LAPORAN KASUS 3 IHD (ISCHEMIC HEART DISEASE).doc

46
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA LAPORAN KASUS IHD (ISCHEMIC HEART DISEASE) Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik Departemen Ilmu Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Daerah Ambarawa Diajukan kepada : Pembimbing: dr. Bartholomeus Susanto Permadi, Sp.PD. Disusun oleh: Adi Rahmawan 1320.221.155

Transcript of LAPORAN KASUS 3 IHD (ISCHEMIC HEART DISEASE).doc

Page 1: LAPORAN KASUS 3 IHD (ISCHEMIC HEART DISEASE).doc

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

JAKARTA

LAPORAN KASUS

IHD (ISCHEMIC HEART DISEASE)

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik

Departemen Ilmu Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Daerah Ambarawa

Diajukan kepada :

Pembimbing: dr. Bartholomeus Susanto Permadi, Sp.PD.

Disusun oleh:

Adi Rahmawan 1320.221.155

Kepaniteraan Klinik Departemen Ilmu Penyakit Dalam

FAKULTAS KEDOKTERAN UPN “VETERAN” JAKARTA

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH AMBARAWA

PERIODE 16 Maret – 23 Mei 2015

Page 2: LAPORAN KASUS 3 IHD (ISCHEMIC HEART DISEASE).doc

LEMBAR PENGESAHAN KOORDINATOR KEPANITERAAN KLINIK

DEPARTEMEN ILMU PENYAKIT DALAM

Laporan Kasus Dengan Judul :

IHD (ISCHEMIC HEART DISEASE)

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik

Departemen Ilmu Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Daerah Ambarawa

Disusun oleh :

Adi Rahmawan 1320221155

Telah disetujui oleh Pembimbing :

Nama Pembimbing Tanda Tangan Tanggal

dr. B. Susanto Permadi, Sp.PD. …………………… ……………………

ii

Page 3: LAPORAN KASUS 3 IHD (ISCHEMIC HEART DISEASE).doc

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala berkah

dan rahmatNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan laporan kasus

yang berjudul “IHD (Ischemic Heart Disease)”. Penulisan laporan kasus ini

dibuat sebagai salah satu syarat untuk mengikuti ujian Program Studi Profesi

Dokter di bagian Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Dalam RSUD Ambarawa.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan kasus ini terdapat

banyak kekurangan, namun berkat bantuan, bimbingan, kerjasama dari berbagai

pihak dan dokter konsulen, akhirnya penyusunan laporan kasus ini dapat

terselesaikan dengan sebaik-baiknya. Untuk itu penulis menyampaikan ucapan

terima kasih dan penghargaan kepada dr. Bartholomeus Susanto Permadi, Sp.PD.

selaku pembimbing dalam penyusunan laporan kasus ini dalam memberikan

motivasi, arahan, serta saran-saran yang sangat berharga kepada penulis selama

proses penyusunan. Terima kasih pula yang sebesar-besarnya kepada semua pihak

yang secara langsung maupun tidak langsung turut membantu penyusunan laporan

kasus ini.

Ambarawa, Mei 2015

Penulis

iii

Page 4: LAPORAN KASUS 3 IHD (ISCHEMIC HEART DISEASE).doc

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL.............................................................................................................. i

LEMBAR PENGESAHAN.............................................................................. ii

KATA PENGANTAR...................................................................................... iii

DAFTAR ISI..................................................................................................... iv

BAB II LAPORAN KASUS............................................................................. 2

II.1. Identitas Pasien.............................................................................. 2

II.2. Anamnesis..................................................................................... 2

II.3. Pemeriksaan Fisik (Obyektif)........................................................ 4

II.4. Assesment...................................................................................... 6

II.5. Planning......................................................................................... 6

II.6. Laboratorium................................................................................. 7

II.7. Foto Rontgen Thoraks................................................................... 8

II.8. ECG (Electro Cardio Grafi).......................................................... 9

II.9. Penulusuran Follow Up................................................................. 10

BAB III TINJAUAN PUSTAKA..................................................................... 15

III.1. Definisi......................................................................................... 15

III.2. Anatomi Jantung.......................................................................... 15

III.3. Etiologi......................................................................................... 16

III.4. Faktor Resiko............................................................................... 17

III.5. Patogensesis................................................................................. 17

III.6. Gejala........................................................................................... 18

III.7. Pemeriksaan Fisik........................................................................ 19

III.8. Pemeriksaan Penunjang............................................................... 19

III.9. Kriteria Diagnosa......................................................................... 20

III.10. Diagnosis Banding..................................................................... 21

iv

Page 5: LAPORAN KASUS 3 IHD (ISCHEMIC HEART DISEASE).doc

III.11. Komplikasi................................................................................. 21

III.12. Penatalaksanaan......................................................................... 22

III.13. Pencegahan................................................................................ 23

III.14. Prognosis.................................................................................... 25

BAB IV PENUTUP.......................................................................................... 26

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 27

v

Page 6: LAPORAN KASUS 3 IHD (ISCHEMIC HEART DISEASE).doc

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Ischemic Heart Disease (IHD) atau disebut juga Penyakit Jantung

Koroner (PJK) adalah penyakit jantung yang disebabkan karena kelainan

pembuluh darah koroner. Sebagaimana halnya organ tubuh lain, jantung

pun memerlukan zat makanan dan oksigen agar dapat memompa darah ke

seluruh tubuh. Pasokan zat makanan dan darah ini harus selalu lancar

karena jantung bekerja keras tanpa henti. Pembuluh darah koroner lah

yang memiliki tugas untuk memasok darah ke jantung (Delmi 2010).

Di Indonesia penyakit ini adalah pembunuh nomor satu dan jumlah

kejadiannya terus meningkat dari tahun ke tahun. Data statistik

menunjukkan bahwa pada tahun 1992 persentase penderita PJK di

Indonesia adalah 16,5%, dan pada tahun 2000 melonjak menjadi 26,4%

(Delmi 2010).

Meski menjadi pembunuh utama, tetapi masih sedikit sekali orang

yang tahu tentang PJK ini. Terutama tentang faktor risiko yang

menyebabkan terjadinya penyakit tersebut. Dalam ilmu epidemiologi, jika

faktor risiko suatu penyakit telah diketahui maka akan lebih mudah untuk

melakukan tindakan pencegahan. Karena bagaimanapun mencegah lebih

baik dari mengobati (Delmi 2010).

Banyak faktor yang mempengaruhi terjadinya PJK sehingga upaya

pencegahan harus bersifat multifaktorial juga. Pencegahan harus

diusahakan sedapat mungkin dengan cara mengendalikan faktor-faktor

risiko PJK den merupakan hal yang cukup penting pada penanganan PJK.

Oleh sebab itu mengenal faktor-faktor risiko sangat penting dalam usaha

pencegahan PJK.

1

Page 7: LAPORAN KASUS 3 IHD (ISCHEMIC HEART DISEASE).doc

I.2. Rumusan Masalah

a. Apa definisi dari IHD ?

b. Apa etiologi dari IHD ?

c. Apa patofisiologi dari IHD ?

d. Bagaimana gejala dan tanda IHD?

e. Apa manifestasi klinis dari IHD ?

f. Bagaimana penanganan atau pencegahan IHD?

I.3. Tujuan

a. Mengetahui pengertian dari penyakit jantung iskemik

b. Mengetahui sebab-sebab kematian setelah penyumbatan koroner

akut

c. Mengetahui faktor pemicu penyakit jantung koroner

d. Mengetahui pengobatan penyakit jantung koroner, dan

e. Mengetahui rencana tindakan keperawatan

I.4. Manfaat

a. Sebagai bahan untuk menambah wawasan pembaca khususnya

tentang IHD.

b. Bagi masyarakat dapat memberikan gambaran tanda-tanda dan

gejala serta penyebab IHD di masyarakat sehingga dapat

melakukan pencegahan.

2

Page 8: LAPORAN KASUS 3 IHD (ISCHEMIC HEART DISEASE).doc

BAB II

LAPORAN KASUS

II.1. Identitas Pasien

Nama : Tn. S

Umur : 54 tahun

Status Marital : Menikah

Pekerjaan : Wiraswasta

Agama : Islam

Tanggal masuk : 25 April 2015

Kelompok Pasien : BPJS PBI

Bangsal : Asoka

DPJP : dr. Bartholomeus Susanto Permadi, Sp.PD.

II.2. Anamnesis

Autoanamnesis tanggal 25 April 2015

Keluhan Utama : Nyeri Dada

Riwayat Penyakit Sekarang :

Pasien datang dengan keluhan nyeri dada sekitar ± 2 hari sebelum masuk

rumah sakit, nyeri dirasakan terus menerus, semakin memberat, seperti

ditekan dan menjalar kebelakang. Pasien juga mengeluh batuk sejak ± 4

hari sebelum masuk rumah sakit, batuk berdahak, warna putih, konsistensi

kental, susah keluar, keluhan tambahan yang dialami pasien yaitu sesak

sejak ± 2 hari sebelum masuk rumah sakit dan pusing hilang timbul sering

pada pagi hari sejak ± 2 hari sebelum masuk rumah sakit. Pasien tidak

mual dan muntah, namun pasien mersakan nyeri diulu hati. Pasien tidak

merasa berdebar - debar. BAK sehari > 3 kali, warna kuning, tidak nyeri

saat berkemih dan tidak panas, BAB 1 kali dalam 1 hari biasanya pada

3

Page 9: LAPORAN KASUS 3 IHD (ISCHEMIC HEART DISEASE).doc

pagi hari tidak diare dan tidak susah BAB. Sebelumnya pasien tidak

pernah mengalami hal seperti ini, dan tidak ada riwayat kaki bengkak.

Riwayat Penyakit Dahulu :

Riwayat Penyakit Kencing Manis : Disangkal

Riwayat Hipertensi : Disangkal

Riwayat Penyakit Jantung : Disangkal

Riwayat Stroke : Disangkal

Riwayat Penyakit ginjal : Disangkal

Keluhan Seperti saat ini : Disangkal

Riwayat Trauma : Disangkal

Riwayat Operasi : Disangkal

Riwayat Allergi : Disangkal

Riwayat Penyakit Keluarga :

Riwayat Hipertensi : (-)

Riwayat Penyakit DM : (-)

Riwayat Penyakit Jantung : Disangkal

Riwayat Penggunaan Obat

Pengobatan keluhan sekarang : (-)

Obat Lain : Disangkal

Riwayat Pribadi Sosial dan Ekonomi

- Merokok 1 bungkus sehari.

- Pasien tinggal bersama 1 isteri dan 2 orang anak. (sosial-ekonomi

rendah).

- Pasien merupakan seorang petani yang bekerja dari pagi sampai siang.

II.3. Pemeriksaan Fisik (Obyektif)

Tanggal 25 April 2015

KU : Tampak lemah

Kesadaran : Compos mentis

4

Page 10: LAPORAN KASUS 3 IHD (ISCHEMIC HEART DISEASE).doc

Vital Sign : TD : 170/90 mmHg

Nadi : 100x/menit

Suhu : 38oC

RR : 28x/menit

Kulit : Kulit tampak pucat.

Kepala : Normocephal, rambut hitam, distribusi merata.

Wajah : Simetris, ekspresi gelisah.

Mata : Edema palpebra -/-, conjungtiva pucat -/-, sklera ikterik -/-

Telinga : Bentuk normal, simetris, lubang lapang, serumen -/-

Hidung : Bentuk normal, tidak ada septum deviasi, sekret -/-

Mulut : Mukosa bibir basah, faring tidak hiperemis, atrofi papil

lidah, Tonsil T2-T2

Leher : Simetris, tidak tampak pembesaran kelenjar tiroid, tidak

ada deviasi trakhea, tidak teraba pembesaran KGB

Thorak : Retraksi suprasternal (-)

- Pulmo

• I : Normochest, dinding dada simetris

• P : Ekspansi dada simetris

• P : Sonor di kedua lapang paru

• A : Vesikuler (+/+), ronkhi (+/+), wheezing (-/-)

- Cor

• I : Tidak tampak ictus cordis

• P : Iktus cordis tidak teraba, thrill tidak teraba

• P : Batas Kiri atas ICS II linea parasternal sinistra

Batas Kanan atas ICS II linea parasternal dextra

Batas kiri bawah ICS V antara linea midclavicula dan axilaris

anterior

Batas kanan bawah ICS V linea stemalis dextra

• A : BJ I dan II reguler, Gallop -/-, Murmur -/-

Abdomen : I : Perut agak cembung

A : Bising usus (+) normal

5

Page 11: LAPORAN KASUS 3 IHD (ISCHEMIC HEART DISEASE).doc

P : Dinding perut supel, turgor kulit baik, hepar teraba

2 jari dibawah arcus costae & lien tidak teraba

membesar

P : Timpani.

Ekstremitas : Akral hangat, edema tungkai (-), capilary

refill <2detik

II.4. Assesment

Diagnosis kerja : Observasi chest pain

Diagnosis diferential :

IHD

Angina Pectoris

IMA

OMI

II.5. Planning

- Non Farmakologi

o Bed rest

o Diet dengan mengkonsumsi rendah garam dan rendah lemak.

o Aktivitas harian yang cukup.

- Farmakologi

o O2 3 LPM

o Inf. RL 20 tpm

o Inj. Ceftriaxone 1 grm / 12 jam

o Inj. Ranitidin 2 x 1 tablet

o Inj. Furosemide 2 x 1 ampul

o Ambroxol 3 x 1 tablet

o ISDN 3 x 1 tablet

o Fargoxin 2 x ½ tablet

6

Page 12: LAPORAN KASUS 3 IHD (ISCHEMIC HEART DISEASE).doc

II.6. Laboratorium

Pemeriksaan laboratorium hematologi darah lengkap

PEMERIKSAAN HASILNILAI

RUJUKANSATUAN

Hb 14,1 13,5-17,5 g/dl

Leukosit 4,2 4-10 Ribu

Eritrosit 4,0 L 4,5-5,8 Juta

Ht 40,8 37-47 %

Trombosit 178 150-400 Ribu

MCV 102 H 82-88 Mikro mG

MCH 36,3 >27 Pg

MCHC 34,6 32-36 g/dl

RDW 13,4 10-16 %

MPV 8,6 7-11 mikromG

Limfosit 2,0 1,0-4,5 103/mikroL

Monosit 0,2 0,2-1,0 103/mikroL

Eosinofil 0,1 0,04-0,8 103/mikroL

Basofil 0,0 0-0,2 %

Neutrofil 1,9 1,8-7,5 %

Limfosit% 47,7 H 25-40 %

Monosit% 4,3 2-8 %

Eosinofil% 2,4 2-4 %

Basofil% 0,7 0-1 %

Neutrofil% 44,9 L 50-70 %

PCT 0,152 0,2-0,5 %

7

Page 13: LAPORAN KASUS 3 IHD (ISCHEMIC HEART DISEASE).doc

Pemeriksaan kimia klinik

PEMERIKSAAN HASILNILAI

RUJUKANSATUAN

GLUKOSA SEWAKTU 96 70 – 100 %

Kreatinin 0,92 0,62 – 1,1 mg/dL

ASAM URAT 8,26 H 2 – 7 mg/dL

CHOLSTEROL 167 < 200 Dianjurkan

200 – 239 Resiko

Sedang

>= 240 Resiko

Tinggi

mg/dL

TRIGLISERIDA 75 70 – 140 mg/dL

II.7. Foto Rontgen Thoraks

Cor : Batas kiri bergeser kelateral

Piulmo : Corakan meningkat, tampak bercak kedua perihilir dan parakardial

8

Page 14: LAPORAN KASUS 3 IHD (ISCHEMIC HEART DISEASE).doc

kanan, kedua sinus lancip.

Kesan : Susp. Kardiomegali.

Gambaran Pneumonia DD/ awal edem pulmo.

II.8. ECG (Electro Cardio Grafi)

Interpretasi EKG :

Irama : Sinus Rythem (gel. P diikuti kompleks QRS)

HR : Normal 92 x/menit

Regularitas : Reguler (interval R-R dan P-P konstan)

Gelombang P : Normal (tinggi <2,5mm dan leber < 2,5 mm)

Interval PR : Normal (0,20 detik atau 5 kotak kecil)

Kompleks QRS : Normal (<0,12 detik atau 3 kotak kecil)

Interval QRS : Normal (<0,08 detik atau 2 kotak kecil)

Segmen ST : Depresi segmen ST di sadapan V6 (>2 mm)

Interval QT : Normal (0,28 detik atau 7 kotak kecil)

9

Page 15: LAPORAN KASUS 3 IHD (ISCHEMIC HEART DISEASE).doc

Gelombang T : T inverted di sadapan V6 (lebar dan dalam)

Kesimpulan : IHD

II.9. Penulusuran Follow Up

Follow Up tanggal 26 April 2015

Subjective Pusing, sesak, nyeri dada

Objective Kes : CM E4M6V5

TD : 110/70 mmHg

Nadi : 90x/menit

Respirasi : 26x/menit

Suhu : 36,8 C

Kepala Leher : CP -/- SI -/-

Thorax : VBS +/+, RH +/+ halus

BJ 1 > BJ 2 reguler

Abdomen : BU + dbn, Supel, Nyeri tekan (-)

Ekstremitas : Akral hangat , edem (–) seluruh ekstremitas, CRT

< 2 detik

Assesment IHD-DC

Planning O2 3 LPM

Inf. RL 20 tpm

Inj. Ceftriaxone 1 grm / 12 jam

Inj. Ranitidin 2 x 1 tablet

Ambroxol 3 x 1 tablet

ISDN 3 x 1 tablet

Observasi tanda – tanda vital

Lab : Darah rutin, GDS, Cholesterol, Trigliserida,

Kreatinin, asam urat, Observasi tanda – tanda vital

10

Page 16: LAPORAN KASUS 3 IHD (ISCHEMIC HEART DISEASE).doc

Follow Up tanggal 27 April 2015

Subjective Pusing (+), sesak (+), nyeri dada mulai berkurang

Objective Kes : CM E4M6V5

TD : 115/80 mmHg

Nadi : 90x/menit

Respirasi : 24x/menit

Suhu : 36,7 C

Kepala Leher : CP -/- SI -/-

Thorax : VBS +/+, RH +/+ halus

BJ 1 > BJ 2 reguler

Abdomen : BU + dbn, Supel, Nyeri tekan (-)

Ekstremitas : Akral hangat , edem (–) seluruh ekstremitas, CRT

< 2 detik

Assesment IHD DC, Hiperurisemia

Planning O2 3 LPM

Inf. RL 20 tpm

Inj. Ceftriaxone 1 grm / 12 jam

Inj. Ranitidin 2 x 1 tablet

Ambroxol 3 x 1 tablet

ISDN 3 x 1 tablet

Allopurinol 1 x 1 tablet

Observasi tanda – tanda vital

RO Thoraks PA

11

Page 17: LAPORAN KASUS 3 IHD (ISCHEMIC HEART DISEASE).doc

Follow Up tanggal 28 April 2015

Subjective Pusing (+), sesak berkurang jika posisi duduk, nyeri dada

berkurang

Objective Kes : CM E4M6V5

TD : 140/80 mmHg

Nadi : 80x/menit

Respirasi : 22x/menit

Suhu : 36,6 C

Kepala Leher : CP -/- SI -/-

Thorax : VBS +/+, RH +/+ halus

BJ 1 > BJ 2 reguler

Abdomen : BU + dbn, Supel, Nyeri tekan epigastrium

Ekstremitas : Akral hangat , edem (–) seluruh ekstremitas, CRT

< 2 detik

Assesment IHD-DC, Hiperurisemia, Pneumonia

Planning O2 3 LPM

Inf. RL 20 tpm

Inj. Ceftriaxone 1 grm / 12 jam

Inj. Ranitidin 2 x 1 tablet

Inj. Furosemide 2 x 1 ampul

Ambroxol 3 x 1 tablet

ISDN 3 x 1 tablet

Fargoxin 2 x ½ tablet

Allopurinol 1 x 1 tablet

Observasi tanda – tanda vital

12

Page 18: LAPORAN KASUS 3 IHD (ISCHEMIC HEART DISEASE).doc

Follow Up tanggal 29 April 2015

Subjective Pusing (-), sesak (-), nyeri dada berkurang

Objective Kes : CM E4M6V5

TD : 130/80 mmHg

Nadi : 90x/menit

Respirasi : 24x/menit

Suhu : 36,7 C

Kepala Leher : CP -/- SI -/-

Thorax : VBS +/+, RH +/+ halus

BJ 1 > BJ 2 reguler

Abdomen : BU + dbn, Supel, Nyeri tekan (-)

Ekstremitas : Akral hangat , edem (–) seluruh ekstremitas, CRT

< 2 detik

Assesment IHD-DC, Hiperurisemia, Pneumonia

Planning Inf. RL 20 tpm

Inj. Ceftriaxone 1 grm / 12 jam

Inj. Ranitidin 2 x 1 tablet

Inj. Furosemide 2 x 1 ampul

Ambroxol 3 x 1 tablet

ISDN 3 x 1 tablet

Fargoxin 2 x ½ tablet

Allopurinol 1 x 1 tablet

Observasi tanda – tanda vital

13

Page 19: LAPORAN KASUS 3 IHD (ISCHEMIC HEART DISEASE).doc

Follow Up tanggal 30 April 2015

Subjective Pusing (-), sesak (-), , nyeri dada berkurang

Objective Kes : CM E4M6V5

TD : 125/80 mmHg

Nadi : 90x/menit

Respirasi : 24x/menit

Suhu : 36,7 C

Kepala Leher : CP -/- SI -/-

Thorax : VBS +/+, RH -/-

BJ 1 > BJ 2 reguler

Abdomen : BU + dbn, Supel, Nyeri tekan (-)

Ekstremitas : Akral hangat , edem (–) seluruh ekstremitas, CRT

< 2 detik

Assesment IHD-DC, Hiperurisemia, Pneumonia

Planning Inf. RL 20 tpm

Inj. Ceftriaxone 1 grm / 12 jam

Inj. Ranitidin 2 x 1 tablet

Inj. Furosemide 2 x 1 ampul

Ambroxol 3 x 1 tablet

ISDN 3 x 1 tablet

Fargoxin 2 x ½ tablet

Allopurinol 1 x1 tablet

Terapi pulang

14

Page 20: LAPORAN KASUS 3 IHD (ISCHEMIC HEART DISEASE).doc

BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

III.1. Definisi

Ischemic Heart Disease (IHD) atau disebut juga Penyakit

Jantung Koroner (PJK) adalah penyakit jantung yang disebabkan

karena kelainan pembuluh darah koroner. Salah satu penyebab

utamanya adalah aterosklerosis koroner.

III.2. Anatomi Jantung

Jantung terletak dalam mediastinum di rongga dada, yaitu

diantara ke-2 paru-paru. Pericardium yang meliputi jantung terdiri

dari 2 lapisan, lapisan dalam (pericardium viseralis) dan lapisan

luar pericardium parietalis). Kedua lapisan ini dipisahkan oleh

sedikit cairan pelumas yang berfungsi mengurangi gesekan pada

pompa jantung.

Jantung terdiri dari 3 lapisan: lapisan luar disebut

epikardium lapisan tengah merupakan lapisan otot disebut

miokardium, sedangkan lapisan terdalam yaitu lapisan endotel

disebut endokardium.

Ruang jantung bagian atas, atrium, secara anatomi terpisah

dari ruangan jantung sebelah bawah, atau ventrikel, oleh suatu

anulus fibrosus. Ke-4 katub jantung terletak dalam cicin ini. Secara

fungsional jantung dibagi menjadi alat pompa kanan dan kiri.

Pembagian fungsi ini mempermudah konseptualisasi dari urutan

aliran darah secara anatomi: vena cava, atrium kanan, ventrikel

kanan, arteri pulmonalis, paru-paru, vena pulmonalis, atrium kiri,

ventrikel kiri, aorta, arteria, arteriola, kapiler, venula, vena, vena

kava.

15

Page 21: LAPORAN KASUS 3 IHD (ISCHEMIC HEART DISEASE).doc

Sebenarnya jantung memutar kekiri dengan apeks terangkat

ke depan. Rotasi ini menempatkan bagian kanan jantung ke

anterior di bawah sternum, dan bagian kiri jantung relatif ke

posterior. Apeks jantung dapat dipalpasi di garis midclavicula pada

ruang intercostals ke-4 atau ke-5.

III.3. Etiologi

Penyebab jantung koroner adalah karena penumpukan zat

lemak secara berlebihan di lapisan dinding nadi pembuluh koroner,

yang dipengaruhi oleh pola makan yang kurang sehat. Kecanduan

rokok, hipertensi, kolesterol tinggi juga dapat menjadi penyebab

penyakit jantung koroner.

Salah satu penyebab utamanya adalah aterosklerosis

koroner yaitu proses penimbunan lemak dan jaringan fibrin,

gangguan fungsi dan struktur pembuluh darah yang mengakibatkan

berkurangnya aliran darah ke miokard.

Aterosklerosis adalah penyakit arteri yang berkembang

secara perlahan, dengan penebalan tunika intima yang terjadi

akibat disfungsi endotel, inflamasi vaskular, terbentuknya lipid

kolesterol, kalsium, dan debris seluler pada dinding pembuluh

darah. Pembentukan ini akan menghasilkan plak, remodelling

pembuluh darah, obstruksi lumen pembuluh darah akut dan kronik,

abnormalitas aliran darah dan menurunnya suplai oksigen ke organ

target.

Adanya aterosklerosis koroner dimana terjadi kelainan pada

intima bermula berupa bercak fibrosa (fibrous plaque) dan

selanjutnya terjadi ulserasi, pendarahan, kalsifikasi dan trombosis.

Perjalanan dalam kejadian aterosklerosis tidak hanya disebabkan

oleh faktor tunggal, akan tetapi diberati juga banyak faktor lain

seperti : hipertensi, kadar lipid, rokok, kadar gula darah yang

abnormal.

16

Page 22: LAPORAN KASUS 3 IHD (ISCHEMIC HEART DISEASE).doc

III.4. Faktor Resiko

Faktor risiko penyakit jantung koroner ada yang

membaginya dalam faktor risiko primer (independen) dan sekunder

(Kasiman, 1997; Krismi, 2002), yaitu:

1. Faktor risiko primer; faktor ini dapat menyebabkan gangguan

arteri berupa aterosklerosis tanpa harus dibantu oleh faktor lain

(independen), termasuk faktor risiko primer, yaitu hiperlidemi,

merokok, dan hipertensi.

2. Faktor risiko sekunder; Faktor ini baru dapat menimbulkan

kelainan arteri bila ditemukan faktor lain secara bersamaan,

termasuk factor risiko sekunder, yaitu diabetes melitus (DM),

obesitas, stres, kurang olah raga, alkohol, dan riwayat keluarga.

III.5. Patogensesis

Iskemik jantung terjadi karena permintaan oksigen jantung

melebihi kemampuan arteri koronaria karena atherosclerosis.

Meskipun muskulus skeletal hanya menyaring 20% dari oksigen

yang tersedia dan mempertahankan cadangan, myocardium saat

istirahat dapat menyaring 60% sampai 85% dari oksigen yang

tersedia. Jika kebutuhan oksigen jantung tidak terpenuhi dari

penyaringan maksimum, aliran darah coronaria akan meningkat

melalui vasodilatasi dan peningkatan aliran rata-rata.

Pada seseorang dengan penyakit arteri coronaria (CAD)

arteri koronarianya tidak mampu untuk berdilatasi untuk

meningkatkan kebutuhan metabolismenya karena sudah terjadi

dilatasi kronis yang melewati area yang mengalami obstruksi. Pada

iskhemik atherosclerosis dapat terjadi, arteri biasanya 75%

mengalami stenosis. Ditambah juga, penyakit jantung dapat

menambah kesulitan aliran darah rata-rata. Ini menimbulkan

17

Page 23: LAPORAN KASUS 3 IHD (ISCHEMIC HEART DISEASE).doc

kekurangan oksigen. Disamping stenosis atheroclerosis,

kekurangan oksigen disebabkan karena spasme artery coronaria

dan trombosis coronaria. Pada spasme artery coronaria sesak nafas

dapat terjadi karena penyempitan dari arteri coronaria. Durasi dari

spasme dibedakan menjadi,apakah micardium akan mengalami

iskemik apa tidak.

Faktor lain yang bertanggung jawab untuk menggambarkan

kebutuhan oksigen miokardial dan rendahnya pemasukan suplay

oksigen, rendahnya volume darah adalah: obat-obat yang

menyebabkan vasokontriksi dan aorta stenosis. Stimulasi

catecholamine yang berlebihan, anemia, oxygen-hemoglobin yang

tidak teratur, dan penyakit paru kronis dapat juga menyebabkan

iskemik jantung.

Ventrikel kiri paling mungkin terjadi iskemik dan injury

karena dia yang memenuhi permintaan oksigen miokardia paling

tinggi dan yang memiliki tekanan sistem yang lebih tinggi. Iskemik

menyebabkan ketidak fungsian LV secara sementara dalam

peningkatan tekanan diastole LV. Ischemik juga menyebabkan

peningkatan tekanan arteri pulmonary dan peningkatan tekanan

jantung kanan.

III.6. Gejala

1. Nyeri dada (angina).

Rasa sakit, yang disebut sebagai angina, biasanya dipicu oleh

tekanan fisik atau emosional. Hal itu biasanya hilang dalam

beberapa menit setelah menghentikan aktivitas yang

menyebabkan tekanan. Pada beberapa orang, terutama

perempuan, nyeri ini mungkin sekilas atau tajam dan terasa di

perut, punggung, atau lengan.

2. Sesak napas.

18

Page 24: LAPORAN KASUS 3 IHD (ISCHEMIC HEART DISEASE).doc

Jika jantung tidak dapat memompa cukup darah untuk

memenuhi kebutuhan tubuh maka penderita dapat mengalami

sesak napas atau kelelahan tanpa tenaga.

3. Serangan jantung.

Gejala klasik serangan jantung termasuk tekanan yang

menyesakkan dada dan sakit pada bahu atau lengan, kadang-

kadang dengan sesak napas dan berkeringat. Wanita mungkin

kurang mengalami tanda-tanda khas serangan jantung

dibanding laki-laki, termasuk mual dan sakit punggung atau

rahang. Kadang-kadang serangan jantung terjadi tanpa ada

tanda-tanda atau gejala yang jelas.

III.7. Pemeriksaan Fisik

Sebagian besar pasien cemas dan tidak bisa istirahat

(gelisah). Seringkali ekstremitas pucat dengan keringat dingin.

Kombinasi nyeri dada substernal >30 menit dan banyak keringat

dicurigai kuat. Tanda fisis lain adalah penurunan intensitas bunyi

jantung pertama dan murmur midsistolik yang bersifat sementara.

Peningkatan suhu sampai 38°C dapat dijumpai dalam minggu

pertama pasca STEMI.

III.8. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan darah

1. Leukosit: meningkat (12.000 – 15.000 m3) merupakan reaksi

non spesifik tehadap injury miokard. Tingginya leukosit sering

diasosiasikan dengan luasnya infark.

2. Laju endap darah (LED) meningkat minggu pertama sesudah

infark.

3. Enzim serum/isoenzim meningkat pada waktu yang bervariasi :

19

Page 25: LAPORAN KASUS 3 IHD (ISCHEMIC HEART DISEASE).doc

CPK-creatinin phosphokinase, SGOT, LPH-lactio

dehidrogenase : Tidak khas pada jantung karena juga

terdapat pada organ lain terjadinya infark miokard dimana

sel-sel kardial mati, maka komponen sel lepas ke dalam

sirkulasi vaskuler.

CPK-MB-naik dalam 4-6 jam, puncaknya 12-20 jam,

kembali kenormal dalam 36-48 jam.

LDH-naik dalam 12-24 jam, puncak 24-48 jam, memakan

waktu 10-14 hari untuk kembali normal.

AST (aspartabe amino tranferase) naik (non spesifik) 6-12

jam, puncak 24 jam. Kembali normal dalam 3-4 hari.

4. HBDH meningkat

5. Isoenzim yang lebih spesifik tioponin-T

Scanning dengan radiosotop dengan technetium 99 mm

pyrophospate (biasanya berkumpul di daerah sel-sel iskemik yang

melapisi nekrosis)

Ekokardiografi dilakukan untuk memastikan dimensi ruang

jantung pergerakan septum/dinding, dan konfigurasi/fungsi katus

jantung. EKG-dibuat secara seri atau perhari selama di iccu

1. Elevasi segmen ST pada daerah injury

2. ST depresi, T inverted pada daerah iskemik

3. Q wave pada daerah nekrose

Sebagian besar pasien dengan presentasi awal elevasi

segmen ST mengalami evolusi menjadi gelombang Q pada EKG

yang akhirnya didiagnosis infark miokard gelombang Q.

Reaksi non spesifik terhadap injuri miokard adalah

leukositosis polimorfonuklear yang dapat terjadi dalam beberapa

jam setelah onset nyeri dan menetap selama 3-7 hari. Leukosit

dapat mencapai 12000-15000/ul.

III.9. Kriteria Diagnosa

20

Page 26: LAPORAN KASUS 3 IHD (ISCHEMIC HEART DISEASE).doc

Diagnosis IMA dengan elevasi ST ditegakkan berdasarkan

anamnesis nyeri dada yang khas dan gambaran EKG adanya

elevasi ST> 2 mm, minimal pada 2 sadapan prekordial yang

berdampingan atau>1mm pada sadapan ekstremitas. Pemeriksaan

enzim jantung, terutama troponin T yang meningkat memperkuat

diagnosis.

Nyeri dada (angina) merupakan gejala kardinal pasien

IMA. Sifat nyeri dada angina sebagai berikut:

Lokasi: substernal, retrosternal, dan prekordial

Sifat nyeri: rasa sakit, seperti ditekan, rasa terbakar, ditindih

benda berat seperti:ditusuk, diperas, atau dipelintir

Penjalaran:biasanya ke lengan kiri, dapat juga ke leher, rahang

bawah, gigi, punggung / interskapula, perut dan dapat juga ke

lengan kanan.

Nyeri membaik atau hilang dengan istirahat atau obat nitrat.

Faktor pencetus:latihan fisik, stress emosi, udara dingin,

sesudah makan.

Gejala yang menyertai:mual, muntah, sulit bernapas, keringat

dingin, cemas, dan lemas.

III.10. Diagnosis Banding

Perikarditis akut,

Emboli paru,

Diseksi aorta akut,

Kostokondritis dan gangguan GI,

STEMI tanpa nyeri lebih sering pada DM dan usia lanjut.

III.11. Komplikasi

1. Aritmia sering timbul 24 jam pertama

a. Aritmia ventrikuler : PVC/VES premature ventricle

contraction/ entricle extra systole. PVC/VES sering

timbul pada iskemik jantung dan sering mendahului.

21

Page 27: LAPORAN KASUS 3 IHD (ISCHEMIC HEART DISEASE).doc

VT (ventricle tachicardia) atau VF (ventricle

fibrillation).

b. Aritmia supraventrikuler: Sinus takikardi – sering

pada iskemik jantung dan berkaitan dengan adanya

gagal jantung. Hipoksemia, nyeri, cemas, febris,

hipovolemia atau akibat obat terapi ditujukan pada

penyebab dasar. Atrial flutter dan atrial fibrilastion

(AF) juga dapat digunakan cardioversi 50-100 joule

ataupun obat-obatan.

c. Bradikardia: Gangguan konduksi atrioventrikuler

dalam bentuk AV block derajat I, II dan III. AV

block dan perlu pemacu jantung sementara.

2. Hipertensi

3. Gangguan hemodinamik : gagal jantung kiri

4. Komplikasi mekanik

a. Perluasan iskemik

b. Regurgitasi mitral

c. Ruptur septum inter ventrikuler

5. Iskemia berulang dan infark berulang

6. Komplikasi pericardial

a. Perikarditis akut

b. Oresster syndrome

III.12. Penatalaksanaan

Pada prinsipnya iskemik diakibatkan karena Lumen

pembuluh darah jantung biasanya menyempit karena plak

ateromatosa.

1. Tujuan pengelolaan segera adalah mengurangi nyeri akibat

iskemik, memberikan tambahan O2 dan mengenali serta

mengobati komplikasi yang mengancam jiwa seperti

hipotens edema paru, dan aritmia ventrikel.

22

Page 28: LAPORAN KASUS 3 IHD (ISCHEMIC HEART DISEASE).doc

a. Analgesia : kontrol adekuat dan nyeri akan

mengurangi konsumsi oksigen dan katekolamin.

Analgesia tersebut antara lain: Nitrogiliserin,

Morfin sulfat, Meperidin

b. Oksigen : O2 nasal 2-4 liter/m, bila ada gangguan

pernafasan bisa dengan masker dan konsentrasi 60-

100%.

2. Reperfusi

a. Terapi trombolisa, dapat melarutkan thrombus pada

60-90% pasien sehingga aliran darah koroner pulih.

Tetapi ini optimal 4-6 jam setelah keluhan muncul.

Obat yang tersedia adalah streptokinase.

b. PTCA (Percontaneous transluminal coronary

angioplasky) melebarkan arteri dengan cara

memasukkan balon kecil dan meniupnya.

c. Bedah pintas koroner

3. Cara lain mengurangi luasnya infark

Dengan obat kelompok beta bloker, misalnya

propanolol, aterol, akan turun pemakaian O2 lewat

penurunan nadi, kontraksi dan tekanan darah.

4. Pengobatan dengan antikoagulan dan anti platelet: Heparin

IV atau SC (12.000 IV/12 jam), Aspirin diberikan pada

waktu rumah sakit dalam jangka panjang.

5. Sedative – sering digunakan valium (benzodiazepin)

6. Diet dan bowel care: Diet lunak 12.300 – 18.000 kalori,

rendah garam, rendah kolesterol, menghindari minuman

terlalu dingin dan terlalu panas, berpantang kafein,,

pemberian lasatif untuk pergerakan bowel melunakkan

feses

7. Semua penderita harus dirawat di ICCU, monitor EKG,

pengunjung dibatasi di ICCU selama 2-3 hari, di

intermediate 7-10 hari.

23

Page 29: LAPORAN KASUS 3 IHD (ISCHEMIC HEART DISEASE).doc

III.13. Pencegahan

Sama halnya dengan penyakit-penyakit lain, PJK juga

berlaku prinsip ‘mencegah lebih baik dari pada mengobati’. Dalam

hubungan ini dikenal dengan ada nya pencegahan hubungan primer

dan sekunder. Yang pertama bermaksud menjaga seseoran jangan

sampai terkena PJK, dan kedua mengusahakan agar penyakitnya

tidak menjadi lebih parah, bahkan bila mungkin menyenbuhkannya

sampai mendekati keadaan normal.

Pada penyakit jantung koroner dikenal adanya pencegahan

primer dan sekunder.

1. Pencegahan Primer

Dua pendekatan yang komplementer terhadap

pencegahan primer yaitu strategi populasi dan strategi

klinis.

a. Strategi Populasi

Bertujuan untuk menggalakan pola hidup

yang benar bagi individu dan masyarakat untuk

menekan terjadinya penyakit kardiovaskuler dengan

cara menyebarluaskan keterangan mengenai segala

masalah kesehatan jantung seperti menghentikan

rokok, meningkatkan aktivitas fisik, diit mengurangi

mengurangi makanan berlemak dll.

b. Strategi Klinis

Strategi klinis diperlukan untuk

mengidentifikasi individu yang memiliki resiko

tinggi dimana modifikasi faktor resiko sudah

diperlukan sangat mendesak. Hal ini dapat diperluas

dengan mengidentifikasi warga individu yang

terkena yang memiliki resiko tertinggi.

2. Pencegahan Sekunder

24

Page 30: LAPORAN KASUS 3 IHD (ISCHEMIC HEART DISEASE).doc

Pencegahan sekunder adalah tindakan yang

dilakukan untuk mengurangi faktor resiko bagi mereka

yang nyata-nyata mengidap PJK, ada plak pada arteri, atau

telah mengalami serangan jantung atau stoke. Program

rehabilitasi adalah satu contoh dari pencegahan sekunder.

Pasien dilatih olah raga dan diberi penyuluhan yang

diperlukan, disamping pemeriksaan profil lemak dll.

III.14. Prognosis

Penyakit jantung koroner masih merupakan pembunuh

utama di banyak negara tidak hanya negara industri maju, seperti

Amerika dan negara Eropa hal ini pun berlaku di negara kita.

Setelah terdiagnosa sebagai penderita pjk oleh dokter, baik yang

hanya memerluka pengobatan, yang sudah dibalon maupun yang

sudah menjalani bedah pintas koroner. Pasien masih memiliki

kesempatan hidup tanpa kekawatiran yang berlebihan dan yang

terpenting penyakinya tidak memburuk. Termasuk disini, pasien

dapat bekerja kembali, berolahraga, dan boleh menikmati makanan

kesukaannya. Pengendalian Faktor Resiko Penyakit jantung

koroner sangat berhubungan dengan faktor resiko tersebut dapat

memperbaiki kualitas hidup dan memperkecil resiko kambuh atau

memberatnya penyakit.

25

Page 31: LAPORAN KASUS 3 IHD (ISCHEMIC HEART DISEASE).doc

BAB IV

PENUTUP

Ischemic Heart Disease (IHD) atau disebut juga Penyakit Jantung Koroner

(PJK) adalah penyakit jantung yang disebabkan karena kelainan pembuluh darah

koroner. Salah satu penyebab utamanya adalah aterosklerosis koroner.

Aterosklerosis adalah penyakit arteri yang berkembang secara perlahan, dengan

penebalan tunika intima yang terjadi akibat disfungsi endotel, inflamasi vaskular,

terbentuknya lipid kolesterol, kalsium, dan debris seluler pada dinding pembuluh

darah. Pembentukan ini akan menghasilkan plak, remodelling pembuluh darah,

obstruksi lumen pembuluh darah akut dan kronik, abnormalitas aliran darah dan

menurunnya suplai oksigen ke organ target.

Mengenal Faktor resiko PJK sangat penting dalam usaha pencegahan PJK

merupakan salah satu usaha yang cukup besar peranannya dalam penanganan PJK

untuk menurunkan resiko dan kematian akibat PJK yaitu dengan cara

mengendalikan faktor resiko PJK. Faktor resiko Utama PJK adalah : Hipertensi,

hiperkolesterolemi, dan merokok dimana merupakan faktor yang dapat dikontrol

dan bersifat reversibel. Faktor resiko lainnya adalah : umur, ras, jenis kelamin,

keturunan (bersifat Irreversibel), geografis, diet, obesitag, diabetes, exercise,

perilaku dan kebiasaan hidup lainnya, stress, perubahan sosial dan perubahan

masa (bersifat Reversibel) Dengan mengatur, berhenti merokok dan perubahan

hipertensi yang efektif, dapat menurunkan resiko dan kematian akibat PJK.

26

Page 32: LAPORAN KASUS 3 IHD (ISCHEMIC HEART DISEASE).doc

DAFTAR PUSTAKA

Alwi, Idrus. Tatalaksana Infark Miokard Akut dengan Elevasi ST dalam Buku

Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi 4 jilid III. Jakarta: Pusat Penerbitan

Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI. 2006. h. 1630-1640.

Coopers K.H. : controlling Cholesterol, Bantam Books, New York .1988.

Cruikhshank J.M & Prichard B.N.C : Hypertension, Beta Blockers in Clinical

practice, Churchill Livingstone, New York 1987.

Doerge, Robert F. 1989. Kimia Farmasi dan Medisinal Organik. Semarang: IKIP

Semarang Press.

Guyton, Arthur C. 1990. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 5 Bagian 1.

Jakarta: EGC.

Rahman, AM. Angina Pektoris Stabil dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam.

Edisi 4 jilid III. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit

Dalam FKUI. 2006. h. 1626-1628

Slibernagl, S dan Lang, F. Teks dan Atlas Berwarna Patofisiologi. Jakarta: EGC.

2000. h.236-239.

27

Page 33: LAPORAN KASUS 3 IHD (ISCHEMIC HEART DISEASE).doc

Trisnohadi, Hanafi B. Angina Pektoris Tak Stabil dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit

Dalam. Edisi 4 jilid III. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu

Penyakit Dalam FKUI. 2006. h. 1621-1623).

28