Rheumatic Heart Disease
Transcript of Rheumatic Heart Disease
Penyakit Jantung Rematik.Penyakit jantung rematik adalah salah satu dari
berbagai macam penyakit jantung yang ada.Penyakit jantung rematik ini adalah
kondisi dimana terjadi kerusakan permanen dari katup-katup jantung yang
disebabkan oleh demam reumatik. Katup-katup jantung tersebut rusak karena
proses perjalanan penyakit yang dimulai dengan infeksi tenggorokan yang
disebabkan oleh bakteri Streptococcus β hemoliticus tipe A (contoh:
Streptococcus pyogenes), bakteri yang bisa menyebabkan demam reumatik,
dengan satu atau lebih gejala mayor yaitu Poliarthritis migrans akut, Karditis,
Korea minor, Nodul subkutan dan Eritema marginatum
Pada beberapa pasien yang mengalami demam rematik akut bisa terjadi kelainan
katup jantung lainnya yang bisa berakibat pada gangguan katup jantung, gagal
jantung (CHF), radang selaput jantung (perikarditis).Di Amerika Serikat bahkan
penyakit jantung rematik ini masih merupakan penyebab dari penyakit jantung
yang disebut dengan mitral stenosis (MS) dan juga penggantian katup jantung
pada pasien dewasa di sana.
Penyebab terjadinya penyakit jantung rematik ini diperkirakan adalah reaksi
autoimun (kekebalan tubuh) yang disebabkan oleh demam reumatik. Infeksi
streptococcus β hemolitikus grup A pada tenggorok selalu mendahului terjadinya
demam reumatik baik demam reumatik serangan pertama maupun demam
reumatik serangan yang berulang.Penyakit ini berhubungan erat dengan infeksi
saluran nafas bagian atas oleh Beta Streptococcus Hemolyticus Grup A berbeda
dengan glomerulonefritis yang berhubungan dengan infeksi streptococcus dikulit
maupun disaluran nafas, demam rematik agaknya tidak berhubungan dengan
infeksi streptococcus dikulit.
Faktor-faktor predisposisi terjadinya penyakit jantung rematik / Rheumatic Heart
Desease terdapat pada diri individu itu sendiri dan juga faktor lingkungan.
Faktor dari Individu diantaranya yaitu :
1. Faktor genetik.Adanya antigen limfosit manusia ( HLA ) yang tinggi.
HLA terhadap demam rematik menunjukan hubungan dengan aloantigen
sel B spesifik dikenal dengan antibodi monoklonal dengan status
reumatikus.
2. Umur.Umur agaknya merupakan faktor predisposisi terpenting pada
timbulnya demam reumatik / penyakit jantung reumatik. Penyakit ini
paling sering mengenai anak umur antara 5-15 tahun dengan puncak
sekitar umur 8 tahun. Tidak biasa ditemukan pada anak antara umur 3-5
tahun dan sangat jarang sebelum anak berumur 3 tahun atau setelah 20
tahun. Distribusi umur ini dikatakan sesuai dengan insidens infeksi
streptococcus pada anak usia sekolah. Tetapi Markowitz menemukan
bahwa penderita infeksi streptococcus adalah mereka yang berumur 2-6
tahun.
3. Keadaan gizi dan lain-lain.Keadaan gizi serta adanya penyakit-penyakit
lain belum dapat ditentukan apakah merupakan faktor predisposisi untuk
timbulnya demam reumatik.
4. Golongan etnik dan ras.Data di Amerika Utara menunjukkan bahwa
serangan pertama maupun ulang demam reumatik lebih sering didapatkan
pada orang kulit hitam dibanding dengan orang kulit putih. Tetapi data ini
harus dinilai hati-hati, sebab mungkin berbagai faktor lingkungan yang
berbeda pada kedua golongan tersebut ikut berperan atau bahkan
merupakan sebab yang sebenarnya.
5. Jenis kelamin.Demam reumatik sering didapatkan pada anak wanita
dibandingkan dengan anak laki-laki. Tetapi data yang lebih besar
menunjukkan tidak ada perbedaan jenis kelamin, meskipun manifestasi
tertentu mungkin lebih sering ditemukan pada satu jenis kelamin.
6. Reaksi autoimun.Dari penelitian ditemukan adanya kesamaan antara
polisakarida bagian dinding sel streptokokus beta hemolitikus group A
dengan glikoprotein dalam katub mungkin ini mendukung terjadinya
miokarditis dan valvulitis pada reumatik fever.
Faktor-faktor dari lingkungan itu sendiri :
1. Keadaan sosial ekonomi yang buruk.Mungkin ini merupakan faktor
lingkungan yang terpenting sebagai predisposisi untuk terjadinya demam
rematik. Insidens demam reumatik di negara-negara yang sudah maju,
jelas menurun sebelum era antibiotik termasuk dalam keadaan sosial
ekonomi yang buruk sanitasi lingkungan yang buruk, rumah-rumah
dengan penghuni padat, rendahnya pendidikan sehingga pengertian untuk
segera mengobati anak yang menderita sakit sangat kurang; pendapatan
yang rendah sehingga biaya untuk perawatan kesehatan kurang dan lain-
lain. Semua hal ini merupakan faktor-faktor yang memudahkan timbulnya
demam reumatik.
2. Cuaca.Perubahan cuaca yang mendadak sering mengakibatkan insidens
infeksi saluran nafas bagian atas meningkat, sehingga insidens demam
reumatik juga meningkat.
3. Iklim dan geografi.Demam reumatik merupakan penyakit kosmopolit.
Penyakit terbanyak didapatkan didaerah yang beriklim sedang, tetapi data
akhir-akhir ini menunjukkan bahwa daerah tropis pun mempunyai insidens
yang tinggi, lebih tinggi dari yang diduga semula. Didaerah yang letaknya
agak tinggi agaknya angka kejadian demam rematik lebih tinggi daripada
didataran rendah.
Perjalanan klinis penyakit demam reumatik / penyakit jantung rematik dapat
dibagi dalam 4 stadium yaitu :
Stadium I : Berupa infeksi saluran nafas atas oleh kuman Beta
Streptococcus Hemolyticus Grup A.Gejala yang dirasakan diantaranya
yaitu : Demam, batuk, rasa sakit waktu menelan, muntah, diare,
peradangan pada tonsil yang disertai eksudat.
Stadium II : Stadium ini disebut juga periode laten, ialah masa antara
infeksi streptococcus dengan permulaan gejala demam reumatik, biasanya
periode ini berlangsung 1 - 3 minggu, kecuali korea yang dapat timbul 6
minggu atau bahkan berbulan-bulan kemudian
Stadium III : Stadium III ini ialah fase akut demam reumatik, saat ini
timbulnya berbagai manifestasi klinis demam reumatik /penyakit jantung
reumatik. Manifestasi klinis tersebut dapat digolongkan dalam gejala
peradangan umum dan menifesrasi spesifik demam reumatik / penyakit
jantung reumatik dan gejalanya diantaranya demam yang tinggi, lesu,
anoreksia, epistaksis, rasa sakit disekitar sendi, berat badan menurun,
kelihatan pucat, lekas tersinggung, athralgia, sakit perut.
Stadium IV : Disebut juga stadium inaktif. Pada stadium ini penderita
demam reumatik tanpa kelainan jantung / penderita penyakit jantung
rematik tanpa gejala sisa katup tidak menunjukkan gejala apa-apa.Pada
penderita penyakit jantung reumatik dengan gejala sisa kelainan katup
jantung, gejala yang timbul sesuai dengan jenis serta beratnya kelainan.
Pasa fase ini baik penderita demam reumatik maupun penyakit jantung
reumatik sewaktu-waktu dapat mengalami reaktivasi penyakitnya.
Dalam menegakkan diagnosa Demam Rematik ini digunakan Kriteria Jones yang
terbagi Kriteria Mayor dan Kriteria Minor.
Kriteria Mayor terdiri dari :
1. Poliarthritis : Pasien dengan keluhan sakit pada sendi yang berpindah-
pindah, radang sendi-sendi besar; lutut, pergelangan kaki, pergelangan
tangan , siku (poliarthritis migrans).
2. Karditis : Peradangan pada jantung (miokarditis, endokarditis).
3. Eritema marginatum : Tanda kemerahan pada batang tubuh dan telapak
tangan yang tidak gatal.
4. Noduli subkutan : Terletak pada ekstensor sendi terutama siku, ruas jari,
lutut, persendian kaki (tidak nyeri dan dapat bebas digerakkan).
5. Korea sydenham : Gerakan yang tidak disengaja / gerakan yang abnormal,
sebagai manifestasi peradangan pada sistem syaraf pusat.
Kriteria Minor terdiri dari :
1. Mempunyai riwayat menderita demam reumatik / penyakit jantung
rematik.
2. Athralgia atau nyeri sendi tanpa adanya tanda obyektif pada sendi : pasien
kadang-kadang sulit menggerakkan tungkainya
3. Demam tidak lebih dari 39 derajad celcius.
4. Leukositosis.
5. Peningkatan Laju Endap Darah (LED).
6. C-Reaktif Protein (CRF) positif.
7. P-R interval memanjang.
8. Peningkatan pulse denyut jantung saat tidur (sleeping pulse).
9. Peningkatan Anti Streptolisin O (ASTO).
Diagnosa ditegakkan bila ada dua kriteria mayor dan satu kriteria minor, atau dua
kriteria minor dan satu kriteria mayor.
Penatalaksanaan demam rematik aktif atau reaktivasi kembali diantaranya adalah :
1. Tirah baring dan mobilisasi (kembali ke aktivitas normal) secara bertahap
2. Pemberantasan terhadap kuman streptokokkus dengan pemberian obat
antibiotik penisilin atau eritromisin. Untuk profilaksis atau pencegahan
dapat diberikan antibiotic penisilin benzatin atau sulfadiazine
3. Antiinflamasi (antiperadangan). Antiperadangan seperti salisilat dapat
dipakai pada demam reumatik tanpa karditis (peradangan pada jantung)