RINGKASAN MATERI
-
Upload
azhar-umam -
Category
Documents
-
view
846 -
download
0
description
Transcript of RINGKASAN MATERI
7/18/2019 RINGKASAN MATERI
http://slidepdf.com/reader/full/ringkasan-materi-56d69bf6f1fb2 1/34
RINGKASAN M ATERI
( Dari buku karya Prof. Dr. Umar Tirtarahardja dan Drs. S. L. La Sulo)
BAB I
MANUSIA DAN PENDIDIKAN HAKIKAT MANUSIA DAN PENGEMBANGANNYA
Sasaran pendidikan adalah manusia. Pendidikan bermaksud membantu
peserta didik menumbuh kembangkan potensi kemanusiaannya. Tugas pendidik
hanya mungkin dilakukan jika pendidik memiliki gambaran yang jelas tentang
siapa manusia itu sebenarnya.
Dalam kenyataannya masih banyak pendidik yang belum mengetahui gambaran
tentang siapa manusia itu sebenarnya dan sifat hakikat apa saja yang dimiliki
manusia yang membedakannya dengan hewan sehingga dalam melaksanakan pendidikan belum mendapatkan hasil yang memuaskan. Melihat kenyataan
inilah penulis memandang perlunya dibahas tentang manusia dan pendidikan :
hakikat manusia dan pengembangannya.
A. Pengertian Sifat Hakikat Manusia
Sifat hakikat manusia adalah ciri-ciri karakteristik yang secara
prinsipil membedakan manusia dari hewan, meskipun antara manusia dengan
hewan banyak kemiripan terutama dilihat dari segi biologisnya. Bentuknya
(misalnya orang hutan), bertulang belakang seperti manusia, berjalan tegak
dengan menggunakan kedua kakinya, melahirkan, menyusui anaknya dan
pemakan segala. Bahkan carles darwin (dengan teori evolusinya) telah
berjuang menemukan bahwa manusia berasal dari primat atau kera tapi
ternyata gagal karena tidak ditemukan bukti-bukti yang menunjukkan bahwa
manusia muncul sebagai bentuk ubah dari primat atau kera. Disebut sifat
hakikat manusia karena secara haqiqi sifat tersebut hanya dimiliki oleh
manusia dan tidak terdapat pada hewan. Karena manusia mempunyai hati
yang halus dan dua pasukannya. Pertama, pasukan yang tampak yang meliputi
tangan, kaki, mata dan seluruh anggota tubuh, yang mengabdi dan tunduk
kepada perintah hati. Inilah yang disebut pengetahuan. Kedua, pasukan yang
mempunyai dasar yang lebih halus seperti syaraf dan otak. Inilah yang disebut
kemauan. Pengetahuan dan kemauan inilah yang membedakan antara manusia
dengan binatang.
B. Wujud Sifat Hakikat Manusia
7/18/2019 RINGKASAN MATERI
http://slidepdf.com/reader/full/ringkasan-materi-56d69bf6f1fb2 2/34
Wujud dari sifat hakikat manusia yang tidak dimiliki oleh hewan yang
dikemukakan oleh faham eksistensialisme dengan maksud menjadi masukan
dalam membenahi konsep pendidikan , Prof. Dr. Umar Tirtaraharja dkk ,
menyatakan :
1. Kemampuan Menyadari Diri Berkat adanya kemampuan menyadari diri yang dimiliki manusia maka
manusia menyadari bahwa dirinya memiliki ciri kas atau karakteristik diri. Hal
ini menyebabkan manusia dapat membedakan dirinya dan membuat jarak
dengan orang lain dan lingkungan di sekitarnya. Yang lebih istimewa lagi
manusia dikaruniai kemampuan membuat jarak diri dengan dirinya sendiri,
sehingga manusia dapat melihat kelebihan yang dimiliki serta kekurangan-
kekurangan yang terdapat pada dirinya. Kemampuan memahami potensi-
potensi dirinya seperti ini peserta didik harus mendapat pendidikan dan
perhatian yang serius dari semua pendidik supaya dapat menumbuhkembangkan kemampuan mengeluarkan potensi-potensi yang ada pada dirinya.
2. Kemampuan Bereksistensi
Kemampuan bereksistensi adalah kemampuan manusia menempatkan
diri dan dapat menembus atau menerobos serta mengatasi batas-batas yang
membelenggu dirinya. Sehingga manusia tidak terbelenggu oleh tempat dan
waktu. Dengan demikian manusia dapat menembus ke sana dan ke masa depan.
Kemampuan bereksistensi perlu dibina melalui pendidikan. Peserta didik
diajar agar belajar dari pengalamannya, mengantisipasi keadaan dan
peristiwa, belajar melihat prospek masa depan dari sesuatu serta
mengembangkan imajinasi kreatifnya sejak masa kanak-kanak.
3. Kata hati
Kata hati juga sering disebut dengan istilah hati nurani, lubuk hati,
suara hati, pelita hati dan sebagainya. Kata hati adalah kemampuan membuat
keputusan tentang yang baik atau benar dan yang buruk atau salah bagi
manusia sebagai manusia. Untuk melihat alternatif mana yang terbaik perlu
didukung oleh kecerdasan akal budi. Orang yang memiliki kecerdasan akalbudi disebut tajam kata hatinya. Kata hati yang tumpul agar menjadi kata hati
yang tajam harus ada usaha melalui pendidikan kata hati yaitu dengan melatih
akal kecerdasan dan kepekaan emosi. Tujuannya agar orang memiliki
keberanian berbuat yang didasari oleh kata hati yang tajam, sehingga mampu
7/18/2019 RINGKASAN MATERI
http://slidepdf.com/reader/full/ringkasan-materi-56d69bf6f1fb2 3/34
menganalisis serta membedakan mana yang baik atau benar dan buruk atau
salah bagi manusia sebagai manusia
4. Moral
Jika kata hati diartikan sebagai bentuk pengertian yang menyertai perbuatan maka yang dimaksud moral adalah perbuatan itu sendiri. Moral dan
kata hati masih ada jarak antara keduanya. Artinya orang yang mempunyai
kata hati yang tajam belum tentu moralnya baik. Untuk mengetahui jarak
tersebut harus ada aspek kemauan untuk berbuat.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa moral yang singkron dengan kata
hati yang tajam merupakan moral yang baik. Sebaliknya perbuatan yang tidak
singkron dengan kata hatinya merupakan moral yang buruk atau rendah.
5. Tanggung jawab
Sifat tanggung jawab adalah kesediaan untuk menanggung segenap
akibat dari perbuatan yang menuntut jawab yang telah dilakukannya. Wujud
bertanggung jawab bermacam-macam. Ada bertanggung jawab kepada dirinya
sendiri bentuk tuntutannya adalah penyesalan yang mendalam. Tanggung
jawab kepada masyarakat bentuk tuntutannya adalah sanksi -sanksi sosial
seperti cemoohan masyarakat, hukuman penjara dan lain -lain. Tanggung
jawab kepada tuhan bentuk tuntutannya adalah perasaan berdosa dan terkutuk.
6. Rasa kebebasan
Rasa kebebasan adalah tidak merasa terikat oleh sesuatu tetapi sesuai
dengan tuntutan kodrat manusia. Artinya bebas berbuat apa saja sepanjang
tidak bertentangan dengan tuntutan kodrat manusia. Jadi kebebasan atau
kemerdekaan dalam arti yang sebenarnya memang berlangsung dalam
keterikatan.
7. Kewajiban dan Hak
Kewajiban dan hak adalah dua macam gejala yang timbul karena manusia itu
sebagai makhluk sosial, yang satu ada hanya karena adanya yang lain. Tidakada hak tanpa kewajiban. Kewajiban ada karena ada pihak lain yang harus
dipenuhi haknya.
8. Kemampuan Menghayati Kabahagiaan
7/18/2019 RINGKASAN MATERI
http://slidepdf.com/reader/full/ringkasan-materi-56d69bf6f1fb2 4/34
Kebahagiaan adalah merupakan integrasi dari segenap kesenangan,
kegembiraan, kepuasan dan sejenisnya dengan pengalaman-pengalaman pahit
dan penderitaan. Proses dari kesemuanya itu (yang menyenangkan atau yang
pahit) menghasilkan suatu bentuk penghayatan hidup yang disebut bahagia.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kebahagiaan adalah perpaduandari usaha, hasil atau takdir dan kesediaan menerimanya.
C. Dimensi-dimensi Hakikat Manusia, Keunikan dan Dinamikanya.
Dalam hal ini ada 4 macam dimensi yang akan dibahas yaitu :
1. Dimensi Keindividuan
Setiap anak manusia yang dilahirkan telah dikaruniai potensi untuk menjadi
berbeda dari yang lain atau menjadi dirinya sindiri. Inilah sifat individualitas.
Karena adanya individualitas itu setiap orang mempunyai kehendak, perasaan,
cita-cita, kecenderungan, semangat dan daya tahan yang berbeda-beda. Setiap
manusia memiliki kepribadian unik yang tidak dimiliki oleh orang lain.
2. Dimensi Kesosialan
Setiap bayi yang lahir dikaruniai potensi sosialitas demikian dikatakan Mj
Langeveld (1955 : 54) dalam buku (Pengantar Pendidikan, Prof. Dr.
Tirtaraharja dan Drs. S.L La Ulo 2005 : 18). Pernyataan tersebut dapat
diartikan bahwa setiap anak dikaruniai benih kemungkinan untuk bergaul.
Artinya setiap orang dapat saling berkomunikasi yang pada hakikatnya di
dalamnya ada unsur saling memberi dan menerima. Adanya dimensi kesosialan
pada diri manusia tampak jelas pada dorongan untuk bergaul. Dengan adanya
dorongan untuk bergaul setiap orang ingin bertemu dengan sesamanya.
Manusia hanya menjadi menusia jika berada diantara manusia. Tidak ada
seorangpun yang dapat hidup seorang diri lengkap dengan sifat hakekat
kemanusiaannya di tempat yang terasing. Sebab seseorang hanya dapat
mengembangkan sifat individualitasnya di dalam pergaulan sosial seseorang
dapat mengembangkan kegemarannya, sikapnya, cita-citanya di dalam
interaksi dengan sesamanya.
3. Dimensi Kesusilaan
Kesusilaan adalah kepantasan dan kebaikan yang lebih tinggi. Manusia itu
dikatakan sebagai makhluk susila. Drijarkoro mengartikan manusia susila
sebagai manusia yang memiliki nilai-nilai, menghayati, dan melaksanakan
nilai-nilai tersebut dalam perbuatan. Agar manusia dapat melakukan apa yang
semestinya harus dilakukan, maka dia harus mengetahui, menyadari dan
memahami nilai-nilai. Kemudian diikuti dengan kemauan atau kesanggupan
untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut.
7/18/2019 RINGKASAN MATERI
http://slidepdf.com/reader/full/ringkasan-materi-56d69bf6f1fb2 5/34
4. Dimensi Keberagamaan
Pada hakikatnya manusia adalah makhluq religius. Mereka percaya bahwa di
luar alam yang dapat dijangkau oleh indranya ada kekuatan yang menguasai
alam semesta ini. Maka dengan adanya agama yang diturunkan oleh tuhanmanusia menganut agama tersebut.
Beragama merupakan kebutuhan manusia karena manusia adalah makhluq
yang lemah sehingga memerlukan tempat bertopang. Manusia memerlukan
agama demi keselamatan hidupnya. Manusia dapat menghayati agama melalui
proses pendidikan agama. Disinilah tugas orang tua dan semua pendidik untuk
melaksanakan pendidikan agama kepada anaknya atau anak didiknya.
D. Pengembangan (Proses Pendidikan) Dimensi Hakikat Manusia
Pengembangan dimensi hakikat manusia menjadi tugas pendidikan. Pengembangannya dibagi menjadi 2 yaitu :
1. Pengembangan yang utuh
Pengembangan yang utuh yaitu apabila pengembangan dimensi hakikat
manusia itu terjadi secara utuh antara jasmani dan rohani, antara dimensi
keindividualan, kesosialan, kesusilaan dan keberagamaan, antara aspek
koknitif, afektif dan psikomotorik. Semua dimensi-dimensi tersebut harus
mendapat layanan dengan baik, tidak terjadi pengabaian terhadap salah
satunya dalam hal ini dimensi keberagamaan menjadi tumpuan dari ketiga
dimensi yang lain.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengembangan dimensi hakikat
manusia yang utuh diartikan sebagai pembinaan terpadu terhadap seluruh
dimensi hakikat manusia sehingga dapat tumbuh dan berkembang secara
selaras. Maka secara totalitas dapat membentuk manusia yang utuh.
2. Pengembangan yang tidak utuh
Pengembangan yang tidak utuh adalah proses pengembangan dimensi hakikat
manusia yang tidak seimbang antara dimensi yang satu dengan yang lainnya,
artinya ada salah satu dimensi yang terabaikan penanganannya.
Pengembangan yang tidak utuh akan menghasilkan kepribadian yang pincang
dan tidak mantap. Pengembangan yang seperti ini merupakan pengembangan
yang patologis atau tidak sehat.
E. Pandangan Islam
7/18/2019 RINGKASAN MATERI
http://slidepdf.com/reader/full/ringkasan-materi-56d69bf6f1fb2 6/34
1. Pandangan Islam Terhadap Manusia
Menurut pandangan islam manusia adalah makhluk Alloh yang paling mulia
dari pada yang lainnya. Ia bukan ada dengan sendirinya tetapi diciptakan oleh
Alloh dengan dikaruniai sifat-sifat khusus yang tidak dimiliki oleh makhluq
yang lain. Alloh menciptakan manusia dalam bentuk fisik yang bagus dan seimbang. Sesuai dengan firman Alloh Surat Ath Thiin yang artinya :
Sesungguhnya telah kami jadikan manusia itu dalam bentuk sebaik-baiknya
(Q.S At tiin 4) Dalam hubungan dengan pendidikan menurut pandangan is lam
manusia dapat kita lihat dari tiga titik saja yaitu : (Daradjat dkk, 2000 : 3)
a. Manusia sebagai makhluq yang mulia
Manusia diciptakan oleh Alloh sebagai penerima dan pelaksana ajaran agama.
Oleh karena itu ia ditempatkan pada kedudukan yang mulia. Untuk
mempertahankan kedudukannya yang mulia dan bentuk pribadi yang bagus itu
Alloh melengkapinya dengan akal dan perasaan yang memungkinkan manusiamenerima dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan membudayakan ilmu
yang dimilikinya.
Ini berarti manusia sebagai makhluq yang mulia dikarenakan manusia
dikaruniai (1) akal dan perasaan (2) ilmu pengetahuan (3) kebudayaan yang
seluruhnya dikaitkan kepada pengabdian pada pencipta, Alloh SWT.
1) Akal dan Perasaan
Setiap orang menyadari bahwa ia mempunyai akal dan perasaan. Akal
pusatnya di otak, digunakan untuk berfikir, perasaan pusatnya di hati, dalam
kenyataan keduanya sukar dipisahkan.
Penggunaan akal dan perasaan dapat menentukan kedudukan seseorang dalam
lingkungan sosialnya. Kemampuan berfikir dan merasa ini merupakan
anugerah Alloh yang paling besar dan ini pulalah yang membuat manusia itu
istimewa dan mulai dibandingkan dengan makhluq yang lainnya. Alloh
menyuruh manusia berfikir baik tentang dirinya atau tentang alam semesta ini
sehingga menghasilkan ilmu pengetahuan.
2) Ilmu Pengetahuan
Pengetahuan adalah suatu yang diketahui oleh manusia melalui pengalaman,
informasi, perasaan atau melalui intuisi. Ilmu pengetahuan merupakan hasil
pengolahan akal (berfikir) dan perasaan tentang sesuatu yang diketahui itu.
Faktor terbesar yang membuat manusia itu mulia adalah karena ia berilmu dan
menggunakan ilmunya dia dapat menguasai alam, meningkatkan iman dan
taqwanya juga dengan ilmu.
3) Kebudayaan
7/18/2019 RINGKASAN MATERI
http://slidepdf.com/reader/full/ringkasan-materi-56d69bf6f1fb2 7/34
Islam memandang manusia sebagai makhluq pendukung dan pencipta
kebudayaan. Dengan akal, ilmu dan perasaan ia membentuk kebudayaan dan
mewariskan kebudayaan itu kepada anak turunnya.
b. Manusia sebagai kholifah di bumi
Setelah bumi ini diciptakan, Alloh memandang perlu bumi itu didiami, diurusdan diolah. Untuk itu ia menciptakan manusia sebagai kholifah di bumi.
Kemampuan bertugas ini adalah anugerah Alloh dan sekaligus merupakan
amanat yang dibimbing dengan suatu ajaran yang pelaksanaannya merupakan
tanggung jawab manusia yang bernama kholifah itu.
c. Manusia sebagai makhluq PAEDAGOGIK
Mahluq paedagogik ialah mahluq Alloh yang dilahirkan membawa potensi
dapat dididik dan dapat mendidik. Mahluq itu adalah manusia. Sehingga
mampu menjadi kholifah di bumi, pendukung dan pengembang kebudayaan. Ia
dilengkapi dengan fitroh Alloh berupa bentuk yang dapat berkembang, sesuaidengan kedudukannya sebagai mahluq yang mulia, pikiran, perasaan dan
kemampuannya berbuat merupakan komponen dari fitrah itu. Fitrah inilah
yang membedakan manusia dengan mahluq yang lain dan membuat manusia
itu istimewa dan lebih mulia dan sekaligus berarti bahwa manusia adalah
mahluq paedagogik.
2. Pandangan Islam Terhadap Pendidikan
Ahmad Marimba mendefinisikan pendidikan sebagai suatu bimbingan atau
pimpinan secara sadar oleh guru terhadap perkembangan jasmani dan ruhani
murid menuju terbentuknya kepribadian yang utama (Rusn, 1988 : 54).
Menurut pandangan islam pendidikan itu sangat penting, karena syariat islam
tidak akan dihayati dan diamalkan oleh umatnya kalau hanya diajarkan saja.
Untuk itulah agar islam bisa diamalkan oleh umatnya tidak hanya teoritis
tetapi juga praktis maka umat islam harus dididik melalui proses pendidikan.
Sebagaimana yang telah dilakukan oleh Nabi SAW dalam mengajak orang
untuk beriman dan beramal serta berakhlaq yang baik sesuai dengan ajaran
islam dengan berbagai metode dan pendekatan. Sehingga beliau adalah
seorang pendidik yang berhasil.
F. Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat kita simpulkan hal -hal sebagai berikut :
1. Sifat hakekat manusia adalah ciri-ciri karakteristis yang secara prinsipil
membedakan manusia dari hewan atau dari makhluq lainnya
2. Wujudnya sifat hakikat manusia antara lain kemampuan manusia menyadari
diri, kemampuan bereksistensi, mempunyai kata hati, moral, tanggung jawab,
7/18/2019 RINGKASAN MATERI
http://slidepdf.com/reader/full/ringkasan-materi-56d69bf6f1fb2 8/34
rasa kebebasan, kewajiban dan hak serta kemampuan menghayati
kebahagiaan.
3. Dimensi-dimensi sifat hakekat manusia ada 4 yaitu dimensi keindividuan,
kesosialan, kesusilaan dan keberagaman.
4. Pengembangan dimensi hakekat manusia ada dua yaitu : pengembangan yang utuh dan pengembangan yang tidak utuh.
5. Menurut pandangan islam
- Terhadap manusia, manusia adalah :
a. Sebagai mahluq yang mulia karena dikaruniai akal dan perasaan, ilmu
pengetahuan dan kebudayaan utuh mengabdi kepada Alloh.
b. Sebagai kholifah dimuka bumi.
c. Sebagai mahluq paedagogik
6. Terhadap pendidikan :
Menurut pandangan islam pendidikan itu sangat penting, karena syariat islamdapat dihayati dan diamalkan oleh umatnya hanya dengan proses pendidikan
seperti yang dilakukan olah Nabi SAW.
BAB II
PENGERTIAN DAN UNSUR-UNSUR PENDIDIKAN
Seorang calon pendidik hanya dapat melaksanakan tugasnya denga
nbaik jika memperoleh jawaban yang jelas dan benar tentang apa yang
dimaksud pendidikan. Jawaban yang benar tentang pendidikan diperoleh
melalui pemahaman terhadap unsur-unsurnya, konsepdasar yang
melandasinya, dan wujud pendidikan sebagi sistem. Bab II ini akan mengkaji
pengertian pendidikan,unsur-unsur pendidikan, dan sistem pendidikan.
A. PENGERTIAN PENDIDIKAN
1. Batasan tentang Pendidikan
Batasan tentang pendidikan yang dibuat oleh para ahli beraneka ragam, dan
kandungannya berbeda yang satu dari yang lain. Perbedaan tersebut mungkin
karena orientasinya, konsep dasar yang digunakan, aspek yang menjadi
tekanan, atau karena falsafah yang melandasinya.
a. Pendidikan sebagai Proses transformasi Budaya
Sebagai proses transformasi budaya, pendidikan diartikan sebagai kegiatan
pewarisan budaya dari satu generasi ke generasi yang lain. Nilai-nilai budaya
7/18/2019 RINGKASAN MATERI
http://slidepdf.com/reader/full/ringkasan-materi-56d69bf6f1fb2 9/34
tersebut mengalami proses transformasi dari generasi tua ke generasi muda.
Ada tiga bentuk transformasi yaitu nilai-nilai yang masih cocok diteruskan
misalnya nilai-nilai kejujuran, rasa tanggung jawab, dan lain-lain.
b. Pendidikan sebagai Proses Pembentukan Pribadi
Sebagai proses pembentukan pribadi, pendidikan diartikan sebagi suatukegiatan yang sistematis dan sistemik terarah kepada terbentuknya kepribadian
peserta didik. Proses pembentukan pribadi melalui 2 sasaran yaitu
pembentukan pribadi bagi mereka yang belum dewasa oleh mereka yang sudah
dewasa dan bagi mereka yang sudah dewasa atas usaha sendiri.
c. Pendidikan sebagai Proses Penyiapan Warganegara
Pendidikan sebagai penyiapan warganegara diartikan sebagai suatu kegiatan
yang terencana untuk membekali peserta didik agar menjadi warga negara
yang baik.
d. Pendidikan sebagai Penyiapan Tenaga Kerja
Pendidikan sebagai penyimpana tenaga kerja diartikan sebagai kegiatan
membimbing peserta didik sehingga memiliki bekal dasar utuk bekerja.
Pembekalan dasar berupa pembentukan sikap, pengetahuan, dan keterampilan
kerja pada calon luaran. Ini menjadi misi penting dari pendidikan karena
bekerja menjadi kebutuhan pokok dalam kehidupan manusia.
e. Definisi Pendidikan Menurut GBHN
GBHN 1988(BP 7 pusat, 1990: 105) memberikan batasan tentang pendidikan
nasional sebagai berikut: pendidikan nasiaonal yang berakar pada kebudayaan
bangsa indonesia dan berdasarkan pancasila serta Undang-Undang Dasar
1945 diarahkan untuk memingkatkan kecerdasan serta dapat memenuhi
kebutuhan pembangunan nasional dan bertanggung jawab atas pembangunan
bangsa.
2. Tujuan dan proses Pendidikan
a. Tujuan pendidikan
Tujuan pendidikan memuat gambaran tentang nilai-nilai yang baik,luhur, pantas, benar, dan indah untuk kehidupan. Pendidikan memiliki dua
fungsi yaitu memberikan arah kepada segenap kegiatan pendidikan dazn
merupakan sesuatu yang ingin dicapai oleh segenap kegiatan pendidikan.
7/18/2019 RINGKASAN MATERI
http://slidepdf.com/reader/full/ringkasan-materi-56d69bf6f1fb2 10/34
b. Proses pendidikan
Proses pendidikan merupakan kegiatan mobilitas segenap komponen
pendidikan oleh pendidik terarah kepada pencapaian tujuan pendidikan,
Kualitas proses pendidikan menggejala pada dua segi, yaitu kualitas komponen
dan kualitas pengelolaannya , pengelolaan proses pendidikan meliputi ruanglingkup makro, meso, mikro. Adapun tujuan utama pemgelolaan proses
pendidikan yaitu terjadinya proses belajar dan pengalaman belajar yang
optimal.
3. Konsep Pendidikan Sepanjang Hayat (PSH)
PSH bertumpu pada keyakinan bahwa pendidikan itu tidak identik dengan
persekolahan, PSH merupakan sesuatu proses berkesinambungan yang
berlangsung sepanjang hidup. Ide tentang PSH yang hampir tenggelam, yang
dicetuskan 14 abad yang lalu, kemudian dibangkitkan kembali oleh comenius 3
abad yang lalu (di abad 16). Selanjutnya PSH didefenisikan sebagai tujuanatau ide formal untuk pengorganisasian dan penstrukturan pengalaman
pendidikan. Pengorganisasian dan penstruktursn ini diperluas mengikuti
seluruh rentangan usia, dari usia yang paling muda sampai paling
tua.(Cropley:67)
Berikut ini merupakan alasan-alasan mengapa PSH diperlukan:
a. Rasional
b. Alasan keadilan
c. Alasan ekonomi
d. Alasan faktor sosial yang berhubungan dengan perubahan peranan
keluarga, remaja, dan emansipasi wanita dalam kaitannya dengan
perkembangan iptek
e. Alasan perkembangan iptek
f. Alasan sifat pekerjaan
4. Kemandirian dalam belajar
a. Arti dan perinsip yang melandasi
Kemandirian dalam belajar diartikan sebagai aktivitas belajar yang
berlangsungnya lebih didorong oleh kamauan sendiri, pilihan sendiri, dan
tanggung jawab sendiri dari pembelajaran. Konsep kemandirian dalam belajar
bertumpu pada perinsip bahwa individu yang belajar akan sampai kepada
perolehan hasil belajar.
b. ¬Alasan yang menopang
Conny Semiawan, dan kawan-kawan (Conny S. 1988; 14-16) mengemukakan
alasan sebagai berikut:
Ø Perkembangan iptek berlangsung semakin pesat sehingga tidak mungkin lagi
7/18/2019 RINGKASAN MATERI
http://slidepdf.com/reader/full/ringkasan-materi-56d69bf6f1fb2 11/34
para pendidik(khususnya guru) mengajarkan semua konsep dan fakta kepada
peserta didik.
Ø Penemuan iptek tidak mutlak benar 100%, sifatnya relatif.
Ø Para ahli psikologi umumnya sependapat, bahwa peserta didik mudah
memahami konsep-konsep yang rumit dan abstrak jika disertai dengan contoh-contoh konkret dan wajar sesuai dengan situasi dan kondidi yang dihadapi
dengan mengalami atau mempraktekannya sendiri.
Ø Dalam proses pendidikan dan pembelajaran pengembangan konsep
seyogyanya tidak dilepaskan dari pengembangan sikap dan penanaman nilai-
nilai ke dalam diri peserta didik.
B. UNSUR-UNSUR PENDIDIKAN
Proses pendidikan melibatkan banyak hal yaitu:
1. Subjek yang dibimbing (peserta didik).
2. Orang yang membimbing (pendidik)
3. Interaksi antara peserta didik dengan pendidik (interaksi edukatif)
4. Ke arah mana bimbingan ditujukan (tujuan pendidikan)
5. Pengaruh yang diberikan dalam bimbingan (materi pendidikan)
6. Cara yang digunakan dalam bimbingan (alat dan metode)
7. Tempat dimana peristiwa bimbingan berlangsung (lingkungan pendidikan)
Penjelasan:
1. Peserta Didik
Peserta didik berstatus sebagai subjek didik. Pandangan modern cenderung
menyebutkan demikian oleh karena peserta didik adalah subjek atau pribadi
yang otonom, yang ingin diakui keberadaannya.
Ciri khas peserta didik yang perlu dipahami oleh pendidik ialah:
a. Individu yang memiliki potensi fisik dan psikis yang khas, sehingga
merupakan insan yang unik.
b. Individu yang sedang berkembang.
c. Individu yang membutuhkan bimbingan individual dan perlakuan manusiawi.
d. Individu yang memiliki kemampuan untuk mandiri.
2. Orang yang membimbing (pendidik)
Yang dimaksud pendidik adalah orang yang bertanggung jawab terhadap
pelaksanaan pendidikan dengan sasaran peserta didik. Peserta didik
mengalami pendidikannya dalam tiga lingkunga yaitu lingkungankeluarga,
lingkungan sekolah, dan lingkungan masayarakat. Sebab itu yang bertanggung
jawab terhadap pendidikan ialah orang tua, guru, pemimpin program
pembelajaran, latihan, dan masyarakat.
3. Interaksi antara peserta didik dengan pendidik (interaksi edukatif)
7/18/2019 RINGKASAN MATERI
http://slidepdf.com/reader/full/ringkasan-materi-56d69bf6f1fb2 12/34
Interaksi edukatif pada dasarnya adalah komunikasi timbal balik antara
peserta didik dengan pendidik yang terarah kepada tujuan pendidikan.
Pencapaian tujuan pendidikan secara optimal ditempuh melalui proses
berkomunikasi intensif dengan manipulasi isi, metode, serta alat-alat
pendidikan. 4. Ke arah mana bimbingan ditujukan (tujuan pendidikan)
a. Alat dan Metode
Alat dan metode diartikan sebagai segala sesuatu yang dilakukan ataupun
diadakan dengan sengaja untuk mencapai tujuan pendidikan. Secara khusus
alat melihat jenisnya sedangkan metode melihat efisiensi dan efektifitasnya.
Alat pendidikan dibedakan atas alat yang preventif dan yang kuratif.
b. Tempat Peristiwa Bimbingan Berlangsung (lingkungan pendidikan)
Lingkungan pendidikan biasanya disebut tri pusat pendidikan yaitu keluarga,
sekolah dan masyarakat.
C. PENDIDIKAN SEBAGAI SISTEM
1. Pengertian Sistem
Beberapa definisi sitem menurut para ahli:
a. Sistem adalah suatu kebulatan keseluruhan yang kompleks atau terorganisir;
suatu himpunan atau perpaduan hal-hal atau bagian-bagian yang membentuk
suatu kebulatan/keseluruhan yang kompleks atau utuh. (Tatang M. Amirin,
1992:10)
b. Sistem meruapakan himpunan komponen yang saling berkaitan yang
bersama-sama berfungsi untuk mencapai suatu tujuan. (Tatang Amirin,
1992:10)
c. Sistem merupakan sehimpunan komponen atau subsistem yang
terorganisasikan dan berkaitan sesuai rencana untuk mencapai suatu tujuan
tertentu. (Tatang Amirin, 1992:11)
2. Komponen dan Saling Hubungan antara Komponen dalam Sistem
Pendidikan.
Pendidikan sebagai sebuah sistem terdiri dari sejumlah komponen. Komponen
tersebut antara lain: raw input (sistem baru), output(tamatan),
instrumentalinput(guru, kurikulum), environmental input(budaya,
kependudukan, politik dan keamanan).
3. Hubungan Sistem Pendidikan dengan Sitem Lain dan Perubahan Kedudukan
dari Sistem
Sistem pendidikan dapat dilihat dalam ruang lingkup makro. Sebagai
subsistem, bidang ekonomi, pendidikan,dan politik masing -masing-masing
7/18/2019 RINGKASAN MATERI
http://slidepdf.com/reader/full/ringkasan-materi-56d69bf6f1fb2 13/34
sebagai sistem. Pendidikan formal, nonformal, dan informal merupakan
subsistem dari bidang pendidikan sebagai sistem dan seterusnya.
4. Pemecahan masalah pendidikan secara sistematik.
a. Cara memandang system
Perubahan cara memandang suatu status dari komponen menjadi sitemataupunsebaliknya suatu sitem menjadi komponen dari sitem yang lebih besar,
tidak lain daripada perubahan cara memandang ruang lingkup suatu sitem
atau dengan kata lain ruang lingkup suatu permasalahan.
b. Masalah berjenjang
Semua masalah tersebut satu sama lain saling berkaitan dalam hubungan
sebab akibat, alternatif maslah, dan latar belakang masalah.
c. Analisis sitem pendidikan
Penggunaan analisis sistem dalam pendidikan dimaksudkan untuk
memaksimalkan pencapaian tujuan pendidikan dengan cara yang efesien danefektif. Prinsip utama dari penggunaan analisis sistem ialah: bahwa kita
dipersyaratkan untuk berpikir secra sistmatik, artinya harus memperhitungkan
segenap komponen yang terlibat dalam maslah pendidikan yang akan
dipecahkan.
d. Saling hubungan antarkomponen
Komponen-komponen yang baik menunjang terbentuknya suatu sistem yang
baik. Tetapi komponen yang baik saja belum menjamin tercapainya tujuan
sistem secara optimal, manakala komponen tersebut tidak berhibungan secra
fungsional dengan komponen lain.
e. ¬Hubungan sitem dengan suprasistem
Dalam ruang lingkup besar terlihat pula sistem yang satu saling berhubungan
dengan sistem yang lain. Hal ini wajar, oleh karena pada dasarnya setiap
sistem itu hanya merupakan satu aspek dari kehidupan. Sdangkan segenap segi
kehidupan itu kita butuhkan, sehingga semuanya memerlukan pembinaandan
pengembangan.
5. Keterkaitan antara pengajaran dan pendidikan
Kesimpulan yang dapat ditarik dari persoalan pengajaran dan pendidikan
adalah:
a. pengajaran dan pendidikan dapat dibedakan, tetapi tidak dapat dipisahkan
satu sama lain. Masing-masing saling mengisis.
b. Pembedaan dilakukan hanya untuk kepentingan analisis agar masing-masing
dapat dipahami lebih baik.
7/18/2019 RINGKASAN MATERI
http://slidepdf.com/reader/full/ringkasan-materi-56d69bf6f1fb2 14/34
c. Pendidikan modern lebih cenderung mengutamakan pendidikan, sebab
pendidikan membentuk wadah, sedangkan pengajaran mengusahakan isinya.
Wadah harus menetap meskipun isi bervariasi dan berubah.
6. Pendidikan prajabatan (preservice education) dan pendidikan dalam jabatan
(inservice education) sebagai sebuah sistem. Pendidikan prajabatan berfungsi memberikan bekal secara formal kepada
calon pekerja dalam bidang tertentu dalam periode waktu tertentu. Sedangkan
pendidikan dalam jabatan bermaksud memberikan bekal tambahan kepada
oramg-orang yang telah bekerja berupa penataran, kursus-kursus, dan lain-
lain. Dengan kata lain pendidikan prajabatan hanya memberikan bekal dasar,
sedangkan bekal praktis yang siap pakai diberikan oleh pendidikan dalam
jabatan.
7. Pendidikan formal, non-formal, dan informal sebagai sebuah sistem.
Pendidikan formal yang sering disebut pendidikan persekolahan, beruparangkaian jenjang pedidikan yang telah baku, misalnya SD,SMP,SMA, dan PT.
Pendidikan nonformal lebih difokuskan pada pemberian keahlian atau skill
guna terjun ke masyarakat. Pendidikan informal adalah suatu fase pendidikan
yang berada di samping pendidikan formal dan nonformal.
¬Dapat disimpulkan bahwa pendidikan formal, nonformal, dan informal
ketiganya hanya dapat dibedakan tetapi sulit dipisah-pisahkan karena
keberhasilan pendidikan dalam arti terwujudnya keluaran pendidikan yang
berupa sumberdaya manusia sangat bergantung kepada sejauh mana ketiga
sub-sistem tersebut berperanan.
BAB III
LANDASAN DAN ASAS-ASAS PENDIDIKAN
Pendidikan sebagai usaha sadar yang sistematis-sistemik selalu bertolak
darisejumlah landasan serta pengindahan sejumlah asas-asas tertentu.
Landasan dan asas tersebut sangat penting, karena pendidikan merupakan
pilar utama terhadap perkembangan manusia dan masyarakat bangsa tertentu.
Beberapa landasan pendidikan tersebut adalah landasan filosofis, sosiologis,
dan kultural, yang sangat memegang peranan penting dalam menentukan
tujuan pendidikan. Selanjutnya landasan ilmiah dan teknologi akan mendorong
pendidikan untuk mnjemput masa depan.
Bab III ini akan memusatkan paparan dalam berbagai landasan dan asas
pendidikan, serta beberapa hal yang berkaitan dengan penerapannya.
Landasan-landasan pendidikan tersebut adalah filosofis, kultural, psikologis,
7/18/2019 RINGKASAN MATERI
http://slidepdf.com/reader/full/ringkasan-materi-56d69bf6f1fb2 15/34
serta ilmiah dan teknologi. Sedangkan asas yang dikalia adalah asas Tut Wuri
Handayani, belajar sepanjang hayat, kemandirian dalam belajar.
A. LANDASAN PENDIDIKAN
1. Landasan Filososfis
a. Pengertian Landasan Filosofis Landasan filosofis bersumber dari pandangan-pandanagan dalam filsafat
pendidikan, meyangkut keyakianan terhadap hakekat manusia, keyakinan
tentang sumber nilai, hakekat pengetahuan, dan tentang kehidupan yang lebih
baik dijalankan. Aliran filsafat yang kita kenal sampai saat ini adalah
Idealisme, Realisme, Perenialisme, Esensialisme, Pragmatisme dan
Progresivisme dan Ekstensialisme
1. ¬Esensialisme
Esensialisme adalah mashab pendidikan yang mengutamakan pelajaran
teoretik (liberal arts) atau bahan ajar esensial.
2. Perenialisme
Perensialisme adalah aliran pendidikan yang megutamakan bahan ajaran
konstan (perenial) yakni kebenaran, keindahan, cinta kepada kebaikan
universal.
3. Pragmatisme dan Progresifme
Prakmatisme adalah aliran filsafat yang memandang segala sesuatu dari nilai
kegunaan praktis, di bidang pendidikan, aliran ini melahirkan progresivisme
yang menentang pendidikan tradisional.
4. Rekonstruksionisme
Rekonstruksionisme adalah mazhab filsafat pendidikan yang menempatkan
sekolah/lembaga pendidikan sebagai pelopor perubahan masyarakat.
b. Pancasila sebagai Landasan Filosofis Sistem Pendidkan Nasional
Pasal 2 UU RI No.2 Tahun 1989 menetapkan bahwa pendidikan nasional
berdasarkan pancasila dan UUD 1945. sedangkan Ketetapan MPR RI No.
II/MPR/1978 tentang P4 menegaskan pula bahwa Pancasila adalah jiwa
seluruh rakyat indonesia, kepribadian bangsa Indonesia, pandangan hidup
bangsa Indonesia, dan dasar negara Indonesia.
2. Landasan Sosiolagis
a. ¬Pengertian Landasan Sosiologis
Dasar sosiolagis berkenaan dengan perkembangan, kebutuhan dan
karakteristik masayarakat.Sosiologi pendidikan merupakan analisi ilmiah
tentang proses sosial dan pola-pola interaksi sosial di dalam sistem
pendidikan. Ruang lingkup yang dipelajari oleh sosiolagi pendidikan meliputi
empat bidang:
7/18/2019 RINGKASAN MATERI
http://slidepdf.com/reader/full/ringkasan-materi-56d69bf6f1fb2 16/34
1. Hubungan sistem pendidikan dengan aspek masyarakat lain.
2. hubunan kemanusiaan.
3. Pengaruh sekolah pada perilaku anggotanya.
4. Sekolah dalam komunitas,yang mempelajari pola interaksi antara sekolah
dengan kelompok sosial lain di dalam komunitasnya.b. Masyarakat indonesia sebagai Landasan Sosiologis Sistem Pendidikan
Nasional
Perkembangan masyarakat Indonesia dari masa ke masa telah mempengaruhi
sistem pendidikan nasional. Hal tersebut sangatlah wajar, mengingat
kebutuhan akan pendidikan semakin meningkat dan komplek.
Berbagai upaya pemerintah telah dilakukan untuk menyesuaikan pendidikan
dengan perkembangan masyarakat terutama dalam hal menumbuhkembangkan
KeBhineka tunggal Ika-an, baik melalui kegiatan jalur sekolah (umpamanya
dengan pelajaran PPKn, Sejarah Perjuangan Bangsa, dan muatan lokal),maupun jalur pendidikan luar sekolah (penataran P4, pemasyarakatan P4
nonpenataran)
3. Landasan Kultural
a. Pengertian Landasan Kultural
Kebudayaan dan pendidikan mempunyai hubungan timbal balik, sebab
kebudayaan dapat dilestarikan/ dikembangkan dengan jalur mewariskan
kebudayaan dari generasi ke generasi penerus dengan jalan pendidikan,
baiksecara formal maupun informal.
Anggota masyarakat berusaha melakukan perubahan-perubahan yang sesuai
denga perkembangan zaman sehingga terbentuklah pola tingkah laku, nlai-
nilai, dan norma-norma baru sesuai dengan tuntutan masyarakat. Usaha-usaha
menuju pola-pola ini disebut transformasi kebudayaan. Lembaga sosial yang
lazim digunakan sebagai alat transmisi dan transformasi kebudayaan adalah
lembaga pendidikan, utamanya sekolah dan keluarga.
b. Kebudayaan sebagai Landasan Sistem Pendidkan Nasional
Pelestarian dan pengembangan kekayaan yang unik di setiap daerah itu
melalui upaya pendidikan sebagai wujud dari kebineka tunggal ikaan
masyarakat dan bangsa Indonesia. Hal ini harsulah dilaksanakan dalam
kerangka pemantapan kesatuan dan persatuan bangsa dan negara indonesia
sebagai sisi ketunggal-ikaan.
4. Landasan Psikologis
a. Pengertian Landasan Filosofis
Dasar psikologis berkaitan dengan prinsip-prinsip belajar dan perkembangan
anak. Pemahaman etrhadap peserta didik, utamanya yang berkaitan dengan
7/18/2019 RINGKASAN MATERI
http://slidepdf.com/reader/full/ringkasan-materi-56d69bf6f1fb2 17/34
aspek kejiwaan merupakan salah satu kunci keberhasilan pendidikan. Oleh
karena itu, hasil kajian dan penemuan psikologis sangat diperlukan
penerapannya dalam bidang pendidikan.
Sebagai implikasinya pendidik tidak mungkin memperlakukan sama kepada
setiap peserta didik, sekalipun mereka memiliki kesamaan. Penyusunankurikulum perlu berhati-hati dalam menentukan jenjang pengalaman belajar
yang akan dijadikan garis-garis besar pengajaran serta tingkat kerincian
bahan belajar yang digariskan.
b. Perkembangan Peserta Didik sebagai Landasan Psikologis
Pemahaman tumbuh kembang manusia sangat penting sebagai bekal dasar
untuk memahami peserta didik dan menemukan keputusan dan atau tindakan
yang tepat dalam membantu proses tumbuh kembang itu secara efektif dan
efisien.
5. Landasan Ilmiah dan Teknologisa. Pengertian Landasan IPTEK
Kebutuhan pendidikan yang mendesak cenderung memaksa tenaga pendidik
untuk mengadopsinya teknologi dari berbagai bidang teknologi ke dalam
penyelenggaraan pendidikan. Pendidikan yang berkaitan erat dengan proses
penyaluran pengetahuan haruslah mendapat perhatian yang proporsional
dalam bahan ajaran, dengan demikian pendidikan bukan hanya berperan
dalam pewarisan IPTEK tetapi juga ikut menyiapkan manusia yang sadar
IPTEK dan calon pakar IPTEK itu. Selanjutnya pendidikan akan dapat
mewujudkan fungsinya dalam pelestarian dan pengembangan iptek tersebut.
b. Perkembangan IPTEK sebagai Landasan Ilmiah
Iptek merupakan salah satu hasil pemikiran manusia untuk mencapai
kehidupan yang lebih baik, yang dimualai pada permulaan kehidupan manusia.
Lembaga pendidikan, utamanya pendidikan jalur sekolah harus mampu
mengakomodasi dan mengantisipasi perkembangan iptek. Bahan ajar
sejogjanya hasil perkembangan iptek mutahir, baik yang berkaitan dengan
hasil perolehan informasi maupun cara memproleh informasi itu dan
manfaatnya bagi masyarakat
B. ASAS-ASAS POKOK PENDIDIKAN
Asas pendidikan merupakan sesuatu kebenaran yang menjadi dasar atau
tumpuan berpikir, baik pada tahap perancangan maupun pelaksanaan
pendidikan. Khusu s di Indonesia, terdapat beberapa asas pendidikan yang
memberi arah dalam merancang dan melaksanakan pendidikan itu. Diantara
asas tersebut adalah Asas Tut Wuri Handayani, Asas Belajar Sepanjang Hayat,
dan asas Kemandirian dalam belajar.
7/18/2019 RINGKASAN MATERI
http://slidepdf.com/reader/full/ringkasan-materi-56d69bf6f1fb2 18/34
1. Asas Tut Wuri Handayani
Sebagai asas pertama, tut wuri handayani merupakan inti dari sitem Among
perguruan. Asas yang dikumandangkan oleh Ki Hajar Dwantara ini kemudian
dikembangkan oleh Drs. R.M.P. Sostrokartono dengan menambahkan dua
semboyan lagi, yaitu Ing Ngarso Sung Sung Tulodo dan Ing Madyo Mangun Karso.
Kini ketiga semboyan tersebut telah menyatu menjadi satu kesatuan asas yaitu:
Ø Ing Ngarso Sung Tulodo ( jika di depan memberi contoh)
Ø Ing Madyo Mangun Karso (jika ditengah-tengah memberi dukungan dan
semangat)
Ø Tut Wuri Handayani (jika di belakang memberi dorongan)
2. Asas Belajar Sepanjang Hayat
Asas belajar sepanjang hayat (life long learning) merupakan sudut pandang
dari sisi lain terhadap pendidikan seumur hidup (life long education). Kurikulum yang dapat meracang dan diimplementasikan dengan
memperhatikan dua dimensi yaitu dimensi vertikal dan horisontal.
Ø Dimensi vertikal dari kurikulum sekolah meliputi keterkaitan dan
kesinambungan antar tingkatan persekolahan dan keterkaitan dengan
kehidupan peserta didik di masa depan.
Ø Dimensi horisontal dari kurikulum sekolah yaitu katerkaitan antara
pengalaman belajar di sekolah dengan pengalaman di luar sekolah.
3. Asas Kemandirian dalam Belajar
Dalam kegiatan belajar mengajar, sedini mungkin dikembangkan kemandirian
dalam belajar itu dengan menghindari campur tangan guru, namun guru selalu
suiap untuk ulur tangan bila diperlukan.
Perwujudan asas kemandirian dalam belajar akan menempatkan guru
dalamperan utama sebagai fasilitator dan motifator. Salah satu pendekatan
yang memberikan peluang dalam melatih kemandirian belajar peserta didik
adalah sitem CBSA (Cara Belajar Siwa Aktif).
BAB IV
PERKIRAAN DAN ANTISIPASI TERHADAP MASYARAKAT MASA DEPAN
Pendidikan akan menyiapkan peserta didik memasuki masyarakat di masa depan. Oleh
karena itu, keputusan dan tindakan dalam bidang pendidikan seharusnya berorientasi ke
masyarakat masa depan tersebut. Bab IV ini akan memaparkan perkiraan masyarakat masa
depan, dan dilanjutkan dengan upaya pendidikan untuk mengantisipasinya.
A. PERKIRAAN MASYARAKAT MASA DEPAN
Pemahaman tentang keadaan masyarakat masa depan tersebut aka sangat penting sebagai
latar depan segala kebiakan dan upaya pendidikan masa kini dan masa yang akan datang.
7/18/2019 RINGKASAN MATERI
http://slidepdf.com/reader/full/ringkasan-materi-56d69bf6f1fb2 19/34
Kajian masyarakat masa depan itu semakin penting jika diingat bahwa pendidikan selalu
merupakan penyiapan peserta didik bagi peranannya di masa yang akan datang. Dengan
demikian, pendidikan seharusnya selalu mengantisipasi keadaan masyarakat masa depan.
1. Kecenderungan Globalisasi
Gelombang globalisasi sedang menerpa seluruh aspek kehidupan dan penghidupanmanusia, menyusup ke dalam seluruh unsur kebudayaan dengan dampak yang berbeda-
beda. Menurut Emil Salim terdapat empat bidang kekuatan gelombang globalisasi yang
paling kuat dan menonjol daya dobraknya, yakni bidang IPTEK, ekonomi, lingkungan
hidup, dan pendidikan.
Ø Bidang Iptek yang mengalami perkembangan semakin dipercepat, utamanya penggunaan
berbagai teknologi canggih seperti komputer dan satelit.
Ø Bidang ekonomi yang mengarah ke ekonomi regional dan atau ekonomi global tanpa
mengenal batas-batas negara.
Ø Bidang lingkungan hidup telah menjadi bahan pembicaraan dalam berbagai peremuantingkat Internasional.
Ø Bidang pendidikan dalam kaitannya dengan identirtas bangsa termasuk budaya nasional
dan budaya-budaya nusantara.
2. Perkembangan IPTEK
Perkembangan iptek yang semakin cepat dalam era globalisasi merupakan salah satu ciri
utama dari masyarakat masa depan. Percepatan perkembangan iptek tersebut terkait
dengan landasan ontologis, epistemologis, dan aksiologis.
3. Perkembangan Arus Komunikasi yang Semakin Padat dan Cepat
Kemajuan teknologi telah mendorong perubahan masyarakat dari masyarakat industri ke
masyarakat informasi. Dan di indonesia terjadi perubahan yang serentak dari masyarakat
pertanian ke masyarakat industri dan masyarakat informasi.
Perkembangan komunikasi dengan arus informasi yang semakin padat dan akan dipercepat
di masa depan, mencakup keseluruhan unsur-unsur dalam proses komunikasi tersebut.
Sumber pesan mencakup keseluruhan unsur-unsur kebudayaan, mulai dari sistem dan
upacara keagamaan sampai dengan, bahkan terutama sistem teknologi dan peralatan.
4. Peningkatan Layanan Profesional
Salah satu ciri penting masyarakat masa depan adalah meningkatnya kebutuhan layanan
profesional dalam bidang kehidupan manusia. Karena perkembangan iptek yang makin
cepat serta perkembangan arus informasi yang semakin padat dan cepat, maka anggota
masyarakat masa depan semakin luas wawasan dan pengetahuannya serta daya kritis yang
semakin tinggi.
Oleh karena itu, manusia masa depan tersebut makin menuntut suatu kualitas hidup yang
lebih baik, termasuk berbagai layanan yang dibutuhkannya. Layanan diberikan oleh
pemangku profesi tertentu, atau layanan profesional, akan semakin penting untuk
7/18/2019 RINGKASAN MATERI
http://slidepdf.com/reader/full/ringkasan-materi-56d69bf6f1fb2 20/34
7/18/2019 RINGKASAN MATERI
http://slidepdf.com/reader/full/ringkasan-materi-56d69bf6f1fb2 21/34
kebudayaan tersebut. Peranan pendidikan merupakan faktor menentukan
dalam membangun danmemperkuat ketahanan budaya tersebut.
c. Pengembangan Sarana Pendidikan
Khusus untuk menyongsong era globalisasi yang makin tidak terbendung, terdapat
beberapa hal yang secara khusus memerlukan perhatian dalam bidang pendidikan. SantosoS. Hamijoyo mengemukakan lima strategi dasar dalam era globalisasi tersebut yaitu:
Ø Pendidikan untuk pengembangan iptek dipilih terutama dalam bidang yang vital. Seperti
manufakturing pertanian.
Ø Pendidikan untuk pengembangan keterampilan manajemen, termasuk penguasaan
bahasa asing.
Pendidikan untuk pengolahan kependudukan, lingkungan, keluargaØ berencana, dan
kesehatan sebagai penangkal terhadap menurunnya kualitas hidup dan
hancurnya sistem pendukung kehidupan manusia.
Pendidikan untuk pengembangan sistem nilai.Ø Pendidikan untuk mempertinggi mutu tenaga kependidikan dan pelatihan.Ø
BAB V
PENGERTIAN, FUNGSI DAN JENIS LINGKUNGAN PENDIDIKAN
Manusia selama hidupnya selalu akan mendapat pengaruh dari keluarga,
sekolah, dan masyarakat luas. Ketiga lingkungan itu sering disebut sebagai
tripusat pendidikan. Bab ini akan membahas tentang pengertian dan fungsi
lingkungan pendidikan, tripusat pendidikan dan pengaruh timbal balik antara
tripusat pendidikan dan perkembangan peserta didik.
A. PENGERTIAN DAN FUNGSI LINGKUNGAN PENDIDIKAN
Menurut Sartain (ahli psikologi Amerika), yang dimaksud lingkungan meliputi
kondisi dan alam dunia ini yang dengan cara-cara tertentu mempengaruhi
tingkah laku kita, pertumbuhan, perkembangan atau life processes.
Meskipun lingkungan tidak bertanggung jawab terhadap kedewasaan anak
didik, namun merupakan faktor yang sangat menentukan yaitu pengaruhnya
yang sangat besar terhadap anak didik, sebab bagaimanapun anak tinggal
adlam satu lingkungan yang disadari atau tidak pasti akan mempengaruhianak. Pada dasarny lingkungan mencakuplingkungan fidik, lingkungan budaya,
dan lingkungan sosial.
Lingkungan sekitar yang dengan sengaja digunakan sebagai alat dalam proses
pendidikan(pakaian, keadaan rumah, alat permainan, buku-buku, alat peraga,
dll) dinamakan lingkungan pendidikan. Secara umum fungsi lingkungan
7/18/2019 RINGKASAN MATERI
http://slidepdf.com/reader/full/ringkasan-materi-56d69bf6f1fb2 22/34
pendidikan adalah membantu peserta didik dalam interaksi dengan berbagai
lingkungan sekitarnya, utamanaya berbagai sumber daya pendidikan yang
tersedia, agar dapat mencapai tujuan pendidikan yang optimal.
B. TRIPUSAT PENDIDIKAN
Dilihat dari segi anak didik, tampak bahwa anak didik secara tetap hidup di
dalam lingkungan masyarakat tertentu tempat ia mengalami pendidikan.
Menurut Ki Hajar Dewantara lingkungan tersebut meliputi lingkungan
keluarga, lingkungan sekolah an lingkungan masyarakat, yang disebut tripusat
pendidikan.
1. Keluarga
Keluarga merupakan lembaga pendidikan tertua, bersifat informal, yang
pertama dan utama dialamai oleh anak serta lembaga pendidikan yang bersifat
kodrati orang tua bertanggung jawab memelihara, merawat, melindungi, dan
mendidik anak agar tumbuh adn berkembang dengan baik.
Pendidikan keluarga berfungsi:
Ø Sebagai pengalaman pertama masa kanak-kanak
Ø Menjamin kehidupan emosional anak
Ø Menanamkan dasar pendidikan moral
Ø Memberikan dasar pendidikan sosial.
Ø Meletakkan dasar-dasar pendidikan agama bagi anak-anak.
2. Sekolah
Tidak semua tugas mendidik dapat dilaksanakan oleh orang tua dalam
keluarga, terutama dalam hal ilmu pengetahuan dan berbagai macam
keterampilan. Oleh karena itu dikirimkan anak ke sekolah.
Sekolah bertanggung jawab atas pendidikan anak-anak selama mereka
diserahkan kepadanya. Karena itu sebagai sumbangan sekolah sebagai
lembaga terhadap pendidikan, diantaranya sebagai berikut;
Ø Sekolah membantu orang tua mengerjakan kebiasaan-kebiasaan yang baik
serta menanamkan budi pekerti yang baik.
Ø Sekolah memberikan pendidikan untuk kehidupan di dalam masyarakat yang sukar atau tidak dapat diberikan di rumah.
Ø Sekolah melaqtih anak-anak memperoleh kecakapan-kecakapan seperti
membaca, menulis, berhitung, menggambar serta ilmu-ilmu lain sifatnya
mengembangkan kecerdasan dan pengetahuan.
Ø Di sekolah diberikan pelajaran etika, keagamaan, estetika, membenarkan
7/18/2019 RINGKASAN MATERI
http://slidepdf.com/reader/full/ringkasan-materi-56d69bf6f1fb2 23/34
benar atau salah, dan sebagainya.
3. Masyarakat
Dalam konteks pendidikan, masyarakat merupakan lingkungan lingkungan
keluarga dan sekolah. Pendidikan yang dialami dalam masyarakat ini, telah
mulai ketika anak-anak untuk beberapa waktu setelah lepas dari asuhankeluarga dan berada di luar dari pendidikan sekolah. Dengan demikian,
berarti pengaruh pendidikan tersebut tampaknya lebih luas.
Corak dan ragam pendidikan yang dialami seseorang dalam masyarakat
banyak sekali, ini meliputi segala bidang, baik pembentukan kebiasaan-
kebiasaan, pembentukan pengertia-pengertian (pengetahuan), sikap dan minat,
maupun pembentukan kesusilaan dan keagamaan.
C. PENGARUH TIMBAL BALIK ANTARA TRIPUSAT PENDIDIKAN
TERHADAP PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK.
Setiap pusat pendidikan dapat berpeluang memberikan kontribusi yang besardalam ketiga kegiatan pendidikan, yakni:
1. pembimbingan dalam upaya pemantapan pribadi yang berbudaya
2. pengajaran dalam upaya penguasaan pengetahuan
3. pelatihan dalam upaya pemahiran keterampilan.
BAB VI
ALIRAN-ALIRAN PENDIDIKAN
Aliran-aliran pendidikan telah dimaulai sejak awal hidup manusia, karena
setiap kelompok manusia selalu dihadapkan dengan generasi muda
keturunannya yang memerlukan pendidikan yang lebih baik dari orang tuanya. Di dalm kepustakaan tentang aliran-aliran pendidikan, pemikiran-pemikiran
tentang pendidikan telah dimulai dari zaman Yunani kuno sampai kini. Oleh
karena itu bahasan tersebut hanya dibatasi pada beberapa rumpun aliran
klasik, pengaruhnya sampai saat ini dan dua tonggak penting pendidikan di
Indonesia.
7/18/2019 RINGKASAN MATERI
http://slidepdf.com/reader/full/ringkasan-materi-56d69bf6f1fb2 24/34
A. ALIRAN KLASIK DAN GERAKAN BARU DALAM PENDIDIKAN
Aliran-aliran klasik yang dimaksud adalah aliran empirisme, nativisme,
naturalisme, dan konvergensi. Sampai saat ini aliran aliran tersebut masih
sering digunakan walaupun dengan pengembangan-pengembangan yang
disesuaikan dengan perkembangan zaman.1. Aliran-aliran Klasik dalam Pendidikan dan Pengaruhnya Terhadap
Pemikiran Pendidikan di Indonesia.
a. Aliran Empirisme
Aliran empirisme bertolak dari Lockean Tradition yang mementingkan stimulsi
eksternal dalam perkembangan manusia, dan menyatakan bahwa
perkembangan manusia, dan menyatakan bahwa perkembangan anak
tergantung kepada lingkungan, sedangkan pembawaan tidak dipentingkan.
Pengalaman yang diproleh anak dalam kehidupan sehari-hari didapat dari
dunia sekitarnya yang berupa stimulan-stimulan. Stimulasi ini berasal dari almbebaqs ataupun diciptakan oleh orang dewasa dalam bentuk pendidikan. Tokoh
perintisnya adalah John Locke.
b. Aliran Nativisme
Aliran Nativisme bertolak dari Leinitzian Tradition yang menekankan
kemampuan dalam diri anak, sehingga faktor lingkungan termasuk faktor
pendidikan, kurang berpengaruh terhadap perkembangan anak. Hasil
prkembangan tersebut ditentukan oleh pembawaan yang sudah diperoleh sejak
kelahiran. Lingkungan kurang berpengaruh terhadap dan pendidikan anak.
c. Aliran Naturalisme
Aliran ini dipelopori oleh J.J Rosseau. Rosseau berpendapat bahwa semua
anak baru dilahirkan mempunyai pembawaan BAIK. Pembawaan baik akan
menjadi rusak karena dipengaruhi lingkungan. Pendidikan yang diberikan
orang dewasa malah dapat merusak pembawaan baik anak itu.
d. Aliran Konvergensi
Aliran Konvergensi dipelopori oleh Wlliam Stern, ia berpedapat bahwa
seorang anak dilahirkan di dumia sudah disertai pembawaan baik maupun
pembawaan buruk. Proses perkembangan anak, baik faktor pembawaan
maupun faktor lingkungan sama sama mempunyai peranan sangat penting.
Bakat yang dibawa pada waktu lahir tidak akan berkembang dengan baik
tanpa adanya dukungan lingkungan sesuai untuk perkembangan anak itu.
e. Pengaruh Aliran Klasik terhadap Pemikiran dan Praktek Pendidikan di
Indonesia
Di indonesia telah di terapkan berbagai aliran-aliran pendidikan, penerimaan
tersebut dilakukan dengan pendekatan efektif fungsional yakni diterima sesuai
7/18/2019 RINGKASAN MATERI
http://slidepdf.com/reader/full/ringkasan-materi-56d69bf6f1fb2 25/34
kebutuhan, namun ditempatkan dalam latar pandangan yang konvergensi.
2. Gerakan Baru Pendidikan dan Pengaruhnya terhadap Pelaksanaan di
Indonesia
a. Pengajaran Alam Sekitar
Gerakan pendidikan yang mendekatkan anak dengan sekitarnya adalah gerakan pengajaran alam sekitar,perintis gerakan ini adalah Fr. A. Finger di
Jerman dengan heimatkunde, dan J. Ligthart di Belanda dengan Het Voll
Leven.
b. Pengajaran Pusat Perhatian
Pengajaran pusat perhatian dirintis oleh Ovideminat Decroly dari Belgia
dengan pengajaran melalui pusat-pusat minat, disamping pendapatnya tentang
pengajaran global. Decroly menyumbangkan dua pendapat yang sangat
berguna bagi pendidikan dan pengajaran, yaitu:Metode Global dan Centre
d’interet. c. Sekolah Kerja
Gerakan sekolah kerja dapat dipandang sebagai titik kulminasi dari
pandangan-pandangan yang mementingkan pendidikan keterampilan dalam
pendidikan. J.A. Comenius menekankan agar pendidikan mengembangkan
pikiran, ingatan, bahasa, dan tangan. J.H. Pesta lozzi mengajarkan bermacam-
macam mata pelajaran pertukaran di sekolahnya.
d. Pengajaran Proyek
Pengajaran proyek biasa pula digunakan sebagai salah satu metode mengajar
di Indonesia, antara lain dengan nam pengajaran proyek, pengajaran unit, dan
sebagainya. Yang perlu ditekankan bahwa pengajaran proyek akan
menumbuhkan kemampuan untuk memandang dan memecahkan persoalan
secara konprehensif. Pendekatan multidisiplin tersebut makin lama makin
penting, utamanya masyarakat maju.
B. DUA ALIRAN POKOK PENDIDIKAN DI INDONESIA
Dua aliran pokok pendidikan di Indonesia itu di Indonesia itu dimaksudkan
adalah Perguruan Kebangsaan Taman Siswa dan Ruang Pendidikan INS Kayu
Tanam. Kedua aliran tersebut dipandang sebagai tonggak pemikiran tentang
pendidikan di Indonesia.
1. Perguruan Kebangsaan Taman Siswa
Perguruan Kebangsaan Taman Siswa didirikan oleh Ki Hajar Dewantara pada
tanggal 3 Juli 1932 di yogyakarta, yakni dalam bentuk yayasan.
a. Asas dan Tujuan Taman Siswa
¬¬¬Asas Taman Siswa
Ø Bahwa setiap orang mempunyai hak mengatur dirinya sendiri dengan
7/18/2019 RINGKASAN MATERI
http://slidepdf.com/reader/full/ringkasan-materi-56d69bf6f1fb2 26/34
terbitnya persatuan dalam peri kehidupan umum.
Ø Bahwa pengajaran harus memberi pengetahuan yang berfaedah yang dalam
arti lahir dan batin dapat memerdekan diri.
Ø Bahwa pengajaran harus berdasar pada kebudayaan dan kebangsaan
sendiri.Ø Bahwa pengajaran harus tersebar luas sampai dapat menjangkau kepada
seluruh rakyat.
Ø Bahwa sebagai konsekuensi hidup dengan kekuatan sendiri maka harus
mutlak harus membelanjai sendiri segala usaha yang dilakukan.
Ø Bahwa dalam mendidik anak-anak perlu adanya keiklasan lahir dan batin
untuk mengobarkan segala kepentinganpribadi demi keselamatan dan
kebahagiaan anak-anak.
Kemudian ditambahkan dengan asas kemerdekaan, asas kodrat alam, asas
kebudayaan, asas kebangsaan, dan asas kemanusiaan.¬Tujuan Taman Siswa
Ø Sebagai badan perjuangan kebudayaan dan pembangunan masyarakat tertib
dan damai.
Ø Membangun abak didik menjadi manusia yang merdeka lahir dan batin,
luhur akal budinya, serta sehat jasmaninya untuk menjadi anggota masyarakat
yang berguna dan bertanggung jawab atas keserasian bangsa, tanah air, serta
manusia pada umumnya.
b. Upaya-upaya yang dilakukan Taman Siswa
Beberapa usaha yang dilakukan oleh Rtaman siswa adalah menyiapkan peserta
didik yang cerdas dan memiliki kecakapan hidup. Dalam ruang lingkup
eksternal Taman siwa membentuk pusat-pusat kegiatan kemasyarakatan.
c. Hasil-hasil yang Dicapai
Taman siswa telah berhasil menemukakan gagasan tentang pendidikan
nasional, lembaga-lembaga pendidikan dari Taman indria sampai Sarjana
Wiyata. Taman siswa pun telah melahirkan alumni alumni besar di Indonesia.
2. Ruang Pendidik INS Kayu Tanam
Ruang Pendidik INS (Indonesia Nederlandsche School) didirikan oleh
Mohammad Sjafei pada tanggal 31 Oktober 1926 di Kayu Tanam (sumatera
Barat).
a. Asas dan Tujuan Ruang Pendidik INS Kayu Tanam
Pada awal didirikan, Ruang Pendidik INS mempunyai asas-asas sebagai
berikut
Ø Berpikir logis dan rasional
Ø Keaktifan atau kegiatan
7/18/2019 RINGKASAN MATERI
http://slidepdf.com/reader/full/ringkasan-materi-56d69bf6f1fb2 27/34
Ø Pendidikan masyarakat
Ø Memperhatikan pembawaan anak
Ø Menentang intelektualisme
Dasar-dasar tersebut kemudian disempurnakan dan mencakup berbagai hal,
seperti: syarat-syarat pendidikan yang efektif, tujuan yang ingin dicapai, dan sebagainya.
Tujuan Ruang pendidik INS Kayu Tanam adalah:
Ø Mendidik rakyat ke arah kemerdekaan
Ø Memberi pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat
Ø Mendidik para pemuda agar berguna untuk masyarakat
Ø Menanamkan kepercayaan terhadap diri sendiri dan berani bertanggung
jawab.
Ø Mengusahakan mandiri dalam pembiayaan.
b. Upaya-upaya Ruang Pendidik INS Kayu Tanam
Beberapa usaha yang dilakukan oleh Ruang Pendidik INS Kayu Tanam antara
lain menyelenggarakan berbagai jenjang pendidikan, menyiapkan tenaga guru
atau pendidik, dan penerbitan mjalah anak-anak Sendi, serta mencetak buku-
buku pelajaran.
c. Hasil-hasil yang Dicapai Ruang Pendidik INS Kayu Tanam
Ruang Pendidik INS Kayu Tanam mengupayakan gagasan-gagasan tentang
pendidikan nasional (utamanya pendidikan keterampilan/kerajinan), beberapa
ruang pendidikan (jenjang persekolahan), dan sejumlah alumni.
BAB VII
PERMASALAHAN PENDIDIKAN
Pendidikan mempunyai tugas menyiapkan sumber daya manusia unuk
pembangunan. Derap langkah pembangunan selalu diupayakan seirama
dengan tuntutan zaman. Perkembangan zaman selalu memunculkan persoalan-
persoalan baru yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya. Bab ini akan
mengkaji mengenai permasalahan pokok pendidikan, dan saling keterkaitan
antara pokok tersbut, faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangannya dan
masalah-masalah aktual beserta cara penanggulangannya.
A. PERMASALAHAN POKOK PENDIDIKAN
Pada dasarnya ada dua permasalahan pokok pendidikan yang kita hadapai
saat ini, yaitu:
a) Bagaimana semua warganegara dapat menikmati kesempatan pendidikan.
b) Bagaimana pendidikan dapat membekali peserta didik dengan keterampilan
7/18/2019 RINGKASAN MATERI
http://slidepdf.com/reader/full/ringkasan-materi-56d69bf6f1fb2 28/34
kerja yang antap untuk dapat terjun ke dalam kancah kehidupan
bermasyarakat.
B. JENIS PERMASALAH POKOK PENDIDIKAN
Masalah pokok pendidikan yang menjadi kesepakatan nasional yang perlu
diprioritaskan penanggulangannya ada empat macam yaitu: masalah pemerataan pendidikan, masalah mutu pendidikan, masalah efisiensi
pendidikan, maslah relevansi pendidikan.
1. Masalah Pemerataan Pendidikan
Masalah pemerataan pendidikan adalah persoalan bagaimana sistem
pendidikan dapt menyediakan kesempatan yang seluas-luasnya kepada seluruh
warganegara untuk memperoleh pendidikan. Masalah ini dapat dipecahkan
dengan dua cara yaitu dengan cara konvensional dan cara inovatif. Cara
konvensional misalnya pembangunan gedung sekolah dan pergantian jam
belajar. Cara inovatif misalnya sistem guru kunjung dan Sekolah Terbuka.
2. Masalah Mutu Pendidikan
Mutu pendidikan dipermasalahkan jika hasil pendidikan tidak sesuai dengan
yang diharapkan. Masalah mutu pendidikan juga mencakup masalah
pemerataan mutu pendidikan.
Pemecahan masalah mutu pendidikan dalam garis besarnya meliputi hal-hal
yang bersifat fisik dan perangkat lunak, personalia, dan manajemen
pendidikan.
3. Masalah Efisiensi Pendidikan
Beberapa masalah dalam kaitannya dengan efisiensi pendidikan antara lain:
a) bagaimana memfungsikan tenaga pendidikan.
b) Bagaimana sarana dan prasarana pendidikan digunakan
c) Bagaimana pendidikan diselenggarakan
d) Masalah efisiensi dalam memfungsikan tenaga
4. Masalah Relevansi Pendidikan
Sebenarnya kriteria relevansi cukup ideal jika dikaitkan dengan kondisi sistem
pendidikan pada umumnya dan gambatan tentang kerjaan yang ada antara lain
sebagai berikut.
a. status lembaga pendidikan yang bermacam-macam
b. sistem pendidikan tidak pernah menghasilkan luaran yang siap pakai. Yang
ada ialah siap kembang.
c. Tidak tersedianya pete kebutuhan tenaga kerja dengan persyaratannya yang
digunakan sebagai pedoman oleh lembaga-lembaga pendidikan untuk
menyusun programnya
C. SALING KETERKAITAN ANTARA MASALAH-MASALAH PENDIDIKAN
7/18/2019 RINGKASAN MATERI
http://slidepdf.com/reader/full/ringkasan-materi-56d69bf6f1fb2 29/34
Ada dua. faktor penghambat perbaikan mutu pendidikan. Yaitu: gerakan
perluasan pendidikan untuk melayani pemerataan kesempatan pendidikan bagi
rakyat banyak memerlukan penghimpunan dan pengarahan dana dan daya.
Faktor kedua, kondisi satuan-satuan pendidikan pada saat demikian
mempersulit upaya peningkatan mutu karena jumlah murid dalam kelas terlalubanyak, tenaga pendidik kurang kompeten, sarana yang tidak memadai, dan
seterusnya.
D. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BERKEMBANGNYA
MASALAH PENDIDIKAN
Faktor-faktor yang mempengaruhi berkembangnya masalah pendidikan antara
lain: perkembangan iptek dan seni, laju pertumbuhan penduduk, aspirasi
masyarakat dan keterbelakangan budaya dan sarana kehidupan.
1. Perkembangan IPTEK dan Seni
Sejalan dengan berkembangnya arus globalisasi di negara kita, terutamadengan pesatnya peningkatan teknologi komunikasi, membuat segala sesuatu
harus dilakukan dengan cepat dan tepat. Implikasinya di dalm masyarakat
sangat tersa. Oleh karena itu pendidikan harsu senantiasa menyesuaikan diri
dengan perkembangan zaman.
Seni merupakan kebutuhan hidup manusia. Pengembangan kualitas seni secara
terprogram menuntut tersedianya sarana pendidikan tersendiri disamping
program-program lain dalam sistem pendidikan.
2. Laju Pertumbuhan Penduduk
Masalah kependudukan dan pendidikan bersumber pada 2 hal
yaitu:pertambahan penduduk dan penyebaran penduduk.
3. Aspirasi Masyarakat
Belakangan ini aspirasi masyarakat semakin meningkat sejalan dengan
peningkatan pemahaman masyarakat terhadap ‘reformasi’. Aspirasi tersebut
menyangkut kesempatan pendidikan, kelayakan pendidikan dan jaminan
terhadap taraf hidup setelah mereka menjalani proses pendidikan.
4. Keterbelakangn Budaya dan Sarana Kehidupan
Keterbelakangan budaya disebabkan beberapa hal misalnya letak geografis
yang terpencil dan sulit dijangkau, penolakan masyarakat terhadap unsur
budaya baru karena dikhawatirkan akan mengikis kebudayaan lama, dan
ketidakmampuan ekonomis menyangkut unsur kebudayaan tersebut.
E. PERMASALAHAN AKTUAL PENDIDIKAN DAN PENANGGULANGANNYA
1. Permasalahan Aktual Pendidikan di Indonesia
7/18/2019 RINGKASAN MATERI
http://slidepdf.com/reader/full/ringkasan-materi-56d69bf6f1fb2 30/34
Permasalahan aktual pendidikan di Indonesia sangat kompleks dan semakin
berkembang sejalan dengan perkembangan zaman dan kemapanan sumber
daya manusia. Masalah masalah tersebut antara lain:
a. Masalah Keutuhan Pencapaian sasaran
b. Masalah Kurikulumc. Masalah Peranan Guru
d. Masalah Pendidikan Dasar 9 Tahun
2. Upaya Penanggulangan
Beberapa upaya dilakukan untuk menanggulangi masalah masalah aktual
tersebut, diantaranya:
a. Pendidikan efektif perlu ditingkatkan secara terprogram.
b. Pelaksanaan kegaitan kurikuler dan ekstrakurikuler dilakukan dengan penuh
kesungguhan dan diperhitungkan dalam penentuan nilai akhir ataupun
kelulusanc. Melakukan penyusunan yang mantap terhadap potensi siswa melalui
keragaman jenis program studi.
d. Memberi perhatian terhadap tenaga kependidikan(prajabatan dan jabatan)
BAB VII
SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL
Setiap bangsa memiliki sitem pendidikan nasional. Pendidikan nasional masing
masing
bangsa berdasarkan pada jiwa dan kepribadia kebudayaannya. Sistem
pendidikan di Indonesia disusun berdasarkan kebudayaan bangsa Indonesia
dan berdasar kepada Pancasila dan UUD 1945. Bab VIII ini akan membahas
mengenai jalur, jenjang, dan jenis program sistem pendidikan nasional,
pengelolaan jalur pendidikan persekolahan dan jalur pendidikan luar sekolah,
serta upaya pembaruan sistem pendidikan Nasional.
A. KELEMBAGAAN, PROGRAM, DAN PENGELOLAAN PENDIDIKAN
1. Kelembagaan Pendidikan
Berdasarkan UU RI No.2 Tahun 1989 tentang sistem pendidikan nasional,
kelembagaan pendidikan dapat dilihat dari segi jalur pendidikan dan program
pendidikan.
a. Jalur Pendidikan
7/18/2019 RINGKASAN MATERI
http://slidepdf.com/reader/full/ringkasan-materi-56d69bf6f1fb2 31/34
Penyelenggaraan sisdinas dilaksanakan melalui dua jarur yaitu jalur
pendidikan sekolah(pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pndidikan
tinggi), dan pendidikan luar sekolah atau PLS.
b. Jenjang Pendidikan
Jenjang pendidikan adalah tahap dalam pendidikan berkelanjutan yangditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik serta keluasan dan
kedalaman bahan pengajaran(UU RI No.2 Tahun 1989 Bab I, Pasal 1 Ayat 5).
Jalur Pendidikan sekolah dilaksanakan secara berjenjang yang terdiri atas
jenjang pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinngi.
2. Program dan Pengelolaan Pendidikan
a. Jenis Program Pendidikan
Jenis pendidikan adalah pendidikan yang dikelompokkan sesuai dengan sifat
dan kekhususan tujuannya (UU RI No.2 Tahun 1989 Bab I, Pasal 1 Ayat 5 No.
2)
Program pendidikan yang termasuk jalur pendidikan sekolah terdiri atas :
• pendidikan umum(SD, SMP, SMA, dan Universitas);
• pendidikan kejuruan(STM, SMTK, SMIP, SMIK, SMEA)
• Pendidikan Luar Biasa (SDLB, SGPLB)
• Pendidikan Kedinasan (SPK,APDN,STAN, STPDN)
• Pendidikan Keagamaan(PGAN, IAIN, Theologia,IHD)
b. Kurikulum Program Pendidikan
Dapat disimpulkan bahwa kurikulum adalah perangkat atau rencana yang
disusun untuk mencapai tuuan pendidikan. Dalam hal ini, kurikulum mencakup
dua aspek yaitu aspek kesatuan nasional, dan aspek local
B. UPAYA PEMBANGUNAN PENDIDIKAN NASIONAL
1. Jenis Upaya Pembaruan Pendidikan
Pembaruan yang terjadi meliputi landasan yuridis, kurikulum, perangkat
penunjangnya, struktur prndidikan, dan tenaga kependidikan.
a. Pembaruan Landasan Yuridis
Landasan yuridis adalah landasan hukum yang mendasari semua kegiatan
pendidikan dan mengenai hal-hal yang penting seperti komponen struktur
pendidikan, kurikulum, pengelolaan, pengawasan dan ketenagaan.
Sejak kemerdekaan pemerintah terus berupaya melakukan perbaikan sistem
pendidikan nasional melalui peraturan pemerintah dan undang undang
sisdiknas. Dan revisi itu akan terus dilakukan sejalan tingkat kebutuhan
7/18/2019 RINGKASAN MATERI
http://slidepdf.com/reader/full/ringkasan-materi-56d69bf6f1fb2 32/34
masyarakat terhadap pendidikan.
b. Pembaruan Kurikulum
Pembaruan kurikulum dapat dilihat dari segi orientasinya, strategi,
isi/program, dan metodenya. Seperti kurikulum 1975/1976, 1984, 1992, 1994,
1999, 2004 (KBK), dan yang terakhir adalah kurikulum 2006.c. Pembaruan Pola dan Masa Studi
Pembaruan pola masa studi termasuk pendidikan yang meliputi pembaruan
jenjang dan jenis pendidikan serta lama waktu belajar pada satuan pendidikan.
d. Pembaruan Tenaga Pendidikan
Yang dimaksud tenaga kependidikan adalah tenaga yang bertugas
menyelenggarakan kegiatan mengajar, melatih, meneliti, mengembangkan,
mengelola, dan memberikan pelayanan teknis dalam bidang pendidikan.
2. Dasar dan Aspek Legal Pembangunan Pendidikan Nasional
Dasar dan aspek legal pembangunan pendidikan nasional berupa ketentuan -ketentuan yuridis yang menjadi dasar, acuan, serta mengatur penyelenggaraan
sistem pendidikan nasional, seperti pancasila, UUD 1945, GBHN, UU Organik
Pendidikan, Perpu, dan lain-lain.
BAB XI
PENDIDIKAN DAN PEMBANGUNAN
Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan karena sasarannya
adalah peningkatan kualitas SDM. Oleh karena itu, pendidikan juga
merupakan alur tengah pembangunan dari seluruh sektor pembangunan. Bab
ini akan membahas mengenai esensi pendidikan dan pembangunan, titik temu
antar keduanya, peranan pendidikan dalam pembangunan, khususnya
pembangunan sistem pendidikan nasional.
A. ESENSI PENDIDIKAN DAN PEMBANGUNAN SERTA TITIK TEMUNYA
Status pendidikan dan pembangunan masing-masing dalam esensi
pembangunan serta antara keduanya
1. Pendidikan merupakan usaha ke dalam diri manusia sedangkan
pembangunan merupakan usaha keluar dalam diri manusia.
2. Pendidikan menghasilkan sumber daya tenaga yang menunjang
pembangunan dan hasil pembangunan dapat menunjang pendidikan
(pembinaan, penyediaan saran, dan seterusnya)
B. SUMBANGAN PENDIDIKAN PADA PEMBANGUNAN
Sumbangan pendidikan terhadap pembangunan dapat dilihat dari berbagai
segi, diantaranya, segi sasaran, lingkungan, jenjang pendidikan, dan
7/18/2019 RINGKASAN MATERI
http://slidepdf.com/reader/full/ringkasan-materi-56d69bf6f1fb2 33/34
pembidangan kerja..
1. Segi Sasaran Pendidikan
Pendidikan adalah usaha sadar yang ditujukan kepada peserta didik agar
menjadi manusia yang berkepribadian kuat dan utuh serta bermoral tinggi.
Jadi tujuan citra manusia yang dapat menjadi sumber daya pembangunan yangmanusiawi.
2. Segi Lingkungan Pendidikan
Klasifikasi ini menunjukkan peran pendidikan dalam berbagai lingkungan atau
sistem. Lingkungan keluarga(pendidikan informal), lingkungan sekolah
(pendidikan formal), lingkungan masyarakat (pendidikan nonformal), ataupun
dalam sistem pendidikan prajabatan dan dalam jabatan.
3. Segi Jenjang Pendidikan
Jenjang pendidikan meliputi pendidikan dasar (basic education), pndidikan
lanjutan, menengah, dan pendidikan tinggi.4. Segi Pembidangan Kerja atau Sektor Kehidupan
Pembidangan kerja menurut sektor kehidupan meliputi bidang ekonomi,
hukum, sosial politik, keuangan, perhubungan, komunikasi, pertanian,
pertambangan, pertahanan, dan l;ain-lain.
C. PEMBANGUNAN SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL
Bagian ini akan mengemukakan dua hal yaitu mengapa sistem pendidikan
harus dibangun dan wujud sisdiknas..
1. Mengapa Sistem Pendidikan Harus Dibangun
Sistem pendidikan perlu dibangun agar dapat memenuhi kebutuhan manusia.
Manusia cenderung berupaya untuk mendekatkan dirinya pada kesempurnaan,
untuk itu perlu dilakukan perbaikan-perbaikan, termasuk sistem pendidikan.
Selain itu, pengalaman manusia juga berkembang. Itulah sebabnya mengapa
sistem pendidikan sebagai sarana yang menghantar manusia untuk menemukan
jawaban atas teka teki mengenai dirinya, juga selalu disempurnakan.
2. Wujud Pembangunan Sistem Pendidikan
Secara makro, sistem pendidikan meliputi banyak aspek yang satu sama lain
saling terkait, yaitu aspek filosofis dan keilmuan, yuridis, struktur, dan
kurikulum
a) Hubungan Antar Aspek-aspek
Aspek filosofis keilmuan dan yuridis menjadi landasan bagi aspek -aspek yang
lain, karena memberikan arah pada aspek-aspek lainnya. Meskipun aspek
filosofis menjadi landasan, tetapi tidak harus diartikan bahwa setiap terjadi
perubahan filosofis dan yuridis harus diikuti dengan perubahan aspek-aspek
yang lain secara total.
7/18/2019 RINGKASAN MATERI
http://slidepdf.com/reader/full/ringkasan-materi-56d69bf6f1fb2 34/34
b. Aspek Filosofis dan Keilmuan
Aspek filosofis berupa penggarapan tujuan nasioanal pendidikan. Rumusan
tujuan pendidikan nasional yang etntunya memberikan peluang bagi
pengembanga hakikat manusia yang kodrati yang berartipula bersifat wajar.
Bagi kita pengembangan sifat kodrati manusia itu pararel dengan jiwa Pancasila.
c. ¬¬Aspek Yuridis
UUD 1945 sebagai landasan hukum pendidikan sifatnya relatif tetap. Beberapa
pasal yang melandasi pendidikan sifatnya eksplisit (pasal 31 ayat (1) dan (2);
pasal (32)) maupun yang implisit (pasal 27 ayat (1) dan (2); pasal (34)).
Pasal pasal tersebut sifatnya masih sangat global dan perlu dijabarkan lebih
rinci kedalam UU Pendidikan seperti UU Pendidikan No. 4 Tahun 1950, UU
Pendidikan No. 12 Tahun 1954 dan disempurnakan lagi oleh UU RI No. 2
Tahun 1989.
d. Aspek Struktur
Aspek struktur pembangunan sistem pendidikan berperan pada upaya
pembenahan struktur pembangunan pendidikan yang mencakup jenjang dan
jenis pendidikan, lama waktu belajar dari jenjang yang satu ke jenjang yang
lai, sebagai akibat dari perkembangan sosial budaya dan politik.
e. Aspek Kurikulum
Kurikulum merupakan sarana untuk mencapai tujuan. Tujuan kurikuler
berubah, maka kurikulum berubah pula. Perubahan tersebut dapat berupa
materinya, orientasinya, pendekatannya maupun metodenya.