RISK BASED BANK RATING TERHADAP INVESTASI MASYARAKAT DI...
Transcript of RISK BASED BANK RATING TERHADAP INVESTASI MASYARAKAT DI...
PENGARUH TINGKAT KESEHATAN BANK YANG GO PUBLIC DENGAN METODE
RISK BASED BANK RATING TERHADAP INVESTASI MASYARAKAT DI PASAR
MODAL (STUDI KASUS PANIN BANK SYARIAH PERIODE 2014 –2016 )
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh
Fitria Karima
NIM. 1112085000033
JURUSAN PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1438 H/ 2017 M
i
ii
iii
iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Fitria Karima
NIM : 1112085000033
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Jurusan : Perbankan Syariah
Judul Skripsi : “Pengaruh Tingkat Kesehatan Bank Metode Risk-Based Bank Rating Terhadap
Investasi di Pasar Modal Syariah” (Studi Kasus Bank Syariah yang Listed di
BEI periode Januari 2014 – Desember 2016)
Dengan ini menyatakan bahwa :
1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan
mempertanggungjawabkan.
2. Tidak melakukan plagiat naskah orang lain.
3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli atau tanpa izin
pemilik karya.
4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data.
5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas karya ini.
Apabila dikemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah melakukan
pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata memang ditemukan bukti bahwa
saya telah melanggar pernyataan di atas, maka saya siap untuk dikenai sanksi berdasarkan
aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Demikan Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.
Jakarta, 10 Maret 2017
Fitria Karima
NIM. 1112085000033
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. IDENTITAS PRIBADI
Nama : Fitria Karima
Tempat/Tanggal Lahir : Bogor, 18 Maret 1994
Jenis Kelamin : Perempuan
Status : Belum Menikah
Agama : Islam
Alamat Rumah : Perum Bumi Cibinong Endah Blok D1 No.3 Rt 08 Rw 09
Cibinong. Bogor
Ayah : M.Achmad Sudjai
Ibu : Tien Rohmatin
No. Telepon / HP : 081513536626
Email : [email protected]
B. PENDIDIKAN FORMAL
2000 – 2006 : SDIT As-Salaam
2006 – 2009 : SMPIT As-Syifa
2009 – 2012 : SMA Negeri 3 Cibinong.
2012 – 2017 : Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
C. PENDIDIKAN NON FORMAL
1. Latihan Kader (LK) 1 HMI Komisariat Fakultas Ekonomi dan Bisnis (KAFEIS)
2. Latihan Khusus Kohati (LKK) Nasional HMI Cab. Bekasi
D. PENGALAMAN ORGANISASI
1. Anggota PSM UIN Jakarta 2012/2013
2. Anggota Bidang Pemberdayan Perempuan HMI KAFEIS 2013/2014
3. Anggota Dep. Kesenian dan Budaya FEB UIN Jakarta 2013/2014
4. Sekretaris Bidang PP HMI KAFEIS 2014/2015
vi
5. Anggota Senat Mahasiswa FEB UIN Jakarta 2014/2015
6. Anggota Bidang Pengembangan Sumber Daya Anggota KOHATI HMI Cab.
Ciputat 2015/2016
7. Sekretaris Bidang PSDA KOHATI HMI Cab. Ciputat 2016/2017
vii
ABSTRACT
This study is aimed to analyze the influence of bank performance using Risk Based Bank
Rating on investment in Islamic capital market. This research uses descriptive verification
method. Independent variables used in this study is risk profile factor as measured by the ratio of
NPF and FDR, earning factor as measured by ratios ROA and OER as well as the capital factor
as measured by the ratio of CAR, while the dependent variable is the investment in the capital
market as seen from the number of common stock. The sample in this study is Panin Bank
Syariah. This study uses secondary data by using annual report and financial report from
January 2014 until Desember 2016. Method of analysis used in this research is multiple
regression analysis SPSS 22. the Results of data test showed that FDR, ROA, OER and CAR are
effected on investment in Islamic stock market while NPF do not affected on investment of
society in Islamic capital market
Keywords: Risk Based Bank Rating (RBBR), Non Performing Financing (NPF), Financing to
Deposit Ratio (FDR), Return on Assets (ROA), Operating Efficiency Ratio (OER),
Capital Adequacy Ratio (CAR), investment (number of shares).
viii
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh tingkat kesehatan bank dengan
menggunakan metode Risk Based Bank Rating terhadap investasi di pasar modal syariah.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif verifikatif. Variabel independen yang
digunakan dalam penelitian ini adalah risk profile yang diukur dengan rasio-rasio NPF dan FDR,
earning yang diukur dengan rasio-rasio ROA dan BOPO serta capital yang diukur dengan rasio
CAR, sedangkan variabel dependennya adalah investasi masyarakat di pasar modal yang dilihat
dari jumlah saham yang beredar di publik. Sampel dalam penelitian ini adalah Panin Bank
Syariah. Penelitian ini menggunakan data sekunder dengan menggunakan data laporan keuangan
dan tahunan dari bulan Januari 2014 sampai dengan Desember 2016. Metode analisis yang
digunakan adalah analisis regresi berganda SPSS 22. Hasil dari pengujian data pada penelitian
ini menunjukkan bahwa rasio FDR, ROA, BOPO dan CAR berpengaruh terhadap investasi di
pasar modal sedangkan NPF tidak mempengaruhi investasi masyarakat di pasar modal syariah
Kata kunci: Risk Based Bank Rating (RBBR), Non Performing Financing (NPF), Financing to
Deposit Ratio (FDR), Return On Asset (ROA), Biaya Operasional Pendapatan
Operasional (BOPO), Capital Adequacy Ratio (CAR), investasi (jumlah saham).
ix
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Segala puji bagi Allah Swt atas segala nikmat, rahmat, karunia, hidayah dan taufik-Nya
yang diberikan kepada kita semua. Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada
baginda Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat, dan seluruh saudara saudara kita
sesama muslim.
Alhamdulillahi rabbil’alamin penulis ucapkan karena dengan Rahmat dan Ridho-Nya
skripsi dengan judul “Pengaruh Tingkat Kesehatan Bank yang Go Public dengan Metode Risk-
Based Bank Rating Terhadap Investasi Masyarakat di Pasar Modal Syariah” (Studi Kasus Panin
Bank Syariah 2014–2016) dapat diselesaikan.
Dalam proses penyelesaian skripsi ini, tentunya tak lepas dari dukungan, bantuan,
bimbingan, dan doa dari berbagai pihak sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Oleh
karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Allah Swt atas segala nikmat dan karunia yang diberikan, sehingga bisa menyelesaikan
penulisan skripsi ini.
2. Untuk M. Achmad Sudjai dan Tien Rohmatin, kedua orang tua tercinta terimakasih atas
segala kasih sayangnya, kesabarannya dan cintanya yang tak ada batasnya serta dukungan
yang luar biasa dari awal perkuliahan sampai terselesaikannya skripsi ini. Semoga Allah
selalu melindungi, menyayangi dan merahmati Ayah dan Mamah. Aamiin.
3. Dr. Herni Ali HT, SE., MM selaku dosen pembimbing skripsi I dan Umiyati, SEI., M.Si
dosen pembimbing skripsi II yang selalu meluangkan waktunya untuk memberikan
bimbingan juga saran yang sangat positif dan membantu dalam menyempurnakan skripsi
ini.
4. Dr. M. Arief Mufraini Lc., MA selaku Dekan FEB, Dr. Amilin, SE., Ak., M.Si., CA.,
QIA., BKP selaku Wakil Dekan I Bid. Akademik, Dr. Ade Sofyan Mulazid, S.Ag., M.H
selaku Wakil Dekan II Bid. Administrasi Umum dan Bapak Dr Desmadi Saharuddin,
M.A selaku Wakil Dekan III Bid. Kemahasiswaan yang telah memberikan dukungannya
dalam penulisan skripsi ini.
x
5. Aditya Ginanjar, S.E.,M.Si selaku Ketua Jurusan Perbankan Syariah FEB dan Fitri
Damayanti, SE., M.Si selaku Sekretaris Jurusan Jurusan Perbankan Syariah FEB atas
dukungan dan sarannya.
6. Dr. Ade Sofyan Mulazid, S.Ag., M.H selaku dosen Pembimbing Akademik.
7. Seluruh dosen Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah memberikan
ilmunya mulai dari semester awal sampai terselesaikannya skripsi ini.
8. Seluruh Staff dan Karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta yang telah bekerja keras melayani mahasiswa dalam keperluan administrasi
skripsi.
9. Kakak dan Adik, M. Arif Azizi, M. Duhan Fauzi, Laily Muslihah, M. Subhi Ramadhani
dan Akbar Nikmatullah atas doa, dukungan dan kasih sayangnya.
10. Kakak dan sahabat tersayang, Siti Syifa Amalia, Siti Asiah, Bang David, Bang Boy, Mas
Najib, Hani Hilyati, Widaad Attamimi, Annisa Putri Anugrah, Risya Fitriana, Wahyu
Purnama Sari, Atthina Ayu Mustika, Desi Furwati dan Maldini Yulisya atas
dukungannya.
11. Kanda dan Yunda HMI KAFEIS, Chairul Irfani, SE, Adi Komba, SE, Adithia Ramadhan,
SE, Sony Tibrizy,SE, Adam Chamubar, SE, Rifqi Abdul Barry, SE, Achmad Munawar,
SE, Ahmad Fauzan Aulia, SE, Muhammad Ikhsan, SE, Restu Dwitama, SE, Nia Junia,
SE, Nova, SE, Muhammad Ulum, SE, Hilman Afriyansyah, Wahyu Yulio Pratomo,
Bingah Pangesti, Abi Nubli Aufar, atas dukungan dan bimbingannya selama berkader di
himpunan yang saya cintai, HMI
12. Kawan-kawan sehimpunan HMI Komisariat Fakultas Ekonomi dan Bisnis (KAFEIS)
Septiani NH, SE, Mahda Nurhamidah, SE, Rahmatika Istiqomah, SE, Wisnu Dwi Cahyo,
Nunung Damayanti, Ridha Oneti, SE, Naufal Islami, Aldin, Maul, Imas, Fattiah Fauziah,
SE, Zahra Ayuni atas dukungan dan doanya selama berproses di himpunan ini.
13. Adik-adik sehimpunan Erlangga, Devan Gustiawan, Yoga Aditama, Ridho, Fajar, Jana,
Izzu, Fariz, Yazid, Nanda, Ajeng, Risni, Agnes, Nurulita, Riska, Putri, Nadya, Abdul
Hadi dan lainnya yang tidak bisa disebutkan satu persatu namun tidak mengurangi rasa
terimakasih saya.
14. Keluarga besar KOHATI HMI Cab. Ciputat terkhusus Ketua Umum Syarifaeni Fahdiah,
dan kawan-kawan seperjuangan, Mawadah Salimah, Mentari Faradiba, Quro, Nida,
xi
Nupong, Aul, Uul, Lini dan pengurus lainnya yang tidak bisa disebutkan satu persatu
namun tidak mengurangi rasa terimakasih saya.
15. Terimakasih untuk teman-teman Perbankan Syariah, Riyan Apriansyah, Hayatul
Mutmainnah, Rabiatul Adawiyah, Hafizhah Oktavia, Shella Mutya, Rara Sekar, Rahmi
Fitria dan teman-teman KKN Magic.
16. Seluruh pihak yang tidak bisa Penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu dalam
menyelesaikan skripsi ini.
Dalam menyusun skripsi ini, penulis telah berusaha dengan semaksimal mungkin
memberikan yang terbaik. Namun tidak mustahil jika pepatah, ”tak ada gading yang tak retak“
masih ada dalam penyusunan skripsi ini. Kesempurnaan skripsi ini memang semata-mata adalah
berkat karunia Allah Swt. Oleh karena itu, penulis berharap adanya kritik dan saran yang
membangun dari berbagai pihak untuk menyempurnakan skripsi ini. Penulis berharap skripsi ini
dapat bermanfaat dan semoga Allah Swt melimpahkan rahmat-Nya kepada kita. Aamiin.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Bogor, 10 Maret 2017
Penulis
Fitria Karima
NIM. 1112085000033
xii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI i
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI iii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP v
ABSTRACT vii
ABSTRAK viii
KATA PENGANTAR ix
DAFTAR ISI xii
DAFTAR TABEL xv
DAFTAR GAMBAR xvii
DAFTAR LAMPIRAN xviii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah 1
B. Perumusan Masalah 11
C. Tujuan Penelitian 11
D. Manfaat Penelitian 12
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Laporan Keuangan 14
1. Pengertian Laporan Keuangan 14
2. Tujuan Laporan Keuangan 15
B. Teori Kinerja Keuangan 16
1. Pengertian Kinerja Keuangan 16
C. Teori Tingkat Kesehatan Bank 16
1. Pengertian Tingkat Kesehatan Bank 16
2. Dasar Hukum Penilaian Tingkat Kesehatan Bank 17
3. Penilaian Tingkat Kesehatan Bank dengan Metode RBBR 18
a. Risk Profile 18
b. Good Corporate Governance 33
c. Earning 36
d. Capital 40
xiii
D. Investasi Syariah 44
1. Pengertian Investasi Syariah 44
2. Landasan Hukum Investasi Syariah 45
3. Instrument Investasi Syariah 48
4. Akad dalam Investasi Syariah 49
E. Pasar Modal Syariah 50
1. Pengertian Pasar Modal Syariah 50
2. Landasan Hukum Pasar Modal Syariah 51
3. Produk-Produk Pasar Modal Syariah 51
F. Penelitian Terdahulu 52
G. Keterkaitan antara Variabel Independen dengan Variabel Dependen 61
1. Pengaruh Risk Profile terhadap Investasi di Pasar Modal Syariah 61
2. Pengaruh Earning terhadap Investasi di Pasar Modal Syariah 62
3. Pengaruh Capital terhadap Investasi di Pasar Modal Syariah 63
4. Pengaruh Risk Profile, Earning dan Capital terhadap Investasi Masyarakat di
Pasar Modal Syariah 65
H. Kerangka Pemikiran 67
BAB III METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian 68
B. Sampel Penelitian 69
C. Metode Pengumpulan Data 72
D. Metode Analisis Data 73
1. Uji Asumsi Klasik 74
a. Uji Normalitas 75
b. Uji Multikolinearitas 76
c. Uji Heteroskedastisitas 78
d. Uji Auotokorelasi 78
2. Uji Hipotesis 79
a. Uji t 80
b. Uji F 81
c. Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R2) 82
3. Analisis Regresi Linier Berganda 82
E. Operasional Variabel Penelitian 84
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian 87
1. Sejarah Singkat Panin Bank Syariah 87
2. Profil Panin Bank Syariah 88
3. Visi dan Misi Panin Bank Syariah 90
4. Struktur Organisasi Panin Bank Syarih 91
xiv
5. Pergerakan Investasi Panin Bank Syariah di Pasar Modal Syariah 91
B. Deskripsi Data 93
1. Deskripsi Variabel Risk Profile 93
2. Deskripsi Variabel Earning 96
3. Deskripsi Variabel Capital 99
4. Deskripsi Variabel Investasi 101
C. Analisis Data dan Pembahasan 102
1. Uji Asumsi Klasik 102
a. Uji Normalitas 103
b. Uji Multikolinearitas 106
c. Uji Heteroskedastisitas 107
d. Uji Autokorelasi 110
2. Uji Hipotesis 110
a. Uji t 110
b. Uji F 113
c. Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R2) 114
3. Uji Persamaan Regresi Linier Berganda 115
D. Interpretasi 117
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan 124
B. Implikasi 125
C. Saran 126
Daftar Pustaka 128
LAMPIRAN 132
xv
DAFTAR TABEL
2.1 Matrik Penetapan Peringkat Tingkat Profil Risiko 32
2.2 Matrik Penetapan Tingkat Profil Risiko 33
2.3 Matrik Penetapan Peringkat GCG 36
2.4 Matrik Penetapan Peringkat Rentabilitas 39
2.5 Matrik Penetapan Peringkat Permodalan 43
2.6 Matrik Peringkat Komposit (PK) 43
2.7 Penelitian Terdahulu 53
3.1 Data Laporan Keuangan 69
3.2 Data Variabel Penelitian Sebelum Interpolasi 70
3.3 Data Variabel Penelitian Setelah Interpolasi 71
3.4 Kriteria Interpretasi Terhadap Koefisien Korelasi 82
3.5 Operasional Variabel Penelitian 84
4.1 Sejarah Pencatatan Saham 88
4.2 Struktur Organisasi 91
4.3 Data Non Performing Finance (NPF) 2014-2016 94
4.4 Data Financing to Deposit Ratio (FDR) 2014-2016 95
4.5 Data Return On Asset (ROA) 2014-2016 97
4.6 Data Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO)
Januari 2014-2016 98
4.7 Data Capital Adequacy Ratio (CAR) 2014-2016 100
4.8 Data Investasi di Pasar Modal (Jumlah Saham) 2014-2016 101
4.9 Hasil Uji Normalitas Kolmogorov Smirnov 106
xvi
4.10 Hasil Uji Multikolinearitas Koefisien Korelasi 107
4.11 Hasil Uji Heteroskedastisitas Spearman Rank Correlation 109
4.12 Hasil Uji Autokorelasi Durbin Watson 110
4.13 Hasil Uji Signifikansi Parsial (Uji t) 111
4.14 Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji F) 113
4.15 Hasil Uji Koefisien Determinasi 114
4.16 Hasil Uji Analisis Regresi Linear Berganda 115
xvii
DAFTAR GAMBAR
1.1 Perkembangan Realisasi Investasi 2011-Maret 2016 2
1.2 Statistik Perkembangan Pasar Modal 3
1.3 Grafik Tingkat Kesehatan Panin Bank Syariah Faktor Risk Profile 2014-2016 7
1.4 Grafik Tingkat Kesehatan Panin Bank Syariah Faktor Earning
(ROA) 2014-2016 8
1.5 Grafik Tingkat Kesehatan Panin Bank Syariah Faktor Earning
(REO) 2014-2016 8
1.6 Grafik Tingkat Kesehatan Panin Bank Syariah Faktor Capital
(CAR) 2014-2016 9
2.1 Kerangka Pemikiran 67
4.1 Hasil Uji Normalitas Histogram 104
4.2 Hasil Uji Normalitas Normal P-Plot 105
4.3 Hasil Uji Heteroskedastisitas Scatterplot 108
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
I Laporan Saat IPO 132
II Laporan Keuangan Perhitungan Rasio Keuangan 132
III Investasi Di Pasar Modal Dalam Jumlah Saham 134
IV Hasil Olah Data dengan SPSS 138
V Data Variabel Penelitian 141
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Investasi secara sederhana dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang
bertujuan untuk mengembangkan harta. Selain daripada itu tujuan nvestasi
merupakan suatu komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya
yang dilakukan pada saat sekarang ini, dengan tujuan untuk memperoleh
sejumlah keuntungan dimasa yang akan datang (Rodoni, 2009:28).
Berdasarkan pengertian investasi yang telah dijabarkan diatas, bentuk
investasi yang dilakukan bank salah satunya ialah dengan dilakukannya
penyertaan modal melalui pembelian sekuritas di pasar modal.
Bursa Efek Indonesia (BEI) menilai bahwa minat masyarakat
Indonesia untuk berinvestasi di pasar modal cenderung meningkat seiring
dengan pertumbuhan ekonomi yang positif seperti yang terlihat pada tabel
berikut :
2
Gambar 1.1
Perkembangan Realisasi Investasi 2011 – Maret 2016
Sumber: Bkpm.go.id
Berdasarkan statistik perkembangan investasi tahun 2011 – Maret
2016 pada penanaman modal total mengalami peningkatan dari tahun ke-
tahun. Sejak Desember 2013 – Maret 2016 total investasi penanaman modal
sebesar Rp. 105,3 triliun dan secara konsisten meningkat hingga pada awal
triwulan 2016 sebesar Rp. 146,5 triliun. Berdasarkan statistik tersebut dapat
diperoleh rata-rata peningkatan tiap tahunnya hingga pada awal triwulan 2016
ialah sebesar 1,26%. Peningkatan yang terjadi di tiap tahunnya
menggambarkan prospek yang menjanjikan pada aktivitas investasi financial
berupa penanaman modal.
Terdapat wadah khusus untuk dilakukannya kegiatan investasi dalam
bentuk penanaman modal yakni melalui pasar modal. Pasar modal menurut
Undang-Undang No.8 tahun 1995 tentang pasar modal adalah kegiatan
bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan
3
publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya serta lembaga profesi
yang berkaitan dengan efek. Dengan adanya wadah ini lebih memudahkan
para pelaku investasi untuk berinteraksi dan bertransaksi.
Berdasarkan data statistik perkembangan pasar modal 2010- awal
2016 yang diperoleh dari situs resmi Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
menunjukkan perkembangan di tiap tahunnya seperti yang terlihat pada tabel
berikut :
Gambar 1.2
Statistik Perkembangan Pasar Modal
Sumber: OJK. Statistik mingguan pasar modal
Berdasarkan gambar 1.2 diatas menunjukkan peningkatan yang terjadi
pada pasar modal secara kontinu dari tahun 2010 sampai 2016. Sejak Januari
2014 – Desember 2016 indeks harga saham tertinggi mengalami peningkatan
secara terus menerus dari 5,246 sampai 5,472. Peningkatan rata-rata sejak
Januari 2014 – Desember 2016 yang sebesar 4,3% merupakan proyeksi
keuntungan yang bisa dijadikan alternatif dalam investasi dan juga merupakan
4
peluang bagi lembaga keuangan bank terutama bank syariah untuk turut serta
berpartisipasi dalam investasi di pasar modal demi meningkatkan keuntungan
dan memperkuat permodalan.
Pada 11 Oktober 2013 Panin Bank Syariah (PBS) menyampaikan
pendaftaran emisi efek sehubungan dengan penawaran umum kepada Ketua
Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dengan Surat No.
271/DIR/EXT/13.
Setelah dilakukannya pendaftaran dan pemenuhan persyaratan, Panin
Bank Syariah (PBS) kemudian memperoleh pernyataan efektif dari Otoritas
Jasa Keuangan (OJK) dengan surat No. S-483/D.04/2013 pada 30 Desember
2013 untuk melakukan penawaran umum saham perdana yang berarti Panin
Bank Syariah (PBS) menjadi bank syariah pertama yang go public. Istilah go
public diperoleh dikarenakan bukti kepemilikannya yang sudah bisa dimiliki
oleh publik.
Pada 11 Oktober 2013 Panin Bank Syariah menyampaikan
Pendaftaran Emisi Efek sehubungan dengan Penawaran Umum kepada Ketua
Dewan Komisioner OJK dengan Surat No. 271/DIR/EXT/13 sesuai dengan
persyaratan yang ditetapkan dalam Undang-undang Republik Indonesia No. 8
tahun 1995 tanggal 10 Nopember 1995 tentang Pasar Modal, sebagaimana
dimuat dalam Lembaran Negara Republik Indonesia No. 64 tahun 1995,
Tambahan Lembaran Negara No. 3608 beserta peraturan pelaksanaannya dan
5
perubahan-perubahannya (selanjutnya disebut “UUPM”) (Prospektus Awal
Penawaran Umum Perdana Saham PT Panin Bank Syariah Tbk Tahun 2013).
Setelah dilakukannya pendaftaran dan pemenuhan persyaratan, Panin
Bank Syariah kemudian memperoleh pernyataan efektif dari Otoritas Jasa
Keuangan (OJK) dengan surat No. S-483/D.04/2013 pada 30 Desember 2013
untuk melakukan penawaran umum saham perdana yang berarti Panin Bank
Syariah (PBS) menjadi bank syariah pertama yang go publik. Bank Panin
Syariah resmi mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 15
Januari 2014.
Saham yang ditawarkan Panin Bank Syariah (PBS) dalam penawaran
umum yaitu 4.750.000.000 lembar saham. Bank Panin Syariah mengadakan
Program Alokasi Saham Karyawan (Employee Stock Allocation (ESA))
dengan mengalokasikan 475.000.000 lembar saham atau 10% dari jumlah
saham yang ditawarkan dalam penawaran umum. Jumlah seluruh saham yang
dicatatkan pada BEI adalah 9.643.000.000 lembar saham atau 99% dari
seluruh modal ditempatkan dan disetor penuh. Hal ini sesuai dengan PP No.29
tahun 1999 tentang Pembelian Saham Bank Umum, dimana 1% dari seluruh
saham perusahaan tidak dicatatkan dan dimiliki oleh PT. Bank Panin, Tbk
(Hasbi Siraj. 2014:57).
Langkah awal yang dilakukan setelah go publik ialah dilakukannya
kesepakatan pemegang saham dengan Dubai Islamic Bank (DIB), Uni Emirat
Arab. Perjanjian tersebut merupakan perjanjian pembelian saham PT Bank
6
Panin Syariah, Tbk sebesar 24,9% pada 9 Mei 2014. Panin Bank merupakan
salah satu bank syariah yang tumbuh cukup signifikan. Hingga Maret 2014,
pendapatan usaha perseroan tumbuh cukup signifikan, yaitu dari Rp 54,91
miliar menjadi Rp 94,41 miliar. Aset perseroan per triwulan pertama
mencapai Rp 4,3 triliun. Sedangkan ekuitas mencapai Rp 998 miliar
(dream.co.id).
Panin Bank Syariah resmi mencatatkan sahamnya di Bursa Efek
Indonesia (BEI) pada 15 Januari 2014. Dengan begitu, status Panin Bank
Syariah (PBS) berganti dari Panin Bank Syariah menjadi PT. Panin Bank
Syariah, Tbk. Penambahan PT di awal dan Tbk diakhir kalimat
memungkinkan publik untuk memperoleh informasi terkait perusahaan.
Informasi tersebut diperoleh dalam bentuk laporan manajerial atas operasional
perusahaan atau biasa disebut laporan keuangan.
Dengan perolehan informasi yang ada dalam bentuk laporan keuangan,
tentunya masyarakat selaku investor dapat menilai kinerja bank yang
bersangkutan dalam mengelola dana dan risiko yang mungkin muncul.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Lotus Mega Fortrania tentang
tingkat kesehatan bank menunjukkan bahwa Panin Bank Syariah (PBS) pada
tahun 2013 menunjukkan bahwa bank yang berlandaskan syariat islam ini
memiliki kinerja yang baik. Terlihat pada hasil penilaian yang dilakukan
Panin Bank Syariah (PBS) mendapat Peringkat Komposit 2 (PK-2) yang
berarti Panin Bank Syariah (PBS) memiliki kondisi bank yang SEHAT.
7
Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (2010), kinerja perusahaan dapat
diukur dengan menganalisa dan mengevaluasi laporan keuangan. Informasi
posisi dan kinerja keuangan dimasa lalu seringkali digunakan sebagai dasar
untuk memprediksi posisi keuangan dan kinerja dimasa depan. Darsono
(2005) menyatakan bahwa: “Laporan keuangan adalah hasil akhir dari proses
akuntansi”. Tujuan laporan keuangan untuk memberikan informasi yang
berguna bagi pengambilan keputusan atas perusahaan.
Berdasarkan analisis terhadap laporan tahunan Panin Bank Syariah
tahun 2014-2016, Panin Bank Syariah mendapat hasil penilaian tingkat
kesehatan dengan predikat sehat. Berikut analisis yang diakukan terhadap
berbagai faktor atau indikator penilai:
Gambar 1.3
Grafik Tingkat Kesehatan Panin Bank Syariah
Faktor risk profile 2014-2016
Sumber: Laporan Keuangan Panin Bank Syariah diolah
Berdasarkan gambar 1.3 tingkat kesehatan Panin Bank Syariah periode
2014-2016 mengalami perkembangan secara fluktuatif. Pada 2014 tingkat
0
1
2
3
4
5
2014 2015 2016
Risk Profile
Risk Profile
8
kesehatan dengan risk profile sebagai indikatornya mendapat predikat sehat,
pada 2015 mendapat predikat sangat sehat dan 2016 mendapat predikat sehat.
Gambar 1.4
Grafik Tingkat Kesehatan Panin Bank Syariah
Faktor Earning (ROA) 2014-2016
Sumber: Laporan Keuangan Panin Bank Syariah diolah
Berdasarkan gambar 1.4 tingkat kesehatan Panin Bank Syariah periode
2014-2016 mengalami perkembangan secara fluktuatif. Pada 2014 tingkat
kesehatan faktor earning dengan Return On Asset (ROA) sebagai
indikatornya mendapat predikat sangat sehat, pada 2015 mendapat predikat
sehat dan 2016 mendapat predikat kurang sehat.
Gambar 1.5
Grafik Tingkat Kesehatan Panin Bank Syariah
Faktor Earning (REO) 2014-2016
Sumber: Laporan Keuangan Panin Bank Syariah diolah
0
0.5
1
1.5
2
2.5
2014 2015 2016
ROA
ROA
82.58
89.28
96.17
REO
2014
2015
2016
9
Berdasarkan gambar 1.5 tingkat kesehatan Panin Bank Syariah periode
2014-2016 mengalami perkembangan secara fluktuatif. Pada 2014 tingkat
kesehatan faktor earning dengan Rasio Efisiensi Operasional (REO) sebagai
indikatornya mendapat predikat sangat sehat, pada 2015 mendapat predikat
tidak sehat dan 2016 mendapat predikat tidak sehat.
Gambar 1.6
Grafik Tingkat Kesehatan Panin Bank Syariah
Faktor Capital 2014-2016
Sumber: Laporan Keuangan Panin Bank Syariah diolah
Berdasarkan gambar 1.6 tingkat kesehatan Panin Bank Syariah periode
2014-2016 mengalami perkembangan secara fluktuatif. Pada 2014 tingkat
kesehatan faktor capital dengan Capital Adequacy Ratio (CAR) sebagai
indikatornya mendapat predikat sangat sehat, pada 2015 mendapat predikat
sangat sehat dan 2016 mendapat predikat sangat sehat.
0
5
10
15
20
25
30
2014 2015 2016
CAR
CAR
10
Begitu pentingnya kegiatan investasi di pasar modal dengan melihat
fenomena dan prospek yang ada, penulis termotivasi untuk melakukan
penelitian. Motivasi tersebut diantaranya:
1. Dalam penelitian yang telah dilakukan oleh berbagai peneliti sebelumnya
dan analisis yang telah dilakukan, Panin Bank Syariah mendapat predikat
sehat dari sejak sebelum dan sesudah go public. Maka dari itu, penulis
ingin meneliti apakah terdapat pengaruh antara tingkat kesehatan dengan
investasi masyarakat berupa saham syariah.
2. Dengan digunakannya tingkat kesehatan sebagai faktor yang
mempengaruhi dengan berbagai variabel indikatornya diharap mampu
memberikan informasi terkait rasio keuangan apa saja yang perlu
diperhatikan apabila tertarik untuk melakukan investasi berupa pembelian
saham syariah di pasar modal.
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan tersebut di atas,
penulis ingin meneliti lebih lanjut tingkat kesehatan Panin Bank Syariah yang
telah listed di BEI yang selanjutnya dijadikan pertimbangan dalam
berinvestasi di pasar modal melalui bentuk karya ilmiah berupa skripsi dengan
judul : “Pengaruh Tingkat Kesehatan Bank yang go public dengan Metode
Risk Based Bank Rating (RBBR) terhadap investasi masyarakat (studi kasus
Panin Bank Syariah 2014–2016)”.
11
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas permasalahan yang akan diteliti ialah :
1. Apakah faktor risk profile (Non Performing Finance (NPF) dan Financing
to Deposit Ratio (FDR)), earning (Return On Asset (ROA) dan Rasio
Efisiensi Operasional (BOPO)) dan capital (Capital Adequacy Ratio
(CAR)) berpengaruh secara parsial terhadap tingkat investasi Panin Bank
Syariah di Pasar Modal Syariah ?
2. Apakah faktor risk profile (Non Performing Finance (NPF) dan Financing
to Deposit Ratio (FDR)), faktor earning (Return On Asset (ROA) dan
Rasio Efisiensi Operasional (BOPO)) dan faktor capital (Capital
Adequacy Ratio (CAR)) berpengaruh secara simultan atau bersama-sama
terhadap tingkat investasi Panin Bank Syariah di Pasar Modal Syariah ?
3. Manakah faktor yang paling dominan berpengaruh terhadap investasi
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini ialah :
1. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh secara parsial antara risk
profile (NPF dan FDR), earning (ROA dan BOPO) dan capital (CAR)
dengan tingkat investasi Panin Bank Syariah di Pasar Modal Syariah.
2. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh secara simultan antara risk
profile (NPF dan FDR), earning (ROA dan BOPO) dan capital (CAR)
dengan tingkat investasi Panin Bank Syariah di Pasar Modal Syariah.
12
3. Untuk mengetahui faktor yang paling dominan berpengaruh terhadap
investasi
D. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian yang dilakukan berkaitan dengan tingkat
investasi pada bank syariah yang dipengaruhi oleh tingkat kesehatan yang
diukur dengan metode RBBR. Penelitian ini memberikan kontribusi terhadap
pembaharuan pada aspek teoritis maupun praktisi. Aspek teoritis dan praktisi
yang dimaksud adalah sebagai berikut :
1. Teoritis
a. Akademisi
Manfaat untuk akademisi, penelitian ini diharap agar mampu
menambah pengetahuan para akademisi dan membuka pola pikir yang
lebih luas serta terbuka terutama terhadap perbankan yang
berlandaskan syariat Islam mengeni investasi di pasar modal yang
masih terbilang minim. Dengan adanya penelitian ini, pun diharapkan
mampu menjadi referensi atau materi dalam menunjang perkembangan
akademik.
b. Peneliti
Penelitan ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh tingkat
kesehatan bank syariah terhadap investasi di Pasar Modal Syariah
dengan menggunakan pendekatan risiko atau metode RBBR (Risk –
based Bank Rating) sebagai indikator kesehatan bank sehingga
13
penelitian ini diharapkan mampu menambah pengetahuan di bidang
ekonomi dan lembaga keungan syariah terutama dalam hal investasi
serta sebagai ajang ilmiah untuk menerapkan ilmu pengetahuan yang
telah diperoleh semasa di perkuliahan.
2. Praktisi
a. Perbankan
Manfaat untuk institusi perbankan, diharap agar hasil dari
penelitian ini mampu dijadikan sebagai pertimbangan dalam
mengelola dana atau modal yang dimiliki serta pengambilan keputusan
terutama investasi di pasar modal.
b. Masyarakat dan Investor
Manfaat untuk masyarakat dan investor, diharap agar
penelitian ini bisa mengedukasi masyarakat mengenai pengelolaan
dana yang ada di bank dan peranannya sebagai intermediasi antara
pihak yang kelebihan dana dan pihak yang membutuhkan dana lebih
sehingga mampu menarik minat masyarakat untuk menyimpan
dananya di bank terutama bank syariah.
14
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Laporan Keuangan
1. Pengertian Laporan Keuangan
Menurut Mamduh M. Hanafi dan Abdul Halim (2002:63), laporan
keuangan adalah laporan yang diharapkan bisa memberi informasi
mengenai perusahaan, dan digabungkan dengan informasi yang lain,
seperti industri, kondisi ekonomi, bisa memberikan gambaran yang
lebih baik mengenai prospek dan risiko perusahaan.
Menurut Sofyan S. Harahap, dalam buku Analisa Kritis Atas
Laporan Keuangan (2006:105), laporan keuangan adalah laporan yang
menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan
pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa
Laporan Keuangan adalah :
a. Produk akuntansi yang penting dan dapat digunakan untuk
membuat keputusan-keputusan ekonomi bagi pihak internal
maupun pihak eksternal perusahaan.
b. Potret perusahaan, yaitu dapat menggambarkan kinerja keuangan
maupun kinerja manajemen perusahaan, apakah dalam kondisi
yang baik atau tidak.
15
c. Rangkaian aktivitas ekonomi perusahaan yang diklasifikasikan,
pada periode tertentu.
d. Ringkasan dari suatu proses transaksi-transaksi keuangan yang
terjadi selama periode yang bersangkutan.
2. Tujuan Laporan Keuangan
Menurut Standar Akuntansi Keuangan (2007:3) yang dikeluarkan
oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) tujuan laporan keuangan adalah
menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja,
serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat
bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan.
Laporan keuangan yang disusun untuk tujuan ini memenuhi
kebutuhan bersama sebagian besar pemakai. Namun, laporan keuangan
tidak menyediakan semua informasi yang mungkin dibutuhkan
pemakai dalam mengambil keputusan ekonomi karena secara umum
menggambarkan pengaruh keuangan dan kejadian masa lalu, dan tidak
diwajibkan untuk menyediakan informasi nonkeuangan.
Laporan keuangan juga menunjukan apa yang telah dilakukan
manajemen, atau pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya
yang dipercayakan kepadanya. Pemakai yang ingin melihat apa yang
telah dilakukan atau pertanggungjawaban manajemen berbuat
demikian agar mereka dapat membuat keputusan ekonomi. Keputusan
ini mencakup, misalnya, keputusan untuk menahan atau
16
menjual investasi mereka dalam perusahaan atau keputusan untuk
mengangkat kembali atau mengganti manajemen.
B. Teori Kinerja Keuangan
1. Pengertian Kinerja Keuangan
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2007:69), kinerja keuangan
adalah kemampuan perusahaan dalam mengelola dan mengendalikan
sumberdaya yang dimilikinya.
Menurut Sukhemi (2007:23) dalam penelitiannya mengemukakan
bahwa kinerja dapat diartikan sebagai prestasi yang dicapai perusahaan
dalam suatu periode tertentu yang mencerminkan tingkat kesehatan
perusahaan tersebut.
Kinerja menjadi hal penting yang harus dicapai setiap perusahaan
karena mencerminkan kemampuan perusahaan dalam mengelola dan
mengalokasikan sumber dayanya. Penilaian atas kinerja keuangan
yang tercermin pada tingkat kesehatan dapat diperoleh dengan
melakukan analisis terhadap rasio keuangan dalam laporan keuangan
yang diterbitkan oleh perusahaan tersebut.
C. Teori Tingkat Kesehatan Bank
1. Pengertian Tingkat Kesehatan Bank
Tingkat kesehatan bank menurut Peraturan Bank Indonesia (PBI)
No.13/1/PBI/2011 adalah hasil penilaian kondisi bank yang dilakukan
terhadap risiko dan kinerja bank.
17
Menurut Kasmir (2009:41) tingkat kesehatan bank adalah
kemampuan suatu bank untuk melakukan kegiatan operasional
perbankan secara normal dan mampu memenuhi kewajibannya dengan
baik melalui cara-cara yang sesuai dengan peraturan perbankan yang
berlaku. Jika dilihat dari pendapat tersebut, tingkat kesehatan bank
merupakan kondisi atau posisi dimana bank dapat dikategorikan sehat
atau tidak sehat menurut penilaian terhadap aturan yang berlaku.
Laporan keuangan suatu bank dapat mencerminkan kondisi dan kinerja
bank tersebut. Bank wajib menjaga tingkat kesehatannya sesuai dengan
standar yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia (BI) selaku pembina
dan pengawas bank.
2. Dasar Hukum Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Metode RBBR (Risk-
Based Bank Rating)
Bank Indonesia mempertimbangkan bahwa perubahan
kompleksitas usaha dan profil risiko yang dapat berasal dari bank
maupun perusahaan anak bank serta perubahan pendekatan penilaian
kondisi bank yang diterapkan secara internasional mempengaruhi
pendekatan penilaian tingkat kesehatan bank sehingga dirasa perlu
melakukan penyempurnaan penilaian tingkat kesehatan bank dengan
pendekatan berdasarkan risiko guna meningkatkan tingkat kesehatan
bank yang merupakan sarana bagi otoritas pengawas dalam
menetapkan strategi dan fokus pengawasan terhadap bank. Maka,
dengan mempertimbangkan hal tersebut BI membuat aturan baru, yaitu
18
PBI No. 13/1/PBI/2011 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank
Umum dengan menggunakan pendekatan risiko (Risk-based Bank
Rating/RBBR) menggantikan PBI No. 6/10/PBI/2004 tentang
penilaian tingkat kesehatan bank dengan sistem penilaian yang dikenal
dengan nama CAMELS (Capital, Aset quality, Management, Earning,
Liquidity & Sensitivity to market risk).
3. Penilaian Tingkat Kesehatan Bank dengan Metode Risk Based Bank
Rating (RBBR)
Risk-based Bank Rating atau RBBR merupakan metode penilaian
kesehatan bank dengan menggunakan pendekatan risiko. Penilaian
Tingkat Kesehatan Bank yang berasaskan self assessment sudah
dijelaskan dalam PBI No.13/1/PBI/2011 pasal 6, bahwa Bank wajib
melakukan penilaian tingkat kesehatan Bank secara individual dengan
menggunakan pendekatan risiko. Pendekatan risiko dengan penilaian
terhadap faktor-faktor seperti yang sudah dijelaskan pada PBI
No.13/1/PBI/2011 pasal 6 dan pasal 7 ialah sebagai berikut:
a. Profil Risiko (Risk Profile)
Meliputi penilaian yang dilakukan terhadap risiko inheren dan
kualitas penerapan manajemen risiko dalam operasional Bank yang
dilakukan terhadap 8 (delapan) risiko yaitu; risiko pembiayaan,
risiko pasar, risiko likuiditas, risiko operasional, risiko hukum,
risiko stratejik, risiko kepatuhan dan risiko reputasi.
19
Cakupan penilaian (berdasarkan Surat Edaran BI No.13/24.DPNP)
yang digunakan dalam metode ini ialah penilaian terhadap
beberapa faktor, diantaranya:
1) Risiko Pembiayaan
Risiko pembiayaan adalah risiko kegagalan nasabah dalam
memenuhi kewajibannya. Risiko pembiayaan bisa muncul
dalam banking book dan trading book bank. Dalam banking
book, risiko pembiayaan muncul pada saat nasabah gagal
memenuhi kewajiban untuk membayar hutangnya secara penuh
pada waktu yang telah disepakati. Risiko pembiayaan
berhubungan dengan kualitas aset dan kemungkinan gagal
bayar. Akibat dari risiko pembiayaan ini, terdapat
ketidakpastian pada laba bersih dan nilai pasar dari ekuitas
yang muncul dari keterlambatan atau tidak terbayarnya pokok
pinjaman.
Adapun risiko pada trading book, juga muncul akibat
ketidakmampuan atau ketidakmauan nasabah untuk memenuhi
kewajiaban yang tertuang dalam akad. Hal ini bisa memicu
risiko pembayaran, yaitu ketika satu pihak bersepakat untuk
membayar atau mengirimkan aset sebelum aset atau dana cash
tersebut ia terima, sehingga mengakibatkan potensi kerugian.
Dalam menilai risiko inheren atas risiko pembiayaan,
parameter/indikator yang digunakan adalah; komposisi
20
portofolio aset dan tingkat konsentrasi, kualitas penyediaan
dana dan kecukupan pencadangan, strategi penyediaan dana
dan sumber timbulnya penyediaan dana dan faktor eksternal.
a) Rumus komposisi portofolio asset dan tingkat konsentrasi
sebagai berikut:
(1) Aset per Akun Neraca
Total Aset
(2) Kredit kepads Debitur Inti
Total Kredit
(3) Kredit per Sektor Ekonomi
Total Kredit
(4) Kredit per Kategori Portofolio
Total Kredit
b) Rumus kualitas penyediaan dana dan kecukupan
pencadangan sebagai berikut:
(1) Aset dan Transaksi Rekening Administratif (TRA) Kualitas Rendah
Total Aset dan TRA
(2) Aktiva Produktif dan TRA Bermasalah
Total Aset dan TRA
(3) Agunan yang Diambil Alih
Total Aset
(4) Kredit Kualitas Rendah
Total Kredit
(5) Kredit Bermasalah (KB)
Total Kredit
(6) KB−Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) KB
Total Kredit−CKPN Kredit Bermasalah
21
(7) CKPN atas Kredit
Total Kredit
c) Strategi penyediaan dana dan sumber timbulnya penyediaan
dana sebagai berikut:
(1) Proses penyediaan dana, tingkat kompetisi dan tingkat
pertumbuhan asset
(2) Strategi dan produk baru
(3) Signifikansi penyediaan dana yang dilakukan oleh Bank
secara tidak langsung
d) Faktor Eksternal
Perubahan kondisi ekonomi, perubahan teknologi,
ataupun regulasi yang mempengaruhi tingkat suku bunga,
nilai tukar, siklus usaha debitur, dan berdampak pada
kemampuan debitur untuk membayar kembali
pinjamannya.
Dalam menilai tingkat kualitas manajemen atas risiko
kredit, parameter/indikator yang digunakan adalah; tata kelola
risiko, kerangka manajemen risiko, proses manajemen risiko
dan sistem pengendalian risiko.
2) Risiko Pasar
Risiko Pasar didefinisikan sebagai risiko kerugian untuk
posisi di dalam atau di luar neraca yang muncul karena
perubahan harga pasar. Merupakan kelompok risiko yang
diakibatkan oleh perubahan suku bunga, nilai tukar, harga
22
saham serta harga komoditas. Risiko pasar juga bisa muncul
dari sumber-sumber mikro maupun makro. Risiko pasar
sistematik merupakan hasil dari keseluruhan perubahan harga
dan kebijakan dalam perekonomian. Sedangkan risiko pasar
nonsistematik muncul ketika harga asset atau instrument yang
spesifik mengalami perubahan akibat suatu peristiwa yang
memengaruhi instrument atau asset. Fluktuasi harga di pasar
keuangan telah melahirkan jenis-jenis risiko pasar yang lain
seperti yang telah disebutkan. Dengan demikian, risiko pasar
bisa terjadi pada banking book dan trading book bank. Semua
jenis risiko ini sangatlah penting danrisiko yang paling penting
sehingga harus diwaspadai oleh bank adalah risiko suku bunga.
Dalam menilai Risiko inheren atas Risiko Pasar,
parameter/indikator yang digunakan adalah; volume dan
komposisi portofolio, kerugian potensial (potential loss) Risiko
Suku Bunga dalam Banking Book (Interest Rate Risk in
Banking Book-IRRBB) serta strategi dan kebijakan bisnis.
a) Parameter volume dan komposisi portofolio sebagai
berikut:
(1) Aset 𝑇𝑟𝑎𝑑𝑖𝑛𝑔,Derivatif dan 𝐹𝑎𝑖𝑟 𝑉𝑎𝑙𝑢𝑒 𝑂𝑝𝑡𝑖𝑜𝑛 (FVO)
Total Aset
(2) Kewajiban 𝑇𝑟𝑎𝑑𝑖𝑛𝑔,Derivatif dan (FVO)
Total Kewajiban
23
(3) Total 𝑆𝑡𝑟𝑢𝑐𝑡𝑢𝑟𝑒𝑑 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑐𝑡
Total Aset
(4) Total Derivatif
Total Aset
(5) Posisi Devisa Neto (PDN)
Total Modal
(6) Ekuitas Kategori 𝐴𝑣𝑎𝑖𝑙𝑎𝑏𝑙𝑒 𝑓𝑜𝑟 𝑆𝑎𝑙𝑒 (AFS)
Total Modal
(7) Potensi Keuntungan atau Kerugian dari Aset 𝑇𝑟𝑎𝑑𝑖𝑛𝑔,Derivatif,FVO
Pendapatan Operasional
(8) Aset Keuangan dengan Sisa Jatuh Tempo diatas Satu Tahun
Kewajiban Keuangan dengan Sisa Jatuh Tempo diatas Satu Tahun
b) Parameter Kerugian potensial Risiko Suku Bunga dalam
Banking Book ialah sebagai berikut:
(1) Eksposur IRRBB Berdasarkan Gap Report (perspektif
Pendapatan dan Perspektif Nilai Ekonomis)
(2) 𝑈𝑛𝑟𝑒𝑎𝑙𝑖𝑧𝑒𝑑 𝐿𝑜𝑠𝑠 Surat Berharga (AFS)
Modal
c) Strategi dan Kebijakan Bisnis
(1) Strategi Trading; karakteristik trading Bank, posisi
pasar Bank dalam industry, kompleksitas
produk/instrument trading, dan karakteristik nasabah.
(2) Strategi Bisnis terkait Suku Bunga pada Banking Book;
karakteristik aktivitas bisnis yang berdampak pada
risiko suku bunga pada Banking book dan karakteristik
24
nasabah utama Bank, posisi pasar Bank dalam industri,
dan karakteristik nasabah.
Dalam menilai tingkat kualitas manajemen atas risiko
pasar, indikator yang digunakan adalah; tata kelola risiko,
kerangka manajemen risiko, proses manajemen risiko dan
sistem pengendalian risiko.
3) Risiko Likuiditas
Risiko Likuiditas muncul akibat ketidakcukupan likuiditas
untuk memenuhi kebutuhan operasional telah mereduksi
kemampuan bank untuk memenuhi liabilitasnya pada saat jatuh
tempo. Risiko ini juga bisa muncul akibat sulitnya bank untuk
mendapatkan dana cash pada biaya yang wajar, baik melalui
pinjaman (risiko likuiditas pendanaan atau kredit) atau menjual
asset (risiko likuiditas asset). Salah saru aspek dalam
manajemen asset-liabilitas (ALMA) di dalam bisnis perbankan
adalah untuk meminimalkan risiko likuiditas. Risiko pendanaan
dapat dikontrol melalui perencanaan kebutuhan cash flow yang
tepat dan mencari sumber-sumber dana baru untuk membiayai
kelangkaan dana cash. Sedangkan risiko likuiditas asset dapat
dimitigasi melalui diversifikasi asset dan menetaplan batas
produk-produk tertentu yang likuid.
Dalam menilai Risiko inheren atas risiko likuiditas,
parameter yang digunakan adalah; komposisi dari aset,
25
kewajiban, dan transaksi rekening administrative, konsentrasi
dari aset dan kewajiban, kerentanan pada kebutuhan pendanaan
dan akses pada sumber-sumber pendanaan.
a) Komposisi dari aset, kewajiban, dan transaksi rekening
administrative.
(1) Aset likuid primer dan aset likuid sekunder
Total aset
(2) Aset likuid primer dan aset likuid sekunder
Pendanaan jangka pendek
(3) Aset likuid primer dan aset likuid sekunder
Pendanaan non inti
(4) Aset likuid primer
Pendanaan non inti jangka pendek
(5) Pendanaan non inti
Total pendanaan
(6) Pendanaan non inti−aset likuid
Total aset produktif−aset likuid
(7) Signifikansi transaksi rekening administrative
(kewajiban komitmen dan kontinjensi)
b) Konsentrasi dari Asset dan Kewajiban
(1) Konsentrasi asset
(2) Konsentrasi kewajiban
c) Kerentanan pada Kebutuhan Pendanaan
26
Kerentanan Bank pada kebutuhan pendanaan dan
kemampuan Bank untuk memenuhi kebutuhan pendanaan
tersebut.
d) Akses pada Sumber-Sumber Pendanaan
Kemampuan Bank memperoleh sumber-sumber pendanaan
pada kondisi normal maupun krisis.
Dalam menilai tingkat kualitas manajemen atas risiko
likuiditas, indikator yang digunakan adalah; tata kelola risiko,
kerangka manajemen risiko, proses manajemen risiko dan
sistem pengendalian risiko.
4) Risiko Operasional
Risiko operasional adalah konsep yang tidak terdefinisikan
dengan jelas, risiko ini bisa muncul akibat kesalahan atau
kecelakaan yang bersifat manusiawi ataupun teknis. Ini
merupakan risiko kerugian yang secara langsung maupun tidak
langsung dihasilkan oleh ketidakcukupan atau kegagalan proses
internal, faktor manusia, teknologi atau akibat faktor-faktor
eksternal. Sementara risiko faktor manusia bisa muncul akibat
tidak dimilikinya kompetensi atau karena penyelewengan,
risiko teknologi bisa muncul dari kegagalan sistem dan
program telekomunikasi, eksekusi transaksi yang tidak akurat
dan pelanggaran terhadap batas-batas kontrol internal.
Disebabkan adanya masalah ketidakakuratan proses,
27
pencatatan, kegagalan sistem, kepatuhan pada pihak regulator
dan lain-lain, terdapat kemungkinan bahwa biaya operasional
akan mengalami perbedaan dari apa yang diharapkan dan lebih
lanjut akan memengaruhi laba bersih bank.
Dalam menilai Risiko inheren atas Risiko Operasional,
parameter/indikator yang digunakan adalah; karakteristik dan
kompleksitas bisnis (skala usaha dan struktur organisasi Bank,
kompleksitas proses bisnis dan keragaman produk/jasa,
corporate action dan pengembangan bisnis baru, dan
outsourcing), sumber daya manusia (penerapan manajemen
sumber daya manusia, kegagalan karena faktor manusia/human
error) , teknologi informasi dan infrastruktur pendukung
(kompleksitas Teknologi Informasi(TI), perubahan, kegagalan
sistem TI, maturity dan kerentanan sistem TI terhadap ancaman
dan serangan TI serta keandalan infrastruktur pendukung),
fraud baik internal maupun eksternal, dan kejadian eksternal
(frekuensi dan materialitas kejadian eksternal yang berdampak
terhadap kegiatan operasional bank).
Dalam menilai tingkat kualitas manajemen atas risiko
operasional, indikator yang digunakan adalah; tata kelola
risiko, kerangka manajemen risiko, proses manajemen risiko
dan sistem pengendalian risiko.
28
5) Risiko Hukum
Risiko hukum berhubungan dengan risiko tidak
terlaksananya kontrak. Risiko hukum terkait dengan masalah
undang-undang, legislasi dan regulasi yang dapat memengaruhi
pemenuhan kontrak atau transaksi. Risiko hukum bisa datang
dari faktor eksternal (seperti regulasi yang memengaruhi
aktivitas bisnis tertentu) ataupun faktor internal, yaitu terkait
dengan manajemen atau pegawai bank (seperti penyelewengan,
pelanggaran hukum dan regulasi dan lain-lain). Risiko hukum
bisa juga dikategorikan sebagai bagian dari risiko operasional.
Adapun risiko regulator muncul akibat adanya perubahan
kerangka regulasi di suatu Negara.
Dalam menilai Risiko inheren atas Risiko Hukum,
parameter/indikator yang digunakan adalah; faktor litigasi,
faktor kelemahan perikatan, faktor ketiadaan/perubahan
peraturan perundangundangan.
Dalam menilai tingkat kualitas manajemen atas risiko
hukum, indikator yang digunakan adalah; tata kelola risiko,
kerangka manajemen risiko, proses manajemen risiko dan
sistem pengendalian risiko.
6) Risiko Stratejik
Risiko stratejik adalah risiko yang antara lain disebabkan
adanya penetapan dan pelaksanaan strategi bank yang tidak
29
tepat, pengambilan keputusan bisnis yang tidak tepat atau
kurang responsifnya bank terhadap perubahan eksternal.
Indikasi dalam risiko ini dapat dilihat dari kegagalan dalam
mencapai target bisnis yang ditetapkan baik target keuangan
maupun non-keuangan.
Dalam menilai Risiko inheren atas Risiko Stratejik,
parameter/indikator yang digunakan adalah; kesesuaian
strategi bisnis Bank dengan lingkungan bisnis, strategi berisiko
rendah dan berisiko tinggi, posisi bisnis Bank dan pencapaian
Rencana Bisnis Bank (RBB).
Dalam menilai tingkat kualitas manajemen atas risiko
stratejik, indikator yang digunakan adalah; tata kelola risiko,
kerangka manajemen risiko, proses manajemen risiko dan
sistem pengendalian risiko.
7) Risiko Kepatuhan
Risiko Kepatuhan adalah Risiko yang timbul akibat Bank
tidak mematuhi dan/atau tidak melaksanakan peraturan
perundang-undangan dan ketentuan yang berlaku. Sumber
Risiko Kepatuhan antara lain timbul karena kurangnya
pemahaman atau kesadaran hukum terhadap ketentuan maupun
standar bisnis yang berlaku umum.
Dalam menilai Risiko inheren atas Risiko Kepatuhan,
parameter/indikator yang digunakan adalah; jenis dan
30
signifikansi pelanggaran yang dilakukan, frekuensi pelanggaran
yang dilakukan atau track record ketidakpatuhan Bank, dan
pelanggaran terhadap ketentuan atau standar bisnis yang
berlaku umum untuk transaksi keuangan tertentu.
Dalam menilai tingkat kualitas manajemen atas risiko
kepatuhan, indikator yang digunakan adalah; tata kelola risiko,
kerangka manajemen risiko, proses manajemen risiko dan
sistem pengendalian risiko.
8) Risiko Reputasi
Risiko Reputasi adalah Risiko akibat menurunnya tingkat
kepercayaan stakeholder yang bersumber dari persepsi negatif
terhadap Bank. Salah satu pendekatan yang digunakan dalam
mengkategorikan sumber Risiko Reputasi bersifat tidak
langsung (below the line) dan bersifat langsung (above the
line). Risiko reputasi juga dapat muncul disebabkan adanya
publikasi negative yang terkait dengan kegiatan usaha bank
atau persepsi negative terhadap bank.
Dalam menilai Risiko inheren atas Risiko Reputasi,
parameter/indikator yang digunakan adalah; pengaruh reputasi
negatif dari pemilik Bank dan perusahaan terkait, pelanggaran
etika bisnis, kompleksitas produk dan kerjasama bisnis Bank,
frekuensi, materialitas, dan eksposur pemberitaan negatif Bank;
dan frekuensi dan materialitas keluhan nasabah.
31
Dalam menilai tingkat kualitas manajemen atas risiko
pasar, indikator yang digunakan adalah; tata kelola risiko,
kerangka manajemen risiko, proses manajemen risiko dan
sistem pengendalian risiko.
Dalam penelitian ini, penilaian terhadap risk profile digunakan
risiko pembiayaan sebagai faktor penilai dengan indikator sebagai
berikut:
1) Non Performing Finance (NPF)
Merupakan indikator kualitas penyediaan dana dalam
menilai risiko pembiayaan. Menurut kamus perbankan NPF
merupakan rasio yang menunjukan kemampuan kolektabilitas
sebuah bank dalam mengumpulkan kembali pembiayaan yang
disalurkan.
Semakin tinggi nilai NPF maka profitabilitas akan semakin
rendah dan sebaliknya, semakin rendah NPF maka
profitabilitasnya semakin tinggi.
2) Financing to Deposit Ratio (FDR)
Merupakan indikator kecukupan pencadangan dalam
menilai risiko pembiayaan. Menurut Dendawijaya (2005:116)
FDR merupakan rasio yang menunjukan kemampuan bank
dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan
deposan dengan mengandalkan pembiayaan yang disalurkan
sebagai sumber likuiditasnya
32
Menurut Muhammad (2005:265) semakin tinggi rasio FDR
semakin rendah kemampuan likuiditas bank tersebut.
Berdasarkan PBI No. 13/1/PBI/2011 pasal 8 ayat (1) dan (2)
tentang penetapan peringkat faktor profil risiko diatur bahwa:
1) Setiap faktor penilaian tingkat kesehatan Bank sebagaimana
dimaksud pasal 6 ditetapkan peringkatnya berdasarkan
kerangka analisis yang komprehensif dan terstruktur.
2) Penetapan peringkat faktor profil risiko dilakukan dengan
tahapan sebagai berikut:
a) Penetapan tingkat risiko dari masing-masing risiko
sebagaimana dimaksudkan dalam pasal 7 ayat (1);
b) Penetapan tingkat risiko inheren secara komposit dan
kualitas penerapan manajemen risiko secara komposit; dan
c) Penetapan peringkat faktor profil risiko berdasarkan
analisis secara komprehensif terstruktur atas hasil
penetapan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b
dengan memperhatikan signifikansi masing-masing risiko
terhadap profil risiko secara keseluruhan.
Tabel 2.1
Matrik Penetapan Peringkat Tingkat Profil Risiko
Faktor Peringkat
1 2 3 4 5
Risk
Profile
NPF≤ 7% 7% < NPF
≤ 10%
10% < NPF
≤ 13%
13% < NPF
≤ 16% NPF > 16%
50%<FDR≤
75%
75%<FDR≤
85%
85%<FDR
≤ 100%
100%<FDR
≤ 120% FDR>120%
Sumber: SE BI No.6/23/DPNP 2004
33
Tabel 2.2
Matrik Penetapan Tingkat Profil Risiko
Risiko Inheren Kualitas Penerapan Manajemen Risiko
Strong Satisfactory Fair Marginal Unsatisfactory
Low 1 1 2 3 3
Low to moderate 1 2 2 3 4
Moderate 2 2 3 4 4
Moderate to high 2 3 4 4 5
High 3 3 4 5 5
Sumber: SE BI No. 13/24/DPNP
b. Good Corporate Governance
Menurut IICG (2008), konsep Corporate Governance dapat
didefinisikan sebagai serangkaian mekanisme yang mengarahkan
dan mengendalikan suatu perusahaan agar operasional perusahaan
berjalan sesuai dengan harapan para pemangku kepentingan
(stakeholders). Good Corporate Governance dapat didefinisikan
sebagai struktur, sistem dan proses yang digunakan oleh pihak-
pihak internal maupun eksternal yang berkaitan dengan perusahaan
sebagai upaya untuk memberikan nilai tambah perusahaan secara
berkesinambungan dalam jangka panjang dengan tetap
memperhatikan kepentingan stakeholders lainnya, berlandaskan
peraturan perundangan dan norma yang berlaku.
Pengertian GCG menurut PBI No. 11/33/PBI/2009 tentang
pelaksanaan GCG bagi BUS dan atau UUS adalah suatu tata kelola
bank yang menerapkan prinsip-prinsip keterbukaan (transparency),
34
akuntabilitas (accountability), pertanggungjawaban
(responsibility), professional (professional), kewajaran (fairness).
Pokok-pokok pelaksanaan GCG diwujudkan dalam
pelaksanaan tugas dan tanggung jawab komisaris dan dewan
direksi, kelengkapan dan pelaksanaan tugas komite-komite dan
satuan kerja yang menjalankan fungsi pengendalian intern bank;
pelaksanaan tugas dan tanggung jawab DPS; penerapan fungsi
kepatuhan, audit intern dan ekstern; batas maksimum penyaluran
dana; dan transparansi kondisi keuangan dan non-keuangan (PBI
No.11/13/PBI/2009 tentang Penerapan GCG bagi Bank Umum
Syariah).
Faktor penilaian GCG ialah sebagai berikut :
1) Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab dewan komisaris
2) Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab direksi
3) Kelengkapan dan pelaksanaan tugas komite
4) Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Pengawas
Syariah
5) Pelaksanaan prinsip syariah dalam kegiatan penghimpunan
dana serta pelayanan jasa
6) Penanganan benturan kepentingan
7) Penerapan fungsi kepatuhan bank
8) Penerapan fungsi audit intern
9) Penerapan fungsi audit ekstern
35
10) Batas maksimum penyaluran dana
11) Transparansi kondisi keuangan dan non-keuangan bank,
laporan pelaksanaan GCG, serta pelaporan internal (Surat
Edaran BI No.12/13/Dpbs tentang pelaksanaan GCG).
Bank dapat menilai GCG dengan self assessment. Kegiatan self
assessment pelaksanaan GCG dapat dilakukan sebagai evaluasi
pelaksanaan prinsip-prinsip GCG. Pelaksanaan self assessment
terbagi menjadi dua, yaitu internal self assessment dan eksternal
self assessment. Tata cara self assessment ialah :
1) Menetapkan nilai perfaktor, dengan melakukan self assessment
dengan cara membandingkan tujuan dan kriteria/indikator yang
telah ditetapkan dengan kondisi bank yang sebenarnya.
2) Menetapkan nilai komposit hasil self assessment dengan cara
membobot seluruh faktor, menjumlahkannya kemudian
memberi peringkat komposit
Berdasarkan PBI No. 13/1/PBI/2011 pasal 8 ayat (3) tentang
penetapan peringkat faktor GCG diatur bahwa:
1) Penetapan peringkat faktor GCG dilakukan berdasarkan
analisis yang komprehensif dan terstruktur terhadap hasil
penilaian pelaksanaan prinsip-prinsip GCG Bank dan informasi
lain yang terkait dengan GCG Bank.
36
Tabel 2.3
Matrik Penetapan Peringkat GCG
Nilai komposit (NK) Predikat komposit
NK < 1.5 Sangat baik (SB)
1.5 ≤ NK ≤ 2.5 Baik (B)
2.5 ≤ NK ≤ 3.5 Cukup Baik (CB)
3.5 ≤ NK ≤ 4.5 Kurang Baik (KB)
4.5 ≤ NK ≤ 5 Tidak Baik (TB)
Sumber: PBI No. 13/1/PBI/2011
c. Earnings (Rentabilitas)
Meliputi penilaian terhadap kinerja earnings, sumber-sumber
earnings, dan sustainability earnings Bank. Rentabilitas atau
earning merupakan kemampuan Bank dalam menghasilkan laba
dari aktifitas bisnis Bank. Laba merupakan hal yang sangat
penting, dengan laba yang dihasilkan dari suatu kegiatan bisnis
mengindikasikan bahwa kinerja yang telah dilakukan adalah baik
dan dapat melanjutkan keberlangsungan hidup bisnis itu sendiri.
Laba juga merupakan salah satu alasan utama didirikannya suatu
bisnis selain untuk melanjutkan bisnis yang sedang dijalankan,
juga berfungsi untuk menyambung keberlangsungan operasional
sehari-hari dan kebutuhan yang akan datang. Laba diperoleh dari
penjualan dan keputusan investasi yang dilakukan perusahaan.
Dalam menilai risiko inheren atas faktor rentabilitas,
parameter/indikator yang digunakan adalah; Kinerja bank dalam
menghasilkan laba; sumber-sumber yang mendukung rentabilitas;
37
stabilitas (sustainability) komponen-komponen yang mendukung
rentabilitas.
1) Untuk menilai kinerja bank dalam menghasilkan rentabilitas
digunakan parameter/indikator sebagai berikut :
a) Return on Asset (ROA)
Laba Sebelum Pajak
rata − rata total asset
b) Net Interest Margin (NIM)
Pendapatan bunga bersih
rata − rata total asset produktif
c) Kinerja komponen rentabilitas dalam meningkatkan
rentabilitas actual terhadap proyeksi anggaran
d) Kemampuan komponen rentabilitas dalam meningkatkan
permodalan
2) Untuk menilai sumber-sumber yang mendukung rentabilitas
digunakan parameter/indikator sebagai berikut :
a) Pendapatan bunga bersih
Rata−rata total asset
b) Pendapatan Operasional
Rata−rata total asset
c) Beban 𝑜𝑣𝑒𝑟ℎ𝑒𝑎𝑑
Rata−rata total asset
d) Beban pencadangan
Rata−rata total asset
e) Komponen 𝑁𝑜𝑛−𝐶𝑜𝑟𝑒 𝐸𝑎𝑟𝑛𝑖𝑛𝑔 Bersih
Rata−rata total asset
38
3) Untuk menilai stabilitas komponen-komponen yang
mendukung rentabilitas digunakan parameter/indikator sebagai
berikut :
a) Core ROA
𝑃𝑟𝑖𝑚𝑎𝑟𝑦 𝐶𝑜𝑟𝑒 𝑁𝑒𝑡 𝐼𝑛𝑐𝑜𝑚𝑒 − 𝑂𝑝𝑒𝑟𝑎𝑡𝑖𝑛𝑔 𝐷𝑖𝑠𝑐𝑟𝑒𝑡𝑖𝑜𝑛𝑎𝑟𝑦 𝐼𝑡𝑒𝑚𝑠
Rata − rata total asset
b) Prospek rentabilitas di masa datang
Berdasarkan PBI No. 13/1/PBI/2011 pasal 8 ayat (4) tentang
penetapan peringkat faktor rentabilitas diatur bahwa:
1) Penetapan peringkat faktor rentabilitas (earnings) dilakukan
berdasarkan analisis secara komprehensif terhadap
parameter/indikator rentabilitas dengan memperhatikan
signifikansi masing-masing parameter/indikator serta
mempertimbangkan permasalahan lain yang mempengaruhi
rentabilitas Bank.
Cakupan penilaian yang digunakan dalam metode ini ialah
penilaian terhadap beberapa faktor, diantaranya:
1) Return on Asset (ROA)
Merupakan indikator kinerja bank dalam menghasilkan laba
dalam menilai faktor rentabilitas. Return On Asset (ROA)
yaitu rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan
manajemen bank dalam memperoleh keuntungan (laba) secara
keseluruhan. Semakin besar ROA suatu bank, semakin besar
pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan
39
semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan
aset (Lukman, 2009 : 118).
2) Rasio Efisiensi Operasional (BOPO)
Merupakan indikator sumber-sumber yang mendukung
rentabilitas dalam menilai rentabilitasnya. Rasio biaya
operasional adalah perbandingan antara biaya operasional dan
pendapatan operasional. Biaya Operasional terhadap
Pendapatan Operasional (BOPO) merupakan rasio yang sering
disebut rasio efisiensi ini digunakan untuk mengukur
kemampuan manajemen bank dalam mengendalikan biaya
operasional terhadap pendapatan operasional (Andriyani,
2012:33). Naik turunnya rasio ini akan mempengaruhi laba
yang dihasilkan karena semakin besar rasio biaya operasional
ini, maka akan menurunkan laba yang dihasilkan oleh bank,
begitu juga sebaliknya.
Semakin tinggi nilai BOPO maka kinerja keuangannya
akan semakin buruk, namun semakin rendah nilai BOPO maka
akan semakin baik untuk kinerja keuangan.
Tabel 2.4
Matrik Penetapan Peringkat Rentabilitas
Faktor Peringkat
1 2 3 4 5
Renta
bilitas
ROA>1,5% 1,25%<ROA<1,5% 0,5%<ROA<1,25% 0%<ROA<0,5% ROA<0%
REO≤83% 83%< REO≤85% 83% < REO ≤ 87% 87%<REO≤89% REO>89%
Sumber: SE BI No.6/23/DPNP 2004
40
d. Capital (Permodalan)
Meliputi penilaian terhadap tingkat kecukupan permodalan dan
pengelolaan permodalan. Capital atau modal merupakan sumber
dana utama kegiatan operasional bank, bank harus memiliki modal
yang cukup untuk menopang usahanya dan menunjang operasional
bank. Jumlah modal yang dimiliki harus sepadan dengan tingkat
risiko yang dimilikinya, berdasarkan komposisi aset berbobot
risiko dan eksposur di luar neraca yang memastikan bahwa jumlah
modal dan cadangan yang cukup dipertahankan untuk menjaga
solvabilitas.
Dalam menilai faktor permodalan terdapat parameter/indikator
yang digunakan diantaranya; kecukupan modal dan penghelolaan
permodalan.
1) Untuk menilai kecukupan modal Bank digunakan beberapa
indikator diantaranya :
a) Rasio Kecukupan Modal :
(1) Modal
Aset tertimbang menurut Rasio (ATMR)
(2) Modal inti (𝑡𝑖𝑒𝑟 1)
ATMR
(3) Aset Produktif Bermasalah−CKPN Aset Produktif Bermasalah
Modal inti+Cadangan Umum
(4) Aset Kualitas Rendah−CKPN untuk Aset Kualitas Rendah
Modal inti+Cadangan Umum
41
b) Kecukupan modal Bank untuk mengantisipasi potensi
kerugian sesuai profil risiko
2) Untuk menilai pengelolaan permodalan digunakan beberapa
indikator diantaranya:
a) Manajemen permodalan Bank; pemahaman Dewan
Komisaris dan Direksi (kebijakan dan prosedur pengelolaan
modal; perencanaan modal; penilaian kecukupan modal;
dan kaji ulang independen)
b) Kemampuan akses permodalan yang dilihat dari sumber
internal; kinerja rentabilitas yang mendukung permodalan,
dan sumber eksternal; pasar modal (primary market) dan
perusahaan induk.
Cakupan penilaian yang digunakan dalam metode ini ialah
penilaian terhadap faktor permodalan, diantaranya:
1) Capital Adequacy Ratio (CAR)
Merupakan indikator kecukupan modal dalam menilai
faktor permodalan.
Rasio permodalan ini berfungsi untuk mengukur
kemampuan bank dalam menyerap kerugian-kerugian yang
tidak dapat dihindari lagi serta dapat pula digunakan untuk
mengukur besar-kecilnya kekayaan bank tersebut atau
kekayaan yang dimiliki oleh para pemegang sahamnya. Dalam
42
penelitian ini, rasio permodalan adalah Capital Adequacy Ratio
(CAR).
Capital Adequacy Ratio (CAR) adalah rasio kinerja bank
untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank dalam
mempertahankan modal dan mengontrol resiko-resiko yang
timbul yang dapat berpengaruh terhadap besarnya modal.
Karena modal adalah salah satu faktor penting dalam suatu unit
bisnis bank.
CAR merupakan indikator terhadap kemampuan bank
untuk menutupi penurunan aktivanya sebagai akibat dari
kerugian-kerugian bank yang disebabkan oleh aktiva yang
berisiko (Lukman, 2009 : 121).
Semakin tinggi nilai CAR (sesuai ketentuan BI 8%) maka
semakin baik pula kinerja keuangan, namun jika nilai CAR
rendah dibawah 8% maka kinerja keuangan buruk.
Berdasarkan PBI No. 13/1/PBI/2011 pasal 8 ayat (5) tentang
penetapan peringkat faktor permodalan diatur bahwa:
1) Penetapan peringkat faktor permodalan Bank dilakukan
berdasarkan analisis secara komprehensif terhadap parameter
atau indikator permodalan dengan memperhatikan signifikansi
masing-masing parameter atau indikator serta
mempertimbangkan permasalahan lain yang mempengaruhi
permodalan Bank.
43
Tabel 2.5
Matrik Penetapan Peringkat Permodalan
Faktor Peringkat
1 2 3 4 5
Capital CAR > 11 %
9,5% < CAR < 11%
8% < CAR < 9,5%
6,5% < CAR < 8%
CAR < 6,5%
Sumber: SE BI No.6/23/DPNP 2004
Peringkat komposit tingkat kesehatan Bank ditetapkan berdasarkan
analisis secara komprehensif dan terstruktur terhadap peringkat setiap
faktor. Berikut kategori peringkat komposit :
Tabel 2.6
Matrik Peringkat Komposit (PK)
Peringkat Penjelasan
PK 1 Mencerminkan kondisi Bank yang secara umum sangat
sehat sehingga dinilai sangat mampu menghadapi
pengaruh negatif yang signifikan dari perubahan kondisi
bisnis dan faktor eksternal lainnya tercermin dari faktor-
faktor peringkat penilaian; profi risiko, penerapan GCG,
rentabilitas dan permodalan yang secara umum sangat
baik. Apabila terdapat kelemahan maka secara umum
kelemahan tersebut tidak signifikan.
PK 2 Mencerminkan kondisi Bank yang secara umum sehat
sehingga diniliai mampu menghadapi pengaruh negatif
yang signifikan dari perubahan kondisi bisnis dan faktor
eksternal lainnya tercermin dari faktor-faktor peringkat
nilai; profil risiko, penerapan GCG, rentabilitas dan
permodalan yang secara umum sangat baik. Apabila
terdapat kelemahan maka secara umum kelemahan
tersebut kurang signifikan
PK 3 Mencerminkan kondisi Bank yang secara umum cukup
sehat sehingga dinilai cukup mampu menghadapi
pengaruh negatif yang signifikan dari perubahan kondisi
bisnis dan faktor eksternal lainnya tercermin dari faktor-
faktor peringkat penilaian; profi risiko, penerapan GCG,
rentabilitas dan permodalan yang secara umum sangat
baik. Apabila terdapat kelemahan maka secara umum
kelemahan tersebut cukup signifikan. Dan apabila tidak
44
berhasil diatasi dengan baik oleh manajemen dapat
mengganggu kelangsungan usaha bank
PK 4 Mencerminkan kondisi Bank yang secara umum kurang
sehat sehingga dinilai kurang mampu menghadapi
pengaruh negatif yang signifikan dari perubahan kondisi
bisnis dan faktor eksternal lainnya tercermin dari faktor-
faktor peringkat penilaian; profi risiko, penerapan GCG,
rentabilitas dan permodalan yang secara umum sangat
baik. Terdapat kelemahan secara umum signifikan dan
tidak dapat diatasi dengan baik oleh manajemen serta
mengganggu kelangsungan usaha bank .
PK 5 Mencerminkan kondisi Bank yang secara umum tidak
sehat sehingga dinilai tidak mampu menghadapi pengaruh
negatif yang signifikan dari perubahan kondisi bisnis dan
faktor eksternal lainnya tercermin dari faktor-faktor
peringkat penilaian; profi risiko, penerapan GCG,
rentabilitas dan permodalan yang secara umum sangat
baik. Terdapat kelemahan yang secara umum signifikan.
Sehingga utuk mengatasinya dibutuhkan dukungan dana
dari pemegang saham atau sumber dana dari pihak lain
untuk memperkuat kondisi keuangan bank.
Sumber: SE BI No. 13/24/DPNP
D. Investasi Syariah
1. Pengertian Investasi Syariah
Investasi pada umumnya merupakan suatu istilah dengan beberapa
pengertian yang berhubungan dengan keuangan dan ekonomi, to use
(money) make more money out of something that expected to increase
in value. Istilah tersebut berkaitan dengan akumulasi suatu bentuk
aktiva dengan suatu harapan mendapatkan keuntungan di masa depan
(Abdul Aziz. 2010:29). Menurut Husnan (2001), investasi merupakan
sarana penggunaan uang dengan maksud memperoleh penghasilan.
45
Investasi secara sederhana dapat diartikan sebagai suatu kegiatan
yang bertujuan untuk mengembangkan harta. Selain daripada itu tujuan
investasi merupakan suatu komitmen atas sejumlah dana atau sumber
daya lainnya yang dilakukan pada saat sekarang ini, dengan tujuan
untuk memperoleh sejumlah keuntungan di masa yang akan datang.
Sedang investasi syariah adalah kegiatan investasi yang
berlandaskan prinsip-prinsip syariah, baik itu investasi pada sektor
keuangan taupun sektor riil. Dimana dalam hal ini Islam mengajarkan
investasi yang menguntungkan bagi semua pihak dan melarang
manusia untuk mencari dan mendapatkan rezeki melalui spekulasi atau
berbagai cara lainnya yang sifatnya merugikan orang lain (Nafik
HR:2009).
2. Landasan Hukum Investasi Syariah
Investasi merupakan salah satu ajaran dari konsep Islam yang
memenuhi proses tadrij dan trichotomy pengetahuan tersebut. Hal
tersebut dapat dibuktikan bahwa konsep investasi selain sebagai
pengetahuan juga bernuansa spiritual karena menggunakan norma
syariah, sekaligus merupakan hakikat dari sebuah ilmu dan amal, oleh
karenanya investasi sangat dianjurkan bagi setiap muslim. Hal tersebut
dijelaskan dalam Al-Qur’an surat al-Hasyr ayat 18 sebagai berikut:
ياءيهاالذين امنوااتقوهللاا ولتنظرنفس ماقدمت لغد وتقوهللاا ان هللاا خبيربماتعملون
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan
hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuat untuk
46
hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya
Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”.
Lafal ولتنظرنفس ماقدمت لغد ditafsirkan dengan: “hitung dan
introspeksikanlah diri kalian sebelum diintrospeksikan, dan lihatlah
apa yang telah kalian simpan untuk diri kalian dari amal saleh sebagai
bekal kalian menuju hari perhitungan amal pada hari kiamat untuk
keselamatan diri di depan Allah SWT”. (Katsir, 2000 dalam
Satrio,2005). Demikian Allah Swt memerintahkan kepada seluruh
hamba-Nya yang beriman untuk melakukan investasi akhirat dengan
melakukan amal saleh sejak dini sebagai bekal untuk menghadapi hari
perhitungan. (Nurul Huda. 2008:18)
Dalam investasi terdapat beberapa prinsip umum investasi syariah
yang harus dijalankan saat melakukan kegiatan tersebut diantaranya :
a. Prinsip Halal dan Thayyib
Allah Swt berfirman dalam Qs. Al-Baqarah:168 yang
berbunyi “hai sekalian manusia makanlah yang halal lagi baik
dari apa yang terdapat di bumi dan janganlah kamu mengikuti
langkah-langkah syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu”.
Dengan dasar ayat tersebut maka pembiayaan dan penggunaan
dana investasi hanya dapat dilakukan pada aset atau kegiatan usaha
yang halal, tahir, spesifik tidak membahayakan, bermanfaat dan
merupakan kegiatan usaha yang spesifik dan dapat dilakukan bagi
hasil dari manfaat yang timbul.
47
b. Prinsip Transparansi
Praktek gharar dan spekulatif dalam berinvestasi akan
menimbulkan kondisi keraguan yang dapat menyebabkan kerugian,
dikarenakan tidak dapat memperlihatkan secara transparan
mengenai proses dan keuntungan (laba) yang diperoleh. Dengan
demikian pemilik harta (investor) dan pemilik usaha (emiten) tidak
boleh mengambil risiko yang melebihi kemampuan yang dapat
menimbulkan kerugian yang sebenarnya dapat dihindari.
c. Prinsip Keadilan dan Persamaan
Masalah keuntungan dalam kegiatan bisnis merupakan
suatu keharusan, dalam hal memilih jenis investasi, kebijakan
pengambilan keuntungannya agar senantiasa diarahkan pada suatu
kegiatan bisnis yang berorientasi pada pendekatan proses dan cara
yang benar dalam memproses keuntungan, dan bukan pendekatan
yang semata mengedepankan besaran nominal hasil keuntungan
yang diperoleh.
Oleh karenanya, Islam melarang segala jenis usaha yang
berbasis pada praktek riba, karena riba merupakan instrument
transaksi bisnis yang bersifat tidak adil, diskriminatif dan
eksploitatif. Hal ini sesuai dengan firman Allah Swt dalam Qs. Al-
A’raf : 29 yang berbunyi “Katakanlah : “Tuhanku menyuruh
menjalankan keadilan” dan (katakanlah) : “luruskan muka (diri)
mu setiap sembahyang dan sembahlah Allah dengan
48
mengikhlaskan ketaatanmu kepada-Nya. Sebagaimana dia telah
menciptakan kamu pada permulaan (demikian pulalah kamu akan
kembali kepadanya).
d. Dari segi penawaran (supply) maupun permintaan (demand),
pemilik harta (investor) dan pemilik usaha (emiten) maupun Bursa
dan self regulating organization lainnya tidak boleh melakukan
hal-hal yang menyebabkan gangguan ayng disengaja atas
mekanisme pasar (Rodhoni. 2009:39-40).
3. Instrument Investasi Syariah
Terdapat beberapa jenis instrument investasi di pasar keuangan
(financial market) diantaranya :
a. Instrument Pasar Modal
Pasar modal adalah pertemuan antara pihak yang memiliki
kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara
menjual sekuritas. Dengan demikian pasar modal juga bisa
diartikan sebagai pasar untuk memperjual belikan sekuritas yang
umumnya memiliki umur lebih dari satu tahun, seperti saham dan
obligasi.
b. Instrument Pasar Uang
Pasar uang mempunyai berbagai macam instrument
investasi yang dapat dipilih sesuai dengan kebutuhan spesifik para
investor tetapi secara umum mempunyai waktu jatuh tempo kurang
atau sama dengan satu tahun. Setiap instrument dalam pasar uang
49
memiliki tujuan tertentu sesuai dengan tingkat likuiditas serta
tingkat jenis pendapatan yang diinginkan oleh investor. Beberapa
instrument pasar uang diantaranya sertifikat deposito, SBI
(Sertifikat Bank Indonesia), commercial paper dan lain-lain.
4. Akad dalam Investasi Syariah
Terdapat berbagai akad yang digunakan selama proses berinvestasi
di pasar modal, salah satu diantaranya ialah :
a. Akad Mudharabah
Akad kerja sama antara dua pihak atau lebih, yaitu satu
pihak sebagai penyedia modal (Shahib al-mal) dan pihak lain
sebagai penyedia tenaga dan keahlian (mudharib), keuntungan dari
kerjasama tersebut akan dibagi berdasarkan nisbah yang telah
disetujui sebelumnya, sedangkan kerugian yang terjadi akan
ditanggung sepenuhnya oleh pihak penyedia modal, kecuali
kerugian disebabkan oleh kelalaian penyedia tenaga dan keahlian.
Rukun dan Syarat:
1) Pemilik dana dan pengelola usaha harus cakap hukum
2) Pernyataan ijab dan qabul harus dinyatakan oleh para pihak
untuk menunjukkan kehendak mereka dalam mengadakan
kontrak (akad)
3) Modal ialah sejumlah uang dan/atau aset yang diberikan oleh
penyedia dana kepada mudharib untuk tujuan usaha
50
4) Keuntungan mudharabah adalah jumlah yang didapat sebagai
kelebihan dari modal
(Fatwa DSN-MUI NO:07/DSN-MUI/IV/2000 Tentang
Pembiayaan Mudharabah).
Akad ini digunakan ketika calon investor akan membeli
saham suatu perusahaan. Investor sebagai pemilik modal (shahibul
mal) dan perusahaan sebagai pengelola (mudharib).
E. Pasar Modal Syariah
1. Pengertian Pasar Modal Syariah
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Nomor 15/POJK.04/2015
tentang penerapan prinsip syariah di pasar modal menyatakan bahwa
kegaiatan syariah di pasar modal adalah kegiatan yang terkait dengan
penawaran umum efek syariah, perdagangan efek syariah, pengelolaan
investasi syariah di pasar modal, dan emiten atau perusahaan publik
yang berkaitan dengan efek syariah yang diterbitkannya, perusahaan
efek yang sebagian atau seluruh usahanya berdasarkan prinsip syariah,
serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek syariah.
Sedangkan Husnan (2001) mengemukakan bahwa pasar modal
adalah pasar untuk berbagai instrument keuangan (sekurita) jangka
panjang yang dapat diperjualbelikan, baik dalam bentuk hutang
maupun modal sendiri, baik yang diterbitkan oleh pemerintah, public
authorities, maupun perusahaan swasta. Menurut Usman dan kawan-
kawan, pasar modal adalah pasar atau tempat bertemunya pihak yang
51
menawarkan dan memerlukan dana jangka panjang lebih dari satu
tahun (Usman, Singgih dan Syahrir, 1997).
2. Landasan Hukum Pasar Modal Syariah
Terdapat 14 fatwa yang telah dikeluarkan oleh Dewan Syariah
Nasional- Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI) yang berhubungan
dengan pasar modal syariah Indonesia sejak tahun 2001, beberapa
diantaranya yang berkenaan dengan investasi di pasar modal ialah:
a. Fatwa No. 40/DSN-MUI/X/2003 tentang Pasar Modal dan
Pedoman Umum Penerapan Prinsip Syariah di Bidang Pasar Modal
b. Fatwa No. 80/DSN-MUI/III/2011 tentang Penerapan Prinsip
Syariah dalam Mekanisme Perdagangan Efek Bersifat Ekuitas di
Pasar Reguler Bursa Efek.
3. Produk-produk Pasar Modal Syariah
Dalam pasar modal syariah dilakukan kegiatan atau transaksi jual
beli produk-produk pasar modal demi memenuhi tujuan
investor/pembeli/penjual, salah satu diantaranya ialah sebagai berikut:
a. Saham Syariah
Secara sederhana saham dapat didefinisikan sebagai tanda
penyertaan atau kepemilikan seseorang atau badan dalam suatu
perusahaan. Wujud saham adalah selembar kertas yang
menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik
perusahaan yang menerbitkan kertas tersebut (Rodoni, 2006:169).
52
Dengan kepemilikan saham, pemegang saham akan
memperoleh dividen (keuntungan), capital gain juga capital loss.
Dividen akan diperoleh dari pembagian keuntungan yang didapat
oleh perusahaan. Capital gain akan diperoleh bila ada kelebihan
harga jual di atas harga beli. Sedangkan capital loss merupakan
risiko yang akan diperoleh pemegang saham apabila harga jual
lebih rendah dari harga beli (Totok dan Sigit, 2006:294).
F. Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu digunakan sebagai alat bantu dalam
memberikan gambaran terkait penelitian yang akan dilakukan penulis.
Bantuan yang bisa didapat ialah berupa gambaran tentang bagaimana
menyusun kerangka berpikir, bagaimana mengelola data dan memberi
gambaran terhadap objek yang diteliti melalui hasil yang telah dijabarkan
dalam penelitian terdahulu.
Terdapat banyak penelitian yang menjelaskan tentang tingkat
kesehatan bank dengan berbagai metode dan pengaruhnya terhadap tingkat
kesehatan tersebut. Akan tetapi, penelitian yang akan dilakukan penulis
ialah tentang bagaimana pengaruh tingkat kesehatan bank terhadap
kebijakan investasi di pasar modal.
Penelitian terdahulu juga digunakan untuk mengetahui apakah
terdapat persamaan atau perbedaan antara penelitian yang akan dilakukan
penulis dengan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Berikut hasil
review terhadap penelitian terdahulu :
53
Tabel 2.7
Penelitian Terdahulu
No. Nama
Peneliti Judul Penelitian
Metodologi Penelitian
Hasil Penelitian
Persamaan Perbedaan
1 M. Thamrin,
Liviawati
dan Rita
Wiyati
(2011)
Analisis
Perbandingan
Kinerja Keuangan
Bank Umum
Syari’ah dan
Bank Umum
Konvensional
Serta
Pengaruhnya
Terhadap
Keputusan
Investasi
Deskriptif
verifikatif,
Kinerja
keuangan,
Capital
Adequacy
Ratio (CAR),
Non
Performing
Loan (NPL),
Return On
Asset (ROA),
Biaya
Operasional
Pendapatan
Operasional
(BOPO),
Loan to
Deposit Ratio
(LDR),
sample pada
Bank Umum
Syariah go
publik,
metode
analisis data:
Uji-t sampel
independen
Keputusan
investasi
(Return On
Asset dan
Current
Ratio),
Sample
pada Bank
Umum
Konvension
al dual
banking
sistem,
metode
analisis
data: Mann-
Whitney.
Regresi
linear
sederhana
Kinerja bank
umum
konvensional
lebih baik dari
pada kinerja
bank umum
Syariah,
sedangkan
pengaruh antara
kinerja bank
umum
konvensional
dan bank umum
syariah terhadap
pengambilan
keputusan
investasi setiap
tahun terjadi
perubahan yang
sangat
tajam sekali
dalam
operasional bank
yang mana akan
berpengaruh
kepada kinerja
keuangannya.
54
No. Nama
Peneliti Judul Penelitian
Metodologi Penelitian
Hasil Penelitian
Persamaan Perbedaan
2. Nuresya
Meliyanti
(2012)
Analisis Kinerja
Keuangan Bank:
Pendekatan Rasio
NPL, LDR,
BOPO
dan ROA pada
Bank Privat dan
Publik
Capital
Adequecy
Ratio (CAR),
Return On
Asset (ROA),
Biaya
Operasional
dan
Pendapatan
Operasional
(BOPO)
Loan to
Deposit
Ratio
(LDR), Non
Performing
Loan
(NPL),
independent
sample t
test,
analisis
korelasi dan
analisis
diskriminan
Setiap rasio dan
ROA satu sama
lain saling
berkorelasi dan
significant.
Prediksi grup
bank privat
sebesar 44.7%
sedangkan
kemampuan
prediksi bank
publik sebesar
75%. Ketepatan
prediksi kedua
bank jika dilebur
adalah sebesar
54.9%
55
No. Nama
Peneliti Judul Penelitian
Metodologi Penelitian
Hasil Penelitian
Persamaan Perbedaan
3. Armanto
Witjaksono
dan Monica
Nathalia
(2013)
Pengaruh Tingkat
Kesehatan Bank
Berdasarkan
Metode RGEC
Terhadap Return
Saham Pada
Perusahaan
Perbankan Go
Publik di
Indonesia Stock
Exchange (IDX)
tahun 2011-2012
Purposive
sampling
method,
Profil risiko,
Biaya
Operasional
Pendapatan
Operasional
(BOPO),
Capital
Adequacy
Ratio (CAR),
Uji asumsi
klasik
(normalitas,
heteroskedast
isitas,
autokorelasi,
multikolinear
itas), regresi
linear
berganda, Uji
Statistik (Uji
F, Uji t,
Koefisien
determinasi)
Variabel Y
(return
saham),
Good
Corporate
Governance
Metode RGEC
berpengaruh
signifikan
terhadap return
saham yang
berarti semua
variabel
independen
secara bersama-
sama
berpengaruh
signifikan
terhadap
variabel
dependen.
Namun,
pengaruh
tersebut hanya
sebesar 26,8%
(uji koefisien
determinasi R2)
dan sisanya
73,2%
dipengaruhi oleh
variabel lain
diluar penelitian
ini.
4. Kheder
Alaghi
(2013)
Determinants of
Sistematic Risk
of the Listed
Companies in
Tehran Stock
Exchange
Return On
Asset (ROA),
Quick
Ratio, Debt
Ratio, Asset
Turnover,
Liquidity,
Leverage refers,
Operating
Efficiency dan
Profitability
berpengaruh
sebesar 58%
terhadap risiko
sitematis
56
No. Nama
Peneliti Judul Penelitian
Metodologi Penelitian Hasil Penelitian
Persamaan Perbedaan
5 Rina
Trisnawati
dan Ardian
Eka Puspita
(2014)
Analisis Tingkat
Kesehatan Bank
Dengan Metode
RGEC Pada Bank
BUMN Yang
Terdaftar Di
Bursa Efek
Indonesia Tahun
2011-2012
Penelitian
kuantitatif
metode
deskriptif,
teknik
purposive
sampling,
faktor risk
profile
dengan NPF
Good
Corporate
Governance
(GCG)
Tingkat
kesehatan bank
BUMN (BNI,
BRI dan
Mandiri)
terbilang sangat
sehat. Hal
tersebut
dibuktikan
dengan
perolehan
peringkat
komposit tingkat
kesehatan bank
untuk setiap
bank yang
dijadikan
sampel selama
periode tahun
2011-2012
berada pada PK-
1.
57
No. Nama
Peneliti Judul Penelitian
Metodologi Penelitian
Hasil Penelitian
Persamaan Perbedaan
6. Hening Asih
Widyaningru
m, Suhadak,
Topowijono
(2014)
Analisis Tingkat
Kesehatan Bank
dengan
Menggunakan
Metode Risk-
Based Bank
Rating (RBBR)
(Studi pada Bank
yang Terdaftar di
Bursa Efek
Indonesia dalam
IHSG Sub Sektor
Perbankan Tahun
2012)
Penelitian
kuantitatif,
Return On
Asset (ROA),
Capital
Adequecy
Ratio (CAR),
tidak
menggunakan
faktor GCG
Risk
Profile, Net
Interest
Margin
(NIM)
Pada faktor
earning
menggunakan
ROA hanya 5
dari 25 bank
yang berpredikat
tidak sehat
dengan rasio
terbaik sebesar
4,33% yaitu BRI
dan ter-rendah
sebesar -0,69%
(Bank QNB
Kesawan),
menggunakan
NIM seluruh
bank berpredikat
sehat dengan
nilai rata-rata
>2%. Pada
faktor capital
menggunakan
CAR semua
bank tergolong
sehat dengan
nilai rata-rata
>8%.
58
No. Nama
Peneliti Judul Penelitian
Metodologi Penelitian
Hasil Penelitian
Persamaan Perbedaan
7. Putu Wira
Hendrayana
dan Gerianta
Wirawan
Yasa (2015)
Pengaruh
Komponen
RGEC Pada
Perubahan Harga
Saham
Perusahaan
Perbankan di
Bursa Efek
Indonesia
Risk Profile,
Good
Corporate
Governance
(GCG),
Return On
Asset (ROA),
Capital
Adequecy
Ratio (CAR),
analisis
regresi linear
berganda
Price
(Harga
saham),
Terdapat
hubungan positif
dan signifikan
GCG dan ROA
pada perubahan
harga saham
sedangkan
terdapat
hubungan
negatif dan
signifikan profil
risiko dan CAR
pada perubahan
harga saham.
Berdasarkan
hasil penelitian
faktor-
faktor RGEC
sebagai indikator
penilaian
kesehatan bank
mampu
memberikan
dampak pada
perubahan harga
saham perusahan
perbankan yang
go publik
59
No. Nama
Peneliti Judul Penelitian
Metodologi Penelitian
Hasil Penelitian
Persamaan Perbedaan
8. Agita Putra
Pramana dan
Irni Yunita
(2015)
Pengaruh Rasio-
Rasio Risk-Based
Bank Rating
(RBBR)
Terhadap
Peringkat
Obligasi (Studi
Empiris: Obligasi
Perbankan yang
Terdaftar pada
Bursa Efek
Indonesia Tahun
2009-2013)
Purposive
sampling,
Non
Performing
Loan (NPL),
Loan to Debt
Rasio (LDR),
Biaya
Operasional
dan
Pendapatan
Operasional
Variabel Y
(peringkat
obligasi),
penggunaan
rasio
sebagai alat
ukur
Terdapat
pengaruh rasio-
rasio RBBR
secara simultan
terhadap
peringkat
obligasi dan
hanya rasio NPL
yang secara
parsial
berpengaruh
terhadap
peringkat
obligasi
sedangkan rasio
LDR, BOPO,
ROA, NIM, dan
CAR secara
parsial tidak
berpengaruh
terhadap
peringkat
obligasi. Pada
rasio-rasio yang
digunakan dalam
penelitian
menunjukkan
bahwa rasio
tersebut dapat
menjelaskan
peringkat
obligasi sebesar
95,57%.
Sedangkan
sisanya 4,43%
dijelaskan oleh
rasio lain di luar
penelitian.
60
No. Nama
Peneliti Judul Penelitian
Metodologi Penelitian Hasil Penelitian
Persamaan Perbedaan
9. Aini
Masruroh,
Hasbi Siraj
(2016)
The Go-Public
Policy and Its
Impact to The
Indonesian
Islamic Banking
Soundness
Islamic Panin
Bank, Risk-
Based Bank
Rating; Risk
Profile,
Earning
(ROA),
Capital
(CAR),
Purposive
Sampling
Good
Corporate
Governance
, Net
Operating
Margin
(NOM),
Paired-
sample t
test
Condition of the
Islamic Panin
Bank financial
soundness of pre
Go-public shows
a positive trend.
The result from
the advanced
test related to
Go-Public policy
taken by Islamic
Panin Bank that
shows Go-Public
that has the
factor capital
influenced but
doesn’t have
influence of the
factor earning
10. Teguh
Budiman,
Farida Titik
K, Wardhana
(2017)
Islamic Bank
Listed in
Financial
Market: Risk,
Governance,
Earning and
Capital
Non
Performing
Finance
(NPF), cost
efficiency
BOPO,
Purposive
Random
Sampling
Independen
t-
test,compar
ative
quantitive
approach
There is no
significant
difference in
credit risk as
measured by
NPF and
Earning as
measured by
BOPO between
two groups of
companies.
Listed Islamic
banks have
lower credit risk
and greater
efficiency than
the unlisted
ones.
61
G. Keterkaitan antara Variabel Independen dengan Variabel Dependen
1. Pengaruh Risk Profile terhadap Investasi di pasar modal syariah
Risiko, secara umum, tidak lain merupakan ketidakpastian
(uncertainties) yang berujung pada terjadinya berbagai tingkat
profitability yang memburuk atau bahkan menimbulkan kerugian
(Masyhud Ali.2006:101). Risk profile merupakan profil yang
menunjukkan kondisi suatu perusahaan terhadap berbagai risiko
seperti, risiko pembiayaan, risiko pasar, risiko likuiditas, risiko
operasional, risiko hukum, risiko stratejik, risiko kepatuhan dan risiko
reputasi. Profil tersebut didasari oleh penilaian terhadap risiko inheren
dan kualitas penerapan manajemen risiko dalam operasional Bank
yang dilakukan terhadap risiko-risko tersebut. Semakin rendah
penilaian atas risk profile semakin rendah pula risiko yang dimiliki.
Terdapat tiga hal inti yang dapat mendefinisikan investasi.
Pertama, pengeluaran atau pengorbanan sesuatu (sumber daya) pada
saat sekarang yang bersifat pasti. Kedua, ketidakpastian mengenai
hasil (risiko). Ketiga, ketidakpastian hasil atau pengembalian di masa
datang. (Muhammad Nafik HR.2009:67)
Dari penjelasan diatas, jelas sekali bahwa investasi merupakan
kegiatan yang penuh dengan ketidakpastian. Segala sesuatu yang tidak
pasti tentunya memiliki risiko yang tidak dapat diukur. Maka dari itu,
risk profile sangat berpengaruh dalam aktivitas investasi, semakin
62
rendah tingkat risk profile yang dimiliki semakin tinggi tingkat
investasi yang dilakukan.
Berdasarkan pemaparan terhadap keterkaitan antara risk profile
dengan Investasi, dibuatlah hipotesis (dugaan) berdasarkan pemaparan
yang ada, berikut hipotesisnya:
a) Ha1 = Risk Profile (NPF) secara parsial berpengaruh terhadap
investasi di pasar modal.
H01 = Risk Profile (NPF) secara parsial tidak berpengaruh terhadap
investasi di pasar modal.
b) Ha2 = Risk Profile (FDR) secara parsial berpengaruh terhadap
investasi di pasar modal.
H02 = Risk Profile (FDR) secara parsial tidak berpengaruh terhadap
investasi di pasar modal.
2. Pengaruh earning terhadap investasi di pasar modal syariah
Earning atau Rentabilitas merupakan kemampuan Bank dalam
menghasilkan laba dari aktifitas bisnis Bank. Dalam melakukan
penilaian terhadap rentabilitas digunakan berbagai alat ukur berupa
rasio. Rasio yang digunakan bertujuan untuk mengetahui kemampuan
bank dalam menghasilkan laba selama periode tertentu, juga bertujuan
untuk mengukur tingkat efektifitas manajemen dalam menjalankan
perusahaannya. Semakin tinggi nilai rasio yang dimiliki maka semakin
baik pula kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Laba
63
diperoleh dari penjualan dan keputusan investasi yang dilakukan
perusahaan.
Tujuan utama dari investasi ialah demi mendapat keuntungan guna
menunjang keberlanjutan suatu usaha. Rendahnya rentabilitas dari
aktivitas investasi menyebabkan menurunnya jumlah investor.
Semakin tinggi tingakat rentabilitas maka semakin tinggi pula investasi
yang dilakukan.
Berdasarkan pemaparan terhadap keterkaitan antara earning
dengan Investasi, dibuatlah hipotesis (dugaan) berdasarkan pemaparan
yang ada, berikut hipotesisnya:
a) Ha3 = Earning (ROA) secara parsial berpengaruh terhadap investasi
di pasar modal.
H03 = Earning (ROA) secara parsial tidak berpengaruh terhadap
investasi di pasar modal.
b) Ha4 = Earning (BOPO) secara parsial berpengaruh terhadap
investasi di pasar modal.
H04 = Earning (BOPO) secara parsial tidak berpengaruh terhadap
investasi di pasar modal.
3. Pengaruh capital terhadap investasi di pasar modal syariah
Capital atau modal merupakan sumber dana utama kegiatan
operasional bank, bank harus memiliki modal yang cukup untuk
menopang usahanya dan menunjang operasional bank. Jumlah modal
yang dimiliki harus sepadan dengan tingkat risiko yang dimilikinya,
64
berdasarkan komposisi aset berbobot risiko dan eksposur di luar neraca
yang memastikan bahwa jumlah modal dan cadangan yang cukup
dipertahankan untuk menjaga solvabilitas.
Terdapat tiga hal inti yang dapat mendefinisikan investasi.
Pertama, pengeluaran atau pengorbanan sesuatu (sumber daya) pada
saat sekarang yang bersifat pasti. Kedua, ketidakpastian mengenai
hasil (risiko). Ketiga, ketidakpastian hasil atau pengembalian di masa
datang. (Muhammad Nafik HR.2009:67).
Sumber daya yang dikeluarkan pada saat investasi ialah modal atau
dana. Dana tersebut bisa berasal dari dana sendiri ataupun dana pihak
ketiga. Dengan demikian, investasi yang dilakukan tanpa modal yang
memadai sama saja dengan mengambil risiko tinggi dikarenakan unsur
ketidakpastian yang terdapat pada aktivitas investasi. Semakin tinggi
modal yang dimiliki semakin tinggi investasi yang dilakukan.
Berdasarkan pemaparan terhadap keterkaitan antara capital dengan
Investasi, dibuatlah hipotesis (dugaan) berdasarkan pemaparan yang
ada, berikut hipotesisnya:
a) Ha5 = Capital (CAR) secara parsial berpengaruh terhadap investasi
di pasar modal.
H05 = Capital (CAR) secara parsial tidak berpengaruh terhadap
investasi di pasar modal
65
4. Pengaruh risk profile, earning dan capital terhadap investasi
masyarakat di pasar modal syariah
Menurut Standar Akuntansi Keuangan (2007:3) yang dikeluarkan
oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) tujuan laporan keuangan adalah
menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja,
serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat
bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan.
Laporan keuangan yang disusun untuk tujuan ini memenuhi
kebutuhan bersama sebagian besar pemakai. Namun, laporan keuangan
tidak menyediakan semua informasi yang mungkin dibutuhkan
pemakai dalam mengambil keputusan ekonomi karena secara umum
menggambarkan pengaruh keuangan dan kejadian masa lalu, dan tidak
diwajibkan untuk menyediakan informasi nonkeuangan.
Laporan keuangan juga menunjukan apa yang telah dilakukan
manajemen, atau pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya
yang dipercayakan kepadanya. Pemakai yang ingin melihat apa yang
telah dilakukan atau pertanggungjawaban manajemen berbuat
demikian agar mereka dapat membuat keputusan ekonomi. Keputusan
ini mencakup, misalnya, keputusan untuk menahan atau
menjual investasi mereka dalam perusahaan atau keputusan untuk
mengangkat kembali atau mengganti manajemen.
66
Berdasarkan pemaparan terhadap keterkaitan antara risk profile,
earning dan capital dengan investasi, dibuatlah hipotesis (dugaan)
berdasarkan pemaparan yang ada, berikut hipotesisnya:
a) Ha6 = Risk Profile (NPF dan FDR), Earning (ROA dan BOPO) dan
Capital (CAR) secara simultan berpengaruh terhadap investasi di
pasar modal.
H06 = Risk Profile (NPF dan FDR), Earning (ROA dan BOPO) dan
Capital (CAR) secara simultan tidak berpengaruh terhadap
investasi di pasar modal.
67
Metode Analisis Data :
1. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
b. Uji Multikolinieritas
c. Uji Heterokedastisitas
d. Uji Autokorelasi
2. Uji Hipotesis
a. Uji t (Parsial)
b. Uji F (Simultan)
c. Uji Adjusted R2
3. Analisis Regresi Linier Berganda
H. Kerangka Pemikiran
Dalam menyusun penelitian yang dilakukan, berikut kerangka
pemikiran dalam penulisan untuk menggambarkan skema penelitian:
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran
Rendahnya jumlah Bank Umum Syariah (BUS) yang go public di pasar modal
Basis teori : Laporan Keuangan
Risk Profile
(NPF(X1),
FDR(X2)) Capital
(CAR(X5)) Earning
(ROA(X3)
BOPO(X4))
Jumlah Saham
Beredar di Publik (Y)
Kesimpulan dan Implikasi
Analisis Interpretasi Hasil Uji
68
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk meneliti pengaruh tingkat kesehatan
bank terhadap investasi di pasar modal dengan menggunakan pendekatan
risiko.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif
verifikatif. Penelitian deskriptif adalah metode yang digunakan dalam
prosedur pemecahan masalah dengan cara menggambarkan objek
penelitian pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta sebagaimana
adanya, kemudian dianalisis dan diinterpretasikan, bentuknya berupa
survei dan studi perkembangan (Syofian, 2010:108). Sedangkan verifikatif
diartikan sebagai metode penelitian yang dilakukan terhadap populasi atau
sampel tertentu dengan tujuan untuk menguji hipotesis yag telah
ditetapkan (Sugiyono, 2012:8). Dengan kata lain, metode deskriptif
verifikatif adalah metode yang menggambarkan pengaruh dua variabel
atau lebih yang berbeda sesuai dengan fakta-fakta yang ada, serta
menjelaskan tentang hubungan antar variabel yang diteliti dengan cara
mengumpulkan data, mengolah, menganalisis dan menginterpretasi data
dalam pengujian hipotesis statistik.
Penggunaan metode deskriptif verifikatif dalam penelitian ini
memiliki 5 (lima) variabel independen diantaranya Risk Profile yang
diproksikan dengan Non Performing Finance (NPF) dan Financing to
69
Deposit Ratio (FDR), Earning yang diproksikan dengan Return On Asset
(ROA) dan Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO), serta
Capital yang diproksikan dengan Capital Adequacy Ratio (CAR) dan 1
(satu) variabel dependen yaitu investasi di pasar modal yang diproksikan
dengan jumlah saham yang beredar di publik.
Di bawah ini merupakan tabel yang menampilkan data yang
digunakan dalam penelitian berupa laporan keuangan triwulan periode
Desember 2013-September 2016:
Tabel 3.1
Data Laporan Keuangan
No Laporan Keuangan Jumlah
1. Januari – Desember 2014 4
2. Januari – Desember 2015 4
3. Januari – Desember 2016 4
Total laporan keuangan 12
Sumber: paninbanksyariah.co.id
B. Sampel Penelitian
Penelitian yang dilakukan merupakan studi kasus terhadap bank
yang go public yakni Panin Bank Syariah. Dikarenakan penelitian yang
dilakukan berupa studi kasus menyebabkan jumlah data yang diperoleh
terbatas yaitu sebanyak 12 (berdasarkan laporan keuangan yang
diterbitkan) dan menjadikan proses pengolahan data mengalami kesulitan.
Dengan metode regresi berganda yang dilakukan, minimal jumlah data
untuk tercapainya hasil yang maksimal ialah sebanyak 30 sampel. Maka
70
dari itu, penulis melakukan interpolasi data demi terpenuhinya hasil yang
maksimal.
Interpolasi adalah proses pencarian dan penghitungan nilai suatu
fungsi yang grafiknya melewati sekumpulan titik yang diberikan. Titik-
titik tersebut mungkin merupakan hasil eksperimen dalam sebuah
percobaan, atau diperoleh dari suatu fungsi yang diketahui (Sahid,
2005:197).
Pada penelitian ini data diinterpolasi dari data triwulan menjadi
data bulanan. Penggunaan laporan keuangan triwulan dari tahun 2014-
2016 menghasilkan sebanyak 12 jumlah data, setelah diinterpolasi menjadi
bulanan data yang diperoleh menjadi sebanyak 36 jumlah data. Berikut
hasil interpolasi yang dilakukan:
Tabel 3.2
Data Variabel Penelitian Sebelum Interpolasi
Berdasarkan tabel 3.2 terlihat bahwa data yang diperoleh dari
laporan keuangan triwulan menghasilkan 12 jumlah data dengan berbagai
Triwulan NPF FDR ROA BOPO CAR Saham
Maret 2014 0.0103 1.1284 0.0145 0.8067 0.3115 121754821000
Juni 0.0076 1.4048 0.0164 0.7558 0.2552 2202298210
September 0.0081 1.1179 0.0182 0.7290 0.2616 2252193610
Desember 0.0053 0.9404 0.0199 0.8258 0.2569 2277032310
Maret 2015 0.0088 0.9643 0.0156 0.7919 0.2471 2292612010
Juni 0.0091 0.9643 0.0122 0.8880 0.2117 2302755110
September 0.0176 0.9610 0.0113 0.8957 0.2144 2305408110
Desember 0.0263 0.9643 0.0114 0.8929 0.2030 852765210
Maret 2016 0.0270 0.9403 0.0020 0.9814 0.1977 853620810
Juni 0.0270 0.8960 0.0036 0.9651 0.1951 854543810
September 0.0287 0.8914 0.0042 0.9591 0.1986 878923010
Desember 0.0226 0.9199 0.0037 0.9617 0.1817 899573620
71
rasio sebagai variabel bebas dan investasi dalam jumlah saham sebagai
variabel terikatnya.
Tabel 3.3
Data Variabel Penelitian Setelah Interpolasi
Bulanan NPF FDR ROA BOPO CAR Saham
Januari 2014 0.003931 0.310651 0.004616 0.276043 0.113959 61251419297
Februari 0.003394 0.383088 0.004835 0.268602 0.103059 39108367269
Maret 0.002975 0.434662 0.005049 0.262054 0.094481 21395034434
April 0.002675 0.465373 0.005260 0.256399 0.088226 8111420790.4
Mei 0.002494 0.475221 0.005468 0.251636 0.084293 -742473660.74
Juni 0.002431 0.464206 0.005672 0.247765 0.082681 -5166648919.6
Juli 0.002807 0.399109 0.005872 0.239874 0.087037 746424637.9
Agustus 0.002741 0.371283 0.006068 0.241474 0.087337 751040545.31
September 0.002552 0.347509 0.006260 0.247652 0.087226 754728426.79
Oktober 0.001767 0.323243 0.006741 0.270965 0.086407 756708149.01
November 0.001689 0.310980 0.006707 0.276880 0.085696 759125078.64
Desember 0.001844 0.306177 0.006452 0.277954 0.084796 761199082.35
Januari 2015 0.002702 0.319958 0.005633 0.261314 0.084720 762741399.63
Februari 0.002973 0.321728 0.005189 0.262362 0.082683 764271121.85
Maret 0.003125 0.322614 0.004778 0.268225 0.079698 765599488.52
April 0.002595 0.321596 0.004321 0.289688 0.072619 766827907.04
Mei 0.002932 0.321474 0.004036 0.297091 0.070096 767677507.04
Juni 0.003573 0.321230 0.003843 0.301221 0.068985 768249695.93
Juli 0.004912 0.320374 0.003817 0.298230 0.071863 840041056.42
Agustus 0.005864 0.320252 0.003754 0.298696 0.071641 786435986.05
September 0.006823 0.320374 0.003728 0.298774 0.070896 678931067.53
Oktober 0.008195 0.322415 0.004258 0.293436 0.068632 373882132.96
November 0.008865 0.321770 0.003917 0.296506 0.067591 266310644.07
Desember 0.009240 0.320115 0.003225 0.302958 0.066777 212572432.96
Januari 2016 0.008957 0.317102 0.001168 0.322475 0.066356 284441874.94
Februari 0.009009 0.313684 0.000531 0.328427 0.065867 284539437.9
Maret 0.009035 0.309514 0.000301 0.330498 0.065478 284639497.16
April 0.008916 0.301628 0.001072 0.323002 0.065021 283587050.25
Mei 0.008979 0.298177 0.001212 0.321573 0.064958 284558353.95
Juni 0.009105 0.296195 0.001316 0.320525 0.065121 286398405.8
Juli 0.009763 0.296010 0.001388 0.319942 0.066819 290449664.57
Agustus 0.009663 0.296725 0.001414 0.319594 0.066452 293020368.64
September 0.009274 0.298665 0.001399 0.319564 0.065330 295452976.79
Oktober 0.008596 0.301832 0.001343 0.319853 0.063452 297747489.01
November 0.007630 0.306225 0.001247 0.320460 0.060819 299903905.31
Desember 0.006374 0.311843 0.001110 0.321386 0.057430 301922225.68
72
Berdasarkan tabel 3.3 setelah data diinterpolasi menghasilkan
sebanyak 36 jumlah data. Namun, dari 36 data tersebut yang dapat
digunakan dalam penelitian ini ialah sebanyak 34 data. Hal ini dikarenakan
terdapat hasil interpolasi yang negatif pada variabel terikat di bulan Mei-
Juni 2014.
C. Metode pengumpulan data
Data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dari
laporan tahunan dan/atau laporan keuangan yang dipublikasikan lembaga
terkait.
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
diantaranya :
1. Library Research
Teori-teori yang mendasari masalah dan bidang yang akan diteliti
dapat ditemukan dengan melakukan studi kepustakaan atau library
research. Untuk melakukan studi kepustakaan, perpustakaan
merupakan suatu tempat yang tepat guna memperoleh bahan-bahan
dan informasi yang relevan untuk dikumpulkan, dibaca dan dikaji,
dicatat dan dimanfaatkan (Roth 1986). Maka dari itu, penulis
menggunakan metode studi kepustakaan untuk memperoleh bahan
penelitian yang dibutuhkan yang sudah teruji validitasnya.
2. Internet Research
Terkadang referensi atau literature yang dimiliki maupun yang
diperoleh dari library research tidak sepenuhnya menunjang penelitian
73
yang dilakukan. Sumber atau bahan yang terbatas bahkan terkadang
sudah ketinggalan zaman menjadi salah satu alasan peneliti untuk
memperoleh bahan atau materi dari sumber lainnya. Sumber lainnya
ialah berupa informasi yang bisa diakses dan diperoleh melalui internet
yang terkadang lebih banyak pilihan dan terbaharui.
3. Field Research
Penggunaan data dalam penelitian ini berupa laporan tahunan dan
laporan keuangan yang diperoleh dari situs resmi lembaga terkait
(ojk.go.id dan paninbanksyariah.co.id). Penggunaan data dari laporan
keuangan menggunakan runtun waktu triwulan Panin Bank Syariah
(PBS) dari Desember 2013 - September 2016. Dalam penelitian ini
penulis menggunakan jenis data time series berskala triwulan.
Penggunaan data dengan runtun waktu triwulan dikarenakan
penerbitan laporan keuangan PBS dilakukan setiap triwulan sekali dan
juga lebih mempermudah peneliti dalam pemenuhan data yang
dibutuhkan.
D. Metode Analisis Data
Penelitian ini menggunakan metode data kuantitatif dimana data
yang digunakan berupa angka. Penelitian ini menganalisis apakah terdapat
pengaruh antara tingkat kesehatan bank terhadap investasi di pasar modal.
Penelitian ini menggunakan metode analisis regresi linier berganda dengan
software Statistikal Package for the Social Sciences (SPSS) versi 22,
74
Eviews versi 16 dan Microsoft Excel 2010 sebagai aplikasi pemrosesan
data.
Berikut ini adalah metode yang digunakan dalam menganalisis data
pada penelitian ini :
1. Uji Asumsi Klasik
Supaya hasil regresi yang digunakan untuk memprediksi variabel
terkait tidak membias dan lebih meyakinkan adanya kesesuaian antara
model persamaan regresi, maka digunakan asumsi klasik menurut
ekonometrika yang harus dipenuhi oleh suatu model regresi. Asumsi
klasik penting dilakukan untuk menghasilkan estimator linier tidak
bias dengan varian yang minimum (Best Linier Unbiased Estimator =
BLUE), yang berarti model regresi tidak mengandung masalah
(Gujarati, 2007 :150) teorama Gauss-Markov memperkirakan bahwa
OLS (Ordinary Least Square) harus memenuhi kriteria BLUE, yaitu :
a. Best, E(σ2̂) = σ2; dalam hal ini, varians kesalahan dari penaksir
OLS tidak bias. Dalam penerapan yang dilakukan secara berulang-
ulang, secara rata-rata nilai taksiran dari varians kesalahan akan
tepat sama dengan nilai varians yang sebenarnya.
b. Linear, b1 dan b2 merupakan penaksir linear; dalam hal ini, kedua
penaksir tersebut merupakan fungsi linear dari variable acak Y.
c. Unbiased, kedua penaksir tersebut tidak bias; dalam hal ini, E(b1)
= B1 dan E(b2) = B2. Oleh karena itu, dalam penerapan yang
75
dilakukan secara berulang-ulang, secara rata-rata b1 dan b2 akan
tepat sama dengan masing-masing nilai B1 dan B2.
d. Estimator, b1 dan b2 merupakan penaksir yang efisien; dalam hal
ini, var (b1) lebih kecil daripada varians penaksir tak bias linear
lainnya untuk B1 dan var (b2) lebih kecil daripada varians penaksir
tak bias linear lainnya untuk B2. Oleh karena itu, kita akan mampu
menaksir B1 dan B2 yang sebenarnya secara lebih tepat jika kita
menggunakan metode OLS ketimbang metode lainnya yang juga
memberikan penaksir tak bias linear dari parameter yang
sebenarnya.
Untuk itu diperlukan pendeteksian lebih lanjut, terdapat 3 pegujian
dalam uji asumsi klasik diantaranya :
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dimaksudkan untuk menguji apakah nilai
residual yang telah distandarisasi pada model regresi terdistribusi
normal atau tidak. Nilai residual dikatakan terdistribusi normal jika
nilai residual terstandarisasi sebagian besar mendekati nilai rata-
ratanya. Nilai residual terstandarisasi yang terdistribusi normal jika
digambarkan dengan bentuk kurva pada uji Histogram akan
membentuk gambar lonceng (bell-shaped curve) yang kedua
sisinya melebar sampai tidak terhingga (Suliyanto, 2011 : 69).
Disamping itu, pengujian normalitas dengan analisis grafik
dapat memberikan hasil yang subyektif. Artinya, antara orang yang
76
satu dengan yang lain dapat berbeda dalam
menginterprestasikannya, maka penulis menggunakan uji
normalitas dengan analisis statistik menggunakan uji Kolmogorov-
Smirnov. Pengujian normalitas distribusi pada populasi dilakukan
dengan menggunakan nilai Asymptotic significance (2-tailed).
Kriteria yang digunakan yaitu H0 diterima apabila nilai Asymp.
Sig (2-tailed) lebih besar dari tingkat alpha yang telah ditetapkan
(0,05), karenanya dapat dinyatakan bahwa data berasal dari
populasi yang berdistribusi normal. Apabila data terdistribusi
normal, maka data tersebut memenuhi persyaratan untuk
melakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan uji t dan uji F
sehingga data tersebut dapat diuji untuk pengambilan keputusan
penelitian (Sudarmanto, 2005).
b. Uji Multikolinearitas
Dalam buku Tedi Rusman tentang statistika penelitian
(2015:59) beliau mengutip dari Sudarmanto (2005:136-137).
Menurutnya, uji asumsi tentang multikolinearitas dimaksudkan
untuk membuktikan atau menguji ada tidaknya hubungan yang
linier antara variabel bebas (independen) satu dengan variabel
bebas lainnya. Pengujian dengan menggunakan analisis regresi
linier ganda, maka akan terdapat dua atau lebih variabel bebas yang
diduga akan memengaruhi variabel terikatnya (dependen).
Pendugaan tersebut akan dapat dipertanggungjawabkan apabila
77
tidak terjadi adanya hubungan yang linier (multikolinearitas)
diantara variabel-variabel bebas.
Adanya hubungan yang linear antarvariabel independen akan
menimbulkan kesulitan dalam memisahkan pengaruh masing-
masing variabel independen terhadap variabel dependennya. Oleh
karena itu, harus benar-benar dapat menyatakan bahwa tidak terjadi
adanya hubungan linear diantara variabel-variabel independen
tersebut. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi
diantara variabel independen. Jika terjadi multikolinearitas maka
akan mengakibatkan:
1) Tingkat ketelitian koefisien regresi sebagai penduga sangat
rendah, dengan demikian menjadi kurang akurat.
2) Koefisien regresi serta ragamnya akan bersifat tidak stabil,
sehingga adanya sedikit perubahan pada data akan
mengakibatkan ragamnya berubah sangat berari.
3) Tidak dapat memisahkan pengaruh tiap-tiap variabel
independen secara individu terhadap variabel dependen
(Sudarmanto, 2005:138).
Salah satu cara menguji multikolinearitas adalah dengan
menggunakan metode Pair-Wise Correlation. Metode ini adalah
mengkorelasikan antar variabel bebas (independent variables).
Menurut Suliyanto (2011;85) jika nilai koefisien korelasi antar
78
masing-masing variabel bebas tidak lebih dari 0,7 maka model
tersebut tidak mengandung gejala multikolinear.
c. Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas berarti ada varian variabel pada model
regresi yang tidak sama (konstan). Sebaliknya, jika varian variabel
pada model regresi memiliki nilai yang sama (konstan) maka
disebut dengan homoskedastisitas. Diharapkan pada model regresi
adalah yang homoskedastisitas (Suliyanto, 2011 : 112).
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan deviasi standar nilai variabel
dependen pada setiap variabel independen. Heteroskedastisitas
dapat dideteksi salah satunya dengan metode rank Spearman.
Menurut Suliyanto uji heteroskedastisitas dengan metode
spearman rank correlation dilakukan dengan mengkorelasikan
semua variabel bebas terhadap nilai mutlak residualnya
menggunakan korelasi rank Spearman. Jika nilai Sig. lebih besar
dari nilai alpha, maka dapat dipastikan model tidak mengandung
gejala heteroskedastisitas.
d. Uji Autokorelasi
Autokorelasi dapat didefinisikan sebagai “korelasi diantara
anggota observasi yang diurut menurut waktu (seperti deret
berkala) atau ruang (seperti data lintas-sektoral)” (Gujarati, 2006).
79
Adanya autokorelasi dapat mengakibatkan penaksir
mempunyai varians tidak minimum dan uji-t tidak dapat
digunakan, karena akan memberikan kesimpulan yang salah. Ada
beberapa cara untuk mendeteksi ada tidaknya masalah autokorelasi,
yaitu menggunakan metode Durbin-Watson dan run-test. Uji
Durbin-Watson (Uji DW) merupakan uji yang sangat populer untuk
menguji ada tidaknya masalah autokorelasi dari model empiris
yang diestimasi (Gunawan, 2005).
Menurut Oramahi (2007), untuk mendeteksi terjadi
autokorelasi atau tidak dapat dilihat melalui nilai Durbin Watson
(DW) untuk dijadikan pengambilan keputusan:
1) Bila nilai DW < -2, terjadi autokorelasi positif.
2) Bila nilai DW diantara -2 sampai dengan +2, tidak terjadi
autokorelasi.
3) Bila nilai DW > +2, terjadi autokorelasi negatif.
Jika terdapat masalah autokorelasi, maka model regresi yang
seharusnya signifikan (lihat nilai F dan signifikansinya), menjadi
tidak layak untuk dipakai. Autokorelasi dapat diatasi dengan
berbagai cara antaralain dengan melakukan transformasi data atau
menambah data obeservasi.
2. Uji Hipotesis
Pengujian terhadap hipotesis dilakukan guna mengetahui
kebenaran hipotesis suatu penelitian. Pengujian terhadap hipotesis
80
dilakukan dengan cara uji signifikansi variabel independen terhadap
variabel dependen baik secara parsial, maupun simultan. Untuk
menguji hipotesis yang ada maka penulis menggunakan uji statistik,
diantaranya :
a. Uji t
Uji t digunakan untuk menguji apakah setiap variabel
(independen) secara masing-masing (parsial) atau individual
memiliki pengaruh signifikan terhadap variabel terikat (dependen)
pada tingkat signifikansi 0,05 (5%) dengan menganggap variabel
bebas bernilai konstan. Langkah-langkah yang harus dilakukan
dengan uji-t yaitu dengan pengujian yaitu : (Tedi, 2015:70).
1) Hipotesis:
Ho : thitung < ttabel, artinya masing-masing variabel bebas tidak
berpengaruh terhadap variabel terikat.
Ha : thitung > ttabel, artinya masing-masing variabel bebas
memiliki pengaruh terhadap variabel terikat.
2) Signifikansi:
Bila probabilitas (Sig.) > α (5%), artinya variabel bebas tidak
signifikan terhadap variabel terikat.
Bila probabilitas (Sig.) < α (5%), artinya variabel bebas
signifikan terhadap variabel terikat.
81
b. Uji F
Uji F dilakukan untuk melihat apakah semua variabel
independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh
secara simultan terhadap variabel dependen (Witjaksono, 2010:
86). Uji F ini juga sering disebut sebagai uji simultan, untuk
menguji apakah variabel bebas yang digunakan dalam model
mampu menjelaskan perubahan nilai variabel terikat atau tidak.
Untuk menyimpulkan apakah variabel bebas pada model
dikatakan secara simultan memiliki pengaruh signifikan terhadap
variabel terikat, maka perlu diketahui nilai Fhitung dan Sig. dari
output hasil regresi berganda tabel anova (Sulthan, 2012: 13) :
1) Hipotesis:
Ho : Fhitung < Ftabel, artinya variabel bebas bersama-sama
(simultan) tidak berpengaruh terhadap variabel terikat.
Ha : Fhitung > Ftabel, artinya variabel bebas bersama-sama
memiliki pengaruh terhadap variabel terikat.
2) Signifikansi:
Bila probabilitas (Sig.) > α (5%), artinya variabel bebas tidak
signifikan terhadap variabel terikat.
Bila probabilitas (Sig.) < α (5%), artinya variabel bebas
signifikan terhadap variabel terikat.
82
c. Uji Koefisien Determinasi ( Adjusted R2)
Koefisien determinasi adalah nilai yang menunjukkan seberapa
besar variabel independen dapat menjelaskan variabel
dependennya. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan
satu (0< R2<1). Nilai R
2 yang kecil berarti kemampuan variabel
independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat
terbatas. Nilai yang mendekati angka satu berarti variabel
independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan
untuk memprediksi variasi variabel dependen.
Untuk dapat memberikan penafsiran terhadap koefisien
korelasi yang ditemukan tersebut besar atau kecil, maka dapat
digunakan kriteria sebagai berikut (Sugiyono, 2009 : 231) :
Tabel 3.4
Kriteria Interpretasi Terhadap Koefisien Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199 Sangat Rendah
0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,000 Sangat Kuat
3. Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis regresi merupakan analisis ketergantungan dari satu atau
lebih variabel bebas terhadap satu variabel tergantung, dengan tujuan
untuk menduga dan memprediksi nilai rata-rata populasi berdasarkan
nilai-nilai variabel bebasnya. Analisis regresi yang digunakan untuk
83
memprediksi dua atau lebih variabel bebas disebut dengan analisis
regresi berganda (Suliyanto, 2011: 37). Untuk menguji hipotesis dan
menyatakan pengaruh variabel penentu terhadap investasi digunakan
analisis regresi berganda dengan persamaan sebagai berikut :
Y = β + β 1X1 + β 2X2 +………+ βnXn + ɛ
Dimana :
Y = Variabel terikat (nilai yang diproyeksikan)
β = Intercept (konstanta)
X1 = Variabel bebas pertama
X2 = Variabel bebas kedua
X3 = Variabel bebas ke-n
β1 = Koefisien regresi X1
β2 = Koefisien regresi X2
βn = Koefisien regresi Xn
ɛ = Nilai residu
Berdasarkan pemaparan di atas maka model persamaan analisis
regresi linier berganda pada penelitian ini ialah sebagai berikut:
I = β + b1 NPF + b2 FDR + b3 ROA + b4 BOPO + b5 CAR + ɛ
Dimana:
I = Tingkat Investasi, variabel terikat (Y)
β = Intercept (konstanta)
NPF = Non Performing Finance, variabel bebas pertama (X1)
FDR = Financing to Deposit Ratio, variabel bebas ke-dua (X2)
84
ROA = Return On Asset, variabel bebas ke-tiga (X3)
BOPO = Biaya Operasional Pendapatan Operasional, variabel
bebas ke-lima (X4)
CAR = Capital Adequacy Ratio, variabel bebas ke-enam (X5)
β1 = Koefisien regresi X1
β2 = Koefisien regresi X2
β3 = Koefisien regresi X3
β4 = Koefisien regresi X4
β5` = Koefisien regresi X5
ɛ = Nilai residu
E. Operasional Variabel Penelitian
Operasional variabel penelitian adalah spesifikasi kegiatan
penelitian dalam mengukur suatu variabel. Spesifikasi tersebut
menunjukkan pada indikator-indikator dari variabel peneliti yang
diperoleh melalui pengamatan dan penelitian terdahulu. Berikut penjelasan
operasional variabel dalam penelitian ini:
Tabel 3.5
Operasional Variabel Penelitian
Variabel Deskripsi Indikator Referensi
Investasi
di Pasar
Modal
Syariah
(Y)
Investasi terikat adalah
investasi yang bersumber
dari pemilik dana
investasi terikat dan
sejenisnya yang dikelola
oleh bank syariah sebagai
agen investasi.
Dalam penelitian ini
investasi merupakan
keputusan yang diambil
oleh Bank Umum Syariah
Initial Public Offering
dalam Laporan Perubahan
Ekuitas.
Modal Saham milik Publik
PSAK 1 :
Penyajian
Laporan
Keuangan
85
untuk melakukan investasi
berupa penerbitan saham
atau penawaran umum
perdana di pasar modal
syariah.
Variabel Deskripsi Indikator Referensi
Risk
Profile
(X)
Risk profile merupakan
penilaian risiko inheren
terhadap profil risiko yang
dimiliki pada setiap
komponen yang ada.
Penilaian risiko inheren
terhadap risiko
pembiayaan digunakan
kualitas penyediaan dana
dan kecukupan
pencadangan dengan Non
Performing Financing
(NPF) dan Financing to
Deposit Ratio (FDR)
sebagai indikator.
𝑁𝑃𝐹 =
𝑃𝑒𝑚𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎𝑎𝑛 𝑏𝑒𝑟𝑚𝑎𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑝𝑒𝑚𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎𝑎𝑛
× 100%
𝐹𝐷𝑅 =
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑝𝑒𝑚𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎𝑎𝑛
𝐷𝑎𝑛𝑎 𝑃𝑖ℎ𝑎𝑘 𝐾𝑒𝑡𝑖𝑔𝑎 (𝐷𝑃𝐾)
× 100%
PBI
No.13/1/PBI/
2011
Earning
(X)
Earning atau rentabilitas
merupakan kemampuan
perusahaan menghasilkan
keuntungan. Penilaian
risiko inheren terhadap
faktor rentabilitas
digunakan kinerja bank
dalam mengahasilkan laba
serta sumber-sumber yang
mendukung rentabilitas
dengan Return on Asset
(ROA) dan rasio efisiensi
operasional (BOPO)
sebagai indikator.
𝑅𝑂𝐴 = 𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑠𝑒𝑡× 100%
𝐵𝑂𝑃𝑂 = 𝐵𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑜𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖𝑜𝑛𝑎𝑙
𝑃𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑜𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖𝑜𝑛𝑎𝑙
× 100%
PBI
No.13/1/PBI/
2011
Capital
(X)
Capital merupakan
sumber dana utama
kegiatan operasional bank.
Penilaian risiko inheren
terhadap faktor
permodalan digunakan
kecukupan modal bank
dengan capital adequacy
ratio (CAR) sebagai
parameter/indikator.
𝐶𝐴𝑅 = 𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙
𝐴𝑠𝑒𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑖𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑒𝑛𝑢𝑟𝑢𝑡
𝑅𝑖𝑠𝑖𝑘𝑜 (𝐴𝑇𝑀𝑅)
× 100%
PBI
No.13/1/PBI/
2011
86
Menurut PBI No.13/1/PBI/2011 tentang tingkat kesehatan bank,
penilaian terhadap tingkat kesehatan dilakukan terhadap berbagai faktor
diantaranya risk profile, good corporate governance, earning dan capital.
Dalam penelitian yang dilakukan, berdasarkan tinjauan penelitian
terdahulu faktor yang digunakan untuk melihat pengaruh tingkat kesehatan
terhadap investasi ialah risk profile yang diproksikan dengan NPF dan
FDR, earning yang diproksikan dengan ROA dan BOPO serta capital
yang diproksikan dengan CAR dengan hasil yang signifikan, maka
berdasarkan metode penelitian penulis menetapkan proksi tersebut sebagai
indicator penelitian. Sedangkan faktor Good Corporate Governance
(GCG) tidak dijadikan variabel dalam penelitian dikarenakan jenis data
yang bersifat kualitatif sehingga menyulitkan peneliti yang menggunakan
data kuantitatif dalam proses perhitungannya.
87
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Sejarah Singkat Panin Bank Syariah
Bank Panin Syariah Tbk (PNBS) didirikan di Malang tanggal 08
Januari 1972 dengan nama PT Bank Pasar Bersaudara Djaja.
PNBS beberapa kali melakukan perubahan nama, antara lain:
a. PT Bank Pasar Bersaudara Djaja, per 08 Januari 1972
b. PT Bank Bersaudara Jaya, per 08 Januari 1990
c. PT Bank Harfa, per 27 Maret 1997
d. PT Bank Panin Syariah, per 03 Agustus 2009
PNBS memperoleh izin operasi syariah dari Bank Indonesia
tanggal 6 Oktober 2009 dan kemudian resmi beroperasi sebagai bank
syariah pada tanggal 02 Desember 2009.
Induk usaha PNBS adalah Bank Pan Indonesia Tbk (Bank Panin)
(PNBN), sedangkan induk usaha terakhir adalah PT Panin Investment.
Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham Bank Panin
Syariah Tbk, antara lain: Bank Panin (induk usaha) (51,86%) dan
Dubai Islamic Bank PJSC-2048594000 (39,50%).
Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan
PNBS adalah menjalankan kegiatan jasa umum perbankan dengan
Prinsip Syariah (Bank Umum Syariah).
88
Pada tanggal 30 Desember 2013, PNBS memperoleh pernyataan
efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk
melakukan Penawaran Umum Perdana Saham PNBS (IPO) kepada
masyarakat sebanyak 4.750.000.000 dengan nilai nominal Rp100,- per
saham dengan harga penawaran Rp100,- per saham disertai dengan
Waran Seri I yang diberikan secara cuma-cuma sebagai insentif
sebanyak 950.000.000 dengan pelaksanaan sebesar Rp110,- per saham.
Setiap pemegang saham Waran berhak membeli satu saham
perusahaan selama masa pelaksanaan yaitu mulai tanggal 15 Juli 2014
sampai dengan 14 Januari 2017. Saham dan waran tersebut dicatatkan
pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 15 Januari 2014.
Tabel 4.1
Sejarah Pencatatan Saham
Jenis Pecatatan Saham Tgl Pencatatan
Saham Perdana @ Rp100,- 4.750.000.000 15-Jan-2014
Pencatatan Saham Pendiri
(Company Listing)
4.893.000.000 15-Jan-2014
Konversi Waran (2014 s/d
26-Nop-2015)
122.711.000
Tidak dicatat (Unlisted
Share)
107.000.000
Catatan: Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.29
tahun 1999 tentang Pembelian Saham Bank Umum Pasal 4
Ayat 2 dan 3, yang antara lain menetapkan bahwa saham bank
hanya boleh tercatat di Bursa Efek sebanyak-banyaknya 99%.
2. Profil Panin Bank Syariah
a. Profil
Kantor pusat PNBS beralamat di Gedung Panin Life Center Lt.3 Jl.
Letjend S. Parman Kav.91 Jakarta Barat 11420 – Indonesia dan
89
memiliki 14 kantor cabang di kota besar (Medan, Palembang,
Lampung, Bogor, Makassar, DIY, Surakarta, Semarang, Bandung,
Tangerang, Malang, Sidoarjo, Surabaya, Jakarta).
Telp: (62-21) 5695-6100 (Hunting), Fax: (62-21) 5695-6105, PBS
Call: (62-21) 6313-700.
Telex: -, Swift Code/Member Code: BDABCDJA / ARFAIDJ1
Situs: paninbanksyariah.co.id
b. Kepemilikan Saham
Posisi 30 September 2016, komposisi kepemilikan Saham Panin
Dubai Syariah Bank adalah sebagai berikut :
- PT Bank Panin Tbk : 51,72%
- Dubai Islamic Bank : 39,40%
- Masyarakat : 8,88%
c. Tata Nilai Perusahaan
I CARE
Integrity : Jujur, amanah dan beretika.
Collaboration : Pro aktif, sinergi dan solusi.
Accountability : Terukur, akurat, obyektif dan bertanggung-
jawab.
Respect : Rendah hati, empati dan saling menghargai
Excellence : Cepat, tepat dan ramah
90
d. Logo Perusahaan
3. Visi dan Misi Panin Bank Syariah
a. Visi
Bank Syariah pilihan yang menjadi Role Model berbasiskan
Kemitraan dan Ekonomi Rakyat
b. Misi
1) Menyediakan produk dan layanan yang kreatif, inovatif dan
mampu memenuhi kebutuhan masyarakat.
2) Mengembangkan kemitraan untuk mendukung pertumbuhan
ekonomi rakyat.
3) Mengembangkan sumber daya insani berintegritas dan
profesional berlandaskan nilai-nilai spiritual berbasis sistem
merit.
4) Menerapkan tata kelola perusahaan dan sistem pengendalian
yang terintegrasi sesuai prinsip syariah.
5) Meningkatkan nilai tambah kepada stakeholder.
91
4. Struktur Organisasi Panin Bank Syariah
Tabel 4.2
Struktur Organisasi
Nama Jabatan
Aries Muftie Komisaris Utama
Jasman Ginting Munthe Komisaris
Yumirati Kartina Komisaris Independen
Prof. Dr. KH. Ahmad Munif
Suratmaputra, MA Ketua Dewan Pengawas Syariah
Drs. H. Aminudin Yakub, MA Anggota Dewan Pengawas Syariah
Deny Hendrawati Direktur Utama
Edi Setijawan Direktur Keuangan & Operasi
Budi Prakoso Direktur Manajemen Risiko &
Kepatuhan
S. Budi Darsono Direktur Bisnis
5. Pergerakan Investasi Panin Bank Syariah di Pasar Modal Syariah
Pada 11 Oktober 2013 Panin Bank Syariah menyampaikan
Pendaftaran Emisi Efek sehubungan dengan Penawaran Umum kepada
Ketua Dewan Komisioner OJK dengan Surat No. 271/DIR/EXT/13
sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan dalam Undang-undang
Republik Indonesia No. 8 tahun 1995 tanggal 10 Nopember 1995
tentang Pasar Modal, sebagaimana dimuat dalam Lembaran Negara
Republik Indonesia No. 64 tahun 1995, Tambahan Lembaran Negara
No. 3608 beserta peraturan pelaksanaannya dan perubahan-
perubahannya (selanjutnya disebut “UUPM”) (Prospektus Awal
Penawaran Umum Perdana Saham PT Panin Bank Syariah Tbk Tahun
2013).
92
Setelah dilakukannya pendaftaran dan pemenuhan persyaratan,
Panin Bank Syariah kemudian memperoleh pernyataan efektif dari
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dengan surat No. S-483/D.04/2013 pada
30 Desember 2013 untuk melakukan penawaran umum saham perdana
yang berarti Panin Bank Syariah (PBS) menjadi bank syariah pertama
yang go publik. Bank Panin Syariah resmi mencatatkan sahamnya di
Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 15 Januari 2015.
Saham yang ditawarkan Panin Bank Syariah (PBS) dalam
penawaran umum yaitu 4.750.000.000 lembar saham. Bank Panin
Syariah mengadakan Program Alokasi Saham Karyawan (Employee
Stock Allocation (ESA)) dengan mengalokasikan 475.000.000 lembar
saham atau 10% dari jumlah saham yang ditawarkan dalam penawaran
umum. Jumlah seluruh saham yang dicatatkan pada BEI adalah
9.643.000.000 lembar saham atau 99% dari seluruh modal ditempatkan
dan disetor penuh. Hal ini sesuai dengan PP No.29 tahun 1999 tentang
Pembelian Saham Bank Umum, dimana 1% dari seluruh saham
perusahaan tidak dicatatkan dan dimiliki oleh PT. Bank Panin, Tbk
(Hasbi Siraj. 2014:57).
Langkah awal yang dilakukan setelah go publik ialah
dilakukannya kesepakatan pemegang saham dengan Dubai Islamic
Bank (DIB), Uni Emirat Arab. Perjanjian tersebut merupakan
perjanjian pembelian saham PT Bank Panin Syariah, Tbk sebesar
24,9% pada 9 Mei 2014. Panin Bank merupakan salah satu bank
93
syariah yang tumbuh cukup signifikan. Hingga Maret 2014,
pendapatan usaha perseroan tumbuh cukup signifikan, yaitu dari Rp
54,91 miliar menjadi Rp 94,41 miliar. Aset perseroan per triwulan
pertama mencapai Rp 4,3 triliun. Sedangkan ekuitas mencapai Rp 998
miliar (dream.co.id).
B. Deskripsi Data
1. Deskripsi Variabel Risk Profile
Penilaian terhadap profil risiko merupakan penilaian yang
digunakan untuk mengukur risiko yang mungkin muncul, risiko
inheren dan kualitas penerapan manajemen risiko dalam aktivitas
operasional Bank. Berikut ini adalah beberapa parameter/indikator
yang digunakan dalam penelitian ini:
a. Non Performing Finance (NPF)
Dalam Kamus Bank Indonesia, Non Performing Financing
(NPF) adalah pembiayaan bermasalah yang terdiri dari pembiyaan
yang berklasifikasi kurang lancar, diragukan dan macet.
Non Performing Financing (NPF) adalah rasio antara
pembiayaan yang bermasalah dengan total pembiayaan yang
disalurkan oleh bank syariah. NPF merupakan risiko dari adanya
pembiayaan yang disalurkan oleh bank kepada nasabah.
94
Tabel 4.3
Data Non Performing Finance (NPF) 2014 –2016
Dalam Persentase (%)
Bulan Tahun
2014 2015 2016
Januari 0.0039 0.0027 0.0090
Februari 0.0034 0.0030 0.0090
Maret 0.0030 0.0031 0.0090
April 0.0027 0.0026 0.0089
Mei 0.0025 0.0029 0.0090
Juni 0.0024 0.0036 0.0091
Juli 0.0028 0.0049 0.0098
Agustus 0.0027 0.0059 0.0097
September 0.0026 0.0068 0.0093
Oktober 0.0018 0.0082 0.0086
November 0.0017 0.0089 0.0076
Desember 0.0018 0.0092 0.0064
Sumber: Data sekunder yang diolah
Berdasarkan Tabel 4.3 di atas, pada tahun 2014 NPF tertinggi
terjadi pada bulan Januari sebesar 0.0039% dan terendah pada bulan
November sebesar 0.0017%. Pada tahun 2015 NPF tertinggi terjadi
pada bulan Desember sebesar 0.0092% dan terendah pada bulan
April sebesar 0.0026%. Pada tahun 2016 NPF tertinggi terjadi pada
bulan Juli sebesar 0.0098% dan terendah pada bulan Desember
sebesar 0.0064%.
b. Financing to Deposit Ratio (FDR)
FDR adalah penamaan yang digunakan dalam perbankan syariah
yang setara dengan Loan to Deposit Ratio (LDR) yang merupakan
95
rasio antara seluruh jumlah pembiayaan/kredit yang diberikan bank
dengan dana yang diterima oleh bank. Rasio ini menunjukan salah
satu penilaian likuiditas bank. LDR menyatakan seberapa jauh
kemampuan bak dalam membayar kembali penarikan dana yang
dilakukan deposan dengan mengandalkan kredit/pembiayaan yang
diberikan sebagai sumber likuiditasnya. Dengan kata lain, seberapa
jauh pemberian kredit/pembiayaan kepada nasabah
kredit/pembiayaan dapat mengimbangi kewajiban bank untuk
segera memenuhi permintaan deposan yang ingin menarik kembali
uangnya yang telah digunakan oleh bank untuk memberikan
kredit/pembiayaan. Semakin tinggi rasio tersebut memberikan
indikasi semakin rendahnya kemampuan likuiditas bank yang
bersangkutan (Lukman, 2005:116).
Tabel 4.4
Data Financing to Deposit Ratio (FDR) 2014–2016
Dalam Persentase (%)
Bulan Tahun
2014 2015 2016
Januari 0.3107 0.3200 0.3171
Februari 0.3831 0.3217 0.3137
Maret 0.4347 0.3226 0.3095
April 0.4654 0.3216 0.3016
Bulan 2014 2015 2016
Mei 0.4752 0.3215 0.2982
Juni 0.4642 0.3212 0.2962
Juli 0.3991 0.3204 0.2960
96
Sumber: Data sekunder yang diolah
Berdasarkan Tabel 4.4 di atas, pada tahun 2014 FDR
tertinggi terjadi pada bulan Mei sebesar 0.4752% dan terendah
terjadi pada bulan Desember sebesar 0.3062%. Pada tahun 2015
nilai FDR tertinggi terjadi pada bulan Maret sebesar 0.3226% dan
terendah terjadi pada bulan Januari sebesar 0.3200%. Pada tahun
2016 FDR tertinggi terjadi pada bulan Januari sebesar 0.3171% dan
terendah terjadi pada bulan Juli sebesar 0.2960%.
2. Deskripsi Variabel Earning
Rentabilitas atau earning merupakan kemampuan Bank dalam
menghasilkan laba dari aktifitas bisnis Bank. Dalam menilai faktor
rentabilitas pada penelitian ini, indikator yang digunakan ialah:
a. Return On Asset (ROA)
Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen
bank dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan.
Semakin besar ROA suatu bank, semakin besar pula tingkat
keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula posisi
bank tersebut dari segi penggunaan asset (Lukman, 2005:118).
Agustus 0.3713 0.3203 0.2967
September 0.3475 0.3204 0.2987
Oktober 0.3232 0.3224 0.3018
November 0.3110 0.3218 0.3062
Desember 0.3062 0.3201 0.3118
97
Tabel 4.5
Data Return On Asset (ROA)
Januari 2014 – Desember 2016 Dalam Persentase (%)
Bulan Tahun
2014 2015 2016
Januari 0.0046 0.0056 0.0012
Februari 0.0048 0.0052 0.0005
Maret 0.0050 0.0048 0.0003
April 0.0053 0.0043 0.0011
Mei 0.0055 0.0040 0.0012
Juni 0.0057 0.0038 0.0013
Juli 0.0059 0.0038 0.0014
Agustus 0.0061 0.0038 0.0014
September 0.0063 0.0037 0.0014
Oktober 0.0067 0.0043 0.0013
November 0.0067 0.0039 0.0012
Desember 0.0065 0.0032 0.0011
Sumber: Data sekunder yang diolah
Berdasarkan Tabel 4.5 di atas, pada tahun 2014 nilai ROA
tertinggi terjadi pada bulan Oktober dan November sebesar
0.0067% dan terendah pada bulan Januari sebesar 0.0046%. Pada
tahun 2015 ROA tertinggi terjadi bulan Januari sebesar 0.0056%
dan terendah pada bulan Desember sebesar 0.0032%. Pada tahun
2016 ROA tertinggi terjadi selama tiga bulan berturut-turut pada
bulan Juli, Agustus dan September sebesar 0.0014% dan terendah
pada bulan Maret sebesar 0.0003%.
98
b. Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional (BOPO)
Rasio biaya operasional adalah perbandingan antara biaya
operasional dan pendapatan operasional. Rasio biaya operasional
digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank
dalam melakukan kegiatan operasinya (Lukman,2005:120).
Tabel 4.6
Data Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO)
Januari 2014 – Desember 2016
Dalam Persentase (%)
Bulan
Tahun
2014 2015 2016
Januari 0.2760 0.2613 0.3225
Februari 0.2686 0.2624 0.3284
Maret 0.2621 0.2682 0.3305
April 0.2564 0.2897 0.3230
Mei 0.2516 0.2971 0.3216
Juni 0.2478 0.3012 0.3205
Juli 0.2399 0.2982 0.3199
Agustus 0.2415 0.2987 0.3196
September 0.2477 0.2988 0.3196
Oktober 0.2710 0.2934 0.3199
November 0.2769 0.2965 0.3205
Desember 0.2780 0.3030 0.3214
Sumber: Data sekunder yang diolah
Berdasarkan Tabel 4.6 di atas, pada tahun 2014 BOPO tertinggi
terjadi pada bulan Desember sebesar 0.2780% dan terendah pada
99
bulan Juli sebesar 0.2399%. Pada tahun 2015 BOPO tertinggi
terjadi pada bulan Desember sebesar 0.3030% dan terendah pada
bulan Januari sebesar 0.2613%. Pada tahun 2016 BOPO tertinggi
terjadi pada bulan Maret sebesar 0.3305% dan terendah pada bulan
Agustus dan September 0.3196%.
3. Deskripsi Variabel Capital
Capital atau modal merupakan sumber dana utama kegiatan
operasional bank, bank harus memiliki modal yang cukup untuk
menopang usahanya dan menunjang operasional bank. Dalam menilai
faktor permodalan pada penelitian ini, indikator yang digunakan ialah:
a. Capital Adequacy Ratio (CAR)
Capital Adequacy Ratio adalah rasio kinerja bank untuk
mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menunjang
aktiva yang mengandung atau menghasilkan risiko, misalnya
kredit/pembiayaan yang diberikan.
CAR merupakan indikator terhadap kemampuan bank untuk
menutupi penurunan aktivanya sebagai akibat dari kerugian-
kerugian bank yang disebabkan oleh aktiva yang berisiko
(Lukman,2005:121).
100
Tabel 4.7
Data Capital Adequacy Ratio (CAR) 2014–2016
Dalam Persentase (%)
Bulan
Tahun
2014 2015 2016
Januari 0.1140 0.0847 0.0664
Februari 0.1031 0.0827 0.0659
Maret 0.0945 0.0797 0.0655
April 0.0882 0.0726 0.0650
Mei 0.0843 0.0701 0.0650
Juni 0.0827 0.0690 0.0651
Juli 0.0870 0.0719 0.0668
Agustus 0.0873 0.0716 0.0665
September 0.0872 0.0709 0.0653
Oktober 0.0864 0.0686 0.0635
November 0.0857 0.0676 0.0608
Desember 0.0848 0.0668 0.0574
Sumber: Data sekunder yang diolah
Berdasarkan Tabel 4.7 di atas, Pada tahun 2014 CAR tertinggi
terjadi pada bulan Januari sebesar 0.114% dan terendah pada bulan
Juni sebesar 8.27%. Pada tahun 2015 CAR tertinggi terjadi pada
bulan Januari sebesar 0.0847% dan terendah pada bulan Desember
sebesar 0.0668%. Pada tahun 2016 CAR tertinggi terjadi pada bulan
Juli sebesar 0.668% dan terendah pada bulan Desember sebesar
0.0574%.
101
4. Deskripsi Variabel Investasi
Investasi secara sederhana dapat diartikan sebagai suatu kegiatan
yang bertujuan untuk mengembangkan harta. Selain daripada itu tujuan
investasi merupakan suatu komitmen atas sejumlah dana atau sumber
daya lainnya yang dilakukan pada saat sekarang ini, dengan tujuan
untuk memperoleh sejumlah keuntungan di masa yang akan datang.
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini merupakan investasi
yang mana investasi ini ialah keputusan yang diambil oleh Panin Bank
Syariah (PBS) untuk melakukan investasi berupa penerbitan saham
atau penawaran umum perdana di pasar modal syariah. Indikator yang
digunakan dalam meneliti jumlah investasi yang dilakukan di pasar
modal ialah jumlah saham beredar di masyarakat yang diperoleh dari
akun modal saham dalam catatan laporan keuangan.
Tabel 4.8
Data Investasi di Pasar Modal 2014–2016
Dalam Jumlah Saham
Bulan Tahun
2014 2015 2016
Januari 61,251,419,297 762,741,400 284,441,875
Februari 39,108,367,269 764,271,122 284,539,438
Maret 21,395,034,434 765,599,489 284,639,497
April 8,111,420,790 766,827,907 283,587,050
Mei (742,473,661) 767,677,507 284,558,354
Juni (5,166,648,920) 768,249,696 286,398,406
Juli 746,424,638 840,041,056 290,449,665
Agustus 751,040,545 786,435,986 293,020,369
102
Bulan 2014 2015 2016
September 754,728,427 678,931,068 295,452,977
Oktober 756,708,149 373,882,133 297,747,489
November 759,125,079 266,310,644 299,903,905
Desember 761,199,082 212,572,433 301,922,226
Sumber: Data sekunder yang diolah
Berdasarkan Tabel 4.8 di atas, investasi di pasar modal dalam
jumlah saham yang beredar di publik tertinggi pada tahun 2014
terjadi pada bulan Januari sejumlah 61,251,419,297 saham dan
terendah pada bulan Agustus sejumlah 751,040,545 saham. Pada
tahun 2015 investasi tertinggi terjadi pada bulan Juli sejumlah
840,041,056 saham dan terendah pada bulan Desember sejumlah
212,572,433 saham. Pada tahun 2016 investasi tertinggi terjadi pada
bulan Desember sejumlah 301,922,226 saham dan terendah pada
bulan April sebesar 283,587,050 saham.
C. Analisis Data dan Pembahasan
1. Uji Asumsi Klasik
Data variabel yang berbeda satuannya dalam penelitian ini diolah
atau ditransformasikan kedalam bentuk Ln (Logaritma Natural) yaitu
variabel investasi di pasar modal yang satuannya menggunakan jumlah
(lembar), sedangkan variabel lainnya menggunakan persentase sebagai
satuannya. Menurut Algifari (2013) untuk menstandarkan data yang
dikarenakan data memiliki satuan yang berbeda agar menjadi sama,
maka model kemudian di transformasikan ke dalam bentuk persamaan
103
logaritma natural (Ln) pada prinsipnya model ini merupakan hasil
transformasi dari suatu model tidak linier menjadi model linier, dengan
jalan membuat model dalam bentuk logaritma.
Variabel dependen yang digunakan ialah investasi di pasar modal
dalam bentuk jumlah. Variabel independen yang digunakan yaitu risk
profile dengan Non Performing Financing (NPF) dan Financing to
Deposit Ratio (FDR) sebagai indikatornya dalam bentuk persentase,
earning dengan Return On Asset (ROA) dan Biaya Operasional dan
Pendapatan Operasional (BOPO) sebagai indikatornya dalam bentuk
persentase, dan Capital dengan Capital Adequacy Ratio (CAR)
sebagai indikatornya dalam bentuk persentase.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dimaksudkan untuk menguji apakah data sampel
berdistribusi normal dan nilai residual yang telah distandarisasi
pada model regresi berdistribusi normal atau tidak. Data
berdistribusi normal jika data mengikuti arah garis diagonal
dan menyebar disekitar garis diagonal pada uji statistiknya.
Nilai residual dikatakan berdistribusi normal jika nilai residual
terstandarisasi tersebut sebagian besar mendekati nilai rata-ratanya.
Dalam menguji normalitas data digunakan analisis grafik dengan
uji histogram dan normal probability plot serta analisis statistik
dengan uji Kolmogorov-Smirnov. Berikut adalah hasil dari uji
normalitas :
104
1) Analisis Grafik
Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan uji probability
plot dan Histogram. Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui
variabel pengganggu atau residual dalam model regresi terdapat
distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah
model regresi yang mempunyai distribusi data normal atau
mendekati normal. Berikut hasil uji normalitas dengan analisis
grafik:
Gambar 4.1
Hasil Uji Normalitas Histogram
Sumber: Hasil olah data dengan SPSS
Dengan melihat tampilan gambar 4.2, histogram regression
residual membentuk kurva seperti lonceng maka nilai residual
tersebut dinyatakan normal atau data berdistribusi normal.
105
Gambar 4.2
Hasil Uji Normalitas Normal P-Plot
Sumber: Hasil olah data dengan SPSS
Dengan melihat tampilan gambar 4.3 grafik normal plot
menunjukkan titik-titik menyebar disekitar garis diagonal dan
penyebarannya mengikuti arah garis diagonal. Maka dapat
disimpulkan bahwa model regresi dalam penelitian ini telah
berdistribusi normal.
2) Analisis Statistik
Uji normalitas dengan grafik dapat menyesatkan mata kalau
tidak hati-hati secara visual kelihatan normal, pada hal secara
statistik bisa sebaliknya (Ghozali, 2011).
106
Tabel 4.9
Hasil Uji Normalitas Kolmogorov Smirnov One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 34
Normal Parametersa,b
Mean .0000000
Std. Deviation .42930530
Most Extreme Differences Absolute .093
Positive .084
Negative -.093
Test Statistic .093
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.
Sumber: Hasil olah data dengan SPSS
Pada tabel 4.9 dapat dilihat bahwa nilai Asymp. Sig (2-
tailed) pada uji Kormogorov-Smirnov adalah sebesar 0,200.
Nilai tersebut lebih besar dari alpha (0,200 > 0,05), ini artinya
data terdistribusi secara normal. Maka dapat disimpulkan
bahwa dalam penelitian ini data yang digunakan terdistribusi
secara normal.
b. Uji Multikolinieritas
Pengujian terhadap multikolinearitas digunakan model uji
Pair-Wise Correlation dengan melihat nilai koefisien korelasi dari
semua variabel independen yang diteliti. Data penelitian
dinyatakan bebas multikolinearitas apabila nilai koefisien korelasi
antar masing-masing variabel bebas tidak lebih dari 0,7. Berikut
hasil uji menggunakan model Pair-Wise Correlation:
107
Tabel 4.10
Hasil Uji Multikolinearitas Koefisien Korelasi Coefficient Correlations
a
Model LN_CAR LN_FDR LN_ROA LN_NPF LN_BOPO
1 Correla
tions
LN_CAR 1.000 -.046 .013 .202 .407
LN_FDR -.046 1.000 .241 -.151 .553
LN_ROA .013 .241 1.000 .286 .526
LN_NPF .202 -.151 .286 1.000 -.312
LN_BOPO .407 .553 .526 -.312 1.000
a. Dependent Variable: LN_INVEST
Sumber: Hasil olah data dengan SPSS
Berdasarkan output tabel 4.10 diatas, koefisien korelasi
antar masing-masing variabel bebas tidak lebih besar dari 0,7 maka
dapat dikatakan bahwa model regresi yang dibentuk tidak terjadi
multikolinearitas.
c. Uji Heteroskedastisitas
Pengujian gejala heteroskedastisitas bertujuan untuk
menguji apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan
varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Ada
atau tidaknya heteroskedastisitas dalam uji regresi dapat
diidentifikasi dari pola scatterplot. Berikut hasil uji
heteroskedastisitas menggunakan scatterplot:
108
Gambar 4.3
Hasil Uji Heteroskedastisitas Scatterplot
Sumber: Hasil olah data dengan SPSS
Dari pola scatterplot terlihat bahwa titik-titik menyebar
secara acak, tidak membentuk sebuah pola tertentu, serta tersebar
baik di atas maupun di bawah angka nol pada sumbu Y. Hal ini
dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi gejala heteroskedastisitas
pada model regresi. Dengan demikian data yang digunakan
memenuhi syarat untuk dipakai melihat hubungan variabel
independen risk profile (NPF dan FDR), earning (ROA dan
BOPO) dan capital (CAR) terhadap variabel dependennya
Investasi.
Akan tetapi analisis grafik plot memiliki kelemahan dalam
keakuratan menginterpretasikannya, oleh karna itu dilakukan uji
statistik untuk lebih menjamin keakuratan hasil penelitian. Uji
Rank Spearman adalah salah satu metode uji statistik yang
digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas yakni
109
dengan melihat koefisien korelasi antara variabel bebas dan nilai
mutlak dari residual.
Tabel 4.11
Hasil Uji Heteroskedastisitas Spearman Rank Correlation Correlations
ABRESID_LN
Spearman's rho ABRESID_LN Correlation Coefficient 1.000
Sig. (1-tailed) .
N 34
LN_NPF Correlation Coefficient -.233
Sig. (1-tailed) .092
N 34
LN_FDR Correlation Coefficient .037
Sig. (1-tailed) .418
N 34
LN_ROA Correlation Coefficient .103
Sig. (1-tailed) .280
N 34
LN_BOPO Correlation Coefficient .007
Sig. (1-tailed) .485
N 34
LN_CAR Correlation Coefficient .088
Sig. (1-tailed) .311
N 34
**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).
Sumber: Hasil olah data dengan SPSS
Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel 4.11, menunjukan
bahwa nilai probabilitas (Sig.) hubungan antara NPF dengan
absolute residualnya (ABRESID) adalah 0,92, FDR dengan
ABRESID adalah 0,418, ROA dengan ABRESID adalah 0,280,
BOPO dengan ABRESID adalah 0,485, dan CAR dengan
ABRESID adalah 0,311. Maka, dapat disimpulkan bahwa
hubungan antara variabel bebas dengan absolute residualnya
(ABRESID) jauh lebih besar dari alpha (0,05) yang berarti tidak
terjadi heteroskedastisitas pada data penelitian.
110
d. Uji Autokorelasi
Pengujian autokorelasi dilakukan untuk mengetahui apakah
dalam model regresi ada korelasi antara semua urutan pengamatan
dari waktu ke waktu. Salah satu asumsi regresi linier adalah tidak
terdapatnya autokorelasi (Husein Umar, 2002:188 dalam Indoyama
2008:21). Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan
sepanjang waktu berkaitan satu sama lain. Hal ini karena residual
(kesalahan pengganggu) tidak bebas dari satu observasi lainnya.
Tabel 4.12
Hasil Uji Autokorelasi Durbin Watson
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .953a .908 .891 .46606 .447
a. Predictors: (Constant), LN_CAR, LN_FDR, LN_ROA, LN_NPF, LN_BOPO
b. Dependent Variable: LN_INVEST
Sumber: Hasil olah data dengan SPSS
Dari tabel 4.12 di atas, nilai Durbin-Watson sebesar 0,447.
Nilai DW yang sebesar 0.477 ini berada diantara -2 sampai dengan
+2. Maka, dapat dikatakan bahwa tidak terjadi autokorelasi pada
persamaan model penelitian.
2. Uji Hipotesis
a. Uji Parsial (Uji t)
Uji t bertujuan untuk menguji hipotesis I, II dan III yaitu
apakah terdapat pengaruh antara variabel independen yang terdiri
dari dari Risk Profile (NPF, FDR), Earning (ROA dan BOPO) dan
111
Capital (CAR) terhadap variabel dependen yaitu investasi di pasar
modal secara parsial atau individual. Untuk mengetahuinya
dilakukan uji t dengan membandingkan nilai thitung dengan ttabel dan
melihat nilai signifikansi (Sig.). Apabila thitung > ttabel dengan df = n-
k, maka H0 ditolak. Apabila nilai (Sig.) > α, maka H0 diterima
(Tedi, 2015:70).
Tabel 4.13
Hasil Uji Signifikansi Parsial (Uji t)
Sumber: Hasil olah data dengan SPSS
1) Pengujian hipotesis I untuk variabel risk profile (NPF(X1)):
Berdasarkan hasil uji pada tabel 4.13, nilai thitung NPF
adalah 0.057 sementara nilai ttabel sebesar 1.701 dan nilai (Sig.)
sebesar 0,955 sementara nilai α adalah 0,05. Dilihat dari hasil
yang ada, thitung < ttabel dan (Sig.)> α maka dapat disimpulkan
bahwa Non Performing Finance tidak berpengaruh signifikan
terhadap investasi di pasar modal.
2) Pengujian hipotesis II untuk variabel risk profile (FDR (X2)):
Berdasarkan hasil uji pada tabel 4.13, nilai thitung FDR
adalah 6,079 sementara nilai ttabel sebesar 1.701 dan nilai Sig.
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 78.314 5.824 13.447 .000
LN_NPF .015 .258 .006 .057 .955
LN_FDR 6.879 1.132 .519 6.079 .000
LN_ROA .431 .204 .247 2.107 .044
LN_BOPO 15.563 2.478 1.058 6.279 .000
LN_CAR 10.929 .929 1.246 11.761 .000
a. Dependent Variable: LN_INVEST
112
sebesar 0,000 sementara nilai α adalah 0,05. Dilihat dari hasil
yang ada, thitung > ttabel dan (Sig.)< α maka dapat disimpulkan
bahwa Finance to Deposit Ratio berpengaruh signifikan
terhadap investasi di pasar modal.
3) Pengujian hipotesis III untuk variabel earning (ROA(X3))
Berdasarkan hasil uji pada tabel 4.13, nilai thitung ROA
adalah 2.107 sementara nilai ttabel sebesar 1.701 dan nilai Sig.
sebesar 0,044 sementara nilai α adalah 0,05. Dilihat dari hasil
yang ada, thitung > ttabel dan (Sig.)< α maka dapat disimpulkan
bahwa Return On Asset berpengaruh signifikan terhadap
investasi di pasar modal.
4) Pengujian hipotesis IV untuk variabel earning (BOPO (X4))
Berdasarkan hasil uji pada tabel 4.13, nilai thitung BOPO
adalah 6.279 sementara nilai ttabel sebesar 1.701 dan nilai Sig.
sebesar 0,000 sementara nilai α adalah 0,05. Dilihat dari hasil
yang ada, thitung > ttabel dan (Sig.)< α maka dapat disimpulkan
bahwa Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional
berpengaruh signifikan terhadap investasi di pasar modal.
5) Pengujian hipotesis V untuk variabel capital (CAR (X5))
Berdasarkan hasil uji pada tabel 4.13, nilai thitung CAR
adalah 11,761 sementara nilai ttabel sebesar 1.701 dan nilai Sig.
sebesar 0,000 sementara nilai α adalah 0,05. Dilihat dari hasil
yang ada, thitung > ttabel dan (Sig.) < α maka dapat disimpulkan
113
bahwa Capital Adequacy Ratio berpengaruh signifikan
terhadap investasi di pasar modal.
b. Uji Simultan (Uji F)
Uji F bertujuan untuk menguji hipotesis IV yaitu apakah
terdapat pengaruh antara variabel independen yang terdiri dari dari
Risk Profile (NPF, FDR), Earning (ROA dan BOPO) dan Capital
(CAR) secara simultan atau bersama-sama terhadap variabel
dependen yaitu investasi di pasar modal. Untuk mengetahuinya
dilakukan uji F dengan membandingkan nilai F hitung dengan F
tabel dan melihat nilai signifikansi (Sig.). Untuk mengetahuinya
dilakukan uji F dengan membandingkan nilai Fhitung dengan Ftabel
dan melihat nilai signifikansi (Sig.). Apabila Fhitung > Ftabel dengan
df = (k-1), (n-k) dan α tertentu, maka H0 ditolak. Apabila (Sig.) >
α, maka H0 diterima (Tedi, 2015:69).
Tabel 4.14
Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji F) ANOVA
a
Model
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 59.810 5 11.962 55.070 .000b
Residual 6.082 28 .217
Total 65.892 33
a. Dependent Variable: LN_INVEST
b. Predictors: (Constant), LN_CAR, LN_FDR, LN_ROA, LN_NPF, LN_BOPO
Sumber: Hasil olah data dengan SPSS
Berdasarkan tabel 4.14 di atas, nilai Fhitung sebesar 55,070
dengan nilai Ftabel df : α, (k-1), (n-k) atau 0,05, (6-1), (34-6) =
2,56 dan nilai signifikansi 0,000. Maka, kesimpulannya adalah
114
karena nilai Fhitung > Ftabel (55,070 > 2,56) dan nilai signifikansi
lebih kecil dari 0,05 (0,000 < 0,05) maka H0 ditolak dan Ha
diterima, sehingga hipotesis yang menyatakan bahwa variabel risk
profile (NPF dan FDR), earning (ROA dan BOPO) dan capital
(CAR) secara simultan berpengaruh terhadap investasi di pasar
modal diterima.
c. Koefisien Determinasi (Adjusted R2)
Koefisien determinasi ialah nilai yang berfungsi untuk
mengukur sejauh mana variabel independen mampu menerangkan
variabel dependen.
Tabel 4.15
Hasil Uji Koefisien Determinasi Model Summary
b
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
Durbin-
Watson
1 .953a .908 .891 .46606 .447
a. Predictors: (Constant), LN_CAR, LN_FDR, LN_ROA, LN_NPF, LN_BOPO
b. Dependent Variable: LN_INVEST
Sumber: Hasil olah data dengan SPSS
Dari hasil pengolahan tabel 4.15 diketahui bahwa besarnya
nilai koefisien korelasi (R) sebesar 0.953 artinya hubungan antara
variabel independen yakni risk profile (NPF dan FDR), earning
(ROA dan BOPO) dan capital (CAR) dengan variabel
dependennya yakni investasi memiliki hubungan yang sangat kuat.
Sedangkan nilai koefisien determinasi (adjusted R2) ialah sebesar
0,891. Hal ini berarti variabel independen mampu menjelaskan
variabel dependen sebesar 89,1% sedangkan sisanya yakni sebesar
115
10,9% dijelaskan atau dipengaruhi oleh faktor-faktor lainnya yang
tidak diteliti dalam model penelitian.
3. Uji Persamaan Regresi Linear Berganda
Adapun hasil regresi linear berganda yakni pengaruh risk
profile (NPF dan FDR), earning (ROA dan BOPO) dan capital (CAR)
terhadap Investasi ialah sebagai berikut:
Tabel 4.16
Hasil Uji Analisis Regresi Linear Berganda
Sumber: Hasil olah data dengan SPSS
Dari hasil pengolahan tabel 4.16 dapat dirumuskan suatu
persamaan regresi untuk mengetahui pengaruh risk profile (NPF dan
FDR), earning (ROA dan BOPO) dan capital (CAR) terhadap
Investasi sebagai berikut:
I = β + b1 X1 + b2 X2+ b3 X3 + b4 X4 + b5 X5 + ɛ
Dimana:
I = Tingkat Investasi, variabel terikat (Y)
β = Intercept (konstanta)
X1 = Non Performing Finance (NPF)
X2 = Financing to Deposit Ratio (FDR)
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 78.314 5.824 13.447 .000
LN_NPF .015 .258 .006 .057 .955
LN_FDR 6.879 1.132 .519 6.079 .000
LN_ROA .431 .204 .247 2.107 .044
LN_BOPO 15.563 2.478 1.058 6.279 .000
LN_CAR 10.929 .929 1.246 11.761 .000
a. Dependent Variable: LN_INVEST
116
X3 = Return On Asset (ROA)
X4 = Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO)
X5 = Capital Adequacy Ratio (CAR)
β1 = Koefisien regresi X1
β2 = Koefisien regresi X2
β3 = Koefisien regresi X3
β4 = Koefisien regresi X4
β5` = Koefisien regresi X5
ɛ = Nilai residu
Maka,
I = 78.314 + 0.015X1 + 6.879X2 + 0.431X3 + 15.563X4 + 10.929X5
Persamaan regresi linier berganda di atas memiliki koefisien
regresi, untuk konstanta memiliki koefisien sebesar 78.314
menunjukkan bahwa jika X1, X2, X3, X4 dan X5 bernilai nol maka nilai
investasi atau jumlah saham yang disebar ke publik di pasar modal
sebesar 78.314%. Maksudnya adalah jika risk profile (NPF dan FDR),
earning (ROA dan BOPO) dan capital (CAR) tidak melakukan
kegiatan operasional dapat dikatakan bahwa dalam periode Januari
2014 – Desember 2016 jumlah saham yang disebar ke publik sebesar
78.314%.
Koefisien X1 sebesar 0.015 menunjukkan bahwa jika rasio NPF
meningkat 1% maka investasi oleh Panin Bank Syariah (PBS) dalam
117
bentuk jumlah saham yang beredar di publik akan meningkat sebesar
0.015% dengan catatan variabel lain dianggap konstan.
Koefisien X2 sebesar 6.879 menunjukkan bahwa jika rasio
FDR meningkat 1% maka investasi oleh PBS dalam bentuk jumlah
saham yang beredar di publik akan meningkat sebesar 6.879% dengan
catatan variabel lain dianggap konstan.
Koefisien X3 sebesar 0.431 menunjukkan bahwa jika rasio
ROA meningkat 1% maka investasi oleh Panin Bank Syariah (PBS)
dalam bentuk jumlah saham yang beredar di publik akan meningkat
sebesar 0.431% dengan catatan variabel lain dianggap konstan.
Koefisien X4 sebesar 15.563 menunjukkan bahwa jika rasio
BOPO meningkat 1% maka investasi oleh PBS dalam bentuk jumlah
saham yang beredar di publik akan menurun sebesar 15.563% dengan
catatan variabel lain dianggap konstan.
Koefisien X5 sebesar 10.929 menunjukkan bahwa jika rasio
CAR meningkat 1% maka investasi oleh PBS dalam bentuk jumlah
saham yang beredar di publik akan meningkat sebesar 10.929%
dengan catatan variabel lain dianggap konstan.
D. Interpretasi
Berdasarkan hasil analisis terhadap uji hipotesis dapat dilihat
bahwa terdapat empat variabel yang berpengaruh terhadap investasi di
pasar modal yaitu Financial Deposit Ratio (FDR), Return On Asset
(ROA), Beban Operasional dan Pendapatan Operasional (BOPO) dan
118
Capital Adequacy Ratio (CAR). Hal ini dapat dilihat dari nilai thitung FDR,
ROA, BOPO dan CAR yang lebih besar dari ttabel dan nilai signifikansinya
yang lebih kecil dari alpha. Variabel Non Performing Finance (NPF) tidak
berpengaruh signifikan terhadap investasi di pasar modal karena nilai thitung
lebih kecil dari ttabel dan nilai (Sig.)nya lebih besar dari alpha (0,05).
Adapun interpretasi penulis terhadap penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1) Pengaruh Risk Profile terhadap investasi di pasar modal
a. Variabel pertama (X1)
Berdasakan tabel 4.16 diatas, variabel NPF memiliki nilai
thitung sebesar 0.57 sementara nilai ttabel sebesar 1.701 dan nilai
(Sig.) sebesar 0,955 sementara nilai α adalah 0,05. Dilihat dari
hasil yang ada, thitung < ttabel dan (Sig.)> α maka dapat disimpulkan
bahwa variabel X1 atau Non Performing Finance tidak
berpengaruh signifikan terhadap investasi di pasar modal.
Tingkat kesehatan pembiayaan (NPF) ikut mempengaruhi
pencapaian laba bank. Pengelolaan pembiayaan sangat diperlukan
oleh bank, mengingat fungsi pembiayaan sebagai penyumbang
pendapatan terbesar bagi bank syariah (Suhada,2009). Maka dari
itu, NPF yang merupakan rasio dalam pengelolaan terhadap
pembiayaan sebagai sumber pendapatan tidak akan berpengaruh
terhadap keputusan investasi di pasar modal.
119
b. Variabel ke-dua (X2)
Berdasakan tabel 4.16 diatas, variabel FDR memiliki nilai
thitung sebesar 6.079 sementara nilai ttabel sebesar 1.701 dan nilai
Sig. sebesar 0.000 sementara nilai α adalah 0,05. Dilihat dari hasil
yang ada, thitung > ttabel dan (Sig.)< α maka dapat disimpulkan bahwa
variabel X2 atau Finance to Deposit Ratio berpengaruh signifikan
terhadap investasi di pasar modal.
Financing to Deposit Ratio adalah rasio antara seluruh
jumlah pembiayaan yang diberikan bank dengan dana yang
diterima oleh bank. Rasio ini menunjukan salah satu penilaian
likuiditas bank. Semakin tinggi rasio tersebut memberikan indikasi
semakin rendahnya kemampuan likuiditas bank yang
bersangkutan. Hal ini disebabkan karena jumlah dana yang
diperlukan untuk memberi pembiayaan menjadi semakin besar
(Lukman,2005:116). Maka, dapat disimpulkan rasio FDR akan
berpengaruh langsung terhadap investasi di pasar modal
dikarenakan rasio FDR menunjukan kemampuan bank dalam
mengelola dana yang diterima dari masyarakat sebagai sumber
dana untuk melakukan investasi.
2) Pengaruh earning terhadap investasi di pasar modal
a. Variabel ke-tiga (X3)
Berdasakan tabel 4.16 diatas, variabel ROA memiliki nilai
thitung sebesar 2.107 sementara nilai ttabel sebesar 1.701 dan nilai
120
Sig. sebesar 0.044 sementara nilai α adalah 0,05. Dilihat dari hasil
yang ada, thitung >ttabel dan (Sig.)< α maka dapat disimpulkan bahwa
variabel X3 atau Return On Asset berpengaruh signifikan terhadap
investasi di pasar modal.
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh M. Thamrin, Liviawati dan Rita Wiyati (2011) yang
menyatakan bahwa variabel ROA berpengaruh signifikan terhadap
keputusan investasi.
Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan
manajemen bank dalam memperoleh keuntungan (laba) secara
keseluruhan. Semakin besar ROA suatu bank, semakin besar pula
tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik
pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan asset
(Lukman,2005:118). Maka, jelas sekali ROA memiliki pengaruh
terhadap investasi di pasar modal. Hal ini dikarenakan rasio ROA
yang merupakan daya dalam menghasilkan keuntungan mampu
menopang perolehan sumber dana yang merupakan inti operasional
suatu bank terutama dalam pengambilan keputusan untuk
investsasi.
b. Variabel ke-empat (X4)
Berdasakan tabel 4.16 diatas, variabel BOPO memiliki nilai
thitung sebesar 6.279 sementara nilai ttabel sebesar 1.701 dan nilai
Sig. sebesar 0.000 sementara nilai α adalah 0,05. Dilihat dari hasil
121
yang ada, thitung > ttabel dan (Sig.) < α maka dapat disimpulkan
bahwa variabel X4 atau Biaya Operasional dan Pendapatan
Operasional berpengaruh signifikan terhadap investasi di pasar
modal.
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh M. Thamrin, Liviawati dan Rita Wiyati (2011) yang
menyatakan bahwa variabel BOPO berpengaruh signifikan
terhadap keputusan investasi.
Rasio biaya operasional adalah perbandingan antara biaya
operasional dan pendapatan operasional. Rasio biaya operasional
digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank
dalam melakukan kegiatan operasinya (Lukman,2005:120).
Semakin kecil BOPO menunjukan semakin efisien bank dalam
menjalankan aktifitas usahanya. Bank yang sehat rasio BOPO-nya
kurang dari satu (100%) sebaliknya bank yang kurang sehat
termasuk bank beku operasi rasio BOPO-nya lebih dari satu.
BOPO yang merupakan rasio atas biaya-biaya operasional
seperti beban administrasi dan umum, beban personalia,
penyisihan dan penurunan atas aktiva produktif dan beban lainnya
serta pendapatan operasional seperti provisi dan komisi selain
kredit, pendapatan valuta asing dan pendapatan lainnya (Martono,
2002: 77). Maka, dapat disimpulkan mengapa variable BOPO
berpengaruh terhadap investasi Panin Bank Syariah di pasar modal
122
dikarenakan rasio BOPO merupakan rasio efisiensi beban atas
pendapatan yang telah disebutkan yang mana rasio-rasio tersebut
akan menjadi perhitungan dalam melakukan investasi.
3) Pengaruh Capital terhadap investasi di pasar modal
a. Variabel ke-lima (X5)
Berdasakan tabel 4.16 diatas, variabel CAR memiliki nilai
thitung CAR adalah 3,850 sementara nilai ttabel sebesar 1.701 dan
nilai Sig. sebesar 0.000 sementara nilai α adalah 0.05. Dilihat dari
hasil yang ada, thitung > ttabel dan (Sig.) < α maka dapat disimpulkan
bahwa variabel X2 atau Capital Adequacy Ratio berpengaruh
signifikan terhadap investasi di pasar modal.
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh M. Thamrin, Liviawati dan Rita Wiyati (2011) yang
menyatakan bahwa variabel CAR berpengaruh signifikan terhadap
investasi. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Aini Masruroh
dan Hasbi Siraj (2016) pun mendapat hasil yang sama bahwa
variabel CAR berpengaruh signifikan terhadap keputusan go public
dengan nilai signifikansi sebesar 0.013.
Capital Adequacy Ratio adalah rasio permodalan atau rasio
solvabilitas. Analisis solvabilitas digunakan untuk:
(a1) Ukuran kemampuan bank tersebut untuk menyerap
kerugian-kerugian yang tidak dapat dihindarkan.
123
(a2) Sumber dana yang diperlukan untuk membiayai kegiatan
usahanya sampai batas tertentu, karena sumber-sumber
dana dapat juga berasal dari hutang penjualan asset yang
tidak dipakai dan lain-lain.
(a3) Alat pengukuran besar kecilnya kekayaan bank tersebut
yang dimiliki oleh para pemegang sahamnya.
(a4) Dengan modal yang mencukupi, memungkinkan
manajemen bank yang bersangkutan untuk bekerja dengan
efisiensi yang tinggi, seperti yang dikehendaki oleh para
pemilik modal pada bank tersebut (Martono, 2002:83).
Berdasarkan pemaparan tersebut, pada poin (a3) jelas sekali
bahwa CAR akan memiliki pengaruh terhadap investasi di pasar
modal dikarenakan CAR yang merupakan alat pengukur atas besar
kecilnya kekayaan bank tersebut yang dimiliki oleh para pemegang
sahamnya.
124
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah dipaparkan pada bab
sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa:
1. Berdasarkan hasil uji t, risk profile (Non Performing Finance
(NPF)) dengan nilai sebesar Sig. 0.955 dinyatakan secara parsial
tidak berpengaruh signifikan terhadap investasi di pasar modal.
Sedangkan, faktor risk profile (Financing to Deposit Ratio (FDR))
dengan nilai Sig. 0.000, faktor earning (Return On Asset (ROA)
dan Rasio Efisiensi Operasional (BOPO) dengan nilai masing-
masing sebesar Sig. 0.044 dan Sig. 0.000 serta faktor capital
(Capital Adequacy Ratio (CAR)) dengan nilai Sig. 0.000
dinyatakan secara parsial berpengaruh signifikan terhadap investasi
di pasar modal.
2. Berdasarkan hasil uji F, faktor risk profile (NPF dan FDR), earning
(ROA dan BOPO) dan capital (CAR) dengan nilai Sig. 0.000
dinyatakan secara simultan berpengaruh signifikan terhadap
investasi di pasar modal.
3. Berdasarkan hasil uji koefisien regresi pada setiap variabel
independen, dapat dijelaskan bahwa variabel yang berpengaruh
terhadap investasi di pasar modal adalah FDR, ROA, BOPO dan
CAR. Variabel FDR memiliki koefisien sebesar 6.879, koefisien
125
ROA sebesar 0.431, koefisien BOPO sebesar 15.563 dan koefisien
CAR sebesar 10.929. Berdasarkan nilai koefisien regresi pada
masing-masing variabel terlihat bahwa variabel yang dominan
berpengaruh terhadap investasi adalah variabel BOPO dengan nilai
koefisien regresi sebesar 15.563.
B. Implikasi
Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan diatas, maka penulis
mengemukakan beberapa implikasi yang mungkin bermanfaat bagi pihak-
pihak yang berkepentingan dibawah ini sebagai berikut:
1. Bagi Perusahaan
Secara parsial terdapat pengaruh signifikan antara variabel
risk profile (FDR), earning (ROA dan BOPO) dan capital (CAR)
terhadap investasi masyarakat di pasar modal. Diharapkan hasil
penelitian ini dapat membantu pihak Bank Umum Syariah (BUS)
untuk memperhatikan rasio-rasio tertentu untuk menarik minat
investor.
2. Bagi Investor
Penelitian ini diharapkan menjadi pertimbangan dalam
menentukan dan memutuskan investasi yang akan dilakukan,
karena tentunya setiap investor menginginkan prospek yang lebih
baik bagi perusahaannya dimasa depan dan mendapatkan
keuntungan sesuai yang diharapkan.
126
3. Bagi Akademisi
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai sumbangan ilmu
dalam bidang keuangan agar lebih memahami tentang aktivitas
investasi yang baik dan sesuai syariah dalam suatu perusahaan
terutama perbankan syariah.
C. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang telah diuraikan
diatas, maka penulis mengemukakan beberapa saran yang mungkin
bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan dibawah ini sebagai
berikut:
1. Saran Teoritis
a. Selama penelitian, teori yang dibutuhkan terkait kesehatan
terhadap investasi masih sedikit. Sehingga diharapkan
penelitian selanjutnya bisa menggunakan teori yang lebih tepat
dan relevan secara langsung
2. Saran Praktis
a. Variabel independen dalam penelitian ini hanya dapat
menjelaskan 40,8% saja terhadap variabel dependen, sehingga
untuk penelitian lebih lanjut dapat dilakukan dengan mengganti
atau menambah variabel yang telah digunakan, sehingga dapat
menjelaskan secara lebih keseluruhan.
b. Memperluas penelitian dengan cara memperpanjang periode
penelitian dengan menambah tahun penelitian dan juga
127
memperbanyak jumlah sampel untuk penelitian yang akan
datang.
128
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Budisantoso, Totok dan Sigit Triandaru. “Bank dan Lembaga Keuangan Lain”.
Salemba Empat, Jakarta, 2006.
Dendawijaya, Lukman. “Manajemen Perbankan”. Ghalia Indonesia, Jakarta,
2005.
Fahmi, Irham. “Analisis Investasi dalam Prespektif Ekonomi dan Politik”. PT
Refika Aditama, Bandung, 2006.
Gujarati, Damodar N. “Dasar-Dasar Ekonometrika”. Erlangga, Jakarta, 2007.
Huda, Nurul dan Mustafa Edwin Nasution. “Investasi pada Pasar Modal
Syariah”. Kencana, Jakarta, 2008.
Husnan, Suad dan Enny Pudjiastuti. “Dasar-Dasar Manajemen Keuangan”.
2007.
IAI. “Standar Akuntansi Keuangan”. Salemba Empat, Jakarta, 2007.
Martono. “Bank dan Lembaga Keuangan Lain”. Ekonisia, Yogyakarta, 2002.
Nafik HR, Muhammad. “Bursa Efek dan Investasi Syariah”. Serambi, Jakarta,
2009.
Oramahi, H. A. “Analisis Data dengan SPSS & SAS”. Aradana Media,
Yogyakarta, 2007.
Rodoni, Ahmad. “Investasi Syariah”. Lembaga Penelitian UIN Jakarta, Jakarta,
2009.
Rodoni, Ahmad. “Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya”. CSES Press, Jakarta,
2006.
Rosadi, Dedi. “Analisis Ekonometrika & Runtun Waktu Terapan dengan R:
Aplikasi Bidang Ekonomi, Bisnis, dan Keuangan”. Andi, Yogyakarta,
2011.
Rusman, Tedi. “Statistika Penelitian; Aplikasinya dengan SPSS”. Graha Ilmu,
Yogyakarta, 2015.
Sahid. “Pengantar Komputasi dengan Matlab”. FMIPA-UNY, Yogyakarta, 2004.
129
Sinungan, Muchdarsyah. “Manajemen Dana Bank”. PT Rineka Cipta, Jakarta,
1992.
Sutedi, Adrian. “Pasar Modal Syariah: Sarana Investasi Keuangan Berdasarkan
Prinsip Syariah”. Sinar Grafika, Jakarta, 2011.
Sudarmanto, Gunawan. “Analisis Regresi Linear Ganda dengan SPSS”. Graha
Ilmu, Yogyakarta, 2005.
Sugiyono. “Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R& D”. Alfabeta,
Bandung, 2012.
Penelitian
Alaghi, Kheder. “Determinants of Sistematic Risk of the Listed Companies in
Tehran Stock Exchange”. Journal of Basic and Applied Scientific
Research, 2013.
Budiman, Teguh Farida Titik K dan Wardhana. “Islamic Bank Listed in Financial
Market: Risk, Governance, Earning and Capital”, Jurnal Ilmu Ekonomi
Syariah, Vol 9 pg 1-12, 2007.
Fathoni, Andriansyah. “Pengaruh Free Cash Flow dan Debt to Equity Ratio
terhadap Dividen Payout Ratio Pada Perusahaan Telekomunikasi yang
Terdaftar di BEI”. Skripsi Mahasiswa Unikom Bandung, 2014.
Fortrania, Lotus Mega. “Analisis Tingkat Kesehatan Bank Umum Syariah dan
Unit Usaha Syariah dengan Metode CAMELS dan RGEC”. Jurnal
Fakultas Ekonomi UIN Maulana Ibrahim Malang, 2013.
Hendrayana, Putu Wira dan Gerianta Wirawan Yasa . “Pengaruh Komponen
RGEC Pada Perubahan Harga Saham Perusahaan Perbankan di Bursa
Efek Indonesia”. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Udayana, 2015.
Kassah, Hambali. “Analisis Kinerja Keuangan Bank Umum Syari’ah
Menggunakan Metode CAMEL dan RGEC Periode Tahun 2012-2014”.
Skripsi Mahasiswa Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga,
2015.
Lasta, Heidy Arrivida, Zainul Arifin dan Nila Firdausi Nuzula. “Analisis Tingkat
Kesehatan Bank dengan Menggunakan Pendekatan RGEC (Risk Profile,
Good Corporate Governance, Earnings, Capital) (studi pada PT. Bank
Rakyat Indonesia, Tbk Periode 2011-2013)”. Jurnal ilmiah mahasiswa
Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang, 2014.
130
Masruroh, Aini dan Hasbi Siraj. “The Go-Public Policy and Its Impact to The
Indonesian Islamic Banking Soundness”, Etikonomi, Vol 15 pg 1-18,
2016.
Meliyanti, Nuresya. “Analisis Kinerja Keuangan Bank: Pendekatan Rasio NPL,
LDR, BOPO”. Jurnal Ilmiah Mahasiswi Fakultas Ekonomi Universitas
Gunadarma, 2012.
Meydianawathi, Luth Gede. “Analisis Perilaku Penawaran Kredit Perbankan
Kepada Sektor UMKM di Indonesia (2002-2006)”. Buletin Studi Ekonomi
Volume 12 Nomor 2, 2007.
Pramana , Agita Putra dan Irni Yunita.“Pengaruh Rasio-Rasio Risk-Based Bank
Rating (RBBR) Terhadap Peringkat Obligasi (Studi Empiris: Obligasi
Perbankan yang Terdaftar pada Bursa Efek Indonesia Tahun 2009-
2013)”. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Program Studi Manajemen Bisnis
Telekomunikasi dan Informatika Universitas Telkom, 2015.
Ratnasari, Vivi. “Pengaruh Lingkungan Sosial dan Disiplin Belajar Terhadap
Hasil Belajar Ekonomi Siswa Kelas X SMA Bina Mulya Bandar Lampung
Tahun Ajaran 2012/2013”. Skripsi Mahasiswa Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Lampung, 2013.
Syukron, Ali. “Dinamika Perkembangan Perbankan Syariah di Indonesia”.
Jurnal Ekonomi dan Hukum Islam STAI Darul Ulum Banyuwangi, 2013.
Siraj, Hasbi. “Pengaruh Kebijakan Go Publik Terhadap Tingat Kesehatan
Keuangan PT. Bank Panin Syariah”. Skripsi Syariah dan Hukum
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarya, 2014.
Sukhemi. “Evaluasi Kinerja Keuangan Pada PT. Telkom, Tbk”, Vol.1. Jurnal.
2007.
Thamrin, M, Liviawati dan Rita Wiyati. “Analisis Perbandingan Kinerja
Keuangan Bank Umum Syari’ah dan Bank Umum Konvensional Serta
Pengaruhnya Terhadap Keputusan Investasi”. Jurnal Dosen Fakultas
Ekonomi Universitas Lancang Kuning, 2011.
Trisnawati, Rina dan Ardian Eka Puspita. “Analisis Tingkat Kesehatan Bank
Dengan Metode RGEC Pada Bank BUMN Yang Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia Tahun 2011-2012”. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2014.
Widyaningrum, Hening Asih, Suhadak dan Topowijono. “Analisis Tingkat
Kesehatan Bank dengan Menggunakan Metode Risk-Based Bank Rating
(RBBR) (Studi pada Bank yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia dalam
131
IHSG Sub Sektor Perbankan Tahun 2012)”. Jurnal Mahasiswa Fakultas
Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya, 2014.
Witjaksono, Armanto dan Monica Nathalia. “Pengaruh Tingkat Kesehatan Bank
Berdasarkan Metode RGEC Terhadap Return Saham Pada Perusahaan
Go Publik Di Indonesia Stock Exchange (IDX) tahun 2011-2012”. Jurnal
Ilmiah Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Komunikasi Universitas Bina
Nusantara, 2013.
Website
http://www.bi.go.id/
http://www.asikbelajar.com
http:///www.qmc.binus.ac.id
http://www.pengertianpakar.com
http://venesiavivaz.blogspot.co.id
https://aafandia.wordpress.com
http://www.bkpm.go.id
http://www.dream.co.id
http://www.statistikian.com/2013/01/transformasi-data.html
https://romannurbawastore.wordpress.com
https://id.wikipedia.org
132
LAMPIRAN
LAMPIRAN 1
Laporan Saat IPO
LAMPIRAN 2
Laporan Keuangan Perhitungan Rasio Keuangan
a. Laporan Keuangan Perhitungan Rasio Keuangan 2014
133
b. Laporan Keuangan Perhitungan Rasio Keuangan 2015 dan 2016
134
LAMPIRAN 3
Investasi Di Pasar Modal Dalam Jumlah Saham
a. Jumlah Saham Beredar 2014
Triwulan I
Triwulan II
Triwulan III
135
Triwulan IV
b. Jumlah Saham Beredar 2015
Triwulan I
Triwulan II
136
Triwulan III
Triwulan IV
c. Jumlah Saham Beredar 2016
Triwulan I
137
Triwulan II
Triwulan III
Triwulan IV
138
LAMPIRAN IV
Hasil Olah Data dengan SPSS
a. Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 34
Normal Parametersa,b
Mean .0000000
Std. Deviation .42930530
Most Extreme Differences Absolute .093
Positive .084
Negative -.093
Test Statistic .093
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.
b. Uji Multikolinearitas Coefficient Correlations
a
Model LN_CAR LN_FDR LN_ROA LN_NPF LN_BOPO
1 Correla
tions
LN_CAR 1.000 -.046 .013 .202 .407
LN_FDR -.046 1.000 .241 -.151 .553
LN_ROA .013 .241 1.000 .286 .526
LN_NPF .202 -.151 .286 1.000 -.312
LN_BOPO .407 .553 .526 -.312 1.000
a. Dependent Variable: LN_INVEST
139
c. Uji Heteroskedastisitas Correlations
ABRESID_LN
Spearman's rho ABRESID_LN Correlation Coefficient 1.000
Sig. (1-tailed) .
N 34
LN_NPF Correlation Coefficient -.233
Sig. (1-tailed) .092
N 34
LN_FDR Correlation Coefficient .037
Sig. (1-tailed) .418
N 34
LN_ROA Correlation Coefficient .103
Sig. (1-tailed) .280
N 34
LN_BOPO Correlation Coefficient .007
Sig. (1-tailed) .485
N 34
LN_CAR Correlation Coefficient .088
Sig. (1-tailed) .311
N 34
**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).
140
d. Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .953a .908 .891 .46606 .447
a. Predictors: (Constant), LN_CAR, LN_FDR, LN_ROA, LN_NPF, LN_BOPO
b. Dependent Variable: LN_INVEST
e. Uji Hipotesis Uji t
f. Uji Hipotesis Uji F ANOVA
a
Model
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 59.810 5 11.962 55.070 .000b
Residual 6.082 28 .217
Total 65.892 33
a. Dependent Variable: LN_INVEST
b. Predictors: (Constant), LN_CAR, LN_FDR, LN_ROA, LN_NPF, LN_BOPO
g. Uji Koefisien Determinasi Model Summary
b
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
Durbin-
Watson
1 .953a .908 .891 .46606 .447
a. Predictors: (Constant), LN_CAR, LN_FDR, LN_ROA, LN_NPF, LN_BOPO
b. Dependent Variable: LN_INVEST
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 78.314 5.824 13.447 .000
LN_NPF .015 .258 .006 .057 .955
LN_FDR 6.879 1.132 .519 6.079 .000
LN_ROA .431 .204 .247 2.107 .044
LN_BOPO 15.563 2.478 1.058 6.279 .000
LN_CAR 10.929 .929 1.246 11.761 .000
a. Dependent Variable: LN_INVEST
141
h. Regresi Linear Berganda
LAMPIRAN V
Data Variabel Penelitian
a. Data Variabel Penelitian Sebelum Interpolasi
Non Performing Finance (NPF)
Bulan
Tahun
2014 2015 2016
Maret 1.03% 0.88% 2.70%
Juni 0.76% 0.91% 2.70%
September 0.81% 1.76% 2.87%
Desember 0.53% 2.63% 2.26%
Financing to Deposit Ratio (FDR)
Bulan
Tahun
2014 2015 2016
Maret 112.84% 96.43% 94.03%
Juni 140.48% 96.43% 89.60%
September 111.79% 96.10% 89.14%
Desember 94.04% 96.43% 91.99%
Return On Asset (ROA)
Bulan
Tahun
2014 2015 2016
Maret 1.45% 1.56% 0.20%
Juni 1.64% 1.22% 0.36%
September 1.82% 1.13% 0.42%
Desember 1.99% 1.14% 0.37%
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 78.314 5.824 13.447 .000
LN_NPF .015 .258 .006 .057 .955
LN_FDR 6.879 1.132 .519 6.079 .000
LN_ROA .431 .204 .247 2.107 .044
LN_BOPO 15.563 2.478 1.058 6.279 .000
LN_CAR 10.929 .929 1.246 11.761 .000
a. Dependent Variable: LN_INVEST
142
Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO)
Bulan
Tahun
2014 2015 2016
Maret 80.67% 79.19% 98.14%
Juni 75.58% 88.80% 96.51%
September 72.90% 89.57% 95.91%
Desember 82.58% 89.29% 96.17%
Capital Adequacy Ratio (CAR)
Bulan
Tahun
2014 2015 2016
Maret 31.15% 24.71% 19.77%
Juni 25.52% 21.17% 19.51%
September 26.16% 21.44% 19.86%
Desember 25.69% 20.30% 18.17%
Investasi
Bulan
Tahun
2014 2015 2016
Maret 121754821000 2292612010 853620810
Juni 2202298210 2302755110 854543810
September 2252193610 2305408110 878923010
Desember 2277032310 852765210 899573620
143
LAMPIRAN VI
Matriks Peringkat Tingkat Kesehatan RBBR
Faktor Peringkat
1 2 3 4 5
Risk
Profile
NPF≤ 7% 7% < NPF
≤ 10%
10% < NPF
≤ 13%
13% < NPF
≤ 16% NPF > 16%
50%<FDR≤
75%
75%<FDR≤
85%
85%<FDR
≤ 100%
100%<FDR
≤ 120%
FDR>120%
Rentabilitas
ROA > 1,5
%
1,25% <
ROA <
1,5%
0,5% <
ROA <
1,25%
0% < ROA
< 0,5% ROA < 0%
ROE > 23% 18% < ROE
≤ 23%
23% < ROE
≤ 18%
18% <
ROE ≤
13%
ROE ≤ 8%
BOPO/REO
≤ 83%
83% < REO
≤ 85%
83% < REO
≤ 87%
87% <
REO ≤
89%
REO >
89%
Capital CAR > 11
%
9,5% <
CAR <
11%
8% < CAR
< 9,5%
6,5% <
CAR < 8%
CAR <
6,5%
b. Data Variabel Penelitian Sesudah Interpolasi
NPF
Bulan Tahun
2014 2015 2016
Januari 0.0039 0.0027 0.0090
Februari 0.0034 0.0030 0.0090
Maret 0.0030 0.0031 0.0090
April 0.0027 0.0026 0.0089
Mei 0.0025 0.0029 0.0090
Juni 0.0024 0.0036 0.0091
Juli 0.0028 0.0049 0.0098
Agustus 0.0027 0.0059 0.0097
September 0.0026 0.0068 0.0093
Oktober 0.0018 0.0082 0.0086
November 0.0017 0.0089 0.0076
Desember 0.0018 0.0092 0.0064
144
FDR
Bulan Tahun
2014 2015 2016
Januari 0.3107 0.3200 0.3171
Februari 0.3831 0.3217 0.3137
Maret 0.4347 0.3226 0.3095
April 0.4654 0.3216 0.3016
Mei 0.4752 0.3215 0.2982
Juni 0.4642 0.3212 0.2962
Juli 0.3991 0.3204 0.2960
Agustus 0.3713 0.3203 0.2967
September 0.3475 0.3204 0.2987
Oktober 0.3232 0.3224 0.3018
November 0.3110 0.3218 0.3062
Desember 0.3062 0.3201 0.3118
ROA
Bulan Tahun
2014 2015 2016
Januari 0.0046 0.0056 0.0012
Februari 0.0048 0.0052 0.0005
Maret 0.0050 0.0048 0.0003
April 0.0053 0.0043 0.0011
Mei 0.0055 0.0040 0.0012
Juni 0.0057 0.0038 0.0013
Juli 0.0059 0.0038 0.0014
Agustus 0.0061 0.0038 0.0014
September 0.0063 0.0037 0.0014
Oktober 0.0067 0.0043 0.0013
November 0.0067 0.0039 0.0012
Desember 0.0065 0.0032 0.0011
145
BOPO
Bulan Tahun
2014 2015 2016
Januari 0.2760 0.2613 0.3225
Februari 0.2686 0.2624 0.3284
Maret 0.2621 0.2682 0.3305
April 0.2564 0.2897 0.3230
Mei 0.2516 0.2971 0.3216
Juni 0.2478 0.3012 0.3205
Juli 0.2399 0.2982 0.3199
Agustus 0.2415 0.2987 0.3196
September 0.2477 0.2988 0.3196
Oktober 0.2710 0.2934 0.3199
November 0.2769 0.2965 0.3205
Desember 0.2780 0.3030 0.3214
CAR
Bulan Tahun
2014 2015 2016
Januari 0.1140 0.0847 0.0664
Februari 0.1031 0.0827 0.0659
Maret 0.0945 0.0797 0.0655
April 0.0882 0.0726 0.0650
Mei 0.0843 0.0701 0.0650
Juni 0.0827 0.0690 0.0651
Juli 0.0870 0.0719 0.0668
Agustus 0.0873 0.0716 0.0665
September 0.0872 0.0709 0.0653
Oktober 0.0864 0.0686 0.0635
November 0.0857 0.0676 0.0608
Desember 0.0848 0.0668 0.0574
146
INVEST
Bulan Tahun
2014 2015 2016
Januari 61,251,419,297 762,741,400 284,441,875
Februari 39,108,367,269 764,271,122 284,539,438
Maret 21,395,034,434 765,599,489 284,639,497
April 8,111,420,790 766,827,907 283,587,050
Mei (742,473,661) 767,677,507 284,558,354
Juni (5,166,648,920) 768,249,696 286,398,406
Juli 746,424,638 840,041,056 290,449,665
Agustus 751,040,545 786,435,986 293,020,369
September 754,728,427 678,931,068 295,452,977
Oktober 756,708,149 373,882,133 297,747,489
November 759,125,079 266,310,644 299,903,905
Desember 761,199,082 212,572,433 301,922,226