SAP 13 FIX

22
AKUNTANSI PERBANKAN DAN LPD PERTEMUAN 13 OLEH : KELOMPOK 6 DAN KELOMPOK 13 GUSTI AYU MADE RISDHARYANTI (1315351062) NI LUH PUTU DWI GITA SARI (1315351071) NI LUH PUTU NUARSIH (1315351078) COKORDA ISTRI INTAN PARAMITA DEWI (1315351086) I GUSTI AYU SUCITRAWATI (1315351117) NI KETUT AYU MIKE RATNASARI (1315351119) MADE MIRAH DHARMAVATMI YUSTANA (1315351122) NI KADEK DESY YASINTA PUTRI (1315351141) PROGRAM EKSTENSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

description

ak lpd sap 13 SAK ETAP

Transcript of SAP 13 FIX

Page 1: SAP 13 FIX

AKUNTANSI PERBANKAN DAN LPD

PERTEMUAN 13

OLEH :

KELOMPOK 6 DAN KELOMPOK 13

GUSTI AYU MADE RISDHARYANTI (1315351062)

NI LUH PUTU DWI GITA SARI (1315351071)

NI LUH PUTU NUARSIH (1315351078)

COKORDA ISTRI INTAN PARAMITA DEWI (1315351086)

I GUSTI AYU SUCITRAWATI (1315351117)

NI KETUT AYU MIKE RATNASARI (1315351119)

MADE MIRAH DHARMAVATMI YUSTANA (1315351122)

NI KADEK DESY YASINTA PUTRI (1315351141)

PROGRAM EKSTENSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA

2015

Page 2: SAP 13 FIX

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI …………………………………………………………..……….... 1

1. PENGERTIAN SAK ETAP ……………………………………..…….. 2

2. KONSEP DAN PRINSIP PERVASIF SAK ETAP ……….…........… 2

3. RUANG LINGKUP SAK ETAP ………………………….………….... 7

4. LAPORAN KEUANGAN SAK ETAP …..………………….…..….… 8

5. MANFAAT DAN TUJUAN SAK ETAP .……..…………………….... 11

6. KARAKTERISTIK SAK ETAP ………...………………………….….. 11

7. IMPLEMENTASI SAK ETAP …………….……………………..…….. 11

8. KEBIJAKAN AKUNTANSI SAK ETAP…………..……………...…. 13

9. PERBEDAAN LAPORAN KEUANGAN SAK ETAP DENGAN PSAK 14

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………… 15

1

Page 3: SAP 13 FIX

1. PENGERTIAN SAK ETAP

Pada tanggal 19 Mei 2009, Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK)

mengesahkan Standar Akuntansi Keuangan untuk Entitas tanpa Akuntabilitas Publik

(SAK ETAP). SAK ETAP ini sejalan dengan International Financial Reporting Standard

for Small and Medium-sized Entities (IFRS for SMEs). Meskipun memiliki judul yang

berbeda, namun baik SAK ETAP maupun IFRS for SMEs sama-sama diperuntukkan

bagi entitas tanpa akuntabilitas publik, hanya saja istilah yang digunakan sebagai judul

pada IFRS adalah small and medium-sized entities (SMEs). Jadi, apabila kita

membandingkan judul pada IFRS for SMEs dan SAK ETAP, maka istilah entitas tanpa

akuntabilitas publik) sama pengertiannya dengan small and medium-sized entities.

Apabila SAK ETAP telah disahkan pada bulan Mei 2009, IFRS for SMEs sendiri

baru disahkan pada bulan Juli 2009. Standar Akuntansi Keuangan untuk Entitas Tanpa

Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) adalah standar akuntansi yang disusun sebagai

acuan dan dimaksudkan untuk digunakan entitas tanpa akuntabilitas publik.

SAK ETAP menggunakan acuan IFRS for Small Medium Enterprises (SME)

yang lebih sederhana antara lain:

1. Aset tetap, tidak berwujud menggunakan harga perolehan.

2. Entitas anak tidak dikonsolidasi tetapi sebagai investasi dengan metode

ekuitas.

3. Mengacu pada praktik akuntansi yang saat ini digunakan.

4. Laporan keuangan sesuai SAK ETAP menyajikan informasi mengenai posisi

keuangan, kinerja, dan arus kas entitas yang berguna bagi pengguna luas.

Diharapkan dengan adanya SAK ETAP, perusahaan kecil dan menengah dapat

menyusun laporan keuangannya sendiri dan dapat diaudit untuk mendapatkan opini

audit. Informasi keuangan yang sederhana tetapi memberikan informasi yang andal.

SAK ETAP disusun dengan mengadopsi IFRS for SME dengan modifikasi sesuai

dengan kondisi Indonesia.

2. KONSEP DAN PRINSIP PERVASIF SAK ETAP

a. Tujuan laporan keuangan

Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi posisi keuangan,

kinerja keuangan, dan laporan arus kas suatu entitas yang bermanfaat bagi

sejumlah besar pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi oleh siapapun

yang tidak dalam posisi dapat meminta laporan keuangan khusus untuk memenuhi

kebutuhan informasi tertentu. Dalam memenuhi tujuannya, laporan keuangan juga

2

Page 4: SAP 13 FIX

menunjukkan apa yang telah dilakukan manajemen (stewardship) atau

pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan

kepadanya.

b. Karakteristik kualitatif informasi dalam laporan keuangan

1. Dapat Dipahami. Kualitas penting informasi yang disajikan dalam laporan

keuangan adalah kemudahannya untuk segera dapat dipahami oleh

pengguna. Untuk maksud ini, pengguna diasumsikan memiliki pengetahuan

yang memadai tentang aktivitas ekonomi dan bisnis, akuntansi, serta

kemauan untuk mempelajari informasi tersebut dengan ketekunan yang

wajar.

2. Relevan. Informasi memiliki kualitas relevan jika dapat mempengaruhi

keputusan ekonomi pengguna dengan cara membantu mereka

mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini atau masa depan,

menegaskan, atau mengoreksi hasil evaluasi mereka di masa lalu.

3. Materialitas. Informasi dipandang material jika kelalaian untuk

mencantumkan atau kesalahan dalam mencatat informasi tersebut dapat

mempengaruhi keputusan ekonomi pengguna yang diambil atas dasar

laporan keuangan.

4. Keandalan. Informasi memiliki kualitas andal jika bebas dari kesalahan

material dan bias, dan penyajian secara jujur apa yang seharusnya disajikan

atau yang secara wajar diharapkan dapat disajikan. Substansi Mengungguli

Bentuk Transaksi, peristiwa dan kondisi lain dicatat dan disajikan sesuai

dengan substansi dan realitas ekonomi dan bukan hanya bentuk hukumnya.

Hal ini untuk meningkatkan keandalan laporan keuangan.

5. Pertimbangan Sehat. Pertimbangan sehat mengandung unsur kehati-hatian

pada saat melakukan pertimbangan yang diperlukan dalam kondisi

ketidakpastian, sehingga aset atau penghasilan tidak disajikan lebih tinggi

dan kewajiban atau beban tidak disajikan lebih rendah.

6. Kelengkapan. Agar dapat diandalkan, informasi dalam laporan keuangan

harus lengkap dalam batasan materialitas dan biaya. Kesengajaan untuk

tidak mengungkapkan mengakibatkan informasi menjadi tidak benar atau

menyesatkan dan karena itu tidak dapat diandalkan dan kurang mencukupi

ditinjau dari segi relevansi.

3

Page 5: SAP 13 FIX

7. Dapat Dibandingkan. Pengguna harus dapat membandingkan laporan

keuangan entitas antar periode untuk mengidentifikasi kecenderungan posisi

dan kinerja keuangan. Pengguna juga harus dapat membandingkan laporan

keuangan antar entitas untuk mengevaluasi posisi keuangan, kinerja serta

perubahan posisi keuangan secara relatif.

8. Tepat Waktu. Tepat waktu meliputi penyediaan informasi laporan keuangan

dalam jangka waktu pengambilan keputusan. Jika terdapat penundaan yang

tidak semestinya dalam pelaporan, maka informasi yang dihasilkan akan

kehilangan relevansinya.

9. Keseimbangan antara Biaya dan Manfaat. Manfaat informasi seharusnya

melebihi biaya penyediannya.

c. Posisi keuangan suatu entitas

Posisi keuangan suatu entitas terdiri dari aset, kewajiban, dan ekuitas pada

suatu waktu tertentu. Unsur laporan keuangan yang berkaitan secara langsung

dengan pengukuran posisi keuangan adalah aset, kewajiban, dan ekuitas.

Unsur-unsur ini didefinisikan sebagai berikut:

1. Aset adalah sumber daya yang dikuasai entitas sebagai akibat dari

peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan

diharapkan akan diperoleh entitas.

2. Kewajiban merupakan kewajiban masa kini entitas yang timbul dari

peristiwa masa lalu, yang penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus

keluar dari sumber daya entitas yang mengandung manfaat ekonomi.

3. Ekuitas adalah hak residual atas aset entitas setelah dikurangi semua

kewajiban.

d. Kinerja keuangan: pendapatan dan beban

Kinerja keuangan adalah hubungan antara penghasilan dan beban dari

entitas sebagaimana disajikan dalam laporan laba rugi. Laba sering digunakan

sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar untuk pengukuran lain, seperti

tingkat pengembalian investasi atau laba per saham. Unsur-unsur laporan

keuangan yang secara langsung terkait dengan pengukuran laba adalah

penghasilan dan beban. Penghasilan dan beban didefinisikan lebih lanjut

sebagai berikut:

4

Page 6: SAP 13 FIX

1. Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama periode

pelaporan dalam bentuk arus masuk atau peningkatan aset, atau

penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak

berasal dari kontribusi penanam modal.

2. Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu

periode pelaporan dalam bentuk arus keluar atau penurunan aset, atau

terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak

terkait dengan distribusi kepada penanam modal.

e. Pengakuan unsur-unsur laporan keuangan

Pengakuan unsur laporan keuangan merupakan proses pembentukan suatu

pos dalam neraca atau laporan laba rugi yang memenuhi definisi suatu unsur

dan memenuhi kriteria sebagai berikut:

1. Ada kemungkinan bahwa manfaat ekonomi yang terkait dengan pos

tersebut akan mengalir dari atau ke dalam entitas; dan

2. Pos tersebut mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur dengan andal.

Kegagalan untuk mengakui pos yang memenuhi kriteria tersebut tidak dapat

digantikan dengan pengungkapan kebijakan akuntansi yang digunakan atau

catatan atau materi penjelasan.

f. Pengukuran unsur-unsur laporan keuangan

Pengukuran adalah proses penetapan jumlah uang yang digunakan entitas

untuk mengukur aset, kewajiban, penghasilan dan beban dalam laporan

keuangan. Proses ini termasuk pemilihan dasar pengukuran tertentu. Dasar

pengukuran yang umum adalah biaya historis dan nilai wajar:

1. Biaya historis. Aset adalah jumlah kas atau setara kas yang dibayarkan

atau nilai wajar dari pembayaran yang diberikan untuk memperoleh aset

pada saat perolehan. Kewajiban dicatat sebesar kas atau setara kas yang

diterima atau sebesar nilai wajar dari aset non-kas yang diterima sebagai

penukar dari kewajiban pada saat terjadinya kewajiban.

2. Nilai wajar adalah jumlah yang dipakai untuk mempertukarkan suatu aset,

atau untuk menyelesaikan suatu kewajiban, antara pihak-pihak yang

berkeinginan dan memiliki pengetahuan memadai dalam suatu transaksi

dengan wajar.

5

Page 7: SAP 13 FIX

3. Prinsip pengakuan dan pengukuran berpengaruh luas (pervasif).

Persyaratan untuk pengakuan dan pengukuran aset, kewajiban,

penghasilan dan beban dalam SAK ETAP didasarkan pada prinsip pervasif

dari Kerangka Dasar Penyajian dan Pengukuran Laporan Keuangan.

g. Dasar akrual

Entitas harus menyusun laporan keuangan, kecuali laporan arus kas,

dengan menggunakan dasar akrual. Dalam dasar akrual, pos-pos diakui

sebagai aset, kewajiban, ekuitas, penghasilan, dan beban (unsur-unsur laporan

keuangan) ketika memenuhi definisi dan kriteria pengakuan untuk pos-pos

tersebut.

1. Aset diakui dalam neraca jika kemungkinan manfaat ekonominya di masa

depan akan mengalir ke entitas dan aset tersebut mempunyai nilai atau

biaya yang dapat diukur dengan andal. Aset tidak diakui dalam neraca jika

pengeluaran telah terjadi dan manfaat ekonominya dipandang tidak

mungkin mengalir ke dalam entitas setelah periode pelaporan berjalan.

Sebagai alternatif transaksi tersebut menimbulkan pengakuan beban dalam

laporan laba rugi.

2. Kewajiban diakui dalam neraca jika kemungkinan pengeluaran sumber daya

yang mengandung manfaat ekonomi akan dilakukan untuk menyelesaikan

kewajiban masa kini dan jumlah yang harus diselesaikan dapat diukur

dengan andal.

3. Pengakuan penghasilan merupakan akibat langsung dari pengakuan aset

dan kewajiban. Penghasilan diakui dalam Laporan laba rugi jika kenaikan

manfaat ekonomi di masa depan yang berkaitan dengan peningkatan aset

atau penurunan kewajiban telah terjadi dan dapat diukur secara andal.

4. Pengakuan beban merupakan akibat langsung dari pengakuan aset dan

kewajiban. Beban diakui dalam laporan laba rugi jika penurunan manfaat

ekonomi masa depan yang berkaitan dengan penurunan aset atau

peningkatan kewajiban telah terjadi dan dapat diukur secara andal.

5. Laba atau rugi merupakan selisih aritmatika antara penghasilan dan beban.

Hal tersebut bukan merupakan suatu unsur terpisah dari laporan keuangan,

dan prinsip pengakuan yang terpisah tidak diperlukan.

6

Page 8: SAP 13 FIX

h. Saling hapus tidak diperkenankan

Saling hapus tidak diperkenankan atas aset dengan kewajiban, atau

penghasilan dengan beban, kecuali disyaratkan atau diijinkan oleh SAK ETAP.

3. RUANG LINGKUP SAK ETAP

Digunakan untuk entitas tanpa akuntabilitas publik yaitu:

1. Entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik.

2. Menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum (general purpose financial

statement) bagi pengguna eksternal, Contoh pengguna eksternal adalah

pemilik yang tidak terlibat langsung dalam pengelolaan usaha, kreditur, dan

lembaga pemeringkat kredit.

3. Entitas dengan akuntabilitas publilk signifikan boleh menggunakan SAK ETAP

jika diijinkan oleh otoritas berwenang. SE No.11/37/DKBU Bank Indonesia

tanggal 31 Desember 2009 yang menetapkan standar akuntansi keuangan

untuk BPR adalah SAK ETAP dan SE No. 12/14/DKBU Bank Indonesia tanggal

1 juni 2010 yang menetapkan penggunaan Pedoman Akuntansi Bank

Perkreditas Rakyat (PA – BPR) yang diberlakukan sejak 1 Januari 2010.

SAK ETAP, dimaksudkan untuk digunakan oleh Entitas Tanpa Akuntabilitas

Publik (ETAP), yaitu entitas yang:

1. Tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan; dan

2. Menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum bagi pengguna eksternal

Entitas dengan akuntabilitas publik signifikan adalah:

1. Telah mengajukan pernyataan pendaftaran, atau sedang dalam proses

pengajuan pernyataan pendaftaran, pada otoritas pasar modal atau regulator

lain untuk tujuan penerbitan efek di pasar modal; atau

2. Menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia untuk sekelompok besar

masyarakat, seperti bank, entitas asuransi,pialang dan atau pedagang efek,

dana pensiun, reksa dana dan bank investasi.

Entitas yang memiliki akuntabilitas publik signifikan dapat menggunakan SAK

ETAP jika otoritas berwenang membuat regulasi mengizinkan penggunaan SAK ETAP.

Contoh: Bank Perkreditan Rakyat

Entitas berakuntabillitas publik adalah:

1. Perusahaan kecil yang memiliki saham di pasar modal.

2. Perusahaan manufaktur besar (bukan emiten).

3. Bank umum besar (bukan emiten).

7

Page 9: SAP 13 FIX

4. Entitas yang bisnis satu-satunya adalah pendapatan bunga atas uang yang

dipinjamkan kepada nasabah. Entitas ini memperoleh semua dana dari seorang

pemilik yang milyuner.

5. Laporan keuangan yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan bersama

sebagian besar pengguna laporan keuangan, misalnya: pemegang saham,

kreditor, pekerja, dan masyarakat dalam arti luas.

4. LAPORAN KEUANGAN SAK ETAP

Laporan keuangan yang dipersiapkan sesuai dengan SAK ETAP untuk

menyediakan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja dan arus kas entitas yang

berguna untuk pengguna luas yang tidak dalam posisi meminta laporan untuk

memenuhi kebutuhan informasi tertentu, misalnya diberikan kepada: Bank, Pemilik,

dan Penyandang dana.

4.1 Penyajian Laporan Keuangan

Entitas harus membuat suatu pernyataan eksplisit dan secara penuh (explicit

and unreserved statement) atas kepatuhan terhadap SAK ETAP dalam catatan laporan

keuangan. Terdiri dari:

1. Penyajian Wajar

Laporan keuangan menyajikan dengan wajar posisi keuangan, kinerja

keuangan, dan arus kas suatu entitas. Penyajian wajar mensyarakatkan

penyajian jujur atas pengaruh transaksi, peristiwa, dan kondisi lain yang sesuai

dengan definisi dan kriteria pengakuan asset, kewajiban, penghasilan, dan

beban. Penyajian wajar posisi keuangan, kinerja keuangan dan arus kas.

Entitas yang menggunakan SAK ETAP harus secara eksplisit

menyatakan secara penuh atas kepatuhan terhadap SAK ETAP dalam catatan

laporan keuangan. Entitas harus menilai kelangsungan usaha pada saat

menyusun laporan keuangan. Entitas menyajikan laporan keuangan minimal

satu kali dalam setahun. Informasi komparatif dengan periode sebelumnya

dengan keunggulan yang sama. Pos-pos yang material disajikan terpisah.

2. Kepatuhan terhadap SAK ETAP

Entitas yang laporan keuangannya mematuhi SAK ETAP harus

membuat suatu pernyataan eksplisit dan secara penuh (explicit and unreserved

statement) atas kepatuhan tersebut dalam catatan atas laporan keuangan.

8

Page 10: SAP 13 FIX

Laporan keuangan tidak boleh menyatakan mematuhi SAK ETAP kecuali jika

mematuhi semua persyaratan dalam SAK ETAP.

3. Kelangsungan Usaha

Pada saat menyusun laporan keuangan, manajemen entitas yang

menggunakan SAK ETAP membuat penilaian atas kemampuan entitas

melanjutkan kelangsungan usahanya. Entitas mempunyai kelangsungan usaha

kecuali jika manajemen bermaksud melikuidasi entitas tersebut atau

menghentikan operasi, atau tidak mempunyai alternatif realistis.

4. Frekuensi Pelaporan

Entitas menyajikan secara lengkap laporan keuangan (termasuk

informasi komparatif) minimum satu tahun sekali. Ketika akhir periode

pelaporan entitas berubah dan laporan keuangan tahunan telah disajikan untuk

periode yang lebih panjang atau lebih pendek dari satu tahun, maka

entitas mengungkapkan:

1. Fakta tersebut;

2. Alasan penggunaan untuk periode lebih panjang atau lebih pendek; dan

3. Fakta bahwa jumlah komparatif untuk laporan laba rugi, laporan

perubahan ekuitas, laporan laba rugi dan saldo laba, laporan arus kas,

dan catatan atas laporan keuangan yang terkait adalah tidak dapat

seluruhnya diperbandingkan.

5. Konsistensi Penyajian

Penyajian dan klasifikasi pos-pos dalam laporan keuangan antar

periode harus konsisten kecuali:

a. Terjadi perubahan signifikan operasi entitas atau perubahan tersebut

menghasilkan penyajian yang lebih andal dan relevan.

b. SAK ETAP mensyaratkan perubahan penyajian.

c. Reklasifikasi harus dilakukan retrospektif, kecuali tidak praktis dapat

secara prospektif.

d. Jika prospektif: diungkapkan sifat reklasifikasi dan jumlah pos yang

direklasifikasi serta alasannya.

6. Informasi Komparatif

Informasi harus diungkapkan secara komparatif dengan periode

sebelumnya kecuali dinyatakan lain oleh SAK ETAP (termasuk informasi dalam

laporan keuangan dan catatan atas laporan keuangan). Entitas memasukkan

9

Page 11: SAP 13 FIX

informasi komparatif untuk informasi naratif dan deskriptif jika relevan untuk

pemahaman laporan keuangan periode berjalan.

7. Materialitas dan Agregasi,

Pos-pos yang material disajikan terpisah dalam laporan keuangan

sedangkan yang tidak material digabungkan dengan jumlah yang memiliki sifat

atau fungsi yang sejenis. Kelalaian dalam mencantumkan atau kesalahan

dalam mencatat suatu pos dianggap material jika, baik secara individu maupun

bersama-sama dapat memengaruhi pengguna laporan keuangan dalam

pengambilan keputusan ekonomi. Besaran dan sifat unsur tersebut dapat

menjadi faktor penentu.

8. Identifikasi Laporan Keuangan Lengkap

Terdiri dari neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas,

laporan arus kas, catatan atas laporan keuangan. Perubahan periode laporan

keuangan sehingga periode laporan berbeda, maka ETAP mengungkapkan:

a. Fakta tersebut.

b. Alasan penggunaan periode yang lebih pendek atau lebih panjang.

c. Fakta bahwa jumlah informasi komparatif dalam laporan keuangan yang

terkait tidak dapat diperbandingkan.

d. Identifikasi secara jelas setiap komponen laporan keuangan.

Entitas harus mengidentifikasikan secara jelas setiap komponen laporan

keuangan termasuk catatan atas laporan keuangan. Jika laporan keuangan

merupakan komponen dari laporan lain, maka laporan keuangan harus

dibedakan dari informasi lain dalam laporan tersebut. Informasi berikut, jika

perlu, pada setiap halaman:

a. Nama entitas pelapor dan perubahan dalam nama tersebut sejak

laporan periode terakhir;

b. Tanggal atau periode yang dicakup oleh laporan keuangan, mana yang

lebih tepat bagi setiap komponen laporan keuangan;

c. Mata uang pelaporan, seperti didefinisikan dalam Bab 25 Mata Uang

Pelaporan;

d. Pembulatan angka yang digunakan dalam penyajian laporan keuangan.

Entitas harus mengungkapkan hal berikut ini dalam catatan laporan

keuangan:

1. Domisili , bentuk hukum dan alamat kantor yang terdaftar;

2. Penjelasan sifat operasi dan aktivitas utama.

10

Page 12: SAP 13 FIX

5. MANFAAT DAN TUJUAN SAK ETAP

SAK ETAP dimaksudkan agar semua unit usaha menyusun laporan keuangan

sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Setiap perusahaan memiliki prinsip

going concern yakni menginginkan usahanya terus berkembang. Untuk

mengembangkan usaha perlu banyak upaya yang harus dilakukan. Salah satu upaya

itu adalah perlunya meyakinkan publik bahwa usaha yang dilakukan dapat

dipertanggungjawabkan. Dalam akuntansi wujud pertanggungjawaban tersebut

dilakukan dengan menyusun dan menyajikan laporan keuangan sesuai dengan

standar yang telah ditentukan. Penyajian laporan keuangan yang sesuai dengan

standar, akan membantu manajemen perusahaan untuk memeroleh berbagai

kemudahan, misalnya: untuk menentukan kebijakan perusahaan di masa yang datang;

dapat memeroleh pinjaman dana dari pihak ketiga, dan sebagainya.

Standar ETAP ini disusun cukup sederhana sehingga tidak akan menyulitkan

bagi penggunanya yang merupakan entitas tanpa akuntabilitas publik (ETAP) yang

mayoritas adalah perusahaan yang tergolong usaha kecil dan menengah. ETAP

sebagaimana kepanjangan yang telah diuraikan di atas merupakan unit kegiatan yang

melakukan aktifitas tetapi sahamnya tidak dimiliki oleh masyarakat atau dengan kata

lain unit usaha yang dimiliki oleh orang perorang atau sekelompok orang, dimana

kegiatan dan modalnya masih terbatas. Jenis kegiatan seperti ini di Indonesia

menempati angka sekitar 80 %. Oleh sebab itu perlu adanya perhatian khusus dari

semua pihak yang berkepentingan dalam hal penyajian laporan keuangan.

6. KARAKTERISTIK SAK ETAP

a. Stand alone accounting standard (tidak mengacu ke SAK Umum).

b. Mayoritas menggunakan historical cost concepts.

c. Hanya mengatur transaksi yang umum dilakukan Usaha Kecil dan Menengah.

d. Pengaturan lebih sederhana dibandingkan SAK Umum.

e. Alternatif yang dipilih adalah alternatif yang paling sederhana.

f. Penyerdehanaan pengakuan dan pengukuran.

g. Pengurangan pengungkapan.

h. Tidak akan berubah selama beberapa tahun.

7. IMPLEMENTASI SAK ETAP

PSAK ETAP mulai diberlakukan pada akhir tahun 2011. Penggunaan PSAK ini

harus konsisten untuk tahun-tahun berikutnya. Apalagi yang sudah memutuskan untuk

11

Page 13: SAP 13 FIX

menggunakan PSAK umum dalam penyajian laporan keuangan, maka untuk

selanjutnya tidak boleh merevisi kebijakannya ke PSAK ETAP.

Entitas dapat menerapkan SAK ETAP secara retrospektif, namun jika tidak

praktis, maka entitas diperkenankan untuk menerapkan SAK ETAP secara prospektif.

Entitas yang menerapkan secara prospektif dan sebelumnya telah menyusun laporan

keuangan maka:

1. Mengakui semua aset dan kewajiban yang pengakuannya dipersyaratkan

dalam SAK ETAP;

2. Tidak mengakui pos-pos sebagai aset atau kewajiban jika SAK ETAP tidak

mengijinkan pengakuan tersebut;

3. Mereklasifikasikan pos-pos yang diakui sebagai suatu jenis aset, kewajiban

atau komponen ekuitas berdasarkan kerangka pelaporan sebelumnya, tetapi

merupakan jenis aset, kewajiban, atau komponen ekuitas yang berbeda

berdasarkan SAK ETAP;

4. Menerapkan SAK ETAP dalam pengukuran seluruh aset dan kewajiban yang

diakui.

Penerapan secara retrospektif artinya bahwa kebijakan akuntansi yang baru

diterapkan seolah-olah kebijakan akuntansi tersebut telah digunakan sebelumnya.

Oleh karena itu, kebijakan akuntansi yang baru, diterapkan pada kejadian atau

transaksi sejak tanggal terjadinya kejadian atau transaksi tersebut. Sedangkan

penerapan secara prospektif artinya kebijakan akuntansi yang baru, diterapkan pada

kejadian atau transaksi yang terjadi setelah tanggal perubahan. Tidak ada

penyesuaian yang dilakukan terhadap periode sebelumnya.

Kebijakan akuntansi yang digunakan oleh entitas pada saldo awal neracanya

berdasarkan SAK ETAP mungkin berbeda dari yang digunakan untuk tanggal yang

sama dengan menggunakan kerangka pelaporan keuangan sebelumnya. Hasil

penyesuaian yang muncul dari transaksi, kejadian atau kondisi lainnya sebelum

tanggal efektif SAK ETAP diakui secara langsung pada saldo laba pada tanggal

penerapan SAK ETAP.

Pada tahun awal penerapan SAK ETAP, entitas yang memenuhi persyaratan

untuk menerapkan SAK ETAP dapat menyusun laporan keuangan tidak berdasarkan

SAK ETAP, tetapi berdasarkan PSAK non-ETAP sepanjang diterapkan secara

konsisten. Entitas tersebut tidak diperkenankan untuk kemudian menerapkan SAK

ETAP ini untuk penyusunan laporan keuangan berikutnya. Entitas yang menyusun

laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP kemudian tidak memenuhi persyaratan

12

Page 14: SAP 13 FIX

entitas yang boleh menggunakan SAK ETAP, maka entitas tersebut tidak

diperkenankan untuk menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP. Entitas

tersebut wajib menyusun laporan keuangan berdasarkan PSAK non- ETAP dan tidak

diperkenankan untuk menerapkan SAK ETAP.

Entitas yang sebelumnya menggunakan PSAK non-ETAP dalam menyusun

laporan keuangannya dan kemudian memenuhi persyaratan entitas yang dapat

menggunakan SAK ETAP, maka entitas tersebut dapat menggunakan SAK ETAP ini

dalam menyusun laporan keuangan. Entitas tersebut menerapkan persyaratan dalam

paragraf 29.1 – 29.3

8. KEBIJAKAN AKUNTANSI SAK ETAP

Pemilihan dan penerapan kebijakan akuntansi, yang terdiri dari perubahan

estimasi dan koreksi kesalahan periode lalu. Kebijakan akuntansi adalah prinsip,

dasar, konvensi, aturan dan praktik tertentu yang diterapkan oleh suatu entitas dalam

menyusun dan menyajikan laporan keuangannya. Jika SAK ETAP secara spesifik

mengatur transaksi, kejadian atau keadaan lainnya, maka entitas harus menerapkan

SAK ETAP. Namun, jika dampak tidak material maka entitas tidak perlu mengikuti

persyaratan dalam SAK ETAP.

Jika transaksi, peristiwa tidak diatur spesifik dalam SAK ETAP, maka

manajemen dengan menggunakan judgementnya mengembangkan dan menerapkan

suatu kebijakan akuntansi yang menghasilkan informasi:

a. Relevan bagi pemakai untuk kebutuhan pengambilan keputusan ekonomi; dan

b. Andal yaitu dalam laporan keuangan yang menyajikan dengan jujur posisi

keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas dari suatu entitas.

c. Mencerminkan substansi ekonomi dari transaksi, peristiwa dan kondisi lainnya,

serta tidak hanya mencerminkan bentuk hukumnya.

d. Netral yaitu bebas dari bias

e. Mencerminkan kehati-hatian.

f. Bersifat lengkap dalam semua hal yang material

Acuan dalam membuat pertimbangan (Bab 9.5):

1. Persyaratan dan panduan dalam SAK ETAP yang berhubungan dengan isu

yang serupa dan terkait; dan

2. Definisi, kriteria pengakuan dan konsep pengukuran untuk aset, kewajiban,

pendapatan dan beban dan prinsip-prinsip pervasif di Bab 2 Konsep dan

Prinsip Pervasif.

13

Page 15: SAP 13 FIX

3. PSAK non ETAP dan panduan tambahan dapat dijadikan rujukan, namun tidak

boleh bertentangan dengan Bab 9.5

9. PERBEDAAN LAPORAN KEUANGAN SAK ETAP DENGAN PSAK

SAK ETAP PSAK

1. Neraca

2. Laporan laba rugi

3. Laporan perubahan ekuitas

4. Laporan arus kas

5. Catatan atas laporan keuangan

1. Laporan posisi keuangan (neraca)

2. Laporan laba rugi komprehensif

3. Laporan perubahan ekuitas

4. Laporan arus kas

5. Catatan atas laporan keuangan

6. Laporan posisi keuangan pada awal

periode komparatif untuk penyajian

kembali

14

Page 16: SAP 13 FIX

DAFTAR PUSTAKA

http://daniels-stephanus.blogspot.com/2013/07/standat-akuntansi-keuangan-

entitas.html

http://syannegracetine.blogspot.com/2013/11/materi-sak-etap_14.html

https://tsetyaernawati.wordpress.com/2012/04/05/rangkuman-isi-sak-etap/

https://www.scribd.com/doc/275842055/lpd-13

http://www.iaiglobal.or.id/v02/prinsip_akuntansi/standar.php?cat=SAK%20ETAP&id=71

15