Rheuma Heart Disease
Transcript of Rheuma Heart Disease
7/30/2019 Rheuma Heart Disease
http://slidepdf.com/reader/full/rheuma-heart-disease 1/23
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA PASIEN
RHEUMA HEART DISEASE (RHD)
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kardiovaskuler
Dosen Pembiming : Fitand Briliane Natalia,S.kep.NS
Kelompok XIII:
HANIS SHOFIAH 200901051
KRISTIN TRISNAWATI L. 200901061
LUKMAN TAMBOSI 200901063
NOVITASARI TRI J. 200901077
NATALIA FUNAN 200901073
ORI MARSALINA BIA 200901080
SUFITRI HANDAYANI 200901103
WANDRA PANGESTUTI 200901108
YUSUF B. NUBAN 200901120
WAHYU TRI CAHYADI 200801099
PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN
STIKES KARYA HUSADA PARE – KEDIRI
2009/2010
1
7/30/2019 Rheuma Heart Disease
http://slidepdf.com/reader/full/rheuma-heart-disease 2/23
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Demam reumatik merupakan suatu penyakit inflamasi sistemik non
supuratif yang digolongkan pada kelainan vaskular kolagen atau kelainan
jaringan ikat. Penyakit jantung reumatik adalah kelainan jantung yang terjadi
akibat demam reumatik, atau kelainan karditis reumatik.
Penyebab terjadinya penyakit jantung reumatik diperkirakan adalah reaksi
autoimun (kekebalan tubuh) yang disebabkan oleh demam reumatik. Infeksi
streptococcus β hemolyticus grup A pada tenggorok selalu mendahului
terjadinya demam reumatik baik demam reumatik serangan pertama maupun
demam reumatik serangan ulang.
Demam reumatik yang mengakibatkan penyakit jantung reumatik terjadi
akibat sensitisasi dari antigen Streptokokus sesudah 1-4 minggu infeksi
streptokokus di faring. Lebih kurang 95% pasien menunjukkan titer
antistreptoksin O, anti DNA-ase B yang merupakan dua macam tes yang biasa
dilakukan untuk infeksi kuman SGA. Individu yang mengalami demam
reumatik 10%-Nya juga mengalami penyakit jantung reumatik dan individu
yang mengalami penyakit jantung reumatik 50%-Nya juga mengalami stenosis
mitral.
Jika kita lihat diatas bahwa penyakit jantung reumatik sangat mungkin
terjadi dengan adanya kejadian awal yaitu demam rematik (DR), Tentu saja
pencegahan yang terbaik adalah bagaimana upaya kita jangan sampai
mengalami demam rematik (terserang infeksi kuman Streptococcus beta
hemolyticus).
2
7/30/2019 Rheuma Heart Disease
http://slidepdf.com/reader/full/rheuma-heart-disease 3/23
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang kami bahas adalah sebagai berikut :
1. Apa definisi dari Rheuma Heart Disease?
2. Bagaimana ethiologi terjadinya Rheuma Heart Disease?
3. Bagaimana proses pemeriksaan diagnostik Rheuma Heart Disease
dilakukan?
4. Bagaimana proses terapi pada pasien yang mengalami Rheuma Heart
Disease?
5. Apa saja komplikasi akibat Rheuma Heart Disease?
6. Bagaimana proses asuhan keperawatan pada pasien Rheuma Heart Disease?
1.3 Tujuan
Untuk mengetahui definisi dari Rheuma Heart Disease
Untuk mengetahui ethiologi terjadinya Rheuma Heart Disease
Untuk mengetahui proses pemeriksaan diagnostik Rheuma Heart Disease
Untuk mengetahui proses terapi pada pasien Rheuma Heart Disease
Untuk mengetahui komplikasi akibat Rheuma Heart Disease
Untuk mengetahui proses asuhan keperawatan yang efektif pada pasien
Rheuma Heart Disease
3
7/30/2019 Rheuma Heart Disease
http://slidepdf.com/reader/full/rheuma-heart-disease 4/23
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Rheuma Heart Disease (RHD) atau juga disebut Penyakit jantung
Reumatik adalah suatu kondisi dimana terjadi kerusakan pada katup jantung
yang bisa berupa penyempitan atau kebocoran, terutama pada katup mitral
(stenosis katup mitral) sebagai akibat dari adanya gejala sisa dari demam
reumatik. (Smeltzer Bare, dkk. 2000)
Rheumatic heart disease adalah penyakit inflamasi sistematik non supratif
yang digolongkan pada kelainan vaskuler kolagen atau kelainan jaringan ikat
(Stolleman, 1992. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam jilid I edisi ke 3).
Rheuma Heart Disease (RHD) adalah suatu penyakit yang ditandai
dengan kerusakan pada katup jantung akibat dari serangan karditis reumatik
akut yang berulang kali. (Mansjoer, Arif M.1999)
Rheuma Heart Disease (RHD) adalah suatu respon peradangan akut
yang mengenai Endokardium (endokarditis) termasuk katup-katup jantung,
miokardium dan juga pericardium. (Baradero Mery SPC,MN. Dkk. 2008)
2.2 Ethiologi
Infeksi Streptococcus beta-hemolyticus grup A pada tenggorok selalu
mendahului terjadinya demam rematik, baik pada serangan pertama maupun
serangan ulang.
Telah diketahui bahwa dalam hal terjadi demam rematik terdapat beberapa
predisposisi antara lain :
A. Terdapat riwayat demam rematik dalam keluarga
B. Umur
Sering terjadi antara umur 5 – 15 tahun dan jarang pada umur kurang dari
2 tahun.
4
7/30/2019 Rheuma Heart Disease
http://slidepdf.com/reader/full/rheuma-heart-disease 5/23
C. Kedaan sosial
Sering terjadi pada keluarga dengan keadaan sosial ekonomi kurang,
perumahan buruk dengan penghuni yang padat serta udara yang lembab,
dan gizi serta kesehatan yang kurang baik.
D. Musim
Di Negara-negara dengan 4 musim, terdapat insiden yang tinggi pada akhir
musim dingin dan permulaan semi (Maret-Mei) sedangkan insiden paling
rendah pada bulan Agustus – September.
E. Distribusi daerah
F. Serangan demam rematik sebelumnya.
Serangan ulang demam reumatik sesudah adanya reinfeksi dengan
Streptococcus betahemolyticus grup A adalah sering pada anak yang
sebelumnya pernah mendapat demam reumatik.
2.3 Manifestasi Klinis
Diagnosis oleh Jones meliputi dua kriteria mayor atau satu kriteria mayor
dan satu kriteria minor.
A. Kriteria mayor
• Karditis
Karditis rematik merupakan proses peradangan aktif yang
mengenai endokardium, miokardium dan pericardium. Adanya karditis
dapat dilihat dari perikarditidis, kardiomegali, gagal jantung, bising
karena regurgitasi aorta atau mitral.
• Eritema magirnatum
Eritema magirnatum berupa makula yang cepat membesar
berbentuk cincin atau sabit dengan bagian tengah yang jernih. Eritema
bisa menimbul, berkonfluens, dan hilang timbul atau menutup.
• Nodul subkutan
Nodul subkutan jarang ditemui kecuali pada anak. Diameter ≤ 2cm,
tidak dapat digerakkan, tidak nyeri tekan, dan menempel pada fasia atau
sarung tendon diatas tonjolan tulang.
5
7/30/2019 Rheuma Heart Disease
http://slidepdf.com/reader/full/rheuma-heart-disease 6/23
• Korea Sydenham
Pergerakan korea ateloid terutama pada wajah, lidah, dan
ekstremitas bagian atas, mungkin merupakan manifestasi satu-satunya,
hanya desetengah kasus yang mempunyai tanda-tanda demam reumatik yang jelas.
• Artritis
Merupakan poliartritis migrant yang melibatkan sendi-sendi besar
secara berantai. Arthritis berlangsung selama 1-5 minggu dan mereda
tanpa deformitas sisa.
B. Kriteria Minor Demam bersifat remiten
Antralgia
Nyeri abdomen
Anoreksia
Nausea
Muntah
6
7/30/2019 Rheuma Heart Disease
http://slidepdf.com/reader/full/rheuma-heart-disease 7/23
PericarditisMyocarditisEndokarditisEfusi perikardium
Metabolisme ↑
Cepat lelah
↓ Kontraktilitas otot
jantung
Curah jantung
tidak maximal
Aliran darah
tidak lancar
Endokarditis
pada katub
MitralTricuspid
Ventribel kiri
↓
Edem pada paru
Darah kotor tidak
masuk ke ventrikel
kanan
Regurgitasi
Suplai O2 ke perifer ↓Gangguan integritas
kardiomegali
Suplai O2 ke perifer ↓
Gangguan integritas kulit
↓ Kontriksi jantung
2.3 Web Of Causion (WOC)
7
(Streptococcus Beta Hemolyticus Group A.)
Demam Rematik
Menyebabkan lesi patologik di
jantung, pembuluh darah, sendi dan
jaringan sub kutan
PulmoGinjalOtak Muskula GITJantung
Intoleransi
aktivitas
Perubahan
proses
keluarga
Infeksi
Anak dengan
penyakit Demam
Reumatik
Struktur otot
jantung
abnormal
Mual
Muntah
Anoreksia
Perubahan nutrisi
kurang darikebutuhan tubuh
Hidung
Faring
Tonsilofaringitis
Gangguan
O2 & CO2
Korea Produksi urine
mengalami oliguri Kram
Nyeri Sendi
Edema Gangguan O2 dan CO 2
Sesak nafas
Sesak nafas
7/30/2019 Rheuma Heart Disease
http://slidepdf.com/reader/full/rheuma-heart-disease 8/23
2.4 Pemeriksaan Diagnostik
A. Pemeriksaan darah
1) LED (laju endap darah) tinggi sekali
2) Lekositosis
3) Nilai hemoglobin dapat rendah
B. Pemeriksaan bakteriologi
1) Biakan hapus tenggorokan untuk membuktikan adanya streptococcus.
2) Pemeriksaan serologi. Diukur titer ASTO, astistreptokinase, anti
hyaluronidase.
C. Pemeriksaan radiologi
Elektrokardoigrafi dan ekokardiografi untuk menilai adanya kelainan jantung.
2.5 Penatalaksanaan
Karena demam rematik berhubungan erat dengan radang Streptococcus
beta hemolyticus grup A, maka pemberantasan dan pencegahan ditujukan pada
radang tersebut. Ini dapat berupa :
A. Eradikasi kuman Streptococcus beta-hemolyticus grup A
Pengobatan adekuat harus dimulai secepatnya pada demam reumatik dan
dilanjutkan dengan pencegahan dengan diberikan antibiotik Erythromycin
yang diberikan kepada mereka yang alergi terhadap penicillin.
B. Obat anti rematik
Baik cortocisteroid maupun salisilat diketahui sebagai obat yang berguna
untuk mengurangi/menghilangkan gejala-gejala radang akut pada demam
reumatik.
C. Diet
Makanan yang cukup kalori, protein dan vitamin.
8
7/30/2019 Rheuma Heart Disease
http://slidepdf.com/reader/full/rheuma-heart-disease 9/23
D. Istirahat
Istirahat dianjurkan sampai tanda-tanda inflamasi hilang dan bentuk jantung
mengecil pada kasus-kasus kardiomegali. Biasanya 7-14 hari pada kasus
demam reumatik minus carditis. Pada kasus plus carditis, lama istirahat rata
rata 3 minggu – 3 bulan tergantung pada berat ringannya kelainan yang ada
serta kemajuan perjalanan penyakit.
E. Obat-obat Lain
Diberikan sesuai dengan kebutuhan. Pada kasus dengan dekompensasi
kordis diberikan digitalis, diuretika dan sedative. Bila ada chorea diberikan
largactil dan lain-lain.
2.6 Komplikasi
A. Dekompensasi Cordis
Peristiwa dekompensasi cordis pada bayi dan anak menggambarkan
Terdapatnya sindroma klinik akibat myocardium tidak mampu memenuhi
keperluan metabolic termasuk pertumbuhan. Keadaan ini timbul karena kerja
otot jantung yang berlebihan, biasanya karena kelainan struktur jantung,
kelainan otot jantung sendiri seperti proses inflamasi atau gabungan kedua
faktor tersebut. Pada umumnya payah jantung pada anak diobati secara klasik
yaitu dengan digitalis dan obat-obat diuretika. Tujuan pengobatan ialah
menghilangkan gejala (simptomatik) dan yang paling penting mengobati
penyakit primer.
B. Pericarditis
Peradangan pada pericard visceralis dan parietalis yang bervariasi dari
reaksi radang yang ringan sampai tertimbunnnya cairan dalam cavum
pericard.
C. Congestive Heart Failure
Kondisi ini terjadi karena terjadi kerusakan pada katub jantung yang bisa
berupa penyempitan atau kebocoran, terutama katub mitral sehingga jantung
tidak mampu memompa darah untuk memenuhi kebutuhan metabolisme
jaringan.
9
7/30/2019 Rheuma Heart Disease
http://slidepdf.com/reader/full/rheuma-heart-disease 10/23
D. Kelainan Katub
Katub yang terserang penyakit ini mengalami dua jenis gangguan, yang
pertama regurgitasi yaitu daun katub tidak dapat menutup rapat sehingga darah
dapat mengalir balik, yang kedua stenosis katub yaitu lubang katub mengalami
penyempitan sehingga aliran darah terhambat. Disfungsi akan meningkatkan
kerja jantung.
E. Tekanan Kerja Miokardium
Respon kerja myocardium terhadap peningkatan volume kerja dan
tekanan kerja adalah dilatasi ruang dan hipertrofi otot jantung. Dilatasi
myocardium dan hipertrofi merupakan kompensasi yang bertujuan
meningkatkan kemampuan pemompaan jantung.
10
7/30/2019 Rheuma Heart Disease
http://slidepdf.com/reader/full/rheuma-heart-disease 11/23
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian
1. Identitas
Di dalam identitas pasien meliputi nama, ruang, no. registrasi, umur, jenis
kelamin, agama, suku bangsa, bahasa, alamat, pekerjaan, penghasilan,
status, pendidikan terakhir, golongan darah, tanggal MRS, tanggal
pengkajian, diagnosa medis.
2. Keluhan utama
Pada pasien RHD biasanya mengeluh sesak nafas dan nyeri sendi yang
berpindah-pindah.
3. Riwayat penyakit dahulu
Apakah sebelumnya pasien pernah mengalami sakit RHD atau mengalami
demam rematik.
4. Riwayat penyakit sekarang
Alasan MRS : Menjelaskan riwayat penyakit yang dialami px seperti
mengeluh sesak nafas, nyeri sendi yang berpindah-pindah, nyeri perut,
cepat lelah, dan demam.
5. Riwayat kesehatan keluarga
Apakah dalam kesehatan keluarga ada yang pernah menderita RHD.
6. Riwayat psikososial
Perlu dikaji konsep diri sangat berpengaruh sekali terhadap psikologi
pasien dengan timbul gejala-gejala yang dialami. Apakah pasien dapatmenerima pada apa yang dideritanya. Dan bagaimana hubungan klien
dengan keluarga baik di rumah maupun di rumah sakit.
7. Pola fungsi kesehatan
a. Persepsi terhadap kesehatan – manajemen kesehatan
Perubahan penatalaksanaan kesehatan yang dapat menimbulkan
masalah dalam kesehatannya.
11
7/30/2019 Rheuma Heart Disease
http://slidepdf.com/reader/full/rheuma-heart-disease 12/23
b. Pola aktivitas dan latihan
Pasien akan terganggu aktivitasnya akibat adanya kelemahan fisik sera
pasien akan mengalami keterbatasan gerak akibat penyakitnya.
c. Pola istirahat dan tidur
Pasien akan terganggu kualitas dab kuantitas istirahat tidur sebelum
sakit sampai saat sakit.
d. Pola nutrisi – metabolik
Adanya penurunan nafsu makan selama sakit sehingga dapat
mempengaruhi status nutrisi berubah.
e. Pola eliminasi
Kebiasaan dalam BAB dan BAK terjadi perubahan karena adanya
penyakit yang diderita.
f. Pola kognitif dan persepsi sensori
Perubahan kondisi kesehatan akan mempengaruhi kemampuan pasien
berkomunikasi (berbicara dan mengerti pembicaraan). Status menta
dan orientasi, kemampuan penginderaan.
g. Pola fungsi seksual – reproduksi
Pada pola reproduksi dan seksual pada pasien yang telah atau sudah
menikah akan terjadi perubahan.
h. Pola tata nilai dan kepercayaan
Timbulnya distress dalam spiritual pada pasien, maka pasien akan
menjadi cemas takut akan kematian, serta kebiasaan ibadahnya
terganggu.
3.2 Pemeriksaan Fisik 1. Breathing
Inspeksi : terdapat sesak nafas, adanya otot bantu pernapasan,
adanya cuping hidung
Auskultasi : terdapat penumpukan cairan ( krekels ), adanya efusi
pleura.
Palpasi : terdapat retraksi interkosta.
Perkusi : terdapat suara redup.
12
7/30/2019 Rheuma Heart Disease
http://slidepdf.com/reader/full/rheuma-heart-disease 13/23
2. Blood
Inspeksi : adanya sianosis.
Auskultasi : terdapat suara jantung murmur.
Palpasi : akral dingin, tekanan darah., kapileir refill.
Perkusi : terdapat pergeseran suara jantung.
3. Brain
Inspeksi : tidak tampak
Palapsi : tampak
4. Blader
- Kaji adanya poliurine
- Urine apakah ada keton.
5. Bowel
- BAB berapa kali.
- Jumlah input dan output
- Apakah ada kelainan pada organ pencernaan.
6. Bone
- Adanya nyeri sendi/kelemahan sendi karena tirah baring
3.3 Head to Toe
a. Pemeriksaan kepala dan leher
Kepala tidak ada benjolan, rambut normal, kelopak mata normal,
konjungtiva anemia, muka pucat, lidah mengalami kemerahan, fungsi
pendengaran normal. leher simetris, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, pasien sulit menelan.
b. Pemeriksaan dada/thorax
Bentuk dada chest pain, ritme dan frekuensi nafas tidak teratur, adanya
nyeri tekan, adanya kardiomegali.
c. Pemeriksaan abdomen
Tidak ditemukannya asietas, bising usus normal.
13
7/30/2019 Rheuma Heart Disease
http://slidepdf.com/reader/full/rheuma-heart-disease 14/23
d. Pemeriksaan genetalia
Tidak ditemukannya keabnormalan pada genetalia.
e. Pemeriksaan muskuloskletal
Tidak ditemukan gangguan pada ekstermitas bawah maupun ekstermitas
atas.
3.4 Pemeriksaan Per sistem
a. Sistem respirasi
Adanya takipneu, suara tambahan dan cuping hidung.
b. Sistem kardiovaskular
Biasanya pada pasien yang mengalami Rheumatic Heart Disease
ditemukan suara abnormal yaitu murmur, kemudian adanya takikardi.
c. Sistem integument
Integritas turgor kulit menurun, pucat, berkeringat banyak.
d. Sistem GIT
Adanya gangguan pencernaan karena disebabkan perubahan pola makan
akibat anorexsia.
e. Sistem eliminasi
Apakah di dalam penderita RHD mengalami konstipasi, produksi kemih
mengalami oligurie.
f. Sistem muskuloskletal
Apakah ada gangguan pada ekstermitas atas maupun ekstermitas bawah.
g. Sistem endokrin
Pada penderita RHD tidak ditemukan pembesaran kelenjar tiroid.
h. Sistem persyarafan
Apakah kesadaran itu penuh atau apatis, somnolen atau koma pada
penderita RHD.
14
7/30/2019 Rheuma Heart Disease
http://slidepdf.com/reader/full/rheuma-heart-disease 15/23
3.5 Diagnosa Keperawatan
a. Resiko tinggi penurunan curah jantung berhubungan dengan disfungsi
myocardium
b. Peningkatan suhu tubuh (hipertermia) berhubungan dengan proses infeksi
penyakit.
c. Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan mual, muntah,
anoreksia.
d. Nyeri berhubungan dengan proses inflamasi.
e. Penurunan cardiac output berhubungan dengan kontraktilitas otot jantung.
f. Kelebihan volume cairan di perifer ( interstitial ) berhubungan dengan
kelainn katub tricuspid.
Intoleransi aktivitas berhubungan dengan imbalance suplai oksigen dengan
kebutuhan.
15
7/30/2019 Rheuma Heart Disease
http://slidepdf.com/reader/full/rheuma-heart-disease 16/23
3.6 Intervensi
No
.Diagnosa
Tujuan dan
kriteria Hasil
(NOC)
Intervensi (NIC) Rasional
1. Penurunan
cardiac
output
berhubunga
n dengan
kontrktilits
otot
jantung.
- Menunjukkan
keadekuatan
output jantung
ditunjukkan
dengan
tekanan darah
dan nadi
normal, nadi
perifer, kuat,
kemampuan
untuk
mentoleransi
aktivitas tabpa
dispneu
sinkope, dan
nyeri dada.
- Bebas dari
efek samping
pengobatan
yang
digunakan
untuk
mencapai
keadekuatan
output jantung.
- Evaluasi adanya
nyeri dada
(intensitas, lokasi,
durasi)
- Catat adanya
disritmia
- Catat adanya
tanda dan gejala
penurunan cardiac
output
- Monitor adanya
dispneu, fatigul,
takipneu dan
ortopneu
- Anjurkan untuk
menurunkan stres
- Pertahankan
catatan intake
output yang
kurang akurat
- Kaji lokasi dan
luas edema
- Untuk
mengurangi/menga
tasi tingkat rasa
nyaman karena
adanya nyeri
- Peningkatan irama
jantung
menunjukkan
kecepatan kerja
jantung
- Untuk mengetahui
keabnormalan
jantung
- Sesak pada malam
hari dapat
meningkatkan
kerja jantung
- Menurunkan stres
dan ketegangan
- Untuk
mengendalikan
kelebihan cairan,
penyebab edema
- Untuk mengurangi
resiko terjadinya
edema perifer
16
7/30/2019 Rheuma Heart Disease
http://slidepdf.com/reader/full/rheuma-heart-disease 17/23
- Menjelaskan
tindakan dan
peringatan
penyakit
jantung.
- Ketidakseimbanga
n cairan
chipertemi terapi
deuretik, kelainan
renal, gagal
jantung,
diaporesis,
- Monitor status
nutrisi
- disfungsi hati
- Monitor berat
badan
- Monitor tanda dan
gejala dari edema
- Catat adanya
fluktuasi tekanan
darah
- Untuk mengurangi
kerja jantung
- Pada pasien yang
menderita RHD
biasanya
mengalami pusing-
pusing dan untuk
mengurangi hal itu
perlu obat yang
tepat
- Untuk menjaga
keseimbangan
nutrisi dan cairan
dalam tubuh
- Obesitas dapat
mengganggu
penyerapan obat
- Untuk memonitor
penyebaran odem,
kolaborasi dengan
dokter dan
mengurani
kelainan-kelainan
yang timbul
- Olek karena
obesitas
mempengaruhi
metabolisme tubuh
- Mengetahui
keabnormalan
paru, jantung
- Untuk mengurangi
17
7/30/2019 Rheuma Heart Disease
http://slidepdf.com/reader/full/rheuma-heart-disease 18/23
- Monitor kualitas
dari nadi
- Monitor jumlah
dan irama jantung
- Monitor bunyi
jantung
- Monitor suara
paru
- Monitor pola
pernafasan
abnormal
terjadinya odema
- Untuk mengetahui
keabnormalan
jantung dan fungsi
kerjanya
- Untuk mengetahui
tingkat kerja
jantung
- Untuk mengetahui
keabnormalan
jantung
- Untuk mengetahui
keabnormalan
paru-paru
- Untuk mengetahui
adanya odema paru
2. Kelebihan
volume
cairan di
perifer
( interstitial
)
berhubunga
n dengankelainan
katub
trikupid.
- Terbebas dari
edema, efusi,
anaskara
- Bunyi nafas
bersih, tidak
ada dyspneu
- Terbebas dari
distensi vena jugularis,
rflekhepatojug
ular
- Memelihara
vena senral,
tekanan kapiler
paru, output
jantung dan
- Pertahankan
catatan intake dan
ouput yang akurat
- Pasang urine
kateter jika
diperlukan
- Monitor vital sign
- Monitor indikasi
retensi/kelebihan
cairan (cracler,
CVP, edema,
distensi vena,
leher, asites)
- Kaji lokasi dan
- Untuk menjaga
keseimbangan
nutrisi dan cairan
dalam tubuh
- Pada pasien RHD
mobilitas dibatasi
sehingga geraknya
terbatasi- Untuk mengetahui
adanya komplikasi
dari RHD
18
7/30/2019 Rheuma Heart Disease
http://slidepdf.com/reader/full/rheuma-heart-disease 19/23
vial sign dalam
batas normal
- Terbebas dari
kelelahan
kecemasan
atau
kebingungan
- Menjelaskan
indikator
- Menjelas
indikator
kelebihan
cairan
luas edema
- Monitor masukan
makanan/cairan
dan hitung intake
kalori harian
- Monitor BP, HR
dan RR
- Monitor tekanan
darah orthtostatic
dan perubahan
irama jantung
- Monitor adanya
distensi leher,
ronchi oedem
perifer, dan
penambahan BB
- Monitor tanda dan
gejala edema
- Untuk mengetahui
persebaran nyeri
- Untuk
mengobservasi
adanya gangguan
GIT dan gizi yang
dibutuhkan pada
penderita RHD
- Untuk mengetahui
intake dan output
- Meminimalkan
malpraktek
- Mempengaruhi
intake yang akan
diberikan
- Untuk mengetahui
tekanan darah
- Pada penderita
RHD mengalami
mur-mur sehingga
irama jantung
mengalami
perubahan
- untuk mengetahui
bahwa pada
penderita RHD
ditandai adanya
oedem perifer dan
adanya tambahan
BB mempengaruhi
kerja jantung
- Untuk mengatasi
19
7/30/2019 Rheuma Heart Disease
http://slidepdf.com/reader/full/rheuma-heart-disease 20/23
tingkat rasa
nyaman pada klien
3. Intoleransi
aktivitas
berhubunga
n dengan
imbalance
suplai
oksigen
dengan
kebutuhan
- Berpartisipasi
dalam aktivitas
fisik tanpa
disertai
peningkatan
tekanan darah,
nadi dan rr
- Mampu
melakukan
aktivitas
sehari-hari
(ADL3) secara
mandiri
- Observasi adanya
pembatasan klien
dalam melakukan
aktivitas
- Kaji adanya faktor
yang
menyebabkan
kelelahan
- Monitor nutrisi
dan sumber energi
yang adekuat
- Monitor respon
kardiovaskuler
terhadap aktivitas
- Monitor tidur dan
lamanya
tidur/istirahat
pasien
- Kolaborasi dengan
tenaga rehabilitasi
medik dalam
merencanakan
program terapi
yang tepat
- Bantu untuk
- Menurunkan stres
dan ketegangan
dapat menurunkan
kerja jantung yang
berlebih
- Kelelahan dapat
meningkatkan
kerja jantung
- Nutrisi yang cukup
dapat membantu
mempercepat
kesembuhan
- Aktivitas yang
berat dapat
membuat respon
kardiovaskuler
yang tiba-tiba
sehingga dapat
memperparah kerja
jantung.
- Terlalu banyak
istirahat dapat
membuat otot-ototmenjadi lemah
- Terapi pembatasan
cairan adalah untuk
menghindari
kardiomegali
-Aktivitas yang
berlebihan dapat
20
7/30/2019 Rheuma Heart Disease
http://slidepdf.com/reader/full/rheuma-heart-disease 21/23
memilih aktivitas
konsisten yang
sesuai dengan
kemampuan fisik,
psikologi dan
sosial
- Bantu untuk
mengidentifikasi
aktifitas yang
disukai
- Bantu pasien
untuk
mengembangkan
motivasi diri dari
pergaulan
- Monitor respon
fisik, emosi, sosial
dan spiritual
membuat jantung
bekerja lebih
sehingga kemampuan
fisik menjadi lemah
- Aktivitas yang
disukai dapat
membuat pikiran
tekanan dan kerja
jantung lebih
ringan
- Motivasi
digunakan untuk
mempercepat
kesembuhan
- Emosi yang tidak
stabil akan
mengganggu
proses kesembuhan
3.7 PERENCANAAN PULANG (DISCHARD PLANNING)
1. Beri pendidikan tentang kondisi yang spesifik
2. Berikan instruksi spesifik mengenai obat dan efek sampingnya
3. ajarkan tentang teknik memberi makan dan kebutuhan nutrisiRujuk sesuai indikasi untuk program stimulasi bayi atau kelompok pendukung
orang tua.
21
7/30/2019 Rheuma Heart Disease
http://slidepdf.com/reader/full/rheuma-heart-disease 22/23
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Penyakit jantung reumatik (PJR) adalah salah satu komplikasi yang
membahayakan dari demam reumatik. Penyakit jantung reumatik adalah sebuah
kondisi dimana terjadi kerusakan pada katup-katup jantung yang disebabkan
oleh demam reumatik. Katup-katup jantung tersebut rusak karena proses
perjalanan penyakit yang dimulai dengan infeksi tenggorokan yang disebabkan
oleh bakteri Streptococcus β hemoliticus tipe A.
4.2 Saran
Seseorang yang terinfeksi kuman Streptococcus beta hemolyticus dan
mengalami demam rematik, harus diberikan therapy yang maksimal
dengan antibiotiknya. Hal ini untuk menghindarkan kemungkinan
serangan kedua kalinya atau bahkan menyebabkan Penyakit Jantung
Rematik.
22
7/30/2019 Rheuma Heart Disease
http://slidepdf.com/reader/full/rheuma-heart-disease 23/23
DAFTAR PUSTAKA
Arief Mansjoer,dkk.1999. Kapita Selekta Kedokteran. Ed. 3. Penerbit Media
Esculapius FKUI. Jakarta.
Baradero Mery spc. MN.dkk.2008 Klien Gangguan Kardiovaskuler
Ilmu Penyakit Dalam Jilid 1 Edisi 3 Penerbit Gaya Baru ,Jakarta
Smeltzer Bare, dkk. 1997. Keperawatan Medikal Bedah. EGC. Jakarta.
Wong Donna L.Pedoman Klinis Keperawan Pediatrik 2004.Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran. EGC. Jakarta
http://www.infopenyakit.com
http://www.stikep.blogspot.com/2008/penyakitjantungremaik.com