PBL 25 Neonatus Cukup Bulan Sesuai Masa Kehamilan

27
Neonatus Cukup Bulan Sesuai Masa Kehamilan Hendra Sucipta 102011403 hendranavas@ahoo!com """"""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""" PENDAHULUAN Berat #adan merupakan salah satu indikator kesehatan #ai #aru lahir! $era normal %usia &estasi 3' s!d 41 min&&u( adalah 3200 &ram! Secara umum) #ai #erat rendah dan #ai den&an #erat #erle#ih le#ih #esar resikona untuk men&alami masa &estasi *u&a merupakan indikasi kese*ahteraan #ai #aru lahir karena semakin cuk &estasi semakin #aik kese*ahteraan #ai! Hu#un&an antara umur kehamilan den&an # mencerminkan kecukupan pertum#uhan intrauterin! +enentuan hu#un&an ini akan mempermudah antisipasi mor#iditas dan mortalitas selan*utna! 1 ISI Rumusan masalah Bai 3, min&&u lahir per va&inam) #erat #adan 3000 &r) pan*an& #adan 40 cm kepala 33 cm) lin&kar dada 30 cm) lin&kar perut 30 cm) ketu#an *ernih! Bai menan&isspontan) akti-) denut 140./menit) re-leks #ersin positi-) #adan kemerahan) ekstremitas sedikit #iru! Anamnesis Secara umum anamnesis pada pasien hamil sama den&an anamnesa lain pad ilmu kedok +ertama kali tanakan identitas

description

Berat badan merupakan salah satu indikator kesehatan bayi baru lahir. Rerata bayi normal (usia gestasi 37 s.d 41 minggu) adalah 3200 gram. Secara umum, bayi berat lahir rendah dan bayi dengan berat berlebih lebih besar resikonya untuk mengalami masalah. Masa gestasi juga merupakan indikasi kesejahteraan bayi baru lahir karena semakin cukup masa gestasi semakin baik kesejahteraan bayi. Hubungan antara umur kehamilan dengan berat lahir mencerminkan kecukupan pertumbuhan intrauterin. Penentuan hubungan ini akan mempermudah antisipasi morbiditas dan mortalitas selanjutnya.1

Transcript of PBL 25 Neonatus Cukup Bulan Sesuai Masa Kehamilan

Neonatus Cukup Bulan Sesuai Masa Kehamilan

Hendra Sucipta

102011403

[email protected]_______________________________________________________________________

PENDAHULUAN

Berat badan merupakan salah satu indikator kesehatan bayi baru lahir. Rerata bayi normal (usia gestasi 37 s.d 41 minggu) adalah 3200 gram. Secara umum, bayi berat lahir rendah dan bayi dengan berat berlebih lebih besar resikonya untuk mengalami masalah. Masa gestasi juga merupakan indikasi kesejahteraan bayi baru lahir karena semakin cukup masa gestasi semakin baik kesejahteraan bayi. Hubungan antara umur kehamilan dengan berat lahir mencerminkan kecukupan pertumbuhan intrauterin. Penentuan hubungan ini akan mempermudah antisipasi morbiditas dan mortalitas selanjutnya.1

ISIRumusan masalah

Bayi 39 minggu lahir per vaginam, berat badan 3000 gr, panjang badan 40 cm, lingkar kepala 33 cm, lingkar dada 30 cm, lingkar perut 30 cm, ketuban jernih. Bayi menangis spontan, aktif, denyut 140x/menit, refleks bersin positif, badan kemerahan, ekstremitas sedikit biru.Anamnesis

Secara umum anamnesis pada pasien hamil sama dengan anamnesa lain pad ilmu kedokteran.

Pertama kali tanyakan identitas:

Nama pasien

Nama suami atau keluarga terdekat

Alamat

Agama

Pendidikan terakhir

Suku bangsa

Untuk pasien hamil kita tanyakan tentang haid:1 Kapan hari pertama haid terakhir

Menarche umur berapa

Berapa lama

Nyeri haid

Kemudian kita tanyakan tentang kehamilan:

Berapa kali hamil

Adakah komplikasi pada kehamilan terdahulu

Apakah pernah keguguran, berapa kali, umur kehamilan

Selanjutnya kita tanyakan tentang persalinan:

Berapa kali bersalin

Bagaimana persalinan terdahulu

Kalau persalinan dengan section caesarea apa alasannya

Pregnancy outcome

Hasil atau diagnosa persalinan (mengenai keterangan bayi, meliputi BB, TB,Panjang , lingkar ,dll )Riwayat perkawinan:

Berapa kali menikah

Pernikahan sekarang sudah berapa lama

Riwayat penyakit pasien

Adakah penyakit berat atau kronis yang pernah dialami

Riwayat penyakit keluarga

Riwayat anak kembar dalam keluarga

Adakah penyakit keturunan (misal : thalasemia)

Adakah riwayat cacat dalam keluarga.2Pemeriksaan Fisik

Segera setelah bayi lahir, pemeriksaan yang singkat dan teliti pada wajah, mata, mulut, dada, abdomen, tulang belakang, dan ekstremitas harus dapat menyingkirkan kelainan mayor. Tangisan yang kuat serta warna kemerahan pada wajah dan tubuh menunjukkan penyesuain diri yang baik terhadap kehidupan yang independen.

Cuci tangan wajib dikerjakan sebelum memulai pemeriksaan fisik.

Pemeriksaan sebaiknya dimulai dari kepala hingga kaki untuk memastikan bahwa pemeriksaan berjalan sistematis dan menyeluruh.

Pemeriksaan dilakukan menurut kesempatan yang ada :

1. Bila bayi tenang, jantung dan paru dapat diperiksa

2. Bila bayi menangis dan pemeriksa dapat melihat palatum dan mencetuskan rangsang isap, telan, dan muntah, dengan harapan pemeriksa dapat melakukannya, dengan harapan bahwa ini akan menenangkan sang bayi sehingga pemeriksaan dapat dilanjutkan.

Pemeriksa harus selalu mengukur kembali lingkar kepala dan suhu (aksila) sebelum melakukan pemeriksaan. Suhu aksila neonatus aterm adalah sebesar 36,5-37,2o C. Bila suhu ini berada dalam kisaran normal, pemeriksaan boleh dimulai.

Pemeriksa harus menanggalkan semua pakaian bayi agar inspeksi dapat dikerjakan secara menyeluruh setiap saat dan memberi ruang gerak yang optimal, contohnya, pada pemeriksaan panggul.

Berikut ini adalah pemeriksaan yang merupakan pemeriksaan rutin pada bayi baru lahir, antara lain:

Mata

: periksa dengan oftalmoskop untuk melihat refleks merah dan bagian luar mata seperti kornea, sklera, dan konjungtiva, iris, bilik mata depan, dan pupil.

Plethora atau pucat

: jika dicurigai, periksa hematokrit. Telinga

: liat letak meatus akustikus eksternus dengan senter

untuk melihat patensinya.

Tangan

: periksa jari tambahan, garis tangan palmar. Mulut

: bibir harus berwarna merah muda dan berbentuk

melengkung, merasakan bagian dalam mulut anak

dengan satu jari, mulut anak harus lembap dan hangat,

serta meraba atap mulut untuk memeriksa palatum

mole dan palatum durum, melihat warna membran

mukosa yaitu merah muda. Leher

: leher harus diangkat untuk melihat dan memalpasi

daerah bawah dagu guna memeriksan adanya jala-jala

serta menyingkirkan diagnosis tortikolis. Raba kelenjar

dan nodus limfe di sekitar dan di dalam lipatan kulit

untuk menentukan ada tidaknya kelainan. Raba denyut

arteri karotis, pastikan tidak teraba getaran bising.

Tulang bayi baru lahir terasa lunak, sebagian besar

tersusun atas kartilago dan hanya sedikit mengandung

kalsium. Otot bayi baru lahir harus terasa kuat,

bentuknya mulus, tidak bengkak atau mengecil. Ekstremitas atas

: raba klavikula untuk menyingkirkan dugaan fraktur,

ekstremitas atas dimulai dari sendi bahu; humerus dan

sendi siku; radius dan ulna; gerakan sendi putar di

pergelangan tangan dengan lembut ke belakang dan ke

depan. Periksa adanya akrosianosis. Jari biasanya

fleksi menjadi kepalan dengan ibu jari berada di bawah

jari-jari tersebut. Inspeksi dan palpasi daerah bawah

lengan (aksila) untuk memeriksa ada tidaknya

pembesaran kelenjar atau massa. Hidung

: hidung harus terletak di tengah dan paten (tidak

tersumbat). Ikterus

: jika terjadi dalam 24 jam pertama, perlu pemeriksaan lebih lanjut.

Jantung

: auskultasi. Denyut jantung normal110-160 kali/menitnamun dapat menurun sampai 80 kali/menit selama tidur. Murmur jantung.

Punggung & Tulang belakang: periksa dari atas sampai bawah. Kerutan sakral di

Bawahgaris celah natal umum dijumpai dan jinak. Jika terletak proksimal dari celah natal maka memerlukan ultrasonografi untuk mengidentifikasi jika terddapat jalur ke medula spinalis, walaupun jarang. Periksa punggung untuk pertumbuhan rambut, pembengkakan, nervus, atau lesi lain di atas tulang belakang yang dapat menunjukkan kelainan vertebra atau medula spinalis, misalnya spina bifida okulta atau penyatuan medula. Jika ditemukan maka rencanakan ultrasonografi, dan MRI mungkin diperlukan.

Nadi femoralis

: menurun pada koarktasio aorta. Jika dicurigai maka periksalah dengan mengukur tekanan darah di keempat ekstremitas. Perbedaan > 15 mmHg dianggap signifikan. Menguat pada duktus arteriosus paten. Tonus otot

: amati pergerakan keempat ekstremitas. Rasakan ketika

menggendong (jaga kepala ketika mengangkat bayi). Pada posisi telungkup, bayi aterm (cukup bulan) akan mengangkat kepalanya ke posisi horizontal. Tampilan umum, postur, : apakah normal ?pergerakan Fontanel

: terasa normal. Ukuran normal diameter fontanel

anterior bervariasi antara 1,5 dan 5 cm. Ubun-ubun

besar berbentuk berlian dan seharusnya tidak cekung

atau cembung. Penutupan fonticulus terjadi sekitar 12-

18 bulan. Palpasi hingga melewati suturan koronalis,

kemudian susuru sutura sagitalis dari depan ke

belakang menuju fontanel posterior. Ubun-ubun kecil

sukar diraba karena ukurannya hanya sekitar 0,5 cm.

Periksa ada tidaknya rambut serta rasakan teksturnya,

rambut seharusnya lembut. Wajah

: setiap gambaran dismorfik misalnya trisomi 21 (sindrom down).

Langit-langit/palatum

: inspeksi dan palpasi untuk mengidentifikasi celah langit-langit.

Sianosis Lidah

: jika ragu periksa saturasi oksigen dengan oksimeter

nadi.

Pernapasan dan pergerakan: amati adanya gawat napas. Peningkatan laju dinding dada

pernapasan, napas cuping hidung, grunting (napas

berbunyi), retraksi dada (sternal dan interkostal).

Abdomen

: hati normal 1-2 cm di bawah tepi kosta, ujung limpa

dan ginjal kiri mungkin dapat teraba. Setiap masa periksa lebih lanjut dengan ultrasonografi.

Kulit

: warna kulit, perfusi, tekstur, tonus dan turgor kulit dan

kemunculan tanda lahir

Panggul

: periksa displasia perkembangan panggul.

Punggung

: telungkupkan bayi untuk melihat dan meraba tonus.

Lihat pergerakan kepala dan pastikan bahwa garis

rambut sesuai, harus ada dua bahu yang simetris

disertai tulang belakang yang lurus, tidak tampak

kelengkungan yang berlebihan, tidak ada sumbing atau

rambut. Perlahan, rabalah keseluruhan tulang belakang

untuk memastikan tidak ada kelengkungan yang

abnormal, tidak ada sumbing, lesung atau sinus.

Dengarkan sistem pernapasan ketika bayi telentang.

Genitalia

: periksa testis di dalam skrotum dan penis normal pada

bayi laki-laki serta anatomi normal pada bayi perempuan.

Anus

: anus harus berada di garis tengah. Pastikan keluarnya

mekonium untuk menyingkirkan dugaan diagnosis

anomali anorektal. Pemeriksaan dengan jari tidak

boleh dilakukan secara rutin pada bayi baru lahir.

Kaki

: pastikan terdapat dua tungkai yang bergerak bebas.

Pada tiap tungkai, rasakan femur, lutut, dan sendi

engsel; ekstremitas bawah dan tibia serta fibula ke

bawah hingga mencapai sendi pergelangan kaki dan

kaki. Periksa kelima jari kaki apakah bantalan kuku

utuh. Pastikan sendi pergelangan kaki dan kaki dalam

keadaan lemas. Akan terlihat lipatan plantar pada tiap

kaki. Refleks babinski dapat dicetuskan dengan

menggerakan jari di sepanjang sisi luar kaki, yang

membuat jari kaki meregang ke luar. Inspeksi dan

rasakan integritas kulit.

Refleks

: uji refleks bertujuan memastikan bahwa

perkembangan neurologi berjalan normal atau guna

mengidentifikasi setiap masalah. Refleks moro

biasanya diperiksa terakhir. Refleks ini dicetuskan

dengan mengangkat bayi ke depan hingga dagunya

menempel di dada. Dengan satu tangan menopang

kepala bayi, biarkan kepala bayi jatuh ke belakang di

atas tangan kedua. Ketika bayi jatuh ke belakang,

reaksi yang normalnya mereka buat adalah melambai-

lambaikan lengan ke arah luar lalu membawanya ke

depan menuju garis tengah. Selain menilai tonus bayi

dan kemampuannya menyokong kepala, refleks

menggenggam dapat dinilai pula dari pemeriksaan ini.3Pertumbuhan (Pemeriksaan antropometri) Pengukuran pada : berat badan, panjang badan, lingkar kepala dan lingkar dada, dimana :

Rata-rata berat badan, panjang badan, dan lingkar kepala bayi baru lahir berturut-turut yaitu 3,5 kg, 50cm, dan 35cm.3 dibawah ini adalah beberapa penjelasannya :1-3 Lingkar Kepala

Lingkar kepala adalah standar prosedur dalam ilmu kedokteran anak secara praktis, biasanya untuk memeriksa keadaan patologi dari besarnya kepala atau peningkatan ukuran kepala. Contohnya hidrosefalus dan mikrosefalus. Lingkar kepala dihubungkan denganukuran otak dan tulang tengkorak. Ukuran otak meningkat secara cepat selama tahun pertama, tetapi besar lingkar kepala tidak menggambarkan keadaan kesehatan dan gizi. Bagaimanapun ukuran otak dan lapisan tulang kepala dan tengkorak dapat bervariasi sesuai dengan keadaan gizi.Dalam antropometri gizi rasio Lika dan Lida cukup berarti dan menentukan KEP pada anak. Lika juga digunakan sebagai informasi tambahan daam pengukuran umur. Lingkar kepala bayi baru lahir normalnya 31-36 cm.

Lingkar Dada

Biasa digunakan pada anak umur 2-3 tahun, karena pertumbuhan lingkar dada pesat sampai anak berumur 3 tahun. Rasio lingkar dada dan kepala dapat digunakan sebagai indikator KEP pada balita. Pada umur 6 bulan lingkar dada dan kepala sama. Setelah umur ini lingkar kepala tumbuh lebih lambat daripada lingkar dada. Pada anak yang KEP terjadi pertumbuhan lingkar dada yang lambat rasio lingkar dada dan kepala < 1. Ada juga yang menyatakan bahwa lingkar dada normal pada bayi baru ladir adalah 30-33cm. Panjang Badan

Untuk anak usia < 2 tahun, pemeriksaan panjang badan dilakukan dengan bayi/anak terlentang di atas papn ukuran, tanpa sepatu, atau topi. Diusahakan agar tubuh bayi lurus. Panjang badan diukur dengan meletakkan verteks bayi pada kayu yang tetap, sedangkan kayu yang dapat bergerak menyentuh tumit bayi. Pengukuran langsung dengan tali pengukur tidak akurat hasilnya, kecuali ada asistent yang memegang kaki bayi agar tidak bergerak dengan panggul dan lutut lurus. Berkurangnya kurva pertumbuhan badan memperlihatkan adanya kondisi kronik dan kelainan endokrin. Membandingkan kurva ini dengan srandard normal adalah sangat penting. Panjang badan normal bayi baru lahir adalah 44-53 cm.

Gambar 1.1 Pemeriksaan Refleks pada Mata

Gambar 1.2 Peneriksaan Fisik Bayi Baru Lahir

Pemeriksaan PenunjangPemeriksaan ini dilakukan hanya untuk menyingkirkan different diagnosis yang ada:1Pemeriksaan Labroratorium Bilirubin indirect dan direct, bayi baru lahir pada minggu pertama >2mg/dL dan mengalami penigkatan setelah mendapat ASI (7-14mg/dL),tetapi untuk bayi kurang bulan yang mendapat susu formula,akan mengalami kenaikan yang lebih tinggi dan lebih lama

Darah lengkap, terutama yang diperiksa leukosit,untuk mengetahui apakah anak terkena infeksi atau tidak ( karena ketuban ibu berwarna keruh)

Amnioskopi

Pada kehamilan lanjut dapat dilakukan amnioskopi untuk dapat melihat kutub bawah janin. Selain itu dapat dilihat pula cairan amnion. Bila cairan amnion mengandung mekonium pada bayi dengan letak kepala, hal ini merupakan suatu tanda gawat janin dan bayi harus segera diselamatkan. Amniosentesis

Tindakan ini dilakukan dengan mengerjakan pungsi melalui abdomen ke dalam rongga amnion. Cairan yang diperoleh dapat dianalisis dan dari hasilnya dapat dinilai maturasi bayi. Pada inkompatibilitas rhesus, hasil pemeriksaan ini dapat menentukan apakah perlu dilakukan suatu transfusi intrauterin. Gluck melakukan pemeriksaan perbandingan kadar lesitin dan sfingomielin dalam cairan amnion (rasio L/S). Pemeriksaan ini disebut uji Gluck Bila rasio L/S antara 1 dan 2, berarti bayi akan menderita sindrom gangguan pernafasan idiopatik ringan.

Elektrokardiografi janin

Hasil pemeriksaan EKG janin sangat dipengaruhi interferensi dari pihak ibu.

Ultrasonografi

Dengan pemeriksaan ini dapat dinilai pertumbuhan dan kelainan morfologik serta fungsional bayi.

Pemeriksaan laboratoris ini mahal dan tidak selamanya hasil pemeriksaan tersebut memberi informasi yang diharapkan. Kombinasi pemeriksan klinis dan laboratoris dapat membantu dalam penilaian keadaan yang.sebenarnya.

Fisiologis Normal pada NeonatusPada neonates yang baru lahir akan mengalami beberapa perubahan fisiologis, dimana neonates harus menyesuaikan diri dari kehidupan intrauterin ke kehidupan ekstrauterin. Tiga faktor yang mempengaruhi perubahan fungsi ini yaitu maturasi, adaptasi dan toleransi. Maturasi mempersiapkan fetus untuk transisi dari kehidupan intrauterin ke kehidupan Ekstrauterin dan ini berhubungan lebih erat dengan masa gestasi dibandingkan dengan berat badan lahir. Adaptasi diperlukan oleh neonatus untuk dapat tetap hidup dalam lingkungan baru yang dibandingkan dengan lingkungan selama menjadi fetus, kurang menyenangkan. Toleransi dimiliki oieh neonatus. Hipoksia, kadar gula darah yang rendah, perubahan pH darah yang drastis bagi orang dewasa mungkin sudah fatal, tetapi bagi neonatus belum berakibat buruk. Toleransi dan adaptasi berbanding terbalik bila dibandingkan dengan maturasi. Makin matur neonatus, makin baik adaptasinya tetapi makin kurang toleransinya.

Respirasi

Selama dalam uterus, janin mendapat oksigen dari pertukaran gas melalui plasenta. Setelah bayi lahir, pertukaran gas harus melalui paru bayi. Sebelum terjadi pernafasan, neonatus dapat mempertahankan hidupnya dalam keadaan anoksia lebih lama karena ada kelanjutan metabolisme anaerobik. Rangsangan untuk gerakan pernafasan pertama ialah (1) tekanan mekanis dari toraks sewaktu melalui jalan lahir, (2) penurunan pa02 dan kenaikan paC02 merangsang kemoreseptor yang terletak di sinus karotikus, (3) rangsangan dingin di daerah muka dapat merangsang permulaan gerakan pernafasan, (4) refleks deflasi Hering Breur. Selama ekspirasi, setelah inspirasi dengan tekanan positif, terlihat suatu 'inspiratory gasp'. Respirasi pada masa neonatus terutama di- afrakmatik dan abdominal dan biasanya masih tidak teratur dalam hal frekuensi dan dalamnya pernafasan. Setelah paru berfungsi, pertukaran gas dalam paru sama dengan pada orang dewasa, tetapi oleh karena bronkiolus relatif kecil, mudah terjadi 'air trapping'.

Jantung dan sirkulasi darah

Pada masa fetus darah dari plasenta melalui vena umbilikalis sebagian ke hati, sebagian langsung ke serambi kiri jantung kemudian ke bilik kiri jantung. Dari bilik kiri darah dipompa melalui aorta ke seluruh tubuh. Dari bilik kanan darah dipompa sebagian ke paru dan sebagian melalui ductus arteriosus ke aorta. Setelah bayi lahir, paru akan berkembang mengakibatkan tekanan arteri dalam paru menurun. Tekanan dalam jantung kanan turun, sehingga tekanan jantung kiri lebih besar dari pada tekanan jantung kanan, yang mengakibatkan menutupnya foramen ovale secara fungsionil. Hal ini terjadi pada jam-jam pertama setelah kelahiran. Oleh karena tekanan dalam paru turun dan tekanan dalam aorta desenden naik dan pula karena rangsangan biokimia (pa02 yang naik), duktus arteriosus ber-obliterasi. Hal ini terjadi pada hari pertama. Aliran darah paru pada hari pertama ialah 4-5 Iiter/menit/m2 (Gessner, 1965). Aliran darah sistemik pada hari pertama rendah, yaitu 1,96 liter/menit/m2 dan bertambah pada hari kedua dan ketiga (3,54 liter/menit/m2) karena penutupan duktus arteriosus. Tekanan darah pada waktu lahir dipengaruhi oleh jumlah darah yang melalui transfusi plasenta dan pada jam-jam pertama sedikit menurun, untuk kemudian naik lagi dan menjadi konstan kira-kira 85/40 mmHg.

Traktus digestivus

Traktus digestivus pada neonatus relatif lebih berat dan lebih panjang dibandingkan dengan orang dewasa. Pada neonatus traktus digestivus mengandung zat yang berwarna hitam kehijauan yang terdiri dari mukopoli-sakarida dan disebut mekonium. Pengeluaran mekonium biasanya dalam 10 jam pertama dan dalam 4 hari biasanya tinja sudah berbentuk dan berwarna biasa. Enzim dalam traktus digestivus biasanya sudah terdapat pada neonatus, kecuali amilase pankreas. Aktifitas enzim proteolitik pada neonatus dengan berat badan lahir 4.000 gram besarnya 6 kali aktifitas enzim tersebut pada neonatus dengan berat badan lahir 1.000 gram. Aktifitas lipase telah ditemukan pada fetus 7-8 bulan (Anom, 1941). Pada bayi prematur, aktifitas lipase masih kurang bila dibandingkan dengan bayi cukup bulan.

Hati

Segera setelah lahir hati menunjukkan perubahan biokimia dan morfologis, yaitu kenaikan kadar protein dan penurunan kadar lemak dan glikogen. Sel hemopoetik juga mulai berkurang, walaupun memakan waktu agak lama. Enzim hati belum aktif benar pada waktu bayi baru lahir, misalnya enzim dehidrogenase UDPG dan transferase glukoronil sering kurang sehingga neonatus memperlihatkan gejala ikterus fisiologis. Daya detoksifikasi hati pada neonatus juga belum sempurna, contohnya pemberian obat kloramfenikol dengan dosis lebih dari 50 mg/kgbb/hari dapat menimbulkan 'gray baby syndrome'.

Metabolisme

Luas permukaan neonatus relatif lebih besar daripada orang dewasa, sehingga metabolisme basal per-kgbb lebih besar. Pada jam-jam pertama energi didapatkan dari pembakaran karbohidrat. Pada hari kedua energi berasal dari pembakaran lemak. Setelah mendapat susu lebih kurang pada hari keenam, energi 60% didapatkan dari lemak dan 40% dari karbohidrat

Produksi panas

Bila suhu sekitar turun, ada 3 cara tubuh untuk meninggikan suhu, yaitu (1) aktifitas otot, (2) 'shivering' dan (3) 'non shivering thermogenesis' (NST). Pada neonatus cara untuk meninggikan suhu terutama dengan NST, yaitu dengan pembakaran 'brown fat' yang memberikan lebih banyak energi per-gram daripada lemak biasa.

Keseimbangan asam-basa

pH darah pada waktu lahir rendah karena glikolisis anaerobik. Dalam 24 jam neonatus telah mengkompensasi asidosis ini.

Keseimbangan air dan fungsi ginjal

Tubuh bayi baru lahir mengandung relatif banyak air dan kadar natrium relatif lebih besar daripada kalium. Hal ini menandakan bahwa ruangan ekstraseluler luas. Fungsi ginjal belum sempurna karena (1) jumlah nefron matur belum sebanyak orang dewasa, (2) ada ketidak-seimbangan antara luas permukaan glomerulus dan volume tubulus proksimal, (3) 'renal blood flow' pada neonatus relatif kurang bila dibandingkan dengan orang dewasa.

Kelenjar endokrin

Selama dalam uterus fetus mendapatkan hormon dari ibu. Pada waktu bayi baru lahir, kadang-kadang hormon tersebut masih berfungsi, misalnya dapat dilihat pembesaran kelenjar air susu pada bayi laki-laki atau pun perempuan. Kadang-kadang dapat dilihat gejala 'withdrawal', misalnya pengeluaran darah dari vagina yang menyerupai haid pada bayi perempuan. Kelenjar adrenal pada waktu lahir relatif lebih besar bila dibandingkan dengan orang dewasa (0,2% dari berat badan dibandingkan dengan 0,1% dari berat badan pada orang dewasa). Kelenjar tiroid sudah sempurna terbentuk sewaktu lahir dan sudah mulai berfungsi sejak beberapa bulan sebelum lahir.

Susunan saraf pusat

Sewaktu lahir fungsi motorik terutama ialah subkortikal. Setelah lahir jumlah cairan otak berkurang sedangkan lemak dan protein bertambah. Mielinisasi terjadi setelah bayi benunur 2 bulan. Dari perubahan konsentrasi DNA dalam otak dapat diketahui bahwa pertambahan sel berlangsung terus sampai anak berumur kurang lebih 1 tahun (Mandel dan Bieth, 19S2).

Imunoglobolin

Pada neonatus tidak terdapat sel plasma pada sumsum tulang dan lamina propria ileum dan apendiks. Plasenta merupakan sawar sehingga fetus bebas dari antigen dan stress imunologis. Pada bayi baru lahir hanya terdapat globulin gama G, yaitu imunologi dari ibu yang dapat melalui plasenta karena berat moiekulnya kecil. Tetapi bila ada infeksi yang dapat melalui plasenta, seperti toksoplasma, herpes simpleks dan penyakit virus lainnya, reaksi imunologis dapat terjadi dengan pembentukan sel plasma dan antibodi gama A, gama G dan gama M.

Pada manusia, pemindahan imunoglobulin melalui traktus digestivus sangat sedikit, terbukti dari penyelidikan bahwa tidak ada perbedaan pada bayi yang mendapatkan kolostrum dengan yang mendapatkan air susu sapi (de Murait, 1962) dan pemberian kolostrum tidak mempengaruhi maturasi imunologis neonatus (Schneegans, 1962). Imunoglobulin dalam kolostrum berguna sebagai proteksi lokal dalam traktus digestivus, misalnya terhadap beberapa 'strain' E.coli.3 APGAR ScoreSkor Apgar merupakan pemeriksaan awal yang penting untuk bayi segera setelah kelahirannya. Pemeriksaan ini terdiri atas lima komponen untuk menggolongkan pemulihan status neurologi neonatus dari proses kelahirannya dan kemampuan adaptasinya yang segera terhadap kehidupan ekstra uteri.Gambar 1.3.Apgar score

Ballard scorePenilaian menurut Dubowitz adalah dengan menggabungkan hasil penilaian flsik eksternal dan neurologis. Kriteria neurologis diberikan skor, demikian pula kriteria fisik eksternal. Jumlah skor flsik dan neurologis dipadukan, kemudian dengan menggunakan grafik regresi tinier dicari masa gestasinya : 1,3Maturitas neuromuskuler

Setiap kriteria itu terdiri dari angka 0 sampai 5,tapi new ballard score,terdapat score -1,yang memungkinkan jarak -10 sampai 50,rumus ini hanya bisa dipakai saat kehamilan di atas 20 minggu .

Terdapat rumus langsung dari ballard score sendiri [ 2*score+120) /5 ]

Gambar 1.4. Ballard score,maturitas neuromuskulerIndeks MaturityGambar 1.5. Ballard score,maturitas fisik

Gambar 1.6. Maturity RatingGrafik Lub Chenko

Untuk mengetahui gangguan pertumbuhan janin dapat digunakan grafik LubChenco. Dimana pertumbuhan janin untuk suatu masa gestasi dikatakan baik kalau berat badannya sesuai dengan berat badan seharusnya untuk masa gestasi itu. Agar dapat dilihat apakah bayi itu mengalami retardasi pertumbuhan atau tidak, harus dimiliki baku berat badan untuk tiap masa gestasi. Oleh karena itu dirasakan pentingnya untuk mempunyai suatu kurva berat badan sesuai dengan masa gestasinya. Lubchenco (1963) merupakan orang pertama yang mencoba mencari korelasi antara berat badan dan masa gestasi (lihat gambar1). Kurva ini kemudian terkenal dengan nama Intra Uterine Growth Curve (IUGC). Sesudah Lubchenco menyusul lagi IUGC yang dibuat oleh para sarjana lain. Lubchenco mengatakan bahwa pertumbuhan janin itu normal kalau berat badannya terletak antara persentil ke-10 dan persentil ke 90. Bila terletak di bawah persentil ke-10 disebut kecil untuk masa kehamilan (KMK), sedangkan bila terletak di atas persentil ke-90 disebut besar untuk masa kehamilan (BMK). Bila berat badan lahir bayi terietak di antara persentil ke-10 dan persentil ke-90 disebut sesuai untuk masa kehamilan (SMK) atau bayi normal.

Gambar 1.7 Grafik LubChencoWorking diagnose

Neonatus cukup bulan Sesuai masa kehamilan.

Penatalaksanaan dan Perawatan

Asuhan Segera Bayi Baru Lahir

Adalah asuhan yang diberikan pada bayi baru lahir selama satu jam pertama setelah kelahiran.3 Sebagian besar bayi baru lahir akan menunjukkan usaha pernafasan spontan dengan sedikitbantuan/gangguan.

Oleh karena itu PENTING diperhatikan dalam memberikan asuhan SEGERA, yaitujaga bayi tetapkering & hangat, kotak antarakulit bayi dg kulit ibu sesegera mungkin.

1. Membersihkan jalan nafas Sambil menilai pernafasan secara cepat, letakkan bayidengan handuk diatas perut ibu.

Bersihkan darah/lendirdariwajahbayidengan kainbersih dankering/kassa.

Periksaulangpernafasan.

Bayiakan segera menagis dalamwaktu 30 detik pertama setelah lahir.Jika tidak dapat menangis spontan dilakukan: Letakkkan bayipada posisiterlentang ditempat yangkeras danhangat.

Gulung sepotong kaindan letakkan di bawah bahu sehingga leherbayi ekstensi.

Bersihkan hidung, rongga mulut, dan tenggorokan bayidengan jari tangan yangdibungkus kassa steril.

Tepuk telapak kaki bayi sebanyak 2-3x/ gosok kulit bayi dengan kain kering dan kasar.Penghisapan lendir Gunakan alat penghisap lendir mulut (De Lee)/ alat lain yang steril, sediakan juga tabung oksigen dan selangnya.

Segera lakukan usaha menghisap mulut dan hidung.

Memantau mencatat usaha nafas yang pertama.

Warna kulit, adanya cairan /mekonium dlm hidung / mulut harus diperhatikan.

2. Perawatan tali pusatSetelahplasenta lahir & kondisiibu stabil, ikat atau jepit tali pusat.

Cara :

Celupkan tangan yang masih meggunakan sarung tangan ke dalam klorin 0,5% untukmembersihkan darah & sekresi tubuh lainnya.

Bilas tangan dengan air matang /DTT.

Keringkan tangan (bersarung tangan).

Letakkan bayi yang terbungkus diatas permukaan yang bersih dan hangat.

Ikat ujung tali pusat sekitar 1 cm dari pusat dengan menggunakan benang DTT. Lakukan simpul kunci/ jepitkan.

Jika menggunakan benang tali pusat, lingkarkan benang sekeliling ujung tali pusat &lakukan pengikatan kedua dengan simpul kunci dibagian TP pada sisi yang berlawanan.

Lepaskan klem penjepit danletakkan di dalam larutan klorin 0,5%.

Selimuti bayi dengan kain bersih & kering, pastikan bahwa bagian kepala bayi tertutup.

3. Mempertahankansuhutubuh

Dengan cara :

Keringkan bayi secara seksama.

Selimuti bayi dg selimut/kain bersih, kering dan hangat.

Tutup bagian kepala bayi.

Anjurkan ibu untuk memeluk dan menyusukan bayinya.

Lakukan penimbangan setelah bayi mengenakan pakaian.

Tempatkan bayi di lingkungan yang hangat.

4. Pencegahan infeksi Memberikan obat tetesmata/salep

diberikan 1 jam pertama bayi lahiryaitu : eritromysin 0,5%/tetrasiklin 1%.

Yang biasa dipakai adalah larutan perak nitrat/ neosporin dan langsung diteteskan pada mata bayisegerasetelahbayi lahir.5Bayi baru lahir sangat rentan terjadi infeksi, sehingga perlu diperhatikan hal-hal dalamperawatannya.

Cuci tangan sebelum dan setelah kontak dengan bayi.

Pakai sarung tangan bersih pada saat menangani bayi yang belum dimandikan.

Pastikan semua peralatan (gunting, benang tali pusat) telah di DTT, jika menggunakan bola karet penghisap, pastikan dalam keadaan bersih.

Pastikan semua pakaian, handuk, selimut serta kain yang digunakan untuk bayi dalam keadaan bersih.

Pastikan timbangan, pipa pengukur, termometer, stetoskop dan benda-benda lainnya akanbersentuhan dengan bayi dalam keadaan bersih (dekontaminasi setelah digunakan).5Asuhan Bayi 1-24 jam Setelah Lahir

Tujuan :

Mengetahui aktivitas bayi normal/tdk & identifikasi masalah kesehatan BBL ygmemerlukan perhatian keluarga & penolong persalinan serta tindak lanjut petugaskesehatan

Pemantauan 2 jam pertama meliputi : Kemampuan menghisap (kuat/lemah)

Bayi tampak aktif/lunglai

Bayi kemerahan /biru

Ajarkan pada orang tua cara merawat bayi, meliputi :

1. Pemberian nutrisi

Berikan asi sesering keinginan bayi atau kebutuhan ibu (jika payudara ibu penuh)

Frekuensi menyusui setiap 2-3 jam

Pastikan bayi mendapat cukup colostrum selama 24 jam. Colostrum memberikanzat perlindungan terhadapinfeksi dan membantupengeluaran mekonium.

Berikan ASI saja sampai umur 6 bulan.

2. Mempertahankan kehangatan tubuh bayi

Suhu ruangan setidaknya 18 - 21C.

Jika bayi kedinginan, harus didekap erat ke tubuh ibu.

Jangan menggunakan alat penghangat buatan di tempat tidur (misalnya botolberisi air panas.

3. Mencegah infeksi

Cuci tangan sebelum memegang bayi dan setelah menggunakan toilet untukBAK/BAB.

Jaga tali pusat bayi dalam keadaan bersih, selalu dan letakkan popok di bawah talipusat. Jika tali pusat kotor cuci dengan air bersih dan sabun. Laporkan segera kebidan jika timbul perdarahan, pembengkakan, keluar cairan, tampak merah ataubau busuk.

Ibu menjaga kebersihan bayi dan dirinya terutama payudara dengan mandi setiaphari.

Muka, pantat, dan tali pusat dibersihkan dengan air bersih , hangat, dan sabunsetiap hari. Jaga bayi dari orang-orang yang menderita infeksi dan pastikan setiap orang yangmemegang bayi selalu cuci tangan terlebih dahulu.

Ajarkan tanda-tanda bahaya bayi pada orang tua:

Pernafasan sulit/ > 60x/menit

Suhu > 38 C atau < 36,5 C

Warna kulit biru/pucat

Hisapan lemah, mengantuk berlebihan, rewel, banyak muntah, tinja lembek, sering warna hijau tua, ada lendir darah

Tali pusat merah, bengkak, keluar cairan, bau busuk

Tidak berkemih dalam 3 hari, 24 jam

Mengigil, tangis yg tidak biasa, rewel, lemas, terlalu mengantuk, lunglai, kejang.5Edukasi dan Profilaksis

Profilaksis Mata

Untuk mencegah oftalmia gonokokus, semua bayi baru lahir harus mendapat larutan perak nitrat 1% atau salep mata yang mengandung baik tetrasiklin 1% atau eritromisin 0,5% yang dioleskan pada kedua mata dalam waktu 1 jam setelah lahir. Larutan atau salep tersebut jangan dibilas dari mata setelah diberikan karena dapat mengurangi efektivitas obat.

Vitamin K

Semua bayi baru lahir harus mendapat satu dosis tunggal vitamin K dalam beberapa jam setelah lahir untuk mencegah timbulnya penyakit perdarahan bayi baru lahir. Penyakit ini dapat menyebabkan perdarahan gastrointestinal atau intrakranial serta suatu perdarahan menyeluruh. Peristiwa tersebut dapat terjadi sedini beberapa hari pertama setelah lahir, atau hingga selambat 2 bulan atau lebih. Bentuk lambat terutama terjadi pada bayi yang mendapat ASI eksklusif. Satu miligram vitamin K intramuskular mampu memberi perlindungan penuh. Dosis oral 2 mg mampu mempertahankan status koagulasi normal dalam beberapa hari pertama, tetapi mungkin harus diulang karena satu dosis tunggal mungkin tidak mempunyai efek perlindungan yang sama lamanya dengan vitamin K intramuskular.

Pencegahan Hepatitis

Di Amerika Serikat saat ini telah menjadi suatu kebijaksanaan umujm untuk mengimunisasi semua bayi terhadap hepatitis B. Dosis vaksin rekombinan pertama harus diberikan sebelum usia 2 bulan dan lebih baik jika dalam periode neonatal. Pada banyak keadaan, akan paling praktis untuk memberikan dosis pertama pada neonatus sebelum pemulangan dari rumah sakit.

Bayi yang terlahir dari ibu hepatitis B positif atau ibu dengan status hepatitis tidka diketahui memerlukan penatalaksanaan khusus. Jika ibu hepatitis B positif, begitu suhu stabil, mandikan bayi segera setelah lahir untuk menghilangkan semua bahan darah infeksius. Bersihkan kulit sebelum setiap injeksi atau pengambilan darah. Sebelum 12 jam pascalahir, berikan globulin imun hepatitis B kepada bayi (0,5 mL IM) di satu tempat, dan vaksin hepatitis rekombinan secara bersamaan di tempat yang lain. Jika menggunakan vaksin Recombivax, gunakan 0,5 mL formulasi dewasa (5g), bukan formulasi pediatri (2,5g) yang digunakan untuk profilaksis biasa. Jika status hepatitis ibu tidak diketahui, kirim darah ibu untuk pengujian segera dan berikan vaksin, seperti di atas, dalam 12 jam pertama. Kemudian, jika ibu ternyata terbukti hepatitis B positif, kepada bayi diberikan globulin hiperimun sesegera mungkin dan definitif sebelum 7 hari. Jika negatif, lanjutkan jadwal imunisasi yang lazim. Bayi dari ibu hepatitis B positif harus diimunisasi lebih cepat dari jadwal, dengan dosis kedua pada 1 bulan dan dosis ketiga, 6 bulan.

Gambar 1.8 Daftar imunisasi

Perawatan Tali Pusat

Perawatan tali pusat diperlukan untuk mencegah tali pusat dari menjadi media berbiaknya mikroorganisme patogen, seperti Staphylococcus aureus atau Clostridia. Perawatan tali pusat paling baikdilakukan dengan membiarkannya terpajan pada udara dan mengusapnya setiap hari dengan alkohol. Tindakan ini akan mengeringkan tali pusat, menjadikannya media pertumbuhan yang buruk; jangan sekali-sekali emmbungkus tali pusat dengna balutan basah atau balutan kedap udara. Pemberian obat antiseptik topikal pada tali pusat dapat mengurangi kolonisasi kuman, tetapi kecuali jika terjadi suatu peningkatan pada infeksi stafilokokus di ruang perawatan bayi, antiseptik biasanya tidak diperlukan.

Sirkumsisi

Sirkumsisi atau pengangkatan preputium penis hampir di dekat sulkus koronarius sering dilakukan untuk mencegah penyakit peradangan lambat pada penis (misal, balanopostitis) serta masalah stenosis atau konstriksi preputium (fimosis atau parafimosis). Di Amerika Serikat, sirkumsisi telah diperlihatkan menurunkan insidensi kanker penis, infeksi traktus urinarius, dan penyakit menular seksual.

Sirkumsisi dilakukan dengan teknik jepitan bedah. Pada teknik ini, pelekatan popok ke tempat bedah pascaoperasi dicegah dengan menggunakan kasa Vaseline atau dengan mengoleskan Vaseline pada popok atau penis.

Penjagaan higiene yang baik untuk penis yang tidak disirkumsisi harus diajarkan kepada orang tua dan diulang-ulang selama kunjungan anak sehat. Padakelahiran cukup bulan, hanya 4% bayi memiliki preputium yang dapat ditarik ke belakang. Angka ini meningkat menjadi 50% pada usia 1 tahun dan 80 hingga 90% pada usia 3 tahun.5,6Masalah Pemberian Makanan

Pemberian makan bayi yang berhasil memerlukan kerja sama antara ibu dan bayinya, mulai dari pengalaman pemberian makanan awal dan berlanjut terus selama anak masih dalam masa ketergantungan. Dengan segera membina praktek-praktek pemberian makanan yang menyenangkan dan memuaskan sangat membantu kesehatan emosional bayi dan anak. Waktu makan harus dapat menyenangkan ibu maupun bayinya dan sebagian besar menentukan keadaan emosionalnya selama terjadi pemberian makanan. Ketegangan, kecemasan, iritabel, mudah kecewa atau ibu secara emosional labil, akan lebih mungkin mengalami kesukaran hubungan selama pemberian makan.

Ketika bayi dapat dengan aman menerima nutrisi enteral setelah dilahirkan, pemberian makan harus dimulai untuk mempertahankan metabolisme dan pertumbuhan normal selama transisi dari kehidupan janin ke kehidupan ekstrauterin. Pemasukan cairan yang tidak cukup menyebabkan bayi mengalami demam dehidrasi. Kebanyakan bayi dapat mulai minum air susu ibu (ASI) segera setelah lahir. Bila timbul masalah mengenai toleransi pemberian makanan karena status fisik atau neurologis, pemberian makanan harus dihentikan dan cairan pariental harus ditambahkan. Ibu yang ingin mulai menyusui di ruang bersalin dan terus ingin menyusui atas dasar kebutuhan selanjutnya, keluarga harus dukung.

Pemberian makan bayi memerlukan interpretasi praktis kebutuhan nutrisi spesifik dan berbagai batas napsu makan bayi normal serta prilaku mengenai makan secara luas. Waktu yang diperlukan bayi untuk mengosongkan lambungnya dapat bervariasi yaitu dari 1 sampai 4 jam atau lebih. Skema pemberian makanan harus didasarkan pada pengaturan sendiri yang masuk akal.

Waktu antara pemberian makan dan jumlah yang diambil bervariasi dan berharap dilakukan pada beberapa minggu pertama selama penyusunan rencana pengaturan dirinya. Pada akhir bulan pertama, lebih dari 90% bayi telah memperlihakan jadwal teratur yang cocok dan pantas.

Pada bayi sehat yang diberi susu botol, akan menginginkan 6-9 kali minum per 24 jam pada akhir minggu pertama. Bayi-bayi tersebut akan puas sekitar 4 jam. Bayi yang lebih kecil atau bayi yang memiliki pengosongan lambung lebih cepat, menginginkan susu formula sekitar 2-3 jam. Kebanyakan bayi yang cukup bulan akan cepat menaikkan pemasukkan susu formula dari 30 mL sampai 80-90 mL, setiap 3-4 jam pada usia 4-5 hari. Beberapa bayi tidak akan bangun tengah malam untuk minum susu setelah usia 3-6 minggu. Setelah usia 4 dan 8 bulan, banyak bayi tidak ingin makan pada sore hari dan akan puas dengan 3 kali makan/hari pada usia 9-12 bulan. Tangisan bayi merupakan hal yang penting karena lapar. Akantetapi, orangtua tidak perlu memberi makan setiap kali menangis. Beberapa bayi memiliki sifat tenang, ada yang hiperaktif, dan ada yang mudah terangsang. Ketika bayi sakit, mereka tidak ingin makan. Bayi yang bangun dan menangis terus menerus pada interval pendek disebabkan karena tidak cukup mendapat susu pada setiap kali pemberian susu. Selain itu juga disebabkan karena terlalu banyak pakaian basah, kotor, atau popok yang tidak enak dipakai, tertelan udara (gas), lingkungan yang terlalu panas atau dingin, dan sakit. Beberapa bayi menangis untuk mencari perhatian yang lebih. Adapula bayi yang bersifat acuh ketika perawatannya tidak terlalu cukup. Bayi yang hanya digendong baru bisa berhenti menangis biasanya tidak memerlukan makanan di tangannya. Pemberian makanan pada saat menggendong setika menangis harus dihentikan.

Jenis-jenis makanan yang dapat diberikan yaitu:

a. ASI

ASI direkomendasikan sebagai makanan eksklusif pada semua bayi aterm (cukup bulan) selama 6 bulan pertama kehidupan. Setelah itu, dianjurkan untuk beralih ke makanan padat. ASI juga direkomendasikan untuk bayi preterm (kurang bulan). Semua ibu harus didorong dan didukung untuk menyusui, Konseling harus sudah dimulai pada awal kehamilan dan ibu harus dibantu oleh perawat maupun spesialis laktasi. Pilihan pemberian ASI secara langsung atau melalui botol merupakan pilihan pribadi.

Manfaat pemberian ASI untuk bayi yaitu: Meningkatkan ikatan antara ibu dan anak

Memiliki komposisi nutrisi yang ideal

Mengandung faktor imun (IgA sekretorik)

Mengurangi gastroenteritis

Intoleransi makanan lebih sedikit

Mengurangi insiden enterkolitis nekrotikans pada bayi preterm

Meningkatkan produksi keron sebagai substrat energi alternatif pengganti glukosa pada hari-hari pertama kehidupan

Dapat menurunkan insiden dan keparahan eksim dan asma

Kejadian obesitas dan diabetes melitus tergantung imsulin dan penyakit inflamasi usus yaitu penyakit Chron dan kolitis ulseratif relatif kecil.

IQ meningkat 6-8 poin

Manfaat pemberian ASI untuk ibu yaitu: Memperkuat ikatan ibu dan bayi

Penurunan berat badan postpartum lebih cepat

Menurunkan risiko osteoporosis

Menurunkan risiko kanker payudara dan ovarium

Memperpanjang jarak antarkehamilan yang sangat penting di negara berkembang.

Komplikasi pemberian ASI pada bayi yaitu: Dehidrasi dapat terjadi jika jumlah susu tidak cukup atau teknik menyusui yang salah dan udara panas

Ikterus yang terkait dengan ASI umum dijumpai.

Vitamin K yang mempunyai kadar rendah dalam ASI dapat menjadi predisposisi penyakit perdarahan pada bayi baru lahir

Komplikasi pemberian ASI pada ibu yaitu: Perasaan yang marah ketika ibu tidak berhasil memberikan ASI

Pembengkakkan payudara, puting pecah-pecah

Mastitis

Kontradiksi pemberian ASI yaitu: Infeksi HIV maternal

Infeksi Tuberculosis maternal

Kelainan metabolisme bawaan seperti galaktosemia

b. Susu formula

Formula merupakan susu yang dihumanisasi yaitu dimanipulasi sehingga menyerupai ASI. Namun demikian, masih terdapat perbedaan dalam komposisi yang dapat dilihat pada tabel 2.4.1. Susu formula tidak mengandung sifat anti-infeksi. Formula kedelai kadang digunakan untuk mencegah gangguan alergi seperti eksim dan asma. Sekitar 10-30% bayi dengan intoleransi protein susu sapi menjadi sensitif terhadap kedelai.

ASISapiKerbauKambing

Protein1,43,26,34,3

Lemak3,73,512,32.3

Karbohidrat7,24,37,16,6

Vitamin A60 SI130 SI80 SI125 SI

Thiamin0,03 mg0,03 mg0,04 mg0,06 mg

Ca30 mg143 mg216 mg98 mg

Fe1,7 mg0,2 mg2,7 mg

Kalori686116064

Tabel 1.1. Komposisi Zat Gizi dalam ASI dan Air Susu Berbagai Jenis Hewan (g/100g)

Apabila terjadi masalah dalam pemberian makanan maka pertumbuhan dan perkembangan anak akan terganggu. Sistim kekebalan imun yang harusnya diperoleh dari ASI akan menjadi kurang sehingga si anak akan sering terkena sakit. Hubungan anatara ibu dan anak tidak kuat. Intoleransi terhadap berbagai makanan terutama laktosa akan semakin besar mengingat banyak bahan-bahan nutrisi yang sangat dibutuhkan untuk perkembangan dan pertumbuhan si anak.5,6Pendidikan Ibu dan Pemulangan

Waktu yang dihabiskan seorang bayi baru lahir di tempat perawatan bayi di rumah sakit adalah periode bagi observasi sekaligus pendidikan ibu. Saat pemulangan, ibu sudah harus mendapat cukup instruksi praktis untuk keterampilan serta kepercayaan diri ibu dalam memberi makan, memandikan, serta memberi perawatan umum kepada bayi. Jika bayi pulang menggunakan mobil, ibu sudah harus menyiapkan sebuah kursi bayi khusus dan tahu cara menggunakannya.

Jika memungkinkan, pemeriksaan bayi saat pemulangan harus dilakukan di depan ibu agar ibu memiliki kesempatan bertanya kepada dokter mengenai hal-hal yang dianggapnya abnormal. Harus ada suatu perjanjian pasti mengenai perawatan bayi sehat berikutnya. Bayi yang dipulangkan dalam 48 jam setelah lahir harus dilihat lagi dalam 2 hingga 3 hari. Ibu juga harus dinasihati bahwa jika bayi sakit selama periode neonatal dan berobat ke rumah sakit lain, rumah sakit tempat bayi pertama kali dirawat harus diberitahu. Infeksi menular seperti diare bakterial atau infeksi stafilokokus biasanya menjadi simptomatik setelah pemulangan. Jika rumah sait asal tempat bayi dirawat tidak diberitahu, dapat terjadi keterlambatan serius sebelum masalah tersebut diketahui dan dilakukan tindakan perbaikan.5,6Prognosis

Dubia ad bonam.

PENUTUPPada neonatus cukup bulan Sesuai masa kehamilan perlu dilakukan pemeriksaan fisik secara keseluruhan dan jika memang diperlukan pemeriksaan penunjang dpat diakukan pemeriksaan penunjang. Selain itu, perlu diperhatikan beberapa perubahan fiisiologis pada neonates yang baru lahir serta perawatannya. Baik oerawatan terhadap neonates sendriri mauupun perawatan terhadap ibunya. Neonatus yang kahir cukup bulan dan sesuai masa kehamilan mempunyai prognosis yang bonam.DAFTAR PUSTAKA

1. Damanik SM. Klasifikasi bayi menurut berat lahir dan masa gestasi. Dalam: Kosim MS, Yunanto A, Dewi R, Sarosa GI, Usman A, penyunting. Buku ajar neonatologi. Jakarta: Badan Penerbit IDAI;2010.h.11-5.

2. Gleadle J. Anamnesis dan Pemeriksaan Obstetrik. Dalam At a Glance :Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik. Jakarta: Erlangga;2005.h.35.

3. Ilmu Kesehatan Anak. Perinatalogi. Dalam : Bahan Kuliah Ilmu Kesehatan Anak.Jilid 3. Jakarta:Infomedika: 2007;h.1044-64.

4. Mcdonald S. Pemeriksaan praktis bayi baru lahir. Dalam: Lorna D. Pemeriksaan kesehatan ba Cunningham FG, et al. Williams obstetrics. 23th ed. Jakarta: EGC;2013.h.616-28.

5. Bani AP, Limanjaya D, Aggraini D, Mahanani DA, Hartanto H, Mandera LI, dkk, penyunting. Buku ajar pediatri rudolph. Dalam: Rudolph AM. Rudolphs pediatrics. 20th ed. Jakarta:EGC; 2006.h.262-5.

6. yi: pendekatan multidimensi. Jakarta: EGC;2011.h.17-46.