Bond Rating

31
BOND RATING DI INDONESIA I. Pendahuluan Tujuan dari penanaman modal bagi para investor adalah untuk memperoleh manfaat atau hasil dari penanaman modalnya di masa yang akan datang. Modal dari para investor ini dapat membantu perusahaan dalam meningkatkan kinerja perusahaan. Ada berbagai macam alternatif penanaman modal atau investasi yang dapat dilakukan oleh investor, salah satu alternatif yang ditawarkan perusahaan dalam pasar modal adalah obligasi. Obligasi atau surat hutang pada umumnya diterbitkan oleh perusahaan yang membutuhkan dana baik untuk ekspansi bisnisnya atau memenuhi kebutuhan keuangan perusahaan dalam jangka pendek atau jangka panjang. Hebohnya istilah pemeringkatan mengemuka setelah Indonesia mengantongi peringkat layak investasi (investment grade) dari dua lembaga rating internasional, Fitch Ratings dan Moody's Investors Service.Lembaga pemeringkat itu didirikan untuk menilai kelayakan utang dari penerbit obligasi, baik korporasi ataupun pemerintah.Lembaga pemeringkat juga memiliki kelas tersendiri karena secara global, ada yang diakui sebagai lembaga pemeringkat internasional terbesar, yaitu Fitch, Moody's, dan Standard & Poor's. Di dalam negeri, terdapat juga tiga pemeringkat yang terdaftar di Bapepam-LK. Ketiganya adalah PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo), PT Fitch Ratings Indonesia, dan PT ICRA Indonesia.Ketiganya sedang menunggu keputusan Bank Indonesia untuk mewajibkan adanya peringkat utang bagi setiap debitur perbankan untuk transparansi risiko.Masing-masing pemeringkat nasional itu memiliki latar belakang dan kekhasan lambang pemeringkatan masing- masing untuk setiap perusahaan penerbit obligasi. Sebelum obligasi dikeluarkan oleh perusahaan, akan dilakukan proses pengujian terhadap obligasi dimana di

description

bond rating di Indonesia

Transcript of Bond Rating

BOND RATING DI INDONESIA I. PendahuluanTujuan dari penanaman modal bagi para investor adalah untuk memperoleh manfaat atau hasil dari penanaman modalnya di masa yang akan datang. Modal dari para investor ini dapat membantu perusahaan dalam meningkatkan kinerja perusahaan. Ada berbagai macam alternatif penanaman modal atau investasi yang dapat dilakukan oleh investor, salah satu alternatif yang ditawarkan perusahaan dalam pasar modal adalah obligasi. Obligasi atau surat hutang pada umumnya diterbitkan oleh perusahaan yang membutuhkan dana baik untuk ekspansi bisnisnya atau memenuhi kebutuhan keuangan perusahaan dalam jangka pendek atau jangka panjang. Hebohnya istilah pemeringkatan mengemuka setelah Indonesia mengantongi peringkat layak investasi (investment grade) dari dua lembaga rating internasional, Fitch Ratings dan Moody's Investors Service.Lembaga pemeringkat itu didirikan untuk menilai kelayakan utang dari penerbit obligasi, baik korporasi ataupun pemerintah.Lembaga pemeringkat juga memiliki kelas tersendiri karena secara global, ada yang diakui sebagai lembaga pemeringkat internasional terbesar, yaitu Fitch, Moody's, dan Standard & Poor's. Di dalam negeri, terdapat juga tiga pemeringkat yang terdaftar di Bapepam-LK. Ketiganya adalah PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo), PT Fitch Ratings Indonesia, dan PT ICRA Indonesia.Ketiganya sedang menunggu keputusan Bank Indonesia untuk mewajibkan adanya peringkat utang bagi setiap debitur perbankan untuk transparansi risiko.Masing-masing pemeringkat nasional itu memiliki latar belakang dan kekhasan lambang pemeringkatan masing-masing untuk setiap perusahaan penerbit obligasi.Sebelum obligasi dikeluarkan oleh perusahaan, akan dilakukan proses pengujian terhadap obligasi dimana di Indonesia dilakukan oleh Bapepam-LK selaku pengawas pasar modal dan dilakukan pengujian peringkat (Rating) obligasi oleh agen pemeringkat obligasi (Rating Agency). Agen pemeringkat obligasi adalah lembaga independen yang memberikan informasi pemeringkatan skala risiko, dimana salah satunya adalah sekuritas obligasi sebagai petunjuk sejauh mana keamananan suatu obligasi bagi investor. Proses rating sebuah obligasi membutuhkan waktu sekitar satu sampai dua bulan. Peringkat obligasi dinilai sangat penting oleh investor karena dapat dimanfaatkan untuk memutuskan apakah obligasi tersebut layak untuk dijadikan investasi serta mengetahui tingkat risikonya. Peringkat obligasi penting karena memberikan pernyataan yang informatif dan memberikan sinyal tentang probabilitas default hutang perusahaan (Magreta dan Nurmayanti P, 2009). Default risk atau risiko gagal bayar merupakan risiko tidak terbayarnya bunga dan pokok utang. Untuk mencegah terjadinya ririko tersebut, sebaiknya investor memperhatikan peringat obligasi yang dikeluarkan oleh rating agency. Sejak tahun 1995, surat utang khususnya yang diterbitkan melalui penawaran umum wajib untuk diperingkat oleh lembaga pemeringkat yang terdaftar di Bapepam (Adrian, 2010). Di Indonesia terdapat dua agen pemeringkat obligasi, yakni PT Pefindo (Pemeringkat Efek Indonesia) dan PT Kasnic Credit Rating Indonesia. Namun pada penelitian ini lebih mengacu pada hasil rating yang dilakukan oleh PT Pefindo. Masalah peringkat obligasi suatu perusahaan merupakan hal yang sangat penting untuk diketahui dan diungkapkan, agar para investor dapat mengambil tindakan selanjutnya dan pertimbangan keputusan yang tepat untuk menanamkan modalnya sehingga terhindar dari risiko gagal bayar. Disamping itu, peringkat obligasi juga menjadi tuntutan penting bagi perusahaan, dimana peringkat obligasi dapat menjamin keamanan dan ketepatan waktu pembayaran pokok dan bunga utang obligasinya.Akan tetapi, dari suatu fenomena peringkat obligasi dimana beberapa emiten mengalami gagal bayar yang kebetulan memiliki peringkat layak investasi (Investment-grade) menimbulkan suatu pertanyaan apakah peringkat obligasi yang dinilai oleh agen pemeringkat di Indonesia akurat. Seperti pada tahun 2009, obligasi gagal bayar (default risk) terjadi pada perusahaan yang cukup populer bagi masyarakat. PT Mobile-8 Telecom Tbk yang menerbitkan Bond 1 Year 2007, telah gagal bayar 2 kali untuk kupon 15 Maret 2009 dan 15 Juni 2009 dengan obligasi senilai Rp 675 Miliar yang jatuh tempo Maret 2012 (Kompas, 9 Februari 2010). Per Juni 2008 dan 2009, peringkat obligasi PT Mobile-8 Telecom Tbk pada Indonesian Bond Market Directory adalah idBBB+. Per Juni 2010, peringkatnya diturunkan menjadi idD. Menurut Chan dan Jagadeesh dalam Estiyanti dan Yasa (2011 : 2), salah satu alasan mengapa peringkat obligasi yang dikeluarkan oleh agen pemeringkat tersebut bias karena agen pemeringkat tidak melakukan monitor terhadap kinerja perusahaan setiap hari. Agen pemeringkat hanya dapat menilai setelah terjadinya suatu peristiwa yang menyebabkan perubahan peringkat sehingga menyebabkan para pelaku pasar lebih memperhatikan informasi yang dimiliki perusahan secara langsung sebagai dasar keputusan investasi obligasi. Selain itu, Bringham dan Davies dalam Nurmayati dan Setiawati (2012:96) menyatakan bahwa, agen pemeringkat dalam menentukan peringkat suatu obligasi dipengaruhi oleh beberapa kriteria faktor keuangan dan faktor non-keuangan diantaranya berbagai rasio keuangan, mortgage provision, sinkin fund, maturity. Namun agen pemeringkat tidak menyebutkan lebih lanjut bagaimana laporan keuangan dapat digunakan dalam menentukan peringkat obligasi.Penelitian yang terkait faktor-faktor yang mempengaruhi peringkat obligasi di Indonesia masih relatif jarang dilakukan. Sejumlah penelitian peringkat obligasi yang ada pun hasilnya masih beranek ragam.

II. Pembahasan2.1 Sejarah Obligasi IndonesiaPemerintah Orde Lama menerbitkan empat jenis obligasi negara ritel tahun 1946, 1950 dan 1959. Ketika keadaan politik dan situasi keamanan Ibu Kota Jakarta genting akibat serangan sekutu akhir 1945, pemerintah memutuskan memindahkan ibu kota negara ke Yogyakarta. Di kota kesultanan inilah, dirancang penerbitan obligasi nasional Republik Indonesia (RI) berjangka waktu 40 tahun. Dalam sebuah buku yang diterbitkan Bank Negara Indonesia dipaparkan, obligasi RI pertama itu diterbitkan bulan Mei 1946. Tujuannya, mengumpulkan dana masyarakat untuk perjuangan. Masyarakat kala itu antusias sekali membeli obligasi negara karena idelisme kemerdekaan yang masih tinggi. Dana hasil penerbitan obligasi nasional 1946 digunakan untuk membiayai sektor pertanian dan kerajinan rakyat. Konon, upaya tersebut sukses pula meredam inflasi.Ketika terjadi defisit hebat di tahun 1950, pemerintah mengambil kebijakan pengguntingan uang. Separuh mata uang dipakai sebagai alat pembayaran, dan separuh lainnya ditukar dengan obligasi pemerintah yang kemudian dinamakan Obligasi RI 1950. Sembilan tahun kemudian, pemerintahan Presiden Soekarno kembali menerbitkan obligasi. Ada dua obligasi yang didistribusikan ke rakyat di tahun 1959, yaitu Obligasi Konsolidasi 1959, dan Obligasi Berhadiah 1959 senilai Rp 2 juta. Penerbitan Obligasi Konsolidasi dilakukan untuk menggantikan uang rakyat yang dibekukan di bank-bank pemerintah. Sementara Obligasi Berhadiah lebih bersifat sukarela sebagai dana pembangunan.Obligasi Berhadiah berjangka waktu 30 tahun ini yang kemudian banyak dibeli pemodal individu dalam negeri. Pada tahun-tahun pertama, Obligasi Berhadiah lancar memberikan kupon tiap tahun kepada pemiliknya. Namun lama kelamaan, karena bentuknya masih fisik, dan sudah berpindah-pindah tangan, keberadaan obligasi-obligasi ini tidak jelas lagi. Salah seorang cucu pemilik Obligasi Berhadiah 1950 menyebutkan, lama kelamaan obligasi negara ini tak bisa diuangkan. Ia mewarisi beberapa lembar obligasi dari sang Ayah yang juga mewarisinya dari sang kakek. Hingga Obligasi tahun 1950 jatuh tempo tahun 1980-an, tak ditemukan data akurat siapa saja pemiliknya. Dana pengembaliannya pun saat jatuh tempo tak tersosialisasi dengan baik. Banyak yang akhirnya memvonis obligasi-obligasi negara Orde Lama itu default alias gagal menebus kembali utangnya kepada rakyat.Namun, menurut Rahmat Waluyanto, direktur Direktorat Pengelolaan Surat Utang Negara Departemen Keuangan, pemerintah pernah menganggarkan dana untuk membayar pokok obligasi-obligasi negara yang diterbitkan zaman Orde Lama. "Pemerintah pernah mengumumkan akan melunasi obligasi negara yang masih outstanding, sekitar tahun 1980. Masa pelunasan lima tahun. Lewat lima tahun bersifat kadaluwarsa. Tetapi karena waktu itu mungkin sarana komunikasi, informasi masih terbatas. Terutama masyarakat yang di luar Jawa banyak yang tidak tahu, sampai sekarang banyak yang tidak mencairkan," paparnya.Kelemahan obligasi negara yang diterbitkan pemerintah 60 tahun yang lalu, lanjutnya, tidak dijamin Undang-Undang. Berbeda dengan saat ini. Pemerintah menerbitkan surat utang negara baik untuk institusi maupun ritel, dengan payung hukum Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2002 Tentang Surat Utang Negara. "Kini pemilik obligasi negara Indonesia, memperoleh jaminan pembayaran bunga dan pokok obligasi dari negara," papar Rahmat.2.2 Pemeringkat ObligasiPerusahaan Pemeringkat Efek adalah Penasihat Investasi berbentuk Perseroan Terbatas yang melakukan kegiatan pemeringkatan dan memberikan peringkat. Dalam melaksanakan kegiatannya, Perusahaan Pemeringkat Efek wajib terlebih dahulu mendapatkan izin usaha dari Bapepam dan LK. Perusahaan Pemeringkat Efek wajib melakukan kegiatan pemeringkatan secara independen, bebas dari pengaruh pihak yang memanfaatkan jasa Perusahaan Pemeringkat Efek, obyektif, dan dapat dipertanggungjawabkan dalam pemberian Peringkat. Perusahaan Pemeringkat Efek dapat melakukan pemeringkatan atas obyek pemeringkatan sebagai berikut: Efek bersifat utang, Sukuk, Efek Beragun Aset atau Efek lain yang dapat diperingkat; Pihak sebagai entitas (company rating), termasuk Reksa Dana dan Dana Investasi Real Estat Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif.Dalam menjalankan usahanya, Perusahaan Pemeringkat Efek wajib berdomisili dan melakukan kegiatan operasional di Indonesia. Selain itu, Perusahaan Pemeringkat Efek juga wajib memiliki prosedur dan metodologi pemeringkatan yang dapat dipertanggungjawabkan, sistematis, dan telah melalui tahapan pengujian serta dilaksanaan secara konsisten dan bersifat transparan. Selanjutnya, Perusahaan Pemeringkat Efek yang melakukan pemeringkatan atas permintaan Pihak tertentu, wajib membuat perjanjian pemeringkatan dengan Pihak dimaksud. Lembaga Pemeringkat yang diakui BI Sehubungan dengan pemberlakuanSurat Edaran Bank Indonesia Nomor 13/31/DPNP tanggal 22 Desember 2011 perihal Lembaga Pemeringkat dan Peringkat yang Diakui Bank Indonesia, berikut adalah daftar lembaga pemeringkat dan peringkat yang diakui Bank Indonesia:Tabel ini merupakan daftar seluruh lembaga peringkat yang diakui Bank Indonesia dan daftar peringkat yang diterbitkan oleh masing-masing lembaga pemeringkat.

Perusahaan PemeringkatPeringkat Jangka PendekPeringkat Jangka Menengah dan Jangka Panjang

Fitch RatingsF1+; F1; F2; F3; B; C; DAAA; AA+; AA; AA-; A+; A; A-;BBB+; BBB; BBB-; BB+; BB; BB-; B+; B; B-;CCC; CC; C; RD; D

Moodys Investor ServiceP-1; P-2; P-3; NPAaa; Aa1; Aa2; Aa3; A1; A2; A3;Baa1; Baa2; Baa3; Ba1; Ba2; Ba3; B1; B2; B3;Caa1; Caa2; Caa3; Ca; C

Standard and PoorsA-1; A-2; A-3; B; B-1;B-2; B-3; C; DAAA;AA+; AA; AA-; A+; A; A-; BBB+; BBB; BBB-; BB+; BB; BB-; B+; B; B-; CCC+; CCC; CCC-; CC; C; D

PT. Fitch Ratings IndonesiaF1+(idn); F1(idn); F2(idn); F3(idn); B(idn); C(idn); D(idn)AAA(idn); AA+(idn); AA(idn); AA-(idn); A+(idn); A(idn); A-(idn);BBB+(idn); BBB(idn); BBB-(idn); BB+(idn); BB(idn); BB-(idn); B+(idn); B(idn); B-(idn);CCC(idn); CC(idn); C(idn); RD(idn); D(idn)

PT ICRA Indonesia[Idr]A1+;[Idr]A1 [Idr]A2+;[Idr]A2; [Idr]A3+;[Idr]A3 [Idr]A4+; [Idr]A4; [Idr]A5[Idr]AAA; [Idr]AA+; [Idr]AA; [Idr]AA-; Idr]A+; [Idr]A; [Idr]A-;[Idr]BBB+; [Idr]BBB; [Idr]BBB-; [Idr]BB+; [Idr]BB; [Idr]BB-; [Idr]B+; [Idr]B; [Idr]B-;[Idr]C+; [Idr]C; [Idr]C-; [Idr]D

PT. Pemeringkat Efek IndonesiaidA1;idA2;idA3;idA4;idB;idC;idDidAAA;idAA+;idAA;idAA-;idA+;idA;idA-;idBBB+;idBBB;idBBB-;idBB+;idBB;idBB-;idB+;idB;idB-;idCCC;idSD;idD

Di Indonesia, hanya dikenal 2 lembaga pemeringkat surat hutang yaitu PT.PEFINDO (Peringkat Efek Indonesia) dan Moodys Indonesia (sebelumnya PT. Kasnic Credit Rating Indonesia).2.2.1 PT. PEFINDO PT. PEFINDO atau "PT Pemeringkat Efek Indonesia" didirikan di Jakarta pada tanggal 21 Desember 1993, melalui inisiatif Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) dan Bank Indonesia. Pada tanggal 31 Agustus 1994, PEFINDO memperoleh izin usahanya dari BAPEPAM dengan Nomor. 39/PM-PI/1994 dan menjadi salah satu lembaga penunjang pasar modal di Indonesia. Tugas utama PEFINDO adalah untuk menyediakan suatu peringkat atas risiko kredit yang objektif, independen, serta dapat dipertanggung jawabkan atas penerbitan surat hutang yang diperdagangkan kepada masyarakat luas.Disamping melaksanakan kegiatannya dalam melakukan pemeringkatan surat hutang, PEFINDO juga menerbitkan dan mempublikasikan informasi kredit sehubungan dengan pasar perdagangan efek. Publikasi ini terdiri dari opini kredit atas perusahaan-perusahaan penerbit obligasi beserta sektor aset acuannya.PEFINDO adalah Perseroan Terbatas yang sahamnya per Desember 2006 tercatat dimiliki oleh 96 perusahaan domestik, yang terdiri dari dana pensiun, perbankan, asuransi, Bursa Efek Jakarta, Bursa Efek Surabaya dan perusahaan sekuriti. Guna meningkatkan metodologi pemeringkatan yang digunakan dan kriteria dalam melakukan pemeringkatan, maka PEFINDO didukung oleh mitra globalnya yaitu Standard & Poor's Rating Services (S&P's). PEFINDO juga aktif berpartisipasi dalam Asian Credit Rating Agencies Association (ACRAA). PT. Pemeringkat Efek Indonesia (PT. PEFINDO) didirikan di Jakarta pada tanggal 21 Desember 1993 oleh BAPEPAM (Badan Pengawas dan Pelaksana Pasar Modal) dan Bank Indonesia. Pada tanggal 13 Agustus 1994, PEFINDO mendapatkan surat izin operasi (No.39/PM-PI/1994) dari BAPEPAM dan menjadi salah satu dari institusi pembantu dari bursa efek Indonesia.Fungsi utama dari PEFINDO adalah menyediakan secara objektif, bebas dan rating terpercaya di dalam risiko kredit dari penerbitan umum obligasi dalam aktivitas peratingan. Selain aktivitas pemeringkat, PEFINDO melanjutkan untuk memproduksi dan mempublikasi informasi kredit yang berhubungan dengan hutang. Produk publikasi meliputi opini kredit di dalam perusahaan besar yang menerbitkan obligasi dan underlying sektor.PEFINDO adalah sebuah perseroan terbatas swasta dan pada bulan Desember 1996 dimiliki oleh pemegang saham domestic, terdiri dari banyak pendanaan pensiun, bank-bank, asuransi, Jakarta Stock Exchange (JSX), Surabaya Stock Exchange (SSX) dan perusahaan-perusahaan sekuritas. Untuk mempertinggi metodologi rating dan kriteria sama halnya dengan proses peratingan, PEFINDO didukung oleh afiliasi global partnernya yaitu Standard & Poors Rating Service (S&Ps). PEFINDO juga melanjutkan untuk berpartisipasi aktif di Asian Credit Rating Agencies Association (ACRAA).Metodologi Pemeringkatan PEFINDO untuk Sektor Korporasi (non financial)Metodologi Pemeringkatan PEFINDO untuk Sektor Korporasi (non financial) secara umum, mencakup tiga risiko utama penilaian, yaitu risiko industri (industry risk), risiko bisnis (business risks) dan risiko finansial (financial risks). Penilaian risiko pada masing-masing jenis industri adalah sama, berdasarkan analisis mendalam lima faktor risiko utama, yaitu pertumbuhan industri dan stabilitas (growth and stability), pendapatan dan struktur biaya (revenue and cost structure), hambatan masuk dan tingkat persaingan dalam industri (barriers to entry and competition), regulasi dan de-regulasi industri (regulatory framework), dan profil keuangan dari industri (financial profile). Penilaian risiko pada masing-masing profil keuangan perusahaan juga sama, berdasarkan analisis menyeluruh dan rinci pada empat bidang utama, yang mencakup kebijakan keuangan manajemen perusahaan (financial policy), dan tiga indikator keuangan termasuk struktur modal (capital structure), perlindungan arus kas (cash flow protection) dan fleksibilitas keuangan (financial flexibility). Sementara itu, faktor kunci dalam analisis penilaian risiko profil bisnis perusahaan sedikit berbeda dari satu perusahaan ke yang lain, tergantung pada Faktor-faktor Kunci Kesuksesan (Key Success Factors) dari industri dimana perusahaan tersebut digolongkan. Juga penting untuk dicatat bahwa semua analisis akan mencakup analisis perbandingan terhadap pesaing-pesaing sejenis dalam industri yang sama maupun industri itu sendiri dengan industri lainnya.

Penilaian risiko industri untuk peringkat KORPORASI (non financial): Pertumbuhan industri dan stabilitas (growth and stability),, yang terkait dengan kondisi permintaan dan penawaran, prospek, peluang pasar (ekspor vs domestik), tahapan industri (awal, pengembangan, matang, atau penurunan), dan jenis produk (produk yang bersifat pelengkap vs produk yang bisa disubstitusi, umum vs khusus, dan komoditas vs diferensiasi). Penghasilan dan struktur biaya dari Industri (revenue and cost structures), yang mencakup pemeriksaan komposisi aliran pendapatan (Rupiah vs US Dollar), kemampuan untuk menaikkan harga (kemampuan untuk dengan mudah meneruskan kenaikan biaya kepada pelanggan/para pengguna akhir), tenaga kerja dan bahan baku, struktur biaya dan komposisi (Rupiah vs Rp dolar), komposisi biaya tetap vs biaya variabel, dan pengadaan bahan baku industri (domestik vs impor). Hambatan masuk dan persaingan didalam industri (barrier to entry and competition within the industry), yang mencakup penilaian terhadap karakteristik industri (padat modal, padat karya, terfragmentasi, menyebar, diatur ketat, dan sebagainya) untuk menentukan tingkat kesulitan masuk bagi para pemain baru. Penilaian juga mencakup analisis jumlah pemain dalam industri (global vs domestik), pesaing terdekat (domestik vs global), potensi perang harga (domestik vs global), dan lain-lain untuk mengetahui tingkat kompetisi yang ada dan yang akan datang. Peraturan dan de-regulasi industri (regulation and de-regulation), pembatasan jumlah pemain, lisensi, kebijakan pajak (ekspor, impor, kuota, tarif, bea, cukai, dan lain-lain), kebijakan harga pemerintah (peraturan pemerintah Indonesia mengatur harga di beberapa sektor seperti listrik, jalan tol, dan telepon) dan persyaratan lingkungan (khususnya untuk sektor pertambangan) dan lain-lain. Profil Keuangan (financial profile) industri umumnya dikaji dengan analisis beberapa tolak ukur keuangan yang diambil dari beberapa perusahaan besar dalam industri yang sebagian besar dapat mewakili industri masing-masing. Analisis Kinerja Keuangan Industri meliputi analisis marjin, keuntungan, leverage, serta perlindungan arus kas. Penilaian risiko keuangan untuk Peringkat KORPORASI (non financial)Kebijakan keuangan (Financial Policy). Analisis yang mencakup tinjauan filosofi manajemen, strategi dan kebijakan keuangan terhadap risiko (historis, sekarang dan proyeksi kedepan). Selain itu, pemeriksaan manajemen atas target keuangan (pertumbuhan, leverage, struktur utang, kebijakan dividen, dan sebagainya), kebijakan lindung nilai, dan kebijakan lain dalam upaya mengurangi resiko keuangan perusahaan secara keseluruhan (sejarah masa lalu vs kedepannya). Rekam Jejak Perusahaan pada pemenuhan kewajiban keuangan di masa lalu juga dikaji untuk menentukan tingkat komitmen, kesungguhan dan konsistensinya untuk membayar kewajiban-kewajibannya secara tepat waktu.Sruktur Permodalan (Capital Structure). Analisis mencakup pemeriksaan dari sejarah perusahaan, saat ini dan proyeksi leverage kedepan (total hutang dan nilai bersih hutang dalam hubungannya dengan besar modal, total modal dan arus kas), struktur utang dan komposisinya (Rupiah vs mata uang asing, utang jangka pendek vs hutang jangka panjang, dengan tingkat suku bunga tetap vs suku bunga mengambang, dan lain-lain). Cara pengelolaan kewajiban juga dikaji secara mendalam.Perlindungan Arus Kas (Cash Flow Protection). Analisis yang menyeluruh meliputi kajian dari arus kas perusahaan dan kemampuan untuk memenuhi kewajiban keuangan jangka pendek dan jangka panjang. Tingkat Kemampuan Melayani Pembayaran Utang diukur oleh rasio pembayaran bunga dan rasio pembayaran utang. Tingkat likuiditas perusahaan di dalam memenuhi kewajiban jangka pendek juga dikaji secara mendalam.Fleksibilitas keuangan (Financial Flexibility). Analisis meliputi evaluasi gabungan semua ukuran finansial di atas untuk sampai pada pemahaman yang menyeluruh tentang kesehatan keuangan perusahaan. Analisis tentang faktor-faktor lain yang terkait atau angka angka yang tidak secara khusus ditelaah diatas, seperti klausul perlindungan asuransi, batasan atas perjanjian pinjaman/obligasi atau hubungan dengan induk perusahaan dan bantuan-bantuan juga ditelaah. Penugasan analitis lain yang dibahas adalah evaluasi pilihan yang bisa diambil oleh perusahaan dalam tekanan, termasuk rencana-rencana atas kejadian tidak terduga dan kemampuan serta fleksibilitas untuk berurusan dengan berbagai skenario yang merugikan. Dukungan Pemegang Saham dan komitmennya juga sangat dipertimbangkan.Metodologi Pemeringkatan PEFINDO untuk Lembaga KeuanganMetodologi Pemeringkatan PEFINDO untuk lembaga keuangan (Perbankan, Multifinance, Sekuritas dan Asuransi) mencakup penilaian atas tiga risiko utama, yaitu risiko industri, risiko bisnis dan risiko finansial.Penilaian risiko pada masing-masing jenis industri adalah sama, berdasarkan analisa mendalam lima faktor risiko utama, yaitu pertumbuhan industri and stabilitas (Growth and Stability), struktur pendapatan dan struktur biaya (Revenue and Cost Structure), tingkat persaingan dalam industri (competition), regulasi (regulatory framework), dan profil keuangan dari industri (financial profile).Penilaian risiko pada masing-masing profil keuangan perusahaan juga sama, berdasarkan analisis menyeluruh dan rinci pada lima bidang utama, yang mencakup kebijakan keuangan manajemen perusahaan (financial policy), dan empat indikator keuangan termasuk profitabilitas (profitability), struktur permodalan (capital structure), perlindungan arus kas (cash flow protection) dan fleksibilitas keuangan (financial flexibility). Sementara itu, dalam analisis penilaian risiko bisnis perusahaan sedikit berbeda dari satu perusahaan ke yang lain, tergantung pada Faktor-faktor Kunci Kesuksesan (Key Success Factors) dari industri dimana perusahaan tersebut digolongkan. Juga penting untuk dicatat bahwa semua analisis akan mencakup analisis perbandingan terhadap pesaing-pesaing sejenis dalam industri yang sama maupun industri itu sendiri dengan industri lainnya. Penilaian Risiko Industri untuk sektor Lembaga Keuangan Pertumbuhan industri dan stabilitas (growth and stability), yang terkait dengan kondisi permintaan dan penawaran, prospek, peluang pasar, tahapan industri (awal, pengembangan, matang, atau penurunan), dan jenis produk yang ditawarkan pada industri terkait (produk yang bersifat pelengkap vs produk yang bisa disubstitusi, umum vs khusus, dan sebagainya). Struktur pendapatan dan struktur biaya dari Industri (revenue and cost structures), yang mencakup pemeriksaan komposisi aliran pendapatan, kemampuan untuk menaikkan harga (kemampuan untuk dengan mudah meneruskan kenaikan biaya kepada pelanggan/para pengguna akhir), tenaga kerja dan bahan baku, struktur biaya dan komposisi, komposisi biaya tetap vs biaya variabel, dan pengadaan sumber pendanaan. Persaingan didalam industri (competition within the industry), yang mencakup penilaian terhadap karakteristik industri untuk menentukan tingkat kesulitan masuk bagi para pemain baru. Penilaian juga mencakup analisis jumlah pemain dalam industri, pesaing terdekat, potensi perang harga, dan lain-lain untuk mengetahui tingkat kompetisi yang ada dan yang akan datang. Peraturan (regulatory framework), pembatasan jumlah pemain, lisensi, kebijakan pajak, persyaratan yang terkait dengan tingkat kesehatan perusahaan, kebijakan harga pemerintah, dan persyaratan lainnya. Profil Keuangan (financial profile) industri umumnya dikaji dengan analisis beberapa tolak ukur keuangan yang diambil dari beberapa perusahaan besar dalam industri yang sebagian besar dapat mewakili industri masing-masing. Analisis Kinerja Keuangan Industri meliputi analisis marjin, keuntungan, leverage, serta perlindungan arus kas. Ketika PT. Pefindo menyatakan peringkat obligasi suatu entitas menjadi naik (upgrade) berarti PT. Pefindo menganggap kinerja perusahaan baik. Informasi tersebut akan direspon oleh investor dengan cara mengalokasikan dananya ke perusahaan karena investor menganggap perusahan tersebut dapat meningkatkan kesejahteraannya, akibatnya abnormal return akan meningkat. Sebaliknya, jika terjadi penurunan peringkat obkigasi (downgrade) menunjukkan kinerja perusahaan mengalami penurunan. Akibatnya tidak ada investor yang tertarik menginvestasikan dananya ke perusahaan tersebut atau bahkan menjual saham yang dimiliki. Hal ini mengakibatkan abnormal return mengalami penurunanTerdapat beberapa peringkat hutang menurut PEFINDO:1. idAAA. Merupakan peringkat tertinggi yang menggambarkan obligor memiliki kapasitas yang superior untuk memenuhi komitmen finansial jangka panjang dalam pembayaran hutangnya relatif terhadap obligor Indonesia lainnya. 2. idAA. Merupakan peringkat yang menggambarkan obligor memiliki kapasitas yang sangat kuat untuk memenuhi komitmen finansial jangka panjang dalam pembayaran hutangnya relatif terhadap obligor Indonesia lainnya. 3. idA. Merupakan peringkat yang menggambarkan obligor memiliki kapasitas yang kuat untuk memenuhi komitmen finansial jangka panjang dalam pembayaran hutangnya relatif terhadap obligor Indonesia lainnya. Bagaimanapun, sekuritas hutang ini lebih mudah terpengaruh terhadap perubahan kondisi ekonomi dibandingkan sekuritas hutang dengan rating yang lebih tinggi. 4. idBBB. Merupakan peringkat yang menggambarkan obligor memiliki kapasitas yang cukup untuk memenuhi komitmen finansial jangka panjang dalam pembayaran hutangnya relatif terhadap obligor Indonesia lainnya. Bagaimanapun, perubahan kondisi ekonomi dianggap dapat melemahkan kapasitas obligor dalam memenuhi komitmen finansial jangka panjang dalam pembayaran hutangnya. 5. idBB. Merupakan peringkat yang menggambarkan obligor memiliki kapasitas yang agak lemah untuk memenuhi komitmen finansial jangka panjang dalam pembayaran hutangnya relatif terhadap obligor Indonesia lainnya. Kapasitas obligor untuk memenuhi komitmen finansial jangka panjang dalam pembayaran hutangnya mudah terpengaruh oleh ketidakpastian, atau perubahan kondisi bisnis, keuangan dan kondisi ekonomi lainnya. 6. idB. Merupakan peringkat yang menggambarkan obligor memiliki kapasitas yang lemah untuk memenuhi komitmen finansial jangka panjang dalam pembayaran hutangnya relatif terhadap obligor Indonesia lainnya. Walaupun obligor kini memiliki kapasitas untuk memenuhi komitmen finansial jangka panjang dalam pembayaran hutangnya, adanya perubahan kondisi kondisi bisnis, keuangan dan kondisi ekonomi lainnya dapat melemahkan kapasitas atau willingness pemenuhan kewajiban obligor tersebut. 7. idCCC. Merupakan peringkat yang menggambarkan obligor memiliki kapasitas yang rentan untuk tidak memenuhi komitmen finansial jangka panjang dalam pembayaran hutangnya relatif terhadap obligor Indonesia lainnya. 8. idD. Merupakan peringkat yang menggambarkan obligor tidak memiliki kapasitas untuk memenuhi komitmen finansial jangka panjang dalam pembayaran hutangnya relatif terhadap obligor Indonesia lainnya. Dengan kata lain obligor dalam kondisi default. Pada peringkat dari idAA sampai idB dapat dimodifikasi menggunakan notasi plus (+) atau minus (-) untuk menunjukkan kekuatan relatif dalam kategori peringkat tersebut.Adapun yang disebut dengan rating outlook adalah penilaian atas prospek jangka menengah dan panjang mengenai obligor yang diperingkat. Dalam penentuannya, rating outlook mengevaluasi perubahan kondisi perekonomian serta bisnis dari obligor tersebut. Penilaian rating outlook tidak dapat digunakan sebagai patokan untuk menentukan credit alert atas sekuritas yang diperingkat. Beberapa istilah yang digunakan adalah sebagai berikut :OutlookDefinisiPositif Rating diperkirakan mengalami peningkatan. Negatif Rating diperkirakan mengalami penurunan. Stabil Rating diperkirakan tidak berubahDeveloping Rating dapat mengalami baik peningkatan maupun penurunan.2.2.2 MoodysMoody's Corporation adalah perusahaan induk dari Moody's Investors Service yang menyediakan jasa analisis keuangan dan analisis atas lembaga usaha dan lembaga pemerintah . Perusaahan ini juga memberikan peringkat atas kelayakan kredit dari peminjam dengan menggunakan peringkat standar. Perusahaan ini memiliki kontibusi sebesar 40% terhadap pangsa pasar pemeringkat kredit dunia. Pemeringkatan yang dilakukan oleh Moody's ini di Indonesia sendiri dikenal dengan sebutan "Peringkat Moody's" Moody's didirikan pada tahun 1909 oleh John Moody. Lembaga yang juga turut memiliki Moody's ini termasuk [1] Berkshire Hathaway dan Davis Selected Advisers.Pada bulan January 1977, Moody's melakukan akuisisi atas 99% saham PT Kasnic Rating Indonesia dan menjadikannya sebagai anak perusahaan Moody's Corporation dengan nama PT Moody's Indonesia, yang merupakan salah satu lembaga pemeringkat yang diakui oleh otoritas keuangan di Indonesia seperti misalnya Bank Indonesia dalam melakukan pemeringkatan atas surat hutang perbankan yang digunakan sebagai standar kriteria dalam pengawasan perbankan.Peringkat Moodys adalah sebagai berikut : Peringkat Obligasi Jangka PanjangPeringkat obligasi jangka panjang merupakan opini atas risiko kredit yang relatif dari obligasi penghasilan tetap dengan masa jatuh tempo satu tahun atau diatas satu tahun. Moody's akan melihat kemungkinan nya dari risiko gagal bayar obligasi ini pada saat jatuh tempo. Peringkat tersebut menggambarkan baik kemungkinan gagal bayar maupun kemungkinan dari kerugian finansial yang akan diderita apabila terjadi gagal bayar.Peringkat investasi Aaa: obligasi berperingkat Aaa merupakan obligasi berkwalitas "terbaik" dengan risiko yang "amat kecil". Aa1, Aa2, Aa3: obligasi berperingkat Aa adalah obligasi berkwalitas "baik" dengan risiko yang "kecil". A1, A2, A3: obligasi berperingkat A adalah obligasi peringkat menegah atas dengan risiko yang "kecil". Baa1, Baa2, Baa3 obligasi berperingkat Baa merupakan obligasi dengan risiko moderat dan oleh karenanya memiliki karakteristik spekulatif.Peringkat spekulatif Ba1, Ba2, Ba3: obligasi berperingkat Ba merupakan obligasi dengan elemen spekulatif dan dapat berisiko. B1, B2, B3: obligasi berperingkat B adalah obligasi yang dianggap spekulatif dan dapat berisiko tinggi Caa1, Caa2, Caa3: obligasi berperingkat Caa merupakan obligasi yang "tidak kokoh" dan memiliki risiko yang amat tinggi. Ca: obligasi berperingkat Ca adalah obligasi dengan tingkat spekulatif yang tinggi dan kemungkinan atau amat mungkin sekali terjadi gagal bayar namun masih ada harapan atas pengembalian bunga dan pokok hutang. C: obligasi berperingkat C adalah obligasi dengan peringkat terendah dan biasanya gagal bayar dengan kecil kemungkinannya atas pengembalian pokok hutang maupun bunganya.Khusus WR: Withdrawn Rating atau menarik kembali peringkat yang diberikan. NR: Not Rated atau tidak diperingkat. P: Provisional atau peringkat sementara.Peringkat atas Kewajiban Jangka PendekPeringkat atas kewajiban jangka pendek Moody' untuk penerbit sekuriti yang dikenai pajak merupakan opini dari kemampuan penerbit untuk mematuhi kewajiban keuangan jangka pendeknya. Peringkat tersebut dapat diberikan kepada penerbit, program jangka pendek, ataupun kepada instrumen hutang jangka pendek perorangan . Kewajiban tersebut umumnya memiliki jatuh tempo tidak melebihi jangka waktu 13 bulan terkecuali secara tegas dinyatakan.Peringkat yang diberikan oleh Moody's adalah sebagai indikasi dari kemampuan pembayaran dari penerbit: P-1:penerbit (atau lembaga pendukung) memiliki kemampuan yang sangat baik untuk membayar kembali kewajiban hutang jangka pendeknya. P-2:penerbit (atau lembaga pendukung) memiliki kemampuan yang baik untuk membayar kembali kewajiban hutang jangka pendeknya. P-3:penerbit (atau lembaga pendukung) memiliki kemampuan yang cukup untuk membayar kembali kewajiban hutang jangka pendeknya. NP:penerbit (atau lembaga pendukung) memiliki peringkat Not Prime ( tidak sehat ) berarti tidak dapat memenuhi salah satu kategori dari peringkat primer. Catatan: pada penerbit di Kanada yang berperingkat P-1 atau P-2, peringkat jangka pendek mereka dinaikkan oleh senioritas peringkat jangka panjang dari penerbit, penjamin ataupun pendukungnya.2.3 Bond Rating dan Default ProbabilityBond rating merupakan penilaian yang menggambarkan default risk dari perusahaan yang mengeluarkan hutang. Para lembaga pemeringkatan biasanya menyediakan hasil studi mereka untuk memperlihatkan hubungan dari rating tersebut terhadap kemungkinan default perusahaan tersebut.Para lembaga keuangan juga biasanya menyediakan studi mengenai hubungan antara rating dengan kemungkinan default. Jorion dan Zhang (2007) menyediakan gambaran hubungan tersebut menggunakan data S&P periode 1981-2002 pada Tabel 2.1. Tabel ini memperlihatkan bahwa semakin tinggi rating menggambarkan default probability yang semakin kecil dari perusahaan dan sebaliknya. Dari tabel tersebut juga dapat terlihat bahwa rentang besar perubahan tingkat default probability tidak sama, semakin bawah rating maka rentang perubahan default probability semakin besar.Tabel Credit Rating dan DefaultProbability S&P 19812002Default Frequency

RatingScaleActualFitted

AAA10.0050.003

AA+20.0040.005

AA30.0070.007

AA40.0120.010

A+50.0160.015

A60.0170.022

A70.0230.031

BBB+80.0470.045

BBB90.0550.065

BBB100.1090.092

BB+110.1400.128

BB120.1870.177

BB130.2650.238

B+140.3150.313

B150.3960.400

B160.4920.493

CCC170.5720.586

Sumber : Jorion dan Zhang (2007)Dari data pada Tabel diatas diperlihatkan semakin rendah rating maka semakin membesar rentang default probability.2.4 Aspek Pemeringkatan Bond RatingDalam melakukan proses rating, beberapa hal yang harus diperhatikan dalam melakukan analisis obligasi adalah (Rahardjo, 2004):a. Kinerja Industri. Akan dibahas mengenai aspek persaingan industri, prospek dan pangsa pasar, adanya ketersediaan bahan baku, struktur industri yang kuat, pengaruh kebijakan pemerintah dan kebijakan ekonomi lainnya. b. Kinerja Keuangan. Aspek kualitas aset, rasio profitabilitas, pengelolaan aset dan pasiva, rasio kecukupan modal, tingkat pengelolaan hutang, rasio kecukupan pembayaran bunga.c. Kinerja Non Keuangan. Aspek manajemen, reputasi perusahaan, serta perjanjian identure (meliputi sinking fund, debt test, dividend test, merger, dan sale of asset). 2.5 Kewajiban Pemeringkat EfekKewajiban Perusahaan Pemeringkat Efek sesuai dengan Peraturan Bapepam dan LK No. V.H.3 tentang Perilaku Perusahaan Pemeringkat Efek antara lain sebagai berikut:a) Bersikap obyektif dan independen dalam melaksanakan kegiatan pemeringkatan. b) Memiliki prosedur dan metodologi tertulis sebagai pedoman dan prinsip dasar dalam setiap tahapan pada proses pemeringkatan termasuk jangka waktu penyelesaiannya. c) Melakukan kaji ulang secara berkala paling kurang 3 (tiga) tahun sekali terhadap prosedur dan metodologi pemeringkatan serta penerapannya, untuk memastikan kualitas, konsistensi, dan obyektivitas proses pemeringkatan. Bertanggung jawab atas setiap hasil Peringkat yang dikeluarkan. d) Mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk mencegah dikeluarkannya hasil Peringkat yang tidak mencerminkan kemampuan sebenarnya Pihak yang diperingkat dan/atau Pihak yang Efeknya diperingkat. e) Melakukan keterbukaan prosedur dan metodologi pemeringkatan dengan pihak yang diperingkat, investor, partisipan pasar lainnya dan masyarakat. f) Memantau entitas (company rating) dan/atau Efek yang diterbitkan oleh Pihak yang diperingkat (instrument rating) secara terus menerus sesuai dengan prosedur standar operasi pemeringkatan.g) Mengkaji ulang secara berkala hasil Peringkat yang telah dikeluarkan. h) Mengungkapkan hasil pemutakhiran atas setiap hasil Peringkat yang dikeluarkannya sesuai dengan yang diwajibkan oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku atau dalam hal terdapat informasi yang material yang menyebabkan perubahan hasil Peringkat. i) Mempunyai Komite Pemeringkat dan pejabat kepatuhan2.6 Larangan Pemeringkat EfekLarangan Perusahaan Pemeringkat Efek sesuai dengan Peraturan Bapepam dan LK No. V.H.3 tentang Perilaku Perusahaan Pemeringkat Efek antara lain sebagai berikut: a) Memberikan rekomendasi yang dapat mempengaruhi keputusan investasi pemodal. b) Baik secara implisit maupun eksplisit memberikan kepastian dan/atau jaminan atas hasil Peringkat tertentu sebelum selesainya proses pemeringkatan. c) Melakukan kegiatan usaha yang tidak berkaitan dengan kegiatan pemeringkatan, kecuali kegiatan usaha yang ditetapkan oleh Bapepam dan LK. d) Memberikan data dan/atau informasi yang bersifat rahasia yang digunakan untuk melakukan pemeringkatan dan/atau untuk tujuan lain selain untuk keperluan kegiatan pemeringkatan kepada siapapun, kecuali telah memperoleh persetujuan dari Pihak yang memiliki data dan/atau informasi rahasia tersebut atau dalam rangka pengawasan yang dilakukan oleh Bapepam dan LK dan/atau Pihak lain sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan/atau untuk kepentingan peradilan. e) Menentukan hasil Peringkat berdasarkan hal lain selain faktor-faktor yang relevan dengan obyek pemeringkatan. f) Memberikan rekomendasi mengenai struktur Produk Keuangan Terstruktur (structured finance product) yang sedang diperingkatnya, antara lain Efek Beragun Aset, Real Estate Investment (REITs). g) Melakukan pemeringkatan suatu obyek pemeringkatan apabila: 1. Efek yang akan diperingkat diterbitkan oleh Pihak yang mempunyai hubungan Afiliasi dengan Perusahaan Pemeringkat Efek, baik langsung maupun tidak langsung; 2. Perusahaan Pemeringkat Efek, komisaris, atau direkturnya mempunyai kepentingan atas Efek dan/atau entitas yang akan diperingkat dalam waktu 6 (enam) bulan terakhir sebelum melakukan kegiatan pemeringkatan dan/atau selama Perusahaan Pemeringkat Efek melakukan pemeringkatan; atau 3. Karyawan yang melakukan analisis pemeringkatan mempunyai kepentingan atas Efek dan/atau Entitas yang akan diperingkat.

III. KesimpulanPeringkat merupakan sebuah pernyataan tentang keadaan penghutang dan kemungkinan apa yang bisa dan akan dilakukan sehubungan dengan hutang yang dimiliki. Dapat dikatakan bahwa peringkat mencoba mengukur risiko kegagalan, yaitu peluang emitan atau peminjam akan mengalami kondisi tidak mampu memenuhi kewajiban keuangan (Rosten, 1986), peringkat obligasi perusahaan memberikan petunjuk bagi investor tentang kualitas investasi obligasi yang mereka minati.Fungsi utama lembaga pemeringkat adalah memberikan rating yang obyektif, independen dan kredibel terhadap resiko kredit dari sekuritas pinjaman (debt) yang diterbitkan secara umum melalui kegiatan rating. Lembaga peemeringkat juga menghasilkan dan pempublikasikan informasi kredit berkaitan dengan pasar modal pinjaman. Publikasi ini meliputi opini kredit terhadap emiten obligasi dan sektor-sektor yang berkaitan. Proses penilain rating ini dilakukan dengan mempertimbangkan segala yang berhubungan dengan keuangan dan informasi non keuangan, antara lain opersional perusahaan, manajemen perusahaan, laporan keuangan perusahaan, dan perencanaan perusahaan.

Sumber :www.bi.go.id/id/perbankan/lembaga-pemeringkathttp://www.idx.co.id/id-id/beranda/informasipasar/daftarefek/obligasikorporasi.aspxhttp://rudiyanto.blog.kontan.co.id/2011/10/19/mengenal-rating-surat-hutang-negara/http://journal.ui.ac.id/index.php/jbb/article/viewFile/628/613http://pppindonesia.co.id/Content/paparan/PEMERINGKAT%20OBLIGASI.pdfhttp://market.bisnis.com/read/20120123/7/60932/kamus-bisnis-lembaga-pemeringkat-nasional-siapa-sajawww.pefindo.com/http://id.wikipedia.org/wiki/Moody%27s

PASAR MODAL DAN MANAJEMEN KEUANGAN

BOND RATING DI INDONESIA

Icha Fauziah (1306502163)

Kelas: 23C

Program Studi MAKSI-PPAkUniversitas Indonesia

2014

Universitas IndonesiaFakultas EkonomiProgram Studi MAKSI - PPAk

STATEMENT OF AUTHORSHIP

Saya/kami yang bertandatangan di bawah ini menyatakan bahwa makalah/tugas terlampiradalah murni hasil pekerjaan saya/kami sendiri. Tidak ada pekerjaan orang lain yangsaya/kami gunakan tanpa menyebutkan sumbernya.

Materi ini tidak/belum pernah disajikan/digunakan sebagai bahan untuk makalah/tugaspada mata ajaran lain, kecuali saya/kami menyatakan dengan jelas bahwa saya/kami menggunakannya.

Saya/kami memahami bahwa tugas yang saya/kami kumpulkan ini dapat diperbanyak danAtau dikomunikasikan untuk tujuan mendeteksi adanya plagiarisme.

Nama Mahasiswa : Icha Fauziah

Nomor Mahasiswa : 1306502163Kelas : 23CMata Ajar : Pasar Modal dan Manajemen KeuanganJudul Makalah/Tugas : BOND RATING DI INDONESIA

Hari, Tanggal : Selasa, 25 November 2014Nama Pengajar : Dr. Budi Frensidy, M.COMMTandatangan :

(Icha Fauziah)