S06 - PBL 25 - Sistem Reproduksi - Chepalopelvic Disporpotion

download S06 - PBL 25 - Sistem Reproduksi - Chepalopelvic Disporpotion

of 8

Transcript of S06 - PBL 25 - Sistem Reproduksi - Chepalopelvic Disporpotion

  • 8/10/2019 S06 - PBL 25 - Sistem Reproduksi - Chepalopelvic Disporpotion

    1/8

    1

    Chepalopelvic Disproportion

    Alexandra

    Fakultas Kedokteran UKRIDA Jakarta 2014

    Jalan Arjuna Utara no. 6 Jakarta Barat 1510

    [email protected]

    Pendahuluan

    Seorang wanita sudah sejak kemarin mules-mules dan ditolong oleh dukun beranak

    tetapi anaknya belum lahir juga. Akhirnya keluarganya membawanya ke RS untuk mendapat

    pertolongan. Pada pemeriksaan didapatkan wanita tersebut baru hamil pertama kali, sudah

    mules-mules sejak 14 jam, kontraksi uterus kuat, pembukaan 4 cm, presentasi kepala, kepala

    masih tinggi, promontorium teraba.

    Distosia adalah persalinan yang sulit dan ditandai dengan terlalu lambatnya kemajuan

    persalinan. Kelainan persalinan ini menurut ACOG dibagi menjadi 3 yaitu kelainan kekuatan

    (power), kelainan janin (passenger), dan kelainan jalan lahir (passage). Panggul sempit

    (pelvic contaction) merupakan salah satu kelainan jalan lahir yang akan menghambat

    kemajuan persalinan karena ketidaksesuaian antara ukuran kepala janin dengan panggul ibu

    yang biasa disebut dengan disproporsi sefalopelvik .1

  • 8/10/2019 S06 - PBL 25 - Sistem Reproduksi - Chepalopelvic Disporpotion

    2/8

    2

    Anamnesis

    Dikarenakan pada anemia perdarahan kronik terdapat penyakit yang mendasari nya ,

    jadi harus di cari tahu terlebih dahulu sumber perdarahan atau penyakit yang mendasari nya .

    Anamnesa yang perlu dilakukan pada pasien antara lain: 1-3 Keluhan utama pasien Keluhan tambahan Riwayat penyakit sekarang: apakah ada keluar cairan, adakah keluar darah atau

    lendir, adakah batuk, pilek, demam.

    HPHT (hari pertama haid terakhir) Usia kehamilan

    Riwayat menstruasi: menarche pada usia berapa, teratur atau tidak, lama haid

    berapa hari, berapa kali ganti pembalut dalam sehari, adakah dismenore.

    Riwayat pernikahan Riwayat KB Riwayat obstetric : sudah berapa kali hamil, melahirkan, dan abortus. Tanyakan

    berat anak yang dilahirkan beserta cara partus nya.

    Riwayat penyakit dahulu: hipertensi, jantung, asma, DM, TBC, alergi, riwayat

    operasi

    Riwayat keluarga: apakah dalam keluarga pasien ada yang sedang mengalami

    keluhan yang sama atau pun pernah mengalami keluhan yang sama.

    Riwayat gizi Riwayat pemakaian obat

  • 8/10/2019 S06 - PBL 25 - Sistem Reproduksi - Chepalopelvic Disporpotion

    3/8

    3

    Pemeriksaan Fisik 1-4

    Status generalis: keadaan umum, kesadaran, TTV, tinggi badan, berat badan,

    konjuntiva anemis, sclera ikterik, suara nafas, bunyi jantung, abdomen, ekstremitas

    Status obstetri/gynekologi

    a. Pemeriksaan luar: TFU, Letak janin, Penurunan kepala, His, DJJ, Inspeksi

    b. Pemeriksaan dalam : konsistensi portio, ostium uteri eksternum

    pembukaan berapa cm, ketuban, kepala Hodge berapa

    c. Pelvimetri klinik: Promontorium, Linea inominata, Dinding samping,

    Distansia, Spina, Sakrum, Arkus pubis

    Pemeriksaan Penunjang 1-3

    USG CTG CBC

    Working Diagnose (WD)

    Pada kasus di scenario telah terjadi apa yang di namakan persalinan lama. Dimana ada

    terjadi pola persalinan yang abnormal, yaitu fase laten lebih dari 8 jam, persalinan telang

    berlangsung 12 jam atau bayi belum lahir, dilatasi serviks di kanan garis waspada pada

    persalinan fase aktif. Persalinan lama dapat disebabkan oleh his tidak adekuat; factor janin

    (malpresentasi, malposisi, janin besar); factor jalan lahir (panggul sempit, kelainan serviks,

    vagina, tumor). 4

    Disproporsi sefalopelvik adalah keadaan yang menggambarkan ketidaksesuaian antara

    diameter kepala janin dan dimensi panggul ibu sehingga janin tidak dapat keluar melalui

    vagina. Disproporsi sefalopelvik disebabkan oleh panggul sempit, janin yang besar ataupun

    kombinasi keduanya. 1

  • 8/10/2019 S06 - PBL 25 - Sistem Reproduksi - Chepalopelvic Disporpotion

    4/8

    4

    Anatomi dan jenis panggul

    Panggul menurut morfologinya dibagi menjadi 4 jenis pokok, yaitu: 1,2,5

    Panggul ginekoid dengan pintu atas panggul yang bundar, atau dengan diameter

    transversa yang lebih panjang sedikit daripada diameter anteroposterior dan dengan

    panggul tengah serta pintu bawah panggul yang cukup luas

    Panggul anthropoid dengan diameter anteroposterior yang lebih panjang daripada

    diameter transversa, dan dengan arkus pubis menyempit sedikit.

    Panggul android dengan pintu atas panggul yang berbentuk sebagai segitiga

    berhubungan dengan penyempitan ke depan, dengan spina iskiadika menonjol ke

    dalam dan dengan arkus pubis menyempit.

    Panggul platipeloid dengan diameter anteroposterior yang jelas lebih pendek

    daripada diameter transversa pada pintu atas panggul dan dengan arkus pubis yang

    luas.

    Panggul sempit

    Panggul dengan ukuran normal tidak akan mengalami kesukaran kelahiran pervaginam

    pada janin dengan berat badan yang normal. Ukuran panggul dapat menjadi lebih kecil

    karena pengaruh gizi, lingkungan atau hal lain sehingga menimbulkan kesulitan pada

    persalinan pervaginam. Panggul sempit yang penting pada obstetric bukan sempit secara

    anatomis namun panggul sempit secara fungsional artinya perbandingan antara kepala dan

    panggul. Selain panggul sempit dengan ukuran yang kurang dari normal, juga terdapat

    panggul sempit lainnya. 1-3

    Panggul ini digolongkan menjadi empat, yaitu: 1-3

    1. Kelainan karena gangguan pertumbuhan intrauterine: panggul Naegele, panggul

    Robert, split pelvis, panggul asimilasi.

    2. Kelainan karena kelainan tulang dan/ sendi: rakitis, osteomalasia, neoplasma, fraktur,

    atrofi, nekrosis, penyakit pada sendi sakroiliaka dan sendi sakrokoksigea.

    3. Kelainan panggul karena kelainan tulang belakang: kifosis, skoliosis,

    spondilolistesis.

    4. Kelainan panggul karena kelainan pada kaki: koksitis, luksasio koksa, atrofi atau

    kelumpuhan satu kaki.

  • 8/10/2019 S06 - PBL 25 - Sistem Reproduksi - Chepalopelvic Disporpotion

    5/8

    5

    Setiap penyempitan pada diameter panggul yang mengurangi kapasitas panggul dapat

    menyebabkan distosia saat persalinan. Penyempitan dapat terjadi pada pintu atas panggul,

    pintu tengah panggul, pintu bawah panggul, atau panggul yang menyempit seluruhnya. 1-3

    a) Penyempitan pintu atas panggul

    Pintu atas panggul dianggap sempit apabila diameter anterioposterior terpendeknya

    (konjugata vera) kurang dari 10 cm atau apabila diameter transversal terbesarnya

    kurang dari 12 cm. Diameter anteroposterior pintu atas panggul sering diperkirakan

    dengan mengukur konjugata diagonal secara manual yang biasanya lebih panjang 11,5

    cm. Dengan demikian, penyempitan pintu atas panggul biasanya didefinisikan sebagai

    konjugata diagonal yang kurang dari 11,5 cm. Distosia akan lebih berat pada

    kesempitan kedua diameter dibandingkan sempit hanya pada salah satu diameter. 1-3

    b) Penyempitan panggul tengah

    Penyempitan pintu tengah panggul belum dapat didefinisikan secara pasti seperti

    penyempitan pada pintu atas panggul. Kemungkinan penyempitan pintu tengah panggul

    apabila diameter interspinarum ditambah diameter sagitalis posterior panggul tangah

    adalah 13,5 cm atau kurang. Ukuran terpenting yang hanya dapat ditetapkan secara

    pasti dengan pelvimetri roentgenologik ialah distansia interspinarum. Apabila ukuran

    ini kurang dari 9,5 cm, perlu diwaspadai kemungkinan kesukaran persalinan apalagi

    bila diikuti dengan ukuran diameter sagitalis posterior pendek. 1-3

    c) Penyempitan Pintu Bawah Panggul

    Pintu bawah panggul bukan suatu bidang datar melainkan dua segitiga dengan

    diameter intertuberosum sebagai dasar keduanya. Penyempitan pintu bawah panggul

    terjadi bila diameter distantia intertuberosum berjarak 8 cm atau kurang. 1-3

  • 8/10/2019 S06 - PBL 25 - Sistem Reproduksi - Chepalopelvic Disporpotion

    6/8

    6

    Penanganan 1-4

    Persalinan Percobaan

    Setelah dilakukan penilaian ukuran panggul serta hubungan antara kepala janin dan

    panggul dapat diperkirakan bahwa persalinan dapat berlangsung per vaginan dengan selamat

    dapat dilakukan persalinan percobaan. Cara ini merupakan tes terhadap kekuatan his, daya

    akomodasi, termasuk moulage karena faktor tersebut tidak dapar diketahui sebelum

    persalinan.

    Persalinan percobaan hanya dilakukan pada letak belakang kepala, tidak bisa pada letak

    sungsang, letak dahi, letak muka, atau kelainan letak lainnya. Ketentuan lainnya adalah umurkeamilan tidak boleh lebih dari 42 mingu karena kepala janin bertambah besar sehingga sukar

    terjadi moulage dan ada kemungkinan disfungsi plasenta janin yang akan menjadi penyulit

    persalinan percobaan.

    Pada janin yang besar kesulitan dalam melahirkan bahu tidak akan selalu dapat diduga

    sebelumnya. Apabila dalam proses kelahiran kepala bayi sudah keluar sedangkan dalam

    melahirkan bahu sulit, sebaiknya dilakukan episiotomy medioateral yang cukup luas,

    kemudian hidung dan mulut janin dibersihkan, kepala ditarik curam kebawah dengan hati-

    hati dan tentunya dengan kekuatan terukur. Bila hal tersebut tidak berhasil, dapat dilakukan

    pemutaran badan bayi di dalam rongga panggul, sehingga menjadi bahu depan dimana

    sebelumnya merupakan bahu belakang dan lahir dibawah simfisis. Bila cara tersebut masih

    juga belum berhasil, penolong memasukkan tangannya kedalam vagina, dan berusaha

    melahirkan janin dengan menggerakkan dimuka dadanya. Untuk melahirkan lengan kiri,

    penolong menggunakan tangan kanannya, dan sebaliknya. Kemudian bahu depan diputar ke

    diameter miring dari panggul untuk melahirkan bahu depan.

    Persalinan percobaan ada dua macam yaitu trial of labour dan test of labour. Trial of

    labour serupa dengan persalinan percobaan di atas, sedangkan test of labour sebenarnya

    adalah fase akhir dari trial of labour karena baru dimulai pada pembukaan lengkap dan

    berakhir 2 jam kemudian. Saat ini test of labour jarang digunakan karena biasanya

    pembukaan tidak lengkap pada persalinan dengan pangul sempit dan terdapat kematian anak

    yang tinggi pada cara ini. Keberhasilan persalinan percobaan adalah anak dapat lahir sontan

    per vaginam atau dibantu ekstraksi dengan keadaan ibu dan anak baik. Persalinan percobaan

  • 8/10/2019 S06 - PBL 25 - Sistem Reproduksi - Chepalopelvic Disporpotion

    7/8

    7

    dihentikan apabila pembukaan tidak atau kurang sekali kemajuannnya, keadaan ibu atau anak

    kurang baik, ada lingkaran bandl, setelah pembukaan lengkap dan ketuban pecah kepala tidak

    masuk PAP dalam 2 jam meskipun his baik, serta pada forceps yang gagal. Pada keadaan ini

    dilakukan seksio sesarea.

    Seksio Sesarea

    Seksio sesarea elektif dilakukan pada kesempitan panggul berat dengan kehamilan

    aterm, atau disproporsi sephalopelvik yang nyata. Seksio juga dapat dilakukan pada

    kesempitan panggul ringan apabila ada komplikasi seperti primigravida tua dan kelainan

    letak janin yang tak dapat diperbaiki.

    Seksio sesarea sekunder (sesudah persalinan selama beberapa waktu) dilakukan karena peralinan perobaan dianggap gagal atau ada indikasi untuk menyelesaikan persalinan selekas

    mungkin sedangkan syarat persalinan per vaginam belum dipenuhi.

    Kraniotomi

    Pada janin yang telah mati dapat dilakukan kraniotomi. Apabila panggul sangat sempit

    sehingga janin tetap tidak dapat dilahirkan, maka dilakukan seksio sesarea.

  • 8/10/2019 S06 - PBL 25 - Sistem Reproduksi - Chepalopelvic Disporpotion

    8/8

    8

    Prognosis

    Pada cephalopelvic disproportion prognosis nya baik jika ditangani dengan baik.

    Penutup

    Cephalopelvic disproportion dapat disebabkan karena panggul ibu yang sempit

    sehingga kepala anak tidak dapat melewati jalan lahir. Hal ini tidak dapat ditegakkan secara

    pasti sebelum persalinan, dapat diperkirakan dengan cara melakukan pelvimetri, tetapi hal

    tersebut tidaklah pasti. Karenanya dapat dilakukan trial of labor, yang jika telah ditetapkan

    adanya CPD, maka dilakukan seksio sesaria sebagai penatalaksanannya.

    Daftar Pustaka

    1. Gupta S. A comprehensive textbook of obstetrics and gynecology. 1 st Ed. New Delhi:

    Jaypee Brothers Medical Publishers; 2011.h.52-8

    2. Daftary SN, Chakravarti S. Manual of obstretics. 3 rd Ed. New Delhi: Elsevier;

    2011.h.315-8.

    3. Nobis PN. Clinical methods in obstetrics and gynaecology. 2 nd Ed. New Delhi: Jaypee

    Brothers Medical Publishers; 2014.h.36-8, 43-72, 108-9

    4. Saifudin AB, Adriaansz G, Wiknjosastro GH, Waspodo D [editor]. Persalinan lama.

    Dalam: Buku acuan nasional pelayanan kesehatan maternal dan neonatal. Edisi ke-1.

    Cetakan ke-5. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2009.h.184-9.

    5. Rachimhadhi T. Anatomi jalan lahir. Dalam: Prawirohardjo S. Ilmu kebidanan. Edisi

    ke-4. Cetakan ke-3. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2010.h.188-

    203.