PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi drug-related problems pada...

153
EVALUASI DRUG-RELATED PROBLEMS PADA PERESEPAN PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DENGAN KOMPLIKASI ISCHEMIC HEART DISEASE DI INSTALASI RAWAT INAP RS PANTI RAPIH YOGYAKARTA PERIODE JANUARI 2005-DESEMBER 2007 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program Studi Ilmu Farmasi Oleh : Niken Larasati NIM : 048114108 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2008 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Transcript of PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi drug-related problems pada...

Page 1: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi drug-related problems pada peresepan pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi ischemic heart disease di instalasi

EVALUASI DRUG-RELATED PROBLEMS

PADA PERESEPAN PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DENGAN

KOMPLIKASI ISCHEMIC HEART DISEASE

DI INSTALASI RAWAT INAP RS PANTI RAPIH YOGYAKARTA

PERIODE JANUARI 2005-DESEMBER 2007

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

Program Studi Ilmu Farmasi

Oleh :

Niken Larasati

NIM : 048114108

FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2008

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi drug-related problems pada peresepan pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi ischemic heart disease di instalasi

i

EVALUASI DRUG-RELATED PROBLEMS

PADA PERESEPAN PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DENGAN

KOMPLIKASI ISCHEMIC HEART DISEASE

DI INSTALASI RAWAT INAP RS PANTI RAPIH YOGYAKARTA

PERIODE JANUARI 2005-DESEMBER 2007

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

Program Studi Ilmu Farmasi

Oleh :

Niken Larasati

NIM : 048114108

FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2008

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi drug-related problems pada peresepan pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi ischemic heart disease di instalasi

ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi drug-related problems pada peresepan pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi ischemic heart disease di instalasi

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi drug-related problems pada peresepan pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi ischemic heart disease di instalasi

iv

“Where there is love,, there is life...”

~ Mahatma Gandhi ~

Kupersembahkan karya ini untuk : Bapa dan Bunda Maria di surga

kedua orangtuaku, Ayah & Mami dan Mas A’ar

Sebagai ucapan syukur atas cinta yang membuatku lebih hidup..

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi drug-related problems pada peresepan pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi ischemic heart disease di instalasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi drug-related problems pada peresepan pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi ischemic heart disease di instalasi

v

PRAKATA

Segala puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah

melimpahkan kasih, rahmat dan karunia-Nya sehingga skripsi yang berjudul

“Gambaran Evaluasi Drug Related Problems (DRPs) pada Peresepan Pasien

Diabetes Melitus Tipe 2 dengan Komplikasi Ischemic Heart Disease di Instalasi

Rawat Inap RS Panti Rapih Yogyakarta Periode Januari 2005-Desember 2007

dapat terselesaikan dengan baik.

Penyusunan skripsi ini tidak akan dapat berjalan dengan baik tanpa

bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu tidak lupa penulis

mengucapkan terinakasih sedalam-dalamnya kepada :

1. Ibu Rita Suhadi, M.Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Ibu Dra. A. M. Wara Kusharwanti M.Si., Apt. selaku dosen pembimbing yang

telah bersedia membimbing, mencurahkan segenap waktu dan pikiran, serta

memberikan kritik dan saran selama penyusunan proposal penelitian,

pelaksanaan penelitian, hingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

3. Bapak Drs. Mulyono, Apt. dan Bapak Yosef Wijoyo, M.Si., Apt. selaku dosen

penguji yang telah memberikan masukan yang berguna demi peningkatan

hasil karya tulis ini.

4. Bapak Drs. Sabikis Apt. selaku dosen pembimbing akademik yang telah

membimbing penulis selama menjalani perkuliahan di Fakultas Farmasi

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi drug-related problems pada peresepan pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi ischemic heart disease di instalasi

vi

5. Segenap dewan direksi RS Panti Rapih yang telah memberikan ijin bagi

penulis untuk dapat melakukan penelitian di RS Panti Rapih.

6. Segenap petugas bagian rekam medik RS Panti Rapih yang telah banyak

membantu dalam proses pengambilan data.

7. Bapak Giyanto, Mbak Ima, serta segenap warga pos pelayanan kesehatan di

Paroki Keluarga Kudus Banteng, atas bantuan, dan dukungannya.

8. Ayah dan Mami atas penghidupan, doa dan semangat tiada henti yang telah

diberikan.

9. Kakak-kakakku, “nenek” Punto dan “nenek” Adhi, atas semangat, dukungan,

dan bantuan yang telah diberikan.

10. Keluarga besar Bapak dan (alm.) Ibu Leo Salamun, atas doa, penghiburan,

kebersamaan, dan dukungan yang telah diberikan.

11. Tarsisius “Aar” Mahatmawardi atas doa, kasih, senyum dan penantian.

12. Sahabat-sahabatku, Chika, Novita, Eunike, Aprilia, dan Yasinta atas

keceriaan, doa, dan dukungan yang telah diberikan.

13. Teman-teman kelas C dan kelompok praktikum E angkatan 2004, atas

kebersamaan selama menjalani perkuliahan.

14. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini yang tidak

dapat disebutkan satu per satu.

Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa selalu menyertai dan membalas kebaikan yang

telah diberikan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan

baik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi drug-related problems pada peresepan pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi ischemic heart disease di instalasi

vii

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan

skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari berbagai

pihak. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat menambah

pengetahuan dan wawasan bagi semua pihak yang membutuhkan.

Yogyakarta, 6 Mei 2008

Penulis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi drug-related problems pada peresepan pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi ischemic heart disease di instalasi

viii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini

tidak memuat karya atau bagian karya orang lain kecuali yang telah disebutkan

dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 6 Mei 2008

Penulis,

Niken Larasati

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi drug-related problems pada peresepan pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi ischemic heart disease di instalasi

ix

INTISARI

Diabetes melitus (DM) merupakan salah satu penyakit yang tak lekang oleh jaman. Keberadaannya saat ini justru menjadi sebuah ancaman bagi penderitanya. Bukan hanya pada masalah penyembuhannya namun juga kejadian komplikasi yang dapat muncul kapan saja. Walaupun DM merupakan suatu penyakit kronis yang tidak menimbulkan kematian secara langsung namun dapat berakibat fatal bila pengelolaannya tidak dilakukan secara tepat. Ischemic heart disease (IHD) merupakan salah satu komplikasi yang dapat meningkatkan risiko kematian pada pasien DM tipe 2.

Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengevaluasi drug related problems (DRPs) pada peresepan pasien DM tipe 2 dengan komplikasi IHD di instalasi rawat inap RS Panti Rapih Yogyakarta periode Januari 2005-Desember 2007. Penelitian ini termasuk jenis penelitian non eksperimental dengan rancangan penelitian deskriptif-evaluatif. Data berupa rekam medik pasien yang diambil secara retrospektif.

Berdasarkan data yang diambil, sebanyak 63,64% berjenis kelamin perempuan dan mayoritas pasien berusia 56-65 tahun (29,09%). Persentase terbesar komplikasi penyerta yang dialami adalah penyakit kardiovaskuler dan nefropati yaitu sebesar 18,18%; sedangkan sebesar 25,45% pasien mengalami penyakit penyerta berupa infeksi. Berdasarkan hasil laboratorium pemeriksaan kadar glukosa darah (KGD) sebanyak 30,91% pasien mengalami peningkatan KGD sewaktu; 58,19% pasien mengalami peningkatan KGD puasa; dan 56,36% pasien mengalami peningkatan KGD PP. Untuk pemeriksaan fungsi jantung, sebanyak 10,91% pasien menunjukkan kadar CKMB normal; 1,82% pasien menunjukkan kadar troponin normal; dan 7,27% pasien menunjukkan kadar LDH normal. Penggunaan obat terbanyak yaitu obat kardiovaskuler (98,18%). DRPs yang paling banyak teridentifikasi adalah butuh obat tambahan (96,36%). Sebanyak 89,09% pasien meninggalkan RS dalam keadaan membaik dan 50,91% pasien menjalani rawat inap selama 1-7 hari Kata kunci : diabetes melitus, ischemic heart disease, drug related problems,

RS Panti Rapih

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi drug-related problems pada peresepan pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi ischemic heart disease di instalasi

x

ABSTRACT

Diabetes mellitus (DM) is a never ending disease. The position of DM at this time can be a threat for patient. Not only about the healing problem, but also insiden of complication which can appear all the time. Although DM is a chronic disease which not cause appear death in direct but can be threaten without contribution of good and exact management therapy. Ischemic heart disease (IHD) is a one of complication which can increase risk of death on patient type 2 DM.

The goal of this study is to evaluate drug related problems at prescription of patient type 2 DM with IHD complication in instalasi rawat inap Panti Rapih hospital on January 2005-December 2007.

Based on the data which has removal, 63,64% are women and patient majority on 56-65 years old (29,09%). Most percentage of participant complication are cardiovascular disease and nefropathy 918,18%) while about 25,45% patient have infection as participant disease. Based on the result of blood glucose, 30,91% patient have increase random blood glucose, 58,19% patient have increase fasting blood glucose, and 56,36% patient have increase PP blood glucose. The result of cardiac function test, 10,91% patient have normal mark of CKMB, 1,82% patient have normal mark of troponin, and 7,27% patient have normal mark of LDH. Cardiovascular drug is the most drug which patient’s use (98.18%). The most identification of DRPs is need additional drug (93.36%). 89.09% patient get through care in hospital with better condition, and 50.91% patient live in hospital about 1-7 days. Key words : diabetes mellitus, ischemic heart disease, drug related problems, Panti Rapih hospital

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi drug-related problems pada peresepan pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi ischemic heart disease di instalasi

xi

DAFTAR ISI

Hal.

HALAMAN JUDUL ……………………………………………………….

HALAMAN PERSETUJUAN………………………………………………

HALAMAN PENGESAHAN……………………………………………….

HALAMAN PERSEMBAHAN……………………………………………..

PRAKATA…………………………………………………………………..

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA……………………………………..

INTISARI…………………………………………………………………....

ABSTRACT…………………………………………………………………..

DAFTAR ISI………………………………………………………………...

DAFTAR TABEL…………………………………………………………...

DAFTAR GAMBAR………………………………………………………...

DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………...

BAB 1 PENGANTAR

A. Latar Belakang…………………………………………………………...

1. Permasalahan………………………………………………………….

2. Keaslian karya………………………………………………………...

3. Manfaat penelitian…………………………………………………….

B. Tujuan Penelitian………………………………………………………...

BAB II PENELAAHAN PUSTAKA

A. Diabetes Melitus…………………………………………………………

1. Klasifikasi……………………………………………………………

i

ii

iii

iv

v

vii

ix

x

xi

xv

xx

xxi

1

3

4

5

6

8

8

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi drug-related problems pada peresepan pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi ischemic heart disease di instalasi

xii

2. Patogenesis…………………………………………………………..

3. Gejala………………………………………………………………..

4. Diagnosis…………………………………………………………..

5. Komplikasi diabetes melitus………………………………………....

B. Ischemic Heart Disease……………………………………………….....

1. Patofisiologi……………………………………………………….....

2. Gejala………………………………………………………………...

3. Diagnosis…………………………………………………………..

4. Tingkat keparahan…………………………………………………...

C. Penatalaksanaan………………………………………………………….

1. Tujuan………………………………………………………………..

2. Sasaran……………………………………………………………….

3. Strategi…………………………………………………………….....

a. Terapi non farmakologi………………………………………….

1) Diet…………………………………………………………..

2) Aktivitas fisik………………………………………………..

b. Terapi farmakologi………………………………………………

1) Aspirin……………………………………………………….

2) Nitrat………………………………………………………...

3) ß-blocker………………………………………………………

4) Calcium channel blocker………………………………….....

5) Terapi untuk menjaga kadar glukosa darah………………….

D. SOAP………………………………………………………………….....

9

11

11

11

13

13

15

15

16

16

16

17

17

17

17

17

18

18

18

18

18

19

21

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi drug-related problems pada peresepan pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi ischemic heart disease di instalasi

xiii

E. Keterangan Empiris……………………………………………………...

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian………………………………………….

B. Definisi Operasional……………………………………………………..

C. Subyek Penelitian………………………………………………………..

D. Bahan Penelitian………………………………………………………....

E. Jalannya Penelitian……………………………………………………....

F. Analisis Data…………………………………………………………… .

G. Kesulitan yang Dialami dan Pemecahan Masalah……………………….

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Profil Pasien…………..……………………………………………….....

1. Persentase pasien berdasarkan jenis kelamin………………………..

2. Persentasi pasien berdasarkan umur………………………………....

3. Persentase pasien berdasarkan komplikasi penyerta………………...

4. Persentase pasien berdasarkan penyakit penyerta…………………...

5. Persentasi pasien berdasarkan hasil laboratorium…………………...

B. Profil Penggunaan Obat……………..…………………………………...

1. Obat kardiovaskuler……………………………………………….....

2. Obat hormonal……………………………………………………….

3. Obat nutrisi dan darah……………………………………………… .

4. Obat infeksi………………………………………………………….

5. Obat sistem saraf pusat………………………………………………

6. Obat saluran cerna…………………………………………………...

24

26

26

27

27

28

29

32

34

34

36

37

39

41

43

44

47

48

50

51

53

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi drug-related problems pada peresepan pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi ischemic heart disease di instalasi

xiv

7. Obat analgesik……………………………………………………….

8. Obat otot skelet dan sendi……………………………………………

9. Obat saluran nafas………………………………………………….. .

10. Obat antialergi……………………………………………………….

11. Obat saluran kemih dan kelamin…………………………………….

C. Evaluasi Drug Related Problems

(DRPs)………………………………..

1. Membutuhkan obat tambahan………………………………………..

2. Pemilihan obat kurang tepat…………………………………………

3. Dosis terlalu rendah………………………………………………….

4. Interaksi obat………………………………………………………...

5. Efek samping obat…………………………………………………...

6. Kepatuhan……………………………………………………………

D. Outcome Terapi……….…………………………………………………

1. Dampak terapi……………………………………………………......

2. Lama inap……………………………………………………………

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan……………………………………………………………....

B. Saran……………………………………………………………………..

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………..

LAMPIRAN………………………………………………………………....

BIOGRAFI PENULIS……………………………………………………….

54

54

55

56

57

58

59

62

63

64

65

65

65

66

67

69

70

71

74

130

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi drug-related problems pada peresepan pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi ischemic heart disease di instalasi

xv

DAFTAR TABEL

Hal

Tabel I.

Tabel II.

Derajat angina menurut Canadian Cardiovascular Society…

Identifikasi drug related roblems……………………………...

16

23

Tabel III.

Persentase pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi

ischemic heart disease serta komplikasi penyerta lain di

instalasi rawat inap RS Panti Rapih Yogyakarta periode

Januari 2005-Desember 2007………………………………

38

Tabel IV.

Persentase pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi

ischemic heart disease serta penyakit penyerta lain di

instalasi rawat inap RS Panti Rapih Yogyakarta periode

Januari 2005-Desember 2007………………………………

40

Tabel V. Persentase kadar glukosa darah pasien diabetes melitus tipe 2

dengan komplikasi ischemic heart disease di instalasi rawat

inap RS Panti Rapih Yogyakarta periode Januari 2005-

Desember 2007........................................................................

41

Tabel VI.

Persentase hasil laboratorium fungsi jantung pasien diabetes

melitus tipe 2 dengan komplikasi ischemic heart disease di

instalasi rawat inap RS Panti Rapih Yogyakarta periode

Januari 2005-Desember 2007………………………………

43

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi drug-related problems pada peresepan pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi ischemic heart disease di instalasi

xvi

Tabel VII.

Persentase golongan dan jenis obat kardiovaskuler yang

digunakan pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi

ischemic heart disease di instalasi rawat inap RS Panti Rapih

Yogyakarta periode Januari 2005-Desember 2007…………

46

Tabel VIII.

Persentase golongan dan jenis obat hormonal yang

Digunakan pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi

ischemic heart disease di instalasi rawat inap RS Panti Rapih

Yogyakarta periode Januari 2005-Desember 2007…………

47

Tabel IX.

Persentase golongan dan jenis obat nutrisi dan darah yang

digunakan pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi

ischemic heart disease di instalasi rawat inap RS Panti Rapih

Yogyakarta periode Januari 2005-Desember 2007…………

49

Tabel X.

Persentase golongan dan jenis obat infeksi yang digunakan

pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi ischemic

heart disease di instalasi rawat inap RS Panti Rapih

Yogyakarta periode Januari 2005-Desember 2007…………

51

Tabel XI.

Persentase golongan dan jenis obat sistem saraf pusat yang

digunakan pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi

ischemic heart disease di instalasi rawat inap RS Panti Rapih

Yogyakarta periode Januari 2005-Desember 2007…………

52

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi drug-related problems pada peresepan pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi ischemic heart disease di instalasi

xvii

Tabel XII.

Persentase golongan dan jenis obat saluran cerna yang

digunakan pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi

ischemic heart disease di instalasi rawat inap RS Panti Rapih

Yogyakarta periode Januari 2005-Desember 2007…………

53

Tabel XIII.

Persentase golongan dan jenis obat analgesik yang

digunakan pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi

ischemic heart disease di instalasi rawat inap RS Panti Rapih

Yogyakarta periode Januari 2005-Desember 2007…………

54

Tabel XIV.

Persentase golongan dan jenis obat otot skelet dan sendi

yang digunakan pasien diabetes melitus tipe 2 dengan

komplikasi ischemic heart disease di instalasi rawat inap RS

Panti Rapih Yogyakarta periode Januari 2005-Desember

2007………………………………………………………….

55

Tabel XV.

Persentase golongan dan jenis obat saluran nafas yang

digunakan pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi

ischemic heart disease di instalasi rawat inap RS Panti Rapih

Yogyakarta periode Januari 2005-Desember 2007…………

56

Tabel XVI.

Persentase golongan dan jenis antialergi yang digunakan

pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi ischemic

heart disease di instalasi rawat inap RS Panti Rapih

Yogyakarta periode Januari 2005-Desember 2007…………

57

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi drug-related problems pada peresepan pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi ischemic heart disease di instalasi

xviii

Tabel XVII.

Persentase golongan dan jenis obat saluran kemih dan

kelamin yang digunakan pasien diabetes melitus tipe 2

dengan komplikasi ischemic heart disease di instalasi rawat

inap RS Panti Rapih Yogyakarta periode Januari 2005-

Desember 2007………………………………………………

57

Tabel XVIII.

Persentase kasus DRP yang teridentifikasi pada pasien

diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi ischemic heart

disease di instalasi rawat inap RS Panti Rapih Yogyakarta

periode Januari 2005-Desember 2007……………………….

59

Tabel XIX Kasus membutuhkan obat tambahan yang Teridentifikasi

pada pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi

ischemic heart disease di instalasi rawat inap RS Panti Rapih

Yogyakarta periode Januari 2005-Desember 2007…………

61

Tabel XX.

Kasus pemilihan obat kurang tepat yang teridentifikasi pada

pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi ischemic

heart disease di instalasi rawat inap RS Panti Rapih

Yogyakarta periode Januari 2005-Desember 2007…………

63

Tabel XXI. Kasus dosis terlalu rendah yang teridentifikasi pada pasien

diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi ischemic heart

disease di instalasi rawat inap RS Panti Rapih Yogyakarta

periode Januari 2005-Desember 2007……………………….

64

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi drug-related problems pada peresepan pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi ischemic heart disease di instalasi

xix

Tabel XXII.

Kasus interaksi obat yang teridentifikasi pada pasien

diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi ischemic heart

disease di instalasi rawat inap RS Panti Rapih Yogyakarta

periode Januari 2005-Desember 2007………………………

65

Tabel XXIII.

Kasus efek samping obat yang teridentifikasi pada pasien

diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi ischemic heart

disease di instalasi rawat inap RS Panti Rapih Yogyakarta

periode Januari 2005-Desember 2007……………………….

65

Tabel XXIV. Kasus kepatuhan yang teridentifikasi pada pasien diabetes

melitus tipe 2 dengan komplikasi ischemic heart disease di

instalasi rawat inap RS Panti Rapih Yogyakarta periode

Januari 2005-Desember 2007………………...........................

66

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi drug-related problems pada peresepan pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi ischemic heart disease di instalasi

xx

DAFTAR GAMBAR

Hal.

Gambar I. Persentase jenis kelamin pada pasien diabetes melitus tipe 2

dengan komplikasi ischemic heart disease di instalasi rawat

inap RS Panti Rapih Yogyakarta periode Januari 2005-

Desember 2007…....................................................................

35

Gambar 2. Persentase umur pada pasien diabetes melitus tipe 2 dengan

komplikasi ischemic heart disease di instalasi rawat inap RS

Panti Rapih Yogyakarta periode Januari 2005-Desember

2007.........................................................................................

37

Gambar 3. Persentase distribusi penggunaan obat yang digunakan

pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi ischemic

heart disease di instalasi rawat inap RS Panti Rapih

Yogyakarta periode Januari 2005-Desember

2007………………………………………………………….

44

Gambar 4. Persentase outcome pasien diabetes melitus tipe 2 dengan

komplikasi ischemic heart disease di instalasi rawat inap RS

Panti Rapih Yogyakarta periode Januari 2005-Desember

2007………………………………………………………….

67

Gambar 5. Persentase lama inap pasien diabetes melitus tipe 2 dengan

komplikasi ischemic heart disease di instalasi rawat inap RS

Panti Rapih Yogyakarta periode Januari 2005-Desember

2007………………………………………………………….

68

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi drug-related problems pada peresepan pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi ischemic heart disease di instalasi

xxi

DAFTAR LAMPIRAN

Hal.

Lampiran I Data pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi

ischemic heart disease di instalasi rawat inap RS Panti

Rapih Yogyakarta periode Januari 2005-Desember

2007…................................................................................

74

Lampiran II Surat persetujuan ijin penelitian dari pihak RS Panti

Rapih……...........................................................................

130

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi drug-related problems pada peresepan pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi ischemic heart disease di instalasi

1

BAB I

PENGANTAR

A. Latar Belakang

Diabetes melitus (DM) merupakan suatu penyakit yang memiliki

kecenderungan mengalami peningkatan angka insidensi dan prevalensinya di

berbagai penjuru dunia. Diabetes melitus terdiri dari 2 tipe utama yaitu diabetes

melitus tipe 1 dan diabetes melitus tipe 2. DM tipe 2 meliputi hampir lebih 90%

dari semua populasi diabetes (Noer, 1996).

Ketika epidemi penyakit menular belum juga tuntas, bahkan semakin

banyak ditemukan penyakit infeksi baru maupun penyakit infeksi yang sudah

lama menghilang kemudian merebak kembali, kini epidemi penyakit tidak

menular muncul menjadi penyebab kematian terbesar di Indonesia. WHO

memprediksi DM tipe 2 di Indonesia akan mengalami peningkatan jumlah pasien

dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta (Soegondo, dkk., 2006).

Diabetes melitus sudah lama diketahui sebagai suatu penyakit yang

disebabkan karena adanya faktor keturunan. Akan tetapi pada kenyataannya

penyakit ini melibatkan faktor-faktor risiko lainnya seperti kegemukan, pola

makan yang salah, mengkonsumsi obat-obatan yang dapat meningkatkan kadar

glukosa darah, proses penuaan, dan stres (Soegondo, dkk., 2007).

Diabetes melitus tipe 2 terjadi akibat sel-sel sasaran insulin gagal atau

tidak mampu merespon insulin secara normal. Selain itu pada DM tipe 2 juga

terjadi gangguan sekresi insulin. Oleh karena itu, pada DM tipe 2 umumnya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi drug-related problems pada peresepan pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi ischemic heart disease di instalasi

2

ditemukan kedua faktor tersebut, yaitu resistensi insulin dan defisiensi insulin

(Muchdi, dkk., 2005).

Diabetes yang tidak terkontrol dapat menimbulkan komplikasi akut dan

kronis (Muchdi, dkk., 2005). Komplikasi akut antara lain meliputi hipoglikemi,

diabetes ketoasidosis dan hiperosmolar non ketotik, sedangkan komplikasi kronis

meliputi komplikasi mikrovaskuler (retinopati, nefropati, dan neuropati) serta

komplikasi makrovaskuler (DiPiro, dkk., 2005).

Ischemic heart disease (IHD) merupakan salah satu komplikasi yang

dapat terjadi pada pasien DM. Komplikasi ini mayoritas terjadi akibat

penyempitan pembuluh darah arteri koroner yang terdapat di jantung sehingga

suplai darah menuju jantung menjadi terhambat. Akibat yang dirasakan oleh

pasien dalam jangka pendek adalah rasa nyeri di bagian dada (angina pectoris)

sedangkan efek dalam jangka panjang akan menyebabkan timbulnya penyakit

jantung koroner (DiPiro, dkk., 2005). Berdasarkan penelitian, dari 76 orang pria

dan 45 orang wanita yang menderita DM, 32 orang pria dan 23 orang wanita

mengalami kematian, di antaranya kematian 12 orang pria dan 8 orang wanita

diakibatkan oleh adanya IHD (Goldscmid, 1994). Oleh karena itu, IHD

merupakan salah satu komplikasi yang dapat meningkatakan risiko kematian. Hal

tersebut disebabkan karena pasien biasanya tanpa keluhan, sehingga tidak jarang

tidak didiagnosa sampai beberapa tahun lamanya (Sanusi, 1999).

Walaupun DM merupakan penyakit kronik yang tidak menyebabkan

kematian secara langsung, tetapi dapat berakibat fatal bila pengelolaannya tidak

dilakukan secara tepat. Pengelolaan DM memerlukan penanganan secara

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi drug-related problems pada peresepan pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi ischemic heart disease di instalasi

3

multidisiplin yang mencakup terapi non obat dan terapi obat (Muchdi, dkk.,

2005).

Penggunaan obat pada pasien DM dengan komplikasi harus sangat

diperhatikan. Pemilihan obat harus mempertimbangkan tingkat keparahan

diabetes, serta kondisi kesehatan pasien secara umum termasuk penyakit-penyakit

lain dan komplikasi yang terjadi (Muchdi, dkk., 2005).

Penatalaksanaan DM dengan terapi obat dapat menimbulkan masalah-

masalah terkait obat (drug related problems) yang dialami pasien. Aktivitas untuk

meminimalkannya merupakan bagian dari proses pelayanan kefarmasian

(Muchdi, dkk., 2005).

1. Permasalahan

a. Bagaimana profil pasien meliputi jenis kelamin, umur, komplikasi penyerta,

dan penyakit penyerta pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi

ischemic heart disease di instalasi rawat inap RS Panti Rapih Yogyakarta

periode Januari 2005-Desember 2007?

b. Bagaimana nilai hasil tes laboratorium yang meliputi kadar glukosa darah,

CKMB, LDH, dan troponin pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi

ischemic heart disease di instalasi rawat inap RS Panti Rapih Yogyakarta

periode Januari 2005-Desember 2007?

c. Bagaimana profil pengobatan meliputi kelas terapi, golongan obat dan jenis

obat yang diberikan pada pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi

ischemic heart disease di instalasi rawat inap RS Panti Rapih Yogyakarta

periode Januari 2005-Desember 2007?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi drug-related problems pada peresepan pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi ischemic heart disease di instalasi

4

d. Jenis kasus drug related problems apa sajakah yang teridentifikasi pada pasien

diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi ischemic heart disease di instalasi

rawat inap RS Panti Rapih Yogyakarta periode Januari 2005-Desember 2007?

e. Bagaimana outcome terapi pasien meliputi lama tinggal pasien serta alasan

meninggalkan rumah sakit pada pasien diabetes melitus tipe 2 dengan

komplikasi ischemic heart disease di instalasi rawat inap RS Panti Rapih

Yogyakarta periode Januari 2005-Desember 2007?

2. Keaslian Penelitian

Berdasarkan data yang ditelusuri di Perpustakaan Universitas Sanata

Dharma, penelitian mengenai gambaran evaluasi drug related problems pada

peresepan pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi ischemic heart

disease di instalasi rawat inap RS Panti Rapih Yogyakarta periode Januari 2005-

Desember 2007 belum pernah dilakukan. Penelitian mengenai diabetes melitus

telah banyak dilakukan oleh peneliti lain, akan tetapi penelitian ini berbeda dalam

hal tujuan, subyek, dan waktu penelitian. Penelitian serupa yang pernah dilakukan

yaitu :

a. Retnari (2006) tentang evaluasi penatalaksanaan terapi komplikasi

nefropati pada kasus DM di instalasi rawat inap RS Panti Rapih

Yogyakarta periode 2005. Pada penelitian ini dari 18 kasus yang diambil,

DRPs yang teridentifikasi yaitu 67% dosis terlalu tinggi, 50%

membutuhkan obat tambahan, 11% adanya obat tanpa indikasi, 11%

pemilihan obat kurang tepat, dan 6% dosis terlalu rendah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi drug-related problems pada peresepan pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi ischemic heart disease di instalasi

5

b. Priyani (2006) tentang evaluasi penatalaksanaan terapi komplikasi

dislipidemia pada kasus DM di instalasi rawat inap RS Panti Rapih

Yogyakarta periode 2005. Pada penelitian ini dari 23 kasus yang diambil,

DRP yang teridentifikasi yaitu 30,43% pemilihan obat kurang tepat;

21,74% membutuhkan obat tambahan; 21,74% adanya efek samping obat;

dan 13,04% dosis terlalu rendah.

c. Widyastuti (2006) tentang evaluasi penatalaksanaan terapi komplikasi

stroke pada kasus DM di instalasi rawat inap RS Panti Rapih Yogyakarta

periode 2005. Pada penelitian ini dari 29 kasus yang diambil, DRP yang

teridentifikasi ya itu 37,93% pemilihan obat kurang tepat; 10,34% dosis

terlalu tinggi; dan 3,45% membutuhkan obat tambahan.

d. Meirinawati (2006) tentang evaluasi penatalaksanaan terapi komplikasi

hipertensi pada kasus DM di instalasi rawat inap RS Panti Rapih

Yogyakarta periode 2005. Pada penelitian ini dari 30 kasus yang diambil,

DRP yang teridentifikasi yaitu 20% kasus pemilihan obat kurang tepat,

20% kasus efek samping obat, 6,67% kasus dosis terlalu rendah, dan

3,33% kasus adanya obat tanpa indikasi.

3. Manfaat Penelitian

a. Manfaat teoritis dari penelitian ini adalah dapat memberikan informasi

mengenai gambaran risiko komplikasi ischemic heart disease dan sebagai

tambahan informasi dalam pelayanan farmasi klinik khususnya mengenai

penyakit diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi ischemic heart disease.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi drug-related problems pada peresepan pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi ischemic heart disease di instalasi

6

b. Manfaat praktis dari penelitian ini adalah dapat memberikan masukan kepada

RS Panti Rapih Yogyakarta dalam penerapan pelayanan kefarmasian

khususnya pada upaya peningkatan kualitas peresepan pada terapi pengobatan

pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi ischemic heart disease.

B. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk melihat dan mengevaluasi drug related

problems pada peresepan pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi

ischemic heart disease di instalasi rawat inap RS Panti Rapih Yogyakarta periode

Januari 2005-Desember 2007.

2. Tujuan Khusus

Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk :

a. mengetahui profil pasien meliputi jenis kelamin, umur, komplikasi penyerta,

dan penyakit penyerta pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi

ischemic heart disease di instalasi rawat inap RS Panti Rapih Yogyakarta

periode Januari 2005-Desember 2007,

b. mengetahui nilai hasil tes laboratorium yang meliputi kadar glukosa darah,

CKMB, LDH, dan troponin pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi

ischemic heart disease di instalasi rawat inap RS Panti Rapih Yogyakarta

periode Januari 2005-Desember 2007,

c. mengetahui profil pengobatan meliputi kelas terapi, golongan obat dan jenis

obat yang diberikan pada pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi drug-related problems pada peresepan pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi ischemic heart disease di instalasi

7

ischemic heart disease di instalasi rawat inap RS Panti Rapih Yogyakarta

periode Januari 2005-Desember 2007,

d. mengetahui jenis kasus drug related problems apa saja yang teridentifikasi

pada pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi ischemic heart disease

di instalasi rawat inap RS Panti Rapih Yogyakarta periode Januari 2005-

Desember 2007,

e. mengetahui outcome terapi pasien meliputi lama tinggal pasien serta alasan

meninggalkan rumah sakit pada pasien diabetes melitus tipe 2 dengan

komplikasi ischemic heart disease di instalasi rawat inap RS Panti Rapih

Yogyakarta periode Januari 2005-Desember 2007.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi drug-related problems pada peresepan pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi ischemic heart disease di instalasi

8

BAB II

PENELAAHAN PUSTAKA

A. Diabetes melitus

Diabetes melitus merupakan suatu penyakit atau gangguan metabolisme

kronis dengan multi etiologi yang ditandai dengan meningkatnya kadar glukosa

darah disertai dengan gangguan metabolisme karbohidrat, lipid, dan protein

sebagai akibat insufisiensi fungsi insulin. Insufisiensi insulin dapat disebabkan

oleh gangguan produksi insulin oleh sel-sel ß Langerhans kelenjar pankreas, atau

disebabkan karena kurang responsifnya sel-sel tubuh terhadap insulin (Muchdi,

dkk., 2005).

1. Klasifikasi diabetes melitus

Diabetes melitus diklasifikasikan menjadi :

a. diabetes melitus tipe 1

Diabetes melitus tipe 1 atau diabetes melitus tergantung insulin (DMTI)

mayoritas terjadi akibat faktor genetik. DM tipe ini terjadi akibat adanya serangan

autoimun terhadap sel beta sehingga terjadi defisiensi insulin absolut. Pasien rata-

rata mengalami kematian pada umur 49 tahun dengan komplikasi makrovaskuler

atau mikrovaskuler (Davey, 2006).

b. diabetes melitus tipe 2

Diabetes melitus tipe 2 atau diabetes melitus tidak tergantung insulin

(DMTII) terjadi akibat resistensi insulin dan ditandai dengan kekurangan relatif

dari sekresi inulin. Manifestasi awal terjadi pada usia lebih dari 50 tahun.

Beberapa pasien dapat tidak menunjukkan gejala sama sekali (Davey, 2006).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi drug-related problems pada peresepan pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi ischemic heart disease di instalasi

9

c. diabetes melitus gestasional

Diabetes melitus tipe ini terjadi pada 7% kehamilan yang terjadi akibat

ketidaktoleran glukosa. Setelah masa kehamilan terlewati 30-50% pasien akan

menderita DM tipe 2 (Davey, 2006).

d. diabetes melitus tipe lain

Diabetes melitus tipe lain meliputi diabetes melitus akibat defek genetik

fungsi sel beta, defek genetik kerja insulin, penyakit eksokrin pankreas,

endokrinopati, karena obat atau zat kimia, infeksi, serta akibat sindrom genetik

lain yang berkaitan dengan DM (Davey, 2006).

2. Patogenesis

Dalam keadaan normal, kadar glukosa darah pada waktu puasa

dipertahankan dengan glukosa produk hati dan sesudah makan oleh absorpsi

makanan dari usus. Pada saat terjadi peningkatan kadar glukosa darah maka akan

segera diikuti dengan naiknya sekresi insulin dari pankreas. Insulin menurunkan

kadar glukosa darah dengan 2 cara, yaitu (a) menurunkan glukosa produk hati dan

meningkatkan sintesis glikogen serta (b) meningkatkan transportasi (efek

membran), ambilan, dan metabolisme glukosa di jaringan perifer terutama

jaringan lemak dan otot (Asdie, 2000).

Patogenesis timbulnya hiperglikemia pada diabetes melitus tipe 2

berkaitan dengan :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi drug-related problems pada peresepan pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi ischemic heart disease di instalasi

10

a. predisposisi genetik

Meskipun penyakit ini terjadi dalam keluarga, cara pewarisan tidak

diketahui. Diperkirakan ada beberapa gen yang terlibat dalam patogenesis DM

tipe 2 ini (Fauci dan Kasper, 2000).

b. resistensi insulin

Pada penderita DM tipe 2 terutama pada tahap awal, umumnya dapat

dideteksi dari jumlah insulin yang cukup di dalam darahnya dan kadar glukosa

darahnya yang tinggi. Oleh karena itu, awal patofisiologi DM tipe 2 bukan

disebabkan oleh kurangnya sekresi insulin tetapi karena sel-sel sasaran insulin

gagal atau tak mampu merespon insulin secara normal (Muchdi, dkk., 2005).

c. gangguan sekresi insulin

Sel-sel beta pankreas umumnya mensekresi insulin dalam 2 fase. Pada

fase pertama, sekresi insulin terjadi segera setelah stimulus glukosa yang ditandai

dengan meningkatnya kadar glukosa darah, sedangkan fase kedua dimulai sekitar

20 menit sesudahnya. Pada awal perkembangan DM tipe 2, sel-sel beta pankreas

menunjukkan adanya gangguan pada sekresi insulin fase pertama, yang

menunjukkan terjadinya kegagalan sekresi insulin untuk mengkompensasi

resistensi insulin. Apabila tidak ditangani dengan baik maka perkembangan

penyakit akan mencapai kerusakan pada sel beta pankreas yang terjadi secara

progresif dan seringkali menyebabkan defisiensi insulin sehingga pasien

membutuhkan insulin eksogen (Muchdi, dkk., 2005).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi drug-related problems pada peresepan pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi ischemic heart disease di instalasi

11

3. Gejala

Manifestasi klinis DM bervariasi dari pasien ke pasien. Penyakit diabetes

melitus ditandai dengan adanya keluhan-keluhan klasik yaitu poliuria (banyak

buang air kemih), polidipsia (banyak minum), polifagia (banyak makan) namun

berat badan menurun, dan lemas. Gejala lain yang mungkin dikeluhkan pasien

adalah kesemutan, gatal, mata kabur, dan impotensi pada pria, serta pruritis vulva

pada wanita (Mansjoer, 2001).

4. Diagnosis

Jika keluhan klasik ditemukan, maka pemeriksaan glukosa darah sewaktu

= 200 mg/dL atau glukosa darah puasa = 126 mg/dL sudah cukup untuk

menegakkan diagnosis DM. Bila hasil pemeriksaan glukosa darah meragukan

dapat dilakukan pemeriksaan TTGO (Tes Toleransi Glukosa Oral). Meskipun

TTGO lebih sensitif dan spesifik dibanding dengan pemeriksaan glukosa darah

puasa, namun memiliki keterbatasan tersendiri. TTGO sulit dilakukan berulang-

ulang dan dalam praktek sangat jarang ditemukan (Soegondo, dkk., 2006).

5. Komplikasi diabetes melitus

Komplikasi diabetes kronik terdiri dari komplikasi vaskuler dan non

vaskuler. Komplikasi vaskuler meliputi komplikasi mikrovaskuler, yaitu

retinopati, neuropati, nefropati dan komplikasi makrovaskuler, yaitu arteri

koroner, penyakit pada pembuluh darah perifer dan cerebrovascular (DiPiro,

dkk., 2005). Akibat defisiensi insulin akan timbul serentetan gangguan metabolik

karbohidrat, lemak, dan protein. Tampilan klinis yang diperlihatkan oleh pasien

DM pada fase awal, gejala dan kelainan umumnya adalah akibat gangguan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi drug-related problems pada peresepan pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi ischemic heart disease di instalasi

12

metabolisme, sedangkan tampilan klinis pada keadaan lanjut adalah akibat

kelainan vasa. Oleh karena itu pada diabetes ada dua komponen yaitu kelainan

metabolik dan angiopatik (Asdie, 2000).

a. Komplikasi mikrovaskuler

1) Retinopati

Pembuluh darah kapiler yang membawa darah akan menggelembung,

bocor, dan terkadang akan pecah dan berdarah. Akibatnya cairan tersebut akan

berkumpul dan menyebabkan pembengkakan pada retina. Keadaan tersebut dapat

menjadi bertambah parah yang disebut proliferatif retinopati. Pada proliferatif

retinopati terjadi pendesakan oleh pembuluh kapiler sehingga bagian bening mata

dapat pecah dan mengakibatkan kebutaan (Johnson, 1998).

2) Neuropati

Neuropati terjadi akibat adanya kerusakan pada pembuluh darah kecil

yang memberi nutrisi pada saraf perifer dan metabolisme gula yang abnormal

(DiPiro, dkk., 2005).

3) Nefropati

Kadar glukosa darah yang tinggi dapat menyebabkan kerusakan pada

pembuluh darah sehingga berakibat pada penurunan kualitas kerja ginjal (DiPiro,

dkk., 2005).

b. Komplikasi makrovaskuler

Komplikasi ini meliputi penyakit vaskuler perifer, gagal jantung, jantung

koroner, infark miokard, dan kematian mendadak. Diabetes melitus merupakan

salah satu penyebab utama timbulnya penyakit jantung (DiPiro, dkk., 2005).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi drug-related problems pada peresepan pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi ischemic heart disease di instalasi

13

Pembuluh darah yang sempit akan mengakibatkan tekanan darah meningkat

sehingga mengakibatkan serangan jantung. Selain itu dapat pula mengakibatkan

penyakit otak dan pembuluh darah (cerebrovascular disease) atau stroke

(Johnson, 1998).

B. Ischemic Heart Disease

Diabetes melitus telah diketahui sebagai suatu faktor risiko timbulnya

penyakit kardiovaskuler. Penyakit kardiovaskuler pada DM sendiri terjadi 4 kali

lebih sering dibanding pada populasi non-DM. Sebagian besar angka kematian

yang berkaitan dengan DM berhubungan dengan komplikasi makrovaskuler DM,

misalnya pada ischemic heart disease (IHD) (Wiyono, 2004).

Iskemik menunjuk pada kekurangan oksigen akibat perfusi yang tidak

memadai. Penyakit jantung iskemik/ischemic heart disease adalah keadaan

berbagai etiologi, yang semua mempunyai kesamaan ketidakseimbangan antara

suplai dan tuntutan oksigen (Braunwald, dan Selwyn, 1999).

Selain diabetes melitus, faktor risiko timbulnya IHD lainnya yaitu

peningkatan kolesterol, merokok, obesitas, hipertensi, jenis kelamin laki- laki,

aktivitas dan riwayat keluarga (Kimble, dan Young, 2005).

1. Patofisiologi

Faktor utama yang mempengaruhi konsumsi oksigen miokard antara lain

tegangan dinding sistolik, keadaan kontraksi, dan denyut jantung. (Gray,

Dawkins, Simpson, dan Morgan, 2005). Penyebab IHD secara umum adalah

terbentuknya plak di dalam arteri yang efek jangka panjangnya akan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi drug-related problems pada peresepan pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi ischemic heart disease di instalasi

14

menyebabkan CAD (coronary artery disease). Plak yang terbentuk

mempersempit arteri sampai pada titik dimana jumlah aliran darah melalui arteri

tidak cukup untuk mensuplai darah yang kaya oksigen ke jantung (DiPiro, dkk.,

2005).

Sel endotel sendiri mensintesis susbstansi vasoaktif seperti prostasiklin,

faktor relaksasi (nitrat oksida), dan faktor pengaktivasi platelet. Prostasiklin

memiliki kemampuan antiplatelet dan vasodilator yang kuat sehingga dikatakan

bahwa defisiensi produksi prostasiklin endotel berperan dalam patogenesis

aterosklerosis (Gray, dkk, 2005).

Arteri koronaria merupakan pembuluh nadi yang mengandung oksigen

dalam kadar tinggi. Penyebab paling sering dari pengurangan aliran darah koroner

adalah aterosklerosis. Pada orang-orang tertentu yang memiliki predisposisi

genetik terhadap aterosklerosis atau pada orang-orang tertentu yang

mengkonsumsi terlalu banyak kolesterol atau lemak lainnya. Kolesterol dan

lemak tersebut dapat mengalami penumpukan pada bagian dinding pembuluh

darah sehingga lama-kelamaan akan menyebabkan peredaran darah menjadi

terhambat (aterosklerosis) (Guyton dan Hall, 1997).

Pada penderita DM adanya paparan hiperglikemia yang tinggi secara

jangka panjang dapat mengakibatkan disfungsi pada sel endotel arteri yang sangat

berperan sangat penting pada perkembangan aterosklerosis. Disfungsi berkaitan

dengan peningkatan trombosis, hipertensi, dan dislipidemia yang mempengaruhi

terjadinya penyakit vaskuler pada penderita DM (Wiyono, 2004).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi drug-related problems pada peresepan pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi ischemic heart disease di instalasi

15

2. Gejala

Manifestasi utama IHD adalah angina pectoris. Angina pectoris

merupakan suatu gejala nyeri klasik, rasa tidak nyaman, berat dan sesak di dada

kiri, lengan, leher, atau punggung. Beberapa pasien memiliki gejala tidak khas,

seperti nyeri di tempat yang tidak umum. Namun, walaupun pasien merasakan

nyeri yang hanya dirasakan pada bagian dada kiri pun jarang merupakan angina.

Gambaran diagnosis utama adalah adanya hubungan antara nyeri dengan

aktivitas. Angina dibagi menjadi angina stabil dan tidak stabil. Pada angina stabil,

gejala hanya dirasakan saat aktivitas dan segera berkurang dengan istirahat,

sedangkan pada angina tidak stabil, gejala muncul secara tiba-tiba baik saat

aktivitas ringan maupun saat istirahat (Davey, 2006). Selain itu, dapat pula

muncul gejala yang menyertai yaitu mual, muntah, diaforesis, dyspnea, dan

pandangan menjadi gelap (Woodley, dan Whelan, 2002). Pada pasien yang telah

mengalami serangan jantung sebelumnya atau memiliki penyakit diabetes melitus,

memiliki kecenderungan mengalami silent ischemia yaitu pasien tersebut tidak

menunjukkan gejala mengalami IHD (DiPiro, dkk., 2005).

3. Diagnosis

Secara khusus, tidak ada tes laboratorium yang menunjukkan bahwa

pasien tersebut mengalami IHD. Namun, tes laboratorium yang dapat digunakan

untuk mendukung diagnosis adalah troponin dan kreatin kinase. Selain itu, pada

pasien IHD biasanya memperlihatkan peningkatan total kolesterol LDL dan

penurunan kolesterol HDL, tekanan darah yang tinggi serta kadar glukosa yang

meningkat. Tes diagnos lain yang sering digunakan yaitu elektrokardiografi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi drug-related problems pada peresepan pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi ischemic heart disease di instalasi

16

(EKG) yang menunjukkan terjadinya elevasi atau depresi segmen ST pada pasien

IHD (DiPiro, dkk., 2005).

4. Tingkat keparahan

Berdasarkan penelitian, semakin tinggi usia pasien maka semakin besar

kemungkinan untuk mengalami angina. Selain itu, pasien pria umumnya lebih

berisiko mengalami angina dibandingkan dengan pasien wanita (Braunwald,

Zipes, dan Libby, 2001).

Tabel 1. Derajat angina menurut Canadian Cardiovascular Society Derajat Definisi Derajat 1 Aktivitas fisik biasa tidak menyebabkan angina, seperti berjalan. Angina terjadi bila

mempercepat atau memperpanjang aktivitas.

Derajat 2 Angina terjadi saat berjalan atau naik tangga dengan cepat, berjalan menanjak, berjalan atau naik tangga setelah makan, saat dingin, angin, atau di bawah tekanan emosional, atau beberapa jam setelah bangun.

Derajat 3 Ditandai dengan adanya pembatasan aktivitas fisik. Angina terjadi bila berjalan atau naik satu anak tangga pada langkah normal.

Derajat 4 Ketidakmampuan untuk melanjutkan aktivitas fisik. Gejala angina dapat pula muncul saat istirahat.

(Kasper, dkk., 2005).

C. Penatalaksanaan

1. Tujuan terapi

a. mencegah kejadian penyakit jantung koroner seperti infark miokard,

aritmia, dan kerusakan jantung serta untuk memperpanjang usia hidup

pasien,

b. mencegah gejala penyakit (Kasper, dkk., 2005),

c. mengurangi risiko kematian,

d. memperbaiki kualitas hidup (DiPiro, dkk., 2005).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi drug-related problems pada peresepan pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi ischemic heart disease di instalasi

17

2. Sasaran terapi

a. keseimbangan kebutuhan dan suplai oksigen

b. kadar glukosa darah

c. komplikasi

d. pola hidup (DiPiro, dkk., 2005).

3. Strategi terapi

a. Non farmakologi

1). Diet

Terapi nutrisi sangat dianjurkan pada pasien DM. Tujuan dilakukan diet

adalah untuk memperbaiki proses metabolisme dalam tubuh dan untuk mencegah

serta mengobati komplikasi yang mungkin muncul. Pada pasien DM tipe 2 sering

dilakukan diet rendah kalori untuk menurunkan berat badan (DiPiro, dkk., 2005).

2). Aktivitas fisik

Umumnya sebagian besar pasien DM dapat mengambil keuntungan dari

aktivitas fisik yang dilakukan. Aktivitas fisik akan meningkatkan sensitivitas

insulin dan mengontrol kadar gula pada sebagian besar individu dan mengurangi

risiko terkena penyakit kardiovaskuler serta berperan dalam menurunkan berat

badan. Pasien yang sudah lama mengidap DM atau pasien dengan beberapa faktor

risiko penyakit kardiovaskuler, penyakit mikrovaskuler dan aterosklerosis harus

melakukan evaluasi kardiovaskuler yang mencakup tes tingkat kegiatan atau

olahraga yang boleh dilakukan (DiPiro, dkk., 2005).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi drug-related problems pada peresepan pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi ischemic heart disease di instalasi

18

b. Farmakologi

1) Aspirin

Merupakan obat anti-agregasi platelet yang bekerja dengan menghambat

agregasi platelet. Obat ini akan mengencerkan darah sehingga tidak mudah

menggumpal (DiPiro, dkk., 2005).

2) Nitrat

Merupakan langkah pertama penanganan serangan akut untuk pasien

dengan angina stabil kronik jika terjadi serangan sewaktu-waktu atau untuk

pencegahan. Obat ini bekerja dengan merelaksasi pembuluh darah arteri koroner

sehingga nantinya mempengaruhi aliran darah pada daerah tersebut (Fenstes,

Sox, dan Alpert, 2003).

3) ß-blocker

Merupakan obat yang dapat mencegah angina dengan menurunkan

kebutuhan oksigen miokardium. Obat-obatan ß-blocker tidak cocok untuk semua

orang. Obat ini tidak boleh diberikan pada penderita bronkitis atau asma karena

nafas mereka bisa menjadi lebih sesak (DiPiro, dkk., 2005).

4) Calcium channel blocker

Obat golongan ini bekerja dengan mengurangi masuknya ion kalsium

melalui kanal kalsium ke dalam otot polos, otot jantung, dan saraf. Berkurangnya

kadar kalsium bebas menyebabkan berkurangnya kontraksi otot polos pembuluh

darah (vasodilatasi), kontraksi otot jantung, serta pembentukan dan konduksi

impuls dalam jantung (DiPiro, dkk., 2005).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi drug-related problems pada peresepan pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi ischemic heart disease di instalasi

19

5) Terapi untuk menjaga kadar glukosa darah

(a). Obat Hipoglikemik Oral (OHO)

(1). Pemicu sekresi insulin

i. Sulfonilurea

Obat golongan ini bekerja dengan meningkatkan sekresi insulin oleh sel

beta pankreas, meningkatkan performance dan jumlah reseptor insulin pada otot

dan sel lemak, meningkatkan efisiensi sekresi insulin dan potensiasi stimulasi

insulin transport karbohidrat ke sel otot dan jaringan lemak serta penurunan

produksi glukosa oleh hati (Soegondo, dkk., 2007). Obat ini hanya efektif apabila

sel-sel Langerhans pankreas masih dapat berproduksi (Muchdi, dkk., 2005).

Sulfonilurea merupakan pilihan utama untuk pasien dengan berat badan normal

dan kurang, namun masih boleh diberikan kepada pasien dengan berat badan lebih

(Soegondo, dkk., 2006).

ii. Glinid

Glinid merupakan obat generasi baru yang cara kerjanya sama dengan

sulfonilurea yaitu dengan meningkatkan sekresi insulin fase pertama (Soegondo,

dkk., 2007). Obat ini diabsorbsi dengan cepat setelah pemberian secara oral dan

diekskresi secara cepat melalui hati (Soegondo, dkk., 2006).

(2). Penambah sensitivitas terhadap insulin

i. Tiazolidindion

Golongan ini mempunyai efek menurunkan resistensi insulin dengan

meningkatkan jumlah protein pengangkut glukosa sehingga meningkatkan

ambilan glukosa di perifer. Tiazolidindion berikatan pada peroxisome proliferator

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi drug-related problems pada peresepan pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi ischemic heart disease di instalasi

20

actifed receptor gamma (PPAR-?), suatu reseptor inti di sel otot dan sel lemak

(Soegondo, dkk., 2007). Saat ini tiazolidindion tidak digunakan sebagai obat

tunggal (Soegondo, dkk., 2006).

(3). Penghambat glukoneogenesis

i. Metformin

Obat ini mempunyai efek utama mengurangi produksi hati

(glukoneogenesis), di samping itu juga memperbaiki ambilan glukosa perifer

(Soegondo, dkk., 2007). Terutama dipakai pada diabetisi gemuk. Golongan ini

menurunkan glukosa darah tapi tidak sampai di bawah normal (Mansjoer, 2001).

Metformin dapat meyebabkan efek samping mual. Untuk mengurangi keluhan

tersebut maka dapat diberikan pada saat atau sesudah makan (Soegondo, dkk.,

2006).

(4). Penghambat glukosidase alfa (akarbose)

Obat ini bekerja dengan mengurangi absorpsi glukosa di usus halus,

sehingga efek yang ditimbulkan adalah menurunkan kadar glukosa darah sesudah

makan (Soegondo, dkk., 2007). Efek samping yang paling sering ditemukan

adalah kembung dan flatulen (Soegondo, dkk., 2006).

(b). Insulin

Insulin bekerja dengan membantu transpor glukosa dari darah ke dalam

sel. Selain itu insulin mempunyai pengaruh yang sangat luas terhadap

metabolisme, baik metabolisme karbohidrat, lipid, lemak, maupun mineral. Untuk

terapi, sediaan insulin dibagi menjadi :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi drug-related problems pada peresepan pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi ischemic heart disease di instalasi

21

1) insulin kerja cepat (rapid acting insulin),

2) insulin kerja pendek (short acting insulin),

3) insulin kerja menengah (intermediate acting insulin),

4) insulin kerja panjang (long acting insulin),

5) insulin campuran tetap (premixed insulin) (Soegondo, dkk., 2006).

Pemberian sediaan insulin kepada pasien ditentukan secara individual

sebab respon individual terhadap terapi insulin cukup beragam. Seringkali

pemberian insulin memerlukan penyesuaian dosis terlebih dahulu (Muchdi, dkk.,

2005).

(c). Terapi kombinasi

Pemberian OHO maupun insulin selalu dimulai dengan dosis rendah,

untuk kemudian dinaikkan secara bertahap sesuai dengan respons kadar glukosa

darah. Untuk kombinasi OHO dan insulin, yang banyak dipergunakan adalah

kombinasi OHO dengan insulin basal (insulin kerja sedang/panjang) yang

diberikan pada malam hari menjelang tidur. Dengan pendekatan terapi tersebut

pada umumnya dapat diperoleh kendali glukosa darah yang baik dengan dosis

insulin yang cukup kecil (Soegondo, dkk., 2006).

D. SOAP

SOAP (Subjective data, Objective data, Assessment and Plan)

merupakan suatu sarana yang telah lama digunakan untuk mengumpulkan

informasi dari medical record. Dengan informasi yang telah terkumpul tersebut

maka dapat membantu untuk menyelesaikan masalah maupun situasi yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi drug-related problems pada peresepan pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi ischemic heart disease di instalasi

22

kompleks (Kimble, dan Young, 2005). Masalah terkait obat (drug related

problem) merupakan keadaan terjadinya ketidaksesuaian dalam pencapaian tujuan

terapi sebagai akibat pemberian obat (Muchdi, dkk, 2005). SOAP terdiri dari :

1. data subyektif

Data subyektif merupakan informasi yang dapat diketahui dari informasi

yang diberikan oleh pasien, anggota keluarga pasien, atau tenaga medis yang

merawat pasien. Informasi yang dapt dimasukkan ke dalam data subyektif yaitu :

a. keluhan atau gejala yang dirasakan pasien,

b. riwayat terkait gejala yang dirasakan,

c. riwayat penyakit,

d. riwayat pengobatan, termasuk kepatuhan dan efek samping,

e. alergi,

f. riwayat sosial atau keluarga (Jones, dan Rospond, 2003).

2. data obyektif

Data obyektif diisi berdasarkan informasi hasil observasi atau

pengukuran (Kimble, dan Young, 2005). Informasi yang dapat dimasukkan ke

dalam data obyektif yaitu :

a. data vital,

b. pemeriksaan fisik,

c. hasil tes laboratorium,

d. konsentrasi obat dalam serum,

e. hasil tes diagnosa,

f. profil pengobatan (Jones, dan Rospond, 2003).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi drug-related problems pada peresepan pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi ischemic heart disease di instalasi

23

3. assessment

Setelah data subyektif dan obyektif terkumpul, maka langkah selanjutnya

adalah menegakkan diagnosa pasien. Selain itu perlu juga dilakukan identifikasi

terhadap drug related problems yang mungkin terjadi pada pengobatan

sebelumnya (Kimble, dan Young, 2005).

Tabel II. Identifikasi drug related problems No Jenis DRP Contoh Penyebab DRP 1 Membutuhkan obat tambahan

(need for additional drug therapy) Timbulnya kondisi medis baru yang memerlukan tambahan obat baru. Kondisi kronis yang memerlukan terapi lanjutan terus menerus. Kondisi yang memerlukan terapi kombinasi. Pasien potensial timbul kondisi medis baru yang perlu dicegah atau terapi profilaksis.

2 Ada obat tanpa indikasi (unnecessary therapy)

Terapi yang diperoleh sudah tidak valid saat itu. Terapi dengan dosis toksik. Penyalahgunaan obat, merokok, dan alkohol. Terapi sebaiknya terapi tunggal. Terapi efek samping akibat suatu obat yang sebenarnya dapat digantikan dengan yang lebih aman.

3 Pemilihan obat kurang tepat (wrong drug)

Obat yang digunakan bukan yang efektif atau bukan yang paling efektif. Pasien alergi atau kontraindikasi. Obat efektif tetapi relatif mahal atau bukan yang paling aman. Obat sudah resisten terhadap infeksi. Kondisi sukar sembuh dengan obat yang sudah pernah diperoleh perlu mengganti obat. Kombinasi obat yang salah.

4 Dosis terlalu rendah (dosage too low)

Dosis terlalu rendah. Waktu pemberian yang tidak tepat, misalnya profilaksis antibiotik untuk operasi. Obat, dosis, rute, atau formula yang kurang sesuai untuk pasien.

5 Efek samping obat (adverse drug reaction)

Obat diberikan terlalu cepat. Risiko yang sudah teridentifikasi karena obat tertentu. Pasien alergi atau reaksi idionsinkrasi.

6 Interaksi obat Bioavailabilitas atau efek obat diubah oleh obat lain atau makanan. Interaksi obat karena induksi atau inhibisi enzim, penggeseran dari tempat ikatan, atau dengan hasil laboratorium (Cipolle, Strand, dan Morley, 1998) Adanya interaksi obat dengan obat. Adanya interaksi obat dengan makanan (Kimble, dan Young, 2005).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi drug-related problems pada peresepan pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi ischemic heart disease di instalasi

24

Tabel II (Lanjutan). Identifikasi drug related problems No Jenis DRP Contoh Penyebab DRP 7 Dosis terlalu tinggi

(dose too high) Dosis terlalu besar, kadar obat dalam plasma melebihi rentang terapi yang diharapkan. Dosis dinaikkan terlalu cepat. Obat akumulasi karena terapi jangka panjang. Obat, dosis, rute, atau formula yang kurang sesuai untuk pasien. Dosis dan interval pemberian misalnya analgesik bila perlu diberikan terus.

8 Kepatuhan (compliance)/gagal menerima obat

Pasien gagal menerima obat yang sesuai karena medication error. Pasien tidak menuruti aturan yang ditetapkan secara sengaja maupun karena tidak mengerti maksudnya. Pasien tidak sanggup menebus obat karena biaya (Cipolle, dkk., 1998).

4. plan

Pada tahap ini dilakukan perencanaan terhadap terapi yang akan

diberikan atau rekomendasi terhadap kasus drug related problems yang

teridentifikasi. Selain itu perlu juga diberikan pembelajaran kepada pasien

mengenai masalah kesehatan serta pengobatan yang dilakukan untuk dapat

mencapai target penyembuhan penyakit maupun pemeliharaan kondisi pasien

(Kimble, dan Young, 2005).

E. Keterangan Empiris

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran evaluasi drug

related problems pada peresepan pasien diabetes melitus tipe 2 dengan

komplikasi ischemic heart disease di instalasi rawat inap RS Panti Rapih

Yogyakarta periode Januari 2005-Desember 2007.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi drug-related problems pada peresepan pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi ischemic heart disease di instalasi

25

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan rancangan penelitian

Penelitian mengenai gambaran evaluasi drug related problems pada

peresepan pasien DM tipe 2 dengan komplikasi IHD di instalasi rawat inap RS

Panti Rapih Yogyakarta periode Januari 2005-Desember 2007 bersifat non

eksperimental dengan rancangan penelitian deskriptif evaluatif dan data diambil

secara retrospektif.

B. Definisi operasional

1. Lembar medical record merupakan lembar catatan dokter dan perawat yang

berisi data klinis serta perkembangan kondisi pasien DM tipe 2 dengan

komplikasi IHD di instalasi rawat inap RS Panti Rapih Yogyakarta periode

Januari 2005-Desember 2007.

2. Pasien rawat inap merupakan pasien diabetes melitus tipe 2 dengan

komplikasi ischemic heart disease yang menjalani perawatan di instalasi

rawat inap RS Panti Rapih Yogyakarta periode Januari 2005-Desember 2007.

3. Komplikasi penyerta merupakan komplikasi yang timbul pada pasien secara

bersamaan dengan komplikasi ischemic heart disease yang dialami oleh

pasien DM tipe 2 di instalasi rawat inap RS Panti Rapih Yogyakarta periode

Januari 2005-Desember 2007.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi drug-related problems pada peresepan pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi ischemic heart disease di instalasi

26

4. Penyakit penyerta merupakan penyakit yang muncul bersamaan dan menyertai

kondisi pasien DM tipe 2 dengan komplikasi IHD di instalasi rawat inap RS

Panti Rapih Yogyakarta periode Januari 2005-Desember 2007.

5. Outcome terapi merupakan keadaan pasien setelah mendapatkan terapi selama

menjalani perawatan di instalasi rawat inap RS Panti Rapih Yogyakarta

periode Januari 2005-Desember 2007.

6. Drug related problems merupakan kejadian atau permasalahan yang tidak

diharapkan yang dialami pasien selama proses terapi dengan obat-obatan.

7. Fokus penentuan drug related problems meliputi membutuhkan obat

tambahan, mendapat obat tanpa indikasi, pemilihan obat kurang tepat, dosis

terlalu rendah, adanya efek samping obat, interaksi obat, dosis terlalu tinggi,

dan kepatuhan pasien.

8. Mendapat obat tanpa indikasi yaitu DRP yang terjadi jika pasien tidak

memiliki indikasi yang mendukung untuk mendapatkan terapi obat yang

diberikan.

9. Membutuhkan obat tambahan yaitu DRP yang terjadi jika pasien memiliki

indikasi yang belum mendapatkan terapi atau adanya potensi untuk timbulnya

kondisi medis yang dapat dicegah dengan terapi.

10. Pemilihan obat kurang tepat yaitu DRP yang terjadi apabila pasien belum

menerima obat atau rute pemberian yang tepat atau obat yang diterima

tersebut tidak sesuai dengan kondisi pasien.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi drug-related problems pada peresepan pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi ischemic heart disease di instalasi

27

11. Dosis terlalu rendah yaitu DRP yang terjadi apabila pasien menerima dosis

obat yang terlalu rendah yaitu kurang dari kisaran dosis yang normal atau

waktu pemberian yang kurang tepat.

12. Adanya efek samping obat adalah DRP yang terjadi akibat penggunaan obat

yang diberikan kepada pasien.

13. Interaksi obat adalah DRP yang terjadi apabila terjadi interaksi antara obat

dengan obat atau makanan yang diterima pasien dan dapat mempengaruhi

efek obat yang ditimbulkan.

14. Dosis terlalu tinggi adalah DRP yang terjadi apabila pasien menerima dosis

obat yang terlalu tinggi atau melewati kisaran dosis yang normal.

15. Kepatuhan adalah DRP yang terjadi apabila pasien menolak atau tidak dapat

memenuhi penggunaan obat-obatan yang diberikan.

C. Subyek Penelitian

Subyek pada penelitian ini adalah pasien diabetes melitus tipe 2 dengan

komplikasi ischemic heart disease yang menjalani rawat inap di RS Panti Rapih

pada periode Januari 2005-Desember 2007.

D. Bahan Penelitian

Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah keseluruhan medical

record pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi ischemic heart disease di

instalasi rawat inap RS Panti Rapih Yogyakarta periode Januari 2005-Desember

2007.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi drug-related problems pada peresepan pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi ischemic heart disease di instalasi

28

E. Jalannya Penelitian

1. Tahap perencanaan

Pada tahap ini, dilakukan pembuatan proposal rencana penelitian untuk

mendapatkan surat ijin melaksanakan penelitian di RS Panti Rapih Yogyakarta.

2. Tahap analisis situasi

Tahap ini dilakukan dengan pengarahan dari bagian rekam medik. Pada

tahap ini pula diperoleh informasi mengenai jumlah, nomer rekam medik, dan

nama subyek penelitian tiap tahun dalam periode penelitian. Berdasarkan data

yang diperoleh pada tahun terdapat 28 pasien pada tahun 2005, 29 pasien pada

tahun 2006, dan 15 pasien pada tahun 2007, sehingga secara keseluruhan terdapat

72 pasien. Namun, sebanyak 17 rekam medik pasien tidak dapat diambil datanya

karena sedang melalui proses administrasi di bagian lain.

3. Tahap pengambilan data

a. Tahap pengumpulan data

Pada tahap ini, dilakukan pengumpulan data yang disalin dari rekam

medik subyek penelitian. Data yang dikumpulkan meliputi nomor rekam medis,

nomor registrasi, jenis kelamin, umur, tanggal pasien masuk dan keluar, lama

pasien menderita DM, diagnosis, lama perawatan, data vital, data laboratorium,

komplikasi yang dialami, penyakit penyerta, terapi yang dijalani, serta

perkembangan kondisi pasien selama perawatan.

b. Tahap Pengolahan Data

Data yang telah diperoleh pada tahap sebelumnya kemudian disajikan ke

dalam bentu tabel. Tabel tersebut berisi mengenai profil pasien (jenis kelamin,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi drug-related problems pada peresepan pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi ischemic heart disease di instalasi

29

umur, komplikasi penyerta, dan penyakit penyerta), data laboratorium (kadar

glukosa darah, CKMB, LDH, dan troponin), profil pengobatan (kelas terapi,

golongan, dan jenis terapi), serta outcome terapi (lama tinggal pasien dan alasan

pasien meninggalkan rumah sakit).

4. Tahap Penyelesaian Data

Data yang telah diperoleh tersebut kemudian dievaluasi berdasarkan drug

related problems dengan metode SOAP secara kasus per kasus. Literatur yang

dapat digunakan sebagai acuan adalah Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan

Diabetes Melitus Tipe 2 di Indonesia, Perkumpulan Endokrinologi Indonesia

(Anonim, 2006), American Diabetes Association (ADA) guideline, NCEP ATP

III guideline, American Heart Association (AHA) Scientific Statement, Diabetes

and Cardiovascular Disease (Grundy, dkk., 1999), Treatment Guideline for

Medicine and Primary Care (Chan, dan Johnson, 2004), dan AHFS Drug

Information 2004 (McEvoy dkk, 2003).

F. Analisis data

1. Persentase jenis kelamin pasien DM tipe 2 komplikasi IHD dihitung dengan

cara menghitung jumlah pasien masing-masing jenis kelamin dibagi dengan

jumlah keseluruhan sampel pasien kemudian dikalikan 100%.

2. Persentase umur pasien DM tipe 2 komplikasi IHD dihitung dengan cara

menghitung jumlah pasien yang terdapat pada range umur tertentu dibagi

dengan jumlah keseluruhan sampel pasien kemudian dikalikan 100%.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi drug-related problems pada peresepan pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi ischemic heart disease di instalasi

30

3. Persentase jenis komplikasi penyerta pasien DM tipe 2 komplikasi IHD

dihitung dengan cara menghitung jumlah pasien masing-masing jenis

komplikasi penyerta dibagi dengan jumlah keseluruhan sampel pasien

kemudian dikalikan 100%.

4. Persentase jenis penyakit penyerta pasien DM tipe 2 komplikasi IHD dihitung

dengan cara menghitung jumlah pasien masing-masing jenis penyakit

penyerta dibagi dengan jumlah keseluruhan sampel pasien kemudian dikalikan

100%.

5. Persentase data laboratorium pasien DM tipe 2 komplikasi IHD dihitung

dengan cara menghitung jumlah pasien yang terdapat pada range data

laboratorium tertentu dibagi dengan jumlah keseluruhan sampel pasien

kemudian dikalikan 100%.

6. Persentase kelas terapi pasien DM tipe 2 komplikasi IHD dihitung dengan

cara menghitung jumlah pasien masing-masing jenis kelas terapi dibagi

dengan jumlah keseluruhan sampel pasien kemudian dikalikan 100%.

7. Persentase lama perawatan pasien DM tipe 2 komplikasi IHD dihitung dengan

cara menghitung jumlah pasien yang terdapat pada range lama perawatan

tertentu dibagi dengan jumlah keseluruhan sampel pasien kemudian dikalikan

100%.

8. Persentase alasan meninggalkan rumah sakit pasien DM tipe 2 komplikasi

IHD dihitung dengan cara menghitung jumlah pasien masing-masing alasan

meninggalkan rumah sakit dibagi dengan jumlah keseluruhan sampel pasien

kemudian dikalikan 100%.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi drug-related problems pada peresepan pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi ischemic heart disease di instalasi

31

9. Mengevaluasi kerasionalan terapi berdasarkan drug related problems dengan

metode SOAP secara kasus per kasus :

a. menentukan subyek

b. menentukan obyek

c. menentukan assessment

1) membutuhkan obat tambahan

2) mendapat obat tanpa indikasi

3) pemilihan obat kurang tepat

4) dosis terlalu rendah

5) adanya efek samping obat

6) interaksi obat

7) dosis terlalu tinggi

8) kepatuhan.

d. menentukan plan / rekomendasi

10. Persentase jumlah drug related problems pasien DM tipe 2 komplikasi IHD

dihitung dengan cara menghitung jumlah masing-masing kasus drug related

problems dibagi dengan jumlah keseluruhan sampel pasien kemudian

dikalikan 100%.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi drug-related problems pada peresepan pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi ischemic heart disease di instalasi

32

G. Kesulitan yang Dialami dan Pemecahan Masalah

1. Waktu pengambilan data cukup singkat yaitu sekitar 3,5 jam/hari. Selain

itu, pengambilan data tidak dapat dilakukan setiap hari. Hal tersebut dapat

sedikit teratasi dengan mempersiapkan lembar pengumpul data yang berisi

tabel-tabel mengenai data yang akan diambil sehingga mempermudah dan

mempercepat proses penyalinan data.

2. Beberapa rekam medik tidak dapat ditemukan akibat sedang dalam proses

pengurusan administrasi yang tidak diketahui berapa lama waktu yang

dibutuhkan untuk menyelesaikannya. Hal tersebut diatasi dengan

memasukkan ke daftar subyek ekslusi.

3. Tidak semua subyek penelitian melakukan tes laboratorium, seperti

CKMB, troponin, LDH, LDL, HDL, dan trigliserid yang sangat membantu

dalam peneltian ini. Hal tersebut dapat diatasi dengan memanfaatkan data

laboratorium yang ada untuk tahap penyelesaian data.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi drug-related problems pada peresepan pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi ischemic heart disease di instalasi

33

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Diabetes melitus merupakan salah satu penyakit yang masuk dalam

daftar sepuluh besar penyakit yang banyak dialami oleh masyarakat di Indonesia.

Secara umum, terdapat 2 tipe utama diabetes melitus, namun diabetes melitus tipe

2 atau Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus (NIDDM) merupakan tipe

diabetes yang lebih banyak ditemui dibanding dengan diabetes melitus tipe 1 atau

Insulin Dependent Diabetes Mellitus (IDDM).

Diabetes melitus tipe 2 disebabkan oleh adanya multi etiologi. Faktor

genetik dan lingkungan cukup mempengaruhi timbulnya DM tipe 2, di antaranya

pengaturan makan yang kurang tepat, aktivitas fisik yang minimal, serta adanya

proses penuaan.

Diabetes, terutama pada DM tipe 2 seringkali muncul tanpa disertai

dengan munculnya gejala. Akibatnya pasien terlambat untuk menyadari adanya

penyakit tersebut dalam dirinya sehingga penanganan baru dimulai beberapa

tahun kemudian ketika penyakit sudah berkembang dan komplikasi sudah terjadi.

Akan tetapi, tidak jarang pula beberapa pasien mengalami gejala klasik DM, yaitu

poliuria, polidipsia, dan polifagia.

DM tipe 2 harus selalu dikontrol dan dikelola secara tepat untuk

memperbaiki kondisi sekaligus mencegah terjadinya komplikasi yang

kemungkinan dapat muncul. Ischemic heart disease (IHD) merupakan salah satu

komplikasi makrovaskuler yang dapat menyerang penderita DM tipe 2. Biasanya

iskemik memberikan tanda dan gejala yang spesifik yaitu nyeri dada. Tetapi pada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi drug-related problems pada peresepan pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi ischemic heart disease di instalasi

34

pasien IHD yang mengidap DM, seringkali mengalami iskemik dengan tanpa

keluhan. Pada pasien DM tidak jarang sistem saraf menjadi lebih tumpul sehingga

kurang peka untuk menghantarkan rasa nyeri, sehingga untuk sebagian orang

merasa kondisi tubuhnya sehat namun tanpa disadar iskemik diam-diam berproses

dalam tahun-tahun yang panjang. Penyakit kardiovaskuler pada DM lebih sering

ditemui daripada penyakit jantung pada pasien non-DM. Dengan adanya penyakit

kardiovaskuler tersebut pula maka pasien DM mengalami peningkatan risiko

kematian. IHD terjadi akibat adanya kontribusi dari adanya gangguan pada

pembuluh darah yang berkaitan dengan hipertensi dan dislipidemia. Hal tersebut

sangat mempengaruhi munculnya komplikasi IHD, sehingga selain pemeriksaan

kadar glukosa darah secara teratur, pada penderita DM tipe 2 dengan komplikasi

IHD juga harus melakukan pengendalian tekanan darah, serta kadar kolesterol dan

lipid.

A. Profil Pasien

1. Persentase pasien berdasarkan jenis kelamin

Pada umumnya, laki- laki lebih memiliki kecenderungan untuk

mengalami diabetes melitus dengan komplikasi IHD dibandingkan dengan

perempuan. Akan tetapi, pada pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi

IHD di instalasi rawat inap RS Panti Rapih periode Januari 2005-Desember 2007,

sebanyak 63,64% berjenis kelamin perempuan, sedangkan sisanya yaitu sebesar

36,36% berjenis kelamin laki- laki.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi drug-related problems pada peresepan pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi ischemic heart disease di instalasi

35

Kondisi tersebut dapat dipengaruhi oleh adanya kemajuan dan

modernisasi dalam kehidupan. Adanya persamaan derajat antara laki- laki dan

perempuan yang dalam beberapa dekade belakangan ini membuat kaum

perempuan tidak lagi hanya disibukkan dengan urusan rumah tangga tetapi juga

mulai merambah dunia karier. Dengan adanya kenyataan tersebut otomatis kaum

perempuan memiliki beban berganda yang cenderung menimbulkan stres yang

berdampak pada kurangnya perhatian pada kesehatan pribadi.

63,64%

36,36%Laki-laki

Perempuan

Gambar I. Persentase jenis kelamin pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi

ischemic heart disease di instalasi rawat inap RS Panti Rapih Yogyakarta periode Januari 2005-Desember 2007

Pengaruh modernisasi juga turut mempengaruhi kondisi tersebut. Banyak

kemudahan ditawarkan kepada masyarakat yang membuat berkurangnya aktivitas

fisik. Padahal dengan aktivitas fisik dapat meningkatkan aktivitas reseptor insulin

dalam tubuh dan meningkatkan penggunaan glukosa sehingga dapat menurunkan

dan menjaga kadar glukosa darah. Selain itu dapat pula dipengaruhi oleh

munculnya tren makanan cepat saji yang menghanyutkan masyarakat pada

kemudahan memperoleh makanan tanpa memperhatikan asupan nutrisi serta

kadar lemak yang terkandung di dalamnya. Kemudahan tersebut membuat pasien

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi drug-related problems pada peresepan pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi ischemic heart disease di instalasi

36

tidak dapat menjaga keseimbangan kebutuhan nutrisi dalam tubuh sehingga dapat

meningkatkan risiko terjadinya komplikasi kardiovaskuler. Pola makan modern

yang kaya kolesterol, disertai intensitas makan yang tinggi dan stres yang

menekan sepanjang hari akan menyebabkan ketidakseimbangan kebutuhan dan

suplai oksigen. Padahal metabolisme dalam sel otot jantung sepenuhnya

membutuhkan oksigen.

2. Persentase pasien berdasarkan umur

Pasien diabetes melitus memiliki risiko komplikasi IHD setelah >65

tahun pada pasien laki- laki dan >55 tahun pada pasien perempuan. Risiko

terjadinya komplikasi IHD akan semakin meningkat seiring dengan bertambahnya

usia. Salah satu alasan yang mendasari yaitu dengan bertambahnya usia maka

timbunan lemak pada pembuluh arteri koronaria akan terakumulasi dan membuat

aliran oksigen menuju jantung menjadi semakin terhambat. Dari data yang

diambil, pasien DM tipe 2 dengan komplikasi IHD paling banyak ditemukan pada

interval umur 56-65 tahun sebanyak 29,09%. Organ-organ tubuh pasien pada

interval usia tersebut sudah mengalami penurunan fungsi, sehingga bila tidak

dikontrol secara tepat dapat mempengaruhi timbulnya komplikasi.

Perempuan pada usia tersebut telah memasuki masa pasca menopause,

sehingga produksi hormon-hormon yang penting untuk tubuh mengalami

penurunan. Sebelum menopause, risiko wanita untuk menderita IHD agak kurang,

tetapi setelah melalui masa menopause wanita akan mengalami penurunan kadar

estrogen yang dapat menstimulasi peningkatan LDL. Hal tersebut akan

berpengaruh dalam sistem kardiovaskuler.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi drug-related problems pada peresepan pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi ischemic heart disease di instalasi

37

1.82%

5.45%

21.82%

29.09%

23.64%

18.18%

0.00%

5.00%

10.00%

15.00%

20.00%

25.00%

30.00%

<35 35–45 46–55 56–65 66–75 >76

Gambar 2. Persentase umur pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi ischemic

heart disease di instalasi rawat inap RS Panti Rapih Yogyakarta periode Januari 2005-Desember 2007

Setelah umur 66-75, persentase pasien diabetes melitus dengan

komplikasi IHD semakin menurun terutama setelah melewati usia 76 tahun. Hal

tersebut mungkin disebabkan karena setelah melewati usia tersebut tidak banyak

pasien yang mampu mengelola penyakitnya dengan baik atau terapi yang dijalani

sudah tidak dapat membantu pasien sehingga tidak banyak pasien yang mampu

bertahan hidup.

3. Persentase pasien berdasarkan komplikasi penyerta

Ischemic heart disease merupakan komplikasi makrovaskuler yang

umum berkembang pada pasien DM tipe 2. Penyakit-penyakit jantung seperti IHD

sangat besar risikonya pada penderita DM. Oleh karena itu, diperlukan adanya

kontrol dan pengendalian tekanan darah, dan lipid darah.

Beberapa pasien mungkin saja dapat menderita bermacam-macam

komplikasi. Hal tersebut tergantung dari pengendalian serta keberhasilan terapi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi drug-related problems pada peresepan pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi ischemic heart disease di instalasi

38

yang dijalani. Semakin rendah kesadaran pasien untuk memperhatikan kondisi

kesehatan terutama dalam hal menjaga kestabilan glukosa darahnya, maka

semakin tinggi pula risiko pasien tersebut mengidap komplikasi.

Tabel III. Persentase pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi ischemic heart disease serta komplikasi penyerta lain di instalasi rawat inap RS Panti Rapih Yogyakarta

periode Januari 2005-Desember 2007 No Komplikasi penyerta Jumlah kasus

(n=55) Persentase

1 CVD 10 18,18 % 2 Nefropati 10 18,18 % 3 Dislipidemia 9 16,36 % 4 Hipertensi 3 5,45 % 5 Stroke 2 3,63 % 6 Hipoglikemi 1 1,81 % 7 Polineuropati 1 1,81 % 8 Ulkus diabetes 1 1,81 %

Berdasarkan data yang diambil, komplikasi penyerta yang terbanyak

diderita pasien adalah penyakit kardiovaskuler / cardiovascular disease (CVD)

dan nefropati. Pasien DM tipe 2 memiliki risiko kematian 2-4 kali lebih tinggi

daripada pasien yang tidak mengalami DM tipe 2. Selain itu, kematian tersebut

terjadi pada usia yang lebih muda daripada pasien non-DM. Pada pasien DM

dengan kadar glukosa yang tinggi dapat menyebabkan sel darah merah menjadi

kaku dan mengeras, sehingga sel darah merah yang telah kaku dan mengeras

tersebut dapat merusak pembuluh darah arteri yang dilewatinya. Selain itu, pada

penderita DM, glukosa tidak dapat diproses menjadi energi, sehingga energi

terpaksa dibuat dari sumber lain seperti lemak dan protein. Akibatnya kadar

kolesterol bisa menumpuk dan mengancam pembuluh darah. Semakin banyak

kerusakan pada pembuluh darah tersebut maka akan akan semakin banyak pula

terbentuknya jaringan bekas luka yang menangkap kolesterol dalam peredaran

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi drug-related problems pada peresepan pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi ischemic heart disease di instalasi

39

darah sehingga terjadi aterosklerosis. Hal tersebut mengakibatkan jantung bekerja

lebih keras untuk memompa darah ke seluruh tubuh sehingga tekanan darah pun

dapat mengalami peningkatan.

Sekitar 20-40% pasien DM tipe 2 memiliki risiko mengalami nefropati

(komplikasi pada organ ginjal). Di dalam ginjal, terdapat pembuluh-pembuluh

darah yang berfungsi sebagai penyaring yang mengeluarkan kelebihan cairan dan

bahan lain yang tidak diperlukan oleh tubuh. Pada saat kadar glukosa dan tekanan

darah tidak dapat dikendalikan sehingga mengalami peningkatan dalam jangka

waktu yang lama maka pembuluh darah tersebut mengalami penurunan

kemampuan. Semakin banyak pembuluh darah yang rusak maka pembuluh darah

lain yang masih berfungsi layak akan bekerja lebih keras, sehingga akibatnya

pembuluh darah tersebut lama kelamaan juga akan mengalami gangguan.

4. Persentase pasien berdasarkan penyakit penyerta

Pasien DM tipe 2 menjalani rawat inap akibat keluhan yang dirasakan

sangat mengganggu. Keluhan tersebut terkadang akibat penyakit DM dan

komplikasi yang mereka derita. Selain itu, keluhan tersebut terkadang didiagnosa

sebagai penyakit penyerta pasien, seperti infeksi, gangguan pencernaan maupun

gangguan otot skelet dan sendi.

Berdasarkan data yang diambil, penyakit penyerta yang paling banyak

ditemui adalah infeksi dan radix dentis. Pada pasien DM tipe 2 di mana memiliki

kadar glukosa darah yang tinggi sangat mungkin mengalami infeksi karena

mikroorganisme penyebab infeksi sangat mudah berkembang pada lingkungan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi drug-related problems pada peresepan pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi ischemic heart disease di instalasi

40

tersebut. Pada pasien DM, infeksi sering terjadi pada bagian kaki dan saluran

kencing.

Infeksi pada kaki dapat terjadi akibat kulit kering yang memudahkan

kuman masuk, atau luka yang tidak segera dibersihkan. Selain itu, infeksi jamur

juga dapat terjadi. Hal tersebut dapat menyebabkan pasien mengalami gatal-gatal.

Tabel IV. Persentase pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi ischemic heart disease dengan penyakit penyerta lain di instalasi rawat inap RS Panti Rapih Yogyakarta

periode Januari 2005-Desember 2007 No Penyakit penyerta Jumlah Persentase 1 Infeksi 14 25,45 % 2 Radix dentis 7 12,73 % 3 Gangguan pencernaan 4 7,27 % 4 Kolestitis 3 5,45 % 5 Mual 2 3,64 % 6 Osteoartritis 2 3,64 % 7 Hepatopati 2 3,64 % 8 Hiperuricemia 2 3,64 % 9 Decompfortis 2 3,64 % 10 Spondilotis 2 3,64 % 11 Myositis 1 1,82 % 12 Ulcer fatigue 1 1,82 % 13 Sinusitis maxilaris 1 1,82 % 14 Mycosis perinoum 1 1,82 % 15 HNP 1 1,82 % 16 Acute herpes simplex virus (HSV) 1 1,82 % 17 Disentri 1 1,82 % 18 Nyeri abdominal 1 1,82 % 19 Prolapsis arteri 1 1,82 % 20 Celulitis cruris 1 1,82 % 21 Efusi pleura 1 1,82 %

Infeksi saluran kencing biasanya ditandai dengan seringnya pasien buang

air kecil, atau merasa sakit pada punggung. Pada pasien perempuan, tingginya

kadar glukosa darah cenderung mengakibatkan terjadinya infeksi pada lubang

vagina yang ditandai dengan rasa gatal, cairan keputihan, atau rasa panas sewaktu

kencing, sehingga pasien diharapkan dapat menjaga kebersihan diri dan

lingkungan untuk mencegah terjadinya infeksi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi drug-related problems pada peresepan pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi ischemic heart disease di instalasi

41

Selain itu, penderita DM juga memiliki risiko mengalami infeksi pada

bagian gigi dan gusi. Hal tersebut membuat pasien harus mencabut giginya. Akan

tetapi, selain akibat terjadi infeksi, usia lanjut juga menjadi salah satu faktor yang

mengakibatkan gigi pasien harus dicabut.

5. Persentase pasien berdasarkan hasil laboratorium

a. Kadar glukosa darah

Pemeriksaan kadar glukosa darah penting dilakukan untuk menegakkan

diagnosis dan menilai keberhasilan terapi yang dijalani. Untuk menjalaninya

dapat dilakukan beberapa pemeriksaan, di antaranya pemeriksaan glukosa darah

sewaktu, glukosa darah puasa, dan glukosa darah post prandial (PP).

Tabel V. Persentase kadar glukosa darah pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi ischemic heart disease di instalasi rawat inap RS Panti Rapih Yogyakarta

periode Januari 2005-Desember 2007 No Jenis Kadar (mg/dl) Kasus (%) Keterangan

<100 5,45 Rendah 100-199 16,36 Normal

1 Glukosa darah sewaktu

>200 30,91 Tinggi < 70 0 Rendah

70 -110 7,23 Normal 2 Glukosa darah

puasa > 110 58,19 Tinggi < 70 0 Rendah

70 -110 3,64 Normal 3 Glukosa darah PP

> 110 56,36 Tinggi

Berdasarkan data yang diambil, baik melalui pemeriksaan glukosa darah

sewaktu, glukosa darah puasa, maupun glukosa darah PP, hampir seluruh pasien

menunjukkan kadar glukosa darah yang tinggi. Beberapa pasien menunjukkan

kadar glukosa yang rendah, hal tersebut dapat disebabkan terapi farmakologis

yang dijalaninya. Oleh karena itu, dalam pemberian terapi dengan menggunakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi drug-related problems pada peresepan pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi ischemic heart disease di instalasi

42

obat hipoglikemik perlu diperhatikan dosis maupun ada tidaknya interaksi dan

kontraindikasi yang mungkin muncul bila diberikan kepada pasien..

b. Fungsi jantung

Selain ditandai dengan adanya gejala khas yaitu angina pectoris, pasien

DM tipe 2 dengan komplikasi IHD juga menunjukkan abnormalitas pada hasil

laboratorium terutama creatine kinase-myocardial band (CKMB), troponin, dan

laktat dehidrogenase (LDH). CKMB lebih spesifik dibanding dengan creatine

kinase (CK). Peningkatan kadar enzim ini dalam serum menjadi indikator

terpercaya adanya kerusakan jaringan pada jantung. Kadar CKMB akan mencapai

puncak 20 jam setelah serangan, sedangkan kadar LDH yang menjadi penanda

adanya kerusakan pada jaringan akan mencapai puncak dalam waktu 24 jam

pertama. Terjadinya peningkatan troponin menjadi penanda positif adanya cedera

sel miokardium dan potensi terjadi angina. Akan tetapi, dari data yang diambil,

hanya ada 8 kasus yang menjalani tes laboratorium CKMB, 1 kasus yang

menjalani tes laboratorium troponin, dan 7 kasus yang menjalani tes laboratorium

LDH. Sementara itu, kasus-kasus lainnya penegakkan diagnosis terjadinya

komplikasi IHD didasarkan pada hasil elektrokardiografi (EKG). Hasil EKG akan

menunjukkan komplikasi IHD bila terjadi depresi pada segmen ST. Pada

penelitian ini hasil pemeriksaan EKG tidak dapat dibahas lebih lanjut.

Berdasarkan data yang diambil, 3,64% pasien yang menunjukkan

peningkatan CKMB; 5,45% pasien menunjukkan peningkatan LDH; dan tidak ada

pasien yang mengalami peningkatan kadar troponin. Pasien lainnya masih

memiliki kadar CKMB, troponin, dan LDH dalam batas normal. Hal tersebut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi drug-related problems pada peresepan pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi ischemic heart disease di instalasi

43

mungkin disebabkan waktu pemeriksaan yang kurang tepat, yaitu dilakukan pada

saat kadar belum mencapai puncak atau malah sudah berangsur kembali normal.

Tabel VI. Persentase hasil laboratorium fungsi jantung pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi ischemic heart disease dengan penyakit penyerta lain

di instalasi rawat inap RS Panti Rapih Yogyakarta periode Januari 2005-Desember 2007 No Jenis Kadar (mg/dl) Kasus (%) Keterangan

0 - 25.00 10,91 Normal 1 CKMB >25.00 3,64 Tinggi < 0.16 1,82 Normal 2 Troponin > 0.17 0 Tinggi

< 240.00 0 Rendah 240.00-480.00 7,27 Normal

3 LDH

> 480.00 5,45 Tinggi

Pemeriksaan laboratorium merupakan suatu tahap yang sangat penting

untuk dilakukan. Pasien sebaiknya melakukan pemeriksaan sebelum menjalani

rawat inap, selama rawat inap, dan setelah pasien diijinkan untuk pulang. Hal

tersebut dilakukan untuk dapat mengetahui perkembangan kondisi pasien dan

untuk melihat apakah terapi yang dijalani selama rawat inap menunjukkan tingkat

keberhasilan yang baik.

B. Profil Penggunaan Obat

Terapi pengobatan pada pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi

IHD ini terdiri dari 11 kelas terapi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi drug-related problems pada peresepan pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi ischemic heart disease di instalasi

44

98.1

8%

89.0

9%

89.0

9%

72.7

3%

50.9

1%

45.4

5%

29.0

9%

23.6

4%

18.1

8%

5.45

%

5.45

%

0%10%

20%

30%40%

50%

60%70%

80%

90%100%

Kelas terapi

Obat kardiovaskuler

Obat hormonal

Obat nutrisi dan darah

Obat infeksi

Obat susunan saraf pusat

Obat saluran cerna

Obat analgesik

Obat otot dan skelet

Obat saluran nafas

Obat antihistamin

Obat saluran kencing dankelamin

Gambar 3. Persentase distribusi penggunaan obat yang digunakan pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi ischemic heart disease di instalasi rawat inap

RS Panti Rapih Yogyakarta periode Januari 2005-Desember 2007

Penggunaan obat terbanyak terdapat pada kelas terapi obat

kardiovaskuler. Posisi kedua penggunaan obat terbanyak ditempati oleh obat

hormonal. Hal tersebut sesuai dengan terapi pilihan untuk mencapai tujuan

pengobatan yang dilakukan pada subyek penelitian.

1. Obat kardiovaskuler

Penggunaan obat kardiovaskuler pada pasien DM tipe 2 dengan

komplikasi IHD yang paling banyak ditemui adalah golongan vasodilator koroner.

Pada kelompok nitrat golongan ini terdiri dari 2 jenis yaitu isosorbitdinitrat

(ISDN) dan isosorbitmononitrat. Nitrat bekerja dengan memperlebar arteri

koronaria sehingga memperbaiki aliran darah ke otot jantung terutama di bagian

penyempitan arteri koronaria, sehingga tekanan darah dan penggunaan oksigen

juga menurun. Akan tetapi, akibat melebarnya pembuluh darah di seluruh tubuh

maka dapat timbul efek samping yaitu sakit kepala.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi drug-related problems pada peresepan pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi ischemic heart disease di instalasi

45

Pada pasien dengan komplikasi IHD, selain nitrat dibutuhkan

penggunaan obat penting lainnya yaitu antiplatelet, ß-blocker, dan calcium

channel blocker. Antiplatelet yang sering digunakan adalah aspirin. Mengerasnya

sel darah merah akibat paparan hiperglikemi yang berkepanjangan dapat melukai

pembuluh darah yang dilewatinya. Dengan adanya hal tersebut, maka secara

alami tubuh akan mengalami proses trombosis atau pembekuan darah di bagian

yang mengalami gangguan tersebut. Platelet akan berkumpul pada tempat tersebut

yang lama-kelamaan akan mempersempit jalannya aliran darah sehingga dapat

terjadi serangan angina. Untuk itu, diperlukan obat untuk mencegah terjadinya

proses pembekuan darah sehingga aliran darah tetap dapat berjalan dan darah

dapat menuju jantung untuk menyuplai kebutuhan oksigen. ß-blocker berfungsi

untuk memperlambat denyut jantung dan mengurangi tekanan darah sehingga

mengurangi kebutuhan oksigen, sedangkan calcium channel blocker digunakan

untuk memperlambat penyerapan kalsium ke sel-sel tubuh khususnya ke otot

jantung dan dinding pembuluh darah. Golongan ini mempunyai mekanisme kerja

yang berbeda dengan ß-blocker dan nitrat, sehingga dapat digunakan secara

bersamaan untuk saling melengkapi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi drug-related problems pada peresepan pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi ischemic heart disease di instalasi

46

Tabel VII. Persentase golongan dan jenis obat kardiovaskuler yang digunakan pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi ischemic heart disease di instalasi rawat inap

RS Panti Rapih Yogyakarta periode Januari 2005-Desember 2007 No Golongan Kelompok Jenis Jumlah

kasus (n=55)

Persentase (%)

Isosorbitdinitrat 34 61,82 1 Vasodilator koroner

Nitrat Isosorbit mononitrat

5 9,09

Penghambat ACE

Kaptopril 9 16,36

Irbesartan 8 14,55 Kandesartan sileksetil

5 9,09 Antagonis reseptor angiotensin II

Losartanpotasium 4 7,27 a – agonis sentral

Klonidin 2 3,64

Bisoprolol fumarat 3 5,45

2 Antihipertensi

ß-blocker Propranolol

1 1,82

Gemfibrozil 8 14,55 Fibrat Fenofibrat 5 9,09 Fluvastatin 5 9,09 Avorstatin 1 1,82 Simvastatin 1 1,82 Kalsium rosuvastatin

1 1,82

Statin

Pravastatin 1 1,82 Ezetimide 1 1,82 Nikotinik acid 1 1,82

3 Hipolipidemik

2-azetidion

a lipoic acid

2 3,64

Kuat Furosemid 18 32,73 4 Diuretik Antagonis

reseptor aldosteron II

Spironolakton 3 5,45

Asam asetil salisilat

19 34,55

Silostazol 2 3,64

5 Antiplatelet

Klopidogrel 2 3,64

Amilodipin 5 9,09 Nifedipin 2 3,64 Diltiazem HCl 6 10,91

6 Calcium channel blocker

Verapamil 1 1,82

Amiodaron 3 5,45 7 Antiaritmia

Propafenon 1 1,82

8 Kardiotonika

Glikosida jantung

Digoxin 3 5,45

9 Antikoagulan Na enoksaparin 1 1,82

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi drug-related problems pada peresepan pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi ischemic heart disease di instalasi

47

2. Obat hormonal

Obat hormonal yang digunakan pada penelitian ini digolongkan menjadi

obat antidiabetik dan hipotiroidisme. Sesuai dengan subyek penelitian, maka obat

antidiabetik paling banyak digunakan daripada hipotiroidisme. Obat antidiabetik

yang digunakan terdiri menjadi 6 kelompok yaitu insulin, sulfonilurea, biguanid,

meglitinid, tiazolidindion, dan antidiabetik kombinasi tetap.

Tabel VIII. Persentase golongan dan jenis obat hormonal yang digunakan pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi ischemic heart disease di instalasi rawat inap

RS Panti Rapih Yogyakarta periode Januari 2005-Desember 2007 No Golongan Kelompok Jenis Jumlah

kasus (n=55)

Persentase (%)

Kerja singkat 22 40 Kerja sedang 1 1,82 Kerja panjang 1 1,82

Insulin

Campuran 1 1,82 Glimepirid 10 18,18 Gliklazid 4 7,27 Gliquidone 3 5,45

Sulfonilurea

Glibenklamid 2 3,64 Biguanid Metformin 26 47,27 Meglitinid Repaglinid 7 12,73

Rosiglitazone 4 7,27 Tiazolidindion Pioglitazone 1 1,82

1

Antidiabetik Kombinasi

tetap Glibenklamid+Metformin

9 16,37

2 Hipotiroidisme Levotiroksin 2 3,64

Insulin merupakan antidiabetik parenteral yang terdiri dari insulin kerja

singkat, insulin kerja sedang, insulin kerja panjang dan insulin kerja campuran.

Insulin kerja singkat merupakan jenis insulin yang paling banyak digunakan.

Insulin jenis ini memiliki onset yang cukup singkat yaitu 0,5 jam, sedangkan

durasinya berkisar antara 6-8 jam. Insulin kerja singkat dapat mencukupi pasokan

insulin sesuai kebutuhan pasien, sebab setelah melewati masa durasi tersebut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi drug-related problems pada peresepan pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi ischemic heart disease di instalasi

48

kadar insulin akan berkurang secara perlahan dan menye imbangkan dengan kadar

glukosa darah sehingga tidak terjadi hipoglikemi.

Antidiabetik oral yang paling banyak digunakan adalah metformin yaitu

sebesar 47,27%. Metformin disarankan untuk pasien yang memiliki berat badan

berlebih. Efek samping yang umumnya timbul yaitu mual yang dapat dikurangi

dengan mengkonsumsinya pada saat atau setelah makan. Kombinasi antara

metformin dengan golongan sulfonilurea dapat meningkatkan efek hipoglikemi.

Kombinasi ini biasa digunakan pada pasien yang tidak cukup hanya menerima

terapi antidiabetik oral secara tunggal.

Penggunaan obat hipotiroidisme ditemukan pada 2 kasus. Hipotiroidisme

merupakan suatu keadaan di mana pasien mengalami produksi hormon tiroid yang

berlebih. Salah satu manifestasi klinik dari keadaan ini adalah timbulnya

gangguan pada kardiovaskuler seperti angina.

3. Obat nutrisi dan darah

Pasien DM tipe 2 dengan komplikasi IHD seringkali mengalami keluhan

mual dan muntah. Hal tersebut terkadang juga dapat membuat nafsu makan pasien

menurun sehingga pasien mengalami gangguan suplai nutrisi, terlebih bila pasien

DM sedang menjalani terapi diit. Oleh karena itu, pemberian nutrisi dan vitamin

harus sangat diperhatikan untuk mencegah terjadinya malnutrisi dan dehidrasi.

Terpenuhinya gizi yang seimbang dapat mendukung perbaikan kondisi kesehatan

pasien.

Obat-obat nutrisi dan darah diberikan kepada pasien sebagai tambahan

untuk mengatasi rasa lemas, dehidrasi maupun sebagai suplemen penambah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi drug-related problems pada peresepan pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi ischemic heart disease di instalasi

49

darah. Hampir semua pasien mendapatkan tambahan cairan dan elektrolit berupa

NaCl untuk mengatasi dan mencegah terjadinya dehidrasi. Obat jenis kalium L

aspartat berfungsi untuk menambah mineral dalam tubuh. Vitamin merupakan

tambahan yang diperlukan oleh pasien terutama kombinasi vitamin B sebagai

vitamin neurotropik yang sangat baik diberikan pada pasien lanjut usia. Selain itu

kombinasi vitamin B1, B6, dan dan B12 sangat baik digunakan pada pasien

diabetes melitus karena dapat membantu jalannya proses metabolisme dalam

tubuh.

Tabel IX. Persentase golongan dan jenis obat nutrisi dan darah yang digunakan pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi ischemic heart disease di instalasi rawat inap

RS Panti Rapih Yogyakarta periode Januari 2005-Desember 2007 No Golongan Jenis Jumlah

kasus (n=55)

Persentase (%)

Ion Ca, K, Na Cl, asetat 31 56,36 NaCl 17 30,91 Kalium klorida 1 1,82

1 Cairan dan elektrolit

Na K 1 1,82

Besi III fumarat 2 3,64 As tranexamat 2 3,64

2 Obat darah

As folat 1 1,82

3 Mineral Kalium L aspartat 17 30,91

Vit A, B1, B2, B6, B12, C, D

5 9,09

Vitamin B1 3 5,45 Vitamin C 2 3,64

4 Vitamin

Vit B1, B2, B6, B12 1 1,82

Pirasetam 2 3,64 5 Obat metabolisme Sitikolina 1 1,82

Albumin 3 5,45 As aminoesensial 2 3,64

6 Nutrisi

Protein 1 1,82

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi drug-related problems pada peresepan pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi ischemic heart disease di instalasi

50

Penggunaan vitamin C dipercaya juga baik digunakan pada pasien DM

tipe 2 dengan komplikasi IHD ini. Vitamin C diduga mempunyai peran dalam

menjaga elastisitas membran sel pembuluh darah. Defisiensi vitamin C akan

mempermudah terjadinya luka pada pembuluh darah yang merupakan keadaan

awal terjadinya aterosklerosis.

4. Obat infeksi

Penggunaan obat infeksi banyak ditemukan pada kasus-kasus yang

diambil. Obat infeksi digolongkan menjadi antibiotik, antifungi, antiamuba,

antiviral, tuberkulostatika, dan kombinasi. Antibiotik merupakan golongan yang

paling banyak digunakan, hal tersebut disebabkan karena pasien DM sangat

rentan mengalami infeksi karena tingginya kadar glukosa darah menjadi media

pertumbuhan yang baik baik mikroorganisme penyebab infeksi, selain itu bila

sudah terjadi infeksi maka akan sangat sulit untuk mengobatinya.

Sefalosporin merupakan kelompok antibiotik yang memiliki persentase

paling besar, terutama dari generasi III yaitu seftriakson sebesar 32,73%.

Pemilihan sefalosporin tersebut mungkin disebabkan karena antibiotik golongan

ini dapat digunakan pada pasien dengan penurunan fungsi ginjal yang banyak

ditemukan pada penelitian ini tanpa dilakukan penyesuaian dosis.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi drug-related problems pada peresepan pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi ischemic heart disease di instalasi

51

Tabel X. Persentase golongan dan jenis obat infeksi yang digunakan pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi ischemic heart disease di instalasi rawat inap

RS Panti Rapih Yogyakarta periode Januari 2005-Desember 2007 No Golongan Kelompok Jenis Jumlah

kasus (n=55)

Persentase (%)

Amoksisilin 2 3,64 Penisilin Sulbactam+Ampisilin 1 1,82 Seftriakson 18 32,73 Sefiksim 8 14,55 Sefditore pivoxil 4 7,27 Sefotiam 4 7,27 Sefradin 4 7,27 Sufuroksim 2 3,64 Sefoperazone 2 3,64 Sefadroxil 1 1,82

Sefalosporin

Seftazidim 1 1,82 Klindamicin 1 1,82 Aminoglikosida Gentamycin 1 1,82 Levofloksasin 10 18,18 Siprofloksasin 7 12,73

Kuinolon

Pefloksasin 2 3,64

1 Antibiotik

Tetrasiklin Doksisiliklin 1 1,82

Flukonazol 2 3,64 Ketokonazole 2 3,64 Griseofulvin 1 1,82

2 Antifungi

Sertaconazole 1 1,82

3 Antiamuba Metronidazole 7 12,73 Na-fusidat 1 1,82

4 Antiviral Aciclovir 1 1,82

Etambutol 1 1,82 5 Tuberkulostatika Rifampicin 1 1,82

6 Kombinasi Trimethoprim+sulfame

toksazole 1 1,82

5. Obat Sistem Saraf Pusat

Golongan obat sistem saraf pusat terdiri dari antiparkinson, antiepilepsi,

antiemetik dan vertigo, psikofarmaka, serta vasodilator perifer. Dari golongan-

golongan tersebut, antiemetik dan vertigo merupakan golongan yang paling

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi drug-related problems pada peresepan pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi ischemic heart disease di instalasi

52

banyak digunakan. Penggunaan golongan tersebut dilakukan untuk mengatasi

keluhan yang paling banyak diderita oleh pasien yaitu mual dan muntah. Keluhan

tersebut disebabkan akibat manifestasi klinik dari IHD atau sebagai akibat dari

penggunaan obat lain seperti metformin.

Tabel XI. Persentase golongan dan jenis obat sistem saraf pusat yang digunakan pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi ischemic heart disease di instalasi rawat inap

RS Panti Rapih Yogyakarta periode Januari 2005-Desember 2007 No Golongan Kelompok Jenis Jumlah

kasus (n=55)

Persentase (%)

Domperidon 9 16,37 Metoklopramid 8 14,55

Antiemetik

Ondonsentron 5 9,09

1 Antiemetik dan vertigo

Vertigo Betahistamin melislat

2 3,64

Neuromialgikum Mekobalamin 6 10,91 Hipnotik Estazolam 1 1,82

2 Psikofarmaka

Antaraktikum Klorpromaziin HCL

1 1,82

Triheksifenidil 2 3,64 Donepezil HCl 2 3,64

3 Antiparkinson

L-dopa+benzerasid

1 1,82

4 Antiepilepsi Gabapentin 3 5,45

5 Vasodilator perifer

Citikolin 1 1,82

Golongan psikofarmaka digunakan untuk mengatasi neuropati dan agar

pasien dapat beristirahat dengan baik. Pada umumnya pasien mengalami

gangguan rasa nyaman, rasa cemas, maupun gangguan psikologis terhadap

lingkungan yang dapat membuat pasien tidak dapat beristirahat secara maksimal.

Padahal istirahat merupakan salah satu faktor pendukung dalam upaya

memperbaiki kondisi pasien. Antiepilepsi digunakan untuk mencegah keparahan

pasien yang mengalami neuropati. Pada penelitian ini golongan antiparkinson

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi drug-related problems pada peresepan pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi ischemic heart disease di instalasi

53

digunakan untuk mengurangi gejala tremor yang mungkin dialami oleh pasien

geriatric state.

6. Obat saluran cerna

Obat saluran cerna yang paling banyak digunakan adalah pada golongan

antitukak terutama kelompok obat penghambat pompa proton. Sama halnya

dengan kelompok obat antagonis reseptor H2, obat-obat ini juga bekerja dengan

menghambat sekresi asam lambung.

Tabel XII. Persentase golongan dan jenis obat saluran cerna yang digunakan pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi ischemic heart disease di instalasi rawat inap

RS Panti Rapih Yogyakarta periode Januari 2005-Desember 2007 No Golongan Kelompok Jenis Jumlah

kasus (n=55)

Persentase (%)

Antagonis reseptor H2

Ranitidin 7 12,73

Omeprazol 7 12,73 Na Rabeprasol 1 1,82

Penghambat pompa proton

Lansoprazol 2 3,64 Antasida Antasida 5 9,09

1 Antitukak

Kelator dan senyawa komplex

Sukralfat 4 7,27

Stimulan Bisakodil 5 9,09 2

Pencahar Osmotik Lactulosa 2 3,64

Pankrelipase 1 1,82 Kisaprida 1 1,82 Rebamipida 1 1,82

3

Digestan Digestan

Enzim 2 3,64

Antimotilitas Norit 2 3,64 Atapulgit 2 3,64

4 Adsorben & pembentuk massa Antispasmodik Timepidium 1 1,82

Beberapa pasien yang menjalani rawat inap seringkali mengalami

konstipasi. Konstipasi mungkin dapat disebabkan akibat pasien tidak merasa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi drug-related problems pada peresepan pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi ischemic heart disease di instalasi

54

nyaman atau merasa stres saat menjalani rawat inap. Selain itu penggunaan obat

lain juga dapat menyebabkan konstipasi.

7. Obat analgesik

Pada penelitian ini, tidak ditemukan penggunaan obat analgesik golongan

opioid. Penggunaan analgesik hanya berupa analgesik non-opioid yang digunakan

untuk mengatasi nyeri ringan sampai sedang. Analgesik non-opioid yang paling

banyak digunakan adalah metampiron yaitu sebesar 7,27%. Asam asetil salisilat

yang digolongkan pada obat kardiovaskuler kelompok antiplatelet juga

merupakan obat analgesik yang bersifat non-opioid. Sebagai analgetikum, asam

asetil salisilat efektif untuk menurunkan demam. Pada penelitian ini, asam asetil

salisilat dimasukkan ke golongan kardiovaskuler berdasarkan manfaatnya yang

berfungsi untuk terapi pada sistem kardiovaskuler.

Tabel XIII. Persentase golongan dan jenis obat analgesik yang digunakan pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi ischemic heart disease di instalasi rawat inap

RS Panti Rapih Yogyakarta periode Januari 2005-Desember 2007 No Golongan Jenis Jumlah kasus

(n=55) Persentase

(%) Metampiron 4 7,27 Asam mefenamat 2 3,64 Tramadol 2 3,64 Hiosina-N-Bitilbromida

1 1,82

Parasetamol 1 1,82

1 Non opiod

Diazepam 1 1,82

8. Obat otot skelet dan sendi

Penggunaan obat otot skelet dan sendi pada pasien DM tipe 2 dengan

komplikasi IHD dilakukan untuk mengurangi nyeri pada otot, atau pegal-pegal

yang dikeluhkan oleh pasien. Keluhan tersebut dapat disebabkan karena

meningkatnya kadar asam urat akibat peningkatan usia atau konsumsi makanan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi drug-related problems pada peresepan pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi ischemic heart disease di instalasi

55

tertentu. Selain itu, penggunaan obat hipolipidemik juga dapat menyebabkan nyeri

otot skelet dan sendi.

Tabel XIV. Persentase golongan dan jenis obat otot skelet dan sendi yang digunakan pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi ischemic heart disease di instalasi rawat

inap RS Panti Rapih Yogyakarta periode Januari 2005-Desember 2007 No Golongan Kelompok Jenis Jumlah

kasus (n=55)

Persentase (%)

Selekoksib 5 9,09 Ketoprofen 4 7,27 Ibuprofen 2 3,64

Anti inflamasi nonsteroid

Na Diklofenak 2 3,64

1 Penyakit rematik dan gout

Anti gout Allopurinol 1 1,82

2 Gangguan neuromuskular

Relaksan otot sentral

Tizanidina 1 1,82

Pada pasien DM tipe 2 dengan komplikasi IHD mayoritas sudah berumur

lanjut usia, sehingga otot-otot sudah melemah didukung pula dengan kondisi

perawatan yang mengharuskan pasien untuk terus menerus berbaring di tempat

tidur yang membuat otot tidak bekerja seperti normalnya. Hal tersebut juga dapat

memicu pemberian obat otot skelet dan sendi.

Obat nyeri otot skelet dan sendi dibagi menjadi 2 golongan yaitu obat

penyakit rematik dan gout serta obat gangguan neuromuskular. Obat anti

inflamasi nonsteroid paling banyak digunakan, yaitu selekoksib, ketoprofen,

ibuprofen, dan Na diklofenak.

9. Obat saluran nafas

Obat saluran nafas digolongkan menjadi 2 yaitu obat antiasma dan

bronkodilator serta antitusif, ekspektoran dan mukolitik. Hampir semua pasien

DM tipe 2 dengan komplikasi IHD memiliki batuk sehingga penggunaan obat

bronkodilator serta antitusif, ekspektoran dan mukolitik banyak digunakan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi drug-related problems pada peresepan pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi ischemic heart disease di instalasi

56

Dextrometorfan merupakan jenis obat yang memiliki persentase paling besar yaitu

10,91%. Dextrometorfan menekan batuk dengan cara meningkatkan ambang batas

batuk di otak.

Selain itu sebagai manifestasi dari komplikasi IHD yang diderita, pasien

DM tipe 2 juga mengalami keluhan sesak nafas yang diatasi dengan pemberian

antiasma dan bronkodilator. Penggunaan bronkodilator digunakan untuk

melegakan jalan nafas sehingga dapat mengurangi gejala sesak nafas.

Tabel XV. Persentase golongan dan jenis obat saluran nafas yang digunakan pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi ischemic heart disease di instalasi rawat inap

RS Panti Rapih Yogyakarta periode Januari 2005-Desember 2007 No Golongan Kelompok Jenis Jumlah

kasus (n=55)

Persentase (%)

Dextrometorfan 6 10,91 Codein 1 1,82

Antitusif

Guaifenesin 1 1,82 Bromheksina HCl 3 5,45 Ekspektoran Difenhidramin 1 1,82

1 Antitusif, ekspektoran dan mukolitik

Mukolitik Asetil sistein 1 1,82

Terbutalin Sulfat 2 3,64 Bronkodilator Ambrosol 1 1,82

2 Antiasma dan bronkodilator

Antagonis reseptor leukotrien

Zafirlukast 1 1,82

10. Obat antialergi

Obat antialergi atau antihistamin yang digunakan pada penelitian ini

dikelompokkan menjadi antihistamin sedatif, antihistamin non sedatif, dan

antagonis kompetitif histamin pada reseptor H1. Reaksi alergi yang sering muncul

sebagai keluhan pasien adalah sesak nafas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi drug-related problems pada peresepan pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi ischemic heart disease di instalasi

57

Tabel XVI. Persentase golongan dan jenis antialergi yang digunakan pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi ischemic heart disease di instalasi rawat inap

RS Panti Rapih Yogyakarta periode Januari 2005-Desember 2007 No Golongan Kelompok Jenis Jumlah

kasus (n=55)

Persentase (%)

Antihistamin sedatif

CTM 2 3,64

Loratadina 1 1,82

1 Antihistamin, hiposensitisasi dan obat darurat alergi

Antihistamin non sedatif Setirizin HCl 1 1,82

11. Obat saluran kemih dan kelamin

Obat golongan ini biasanya digunakan pada pasien dengan gangguan

saluran kencing. a-blocker digunakan pada pasien dengan gangguan prostat yang

biasanya mengalami gangguan buang air kencing (BAK). Obat antikolinergik-

antimuskarinik diberikan kepada pasien dengan inkontinensia urin yaitu pada

pasien yang mengalami keluhan sering BAK.

Tabel XVII. Persentase golongan dan jenis obat saluran kemih dan kelamin yang digunakan pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi ischemic heart disease

di instalasi rawat inap RS Panti Rapih Yogyakarta periode Januari 2005-Desember 2007 No Golongan Jenis Jumlah

kasus (n=55)

Persentase (%)

1 Antispasmodik Flavoksat HCL 2 3,64

2 Antikolinergik- antimuskarinik

Tolterodine i tartrat 1 1,82

3 a-blocker Tamsulosin 1 1,82

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi drug-related problems pada peresepan pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi ischemic heart disease di instalasi

58

C. Evaluasi Drug Related Problems (DRPs)

Penatalaksanaan DM dengan terapi obat terkadang dapat menimbulkan

masalah-masalah penggunaan obat (drug related problems) yang sebaiknya

dihindari. Masalah-masalah tersebut merupakan keadaan terjadinya

ketidaksesuaian dalam pencapaian tujuan terapi sebagai akibat pemberian obat.

Aktivitas untuk meminimalkannya merupakan bagian dari proses asuhan

kefarmasian.

Pada penatalaksanaan penyakit diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi

IHD sasaran terapi adalah kadar glukosa darah, kadar lipid dalam darah, dan

keseimbangan antara kebutuhan dan suplai oksigen. Pemeriksaan laboratorium

merupakan salah satu faktor yang penting untuk dilakukan, sehingga terapi yang

dijalani dapat sesuai dengan keadaan pasien, terutama apabila pasien mempunyai

riwayat peningkatan kadar kolesterol dan trigliserid yang dapat memicu terjadinya

aterosklerosis sebagai salah satu faktor berkurangnya suplai oksigen ke jantung.

Pasien pada umumnya merupakan kelompok lanjut usia yang sudah mengalami

penurunan fungsi organ sehingga pemberian terapi harus sangat memperhatikan

kondisi pasien.

Evaluasi DRPs dilakukan dengan cara melihat informasi dari rekam

medik pasien yang berupa keterangan subyektif dan obyektif serta tindakan

pengobatan yang diberikan pada pasien. Dari hasil evaluasi ditemukan adanya 53

kasus DRPs yang teridentifikasi. Kasus-kasus tersebut terdiri dari membutuhkan

obat tambahan, pemilihan obat kurang tepat, dosis terlalu rendah, adanya efek

samping obat, interaksi obat, dan kepatuhan. Kasus tersebut dievaluasi dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi drug-related problems pada peresepan pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi ischemic heart disease di instalasi

59

membandingkan obat-obat yang diterima oleh pasien dengan literatur yang diacu.

Literatur yang digunakan adalah Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan

Diabetes Melitus Tipe 2 di Indonesia, Perkumpulan Endokrinologi Indonesia

(Anonim, 2006), American Diabetes Association (ADA) guideline, NCEP ATP

III guideline, American Heart Association (AHA) Scientific Statement, Diabetes

and Cardiovascular Disease (Grundy, dkk., 1999), Treatment Guideline for

Medicine and Primary Care (Chan, dan Johnson, 2004), dan AHFS Drug

Information 2004 (McEvoy dkk, 2003).

Tabel XVIII. Persentase kasus DRP yang teridentifikasi pada pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi ischemic heart disease di instalasi rawat inap

RS Panti Rapih Yogyakarta Periode Januari 2005-Desember 2007 No Jenis DRP yang teridentifikasi Jumlah kasus

(n=55) Persentase (%)

1 Membutuhkan obat tambahan 53 96,36 2 Pemilihan obat kurang tepat 13 23,64 3 Dosis terlalu rendah 5 9,09 4 Interaksi obat 3 5,45 5 Efek samping obat 1 1,82 6 Kepatuhan 1 1,82

Dari tabel XVIII, dapat diketahui bahwa DRP yang paling banyak

ditemukan adalah membutuhkan obat tambahan, yaitu sebanyak 96,36%. Terapi

yang dibutuhkan adalah antiplatelet, golongan nitrat, golongan ß-blocker,

golongan calcium channel blocker, obat hipoglikemik, serta obat hipolipidemik

(jika pasien mengalami peningkatan kadar lipid).

1. Membutuhkan obat tambahan

Berdasarkan tabel XIX, pasien pada umumnya memerlukan tambahan

obat golongan antiplatelet. Obat golongan ini sangat penting diberikan untuk

menjaga agar aliran darah tetap berjalan lancar. Antiplatelet yang umumnya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi drug-related problems pada peresepan pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi ischemic heart disease di instalasi

60

digunakan antara lain adalah aspirin dan clopidogrel. Akan tetapi pada umumnya

clopidogrel digunakan sebagai pilihan kedua saat penggunaan aspirin

dikontraindikasikan pada pasien. Pada pasien DM tipe 2 dengan komplikasi IHD

memiliki risiko untuk mengalami disfungsi sel yang akan menyebabkan

penurunan produksi nitrat oksida (NO) yang diantaranya berfungsi sebagai

penghambat aktivitas platelet, sehingga penurunan NO akan meningkatkan

kemungkinan terjadinya agregasi platelet. Agregasi platelet tersebut dapat

mengakibatkan gangguan pada pembuluh darah yaitu timbulnya aterosklerosis.

Kombinasi penggunaan ß-blocker, dan atau calcium channel blocker, serta obat

golongan nitrat dapat memperbaiki keseimbangan antara kebutuhan dan suplai

oksigen pada pasien. Oleh karena itu, pasien sebaiknya memperoleh obat secara

lengkap sesuai dengan rekomendasi dengan tujuan untuk mengatasi dan menjaga

agar kondisi pasien tetap stabil.

Pada beberapa kasus, pasien memiliki data laboratorium yang

menunjukkan adanya peningkatan pada kolesterol total, LDL, dan trigliserid serta

penurunan kadar HDL, tetapi pasien tersebut tidak mendapat terapi farmakologi.

Pemeriksaan laboratorium untuk memeriksa kadar kolesterol dan trigliserid sangat

penting untuk dilakukan. Dari kasus-kasus yang diambil, tidak semua pasien

menjalani pemeriksaan, padahal peningkatan kadar lipid merupakan salah satu

faktor risiko terjadinya IHD pada pasien DM tipe 2.

Selain itu, ditemukan 3 kasus pada pasien DM dengan kadar glukosa

darah di atas ambang normal, tetapi tidak mendapat obat hipoglikemik.

Kemungkinan yang dapat terjadi adalah pasien tersebut menerima insulin sesuai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi drug-related problems pada peresepan pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi ischemic heart disease di instalasi

61

hasil pemeriksaan kadar glukosa darah, namun data pemberian insulin tidak dapat

ditemukan.

Tabel XIX. Kasus butuh obat tambahan yang teridentifikasi pada pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi ischemic heart disease di instalasi rawat inap

RS Panti Rapih Yogyakarta Periode Januari 2005-Desember 2007 Penyebab DRP No Kasus Jumlah

kasus Adanya kondisi pasien yang memerlukan terapi secara lengkap dan terus menerus dalam jangka panjang dan untuk mencegah timbulnya kondisi medis baru.

a. Pasien perlu mendapat golongan nitrat

1, 2, 3, 10, 11, 22 27, 29, 31, 32, 37, 42, 45, 46, 47, 48, 51.

17

b. Pasien perlu mendapat golongan antiplatelet

3, 4, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 21, 23, 24, 25, 27, 30, 31, 32, 33, 34, 36, 37, 39, 40 41, 42, 43, 44, 45, 46, 47, 48, 49, 50, 51, 52, 53,

54, 55.

44

c. Pasien perlu mendapat obat hipolipidemik

4, 11, 23, 26, 27, 28, 31, 33, 34, 35, 39, 41,

44, 52, 54.

15

d. Pasien perlu mendapat golongan ß blocker

5, 7, 8, 12, 14, 16, 17, 20, 21, 22, 23, 24, 27, 28, 31, 32, 34, 35, 36, 39, 40, 43, 51, 52, 55

25

e. Pasien perlu mendapat golongan calcium channel blocker

1, 4, 26, 30, 37, 41, 42, 44, 46, 48, 49, 50,

53, 54

14

f. Pasien perlu mendapat obat hipoglikemik oral atau insulin

16, 18, 2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi drug-related problems pada peresepan pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi ischemic heart disease di instalasi

62

2. Pemilihan obat kurang tepat

Pemilihan obat yang kurang tepat yang ditemui pada umumnya

disebabkan karena terapi yang diterima pasien ternyata kontraindikasi dengan

kondisi pasien atau terapi yang diterima tersebut bukan terapi yang paling efektif.

Pada kasus no 20 dan 40, pasien mengalami peningkatan pada kadar LDL namun

diberikan obat golongan fibrat. Hal tersebut digolongankan pada pemilihan obat

hipolipidemik yang kurang tepat, karena untuk mengatasi peningkatan kadar LDL

adalah dengan memberikan obat go longan statin seperti atorvastatin, fluvastatin,

lovastatin, simvastatin, atau rosuvastatin. Pada pasien diabetes dengan penyakit

kardiovaskular target LDL yang harus dicapai adalah <100 mg/dL, trigliserida

<150 mg/dL, dan HDL> 40 mg/dL. Penggunaan obat hipolipidemik juga

disesuaikan dengan kadar jenis kolesterol yang meningkat sehingga dapat

dipilihkan obat yang sesuai dengan target yang ingin dicapai. Misalnya, ketika

pasien mengalami peningkatan kadar LDL maka diberikan obat golongan statin,

sedangkan golongan fibrat cenderung memiliki kemampuan untuk menurunkan

kadar trigliserida yang meningkat. Pemilihan obat yang kurang tepat juga ditemui

pada penggunaan obat hipoglikemik yaitu pada pemilihan repaglinid yang pada

penggunaan jangka panjang dapat meningkatkan risiko terjadinya angina.

Penggunaan repaglinid juga tidak dianjurkan pada pasien dengan kadar glukosa

darah >240 mg/dL seperti yang dialami oleh pasien.

Pada beberapa kasus ditemukan bahwa obat-obat yang diberikan tidak

memperhatikan kondisi pasien seperti adanya gangguan fungsi ginjal atau hati.

Hal tersebut dapat dilihat dari penggunaan metformin pada pasien yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi drug-related problems pada peresepan pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi ischemic heart disease di instalasi

63

mengalami gangguan fungsi ginjal. Metformin dapat terakumulasi pada pasien

dengan gangguan fungsi ginjal dan hati sehingga dapat meningkatkan risiko

asidosis laktat. Parameter untuk menentukan terjadinya gangguan fungsi ginjal

pada penggunaan metformin dapat dilihat dari kadar kreatinin yang melebihi batas

normal, yaitu >1,4 mg/dL pada pasien wanita dan >1,5 mg/dL pada pasien pria.

Metformin dapat menurunkan konversi laktat menjadi glukosa (menurunkan

glukoneogenesis) dan meningkatkan produksi laktat pada intestinal dan hati.

Selain itu, penggunaan atorvastatin dan metformin pada kasus 15 sebaiknya

dihentikan karena kedua obat tersebut kontraindikasi pada pemakaian pasien

dengan penyakit hati. Gangguan fungsi hati dapat diketahui dari meningkatnya

kadar SGOT dan SGPT melebihi batas normal yaitu 0,00-0,32 u/L dan 0,00-0,31

u/L.

Tabel XX. Kasus pemilihan obat kurang tepat yang teridentifikasi pada pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi ischemic heart disease di instalasi rawat inap

RS Panti Rapih Yogyakarta Periode Januari 2005-Desember 2007 Penyebab DRP No Kasus Jumlah

kasus Obat yang diterima bukan yang paling efektif.

a. Pemilihan obat hipolipidemik

20, 40. 2

b. Pemilihan obat hipoglikemik

13, 30 2

Pasien mengalami kontraindikasi terhadap obat yang diterima.

15, 22, 26, 27, 37, 44, 48.

7

3. Dosis terlalu rendah

Dosis terlalu rendah pada umumnya terjadi pada penggunaan metformin

dan gemfibrozil. Pemberian obat tersebut dikatakan memiliki dosis terlalu rendah

karena diberikan dengan dosis di bawah kisaran dosis harian yang sudah

ditentukan yaitu 500mg 2-3x/hari untuk metformin dan 600 mg 2x/hari untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi drug-related problems pada peresepan pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi ischemic heart disease di instalasi

64

gemfibrozil. Masalah ini dikhawatirkan dapat menyebabkan tidak tercapainya

target pengobatan yang ingin dicapai yaitu perbaikan kondisi pasien, sehingga

terapi yang dijalani dirasakan kurang bermanfaat.

Tabel XXI. Kasus dosis terlalu rendah yang teridentifikasi pada pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi ischemic heart disease di instalasi rawat inap

RS Panti Rapih Yogyakarta Periode Januari 2005-Desember 2007 Penyebab DRP No Kasus Jumlah

kasus Dosis obat yang diterima pasien dibawah kisaran dosis normal.

17, 20, 21, 48, 49. 5

4. Interaksi obat

Terapi farmakologi yang diterima oleh pasien dapat menimbulkan

interaksi antar obat. Interaksi obat dapat mengakibatkan efek positif dan negatif.

Efek positif dapat terjadi bila interaksi obat tersebut dapat saling mendukung

tercapainya target terapi, sedangkan efek negatif terjadi pada saat interaksi obat

yang terjadi saling berlawanan. Pada kasus ini interaksi obat dapat ditemukan dari

penggunaan verapamil dan golongan ß blocker yaitu propranolol. Interaksi antar

kedua obat tersebut dapat menyebabkan penurunan tekanan darah, dan kontraksi

otot jantung. Demikian pula pada penggunaan obat hipotensi dengan agen

hipoglikemik seperti metformin dengan kaptopril yang dapat mempengaruhi

kadar glukosa darah pasien. Hal tersebut dapat terjadi karena kaptopril (ACE

inhibitor) dapat meningkatkan sensitivitas insulin, dan ketika diberikan secara

bersamaan antara kaptopril dengan metfomin dapat menyebabkan penurunan

tekanan darah yang cukup signifikan. Meskipun adanya efek yang

menguntungkan dari kombinasi keduanya, namun harus dilakukan pemantauan

kadar glukosa darah dan tekanan darah pasien.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi drug-related problems pada peresepan pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi ischemic heart disease di instalasi

65

Tabel XXII. Kasus interaksi obat yang teridentifikasi pada pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi ischemic heart disease di instalasi rawat inap RS Panti Rapih

Yogyakarta Periode Januari 2005-Desember 2007 Penyebab DRP No Kasus Jumlah

kasus Adanya interaksi antar obat yang digunakan.

13, 15, 37. 3

5. Efek samping obat

Obat-obat yang diberikan kepada pasien perlu pengawasan agar efek

samping yang dapat ditimbulkan dapat diwaspadai. Kasus efek samping obat yang

ditemui yaitu pada penggunaan rosiglitazone pada pasien dengan peningkatan

kadar SGOT dan SGPT. Pada kasus ini pasien mengalami hipoglikemi yang dapat

disebabkan oleh beberapa faktor di antaranya akibat penggunaan rosiglitazone.

Selain itu pasien juga mengalami keluhan mual dan muntah yang membuat pasien

kurang asupan nutrisi.

Tabel XXIII. Kasus efek samping obat yang teridentifikasi pada pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi ischemic heart disease di instalasi rawat inap

RS Panti Rapih Yogyakarta Periode Januari 2005-Desember 2007 Penyebab DRP No Kasus Jumlah

kasus Risiko yang teridentifikasi karena penggunaan obat tertentu.

a. Akibat penggunaan obat hipoglikemik

3 1

6. Kepatuhan

Kepatuhan merupakan DRP yang jarang ditemukan. Umumnya masalah

ini terjadi akibat kelalaian pasien mengkonsumsi obat. Pada kasus ini pasien gagal

menerima obat karena alasan biaya, yaitu nadroparine calcium. Oleh karena itu,

ada baiknya sebelum memberikan obat kepada pasien dilakukan konfirmasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi drug-related problems pada peresepan pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi ischemic heart disease di instalasi

66

terlebih dahulu terutama mengenai biaya serta lamanya obat tersebut digunakan,

sehingga pasien maupun keluarganya dapat menyesuaikan dengan kondisi

keuangan mereka.

Tabel XXIV. Kasus kepatuhan yang teridentifikasi pada pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi ischemic heart disease di instalasi rawat inap

RS Panti Rapih Yogyakarta Periode Januari 2005-Desember 2007 Penyebab DRP No Kasus Jumlah

kasus Pasien tidak sanggup menebus obat karena biaya.

26 1

D. Outcome Terapi

a. Dampak terapi

Pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi IHD menjalani rawat

inap dapat dikarenakan akibat gejala maupun keluhan-keluhan yang sangat

mengganggu atau dikhawatirkan berisiko terhadap kondisi pasien. Selama

menjalani rawat inap, pasien menjalani terapi untuk mengurangi gejala dan

keluhan, atau memperbaiki kondisinya sehingga pasien diupayakan dapat merasa

lebih baik. Berdasarkan data yang diambil, setelah menjalani terapi sebanyak

89,09% pasien keluar dari rumah sakit dalam keadaan membaik; 9,09% dalam

keadaan belum sembuh; dan 1,82% dalam keadaan meninggal. Namun,

sebenarnya pasien yang keluar rumah sakit dalam keadaan meninggal lebih

banyak daripada jumlah tersebut. Hal ini didasarkan pada kenyataan bahwa rekam

medik pasien yang telah meninggal tersebut dalam proses administrasi sehingga

data pasien tidak dapat diambil untuk penelitian ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi drug-related problems pada peresepan pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi ischemic heart disease di instalasi

67

9.09%

89.09%

1.82%Belum sembuh

Membaik

Meninggal

Gambar 4. Persentase outcome pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi

ischemic heart disease di instalasi rawat inap RS Panti Rapih Yogyakarta periode Januari 2005-Desember 2007

Pasien umumnya mengharapkan dapat pulang dalam keadaan membaik.

Namun, tidak jarang pasien harus pulang dalam keadaan belum sembuh atau

malah meninggal akibat penyakitnya yang sudah sangat kompleks. Pasien pulang

dalam keadaan belum sembuh disebabkan karena beberapa hal, di antaranya

adalah karena pasien ingin melanjutkan pengobatan di rumah sakit lain, dan

karena keinginan pasien sendiri yang tentu saja atas seijin dokter yang

menanganinya.

b. Lama inap

Berdasarkan data yang diambil, pasien diabetes melitus tipe 2 dengan

komplikasi IHD mayoritas menjalani rawat inap selama 1-7 hari. Hal tersebut

disebabkan karena pasien hanya merasakan keluhan atau gejala yang cukup

ringan, seperti nyeri dada skala 2, mual, dan pusing sehingga tidak membutuhkan

waktu yang terlalu lama untuk memulihkan kondisinya. Sedangkan untuk pasien

yang menjalani rawat inap lebih lama yaitu lebih dari 30 hari memiliki keluhan

yang cukup berat seperti adanya luka yang sulit sembuh (ulkus diabetes) sehingga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi drug-related problems pada peresepan pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi ischemic heart disease di instalasi

68

membutuhkan terapi dan perawatan secara intensif untuk mencapai target

pengobatan.

50,91%

34,54%

9,09%1,82% 1,82% 1,82%

0%10%20%30%40%50%60%70%80%90%

100%

1–7 8–14 15–21 22–28 28–35 >36

Lama inap (hari)

Gambar 5. Persentase lama inap pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi

ischemic heart disease di instalasi rawat inap RS Panti Rapih Yogyakarta periode Januari 2005-Desember 2007

Umumnya pasien merasa kurang betah menjalani rawat inap di rumah

sakit sehingga tidak jarang dari mereka mengajukan permohonan untuk segera

pulang. Selain itu, khawatir akan semakin membengkaknya biaya yang harus

dikeluarkan untuk menjalani rawat inap juga menjadi alasan pasien untuk segera

keluar dari rumah sakit.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi drug-related problems pada peresepan pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi ischemic heart disease di instalasi

69

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi ischemic heart disease di

instalasi rawat inap periode Januari 2005-Desember 2007 sebanyak

63,64% berjenis kelamin perempuan, dan 36,36% berjenis kelamin laki-

laki dan persentase umur mayoritas berada pada kisaran 56-65 tahun yaitu

sebanyak 29,09%. Sedangkan persentase terbesar komplikasi penyerta

yang dialami pasien adalah penyakit kardiovaskuler / cardiovascular

disease (CVD) dan nefropati sebesar 18,18%, serta penyakit penyerta yang

paling banyak dialami pasien adalah infeksi yaitu sebesar 25,45%.

2. Berdasarkan hasil laboratorium pemeriksaan kadar glukosa darah

sebanyak 30,91% pasien mengalami peningkatan kadar glukosa sewaktu,

58,19% pasien mengalami peningkatan kadar glukosa puasa, 56,36%

pasien mengalami peningkatan kadar glukosa PP. Untuk pemeriksaan

fungsi jantung, sebanyak 3,64% pasien yang menunjukkan peningkatan

CKMB; 5,45% pasien menunjukkan peningkatan LDH; dan tidak ada

pasien yang mengalami peningkatan kadar troponin.

3. Penggunaan obat terbanyak yaitu kardiovaskuler sebesar 98,18%, dengan

golongan yang terbanyak adalah vasodilator koroner yang terdiri dari

kelompok nitrat jenis isosorbitdinitrat yaitu sebesar 61,82%.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi drug-related problems pada peresepan pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi ischemic heart disease di instalasi

70

4. Drug related problems yang teridentifikasi adalah 53 kasus butuh obat

tambahan, 13 kasus pemilihan obat kurang tepat, 5 kasus dosis terlalu

rendah, 3 kasus interaksi obat, 1 kasus efek samping obat, dan 1 kasus

kepatuhan.

5. Setelah menjalani rawat inap, sebanyak 89,09% pasien keluar dari rumah

sakit dalam keadaan membaik; 9,09% dalam keadaan belum sembuh; dan

1,82% dalam keadaan meninggal. Mayoritas pasien menjalani rawat inap

selama 1-7 hari yaitu sebesar 50,91%.

B. Saran 1. Perlu adanya revisi standar pelayanan medis yang mencantumkan obat-

obat pilihan yang diberikan pada pasien diabetes melitus tipe 2 dengan

komplikasi ischemic heart disease.

2. Perlu dilakukan penelitian lanjutan mengenai perbandingan antara evaluasi

drug-related problems pada pasien ischemic heart disease dengan

evaluasi drug-related problems pada pasien diabetes melitus tipe 2 dengan

komplikasi ischemic heart disease, sehingga dapat diketahui ada tidaknya

pengaruh diabetes melitus tipe 2 terhadap ischemic heart disease.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi drug-related problems pada peresepan pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi ischemic heart disease di instalasi

71

DAFTAR PUSTAKA Anonim, 2008, Clinical Practise Recommendations,

http://care.diabetesjournals.org/content/vol 31/supplement_1. Diakses pada tanggal 26 Februari 2008

Anonim, 2002, Third Report of the National Cholesterol Education Program (NCEP) Expert Panel on Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Cholesterol in Adults (Adult Panel Treatment III), http://www.nhlbi.nih.gov/guidelines/cholesterol/atp3full.pdf. Diakses pada tanggal 26 Februari 2008

Asdie, A. H., 2000, Patogenesis dan Terapi Diabetes Mellitus Tipe 2, 11, 41-67,

Penerbit Medika UGM, Yogyakarta Braunwald, E., and Selwyn A.P., 1999, Ischemic Heart Disease, in Braunwald, E.,

et al, Harrison’s Principles of Internal Medicine, 1213-1253, 13th, volume 3, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta

Braunwald, E., Zipes D.P., and, Libby, P., 2001, Heart Disease, 1272-1277, 6th

edition, W.B. Saunders Company, USA Chan, P. D., and Johnson, M. T., 2004, Treatment Guideline for Medicine and

Primary Care, 1-11, Current Clinical Strategies Publishing, California Cipolle, R. J., Strand, L. M., and Morley, P.C., 1998, Pharmaceutical Care

Practise, 178-179, 2nd edition, Mc Graw-Hill Company, New York Davey, P., 2006, At a Glance Medicine, 266-269, Penerbit Erlangga, Jakarta DiPiro, J. T., Talbert, R. L., Yee, G. C., Matzke, G. R., Wells, B. G., and Posey,

L. M., 2005, Pharmacotherapy; A Pathophysiologic Appproach, 261-322, 1333-1346, 6th edition, Mc Graw-Hill Medical Publishing Division, New York

Fauci, A.S., and Kasper, D.L., 2000, Diabetes Mellitus, in Braunwald, E., et al,

Harrison’s Principles of Internal Medicine, 2200-2206, 13th, volume 5, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta

Fenstes P.E., Sox H.C., and Alpert J., 2003, Ischemic Heart Disease : Angina

Pectoris, in Dale, D. C., and federman D. D., Scientific American Medicine, 242-254, volume 1, WebMD Inc., USA

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi drug-related problems pada peresepan pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi ischemic heart disease di instalasi

72

Goldschmid, M. G., 1994, Dyslipidemia and Ischemic Heart Disease Mortality Among Men and Women with Diabetes, http://cic.ahajournal.org/cgi/reprint/89/3/991?maxtoshow=&HITS=108&hits=108RESULTFORMAT=&fulltext=dyslipidemia+and+ischemic+heart+disease+mortality+among+men+and+women+with+deabe&seachid=18FIRSTINNEX=0&RESOURCETYPE=HWCIT. Diakses pada 27 Oktober 2007

Gray, H.H., Dawkins K.D., Simpson I.A., and Morgan J.M., 2005, Lecture Notes

on Cardiology, 98-112, 4th edition, Penerbit Erlangga, Jakarta Grundy, S.M., dkk., 1999, Diabetes and Cardiovascular Disease; A Statement for

Healthcare Professionals from the American Heart Association, http://circ.ahajournals.org/cgi/content/full/100/10/1134. Diakses pada tanggal 26 Februari 2008

Guyton, A. C., and Hall, J. E., 1996, Textbook of Medical Physiology, 321-330,

9th edition, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta Johnson, M., 1998, Diabetes Terapi dan Pencegahannya, 286-307, Indonesia

Publishing House, Bandung Jones, R.M. and Rospond, R.M., 2003, Patient Assessment in Pharmacy Practise,

1-6, Lippincott Williams and Wilkins Company, USA Selwyn A.P., and Braunwald E., 2005, Ischemic Heart Disease, in Kasper D.L.,

Hauser, S.L., Braunwald, E., Fauci, A.S., Longo, D.L., and Jameson, J.L., Harrison’s Principles of Internal Medicine, 1434-1444, 16th edition, volume 11, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta

Kimble, M.A. K. and Young, L. Y., 2005, Applied Therapeutics, 1-1 s/d 1-11,

17-1 s/d 17-6, 8th edition, A Wolter Kluwer Company, USA Mansjoer, A., 2001, Kapita Selekta Kedokteran, 581-588, edisi 3, Penerbit Media

Aesculapius FKUI, Jakarta McEvoy, G. K., dkk., 2003, AHFS Drug Information 2004, The American Society

of Health-System Pharmacist, Inc., USA Meirinawati, A., 2006, Evaluasi Penatalaksanaan Terapi Komplikasi Hipertensi

pada Kasus DM di Instalasi Rawat Inap RS Panti Rapih Yogyakarta Periode 2005, Skripsi, Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta

Muchdi, A. dkk., 2005, Pharmaceutical Care untuk Penyakit Diabetes Mellitus,

1-15, 25-43, Penerbit Departemen Kesehatan RI, Jakarta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi drug-related problems pada peresepan pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi ischemic heart disease di instalasi

73

Noer, S., 1996, Ilmu Penyakit Dalam, 571-576, edisi 3, Balai Penerbit FKUI,

Jakarta Paul, C. D. and Johnson, M.T., 2004, Treatment Guideline for Medicine and

Primary Care, 1-11, Current Clinical Strategies Publishing, California Priyani, F.N., 2006, Evaluasi Penatalaksanaan Terapi Komplikasi Dislipidemia

pada Kasus DM di Instalasi Rawat Inap RS Panti Rapih Yogyakarta Periode 2005, Skripsi, Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta

Retnari, N.W., 2006, Evaluasi Penatalaksanaan Terapi Komplikasi Nefropati pada

Kasus DM di Instalasi Rawat Inap RS Panti Rapih Yogyakarta Periode 2005, Skripsi, Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta

Sanusi, 1999, Kriteria Diagnosis dan Klasifikasi Baru Diabetes Melitus, Medika,

Tahun XXV (12), 779-783 Sitepoe, M., 1993, Kolesterol Fobia Keterkaitannya dengan Penyakit Jantung,

42-43, Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Soegondo S., dkk., 2006, Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes

Melitus Tipe 2 di Indonesia, Penerbit Pengurus Besar Perkumpulan Endokrinologi Indonesia, Jakarta

Soegondo, S., dkk, 2007, Pelaksanaan Diabetes Melitus Terpadu, 36-41, Balai

Penerbit FKUI, Jakarta Widyastuti, F., 2006, Evaluasi Penatalaksanaan Terapi Komplikasi Stroke pada

Kasus DM di Instalasi Rawat Inap RS Panti Rapih Yogyakarta Periode 2005, Skripsi, Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta

Wiyono, P., 2000, Penatalaksanaan Dislipidemia pada Diabetes Melitus, 96-104,

Penerbit FK-UGM, Yogyakarta Woodlley, M., and Whelan, A., 2002, Manual of Medical Therapeutics, 79-89,

edisi ke 27, Department of Medicine, Washington University School, USA

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi drug-related problems pada peresepan pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi ischemic heart disease di instalasi

Lampiran I. Data SOAP pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi ischemic heart disease di instalasi rawat inap RS Panti Rapih Yogyakarta

periode Januari 2005-Desember 2007 KASUS 1 Karakteristik pasien Nama : Ny TJDM Umur : 81 tahun No MR : 562039 Masuk RS : 22/02/2007 s/d 28/02/2007 Diagnosa masuk : DM dengan hipoglikemi Diagnosa keluar : DM, hipoglikemi dan IHD Subyektif Keluhan : hipoglikemi, tangan kiri terasa sakit, badan lemas. Meninggalkan RS dengan keadaan sudah membaik.

Obyektif Pemeriksaan Hasil Rujukan

22/02/2007 Tekanan darah 148/91 mmHg = 130/80 mmHg Suhu 36 °C ± 37°C Nadi 72 x / menit ± 80x/menit Glukosa darah sewaktu 78 mg/ dL 70-100mg/dL SGOT 22,6 u/L 0,00 -32,00 u/L SGPT 9,9 u/L 0,00-31,00 u/L Ureum 30 mg/ dL 10,00-50,00 mg/ dL Kreatinin 1,1 mg/ dL 0,50 - 0,90 mg/ dL

EKG : IHD

Assessment Pasien mendapat kombinasi a-lipoic

acid 300 mg dengan cyanocobalamin 100µg 3x1 tablet, aspirin 80 mg 1x1 tablet, dan dekstrosa sesuai hasil pemeriksaan kadar glukosa darah.

Dari hasil pemeriksaan diketahui bahwa pasien mengalami peningkatan tekanan darah, serta kreatinin. DRP : 1. Butuh obat tambahan; pasien tidak

mendapatkan obat untuk mengelola komplikasi IHD yaitu obat mencegah terjadinya gejala iskemik.

Rekomendasi 1. Pasien diberikan obat golongan nitrat yaitu

isosorbitdinitrat (ISDN) 5 mg 2-4x/hari, golongan calcium channel blocker yaitu verapamil 120-240 mg/hari.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi drug-related problems pada peresepan pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi ischemic heart disease di instalasi

KASUS 2 Karakteristik pasien Nama : Ny MLYDNH Umur : 62 tahun No MR : 569404 Masuk RS : 22/04/2007 s/d 28/04/2007 Diagnosa masuk : DM dengan hiperglikemia Diagnosa keluar : DM, IHD, hipertensi, dan dislipidemia Subyektif Keluhan : badan gemetaran, tidak nafsu makan, muntah-muntah, dan badan lemas Meninggalkan RS dengan keadaan sudah membaik

Obyektif Pemeriksaan Hasil Rujukan

24/04/2007 Tekanan darah 140/90 mmHg = 130/80 mmHg Glukosa darah puasa 453 mg/ dL 70 – 110 mg/dL Glukosa darah PP 432 mg/ dL 100 – 140 mg/dL 25/04/200 Tekanan darah 140/80 mmHg = 130/80 mmHg Suhu 37°C ± 37°C Nadi 88x/ menit ± 80x/menit Glukosa darah puasa 187 mg/ dL 70 – 110 mg/dL Glukosa darah PP 197 mg/ dL 100 – 140 mg/dL SGOT 20,3 u/L 0,00 – 32,00 u/L SGPT 21,8 u/L 0,00 - 31,00 u/L Ureum 41 mg/ dL 10,00 – 50,00 mg/dL Kreatinin 1,85 mg/ dL 0,50 – 0,90 mg/dL CKMB 4,0 mg/dL 0,00 – 25,00 mg/dL Troponin 0,10 mg/dL < 0,16 mg/dL LDH 408,2 mg/dL 240,00 – 480,00 mg/dL

EKG : IHD

Assessment Pasien mendapat diltiazem 30

mg 2x/hari; aspirin 80mg 1x/hari; fenofibrat 1x300mg; kaptopril 12,5 mg 2x/hari; gliklazid 80 mg 1x/hari; dan insulin 4u 3x/hari

Dari hasil pemeriksaan diketahui pasien mengalami peningkatan tekanan darah, kadar glukosa darah dan kreatinin. DRP : 1. Butuh obat tambahan; pasien tidak

mendapatkan obat untuk mengelola komplikasi IHD secara lengkap sebagai upaya untuk menjaga kondisi pasien.

Rekomendasi 1. Pasien diberikan tambahan obat berupa

ISDN 5 mg 2-4x/hari. 2. Dilakukan pemeriksaan kadar

kolesterol dan trigliserid untuk mengetahui dengan pasti kadar yang mengalami peningkatan sehingga dapat diberikan obat hipolipidemik yang sesuai.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi drug-related problems pada peresepan pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi ischemic heart disease di instalasi

KASUS 3 Karakteristik pasien Nama : Ny MRSGRT Umur : 78 tahun No MR : 093340 Masuk RS : 24/07/2007 s/d 27/07/2007 Diagnosa masuk : vomitus pd penderita DM Diagnosa keluar : DM, IHD, ISK Subyektif Keluhan : mual, muntah-muntah, kaki kanan sakit. Meninggalkan RS dengan keadaan sudah membaik.

Obyektif Pemeriksaan Hasil Rujukan

24/07/2007 Tekanan darah 130/70 mmHg = 130/80 mmHg Suhu 36,2°C ± 37°C SGOT 34,9 u/L 0,00 – 32,00 u/L SGPT 36,2 u/L 0,00 - 31,00 u/L Ureum 60 mg/ dL 10,00 – 50,00

mg/dL Kreatinin 0,74 mg/dL 0,50 – 0,90 mg/dL 26/07/2007 Tekanan darah 150/90 mmHg = 130/80 mmHg Suhu 36°C ± 37°C Nadi 88 x/ menit ± 80x/menit Glukosa darah puasa 75 mg/dL 70 – 110 mg/dL Glukosa darah PP 87 mg/dL 100 – 140 mg/dL

EKG : IHD

Assessment Pasien mendapat rosiglitazon

2mg 1x/sore; diltiazem 30mg 3x/hari. Dari hasil pemeriksaan

diketahui pasien mengalami peningkatan tekanan darah, kadar SGOT dan SGPT. DRP : 1. Efek samping obat; pasien sempat

mengalami hipoglikemia yang dapat disebabkan oleh penggunaan rosiglitazone.

2. Butuh obat tambahan; pasien tidak mendapatkan obat untuk mengelola komplikasi IHD sebagai upaya menjaga kondisi pasien.

Rekomendasi 1. Penggunaan rosiglitazone untuk pasien

dengan penurunan fungsi liver yang dapat dilihat dari peningkatan SGOT dan SGPT harus dengan hati-hati sehingga perlu dilakukan pengawasan.

2. Pasien perlu mendapatkan ISDN 5 mg, 2-4 x/hari.

3. Pemberian aspirin 80 mg/hari secara teratur.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi drug-related problems pada peresepan pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi ischemic heart disease di instalasi

KASUS 4 Karakteristik pasien Nama : Ny SDH No MR : 411876 Umur : 70 tahun Masuk RS : 20/03/2006 s/d 4/04/2006 Diagnosa masuk : DM dan gastroenteritis Diagnosa keluar : DM, IHD, prolapsis arteri, mycosis perineum Subyektif Keluhan : badan gemetar, batuk, pusing, sakit perut. Meninggalkan RS dengan keadaan sudah membaik

Obyektif Pemeriksaan Hasil Rujukan

20/03/2007 Tekanan darah 150/90mmHg = 130/80 mmHg Suhu 38,7°C ± 37°C Nadi 80 x/ menit ± 80x/menit Glukosa darah puasa 250 mg/dL 70-110 mg/dL Glukosa darah PP 318 mg/dL 100-140 mg/dL SGOT 15,6 u/L 0,00-32,00 u/L SGPT 15,0 u/L 0,00-31,00 u/L Ureum 32 mg/dL 10,00-50,00

mg/dL Kreatinin 0,9 mg/dL 0,50-0,90 mg/dL Kolesterol total 123 mg/dL < 200 mg/dL HDL 21 mg/dL > 40 mg/dL LDL 63 mg/dL < 150 mg/dL Trigliserid 168 mg/dL < 150 mg/dL

EKG : ischemia

Assessment Pasien mendapat ISDN 5 mg

3x/hari; glimepirid 2mg 1x/hari; metformin 500 mg 2x/hari.

Dari hasil pemeriksaan diketahui pasien mengalami peningkatan tekanan darah, kadar glukosa darah, penurunan kadar HDL serta peningkatan kadar trigliserid. DRP : 1. Butuh obat tambahan; pasien tidak

mendapatkan obat untuk mengelola komplikasi IHD secara lengkap sebagai upaya menjaga kestabilan kondisi pasien dan untuk penurunan kadar trigliserid..

Rekomendasi 1. Pasien diberikan aspirin 80 mg 1 x/ hari. 2. Pasien diberikan verapamil 120-240

mg/hari dan fenofibrat 200-400 mg/hari. 3. Untuk mengatasi penurunan kadar HDL,

pasien disarankan untuk menurunkan berat badan, olahraga dan berhenti merokok.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi drug-related problems pada peresepan pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi ischemic heart disease di instalasi

KASUS 5 Karakteristik pasien Nama : Ny YSRIMNRN Umur : 64 tahun No MR : 207103 Masuk rumah sakit : 23/08/2007 s/d 30/08/2007 Diagnosa masuk : DM, IHD, abdominal pain Diagnosa keluar : DM, IHD, ISK Subyektif Keluhan : sakit perut, mual, muntah, batuk, pusing, dan sesak nafas. Meninggalkan RS dengan keadaan sudah membaik.

Obyektif Pemeriksaan Hasil Rujukan

26/08/2007 Tekanan darah 110/70 mmHg = 130/80 mmHg Suhu 36,8°C °C ± 37°C Nadi 88x/menit ± 80x/menit Glukosa darah sewaktu 260mg/dL 70 – 100 mg/dL 27/08/2007 Tekanan darah 110/80 mmHg = 130/80 mmHg Suhu 36,8°C ± 37°C Nadi 88x/menit ± 80x/menit Ureum 70mg/dL 0,50 – 0,90 mg/dL Kreatinin 2,57 mg/dL 0,50 – 0,90 mg/dL Kolesterol total 120 mg/dL < 200 mg/dL HDL 8 mg/dL > 40 mg/dL LDL 52 mg/dL < 150 mg/dL

EKG : IHD

Assessment Pasien mendapat irbesartan 300

mg 1x1 tablet; silostazol 100mg 1x1; ISDN 10mg 2x1 tablet; simvastatin 10 mg 1x/hari; insulin 3x/hari; furosemid 40 mg ½ tablet pagi hari.

Dari hasil pemeriksaan, pasien mengalami peningkatan kadar glukosa darah, ureum dan kreatinin serta rendahnya kadar HDL. DRP : 1. Butuh obat tambahan; pasien tidak

mendapatkan obat untuk mengelola komplikasi IHD secara lengkap yaitu obat mencegah terjadinya gejala iskemik.

Rekomendasi 1. Pasien diberikan terapi tambahan berupa

golongan ß blocker seperti atenolol 25 mg 1x/hari.

2. Sebaiknya dilakukan penurunan dosis irbesartan menjadi 150 mg 1x/hari. Hal tersebut dilakukan karena dengan kombinasi irbesartan dosis rendah, atenolol dan furosemid sudah mampu menjaga tekanan darah dengan kondisi pasien tersebut.

3. Untuk mengatasi penurunan kadar HDL, pasien disarankan untuk menurunkan berat badan, olahraga dan berhenti merokok.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi drug-related problems pada peresepan pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi ischemic heart disease di instalasi

KASUS 6 Karakteristik pasien Nama : Ny YSRIMNR Umur : 64 tahun No MR : 207103 Masuk rumah sakit : 28/09/2006 s/d 27/10/2006 Diagnosa masuk : obs febris pada penderita DM dan hipertensi Diagnosa keluar : DM, IHD, IHD, CHF, fatique Subyektif Keluhan : badan lemas, mual, tidak nafsu makan, pusing, batuk sampai perut kaku, dada sesak, nyeri dada, ada luka di kaki Meninggalkan RS dengan keadaan sudah membaik

Obyektif Pemeriksaan Hasil Rujukan

19/09/2006 SGPT 43,9 u/L 0,00 - 31,00 u/L CKMB 45 mg/dL 0,00 – 25,00 mg/dL LDH 1022 mg / dL 240,00 – 480,00 mg/dL Glukosa darah puasa 245 mg / dL 70 -110 mg/dL 27/10/2006 Tekanan darah 120/57mmHg = 130/80 mmHg Suhu 37°C ± 37°C Nadi 83x/menit ± 80x/menit Glukosa darah puasa 331 mg/dL 70 – 110 mg/dL

Assessment Pasien mendapat ISDN 5 mg

3x/hari, aspirin 80mg 1x/hari, silostazol 2x100 mg, insulin sesuai hasil pemeriksaan kadar glukosa darah, pioglitazone 15 mg 1x/hari, bisopronol fumarat 2,5 mg 1x1/2 tablet ,kaptopril 12,5mg 2x1/hari, kandesartan 8mg 1x½ tablet, amlodipina 5 mg 1x/hari, furosemide 20mg 3x/hari, amiodarone 200mg 3x/hari.

Dari hasil pemeriksaan pasien mengalami peningkatan kadar SGOT, CKMB, LDH, dan glukosa darah. Tidak teridentifikasi terjadinya DRP.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi drug-related problems pada peresepan pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi ischemic heart disease di instalasi

KASUS 7 Karakteristik pasien Nama : Ny ASLPNC Umur : 42 tahun No MR : 482214 Masuk rumah sakit : 3/02/2006 s/d 8/02/2006 Diagnosa masuk : DM, asthenia, hipotensi Diagnosa keluar : DM, IHD, UTI, multiple kolelitis, dislipidemia Subyektif Keluhan : pusing, kenceng-kenceng, BAB tidak lancar, pandangan gelap Meninggalkan RS dengan keadaan sudah membaik

Obyektif Pemeriksaan Hasil Rujukan

3/02/2006 Tekanan darah 105/70 mmHg = 130/80 mmHg Suhu 36,3°C ± 37°C Nadi 70x/menit ± 80x/menit Glukosa darah puasa 245 mg/dL 70 – 110 mg/dL SGPT 17,5 u/L 0,00 – 31,00 mg/dL Ureum 43 mg/dL 10,00 – 50,00 mg/dL LDL 180 mg/dL < 150 mg/dL Trigliserid 356 mg/dL < 150 mg/dL 8/02/2006 Glukosa darah puasa 169 mg/dL 70 – 110 mg/dL Glukosa darah PP 200 mg/dL 100 – 140 mg/dL

EKG : ischemia

Assessment Pasien mendapat ISDN 5 mg

3x/hari, fenofibrat 300mg 1x/hari, dan kombinasi glibenklamid & metformin 2x/hari.

Dari hasil pemeriksaan pasien mengalami peningkatan kadar glukosa, trigliserid dan LDL. DRP : 1. Butuh obat tambahan; pasien tidak

mendapatkan obat untuk mengelola komplikasi IHD secara lengkap yaitu obat mencegah terjadinya gejala.

Rekomendasi 1. Pasien diberikan aspirin 80 mg/hari, serta

atenolol 25 mg/hari atau metoprolol 25 mg 2x/hari untuk menangani komplikasi IHD.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi drug-related problems pada peresepan pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi ischemic heart disease di instalasi

KASUS 8 Karakteristik pasien Nama : Ny SRJY No MR : 356591 Umur : 51 tahun Masuk rumah sakit : 29/01/2006 s/d 7/02/2006 Diagnosa masuk : obs chest pain & epigastrik pain Diagnosa keluar : DM, IHD Subyektif Keluhan : sesak nafas, batuk pusing, pingsan Meninggalkan RS dengan keadaan sudah membaik

Obyektif Pemeriksaan Hasil Rujukan

29/01/2006 Tekanan darah 130/80 mmHg = 130/80 mmHg Suhu 36,3°C ± 37°C Nadi 71,8x/menit ± 80x/menit Glukosa darah puasa 305 mg/dL 70 – 110 mg/dL Glukosa darah PP 318 mg/dL 100 – 140 mg/dL SGOT 17,8 u/L 0,00 – 32,00 u/L SGPT 16,8 u/L 0,00 - 31,00 u/L Ureum 20 mg/dL 10,00 – 50,00 mg/dL Kreatinin 0,7 mg/dL 0,50 – 0,90 mg/dL CKMB 20,6 mg/dL 0,00 – 25,00 mg/dL LDH 270 mg/dL 240,00 – 480,00 mg/dL

EKG : ischemia

Assessment Pasien mendapat insulin sesuai

dengan hasil pemeriksaan kadar glukosa darah, ISDN 3x5mg, kombinasi metformin dan glibenklamid 2,5 mg 1x/hari, dan furosemid 12,5 mg 1xhari.

Dari hasil pemeriksaan pasien mengalami peningkatan kadar glukosa darah. DRP : 1. Butuh obat tambahan; pasien tidak

mendapatkan obat untuk mengelola komplikasi IHD secara lengkap untuk menjaga kestabilan kondisi pasien.

Rekomendasi 1. Pasien diberikan aspirin 80 mg/hari, serta ß-

bloker (atenolol 25mg/hari atau metoprolol 25 mg 2x/hari) untuk menangani komplikasi IHD.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi drug-related problems pada peresepan pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi ischemic heart disease di instalasi

KASUS 9 Karakteristik pasien Nama : Bp PLSMART No MR : 510304 Umur : 48 tahun Masuk rumah sakit tanggal 01/09/2006 s/d 20/09/2006 Diagnosa masuk : oedem anasarka, DM, CHF, CRF Diagnosa keluar : DM, IHD, CHF Subyektif Keluhan : sesak nafas, badan udem Meninggalkan RS dengan keadaan sudah membaik

Obyektif Pemeriksaan Hasil Rujukan

01/09/2006 Tekanan darah 170/70 mmHg = 130/80 mmHg Suhu 32°C ± 37°C Nadi 72x/menit ± 80x/menit Glukosa darah PP 217 mg/dL 70 – 110 mg/dL Ureum 104 mg/dL 10,00 – 50,00 mg/dL Kreatinin 4,2 mg/dL 0,70 – 1,20 mg/dL

Assessment Pasien mendapat ISDN 3x5 mg, insulin

sesuai dengan hasil pemeriksaan kadar glukosa darah, furosemid 20 mg 1x/hari, kaptopril 3x25mg, losartan potasium 50 mg 1x/hari, irbesartan 1x300mg/malam, klonidin 2x0,075mg.

Dari hasil pemeriksaan pasien mengalami peningkatan tekanan darah, kadar glukosa darah, ureum dan kreatinin. DRP : 1. Butuh obat tambahan, pasien belum mendapat

antiplatelet. Rekomendasi 1. Pasien diberikan aspirin 80 mg/hari.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi drug-related problems pada peresepan pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi ischemic heart disease di instalasi

KASUS 10 Karakteristik pasien Nama : Bp PLSMART No MR : 510304 Umur : 48 tahun Masuk rumah sakit : 29/01/2006 s/d 8/02/2006 Diagnosa masuk : hipoglikemi dan riwayat CRF Diagnosa keluar : DM, IHD, CRF Subyektif Keluhan : sesak nafas, perut sebah Meninggalkan RS dengan keadaan sudah membaik

Obyektif Pemeriksaan Hasil Rujukan

29/01/2006 Tekanan darah 190/121mmHg = 130/80 mmHg Suhu 36°C ± 37°C Nadi 80x/menit ± 80x/menit Ureum 66 mg/dL 10,00 – 50,00 mg/dL Kreatinin 3,3 mg/dL 0,70 – 1,20 mg/dL Kolesterol total 209 mg/dL < 200 mg/dL HDL 57 mg/dL > 40 mg/dL LDL 146 mg/dL < 150 mg/dL Trigliserid 55 mg/dL < 150 mg/dL 05/09/2006 Glukosa darah puasa 215 mg/dL 70 – 110 mg/dL Glukosa darah PP 249 mg/dL 100 – 140 mg/dL

Assessment Pasien mendapat kaptopril 12,5 mg

2x/hari, furosemid 20 mg 3x/hari, losartan potasium 1x50mg, klonidin 4 x 0,075 mg, insulin 3x/hari.

Dari hasil pemeriksaan pasien mengalami peningkatan tekanan darah, ureum, kreatinin, kolesterol total, kadar glukosa darah. DRP : 1. Butuh obat tambahan; pasien tidak mendapatkan

obat untuk mengelola komplikasi IHD yaitu obat mencegah terjadinya gejala iskemik.

Rekomendasi 1. Pasien perlu obat tambahan yaitu ISDN 3x5mg,

aspirin 80 mg/hari.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi drug-related problems pada peresepan pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi ischemic heart disease di instalasi

KASUS 11 Karakteristik pasien Nama : Ny HLLS Umur : 69 tahun No MR : 369582 Masuk rumah sakit tanggal 02/04/2006 s/d 03/04/2006 Diagnosa masuk : mual dan muntah Diagnosa keluar : DM, IHD, dislipidemia, dan mual Subyektif Keluhan : perut tidak enak, mual, dan muntah Meninggalkan RS dengan keadaan sudah membaik

Obyektif Pemeriksaan Hasil Rujukan

02/004/2006 Tekanan darah 120/78 mmHg = 130/80 mmHg Suhu 36°C ± 37°C Nadi 78x/menit ± 80x/menit SGOT 37,1 u/L 0,00 – 32,00 u/L SGPT 22,5 u/L 0,00 - 31,00 u/L Ureum 102 mg/dL 10,00 – 50,00 mg/dL Kreatinin 2,50 mg/dL 0,50 – 0,90 mg/dL Kolesterol total 209 mg/dL < 200 mg/dL HDL 63 mg/dL > 40 mg/dL LDL 124 mg/dL < 150 mg/dL Trigliserid 95 mg/dL < 150 mg/dL

EKG : IHD

Assessment Pasien mendapat insulin kerja panjang 16u

1x/hari, furosemid 20 mg 1x/hari, rosiglitazone 2mg 1x/hari, amlodipine 5 mg 1x/hari.

Dari hasil pemeriksaan pasien mengalami peningkatan kolesterol total, SGOT, ureum, dan kreatinin. DRP : 1. Butuh obat tambahan; pasien tidak mendapatkan

obat untuk mengelola komplikasi IHD dan dislipidemia.

Rekomendasi 1. Pasien diberikan aspirin 80mg/hari dan ISDN

3x5mg untuk mengelola komplikasi IHD yang diderita.

2. Pasien diberikan golongan statin seperti simvastatin 20-40 mg/hari untuk menurunkan kadar kolesterol total.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi drug-related problems pada peresepan pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi ischemic heart disease di instalasi

KASUS 12 Karakteristik pasien Nama : Ny HLLS Umur : 69 tahun No MR : 369582 Masuk rumah sakit tanggal 22/08/2006 s/d 23/08/2006 Diagnosa masuk : vomitus Diagnosa keluar : DM, IHD, insufisiensi renal, vomit Subyektif Keluhan : pusing, mual, dan lemas Meninggalkan RS dengan keadaan sudah membaik

Obyektif Pemeriksaan Hasil Rujukan

2/08/2006 Tekanan darah 130/90 mmHg = 130/80 mmHg Suhu 36°C ± 37°C Nadi 76x/menit ± 80x/menit Glukosa darah puasa 192 mg/dL 70 – 110 mg/dL SGOT 42,4 u/L 0,00 – 32,00 u/L SGPT 22 u/L 0,00 - 31,00 u/L Ureum 130 mg/dL 10,00 – 50,00 mg/dL Kreatinin 2,9 mg/dL 0,50 – 0,90 mg/dL

Assessment Pasien mendapat isosorbitmononitrat

5mg 1x/hari, insulin sesuai hasil pemeriksaan kadar glukosa darah, rosiglitazon 1x/hari, rosuvastatin 1x/hari, ezetimide 10 mg 1x/hari, kandesartan 2x8mg/hari, dan amlodipina 5 mg 1x/hari.

Dari hasil pemeriksaan pasien mengalami peningkatan kadar glukosa, SGOT, serta ureum dan kreatinin. DRP : 1. Butuh obat tambahan; pasien belum

mendapatkan obat untuk mengelola komplikasi IHD.

Rekomendasi 1. Pasien diberikan aspirin 80 mg/hari dan ß-

bloker seperti atenolol 25mg/hari atau metoprolol 25 mg 2x/hari.

2. Sebaiknya dilakukan penurunan dosis kandesartan menjadi 4mg 1x/hari karena tekanan darah pasien tidak mengalami peningkatan yang cukup tinggi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi drug-related problems pada peresepan pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi ischemic heart disease di instalasi

KASUS 13 Karakteristik pasien Nama : Ny SRI Umur : 48 tahun No MR : 518570 Masuk rumah sakit: 01/05/2006 s/d 17/05/2006 Diagnosa masuk : DM, IHD, CHF, retensi urin Diagnosa keluar : DM, IHD, CHF, retensi urin Subyektif Keluhan : sesak nafas, kaki bengkak, perut asites. Meninggalkan RS dengan keadaan sudah membaik

Obyektif Pemeriksaan Hasil Rujukan

01/05/2006 Tekanan darah 100/80 mmHg = 130/80 mmHg Suhu 36°C ± 37°C Nadi 100x/menit ± 80x/menit Glukosa darah sewaktu 176 mg/dL 70 – 100 mg/dL Glukosa darah puasa 309 mg/dL 70 – 110 mg/dL Glukosa darah PP 405 mg/dL 100 – 140 mg/dL SGOT 25,7 u/L 0,00 – 32,00 u/L SGPT 18,9 u/L 0,00 - 31,00 u/L Ureum 38 mg/dL 10,00 – 50,00 mg/dL Kreatinin 0,9 mg/dL 0,50 – 0,90 mg/dL

EKG : ischemia

Assessment Pasien mendapat kombinasi

glibenklamid dan metformin 2x/hari, insulin sesuai hasil pemeriksaan kadar glukosa darah, ISDN 3x5mg, furosemid 20 mg 1x/hari, repaglinid 3x 2mg, dan spironolakton 1x100mg.

Dari hasil pemeriksaan pasien mengalami peningkatan kadar glukosa darah dan kreatinin. DRP : 1. Pemilihan obat kurang tepat, repaglinid tidak

disarankan digunakan pada pasien dengan kadar glukosa darah >240 mg/dL selain itu dapat menyebabkan nyeri dada/angina sehingga dapat meningkatkan risiko kardiovaskuler.

2. Interaksi obat, penggunaan metformin dan furosemid harus diperhatikan.

3. Butuh obat tambahan; pasien tidak mendapatkan obat antiplatelet.

Rekomendasi 1. Obat hipoglikemik dapat diganti dengan

gliklazid 30 mg 1-4x/hari. 2. Pasien diberikan aspirin 80 mg 1x/hari.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi drug-related problems pada peresepan pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi ischemic heart disease di instalasi

KASUS 14 Karakteristik pasien Nama : Ny SRRTYM Umur : 48 tahun No MR : 518570 Masuk rumah sakit tanggal 28/03/2006 s/d 10/04/2006 Diagnosa masuk : oedem anasarka, hiperglikemi Diagnosa keluar : DM, IHD, UTI, dislipidemia Subyektif Keluhan : badan bengkak, sesak, dan lemas Meninggalkan RS dengan keadaan belum sembuh

Obyektif Pemeriksaan Hasil Rujukan

28/03/2006 Tekanan darah 120/60 mmHg = 130/80 mmHg Suhu 36,5°C ± 37°C Nadi 88x/menit ± 80x/menit Glukosa darah sewaktu 756 mg/dL 70 – 100 mg/dL SGOT 15,2 u/L 0,00 – 32,00 u/L SGPT 13,2 u/L 0,00 - 31,00 u/L Ureum 48 mg/dL 10,00 – 50,00 mg/dL Kreatinin 1,6 mg/dL 0,50 – 0,90 mg/dL LDL 96 mg/dL < 150 mg/dL Trigliserid 278 mg/dL < 150 mg/dL

EKG : ischemia

Assessment Pasien mendapat insulin sesuai hasil

pemeriksaan kadar glukosa darah, ISDN 3x5mg/hari, fenofibrat 300mg 2x/hari, metformin 3x500mg, spironolakton 2x100mg,

Dari hasil pemeriksaan diketahui pasien mengalami peningkatan kadar glukosa darah, ureum, kreatinin, dan trigliserid. DRP : 1. Butuh obat tambahan; pasien tidak

mendapatkan obat antiplatelet dan ß-bloker. Rekomendasi 1. Pasien perlu diberikan tambahan obat aspirin

80 mg/hari dan ß blocker seperti atenolol 25 mg/hari.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi drug-related problems pada peresepan pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi ischemic heart disease di instalasi

KASUS 15 Karakteristik pasien Nama : Ny SHRT Umur : 54 tahun No MR : 485161 Masuk rumah sakit : 27/06/2006 s/d 04/07/2006

Diagnosa masuk : DM, HHD, konvulsi Diagnosa keluar : DM, HHD-IHD, hepatopati

Subyektif Keluhan : badan kedinginan, kaki sakit, muntah, pusing Meninggalkan RS dengan keadaan sudah membaik

Obyektif Pemeriksaan Hasil Rujukan

27/06/2006 Tekanan darah 160/90 mmHg = 130/80 mmHg Suhu 36°C ± 37°C Nadi 136x/menit ± 80x/menit Glukosa darah puasa 268 mg/dL 70 – 110 mg/dL Glukosa darah PP 324mg/dL 100 – 140 mg/dL SGOT 105,9 u/L 0,00 – 32,00 u/L SGPT 268,8 u/L 0,00 - 31,00 u/L Ureum 52 mg/dL 10,00 – 50,00 mg/dL Kreatinin 1,3 mg/dL 0,50 – 0,90 mg/dL 27/06/2006 Tekanan darah 160/90 mmHg = 130/80 mmHg Suhu 36°C ± 37°C

Assessment Pasien mendapat insulin sesuai hasil

pemeriksaan kadar glukosa darah, verapamil 3x80 mg, spironolakton 1x/hari, avorstatin 10 mg 3x/hari, ISDN 3x5mg, propafenon 10 mg 3x/hari, propanolol 10 mg 3x/hari, metformin 3x 850 mg.

Dari hasil pemeriksaan diketahui pasien mengalami peningkatan tekanan darah, kadar glukosa darah, SGOT, SGPT, ureum, dan kreatinin. DRP : 1. Interaksi obat, antara verapamil dengan ß-bloker.

Kombinasi keduanya dapat menurunkan kemungkinan terjadinya angina dan menurunkan tekanan darah, namun penggunaan kombinasi tersebut harus hati-hati.

2. Pemilihan obat kurang tepat, pemakaian atorvastatin dan metformin merupakan kontraindikasi, yaitu karena pasien mengalami gangguan hati yang ditunjukkan dengan adanya peningkatan nilai SGOT dan SGPT.

3. Butuh obat tambahan; pasien tidak mendapatkan obat antiplatelet.

Rekomendasi 1. Penggunaan verapamil harus dilakukan dengan monitor

ketat. 2. Penggunaan atorvastatin dan metformin dihentikan dan

digantikan dengan obat golongan lain yang tidak kontraindikasi pada gangguan hepar seperti golongan resin penukar ion untuk hipolipidemik dan golongan sulfonilurea untuk hipoglikemik.

3. Pasien diberikan aspirin 80 mg/hari.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi drug-related problems pada peresepan pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi ischemic heart disease di instalasi

KASUS 16 Karakteristik pasien Nama : Ny GNTI Umur : 70 tahun No MR : 530981 Masuk rumah sakit tanggal 30/06/2006 s/d 06/07/2006 Diagnosa masuk : vomitus Diagnosa keluar : DM, IHD, koletitis, hepatopati, dispepsia. Subyektif Keluhan : muntah, pusing, badan tidak enak, batuk, kadang nafas bunyi. Meninggalkan RS dengan keadaan sudah membaik

Obyektif Pemeriksaan Hasil Rujukan

01/06/2006 Tekanan darah 110/70mmHg = 130/80 mmHg Suhu 36°C ± 37°C Nadi 84x/menit ± 80x/menit Glukosa darah puasa 246 mg/dL 70 – 110 mg/dL Glukosa darah PP 148 mg/dL 100 – 140 mg/dL SGOT 39,2 u/L 0,00 – 32,00 u/L SGPT 83,7 u/L 0,00 - 31,00 u/L Kolesterol total 91 mg/dL < 200 mg/dL Trigliserid 94 mg/dL < 150 mg/dL

Assessment Pasien menerima ISDN 3x5mg. Dari hasil pemeriksaan diketahui

pasien mengalami peningkatan kadar glukosa darah, SGOT, dan SGPT. DRP : 1. Butuh obat tambahan; pasien tidak

mendapatkan obat untuk mengelola komplikasi IHD dan DM.

Rekomendasi 1. Pasien diberikan aspirin 80 mg/hari, dan ß-

bloker seperti atenolol 25mg/hari. 2. Pasien mengalami gangguan hati maka

untuk mengatasi hiperglikemi dianjurkan memberikan golongan sulfonilurea.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi drug-related problems pada peresepan pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi ischemic heart disease di instalasi

KASUS 17 Karakteristik pasien Nama : Bp GNWN Umur : 49tahun No MR : 114491 Masuk rumah sakit tanggal 24/07/2007 s/d 27/07/2007 Diagnosa masuk : chest dyscomfort, insomnia, riwayat DM Diagnosa keluar : DM, IHD, dislipidemia, polineuropati, sinusitis maxilaris, radices denta Subyektif Keluhan : nyeri dada, pusing, mual, muntah, perut kembung, pipis tidak lancar. Meninggalkan RS dengan keadaan sudah membaik

Obyektif Pemeriksaan Hasil Rujukan

24/07/2007 Tekanan darah 150/90 mmHg = 130/80 mmHg Suhu 36°C ± 37°C Nadi 80x/menit ± 80x/menit Glukosa darah puasa 237 mg/dL 70 – 110 mg/dL Glukosa darah PP 289 mg/dL 100 – 140 mg/dL SGPT 60,7 u/L 00,00 – 31,00 mg/dL Ureum 25 mg/dL 10,00 – 50, 00 mg/dL LDL 84 mg/dL < 150 mg/dL Trigliserid 217 mg/dL < 150 mg/dL

Assessment Pasien mendapat ISDN 5mg,

kombinasi glibenklamid dan metformin, gemfibrozil 1x300mg.

Dari hasil pemeriksaan diketahui pasien mengalami peningkatan tekanan darah, kadar glukosa darah, SGPT, dan trigliserid. DRP : 1. Dosis terlalu rendah; pemberian dosis

gemfibrozil minimal 600 mg 2x/hari 2. Butuh obat tambahan; pasien tidak

mendapatkan obat untuk mengelola komplikasi IHD.

Rekomendasi 1. Dosis gemfibrozil dinaikkan menjadi

300mg 2x2tablet/hari diminum sebelum makan.

2. Pasien diberikan aspirin 80 mg/hari, dan ß-bloker seperti atenolol 25 mg/hari.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi drug-related problems pada peresepan pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi ischemic heart disease di instalasi

KASUS 18 Karakteristik pasien Nama : Ny STRSN Umur : 48tahun No MR : 493245 Masuk rumah sakit tanggal 02/06/2006 s/d 04/06/2006 Diagnosa keluar : DM, CRF, IHD, diare akut Subyektif Keluhan : diare Meninggalkan RS dengan keadaan belum sembuh

Obyektif Pemeriksaan Hasil Rujukan

02/06/2006 Tekanan darah 227/124 mmHg = 130/80 mmHg Suhu 36,5°C ± 37°C Nadi 83x/menit ± 80x/menit Glukosa darah sewaktu 242 mg/dL 70 – 100 mg/dL Ureum 71 mg/dL 10,00 – 50,00 mg/dL Kreatinin 5,9 mg/dL 0,50 – 0,90 mg/dL

Assessment Pasien mendapat nifedipin 5

mg 2x/hari, dan ISDN 3x5mg. Dari hasil pemeriksaan

diketahui pasien mengalami peningkatan tekanan darah,, kadar glukosa darah, ureum, dan kreatinin. DRP : 1. Butuh obat tambahan; pasien tidak

mendapatkan obat untuk mengelola komplikasi IHD dan DM.

Rekomendasi 1. Pasien diberikan aspirin 80mg/hari,

dan gliklazide 30 mg 1-4 mg/hari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi drug-related problems pada peresepan pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi ischemic heart disease di instalasi

KASUS 19 Karakteristik pasien Nama : Ny SNYM Umur : 52 tahun No MR : 525880 Masuk rumah sakit tanggal 25/05/2006 s/d 28/05/2006 Diagnosa masuk : DM, nyeri dada, radix dentis, IHD Diagnosa keluar : DM, IHD, multiple radix dentis, sindrom metabolit Subyektif Keluhan : lemas, berkeringat, batuk, pusing, mata sering kabur. Meninggalkan RS dengan keadaan sudah membaik

Obyektif Pemeriksaan Hasil Rujukan

25/05/2006 Tekanan darah 150/90mmHg = 130/80 mmHg Suhu 36°C ± 37°C Nadi 80x/menit ± 80x/menit Glukosa darah sewaktu 284 mg/dL 70 – 100 mg/dL SGOT 52 u/L 0,00 – 32,00 u/L SGPT 68,2 u/L 0,00 - 31,00 u/L Ureum 36 mg/dL 10,00 – 50,00 mg/dL Kreatinin 0,7 mg/dL 0,50 – 0,90 mg/dL

Assessment Pasien mendapat insulin

sesuai hasil pemeriksaan kadar glukosa darah, ISDN 3x5mg, gemfibrozil 600 mg 2x/hari, dan losartan potasium 50mg 1x/hari.

Dari hasil pemeriksaan diketahui pasien mengalami peningkatan tekanan darah, SGOT, dan SGPT. DRP : 1. Butuh obat tambahan; pasien tidak

mendapatkan obat untuk mengelola komplikasi IHD.

Rekomendasi 1. Pasien diberikan aspirin 80mg/hari.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi drug-related problems pada peresepan pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi ischemic heart disease di instalasi

KASUS 20 Karakteristik pasien

Nama : Ny SRYM Umur : 75tahun No MR : 349505 Masuk rumah sakit tanggal 13/09/2006 s/d 16/09/2006 Diagnosa masuk : DM, Ves, cephalgia Diagnosa keluar : DM, IHD Subyektif Keluhan : sesak, nyeri dada, mual, muntah Meninggalkan RS dengan keadaan sudah membaik

Obyektif Pemeriksaan Hasil Rujukan

13/09/2006 Tekanan darah 140/80 mmHg = 130/80 mmHg Suhu 36°C ± 37°C Nadi 80x/menit ± 80x/menit Glukosa darah sewaktu 421 mg/dl 70 – 100 mg/dL SGPT 8,2 u/L 0,00 - 31,00 u/L Ureum 42 mg/dL 10,00 – 50,00

mg/dL Kreatinin 1,0 mg/dL 0,50 – 0,90 mg/dL LDL 158 mg/dL < 150 mg/dL Trigliserid 155 mg/dL < 150 mg/dL

Assessment Pasien mendapat ISDN

3x5mg, aspirin 80 mg 1x/hari, gemfibrozil 300mg 1x/hari, insulin sesuai hasil pemeriksaan kadar glukosa darah.

Dari hasil pemeriksaan diketahui pasien mengalami peningkatan tekanan darah, kadar glukosa darah, kreatinin, LDL, dan trigliserid DRP: 1. Pemilihan obat kurang tepat, kadar

lemak pasien yang tinggi adalah LDL, gemfibrozil bukan pilihan pertama untuk menurunkan kadar LDL.

2. Dosis terlalu rendah, dosis gemfibrozil minimal 600 mg 2x/hari.

3. Butuh obat tambahan; pasien belum mendapatkan obat untuk mengelola komplikasi IHD dengan baik untuk mencegah terjadinya gejala iskemik.

Rekomendasi 1. Pemberian gemfibrozil diganti

dengan golongan statin misalnya rosuvastatin 5-10 mg/hari, atorvastatin 10-20 mg/hari atau simvastatin 20-40 mg/hari.

2. Pasien diberikan ß-bloker yaitu atenolol 25 mg/hari.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi drug-related problems pada peresepan pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi ischemic heart disease di instalasi

KASUS 21 Karakteristik pasien Nama : Ny SDRM Umur : 58 tahun No MR : 541598 Masuk rumah sakit tanggal 29/10/2006 s/d 8/11/2006 Diagnosa masuk : obs febris Diagnosa keluar : DM, IHD, susp. HNP cervical, infeksi sekunder Subyektif Keluhan : mual, panas, lemas, batuk Meninggalkan RS dengan keadaan sudah membaik

Obyektif Pemeriksaan Hasil Rujukan

30/10/2006 Tekanan darah 110/60 mmHg = 130/80 mmHg Suhu 38,6°C ± 37°C Nadi 82x/menit ± 80x/menit Glukosa darah puasa 294 mg/dL 70 – 110 mg/dL Glukosa darah PP 337 mg/dL 100 – 140 mg/dL SGOT 28,5 u/L 0,00 – 32,00 u/L SGPT 20,0 u/L 0,00 - 31,00 u/L Ureum 22 mg/dL 10,00 – 50,00 mg/dL Kolesterol total 194 mg/dL < 200 mg/dL Trigliserid 387 mg/dL < 150 mg/dL

Assessment Pasien mendapat ISDN 3x5 mg,

metformin 500 mg 3x/hari, glimepiride 2 mg 1x/hari, gemfibrozil 300 mg 1x/hari, insulin 3x/hari.

Dari hasil pemeriksaan diketahui pasien mengalami peningkatan kadar glukosa darah, ureum, dan trigliserid. DRP : 1. Dosis terlalu rendah, dosis gemfibrozil

minimal 600 mg 2x/hari. 2. Butuh obat tambahan, pasien belum

mendapat antiplatelet dan ß-bloker Rekomendasi 1. Dosis gemfibrozil ditingkatkan 300mg

2x2tablet/hari diminum sebelum makan. 2. Pasien diberikan aspirin 80 mg/hari, ß-

bloker yaitu atenolol 25 mg/hari.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 118: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi drug-related problems pada peresepan pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi ischemic heart disease di instalasi

KASUS 22 Karakteristik pasien Nama : Bp MLYD Umur : 61 tahun No MR : 100205 Masuk rumah sakit tanggal 09/09/2006 s/d 18/09/2006 Diagnosa masuk : obs asthenia, DM, IHD Diagnosa keluar : DM, IHD, CRF Subyektif Keluhan : sering kencing, lemas, perut mual, haus terus, nyeri dada Meninggalkan RS dengan keadaan sudah membaik

Obyektif Pemeriksaan Hasil Rujukan

09/09/2006 Tekanan darah 170/100mmHg = 130/80 mmHg Suhu 37.5°C ± 37°C Nadi 88x/menit ± 80x/menit Glukosa darah sewaktu 114 mg/dL 70 – 100 mg/dL Glukosa darah puasa 109 mg/dL 70 – 110 mg/dL Glukosa darah PP 119 mg/dL 100 – 140 mg/dL SGOT 18,8 u/L 0,00 – 32,00 u/L SGPT 15,6 u/L 0,00 - 31,00 u/L Ureum 44 mg/dL 10,00 – 50,00 mg/dL Kreatinin 2,8 mg/dL 0,70 – 1,20 mg/dL

Assessment Pasien mendapat irbesartan

150 mg 1x/hari, aspirin 80 mg 1x/hari, metformin 500 mg 2x ½ tablet/hari, fluvastatin 40 mg 1x/hari.

Dari hasil pemeriksaan diketahui pasien mengalami peningkatan tekanan darah, kadar glukosa darah, dan kreatinin. DRP : 1. Butuh obat tambahan; pasien belum

mendapatkan obat untuk mengelola komplikasi IHD dengan baik untuk mencegah terjadinya gejala iskemik.

2. Pemilihan obat kurang tepat, metformin kontraindikasi pada pasien dengan gangguan renal yang ditunjukkan dengan nilai kreatinin yang melebihi 1,5mg/dL

Rekomendasi 1. Pasien diberikan ISDN 3x5 mg, dan

ß-bloker seperti atenolol 25 mg/hari. 2. Penggunaan metformin diganti

dengan gliklazid 30 mg 1-4x/hari atau gliquidone 30 mg 2-3x/hari.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 119: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi drug-related problems pada peresepan pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi ischemic heart disease di instalasi

KASUS 23 Karakteristik pasien Nama : Bp KKLMPT Umur : 72 tahun No MR : 221871 Masuk rumah sakit tanggal 28/06/2006 s/d 2/07/2006 Diagnosa masuk : obs febris, suspek ISK Diagnosa keluar : DM, IHD, UTI Subyektif

Keluhan : pasien tiba-tiba panas, kaki lemas, tidak bisa berjalan, ngompol, mual Meninggalkan RS dengan keadaan sudah membaik

Obyektif Pemeriksaan Hasil Rujukan

28/06/2006 Tekanan darah 160/80 mmHg = 130/80 mmHg Suhu 38°C ± 37°C Nadi 70x/menit ± 80x/menit Glukosa darah sewaktu 192 mg/dL 70 – 100 mg/dL Glukosa darah puasa 206 mg/dL 70 – 110 mg/dL Glukosa darah PP 342 mg/dL 100 – 140 mg/dL SGOT 35,1 u/L 0,00 – 32,00 u/L SGPT 40,2 u/L 0,00 - 31,00 u/L Ureum 35 mg/dL 10,00 – 50,00 mg/dL Kreatinin 1,0 mg/dL 0,70 – 1,20 mg/dL HDL 43 mg/dL > 40 mg/dL LDL 85 mg/dL < 150 mg/dL Trigliserid 235 mg/dL < 150 mg/dL

Assessment Pasien mendapat ISDN 3x5 mg,

insulin sesuai hasil pemeriksaan kadar glukosa darah, glimepirid 1mg 1x/hari.

Dari hasil pemeriksaan diketahui pasien mengalami peningkatan tekanan darah, kadar glukosa darah, SGOT, SGPT, dan trigliserid. DRP : 1. Butuh obat tambahan; pasien belum

mendapatkan obat untuk mengelola komplikasi IHD dengan baik untuk mencegah terjadinya gejala iskemik dan menurunkan kadar trigliserid

Rekomendasi 1. Pasien diberikan aspirin 80 mg/hari dan

ß-bloker seperti atenolol 25 mg/hari. 2. Pasien diberikan obat untuk

menurunkan trigliserida yaitu golongan fibrat seperti fenofibrat 200-400 mg/hari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 120: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi drug-related problems pada peresepan pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi ischemic heart disease di instalasi

KASUS 24 Karakteristik pasien Nama : Ny TTSRNGS Umur : 58 tahun No MR : 221871 Masuk rumah sakit tanggal 25/08/2006 s/d 07/09/2006 Diagnosa masuk : hipertensi dan DM Diagnosa keluar : DM, CRF, IHD, ISK jamur Subyektif Keluhan : sesak nafas, dingin, lemas Meninggalkan RS dengan keadaan sudah membaik

Obyektif Pemeriksaan Hasil Rujukan

25/08/2006 Tekanan darah 160/90 mmHg = 130/80 mmHg Suhu 37°C ± 37°C Nadi 78x/menit ± 80x/menit SGOT 16,6 u/L 0,00 – 32,00 u/L SGPT 25,3 u/L 0,00 - 31,00 u/L Ureum 179 mg/dL 10,00 – 50,00 mg/dL Kreatinin 3,0 mg/dL 0,50 – 0,90 mg/dL Kolesterol total 171mg/dL < 200 mg/dL HDL 91 mg/dL > 40 mg/dL LDL 55 mg/dL < 150 mg/dL Trigliserid 125mg/dL < 150 mg/dL

Assessment Pasien mendapat irbesartan 300 mg

1x/hari, ISDN 5 mg 3x/hari, atorvastatin 100 mg 1x/hari, furosemid 20 mg 2x/hari, insulin sesuai hasil pemeriksaan kadar glukosa darah, gliquidone 30 mg 2x/hari.

Dari hasil pemeriksaan diketahui pasien mengalami peningkatan tekanan darah, dan gangguan fungsi ginjal. DRP : 1. Butuh obat tambahan; pasien belum

mendapatkan obat untuk mengelola komplikasi IHD dengan baik untuk mencegah terjadinya gejala iskemik.

Rekomendasi 1. Pasien mendapat aspirin 80 mg/hari, dan ß-

blocker seperti atenolol 25 mg/hari.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 121: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi drug-related problems pada peresepan pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi ischemic heart disease di instalasi

KASUS 25 Karakteristik pasien Nama : Ny MRSDH Umur : 43 tahun No MR : 156104 Masuk rumah sakit tanggal 24/11/2006 s/d 01/12/2006 Diagnosa masuk : GE, DM Diagnosa keluar : DM, IHD, radix denris, OA, HSV akut, infeksi Subyektif Keluhan : mual, lemas, perut melilit, pusing Meninggalkan RS dengan keadaan sudah membaik

Obyektif Pemeriksaan Hasil Rujukan

24/11/2006 Tekanan darah 130/80 mmHg = 130/80 mmHg Suhu 37°C ± 37°C Nadi 88 x/menit ± 80x/menit Glukosa darah puasa 175 mg/dL 70 – 110 mg/dL Glukosa darah PP 217 mg/dL 100 – 140 mg/dL SGOT 43,3 u/L 0,00 – 32,00 u/L SGPT 59,9 u/L 0,00 - 31,00 u/L Ureum 21 mg/dL 10,00 – 50,00 mg/dL Kreatinin 1,1 mg/dL 0,50 – 0,90 mg/dL Kolesterol total 193 mg/dL < 200 mg/dL HDL 59 mg/dL > 40 mg/dL LDL 106 mg/dL < 150 mg/dL Trigliserid 141 mg/dL < 150 mg/dL

EKG : Ischemia

Assessment Pasien mendapat ISDN 3x5mg,

glimepiride 1mg 1x/hari, diltiazem 300mg 3x/hari.

Dari hasil pemeriksaan diketahui pasien mengalami peningkatan kadar glukosa darah, SGOT, SGPT, dan kreatinin. DRP : 1. Butuh obat tambahan; pasien belum

mendapatkan obat antiplatelet Rekomendasi 1. Pasien diberikan aspirin 80 mg/hari.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 122: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi drug-related problems pada peresepan pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi ischemic heart disease di instalasi

KASUS 26 Karakteristik pasien Nama : Ny RTNPR Umur : 81 tahun No MR : 080308 Masuk rumah sakit tanggal 09/08/2005 s/d 09/10/2005 Diagnosa masuk : gagal ginjal, DM Diagnosa keluar : DM, IHD, komplikasi ullkus diabetik Subyektif Keluhan : lemas, nafsu makan berkurang, ada luka di jari Meninggalkan RS dengan keadaan sudah membaik

Obyektif Pemeriksaan Hasil Rujukan

14/08/2005 Tekanan darah 130/80 mmHg = 130/80 mmHg Suhu 37°C ± 37°C Nadi 84x/menit ± 80x/menit Glukosa darah puasa 273 mg/dL 70 – 110 mg/dL Glukosa darah PP 237 mg/dL 100 – 140 mg/dL SGPT 56,6 u/L 0,00 - 31,00 u/L Ureum 236 mg/dL 10,00 – 50,00 mg/dL Kreatinin 7,47 mg/dL 0,50 – 0,90 mg/dL CKMB 49,0 mg/dL 0,00 – 25,00 mg/dL LDH 876,7mg/dL 240,00 – 480,00 mg/dL LDL 115,5 mg/dL < 150 mg/dL Trigliserid 151 mg/dL < 150 mg/dL

Assessment Pasien mendapat ISDN 3x5 mg, insulin

sesuai hasil pemeriksaan kadar glukosa darah, aspirin 80 mg 1x/hari, gliklazid 30 mg 1x/hari, metformin 500 mg 3x/hari, repaglinid 0,5 mg 2x/hari.

Dari hasil pemeriksaan diketahui pasien mengalami peningkatan kadar glukosa darah, SGPT, ureum, kreatinin, CKMB, dan LDH. DRP : 1. Butuh obat tambahan; pasien belum mendapatkan

obat untuk mengelola komplikasi IHD dengan baik untuk mencegah terjadinya gejala iskemik.

2. Pemilihan obat kurang tepat, pasien memiliki nilai kreatinin lebih dari 1,4 mg/dL yang kontraindikasi dengan penggunaan metformin.

3. Kepatuhan, pasien gagal menerima obat nadroparine kalsium dengan alasan obat tersebut mahal.

Rekomendasi 1. Pasien diberikan verapamil 120-240 mg/hari dan

golongan fibrat seperti fenofibrat 200-400 mg/hari.

2. Penggunaan metfomin diganti dengan gliklazid 30 mg 1-4x/hari atau gliquidone 30 mg 2-3x/hari.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 123: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi drug-related problems pada peresepan pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi ischemic heart disease di instalasi

KASUS 27 Karakteristik pasien Nama :Ny RTTJNT Umur : 61 tahun No MR : 086556 Masuk rumah sakit tanggal 29/09/2005 s/d 01/10/2005 Diagnosa masuk : obs febris, DM Diagnosa keluar : DM, IHD, insufisiensi renal Subyektif Keluhan : lemas, mata kabur, pendengaran berkurang, luka kaki kanan, kaki kemeng Meninggalkan RS dengan keadaan belum sembuh.

Obyektif Pemeriksaan Hasil Rujukan

29/09/2005 Tekanan darah 130/80 mmHg = 130/80 mmHg Suhu 38°C ± 37°C Nadi 92x/menit ± 80x/menit SGOT 12,5 u/L 0,00 – 32,00 u/L SGPT 10,5 u/L 0,00 - 31,00 u/L Ureum 57 mg/dL 10,00 – 50,00 mg/dL Kreatinin 1,5 mg/dL 0,50 – 0,90 mg/dL Kolesterol total 222 mg/dL < 200 mg/dL HDL 49 mg/dL > 40 mg/dL LDL 131 mg/dL < 150 mg/dL Trigliserid 262 mg/dL < 150 mg/dL

Assessment Pasien mendapat kaptopril 25

mg 2x/hari, insulin 3x/hari, kombinasi metformin dan glibenklamid 1x/hari.

Dari hasil pemeriksaan diketahui pasien mengalami peningkatan ureum, kreatinin, kolesterol total dan trigliserid. DRP : 1. Pemilihan obat kurang tepat,

penggunaan metformin kontraindikasi dengan pasien karena memiliki nilai kreatinin melebihi 1,4 mg/dL untuk pasien perempuan.

2. Butuh obat tambahan; pasien belum mendapatkan obat untuk mengelola komplikasi IHD dengan baik untuk mencegah terjadinya gejala iskemik dan peningkatan kolesterol total dan trigliserid.

Rekomendasi 1. Pasien diberikan terapi dengan

gliklazid 30 mg 1-4x/hari atau gliquidone 30 mg 2-3x/hari..

2. Pasien diberikan aspirin 80 mg/hari, ISDN 5mg 3x/hari, ß-blocker yaitu atenolol 25 mg/hari dan fenofibrat 200-400 mg/hari.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 124: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi drug-related problems pada peresepan pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi ischemic heart disease di instalasi

KASUS 28 Karakteristik pasien Nama : Sdr. FRARDY Umur : 29 tahun No MR : 120981 Masuk rumah sakit tanggal 11/10/2006 s/d 18/10/2006 Diagnosa keluar : DM, IHD, UTI, hiperkolesterolemia, hiperuricemia. Subyektif Keluhan : badan panas, pusing, haus, sering kencing. Meninggalkan RS dengan keadaan sudah membaik

Obyektif Pemeriksaan Hasil Rujukan

12/10/2006 Tekanan darah 130/90 mmHg = 130/80 mmHg Suhu 36°C ± 37°C Nadi 80x/menit ± 80x/menit Glukosa darah sewaktu 338 mg/dL 70 – 110 mg/dL Glukosa darah puasa 318 mg/dL 100 – 140 mg/dL SGOT 38,4 u/L 0,00 – 32,00 u/L SGPT 32,6 u/L 0,00 - 31,00 u/L Ureum 42 mg/dL 10,00 – 50,00 mg/dL Kreatinin 1,6 mg/dL 0,70 – 1,20 mg/dL Kolesterol total 370 mg/dL < 200 mg/dL HDL 45 mg/dL > 40 mg/dL LDL 273 mg/dL < 150 mg/dL Trigliserid 443 mg/dL < 150 mg/dL

EKG :Iskemi

Assessment Pasien mendapat insulin sesuai hasil

pemeriksaan kadar glukosa, fluvastatin 80 mg 1x/hari, ISDN 3x5 mg, metformin 3x500 mg, klopidogrel 75 mg 1x/hari.

Dari hasil pemeriksaan diketahui pasien mengalami peningkatan kadar glukosa darah, SGOT, SGPT, kreatinin, LDL, trigliserid dan kolesterol total. DRP : 1. Butuh obat tambahan; pasien belum

mendapatkan obat untuk mengelola komplikasi IHD dengan baik untuk mencegah terjadinya gejala iskemik dan mengatasi peningkatan trigliserid.

Rekomendasi 1. Pasien diberikan ß-bloker yaitu atenolol 25

mg/hari, fenofibrat 200-400 mg/hari.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 125: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi drug-related problems pada peresepan pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi ischemic heart disease di instalasi

KASUS 29 Karakteristik pasien Nama : Ny ADRYNT Umur : 60 tahun No MR : 181125 Masuk rumah sakit tanggal 29/08/2006 s/d 31/08/2006 Diagnosa masuk : stroke hemirapese sinistra, IHD Diagnosa keluar : DM, IHD, stroke Subyektif Keluhan : badan sakit semua, kaki terasa nyeri, agak sesak Meninggalkan RS dengan keadaan belum sembuh.

Obyektif Pemeriksaan Hasil Rujukan

29/08/2006 Tekanan darah 170/100 mmHg = 130/80 mmHg Suhu 36°C ± 37°C Nadi 90x/menit ± 80x/menit SGOT 44,7 u/L 0,00 – 32,00 u/L SGPT 37,9 u/L 0,00 - 31,00 u/L Ureum 53 mg/dL 10,00 – 50,00 mg/dL Kreatinin 1,5 mg/dL 0,50 – 0,90 mg/dL

Assessment Pasien mendapat silostazol 100

mg 1x/hari, aspirin 80 mg 1x/hari, digoxin 0,25 mg 1x1/2 tablet/hari, amilodipina 5 mg 1x/hari, irbesartan 8 mg 1x/hari, glimepiride 3 mg 1x/hari, rosiglitazone 4mg 1x/hari, enoksaparin 0,4 mg 2x/hari, amiodarone 200 mg 2x/hari, klopidogrel 75 mg 1x/hari.

Dari hasil pemeriksaan diketahui pasien mengalami peningkatan tekanan darah, SGOT, SGPT, ureum, dan kreatinin DRP : 1. Butuh obat tambahan, pasien belum

medapatkan terapi anti angina Rekomendasi 1. Pasien diberikan ISDN 5 mg 3x/hari.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 126: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi drug-related problems pada peresepan pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi ischemic heart disease di instalasi

KASUS 30 Karakteristik pasien Nama : Bp HDPRMW Umur : 70tahun No MR : 486272 Masuk rumah sakit tanggal 05/08/2005 s/d 14/08/2005 Diagnosa masuk : obs DM, IHD Diagnosa keluar : DM, IHD, myositis paha kiri. Subyektif Keluhan : lutut dan kaki kiri sakit, dada kiri nyeri. Meninggalkan RS dengan keadaan sudah membaik

Obyektif Pemeriksaan Hasil Rujukan

05/08/2005 Tekanan darah 120/70 mmHg = 130/80 mmHg Suhu 37,5°C ± 37°C Nadi 80x/menit ± 80x/menit Glukosa darah puasa 243 mg/dL 70 – 110 mg/dL Glukosa darah PP 297 mg/dL 100 – 140 mg/dL SGOT 49,3 u/L 0,00 – 32,00 u/L SGPT 36,4 u/L 0,00 - 31,00 u/L Ureum 31 mg/dL 10,00 – 50,00 mg/dL Kreatinin 0,9 mg/dL 0,70 – 1,20 mg/dL CK 1300,6 mg/dL 39,0 – 308 mg/dL Kolesterol total 169 mg/dL < 200 mg/dL Trigliserid 144 mg/dL < 150 mg/dL

EKG : iskemia

Assessment Pasien mendapat repaglinid 0,5

mg 3x/hari, ISDN 3x5 mg. Dari hasil pemeriksaan diketahui

pasien mengalami peningkatan kadar glukosa darah, SGOT, SGPT dan kreatin kinase. DRP : 1. Butuh obat tambahan; pasien belum

mendapatkan obat untuk mengelola komplikasi IHD dengan baik yaitu untuk mencegah terjadinya gejala iskemik.

2. Pemilihan obat kurang tepat, repaglinid tidak disarankan digunakan pada pasien dengan kadar glukosa darah >240 mg/dL selain itu dapat menyebabkan nyeri dada/angina sehingga dapat meningkatkan risiko kardiovaskuler.

Rekomendasi 1. Pasien diberikan aspirin 80 mg/hari,

verapamil 120-240 mg/hari. 2. Penggunaan repaglinid dapat diganti

dengan metformin 500 mg 2-3x/hari atau dari golongan sulfonilurea seperti gliklazid 30 mg 1-4x/hari.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 127: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi drug-related problems pada peresepan pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi ischemic heart disease di instalasi

KASUS 31 Karakteristik pasien Nama : Bp CHYN Umur : 60 tahun No MR : 486901 Masuk rumah sakit tanggal 26/10/2005 s/d 9/11/2005 Diagnosa masuk : obs dyspnea, riwayat DM, anemia Diagnosa keluar : DM, IHD, nefropati, dekomfortis Subyektif Keluhan : bila jalan sering menggeh-menggeh, badan lemas, sesak, tidak bisa tidur, Meninggalkan RS dengan keadaan sudah membaik

Obyektif Pemeriksaan Hasil Rujukan

26/10/2005 Tekanan darah 140/90 mmHg = 130/80 mmHg Suhu 36°C ± 37°C Nadi 84 x/menit ± 80x/menit Glukosa darah sewaktu 166mg/dL 70 – 110 mg/dL Glukosa darah puasa 117mg/dL 100 – 140 mg/dL Ureum 53 mg/dL 10,00 – 50,00 mg/dL Kreatinin 2,8 mg/dL 0,70 – 1,20 mg/dL Kolesterol total 220 mg/dL < 200 mg/dL

Assessment Pasien mendapat furosemide 20

mg 2x/hari, gliquidine 30 mg 2x1/2 tablet/hari,

Dari hasil pemeriksaan diketahui pasien mengalami peningkatan tekanan darah, glukosa darah, ureum, kreatinin, dan kolesterol total. DRP : 1. Butuh obat tambahan; pasien belum

mendapatkan obat untuk mengelola komplikasi IHD dengan baik untuk mencegah terjadinya gejala iskemik dan mengatasi peningkatan kolesterol total.

Rekomendasi 1. Pasien diberikan aspirin 80 mg/hari,

ISDN 3x5mg, ß-bloker yaitu atenolol 25 mg/hari dan golongan statin seperti rosuvastatin 5-10 mg/hari, atorvastatin 10-20 mg/hari, atau simvastatin 20-40 mg/hari.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 128: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi drug-related problems pada peresepan pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi ischemic heart disease di instalasi

KASUS 32 Karakteristik pasien Nama : Bp MRTNS Umur : 54 tahun No MR : 372782 Masuk rumah sakit tanggal 06/04/2005 s/d 13/04/2005 Diagnosa masuk : DM, hiperglikemi berat Diagnosa keluar : DM, IHD, radeces dentis Subyektif Keluhan : lemas, haus, banyak kencing. Meninggalkan RS dengan keadaan sudah membaik

Obyektif Pemeriksaan Hasil Rujukan

06/04/2005 Tekanan darah 140/90 mmHg = 130/80 mmHg Suhu 36°C ± 37°C Nadi 84x/menit ± 80x/menit Glukosa darah sewaktu 257 mg/dL 70 – 100 mg/dL SGOT 9,4 u/L 0,00 – 32,00 u/L SGPT 14,1 u/L 0,00 - 31,00 u/L Ureum 19 mg/dL 10,00 – 50,00 mg/dL Kreatinin 1,0 mg/dL 0,70 – 1,20 mg/dL

EKG : ischemia

Assessment Pasien mendapat insulin sesuai

hasil pemeriksaan kadar glukosa darah, dan metfromin 3x500mg,

Dari hasil pemeriksaan diketahui pasien mengalami peningkatan tekanan darah, dan kadar glukosa darah. DRP : 1. Butuh obat tambahan; pasien belum

mendapatkan obat untuk mengelola komplikasi IHD dengan baik untuk mencegah terjadinya gejala iskemik.

Rekomendasi 1. Pasien diberikan aspirin 80 mg/hari,

ISDN 3x 5 mg, dan ß-bloker yaitu atenolol 25 mg/hari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 129: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi drug-related problems pada peresepan pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi ischemic heart disease di instalasi

KASUS 33 Karakteristik pasien Nama : Ny BNYM Umur : 78 tahun No MR : 147337 Masuk rumah sakit tanggal 16/02/2005 s/d 22/02/2005 Diagnosa masuk : cephalgia, riwayat DM Diagnosa keluar : DM, HHD-IHD, OA genu berat, radices dentis Subyektif Keluhan : nggliyer, pusing, mual Meninggalkan RS dengan keadaan sudah membaik

Obyektif Pemeriksaan Hasil Rujukan

16/02/2005 Tekanan darah 259/125 mmHg = 130/80 mmHg Suhu 37°C ± 37°C Nadi 68x/menit ± 80x/menit Glukosa darah puasa 204 mg/dL 70 – 110 mg/dL Glukosa darah PP 303 mg/dL 100 – 140 mg/dL SGOT 18,7 u/L 0,00 – 32,00 u/L SGPT 16,6 u/L 0,00 - 31,00 u/L Ureum 44 mg/dL 10,00 – 50,00 mg/dL Kreatinin 0,8 mg/dL 0,50 – 0,90 mg/dL Kolesterol total 248 mg/dL < 200 mg/dL Trigliserid 265 mg/dL < 150 mg/dL

Assessment Pasien mendapat amlodipina 10

mg 1x/hari, metformin 3x500 mg, isosorbitmononitrat 20 mg 2x/hari, fenofibrat 100 mg 1x/hari, furosemid 1x/hari, repaglinid 0,5mg 3x/hari.

Dari hasil pemeriksaan diketahui pasien mengalami peningkatan tekanan darah, kadar glukosa darah, kolesterol total, dan trigliserid. DRP : 1. Butuh obat tambahan; pasien belum

mendapatkan obat untuk mengelola komplikasi IHD dengan lengkap dan untuk menurunkan kadar kolesterol total.

Rekomendasi 1. Pasien diberikan aspirin 80 mg/hari, dan

golongan statin seperti rosuvastatin 5-10 mg/hari, atorvastatin 10-20 mg/hari, atau simvastatin 20-40 mg/hari.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 130: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi drug-related problems pada peresepan pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi ischemic heart disease di instalasi

KASUS 34 Karakteristik pasien Nama : Bp BSKWBW Umur : 60 tahun No MR : 082235 Masuk rumah sakit tanggal 11/05/2005 s/d 15/05/2005 Diagnosa masuk : DM, HHD Diagnosa keluar : DM, hipertensi, IHD, Ves Subyektif Keluhan : dada sesak, dan nyeri Meninggalkan RS dengan keadaan sudah membaik

Obyektif Pemeriksaan Hasil Rujukan

11/05/2005 Tekanan darah 160/100 mmHg = 130/80 mmHg Suhu 36°C ± 37°C Nadi 65 x/menit ± 80x/menit Glukosa darah puasa 318 mg/dL 70 – 110 mg/dL Glukosa darah PP 344 mg/dL 100 – 140 mg/dL SGOT 23,7 u/L 0,00 – 32,00 u/L SGPT 12,7 u/L 0,00 - 31,00 u/L Ureum 32 mg/dL 10,00 – 50,00 mg/dL Kreatinin 1,0 mg/dL 0,70 – 1,20 mg/dL CKMB 25,4 mg/dL 0,00 – 25,00 mg/dL LDH 348,0 mg/dL 240,00 – 480,00 mg/dL Kolesterol total 173 mg/dL < 200 mg/dL HDL 47 mg/dL > 40 mg/dL LDL 119 mg/dL < 150 mg/dL Trigliserid 167 mg/dL < 150 mg/dL

EKG : IHD

Assessment Pasien mendapat insulin

sesuai hasil pemeriksaan kadar glukosa darah, amiodarone 100 mg 3x/hari, kaptopril 2x12,5 mg, ISDN 3x 5 mg, metformin 500 mg 3x1/2 tablet/hari, gliklazid 80 mg 1x/hari.

Dari hasil pemeriksaan diketahui pasien mengalami peningkatan tekanan darah, kadar glukosa darah, kreatinin, trigliserid serta CKMB. DRP : 1. Butuh obat tambahan; pasien belum

mendapatkan obat untuk mengelola komplikasi IHD dengan baik untuk mencegah terjadinya gejala iskemik.

Rekomendasi 1. Pasien diberikan aspirin 80 mg/hari,

ß-bloker seperti atenolol 25 mg/hari dan golongan fibrat seperti fenofibrat 200-400 mg/hari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 131: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi drug-related problems pada peresepan pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi ischemic heart disease di instalasi

KASUS 35 Karakteristik pasien Nama : Ny MLYNT Umur : 58 tahun No MR : 469080 Masuk rumah sakit tanggal 22/03/2005 s/d 24/03/2005 Diagnosa masuk : post syncope, riwayat DM dan IHD Diagnosa keluar : DM, IHD Subyektif Keluhan : kaki pegal, pingsan Meninggalkan RS dengan keadaan belum sembuh

Obyektif Pemeriksaan Hasil Rujukan

22/03/2005 Tekanan darah 120/80 mmHg = 130/80 mmHg Suhu 36°C ± 37°C Nadi 74x/menit ± 80x/menit Glukosa darah sewaktu 148 mg/dL 70 – 100 mg/dL Glukosa darah puasa 88 mg/dL 70 – 110 mg/dL Glukosa darah PP 186 mg/dL 100 – 140 mg/dL SGOT 19,8 u/L 0,00 – 32,00 u/L SGPT 9,3 u/L 0,00 - 31,00 u/L Ureum 32 mg/dL 10,00 – 50,00 mg/dL Kreatinin 1,0 mg/dL 0,50 – 0,90 mg/dL CKMB 22 mg/dL 0,00 - 25,00 mg/dL Kolesterol total 168 mg/dL < 200 mg/dL HDL 36 mg/dL > 40 mg/dL LDL 104 mg/dL < 150 mg/dL Trigliserid 218 mg/dL < 150 mg/dL

EKG : iskemia

Assessment Pasien mendapatkan ISDN

3x5 mg, furosemide 20 mg 1x/hari, aspirin 160 mg 1x/hari, kaptopril 12,5 mg 1x/hari, metformin 500 mg 1x/hari, glimepirid 2 mg 1x/hari, digoksin 0,25 mg 1x/hari.

Dari hasil pemeriksaan diketahui pasien mengalami peningkatan kadar glukosa darah, kreatinin, dan trigliserid serta penurunan kadarHDL. DRP : 1. Butuh obat tambahan, pasien belum

mendapatkan ß bloker dan obat untuk menurunkan kadar trigliserid.

Rekomendasi 1. Pasien diberikan ß-bloker seperti

atenolol 25 mg/hari. dan golongan fibrat seperti fenofibrat 200-400 mg/hari.

2. Untuk mengatasi penurunan kadar HDL, pasien disarankan untuk menurunkan berat badan, olahraga dan berhenti merokok.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 132: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi drug-related problems pada peresepan pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi ischemic heart disease di instalasi

KASUS 36 Karakteristik pasien Nama : Ny PRYNT Umur : 50 tahun No MR : 194611 Masuk rumah sakit tanggal 03/02/2005 s/d 07/02/2005 Diagnosa masuk : GE, disentri, DM Diagnosa keluar : DM, IHD, dislipidemia, mixed disentri Subyektif Keluhan : perut seperti diremas-remas, diare Meninggalkan RS dengan keadaan sudah membaik

Obyektif Pemeriksaan Hasil Rujukan

03/02/2005 Tekanan darah 160/80 mmHg = 130/80 mmHg Suhu 38°C ± 37°C Nadi 108x/menit ± 80x/menit Glukosa darah puasa 162 mg/dL 70 – 110 mg/dL Glukosa darah PP 218 mg/dL 100 – 140 mg/dL SGOT 25,1 u/L 0,00 – 32,00 u/L SGPT 26,4 u/L 0,00 - 31,00 u/L Ureum 19 mg/dL 10,00 – 50,00 mg/dL Kreatinin 0.8 mg/dL 0,50 – 0,90 mg/dL Kolesterol total 223 mg/dL < 200 mg/dL Trigliserid 489 mg/dL < 150 mg/dL

EKG : iskemia

Assessment Pasien mendapat metformin

3x500 mg, ISDN 3x5 mg, gemfibrozil 2x600 mg, repaglinid 3x0,5 mg.

Dari hasil pemeriksaan diketahui pasien mengalami peningkatan tekanan darah, kadar glukosa darah, kolesterol total dan trigiserid. DRP : 1. Butuh obat tambahan, pasien belum

mendapat antiplatelet dan ß bloker. Rekomendasi 1. Pasien diberikan aspirin 80 mg/hari,

dan ß-bloker seperti atenolol 25 mg/hari.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 133: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi drug-related problems pada peresepan pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi ischemic heart disease di instalasi

KASUS 37 Karakteristik pasien Nama : Bp DLMN Umur : 66 tahun No MR : 549345 Masuk rumah sakit tanggal 27/11/2006 s/d 11/12/2006 Diagnosa masuk : astenia, abdominal pain, dispepsia Diagnosa keluar : DM, IHD, abdominal pain, dispepsia Subyektif Keluhan : mual, sesak Meninggalkan RS dengan keadaan sudah membaik

Obyektif Pemeriksaan Hasil Rujukan

9/12/2006 Tekanan darah 110/90 = 130/80 mmHg Suhu 37°C ± 37°C Nadi 80x/menit ± 80x/menit Glukosa darah puasa 283 mg/dL 70 – 110 mg/dL Glukosa darah PP 324 mg/dL 100 – 140 mg/dL SGOT 26,2 u/L 0,00 – 32,00 u/L SGPT 25,6 u/L 0,00 - 31,00 u/L Ureum 110 mg/dL 10,00 – 50,00 mg/dL Kreatinin 2,5 mg/dL 0,70 – 1,20 mg/dL Kolesterol total 131 mg/dL < 200 mg/dL HDL 18 mg/dL > 40 mg/dL LDL 88 mg/dL < 150 mg/dL Trigliserid 128 mg/dL < 150 mg/dL

Assessment Pasien mendapat metformin 500 mg

3x/hari, gliklazid 80 mg 2x/hari, furosemid 20 mg, kaptopril 2x6,25 mg, insulin sesuai hasil pemeriksaan kadar glukosa darah.

Dari hasil pemeriksaan diketahui pasien mengalami peningkatan kadar glukosa darah, ureum, kreatinin serta rendahnya kadar HDL. DRP : 1. Interaksi obat, penggunaan antihipotensi seperti

furosemid dan kaptopril menimbulkan interaksi obat dengan agen hipoglikemik

2. Pemilihan obat kurang tepat, metformin kontraindikasi pada penggunaan pada pasien dengan nilai kreatinin melebihi 1,5 mg/dL.

3. Butuh obat tambahan; pasien belum mendapatkan obat untuk mengelola komplikasi IHD dengan baik untuk mencegah terjadinya gejala iskemik.

Rekomendasi 1. Pasien diberikan ISDN 3x5 mg, aspirin 80mg/hari,

dan verapamil 120-240 mg/hari. 2. Penggunaan metformin sebaiknya dihentikan. 3. Untuk mengatasi penurunan kadar HDL, pasien

disarankan untuk menurunkan berat badan, olahraga dan berhenti merokok.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 134: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi drug-related problems pada peresepan pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi ischemic heart disease di instalasi

KASUS 38 Karakteristik pasien Nama : Bp DRYN IG Umur : 62 tahun No MR : 456912 Masuk rumah sakit tanggal 06/02/2005 s/d 09/02/2005 Diagnosa masuk : kolik abdomen dan alergi Diagnosa keluar : DM, nefropati, IHD Subyektif Keluhan : sakit perut, nafsu makan berkurang, mual Meninggalkan RS dengan keadaan sudah membaik

Obyektif Pemeriksaan Hasil Rujukan

06/02/2005 Tekanan darah 190/110 mmHg = 130/80 mmHg Suhu 36°C ± 37°C Nadi 80x/menit ± 80x/menit Glukosa darah sewaktu 93mg/dL 70 – 100 mg/dL Glukosa darah puasa 119 mg/dL 70 – 110 mg/dL Glukosa darah PP 208mg/dL 100 – 140 mg/dL SGOT 58,5 u/L 0,00 – 32,00 u/L SGPT 35,6 u/L 0,00 - 31,00 u/L Ureum 146 mg/dL 10,00 – 50,00 mg/dL Kreatinin 4,6 mg/dL 0,70 – 1,20 mg/dL CKMB 27,0 mg/dL 0,00 – 25,00 mg/dL LDH 492,1 mg/dL 240,00-480,00 mg/dL Kolesterol total 133 mg/dL < 200 mg/dL HDL 59 mg/dL > 40 mg/dL LDL 68 mg/dL < 150 mg/dL Trigliserid 61 mg/dL < 150 mg/dL

Assessment Pasien mendapat irbesartan

300 mg 1x/hari, ISDN 3x5mg, insulin sesuai hasil pemeriksaan kadar glukosa darah, repaglinid 3x0,5 mg, aspirin 80 mg/hari, bisopronol fumarat 2,5 mg 1x/hari.

Dari hasil pemeriksaan diketahui pasien mengalami peningkatan tekanan darah, glukosa darah, SGOT, SGPT, ureum, kreatinin, CKMB, dan LDH Tidak teridentifikasi terjadinya DRP.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 135: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi drug-related problems pada peresepan pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi ischemic heart disease di instalasi

KASUS 39 Karakteristik pasien Nama : Ny SRSKSN Umur : 47 tahun No MR : 149138 Masuk rumah sakit tanggal 21/11/2005 s/d 25/11/2005 Diagnosa masuk : DM, IHD, vertigo Diagnosa keluar : DM kronik, IHD, periapical infectia, vertigo Subyektif Keluhan : pusing, lemas Meninggalkan RS dengan keadaan sudah membaik

Obyektif Pemeriksaan Hasil Rujukan

21/11/2005 Tekanan darah 130/80 mmHg = 130/80 mmHg Suhu 36°C ± 37°C Nadi 80x/menit ± 80x/menit Glukosa darah sewaktu 374 mg/dl 70 – 100 mg/dL SGPT 17 u/L 0,00 - 31,00 u/L Ureum 20 mg/dl 10,00 – 50,00 mg/dL Kreatinin 0,5 mg/dl 0,50 – 0,90 mg/dL Kolesterol total 168 mg/dl < 200 mg/dL Trigliserid 269mg/dl < 150 mg/dL

EKG : iskemia

Assessment Pasien mendapatkan insulin

sesuai hasil pemeriksaan kadar glukosa darah, ISDN 3x5mg, metformin 3x500 mg.

Dari hasil pemeriksaan diketahui pasien mengalami peningkatan kadar glukosa darah, dan trigliserid. DRP: 1. Butuh obat tambahan, pasien belum

mendapat terapi untuk hipertrigliserid dan anti angina.

Rekomendasi 1. Pasien diberikan aspirin 80 mg/hari,

dan ß-bloker seperti atenolol 25 mg/hari

2. Pasien diberikan golongan fibrat seperti fenofibrat 200-400 mg/hari.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 136: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi drug-related problems pada peresepan pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi ischemic heart disease di instalasi

KASUS 40 Karakteristik pasien Nama : Ny LGYM Umur : 62 tahun No MR : 500844 Masuk rumah sakit tanggal 24/11/2005 s/d 3/12/2005 Diagnosa masuk : GE akut Diagnosa keluar : DM, IHD, UTI, radices dentis Subyektif Keluhan : lemas, badan terasa panas, muntah-muntah Meninggalkan RS dengan keadaan sudah membaik

Obyektif Pemeriksaan Hasil Rujukan

24/11/2005 Tekanan darah 100/60 mmHg = 130/80 mmHg Suhu 38°C ± 37°C Nadi 108x/menit ± 80x/menit Glukosa darah sewaktu 339 mg/dL 70 – 100 mg/dL SGOT 26,0 u/L 0,00 – 32,00 u/L SGPT 22,3 u/L 0,00 - 31,00 u/L Ureum 29 mg/dL 10,00 – 50,00 mg/dL Kreatinin 0,8 mg/dL 0,50 – 0,90 mg/dL Kolesterol total 265 mg/dL < 200 mg/dL Trigliserid 154 mg/dL < 150 mg/dL

Assessment Pasien mendapat

isosorbitmononitrat 2x20 mg, insulin sesuai hasil pemeriksaan kadar glukosa darah, fenofibrat 100 mg 1x/hari, metformin 3x500 mg.

Dari hasil pemeriksaan diketahui pasien mengalami peningkatan kadar glukosa darah dan kolesterol total. DRP : 1. Pemilihan obat kurang tepat, pasien

mengalami peningkatan kolesterol total yang lebih tinggi daripada peningkatan trigliserid.

2. Butuh obat tambahan; pasien belum mendapatkan obat untuk mengelola komplikasi IHD dengan baik untuk mencegah terjadinya gejala iskemik.

Rekomendasi 1. Penggunaan fenofibrat diganti

dengan golongan statin seperti rosuvastatin 5-10 mg/hari, atorvastatin 10-20 mg/hari, atau simvastatin 20-40 mg/hari.

2. Pasien diberikan aspirin 80 mg/hari dan ß-bloker seperti atenolol 25 mg/hari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 137: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi drug-related problems pada peresepan pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi ischemic heart disease di instalasi

KASUS 41 Karakteristik pasien Nama : Bp DKNPRW Umur : 72 tahun No MR : 279646 Masuk rumah sakit tanggal 05/06/2005 s/d 16/06/2005 Diagnosa masuk : hemiparese sinistra Diagnosa keluar : DM, IHD, stroke Subyektif Keluhan : kaki dan tangan kiri lemas, tidak pusing Meninggalkan RS dengan keadaan sudah membaik

Obyektif Pemeriksaan Hasil Rujukan

05/06/2005 Tekanan darah 150/90 mmHg = 130/80 mmHg Suhu 36°C ± 37°C Nadi 72x/menit ± 80x/menit Glukosa darah puasa 88 mg/dL 70 – 110 mg/dL Glukosa darah PP 148 mg/dL 100 – 140 mg/dL SGOT 13,3 u/L 0,00 – 32,00 u/L SGPT 9,0 u/L 0,00 - 31,00 u/L Ureum 51 mg/dL 10,00 – 50,00 mg/dL Kreatinin 2,0 mg/dL 0,70 – 1,20 mg/dL Kolesterol total 216 mg/dL < 200 mg/dL HDL 38 mg/dL > 40 mg/dL LDL 143 mg/dL < 150 mg/dL Trigliserid 146 mg/dL < 150 mg/dL

Assessment Pasien mendapat furosemid

40 mg 1x/hari, ISDN 3x5mg, losartan potasium 50mg 1x/hari, glimepirid 1mg 1x/hari.

Dari hasil pemeriksaan diketahui pasien mengalami peningkatan tekanan darah, kadar glukosa darah, ureum, kreatinin, kolesterol total dan rendahnya kadar HDL. DRP : 1. Butuh obat tambahan, pasien belum

mendapat terapi IHD dan penurun kadar kolesterol total

Rekomendasi 1. Pasien diberikan aspirin 80 mg/hari,

verapamil 120-240 mg/hari, dan golongan statin seperti rosuvastatin 5-10 mg/hari, atorvastatin 10-20 mg/hari, atau simvastatin 20-40 mg/hari.

2. Untuk mengatasi penurunan kadar HDL, pasien disarankan untuk menurunkan berat badan, olahraga dan berhenti merokok.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 138: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi drug-related problems pada peresepan pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi ischemic heart disease di instalasi

KASUS 42 Karakteristik pasien Nama : Ny NGTMN Umur : 75 tahun No MR : 077164 Masuk rumah sakit tanggal 12/08/2006 s/d 15/08/2006 Diagnosa masuk : obs dyspnea pada pasien DM hiperglikemi Diagnosa keluar : DM, IHD, CHF Subyektif Keluhan : lemas, pusing, sesak, badan pegal. Meninggalkan RS dengan keadaan meninggal.

Obyektif Pemeriksaan Hasil Rujukan

12/08/2006 Tekanan darah 180/90 mmHg = 130/80 mmHg Suhu 36°C ± 37°C Nadi 92x/menit ± 80x/menit Glukosa darah sewaktu 368 mg/dL 70 – 100 mg/dL Ureum 119 mg/dL 10,00 – 50,00 mg/dL Kreatinin 8,8 mg/dL 0,50 – 0,90 mg/dL

Assessment Pasien mendapat insulin

sesuai hasil pemeriksaan kadar glukosa darah, amiodarone 1x/hari, nikotinik acid 375 mg/malam, furosemid 20 mg 1x/hari.

Dari hasil pemeriksaan diketahui pasien mengalami peningkatan tekanan darah, kadar glukosa darah, ureum dan kreatinin. DRP : 1. Butuh obat tambahan; pasien belum

mendapatkan obat untuk mengelola komplikasi IHD dengan baik untuk mencegah terjadinya gejala iskemik.

Rekomendasi 1. Pasien diberikan ISDN 3x5mg,

aspirin 80 mg/hari, dan verapamil 120 -240 mg/hari.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 139: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi drug-related problems pada peresepan pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi ischemic heart disease di instalasi

KASUS 43 Karakteristik pasien Nama : Bp RHMT Umur : 58 tahun No MR : 103163 Masuk rumah sakit tanggal 14/06/2005 s/d 18/06/2005 Diagnosa masuk : DM, IHD, dislipidemia Diagnosa keluar : DM, IHD, dislipidemia, spondiloris Subyektif Keluhan : pusing Meninggalkan RS dengan keadaan sudah membaik

Obyektif Pemeriksaan Hasil Rujukan

14/06/2005 Tekanan darah 160/100 mmHg = 130/80 mmHg Suhu 36°C ± 37°C Nadi 88x/menit ± 80x/menit Glukosa darah puasa 205 mg/dL 70 – 110 mg/dL Glukosa darah PP 262 mg/dL 100 – 140 mg/dL SGPT 135 u/L 0,00 - 31,00 u/L Ureum 23 mg/dL 10,00 – 50,00 mg/dL Kreatinin 11 mg/dL 0,70 – 1,20 mg/dL

EKG : iskemia

Assessment Pasien mendapat insulin

sesuai hasil pemeriksaan kadar glukosa darah, ISDN 3x5mg.

Dari hasil pemeriksaan diketahui pasien mengalami peningkatan tekanan darah, kadar glukosa darah, SGPT, ureum dan kreatinin. DRP : 1. Butuh obat tambahan; pasien belum

mendapatkan obat untuk mengelola komplikasi IHD dengan baik untuk mencegah terjadinya gejala iskemik.

Rekomendasi 1. Pasien diberikan aspirin 80 mg/hari,

dan ß-bloker seperti atenolol 25 mg/hari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 140: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi drug-related problems pada peresepan pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi ischemic heart disease di instalasi

KASUS 44 Karakteristik pasien Nama : Ny SMRSHSS Umur : 79 tahun No MR : 066395 Masuk rumah sakit tanggal 18/08/2005 s/d 26/08/2005 Diagnosa masuk : abdominal pain dan hipertensi Diagnosa keluar : DM, IHD, CHF Subyektif Keluhan : perut sakit seperti ditusuk-tusuk, agak pusing Meninggalkan RS dengan keadaan sudah membaik

Obyektif Pemeriksaan Hasil Rujukan

19/08/2005 Tekanan darah 180/100 mmHg = 130/80 mmHg Suhu 37°C ± 37°C Nadi 78x/menit ± 80x/menit Glukosa darah sewaktu 151 mg/dL 70 – 100 mg/dL Glukosa darah puasa 105 mg/dL 70 – 110 mg/dL Glukosa darah PP 176 mg/dL 100 – 140 mg/dL SGOT 32,9 u/L 0,00 – 32,00 u/L SGPT 22,7 u/L 0,00 - 31,00 u/L Ureum 66 mg/dL 10,00 – 50,00 mg/dL Kreatinin 1,5 mg/dL 0,50 – 0,90 mg/dL Kolesterol total 255 mg/dL < 200 mg/dL Trigliserid 147mg/dL < 150 mg/dL

EKG : ischemia

Assessment Pasien mendapat furosemid

20 mg 1x/hari, kaptopril 25 mg 1x/hari, ISDN 3x5mg, kombinasi metformin dan glibenklamid 1x/hari.

Dari hasil pemeriksaan diketahui pasien mengalami peningkatan tekanan darah, kadar glukosa darah, ureum, kreatinin dan kolesterol total. DRP 1. Pemilihan obat kurang tepat, pasien

memiliki nilai kreatinin melebihi 1,4 mg/dL yang kontraindikasi dengan penggunaan metformin.

2. Butuh obat tambahan; pasien belum mendapatkan obat untuk mengelola komplikasi IHD dengan baik untuk mencegah terjadinya gejala iskemik.

Rekomendasi 1. Pasien dapat menggunakan terapi

gliklazid 30 mg 1-4 x/hari. 2. Pasien diberikan aspirin 80 mg/hari,

verapamil 120 mg/pagi, dan golongan statin seperti rosuvastatin 5-10 mg/hari, atorvastatin 10-20 mg/hari, atau simvastatin 20-40 mg/hari.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 141: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi drug-related problems pada peresepan pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi ischemic heart disease di instalasi

KASUS 45 Karakteristik pasien Nama : Ny SPRGNTN Umur : 37 tahun No MR : 469693 Masuk rumah sakit tanggal 27/03/2005 s/d 01/03/2005 Diagnosa masuk : obs hipertensi Diagnosa keluar : DM, IHD Subyektif Keluhan : kepala pusing, sakit perut, mual, muntah. Meninggalkan RS dengan keadaan sudah membaik

Obyektif Pemeriksaan Hasil Rujukan

27/03/2005 Tekanan darah 110/80 mmHg = 130/80 mmHg Suhu 38°C ± 37°C Nadi 120x/menit ± 80x/menit Glukosa darah sewaktu 169 mg/dL 70 – 100 mg/dL Glukosa darah puasa 315 mg/dL 70 – 110 mg/dL Glukosa darah PP 285 mg/dL 100 – 140 mg/dL SGOT 7,3 u/L 0,00 – 32,00 u/L SGPT 9,6 u/L 0,00 - 31,00 u/L Ureum 48 mg/dL 10,00 – 50,00 mg/dL Kreatinin 0,8 mg/dL 0,50 – 0,90 mg/dL

EKG : IHD

Assessment Pasien mendapat diltiazem 30

mg 3x/hari, insulin sesuai hasil pemeriksaan kadar glukosa darah, sulfonilurea 1x/hari.

Dari hasil pemeriksaan diketahui pasien mengalami peningkatan kadar glukosa darah. DRP : 1. Butuh obat tambahan; pasien belum

mendapatkan obat untuk mengelola komplikasi IHD dengan baik untuk mencegah terjadinya gejala iskemik.

Rekomendasi 1. Pasien diberikan ISDN 3x5mg, dan

aspirin 80 mg/hari.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 142: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi drug-related problems pada peresepan pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi ischemic heart disease di instalasi

KASUS 46 Karakteristik pasien Nama : Bp PMNHDS Umur : 68 tahun No MR : 347474 Masuk rumah sakit tanggal 23/10/2007 s/d 26/10/2007 Diagnosa masuk : obs febris, DM, riwayat syncope Diagnosa keluar : DM, IHD, hipokalemia Subyektif Keluhan : pusing, sesak nafas, gemetar Meninggalkan RS dengan keadaan sudah membaik

Obyektif Pemeriksaan Hasil Rujukan

23/10/2007 Tekanan darah 130/80 mmHg = 130/80 mmHg Suhu 36°C ± 37°C Nadi 96 x/menit ± 80x/menit Glukosa darah puasa 393 mg/dL 70 – 110 mg/dL Glukosa darah PP 351 mg/dL 100 – 140 mg/dL SGOT 52,4 u/L 0,00 – 32,00 u/L SGPT 25,7 u/L 0,00 - 31,00 u/L Ureum 29 mg/dL 10,00 – 50,00 mg/dL Kreatinin 0,91 mg/dL 0,70 – 1,20 mg/dL

Assessment Pasien mendapat kombinasi

glibenklamid dan metformin 2x/hari, insulin sesuai hasil pemeriksaan kadar glukosa darah dan furosemid 20 mg 3x/hari.

Dari hasil pemeriksaan diketahui pasien mengalami peningkatan kadar glukosa darah, dan SGOT. DRP : 1. Butuh obat tambahan; pasien belum

mendapatkan obat untuk mengelola komplikasi IHD dengan baik untuk mencegah terjadinya gejala iskemik.

Rekomendasi 1. Pasien diberikan ISDN 3x5mg,

aspirin 80 mg/hari, dan verapamil 120-240 mg/hari.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 143: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi drug-related problems pada peresepan pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi ischemic heart disease di instalasi

KASUS 47 Karakteristik pasien Nama : Ny SDRYTSY Umur : 79 tahun No MR : 213361 Masuk rumah sakit tanggal 30/08/2005 s/d 07/09/2005 Diagnosa masuk : DM, infected COPD, IHD Diagnosa keluar : DM, infected COPD, IHD, stroke lama, dislipidemia, hiperuricemia Subyektif Keluhan : sesak nafas, batuk, lemas, gatal-gatal seluruh badan. Meninggalkan RS dengan keadaan sudah membaik

Obyektif Pemeriksaan Hasil Rujukan

30/08/2005 Tekanan darah 130/90 mmHg = 130/80 mmHg Suhu 36°C ± 37°C Nadi 100x/menit ± 80x/menit Glukosa darah puasa 116 mg/dL 70 – 110 mg/dL Glukosa darah PP 137 mg/dL 100 – 140 mg/dL SGPT 14,7 u/L 0,00 - 31,00 u/L Ureum 54 mg/dL 10,00 – 50,00 mg/dL Kreatinin 1,2 mg/dL 0,50 – 0,90 mg/dL Kolesterol total 177 mg/dL < 200 mg/dL Trigliserid 103 mg/dL < 150 mg/dL

Assessment Pasien mendapat metformin

500 mg 3x/hari, diltizem 90 mg 1x/hari.

Dari hasil pemeriksaan diketahui pasien mengalami peningkatan kadar glukosa darah ureum dan kreatinin. DRP : 1. Butuh obat tambahan; pasien belum

mendapatkan obat untuk mengelola komplikasi IHD dengan baik untuk mencegah terjadinya gejala iskemik.

Rekomendasi 1. Pasien diberikan ISDN 3x5mg, dan

aspirin 80 mg/hari.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 144: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi drug-related problems pada peresepan pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi ischemic heart disease di instalasi

KASUS 48 Karakteristik pasien Nama : Ny SDRYTSY Umur : 82tahun No MR : 213361 Masuk rumah sakit tanggal 02/08/2007 s/d 24/08/2007 Diagnosa masuk : COPD Diagnosa keluar : DM, IHD, gout nefropati, UTI, disfungsi distolik Subyektif Keluhan : demam, sesak nafas Meninggalkan RS dengan keadaan sudah membaik

Obyektif Pemeriksaan Hasil Rujukan

03/08/2007 Tekanan darah 130/80 mmHg = 130/80 mmHg Suhu 37°C ± 37°C Nadi 97 x/menit ± 80x/menit Glukosa darah puasa 359 mg/dL 70 – 110 mg/dL Glukosa darah PP 374 mg/dL 100 – 140 mg/dL SGOT 11,2 u/L 0,00 – 32,00 u/L SGPT 13,8 u/L 0,00 - 31,00 u/L Ureum 73 mg/dL 10,00 – 50,00 mg/dL Kreatinin 1,51 mg/dL 0,50 – 0,90 mg/dL Kolesterol total 149 mg/dL < 200 mg/dL HDL 57 mg/dL > 40 mg/dL LDL 70 mg/dL < 150 mg/dL Trigliserid 169 mg/dL < 150 mg/dL

Assessment Pasien mendapat diltiazem 30mg

3x/hari., glimepirid 3mg 1x/hari, gemfibrozil 300 mg 1x/hari, kombinasi glibenklamid dan metformin 3x/hari, insulin sesuai hasil pemeriksaan kadar glukosa darah, metformin 3x/hari.

Dari hasil pemeriksaan diketahui pasien mengalami peningkatan kadar glukosa darah, ureum, kreatinin dan trigliserid. DRP : 1. Dosis terlalu rendah, gemfibrozil digunakan

pada dosis 600 mg 2x/hari. 2. Butuh obat tambahan; pasien belum

mendapatkan obat untuk mengelola komplikasi IHD dengan baik untuk mencegah terjadinya gejala iskemik.

3. Pemilihan obat kurang tepat, metformin kontraindikasi dengan pasien gangguan ginjal yaitu dengan nilai kreatinin melebihi 1,4 mg/dL.

Rekomendasi 1. Dosis gemfibrozil ditingkatkan menjadi 600 mg

2x/hari sebelum makan pagi dan makan siang. 2. Pasien diberikan aspirin 80 mg/hari, ISDN

3x5mg, verapamil 120 mg/hari. 3. Penggunaan metformin dapat diganti dengan

gliklazid 30 mg 1-4x/hari atau gliquidone 30 mg 2-3x/hari.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 145: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi drug-related problems pada peresepan pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi ischemic heart disease di instalasi

KASUS 49 Karakteristik pasien Nama : Ny BDRH Umur : 80 tahun No MR : 586062 Masuk rumah sakit tanggal 08/09/2007 s/d 14/09/2007 Diagnosa masuk : Obs GE Diagnosa keluar : DM, IHD, UTI, mixed enterotis Subyektif Keluhan : perut mules, diare Meninggalkan RS dengan keadaan sudah membaik

Obyektif Pemeriksaan Hasil Rujukan

09/09/2007 Tekanan darah 130/80 mmHg = 130/80 mmHg Suhu 36°C ± 37°C Nadi 96 x/menit ± 80x/menit Glukosa darah puasa 88 mg/dL 70 – 110 mg/dL Glukosa darah PP 108 mg/dL 100 – 140 mg/dL SGOT 34,5 u/L 0,00 – 32,00 u/L SGPT 21,8 u/L 0,00 - 31,00 u/L Ureum 50 mg/dL 10,00 – 50,00 mg/dL Kreatinin 1,13 mg/dL 0,50 – 0,90 mg/dL Kolesterol total 119 mg/dL < 200 mg/dL Trigliserid 100 mg/dL < 150 mg/dL

Assessment Pasien mendapat metformin

500 mg 1x/hari, ISDN 3x5mg. Dari hasil pemeriksaan

diketahui pasien mengalami peningkatan SGOT dan kreatinin. DRP : 1. Dosis terlalu rendah, dosis metformin

yang diterima terlalu rendah sehingga dikhawatirkan tidak melalui ambang batas efek terapi.

2. Butuh obat tambahan; pasien belum mendapatkan obat untuk mengelola komplikasi IHD dengan baik untuk mencegah terjadinya gejala iskemik.

Rekomendasi 1. Meningkatkan dosis metformin

menjadi 500 mg 2x/hari. 2. Pasien diberikan antiplatelet berupa

aspirin 80 mg/hari, dan verapamil 120 mg/hari.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 146: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi drug-related problems pada peresepan pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi ischemic heart disease di instalasi

KASUS 50 Karakteristik pasien Nama : Bp DJYDHRJ Umur : 87 tahun No MR : 594398 Masuk rumah sakit tanggal 19/11/2007 s/d 25/11/2007 Diagnosa masuk : celulitis cruris, cervical Diagnosa keluar : DM, IHD, celulitis cruris, effusi pleura Subyektif Keluhan : pusing, sesak nafas, batuk Meninggalkan RS dengan keadaan sudah membaik

Obyektif Pemeriksaan Hasil Rujukan

19/11/2007 Tekanan darah 150/90 mmHg = 130/80 mmHg Suhu 36°C ± 37°C Nadi 84 x/menit ± 80x/menit Glukosa darah sewaktu 196 mg/dL 70 – 100 mg/dL Glukosa darah puasa 148 mg/dL 70 – 110 mg/dL Glukosa darah PP 196 mg/dL 100 – 140 mg/dL SGOT 42,1 u/L 0,00 – 32,00 u/L SGPT 28,9 u/L 0,00 - 31,00 u/L Ureum 99 mg/dL 10,00 – 50,00 mg/dL Kreatinin 2,10 mg/dL 0,50 – 0,90 mg/dL HDL 59 mg/dL > 40 mg/dL LDL 93 mg/dL < 150 mg/dL

Assessment Pasien mendapat irbesartan

75 mg 1x/hari, ISDN 3x5mg, metformin 500mg 2x/hari.

Dari hasil pemeriksaan diketahui pasien mengalami peningkatan tekanan darah, kadar glukosa darah, SGOT, ureum, dan kreatinin. DRP : 1. Butuh obat tambahan; pasien belum

mendapatkan obat untuk mengelola komplikasi IHD dengan baik untuk mencegah terjadinya gejala iskemik.

Rekomendasi 1. Pasien diberikan aspirin 80mg/hari,

dan verapamil 120 mg/hari.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 147: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi drug-related problems pada peresepan pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi ischemic heart disease di instalasi

KASUS 51 Karakteristik pasien Nama : Ny ASKJH Umur : 58 tahun No MR : 578208 Masuk rumah sakit tanggal 04/07/2007 s/d 15/07/2007 Diagnosa masuk : decomp fortis Diagnosa keluar : DM, IHD Subyektif Keluhan : perut sebah, badan lemas, sesak, kedua kaki bengkak Meninggalkan RS dengan keadaan sudah membaik

Obyektif Pemeriksaan Hasil Rujukan

09/07/2007 Tekanan darah 170/90 mmHg = 130/80 mmHg Suhu 39°C ± 37°C Nadi 100x/menit ± 80x/menit Glukosa darah puasa 268 mg/dL 70 – 110 mg/dL Glukosa darah PP 256 mg/dL 100 – 140 mg/dL SGOT 24,0 u/L 0,00 – 32,00 u/L SGPT 12,0 u/L 0,00 - 31,00 u/L Ureum 91 mg/dL 10,00 – 50,00 mg/dL Kreatinin 1,68 mg/dL 0,50 – 0,90 mg/dL CKMB 18,0 mg/dL 0,00 – 25,00 mg/dL LDH 467,1mg/dL 240,00 – 480,00 mg/dL Kolesterol total 169 mg/dL < 200 mg/dL HDL 78 mg/dL > 40 mg/dL LDL 87 mg/dL < 150 mg/dL Trigliserid 94 mg/dL < 150 mg/dL

Assessment Pasien mendapat kandesartan

16 mg 1x/hari, furosemid 20 mg 1x/hari, glibenklamid 250 mg 1x/hari.

Dari hasil pemeriksaan diketahui pasien mengalami peningkatan tekanan darah, kadar glukosa darah, ureum, dan kreatinin. DRP : 1. Butuh obat tambahan; pasien belum

mendapatkan obat untuk mengelola komplikasi IHD dengan baik untuk mencegah terjadinya gejala iskemik.

Rekomendasi 1. Pasien diberikan aspirin 80 mg/hari,

ISDN 3x5mg, dan ß-bloker seperti atenolol 25 mg/hari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 148: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi drug-related problems pada peresepan pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi ischemic heart disease di instalasi

KASUS 52 Karakteristik pasien Nama : Bp SKMT Umur : 75 tahun No MR : 559947 Masuk rumah sakit tanggal 12/02/2007 s/d 17/02/2007 Diagnosa masuk : DM, nefropati Diagnosa keluar : DM, IHD, nefropati Subyektif Keluhan : pusing, lemas Meninggalkan RS dengan keadaan sudah membaik

Obyektif Pemeriksaan Hasil Rujukan

12/02/2007 Tekanan darah 190/100mmHg = 130/80 mmHg Suhu 36°C ± 37°C Nadi 86x/menit ± 80x/menit Glukosa darah sewaktu 496 mg/dL 70 – 100 mg/dL SGPT 12,2 u/L 0,00 - 31,00 u/L Ureum 74 mg/dL 10,00 – 50,00 mg/dL Kreatinin 2,1 mg/dL 0,70 – 1,20 mg/dL Kolesterol total 257 mg/dL < 200 mg/dL Trigliserid 264 mg/dL < 150 mg/dL

EKG : ischemia

Assessment Pasien mendapat irbesartan

75 mg 1x/hari, insulin sesuai hasil pemeriksaan kadar glukosa darah., ISDN 3x5mg, gemfibrozil 600 mg 2x/hari, metformin 3x500 mg.

Dari hasil pemeriksaan diketahui pasien mengalami peningkatan tekanan darah, kadar glukosa darah, ureum, kreatinin, kolesterol total, dan trigliserid. DRP : 1. Butuh obat tambahan; pasien belum

mendapatkan obat untuk mengelola komplikasi IHD dengan baik untuk mencegah terjadinya gejala iskemik dan penurun kadar kolesterol total.

Rekomendasi 1. Pasien diberikan aspirin 80 mg/hari,

ß-bloker seperti atenolol 25 mg/hari, dan golongan statin seperti rosuvastatin 5-10 mg/hari, atorvastatin 10-20 mg/hari, atau simvastatin 20-40 mg/hari.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 149: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi drug-related problems pada peresepan pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi ischemic heart disease di instalasi

KASUS 53 Karakteristik pasien Nama : Ny SWRTNH Umur : 81 tahun No MR : 430234 Masuk rumah sakit tanggal 27/04/2007 s/d 6/05/2007 Diagnosa masuk : GE, anorexia, geriatrik state Diagnosa keluar : DM, IHD, UTI, diare kronik, multiple cholestatis Subyektif Keluhan : diare Meninggalkan RS dengan keadaan belum sembuh

Obyektif Pemeriksaan Hasil Rujukan

27/04/2007 Tekanan darah 130/80 mmHg = 130/80 mmHg Suhu 36°C ± 37°C Nadi 80x/menit ± 80x/menit Glukosa darah sewaktu 209 mg/dL 70 – 100 mg/dL Glukosa darah puasa 141 mg/dL 70 – 110 mg/dL Glukosa darah PP 163 mg/dL 100 – 140 mg/dL SGOT 30,8 u/L 0,00 – 32,00 u/L SGPT 15,6 u/L 0,00 - 31,00 u/L Ureum 61 mg/dL 10,00 – 50,00 mg/dL Kreatinin 0,90 mg/dL 0,50 – 0,90 mg/dL Kolesterol total 229mg/dL < 200 mg/dL HDL 33 mg/dL > 40 mg/dL LDL 152 mg/dL < 150 mg/dL Trigliserid 183 mg/dL < 150 mg/dL

Assessment Pasien mendapat metformin

3x500 mg, ISDN 3x5mg, gemfibrozil 600 mg 2x/hari.

Dari hasil pemeriksaan diketahui pasien mengalami peningkatan kadar glukosa darah, ureum, kolesterol total, LDL, trigliserid dan rendahnya kadar HDL. DRP : 1. Butuh obat tambahan; pasien belum

mendapatkan obat untuk mengelola komplikasi IHD dengan baik untuk mencegah terjadinya gejala iskemik.

Rekomendasi 1. Pasien diberikan aspirin 80 mg/hari,

dan verapamil 120-240 mg/hari 2. Untuk mengatasi penurunan kadar

HDL, pasien disarankan untuk menurunkan berat badan, olahraga dan berhenti merokok.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 150: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi drug-related problems pada peresepan pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi ischemic heart disease di instalasi

KASUS 54 Karakteristik pasien Nama : Ny SFSYTM Umur : 73 tahun No MR : 416363 Masuk rumah sakit tanggal 20/09/2007 s/d 26/09/2007 Diagnosa masuk : DM, IHD, febris Diagnosa keluar : DM, IHD, radices dentis Subyektif Keluhan : lemas, pusing Meninggalkan RS dengan keadaan sudah membaik

Obyektif Pemeriksaan Hasil Rujukan

20/09/2007 Tekanan darah 140/90mmHg = 130/80 mmHg Suhu 38°C ± 37°C Nadi 86 x/menit ± 80x/menit Glukosa darah sewaktu 317 mg/dL 70 – 100 mg/dL Glukosa darah puasa 277 mg/dL 70 – 110 mg/dL Glukosa darah PP 365 mg/dL 100 – 140 mg/dL SGOT 16,4 u/L 0,00 – 32,00 u/L SGPT 22,0 u/L 0,00 - 31,00 u/L Ureum 29 mg/dL 10,00 – 50,00 mg/dL Kreatinin 0,70 mg/dL 0,50 – 0,90 mg/dL LDL 117 mg/dL < 150 mg/dL Trigliserid 390 mg/dL < 150 mg/dL

EKG : ischemia

Assessment Pasien mendapat ISDN

3x5mg, metformin 500 mg 1x/hari, insulin sesuai hasil pemeriksaan kadar glukosa darah.

Dari hasil pemeriksaan diketahui pasien mengalami peningkatan tekanan darah, kadar glukosa darah, dan trigliserid. DRP : 1. Butuh obat tambahan, pasien belum

mendapat terapi IHD dan hipertrigliseridemia.

Rekomendasi 1. Pasien diberikan aspirin 80 mg/hari,

verapamil 120-240 mg/hari. 2. Pasien mengalami peningkatan kadar

trigliserid, sehingga dapat diberikan golongan fibrat seperti fenofibrat 200-400 mg/hari.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 151: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi drug-related problems pada peresepan pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi ischemic heart disease di instalasi

KASUS 55 Karakteristik pasien

Nama : Bp ANTYNN Umur : 59 tahun No MR : 186420 Masuk rumah sakit tanggal 22/06/2007 s/d 26/06/2007

Diagnosa masuk : OBS ISK Diagnosa keluar : DM, IHD, ISK Subyektif Keluhan : mual, pusing, badan ngilu DM sejak 7 tahun yang lalu. Sudah setahun pasien tidak mengkonsumsi obat untuk menurunkan kadar glukosa, pasien hanya minum jamu ramuan sebagai upaya untuk mengatasinya. Meninggalkan RS dengan keadaan sudah membaik

Obyektif Pemeriksaan Hasil Rujukan

22/06/2007 Tekanan darah 150/80 mmHg = 130/80 mmHg Suhu 36°C ± 37°C Nadi 80x/menit ± 80x/menit Glukosa darah puasa 151 mg/dL 70 – 110 mg/dL Glukosa darah PP 186 mg/dL 100 – 140 mg/dL SGOT 19,8 u/L 0,00 – 32,00 u/L SGPT 28,5 u/L 0,00 - 31,00 u/L Ureum 52 mg/dL 10,00 – 50,00 mg/dL Kreatinin 1,31 mg/dL 0,70 – 1,20 mg/dL Kolesterol total 122 mg/dL < 200 mg/dL Trigliserid 88 mg/dL < 150 mg/dL

EKG : ischemia

Assessment Pasien mendapat metformin

3x500mg, dan ISDN 3x5mg. Dari hasil pemeriksaan

diketahui pasien mengalami peningkatan tekanan darah, kadar glukosa darah, ureum dan kreatinin. DRP : 1. Butuh obat tambahan; pasien belum

mendapatkan obat untuk mengelola komplikasi IHD dengan baik untuk mencegah terjadinya gejala iskemik.

Rekomendasi 1. Pasien diberikan aspirin 80 mg/hari,

dan atenolol 25 mg/hari.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 152: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi drug-related problems pada peresepan pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi ischemic heart disease di instalasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 153: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileevaluasi drug-related problems pada peresepan pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi ischemic heart disease di instalasi

130

BIOGRAFI PENULIS

Niken Larasati, lahir di Prabumulih, Sumatera

Selatan pada tanggal 4 Januari 1987. Penulis

merupakan anak ketiga dari pasangan Florentinus

Waluyo dan Maria Diah Kusumawati. Penulis telah

menempuh pendidikan di Taman Kanak-Kanak

Dharma Patra, Aceh Timur pada tahun 1990–1992

yang kemudian dilanjutkan di Sekolah Dasar

Pertamina, Kalimantan Selatan pada tahun 1992-

1998. Pada tahun 1998-2001, penulis menempuh Sekolah Lanjutan Tingkat

Pertama Pangudi Luhur 1 Yogyakarta . Penulis kemudian melanjutkan studi di

Sekolah Menengah Atas Stella Duce 1 Yogyakarta pada tahun 2001-2004. Penulis

melanjutkan jenjang perkuliahan pada tahun 2004 di Fakultas Farmasi Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI