RINGKASAN MATERI

34
RINGKASAN M ATERI   ( Dari buku karya Prof. Dr. Umar Tirtarahardja dan Drs. S. L. La Sulo)  BAB I   MANUSI A DAN PENDIDI KAN HA KIKAT MANUSIA DAN  PENGEMBAN GANNYA  Sasaran pendidikan adalah manusia. Pendidikan bermaksud membantu  pese rta d idik menumbuh kemba ngkan pote nsi k emanu siaannya. Tuga s pen didi k hanya mungkin dilakukan jika pendidik memiliki gambaran yang jelas tentang  siapa manusia i tu s ebena rnya.  Dala m ken yata annya masih bany ak pe ndid ik ya ng b elum menge tahui gamba ran tentang siapa manusia itu sebenarnya dan sifat hakikat apa saja yang dimiliki manusia yang membedakannya dengan hewan sehingga dalam melaksanakan  pend idika n be lum menda patka n ha sil yang memua skan. Melih at k enya taan inilah penulis memandang perlunya dibahas tentang manusi a dan pendidikan : hakikat manusia dan pengembangannya.   A. Pe nger tian Sifa t Hak ikat Manusi a Sifat hakikat manusia adalah ciri-ciri karakteristik yang secara  prins ipil membe dakan manu sia d ari h ewan , mes kipu n antara manus ia d engan hewan banyak kemiripan terutama dilihat dari segi biologisnya. Bentuknya (misalnya orang hutan), bertulang belakang seperti manusia, berjalan tegak dengan menggunakan kedua kakinya, melahirkan, menyusui anaknya dan  pema kan s egala . Bah kan carle s da rwin ( deng an t eori evol usiny a) te la h berjuang menemukan bahwa manusia berasal dari primat atau kera tapi ternyata gagal karena tidak ditemukan bukti-bukti yang menunjukkan bahwa manusia muncul sebagai bentuk ubah dari primat atau kera. Disebut sifat hakikat manusia karena secara haqiqi sifat tersebut hanya dimiliki oleh manusia dan tidak terdapat pada hewan. Karena manusia mempunyai hati  yang halus dan dua p asuka nnya . Per tama, pasu kan y ang t ampa k yan g me lipu ti tangan, kaki, mata dan seluruh anggota tubuh, yang mengabdi dan tunduk kepada perintah hati. Inilah yang disebut pengetahuan. Kedua, pasukan yang mempunyai dasar yang lebih halus seperti syaraf dan otak. Inilah yang disebut kemauan. Pengetahuan dan kemauan inilah yang membedakan antara manusia dengan binatang.  B. Wu jud Sifat Haki kat Man usia 

description

Ringkasan Umar Tirtaraharja

Transcript of RINGKASAN MATERI

Page 1: RINGKASAN MATERI

7/18/2019 RINGKASAN MATERI

http://slidepdf.com/reader/full/ringkasan-materi-56d69bf6f1fb2 1/34

RINGKASAN M ATERI  

( Dari buku karya Prof. Dr. Umar Tirtarahardja dan Drs. S. L. La Sulo) 

 BAB I  

 MANUSIA DAN PENDIDIKAN HAKIKAT MANUSIA DAN PENGEMBANGANNYA  

Sasaran pendidikan adalah manusia. Pendidikan bermaksud membantu

 peserta didik menumbuh kembangkan potensi kemanusiaannya. Tugas pendidik

hanya mungkin dilakukan jika pendidik memiliki gambaran yang jelas tentang

 siapa manusia itu sebenarnya.

 Dalam kenyataannya masih banyak pendidik yang belum mengetahui gambaran

tentang siapa manusia itu sebenarnya dan sifat hakikat apa saja yang dimiliki

manusia yang membedakannya dengan hewan sehingga dalam melaksanakan pendidikan belum mendapatkan hasil yang memuaskan. Melihat kenyataan

inilah penulis memandang perlunya dibahas tentang manusia dan pendidikan :

hakikat manusia dan pengembangannya.  

 A. Pengertian Sifat Hakikat Manusia 

Sifat hakikat manusia adalah ciri-ciri karakteristik yang secara

 prinsipil membedakan manusia dari hewan, meskipun antara manusia dengan

hewan banyak kemiripan terutama dilihat dari segi biologisnya. Bentuknya

(misalnya orang hutan), bertulang belakang seperti manusia, berjalan tegak

dengan menggunakan kedua kakinya, melahirkan, menyusui anaknya dan

 pemakan segala. Bahkan carles darwin (dengan teori evolusinya) telah

berjuang menemukan bahwa manusia berasal dari primat atau kera tapi

ternyata gagal karena tidak ditemukan bukti-bukti yang menunjukkan bahwa

manusia muncul sebagai bentuk ubah dari primat atau kera. Disebut sifat

hakikat manusia karena secara haqiqi sifat tersebut hanya dimiliki oleh

manusia dan tidak terdapat pada hewan. Karena manusia mempunyai hati

 yang halus dan dua pasukannya. Pertama, pasukan yang tampak yang meliputi

tangan, kaki, mata dan seluruh anggota tubuh, yang mengabdi dan tunduk

kepada perintah hati. Inilah yang disebut pengetahuan. Kedua, pasukan yang

mempunyai dasar yang lebih halus seperti syaraf dan otak. Inilah yang disebut

kemauan. Pengetahuan dan kemauan inilah yang membedakan antara manusia

dengan binatang. 

 B. Wujud Sifat Hakikat Manusia 

Page 2: RINGKASAN MATERI

7/18/2019 RINGKASAN MATERI

http://slidepdf.com/reader/full/ringkasan-materi-56d69bf6f1fb2 2/34

  Wujud dari sifat hakikat manusia yang tidak dimiliki oleh hewan yang

dikemukakan oleh faham eksistensialisme dengan maksud menjadi masukan

dalam membenahi konsep pendidikan , Prof. Dr. Umar Tirtaraharja dkk ,

menyatakan :

1. Kemampuan Menyadari Diri  Berkat adanya kemampuan menyadari diri yang dimiliki manusia maka

manusia menyadari bahwa dirinya memiliki ciri kas atau karakteristik diri. Hal

ini menyebabkan manusia dapat membedakan dirinya dan membuat jarak

dengan orang lain dan lingkungan di sekitarnya. Yang lebih istimewa lagi

manusia dikaruniai kemampuan membuat jarak diri dengan dirinya sendiri,

 sehingga manusia dapat melihat kelebihan yang dimiliki serta kekurangan-

kekurangan yang terdapat pada dirinya. Kemampuan memahami potensi-

 potensi dirinya seperti ini peserta didik harus mendapat pendidikan dan

 perhatian yang serius dari semua pendidik supaya dapat menumbuhkembangkan kemampuan mengeluarkan potensi-potensi yang ada pada dirinya.  

2. Kemampuan Bereksistensi 

 Kemampuan bereksistensi adalah kemampuan manusia menempatkan

diri dan dapat menembus atau menerobos serta mengatasi batas-batas yang

membelenggu dirinya. Sehingga manusia tidak terbelenggu oleh tempat dan

waktu. Dengan demikian manusia dapat menembus ke sana dan ke masa depan. 

 Kemampuan bereksistensi perlu dibina melalui pendidikan. Peserta didik

diajar agar belajar dari pengalamannya, mengantisipasi keadaan dan

 peristiwa, belajar melihat prospek masa depan dari sesuatu serta

mengembangkan imajinasi kreatifnya sejak masa kanak-kanak. 

3. Kata hati

 Kata hati juga sering disebut dengan istilah hati nurani, lubuk hati,

 suara hati, pelita hati dan sebagainya. Kata hati adalah kemampuan membuat

keputusan tentang yang baik atau benar dan yang buruk atau salah bagi

manusia sebagai manusia. Untuk melihat alternatif mana yang terbaik perlu

didukung oleh kecerdasan akal budi. Orang yang memiliki kecerdasan akalbudi disebut tajam kata hatinya. Kata hati yang tumpul agar menjadi kata hati

 yang tajam harus ada usaha melalui pendidikan kata hati yaitu dengan melatih

akal kecerdasan dan kepekaan emosi. Tujuannya agar orang memiliki

keberanian berbuat yang didasari oleh kata hati yang tajam, sehingga mampu

Page 3: RINGKASAN MATERI

7/18/2019 RINGKASAN MATERI

http://slidepdf.com/reader/full/ringkasan-materi-56d69bf6f1fb2 3/34

menganalisis serta membedakan mana yang baik atau benar dan buruk atau

 salah bagi manusia sebagai manusia 

4. Moral  

 Jika kata hati diartikan sebagai bentuk pengertian yang menyertai perbuatan maka yang dimaksud moral adalah perbuatan itu sendiri. Moral dan

kata hati masih ada jarak antara keduanya. Artinya orang yang mempunyai

kata hati yang tajam belum tentu moralnya baik. Untuk mengetahui jarak

tersebut harus ada aspek kemauan untuk berbuat.

 Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa moral yang singkron dengan kata

hati yang tajam merupakan moral yang baik. Sebaliknya perbuatan yang tidak

 singkron dengan kata hatinya merupakan moral yang buruk atau rendah.  

5. Tanggung jawab 

Sifat tanggung jawab adalah kesediaan untuk menanggung segenap

akibat dari perbuatan yang menuntut jawab yang telah dilakukannya. Wujud

bertanggung jawab bermacam-macam. Ada bertanggung jawab kepada dirinya

 sendiri bentuk tuntutannya adalah penyesalan yang mendalam. Tanggung

 jawab kepada masyarakat bentuk tuntutannya adalah sanksi -sanksi sosial

 seperti cemoohan masyarakat, hukuman penjara dan lain -lain. Tanggung

 jawab kepada tuhan bentuk tuntutannya adalah perasaan berdosa dan terkutuk.  

6. Rasa kebebasan 

 Rasa kebebasan adalah tidak merasa terikat oleh sesuatu tetapi sesuai

dengan tuntutan kodrat manusia. Artinya bebas berbuat apa saja sepanjang

tidak bertentangan dengan tuntutan kodrat manusia. Jadi kebebasan atau

kemerdekaan dalam arti yang sebenarnya memang berlangsung dalam

keterikatan. 

7. Kewajiban dan Hak  

 Kewajiban dan hak adalah dua macam gejala yang timbul karena manusia itu

 sebagai makhluk sosial, yang satu ada hanya karena adanya yang lain. Tidakada hak tanpa kewajiban. Kewajiban ada karena ada pihak lain yang harus

dipenuhi haknya. 

8. Kemampuan Menghayati Kabahagiaan  

Page 4: RINGKASAN MATERI

7/18/2019 RINGKASAN MATERI

http://slidepdf.com/reader/full/ringkasan-materi-56d69bf6f1fb2 4/34

  Kebahagiaan adalah merupakan integrasi dari segenap kesenangan,

kegembiraan, kepuasan dan sejenisnya dengan pengalaman-pengalaman pahit

dan penderitaan. Proses dari kesemuanya itu (yang menyenangkan atau yang

 pahit) menghasilkan suatu bentuk penghayatan hidup yang disebut bahagia.

 Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kebahagiaan adalah perpaduandari usaha, hasil atau takdir dan kesediaan menerimanya.  

C. Dimensi-dimensi Hakikat Manusia, Keunikan dan Dinamikanya.

Dalam hal ini ada 4 macam dimensi yang akan dibahas yaitu :

1. Dimensi Keindividuan 

Setiap anak manusia yang dilahirkan telah dikaruniai potensi untuk menjadi

berbeda dari yang lain atau menjadi dirinya sindiri. Inilah sifat individualitas.

 Karena adanya individualitas itu setiap orang mempunyai kehendak, perasaan,

cita-cita, kecenderungan, semangat dan daya tahan yang berbeda-beda. Setiap

manusia memiliki kepribadian unik yang tidak dimiliki oleh orang lain. 

2. Dimensi Kesosialan 

Setiap bayi yang lahir dikaruniai potensi sosialitas demikian dikatakan Mj

 Langeveld (1955 : 54) dalam buku (Pengantar Pendidikan, Prof. Dr.

Tirtaraharja dan Drs. S.L La Ulo 2005 : 18). Pernyataan tersebut dapat

diartikan bahwa setiap anak dikaruniai benih kemungkinan untuk bergaul.

 Artinya setiap orang dapat saling berkomunikasi yang pada hakikatnya di

dalamnya ada unsur saling memberi dan menerima. Adanya dimensi kesosialan

 pada diri manusia tampak jelas pada dorongan untuk bergaul. Dengan adanya

dorongan untuk bergaul setiap orang ingin bertemu dengan sesamanya.

 Manusia hanya menjadi menusia jika berada diantara manusia. Tidak ada

 seorangpun yang dapat hidup seorang diri lengkap dengan sifat hakekat

kemanusiaannya di tempat yang terasing. Sebab seseorang hanya dapat

mengembangkan sifat individualitasnya di dalam pergaulan sosial seseorang

dapat mengembangkan kegemarannya, sikapnya, cita-citanya di dalam

interaksi dengan sesamanya. 

3. Dimensi Kesusilaan 

 Kesusilaan adalah kepantasan dan kebaikan yang lebih tinggi. Manusia itu

dikatakan sebagai makhluk susila. Drijarkoro mengartikan manusia susila

 sebagai manusia yang memiliki nilai-nilai, menghayati, dan melaksanakan

nilai-nilai tersebut dalam perbuatan. Agar manusia dapat melakukan apa yang

 semestinya harus dilakukan, maka dia harus mengetahui, menyadari dan

memahami nilai-nilai. Kemudian diikuti dengan kemauan atau kesanggupan

untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut. 

Page 5: RINGKASAN MATERI

7/18/2019 RINGKASAN MATERI

http://slidepdf.com/reader/full/ringkasan-materi-56d69bf6f1fb2 5/34

 

4. Dimensi Keberagamaan 

 Pada hakikatnya manusia adalah makhluq religius. Mereka percaya bahwa di

luar alam yang dapat dijangkau oleh indranya ada kekuatan yang menguasai

alam semesta ini. Maka dengan adanya agama yang diturunkan oleh tuhanmanusia menganut agama tersebut.

 Beragama merupakan kebutuhan manusia karena manusia adalah makhluq

 yang lemah sehingga memerlukan tempat bertopang. Manusia memerlukan

agama demi keselamatan hidupnya. Manusia dapat menghayati agama melalui

 proses pendidikan agama. Disinilah tugas orang tua dan semua pendidik untuk

melaksanakan pendidikan agama kepada anaknya atau anak didiknya.  

 D. Pengembangan (Proses Pendidikan) Dimensi Hakikat Manusia  

 Pengembangan dimensi hakikat manusia menjadi tugas pendidikan. Pengembangannya dibagi menjadi 2 yaitu : 

1. Pengembangan yang utuh 

 Pengembangan yang utuh yaitu apabila pengembangan dimensi hakikat

manusia itu terjadi secara utuh antara jasmani dan rohani, antara dimensi

keindividualan, kesosialan, kesusilaan dan keberagamaan, antara aspek

koknitif, afektif dan psikomotorik. Semua dimensi-dimensi tersebut harus

mendapat layanan dengan baik, tidak terjadi pengabaian terhadap salah

 satunya dalam hal ini dimensi keberagamaan menjadi tumpuan dari ketiga

dimensi yang lain.

 Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengembangan dimensi hakikat

manusia yang utuh diartikan sebagai pembinaan terpadu terhadap seluruh

dimensi hakikat manusia sehingga dapat tumbuh dan berkembang secara

 selaras. Maka secara totalitas dapat membentuk manusia yang utuh.  

2. Pengembangan yang tidak utuh 

 Pengembangan yang tidak utuh adalah proses pengembangan dimensi hakikat

manusia yang tidak seimbang antara dimensi yang satu dengan yang lainnya,

artinya ada salah satu dimensi yang terabaikan penanganannya.

 Pengembangan yang tidak utuh akan menghasilkan kepribadian yang pincang

dan tidak mantap. Pengembangan yang seperti ini merupakan pengembangan

 yang patologis atau tidak sehat.  

 E. Pandangan Islam  

Page 6: RINGKASAN MATERI

7/18/2019 RINGKASAN MATERI

http://slidepdf.com/reader/full/ringkasan-materi-56d69bf6f1fb2 6/34

1. Pandangan Islam Terhadap Manusia

 Menurut pandangan islam manusia adalah makhluk Alloh yang paling mulia

dari pada yang lainnya. Ia bukan ada dengan sendirinya tetapi diciptakan oleh

 Alloh dengan dikaruniai sifat-sifat khusus yang tidak dimiliki oleh makhluq

 yang lain. Alloh menciptakan manusia dalam bentuk fisik yang bagus dan seimbang. Sesuai dengan firman Alloh Surat Ath Thiin yang artinya :

Sesungguhnya telah kami jadikan manusia itu dalam bentuk sebaik-baiknya

(Q.S At tiin 4) Dalam hubungan dengan pendidikan menurut pandangan is lam

manusia dapat kita lihat dari tiga titik saja yaitu : (Daradjat dkk, 2000 : 3)  

a. Manusia sebagai makhluq yang mulia  

 Manusia diciptakan oleh Alloh sebagai penerima dan pelaksana ajaran agama.

Oleh karena itu ia ditempatkan pada kedudukan yang mulia. Untuk

mempertahankan kedudukannya yang mulia dan bentuk pribadi yang bagus itu

 Alloh melengkapinya dengan akal dan perasaan yang memungkinkan manusiamenerima dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan membudayakan ilmu

 yang dimilikinya.

 Ini berarti manusia sebagai makhluq yang mulia dikarenakan manusia

dikaruniai (1) akal dan perasaan (2) ilmu pengetahuan (3) kebudayaan yang

 seluruhnya dikaitkan kepada pengabdian pada pencipta, Alloh SWT.  

1) Akal dan Perasaan 

Setiap orang menyadari bahwa ia mempunyai akal dan perasaan. Akal

 pusatnya di otak, digunakan untuk berfikir, perasaan pusatnya di hati, dalam

kenyataan keduanya sukar dipisahkan.

 Penggunaan akal dan perasaan dapat menentukan kedudukan seseorang dalam

lingkungan sosialnya. Kemampuan berfikir dan merasa ini merupakan

anugerah Alloh yang paling besar dan ini pulalah yang membuat manusia itu

istimewa dan mulai dibandingkan dengan makhluq yang lainnya. Alloh

menyuruh manusia berfikir baik tentang dirinya atau tentang alam semesta ini

 sehingga menghasilkan ilmu pengetahuan. 

2) Ilmu Pengetahuan 

 Pengetahuan adalah suatu yang diketahui oleh manusia melalui pengalaman,

informasi, perasaan atau melalui intuisi. Ilmu pengetahuan merupakan hasil

 pengolahan akal (berfikir) dan perasaan tentang sesuatu yang diketahui itu.

 Faktor terbesar yang membuat manusia itu mulia adalah karena ia berilmu dan

menggunakan ilmunya dia dapat menguasai alam, meningkatkan iman dan

taqwanya juga dengan ilmu. 

3) Kebudayaan 

Page 7: RINGKASAN MATERI

7/18/2019 RINGKASAN MATERI

http://slidepdf.com/reader/full/ringkasan-materi-56d69bf6f1fb2 7/34

 Islam memandang manusia sebagai makhluq pendukung dan pencipta

kebudayaan. Dengan akal, ilmu dan perasaan ia membentuk kebudayaan dan

mewariskan kebudayaan itu kepada anak turunnya.  

b. Manusia sebagai kholifah di bumi  

Setelah bumi ini diciptakan, Alloh memandang perlu bumi itu didiami, diurusdan diolah. Untuk itu ia menciptakan manusia sebagai kholifah di bumi.

 Kemampuan bertugas ini adalah anugerah Alloh dan sekaligus merupakan

amanat yang dibimbing dengan suatu ajaran yang pelaksanaannya merupakan

tanggung jawab manusia yang bernama kholifah itu.  

c. Manusia sebagai makhluq PAEDAGOGIK  

 Mahluq paedagogik ialah mahluq Alloh yang dilahirkan membawa potensi

dapat dididik dan dapat mendidik. Mahluq itu adalah manusia. Sehingga

mampu menjadi kholifah di bumi, pendukung dan pengembang kebudayaan. Ia

dilengkapi dengan fitroh Alloh berupa bentuk yang dapat berkembang, sesuaidengan kedudukannya sebagai mahluq yang mulia, pikiran, perasaan dan

kemampuannya berbuat merupakan komponen dari fitrah itu. Fitrah inilah

 yang membedakan manusia dengan mahluq yang lain dan membuat manusia

itu istimewa dan lebih mulia dan sekaligus berarti bahwa manusia adalah

mahluq paedagogik. 

2. Pandangan Islam Terhadap Pendidikan  

 Ahmad Marimba mendefinisikan pendidikan sebagai suatu bimbingan atau

 pimpinan secara sadar oleh guru terhadap perkembangan jasmani dan ruhani

murid menuju terbentuknya kepribadian yang utama (Rusn, 1988 : 54).  

 Menurut pandangan islam pendidikan itu sangat penting, karena syariat islam

tidak akan dihayati dan diamalkan oleh umatnya kalau hanya diajarkan saja.

Untuk itulah agar islam bisa diamalkan oleh umatnya tidak hanya teoritis

tetapi juga praktis maka umat islam harus dididik melalui proses pendidikan.

Sebagaimana yang telah dilakukan oleh Nabi SAW dalam mengajak orang

untuk beriman dan beramal serta berakhlaq yang baik sesuai dengan ajaran

islam dengan berbagai metode dan pendekatan. Sehingga beliau adalah

 seorang pendidik yang berhasil.  

 F. Kesimpulan 

 Dari pembahasan di atas dapat kita simpulkan hal -hal sebagai berikut :  

1. Sifat hakekat manusia adalah ciri-ciri karakteristis yang secara prinsipil

membedakan manusia dari hewan atau dari makhluq lainnya  

2. Wujudnya sifat hakikat manusia antara lain kemampuan manusia menyadari

diri, kemampuan bereksistensi, mempunyai kata hati, moral, tanggung jawab,

Page 8: RINGKASAN MATERI

7/18/2019 RINGKASAN MATERI

http://slidepdf.com/reader/full/ringkasan-materi-56d69bf6f1fb2 8/34

rasa kebebasan, kewajiban dan hak serta kemampuan menghayati

kebahagiaan. 

3. Dimensi-dimensi sifat hakekat manusia ada 4 yaitu dimensi keindividuan,

kesosialan, kesusilaan dan keberagaman.  

4. Pengembangan dimensi hakekat manusia ada dua yaitu : pengembangan yang utuh dan pengembangan yang tidak utuh. 

5. Menurut pandangan islam 

- Terhadap manusia, manusia adalah :  

a. Sebagai mahluq yang mulia karena dikaruniai akal dan perasaan, ilmu

 pengetahuan dan kebudayaan utuh mengabdi kepada Alloh. 

b. Sebagai kholifah dimuka bumi. 

c. Sebagai mahluq paedagogik  

6. Terhadap pendidikan : 

 Menurut pandangan islam pendidikan itu sangat penting, karena syariat islamdapat dihayati dan diamalkan oleh umatnya hanya dengan proses pendidikan

 seperti yang dilakukan olah Nabi SAW.

 BAB II  

 PENGERTIAN DAN UNSUR-UNSUR PENDIDIKAN  

Seorang calon pendidik hanya dapat melaksanakan tugasnya denga

nbaik jika memperoleh jawaban yang jelas dan benar tentang apa yang

dimaksud pendidikan. Jawaban yang benar tentang pendidikan diperoleh

melalui pemahaman terhadap unsur-unsurnya, konsepdasar yang

melandasinya, dan wujud pendidikan sebagi sistem. Bab II ini akan mengkaji

 pengertian pendidikan,unsur-unsur pendidikan, dan sistem pendidikan.

 A. PENGERTIAN PENDIDIKAN  

1. Batasan tentang Pendidikan 

 Batasan tentang pendidikan yang dibuat oleh para ahli beraneka ragam, dan

kandungannya berbeda yang satu dari yang lain. Perbedaan tersebut mungkin

karena orientasinya, konsep dasar yang digunakan, aspek yang menjadi

tekanan, atau karena falsafah yang melandasinya.

a. Pendidikan sebagai Proses transformasi Budaya  

Sebagai proses transformasi budaya, pendidikan diartikan sebagai kegiatan

 pewarisan budaya dari satu generasi ke generasi yang lain. Nilai-nilai budaya

Page 9: RINGKASAN MATERI

7/18/2019 RINGKASAN MATERI

http://slidepdf.com/reader/full/ringkasan-materi-56d69bf6f1fb2 9/34

tersebut mengalami proses transformasi dari generasi tua ke generasi muda.

 Ada tiga bentuk transformasi yaitu nilai-nilai yang masih cocok diteruskan

misalnya nilai-nilai kejujuran, rasa tanggung jawab, dan lain-lain. 

b. Pendidikan sebagai Proses Pembentukan Pribadi 

Sebagai proses pembentukan pribadi, pendidikan diartikan sebagi suatukegiatan yang sistematis dan sistemik terarah kepada terbentuknya kepribadian

 peserta didik. Proses pembentukan pribadi melalui 2 sasaran yaitu

 pembentukan pribadi bagi mereka yang belum dewasa oleh mereka yang sudah

dewasa dan bagi mereka yang sudah dewasa atas usaha sendiri.  

c. Pendidikan sebagai Proses Penyiapan Warganegara  

 Pendidikan sebagai penyiapan warganegara diartikan sebagai suatu kegiatan

 yang terencana untuk membekali peserta didik agar menjadi warga negara

 yang baik. 

d. Pendidikan sebagai Penyiapan Tenaga Kerja 

 Pendidikan sebagai penyimpana tenaga kerja diartikan sebagai kegiatan

membimbing peserta didik sehingga memiliki bekal dasar utuk bekerja.

 Pembekalan dasar berupa pembentukan sikap, pengetahuan, dan keterampilan

kerja pada calon luaran. Ini menjadi misi penting dari pendidikan karena

bekerja menjadi kebutuhan pokok dalam kehidupan manusia. 

e. Definisi Pendidikan Menurut GBHN  

GBHN 1988(BP 7 pusat, 1990: 105) memberikan batasan tentang pendidikan

nasional sebagai berikut: pendidikan nasiaonal yang berakar pada kebudayaan

bangsa indonesia dan berdasarkan pancasila serta Undang-Undang Dasar

1945 diarahkan untuk memingkatkan kecerdasan serta dapat memenuhi

kebutuhan pembangunan nasional dan bertanggung jawab atas pembangunan

bangsa. 

2. Tujuan dan proses Pendidikan  

a. Tujuan pendidikan 

Tujuan pendidikan memuat gambaran tentang nilai-nilai yang baik,luhur, pantas, benar, dan indah untuk kehidupan. Pendidikan memiliki dua

 fungsi yaitu memberikan arah kepada segenap kegiatan pendidikan dazn

merupakan sesuatu yang ingin dicapai oleh segenap kegiatan pendidikan.  

Page 10: RINGKASAN MATERI

7/18/2019 RINGKASAN MATERI

http://slidepdf.com/reader/full/ringkasan-materi-56d69bf6f1fb2 10/34

b. Proses pendidikan 

 Proses pendidikan merupakan kegiatan mobilitas segenap komponen

 pendidikan oleh pendidik terarah kepada pencapaian tujuan pendidikan,

 Kualitas proses pendidikan menggejala pada dua segi, yaitu kualitas komponen

dan kualitas pengelolaannya , pengelolaan proses pendidikan meliputi ruanglingkup makro, meso, mikro. Adapun tujuan utama pemgelolaan proses

 pendidikan yaitu terjadinya proses belajar dan pengalaman belajar yang

optimal. 

3. Konsep Pendidikan Sepanjang Hayat (PSH)  

 PSH bertumpu pada keyakinan bahwa pendidikan itu tidak identik dengan

 persekolahan, PSH merupakan sesuatu proses berkesinambungan yang

berlangsung sepanjang hidup. Ide tentang PSH yang hampir tenggelam, yang

dicetuskan 14 abad yang lalu, kemudian dibangkitkan kembali oleh comenius 3

abad yang lalu (di abad 16). Selanjutnya PSH didefenisikan sebagai tujuanatau ide formal untuk pengorganisasian dan penstrukturan pengalaman

 pendidikan. Pengorganisasian dan penstruktursn ini diperluas mengikuti

 seluruh rentangan usia, dari usia yang paling muda sampai paling

tua.(Cropley:67)

 Berikut ini merupakan alasan-alasan mengapa PSH diperlukan:

a. Rasional  

b. Alasan keadilan 

c. Alasan ekonomi 

d. Alasan faktor sosial yang berhubungan dengan perubahan peranan

keluarga, remaja, dan emansipasi wanita dalam kaitannya dengan

 perkembangan iptek  

e. Alasan perkembangan iptek  

 f. Alasan sifat pekerjaan  

4. Kemandirian dalam belajar

a. Arti dan perinsip yang melandasi

 Kemandirian dalam belajar diartikan sebagai aktivitas belajar yang

berlangsungnya lebih didorong oleh kamauan sendiri, pilihan sendiri, dan

tanggung jawab sendiri dari pembelajaran. Konsep kemandirian dalam belajar

bertumpu pada perinsip bahwa individu yang belajar akan sampai kepada

 perolehan hasil belajar.  

b. ¬Alasan yang menopang  

Conny Semiawan, dan kawan-kawan (Conny S. 1988; 14-16) mengemukakan

alasan sebagai berikut:

Ø Perkembangan iptek berlangsung semakin pesat sehingga tidak mungkin lagi

Page 11: RINGKASAN MATERI

7/18/2019 RINGKASAN MATERI

http://slidepdf.com/reader/full/ringkasan-materi-56d69bf6f1fb2 11/34

 para pendidik(khususnya guru) mengajarkan semua konsep dan fakta kepada

 peserta didik.

Ø Penemuan iptek tidak mutlak benar 100%, sifatnya relatif.

Ø Para ahli psikologi umumnya sependapat, bahwa peserta didik mudah

memahami konsep-konsep yang rumit dan abstrak jika disertai dengan contoh-contoh konkret dan wajar sesuai dengan situasi dan kondidi yang dihadapi

dengan mengalami atau mempraktekannya sendiri.

Ø Dalam proses pendidikan dan pembelajaran pengembangan konsep

 seyogyanya tidak dilepaskan dari pengembangan sikap dan penanaman nilai-

nilai ke dalam diri peserta didik.

 B. UNSUR-UNSUR PENDIDIKAN  

 Proses pendidikan melibatkan banyak hal yaitu:  

1. Subjek yang dibimbing (peserta didik). 

2. Orang yang membimbing (pendidik) 

3. Interaksi antara peserta didik dengan pendidik (interaksi edukatif)  

4. Ke arah mana bimbingan ditujukan (tujuan pendidikan)  

5. Pengaruh yang diberikan dalam bimbingan (materi pendidikan)  

6. Cara yang digunakan dalam bimbingan (alat dan metode)  

7. Tempat dimana peristiwa bimbingan berlangsung (lingkungan pendidikan)

 Penjelasan: 

1. Peserta Didik  

 Peserta didik berstatus sebagai subjek didik. Pandangan modern cenderung

menyebutkan demikian oleh karena peserta didik adalah subjek atau pribadi

 yang otonom, yang ingin diakui keberadaannya.  

Ciri khas peserta didik yang perlu dipahami oleh pendidik ialah:

a. Individu yang memiliki potensi fisik dan psikis yang khas, sehingga

merupakan insan yang unik. 

b. Individu yang sedang berkembang.

c. Individu yang membutuhkan bimbingan individual dan perlakuan manusiawi.

d. Individu yang memiliki kemampuan untuk mandiri.

2. Orang yang membimbing (pendidik)

Yang dimaksud pendidik adalah orang yang bertanggung jawab terhadap

 pelaksanaan pendidikan dengan sasaran peserta didik. Peserta didik

mengalami pendidikannya dalam tiga lingkunga yaitu lingkungankeluarga,

lingkungan sekolah, dan lingkungan masayarakat. Sebab itu yang bertanggung

 jawab terhadap pendidikan ialah orang tua, guru, pemimpin program

 pembelajaran, latihan, dan masyarakat.

3. Interaksi antara peserta didik dengan pendidik (interaksi edukatif)

Page 12: RINGKASAN MATERI

7/18/2019 RINGKASAN MATERI

http://slidepdf.com/reader/full/ringkasan-materi-56d69bf6f1fb2 12/34

 Interaksi edukatif pada dasarnya adalah komunikasi timbal balik antara

 peserta didik dengan pendidik yang terarah kepada tujuan pendidikan.

 Pencapaian tujuan pendidikan secara optimal ditempuh melalui proses

berkomunikasi intensif dengan manipulasi isi, metode, serta alat-alat

 pendidikan. 4. Ke arah mana bimbingan ditujukan (tujuan pendidikan)

a. Alat dan Metode 

 Alat dan metode diartikan sebagai segala sesuatu yang dilakukan ataupun

diadakan dengan sengaja untuk mencapai tujuan pendidikan. Secara khusus

alat melihat jenisnya sedangkan metode melihat efisiensi dan efektifitasnya.

 Alat pendidikan dibedakan atas alat yang preventif dan yang kuratif.  

b. Tempat Peristiwa Bimbingan Berlangsung (lingkungan pendidikan)

 Lingkungan pendidikan biasanya disebut tri pusat pendidikan yaitu keluarga,

 sekolah dan masyarakat. 

C. PENDIDIKAN SEBAGAI SISTEM  

1. Pengertian Sistem 

 Beberapa definisi sitem menurut para ahli:  

a. Sistem adalah suatu kebulatan keseluruhan yang kompleks atau terorganisir;

 suatu himpunan atau perpaduan hal-hal atau bagian-bagian yang membentuk

 suatu kebulatan/keseluruhan yang kompleks atau utuh. (Tatang M. Amirin,

1992:10)

b. Sistem meruapakan himpunan komponen yang saling berkaitan yang

bersama-sama berfungsi untuk mencapai suatu tujuan. (Tatang Amirin,

1992:10)

c. Sistem merupakan sehimpunan komponen atau subsistem yang

terorganisasikan dan berkaitan sesuai rencana untuk mencapai suatu tujuan

tertentu. (Tatang Amirin, 1992:11)

2. Komponen dan Saling Hubungan antara Komponen dalam Sistem

 Pendidikan.

 Pendidikan sebagai sebuah sistem terdiri dari sejumlah komponen. Komponen

tersebut antara lain: raw input (sistem baru), output(tamatan),

instrumentalinput(guru, kurikulum), environmental input(budaya,

kependudukan, politik dan keamanan).

3. Hubungan Sistem Pendidikan dengan Sitem Lain dan Perubahan Kedudukan

dari Sistem

Sistem pendidikan dapat dilihat dalam ruang lingkup makro. Sebagai

 subsistem, bidang ekonomi, pendidikan,dan politik masing -masing-masing

Page 13: RINGKASAN MATERI

7/18/2019 RINGKASAN MATERI

http://slidepdf.com/reader/full/ringkasan-materi-56d69bf6f1fb2 13/34

 sebagai sistem. Pendidikan formal, nonformal, dan informal merupakan

 subsistem dari bidang pendidikan sebagai sistem dan seterusnya.  

4. Pemecahan masalah pendidikan secara sistematik.  

a. Cara memandang system 

 Perubahan cara memandang suatu status dari komponen menjadi sitemataupunsebaliknya suatu sitem menjadi komponen dari sitem yang lebih besar,

tidak lain daripada perubahan cara memandang ruang lingkup suatu sitem

atau dengan kata lain ruang lingkup suatu permasalahan.  

b. Masalah berjenjang  

Semua masalah tersebut satu sama lain saling berkaitan dalam hubungan

 sebab akibat, alternatif maslah, dan latar belakang masalah.  

c. Analisis sitem pendidikan 

 Penggunaan analisis sistem dalam pendidikan dimaksudkan untuk

memaksimalkan pencapaian tujuan pendidikan dengan cara yang efesien danefektif. Prinsip utama dari penggunaan analisis sistem ialah: bahwa kita

dipersyaratkan untuk berpikir secra sistmatik, artinya harus memperhitungkan

 segenap komponen yang terlibat dalam maslah pendidikan yang akan

dipecahkan. 

d. Saling hubungan antarkomponen 

 Komponen-komponen yang baik menunjang terbentuknya suatu sistem yang

baik. Tetapi komponen yang baik saja belum menjamin tercapainya tujuan

 sistem secara optimal, manakala komponen tersebut tidak berhibungan secra

 fungsional dengan komponen lain.

e. ¬Hubungan sitem dengan suprasistem 

 Dalam ruang lingkup besar terlihat pula sistem yang satu saling berhubungan

dengan sistem yang lain. Hal ini wajar, oleh karena pada dasarnya setiap

 sistem itu hanya merupakan satu aspek dari kehidupan. Sdangkan segenap segi

kehidupan itu kita butuhkan, sehingga semuanya memerlukan pembinaandan

 pengembangan. 

5. Keterkaitan antara pengajaran dan pendidikan

 Kesimpulan yang dapat ditarik dari persoalan pengajaran dan pendidikan

adalah:

a. pengajaran dan pendidikan dapat dibedakan, tetapi tidak dapat dipisahkan

 satu sama lain. Masing-masing saling mengisis.

b. Pembedaan dilakukan hanya untuk kepentingan analisis agar masing-masing

dapat dipahami lebih baik. 

Page 14: RINGKASAN MATERI

7/18/2019 RINGKASAN MATERI

http://slidepdf.com/reader/full/ringkasan-materi-56d69bf6f1fb2 14/34

c. Pendidikan modern lebih cenderung mengutamakan pendidikan, sebab

 pendidikan membentuk wadah, sedangkan pengajaran mengusahakan isinya.

Wadah harus menetap meskipun isi bervariasi dan berubah.  

6. Pendidikan prajabatan (preservice education) dan pendidikan dalam jabatan

(inservice education) sebagai sebuah sistem.  Pendidikan prajabatan berfungsi memberikan bekal secara formal kepada

calon pekerja dalam bidang tertentu dalam periode waktu tertentu. Sedangkan

 pendidikan dalam jabatan bermaksud memberikan bekal tambahan kepada

oramg-orang yang telah bekerja berupa penataran, kursus-kursus, dan lain-

lain. Dengan kata lain pendidikan prajabatan hanya memberikan bekal dasar,

 sedangkan bekal praktis yang siap pakai diberikan oleh pendidikan dalam

 jabatan. 

7. Pendidikan formal, non-formal, dan informal sebagai sebuah sistem.

 Pendidikan formal yang sering disebut pendidikan persekolahan, beruparangkaian jenjang pedidikan yang telah baku, misalnya SD,SMP,SMA, dan PT.

 Pendidikan nonformal lebih difokuskan pada pemberian keahlian atau skill

 guna terjun ke masyarakat. Pendidikan informal adalah suatu fase pendidikan

 yang berada di samping pendidikan formal dan nonformal.

¬Dapat disimpulkan bahwa pendidikan formal, nonformal, dan informal

ketiganya hanya dapat dibedakan tetapi sulit dipisah-pisahkan karena

keberhasilan pendidikan dalam arti terwujudnya keluaran pendidikan yang

berupa sumberdaya manusia sangat bergantung kepada sejauh mana ketiga

 sub-sistem tersebut berperanan. 

 BAB III  

 LANDASAN DAN ASAS-ASAS PENDIDIKAN  

 Pendidikan sebagai usaha sadar yang sistematis-sistemik selalu bertolak

darisejumlah landasan serta pengindahan sejumlah asas-asas tertentu.

 Landasan dan asas tersebut sangat penting, karena pendidikan merupakan

 pilar utama terhadap perkembangan manusia dan masyarakat bangsa tertentu.

 Beberapa landasan pendidikan tersebut adalah landasan filosofis, sosiologis,

dan kultural, yang sangat memegang peranan penting dalam menentukan

tujuan pendidikan. Selanjutnya landasan ilmiah dan teknologi akan mendorong

 pendidikan untuk mnjemput masa depan. 

 Bab III ini akan memusatkan paparan dalam berbagai landasan dan asas

 pendidikan, serta beberapa hal yang berkaitan dengan penerapannya.

 Landasan-landasan pendidikan tersebut adalah filosofis, kultural, psikologis,

Page 15: RINGKASAN MATERI

7/18/2019 RINGKASAN MATERI

http://slidepdf.com/reader/full/ringkasan-materi-56d69bf6f1fb2 15/34

 serta ilmiah dan teknologi. Sedangkan asas yang dikalia adalah asas Tut Wuri

 Handayani, belajar sepanjang hayat, kemandirian dalam belajar.

 A. LANDASAN PENDIDIKAN  

1. Landasan Filososfis 

a. Pengertian Landasan Filosofis  Landasan filosofis bersumber dari pandangan-pandanagan dalam filsafat

 pendidikan, meyangkut keyakianan terhadap hakekat manusia, keyakinan

tentang sumber nilai, hakekat pengetahuan, dan tentang kehidupan yang lebih

baik dijalankan. Aliran filsafat yang kita kenal sampai saat ini adalah

 Idealisme, Realisme, Perenialisme, Esensialisme, Pragmatisme dan

 Progresivisme dan Ekstensialisme 

1. ¬Esensialisme 

 Esensialisme adalah mashab pendidikan yang mengutamakan pelajaran

teoretik (liberal arts) atau bahan ajar esensial. 

2. Perenialisme 

 Perensialisme adalah aliran pendidikan yang megutamakan bahan ajaran

konstan (perenial) yakni kebenaran, keindahan, cinta kepada kebaikan

universal. 

3. Pragmatisme dan Progresifme 

 Prakmatisme adalah aliran filsafat yang memandang segala sesuatu dari nilai

kegunaan praktis, di bidang pendidikan, aliran ini melahirkan progresivisme

 yang menentang pendidikan tradisional.

4. Rekonstruksionisme

 Rekonstruksionisme adalah mazhab filsafat pendidikan yang menempatkan

 sekolah/lembaga pendidikan sebagai pelopor perubahan masyarakat.

b. Pancasila sebagai Landasan Filosofis Sistem Pendidkan Nasional

 Pasal 2 UU RI No.2 Tahun 1989 menetapkan bahwa pendidikan nasional

berdasarkan pancasila dan UUD 1945. sedangkan Ketetapan MPR RI No.

 II/MPR/1978 tentang P4 menegaskan pula bahwa Pancasila adalah jiwa

 seluruh rakyat indonesia, kepribadian bangsa Indonesia, pandangan hidup

bangsa Indonesia, dan dasar negara Indonesia.

2. Landasan Sosiolagis

a. ¬Pengertian Landasan Sosiologis

 Dasar sosiolagis berkenaan dengan perkembangan, kebutuhan dan

karakteristik masayarakat.Sosiologi pendidikan merupakan analisi ilmiah

tentang proses sosial dan pola-pola interaksi sosial di dalam sistem

 pendidikan. Ruang lingkup yang dipelajari oleh sosiolagi pendidikan meliputi

empat bidang:

Page 16: RINGKASAN MATERI

7/18/2019 RINGKASAN MATERI

http://slidepdf.com/reader/full/ringkasan-materi-56d69bf6f1fb2 16/34

1. Hubungan sistem pendidikan dengan aspek masyarakat lain.

2. hubunan kemanusiaan.

3. Pengaruh sekolah pada perilaku anggotanya.

4. Sekolah dalam komunitas,yang mempelajari pola interaksi antara sekolah

dengan kelompok sosial lain di dalam komunitasnya.b. Masyarakat indonesia sebagai Landasan Sosiologis Sistem Pendidikan

 Nasional

 Perkembangan masyarakat Indonesia dari masa ke masa telah mempengaruhi

 sistem pendidikan nasional. Hal tersebut sangatlah wajar, mengingat

kebutuhan akan pendidikan semakin meningkat dan komplek.

 Berbagai upaya pemerintah telah dilakukan untuk menyesuaikan pendidikan

dengan perkembangan masyarakat terutama dalam hal menumbuhkembangkan

 KeBhineka tunggal Ika-an, baik melalui kegiatan jalur sekolah (umpamanya

dengan pelajaran PPKn, Sejarah Perjuangan Bangsa, dan muatan lokal),maupun jalur pendidikan luar sekolah (penataran P4, pemasyarakatan P4

nonpenataran)

3. Landasan Kultural

a. Pengertian Landasan Kultural

 Kebudayaan dan pendidikan mempunyai hubungan timbal balik, sebab

kebudayaan dapat dilestarikan/ dikembangkan dengan jalur mewariskan

kebudayaan dari generasi ke generasi penerus dengan jalan pendidikan,

baiksecara formal maupun informal.

 Anggota masyarakat berusaha melakukan perubahan-perubahan yang sesuai

denga perkembangan zaman sehingga terbentuklah pola tingkah laku, nlai-

nilai, dan norma-norma baru sesuai dengan tuntutan masyarakat. Usaha-usaha

menuju pola-pola ini disebut transformasi kebudayaan. Lembaga sosial yang

lazim digunakan sebagai alat transmisi dan transformasi kebudayaan adalah

lembaga pendidikan, utamanya sekolah dan keluarga.

b. Kebudayaan sebagai Landasan Sistem Pendidkan Nasional

 Pelestarian dan pengembangan kekayaan yang unik di setiap daerah itu

melalui upaya pendidikan sebagai wujud dari kebineka tunggal ikaan

masyarakat dan bangsa Indonesia. Hal ini harsulah dilaksanakan dalam

kerangka pemantapan kesatuan dan persatuan bangsa dan negara indonesia

 sebagai sisi ketunggal-ikaan.

4. Landasan Psikologis

a. Pengertian Landasan Filosofis

 Dasar psikologis berkaitan dengan prinsip-prinsip belajar dan perkembangan

anak. Pemahaman etrhadap peserta didik, utamanya yang berkaitan dengan

Page 17: RINGKASAN MATERI

7/18/2019 RINGKASAN MATERI

http://slidepdf.com/reader/full/ringkasan-materi-56d69bf6f1fb2 17/34

aspek kejiwaan merupakan salah satu kunci keberhasilan pendidikan. Oleh

karena itu, hasil kajian dan penemuan psikologis sangat diperlukan

 penerapannya dalam bidang pendidikan.

Sebagai implikasinya pendidik tidak mungkin memperlakukan sama kepada

 setiap peserta didik, sekalipun mereka memiliki kesamaan. Penyusunankurikulum perlu berhati-hati dalam menentukan jenjang pengalaman belajar

 yang akan dijadikan garis-garis besar pengajaran serta tingkat kerincian

bahan belajar yang digariskan.

b. Perkembangan Peserta Didik sebagai Landasan Psikologis

 Pemahaman tumbuh kembang manusia sangat penting sebagai bekal dasar

untuk memahami peserta didik dan menemukan keputusan dan atau tindakan

 yang tepat dalam membantu proses tumbuh kembang itu secara efektif dan

efisien.

5. Landasan Ilmiah dan Teknologisa. Pengertian Landasan IPTEK

 Kebutuhan pendidikan yang mendesak cenderung memaksa tenaga pendidik

untuk mengadopsinya teknologi dari berbagai bidang teknologi ke dalam

 penyelenggaraan pendidikan. Pendidikan yang berkaitan erat dengan proses

 penyaluran pengetahuan haruslah mendapat perhatian yang proporsional

dalam bahan ajaran, dengan demikian pendidikan bukan hanya berperan

dalam pewarisan IPTEK tetapi juga ikut menyiapkan manusia yang sadar

 IPTEK dan calon pakar IPTEK itu. Selanjutnya pendidikan akan dapat

mewujudkan fungsinya dalam pelestarian dan pengembangan iptek tersebut.

b. Perkembangan IPTEK sebagai Landasan Ilmiah

 Iptek merupakan salah satu hasil pemikiran manusia untuk mencapai

kehidupan yang lebih baik, yang dimualai pada permulaan kehidupan manusia.

 Lembaga pendidikan, utamanya pendidikan jalur sekolah harus mampu

mengakomodasi dan mengantisipasi perkembangan iptek. Bahan ajar

 sejogjanya hasil perkembangan iptek mutahir, baik yang berkaitan dengan

hasil perolehan informasi maupun cara memproleh informasi itu dan

manfaatnya bagi masyarakat

 B. ASAS-ASAS POKOK PENDIDIKAN

 Asas pendidikan merupakan sesuatu kebenaran yang menjadi dasar atau

tumpuan berpikir, baik pada tahap perancangan maupun pelaksanaan

 pendidikan. Khusu s di Indonesia, terdapat beberapa asas pendidikan yang

memberi arah dalam merancang dan melaksanakan pendidikan itu. Diantara

asas tersebut adalah Asas Tut Wuri Handayani, Asas Belajar Sepanjang Hayat,

dan asas Kemandirian dalam belajar.

Page 18: RINGKASAN MATERI

7/18/2019 RINGKASAN MATERI

http://slidepdf.com/reader/full/ringkasan-materi-56d69bf6f1fb2 18/34

1. Asas Tut Wuri Handayani

Sebagai asas pertama, tut wuri handayani merupakan inti dari sitem Among

 perguruan. Asas yang dikumandangkan oleh Ki Hajar Dwantara ini kemudian

dikembangkan oleh Drs. R.M.P. Sostrokartono dengan menambahkan dua

 semboyan lagi, yaitu Ing Ngarso Sung Sung Tulodo dan Ing Madyo Mangun Karso.

 Kini ketiga semboyan tersebut telah menyatu menjadi satu kesatuan asas yaitu:

Ø Ing Ngarso Sung Tulodo ( jika di depan memberi contoh)

Ø Ing Madyo Mangun Karso (jika ditengah-tengah memberi dukungan dan

 semangat)

Ø Tut Wuri Handayani (jika di belakang memberi dorongan)

2. Asas Belajar Sepanjang Hayat

 Asas belajar sepanjang hayat (life long learning) merupakan sudut pandang

dari sisi lain terhadap pendidikan seumur hidup (life long education). Kurikulum yang dapat meracang dan diimplementasikan dengan

memperhatikan dua dimensi yaitu dimensi vertikal dan horisontal.

Ø Dimensi vertikal dari kurikulum sekolah meliputi keterkaitan dan

kesinambungan antar tingkatan persekolahan dan keterkaitan dengan

kehidupan peserta didik di masa depan.

Ø Dimensi horisontal dari kurikulum sekolah yaitu katerkaitan antara

 pengalaman belajar di sekolah dengan pengalaman di luar sekolah.

3. Asas Kemandirian dalam Belajar

 Dalam kegiatan belajar mengajar, sedini mungkin dikembangkan kemandirian

dalam belajar itu dengan menghindari campur tangan guru, namun guru selalu

 suiap untuk ulur tangan bila diperlukan.

 Perwujudan asas kemandirian dalam belajar akan menempatkan guru

dalamperan utama sebagai fasilitator dan motifator. Salah satu pendekatan

 yang memberikan peluang dalam melatih kemandirian belajar peserta didik

adalah sitem CBSA (Cara Belajar Siwa Aktif).

 BAB IV

 PERKIRAAN DAN ANTISIPASI TERHADAP MASYARAKAT MASA DEPAN  

Pendidikan akan menyiapkan peserta didik memasuki masyarakat di masa depan. Oleh

karena itu, keputusan dan tindakan dalam bidang pendidikan seharusnya berorientasi ke

masyarakat masa depan tersebut. Bab IV ini akan memaparkan perkiraan masyarakat masa

depan, dan dilanjutkan dengan upaya pendidikan untuk mengantisipasinya.

 A. PERKIRAAN MASYARAKAT MASA DEPAN

Pemahaman tentang keadaan masyarakat masa depan tersebut aka sangat penting sebagai

latar depan segala kebiakan dan upaya pendidikan masa kini dan masa yang akan datang.

Page 19: RINGKASAN MATERI

7/18/2019 RINGKASAN MATERI

http://slidepdf.com/reader/full/ringkasan-materi-56d69bf6f1fb2 19/34

Kajian masyarakat masa depan itu semakin penting jika diingat bahwa pendidikan selalu

merupakan penyiapan peserta didik bagi peranannya di masa yang akan datang. Dengan

demikian, pendidikan seharusnya selalu mengantisipasi keadaan masyarakat masa depan.

1. Kecenderungan Globalisasi

Gelombang globalisasi sedang menerpa seluruh aspek kehidupan dan penghidupanmanusia, menyusup ke dalam seluruh unsur kebudayaan dengan dampak yang berbeda-

 beda. Menurut Emil Salim terdapat empat bidang kekuatan gelombang globalisasi yang

paling kuat dan menonjol daya dobraknya, yakni bidang IPTEK, ekonomi, lingkungan

hidup, dan pendidikan.

Ø Bidang Iptek yang mengalami perkembangan semakin dipercepat, utamanya penggunaan

 berbagai teknologi canggih seperti komputer dan satelit.

Ø Bidang ekonomi yang mengarah ke ekonomi regional dan atau ekonomi global tanpa

mengenal batas-batas negara.

Ø Bidang lingkungan hidup telah menjadi bahan pembicaraan dalam berbagai peremuantingkat Internasional.

Ø Bidang pendidikan dalam kaitannya dengan identirtas bangsa termasuk budaya nasional

dan budaya-budaya nusantara.

2. Perkembangan IPTEK

Perkembangan iptek yang semakin cepat dalam era globalisasi merupakan salah satu ciri

utama dari masyarakat masa depan. Percepatan perkembangan iptek tersebut terkait

dengan landasan ontologis, epistemologis, dan aksiologis.

3. Perkembangan Arus Komunikasi yang Semakin Padat dan Cepat

Kemajuan teknologi telah mendorong perubahan masyarakat dari masyarakat industri ke

masyarakat informasi. Dan di indonesia terjadi perubahan yang serentak dari masyarakat

pertanian ke masyarakat industri dan masyarakat informasi.

Perkembangan komunikasi dengan arus informasi yang semakin padat dan akan dipercepat

di masa depan, mencakup keseluruhan unsur-unsur dalam proses komunikasi tersebut.

Sumber pesan mencakup keseluruhan unsur-unsur kebudayaan, mulai dari sistem dan

upacara keagamaan sampai dengan, bahkan terutama sistem teknologi dan peralatan.

4. Peningkatan Layanan Profesional

Salah satu ciri penting masyarakat masa depan adalah meningkatnya kebutuhan layanan

profesional dalam bidang kehidupan manusia. Karena perkembangan iptek yang makin

cepat serta perkembangan arus informasi yang semakin padat dan cepat, maka anggota

masyarakat masa depan semakin luas wawasan dan pengetahuannya serta daya kritis yang

semakin tinggi.

Oleh karena itu, manusia masa depan tersebut makin menuntut suatu kualitas hidup yang

lebih baik, termasuk berbagai layanan yang dibutuhkannya. Layanan diberikan oleh

pemangku profesi tertentu, atau layanan profesional, akan semakin penting untuk

Page 20: RINGKASAN MATERI

7/18/2019 RINGKASAN MATERI

http://slidepdf.com/reader/full/ringkasan-materi-56d69bf6f1fb2 20/34

Page 21: RINGKASAN MATERI

7/18/2019 RINGKASAN MATERI

http://slidepdf.com/reader/full/ringkasan-materi-56d69bf6f1fb2 21/34

kebudayaan tersebut. Peranan pendidikan merupakan faktor menentukan

dalam membangun danmemperkuat ketahanan budaya tersebut. 

c. Pengembangan Sarana Pendidikan

Khusus untuk menyongsong era globalisasi yang makin tidak terbendung, terdapat

 beberapa hal yang secara khusus memerlukan perhatian dalam bidang pendidikan. SantosoS. Hamijoyo mengemukakan lima strategi dasar dalam era globalisasi tersebut yaitu:

Ø Pendidikan untuk pengembangan iptek dipilih terutama dalam bidang yang vital. Seperti

manufakturing pertanian.

Ø Pendidikan untuk pengembangan keterampilan manajemen, termasuk penguasaan

 bahasa asing.

Pendidikan untuk pengolahan kependudukan, lingkungan, keluargaØ berencana, dan

kesehatan sebagai penangkal terhadap menurunnya kualitas hidup dan

hancurnya sistem pendukung kehidupan manusia.

 Pendidikan untuk pengembangan sistem nilai.Ø Pendidikan untuk mempertinggi mutu tenaga kependidikan dan pelatihan.Ø  

 BAB V

 PENGERTIAN, FUNGSI DAN JENIS LINGKUNGAN PENDIDIKAN  

 Manusia selama hidupnya selalu akan mendapat pengaruh dari keluarga,

 sekolah, dan masyarakat luas. Ketiga lingkungan itu sering disebut sebagai

tripusat pendidikan. Bab ini akan membahas tentang pengertian dan fungsi

lingkungan pendidikan, tripusat pendidikan dan pengaruh timbal balik antara

tripusat pendidikan dan perkembangan peserta didik.

 A. PENGERTIAN DAN FUNGSI LINGKUNGAN PENDIDIKAN  

 Menurut Sartain (ahli psikologi Amerika), yang dimaksud lingkungan meliputi

kondisi dan alam dunia ini yang dengan cara-cara tertentu mempengaruhi

tingkah laku kita, pertumbuhan, perkembangan atau life processes.  

 Meskipun lingkungan tidak bertanggung jawab terhadap kedewasaan anak

didik, namun merupakan faktor yang sangat menentukan yaitu pengaruhnya

 yang sangat besar terhadap anak didik, sebab bagaimanapun anak tinggal

adlam satu lingkungan yang disadari atau tidak pasti akan mempengaruhianak. Pada dasarny lingkungan mencakuplingkungan fidik, lingkungan budaya,

dan lingkungan sosial. 

 Lingkungan sekitar yang dengan sengaja digunakan sebagai alat dalam proses

 pendidikan(pakaian, keadaan rumah, alat permainan, buku-buku, alat peraga,

dll) dinamakan lingkungan pendidikan. Secara umum fungsi lingkungan

Page 22: RINGKASAN MATERI

7/18/2019 RINGKASAN MATERI

http://slidepdf.com/reader/full/ringkasan-materi-56d69bf6f1fb2 22/34

 pendidikan adalah membantu peserta didik dalam interaksi dengan berbagai

lingkungan sekitarnya, utamanaya berbagai sumber daya pendidikan yang

tersedia, agar dapat mencapai tujuan pendidikan yang optimal.  

 B. TRIPUSAT PENDIDIKAN  

 Dilihat dari segi anak didik, tampak bahwa anak didik secara tetap hidup di

dalam lingkungan masyarakat tertentu tempat ia mengalami pendidikan.

 Menurut Ki Hajar Dewantara lingkungan tersebut meliputi lingkungan

keluarga, lingkungan sekolah an lingkungan masyarakat, yang disebut tripusat

 pendidikan. 

1. Keluarga

 Keluarga merupakan lembaga pendidikan tertua, bersifat informal, yang

 pertama dan utama dialamai oleh anak serta lembaga pendidikan yang bersifat

kodrati orang tua bertanggung jawab memelihara, merawat, melindungi, dan

mendidik anak agar tumbuh adn berkembang dengan baik.

 Pendidikan keluarga berfungsi:

Ø Sebagai pengalaman pertama masa kanak-kanak

Ø Menjamin kehidupan emosional anak

Ø Menanamkan dasar pendidikan moral

Ø Memberikan dasar pendidikan sosial.

Ø Meletakkan dasar-dasar pendidikan agama bagi anak-anak.

2. Sekolah

Tidak semua tugas mendidik dapat dilaksanakan oleh orang tua dalam

keluarga, terutama dalam hal ilmu pengetahuan dan berbagai macam

keterampilan. Oleh karena itu dikirimkan anak ke sekolah.

Sekolah bertanggung jawab atas pendidikan anak-anak selama mereka

diserahkan kepadanya. Karena itu sebagai sumbangan sekolah sebagai

lembaga terhadap pendidikan, diantaranya sebagai berikut;

Ø Sekolah membantu orang tua mengerjakan kebiasaan-kebiasaan yang baik

 serta menanamkan budi pekerti yang baik.

Ø Sekolah memberikan pendidikan untuk kehidupan di dalam masyarakat yang sukar atau tidak dapat diberikan di rumah.

Ø Sekolah melaqtih anak-anak memperoleh kecakapan-kecakapan seperti

membaca, menulis, berhitung, menggambar serta ilmu-ilmu lain sifatnya

mengembangkan kecerdasan dan pengetahuan.

Ø Di sekolah diberikan pelajaran etika, keagamaan, estetika, membenarkan

Page 23: RINGKASAN MATERI

7/18/2019 RINGKASAN MATERI

http://slidepdf.com/reader/full/ringkasan-materi-56d69bf6f1fb2 23/34

benar atau salah, dan sebagainya.

3. Masyarakat

 Dalam konteks pendidikan, masyarakat merupakan lingkungan lingkungan

keluarga dan sekolah. Pendidikan yang dialami dalam masyarakat ini, telah

mulai ketika anak-anak untuk beberapa waktu setelah lepas dari asuhankeluarga dan berada di luar dari pendidikan sekolah. Dengan demikian,

berarti pengaruh pendidikan tersebut tampaknya lebih luas.

Corak dan ragam pendidikan yang dialami seseorang dalam masyarakat

banyak sekali, ini meliputi segala bidang, baik pembentukan kebiasaan-

kebiasaan, pembentukan pengertia-pengertian (pengetahuan), sikap dan minat,

maupun pembentukan kesusilaan dan keagamaan.

C. PENGARUH TIMBAL BALIK ANTARA TRIPUSAT PENDIDIKAN

TERHADAP PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK.

Setiap pusat pendidikan dapat berpeluang memberikan kontribusi yang besardalam ketiga kegiatan pendidikan, yakni:

1. pembimbingan dalam upaya pemantapan pribadi yang berbudaya

2. pengajaran dalam upaya penguasaan pengetahuan

3. pelatihan dalam upaya pemahiran keterampilan. 

 BAB VI

 ALIRAN-ALIRAN PENDIDIKAN

 Aliran-aliran pendidikan telah dimaulai sejak awal hidup manusia, karena

 setiap kelompok manusia selalu dihadapkan dengan generasi muda

keturunannya yang memerlukan pendidikan yang lebih baik dari orang tuanya. Di dalm kepustakaan tentang aliran-aliran pendidikan, pemikiran-pemikiran

tentang pendidikan telah dimulai dari zaman Yunani kuno sampai kini. Oleh

karena itu bahasan tersebut hanya dibatasi pada beberapa rumpun aliran

klasik, pengaruhnya sampai saat ini dan dua tonggak penting pendidikan di

 Indonesia.

Page 24: RINGKASAN MATERI

7/18/2019 RINGKASAN MATERI

http://slidepdf.com/reader/full/ringkasan-materi-56d69bf6f1fb2 24/34

 A. ALIRAN KLASIK DAN GERAKAN BARU DALAM PENDIDIKAN

 Aliran-aliran klasik yang dimaksud adalah aliran empirisme, nativisme,

naturalisme, dan konvergensi. Sampai saat ini aliran aliran tersebut masih

 sering digunakan walaupun dengan pengembangan-pengembangan yang

disesuaikan dengan perkembangan zaman.1. Aliran-aliran Klasik dalam Pendidikan dan Pengaruhnya Terhadap

 Pemikiran Pendidikan di Indonesia.

a. Aliran Empirisme

 Aliran empirisme bertolak dari Lockean Tradition yang mementingkan stimulsi

eksternal dalam perkembangan manusia, dan menyatakan bahwa

 perkembangan manusia, dan menyatakan bahwa perkembangan anak

tergantung kepada lingkungan, sedangkan pembawaan tidak dipentingkan.

 Pengalaman yang diproleh anak dalam kehidupan sehari-hari didapat dari

dunia sekitarnya yang berupa stimulan-stimulan. Stimulasi ini berasal dari almbebaqs ataupun diciptakan oleh orang dewasa dalam bentuk pendidikan. Tokoh

 perintisnya adalah John Locke.

b. Aliran Nativisme

 Aliran Nativisme bertolak dari Leinitzian Tradition yang menekankan

kemampuan dalam diri anak, sehingga faktor lingkungan termasuk faktor

 pendidikan, kurang berpengaruh terhadap perkembangan anak. Hasil

 prkembangan tersebut ditentukan oleh pembawaan yang sudah diperoleh sejak

kelahiran. Lingkungan kurang berpengaruh terhadap dan pendidikan anak.

c. Aliran Naturalisme

 Aliran ini dipelopori oleh J.J Rosseau. Rosseau berpendapat bahwa semua

anak baru dilahirkan mempunyai pembawaan BAIK. Pembawaan baik akan

menjadi rusak karena dipengaruhi lingkungan. Pendidikan yang diberikan

orang dewasa malah dapat merusak pembawaan baik anak itu.

d. Aliran Konvergensi

 Aliran Konvergensi dipelopori oleh Wlliam Stern, ia berpedapat bahwa

 seorang anak dilahirkan di dumia sudah disertai pembawaan baik maupun

 pembawaan buruk. Proses perkembangan anak, baik faktor pembawaan

maupun faktor lingkungan sama sama mempunyai peranan sangat penting.

 Bakat yang dibawa pada waktu lahir tidak akan berkembang dengan baik

tanpa adanya dukungan lingkungan sesuai untuk perkembangan anak itu.

e. Pengaruh Aliran Klasik terhadap Pemikiran dan Praktek Pendidikan di

 Indonesia

 Di indonesia telah di terapkan berbagai aliran-aliran pendidikan, penerimaan

tersebut dilakukan dengan pendekatan efektif fungsional yakni diterima sesuai

Page 25: RINGKASAN MATERI

7/18/2019 RINGKASAN MATERI

http://slidepdf.com/reader/full/ringkasan-materi-56d69bf6f1fb2 25/34

kebutuhan, namun ditempatkan dalam latar pandangan yang konvergensi.

2. Gerakan Baru Pendidikan dan Pengaruhnya terhadap Pelaksanaan di

 Indonesia

a. Pengajaran Alam Sekitar

Gerakan pendidikan yang mendekatkan anak dengan sekitarnya adalah gerakan pengajaran alam sekitar,perintis gerakan ini adalah Fr. A. Finger di

 Jerman dengan heimatkunde, dan J. Ligthart di Belanda dengan Het Voll

 Leven.

b. Pengajaran Pusat Perhatian

 Pengajaran pusat perhatian dirintis oleh Ovideminat Decroly dari Belgia

dengan pengajaran melalui pusat-pusat minat, disamping pendapatnya tentang

 pengajaran global. Decroly menyumbangkan dua pendapat yang sangat

berguna bagi pendidikan dan pengajaran, yaitu:Metode Global dan Centre

d’interet. c. Sekolah Kerja

Gerakan sekolah kerja dapat dipandang sebagai titik kulminasi dari

 pandangan-pandangan yang mementingkan pendidikan keterampilan dalam

 pendidikan. J.A. Comenius menekankan agar pendidikan mengembangkan

 pikiran, ingatan, bahasa, dan tangan. J.H. Pesta lozzi mengajarkan bermacam-

macam mata pelajaran pertukaran di sekolahnya.

d. Pengajaran Proyek

 Pengajaran proyek biasa pula digunakan sebagai salah satu metode mengajar

di Indonesia, antara lain dengan nam pengajaran proyek, pengajaran unit, dan

 sebagainya. Yang perlu ditekankan bahwa pengajaran proyek akan

menumbuhkan kemampuan untuk memandang dan memecahkan persoalan

 secara konprehensif. Pendekatan multidisiplin tersebut makin lama makin

 penting, utamanya masyarakat maju.

 B. DUA ALIRAN POKOK PENDIDIKAN DI INDONESIA

 Dua aliran pokok pendidikan di Indonesia itu di Indonesia itu dimaksudkan

adalah Perguruan Kebangsaan Taman Siswa dan Ruang Pendidikan INS Kayu

Tanam. Kedua aliran tersebut dipandang sebagai tonggak pemikiran tentang

 pendidikan di Indonesia.

1. Perguruan Kebangsaan Taman Siswa

 Perguruan Kebangsaan Taman Siswa didirikan oleh Ki Hajar Dewantara pada

tanggal 3 Juli 1932 di yogyakarta, yakni dalam bentuk yayasan.

a. Asas dan Tujuan Taman Siswa

¬¬¬Asas Taman Siswa

Ø Bahwa setiap orang mempunyai hak mengatur dirinya sendiri dengan

Page 26: RINGKASAN MATERI

7/18/2019 RINGKASAN MATERI

http://slidepdf.com/reader/full/ringkasan-materi-56d69bf6f1fb2 26/34

terbitnya persatuan dalam peri kehidupan umum.

Ø Bahwa pengajaran harus memberi pengetahuan yang berfaedah yang dalam

arti lahir dan batin dapat memerdekan diri.

Ø Bahwa pengajaran harus berdasar pada kebudayaan dan kebangsaan

 sendiri.Ø Bahwa pengajaran harus tersebar luas sampai dapat menjangkau kepada

 seluruh rakyat.

Ø Bahwa sebagai konsekuensi hidup dengan kekuatan sendiri maka harus

mutlak harus membelanjai sendiri segala usaha yang dilakukan.

Ø Bahwa dalam mendidik anak-anak perlu adanya keiklasan lahir dan batin

untuk mengobarkan segala kepentinganpribadi demi keselamatan dan

kebahagiaan anak-anak.

 Kemudian ditambahkan dengan asas kemerdekaan, asas kodrat alam, asas

kebudayaan, asas kebangsaan, dan asas kemanusiaan.¬Tujuan Taman Siswa

Ø Sebagai badan perjuangan kebudayaan dan pembangunan masyarakat tertib

dan damai.

Ø Membangun abak didik menjadi manusia yang merdeka lahir dan batin,

luhur akal budinya, serta sehat jasmaninya untuk menjadi anggota masyarakat

 yang berguna dan bertanggung jawab atas keserasian bangsa, tanah air, serta

manusia pada umumnya.

b. Upaya-upaya yang dilakukan Taman Siswa

 Beberapa usaha yang dilakukan oleh Rtaman siswa adalah menyiapkan peserta

didik yang cerdas dan memiliki kecakapan hidup. Dalam ruang lingkup

eksternal Taman siwa membentuk pusat-pusat kegiatan kemasyarakatan.

c. Hasil-hasil yang Dicapai

Taman siswa telah berhasil menemukakan gagasan tentang pendidikan

nasional, lembaga-lembaga pendidikan dari Taman indria sampai Sarjana

Wiyata. Taman siswa pun telah melahirkan alumni alumni besar di Indonesia.

2. Ruang Pendidik INS Kayu Tanam

 Ruang Pendidik INS (Indonesia Nederlandsche School) didirikan oleh

 Mohammad Sjafei pada tanggal 31 Oktober 1926 di Kayu Tanam (sumatera

 Barat).

a. Asas dan Tujuan Ruang Pendidik INS Kayu Tanam  

 Pada awal didirikan, Ruang Pendidik INS mempunyai asas-asas sebagai

berikut  

Ø Berpikir logis dan rasional

Ø Keaktifan atau kegiatan

Page 27: RINGKASAN MATERI

7/18/2019 RINGKASAN MATERI

http://slidepdf.com/reader/full/ringkasan-materi-56d69bf6f1fb2 27/34

Ø Pendidikan masyarakat

Ø Memperhatikan pembawaan anak

Ø Menentang intelektualisme

 Dasar-dasar tersebut kemudian disempurnakan dan mencakup berbagai hal,

 seperti: syarat-syarat pendidikan yang efektif, tujuan yang ingin dicapai, dan sebagainya.

Tujuan Ruang pendidik INS Kayu Tanam adalah:  

Ø Mendidik rakyat ke arah kemerdekaan

Ø Memberi pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat

Ø Mendidik para pemuda agar berguna untuk masyarakat

Ø Menanamkan kepercayaan terhadap diri sendiri dan berani bertanggung

 jawab.

Ø Mengusahakan mandiri dalam pembiayaan.  

b. Upaya-upaya Ruang Pendidik INS Kayu Tanam 

 Beberapa usaha yang dilakukan oleh Ruang Pendidik INS Kayu Tanam antara

lain menyelenggarakan berbagai jenjang pendidikan, menyiapkan tenaga guru

atau pendidik, dan penerbitan mjalah anak-anak Sendi, serta mencetak buku-

buku pelajaran. 

c. Hasil-hasil yang Dicapai Ruang Pendidik INS Kayu Tanam  

 Ruang Pendidik INS Kayu Tanam mengupayakan gagasan-gagasan tentang

 pendidikan nasional (utamanya pendidikan keterampilan/kerajinan), beberapa

ruang pendidikan (jenjang persekolahan), dan sejumlah alumni.  

 BAB VII

 PERMASALAHAN PENDIDIKAN  

 Pendidikan mempunyai tugas menyiapkan sumber daya manusia unuk

 pembangunan. Derap langkah pembangunan selalu diupayakan seirama

dengan tuntutan zaman. Perkembangan zaman selalu memunculkan persoalan-

 persoalan baru yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya. Bab ini akan

mengkaji mengenai permasalahan pokok pendidikan, dan saling keterkaitan

antara pokok tersbut, faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangannya dan

masalah-masalah aktual beserta cara penanggulangannya.  

 A. PERMASALAHAN POKOK PENDIDIKAN

 Pada dasarnya ada dua permasalahan pokok pendidikan yang kita hadapai

 saat ini, yaitu:

a) Bagaimana semua warganegara dapat menikmati kesempatan pendidikan.

b) Bagaimana pendidikan dapat membekali peserta didik dengan keterampilan

Page 28: RINGKASAN MATERI

7/18/2019 RINGKASAN MATERI

http://slidepdf.com/reader/full/ringkasan-materi-56d69bf6f1fb2 28/34

kerja yang antap untuk dapat terjun ke dalam kancah kehidupan

bermasyarakat.  

 B. JENIS PERMASALAH POKOK PENDIDIKAN  

 Masalah pokok pendidikan yang menjadi kesepakatan nasional yang perlu

diprioritaskan penanggulangannya ada empat macam yaitu: masalah pemerataan pendidikan, masalah mutu pendidikan, masalah efisiensi

 pendidikan, maslah relevansi pendidikan.  

1. Masalah Pemerataan Pendidikan 

 Masalah pemerataan pendidikan adalah persoalan bagaimana sistem

 pendidikan dapt menyediakan kesempatan yang seluas-luasnya kepada seluruh

warganegara untuk memperoleh pendidikan. Masalah ini dapat dipecahkan

dengan dua cara yaitu dengan cara konvensional dan cara inovatif. Cara

konvensional misalnya pembangunan gedung sekolah dan pergantian jam

belajar. Cara inovatif misalnya sistem guru kunjung dan Sekolah Terbuka. 

2. Masalah Mutu Pendidikan

 Mutu pendidikan dipermasalahkan jika hasil pendidikan tidak sesuai dengan

 yang diharapkan. Masalah mutu pendidikan juga mencakup masalah

 pemerataan mutu pendidikan.

 Pemecahan masalah mutu pendidikan dalam garis besarnya meliputi hal-hal

 yang bersifat fisik dan perangkat lunak, personalia, dan manajemen

 pendidikan. 

3. Masalah Efisiensi Pendidikan 

 Beberapa masalah dalam kaitannya dengan efisiensi pendidikan antara lain:  

a) bagaimana memfungsikan tenaga pendidikan.

b) Bagaimana sarana dan prasarana pendidikan digunakan

c) Bagaimana pendidikan diselenggarakan

d) Masalah efisiensi dalam memfungsikan tenaga 

4. Masalah Relevansi Pendidikan 

Sebenarnya kriteria relevansi cukup ideal jika dikaitkan dengan kondisi sistem

 pendidikan pada umumnya dan gambatan tentang kerjaan yang ada antara lain

 sebagai berikut.

a. status lembaga pendidikan yang bermacam-macam 

b. sistem pendidikan tidak pernah menghasilkan luaran yang siap pakai. Yang

ada ialah siap kembang.

c. Tidak tersedianya pete kebutuhan tenaga kerja dengan persyaratannya yang

digunakan sebagai pedoman oleh lembaga-lembaga pendidikan untuk

menyusun programnya

C. SALING KETERKAITAN ANTARA MASALAH-MASALAH PENDIDIKAN

Page 29: RINGKASAN MATERI

7/18/2019 RINGKASAN MATERI

http://slidepdf.com/reader/full/ringkasan-materi-56d69bf6f1fb2 29/34

 Ada dua. faktor penghambat perbaikan mutu pendidikan. Yaitu: gerakan

 perluasan pendidikan untuk melayani pemerataan kesempatan pendidikan bagi

rakyat banyak memerlukan penghimpunan dan pengarahan dana dan daya.

 Faktor kedua, kondisi satuan-satuan pendidikan pada saat demikian

mempersulit upaya peningkatan mutu karena jumlah murid dalam kelas terlalubanyak, tenaga pendidik kurang kompeten, sarana yang tidak memadai, dan

 seterusnya. 

 D. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BERKEMBANGNYA

 MASALAH PENDIDIKAN

 Faktor-faktor yang mempengaruhi berkembangnya masalah pendidikan antara

lain: perkembangan iptek dan seni, laju pertumbuhan penduduk, aspirasi

masyarakat dan keterbelakangan budaya dan sarana kehidupan.  

1. Perkembangan IPTEK dan Seni 

Sejalan dengan berkembangnya arus globalisasi di negara kita, terutamadengan pesatnya peningkatan teknologi komunikasi, membuat segala sesuatu

harus dilakukan dengan cepat dan tepat. Implikasinya di dalm masyarakat

 sangat tersa. Oleh karena itu pendidikan harsu senantiasa menyesuaikan diri

dengan perkembangan zaman.

Seni merupakan kebutuhan hidup manusia. Pengembangan kualitas seni secara

terprogram menuntut tersedianya sarana pendidikan tersendiri disamping

 program-program lain dalam sistem pendidikan. 

2. Laju Pertumbuhan Penduduk  

 Masalah kependudukan dan pendidikan bersumber pada 2 hal

 yaitu:pertambahan penduduk dan penyebaran penduduk.  

3. Aspirasi Masyarakat  

 Belakangan ini aspirasi masyarakat semakin meningkat sejalan dengan

 peningkatan pemahaman masyarakat terhadap ‘reformasi’. Aspirasi tersebut

menyangkut kesempatan pendidikan, kelayakan pendidikan dan jaminan

terhadap taraf hidup setelah mereka menjalani proses pendidikan.

4. Keterbelakangn Budaya dan Sarana Kehidupan 

 Keterbelakangan budaya disebabkan beberapa hal misalnya letak geografis

 yang terpencil dan sulit dijangkau, penolakan masyarakat terhadap unsur

budaya baru karena dikhawatirkan akan mengikis kebudayaan lama, dan

ketidakmampuan ekonomis menyangkut unsur kebudayaan tersebut.

 E. PERMASALAHAN AKTUAL PENDIDIKAN DAN PENANGGULANGANNYA  

1. Permasalahan Aktual Pendidikan di Indonesia 

Page 30: RINGKASAN MATERI

7/18/2019 RINGKASAN MATERI

http://slidepdf.com/reader/full/ringkasan-materi-56d69bf6f1fb2 30/34

 Permasalahan aktual pendidikan di Indonesia sangat kompleks dan semakin

berkembang sejalan dengan perkembangan zaman dan kemapanan sumber

daya manusia. Masalah masalah tersebut antara lain:  

a. Masalah Keutuhan Pencapaian sasaran

b. Masalah Kurikulumc. Masalah Peranan Guru

d. Masalah Pendidikan Dasar 9 Tahun 

2. Upaya Penanggulangan 

 Beberapa upaya dilakukan untuk menanggulangi masalah masalah aktual

tersebut, diantaranya: 

a. Pendidikan efektif perlu ditingkatkan secara terprogram.

b. Pelaksanaan kegaitan kurikuler dan ekstrakurikuler dilakukan dengan penuh

kesungguhan dan diperhitungkan dalam penentuan nilai akhir ataupun

kelulusanc. Melakukan penyusunan yang mantap terhadap potensi siswa melalui

keragaman jenis program studi.

d. Memberi perhatian terhadap tenaga kependidikan(prajabatan dan jabatan)  

 BAB VII  

SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL 

Setiap bangsa memiliki sitem pendidikan nasional. Pendidikan nasional masing

masing

bangsa berdasarkan pada jiwa dan kepribadia kebudayaannya. Sistem

 pendidikan di Indonesia disusun berdasarkan kebudayaan bangsa Indonesia

dan berdasar kepada Pancasila dan UUD 1945. Bab VIII ini akan membahas

mengenai jalur, jenjang, dan jenis program sistem pendidikan nasional,

 pengelolaan jalur pendidikan persekolahan dan jalur pendidikan luar sekolah,

 serta upaya pembaruan sistem pendidikan Nasional.  

 A. KELEMBAGAAN, PROGRAM, DAN PENGELOLAAN PENDIDIKAN  

1. Kelembagaan Pendidikan 

 Berdasarkan UU RI No.2 Tahun 1989 tentang sistem pendidikan nasional,

kelembagaan pendidikan dapat dilihat dari segi jalur pendidikan dan program

 pendidikan. 

a. Jalur Pendidikan 

Page 31: RINGKASAN MATERI

7/18/2019 RINGKASAN MATERI

http://slidepdf.com/reader/full/ringkasan-materi-56d69bf6f1fb2 31/34

 Penyelenggaraan sisdinas dilaksanakan melalui dua jarur yaitu jalur

 pendidikan sekolah(pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pndidikan

tinggi), dan pendidikan luar sekolah atau PLS.  

b. Jenjang Pendidikan 

 Jenjang pendidikan adalah tahap dalam pendidikan berkelanjutan yangditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik serta keluasan dan

kedalaman bahan pengajaran(UU RI No.2 Tahun 1989 Bab I, Pasal 1 Ayat 5).

 Jalur Pendidikan sekolah dilaksanakan secara berjenjang yang terdiri atas

 jenjang pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinngi.  

2. Program dan Pengelolaan Pendidikan  

a. Jenis Program Pendidikan 

 Jenis pendidikan adalah pendidikan yang dikelompokkan sesuai dengan sifat

dan kekhususan tujuannya (UU RI No.2 Tahun 1989 Bab I, Pasal 1 Ayat 5 No.

2) 

 Program pendidikan yang termasuk jalur pendidikan sekolah terdiri atas :

• pendidikan umum(SD, SMP, SMA, dan Universitas);

• pendidikan kejuruan(STM, SMTK, SMIP, SMIK, SMEA)  

• Pendidikan Luar Biasa (SDLB, SGPLB) 

• Pendidikan Kedinasan (SPK,APDN,STAN, STPDN) 

• Pendidikan Keagamaan(PGAN, IAIN, Theologia,IHD)  

b. Kurikulum Program Pendidikan 

 Dapat disimpulkan bahwa kurikulum adalah perangkat atau rencana yang

disusun untuk mencapai tuuan pendidikan. Dalam hal ini, kurikulum mencakup

dua aspek yaitu aspek kesatuan nasional, dan aspek local  

 B. UPAYA PEMBANGUNAN PENDIDIKAN NASIONAL  

1. Jenis Upaya Pembaruan Pendidikan 

 Pembaruan yang terjadi meliputi landasan yuridis, kurikulum, perangkat

 penunjangnya, struktur prndidikan, dan tenaga kependidikan.  

a. Pembaruan Landasan Yuridis 

 Landasan yuridis adalah landasan hukum yang mendasari semua kegiatan

 pendidikan dan mengenai hal-hal yang penting seperti komponen struktur

 pendidikan, kurikulum, pengelolaan, pengawasan dan ketenagaan.  

Sejak kemerdekaan pemerintah terus berupaya melakukan perbaikan sistem

 pendidikan nasional melalui peraturan pemerintah dan undang undang

 sisdiknas. Dan revisi itu akan terus dilakukan sejalan tingkat kebutuhan

Page 32: RINGKASAN MATERI

7/18/2019 RINGKASAN MATERI

http://slidepdf.com/reader/full/ringkasan-materi-56d69bf6f1fb2 32/34

masyarakat terhadap pendidikan.

b. Pembaruan Kurikulum 

 Pembaruan kurikulum dapat dilihat dari segi orientasinya, strategi,

isi/program, dan metodenya. Seperti kurikulum 1975/1976, 1984, 1992, 1994,

1999, 2004 (KBK), dan yang terakhir adalah kurikulum 2006.c. Pembaruan Pola dan Masa Studi 

 Pembaruan pola masa studi termasuk pendidikan yang meliputi pembaruan

 jenjang dan jenis pendidikan serta lama waktu belajar pada satuan pendidikan. 

d. Pembaruan Tenaga Pendidikan 

Yang dimaksud tenaga kependidikan adalah tenaga yang bertugas

menyelenggarakan kegiatan mengajar, melatih, meneliti, mengembangkan,

mengelola, dan memberikan pelayanan teknis dalam bidang pendidikan.  

2. Dasar dan Aspek Legal Pembangunan Pendidikan Nasional  

 Dasar dan aspek legal pembangunan pendidikan nasional berupa ketentuan -ketentuan yuridis yang menjadi dasar, acuan, serta mengatur penyelenggaraan

 sistem pendidikan nasional, seperti pancasila, UUD 1945, GBHN, UU Organik

 Pendidikan, Perpu, dan lain-lain. 

BAB XI

 PENDIDIKAN DAN PEMBANGUNAN  

 Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan karena sasarannya

adalah peningkatan kualitas SDM. Oleh karena itu, pendidikan juga

merupakan alur tengah pembangunan dari seluruh sektor pembangunan. Bab

ini akan membahas mengenai esensi pendidikan dan pembangunan, titik temu

antar keduanya, peranan pendidikan dalam pembangunan, khususnya

 pembangunan sistem pendidikan nasional.

 A. ESENSI PENDIDIKAN DAN PEMBANGUNAN SERTA TITIK TEMUNYA

Status pendidikan dan pembangunan masing-masing dalam esensi

 pembangunan serta antara keduanya

1. Pendidikan merupakan usaha ke dalam diri manusia sedangkan

 pembangunan merupakan usaha keluar dalam diri manusia.  

2. Pendidikan menghasilkan sumber daya tenaga yang menunjang

 pembangunan dan hasil pembangunan dapat menunjang pendidikan

(pembinaan, penyediaan saran, dan seterusnya)

 B. SUMBANGAN PENDIDIKAN PADA PEMBANGUNAN  

Sumbangan pendidikan terhadap pembangunan dapat dilihat dari berbagai

 segi, diantaranya, segi sasaran, lingkungan, jenjang pendidikan, dan

Page 33: RINGKASAN MATERI

7/18/2019 RINGKASAN MATERI

http://slidepdf.com/reader/full/ringkasan-materi-56d69bf6f1fb2 33/34

 pembidangan kerja..

1. Segi Sasaran Pendidikan 

 Pendidikan adalah usaha sadar yang ditujukan kepada peserta didik agar

menjadi manusia yang berkepribadian kuat dan utuh serta bermoral tinggi.

 Jadi tujuan citra manusia yang dapat menjadi sumber daya pembangunan yangmanusiawi. 

2. Segi Lingkungan Pendidikan 

 Klasifikasi ini menunjukkan peran pendidikan dalam berbagai lingkungan atau

 sistem. Lingkungan keluarga(pendidikan informal), lingkungan sekolah

(pendidikan formal), lingkungan masyarakat (pendidikan nonformal), ataupun

dalam sistem pendidikan prajabatan dan dalam jabatan.

3. Segi Jenjang Pendidikan 

 Jenjang pendidikan meliputi pendidikan dasar (basic education), pndidikan

lanjutan, menengah, dan pendidikan tinggi.4. Segi Pembidangan Kerja atau Sektor Kehidupan  

 Pembidangan kerja menurut sektor kehidupan meliputi bidang ekonomi,

hukum, sosial politik, keuangan, perhubungan, komunikasi, pertanian,

 pertambangan, pertahanan, dan l;ain-lain. 

C. PEMBANGUNAN SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL  

 Bagian ini akan mengemukakan dua hal yaitu mengapa sistem pendidikan

harus dibangun dan wujud sisdiknas..

1. Mengapa Sistem Pendidikan Harus Dibangun  

Sistem pendidikan perlu dibangun agar dapat memenuhi kebutuhan manusia.

 Manusia cenderung berupaya untuk mendekatkan dirinya pada kesempurnaan,

untuk itu perlu dilakukan perbaikan-perbaikan, termasuk sistem pendidikan.  

Selain itu, pengalaman manusia juga berkembang. Itulah sebabnya mengapa

 sistem pendidikan sebagai sarana yang menghantar manusia untuk menemukan

 jawaban atas teka teki mengenai dirinya, juga selalu disempurnakan.

2. Wujud Pembangunan Sistem Pendidikan 

Secara makro, sistem pendidikan meliputi banyak aspek yang satu sama lain

 saling terkait, yaitu aspek filosofis dan keilmuan, yuridis, struktur, dan

kurikulum

a) Hubungan Antar Aspek-aspek  

 Aspek filosofis keilmuan dan yuridis menjadi landasan bagi aspek -aspek yang

lain, karena memberikan arah pada aspek-aspek lainnya. Meskipun aspek

 filosofis menjadi landasan, tetapi tidak harus diartikan bahwa setiap terjadi

 perubahan filosofis dan yuridis harus diikuti dengan perubahan aspek-aspek

 yang lain secara total.  

Page 34: RINGKASAN MATERI

7/18/2019 RINGKASAN MATERI

http://slidepdf.com/reader/full/ringkasan-materi-56d69bf6f1fb2 34/34

b. Aspek Filosofis dan Keilmuan 

 Aspek filosofis berupa penggarapan tujuan nasioanal pendidikan. Rumusan

tujuan pendidikan nasional yang etntunya memberikan peluang bagi

 pengembanga hakikat manusia yang kodrati yang berartipula bersifat wajar.

 Bagi kita pengembangan sifat kodrati manusia itu pararel dengan jiwa Pancasila.  

c. ¬¬Aspek Yuridis 

UUD 1945 sebagai landasan hukum pendidikan sifatnya relatif tetap. Beberapa

 pasal yang melandasi pendidikan sifatnya eksplisit (pasal 31 ayat (1) dan (2);

 pasal (32)) maupun yang implisit (pasal 27 ayat (1) dan (2); pasal (34)).

 Pasal pasal tersebut sifatnya masih sangat global dan perlu dijabarkan lebih

rinci kedalam UU Pendidikan seperti UU Pendidikan No. 4 Tahun 1950, UU

 Pendidikan No. 12 Tahun 1954 dan disempurnakan lagi oleh UU RI No. 2

Tahun 1989. 

d. Aspek Struktur  

 Aspek struktur pembangunan sistem pendidikan berperan pada upaya

 pembenahan struktur pembangunan pendidikan yang mencakup jenjang dan

 jenis pendidikan, lama waktu belajar dari jenjang yang satu ke jenjang yang

lai, sebagai akibat dari perkembangan sosial budaya dan politik.

e. Aspek Kurikulum

 Kurikulum merupakan sarana untuk mencapai tujuan. Tujuan kurikuler

berubah, maka kurikulum berubah pula. Perubahan tersebut dapat berupa

materinya, orientasinya, pendekatannya maupun metodenya.