup dari polio jenis ini harus

    hidup dengan paru-paru besi atau alat bantu pernapasan. Polio bulbar dan spinal

    sering menyerang bersamaan dan merupakan sub kelas dari polio paralisis. Polio

    paralisis tidak bersifat permanen. Penderita yang sembuh dapat memiliki fungsi

    tubuh yang mendekati normal.

    http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Trakeostomi&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Trakeostomi&action=edit&redlink=1
  • 5/21/2018 Makalah Polio

    9/22

    9

    II. 2 Patogenesis dan Patofisiologi Polio

    Poliomielitis adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh

    infeksi/peradangan oleh poliovirus, penyakit ini ditularkan dari orang yang

    terinfeksi ke orang lain dengan cara kontak baik melalui sekret yang dikeluarkan

    dari hidung, mulut ataupun melalui feses. Di faring, virus ini hanya dapat

    ditemukan tiga hari sebelum sampai lima hari sesudah penyakit ini timbul. Tetapi

    di dalam tinja, virus ini dapat ditemukan sampai 17 minggu sejak penderita itu

    menjadi sakit. Penularannya adalah secara water-borne (seperti penularan

    penyakit tifus). Porte d` entre dari virus ini adalah usus di mana virus itu dapat

    berkembang biak dan menimbulkan viremia, sampai akhirnya virus ini sampailahke SSP. Virus masuk melalui mulut dan hidung kemudian berkembangbiak di

    dalam kerongkongan dan di dalam traktus gastrointestinal (usus) akan menyebar

    melalui pembuluh darah dan kelenjar getah bening. Masa inkubasi yang

    diperlukan berkisar 535 hari dengan rata-rata 714 hari.

    Russell mengatakan bahwa suatu provokasi seperti misalnya suatu infeksi

    (juga suatu vaksinasi atau pencacaran), suatu tonsilektomi atau suatu olah raga

    yang berat, dapat merupakan suatu invitation to settle down bagi virus itu di

    tempat-tempat tertentu dalam SSP.

    Provokasi tadi menimbulkan kelemahan pada motoneuron, sehingga virus

    polio itu dapat masuk ke dalam sel-sel motoneuron tersebut. Dengan demikian

    maka timbullah suatu kelumpuhan (polio paralitik). Bila virus itu hanya sampai

    pada selaput sumsum tulang belakang saja tetapi tidak ada invitation to settle

    down, maka akan terjadi kaku kuduk dan lain-lain tanpa kelumpuhan (polio non-

    paralitik).

    Ada beberapa faktor yang menentukan apa sebabnya tempat-tempat

    tertentu dari SSP lebih sering terserang virus polio daripada tempat-tempat yang

    lain. Faktor yang yang berperan dalam hal ini adalah:

    1. Jumlah (banyaknya) dan virulensi virus polio yang memasuki tubuh.

    2. Invitation to settle down yang berperan dalam fase pre-paralitik.

    Lesi saraf pada poliomyelitis dapat ditemukan pada :

  • 5/21/2018 Makalah Polio

    10/22

    10

    1. Medula spinalis (terutama di daerah kornu anterior, sedikit di daerah kornu

    intermediet dan dorsal serta di ganglia radiks dorsalis)

    2.

    Medula oblongata (nuclei vestibularis, nuclei saraf cranial dan formation

    retikularis yang terdiri dari pusat-pusat vital)

    3. Serebelum (hanya mengenai nuclei bagian atas dan vermis)

    4.

    Otak tengah/mid brain (terutama massa kelabu, substansia nigra, kadang-

    kadang di nucleus rubra)

    5. Talamus dan hipotalamus

    6.

    Palidum

    7. Korteks cerebri (bagian motorik) (IDAI 2010)

    Invitasi itulah yang akan menentukan apakah akan terjadi kelumpuhan dan bagian

    tubuh yang mana yang akan menjadi paralisis. Invitasi itu adalah suatu trauma

    seperti misalnya suatu infeksi, olah raga berat, tonsilektomi, adenektomi, cabut

    gigi, fraktur, abses dan lain-lain.

    Secara mendasar, kerusakan saraf merupakan cirri khas pada

    poliomyelitis. Virus berkembang di dalam dinding faring atau salurun cerna

    bagian bawah, menyebar ke jaringan getah bening dan menyebar masuk ke aliran

    darah sebelum menembus dan berkembang biak di jaringan saraf. Pada saat

    viremia pertama terdapat gejala klinik yang tidak spesifik berupa minor illnesses.

    Invasi virus ke susunan saraf bias hematogen atau melalui perjalanan saraf. Dalam

    beberapa penelitian kedua-duanya mungkin, tetapi secara hematogen lebih sering

    terjadi. Virus masuk ke susunan saraf melalui sawar darah-otak (blood brain

    barrier) dengan berbagai cara yaitu :

    1. Transport pasif dengan cara piknositosis

    2.

    Infeksi dari endotel kapiler

    3. Dengan bantuan sel mononuclear yang mengadakan transmisi ke dalam

    susunan saraf pusat

    4. Kemungkinan lain melalui saraf perifer, transport melalui akson atau

    penyebaran melalui jaras olfaktorius (IDAI 2010)

  • 5/21/2018 Makalah Polio

    11/22

    11

    II. 3 Pemeriksaan dan Penegakan Diagnosis Polio

    Diagnosis poliomielitis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan

    fisik dan pemeriksaan penunjang sehingga dapat menyingkirkan keadaan-keadaan

    atau penyakit yang menyerupai poliomielitis.

    Diagnosis polio dibuat berdasarkan :

    1. Pemeriksaan virologik dengan cara membiakkan virus polio, baik yang liar

    maupun virus vaksin.

    2. Pengamatan gejala dan perjalanan klinik

    3. Pemeriksaan khusus. Pemeriksaan hantaran saraf dan elektromiografi dapat

    merujuk secara tepat letak kerusakan saraf secara anatomik.

    4. Pemeriksaan adanya gejala sisa neurologik (residual paralysis) (IDAI, 2010).

    Penyakit polio dapat didiagnosis dengan beberapa cara yaitu :

    1. Viral Isolation

    Poliovirus dapat dideteksi dari faring pada seseorang yang diduga terkena

    penyakit polio. Pengisolasian virus diambil dari cairan cerebrospinal adalah

    diagnostik yang jarang mendapatkan hasil yang akurat. Jika poliovirus terisolasi

    dari seseorang dengan kelumpuhan yang akut, orang tersebut harus diuji lebih

    lanjut menggunakan uji oligonucleotide atau pemetaan genomic untuk

    menentukan apakah virus polio tersebut bersifat ganas atau lemah.

    2. Uji Serology

    Uji serology dilakukan dengan mengambil sampel darah dari penderita. Jika pada

    darah ditemukan zat antibody polio maka diagnosis bahwa orang tersebut terkena

    polio adalah benar. Akan tetapi zat antibody tersebut tampak netral dan dapat

    menjadi aktif pada saat pasien tersebut sakit.

  • 5/21/2018 Makalah Polio

    12/22

    12

    3. Cerebrospinal Fluid ( CSF)

    CSF di dalam infeksi poliovirus pada umumnya terdapat peningkatan

    jumlah sel darah putih yaitu 10-200 sel/mm3 terutama adalah sel limfositnya. Dan

    kehilangan protein sebanyak 40-50 mg/100 ml ( Paul, 2004 ).

    4. Pemeriksaan Darah Perifer

    Tidak pemeriksaan spesifik untuk diagnosis poliomyelitis pada gejala awal, sama

    seperti virus lainnya. Pemeriksaan darah perifer mungkin dalam batas normal atau

    terjadi leukositosis pada fase akut major illnesses yaitu 10.000-30.000/ul dengan

    predominan PMN.

    Terdapat 3 pola dasar pada infeksi polio:

    -Infeksi subklinis

    -Non-paralitik

    -Paralitik.

    95% kasus merupakan infeksi subklinis.

    Infeksi virus polio pada manusia sangat bervariasi dari gejala yang sangat

    ringan hingga terjadi paralisis. Infeksi virus polio dapat diklasifikasikan menjadi

    minor illnesses dan major illnesses (termasuk jenis non-paralitik dan paralitik).

    Minor Illnesses

    Gejala klinis ini terjadi sebagai akibat proses inflamasi akibat berbiaknya

    virus polio. Gejalanya sangat ringan atau bahkan tanpa gejala. Keluhan biasanya

    nyeri tenggorok dan perasaan tidak enak di perut, gangguan gastrointestinal,

    demam ringan, perasaan lemas, dan nyeri kepala ringan. Gejala ringan terjadi

    selama 1-4 hari, kemudian menghilang. Gejala ini merupakan fase enteric dari

    infeksi virus polio. Masa inkubasi 1-3 hari dan jarang lebih dari 6 hari. Selama

  • 5/21/2018 Makalah Polio

    13/22

    13

    waktu itu virus ber-replikasi pada nasofaring dan saluran cerna bagian bawah.

    Gejala klinis yang tidak khas ini terdapat pada 90-95% kasus polio.

    Major Illnesses

    Major illnesses merupakan gejala klinik akibat penyebaran dan replikasi

    virus di tempat lain serta kerusakan yang ditimbulkannya. Menurut Hortsman,

    masa ini berlangsung selama 3-35 hari termasuk gejala minor illnesses dengan

    rata-rata 17 hari. Usia penderita akan mempengaruhi gejala klinis, 1/3 dari kaus

    polio berusia 2-10 tahun, akan memberikan gambaran bifasik atau dromedary

    yaitu terdapat 2 letupan kedua kelainan sistemik dan neurologik (IDAI, 2010).

    Poliomielitis klinis menyerang sistem saraf pusat (otak dan korda spinalis)

    serta erbagi menjadi non-paralitik serta paralitik. Infeksi klinis bisa terjadi setelah

    penderita sembuh dari suatu infeksi subklinis.

    1. Infeksi subklinis (tanpa gejala atau gejala berlangsung selama kurang dari

    72 jam)/ minor illnesses

    - demam ringan

    - sakit kepala

    - tidak enak badan

    - nyeri tenggorokan

    - tenggorokan tampak merah

    - muntah.

    2. Poliomielitis non-paralitik (gejala berlangsung selama 1-2 minggu)/ major

    ilnesses

    - demam sedang

    - sakit kepala

    - kaku kuduk

    - muntah

    - diare- kelelahan yang luar biasa

    - rewel

    - nyeri atau kaku punggung, lengan, tungkai, perut

    - kejang dan nyeri otot

    - nyeri leher

    - nyeri leher bagian depan

    - kaku kuduk

    - nyeri punggung

    - nyeri tungkai (otot betis)

    - ruam kulit atau luka di kulit yang terasa nyeri

    - kekakuan otot.

  • 5/21/2018 Makalah Polio

    14/22

    14

    3. Poliomielitis paralitik/ major ilnesses

    - demam timbul 5-7 hari sebelum gejala lainnya

    - sakit kepala

    - kaku kuduk dan punggung

    - kelemahan otot asimetrik- onsetnya cepat

    - segera berkembang menjadi kelumpuhan

    - lokasinya tergantung kepada bagian korda spinalis yang terkena

    - perasaan ganjil/aneh di daerah yang terkena (seperti tertusuk jarum)

    - peka terhadap sentuhan (sentuhan ringan bisa menimbulkan nyeri)

    - sulit untuk memulai proses berkemih

    - sembelit

    - perut kembung

    - gangguan menelan

    - nyeri otot

    - kejang otot, terutama otot betis, leher atau punggung- gangguan pernafasan

    - rewel atau tidak dapat mengendalikan emosi

    - refleksBabinskipositif.

    DIAGNOSIS BANDING

    Poliomielitis bentuk non paralitik, hendaknya kita perlu memikirkan

    kemungkinan diagnosis banding kepada penyakit-penyakit berikut: (1)

    1. Reaksi meningeal simpatik seperti misalnya dapat dilihat pada mastoiditis dan

    sinusitis.

    2. Khoriomeningitis limfositaria.

    3. Penyakit Weil.

    Poliomielitis bentuk paralitik, harus kita diagnosis banding dengan penyakit-

    penyakit:

    1. Bila monoplegia:

    - Lesi N. Iskhiadikus, misalnya karena injeksi kinin.

    - Paralisis Erb. misalnya karena traksi pada pleksus brakhialis pada kelahiran letak

    sungsang.

    - Kelumpuhan pasca difteri.

    - Poliartritis rematika.

    2. Bila paraplegia:

    - Mielitis transversa.

    - Sindrom Guillain-Barre.

    http://jangan-sakit.blogspot.com/2009/07/poliomielitis_25.htmlhttp://jangan-sakit.blogspot.com/2009/07/poliomielitis_25.html
  • 5/21/2018 Makalah Polio

    15/22

    15

    Apabila penderita poliomielitis denga sekuele polio yang diperolehnya beberapa

    tahun yang lalu sehingga akan terdapat otot-otot tertentu yang lemah dengan

    atoni, atrofi dan arefleksi, hendaknya diingat kemungkinan:

    1. Suatu motor neuron disease seperti misalnya penyakit Aran-Duchenne.

    2. Siringowieli.

    3. Suatu miopati.

    II. 4 Penatalaksanaan dan Pencegahan Poliomielitis

    Pengobatan pada penyakit polio sampai sekarang belum ditemukan cara

    atau metode yang paling tepat. Sedangkan penggunaan vaksin yang ada hanya

    untuk mencegah dan mengurangi rasa sakit pada penderita.

    1. Dalam fase akut.

    (Dari mulanya penyakit sampai 4 minggu sesudahnya)

    - Penderita hendaknya diberikan istirahat total.

    - Pada anggota tubuh yang terasa nyeri, diberikan botol hangat.

    - Berikan analgetik, fenobarbital dan sebagainya.

    - Sesudah 2 minggu dan setelah keadaan likuor kembali normal dapat dilakukan

    fisioterapi.

    2. Fase rekonvalesensi pertama (16 bulan).

    - Fisioterapi

    Dalam pelaksanaan fisioterapi perlu terdapat kerja sama yang baik antara

    neurolog, ortoped, dan fisioterapist.

    Dalam rangka fisioterapi, dapat dilakukan masage, latihan dan elektroterapi

    (kontraksi yang ditimbulkan oleh elektroterapi itu pada otot-otot tersebut akan

    menjaga otot-otot itu agar tidak menjadi atropi. Bila kemudian saraf mengalami

    regenerasi, maka otot-otot masih cukup baik untuk menerima serabut-serabut

    saraf baru)

    - Tindakan ortopedis untuk menghindarkan timbulnya kontraktur misalnya dengan

    memasang gipsspalk da lain-lain.

    3. Fase rekonvalensi kedua (6 bulan 3 tahun).

  • 5/21/2018 Makalah Polio

    16/22

    16

    - Latihan-latihan sebaiknya dilakukan di dalam kelompok-kelompok, agar anak

    yang cacat tidak merasa minder dari anak-anak yang lain.

    - Dalam fase ini mungkin ortoped akan dapat mengusahakan agar dilakukan

    tindakan operatif seperti misalnya tenotomi atau transplantasi tendon.

    PENCEGAHAN

    Untuk mencegah penyakit polio di antaranya dengan membiasakan pola hidup

    sehat, sanitasi yang baik dan terus menjaga kualitas gizi sekaligus kebugaran

    kondisi fisik.salah satu cara terbaik melindungi anak-anak dari penyakit polio.

    Yakni dengan mencuci tangan dan alat-alat makan seperti piring, gelas, atau punsendok dengan sabun dan air yang tidak tercemar oleh virus polio. Kemudian jika

    memasak air sebaiknya dimasak sampai mendidih sempurna, sebab cara ini cukup

    efektif untuk membunuh virus polio. Sebab diketahui, virus polio liar hidup

    dengan baik pada suhu80C. Di luar tubuh manusia, bila terkena panas matahari,

    virus polio hanya bertahan hidup selama 2 hari, tapi kalau di dalam cuaca lembab

    lebih lama. Selain itu, imunisasi terhadap polio sampai lengkap pun dapat

    mencegah penyakit ini.

    Imunisasi diperlukan untuk membangkitkan kekebalan lokal di usus

    melalui pemberian vaksin polio. Vaksin ini mengandung tiga jenis virus yaitu tipe

    1, 2, dan 3. Caranya, diteteskan ke mulut sebanyak dua tetes setiap kali pemberian

    atau dikenal dengan Oral. Bila anak sudah mendapatkan imunisasi polio minimal

    empat kali, hampir dapat dipastikan anak kebal terhadap polio. Bila belum

    diimunisasi, segera berikan dosis pertama. Anak akan terlindung selama 100 hari,

    sehingga bila virus polio masuk, tidak berbiak dan menyebabkan penyakit polio,

    lalu dilanjutkan sampai lengkap.

    Dalam World Health Assembly tahun 1998 yang diikuti oleh sebagian

    besar negara di penjuru dunia dibuat kesepakatan untuk melakukan Eradikasi

    Polio (Erapo) tahun 2000, artinya dunia bebas polio tahun 2000. Program Eropa

    pertama yang dilakukan adalah

    http://jangan-sakit.blogspot.com/2009/07/poliomielitis_25.htmlhttp://jangan-sakit.blogspot.com/2009/07/poliomielitis_25.html
  • 5/21/2018 Makalah Polio

    17/22

    17

    a. Melakukan cakupan imunisasi yang tinggi dan menyeluruh

    b. Pekan Imunisasi Nasional yang telah dilakukan Depkes tahun 1995, 1996, dan

    1997. Pemberian imunisasi polio yang sesuai dengan rekomendasi WHO adalah

    diberikan sejak lahir sebanyak 4 kali dengan interval 6-8 minggu. Kemudian

    diulang usia 1 tahun, 5 tahun, dan usia 15 tahun

    c. Survailance Acute Flaccid Paralysis atau penemuan penderita yang dicurigai

    lumpuh layuh pada usia di bawah 15 tahun harus diperiksa tinjanya untuk

    memastikan karena polio atau bukan.

    d. Melakukan Mopping Up, artinya pemberian vaksinasi massal di daerah yang

    ditemukan penderita polio terhadap anak di bawah 5 tahun tanpa melihat status

    imunisasi polio sebelumnya.

    1. Vaksin Salk.

    Vaksin Salk ini adalah suspensi dalam air dari virus polio yang virulensinya telah

    dihilangkan karena telah dicampur dengan formalin.

    Cara pemberian:

    - Injeksi pertama 1 cc i.m.

    - 24 minggu kemudian 1 cc i.m.

    - 7 bukan kemudian 1 cc i.m. booster.

    2. Vaksin Sabin.

    Vaksin Sabin ini adalah suatu attenuated live oral vaccine. Vaksin ini

    mengandung virus polio hidup yang telah dilemahkan dengan jalan passage

    berturut-turut melalui biakan jaringan. (R.N.A. virion ini tidak ganas lagi, namun

    protein capsidnya masih dapat menimbulkan antibody). Vaksin ini dapat

    diberikan sebagai tablet atau drop per oral.

    Cara pemberian:

    - Mulai dengan 1 dose.

    - Satu bulan kemudian 1 dose.

    - Satu bulan kemudian 1 dose.

    - Tiga tahun kemudian 1 dose booster.

  • 5/21/2018 Makalah Polio

    18/22

    18

    II. 5 Komplikasi dan Prognosis Poliomielitis

    KOMPLIKASI

    Komplikasi yang paling berat dari penyakit polio adalah kelumpuhan yang

    menetap. Kelumpuhan terjadi sebanyak kurang dari 1 dari setiap 100 kasus, tetapi

    kelemahan satu atau beberapa otot, sering ditemukan.Kadang bagian dari otak

    yang berfungsi mengatur pernafasan terserang polio, sehingga terjadi kelemahan

    atau kelumpuhan pada otot dada. Beberapa penderita mengalami komplikasi 20-

    30 tahun setelah terserang polio. Keadaan ini disebutsindroma post-poliomielitis,

    yang terdiri dari kelemahan otot yang progresif, yang seringkali menyebabkan

    kelumpuhan.

    Komplikasi yang sering terjadi antara lain :

    1. Kelumpuhan permanen, kelaianan bentuk otot.

    2. Edema aru-paru

    3. Shock

    4. Pneumonia dan kesulitan bernapas.

    5. Hipertensi

    6. Infeksi/Peradangan saluran kemih.

    7. Kelainan ginjal

    8. Miokarditis

    PROGNOSIS

    Penyakit polio mempunyai prognosis yang buruk, karena pada kasus

    kelumpuhan mengakibatkan kurang lebih 50-80 % kematian yang disebabkan oleh

    polio. Selain itu karena belum dapat ditemukan obat yang dapat menyembuhkan

    polio. Pemberian vaksin juga masih kurang efektif untuk mencegah polio, karena

    banyak orang yang telah diberi vaksin polio tetapi masih terkena penyakit ini.

    Jika sumsum tulang belakang dan otak belum terkena, maka lebih dari 90

    % kasus dapat sembuh sempurna.

    http://jangan-sakit.blogspot.com/2009/07/poliomielitis_25.htmlhttp://jangan-sakit.blogspot.com/2009/07/poliomielitis_25.htmlhttp://jangan-sakit.blogspot.com/2009/07/poliomielitis_25.htmlhttp://jangan-sakit.blogspot.com/2009/07/poliomielitis_25.html
  • 5/21/2018 Makalah Polio

    19/22

    19

    Apabila otak dan sumsum tulang belakang sudak terkena maka sangat

    membahayakan dan akan merupakan suatu keadaan kedaruratan medis dan dapat

    menyebabkan kelumpuhan atau kematian yang biasanya berhubungan dengan

    gagal napas.

  • 5/21/2018 Makalah Polio

    20/22

    20

    BAB III

    PENUTUP

    III. 1 Kesimpulan

    Dari pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan

    mengenai pembahasan tersebut. Adapun kesimpulan yang diambil, yaitu :

    1. Penyakit polio atau poliomyelitis disebut penyakit lumpuh anak-anak

    karena terlalu seringgnya anak-anak mendapat penyakit itu. Penyakit polio

    terdapat diseluruh dunia.;

    2. Poliomielitis adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh

    infeksi/peradangan oleh poliovirus, penyakit ini ditularkan dari orang yang

    terinfeksi ke orang lain dengan cara kontak baik melalui sekret yang

    dikeluarkan dari hidung, mulut ataupun melalui feses.;

    3.

    Diagnosis poliomielitis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan

    fisik dan pemeriksaan penunjang sehingga dapat menyingkirkan keadaan-

    keadaan atau penyakit yang menyerupai poliomielitis;

    4. Pengobatan pada penyakit polio sampai sekarang belum ditemukan cara

    atau metode yang paling tepat. Sedangkan penggunaan vaksin yang ada

    hanya untuk mencegah dan mengurangi rasa sakit pada penderita.

    III. 2 Saran

    1.

    Agar dapat menjadikan makalah ini sebagai panduan dalam mengenal

    penyakit polio;

  • 5/21/2018 Makalah Polio

    21/22

    21

    2. Agar dapat ditemukan suatu cara dalam penegakan diagnosis penyakit

    polio/poliomielitis;

    3.

    Dapat memahami dan mengetahui penatalaksanaan penyakit

    polio/poliomielitis;

    4. Agar dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dalam menanggulangi

    penyakit polio/poliomielitis.

  • 5/21/2018 Makalah Polio

    22/22

    22

    DAFTAR PUSTAKA

    Behrman, RE. 2006. Nelson Textbook Pediatrics 15th

    Ed. WB. Saunders CO,Philadelphia. EGC

    Jawetz, Melnick, Adelbergs. 2004. Medical Microbiology, 23th edition. New

    York. Mc Graw Hill

    Soedarmo, Sumarmo S. Poorwo dkk. Buku Ajar Infeksi dan Pediatri Tropis. Edisi

    kedua. 2010. Jakarta : Badan Penerbit IDAI