SKRIPSIrepository.unib.ac.id/14108/1/SKRIPSI REYDHO DWISEPTYAWAN...PENGARUH MONEY ETHICS TERHADAP...

77
PENGARUH MONEY ETHICS TERHADAP KECURANGAN PAJAK DENGAN MORALITAS SEBAGAI VARIABEL MODERASI SKRIPSI OLEH: REYDHO DWI SEPTYAWAN OENTORO NPM. C1C012025 UNIVERSITAS BENGKULU FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS JURUSAN S1 AKUNTANSI 2016

Transcript of SKRIPSIrepository.unib.ac.id/14108/1/SKRIPSI REYDHO DWISEPTYAWAN...PENGARUH MONEY ETHICS TERHADAP...

Page 1: SKRIPSIrepository.unib.ac.id/14108/1/SKRIPSI REYDHO DWISEPTYAWAN...PENGARUH MONEY ETHICS TERHADAP KECURANGAN PAJAK DENGAN MORALITAS SEBAGAI VARIABEL MODERASI SKRIPSI OLEH: REYDHO DWI

PENGARUH MONEY ETHICS TERHADAP KECURANGAN PAJAK

DENGAN MORALITAS SEBAGAI VARIABEL MODERASI

SKRIPSI

OLEH:

REYDHO DWI SEPTYAWAN OENTORO

NPM. C1C012025

UNIVERSITAS BENGKULU

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

JURUSAN S1 AKUNTANSI

2016

Page 2: SKRIPSIrepository.unib.ac.id/14108/1/SKRIPSI REYDHO DWISEPTYAWAN...PENGARUH MONEY ETHICS TERHADAP KECURANGAN PAJAK DENGAN MORALITAS SEBAGAI VARIABEL MODERASI SKRIPSI OLEH: REYDHO DWI

i

PENGARUH MONEY ETHICS TERHADAP KECURANGAN PAJAK

DENGAN MORALITAS SEBAGAI VARIABEL MODERASI

SKRIPSI

Diajukan Kepada Universitas Bengkulu Untuk Memenuhi Salah Satu

Persyaratan Dalam Menyelesaikan Sarjana Ekonomi

OLEH:

REYDHO DWI SEPTYAWAN OENTORO

NPM. C1C012025

UNIVERSITAS BENGKULU

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

JURUSAN S1 AKUNTANSI

2016

Page 3: SKRIPSIrepository.unib.ac.id/14108/1/SKRIPSI REYDHO DWISEPTYAWAN...PENGARUH MONEY ETHICS TERHADAP KECURANGAN PAJAK DENGAN MORALITAS SEBAGAI VARIABEL MODERASI SKRIPSI OLEH: REYDHO DWI

ii

Page 4: SKRIPSIrepository.unib.ac.id/14108/1/SKRIPSI REYDHO DWISEPTYAWAN...PENGARUH MONEY ETHICS TERHADAP KECURANGAN PAJAK DENGAN MORALITAS SEBAGAI VARIABEL MODERASI SKRIPSI OLEH: REYDHO DWI

iii

Page 5: SKRIPSIrepository.unib.ac.id/14108/1/SKRIPSI REYDHO DWISEPTYAWAN...PENGARUH MONEY ETHICS TERHADAP KECURANGAN PAJAK DENGAN MORALITAS SEBAGAI VARIABEL MODERASI SKRIPSI OLEH: REYDHO DWI

iv

Motto

Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. (QS.Al-Insyirah :6)

Hambatan adalah pupuk yang dapat menyuburkan

benih yang kita tanam. (Syaikh Nizami)

Seberapa minimpun waktu tersisa, peluang selalu ada, asalkan tidak berhenti.

Mungkin akan berhasil, mungkin tidak... Tetapi peluang hanya akan menjadi

nol jika kamu berhenti berusaha.

Just to be possitive and calm down, make it simple to do!

Kita hanya perlu menyelesaikan apa yang telah kita mulai, bukan

mengkhawatirkan apa yang sedang orang lain kerjakan.

Page 6: SKRIPSIrepository.unib.ac.id/14108/1/SKRIPSI REYDHO DWISEPTYAWAN...PENGARUH MONEY ETHICS TERHADAP KECURANGAN PAJAK DENGAN MORALITAS SEBAGAI VARIABEL MODERASI SKRIPSI OLEH: REYDHO DWI

v

Persembahan Skripsi ini ku persembahkan kepada :

Allah SWT dan Rasulullah SAW

Ayahku (Gigih Deslantoro) tersayang, suatu kebanggaan yang luar biasa

untukku akhirnya dapat menyelesaikan skripsi ini demi secepatnya

mengukir nama ayah abadi dalam karya pertamaku.

Mamaku (Tahuna) Tercinta, wanita luar biasa, terima kasih atas

do’a restu ditiap kaki ini melangkah.. Aku mempercayai suatu hal, bahwa setiap

kali aku merasa beruntung, itu berarti do’a ibuku baru saja dikabulkan.

Kakakku (Raderi Kurniawan, S.pd) dan adikku (Mashel Goentoro), terima

kasih atas dukungan doanya dalam proses penyelesaian skripsi ini dan sudah

menjadi penghibur suka dan duka.

Sahabat-sahabat tercinta dimanapun kalian berada.

Semua dosenku yang tidak pernah lelah memberikan ilmu, pengalaman yang

berharga, dan kritikan/saran yang sangat membangun semangatku hingga

mncapai titik ini.

My best Friends, Dio Yudansha Prakoso dan M.Nur Ahlijanata

yang telah mendampingi, meluangkan waktu dan memberikan motivasi

dalam penyelesaian skripsi ini.

Almamaterku tercinta, Universitas Bengkulu.

Page 7: SKRIPSIrepository.unib.ac.id/14108/1/SKRIPSI REYDHO DWISEPTYAWAN...PENGARUH MONEY ETHICS TERHADAP KECURANGAN PAJAK DENGAN MORALITAS SEBAGAI VARIABEL MODERASI SKRIPSI OLEH: REYDHO DWI

vi

Special Thanks To...

Alhamdulillahirobbil’alamin... Penulis bersyukur atas kehadirat Allah SWT

kerena berkat rahmat dan karunia-Nya, atas kesehatan dan kekuatan yang

diberikan-Nya, atas ketenangan dan kesejukan yang dilimpahkan-Nya, setelah

melalui perjalanan yang sangat panjang, penuh suka dan duka, merasakan pahit

dan manisnya dari setiap perjuangan dan banyak hal yang dikorbankan, pada

akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Tidak lupa pula untuk Nabi

besar Muhammad SAW sebagai panutan hidupku atas kebenaran yang luar biasa

terhadap kecintaannya kepada Allah SWT. dan para umatnya.

Kedua orangtua ku, mama tercinta (Tahuna) dan ayahanda (Gigih

Deslantoro) yang selalu memberikan do’a, segenap cinta, kasih sayang,

semangat, dan pengorbanan demi keberhasilan anak-anaknya. Kalian

adalah kekuatan ku tanpa kalian aku tak bisa apa-apa.

Kedua saudaraku, abang (Raderi Kurniawan Oentoro) dan adik ku

(Marshel Goentoro) yang selalu mau berbagi, mengerti, dan bantuin aku.

Kalian adalah orang-orang terbaik yang dikirim Allah untuk membuat

hidup aq lebih berarti, bewarna, dan bahagia. Pokoknya susah senang

sama-sama. Makasih semuanya...

Untuk keluarga besarku yang gag bisa aq sebutkan satu persatu, makasih

atas do’a dan dukungan kalian semua.

Untuk dosen pembimbing Ibu Halimatusyadiah, SE., M.Si., Ak makasih

banyak ibu, atas waktu, tenaga, dan ilmu nya untuk membimbing dan

mengarahkan aku dari nol sampai akhirnya skripsi ini selesai. Terima

kasih ibu...

Tiga dosen pengujiku, Pak Abdullah, Pak Irwansyah, Ibu Nurna dan Pak

Baihaqi terima kasih banyak atas semua saran dan kritik yang

membangun, motivasi, nasehat dan ilmu yang diberikan selama

perkuliahan hingga akhir penyelesaian skripsi ini.

Bapak Dr. Fadli, SE., M.Si., Ak dan Ibu Nikmah, SE., M.Si., Ak selaku

ketua jurusan dan sekretaris jurusan yang telah memberikan arahan dan

kemudahan dalam segala urusan kampus, serta seluruh Dosen mupun staf

Administrasi Gedung K (Mbak Ning dan Mbak Elda) yang tak pernah

lelah melayani dengan sabar semoga selalu memberi yang terbaik dan

menjadi yang terbaik.

Untuk dosen yang selalu menginspirasi hidupku Bapak Madani Hatta, SE.,

M.Si., Ak terima kasih atas segala ilmu, motivasi, nasehat, dukungan,

saran dan kritik, semangat, canda tawa, serta pengalaman yang sangat

bermanfaat bagi saya di masa depan. Terima kasih Bapak...

Page 8: SKRIPSIrepository.unib.ac.id/14108/1/SKRIPSI REYDHO DWISEPTYAWAN...PENGARUH MONEY ETHICS TERHADAP KECURANGAN PAJAK DENGAN MORALITAS SEBAGAI VARIABEL MODERASI SKRIPSI OLEH: REYDHO DWI

vii

Tak lupa pula kuucapakan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada

seluruh dosen akuntansi Pak Eddy, Pak Madani, Pak Baihaqi, Pak Heru,

Pak Fadli, Pak Saiful, Pak Husaini, Pak Abdullah, Pak Darman, Pak

Irwansyah, Bu Halimah, Bu Lisa, Bu Fenny, Bu Nila, Bu Pratana, Bu

Nikmah, Bu Nurna, Bu Cory, Bu Fitrawati, Bu Siti, Bu Lisma, Bu Novita,

Bu Nely, Bang Danang dan semua dosen yang telah memberikan ilmu,

motivasi, nasehat, dukungan, saran dan kritik, semangat dan pengalaman

yang beharga bagi saya di masa depan.

Untuk Bang Danang yang rada emosian... makasih banyak atas motivasi,

semangat, dukungan, dan bantuannya hingga aku bisa menyelesaikan

tugas akhir ini bang...

Sahabat-sahabat ku yang telah memberikan banyak kebahagiaan n banyak

kenangan didalam hidupku (Dio Yudansha Prakoso, M.Nur Ahli Janata,

Eka Septi Wulandari, Bambang Sufriyadi, Rexy Gunanto, Iwan Saputra,

Erwin Riswanda, Reno Thanjaya, Fardiansyah, Ryan Mahendra, Tica Susi

Pratiwi, Marsya Rosarzi, dan Sarry Irawati Putri). Makasih atas semua

bantuannya... bangga karena t’lah diberikan kesempatan untuk mengenal

kalian, aku banyak belajar dari kalian, we are the best friends,

bisa...bisa...bisa...

Keluarga KKN 36 tercinta, Richad MJ.Tampubolon, Julius Syafes

Saputra, Tri Mutiara Madaniati, Mieya Monica, Gusrya Indria S, Elis

Candra Yani, dan Lusi Wahyuningsih. Etss.. hampir lupa Bang Paska

Pahehean dan seluruh Group KKN 76 Kelurahan Berkas, Makasih untuk

supportnya...

Untuk teman-teman seperjuangan Defri Berliansyah dan Seprizah

Handayani

Untuk teman-teman seperjuangan dalam mencari data penelitian Renda

Putri HS dan Rexy Gunanto tidak mudah untuk mencapai titik dimana

akhirnya perjuangan ini berbuah manis. Semangat terus!! Fighting...

Akuntansi A 2012 yang paling The Best... Lovita, Yul, Feni, Osi, Fella,

Makrina, Putri Dora, Melasari, Lioni, Maria, Despa dan penghuni A Class

lainnya, terima kasih atas pengertian dan kerjasamanya selama perkuliahan

serta canda tawa manis yang pernah kita lakukan bersama. Semoga kita

dapat selalu menjaga silaturahmi hingga dibersamakan dalam

kesuksesan... amin.

My girl friend...Yazha Agustin makasih atas motivasi, dukungan, dan

semangat serta selalu sabar dalam mengerti dan memahami keadaan q...

Dan untuk seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang

telah membantu mendo’akan saya, memberi dukungan dan motivasi dalam

penyelesaian skripsi ini.

Page 9: SKRIPSIrepository.unib.ac.id/14108/1/SKRIPSI REYDHO DWISEPTYAWAN...PENGARUH MONEY ETHICS TERHADAP KECURANGAN PAJAK DENGAN MORALITAS SEBAGAI VARIABEL MODERASI SKRIPSI OLEH: REYDHO DWI

viii

Page 10: SKRIPSIrepository.unib.ac.id/14108/1/SKRIPSI REYDHO DWISEPTYAWAN...PENGARUH MONEY ETHICS TERHADAP KECURANGAN PAJAK DENGAN MORALITAS SEBAGAI VARIABEL MODERASI SKRIPSI OLEH: REYDHO DWI

ix

THE INFLUENCE OF MONEY ETHICS ON TAX EVASION

WITH MORALITY AS A MODERATING VARIABLE

By

Reydho Dwi Septyawan Oentoro 1)

Halimatusyadiah 2)

ABSTRACT

The purpose of this study is to examine the effect of money ethics on tax

evasion with morality as a moderating variable. The data used in this study are

primary data. Primary data were obtained from questionnaires distributed to

individual taxpayers in the city of Bengkulu. The number questionnaires whics

were distributed 115 questionnaires, but only 110 questionnaires that can be

processed. The data were analyzed using simple linear regression analysis and

modered regression analysis (MRA) using SPSS program.

The results of the study showed that money ethics had positive affect on

tax evasion. Additionally, morality was not a moderating variables that moderate

the relationship between money ethics and tax evasion.

Keywords : Money Ethics, Tax Evasion, Morality

1)

Student 2)

Supervisor

Page 11: SKRIPSIrepository.unib.ac.id/14108/1/SKRIPSI REYDHO DWISEPTYAWAN...PENGARUH MONEY ETHICS TERHADAP KECURANGAN PAJAK DENGAN MORALITAS SEBAGAI VARIABEL MODERASI SKRIPSI OLEH: REYDHO DWI

x

PENGARUH MONEY ETHICS TERHADAP KECURANGAN PAJAK

DENGAN MORALITAS SEBAGAI VARIABEL MODERASI

Oleh

Reydho Dwi Septyawan Oentoro 1)

Halimatusyadiah 2)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh money ethics terhadap

kecurangan pajak dengan moralitas sebagai variabel moderasi. Data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data primer diperoleh dari

kuesioner yang disebarkan kepada wajib pajak orang pribadi di Kota Bengkulu.

Jumlah Kuesioner yang disebarkan adalah 115 kuesioner, tetapi hanya 110

kuesioner yang dapat diolah. Data dianalisis dengan menggunakan analisis regresi

linier sederhana dan modered regression analysis (MRA) dengan menggunakan

program SPSS.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa money ethics berpengaruh positif

terhadap kecurangan pajak. Moralitas bukan merupakan variabel moderasi yang

memoderasi hubungan antara money ethics dan kecurangan pajak.

Kata kunci : Money Ethics, Kecurangan Pajak, Moralitas

1)

Calon Sarjana 2)

Dosen Pembimbing Skripsi

Page 12: SKRIPSIrepository.unib.ac.id/14108/1/SKRIPSI REYDHO DWISEPTYAWAN...PENGARUH MONEY ETHICS TERHADAP KECURANGAN PAJAK DENGAN MORALITAS SEBAGAI VARIABEL MODERASI SKRIPSI OLEH: REYDHO DWI

xi

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan

karunia-Nyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Pengaruh Money Ethics Terhadap Kecurangan Pajak dengan Moralitas

Sebagai Variabel Moderasi” ini dengan baik.

Penulis menyadari selama proses penyusunan skripsi ini telah banyak

mendapat bantuan, bimbingan, dorongan dan motivasi baik secara moral maupun

material dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis

mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Kedua orangtua, kakak dan adikku tercinta yang selalu ada untuk

membantu dan mendo’akanku.

2. Ibu Halimatusyadiah, SE., M.Si., AK selaku dosen pembimbing skripsi

yang telah banyak memberikan arahan dan bimbingan untuk dapat

menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

3. Bapak Abdullah, SE, M.Si., Ak., CA, Bapak Dr. Irwansyah, SE, M.Si.,

Ak., CA, Dr. Nurna Azizah, SE, M.Si., Ak., CA, dan Bapak Baihaqi, SE,

M.Si., Ak., CA, selaku anggota tim penguji yang telah mengoreksi,

memberikan saran dan masukan untuk perbaikan skripsi ke arah yang

lebih baik.

4. Bapak Dr. Fadli, SE., M.Si., Ak., CA selaku Ketua Jurusan Akuntansi

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Bengkulu.

5. Ibu Nikmah, SE., M.Si., Ak selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Bengkulu.

Page 13: SKRIPSIrepository.unib.ac.id/14108/1/SKRIPSI REYDHO DWISEPTYAWAN...PENGARUH MONEY ETHICS TERHADAP KECURANGAN PAJAK DENGAN MORALITAS SEBAGAI VARIABEL MODERASI SKRIPSI OLEH: REYDHO DWI

xii

6. Bapak Eddy Suranta, SE., M.Si., Ak selaku dosen pembimbing akademik

yang telah memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis dalam

menjalankan proses belajar di Jurusan Akuntansi Universitas Bengkulu.

7. Bapak Prof. Liza Alfiansi, SE., MBA, Ph.D selaku Dekan Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Bengkulu.

8. Bapak Dr. Ridwan Nurazi, SE., M.Sc., Ak selaku Rektor Universitas

Bengkulu.

9. Seluruh dosen Akuntansi Universitas Bengkulu yang telah memberikan

ilmu dan pengalaman yang berharga selama penulis menempuh

perkuliahan.

10. Pihak-pihak yang telah memberikan andil terhadap penyelesaian skripsi

yang tidak bisa disebutkan satu persatu.

Semoga bantuan, dukungan dan doa yang telah diberikan mendapat

balasan dan limpahan dari Allah SWT.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh

karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun agar berguna

bagi penulis pada masa yang akan datang. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat

sebagaimana mestinya.

Bengkulu, Februari 2016

Penulis

Page 14: SKRIPSIrepository.unib.ac.id/14108/1/SKRIPSI REYDHO DWISEPTYAWAN...PENGARUH MONEY ETHICS TERHADAP KECURANGAN PAJAK DENGAN MORALITAS SEBAGAI VARIABEL MODERASI SKRIPSI OLEH: REYDHO DWI

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI .................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI ...................................................... iii

HALAMAN MOTTO ................................................................................... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................... v

HALAMAN UCAPAN TERIMA KASIH .................................................. vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI ......................... viii

ABSTRACT .................................................................................................... ix

ABSTRAK ..................................................................................................... x

KATA PENGANTAR ................................................................................... xi

DAFTAR ISI .................................................................................................. xiii

DAFTAR TABEL ......................................................................................... xvi

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xviii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 6

1.3 Tujuan Penelitian ..................................................................................... 7

1.4 Manfaat Penelitian ................................................................................... 7

1.5 Ruang Lingkup Penelitian ........................................................................ 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori .......................................................................................... 9

2.1.1 Teori Atribusi ................................................................................. 9

2.1.2 Kecurangan Pajak ........................................................................... 10

2.1.3 Money Ethics .................................................................................. 12

2.1.4 Moralitas ......................................................................................... 15

2.2 Penelitian Terdahulu ................................................................................ 17

2.3 Pengembangan Hipotesis ......................................................................... 20

2.3.1 Money Ethics dan Kecurangan Pajak ............................................. 20

2.3.2 Hubungan Moralitas dan Money Ethics terhadap Kecurangan Pajak 21

2.4 Kerangka Penelitian ................................................................................. 23

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian ......................................................................................... 24

3.2 Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional ......................................... 24

3.2.1 Variabel Independen ....................................................................... 24

Page 15: SKRIPSIrepository.unib.ac.id/14108/1/SKRIPSI REYDHO DWISEPTYAWAN...PENGARUH MONEY ETHICS TERHADAP KECURANGAN PAJAK DENGAN MORALITAS SEBAGAI VARIABEL MODERASI SKRIPSI OLEH: REYDHO DWI

xiv

3.2.1.1 Money Ethics .............................................................................. 24

3.2.2. Variabel Moderasi .......................................................................... 25

3.2.2.1 Moralitas .................................................................................... 25

3.2.3. Variabel Dependen ......................................................................... 26

3.2.3.1 Kecurangan Pajak ...................................................................... 26

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian ............................................................... 26

3.4 Metode Pengumpulan Data ...................................................................... 27

3.5 Metode Analisis Data ............................................................................... 28

3.5.1 Uji Kualitas Data ............................................................................ 28

3.5.1.1 Uji Validitas ............................................................................... 28

3.5.1.2 Uji Reliabilitas ........................................................................... 29

3.5.2 Uji Asumsi Klasik ........................................................................... 29

3.5.2.1 Uji Normalitas ............................................................................ 29

3.5.2.2 Uji Multikoliniearitas ................................................................. 29

3.5.2.3 Uji Heteroskedastisitas .............................................................. 30

3.5.3 Alat Analisis Data ........................................................................... 30

3.5.4 Pengujian Hipotesis ........................................................................ 31

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskriptif Data Penelitian ........................................................................ 33

4.2 Statistik Deskriptif Penelitian .................................................................. 36

4.3 Hasil Uji Kualitas Data ............................................................................ 38

4.3.1 Hasil Uji Validitas Data .................................................................. 38

4.3.2 Hasil Uji Reliabilitas Data .............................................................. 38

4.4 Hasil Uji Asumsi Klasik .......................................................................... 39

4.4.1 Hasil Uji Normalitas Data .............................................................. 39

4.4.2 Hasil Uji Multikolinearitas ............................................................. 40

4.4.3 Hasil Uji Heteroskedastisitas .......................................................... 41

4.5 Hasil Pengujian Hipotesis ........................................................................ 42

4.5.1 Hasil Pengujian Hipotesis 1 ............................................................. 43

4.5.2 Hasil Pengujian Hipotesis 2 ............................................................ 44

4.6 Pembahasan .............................................................................................. 46

4.6.1 Pengaruh Money Ethics Terhadap Kecurangan Pajak .................... 46

4.6.2 Pengaruh Money Ethics Terhadap Kecurangan Pajak

dengan Moralitas Sebagai Variabel Moderasi ................................ 48

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan .............................................................................................. 51

5.2 Implikasi Penelitian ................................................................................. 51

5.3 Keterbatasan Penelitian ............................................................................ 52

Page 16: SKRIPSIrepository.unib.ac.id/14108/1/SKRIPSI REYDHO DWISEPTYAWAN...PENGARUH MONEY ETHICS TERHADAP KECURANGAN PAJAK DENGAN MORALITAS SEBAGAI VARIABEL MODERASI SKRIPSI OLEH: REYDHO DWI

xv

5.4 Saran Penelitian Selanjutnya .................................................................... 53

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 54

LAMPIRAN ................................................................................................... 58

Page 17: SKRIPSIrepository.unib.ac.id/14108/1/SKRIPSI REYDHO DWISEPTYAWAN...PENGARUH MONEY ETHICS TERHADAP KECURANGAN PAJAK DENGAN MORALITAS SEBAGAI VARIABEL MODERASI SKRIPSI OLEH: REYDHO DWI

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu ................................................. 18

Tabel 4.1 Data Penelitian ........................................................................... 34

Tabel 4.2 Profil Responden ........................................................................ 35

Tabel 4.3 Statistik Deskriptif ...................................................................... 36

Tabel 4.4 Hasil Uji Validitas ..................................................................... 38

Tabel 4.5 Hasil Uji Reliabilitas .................................................................. 39

Tabel 4.6 Hasil Uji Normalitas Data .......................................................... 39

Tabel 4.7 Hasil Uji Multikolinearitas ......................................................... 40

Tabel 4.8 Hasil Uji Multikolinearitas dengan Data Center ........................ 41

Tabel 4.9 Hasil Uji Heteroskedastisitas ..................................................... 42

Tabel 4.10 Hasil Uji Regresi ........................................................................ 42

Tabel 4.11 Hasil Pengujian Hipotesis 1 ...................................................... 44

Tabel 4.11 Hasil Pengujian Hipotesis 2 ....................................................... 45

Page 18: SKRIPSIrepository.unib.ac.id/14108/1/SKRIPSI REYDHO DWISEPTYAWAN...PENGARUH MONEY ETHICS TERHADAP KECURANGAN PAJAK DENGAN MORALITAS SEBAGAI VARIABEL MODERASI SKRIPSI OLEH: REYDHO DWI

xvii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Penelitian .................................................................. 23

Page 19: SKRIPSIrepository.unib.ac.id/14108/1/SKRIPSI REYDHO DWISEPTYAWAN...PENGARUH MONEY ETHICS TERHADAP KECURANGAN PAJAK DENGAN MORALITAS SEBAGAI VARIABEL MODERASI SKRIPSI OLEH: REYDHO DWI

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian .............................................................. 59

Lampiran 2 Surat Izin Penelitian .............................................................. 65

Lampiran 3 Tabulasi Data ......................................................................... 68

Lampiran 4 Statistik Deskriptif ................................................................. 81

Lampiran 5 Hasil Uji Validitas ................................................................. 82

Lampiran 6 Hasil Uji Reliabilitas ............................................................. 87

Lampiran 7 Hasil Uji Normalitas .............................................................. 89

Lampiran 8 Hasil Uji Multikolinearitas .................................................... 90

Lampiran 9 Hasil Uji Heteroskedastisitas ................................................. 93

Lampiran 10 Hasil Uji Hipotesis ................................................................ 97

Page 20: SKRIPSIrepository.unib.ac.id/14108/1/SKRIPSI REYDHO DWISEPTYAWAN...PENGARUH MONEY ETHICS TERHADAP KECURANGAN PAJAK DENGAN MORALITAS SEBAGAI VARIABEL MODERASI SKRIPSI OLEH: REYDHO DWI

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan pemerintah untuk

membiayai pengeluaran baik rutin maupun pembangunan (Resmi, 2013). Sebagai

sumber keuangan negara, pemerintah berupaya meningkatkan penerimaan uang

sebanyak-banyaknya melalui sektor pajak. Peningkatan penerimaan kas negara

melalui sektor pajak tersebut diperuntukkan untuk meningkatkan kesejahteraan.

Penerimaan pajak dalam beberapa tahun terakhir terus mengalami

peningkatan dari tahun ke tahun, namun realisasi penerimaan pajak dengan target

penerimaan pajak yang telah ditetapkan oleh pemerintah masih belum tercapai

hingga sekarang. Pada tahun 2013 target penerimaan pajak yang telah ditetapkan

pemerintah adalah Rp 1.148 triliun sedangkan realisasi penerimaan pajak

mencapai Rp 1.077 triliun dengan presentase penerimaan pajak sebesar 93,8% dan

pada tahun 2014 target penerimaan pajak yang telah ditetapkan pemerintah adalah

Rp 1.246 triliun sedangkan realisasi penerimaan pajak mencapai Rp 1.143 triliun

dengan presentase penerimaan pajak sebesar 91,7% (Pratiwi, 2015).

Tidak tercapainya target penerimaan pajak tersebut dapat disebabkan adanya

tindakan wajib pajak untuk mengurangi jumlah pembayaran pajak baik secara

legal maupun ilegal. Bagi wajib pajak, pajak merupakan beban atau biaya yang

dapat mengurangi kemampuan ekonomisnya. Di lain pihak, pemerintah

membutuhkan dana yang berasal dari pajak untuk membiayai penyelenggaraan

Page 21: SKRIPSIrepository.unib.ac.id/14108/1/SKRIPSI REYDHO DWISEPTYAWAN...PENGARUH MONEY ETHICS TERHADAP KECURANGAN PAJAK DENGAN MORALITAS SEBAGAI VARIABEL MODERASI SKRIPSI OLEH: REYDHO DWI

2

pemerintah. Perbedaan kepentingan antara wajib pajak dengan pemerintah

tersebut menyebabkan wajib pajak untuk cenderung melakukan kecurangan pajak.

Kecurangan pajak (tax evasion) merupakan usaha yang dilakukan oleh

wajib pajak untuk meringankan beban pajak dengan cara melanggar undang-

undang (Mardiasmo, 2009). Para wajib pajak mengabaikan ketentuan formal

perpajakan yang menjadi kewajibannya, memalsukan dokumen, atau mengisi data

dengan tidak lengkap dan tidak benar. Tindakan dari wajib pajak tersebut akan

membuat tujuan pemerintah yang ingin memaksimalkan pendapatan dari sektor

pajak menjadi berlawanan dengan tujuan wajib pajak yang cenderung ingin

mengecilkan jumlah pajaknya dengan cara yang ilegal atau melakukan

kecurangan pajak.

Secara umum terdapat tiga pandangan mendasar mengenai etika kecurangan

pajak yaitu kecurangan pajak dipandang tidak pernah etis, kadang-kadang

dipandang etis tergantung pada fakta-fakta dan keadaan, atau dipandang selalu etis

(McGee, 2006). Lebih lanjut McGee & Guo (2007) menyatakan bahwa penilaian

etis atau tidak etisnya tindakan kecurangan pajak atas dasar moral dapat dinilai

dari sistem pajak, tarif pajak, keadilan, korupsi pemerintah, atau tidak mendapat

banyak imbalan atas pembayaran pajak, dan kemungkinan terdeteksi oleh fiskus.

Kecurangan pajak dipandang etis atau tidak dapat didasarkan pada

pelanggaran etika yang terjadi. Tujuan atau alasan dari para wajib pajak

melakukan kecurangan pajak dapat dipengaruhi atas berbagai sebab, terutama

berkaitan dengan uang. Ketika seseorang menempatkan kepentingan yang besar

pada uang dan menganggap uang adalah segala-galanya dalam kehidupan, mereka

Page 22: SKRIPSIrepository.unib.ac.id/14108/1/SKRIPSI REYDHO DWISEPTYAWAN...PENGARUH MONEY ETHICS TERHADAP KECURANGAN PAJAK DENGAN MORALITAS SEBAGAI VARIABEL MODERASI SKRIPSI OLEH: REYDHO DWI

3

akan merasa bahwa kecurangan pajak adalah tindakan yang etis (Lau et al., 2013).

Individu yang memiliki kecintaan terhadap uang yang tinggi akan lebih

termotivasi untuk melakukan tindakan apapun demi memperoleh uang yang lebih

banyak (Tang & Chiu, 2003).

Setiap individu memiliki kepentingan yang berbeda-beda terhadap uang.

Perbedaan kepentingan terhadap uang akan mempengaruhi sikap seseorang untuk

menempatkan kepentingan yang besar terhadap uang yaitu sikap money ethics.

Seseorang dengan money ethics yang tinggi atau memiliki kecintaan terhadap

uang yang tinggi akan menempatkan kepentingan yang besar pada uang dan akan

menjadi kurang etis dibandingkan dengan orang-orang dengan money ethics yang

rendah (Tang, 2002). Selain itu, beberapa peneliti mengusulkan bahwa cinta uang

adalah akar dari segala kejahatan (Tang & Chiu , 2003; Vitell et al., 2006; Vitell ,

et al., 2007).

Sikap Money ethics dapat ditekan dengan tingkat moralitas yang dimiliki

oleh seseorang. Moralitas berperan sebagai pengatur dan petunjuk bagi manusia

dalam berperilaku agar dapat dikategorikan sebagai manusia yang baik dan dapat

menghindari perilaku yang buruk (Keraf, 1993). Moralitas memberi manusia

aturan atau petunjuk konkret tentang bagaimana ia harus hidup, bagaimana ia

harus bertindak dalam hidup ini sebagai manusia yang baik dan bagaimana

menghindari perilaku-perilaku yang tidak baik.

Lau et al (2013) meneliti mengenai pengaruh money ethics terhadap

persepsi mengenai etika kecurangan pajak pada mahasiswa akuntansi di Malaysia.

Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif antara

Page 23: SKRIPSIrepository.unib.ac.id/14108/1/SKRIPSI REYDHO DWISEPTYAWAN...PENGARUH MONEY ETHICS TERHADAP KECURANGAN PAJAK DENGAN MORALITAS SEBAGAI VARIABEL MODERASI SKRIPSI OLEH: REYDHO DWI

4

money ethics dengan kecurangan pajak. Temuan tersebut konsisten dengan

penelitian Tang (2002); Tang dan Chiu (2003) yang menunjukkan bahwa perilaku

money ethics seseorang memiliki dampak yang signifikan dan langsung terhadap

perilaku yang tidak etis. Hasil penelitian Lau et al. (2013) lainnya juga

membuktikan bahwa religiusitas intrinsik memoderasi hubungan money ethics

dengan kecurangan pajak, namun religiusitas ekstrinsik tidak memoderasi

hubungan money ethics dengan kecurangan pajak.

Penelitian Rosianti dan Mangoting (2014) secara empiris mendukung hasil

penelitian yang dilakukan oleh Lau et al (2013) bahwa money ethics memiliki

pengaruh positif terhadap kecurangan pajak, serta religiusitas intrinsik secara

signifikan memoderasi hubungan antara money ethics dengan kecurangan pajak,

sedangkan religiusitas ekstrinsik tidak memoderasi hubungan antara money ethics

dengan kecurangan pajak. Namun, penelitian Basri (2014) menunjukkan hasil

yang berbeda dimana money ethics berpengaruh negatif terhadap kecurangan

pajak dan secara konsisten juga membuktikan bahwa religiusitas intrinsik

memoderasi hubungan money ethics dengan kecurangan pajak, sementara

religiusitas ekstrinsik tidak memiliki pengaruh dalam hubungan antara money

ethics dengan kecurangan pajak.

Hasil penelitian yang dikemukakan di atas masih saling kontradiksi.

Beberapa temuan menunjukkan bahwa money ethics memiliki pengaruh positif

terhadap kecurangan pajak, namun temuan lainnya menyatakan sebaliknya. Di

Indonesia penelitian mengenai pengaruh money ethics terhadap kecurangan pajak

masih sangat terbatas.

Page 24: SKRIPSIrepository.unib.ac.id/14108/1/SKRIPSI REYDHO DWISEPTYAWAN...PENGARUH MONEY ETHICS TERHADAP KECURANGAN PAJAK DENGAN MORALITAS SEBAGAI VARIABEL MODERASI SKRIPSI OLEH: REYDHO DWI

5

Penelitian ini menguji kembali penelitian sebelumnya yang telah dilakukan

oleh Lau et al (2013); Rosianti dan Mongting (2014); dan Basri (2014). Lau et al

(2013) meneliti mengenai pengaruh money ethics terhadap persepsi mengenai

etika kecurangan pajak pada mahasiswa akuntansi di Malaysia. Penelitian Lau et

al (2013) menggunakan variabel money ethics sebagai variabel yang

mempengaruhi kecurangan pajak dengan religiusitas intrinsik dan religiusitas

ekstrinsik sebagai variabel moderasi, sementara itu dengan menggunakan variabel

yang sama Rosianti dan Mongoting (2014) juga meneliti mengenai pengaruh

money ethics terhadap penggelapan pajak pada Wajib Pajak di Surabaya Barat,

sedangkan Basri (2014) meneliti mengenai pengaruh money ethics terhadap

kecurangan pajak pada Wajib Pajak Orang Pribadi Non Karyawan yang terdaftar

di KPP Pratama Tampan Pekanbaru Riau. Penelitian Basri (2014) menggunakan

variabel money ethics sebagai variabel yang mempengaruhi kecurangan pajak

dengan gender, religiusitas intrinsik dan religiusitas ekstrinsik sebagai variabel

moderasi.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Lau et al (2013); Rosianti dan

Mongting (2014); dan Basri (2014) adalah penelitian ini menggunakan variabel

moralitas sebagai variabel moderator yang dapat mempengaruhi sikap Money

ethics terhadap kecurangan pajak. Penelitian ini menggunakan variabel moralitas

dikarenakan moralitas dapat bertindak sebagai pengatur dan petunjuk bagi

manusia dalam berperilaku agar dapat dikategorikan sebagai manusia yang baik

dan dapat menghindari perilaku yang buruk (Keraf, 1993). Seseorang memiliki

moral dasar yang jujur, tidak akan tergoda untuk melakukan perbuatan yang

Page 25: SKRIPSIrepository.unib.ac.id/14108/1/SKRIPSI REYDHO DWISEPTYAWAN...PENGARUH MONEY ETHICS TERHADAP KECURANGAN PAJAK DENGAN MORALITAS SEBAGAI VARIABEL MODERASI SKRIPSI OLEH: REYDHO DWI

6

bertentangan dengan hati nuraninya. Penelitian ini tidak menggunakan religiusitas

sebagai variabel moderasi dikarenakan religiusitas merupakan sebuah

kepercayaan kepada Tuhan dengan komitmen untuk mengikuti prinsip-prinsip

yang telah ditetapkan oleh Tuhan (McDaniel dan Burnett, 1990) sehingga tingkat

kepercayaan masing-masing individu terhadap ajaran agamanya menjadi sesuatu

yang sangat kompleks untuk diukur. Penelitian ini juga ingin menguji kembali

apakah dengan menggunakan variabel yang sama (money ethics) tetapi sampel,

lokasi, dan keadaan yang berbeda akan memberikan hasil yang konsisten dengan

penelitian Lau et al (2013); Rosianti dan Mongting (2014); dan Basri (2014).

Hal inilah yang memotivasi penulis untuk melakukan penelitian ini, agar

dapat diperoleh bukti tambahan mengenai bagaimana pengaruh money ethics

terhadap kecurangan pajak dengan menggunakan variabel moderasi moralitas.

Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis akan melakukan penelitian yang

berjudul “Pengaruh Money Ethics Terhadap Kecurangan Pajak dengan

Moralitas Sebagai Variabel Moderasi”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan masalah

penelitian sebagai berikut :

1. Apakah money ethics berpengaruh terhadap kecurangan pajak ?

2. Apakah moralitas memoderasi hubungan antara money ethics dengan

kecurangan pajak ?

Page 26: SKRIPSIrepository.unib.ac.id/14108/1/SKRIPSI REYDHO DWISEPTYAWAN...PENGARUH MONEY ETHICS TERHADAP KECURANGAN PAJAK DENGAN MORALITAS SEBAGAI VARIABEL MODERASI SKRIPSI OLEH: REYDHO DWI

7

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian yang akan

dicapai dalam penelitian ini adalah untuk menguji :

1. Pengaruh money ethics terhadap kecurangan pajak.

2. Pengaruh moralitas dalam memoderasi hubungan antara money ethics

dengan kecurangan pajak.

1.4 Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian, maka

penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan berguna untuk:

1. Manfaat Praktis

Bagi Instansi Perpajakan, yaitu KPP Pratama Bengkulu bahwa faktor

perilaku individu dapat menjadi salah satu faktor penyebab terjadinya

tindakan kecurangan pajak dan aparat perpajakan dapat mengambil

langkah pencegahan terhadap perilaku kecurangan pajak, sehingga target

penerimaaan pajak yang ditetapkan oleh pemerintah dapat terealisasi.

2. Manfaat Teoritis

a. Secara teoritis dapat dijadikan pedoman, pembelajaran, dan sumbangan

pemikiran bagi pengembangan teori dan pengetahuan di bidang

akuntansi, khususnya di bidang akuntansi keperilakuan.

b. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai wadah pembelajaran

terutama bagi para mahasiswa sebagai dasar pembanding dalam rangka

melakukan penelitian lebih lanjut pada bidang kajian ini, serta bagi

Page 27: SKRIPSIrepository.unib.ac.id/14108/1/SKRIPSI REYDHO DWISEPTYAWAN...PENGARUH MONEY ETHICS TERHADAP KECURANGAN PAJAK DENGAN MORALITAS SEBAGAI VARIABEL MODERASI SKRIPSI OLEH: REYDHO DWI

8

pihak yang memerlukan referensi yang terkait dengan isi skripsi ini,

baik itu sebagai bacaan atau sebagai literatur.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian yang baik adalah penelitian yang dilakukan secara terarah, oleh

karena itu diperlukan batasan-batasan dalam penelitian. Batasan penelitian ini

merupakan penelitian yang menggunakan 3 variabel, yakni variabel dependen

(kecurangan pajak), variabel independen (money ethics) dan variabel moderasi

(moralitas). Penelitian ini menggunakan Wajib Orang Pribadi yang terdaftar di

KPP Pratama Kota Bengkulu sebagai populasi. Pada penelitian ini sikap money

ethics diukur dengan Money Ethics Scale berdasarkan faktor kognitif. Faktor

kognitif yang berhubungan dengan uang meliputi motivator, succes, importance,

dan rich.

Page 28: SKRIPSIrepository.unib.ac.id/14108/1/SKRIPSI REYDHO DWISEPTYAWAN...PENGARUH MONEY ETHICS TERHADAP KECURANGAN PAJAK DENGAN MORALITAS SEBAGAI VARIABEL MODERASI SKRIPSI OLEH: REYDHO DWI

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Teori Atribusi

Teori Atribusi dikembangkan oleh Fritz Heider yang berargumentasi bahwa

perilaku seseorang ditentukan oleh kombinasi antara kekuatan internal (internal

forces), yaitu faktor-faktor yang berasal dari dalam diri seseorang, seperti

kemampuan atau usaha, dan kekuatan eksternal (external forces) yaitu faktor-

faktor yang berasal dari luar, seperti kesulitan dalam pekerjaan atau

keberuntungan (Lubis, 2010). Luthans (2005) menyatakan bahwa atribusi

mengacu pada bagaimana orang menjelaskan penyebab perilaku orang lain atau

dirinya sendiri. Lebih lanjut, Luthans (2005) menjelaskan bahwa ada dua jenis

atribusi secara umum yaitu atribusi disposisional dan atribusi situasional. Atribusi

disposisional menganggap bahwa perilaku seseorang berasal dari faktor internal

seperti ciri kepribadian, motivasi atau kemampuan, yang mempengaruhi

kesadaran etis. Atribusi situasional menghubungkan perilaku seseorang dengan

faktor eksternal seperti lingkungan kerja atau pengaruh sosial (tekanan) dari orang

lain.

Moralitas yang dimiliki seseorang merupakan sesuatu yang berasal dari

dalam diri dan merupakan ciri kepribadian yang dimiliki individu sehingga dapat

diartikan sebagai atribusi disposisional. Perilaku seseorang terhadap uang dapat

dipengaruhi oleh kekuatan eksternal seperti lingkungan kerja dan pengaruh sosial.

Faktor yang berasal dari luar tersebut akan membuat seseorang memiliki

Page 29: SKRIPSIrepository.unib.ac.id/14108/1/SKRIPSI REYDHO DWISEPTYAWAN...PENGARUH MONEY ETHICS TERHADAP KECURANGAN PAJAK DENGAN MORALITAS SEBAGAI VARIABEL MODERASI SKRIPSI OLEH: REYDHO DWI

10

kepentingan yang berbeda terhadap uang. Perbedaan kepentingan terhadap uang

akan mempengaruhi sikap seseorang untuk menempatkan kepentingan yang besar

terhadap uang yaitu sikap money ethics, sehingga hal tersebut dihubungkan

dengan atribusi situasional. Kecintaan terhadap uang yang dimiliki oleh seseorang

akan mempengaruhi seseorang untuk melakukan kecurangan pajak dan moralitas

yang berasal dalam diri seseorang diharapkan dapat mengontrol perilaku

seseorang untuk bertindak lebih etis. Hal ini dikarenakan seseorang yang memiliki

moral dasar jujur, tidak akan tergoda untuk melakukan perbuatan yang

bertentangan dengan hati nuraninya.

2.1.2 Kecurangan Pajak

Mardiasmo (2009) mendefinisikan kecurangan pajak (tax evasion) sebagai

usaha yang dilakukan oleh wajib pajak untuk meringankan beban pajak dengan

cara melanggar undang-undang. Para wajib pajak mengabaikan ketentuan formal

perpajakan yang menjadi kewajibannya, memalsukan dokumen, atau mengisi data

dengan tidak lengkap dan tidak benar. Oleh karena itu, kecurangan pajak (tax

evasion) mengacu pada tindakan yang tidak benar yang dilakukan oleh wajib

pajak terhadap kewajibannya dalam membayar pajak (Suminarsasi dan Supriyadi,

2011).

Penelitian tentang kecurangan pajak melalui sudut pandang filosofis dimulai

oleh Crowe (1944) dalam Lau et al (2013) kemudian telah ditinjau kembali dan

dikembangkan secara lebih luas oleh McGee (2006). Pada dasarnya terdapat tiga

pandangan mendasar mengenai kecurangan pajak. Pandangan pertama

menyatakan bahwa kecurangan pajak merupakan sesuatu yang dianggap tidak

Page 30: SKRIPSIrepository.unib.ac.id/14108/1/SKRIPSI REYDHO DWISEPTYAWAN...PENGARUH MONEY ETHICS TERHADAP KECURANGAN PAJAK DENGAN MORALITAS SEBAGAI VARIABEL MODERASI SKRIPSI OLEH: REYDHO DWI

11

pernah etis. Hal ini didasarkan pada keyakinan bahwa setiap orang memiliki

tanggung jawab kepada pemerintah untuk membayar pajak yang telah ditetapkan

oleh pemerintah (Cohn, 1998 ; Smith & Kimball, 1998 ; Tamari, 1998). Oleh

karena itu, setiap individu seharusnya dapat berkontribusi untuk membayar jasa

yang telah disediakan pemerintah dan tidak hanya menjadi individu yang hanya

menikmati keuntungan dari jasa-jasa yang telah disediakan pemerintah (Cohn,

1998 ; Tamari, 1998).

Pandangan kedua, kecurangan pajak dipandang selalu etis (Block, 1993)

dimana individu tidak berkewajiban untuk membayar pajak kepada pemerintahan

yang korupsi sehingga pemerintah tidak berhak mengambil apapun dari individu.

Pandangan yang ketiga, kecurangan pajak dipandang sebagai perilaku yang

kadang-kadang etis tergantung pada situasi dan kondisi tertentu (McGee, 2006).

Alasannya, terdapat pandangan bahwa tidak ada kewajiban moral membayar

pajak kepada negara jika pajak tersebut mengakibatkan kenaikan harga barang

untuk konsumen, seperti Pajak Pertambahan Nilai (PPN). Selain itu, alasan yang

mendukung pandangan bahwa kecurangan pajak kadang-kadang etis adalah jika

pemerintah tidak mempergunakan pajak yang terkumpul untuk membiayai

pengeluaran umum negara seperti penyediaan fasilitas publik.

Kecurangan pajak dapat dipandang sebagai tindakan yang paling dibenarkan

apabila sistem pajak dilihat tidak adil, dana pajak yang terkumpul terbuang sia-sia

dan pemerintah mendiskriminasikan beberapa segmen penduduk. Budaya yang

berbeda, perspektif sejarah dan agama semua memiliki pengaruh terhadap

pandangan etis terhadap penggelapan pajak (Nickerson et al., 2009).

Page 31: SKRIPSIrepository.unib.ac.id/14108/1/SKRIPSI REYDHO DWISEPTYAWAN...PENGARUH MONEY ETHICS TERHADAP KECURANGAN PAJAK DENGAN MORALITAS SEBAGAI VARIABEL MODERASI SKRIPSI OLEH: REYDHO DWI

12

McGee et al (2008) melakukan penelitian tentang persepsi etika mengenai

penggelapan pajak di Hong Kong dan Amerika Serikat. Dalam penelitian ini,

pendapat yang paling kuat menganggap bahwa penggelapan pajak itu etis jika

pemerintahnya korup, sistem pajaknya tidak adil dan tarif pajaknya tidak

terjangkau. Alasan yang sering diberikan untuk membenarkan kecurangan pajak

atas dasar moral dapat dinilai dari sistem pajak, tarif pajak, keadilan, korupsi

pemerintah, atau tidak mendapat banyak imbalan atas pembayaran pajak, dan

kemungkinan terdeteksi oleh fiskus (McGee & Guo, 2007).

Kecurangan pajak dipandang etis atau tidak dapat didasarkan pada

kemungkinan terdeteksinya kecurangan. Ketika individu menganggap bahwa

kemungkinan terdeteksinya kecurangan melalui pemeriksaan pajak yang

dilakukan rendah, maka individu akan cenderung untuk tidak patuh terhadap

aturan perpajakan, dalam hal ini berati wajib pajak menganggap bahwa tindakan

kecurangan pajak dapat dibenarkan (Ayu dan Hastuti, 2009) dalam Rosianti dan

Mangoting (2014).

2.1.3 Money Ethics

Uang merupakan salah satu aspek yang sangat penting dalam kehidupan

sehari-hari dan seringkali digunakan untuk mengukur keberhasilan. Rubenstein

(1981) dalam (Elias & Faraq, 2010) berpendapat bahwa di Amerika Serikat

keberhasilan seseorang diukur dengan uang dan pendapatan, sedangkan dalam

sebuah studi oleh Mitchell & Mickel (1999) uang sangat berhubungan penting

dengan kepribadian individu dan merupakan variabel sikap.

Page 32: SKRIPSIrepository.unib.ac.id/14108/1/SKRIPSI REYDHO DWISEPTYAWAN...PENGARUH MONEY ETHICS TERHADAP KECURANGAN PAJAK DENGAN MORALITAS SEBAGAI VARIABEL MODERASI SKRIPSI OLEH: REYDHO DWI

13

Perbedaan akan interprestasi uang yang berbeda, pada akhirnya menemukan

suatu konsep dimana Tang (1992) memperkenalkan konsep cinta uang (love of

money) untuk literatur psikologis. Konsep tersebut mengukur perasaan subjektif

seseorang terhadap uang. Love of Money ini merupakan subset dari money ethics

yang dapat dianalisis dengan dan diukur dengan menggunakan Money Ethics

Scale (MES). Money ethics adalah makna dan pentingnya uang dan perilaku

personal seseorang terhadap uang (Tang dan Luna-Arocas, 2004) dalam Rosianti

dan Mangoting (2014). Menurut Basri (2014) money ethics adalah pandangan

seseorang terhadap uang. Seseorang yang memiliki money ethics yang tinggi atau

disebut juga dengan cinta uang, maka mereka akan meletakkan kepentingan yang

lebih tinggi terhadap uang dan secara etika kurang peka dibandingkan orang yang

memiliki money ethics yang rendah. (Tang, 2002).

Menurut Tang & Chiu (2003) seseorang yang memiliki kecintaan terhadap

uang yang tinggi akan lebih termotivasi untuk melakukan tindakan apapun demi

memperoleh uang yang lebih banyak. Seseorang yang memiliki kecintaan

terhadap uang yang tinggi secara mental lebih banyak akan terlibat dalam perilaku

tidak etis dalam organisasi dari pada orang-orang yang memiliki kecintaan yang

rendah terhadap uang. Selain itu, beberapa peneliti mengusulkan bahwa cinta

uang adalah akar dari segala kejahatan (Tang & Chiu , 2003; Vitell et al., 2006;

Vitell , et al., 2007).

Tang & Chiu (2003) berteori bahwa cinta uang sangat terkait dengan konsep

ketamakan. Mereka menemukan bahwa karyawan Hong Kong dengan tingkat

cinta uang yang tinggi kurang memuaskan dalam bekerja dibandingkan dengan

Page 33: SKRIPSIrepository.unib.ac.id/14108/1/SKRIPSI REYDHO DWISEPTYAWAN...PENGARUH MONEY ETHICS TERHADAP KECURANGAN PAJAK DENGAN MORALITAS SEBAGAI VARIABEL MODERASI SKRIPSI OLEH: REYDHO DWI

14

rekan-rekan mereka. Chen dan Tang (2006) dalam Basri (2014) menyatakan

bahwa hubungan tersebut dapat menyebabkan perilaku yang tidak etis. Bahkan,

Tang & Chiu (2003) juga menemukan hubungan langsung antara money ethics

dengan perilaku tidak etis di antara karyawan profesional di Hong Kong.

Sikap money ethics dapat dianalisis dan diukur dengan menggunakan Money

Ethics Scale (MES). Tang (2002) telah mengembangkan Money Ethics Scale

berdasarkan faktor afektif, perilaku, dan kognitif. Menurut Tang (2002) faktor

kognitif yang berhubungan dengan seberapa pentingnya uang dibagi menjadi

empat yaitu :

1. Motivator

Orang-orang bekerja untuk menghasilkan uang akan tetapi mereka bekerja

lebih keras untuk meningkatkan kehidupan pribadi mereka (Nkundabanyanga, et

al 2011). Dalam hal ini uang dapat dipandang sebagai motivator dalam kehidupan

seseorang dan penggerak untuk pencapaian tujuan (Gupta & Shaw, 1998).

Menurut Tang & Chiu (2003), sesorang yang sangat mencintai uang termotivasi

untuk melakukan apa saja agar dapat menghasilkan lebih banyak uang

2. Success

Kesuksesan seseorang dapat diangggap sebagai indikator dalam level status

sosial. Rubenstein (1981) dalam (Elias & Faraq, 2010) berpendapat bahwa di

Amerika Serikat kesuksesan seseorang diukur dengan uang dan pendapatan.

Kesuksesan mewakili pandangan orang-orang bahwa obsesi terhadap uang

merupakan tanda kesuksesan (Furnham & Argyle, 1998 dalam Tang, 2002).

Page 34: SKRIPSIrepository.unib.ac.id/14108/1/SKRIPSI REYDHO DWISEPTYAWAN...PENGARUH MONEY ETHICS TERHADAP KECURANGAN PAJAK DENGAN MORALITAS SEBAGAI VARIABEL MODERASI SKRIPSI OLEH: REYDHO DWI

15

3. Importance

Uang dipandang sebagai faktor yang penting dalam kehidupan manusia

(Mitchell & Mickel, 1999). Uang dianggap sebagai hal yang berharga dan

menarik (Tang, 2002) karena dengan uang mereka dapat meningkatkan gaya

hidup, status sosial, dan kepuasaan individu.

4. Rich

Tidak dapat dipungkiri bahwa setiap orang ingin menjadi kaya dan

mempunyai banyak uang (Tang & Chiu, 2003). Oleh karena itu, dengan menjadi

kaya hidup seseorang akan menjadi lebih nyaman. Lebih baik menjadi kaya

daripada miskin karena dengan uang dapat memenuhi segala kebutuhan seseorang

(Tang & Chiu, 2003).

2.1.4 Moralitas

Menurut Salam (2002), moral berasal dari kata latin mores. Mores berasal

dari kata mos yang berarti kesusilaan, tabiat, atau kelakuan. Berarti moral dapat

diartikan sebagai ajaran kesusilaan, yang memuat ajaran tentang baik buruknya

perbuatan. Jadi, perbuatan itu dinilai sebagai perbuatan yang baik atau perbuatan

yang buruk dan penilaian itu menyangkut perbuatan yang dilakukan dengan

sengaja. Menurut Bertens (2002) moralitas (dari kata sifat latin moralis)

mempunyai arti yang pada dasarnya sama dengan “moral”. Moralitas adalah sifat

moral atau keseluruhan asas dan nilai yang berkenaan dengan baik dan buruk

(Bertens, 2002).

Menurut Budiningsih (2004), moralitas terjadi apabila orang mengambil

yang baik karena ia sadar akan kewajiban dan tanggung jawabnya dan bukan

Page 35: SKRIPSIrepository.unib.ac.id/14108/1/SKRIPSI REYDHO DWISEPTYAWAN...PENGARUH MONEY ETHICS TERHADAP KECURANGAN PAJAK DENGAN MORALITAS SEBAGAI VARIABEL MODERASI SKRIPSI OLEH: REYDHO DWI

16

karena ia mencari keuntungan. Jadi moralitas adalah sikap dan perbuatan baik

yang betul-betul tanpa pamrih. Moralitas juga berperan sebagai pengatur dan

petunjuk bagi manusia dalam berperilaku agar dapat dikategorikan sebagai

manusia yang baik dan dapat menghindari perilaku yang buruk (Keraf, 1993).

Moralitas memberi manusia aturan atau petunjuk konkret tentang bagaimana ia

harus hidup, bagaimana ia harus bertindak dalam hidup ini sebagai manusia yang

baik dan bagaimana menghindari perilaku-perilaku yang tidak baik. Oleh karena

itu, manusia dapat dikatakan tidak bermoral jika ia tidak sesuai dengan moralitas

yang berlaku.

Pada dasarnya moralitas adalah percaya tentang adanya suatu keadaan yang

adil dan bermoral (Miller, 2002). Menurut Stanford Encyclopedia filsafat dan

Wikipedia dalam Elci et al (2011) istilah moralitas memiliki tiga makna yang

utama. Pertama dalam makna deskriptif, moralitas berarti kode etik yang dianggap

sebagai hal yang benar dan salah. Kedua, dalam pengertian normatif dan

universal, moralitas mengacu pada kode etik yang ideal, dimana moralitas ada

sebagai alternatif untuk semua orang, terutama ketika berada dalam kondisi-

kondisi tertentu. Kemudian dalam pengertian yang ketiga, moralitas sangat identik

dengan etika. Menurut Deigh (1995), etika merupakan suatu filosofis dari

moralitas. Istilah etika juga sering digunakan secara bergantian dengan moralitas

dan secara lebih sempit dapat diartikan bahwa prinsip-prinsip moral berasal dari

tradisi tertentu, kelompok, atau individu.

Page 36: SKRIPSIrepository.unib.ac.id/14108/1/SKRIPSI REYDHO DWISEPTYAWAN...PENGARUH MONEY ETHICS TERHADAP KECURANGAN PAJAK DENGAN MORALITAS SEBAGAI VARIABEL MODERASI SKRIPSI OLEH: REYDHO DWI

17

2.2 Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian terdahulu telah melakukan pengujian mengenai money

ethics, moralitas, dan gender dengan berbagai variasi variabel dependen. Berikut

hasil beberapa penelitian terdahulu yang mendukung penelitian mengenai

pengaruh money ethics terhadap kecurangan pajak :

1. Lau et al (2013) dengan judul penelitian “The Moderating Effect of

Religiosity in the Relationship between Money Ethics and Tax Evasion”.

Penelitian ini meneliti mengenai pengaruh money ethic terhadap persepsi

mengenai etika penggelapan pajak pada mahasiswa akuntansi di Malaysia.

Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa money ethics berpengaruh positif

terhadap kecurangan pajak (tax evasion). Selain itu, hasil penelitian Lau et

al (2013) lainnya menunjukkan bahwa religiusitas intrinsik berpengaruh

dalam hubungan antara money ethics dengan kecurangan pajak, namun

religiusitas ekstrinsik tidak memiliki pengaruh dalam hubungan money

ethics dan kecurangan pajak sebagai variabel moderasi.

2. Basri (2014) dengan judul penelitian “Efek Moderasi Religuisitas dan

Gender Terhadap Hubungan Etika Uang (Money Ethics) dan Kecurangan

Pajak (Tax Evasion)”. Populasi dalam penelitian ini adalah Wajib Pajak

Orang Pribadi Non Karyawan yang terdaftar di KPP Pratama Tampan

Pekanbaru Riau. Hasil penelitiannya membuktikan bahwa money ethics

memiliki pengaruh terhadap kecuragan pajak (tax evasion), sedangkan

religiusitas intrinsik dan gender memoderasi hubungan money ethics

Page 37: SKRIPSIrepository.unib.ac.id/14108/1/SKRIPSI REYDHO DWISEPTYAWAN...PENGARUH MONEY ETHICS TERHADAP KECURANGAN PAJAK DENGAN MORALITAS SEBAGAI VARIABEL MODERASI SKRIPSI OLEH: REYDHO DWI

18

dengan kecurangan pajak akan tetapi religiusitas ektrinsik bukan menjadi

moderator dalam hubungan ini.

3. Rosianti dan Mangoting (2014) dengan judul penelitian “Pengaruh Money

Ethics terhadap Tax Evasion dengan Intrinsic dan Extrinsic Religiosity

sebagai Variabel Moderating”. Adapun sampel yang digunakan dalam

penelitian ini adalah wajib pajak orang pribadi yang melakukan kegiatan

usaha di Surabaya Barat. Hasil penelitiannya membuktikan bahwa money

ethics berpengaruh terhadap tax evasion, sedangkan intrinsic religiosity

secara signifikan memoderasi hubungan diantara money ethics dengan tax

evasion, akan tetapi extrinsic religiosity tidak memoderasi hubungan

diantara money ethics dan tax evasion.

Hasil penelitian terdahulu dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 2.1

Ringkasan Penelitian Terdahulu

No Penulis Metode penelitian Hasil Penelitian

1. Lau et al (2013) 1. Variabel independen:

Money etics

2. Variabel dependen:

Kecurangan pajak

3. Variabel moderasi

Religiusitas intrinsik

dan religiusitas

ekstrinsik

4. Alat analisis:

Regresi linier

sederhana dan

moderate regression

analysis (MRA)

Money ethics

berpengaruh positif

terhadap kecurangan

pajak (tax evasion).

Sedangkan religiusitas

intrinsik berpengaruh

dalam hubungan antara

money ethics dan

kecurangan pajak,

namun religiusitas

ekstrinsik tidak memiliki

pengaruh dalam

hubungan money ethics

dan kecurangan pajak

Page 38: SKRIPSIrepository.unib.ac.id/14108/1/SKRIPSI REYDHO DWISEPTYAWAN...PENGARUH MONEY ETHICS TERHADAP KECURANGAN PAJAK DENGAN MORALITAS SEBAGAI VARIABEL MODERASI SKRIPSI OLEH: REYDHO DWI

19

sebagai variabel

moderasi

2. Basri (2014) 1. Variabel independen:

Money etics

2. Variabel dependen:

Kecurangan pajak

3. Variabel moderasi

Religiusitas intrinsik,

religiusitas ekstrinsik

dan gender

4. Alat analisis:

Regresi linier

sederhana dan

moderate regression

analysis (MRA)

Etika Uang (money

ethics) berpengaruh

negatif terhadap

kecuragan pajak (tax

evasion). Sedangkan

religiusitas intrinsik dan

gender memoderasi

hubungan money ethics

dengan kecurangan pajak

akan tetapi religiusitas

ektrinsik bukan sebagai

moderator dalam

hubungan ini.

3. Rosianti dan

Mangoting

(2014)

1. Variabel independen:

Money etics

2. Variabel dependen:

Penggelapan pajak

3. Variabel moderasi

Religiusitas intrinsik

dan religiusitas

ekstrinsik

4. Alat analisis:

Regresi linier

sederhana dan

moderate regression

analysis (MRA)

Money ethics

berpengaruh positif

terhadap penggelapan

pajak. Sedangkan

intrinsic religiosity

secara signifikan

memoderasi hubungan

diantara money ethics

dengan penggelapan

pajak, akan tetapi

extrinsic religiosity tidak

memoderasi hubungan

diantara money ethics

dengan penggelapan

pajak

Page 39: SKRIPSIrepository.unib.ac.id/14108/1/SKRIPSI REYDHO DWISEPTYAWAN...PENGARUH MONEY ETHICS TERHADAP KECURANGAN PAJAK DENGAN MORALITAS SEBAGAI VARIABEL MODERASI SKRIPSI OLEH: REYDHO DWI

20

2.3 Pengembangan Hipotesis

2.3.1 Money ethics dan Kecurangan Pajak

Uang merupakan salah satu aspek yang sangat penting dalam kehidupan

sehari-hari dan seringkali digunakan untuk mengukur keberhasilan. Setiap

individu memiliki kepentingan yang berbeda-beda terhadap uang. Perbedaan

kepentingan terhadap uang akan mempengaruhi sikap seseorang untuk

menempatkan kepentingan yang besar terhadap uang yaitu sikap money ethics.

Seseorang dengan money ethics yang tinggi atau memiliki kecintaan

terhadap uang yang tinggi akan menempatkan kepentingan yang besar pada uang

dan akan menjadi kurang etis dibandingkan dengan orang-orang dengan money

ethics yang rendah (Tang, 2002). Seseorang yang menempatkan kepentingan

besar terhadap uang menganggap bahwa dengan memiliki banyak uang mereka

akan memiliki kualitas hidup yang lebih baik serta dapat meningkatkan standar

kehidupan atau status sosial yang dimilikinya. Kecintaan mereka terhadap uang

memotivasi mereka untuk terlibat dalam perilaku tidak etis (Tang, 2002).

Hasil penelitian Lau et al (2013) membuktikan bahwa money ethics

memiliki hubungan yang positif terhadap kecurangan pajak. Namun penelitian

yang dilakukan Basri (2014) menunjukan bahwa money ethics berpengaruh

negatif terhadap kecurangan pajak. Sementara itu, penelitian Rosianti dan

Mangoting (2014) secara konsisten mendukung penelitian Lau et al (2013) yang

membuktikan bahwa terdapat pengaruh positif antara money ethics dengan

kecurangan pajak.

Page 40: SKRIPSIrepository.unib.ac.id/14108/1/SKRIPSI REYDHO DWISEPTYAWAN...PENGARUH MONEY ETHICS TERHADAP KECURANGAN PAJAK DENGAN MORALITAS SEBAGAI VARIABEL MODERASI SKRIPSI OLEH: REYDHO DWI

21

Hasil tersebut konsisten dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan Tang

(2002); Tang & Chiu (2003) yang menunjukkan bahwa money ethics memiliki

dampak yang signifikan dan langsung terhadap perilaku yang tidak etis.

Seseorang yang sangat termotivasi oleh uang akan memiliki kepentingan yang

besar terhadap uang dan memandang bahwa kecurangan pajak merupakan

tindakan yang dapat diterima atau tindakan yang etis untuk dilakukan. Semakin

tinggi money ethics, maka akan semakin besar kemungkinan individu melakukan

tindakan kecurangan pajak (tax evasion).

Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis yang diajukan adalah :

H1 : Money ethics berpengaruh terhadap kecurangan pajak

2.3.2 Moralits Memoderasi Hubungan Antara Money Ethics dengan

Kecurangan Pajak

Moralitas merupakan suatu hal yang mempengaruhi perilaku seorang

individu. Hal ini dikarenakan moralitas merupakan salah satu faktor penting yang

mempengaruhi tindakan dan perilaku seseorang. Moralitas memberi manusia

aturan atau petunjuk konkret tentang bagaimana ia harus hidup, bagaimana ia

harus bertindak dalam hidup ini sebagai manusia yang baik dan bagaimana

menghindari perilaku-perilaku yang tidak baik.

Penelitian Wilopo (2006) menunjukkan bahwa moralitas manajemen

berpengaruh negatif terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi. Aranta

(2013) membuktikan bahwa moralitas berpengaruh negatif terhadap

kecenderungan kecurangan akuntansi. Hal ini dapat diartikan bahwa semakin

Page 41: SKRIPSIrepository.unib.ac.id/14108/1/SKRIPSI REYDHO DWISEPTYAWAN...PENGARUH MONEY ETHICS TERHADAP KECURANGAN PAJAK DENGAN MORALITAS SEBAGAI VARIABEL MODERASI SKRIPSI OLEH: REYDHO DWI

22

rendah moral individu, maka kecenderungan untuk melakukan kecurangan akan

semakin tinggi, demikian juga sebaliknya.

Moralitas yang dimiliki seseorang merupakan sesuatu yang berasal dari

dalam diri dan merupakan ciri kepribadian yang dimiliki individu, sehingga akan

berdampak langsung dalam mempengaruhi kesadaran etisnya. Semakin tinggi

tahapan moralitas individu, semakin individu memperhatikan kepentingan yang

lebih luas dan universal daripada kepentingan pribadinya.

Menurut teori atribusi yang dikembangkan oleh Fritz Heider (Lubis, 2010)

menyatakan bahwa perilaku seseorang dapat ditentukan oleh kombinasi kekuatan

internal dan eksternal, dimana moralitas yang dimiliki seseorang merupakan

sesuatu yang berasal dari dalam diri dan merupakan ciri kepribadian yang dimiliki

individu sehingga dapat diartikan sebagai atribusi disposisional. Kecintaan

terhadap uang yang dimiliki oleh seseorang akan mempengaruhi seseorang untuk

melakukan kecurangan pajak dan moralitas yang berasal dalam diri seseorang

diharapkan dapat mengontrol perilaku seseorang untuk bertindak lebih etis. Oleh

karena itu dengan adanya moralitas yang tinggi dalam diri individu, maka dapat

memberikan pengaruh terhadap hubungan antara money ethics dengan kecurangan

pajak. Moralitas berperan sebagai pengatur dan petunjuk bagi manusia dalam

berperilaku agar dapat dikategorikan sebagai manusia yang baik dan dapat

menghindari perilaku yang buruk (Keraf, 1993). Sikap money ethics memiliki

dampak langsung terhadap perilaku tidak etis (Tang, 2002; dan Tang & Chiu,

2003). Oleh karena itu, dengan sikap moralitas yang tinggi, individu akan

Page 42: SKRIPSIrepository.unib.ac.id/14108/1/SKRIPSI REYDHO DWISEPTYAWAN...PENGARUH MONEY ETHICS TERHADAP KECURANGAN PAJAK DENGAN MORALITAS SEBAGAI VARIABEL MODERASI SKRIPSI OLEH: REYDHO DWI

23

memandang kecurangan pajak sebagai perilaku yang tidak etis dalam hubungan

antara money ethics dan kecurangan pajak.

Sikap money ethics yang tinggi akan mendorong seseorang memiliki

kepentingan besar terhadap uang dan menganggap bahwa dengan memiliki

banyak uang mereka akan memiliki kualitas hidup yang lebih baik serta dapat

meningkatkan standar kehidupan atau status sosial yang dimilikinya. Kecintaan

mereka terhadap uang memotivasi mereka untuk terlibat dalam perilaku tidak etis

(Tang, 2002). Adanya moralitas yang tinggi dalam diri individu, maka dapat

memberikan pengaruh terhadap hubungan antara money ethics dengan kecurangan

pajak. Hal ini dikarenakan seseorang yang memiliki moralitas yang tinggi, tidak

akan tergoda untuk melakukan perbuatan yang bertentangan dengan hati

nuraninya.

Berdasarkan uraian di atas, maka maka hipotesis yang diajukan adalah :

H2 : Moralitas memoderasi hubungan antara money ethics dengan

kecurangan pajak

2.4 Kerangka Penelitian

Penelitian ini ingin menguji pengaruh Money ethics (X1) terhadap

kecurangan pajak (Y) dengan (X2) sebagai variabel moderasi. Berdasarkan

pengembangan hipotesis sebelumnya maka model kerangka teoritis ditunjukkan

oleh gambar berikut ini:

Page 43: SKRIPSIrepository.unib.ac.id/14108/1/SKRIPSI REYDHO DWISEPTYAWAN...PENGARUH MONEY ETHICS TERHADAP KECURANGAN PAJAK DENGAN MORALITAS SEBAGAI VARIABEL MODERASI SKRIPSI OLEH: REYDHO DWI

24

Gambar 2.1

Kerangka Penelitian

Kecurangan Pajak (Y)

Moralitas (X2)

Money ethics (X1)

Page 44: SKRIPSIrepository.unib.ac.id/14108/1/SKRIPSI REYDHO DWISEPTYAWAN...PENGARUH MONEY ETHICS TERHADAP KECURANGAN PAJAK DENGAN MORALITAS SEBAGAI VARIABEL MODERASI SKRIPSI OLEH: REYDHO DWI

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini digolongkan dalam penelitian kuantitatif dengan metode

survey, yaitu penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil tetapi

data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut

dengan menggunakan kuesioner. Jenis penelitian ini disebut kausatif yaitu

hubungan yang bersifat sebab akibat yang menggambarkan fakta-fakta yang

terjadi secara jelas dan melihat pengaruh dari masing-masing variabel penyebab

dan variabel terikat (Sugiyono, 2012).

3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

3.2.1 Variabel Independen

3.2.1.1 Money ethics

Money ethics adalah makna dan pentingnya uang dan perilaku personal

seseorang terhadap uang (Tang dan Luna-Arocas, 2004) dalam Rosianti dan

Mangoting (2014). Seseorang yang memiliki money ethics yang tinggi atau

disebut juga dengan cinta uang, maka mereka akan meletakkan kepentingan yang

lebih tinggi terhadap uang dan secara etika kurang peka dibandingkan orang yang

memiliki money ethics yang rendah (Tang, 2002).

Money ethics diukur dengan Money Ethic Scale (MES) yang

dikembangkan oleh Tang (1992) yang digunakan untuk mengukur cinta uang.

Setiap item pertanyaan dalam variabel love of money telah disesuaikan kembali

Page 45: SKRIPSIrepository.unib.ac.id/14108/1/SKRIPSI REYDHO DWISEPTYAWAN...PENGARUH MONEY ETHICS TERHADAP KECURANGAN PAJAK DENGAN MORALITAS SEBAGAI VARIABEL MODERASI SKRIPSI OLEH: REYDHO DWI

26

oleh peneliti berdasarkan instrumen Money Ethic Scale (MES). Skala ini

mengukur makna etis bagaimana seseorang dalam menilai uang. Pertanyaan akan

diukur menggunakan 5 skala likert, dengan poin 1 (satu) menyatakan sangat tidak

setuju (STS) sedangkan poin 5 (lima) menyatakan sangat setuju (SS). Berdasarkan

jawaban responden, poin 1 (satu) menunjukkan kepentingan uang sangat rendah

dan poin 5 (lima) Kepentingan terhadap uang sangat tinggi.

3.2.2 Variabel Moderasi

3.2.2.1 Moralitas

Moralitas adalah sifat moral atau keseluruhan asas dan nilai yang

berkenaan dengan baik dan buruk (Bertens, 2002). Variabel moralitas diukur

dengan menggunakan instrumen yang diadopsi dari skala pengembangan oleh

Miller et al (2002) dengan menggunakan item pertanyaan dari MWEP

(Multidimension Work Ethic Profile) yang salah satu konsepnya mengukur

moralitas. Setiap item pertanyaan dalam variabel ini telah disesuaikan kembali

oleh peneliti berdasarkan instrumen MWEP (Multidimension Work Ethic Profile).

Pertanyaan diukur dengan skala likert, dengan poin 1 (satu) menyatakan

sangat tidak setuju (STS) sedangkan poin 5 (lima) sangat setuju (SS). Berdasarkan

jawaban responden, poin terendah menunjukkan moralitas yang rendah dan poin 5

(lima) menunjukkan menunjukkan tingkat moralitas yang tinggi.

Page 46: SKRIPSIrepository.unib.ac.id/14108/1/SKRIPSI REYDHO DWISEPTYAWAN...PENGARUH MONEY ETHICS TERHADAP KECURANGAN PAJAK DENGAN MORALITAS SEBAGAI VARIABEL MODERASI SKRIPSI OLEH: REYDHO DWI

27

3.2.3 Variabel Dependen

3.2.3.1 Kecurangan Pajak

Definisi operasional dari kecurangan pajak ini adalah pandangan wajib

pajak mengenai etis atau tidaknya praktik kecurangan pajak berdasarkan sistem

pajak, pemanfaatan dana pajak, keadilan, dan kemungkinan terdeteksi (McGee

dan Guo, 2007). Variabel kecurangan pajak diukur dengan menggunakan

instrumen yang dikembangkan oleh McGee dan Guo (2007) dengan

menggunakan 9 (sembilan) item pertanyaan.

Pertanyaan diukur dengan skala likert, dengan poin 1 (satu) sangat tidak

setuju sedangkan poin 5 (lima) sangat setuju. Berdasarkan jawaban responden,

poin terendah menunjukkan ketidaksetujuan terhadap kecurangan pajak dan poin

5 (lima) menunjukkan penerimaan terhadap kecurangan pajak.

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi (population) adalah keseluruhan kelompok orang, kejadian, atau

hal mana yang ingin peneliti investigasi (Sekaran, 2006). Populasi dalam

penelitian ini adalah Wajib Pajak Orang Pribadi yang memiliki kegiatan usaha

dan terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Kota Bengkulu dengan jumlah

populasi sebanyak 9.768 orang wajib pajak. Sementara itu, sampel (sample)

adalah subkelompok atau sebagian dari suatu populasi (Sekaran, 2006).

Metode pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah metode non

probability dengan pemilihan sampel dilakukan dengan menggunakan rumus

Slovin (Indriantoro dan Soepomo, 2002). Tahapan pemilihan sampel ini dilakukan

Page 47: SKRIPSIrepository.unib.ac.id/14108/1/SKRIPSI REYDHO DWISEPTYAWAN...PENGARUH MONEY ETHICS TERHADAP KECURANGAN PAJAK DENGAN MORALITAS SEBAGAI VARIABEL MODERASI SKRIPSI OLEH: REYDHO DWI

28

dengan mengetahui terlebih dahulu jumlah populasi penelitian, setelah jumlah

populasi telah diketahui maka selanjutnya mencari jumlah sampel minimum yang

dibutuhkan yaitu :

Keterangan :

n = Ukuran sampel

N = Ukuran populasi

e = Persentase kelonggaran ketelitian karena kesalahan pengambilan

sampel yang masih dapat ditolelir yaitu 10% (pupulasi yang besar).

Dibulatkan menjadi 99, artinya jumlah sampel minimal adalah berjumlah 99

orang. Jumlah minimal sampel yang dibutuhkan berjumlah 99 orang, namun

penentuan banyaknya jumlah sampel akan ditentukan berdasarkan lamanya tahap

pengumpulan data yang dilakukakan oleh peneliti yaitu 10 hari lamanya. Apabila

jumlah sampel melebihi jumlah minimal sampel menurut perhitungan rumus

Slovins, maka jumlah sampel yang digunakan hanya akan berdasarkan lamanya

tahap pengumpulan data yang telah ditentukan.

3.4 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan metode

survey melalui kuesioner. Metode survey merupakan metode pengumpulan data

primer yang menggunakan pernyataan lisan dan tertulis, sedangkan kuesioner

Page 48: SKRIPSIrepository.unib.ac.id/14108/1/SKRIPSI REYDHO DWISEPTYAWAN...PENGARUH MONEY ETHICS TERHADAP KECURANGAN PAJAK DENGAN MORALITAS SEBAGAI VARIABEL MODERASI SKRIPSI OLEH: REYDHO DWI

29

merupakan suatu cara pengumpulan data dengan menyebarkan daftar pertanyaan

kepada responden dengan harapan mereka akan memberikan respon terhadap

daftar pertanyaan tersebut.

Pada penelitian ini, kuesioner dipilih sebagai teknik pengumpulan data

yang dianggap paling cocok diterapkan. Teknik ini memberikan tanggung jawab

kepada responden untuk membaca dan menjawab pertanyaan. Kuesioner dalam

penelitian ini dibagikan secara personal (Personality administered

questionnaires). Penyebaran kuesioner dilakukan dengan mendatangani satu

persatu calon responden, mengecek apakah calon memenuhi persyaratan sebagai

calon responden, lalu menyatakan kesediaan untuk mengisi kuesioner dan

menunggu responden untuk mengisi kuesioner. Kuesioner dalam penelitian ini

disusun berdasarkan variabel yang akan diuji, yaitu money ethics dan moralitas

sebagai variabel moderasi yang akan mempengaruhi kecurangan pajak.

3.5 Metode Analisis Data

Analisis data dilakukan dengan menggunakan bantuan program komputer

yaitu SPSS (Statistical Package for social Science) versi 16. Ada beberapa teknik

analisis data yang akan digunakan dalam penelitian ini, yaitu:

3.5.1 Uji Kualitas Data

3.5.1.1 Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu

kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan mampu

mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Uji validitas

Page 49: SKRIPSIrepository.unib.ac.id/14108/1/SKRIPSI REYDHO DWISEPTYAWAN...PENGARUH MONEY ETHICS TERHADAP KECURANGAN PAJAK DENGAN MORALITAS SEBAGAI VARIABEL MODERASI SKRIPSI OLEH: REYDHO DWI

30

dalam penelitian ini menggunakan coefficient corelation pearson yaitu dengan

menghitung korelasi antara skor masing-masing butir pertanyaan dengan total

skor. Data dikatakan valid apabila korelasi antar skor masing-masing butir

pernyataan dengan total skor setiap konstruknya signifikan pada 0,05 atau 0,01

maka pernyataan tersebut dikatakan valid (Ghozali, 2013).

3.5.1.2 Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur suatu kuesioner yang

merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan

reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten

atau stabil dari waktu ke waktu. Pengukuran reliabilitas dalam penelitian ini

menggunakan uji statistik Cronbach Alpha (α). Suatu konstruk atau variabel

dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha (α) > 0,70 (Nunnally,

1994 dalam Ghozali, 2013).

3.5.2 Uji Asumsi Klasik

3.5.2.1 Uji Normalitas

Uji normalitas merupakan pengujian asumsi residual yang berdistribusi

normal atau tidak (Ghozali, 2013). Model regresi yang baik adalah dimana model

yang memiliki distribusi normal atau mendekati normal. Uji normalitas akan

terpenuhi apabila sampel yang digunakan lebih dari 30, untuk mengetahui

normalitas distribusi data dapat dilakukan dengan menggunakan analisis statistik,

yaitu menggunakan Kolmogorov-Smirnov Test dengan tingkat signifikan 5%.

Dasar pengambilan keputusan sebagai berikut:

Page 50: SKRIPSIrepository.unib.ac.id/14108/1/SKRIPSI REYDHO DWISEPTYAWAN...PENGARUH MONEY ETHICS TERHADAP KECURANGAN PAJAK DENGAN MORALITAS SEBAGAI VARIABEL MODERASI SKRIPSI OLEH: REYDHO DWI

31

1. Jika nilai Sig ≥ 0,05 maka dikatakan berdistribusi normal.

2. Jika nilai Sig < 0,05 maka dikatakan berdistribusi tidak normal.

3.5.2.2 Uji Multikolinearitas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi

ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang

baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variable independen. Untuk

mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas didalam model regresi maka digunakan

penilaian Variance Inflation Factor (VIF) dan Tolerance Value. Model regresi

dikatakan mengalami multikolinearitas jika nilai tolerance ≤ 0.10 atau sama

dengan nilai VIF ≥ 10 (Ghozali, 2013).

3.5.2.3 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi terjadi ketidaksamaan varian dari rasidual satu pengamatan ke pengamatan

yang lain. Model regresi yang baik adalah homoskedastisitas atau tidak terjadi

heteroskedastisitas. Heteroskedastisitas dapat diketahui dengan menggunakan uji

Glesjer. Jika probabilitas signifikan masing-masing variabel independen > 0.05,

maka dapat disimpulkan tidak terjadi heteroskedastisitas dalam model regresi

(Ghozali, 2013). Uji ini dilakukan dengan meregresikan variabel independen

terhadap nilai absolut residualnya.

3.5.3 Alat Analisis Data

Metode statistik yang akan digunakan untuk menguji hipotesis yang

diajukan dalam penelitian ini adalah regresi linier sederhana (single regression)

Page 51: SKRIPSIrepository.unib.ac.id/14108/1/SKRIPSI REYDHO DWISEPTYAWAN...PENGARUH MONEY ETHICS TERHADAP KECURANGAN PAJAK DENGAN MORALITAS SEBAGAI VARIABEL MODERASI SKRIPSI OLEH: REYDHO DWI

32

dan uji interaksi atau MRA (Moderated Regresion Analysis). Adapun pengujian

terhadap hipotesis 1 menggunakan model regresi linier sederhana yang diuji pada

persamaan (1), hipotesis 2 menggunakan MRA (Moderated Regresion Analysis).

Untuk menguji hipotesis kedua digunakan persamaan (2) dan persamaan (3).

Untuk menguji pengaruh money ethics terhadap kecurangan pajak dengan variabel

moderasi moralitas digunakan model persamaan sebagai berikut (Ghozali, 2013):

Keterangan:

Y = Kecurangan Pajak

α = Konstanta

b1,...b3 = Koefisien regresi

X1 = Money ethics

X2 = Moralitas

X1X2 = Interaksi antara Money ethics dan Moralitas

e1,....e3 = Error

3.5.4 Pengujian Hipotesis

Penetapan untuk mengetahui gambaran bagaimana pengaruh variabel

independen (variabel bebas) terhadap variabel dependen (variabel tidak bebas)

dilakukan uji model. Uji model dibutuhkan agar interprestasi hubungan antara

variabel dependen dengan variabel independen tidak keliru atau analisis pengaruh

varibel independen terhadap variabel dependen dapat dengan benar dilakukan.

Untuk dapat mengetahui apakah model regresi yang digunakan dalam penelitian

ini telah sesuai dan layak digunakan, maka dilakukan dengan melihat nilai

signifikansi F dengan taraf signifikansi yang digunakan adalah 0.05, dengan

kriteria pengambilan keputusan apabila probabilitas (signifikansi) > 0.05 maka

Page 52: SKRIPSIrepository.unib.ac.id/14108/1/SKRIPSI REYDHO DWISEPTYAWAN...PENGARUH MONEY ETHICS TERHADAP KECURANGAN PAJAK DENGAN MORALITAS SEBAGAI VARIABEL MODERASI SKRIPSI OLEH: REYDHO DWI

33

artinya model yang digunakan tidak fit (model tidak sesuai), sebaliknya apabila

probabilitas <0.05 artinya model yang digunakan fit (layak diuji).

Pengukuran untuk mengetahui kebenaran hubungan dari model yang

dipakai dan untuk menunjukkan besarnya kemampuan varians atau penyebaran

dari variabel independent yang mempengaruhi variabel dependen, maka dilakukan

dengan melihat nilai R square. Besarnya nilai R2

adalah 0 ≤ R2 ≤1, di mana

semakin mendekati 1 berarti model tersebut dapat dikatakan baik karena semakin

dekat hubungan antar variabel independent dengan variabel dependent, demikian

sebaliknya (Ghozali, 2005).

Pengujian untuk mengetahui pengaruh dari masing-masing variabel

independen terhadap variabel dependen juga dilakukan dengan melihat nilai

probabilitasnya (signifikansi), dimana apabila nilai signifikan t < 0,05, maka itu

artinya variabel independen berpengaruh terhadap dependen, sebaliknya apabila

nilai signifikan t > 0,05 itu berarti variabel independen tidak berpengaruh

terhadap variabel dependen.

Page 53: SKRIPSIrepository.unib.ac.id/14108/1/SKRIPSI REYDHO DWISEPTYAWAN...PENGARUH MONEY ETHICS TERHADAP KECURANGAN PAJAK DENGAN MORALITAS SEBAGAI VARIABEL MODERASI SKRIPSI OLEH: REYDHO DWI

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini akan dibahas mengenai hasil penelitian studi lapangan yang

dimulai dari statistik deskriptif yang berhubungan dengan data penelitian

(meliputi gambaran umum responden, variabel penelitian, uji kualitas data, uji

normalitas, dan asumsi klasik); hasil pengujian hipotesis dan pembahasan

terhadap uji hipotesis yang diuji secara statistik dengan menggunakan program

pengolahan data SPSS versi.16.0.

4.1 Deskriptif Data Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah 9.768 wajib pajak orang pribadi yang

melakukan kegiatan usaha yang terdaftar di KPP Pratama Kota Bengkulu, dengan

tahap pengumpulan data dilakukan sejak tanggal 26 Januari 2016 sampai tanggal

4 Februari 2016 dan didapatkan sampel sebanyak 115 responden. Pemilihan

sampel dilakukan dengan mendatangi langsung satu persatu calon responden yang

memiliki kegiatan usaha dan mengecek apakah calon responden memenuhi

persyaratan sebagai responden. Pendistribusian kuesioner dilakukan dengan cara

mengantarkan langsung kuesioner kepada para responden. Secara lebih rinci

mengenai deskriptif data penelitian dapat dilihat pada tabel 4.1 dibawah ini:

Page 54: SKRIPSIrepository.unib.ac.id/14108/1/SKRIPSI REYDHO DWISEPTYAWAN...PENGARUH MONEY ETHICS TERHADAP KECURANGAN PAJAK DENGAN MORALITAS SEBAGAI VARIABEL MODERASI SKRIPSI OLEH: REYDHO DWI

35

Tabel 4.1

Data Penelitian

Keterangan Jumlah Persentase

Kuesioner yang didistribusikan 115 Kuesioner 100 %

Kuesioner yang kembali 115 Kuesioner 100 %

Kuesioner yang tidak bisa diolah 5 Kuesioner 4,35 %

Kuesioner yang digunakan dalam penelitian 110 Kuesioner 95,65 %

Sumber : Data Primer diolah 2016

Berdasarkan tabel 4.1 diatas dapat dilihat bahwa jumlah kuesioner yang

didistribusikan kepada responden sebanyak 115 kuesioner. Alasan 115 kuesioner

yang disebarkan adalah melalui pertimbangan lamanya tahap pengumpulan data

yang dilakukan peneliti sehingga jumlah kuesioner yang didistribusikan sebanyak

115 kuesioner, dan kuesioner yang kembali sebanyak 115 kuesioner atau sebesar

100 %. Dari 115 kuesioner tersebut sebanyak 110 atau sebesar 95,65 % kuesioner

bisa diolah untuk menjadi data penelitian, sedangkan sisanya sebanyak 5

kuesioner atau sebesar 4,35 % tidak dapat diolah, karena pengisian jawaban pada

kuesioner tidak tertera secara lengkap dan terdapat jawaban ganda dari responden

pada item pertanyaan.

Responden dalam penelitian ini lebih didominasi oleh responden laki-laki

yaitu sebanyak 67 responden atau sebesar 60,9%. Sebagian besar responden

berumur 45-55 tahun yaitu sebanyak 37 orang atau sebesar 33,64% dan mayoritas

memiliki latar belakang pendidikan SMA sebanyak 73 orang atau sebesar 66,36%.

Dilihat dari jenis pekerjaan, sebanyak 91 orang responden atau 82,73% memiliki

pekerjaan sebagai wirausaha saja, sebanyak 5 orang responden atau 4,55 %

memiliki pekerjaan sebagai karyawan dan memiliki kegiatan usaha, sedangkan

Page 55: SKRIPSIrepository.unib.ac.id/14108/1/SKRIPSI REYDHO DWISEPTYAWAN...PENGARUH MONEY ETHICS TERHADAP KECURANGAN PAJAK DENGAN MORALITAS SEBAGAI VARIABEL MODERASI SKRIPSI OLEH: REYDHO DWI

36

sisanya sebanyak 14 orang responden memiliki pekerjaan sebagai PNS dan

memiliki kegiatan usaha. Dilihat dari bidang usaha yang dijalankan sebanyak 58

orang responden atau 52,73 % menjalankan bidang usaha dagang, sebanyak 36

orang responden atau 32,73 % menjalankan bidang usaha jasa, dan sisanya

sebanyak 16 orang responden atau 14,55 % menjalankan bidang usaha industri.

Jika dilihat dari lamanya usaha yang berjalan, sebagian besar responden telah

menjalankan usaha selama 5-10 tahun sebanyak 47 orang atau sebesar 42,72 %.

Adapun profil 110 responden dapat dilihat pada tabel 4.2 di bawah ini :

Tabel 4.2

Profil Responden

Keterangan Jumlah Persentase

Jenis Kelamin

Laki-laki

Perempuan

110

67

43

100 %

60.9 %

39,1 %

Umur

25 – 35 tahun

35 – 45 tahun

45 – 55 tahun

>55 tahun

110

13

32

37

28

100%

11,82%

29,09%

33,64%

25,45%

Tingkat Pendidikan

SLTP

SMA

S1

110

4

73

33

100 %

3,64 %

66,36 %

30 %

Pekerjaan

Wirausaha Saja

Karyawan dan Memiliki Kegiatan Usaha

PNS dan Memiliki Kegiatan Usaha

110

91

5

14

100%

82,73%

4,55%

12,73%

Bidang Usaha

Dagang

Jasa

Industri

110

58

36

16

100%

52,73%

32,73%

14,55%

Lama Usaha Berjalan

< 1 tahun

1 – 5 tahun

5 – 10 tahun

>10 tahun

110

12

34

47

17

100 %

10,90 %

30,90 %

42,72 %

15,45 %

Sumber : Data Primer diolah, 2016

Page 56: SKRIPSIrepository.unib.ac.id/14108/1/SKRIPSI REYDHO DWISEPTYAWAN...PENGARUH MONEY ETHICS TERHADAP KECURANGAN PAJAK DENGAN MORALITAS SEBAGAI VARIABEL MODERASI SKRIPSI OLEH: REYDHO DWI

37

4.2 Statistik Deskriptif Penelitian

Gambaran mengenai variabel-variabel penelitian dalam penelitian ini

seperti kecurangan pajak, money ethics, dan moralitas maka digunakan tabel

statistik deskriptif yang menunjukkan angka kisaran teoritis, kisaran

sesungguhnya (aktual), median, rata-rata (mean) dan standar deviasi yang dapat

dilihat dalam tabel 4.3 dibawah ini :

Tabel 4.3

Statistik Deskriptif

Variabel Rentang

Teoritis

Rata-rata

Teoritis

Rentang

Aktual

Rata-rata

Aktual

Standar

devasi

Kecurangan Pajak 9 – 45 27 10 – 45 27,6091 10,46716

Money Ethics 12 – 60 36 14 – 60 36,9000 13,66973

Moralitas 7 – 35 21 19 – 35 28,0818 3,79554

Sumber : Data diolah, 2016

Berdasarkan Tabel 4.3 di atas, variabel kecurangan pajak diukur dengan

menggunakan 9 butir item pernyataan dengan menggunakan 5 poin skala likert

yaitu 1 (sangat tidak setuju) dan 5 (sangat setuju). Variabel kecurangan pajak

mempunyai bobot kisaran teoritis sebesar 9 sampai dengan 45 dengan nilai rata-

rata sebesar 27, sedangkan pada kisaran sesungguhnya, mempunyai bobot kisaran

sebesar 10 sampai dengan 45 dengan nilai rata-rata aktual sebesar 27,6091 dan

standar deviasi sebesar 10,46716. Nilai rata-rata jawaban variabel kecurangan

pajak untuk kisaran sesungguhnya hampir sama dengan nilai rata-rata kisaran

teoritis. Hal ini mengindikasikan bahwa sebagian responden menganggap

kecurangan pajak adalah etis dan sebagian lain manganggap bahwa kecurangan

pajak adalah tidak etis. Nilai standar deviasi sebesar 10,46716 yang jika

dibandingkan dengan rata-rata jawaban 27,6091 adalah sebesar 37,91% (>20%),

Page 57: SKRIPSIrepository.unib.ac.id/14108/1/SKRIPSI REYDHO DWISEPTYAWAN...PENGARUH MONEY ETHICS TERHADAP KECURANGAN PAJAK DENGAN MORALITAS SEBAGAI VARIABEL MODERASI SKRIPSI OLEH: REYDHO DWI

38

menunjukkan bahwa jawaban responden untuk variabel kecurangan pajak

cenderung beragam.

Variabel money ethics diukur dengan menggunakan 12 butir item

pernyataan dengan menggunakan 5 poin skala likert yaitu 1 (sangat tidak setuju)

dan 5 (sangat setuju). Variabel money ethics mempunyai bobot kisaran teoritis

sebesar 12 sampai dengan 60 dengan nilai rata-rata sebesar 36, sedangkan pada

kisaran sesungguhnya, mempunyai bobot kisaran sebesar 14 sampai dengan 60

dengan nilai rata-rata sebesar 36,9000 dan standar deviasi 13,66973. Nilai rata-

rata jawaban variabel money ethics untuk kisaran sesungguhnya hampir sama

dengan nilai rata-rata kisaran teoritis. Hal ini mengindikasikan bahwa sebagian

responden memiliki sikap money ethics tinggi dan sebagian lain dalam kategori

memiliki sikap money ethics rendah. Nilai standar deviasi sebesar 13,66973 yang

jika dibandingkan dengan rata-rata jawaban 36,9000 adalah sebesar 37,04 %

(>20%), menunjukkan bahwa jawaban responden untuk variabel money ethics

cenderung beragam.

Variabel moralitas diukur dengan menggunakan 7 butir item pernyataan

dengan menggunakan 5 poin skala likert yaitu 1 (sangat tidak setuju) dan 5

(sangat setuju). Variabel moralitas mempunyai bobot kisaran teoritis sebesar 7

sampai dengan 35 dengan nilai rata-rata sebesar 21, sedangkan pada kisaran

sesungguhnya, mempunyai bobot kisaran sebesar 19 sampai dengan 35 dengan

nilai rata-rata sebesar 28,0818 dan standar deviasi sebesar 3,79554. Nilai rata-rata

jawaban variabel moralitas untuk kisaran sesungguhnya di atas nilai rata-rata

kisaran teoritis. Hal ini mengindikasikan bahwa responden cenderung memiliki

Page 58: SKRIPSIrepository.unib.ac.id/14108/1/SKRIPSI REYDHO DWISEPTYAWAN...PENGARUH MONEY ETHICS TERHADAP KECURANGAN PAJAK DENGAN MORALITAS SEBAGAI VARIABEL MODERASI SKRIPSI OLEH: REYDHO DWI

39

tingkat moralitas yang tinggi. Nilai standar deviasi sebesar 3,79554 yang jika

dibandingkan dengan rata-rata jawaban 28,0818 adalah sebesar 13,51 % (< 20%),

menunjukkan bahwa jawaban responden untuk variabel money ethics cenderung

homogen.

4.3 Hasil Uji Kualitas Data

4.3.1 Hasil Uji Validitas Data

Untuk menguji validitas dari suatu data penelitian dapat menggunakan

analisis pearson correlation dimana jika total dari analisis menunjukkan nilai <

0,01 atau < 0,05 maka data dikatakan valid. Hasil Pengujian validitas data dapat

dilihat pada tabel 4.4 dibawah ini :

Tabel 4.4

Hasil Uji Validitas Data

No Variabel Pearson Correlation

Signifikan Keterangan

1 Kecurangan Pajak 0,863**- 0,896** 0,000 – 0,000 Valid

2 Money Ethics 0,792**- 0,903** 0,000 – 0,000 Valid

3 Moralitas 0,611** -0,770** 0,000 – 0,000 Valid

Sumber : Data diolah, 2016

Dari tabel 4.4 diatas dapat dilihat bahwa korelasi antara masing-masing

skor butir pertanyaan terhadap total skor variabel menunjukkan hasil signifikan

dibawah 0,01 yaitu bernilai 0,000 maka dapat disimpulkan bahwa masing-masing

butir pertanyaan pada setiap variabel konstruk penelitian adalah valid.

4.3.1 Hasil Uji Reliabilitas Data

Tingkat reliabel suatu variabel atau konstruk penelitian dapat dilihat dari

hasil uji statistik Cronbach Alpha (α). Variabel atau konstuk dikatakan reliabel

jika nilai Cronbach Alpha >0,70. Semakin nilai alpha mendekati satu maka nilai

Page 59: SKRIPSIrepository.unib.ac.id/14108/1/SKRIPSI REYDHO DWISEPTYAWAN...PENGARUH MONEY ETHICS TERHADAP KECURANGAN PAJAK DENGAN MORALITAS SEBAGAI VARIABEL MODERASI SKRIPSI OLEH: REYDHO DWI

40

reliabilitas datanya semakin terpercaya. Hasil pengujian reliabilitas dapat dilihat

pada tabel 4.5 dibawah ini .

Tabel 4.5

Hasil Uji Reliabilitas

No. Variabel Nilai Cronbach Alpha Keterangan

1 Kecurangan Pajak 0,963 Reliabel

2 Money Ethics 0,967 Reliabel

3 Moralitas 0,820 Reliabel

Sumber : Data diolah, 2016

Dari tabel 4.5 terlihat bahwa semua variabel yaitu kecurangan pajak,

money ethics dan moralitas dikatakan reliabel. Hal ini terlihat dari nilai Cronbach

Alpha yang > 0,70. Sehingga tidak terjadi masalah pada uji reliabilitasnya.

4.4 Hasil Uji Asumsi Klasik

4.4.1 Hasil Uji Normalitas Data

Pengujian normalitas ini dilakukan dengan menggunakan One Sample

Kolmogorof-Smirnov Test. Pengujian data berdistribusi normal jika nilai Asymp

Sig (2-tailed) yang dihasilkan lebih besar dari nilai alpha yaitu sebesar 0,05 (5 %).

Hasil pengujian normalitas data dapat dilihat pada tabel 4.6 dibawah ini:

Tabel 4.6

Hasil Uji Normalitas data

Variabel Asymp Sig (2-tailed) Keterangan

Kecurangan Pajak 0,091 Normal

Money Ethics 0,217 Normal

Moralitas 0,142 Normal

Sumber : Data diolah, 2016

Dari tabel 4.6 terlihat bahwa semua variabel yaitu kecurangan pajak,

money ethics dan moralitas memiliki nilai Asymp Sig lebih dari 0,05 , sehingga

data yang digunakan dalam penelitian ini berdistribusi normal.

Page 60: SKRIPSIrepository.unib.ac.id/14108/1/SKRIPSI REYDHO DWISEPTYAWAN...PENGARUH MONEY ETHICS TERHADAP KECURANGAN PAJAK DENGAN MORALITAS SEBAGAI VARIABEL MODERASI SKRIPSI OLEH: REYDHO DWI

41

4.4.2 Hasil Uji Multikolinearitas

Uji multikoliniearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (Independen). Model

regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas.

Apabila nilai VIF lebih dari 10 dan nilai tolerance kurang dari 0,10 maka terjadi

multikolinearitas, sebaliknya tidak terjadi multikolinearitas antara variabel apabila

nilai VIF kurang dari 10 dan nilai tolerance lebih dari 0,10. Hasil uji

multikolinearitas dapat dilihat pada tabel 4.7 dibawah ini :

Tabel 4.7

Hasil Uji Multikolinearitas

Variabel Collenearity Statistics Keterangan

Tolerance VIF

Persamaan 2 : Money Ethics Moralitas

0,930 0,930

1,075 1,075

Bebas

Multikolinearitas

Persamaan 3 : Money Ethics Moralitas Moderasi (X1*X2)

0,015 0,102 0,011

68,217 9,769

89,584

Terjadi

Multikolinearitas

Sumber : Data diolah, 2016

Dari tabel 4.7 terlihat bahwa pada persamaan kedua, semua variabelnya

yaitu money ethics dan moralitas memiliki nilai tolerance > 0,10 dan nilai VIF <

10, sehingga semua variabel pada persamaan 2 bebas dari masalah

multikolinearitas. Pada persamaan ketiga untuk semua variabelnya yaitu money

ethics, moralitas, dan variabel moderasi antara money ethics dengan moralitas

memiliki nilai tolerance < 0,10 dan nilai VIF > 10, sehingga semua variabel

dalam persamaan 3 terjadi masalah multikolinearitas.

Page 61: SKRIPSIrepository.unib.ac.id/14108/1/SKRIPSI REYDHO DWISEPTYAWAN...PENGARUH MONEY ETHICS TERHADAP KECURANGAN PAJAK DENGAN MORALITAS SEBAGAI VARIABEL MODERASI SKRIPSI OLEH: REYDHO DWI

42

Berdasarkan tabel 4.7 terjadi masalah multikolinearitas pada persamaan

ketiga, sehingga agar penelitian ini dapat dilanjutkan maka masalah

multikolinearitas harus dapat diatasi. Salah satu cara untuk mengatasi masalah

multikolinearitas adalah dengan menggunakan data center. Penggunaan data

center adalah dengan cara mengurangkan setiap item variabel dengan rata-ratanya.

Hasil pengobatan masalah Multikolinearitas dapat dilihat pada tabel 4.8 dibawah

ini :

Tabel 4.8

Hasil Pengujian Multikolinearitas dengan Data Center

Variabel Collenearity Statistics Keterangan

Tolerance VIF

Persamaan 3 : Money Ethics Moralitas Moderasi (X1*X2)

0,815 0,922 0,845

1,227 1,085 1,184

Bebas

Multikolinearitas

Sumber : Data diolah, 2016

4.4.3 Hasil Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke

pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan

yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut

heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau

tidak terjadi heteroskedastisitas. Hasil Uji heteroskedastisitas dapat dilihat pada

tabel 4.9 dibawah ini :

Page 62: SKRIPSIrepository.unib.ac.id/14108/1/SKRIPSI REYDHO DWISEPTYAWAN...PENGARUH MONEY ETHICS TERHADAP KECURANGAN PAJAK DENGAN MORALITAS SEBAGAI VARIABEL MODERASI SKRIPSI OLEH: REYDHO DWI

43

Tabel 4.9

Hasil Uji Heteroskedastisitas

Variabel Signifikansi Keterangan

Persamaan 2: Money Ethics Moralitas

0,052

0,553

Bebas

Heteroskedastisitas

Persamaan 3 : Money Ethics Moralitas Moderasi (X1*X2)

0,143

0,391

0,204

Bebas

Heteroskedastisitas

Sumber : Data diolah, 2016

Dari tabel 4.9 terlihat bahwa untuk persamaan kedua dan persamaan ketiga

untuk semua variabel memiliki nilai signifikansi lebih dari 0,05, sehingga tidak

terjadi masalah heteroskedastisitas.

4.5 Hasil Pengujian Hipotesis

Penelitan ini bertujuan untuk mengetahui apakah variabel money ethics

(variabel independen) berpengaruh terhadap kecurangan pajak (variabel

dependen) yang dimoderasi oleh variabel moralitas, dan untuk mengetahui apakah

model regresi yang digunakan layak atau tidak untuk digunakan pada analisis

selanjutnya, dimana kriteria pengambilan keputusan ditentukan dengan

menggunakan taraf signifikansi 0,05. Hasil output SPSS terhadap nilai F dan nilai

R2 dapat dilihat pada tabel 4.10 dibawah ini :

Tabel 4.10

Hasil Uji Regresi

Model F Sig. R Square Adjusted R2

Model 1 434,537 0,000 0,801 0,799

Model 2 215,309 0,000 0,801 0,797

Model 3 144,157 0,000 0,803 0,798

Sumber : Data diolah, 2016

Page 63: SKRIPSIrepository.unib.ac.id/14108/1/SKRIPSI REYDHO DWISEPTYAWAN...PENGARUH MONEY ETHICS TERHADAP KECURANGAN PAJAK DENGAN MORALITAS SEBAGAI VARIABEL MODERASI SKRIPSI OLEH: REYDHO DWI

44

Berdasarkan hasil regresi pada tabel 4.10 di atas dapat dilihat bahwa nilai

statistik F dalam model 1 adalah sebesar 434,537 dengan nilai signifikansi 0,000.

Nilai probabilitas 0,000 lebih kecil dari 0,05 menunjukkan bahwa model yang

digunakan dalam penelitian layak untuk digunakan. Nilai statistik F dari

persamaan kedua adalah sebesar 215,309 dan persamaan ketiga yaitu 144,157

dengan tingkat signifikansi 0,000 < 0,05 yang berarti bahwa model regresi ini

dapat digunakan untuk memprediksi kecurangan pajak atau menunjukkan model

regresi ini cukup baik dalam mempredikasi variabel dependen dalam penelitian

ini.

Berdasarkan tabel 4.10 diatas juga dapat dilihat bahwa Nilai Adj R Square

model pertama sebesar 0,799 yang menunjukkan bahwa, 79,9 % variabel

kecurangan pajak dapat dijelaskan oleh variabel money ethics, sedangkan sisanya

sebesar 20,1 % dijelaskan oleh variabel lain yang tidak terdapat dalam persamaan

ini. Model kedua menunjukkan bahwa nilai Adj R Square sebesar 0,797 yang

berarti bahwa 79,7 % variabilitas kecurangan pajak dapat dijelaskan oleh

variabilitas money ethics dan variabilitas moralitas. Pada model ketiga yang

merupakan persamaan moderasi nilai Adj R Square adalah sebesar 0,798 yang

berarti bahwa sebesar 79,8% variabel kecurangan pajak dapat dijelaskan oleh

variabilitas interaksi antara money ethics dan moralitas, sedangkan sisanya 20,2 %

dijelaskan faktor-faktor lainnya diluar persamaan ini.

4.5.1 Hasil Pengujian Hipotesis 1

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi

linier sederhana (single regression analysis) untuk menguji hipotesis satu (H1).

Page 64: SKRIPSIrepository.unib.ac.id/14108/1/SKRIPSI REYDHO DWISEPTYAWAN...PENGARUH MONEY ETHICS TERHADAP KECURANGAN PAJAK DENGAN MORALITAS SEBAGAI VARIABEL MODERASI SKRIPSI OLEH: REYDHO DWI

45

Hipotesis pertama dalam penelitian ini adalah money ethics berpengaruh terhadap

kecurangan pajak. hasil pengujian untuk hipotesis 1 dapat terlihat pada tabel 4.10

dibawah ini :

Tabel 4.11

Hasil Pengujian Hipotesis 1

Variabel Persamaan 1

koefisien Nilai Koefisien t- statistik Sig.

Money Ethics

R Square

Adj R Square

F

Sig.

b1 0,685

0,801

0,799

434,537

0,000

20,846

0,000

Sumber : Data diolah, 2016

Berdasarkan hasil regresi pada tabel 4.11 diatas dapat dilihat bahwa

hipotesis pertama diperoleh nilai koefisien b1 sebesar 0,685 dengan nilai

signifikansi 0,000 < 0,05 yang berarti bahwa terdapat pengaruh positif antara

variabel money ethics terhadap kecurangan pajak. Hasil pengujian sejalan dengan

hipotesis yang telah dibuat dimana money ethics berpengaruh terhadap

kecurangan pajak dan menunjukkan bahwa hipotesis satu diterima, sehingga

dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi sikap money ethics maka kecurangan

pajak juga akan tinggi.

4.5.2 Hasil Pengujian Hipotesis 2

Pada pengujian hipotesis kedua menggunakan MRA (Moderate

Regression Analysis), Hipotesis kedua dalam penelitian ini adalah moralitas

memoderasi hubungan antara money ethics dan kecurangan pajak. Hasil analisis

regresi untuk hipotesis kedua dapat dilihat pada tabel 4.11 dibawah ini :

Page 65: SKRIPSIrepository.unib.ac.id/14108/1/SKRIPSI REYDHO DWISEPTYAWAN...PENGARUH MONEY ETHICS TERHADAP KECURANGAN PAJAK DENGAN MORALITAS SEBAGAI VARIABEL MODERASI SKRIPSI OLEH: REYDHO DWI

46

Tabel 4.12

Hasil Pengujian Hipotesis kedua

Variabel Persamaan 2 Persamaan 3

Koef t Sig. koef t Sig.

Konstanta 2,771 0,818 0,415 3,518 1,018 0,311

Money Ethics 0,687 20,054 0,000 0,673 18,399 0,000

Moralitas -0,018 -0,143 0,886 -0,031 -0,248 0,804

Interaksi 0,010 1,082 0,282

R Square

Adj R Square

F

Sig.

0,801

0,797

215,309

0,000

0,803

0,798

144,157

0,000

Sumber : Data diolah, 2016

Berdasarkan hasil regresi pada tabel 4.12 diatas dapat dilihat bahwa

hipotesis kedua pada persamaan ketiga nilai koefisien (b1) sebesar 0,673 dan t-

statistik 18,399 dengan tingkat signifikansi 0,000 < 0,05 adalah signifikan. Nilai

koefisien (b2) sebesar -0,031 dan t-statistik -0,248 dengan tingkat signifikansi

0,804 > 0,05 adalah tidak signifikan. Nilai interaksi koefisien (b3) sebesar 0,010

dan t-statistik 1,082 dengan tingkat signifikansi 0,282 > 0,05 adalah tidak

signifikan.

Hasil regresi dari hipotesis kedua ini menyatakan bahwa moralitas

memoderasi pengaruh money ethics terhadap kecurangan pajak tidak dapat

diterima (ditolak) karena variabel moderasi yang merupakan interaksi antara

money ethics dengan moralitas tidak signifikan, sehingga dapat disimpulkan

Page 66: SKRIPSIrepository.unib.ac.id/14108/1/SKRIPSI REYDHO DWISEPTYAWAN...PENGARUH MONEY ETHICS TERHADAP KECURANGAN PAJAK DENGAN MORALITAS SEBAGAI VARIABEL MODERASI SKRIPSI OLEH: REYDHO DWI

47

bahwa variabel moralitas bukanlah variabel moderasi, yang menunjukkan bahwa

hipotesis kedua ditolak.

4.6 Pembahasan

4.6.1 Pengaruh Money Ethics terhadap Kecurangan Pajak

Hipotesis 1 yang menyatakan bahwa money ethics memiliki pengaruh

terhadap kecurangan pajak secara empiris terbukti didukung. Hal ini berarti bahwa

ketika wajib pajak orang pribadi memiliki sikap money ethics yang tinggi atau

memiliki kecintaan terhadap uang yang tinggi, mereka akan menganggap uang

adalah hal terpenting dalam hidupnya sehingga mereka akan cenderung untuk

melakukan tindakan kecurangan pajak.

Berdasarkan hasil pengujian pada hipotesis pertama menunjukkan bahwa

money ethics berpengaruh positif terhadap kecurangan pajak. Hal ini

menunjukkan bahwa semakin tinggi sikap money ethics seseorang atau kecintaan

seseorang terhadap uang maka kecurangan pajak juga akan semakin tinggi dan

sebaliknya semakin rendah money ethics seseorang atau kecintaan seseorang

terhadap uang maka kecurangan pajak juga akan semakin rendah.

Perilaku seseorang terhadap uang dapat dipengaruhi oleh kekuatan eksternal

seperti lingkungan dan pengaruh sosial. Uang merupakan salah satu aspek yang

sangat penting dalam kehidupan sehari-hari dan seringkali digunakan untuk

mengukur keberhasilan. Seseorang yang menempatkan kepentingan besar

terhadap uang menganggap bahwa dengan memiliki banyak uang mereka akan

memiliki kualitas hidup yang lebih baik serta dapat meningkatkan standar

kehidupan atau status sosial yang dimilikinya. Perbedaan kepentingan terhadap

Page 67: SKRIPSIrepository.unib.ac.id/14108/1/SKRIPSI REYDHO DWISEPTYAWAN...PENGARUH MONEY ETHICS TERHADAP KECURANGAN PAJAK DENGAN MORALITAS SEBAGAI VARIABEL MODERASI SKRIPSI OLEH: REYDHO DWI

48

uang tersebut akan mempengaruhi sikap seseorang untuk menempatkan

kepentingan yang besar terhadap uang yaitu sikap money ethics, sehingga hal

tersebut sejalan dengan teori atribusi yang dikembangkan oleh Fritz Heider dalam

Lubis (2010) yang menyatakan bahwa perilaku seseorang dapat ditentukan oleh

kombinasi kekuatan internal dan eksternal dimana sikap money ethics ini dapat

dihubungkan dengan atribusi situasional yaitu perilaku seseorang yang disebabkan

oleh faktor eksternal seperti lingkungan atau pengaruh sosial (tekanan) dari orang

lain.

Seseorang dengan money ethics yang tinggi akan menempatkan

kepentingan yang besar pada uang dan akan cenderung melakukan kecurangan

pajak dibandingkan dengan orang-orang dengan money ethics yang rendah. Hal

ini dikarenakan manfaat dengan membayar pajak yang diterima oleh wajib pajak

lebih rendah jika dibandingkan dengan manfaat lain, jika uang untuk membayar

pajak dipergunakan untuk kepentingan lain. Bagi wajib pajak, pajak merupakan

beban atau biaya yang dapat mengurangi kemampuan ekonomisnya.

Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan

Lau et al (2013) dan Rosianti dan Mangoting (2014) yang menunjukkan bahwa

money ethics berpengaruh positif terhadap kecurangan pajak. Oleh karena itu,

seseorang yang sangat termotivasi oleh uang akan memiliki kepentingan yang

besar terhadap uang dan memandang bahwa kecurangan pajak merupakan

tindakan yang dapat diterima atau tindakan yang etis untuk dilakukan. Semakin

tinggi money ethics, maka akan semakin besar kemungkinan individu melakukan

tindakan kecurangan pajak (tax evasion).

Page 68: SKRIPSIrepository.unib.ac.id/14108/1/SKRIPSI REYDHO DWISEPTYAWAN...PENGARUH MONEY ETHICS TERHADAP KECURANGAN PAJAK DENGAN MORALITAS SEBAGAI VARIABEL MODERASI SKRIPSI OLEH: REYDHO DWI

49

4.6.2 Moralitas Memoderasi Hubungan Antara Money Ethics dengan

Kecurangan Pajak

Hipotesis kedua yang menyatakan bahwa moralitas memoderasi pengaruh

money ethics terhadap kecurangan pajak secara empiris tidak terbukti. Hal ini

berarti bahwa adanya moralitas yang tinggi tidak dapat dipastikan akan

mempengaruhi hubungan antara money ethics dengan kecurangan pajak,

dibutuhkan faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi hubungan tersebut.

Secara teoritis, moralitas dapat mengontrol perilaku seseorang untuk

bertindak lebih etis. Menurut teori atribusi yang dikembangkan oleh Fritz Heider

menyatakan bahwa perilaku seseorang dapat ditentukan oleh kombinasi kekuatan

internal dan eksternal, dimana moralitas yang dimiliki seseorang merupakan

sesuatu yang berasal dari dalam diri dan merupakan ciri kepribadian yang dimiliki

individu sehingga dapat diartikan sebagai atribusi disposisional. Semakin tinggi

tahapan moralitas individu, semakin individu memperhatikan kepentingan yang

lebih luas dan universal daripada kepentingan pribadinya. Kecintaan terhadap

uang yang dimiliki oleh seseorang akan mempengaruhi seseorang untuk

melakukan kecurangan pajak dan moralitas yang berasal dalam diri seseorang

diharapkan dapat mengontrol perilaku seseorang untuk bertindak lebih etis. Oleh

karena itu dengan adanya moralitas yang tinggi dalam diri individu, maka dapat

memberikan pengaruh terhadap hubungan antara money ethics dengan kecurangan

pajak. Namun dalam penelitian ini variabel moralitas bukan sebagai penentu

dalam memoderasi hubungan antara money ethics dan kecurangan pajak.

Page 69: SKRIPSIrepository.unib.ac.id/14108/1/SKRIPSI REYDHO DWISEPTYAWAN...PENGARUH MONEY ETHICS TERHADAP KECURANGAN PAJAK DENGAN MORALITAS SEBAGAI VARIABEL MODERASI SKRIPSI OLEH: REYDHO DWI

50

Hal ini terjadi karena sebagian besar individu jika dilihat dari nilai mean

dalam statistik deskriptif menganggap bahwa kecurangan pajak adalah etis untuk

dilakukan. Individu mempresepsikan bahwa kecurangan pajak dapat dipandang

sebagai tindakan yang etis karena dana pajak yang telah mereka kumpulkan hanya

akan terbuang sia-sia dan tidak mendapatkan manfaat atau imbalan apapun dari

pajak yang mereka bayarkan dan hanya akan dikorupsi oleh pemerintah. Persepsi

wajib pajak tersebut semakin diperburuk dengan berbagai kasus kecurangan pajak

yang melibatkan para petugas pajak, seperti yang dilakukan oleh petugas pajak

Gayus Tambunan serta kasus dana Widyatmika. Hal ini secara tidak langsung

telah menarik persepsi negatif dari para wajib pajak. Petugas pajak yang harusnya

menegakkan aturan sistem perpajakan cenderung berbuat tidak sesuai dengan

ketentuan. Persepsi individu tersebut tentu akan mendorong seseorang untuk

cenderung merasionalisasikan atau melakukan pembenaran diri untuk suatu

perilaku yang salah sebagai upaya untuk membenarkan perilaku kecurangan yang

dilakukannya. Hal ini sesuai dengan teori segitiga kecurangan atau fraud triangle

theory dimana rasionalisasi merupakan salah satu sebab terjadinya tindakan

kecurangan tersebut.

Rasionalisasi dalam konteks kecurangan pajak adalah cara untuk

membenarkan diri yang dilakukan wajib pajak ketika melakukan perilaku

kecurangan pajak yang bertujuan untuk mengurangi rasa bersalah atau

menganggap bahwa kecurangan yang dilakukan merupakan tindakan yang tidak

salah. Adanya rasionalisasi dari para individu tentu akan mempengaruhi moralitas

sehingga adanya moralitas yang tinggi tidak dapat dipastikan akan mempengaruhi

Page 70: SKRIPSIrepository.unib.ac.id/14108/1/SKRIPSI REYDHO DWISEPTYAWAN...PENGARUH MONEY ETHICS TERHADAP KECURANGAN PAJAK DENGAN MORALITAS SEBAGAI VARIABEL MODERASI SKRIPSI OLEH: REYDHO DWI

51

hubungan antara money ethics dengan kecurangan pajak. Hal inilah yang dapat

menjadi salah satu penyebab, masih belum tercapainya realisasi penerimaan pajak

dengan target penerimaan pajak yang telah ditetapkan oleh pemerintah selama ini.

Oleh karena itu, berdasarkan hasil penelitian dapat dijelaskan bahwa moralitas

tidak mempengaruhi hubungan antara money ethics dengan kecurangan pajak.

Page 71: SKRIPSIrepository.unib.ac.id/14108/1/SKRIPSI REYDHO DWISEPTYAWAN...PENGARUH MONEY ETHICS TERHADAP KECURANGAN PAJAK DENGAN MORALITAS SEBAGAI VARIABEL MODERASI SKRIPSI OLEH: REYDHO DWI

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti empiris mengenai pengaruh

money ethics terhadap kecurangan pajak dengan moralitas sebagai variabel

moderasi. Berdasarkan hasil analisis data penelitian, maka dapat diambil

kesimpulan sebagai berikut :

1. Money ethics terbukti berpengaruh positif terhadap kecurangan pajak.

Semakin tinggi money ethics, maka akan semakin besar kemungkinan

individu melakukan tindakan kecurangan pajak (tax evasion).

2. Moralitas tidak memoderasi hubungan antara money ethics dengan

kecurangan pajak. Hal ini berarti bahwa adanya moralitas yang tinggi

tidak dapat dipastikan akan mempengaruhi hubungan antara money ethics

dengan kecurangan pajak.

5.2 Implikasi Penelitian

Implikasi dari penelitian ini dapat memberikan konstribusi bagi instansi

perpajakan yaitu KPP Pratama Bengkulu bahwa faktor perilaku individu dapat

menjadi salah satu faktor penyebab terjadinya tindakan kecurangan pajak. KPP

Pratama Bengkulu diharapkan mampu untuk menunjukkan dan meningkatkan

kinerja dalam mengatasi masalah kecurangan pajak. Berbagai kasus kecurangan

pajak yang terjadi, seperti yang melibatkan para petugas pajak tentu dapat menjadi

salah satu sebab para wajib pajak untuk lebih memilih berperilaku curang.

Page 72: SKRIPSIrepository.unib.ac.id/14108/1/SKRIPSI REYDHO DWISEPTYAWAN...PENGARUH MONEY ETHICS TERHADAP KECURANGAN PAJAK DENGAN MORALITAS SEBAGAI VARIABEL MODERASI SKRIPSI OLEH: REYDHO DWI

53

Pencegahan terhadap perilaku kecurangan pajak ini perlu dilakukan oleh aparat

perpajakan, salah satunya dengan memberikan pelayanan yang maksimal dan

memperbaiki kinerja dari aparat perpajakan dalam menegakkan aturan sistem

perpajakan. Oleh karena itu dengan adanya langkah-langkah yang tepat dalam

mencegah praktik kecurangan pajak sehingga target penerimaaan pajak yang

ditetapkan oleh pemerintah dapat terealisasi.

5.3 Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini tidak terlepas dari beberapa keterbatasan yang kemungkinan

dapat menimbulkan bias hasil penelitian ini. Adapun keterbatasan dari penelitian

ini berupa:

1. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini merupakan kuesioner

yang disesuaikan kembali oleh penulis berdasarkan penelitian terdahulu

sehingga kemungkinan pernyataan kuesioner masih sangat sulit untuk

dapat dipahami oleh responden dalam penelitian ini. Hal ini terlihat dari

jawaban responden dalam penelitian ini yang masih terdapat nilai jawaban

bernilai sangat ekstrem, sehingga jawaban responden dalam penellitian ini

sangat beragam atau heterogen.

2. Pernyataan-pernyataan kuesioner dalam penelitian ini masih berupa

pernyataan tertutup, sehingga para responden tidak dapat menyalurkan

pendapat secara bebas sesuai dengan pemikiran responden.

3. Waktu tahap pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

hanya berlangsung selama 10 hari lamanya, sehingga sampel penelitian

yang digunakan masih belum cukup untuk mewakili jumlah populasi.

Page 73: SKRIPSIrepository.unib.ac.id/14108/1/SKRIPSI REYDHO DWISEPTYAWAN...PENGARUH MONEY ETHICS TERHADAP KECURANGAN PAJAK DENGAN MORALITAS SEBAGAI VARIABEL MODERASI SKRIPSI OLEH: REYDHO DWI

54

4. Variabel moralitas sebagai variabel moderasi dalam penelitian ini, masih

belum didukung oleh penelitian sebelumnya.

5.4 Saran Penelitian Salanjutnya

Mengingat arti pentingnya topik penelitian ini untuk pengembangan

akuntansi keperilakuan secara teoritis dan praktis, maka saran yang dapat

diberikan untuk penelitian selanjutnya adalah :

1. Menggunakan kuesioner bersifat terbuka, sehingga para responden bisa

menyalurkan pendapat mereka secara bebas selain dari kuesioner bersifat

penyataan tertutup atau tertulis.

2. Menambah waktu tahap pengumpulan data, sehingga diperoleh jumlah

sampel yang lebih banyak dan lebih mampu mewakili jumlah populasi

sehingga hasilnya dapat lebih digeneralisasi.

3. Menambahkan variabel independen lain selain dari money ethics serta

mempertimbangkan variabel moderating lainnya selain moralitas yang

dapat mempengaruhi hubungan money ethics dengan kecurangan pajak

misalnya materialisme dan lainnya.

4. Memperluas kriteria responden penelitian, yaitu tidak hanya wajib pajak

orang pribadi tetapi aparat fiskus pajak sebagai responden penelitian perlu

dipertimbangkan agar dapat melihat persepsi baik dari wajib pajak

maupun aparat fiskus pajak.

Page 74: SKRIPSIrepository.unib.ac.id/14108/1/SKRIPSI REYDHO DWISEPTYAWAN...PENGARUH MONEY ETHICS TERHADAP KECURANGAN PAJAK DENGAN MORALITAS SEBAGAI VARIABEL MODERASI SKRIPSI OLEH: REYDHO DWI

DAFTAR PUSTAKA

Basri, Y. M. (2014). Efek Moderasi Religiusitas dan Gender Terhadap Hubungan

Etika Uang (Money Ethichs) dan Kecurangan Pajak (Tax Evasion).

Proceeding Simposium Nasional Akuntansi XVII. Mataram.

Bertens, K. 2002. Etika. Jakarta : Gramedia.

Block, W. (1993). Public Finance Texts Cannot Justify Government Taxation: A

Critique. Canadian Public Administration/Administration Publique du

Canada. 36(2).

Budiningsih, Asri C. 2004. Pembelajaran Moral. Jakarta : Rineka Cipta.

Charismawati, C. (2011). Analisis Hubungan antara Love of Money dengan

Persepsi Etika Mahasiswa Akuntansi. Jurnal Akuntansi, Universitas

Diponegoro.

Cohn, G. (1998). The Jewish View on Paying Taxes. Journal of Accounting,

Ethics, & Public Policy, 1(2).

Deigh J. In Audi R. editor. (1995). The Cambridge Dictionary of Philosophy.

New York: Cambridge University.

Elci, Meral., Sener, Irge., & Alpkan Luthifak. (2011). The Impact of Morality and

Religiosity of Employees on Their Hardworking Behavor. Procedia Sosial

and Behavor Sciences, 24.

Elias, R. Z., & Faraq, M. (2010). The relationship between accounting students’

love of money and their ethical perception. Managerial Auditing Journal,

25(3).

Ghozali, Imam. (2013). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS

Edisi: 7. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Gupta, N., & Shaw, J. D. (1998). Let the Evidence Speak : Financial Incentives

are Effective!! Compensation and Benefit Reviews, 30(2).

Indriantoro, N., & Supomo, B. (2002). Metodologi Penelitian Bisnis (1 ed.).

Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.

Keraf, Sonny.(1993). Etika Bisnis, Membangun Citra Bisnis Sebagai Profesi

Luhur. Yogyakarta: Kanisius

Page 75: SKRIPSIrepository.unib.ac.id/14108/1/SKRIPSI REYDHO DWISEPTYAWAN...PENGARUH MONEY ETHICS TERHADAP KECURANGAN PAJAK DENGAN MORALITAS SEBAGAI VARIABEL MODERASI SKRIPSI OLEH: REYDHO DWI

56

Lau, T. C., Choe, K. L., & Tan, L. P. (2013). The Moderating Effect of

Religiosity in the Relationship between Money Ethics and Tax Evasion.

Asian Social Science, 9(11).

Lubis, A. I. (2010). Akuntansi Keperilakuan (2 ed.). Jakarta: Salemba Empat.

Luthans, F. (2005). Perilaku Organisasi (10 ed.). Yogyakarta: Andi.

Mardiasmo. (2009). Perpajakan Edisi Revisi 2009. Yogyakarta: Penerbit Andi.

McDaniel, S. W., & Burnett, J. J. (1990). Consumer Religiosity and Retail Store

Evaluative Criteria. Journal of the Academy of Marketing Science, 18(2).

McGee, R. W. (2006). Three Views on the Ethics of Tax Evasion. Journal of

Business Ethics, 67.

McGee, R. W., & Guo, Z. (2007). A Survey of Law, Business and Philosophy

Students in China on the Ethics of Tax Evasion. Society and Business

Review, 2(3).

McGee, R. W., Ho, S. S., & Li, A. Y. (2008). A comparative study on perceived

ethics of tax evasion: Hong Kong vs. the United States. Journal of

Business Ethics, 77(2).

Miller MJ, Woehr DJ, Hudspeth N. (2002). Monography: The Meaning and

Measurement of Work Ethic: Construction and initial Validation of

Multidimensional Inventory. Journal of Vocational Behavior, 60.

Mitchell, T. R., & Mickel, A. (1999). The Meaning of Money: An Individual

Difference Perspective. The Academy of Management Review, 24.

Nickerson, I., Pleshko, & McGee. (2009). Presenting the Dimensionality of An

Ethics Scale pertaining To Tax Evasion. Journal of Legal, Ethical and

Regulatory Issues, 12(1).

Nkundabanyanga, S. K., Mpamizo, B., Omagor, C., & Ntayi, J. M. (2011). The

Love of Money, Pressure to Perform and Unethical Marketing Behavior in

the Cosmetic Industry in Uganda. International Journal of Marketing

Studies, 3(4).

Pratiwi, D. A. (2015).

http://economy.okezone.com/read/2015/03/23/20/1122994/penerimaan-

pajak-lima-tahun-terakhir-tak-capai-target, 18 November 2015.

Page 76: SKRIPSIrepository.unib.ac.id/14108/1/SKRIPSI REYDHO DWISEPTYAWAN...PENGARUH MONEY ETHICS TERHADAP KECURANGAN PAJAK DENGAN MORALITAS SEBAGAI VARIABEL MODERASI SKRIPSI OLEH: REYDHO DWI

57

Resmi, S. (2013). Perpajakan (7 ed.). Jakarta: Salemba Empat.

Rosianti, C., & Mangoting, Y. (2014). Pengaruh Money Ethics terhadap Tax

Evasion dengan Intrinsic dan Extrinsic Religiosity sebagai Variabel

Moderating. Tax & Accounting Review, 4(1).

Salam, Burhanudin. 2000. Etika Individual (Pola Dasar Filsafat Moral). Jakarta :

Rineka Cipta.

Sekaran, U. (2006). Metode Penelitian Untuk Bisnis (4 ed.). Jakarta: Salemba

Empat.

Smith, S. R., & Kimball, K. C. (1998). Tax Evasion and Ethics: A Perspective

from Members of The Church of Jesus Christ of Latter-day Saints. Journal

of Accounting, Ethics & Public Policy, 1(3).

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&B. Bandung:

Alfabeta.

Suminarsasi, & Supriyadi. (2011). Pengaruh Keadilan, Sistem Perpajakan, dan

Diskriminasi terhadap Persepsi Wajib Pajak Mengenai Etika Penggelapan

Pajak (Tax Evasion). Proceeding Simposium Nasional Akuntansi XV.

Banjarmasin.

Tamari, M. (1998). Ethical Issues in Tax Evasion: A Jewish Perspective. Journal

of Accounting, Ethics & Public Policy, 1(2).

Tang, T. L. (2002). Is the love of money the root of all evil? Or different strokes

for different folks: lessons in 12 countries. Paper presented to the

International Conference on Business Ethics in the Knowledge Economy.

Tang, T. L., & Chiu, R. K. (2003). Income, money ethics, pay satisfaction,

commitment, and unethical behavior: is the love of money the root of evil

for Hong Kong employees? Journal of Business Ethics, 46.

Tang, T. L.-P. (1992). The Meaning of Money Revisited. Journal of

Organizational Behavior, 13.

Tang, T., Kim, J., & Tang, D (2000). Does attitude towards money moderate the

relationship between intrinsic job satisfaction and voluntary turnover?.

Human Relations, 53(2).

Page 77: SKRIPSIrepository.unib.ac.id/14108/1/SKRIPSI REYDHO DWISEPTYAWAN...PENGARUH MONEY ETHICS TERHADAP KECURANGAN PAJAK DENGAN MORALITAS SEBAGAI VARIABEL MODERASI SKRIPSI OLEH: REYDHO DWI

58

Vitell, S. J., Paolillo, J. G., & Singh, J. (2006). The role of money and religiosity

in determining consumers’ ethical beliefs. Journal of Business Ethics, 64.

Vitell, S. J., Singh, J., & Paolillo, J. G. (2007). Consumers’ ethical beliefs: The

roles of money, religiosity and attitude toward business. Journal of

Business Ethics, 73.

Wilopo. 2006. Analisis Faktor-Faktor yang Berpengaruh terhadap Kecendrungan

Kecurangan Akuntansi : Studi pada Perusahaan Publik dan BUMD di

Indonesia. Proceeding Simposium Nasional Akuntansi IX. Padang.