Ringkasan Materi PAI

download Ringkasan Materi PAI

of 51

description

Ringkasan Materi PAI

Transcript of Ringkasan Materi PAI

TUGAS AKHIR SEMESTERRingkasan Materi Perkuliahan Pendidikan Agama Islam

Disusun oleh: Putri Kurnia Sari (11510134019) 2/C

Program Studi Teknik Sipil D3Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan PerencanaanFakultas TeknikUNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2012KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunianya yang telah dilimpahkan-Nya sehingga makalah ilmu Bahan Bangunan dapat diselesaikan.Tentunya dalam penyusunan laporan ni banyak pihak yang membantu kami, untuk itu kami mengucapkan terimakasih yang sebesar besarnya kepada:1. Bapak Dr. Marzuki, M.Ag selaku dosen mata kuliah Pendidikan Agama Islam2. Orangtua kami yang telah membesarkan dan mendidik kami.3. Teman teman teman teman jurusan Teknik Sipil Universitas Negeri Yogyakarta (UNY).4. Serta semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini yang tidak bisa kami sebutkan satu persatu.Pada akhirnya kami menyadari bahwa makalah Bahan Bangunan yang telah disusun ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kami sebagai penyusun mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat membangun guna perbaikan yang lebih sempurna di masa yang akan datang. Semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan bagi pembaca.

Yogyakarta, 14 juni 2012

Penulis

Daftar Isi

Halaman Judul....................................................................................................................1Kata Pengantar2Daftar Isi.3RingkasanPertemuan 1: Manusia ...4Pertemuan 2: Agama .9Pertemuan 3: Islam ...13Pertemuan 4: Sumber Ajaran agama Islam ..19 Pertemuan 5: Krangka dasar gama Islam ..24Pertemuan 6: Pengertian akhlah, Etika, dan Moral ....28Pertemuan 7 Ruang Lingkup Akhlak .31Pertemuan 8: Pendidikan Islam ..34Pertemuan 9: Politik Islam dan Masyarakat Madani .37Pertemuan 10: Kerukunan antar Umat Beragama ..40Pertemuan 11: Gender dan Pernikahan Dalam Islam .43Pertemuan 12: Fundamentalisme Islam dan Kebudayaan Islam..46

MANUSIA

MANUSIASesungguhnya manusia merupakan makhluk yang paling sempurna dibandingkan dengan makhluk yang lainya, seperti Malaikat, Jin, Iblis, hewan, tumbuhan yang telah Allah SWT ciptakan. Manusia dianugerahi akal, perasaan dan kehendak oleh Allah SWT sehingga manusia dapat membedakan hal yang baik dan hal yang buruk. Manusia di alam dunia ini memegang peranan yang penting dan dapat dipandang dari berbagai segi. Dalam ilmu eksak, manusia adalah kumpulan-kumpulan dari partikel atom yang membentuk jaringan sistem yang dimiliki oleh manusia. Dalam ilmu sosial, manusia merupakan makhluk yang ingin memperoleh keuntungan, tidak dapat berdiri sendiri. Ada dua pandangan yang akan kita jadikan acuan untuk menjelaskan unsur- unsur membangun manusi:1. Manusia terdiri 4 dari unsur yang saling terkait yaitu: a. Jasad : badan manusia yang nampak dari luar, dapat diraba. b. Hayat : mengandung unsur hidup, ditandai dengan gerak. c. Ruh : daya yang bekerja secara spiritual dan memahami kebenaran, suatu kemampuan yang bersifat konseptual yang menjadi pusat lahirnya kebudayaan. d. Nafas : kesadaran tentang diri sendiri. 2. Manusia terdiri 3 dari unsur yang saling terkait yaitu: a. Id : struktur kepribadian yang tidak nampak, berhubungan dengan lingkungan luar diri tetapi terkait dengan struktur lain. b. Ego : ego sadar akan tuntunan lingkungan luar dan mengatur tingkah laku sehingga dorongan instingtual Id dapat dipuaskan dengan cara yang dapat diterima. c. Superego : berkembang secara internal di dalam diri individu.

. HAKEKAT MANUSIAa. Makhluk ciptaan Tuhan yang terdiri dari tubuh dan jiwa sebagai satu kesatuan yang utuh.Tubuh adalah materi yang dapat dilihat, diraba, dirasa, wujudnya konkrit tetapi tidak abadi.b. Makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna, jika dibandingkan dengan makhluk lainnya.Kesempurnaannya terletak pada adab dan budayanya, karena manusia dilengkapi akal, perasaan, kehendak yang terdapat dalam jiwa manusia.c. Makhluk biokultural, yaitu makhluk hayati yang budayawi. Sebagai makhluk hayati, manusia dapat dipelajari dari segi anatomi, fisilogi. Sebagai makhluk budayawi, manusia dapat dilihat dari segi kemasyarakatan, kekerabatan.d. Makhluk ciptaan Tuhan yang terikat lingkungan, mempunyai kualitas dan martabat karena mampu bekerja dan berkarya. Manusia dianugerahi akal, pikiran dan kehendak. Oleh karena itu, manusia memiliki harkat dan martabat. Dengan akal, pikiran dan kehendak yang dimiliki manusia, manusia dapat bekerja dan berkarya menghasilkan sesuatu yang berguna bagi kehidupannya dan orang lain.

Al-Quran menegaskan kualitas dan nilai manusia dengan menggunakan tiga macam istilah yang satu sama lain saling berhubungan, yaknial-insaan,an-naas,al-basyar, danbanii Aadam. Manusia disebutal-insaankarena dia sering menjadi pelupa sehingga diperlukan teguran dan peringatan. Sedangkan kataan-naas(terambil dari kataan-nawsyang berarti gerak; dan ada juga yang berpendapat bahwa ia berasal dari kataunaasyang berarti nampak)digunakan untuk menunjukkan sekelompok manusiabaik dalam arti jenis manusia atau sekelompok tertentu dari manusia.Manusia disebutal-basyar, karena dia cenderung perasa dan emosional sehingga perlu disabarkan dan didamaikan. Manusia disebut sebagaibanii Aadamkarena dia menunjukkan pada asal-usul yang bermula dari nabi Adam as sehingga dia bisa tahu dan sadar akan jati dirinya. Misalnya, dari mana dia berasal, untuk apa dia hidup, dan ke mana ia akan kembali.Penggunaan istilahbanii Aadammenunjukkan bahwa manusia bukanlah merupakan hasil evolusi dari makhlukanthropus(sejenis kera). Hal ini diperkuat lagi dengan panggilan kepada Adam dalam al-Quran oleh Allah dengan hurufnidaa(Yaa Adam!). Demikian juga penggunaan kata ganti yang menunjukkan kepada Nabi Adam, Allah selalu menggunakan kata tunggal (anta)dan bukan jamak (antum) sebagaimana terdapat dalam surah al-Baqarah ayat 35.Manusia dalam pandangan al-Quran bukanlah makhlukanthropomorfismeyaitu makhluk penjasadan Tuhan, atau mengubah Tuhan menjadi manusia. Al-Quran menggambarkan manusia sebagai makhluktheomorfisyang memiliki sesuatu yang agung di dalam dirinya. Disamping itu manusia dianugerahi akal yang memungkinkan dia dapat membedakan nilai baik dan buruk, sehingga membawa dia pada sebuah kualitas tertinggi sebagai manusia takwa.Al-Quran memandang manusia sebagaimana fitrahnya yang suci dan mulia, bukan sebagai manusia yang kotor dan penuh dosa. Peristiwa yang menimpa Nabi Adam sebagai cikal bakal manusia,yang melakukan dosa dengan melanggar larangan Tuhan, mengakibatkan Adam dan istrinya diturunkan dari sorga, tidak bisa dijadikan argumen bahwa manusia pada hakikatnya adalah pembawa dosa turunan. Al-Quran justru memuliakan manusia sebagai makhluk surgawi yang sedang dalam perjalanan menuju suatu kehidupan spiritual yang suci dan abadi di negeri akhirat, meski dia harus melewati rintangan dan cobaan dengan beban dosa saat melakukan kesalahan di dalam hidupnya di dunia ini. Bahkan manusia diisyaratkan sebagai makhluk spiritual yang sifat aslinya adalah berpembawaan baik (positif,haniif).Karena itu, kualitas, hakikat, fitrah, kesejatian manusia adalah baik, benar, dan indah. Tidak ada makhluk di dunia ini yang memiliki kualitas dan kesejatian semulia itu . Sungguhpun demikian, harus diakui bahwa kualitas dan hakikat baik benar dan indah itu selalu mengisyaratkan dilema-dilema dalam proses pencapaiannya. Artinya, hal tersebut mengisyaratkan sebuah proses perjuangan yang amat berat untuk bisa menyandang predikat seagung itu. Sebab didalam hidup manusia selalu dihadapkan pada dua tantangan moral yang saling mengalahkan satu sama lain. Karena itu, kualitas sebaliknya yaitu buruk, salah, dan jelek selalu menjadi batu sandungan bagi manusia untuk meraih prestasi sebagai manusia berkualitasmutaqqindi atas.Gambaran al-Quran tentang kualitas dan hakikat manusia di atas megingatkan kita pada teorisuperegoyang dikemukakan oleh sigmund Freud, seorang ahli psikoanalisa kenamaan yang pendapatnya banyak dijadika rujukan tatkala orang berbicara tentang kualitas jiwa manusia.Menurut Freud,superegoselalu mendampingiego. Jikaegoyang mempunyai berbagai tenaga pendorong yang sangat kuat dan vital (libido bitalis), sehingga penyaluran doronganego(nafsu lawwamah/nafsu buruk) tidak mudah menempuh jalan melaluisuperego(nafsu muthmainnah/nafsu baik). Karenasuperego(nafsumuthmainnah) berfungsi sebagai badan sensor atau pengendaliegomanusia.Sebaliknya,superegopun sewaktu-waktu bisa memberikan justifikasi terhadapegomanakala instink, intuisi, dan intelegensi ditambah dengan petunjuk wahyu bagi orang beragamabekerja secara matang dan integral. Artinyasuperegobisa memberikan pembenaran padaegomanakalaegobekerja ke arah yang positif.Egoyang liar dan tak terkendali adalahegoyang negatif, ego yang merusak kualitas dan hakikat manusia itu sendiri.Sebagai kesimpulan dapatlah diterangkan bahwa kualitas manusia berada diantaranaluridannurani. Dalam rentetan seperti itulah manusia berperilaku, baik perilaku yang positif maupun yang negatif. Fungsi intelegensi dapat menaikkan manusia ke tingkat yang lebih tinggi. Namun intelegensi saja tidaklah cukup melainkan harus diikuti dengan nurani yang tajam dan bersih. Nurani (mata batin, akal budi) dipahami sebagaisuperego,sebagiconscienceatau sebagai nafsumuthmainnah(dorongan yang positif). Prof. Dr. Fuad Hasan mengatakan bahwa bagi manusia bukan sekedarto live(bagaimana memiliki) danto survive(bagaimana bertahan), melainkan jugato exist(bagaimana keberadaannya). Untuk itu, maka manusia memerlukan pembekalan yang kualitatif dan kuantitatif yang lebih baik daripada hewan.

Manusia bisa berkulitas kalau ia memiliki kebebasan untuk berbuat dan kehendak. Tetapi kebebasan disini bukanlah melepaskan diri dari kendali rohani dan akal sehat, melainkan upaya kualitatif untuk mengekspresikan totalitas kediriannya, sambil berjuang keras untuk menenangkan diri sendiri atas dorongan naluriah yang negatif dan destruktif. Jadi kebebasan yang dimaksudkan disini adalah upaya sadar untuk mewujudkan kualitas dan nilai dirinya sebagai khalifah Allah di muka bumi secara bertangung jawab. Kualitas dan nilai manusia akan terkuak bila manusia memiliki kemampuan untuk mengarahkan naluri bebasnya itu berdasarkan pertimbanganaqliahyang dikaruniai Allah kepadanya dan dibimbing oleh cahaya iman yang menerangi nuraninya yang paling murni.

AGAMA

Sebuah agama biasanya menyangkut beberapa hal pokok yang menjadi ruang lingkup ajarannya, yakni sebagai berikut : 1. Keyakinan adanya suatu kekuatan supranatural yang mengatur dan mencipatakan alam dan seisinya.2. Perlibatan yang merupakan tingkah laku manusia dalam berhubungan dengan kekuatan supranatural tersebut sebagai konsekuensi atas pengakuannya. 3. Sistem nilai yang mengatur hubungan manusia dengan manusia dan alam semesta yang berkaitan dengan keyakinannya.

Menurut H. Moenawar Chalil kata din itu masdar dari kata kerja dana yadinu, yang mempunyai arti, cara atau adat kebiasaan, peraturan, undang-undang, taat atau patuh, menunggalkan ketuhanan, pembalasan, perhitungan hari kiamat, nasihat, agamaDan menurut Prof Dr. M. Driyarkara, S.J bahwa istilah agama kami ganti dengan kata religi, karena kata religi lebih luas, mengenai gejala-gejala dalam lingkungan hidup dan prinsip. Istilah religi menurut kata asalnya berarti ikatan atau pengikatan diri. Oleh sebab itu, religi tidak hanya untuk kini atau nanti melainkan untuk selama hidup. Dalam religi manusia melihat dirinya dalam keadaan yang membutuhkan, membutuhkan keselamatan dan membutuhkan secara menyeluruh.

Secara etimologi, kata agama berasal dari bahasa Sangsekerta, yang berasal dari akar katagamartinya pergi. Kemudian akar katagamtersebutmendapat awalan a dan akhiran a, maka terbentuklah kataagamaartinya jalan. Maksudnya, jalan untuk mencapai kebahagiaan. Di samping itu, ada pendapat yang menyatakan bahwa kataagamaberasal dari bahasa Sangsekerta yang akar katanya adalah a dangama.A artinya tidak dan gama artinya kacau. Jadi, agama artinya tidak kacau atau teratur. Maksudnya, agama adalah peraturan yang dapat membebaskan manusia dari kekacauan yang dihadapi dalam hidupnya, bahkan menjelang matinya.

Katareligireligiondanreligio,secara etimologi menurut Winkler Prins dalamAlgemene Encyclopaediemungkin sekali berasal dari bahasa Latin, yaitu dari katareligereataureligareyang berarti terikat, maka dimaksudkan bahwa setiap orang yang ber-religi adalah orang yang senantiasa merasa terikat dengan sesuatu yang dianggap suci. Kalau dikatakan berasal dari katareligereyang berartiberhati-hati, maka dimaksudkan bahwa orang yang ber-religi itu adalah orang yang senantiasa bersikap hati-hati dengan sesuatu yang dianggap suci.Sedangkan secara terminologi, agama dan religi ialah suatu tata kepercayaan atas adanya yang Agung di luar manusia, dan suatu tata penyembahan kepada yang Agung tersebut, serta suatu tata kaidah yang mengatur hubungan manusia dengan yang Agung, hubungan manusia dengan manusia dan hubungan manusia dengan alam yang lain, sesuai dengan tata kepercayaan dan tata penyembahan tersebut.Berdasarkan pengertian tersebut, maka pada agama dan religi terdapat empat unsur penting, yaitu: 1) tata pengakuan atau kepercayaan terhadap adanya Yang Agung, 2) tata hubungan atau tata penyembahan terhadap yang Agung itu dalam bentuk ritus, kultus dan pemujaan, 3) tata kaidah/doktrin, sehingga muncul balasan berupa kebahagiaan bagi yang berbuat baik/jujur, dan kesengsaraan bagi yang berbuat buruk/jahat 4) tata sikap terhadap dunia, yang menghadapi dunia ini kadang-kadang sangat terpengaruh (involved) sebagaimana golongan materialisme atau menyingkir/menjauhi/uzlah (isolated) dari dunia, sebagaimana golongan spiritualisme.Selanjutnya, katadinsecara etimologiberasal dari bahasa Arab, artinya: patuh dan taat, undang-undang, peraturan dan hari kemudian. Maksudnya, orang yang berdin ialah orang yang patuh dan taat terhadap peraturan dan undang-undang Allah untuk mendapatkan kebahagiaan di hari kemudian.

Oleh karena itu, dalam din terdapat empat unsur penting, yaitu: 1) tata pengakuan terhadap adanya Yang Agung dalam bentuk iman kepada Allah, 2) tata hubungan terhadap Yang Agung tersebut dalam bentuk ibadah kepada Allah,3) tata kaidah/doktrin yang mengatur tata pengakuan dan tata penyembahan tersebut yang terdapat dalam al-Qur`an dan Sunnah Nabi,4) tata sikap terhadap dunia dalam bentuk taqwa, yakni mempergunakan dunia sebagai jenjang untuk mencapai kebahagiaan akhirat. Sedangkan menurut terminologi, din adalah peraturan Tuhan yang membimbing manusia yang berakal dengan kehendaknya sendiri untuk kebahagiaan dan kesejahteraan di dunia dan di akhirat.

Berdasarkan pengertian din tersebut, maka din itu memiliki empat ciri, yaitu: 1) din adalah peraturan Tuhan,2) din hanya diperuntukkan bagi manusia yang berakal, sesuai hadis Nabi yang berbunyi:al-din huwa al-aqlu la dina liman la aqla lahu, artinya: agama ialah akal tidak ada agama bagi orang yang tidak berakal, 3) din harus dipeluk atas dasar kehendak sendiri, firman Allah:la ikraha fi al-din,artinya: tidak ada paksaaan untuk memeluk din (agama), 4) din bertujuan rangkap, yakni kebahagiaan dan kesejahteraan dunia akhiratUnsur-unsur agama menurut Leight, Keller dan Calhoun Kepercayaan agama, yakni suatu prinsip yang dianggap benar tanpa ada keraguan lagi Simbol agama, yakni identitas agama yang dianut umatnya. Praktik keagamaan, yakni hubungan vertikal antara manusia dengan Tuhan-Nya, dan hubungan horizontal atau hubungan antarumat beragama sesuai dengan ajaran agama Pengalaman keagamaan, yakni berbagai bentuk pengalaman keagamaan yang dialami oleh penganut-penganut secara pribadi. Umat beragama, yakni penganut masing-masing agama

Unsur-unsur pokok agama menurut Glock & Stark1. Dimensi Keyakinan, berisi pandangan-pandangan teologis suatu agama.2. Dimensi Praktek Agama, mencakup perilaku pemujaan dan segala perilaku yang menunjukkan komitmen terhadap agama.3. Dimensi Pengalaman, merupakan respon terhadap kehadiran Tuhan di dalam diri atau kelompok penganut agama.4. Dimensi Pengetahuan, merupakan pengetahuan yang harus dimiliki seorang atau kelompok penganut agama.5. Dimensi Pengamalan atau Konsekuensi, yaitu komitmen seorang atau kelompok penganut agama dalam menjalani kehidupan sesuai dengan ajaran agamanya.

ISLAM

Pengertian Islam bisa kita bedah dari dua aspek, yaitu aspek kebahasaan dan aspek peristilahan. Dari segi kebahasaan, Islam berasal dari bahasa Arab yaitu dari katasalimayang mengandung arti selamat, sentosa, dan damai. Dari katasalimaselanjutnya diubah menjadi bentukaslamayang berarti berserah diri masuk dalam kedamaian. Oleh sebab itu orang yang berserah diri, patuh, dan taat kepada Allah swt. disebut sebagai orang Muslim. Dari uraian tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa kata Islam dari segi kebahasaan mengandung arti patuh, tunduk, taat, dan berserah diri kepada Allah swt. dalam upaya mencari keselamatan dan kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. Hal itu dilakukan atas kesadaran dan kemauan diri sendiri, bukan paksaan atau berpura-pura, melainkan sebagai panggilan dari fitrah dirinya sebagai makhluk yang sejak dalam kandungan telah menyatakan patuh dan tunduk kepada Allah.Islam secara bahasa berasal dari katasalam, aslama, silmun, sulamunyang mempunyai bermacam-macam arti. Diantaranya adalah sebagai berikut;1)Aslamayang artinya menyerah, berserah diri, tunduk, patuh, dan masuk Islam. dengan demikian Islam dengan makna tersebut berarti agama yang mengajarkan penyerahan diri kepada Allah, tunduk dan taat kepada hukum Allah tanpa tawar menawar. Kata aslama terdapat dalam al-quran surat al-baqarah: 112, surat Ali Imron: 20 dan 83, surat an-Nisa: 125 dan surat al-Anam: 14.2)Silmunyang artinya keselamatan dan perdamaian. Dengan makna tersebut berarti Islam adalah agama yang mengajarkan hidup damai, tentram, dan selamat. Kata silmun terdapat dalam al-quran surat al-baqarah; 208 dan surat Muhammad: 35.3)Sulamunyang artinya tangga, sendi dan kendaraan. Dengan arti tersebut, islam berarti agama yang memuat peraturan yang dapat mengangkat derajat kemanusiaan manusia dan mengantarkannya kepada kehidupan yang bahagia dan sejahtera di dunia dan akhirat.4)salamyang artinya selamat, aman sentosa, dan sejahtera. Dengan demikian Islam dengan makna tersebut berarti aturan hidup yang dapat menyelamatkan manusia di dunia dan akhirat. Kata salam terdapat dalam al-Quran Surat al-Anam :45, Surat al-Araf: 46 dan Surat an-Naml: 32.Dengan demikian secara bahasa, makna Islam dapat dirangkum sebagai berserah diri kepada Allah SWT untuk tunduk dan taat kepada hukum-Nya (aslama) sehingga dirinya siap untuk hidup damai dan menebar perdamaian dalam masyarakat (silmun) dalam rangka untuk menaiki tangga atau kendaraan kemuliaan (sulamun) yang akan membawanya kepada kehidupan sejahtera dunia dan akhirat (salamun)Adapun pengertian Islam dari segi istilah, banyak para ahli yang mendefinisikannya; di antaranya Prof. Dr. Harun Nasution. Ia mengatakan bahwa Islam menurut istilah ( Islam sebagai agama ) adalah agama yang ajaran-ajarannya diwahyukan Tuhan kepada masyarakat manusia melalui Nabi Muhammad saw. sebagai Rasul. Islam pada hakikatnya membawa ajaran-ajaran yang bukan hanya mengenal satu segi, tetapi mengenal berbagai segi dari kehidupan manusia. Sementara itu Maulana Muhammad Ali mengatakan bahwa Islam adalah agama perdamaian; dan dua ajaran pokoknya, yaitu keesaan Allah dan kesatuan atau persaudaraan umat manusia menjadi bukti nyata bahwa agama Islam selaras benar dengan namanya.Islam bukan saja dikatakan sebagai agama seluruh Nabi Allah, sebagaimana tersebut dalam Al Quran, melainkan pula pada segala sesuatu yang secara tak sadar tunduk sepenuhnya pada undang-undang Allah. Di kalangan masyarakat Barat, Islam sering diidentikkan dengan istilahMuhammadanismdanMuhammedan. Peristilahan ini timbul karena pada umumnya agama di luar Islam namanya disandarkan pada nama pendirinya.Di Persia misalnya ada agama Zoroaster. Agama ini disandarkan pada nama pendirinya, Zarathustra ( W.583 SM ). Agama lainnya, misalnya agama Budha, agama ini dinisbahkan kepada tokoh pendirinya, Sidharta Gautama Budha ( lahir 560 SM ). Demikian pula nama agama Yahudi yang disandarkan pada orang-orang Yahudi ( Jews ) yang berasal dari negara Juda ( Judea ) atau Yahuda.Penyebutan istilahMuhammadanismdanMuhammedanuntuk agama Islam, bukan saja tidak tepat, akan tetapi secara prinsip hal itu merupakan kesalahan besar. Istilah tersebut bisa mengandung arti bahwa Islam adalah paham Muhammad atau pemujaan terhadap Muhammad, sebagaimana perkataan agama Budha yang mengandung arti agama yang dibangun oleh Sidharta Gautama Budha atau paham yang berasal dari Sidharta Gautama.Analogi nama dengan agama-agama lainnya tidaklah mungkin bagi Islam. Berdasarkan keterangan tersebut, Islam menurut istilah mengacu kepada agama yang bersumber pada wahyu yang datang dari Allah swt, bukan berasal dari manusia/Nabi Muhammad saw. Posisi Nabi dalam agama Islam diakui sebagai orang yang ditugasi Allah untuk menyebarkan ajaran Islam tersebut kepada umat manusia. Dalam proses penyebaran agama Islam, nabi terlibat dalam memberi keterangan, penjelasan, uraian, dan tata cara ibadahnya. Keterlibatan nabi ini pun berada dalam bimbingan wahyu Allah swt.Dengan demikian, secara istilah, Islam adalah nama agama yang berasal dari Allah swt. Nama Islam tersebut memiliki perbedaan yang luar biasa dengan nama agama lainnya. Kata Islam tidak mempunyai hubungan dengan orang tertentu, golongan tertentu, atau negeri tertentu. Kata Islam adalah nama yang diberikan oleh Allah swt. Hal itu dapat dipahami dari petunjuk ayat-ayat Al Quran yang diturunkan Allah swt.Selanjutnya, dilihat dari segi misi ajarannya, Islam adalah agama sepanjang sejarah manusia. Agama dari seluruh Nabi dan Rasul yang pernah diutus oleh Allah swt. pada berbagai kelompok manusia dan berbagai bangsa yang ada di dunia ini. Islam adalah agama Nabi Adam, Nabi Ibrahim, Nabi Yakub, Nabi Musa, Nabi Daud, Nabi Sulaiman, Nabi Isa, Nabi Muhammad saw. Dengan kata lain, seluruh Nabi dan Rasul beragama Islam dan mengemban risalah menyampaikan Islam. Hal itu dapat dipahami dari ayat-ayat yang terdapat di dalam Al Quran yang menegaskan bahwa para Nabi tersebut termasuk orang yang berserah diri kepada Allah.KARAKTERISTIK AJARAN ISLAMkarakteristik ajaran Islam itu terdiri dari tujuh hal penting yg tidak terdapat dalam agama lain dan ini pula yg menjadi salah satu sebab mengapa hingga sekarang ini begitu banyak orang yg tertarik kepada Islam sehingga mereka menyatakan diri masuk ke dalam Islam. Ini pula yg menjadi sebab mengapa hanya Islam satu-satunya agama yg tidak takut dgn kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Karena itu ketujuh karakteristik ajaran Islam sangat penting utk kita pahami.1. Robbaniyyah. Allah Swt merupakan Robbul alamin disebut juga dgn Rabbun nas dan banyak lagi sebutan lainnya. Kalau karakteristik Islam itu adl Robbaniyyah itu artinya bahwa Islam merupakan agama yg bersumber dari Allah Swt bukan dari manusia sedangkan Nabi Muhammad Saw tidak membuat agama ini tapi beliau hanya menyampaikannya. Karenanya dalam kapasitasnya sebagai Nabi beliau berbicara berdasarkan wahyu yg diturunkan kepadanya Allah berfirman dalam Surah An-Najm 3-4 yg artinya Dan tiadalah yg diucapkannya itu menurut kemauan hawa nafsunya ucapan itu tiada lain hanyalah wahyu yg diwahyukan. Karena itu ajaran Islam sangat terjamin kemurniannya sebagaimana Allah telah menjamin kemurnian Al-Quran Allah berfirman dalam Surah Al-Hijr 9 yg artinya Sesungguhnya Kami telah menurunkan Al-Quran dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.Disamping itu seorang muslim tentu saja harus mengakui Allah Swt sebagai Rabb dgn segala konsekuensinya yakni mengabdi hanya kepada-Nya sehingga dia menjadi seorang yg rabbani dari arti memiliki sikap dan prilaku dari nilai-nilai yg datang dari Allah Swt Allah berfirman dalam Surah Al-Imran 79 yg artinya Tidak wajar bagi manusia yg Allah berikan kepadanya Al kitab hikmah dan kenabian lalu dia berkata kepada manusia hendaklah kamu menjadi penyembah-penyembahku bukan penyembah Allah tapi dia berkata hendaklah kamu menjadi orang-orang rabbani krn kamu selalu mengajarkan Al Kitab dan kamu tetap mempelajarinya.2. Insaniyyah. Islam merupakan agama yg diturunkan utk manusia krn itu Islam merupakan satu-satunya agama yg cocok dgn fitrah manusia. Pada dasarnya tidak ada satupun ajaran Islam yg bertentangan dgn jiwa manusia. Seks misalnya merupakan satu kecenderungan jiwa manusia untuk dilampiaskan karenanya Islam tidak melarang manusia utk melampiaskan keinginan seksualnya selama tidak bertentangan dgn ajaran Islam itu sendiri.Prinsipnya manusia itu kan punya kecenderungan utk cinta pada harta tahta wanita dan segala hal yg bersifat duniawi semua itu tidak dilarang di dalam Islam namun harus diatur keseimbangannya dgn kenimatan ukhrawi Allah berfirman dalam Surah Al-Qashash 77 yg artinya Dan carilah pada apa yg telah dianugerahkan Allah kepadamu negeri akhirat dan janganlah kamu melupakan bahagianmu di dunia dan berbuat baikklah sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu dan janganlah kamu berbuat kerusakan di muka bumi ini. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yg berbuat kerusakan.3. Syumuliyah. Islam merupakan agama yg lengkap tidak hanya mengutamakan satu aspek lalu mengabaikan aspek lainnya. Kelengkapan ajaran Islam itu nampak dari konsep Islam dalam berbagai bidang kehidupan mulai dari urusan pribadi keluarga masyarakat sampai pada persoalan-persoalan berbangsa dan bernegara.Kesyumuliyahan Islam tidak hanya dari segi ajarannya yg rasional dan mudah diamalkan tapi juga keharusan menegakkan ajaran Islam dgn metodologi yg islami. Karena itu di dalam Islam kita dapati konsep tentang dakwah jihad dan sebagainya. Dengan demikian segala persoalan ada petunjuknya di dalam Islam Allah berfirman dalam Surah An-Nahl 89 yg artinya Dan Kami turunkan kepadamu al kitab utk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yg berserah diri.4. Al Waqiiyyah. Karakteristik lain dari ajaran Islam adl al waqiiyyah ini menunjukkan bahwa Islam merupakan agama yg dapat diamalkan oleh manusia atau dgn kata lain dapat direalisir dalam kehidupan sehari-hari. Islam dapat diamalkan oleh manusia meskipun mereka berbeda latar belakang kaya miskin pria wanita dewasa remaja anak-anak berpendidikan tinggi berpendidikan rendah bangsawan rakyat biasa berbeda suku adat istiadat dan sebagainya.Disamping itu Islam sendiri tidak bertentangan dgn realitas perkembangan zaman bahkan Islam menjadi satu-satunya agama yg mampu menghadapi dan mengatasi dampak negatif dari kemajuan zaman. Ini berarti Islam agama yg tidak takut dgn kemajuan zaman.5. Al Wasathiyah. Di dunia ini ada agama yg hanya menekankan pada persoalan-persoalan tertentu ada yg lbh mengutamakan masalah materi ketimbang rohani atau sebaliknya. Ada pula yg lbh menekankan aspek logika daripada perasaan dan begitulah seterusnya. Allah Swt menyebutkan bahwa umat Islam adl ummatan wasathan umat yg seimbang dalam beramal baik yg menyangkut pemenuhan terhadap kebutuhan jasmani dan akal pikiran maupun kebutuhan rohani. Manusia memang membutuhkan konsep agama yg seimbang hal ini krn tawazun merupakan sunnatullah. Di alam semesta ini terdapat siang dan malam gelap dan terang hujan dan panas dan begitulah seterusnya sehingga terjadi keseimbangan dalam hidup ini. Dalam soal aqidah misalnya banyak agama yg menghendaki keberadaan Tuhan secara konkrit sehingga penganutnya membuat simbol-simbol dalam bentuk patung. Ada juga agama yg menganggap tuhan sebagai sesuatu yg abstrak sehingga masalah ketuhanan merupakan kihayalan belaka bahkan cenderung ada yg tidak percaya akan adanya tuhan sebagaimana komunisme. Islam mempunyai konsep bahwa Tuhan merupakan sesuatu yg ada namun adanya tidak bisa dilihat dgn mata kepala kita keberadaannya bisa dibuktikan dgn adanya alam semesta ini yg konkrit maka ini merupakan konsep ketuhanan yg seimbang. Begitu pula dalam masalah lainnya seperti peribadatan akhlak hukum dan sebagainya.6. Al Wudhuh. Karakteristik penting lainnya dari ajaran Islam adl konsepnya yg jelas . Kejelasan konsep Islam membuat umatnya tidak bingung dalam memahami dan mengamalkan ajaran Islam bahkan pertanyaan umat manusia tentang Islam dapat dijawab dgn jelas apalagi kalau pertanyaan tersebut mengarah pada maksud merusak ajaran Isla itu sendiri. Dalam masalah aqidah konsep Islam begitu jelas sehingga dgn aqidah yg mantap seorang muslim menjadi terikat pada ketentuan-ketentuan Allah dan Rasul-Nya. Konsep syariah atau hukumnya juga jelas sehingga umat Islam dapat melaksanakan peribadatan dgn baik dan mampu membedakan antara yg haq dgn yg bathil begitulah seterusnya dalam ajaran Islam yg serba jelas apalagi pelaksanaannya dicontohkan oleh Rasulullah Saw.7. Al Jamu Baina Ats Tsabat wa Al Murunnah. Di dalam Islam tergabung juga ajaran yg permanen dgn yg fleksibel . Yang dimaksud dgn yg permanen adl hal-hal yg tidak bisa diganggu gugat dia mesti begitu misalnya shalat lima waktu yg mesti dikerjakan tapi dalam melaksanakannya ada ketentuan yg bisa fleksibel misalnya bila seorang muslim sakit dia bisa shalat dgn duduk atau berbaring kalau dalam perjalanan jauh bisa dijama dan diqashar dan bila tidak ada air atau dgn sebab-sebab tertentu berwudhu bisa diganti dgn tayamum.Ini berarti secara prinsip Islam tidak akan pernah mengalami perubahan namun dalam pelaksanaannya bisa saja disesuaikan dgn situasi dan konsidinya ini bukan berarti kebenaran Islam tidak mutlak tapi yg fleksibel adl teknis pelaksanaannya. Dengan demikian menjadi jelas bagi kita bahwa Islam merupakan satu-satunya agama yg sempurna dan kesempurnaan itu memang bisa dirasakan oleh penganutnya yg setia.

Sumber-Sumber Ajaran Islam

A. Alquran

Secara etimologi Alquran berasal dari kataqaraa, yaqrau, qiraaatan,atauqurananyang berarti mengumpulkan (al-jamu) dan menghimpun (al-dlammu). Sedangkan secara terminologi (syariat), Alquran adalah Kalam Allah taala yang diturunkan kepada Rasul dan penutup para Nabi-Nya, Muhammad shallallaahu alaihi wasallam, diawali dengan surat al-Fatihah dan diakhiri dengan surat an-Naas. Dan menurut para ulama klasik, Alquran adalah Kalamulllah yang diturunkan pada rasulullah dengan bahasa arab, merupakan mukjizat dan diriwayatkan secara mutawatir serta membacanya adalah ibadah

Pokok-pokok kandungan dalam Alquran antara lain:Tauhid,: yaitu kepercayaan ke-esaann Allah SWT dan semua kepercayaan yang berhubungan dengan-NyaIbadah,: yaitu semua bentuk perbuatan sebagai manifestasi dari kepercayaan ajaran tauhidJanji dan ancaman,:yaitu janji pahala bagi orang yang percaya dan mau mengamalkan isi Alquran dan ancaman siksa bagi orang yang mengingkariKisah umat terdahulu, : seperti para Nabi dan Rasul dalam menyiaran syariat Allah SWT maupun kisah orang-orang saleh ataupun kisah orang yang mengingkari kebenaran Alquran agar dapat dijadikan pembelajaran.

Al-Quran mengandung tiga komponen dasar hukum, sebagai berikut:Hukum Itiqadiah,yakni hukum yang mengatur hubungan rohaniah manusia dengan Allah SWT dan hal-hal yang berkaitan dengan akidah/keimanan. Hukum ini tercermin dalam Rukun Iman. Ilmu yang mempelajarinya disebut Ilmu Tauhid, Ilmu Ushuluddin, atau Ilmu Kalam.Hukum Amaliah, yakni hukum yang mengatur secara lahiriah hubungan manusia dengan Allah SWT, antara manusia dengan sesama manusia, serta manusia dengan lingkungan sekitar. Hukum amaliah ini tercermin dalam Rukun Islam dan disebut hukum syara/syariat.Adapun ilmu yang mempelajarinya disebut Ilmu Fikih.Hukum Khuluqiah,yakni hukum yang berkaitan dengan perilaku normal manusia dalam kehidupan, baik sebagai makhluk individual atau makhluk sosial. Hukum ini tercermin dalam konsep Ihsan. Adapun ilmu yang mempelajarinya disebut Ilmu Akhlaq atau Tasawuf.

Sedangkan khusus hukum syara dapat dibagi menjadi dua kelompok, yakni:Hukum ibadah,yaitu hukum yang mengatur hubungan manusia dengan Allah SWT, misalnya salat, puasa, zakat, dan hajiHukum muamalat, yaitu hukum yang mengatur manusia dengan sesama manusia dan alam sekitarnya.Termasuk ke dalam hukum muamalat adalah sebagai berikut:Hukum munakahat (pernikahan).Hukum faraid (waris).Hukum jinayat (pidana).Hukum hudud (hukuman).Hukum jual-beli dan perjanjian.Hukum tata Negara/kepemerintahanHukum makanan dan penyembelihan.Hukum aqdiyah (pengadilan).Hukum jihad (peperangan).Hukum dauliyah (antarbangsa).

B. Hadist

As-Sunnah sebagai sumber nilai. Sunnah adalah sumber hukum Islam (pedoman hidup kaum Muslimin) yang kedua setelah al-Qur'an. Bagi mereka yang telah beriman kepada al-Qur'an sebagai sumber hukum, maka secara otomatis harus percaya bahwa sunnah sebagai sumber Islam juga.

Sunnah menurut syariadalah segala sesuatu yang berasal dari Rasulullah SAW baik perbuatan, perkataan, dan penetapan pengakuan. Sunnah berfungsi sebagai penjelas ayat-ayat Alquran yang kurang jelas atau sebagai penentu hukum yang tidak terdapat dalam Alquran.Sunnah dibagi menjadi empat macam, yaitu:Sunnah qauliyah, yaitu semua perkataan RasulullahSunnah filiyah, yaitu semua perbuatan RasulullahSunnah taqririyah, yaitu penetapan dan pengakuan Rasulullah terhadap pernyataan ataupun perbuatan orang lainSunnah hammiyah, yaitu sesuatu yang telah direncanakan akan dikerjakan tapi tidak sampai dikerjakanPerbedaan antara al-Qur'an dan al-Hadits sebagai sumber hukum. Sekalipun al-Qur'an dan as-Sunnah/al-Hadits sebagai sumber hukum Islam namun di antara keduanya terdapat perbedaan-perbedaan yang cukup prinsipil. Perbedaan-perbedaan tersebut antara lain:

a) al-Qur'an nilai kebenarannya adalah qath'i (absolut), sedangkan al-Hadits adalah zhanni (kecuali hadits mutawatir).b) Seluruh ayat al-Qur'an mesti dijadikan sebagai pedoman hidup, tetapi tidak semua hadits kita jadikan sebagai pedoman hidup. Sebab di samping ada sunnah yang tasyri' ada juga sunnah yang ghairu tasyri'. Di samping ada hadits yang shahih (kuat) ada pula hadits yang dha'if (lemah),dan seterusnya.c) Al-Qur'an sudah pasti otentik lafazh dan maknanya, sedangkan hadits tidak.d) Apabila al-Qur'an berbicara tentang masalah-masalah aqidah atau hal-hal yang ghaib maka setiap Muslim wajib mengimaninya, tetapi tidak demikian apabila masalah-masalah tersebut diungkapkan oleh hadits (ada yang wajib diimani dan ada yang tidak).

C. Ijtihad

Ijtihad berasal dari kataijtihadayang berarti mencurahkan tenaga dan pikiran atau bekerja semaksimal mungkin. Sedangkan ijtihad sendiri berarti mencurahkan segala kemampuan berfikir untuk mengeluarkan hukum syari dari dalil-dalil syara, yaitu Alquran dan hadist. Hasil dari ijtihad merupakan sumber hukum ketiga setelah Alquran dan hadist. Ijtihad dapat dilakukan apabila ada suatu masalah yang hukumnya tidak terdapat di dalam Alquran maupun hadist, maka dapat dilakukan ijtihad dengan menggunakan akal pikiran dengan tetap mengacu pada Alquran dan hadist.Macam-macam ijtidah yang dikenal dalam syariat islam, yaituIjma,yaitu menurut bahasa artinya sepakat, setuju, atau sependapat. Sedangkan menurut istilah adalah kebulatan pendapat ahli ijtihad umat Nabi Muhammad SAW sesudah beliau wafat pada suatu masa, tentang hukum suatu perkara dengan cara musyawarah. Hasil dari Ijma adalah fatwa, yaitu keputusan bersama para ulama dan ahli agama yang berwenang untuk diikuti seluruh umat.Qiyas,yaituberarti mengukur sesuatu dengan yang lain dan menyamakannya. Dengan kata lain Qiyas dapat diartikan pula sebagai suatu upaya untuk membandingkan suatu perkara dengan perkara lain yang mempunyai pokok masalah atau sebab akibat yang sama. Contohnya adalah pada surat Al isra ayat 23 dikatakan bahwa perkataan ah, cis, atau hus kepada orang tua tidak diperbolehkan karena dianggap meremehkan atau menghina, apalagi sampai memukul karena sama-sama menyakiti hati orang tua.Istihsan, yaitusuatu proses perpindahan dari suatu Qiyas kepada Qiyas lainnya yang lebih kuat atau mengganti argumen dengan fakta yang dapat diterima untuk mencegah kemudharatan atau dapat diartikan pula menetapkan hukum suatu perkara yang menurut logika dapat dibenarkan. Contohnya, menurut aturan syarak, kita dilarang mengadakan jual beli yang barangnya belum ada saat terjadi akad. Akan tetapi menurut Istihsan, syarak memberikanrukhsah(kemudahan atau keringanan) bahwa jual beli diperbolehkan dengan system pembayaran di awal, sedangkan barangnya dikirim kemudian.Mushalat Murshalah, yaitu menurut bahasa berarti kesejahteraan umum. Adapun menurut istilah adalah perkara-perkara yang perlu dilakukan demi kemaslahatan manusia. Contohnya, dalam Al Quran maupun Hadist tidak terdapat dalil yang memerintahkan untuk membukukan ayat-ayat Al Quran.Akan tetapi, hal ini dilakukan oleh umat Islam demi kemaslahatan umat.Sududz Dzariah, yaitumenurut bahasa berarti menutup jalan, sedangkan menurut istilah adalah tindakan memutuskan suatu yang mubah menjadi makruh atau haram demi kepentingan umat. Contohnya adalah adanya larangan meminum minuman keras walaupun hanya seteguk, padahal minum seteguk tidak memabukan. Larangan seperti ini untuk menjaga agar jangan sampai orang tersebut minum banyak hingga mabuk bahkan menjadi kebiasaan.Istishab, yaitumelanjutkan berlakunya hukum yang telah ada dan telah ditetapkan di masa lalu hingga ada dalil yang mengubah kedudukan hukum tersebut. Contohnya, seseorang yang ragu-ragu apakah ia sudah berwudhu atau belum. Di saat seperti ini, ia harus berpegang atau yakin kepada keadaan sebelum berwudhu sehingga ia harus berwudhu kembali karena shalat tidak sah bila tidak berwudhu.

Urf, yaitu berupa perbuatan yang dilakukan terus-menerus (adat), baik berupa perkataan maupun perbuatan. Contohnya adalah dalam hal jual beli. Si pembeli menyerahkan uang sebagai pembayaran atas barang yang telah diambilnya tanpa mengadakan ijab kabul karena harga telah dimaklumi bersama antara penjual dan pembeli.

Kerangka Dasar Agama Islam Dengan mengikuti sistematik Iman, Islam dan Ihsan yang berasal dari Nabi Muhammad, dapat dikemukakan bahwa kerangka dasar agama Islam terdiri atas:1. Akidah2. Syariah3. AkhlakYang dimaksud dengan akidah, menurut ilmu tentang asal usul kata (etimologi) adalah ikatan, sangkutan. Sedangkan menurut ilmu tentang definisi (terminologi) adalah iman, keyakinan. Karena itu, akidah selalu ditautkan dengan Rukun Iman yang merupakan asas seluruh ajaran Islam.Yang dimaksud dengan syriah menurut etimologi, adalah jalan yang harus ditempuh. Menurut peristilahan, syariah adalah system norma (kaidah) Illahi yang mengatur hubungan manusia dengan Allah, mengenai hubungan manusia dengan sesama manusia dalam kehidupan social, hubungan manusia dengan benda dan alam lingkungan hidupnya. Kaidah yang mengatur hubungan langsung manusia dengan Allah disebut kaidah ibadah atau kaidah ubudiah yang disebut juga kaidah ibadah murni, kaidah yang mengatur hubungan manusia selain dengan Allah disebut kaidah muamalah. Disiplin ilmu yang membahas dan menjelaskan syariah disebut ilmu fikih.Yang dimaksud dengan akhlak adalah sikap yang menimbulkan prilaku baik dan buruk. Berasal dari kata khuluk yang berarti perangai, sikap, perilaku, watak, budi pekerti.Agama Islam Dan Ajarannya: Ilmu-ilmu KEISLAMAN Hubungan agama Islam dengan Ilmu ilmu keislaman yang menjelaskan atau mengembangkan agama Islam menjadi ajaran Islam.

1. Akidah Islam Akidah perlu diperinci lebih lanjut dengan ilmu kalam, yang mana mempunyai beberapa aliran, yaitu:a. Kharijiyah, sebagai kelompok disebut khawarij yakni segolongan umat Islam yang semula pengikut Ali bin Abi Thalib, kemudian keluar dan memisahkan diri dari Ali karena todak setuju kepada sikap Ali terhadap Muawiyah dalam menyelesaikan perselisihan (politik) mereka dengan berunding yang kemudian dilanjutkan dengan arbitrasi (perwasitan atau tahkim).b. Murjiah berpendapat bahwa dosa besar yang dilakukan seorang mukmin, tidaklah menyebabkan orang itu keluar dari agama Islam, kecuali ia musyrik.c. Syiah terdiri dari 3 aliran, yaitu: Itsna Asyariyah, Sabiyah dan Zaidiyah. Berpendapat bahwa hanya Ali bin Abi Thalib serta keturunannya yang berhak menjadi khalifah.d. Jabariyah, berpendapat bahwa manusi terpaksa/dipaksa melakukan sesuatu yang telah ditentukan Allah, manusia tidak mempunyai ikhtiar, kemauan dan kekuasaan untuk menentukan pilihan sendiri mengenai perbuatannya.e. Qadariyah, berpendapat bahwa manusia mempunyai qadar (kuasa) untuk menentukan segala perbuatannya.f. Muktazilah, mempergunakan akal manusia dalam menjelaskan keyakinan agama.g. Ahlussunnah wal jamaah (sunni), berpegang teguh pada sunah nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya mengenai akidah.h. Ahmadiyah, terbagi menjadi 2 aliran, yaitu: Ahmadiyah Qadiyan dan Ahmadiyah Lahore.i. Salafiyah, berpegang teguh pada teks yang tertulis dalam Al-Quran mengenai akidah, tanpa mencampurkannya dengan filsafat.2. Syariah Syariah mempunyai dua jalur, yaitu:1. Jalur vertikal, ditempuh dengan mengikuti kaidah ibadah murni. Mengenai ibadah, yaitu cara dan tata manusia berhubungan langsung dengan Tuhan, tidak boleh ditambah tambah atu dikurangi. Ketentuannya diatur oleh Allah sendiri dan dijelaskan secara rinci oleh Rasulnya, karena sifatnya yang tertutup tersebut, dalam ibadah diberlakukan asas umum yaitu pada dasarnya semua perbuatan dilarang dilakukan, kecuali mengenai perbuatan yang dengan tegas disuruh Allah seperti dicontohkan Rasulnya. Misalnya Shalat, zakat, puasa dan haji.2. Jalur horizontal , ditempuh dengan mengikuti kaidah kaidah muamalah. Tentang kaidah muamalah, hanya pokok pokoknya saja yang ditentukan dalam Al-Quran dan hadist. Perinciannya terbuka bagi akal manusia yang memenuhi syarat untuk berijtihad. Karena sifatnya yang terbuka tersebut, dalam bidang muamalah berlaku asas umum yaitu pada dasarnya semua perbuatan boleh dilakukan, kecuali mengenai perbuatan tersebut ada larangan dalam Al-Quran dan al- Hadits.Jika kita bandingkan aliran aliran hokum yang berkembang dikalangan sunni dan syiah, ada beberapa hal menarik yang perlu dicatat, yaitu:1. dikalangan syiah pintu jihad mengenai hokum tidak pernah ditutup.2. peranan imam sebagai hokum fikih dikalangan syiah sangat dominan dan putusan dipatuhi oleh para pengikutnya.3. masyarakatnya menarik garis keturunan secara bilateral. Cara menarik garis keturunan ini menentukan kedudukan para ahli waris dalam pembagian warisan.

3. Akhlak Ilmu yang mempelajari ajaran akhlak yang terdapat dalam al-Quran dan al-Hadist disebut juga ilmu tasawuf dan ilmu akhlak. Ilmu tasawuf adalah ilmu yang menjelaskan tata cara pengembangan rohani manusi dalam rangka usaha mencari dan mendekatkan diri kepada Allah. Mengenai sikap terhadap sesama mahluk dapat dibagi menjadi dua, yaitu:1. Sikap terhadap sesama manusia.2. Sikap terhadap makhluk yang bukan manusia.Sikap terhadap sesama manusia disebut akhlak. Ilmu akhlak adalah ilmu yang menjelaskan arti baik dan buruk pada sikap dan perilaku manusia serta segala sesuatu yang berkenaan dengan sikap dan perbuatan yang seyogyanya diperlihatkan manusia terhadap manusia lain, dirinya sendiri dan lingkungan hidupnya. Sumber akhlak Islam adalah Al-Quran dan Al-Hadits. Dari uraian tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa Islam sebagai agam dan ajaran mempunyai system sendiri yang bagian bagiannya saling bekerja sama untuk mencapai tujuan. Intinya adalah tauhid yang berkembang melalui akidah. Dari akidah mengalir syariah dan akhlak islam. Melalui syariah dan akhlak dikembangkan sistem system Islam dalam lembaga keluarga, masyarakat, pendidikan, hokum, ekonomi, budaya, filsafat dan sebagainya.

PENGERTIAN AKHLAK, ETIKA, MORAL, dan MENTAL

1. Akhlak

Dalam Kamus Besar bahasa Indonesia, akhlak diartikan sebagai budi pekerti atau kelakuan. Dalam Bahasa Arab kata akhlak (akhlaq) diartikan sebagai tabiat, perangai, kebiasaan, bahkan agama. Meskipun kata akhlak berasal dari Bahasa Arab, tetapi kata akhlak tidak terdapat di dalam Al Qur'an. Kebanyakan kata akhlak dijumpai dalam hadis. Satu-satunya kata yang ditemukan semakna akhlak dalam al Qur'an adalah bentuk tunggal, yaitu khuluq, tercantum dalam surat al Qalam ayat 4: Wa innaka la'ala khuluqin 'adzim, yang artinya: Sesungguhnya engkau (Muhammad) berada di atas budi pekerti yang agung. Sedangkan hadis yang sangat populer menyebut akhlak adalah hadis riwayat Malik, Innama bu'itstu liutammima makarima al akhlaqi, yang artinya: Bahwasanya aku (Muhammad) diutus menjadi Rasul tak lain adalah untuk menyempurnakan akhlak mulia. Perjalanan keilmuan selanjutnya kemudian mengenal istilah istilah adab (tatakrama), etika, moral, karakter disamping kata akhlak itu sendiri, dan masing masing mempunyai definisi yang berbeda. Menurut Imam Ghazali, akhlak adalah keadaan yang bersifat batin dimana dari sana lahir perbuatan dengan mudah tanpa dipikir dan tanpa dihitung resikonya (al khuluqu haiatun rasikhotun tashduru 'anha al afal bi suhulatin wa yusrin min ghoiri hajatin act_ fikrin wa ruwiyyatin. Sedangkan ilmu akhlak adalah ilmu yang berbicara tentang baik dan buruk dari suatu perbuatan. Dari definisi itu maka dapat difahami bahwa istilah akhlak adalah netral, artinya ada akhlak yang terpuji (al akhlaq al mahmudah) dan ada akhlak yang tercela (al akhlaq al mazmumah). Ketika berbicara tentang nilai baik buruk maka munculah persoalan tentang konsep baik buruk. Konsep baik buruk perspektip ilmu Akhlak berasal dari kata kholaqo yang artinya penciptaan, maka nilai kebaikan dari akhlaq basiknya adalah dari nilai kebaikan universal, yakni sifat-sifat kebaikan yang dimiliki oleh Tuhan Yang Maha Baik. Oleh karena itu sumber utama nilai akhlak adalah wahyu. Dari sinilah kemudian terjadi perbedaan konsep antara akhlak dengan etika.

2. Etika

Etika (ethica) juga berbicara tentang baik buruk, tetapi konsep baik buruk dalam ethika bersumber kepada kebudayaan, sementara konsep baik buruk dalam ilmu akhlak bertumpu kepada konsep wahyu, meskipun akal juga mempunyai kontribusi dalam menentukannya. Dari segi ini maka dalam ethica dikenal ada ethica Barat, ethika Timur dan sebagainya, sementara al akhlaq al karimah tidak mengenal konsep regional, meskipun perbedaan pendapat juga tak dapat dihindarkan. Etika juga sering diartikan sebagai norma-norma kepantasan (etiket), yakni apa yang dalam bahasa Arab disebut adab atau tatakrama. Dari khazanah sosialpun lahir konsep-konsep etika bisnis, etika politik, etika kedokteran, etika pergaulan dan sebagainya.

3. Moral

Sedangkan kata moral meski sering digunakan juga untuk menyebut akhlak, atau etika tetapi tekanannya pada sikap seseorang terhadap nilai baik-buruk, sehingga moral sering dihubungkan dengan kesusilaan atau perilaku susila. Jika etika masih ada dalam tataran konsep maka moral sudah ada pada tataran terapan..Seorang cendekiawan tetapi berbisnis secara kotor, maka ia disebut cendekiawan yang moralnya rendah. Seorang politisi yang tahan terhadap godaan money politik disebut politisi yang bermoral tinggi. Prajurit yang gagah berani di medan tempur disebut tentara yang memiliki moral prajurit.

Persamaan & Perbedaan Antara Akhlak, Etika dan Moral 1. Persamaan Ada beberapa persamaan antara akhlak, etika, moral dan susila yang dapat dipaparkan sebagai berikut: Pertama, akhlak, etika, moral dan susila mengacu kepada ajaran atau gambaran tentang perbuatan, tingkah laku, sifat, dan perangkai yang baik. Kedua, akhlak, etika, moral dan susila merupakan prinsip atau aturan hidup manusia untuk menakar martabat dan harakat kemanusiaannya. Sebaliknya semakin rendah kualitas akhlak, etika, moral dan susila seseorang atau sekelompok orang, maka semakin rendah pula kualitas kemanusiaannya. Ketiga, akhlak, etika, moral dan susila seseorang atau sekelompok orang tidak semata-mata merupakan faktor keturunan yang bersifat tetap, stastis, dan konstan, tetapi merupakan potensi positif yang dimiliki setiap orang. Untuk pengembangan dan aktualisasi potensi positif tersebut diperlukan pendidikan, pembiasaan, dan keteladanan, serta dukungan lingkungan, mulai dari lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat secara tersu menerus, berkesinambangan, dengan tingkat keajegan dan konsistensi yang tinggi.

2. Perbedaan Selain ada persamaan antara akhlak, etika, moral dan susila sebagaimana diuraikan di atas terdapat pula beberapa segi perbedaan yang menjadi ciri khas masing-masing dari keempat istilah tersebut. Berikut ini adalah uraian mengenai segi-segi perbedaan yang dimaksud, akhlak merupakan istilah yang bersumber dari Al-Quran dan al-Sunnah. Nilai-nilai yang menentukan baik dan buruk, layak atau tidak layak suatu perbuatan, kelakuan, sifat, dan perangai dalam akhlak bersifat universal dan bersumber dari ajaran Allah. Sementara itu, etika merupakan filsafat nilai, pengetahuan tentang nilai-nilai, dan kesusilaan tentang baik dan buruk. Jadi, etika bersumber dari pemikiran yang mendalam dan renungan filosofis, yang pada intinya bersumber dari akal sehat dan hati nurani. Etika besifat temporer, sangat tergantung kepada aliran filosofis yang menjadi pilihan orang-orang yang menganutnya.

RUANG LINGKUP AKHLAK

sebenarnya akhlak dalam Islam cukup luas merangkumi segenap perkara yang berkaitan dengan kehidupan manusia dengan sesamanya serta hubungan manusia dengan Allah,serta hubungan manusia dengan makhluk lainnya.Akhlak manusia terhadap Allah Dimana ciri-ciri penting akhlak manusia terhadap Allah swt ialah: Beriman kepada Allah :yaitu mengakui, mempercayai dan meyakini bahwa Allah itu wujud serta beriman dengan rukun-rukunnya dan melaksanakan tuntutan-tuntutan di samping meninggalkan larangan larangannya serta sifat dan bentuk syirik terhadapnya. Beribadah atau mengabdikan diri, tunduk, taat dan patuh kepada Allah : yaitu melaksanakan segala perintah dan meninggalkan segala larangannya dengan ikhlas semata-mata kerana Allah swt. Senantiasa bertaubat dengan tuhannya : yaitu apabila seseorang mukmin itu terlupa atau jatuh kepada lubang kemusrikan dan kesilapan yang tidak seharusnya dilakukan lalu ia segera sadar dan insaf lalu meminta taubat atas kesalahan dan kelalaiannya. Mencari keridhoan Tuhannya : yaitu senantiasa mengharapkan ridho Allah dalam segala usaha dan amalannya. Segala gerak geri hidupnya hanyalah untuk mencapai keridhoan Allah bukan mengharapkan keridhoan manusia. Melaksanakan perkara-perkara yang wajib, fardhu dan nawafil. Ridho menerima Qadha dan Qadar Allah : Sabda Rasulullah saw yang bermaksud : Apabila mendapat kesenangan dia bersyukur dan apabila dia ditimpa kesusahan dia bersabar maka menjadilahbaikbaginya.

Akhlakantarmanusia :

Akhlak dengan Rasulullah : yaitu beriman dengan penuh keyakinan bahawa nabi Muhammad saw adalah benar-benar nabi dan Rasul Allah yang menyampaikan risalah kepada seluruh manusia dan mengamalkan sunnah yang baik yang berbentuk suruhan ataupun larangan. Akhlak pada ibu bapak : yaitu berbuat baik (berbakti) ke pada ibu bapak. Berbuat baik di sini mengandungi arti meliputi dari segi perbuatan, perkataan dan tingkah laku. Contohnya berkata dengan sopan dan hormat, merendahkan diri, berdoa untuk keduanya dan menjaga keperluan hidupnya apabila mereka telah uzur dan sebagainya. Akhlak pada guru : Maksud dari sebuah hadits Nabi saw: Muliakanlah orang yang kamu belajar daripadanya. Setiap murid dikehendaki memuliakan dan menghormati gurunya karena peranan guru mengajarkan sesuatu ilmu yang merupakan perkara penting di mana dengan ilmu tersebut manusia dapat menduduki tempat yang mulia dan terhormat dan dapat mengatasi berbagai kesulitan hidup baik kehidupan di dunia ataupun di akhirat kelak. Akhlak terhadap tetangga : Umat Islam dituntut supaya berbuat baik terhadap tetangga. Akhlak terhadap istri : Firman Allah swt yang bermaksud : Dan gaulilah olehmu istri-istri itu dengan baik. Akhlak terhadap anak-anak : Islam menetapkan peraturan terhadap anak-anak. Sabda Rasulullah saw yang bermaksud : anak-anak lelaki disembelih aqiqahnya pada hari ketujuh dari kelahirannya dan diberi nama dengan nama yang baik dan dihindarkan ia daripada perkara-perkara yang memudharatkan. Apabila berusia enam tahun hendaklah diberi pengajaran dan pendidikan akhlak yang baik. Akhlak terhadap kaum kerabat : Firman Allah yang bermaksud : Sesungguhnya Allah menyuruh kamu berlaku adil dan berbuat kebajikan dan memberi kepada kaum kerabat.

Akhlak terhadap makhluk selain manusia : Malaikat : Akhlak Islam menuntut seseorang muslim supaya menghormati para malaikat dengan menutup kemaluan walaupun bersendirian dan tidak ada orang lain yang melihat. Jin : Adab terhadap golongan jin antaranya Rasulullah melarang membuang hadast kecil di dalam lubang-lubang di bumi karena ia adalah kediaman jin. Sabda Rasulullah saw yang bermaksud : Jangan kamu beristinja dengan tahi kering dan jangan pula dengan tulang-tulang kerana sesungguhnya tulang-tulang itu adalah makanan saudara kamu dari kalangan jin. Hewan ternak : Hewan yang digunakan untuk bekerja, maka tidak boleh dibebani di luar kesanggupannya apalagi dianiaya atau disakiti. Malah ketika hendak menyembelih untuk dimakan sekalipun,hendaklah penyembelihan dilakukan dengan cara yang paling baik yaitu dengan menggunakan pisau yang tajam, tidak mengasah pisau di hadapan hewan tersebut atau menyembelih hewan di samping hewan yang lain. Hewan bukan ternak : tidak menganiayai yang bukan ternak. Alam : Manusia diperintahkan untuk melestarikan sumber-sumber alam demi kebaikan bersama. Islam menetapkan bahwa alam ini tidak boleh dicemari dengan kekotoran yang dapat merusak kehidupan manusia dan kehidupan lainnya.

PENDIDIKAN ISLAM

islam diturunkan sebagai rahmatan lil alamin. Untuk mengenalkan Islam ini diutus Rasulullah SAW. Tujuan utamanya adalah memperbaiki manusia untuk kembali kepada Allah SWT. Oleh karena itu selam kurang lebih 23 tahun Rasulullah SAW membina dan memperbaiki manusia melalui pendidikan. Pendidikanlah yang mengantarkan manusia pada derajat yang tinggi, yaitu orang-orang yang berilmu. Ilmu yang dipandu dengan keimanan inilah yang mampu melanjutkan warisan berharga berupa ketaqwaan kepada Allah SWT.Manusia mendapat kehormatan menjadi khalifah di muka bumi untuk mengolah alam beserta isinya. Hanya dengan ilmu dan iman sajalah tugas kekhalifahan dapat ditunaikan menjadi keberkahan dan manfaat bagi alam dan seluruh makhluk-Nya. Tanpa iman akal akan berjalan sendirian sehingga akan muncul kerusakan di muka bumi dan itu akan membahayakan manusia. Demikian pula sebaliknya iman tanpa didasari dengan ilmu akan mudah terpedaya dan tidak mengerti bagaimana mengolahnya menjadi keberkahan dan manfaat bagi alam dan seisinya. Sedemikian pentingnya ilmu, maka tidak heran orang-orang yang berilmu mendapat posisi yang tinggi baik di sisi Allah maupun manusia. (QS. Al Mujadilah (58) : 11)Bahkan syaithan kewalahan terhadap orang muslim yang berilmu, karena dengan ilmunya, ia tidak mudah terpedaya oleh tipu muslihat syaithan. Muadz bin Jabal ra. berkata: Andaikata orang yang beakal itu mempunyai dosa pada pagi dan sore hari sebanyak bilangan pasir, maka akhirnya dia cenderung masih bisa selamat dari dosa tersebut namun sebaliknya, andaikata orang bodoh itu mempunyai kebaikan dan kebajikan pada pagi dan sore hari sebanyak bilangan pasir, maka akhirnya ia cenderung tidak bisa mempertahankannya sekalipun hanya seberat biji sawi.Ada yang bertanya, Bagaimana hal itu bisa terjadi? Ia menjawab, Sesungguhnya jika orang berakal itu tergelincir, maka ia segera menyadarinya dengan cara bertaubat, dan menggunakan akal yang dianugerahkan kepadanya. Tetapi orang bodoh itu ibarat orang yang membangun dan langsung merobohkannya karena kebodohannya ia terlalu mudah melakukan apa yang bisa merusak amal shalihnya.Kebodohan adalah salah satu faktor yang menghalangi masuknya cahaya Islam. Oleh karena itu, manusia butuh terapi agar menjadi makhluk yang mulia dan dimuliakan oleh Allah SWT. Kemuliaan manusia terletak pada akal yang dianugerahi Allah. Akal ini digunakan untuk mendidik dirinya sehingga memiliki ilmu untuk mengenal penciptanya dan beribadah kepada-Nya dengan benar. Itulah sebabnya Rasulullah SAW menggunakan metode pendidikan untuk memperbaiki manusia, karena dengan pendidikanlah manusia memiliki ilmu yang benar. Dengan demikian, ia terhindar dari ketergelinciran pada maksiat, kelemahan, kemiskinan dan terpecah belah.

A. .Pentingnya Pendidikan IslamPendidikan merupakan kata kunci untuk setiap manusia agar ia mendapatkan ilmu. Hanya dengan pendidikanlah ilmu akan didapat dan diserap dengan baik. Tak heran bila kini pemerintah mewajibkan program belajar 9 tahun agar masyarakat menjadi pandai dan beradab. Pendidikan juga merupakan metode pendekatan yang sesuai dengan fitrah manusia yang memiliki fase tahapan dalam pertumbuhan.Pendidikan Islam memiliki 3 (tiga) tahapan kegiatan, yaitu: tilawah (membacakan ayat Allah), tazkiyah (mensucikan jiwa) dan talimul kitab wa sunnah (mengajarkan al kitab dan al hikmah). Pendidikan dapat merubah masyarakat jahiliyah menjadi umat terbaik disebabkan pendidikan mempunyai kelebihan. Pendidikan mempunyai ciri pembentukan pemahaman Islam yang utuh dan menyeluruh, pemeliharaan apa yang telah dipelajarinya, pengembangan atas ilmu yang diperolehnya dan agar tetap pada rel syariah. Hasil dari pendidikan Islam akan membentuk jiwa yang tenang, akal yang cerdas dan fisik yang kuat serta banyak beramal.Pendidikan Islam berpadu dalam pendidikan ruhiyah, fikriyah (pemahaman/pemikiran) dan amaliyah (aktivitas). Nilai Islam ditanamkan dalam individu membutuhkan tahpan-tahapan selanjutnya dikembangkan kepada pemberdayaan di segala sektor kehidupan manusia. Potensi yang dikembangkan kemudian diarahkan kepada pengaktualan potensi dengan memasuki berbagai bidang kehidupan. (QS. Ali Imran (3) : 103)Pendidikan yang diajarkan Allah SWT melalui Rasul-Nya bersumber kepada Al Quran sebagai rujukan dan pendekatan agar dengan tarbiyah akan membentuk masyarakat yang sadar dan menjadikan Allah sebagai Ilah saja. Kehidupan mereka akan selamat di dunia dan akhirat. Hasil ilmu yang diperolehnya adalah kenikmatan yang besar, yaitu berupa pengetahuan, harga diri, kekuatan dan persatuan.Tujuan utama dalam pendidikan Islam adalah agar manusia memiliki gambaran tentang Islam yang jelas, utuh dan menyeluruh. Interaksi di dalam diri ini memberi pengaruh kepada penampilan, sikap, tingkah laku dan amalnya sehingga menghasilkan akhlaq yang baik. Akhlaq ini perlu dan harus dilatih melalui latihan membaca dan mengkaji Al Quran, sholat malam, shoum (puasa) sunnah, berhubungan kepada keluarga dan masyarakat. Semakin sering ia melakukan latihan, maka semakin banyak amalnya dan semakin mudah ia melakukan kebajikan. Selain itu latihan akan menghantarkan dirinya memiliki kebiasaan yang akhirnya menjadi gaya hidup sehari-hari.B. Kesinambungan dalam Pendidikan IslamPendidikan Islam dalam bahasa Arab disebut tarbiyah Islamiyah merupakan hak dan kewajiban dalam setiap insan yang ingin menyelamatkan dirinya di dunia dan akhirat. Sesuai dengan sabda Rasulullah SAW: Tuntutlah ilmu dari buaian sampai akhir hayat. Maka menuntut ilmu untuk mendidik diri memahami Islam tidak ada istilah berhenti, semaki banyak ilmu yang kita peroleh maka kita bertanggung jawab untuk meneruskan kepada orang lain untuk mendapatkan kenikmatan berilmu, disinilah letak kesinambungan. Selain merupakan kewajiban, kegiatan dididik dan mendidik adalah suatu usaha agar dapat memiliki madzirah (alasan) untuk berlepas diri bila kelak diminta pertanggungjawaban di sisi Allah SWT yakni telah dilakukan usaha optimal untuk memperbaiki diri dan mengajak orang lain pada kebenaran sesuai manhaj yang diajarkan Rasulullah SAW.Untuk menghasilkan Pendidikan Islam yang berkesinambungan maka dibutuhkan beberapa sarana, baik yang mendidik maupun yang dididik, yaitu:1.IstiqomahSetiap kita harus istiqomah terus belajar dan menggali ilmu Allah, tak ada kata tua dalam belajar, QS. Hud (11) : 112, QS. Al Kahfi (18) : 282.Disiplin dalam tanggung jawabDalam belajar tentu kita membutuhkan waktu untuk kegiatan tersebut. sekiranya salah satu dari kita tidak hadir, maka akan mengganggu proses belajar. Apabila kita sering bolos sekolah, apakah kita akan mendapatkan ilmu yang maksimal. Kita akan tertinggal dengan teman-teman kita, demikian pula dengan guru, apabila ia sering membolos tentu anak didiknya tidak akan maju karena pelajaran tidak bertambah.3.Menyuruh memainkan peran dalam pendidikanSetiap kita dituntut untuk memerankan diri sebagai seorang guru pada saat-saat tertentu, memerankan fungsi mengayomi, saat yang lainnya berperan sebagai teman. Demikiannya semua peran digunakan untuk memaksimalkan kegiatan pendidikan.

Politik Islam dan Masyarakat Madani

Politik ialah cara dan upaya menangani masalah-masalah rakyat dengan seperangkat undang-undang untuk mewujudkan kemaslahatan dan mencegah hal-hal yang merugikan bagi kepentingan manusia. (Salim Ali al-Bahnasawi,Wawasan Sistem Politik Islam[Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, Cet. I]).

Politik Islam ialah aktivitas politik sebagian umat Islam yang menjadikan Islam sebagai acuan nilai dan basis solidaritas berkelompok. Pendukung perpolitikan ini belum tentu seluruh umat Islam (baca: pemeluk agama Islam). Karena itu, mereka dalam kategori politik dapat disebut sebagai kelompok politik Islam, juga menekankan simbolisme keagamaan dalam berpolitik, seperti menggunakan perlambang Islam, dan istilah-istilah keislaman dalam peraturan dasar organisasi, khittah perjuangan, serta wacana politik.

Prinsip--PrinsipPrinsipPolitikPolitik IslamIslam

Al-Quran sebagai sumber ajaran umat dan pertama agama Islam mengandungajarantentangprinsip-prinsipdasaryangharusdiaplikasikan dalam pengembangan sistem politik islam. Prinsip-prinsip dasar politik islam tersebut adalah:

1. Kemestian mewujudkan persatuan dan kesatuan umat2. Keharusanbermusyawarahdalammenyelesaikanmasalah-masalah ijtihadiyah3. Keharusan menunaikan amanat dan menetapkan hukum secara adil4. KemestianmentaatiAllahdanRasulullahdanulilAmr(pemegangkekuasaan)5. Kemestian mendamaikan konflik antar kelompok dalam masyarakat Islam6. Kemestian mempertahankan kedaulatan negara dan larangan melakukanagresi dan invasi7. Kemestian mementingkan perdamaiandaripada permusuhan8. Keharusan meningkatkan kewaspadaan dalam bidangpertahanandan keamanan9. Keharusan menepati janji10. Keharusan mengutamakan perdamaiandi antara bangsa-bangsa11. Kemestian peredaran harta padaseluruh lapisan masyarakat12. Kemestianmengikutiprinsip-prinsippelaksanaanhukum, dalamhal : Menyedikitkan beban(taqlil al-takalif) Berangsur-angsur (al-tadarruj) Tidak menyulitkan (adam al-haraj)

Masyarakat madaniMasyarakat madani merupakan bentuk Indonesia dari istilah bahasa Inggris civil society yang memiliki kandungan makna bagaimana sebuah negara itu harus berlaku kepada masyarakat yang dinaunginya. Secara umum cita-cita ideal dari masyarakat madani adalah memberikan sesuatu yang terbaik kepada warga masyarakat yang berada di dalamnya. Sebenarnya merupakan masalah yang sulit untuk mencari padanan kata civil society dalam bahasa Indonesia. Sebab istilah ini memiliki kandungan makna yang begitu luas. Peng-Indonesia-an kata per kata dirasa tidak memenuhi untuk menggambarkan makna yang terkandung dalam bahasa aslinya. Namun demikian bebapa cendekiawan kita telah berusaha memberikan padanannya. Salah satu yang paling terkenal adalah dari apa yang digagaskan oleh Nurcholis Madjid berupa masyarakat madani. Padanan ini beliau lontarkan dalam pembahasan tentang bagaimana masyarakat yang ideal dalam pandangan Islam, mengingat latar belakang beliau sendiri adalah cendekiawan muslim Indonesia.Istilah masyaakat madani itu sebenarnya merujuk pada masyarakat Islam yang pernah dibangun nabi Muhammad di negeri Madinah. Perkataan Madinah dalam bahasa arab dapat dipahami dari dua sudut pengertian. Pertama, secara konvensional kata madinah dapat bermakna sebagai kota, dan kedua, secara kebahasaan dapat berarti peradaban; mskipun di luar ata madaniyah tersebut, apa yang disebut peradaban juga berpadanan dengan kata tamaddun dan hadlarah.Sebelumnya, apa yang dikenal sebagai kota madinah itu adalah daerah yang bernama Yatsrib. Nabi-lah yang kemudian mengubah namanya menjadi Madinah, setelah hijrah ke kota itu. Perubahan nama Yatsrib menjadi Madinah pada hakikatnya adalah sebuah proklamasi untuk mendirikan dan membangun masyarakat berperadaban di kota itu. Dasar-dasar masyarakat madani inilah, yang tertuang dalam sebuah dokumen Piagam Madinah yang didalamnya menyangkut antara lain wawasan kebebasan, terutama di bidang agama dan ekonomi, tanggung jawab social dan politik, serta pertahanan, secara bersama.Di kota Madinah-lah, Nabi membangun masyarakat berperadaban berlandaskan ajaran Islam, masyarakat yang bertaqwa kepada Ketuhanan Yang Maha Esa. Semangat ketaqwaan yang dalam dimensi vertical untuk menjamin hidup manusia, agar tidak jatuh hina dan nista.Ciri mendasar dari masyarakat madani yang dibangun Nabi Muhammad antara lain :1. egalitarianism2. penghargaan kepada orang berdasarkan prestasi (bukan kesukuan, keturunan, ras, dan sebagainya)3. keterbukaan partisipasi seluruh anggota (masyakat aktif04. penegakan hukum dan keadilan5. toleransi dan pluralisme6. musyawarah

Dalam mewujudkan masyarakat madani dibutuhkan manusia-manusia yang secara pribadi berpandangan hidupdengan semangat Ketuhanan, dengan konsekuensi tindakan kebaikan kepada sesama manusia. Untuk itu, Nabi telah memberikan keteladanan dalam mewujudkan cirri-ciri masyarakat madani. Dalam rangka penegakan hokum dan keadilan misalnya, nabi tiak membedakan antara orang atas dan orang bawah. Nabi pernah menegaskan bahwa hancurnya bangsa-bangsa di masa lalu adalah jika orang atas melakukan kejahatan dibiarkan, tetapi kalau orang bawah melakukan pasti dihukum. Karena itu, Nabi juga misalnya menegaskan contoh, bahkan seandainya Fatimah, putrid kesayangannya melakukan kejahatan, maka akan dihukumnya sesuai ketentuan yang berlaku.Masyarakt madani membutuhkan adanya pribadi-pribadi yang tulus yang mengikatkan jiwa pada kebaikan bersama. Tetapi, meskipun demikian komitmen pribadi saja sebenarnya tidak cukup. Mengingat itikad baik bukan perkaa yang mudah diawasi dari luar diri. Maka harus diiringi dengan tindakan nyata yang mewujud dalam bentuk amal saleh. Tindakan ini harus diterapkan dalam kehidupan kemasyarakatan, dalam tatanan kehidupan kolektif yang memberi peluang adanya pengawasan. Pengawasan social aalah konsekuensi langsung itikad baik yang diwujudkan dalam tindakan kebaikan.Dalam mewujudkan pengawasan itulah dibutuhkan keterbukaan dalam masyarakat. Mengingat setiap manusia sebagai mahluk yang lemah mungkin saja mengalami kekeliruan an kekhilaan, maka dengan kterbukaan itu, setiap orang mempunyai potensi untuk menyatakan pendapat dan untuk didengar, sementara dari pihak yang mendengar ada kesediaan untuk mendengar dengan rendah hati untuk merasa tidak selalu benar, bersedia mendengar pendapat orang lain untuk diikuti mana yang terbaik.Masyarakat madani antara lain merupakan masyarakat demokratis yang terbangun dengan mnegakkan musyawarah. Musyawarah pada hakikatnya adalah interpretasi positif brbagai individu dalam masyarakat yang saling memberi hak untuk menyatakan pendapat, dan mengakui adanya kewajiban mendengar pndapat itu. Dalam bahasa lai9n, musyawaah adalah hubungan interaktif, untuk saling mengingatkan tentang kebaikan dan kebenaan serta ketabahan dalam mencari penyelesaian masalah bersama, dalam suasana persamaan hak dan kewajiban warga masyarakat.Dalam proses musyawarah itu muncul hubungan social yang luhur dilanasi toleransi dan plualisme. Toleransi dan pluralisme ini tak lain adalah wujud sikap kejiwaan pribadi dan social yang bersedia melihat diri sendiri tidak selalu benar, meskipun sesuatu yang tidak selalu benar atas suatu masalah, mungkin berbeda antara pribadi dan kelompok. Pluralisme dan toleransi ini tak lain merupakan wujud dari ikatan keadaban dalam arti masing-masing pribadi dan kelompok dalam lingkungan yang lebih luas, memandang yang lain dengan penghargaan, betapapun perbedaan ada, tanpa saling memaksakan kehndak, pendapat, atau pandangan sendiri.

Kerukunan Antar Umat BeragamaToleransi (Arab: as-samahah) adalah konsep modern untuk menggambarkan sikap saling menghormati dan saling bekerjasama di antara kelompok-kelompok masyarakat yang berbeda baik secara etnis, bahasa, budaya, politik, maupun agama. Toleransi, karena itu, merupakan konsep agung dan mulia yang sepenuhnya menjadi bagian organik dari ajaran agama-agama, termasuk agama Islam. Dalam konteks toleransi antar-umat beragama, Islam memiliki konsep yang jelas. Tidak ada paksaan dalam agama , Bagi kalian agama kalian, dan bagi kami agama kami adalah contoh populer dari toleransi dalam Islam. Selain ayat-ayat itu, banyak ayat lain yang tersebar di berbagai Surah. Juga sejumlah hadis dan praktik toleransi dalam sejarah Islam. Fakta-fakta historis itu menunjukkan bahwa masalah toleransi dalam Islam bukanlah konsep asing. Toleransi adalah bagian integral dari Islam itu sendiri yang detail-detailnya kemudian dirumuskan oleh para ulama dalam karya-karya tafsir mereka. Kemudian rumusan-rumusan ini disempurnakan oleh para ulama dengan pengayaan-pengayaan baru sehingga akhirnya menjadi praktik kesejarahan dalam masyarakat Islam.

Menurut ajaran Islam, toleransi bukan saja terhadap sesama manusia, tetapi juga terhadap alam semesta, binatang, dan lingkungan hidup. Dengan makna toleransi yang luas semacam ini, maka toleransi antar-umat beragama dalam Islam memperoleh perhatian penting dan serius. Apalagi toleransi beragama adalah masalah yang menyangkut eksistensi keyakinan manusia terhadap Allah. Ia begitu sensitif, primordial, dan mudah membakar konflik sehingga menyedot perhatian besar dari Islam. Makalah berikut akan mengulas pandangan Islam tentang toleransi. Ulasan ini dilakukan baik pada tingkat paradigma, doktrin, teori maupun praktik toleransi dalam kehidupan manusia.Konsep Toleransi Dalam Islam

Secara doktrinal, toleransi sepenuhnya diharuskan oleh Islam. Islam secara definisi adalah damai, selamat dan menyerahkan diri. Definisi Islam yang demikian sering dirumuskan dengan istilah Islam agama rahmatal lillamn (agama yang mengayomi seluruh alam). Ini berarti bahwa Islam bukan untuk menghapus semua agama yang sudah ada. Islam menawarkan dialog dan toleransi dalam bentuk saling menghormati. Islam menyadari bahwa keragaman umat manusia dalam agama dan keyakinan adalah kehendak Allah, karena itu tak mungkin disamakan. Dalam al-Quran Allah berfirman yang artinya, dan Jikalau Tuhanmu menghendaki, tentulah beriman semua orang yang di muka bumi seluruhnya. Maka Apakah kamu (hendak) memaksa manusia supaya mereka menjadi orang-orang yang beriman semuanya?

Di bagian lain Allah mengingatkan, yang artinya: Sesungguhnya ini adalah umatmu semua (wahai para rasul), yaitu umat yang tunggal, dan aku adalah Tuhanmu, maka sembahlah olehmu sekalian akan Daku (saja). Ayat ini menegaskan bahwa pada dasarnya umat manusia itu tunggal tapi kemudian mereka berpencar memilih keyakinannya masing-masing. Ini mengartikulasikan bahwa Islam memahami pilihan keyakinan mereka sekalipun Islam juga menjelaskan sesungguhnya telah jelas antara yang benar dari yang bathil.

Selanjutnya, di Surah Yunus Allah menandaskan lagi, yang artinya: Katakan olehmu (ya Muhamad), Wahai Ahli Kitab! Marilah menuju ke titik pertemuan (kalimatun saw atau common values) antara kami dan kamu, yaitu bahwa kita tidak menyembah selain Allah dan tidak pula memperserikatkan-Nya kepada apa pun, dan bahwa sebagian dari kita tidak mengangkat sebagian yang lain sebagai tuhan-tuhan selain Allah! Ayat ini mengajak umat beragama (terutama Yahudi, Kristiani, dan Islam) menekankan persamaan dan menghindari perbedaan demi merengkuh rasa saling menghargai dan menghormati. Ayat ini juga mengajak untuk sama-sama menjunjung tinggi tawhid, yaitu sikap tidak menyekutukan Allah dengan selain-Nya. Jadi, ayat ini dengan amat jelas menyuguhkan suatu konsep toleransi antar-umat beragama yang didasari oleh kepentingan yang sama, yaitu menjauhi konflik.

Saling menghargai dalam iman dan keyakinan adalah konsep Islam yang amat komprehensif. Konsekuensi dari prinsip ini adalah lahirnya spirit taqwa dalam beragama. Karena taqwa kepada Allah melahirkan rasa persaudaraan universal di antara umat manusia. Abu Jula dengan amat menarik mengemukakan, Al-khalqu kulluhum iylullhi fa ahabbuhum ilahi anfauhum liiylihi (Semu makhluk adalah tanggungan Allah, dan yang paling dicintainya adalah yang paling bermanfaat bagi sesama tanggungannya).

Selain itu, hadits Nabi tentang persaudaraan universal juga menyatakan, irhamuu man fil ardhi yarhamukum man fil sam (sayangilah orang yang ada di bumi maka akan sayang pula mereka yang di lanit kepadamu). Persaudaran universal adalah bentuk dari toleransi yang diajarkan Islam. Persaudaraan ini menyebabkan terlindunginya hak-hak orang lain dan diterimanya perbedaan dalam suatu masyarakat Islam. Dalam persaudaraan universal juga terlibat konsep keadilan, perdamaian, dan kerja sama yang saling menguntungkan serta menegasikan semua keburukan.

Fakta historis toleransi juga dapat ditunjukkan melalui Piagam Madinah. Piagam ini adalah satu contoh mengenai prinsip kemerdekaan beragama yang pernah dipraktikkan oleh Nabi Muhamad SAW di Madinah. Di antara butir-butir yang menegaskan toleransi beragama adalah sikap saling menghormati di antara agama yang ada dan tidak saling menyakiti serta saling melindungi anggota yang terikat dalam Piagam Madinah.

Sikap melindungi dan saling tolong-menolong tanpa mempersoalkan perbedaan keyakinan juga muncul dalam sejumlah Hadis dan praktik Nabi. Bahkan sikap ini dianggap sebagai bagian yang melibatkan Tuhan. Sebagai contoh, dalam sebuah hadis yang diriwayatkan dalam Syuab al-Imam, karya seorang pemikir abad ke-11, al-Baihaqi, dikatakan: Siapa yang membongkar aib orang lain di dunia ini, maka Allah (nanti) pasti akan membongkar aibnya di hari pembalasan.

Di sini, saling tolong-menolong di antara sesama umat manusia muncul dari pemahaman bahwa umat manusia adalah satu badan, dan kehilangan sifat kemanusiaannya bila mereka menyakiti satu sama lain. Tolong-menolong, sebagai bagian dari inti toleransi, menajdi prinsip yang sangat kuat di dalam Islam.Namun, prinsip yang mengakar paling kuat dalam pemikiran Islam yang mendukung sebuah teologi toleransi adalah keyakinan kepada sebuah agama fitrah, yang tertanam di dalam diri semua manusia, dan kebaikan manusia merupakan konsekuensi alamiah dari prinsip ini. Dalam hal ini, al-Quran menyatakan yang artinya: Maka hadapkanlah wajahmu ke arah agama menurut cara (Alla); yang alamiah sesuai dengan pola pemberian (fitrah) Allah, atas dasar mana Dia menciptakan manusia

Mufassir Baidhawi terhadap ayat di atas menegaskan bahwa kalimat itu merujuk pada perjanjian yang disepakati Adam dan keturunanya. Perjanjian ini dibuat dalam suatu keadaan, yang dianggap seluruh kaum Muslim sebagai suatu yang sentral dalam sejarah moral umat manusia, karena semua benih umat manusia berasal dari sulbi anak-anak Adam. Penegasan Baidhawi sangat relevan jika dikaitkan dengan hadis yang diriwayatkan Imam Bukhari, Nabi ditanya: Agama yang manakah yang paling dicintai Allah? Beliau menjawab agama asal mula yang toleran (al-hanfiyyatus samhah). Dilihat dari argumen-argumen di atas, menunjukkan bahwa baik al-Quran maupun Sunnah Nabi secara otentik mengajarkan toleransi dalam artinya yang penuh. Ini jelas berbeda dengan gagasan dan praktik toleransi yang ada di barat. Toleransi di barat lahir karena perang-perang agama pada abad ke-17 telah mengoyak-ngoyak rasa kemanusiaan sehingga nyaris harga manusia jatuh ke titik nadir. Latar belakang itu menghasilkan kesepakatan-kesepakatan di bidang Toleransi Antar-agama yang kemudian meluas ke aspek-aspek kesetaraan manusia di depan hukum.

Lalu, apa itu as-samahah (toleransi)? Toleransi menurut Syekh Salim bin Hilali memiliki karakteristik sebagai berikut, yaitu antara lain:1. Kerelaan hati karena kemuliaan dan kedermawanan2. Kelapangan dada karena kebersihan dan ketaqwaan3. Kelemah lembutan karena kemudahan4. Muka yang ceria karena kegembiraan5. Rendah diri dihadapan kaum muslimin bukan karena kehinaan6. Mudah dalam berhubungan sosial (mu'amalah) tanpa penipuan dan kelalaian7. Menggampangkan dalam berda'wah ke jalan Allah tanpa basa basi8. Terikat dan tunduk kepada agama Allah Subhanahu wa Ta'ala tanpa ada rasa keberatan. Selanjutnya, menurut Salin al-Hilali karakteristik itu merupakan Inti Islam, Seutama iman, dan Puncak tertinggi budi pekerti (akhlaq). Dalam konteks ini Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, bersabda. Artinya: Sebaik-baik orang adalah yang memiliki hati yang mahmum dan lisan yang jujur, ditanyakan: Apa hati yang mahmum itu? Jawabnya : 'Adalah hati yang bertaqwa, bersih tidak ada dosa, tidak ada sikap melampui batas dan tidak ada rasa dengki'. Ditanyakan: Siapa lagi (yang lebih baik) setelah itu?. Jawabnya : 'Orang-orang yang membenci dunia dan cinta akhirat'. Ditanyakan : Siapa lagi setelah itu? Jawabnya : 'Seorang mukmin yang berbudi pekerti luhur."Dasar-dasar al-Sunnah (Hadis Nabi) tersebut dikemukakan untuk menegaskan bahwa toleransi dalam Islam itu sangat komprehensif dan serba-meliputi. Baik lahir maupun batin. Toleransi, karena itu, tak akan tegak jika tidak lahir dari hati, dari dalam. Ini berarti toleransi bukan saja memerlukan kesediaan ruang untuk menerima perbedaan, tetapi juga memerlukan pengorbanan material maupun spiritual, lahir maupun batin. Gender dan Pernikahan Dalam Islam

Gender artinya suatu konsep, rancangan atau nilai yang mengacu pada sistemhubungan sosial yang membedakan fungsi serta peran perempuan dan laki-lakidikarenakan perbedaan biologis atau kodrat, yang oleh masyarakat kemudian dibakukanmenjadi budaya dan seakan tidak lagi bisa ditawar, ini yang tepat bagi laki-laki dan ituyang tepat bagi perempuan. Apalagi kemudian dikuatkan oleh nilai ideologi, hukum,politik, ekonomi, dan sebagainya.Atau dengan kata lain,gender adalah nilai yangdikonstruksi oleh masyarakat setempat yang telah mengakar dalam bawah sadar kitaseakan mutlak dan tidak bisa lagi diganti.Jadi, kesetaraan gender adalah suatu keadaan di mana perempuan dan laki-laki sama-sama menikmati status, kondisi, atau kedudukanyang setara, sehingga terwujud secaraenuh hak-hak an potensinya bagi pembangunan di segala aspek kehidupan berkeluarga,berbangsa dan bernegara.Islam mengamanahkan manusia untuk memperhatikan konsep keseimbangan,keserasian, keselarasan, keutuhan, baik sesama umat manusia maupun dengan lingkunganalamnya. Konsep relasi gender dalam Islam lebih dari sekedar mengatur keadilan genderdalam masyrakat, tetapi secara teologis dan teleologis mengaturpola relasi mikrokosmos(manusia), makrosrosmos (alam), dan Tuhan. Hanya dengan demikian manusia dapatmenjalankan fungsinya sebagai khalifah, dan hanya khalifah sukses yang dapat mencapaiderajat abid sesungguhnya.Islam memperkenalkan konsep relasi gender yang mengacu kepada ayat-ayat (al-Quran) substantif yang sekaligus menjadi tujuan umum syariah (maqashid al-syariah),antara lain: mewujudkan keadilan dan kebajikan (Q.S. an-Nahl [16]: 90):

Yang Artinya :Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberikepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran danpermusuhan. dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambilpelajaran.

KonsepGender

Islam mengamanahkan manusia untuk memperhatikan konsep keseimbangan,keserasian, keselarasan, keutuhan, baik sesama umat manusia maupun dengan lingkungana lamnya. Konsep relasi gender dalam Islam lebih dari sekedar mengatur keadilan genderdalam masyrakat, tetapi secara teologis dan teleologis mengaturpola relasi mikrokosmos(manusia), makrosrosmos (alam), dan Tuhan. Hanya dengan demikian manusia dapat menjalankan fungsinya sebagai khalifah, dan hanya khalifah sukses yang dapat mencapaiderajat abid sesungguhnya.Laki-laki dan perempuan mempunyai hak dan kewajiban yang sama dalam menjalankan peran khalifah dan hamba. Soal peran sosial dalam masyarakat tidakditemukan ayat al-Quran atau hadits yang melarang kaum perempuan aktif di dalamnya.Sebaliknya al-Alquran dan hadits banyak mengisyaratkan kebolehan perempuan aktifmenekuni berbagai profesi.Dengan demikian, keadilan gender adalah suatu kondisi adil bagi perempuan danlaki-laki untuk dapat mengaktualisasikan dan mendedikasikan diri bagi pembangunanbangsa dan negara. Keadilan dan kesetaraan gender berlandaskan pada prinsip-prinsipyang memposisikan laki-laki dan perempuan sama-sama sebagai: hamba Tuhan(kapasitasnya sebagai hamba,- laki-laki dan perempuan masing-masing akanmendapatkan penghargaan dari Tuhan sesuai dengan pengabdiannya

Pengertian NikahPerkawinan merupakan suatu ikatan lahir batin antara laki-laki dan perempuan yang terinstitusi dalam satu lembaga yang kokoh, dan diakui baik secara agama maupun secara hokum. Al-quran menganjurkan manusia untuk hidup berpasang-pasangan yang bertujuan untuk mewujudkan keluarga yang bahagia dan tentram, seperti yang tercantum pada QS, ar-rum, 30:21

Dan diantara tanda-tanda kekasaan-Nya ialah dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantara kamu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda kaum yang berfikir

Pernikahan sebelum datangnya islamSebelum adanya islam, pernikahan terjadi hanya untuk menjadikan wanita sebagai objek yang harus tunduk dan mengikuti keinginan suami daripada di jadikan sebagai teman hidup yang akan memberikan keturunan. Pada zaman itu wanita dilarang untuk memilih dan mengatur pernikahannya, semua pernikahan para wanita hanya di atur oleh ayah, kaka laki-laki, keponakan laki-laki, atau saudara laki-laki yang lain. Bentuk perkawinan yang terjadi pada saat itu adalah bersifat kontraktual. Pernikahan hanya berlangsung karena adanya kepentingan-kepentingan pribadi dari beberapa pihak dengan kesepakatan tradisi. Berikut contoh praktik perkawinan sebelum datangnya islam: Perkawinan al-daizzanYaitu perkawinan yang menetapkan bahwa bila suami dari seorang wanita meninggal, maka anaknya yang tertua berhak untuk mengawininya. Bahkan anak tersebut boleh mengawinkannya dengan orang lain atau melarangnya menikah sama sekali. Bila perempuan tersebut meninggal dia akan mewarisi hartanya atau wanita tersebut dapat membebaskan diri dengan cara membayar denda sesuai perjanjian. Perkawinan zawwaj al-badal (saling bertukar isteri)Yaitu pernikahan yang teraji karena seorang laki-laki menginginkan isteri orang lain untuk ia nikahi, dan sebagai gantinya dia akan memberikan isterinya, dalam pernikahan ini tidak ada maskawin. Perkawinan zawwaj al-istibdaYaitu perkawinan dimana seorang suami meminta isterinya untuk bersetubuh dengan laki-laki lain yang di anggap memiliki kekuatan dan kelebihan, sehingga isterinya bisa hamil dan mengandung anak yang di anggap akan mendapatkan kekuatan dan kelebihan dari laki-laki tersebut. Perkawinan al-zainahYaitu perkawinan yang dilakukan seorang laki-laki pada tawanan perang perempuan. Dalam perkawinan ini tidak ada mas kawin, ketika wanita itu sudah melahirkan anak dia bisa bebeas atau tetap di jadikan budak, semua tergantung laki-laki tersebut.Semua pernikahan-pernikahan yang terjadi pada saat itu hanya sebatas pemuasan nafsu tanpa ada ibadah dan penghormatan terhadap perempuan. Bahkan pernikahan-pernikahan tersebut sangat merendahkan martabat dan kehormatan perempuan.

Fundamentalisme Islam dan kebudayaan Islam

Fundamentalisme

A. Fundamentalisme : Asal-usul dan pengertianMenurut kamus besar bahasa Indonesiakata Fundamental adalah sebuah kata sifatyang memiliki arti bersifat dasar (pokok)/mendasar, diambil dari kata fundament yangberarti dasar, asas, alas, fondasiDengan demikian fundamentalisme sendiri dapat diartikansebagai paham yang berusaha untuk memperjuangkan atau menerapkan segala sesuatu yangdianggap mendasar.Istilah fundamentalisme pada mulanya digunakan untuk menyebut gerakan dalamagamaKristenProtestandi amerika Serikat yang menganut ajaran ortodoksi Kristen yangberdasarkan atas keyakinan-keyakinan yang mendasar tertentu. Saat ini istilah fundamentalismejuga digunakan untuk penganut agama-agama lainnya yang memiliki kemiripan, sehingga adajuga fundamentalisme Islam, Hindu, dan juga Budha.B. Lahirnya Gerakan IslamFundamentalis

Istilah Fundamentalisme, menurut azra, sebetulnya relatif baru dalam kamusperistilahan Islam. Secara historis istilah ini muncul pertama dan populer di kalangan tradisiBarat-Kristen. Pelacakan historis gerakan fundamentalisme awal dalam islam bisa dirujukkankepada gerakan Khawarij, sedangkan representasi gerakan fundamentalisme kontemporer bisadialamatkan kepada gerakan Wahabiarab Saudi dan Revolusi Islam Iran (azyumardi azra, 1996 :107). Secara macro, faktor yang melatarbelakangi lahirnya gerakan fundamentalis adalahsituasipolitik baik di tingkat domestik maupun di tingkat internasional. yang dibuktikan denganmunculnya gerakan fundamentalis pada masa akhir ali bin abi Thalib. Pada masa itu terjadiperang saudara antara kelompok ali dn Muawiyyah yang bersengketa tentang masalahpembunuh Ustman danmaslah khalifah. Kelompok ali bersikeras mengangkat khalifah terlebihdahulu baru menyelesaikan masalah pembunuhan yang berkebalikan dengan kelompokMuawiyyah. Kemudian Khawarij yang awalnya masukdalam golongan ali membelot dan munculsecara independen ke permukaan sejarah islam klasik dengan latar belakang kekecewaanmendalam terhadap roman ganas dua kelompok. Contoh yang lebih nyata dan mudah kitamengerti adalah gerakan muslim fundamentalis Indonesia yang kecewa dengan pemerintahanSoeharto pada era reformasi. Pada masa itu muncul banyak gerakan yang menentangperintahan Soeharto, tidak sedikit dari mereka yang mendirikan kubu-kubu, lalu berteriakmengkampanyekan penerapan syariat sebagai solusikrisis.

Dari latar belakang tersebut banyak yangmengatakan bahwa gerakan fundamentalisIslam merupakan bagian dari politisasi islam. Menurut Bassam Tibbi, fundamentalisme islammemiliki agenda politisasi Islam, yaitu islam dijadikan ideologi politik alternatif. Dan halini tidak dijelaskan di dalam Al-Quran dan hadis. Sehingga penafsiran islam merupakan penafsiran baru/tradisi yang ditemukan di zaman modern.

C. KarakteristikIslamFundamentalisKarakteristik Fundamentalis yaitu keyakinan harfiyah terhadap kitab suci yangmerupakan firman Tuhan dan dianggap tanpa kesalahan. Karakteristik - karakteristik yang menjadi platform gerakan islam fundamentalis diantaranya:1. Karakteristik yang cenderung melakukan interpretasi literal terhadap teks-teks suciagama, menolak pemahaman kontekstual atas teks agama, karena pemahaman sepertiini dianggap akan mereduksi kesucian agama.2. Karakteristik yang menolak pluralisme danrelativisme.3. Karakteristik yang memonopoli kebenaran atas tafsir agama.Gerakan Fundamentalisme hampir selalu dapat dihubungkan dengan fanatisme,intoleran, dan radikalisme. Hal ini terjadi karena banyaknya fundamentalis yang tidak sabarmelihat penyimpangan dalam masyarakat dan melakukan tindak kekerasan atas dasarbahwa mereka merasa bertanggung jawab atas terjadinya penyimpangan tersebut

D. Fundamentalisme Islam di IndonesiaDi Indonesia terdapat beberapa kelompok yang diasumsikan sebagai kelompok islamfundamentalis, diantaranya: Front Pembela Islam (FPI),Forum Komunikasi, Ahlusunnah WalJamaah (FKAWJ), dan Laskar Jihad

Dari Termitologi Shireen T.Hunter dapat diidentifikasi landasan ideologis yang dijumpaidalam gerakan Fundementalisme yaitu:1. Konsep Din wa Daulah (agama dan negara)2. Konsep Kembali kepada al-quran dan assunnah3. Puritanisme dan keadilan social4. Berpegang teguh pada kedaulatan syariat Islam5. Menempatkan jihad sebagaiinstrumen gerakan6. Perlawanan terhadap negara barat yang mencampuri terlalu dalam, urusan negara-negara IslamKebudayaan IslamA. Pengertian Kebudayaan

Di dalam Kamus Bahasa Indonesia, disebutkan bahwa: budaya adalah pikiran, akal budi, adat istiadat. Sedang kebudayaan adalah hasil kegiatan dan penciptaan batin ( akal budi ) manusia, seperti kepercayaan, kesenian dan adat istiadat Untuk memudahkan pembahasan, Ernst Cassirer membaginya menjadi lima aspek : 1. Kehidupan Spritual 2. Bahasa dan Kesustraan 3. Kesenian 4. Sejarah 5. Ilmu Pengetahuan.

B. Hubungan Islam dan Budaya

Sebagian ahli kebudayaan memandang bahwa kecenderungan untuk berbudaya merupakan dinamik ilahi. Bahkan menurut Hegel, keseluruhan karya sadar insani yang berupa ilmu, tata hukum, tatanegara, kesenian, dan filsafat tak lain daripada proses realisasidiri dari roh ilahi. Sebaliknya sebagian ahli, seperti Pater Jan Bakker, dalam bukunya Filsafat Kebudayaan menyatakan bahwa tidak ada hubungannya antara agama dan budaya, karena menurutnya, bahwa agama merupakan keyakinan hidup rohaninya pemeluknya, sebagai jawaban atas panggilan ilahi. Keyakinan ini disebut Iman, dan Iman merupakan pemberian dari Tuhan, sedang kebudayaan merupakan karya manusia. Sehingga keduanya tidak bisa ditemukan. Adapun menurut para ahli Antropologi, sebagaimana yang diungkapkan oleh Drs. Heddy S. A. Putra, MA bahwa agama merupakan salah satu unsur kebudayaan..Untuk melihat manusia dan kebudayaannya, Islam tidaklah memandangnya dari satu sisi saja. Islam memandang bahwa manusia mempunyai dua unsur penting, yaitu unsur tanah dan unsur ruh yang ditiupkan Allah kedalam tubuhnya. Ini sangat terlihat jelas di dalam firman Allah Qs As Sajdah 7-9 : ( Allah)-lah Yang memulai penciptaan manusia dari tanah, kemudian Dia menciptakan keturunannya dari saripati air yan hina (air mani). Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalam ( tubuh )-nya roh ( ciptaan)-Nya Islam mengajarkan kepada umatnya untuk selalu beramal dan berkarya, untuk selalu menggunakan pikiran yang diberikan Allah u