PT. Freeport Business Ethics Case

download PT. Freeport Business Ethics Case

of 30

description

Contoh Kasus Etika Bisnis

Transcript of PT. Freeport Business Ethics Case

  • Magister ManagementUniversitas Gadjah Mada2015

    Business Ethics Case StudyOleh Kelompok 6 :

    Melati Puspitasari DPPanji ArdiansyahPricilla NoveliaPriska Winny

  • Page 1 of 29

    Business Ethics Case StudyMagister Management Universitas Gadjah Mada

    A. PT Freeport Indonesia (PTFI)

    Merupakan perusahaan afiliasi dariFreeport-McMoRan. PTFI menambang,memproses dan melakukan eksplorasiterhadap bijih yang mengandungtembaga, emas dan perak. Beroperasi di

    daerah dataran tinggi di Kabupaten Mimika Provinsi Papua, Indonesia. PTFI memasarkankonsentrat yang mengandung tembaga, emas dan perak ke seluruh penjuru dunia. Komplekstambang berada di Grasberg merupakan salah satu penghasil tunggal tembaga dan emasterbesar di dunia, dan berada di jantung suatu wilayah mineral yang sangat melimpah.

    Freeport-McMoRan (FCX) merupakan perusahaan tambang internasional utama dengankantor pusat di Phoenix, Arizona, Amerika Serikat. FCX mengelola beragam aset besar berusiapanjang yang tersebar secara geografis di atas empat benua, dengan cadangan signifikan terbuktidan terkira dari tembaga, emas dan molybdenum. Mulai dari pegunungan khatulistiwa di Papua,Indonesia, hingga gurun-gurun di Barat Daya Amerika Serikat, gunung api megah di Peru, daerahtradisional penghasil tembaga di Chile dan peluang baru menggairahkan di Republik DemokrasiKongo, sehingga berada di garis depan pemasokan logam yang sangat dibutuhkan di dunia.

    Freeport-McMoRan merupakanperusahaan publik di bidang tembagayang terbesar di dunia, penghasil utamadi dunia dari molybdenum, logam yangdigunakan pada campuran logam bajaberkekuatan tinggi, produk kimia, danproduksi pelumas, serta produsen besaremas. Selaku pemimpin industri, FCXtelah menunjukkan keahlian terbukti

  • Page 2 of 29

    Business Ethics Case StudyMagister Management Universitas Gadjah Mada

    untuk teknologi maupun metode produksi menghasilkan tembaga, emas dan molybdenum. FCXmenyelenggarakan kegiatan melalui beberapa anak perusahaan utama; PTFI, Freeport-McMoRan Corporation dan Atlantic Copper.

    VisiMenjadi perusahaan tambang kelas duniayang menciptakan nilai-nilai unggul danmenjadi kebanggaan bagi seluruh pemangkukepentingan termasuk karyawan,masyarakat, dan bangsa.

    MisiBerkomitmen untuk secara kreatifmentransformasikan sumber daya alammenjadi kesejahteraan dan pembangunanyang berkelanjutan melalui praktek-praktekpertambangan terbaik denganmemprioritaskan kesejahteraan danketentraman karyawan dan masyarakat,pengembangan SDM, tanggung jawab sosialdan lingkungan hidup, serta keselamatandan kesehatan kerja.

    B. LATAR BELAKANG KASUS PT. FREEPORT INDONESIABisnis dalam dunia Modern memiliki banyak faktor yang menentukan dan mempengaruhi

    kegiatan tersebut. Namun, permasalahan mengenai aspek etika bisnis sampai sekarang jarangsekali dibahas, walaupun saat ini sudah mulai diakui bahwa faktor etika bisnis merupakan suatumasalah yang penting.

    Terdapat tiga sudut pandang untuk mengukurnya, yaitu sudut pandang ekonomis, moral,dan hukum. Sudut pandang ekonomis memberikan pernyataan bahwa suatu bisnis itu baik jikamenghasilkan laba. Untuk sudut pandang hukum menggunakan tolak ukur yang jelas yaitu suatubisnis adalah baik jika diperbolehkan oleh sistem hukum. Sedangkan dalam menentukan tolakukur untuk sudut pandang moral atau etis ini adalah baik buruknya suatu perbuatan atau tingkahlaku yang dilihat dari berbagai sisi.

  • Page 1 of 29

    Business Ethics Case StudyMagister Management Universitas Gadjah Mada

    Permasalahan yang muncul berhubungan dengan etika bisnis sudah sering terjadi. Salahsatu kasus yang sangat mengambil perhatian masyarakat Indonesia adalah kasus PT. FreeportIndonesia (PTFI). Kasus yang berkaitan dengan PT. Freeport Indonesia ini merupakan salah satubentuk penjajahan neo-liberalisme yang terjadi. Banyak protes dari masyarakat Papua yangmuncul dan diwarnai dengan demonstrasi secara terus-menerus bahkan bentrok fisik juga terjadidengan aparat TNI/Polri. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat masalah yang berhubungandengan perusahaan tambang dari Amerika tersebut.

    PT. Freeport Indonesia, merupakan perusahaan yang pernah terdaftar sebagai salah satuperusahaan multinasional terburuk tahun 1996, adalah potret nyata sektor pertambanganIndonesia. Keuntungan ekonomi yang dibayangkan tidak seperti yang dijanjikan, sebaliknyakondisi lingkungan dan masyarakat di sekitar lokasi pertambangan terus memburuk dan menuai

    protes akibat berbagai pelanggaran hukumdan HAM (salah satu berita dapat diakses darisitus news.bbc.co.uk), dampak lingkunganserta kemiskinan rakyat sekitar tambang.

    Sejak awal kehadiran PT. FI di Mimika,Papua tanggal 7 April 1967 telah memicubanyak konflik, terutama dengan masyarakatsuku Amungme dan Komoro. Perlakuan yangtidak akomodatif dari pemerintah danpihak Freeport terhadap tuntutan masyarakatsetempat telah memicu protes-protes yangberkepanjangan. Hal itu menunjukkan bahwaKontrak Karya (Contract of Work Area) yangditangani pemerintah Orde Baru telahmengabaikan prinsip-prinsip keadilan dankesejahteraan rakyat.

  • Page 2 of 29

    Business Ethics Case StudyMagister Management Universitas Gadjah Mada

    Tahun 1936: Jean Dory (ahli geologi berkebangsaan Belanda) pertama kali menemukan lokasipertambangan di daerah Ertsberg (gunung bijih tembaga), Papua.

    Tahun 1960: Dilanjutkan ekspedisi oleh Forbes Wilson yang menemukan kembali Ertsberg.Tahun 1967: Freeport melakukan penambangan pertama kali pada bulan Desember yang

    kemudian menghasilkan pascra Kontrak Karya I (April 1967).Tahun 1972 : Terjadi ekspor pertama konsenttrat tembaga pada bulan Desember.Tahun 1986 : Ditemukan lagi sumber penambangan baru di Grassberg (gunung rumput) yang

    kandungan bahan tambangnya jauh lebih besar. Sehingga dikatakan bahwa kandunganbahan tambang emas yang terdapat di situ adalah yang terbesar di dunia.

    PT. Freeport Indonesiadiperkirakan mampu memilikikuantitas produksi dalam seharisebanyak 185 ribu sampai 200 ributon bijih tembaga dan emas.Sehingga, PT. Freeport mampumenambang dari kedua lokasitersebut sekitar 30 juta tontembaga dan 2,744 miliar gramemas. Apabila dihitung secarakasar dengan standar harga pergram emas 100 ribu rupiah, berartinilai emas yang terkandung dibumi Papua sekitar 270 triliunrupiah. Kenyataan ini jelas sekalimembuat Freeport semakinberhasrat untuk memperpanjangKontrak Karya.

  • Page 3 of 29

    Business Ethics Case StudyMagister Management Universitas Gadjah Mada

    Tahun 1991 : Terjadi Kontrak Karya II pada bulan Desember.Kontrak Karya II pada Desember 1991, memberikan hak kepada Freeport untuk

    menambang selama 30 tahun dengan kemungkinan perpanjangan selama 2 kali 10 tahun.Dengan demikian, Kontrak Karya II ini akan berakhir pada 2021, jika diperpanjang, maka akanberakhir pada 2041.

    Namun ironisnya, masyarakat daerahdan negara tidak memperoleh hasil yangproporsional dari pertambangan tersebut.Kontribusi Freeport kepada APBN (hingga2005) hanya 2 triliun rupiah pertahun (sekitar0,5 persen dari total dana APBN), di manasaham negara hanya 9,36% dan sisanya dimilikiperusahaan Amerika tersebut. Nilai yangsangat minim untuk ukuran perusahaanraksasa seperti Freeport, yang penghasilannyapada 2005 mencapai 4,2 miliar dolar (sekitar42 triliun rupiah). Pemerintahan Indonesia

    seharusnya melihat dan belajar kasus yang terjadi di Bolivia.Melihat Kasus Negara lain :

    Bolivia, merupakan negara miskin di Amerika Latin ini telah berhasil memaksa investorasing untuk memberikan laba yang lebih besar, dari 18% menjadi 82%. Tak disangka, parainvestor asing tersebut bersedia memenuhi permintaan ini. Mengapa hal ini bisa terjadi ?

    Joseph Stiglitz, dalam wawancaranya dengan Tempo saat berkunjung ke Indonesia (16Agustus 2007), mengatakan bahwa mereka (para investor asing itu) sadar betul bahwa merekasedang merampok kekayaan negara-negara berkembang (They will stay there, because theyknow that in the past they have been robbing the developing countries).

  • Page 4 of 29

    Business Ethics Case StudyMagister Management Universitas Gadjah Mada

    Sementara itu, kantor berita Reuters memberitakan bahwa empat bos besarFreeport minimal menerima bagian 126,3 miliar rupiah perbulan. Chairman perusahaan itu,James R. Moffet, menerima lebih dari 87,5 miliar rupiah perbulan. Sedangkan PresidentDirectornya, Andrianto Machribie, menerima sekitar 15,1 miliar rupiah perbulan. Dan takdipungkiri bahwa para pejabat pemerintahan Orde Baru juga memperoleh bagian yangmenggiurkan.

    Hal ini sangat berbandingterbalik dengan kehidupanmasyarakat Papua itu sendiri.Berdasarkan statisticmenunjukkan dari 1,5 jutapenduduk Papua 80,07% diantaranya tergolong miskin.Sangat jelas bahwa PT. Freeporttelah serakah sehinggamemancing konflikberkepanjangan denganmasyarakat setempat. Namunsebenarnya konflik pertamatersebut telah mulai dan munculsejak dilakukannya ekspedisi.Ketika itu tim ekspedisi ForbesWilson (1960) meminta bantuankepada masyarakat sekitar untukmembawakan barang-barang

    keperluan rombongan, tetapi pada akhirnya mereka tidak dibayar. Peristiwa inilah yang menjadiawal kekecewaan masyarakat. Konflik kedua berikutnya berkaitan dengan dibuatnya JanuaryAgreement (1974), yang isinya menyangkut kesepakatan antara Freeport dengan masyarakat

  • Page 5 of 29

    Business Ethics Case StudyMagister Management Universitas Gadjah Mada

    suku Amungme dalam pematokan lahan tambang dan batas tanah. Namun kenyataannya,Freeport telah mengambil tanah adat jauh di luar batas yang telah disepakati. Akibatnya,masyarakat adat semakin tergeser dan menjadi kaum pinggiran.

    Realitas sosial ini kemudian menyebabkan munculnya konflik sehingga masyarakatsetempat melakukan tuntutanperolehan laba Freeport.Sehingga, akhirnya mulai 1996Freeport memutuskan untukmemberikan dana sekitar 1% darilaba kotor perusahaan, yangdisebut Freeport Fund for IrianJaya Development. Namundisinyalir pemberian dana inihanya sekedar akal-akalan Freeport untuk meredamkerusuhan Maret 1996. Selain itu,dana tersebut telah menimbulkankonflik baru antar suku (Amungme dan suku-suku lainnya) mengenai siapa yang paling berhakmemanfaatkannya. Jelas sekali hal ini menguntungkan pihak Freeport, karena dengan munculnyakonflik internal ini konsentrasi masyarakat tidak lagi tertuju pada Freeport. Selain itu, sebagaikompensasi dari dana tersebut, Freeport kemudian memperluas wilayah dan kuantitaspenambangannya.

    Tidak hanya itu, PT. Freeport Indonesia bahkan dengan leluasa memanfaatkan aparatkeamanan dari TNI dan Polri untuk menghadapi aksi protes masyarakat. Yangmenyebabkan Freeport mengucurkan dana sangat besar bagi aparat keamaan, yang telah beralihfungsi menjadi bodyguard. Koran yang dimuat The New York Times memberitakanbahwa Freeport telah membayar sekitar 30 juta dolar kepada TNI dan Polri antara 1998 dan 2004.Selebihnya, Freeport juga telah menyuap hingga puluhan dan ratusan ribu dolar ke kantong

  • Page 6 of 29

    Business Ethics Case StudyMagister Management Universitas Gadjah Mada

    sejumlah pejabat militer senior. Bahkanpada 2003 Freeport juga mengakui telahmembayar TNI dan Polri sebesar 11 jutadolar antara 2001 dan 2002. Dengandemikian, pada PT. Freeport Indonesiasering kali terjadi pelanggaran HAM dilokasi sekitar penambangan. Sedangkan,masyarakat yang berupaya mengais-ngais tailing untuk sekedar mencari sisarezeki, justru diusir paksa dan bahkan adayang ditembak.

    Konflik lain yang muncul , adalahadanya dugaan yang kuat praktik

    manipulasi hasil tambang yang dilakukan PT. Freeport Indonesia. Hasil tambang berupakonsentrat tembaga, emas, dan perak disalurkan secara tertutup melalui pipa besar yangdipasang langsung dari pusat pertambangan Grassberg sepanjang seratus kilometer ke tepi lautArafura, untuk dibawa ke Amerika. Hanya sedikit pengolahan konsentrat yang dilakukan diIndonesia (sekitar 3% menurut anggota Panja DPR atau 30% menurut Manajer Teknik PT.Smelting Gresik). Sehingga tak pernah diketahui kuantitas dan nilai produksi yang sebenarnya.Bahkan ada kabar lain bahwa PT. Freeport Indonesia telah membawa pula uranium dari sana.Apabila memandang perolehan Negara yang hanya sebesar 2 triliun rupiah pertahun tersebuttidak mampu dibandingkan dengan pendapatan PT. Freeport Indonesia tahun 2005, yang jelasjauh berada di bawah nilai saham Negara sebesar 9,36%.

    Tidak hanya itu saja, konflik lainnya juga muncul mengenai dugaan kuat adanyapenggelapan pajak. Sebagai gambaran, pada 1994 Freeport memperoleh pendapatan 1,1 miliardolar (atau berdasarkan kurs saat itu sekitar 2,2 triliun rupiah). Sementara Barnabas Suebu,mantan Gubernur Irian Jaya, menyebutkan bahwa nilai pajak Freeport yang kembali ke daerah

  • Page 7 of 29

    Business Ethics Case StudyMagister Management Universitas Gadjah Mada

    selama ia menjadi Gubernur pada 1988-1993 tidak lebih dari 20 miliar rupiah (kurang dari 0,2%pendapatan Freeport tersebut).

    Kemudian, konflik yang berhubungan dengan lingkungan juga muncul yaitu lahan tanahyang berada di sekitar pertambangan telah rusak berat selama kegiatan operational yangdilakukan PT. Freeport ada. Hal ini memberikan dampak yang tidak menguntungkan bagi ekologiPapua maupun kesehatan masyarakat yang mana mereka harus meminum air dari sumur-sumuryang telah sangat tercemar limbah. Gambaran lainnya yaitu, dilihat dari produksiharian Freeport sebesar 200 ribu ton, menghasilkan limbah pasir kimiawi (tailing) sekitar 190 ributon. Dengan demikian, menunjukkan dampak buruk yang besar bagi lingkungan setempat setiapharinya. Bahkan saat ini salju di puncak gunung Jaya Wijaya pun telah mencair akibat pencemaranlimbah buangan ini.

    Munculnya permasalahan yang ada di PT. Freeport Indonesia justru tidak diperhatikanoleh pemerintahan yang mana mereka terus membela keberadaan PT. Freeport Indonesia.Presiden RI yang saat itu dijabat oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bahkan dengan tegasmenyatakan bahwa Freeport selalu memberi laporan data kinerja perusahaan kepadapemerintah Indonesia, sehingga tak ada alasan untuk menutup perusahaan Amerika tersebut.

    C. ANALISIS MASALAH :Kasus yang dilakukan oleh PT. Freeport Indonesia :Berkaitan dengan pencemaran lingkungan

    1. Gangguan ekologi: Freeport sempat menyatakan bahwa Muara di hilir daerahpengendapan tailing kami adalah ekosistem yang berfungsi dan beraneka ragam denganikan dan udang yang melimpah. Berbanding terbalik dengan kenyataan bahwa bagianluar Muara Ajkwa, termasuk daerah pantai Laut Arafura, mengalami penurunan jumlahhewan yang hidup dasar laut (bottom-dwelling animals) sebesar 40% hingga70%. (Sumber Kompas)

  • Page 8 of 29

    Business Ethics Case StudyMagister Management Universitas Gadjah Mada

    2. Telah lalai dalam pengelolaan limbah batuan, bertanggung jawab atas longsor berulangpada limbah batuan Danau Wanagon yang berujung pada kecelakaan fatal dan keluarnyalimbah beracun yang tak terkendali (2000).(Sumber Kompas)

    3. Hendaknya membangun bendungan penampungan tailing yang sesuai standar teknislegal untuk bendungan, bukan yang sesuai dengan sistem sekarang yang menggunakantanggul (levee) yang tidak cukup kuat (2001). (Sumber Kompas)

    4. Mengandalkan izin yang cacat hukum dari pegawai pemerintah setempat untukmenggunakan sistem sungai dataran tinggi untuk memindahkan tailing. Perusahaandiminta untuk membangun pipa tailing ke dataran rendah (2001, 2006). (Sumber Kompas)

    5. Mencemari sistem sungai dan lingkungan muara sungai, dengan demikian melanggarstandar baku mutu air (2004, 2006). (Sumber Kompas)

    6. Membuang Air Asam Batuan (Acid Rock Drainage) tanpa memiliki surat izin limbahberbahaya, sampai pada tingkatan yang melanggar standar limbah cair industri, dan gagalmembangun pos-pos pemantauan seperti yang telah diperintahkan (2006). (SumberKompas)

    7. Limbah tailing PT FI telah meniumbun sekitar 110 km2 wilayah estuari tercemar,sedangkan 20 40 km bentang sungai Ajkwa beracun dan 133 km2 lahan subur terkubur.Saat periode banjir datang, kawasan-kawasan suburpun tercemar Perubahan arah sungaiAjkwa menyebabkan banjir, kehancuran hutan hujan tropis (21 km2), dan menyebabkandaerah yang semula kering menjadi rawa. Gangguan kesehatan juga terjadi akibatmasuknya orang luar ke Papua. Timika, kota tambang PT FI , adalah kota dengan penderitaHIV AIDS tertinggi di Indonesia. (Sumber Kompas)

  • Page 9 of 29

    Business Ethics Case StudyMagister Management Universitas Gadjah Mada

    Berkaitan dengan Pelanggaran HAM dan Hukum1. Februari 2006, terjadi pengusiran terhadap penduduk setempat yang melakukan

    pendulangan emas dari sisa-sisa limbah produksi Freeport di Kali Kabur Wanamon.Pengusiran dilakukan oleh aparat gabungan kepolisian dan satpam Freeport. Akibatpengusiran ini terjadi bentrokan dan penembakan. Penduduk sekitar yang mengetahuikejadian itu kemudian menduduki dan menutup jalan utama Freeport di Ridge Camp, diMile 72-74, selama beberapa hari. Jalan itu merupakan satu-satunya akses ke lokasipengolahan dan penambangan Grasberg.

    2. April 2007, sekitar 9.000 karyawan Freeport mogok kerja untuk menuntut perbaikankesejahteraan. Perundingan akhirnya diselesaikan pada 21 April 2007 setelah tercapaikesepakatan yang termasuk mengenai kenaikan gajiterendah. Pemogokan sebagian besar karyawan PTFreeport Indonesia (PTFI) telah terjadi sejak tanggal15 September 2011. Dari jumlah total karyawanPTFI sebesar 12.740 orang, 8.000 diantaranyaturut aktif dalam aksi mogok tersebut, yangmenuntut peningkatan gaji untuk disesuaikandengan gaji karyawan Freeport di Amerika. Mogoknyahampir seluruh pekerja PT Freeport Indonesia (FI) tersebutdisebabkan perbedaan indeks standar gaji yang diterapkan oleh manajemen padaoperasional Freeport di seluruh dunia. Pekerja Freeport di Indonesia diketahuimendapatkan gaji lebih rendah daripada pekerja Freeport di negara lain untuk leveljabatan yang sama. Gaji sekarang per jam USD 1,5USD 3. Padahal, bandingan gaji dinegara lain mencapai USD 15USD 35 per jam. Sejauh ini, perundingannya masihmenemui jalan buntu. Manajemen Freeport bersikeras menolak tuntutan pekerja,pekerja tidak mengetahui dasar pertimbangannya manajemen.

  • Page 10 of 29

    Business Ethics Case StudyMagister Management Universitas Gadjah Mada

    D. UNDANG-UNDANG YANG DILANGGAR PT. FREEPORT INDONESIAa. PT Freeport Indonesia telah melanggar hak-hak dari buruh Indonesia (HAM) berdasarkan

    UU No. 13/2003 tentang mogok kerja sah dilakukan. PT Freeport Indonesia telahmelanggar pasal:

    Pasal 139: Pelaksanaan mogok kerja bagi pekerja/buruh yang bekerja padaperusahaan yang melayani kepentingan umum dan atau perusahaan yang jeniskegiatannya membahayakan keselamatan jiwa manusia diatur sedemikian rupasehingga tidak mengganggu kepentingan umum dan atau membahayakankeselamatan orang lain.

    Pasal 140: (1) Sekurang-kurangnya dalam waktu 7 (tujuh) hari kerja sebelummogok kerja dilaksanakan, pekerja/buruh dan serikat pekerja/serikat buruh wajibmemberitahukan secara tertulis kepada pengusaha dan instansi yangbertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan setempat. (2) Pemberitahuansebagaimana dimaksud dalam ayat 1 (satu) sekurang-kurangnya memuat: (i)Waktu (hari, tanggal, dan jam) dimulai dan diakhiri mogok kerja. (ii) Tempatmogok kerja. (iii) Alasan dan sebab-sebab mengapa harus melakukan mogok kerja.(iv) Tanda tangan ketua dan sekretaris dan/atau masing-masing ketua dansekretaris serikat pekerja/serikat buruh sebagai penanggung jawab mogok kerja.

    (3) Dalam hal mogok kerja akan dilakukan oleh pekerja/buruh yangtidak menjadi anggota serikat pekerja/serikat buruh, maka

    pemberitahuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2)ditandatangani oleh perwakilan pekerja/buruhyang ditunjuk sebagai koordinator dan/atau

    penanggung jawab mogok kerja. (4) Dalam hal mogok kerja dilakukan tidaksebagaimana dimaksud dalam ayat (1), maka demi menyelamat kan alat produksidan aset perusahaan, pengusaha dapat mengambil tindakan sementara dengancara: (i) Melarang para pekerja/buruh yang mogok kerja berada dilokasi kegiatan

  • Page 11 of 29

    Business Ethics Case StudyMagister Management Universitas Gadjah Mada

    proses produksi, atau (ii) Bila dianggap perlu melarang pekerja/buruh yang mogokkerja berada di lokasi perusahaan.

    Pasal 22: Setiap orang berhak atas pekerjaan, berhak dengan bebas memilihpekerjaan, berhak akan terlaksananya hak-hak ekonomi, sosial, dan budaya yangsangat doperlukan untuk martabat dan pertumbuhan bebas pribadinya, melaluiusaha-usaha nasional maupun kerjasama internasional, dan sesuai denganpengaturan sumber daya setiap negara.

    b. PT Freeport Indonesia melanggar UU No.11/1967 tentang Ketentuan-ketentuan PokokPertambangan yang sudah diubah dengan UU No.4/2009.

    c. Selain itu juga bertentangan dengan PP 76/2008tentang Kewajiban Rehabilitasi dan ReklamasiHutan, telah terjadi bukti paradoksal sikap Freeport.

    E. KASUS PT. FREEPORT INDONESIA DITINJAU DARI ETIKA BISNISTeori Utilitarianisme

    Berasal dari bahasa latin utilis yang berarti bermanfaat. Menurut teori ini suatuperbuatan adalah baik jika membawa manfaat, tapi manfaat itu harus menyangkut bukansaja satu dua orang melainkan masyarakat sebagai keseluruhan. Secara singkat, prinsiputilitarian menyatakan bahwa :

    Suatu tindakan dianggap benar dari sudut pandang etis jika dan hanya jika jumlah totalutilitas yang dihasilkan dari tindakan tersebut lebih besar dari jumlah utilitas total yangdihasilkan oleh tindakan lain yang dapat dilakukan.

    Prinsip utilitarian mengatakan bahwa tindakan yang benar dalam suatu situasi adalahtindakan yang menghasilkan utilitas lebih besar dibandingkan kemungkinan tindakan lainnya,namun ini tidak berarti tindakan yang benar adalah tindakan menghasilkan utilitas paling besar

  • Page 12 of 29

    Business Ethics Case StudyMagister Management Universitas Gadjah Mada

    bagi orang yang melakukan tindakan tersebut. Tetapi, suatu tindakan dianggap benar jikamenghasilkan utilitas paling besar bagi semua orang yang terpengaruh oleh tindakan tersebut(termasuk orang yang melakukan tindakan tersebut)

    Dengan demikian, untuk memastikan apa yang harus kita lakukan dalam situasi tertentu,kita perlu melakukan tiga hal. Pertama, kita harus menentukan tindakan-tindakan atau kebijakanalternatif apa saja yang harus kita lakukan dalam situasi tersebut. Kedua, untuk setiap tindakanalternatif, kita perlu menentukan keuntungan dan biaya langsung dan tidak langsung yang akandiperoleh dari tindakan tersebut bagi semua orang yang dipengaruhi oleh tindakan itu dimasayang akan datang. Ketiga, alternatif yang memberikan jumlah utilitas paling besar wajib dipilihsebagai tindakan yang secara etis tepat.

    Berdasarkan teori utilitarianisme, PT.Freeport Indonesia dalam hal ini sangat bertentangandengan etika Utilitarianisme dengan melihat data sebagai berikut :

    1. Sejak tahun 1971, Freeport Indonesia, masuk ke daerah keramat daerah Amungsal ini,dan membuka tambang Erstberg. Sejak tahun 1971 itulah warga sukuAmugme dipindahkan ke luar dari wilayah mereka ke wilayah kaki pegunungan.

    2. Tambang Erstberg ini habis open-pit-nya pada 1989, dilanjutkan dengan penambanganpada wilayah Grasberg dengan izin produksi yang dikeluarkan Mentamben GinandjarKartasasmita pada 1996. Dalam izin ini, tercantum pada AMDAL produksi yang diizinkanadalah 300 ribu ton/hari.

    Sehingga apabila melihat dari sisi utilitarianisme dengan melihat data diatas, PT.FreeportIndonesia sangat bertentangan karena keuntungan yang di dapat tidak digunakan untukmensejahterakan masyarakat sekitar, melainkan untuk Negara Amerika. Berkaitan dengandibuatnya January Agreement (1974), yang isinya menyangkut kesepakatanantara Freeport dengan masyarakat suku Amungme dalam pematokan lahan tambang dan batastanah. Namun kenyataannya, sejak tahun 1971, Freeport telah mengambil tanah adat jauh di luarbatas yang telah disepakati. Akibatnya, masyarakat adat semakin tergeser dan menjadi kaumpinggiran.

  • Page 13 of 29

    Business Ethics Case StudyMagister Management Universitas Gadjah Mada

    Kemudian berhubungan dengan izin yang tercantum pada AMDAL tersebut, memang PTFIsudah mengikuti perizinan di Indonesia. Namun, apabila produksi diizinkan sebesar 300 ributon/hari kemungkinan akan berdampak negative pada lingkungan yang semakin besar. MenteriESDM telah meminta PT. Freeport untuk menurunkan produksi di Grassberg untuk memperbaikikondisi lingkungan di sekitar tambang. Hal ini merupakan rekomendasi hasil audit yang dilakukanpemerintah terhadap aktivitas tambang Freeport. Menteri ESDM meminta produksi Freeportditurunkan dari 300.000 ton bijih per hari menjadi 200.000-250.000 ton per hari. Dari produksibijih itu hanya tiga persen yang berupa konsentrat, sedang 97% lainnya limbah (tailing). Dalambijih tersebut terkandung satu persen tembaga, satu gram/ton emas dan 2-3 gram/ton perak.Sementara, kandungan konsentratnya adalah 30% tembaga, 30 gram/ton emas dan 60-90gram/ton perak. Memang, dengan meningkatnya jumlah produksi maka keuntungan PTFI akanmeningkat, namun manfaat yang diperoleh masyarakat sekitar justru negative.

    Teori Hak dan Kewajibano Hak dan Kewajiban Moral

    Secara umum, hak adalahklaim atau kepemilikan individuatau sesuatu. Seseorangdikatakan memiliki hak jika diamemiliki klaim untuk memilikitindakan dalam suatu caratertentu atau jika orang lainberkewajiban melakukan tindakan dalam suatu cara tertentu kepadanya. Suatu tindakandikatakan baik atau bermoral karena tindakan tersebut dilaksanakan berdasarkan kewajibanyang harus dilaksanakan bukan pada tujuan atau tidakan tersebut.

    Dalam pemikiran moral dewasa ini barangkali teori hak ini adalah pendekatan yang palingbanyak dipakai untuk mengevaluasi baik buruknya suatu perbuatan atau perilaku. Hak dankewajiban bagaikan dua sisi uang logam yang sama. Hak didasarkan atas martabat manusia dan

  • Page 14 of 29

    Business Ethics Case StudyMagister Management Universitas Gadjah Mada

    martabat semua manusia itu sama. Karena itu hak sangat cocok dengan suasana pemikirandemokratis.

    Hak moral adalah hak yang menetapkan larangan ataukewajiban pada orang lain yang memungkinkan seseoranguntuk memilih dengan bebas apapun kepentingan atauaktivitas yang akan dilakukannya. Hak-hak moral inimengidentifikasi aktivitas yang boleh dilaksanakan olehseseorang, atau bebas dilaksanakan, atau harus dibantudalam pelaksanaannya oleh orang lain; dan hak inimelindungi usaha yang dilakukan oleh seseorang dalammelaksanakan aktivitas tersebut dalam batas-batas yang telah ditetapkan oleh hak-hak tertentu.

    Hak-hak moral semacam ini memiliki tiga karakteristik penting yang memberikan fungsipemungkinan dan perlindungan.

    Pertama, hak moral sangat erat kaitannya dengan kewajiban. Hal ini karena hak moralseseorang biasanya dapat didefinisikan setidaknya secara parsial dalam kaitannyadengan kewajiban moral yang dimiliki orang lain pada orang tersebut. Memiliki hakmoral berarti orang lain memiliki kewajiban-kewajiban tertentu terhadap pemilik haktersebut.

    Kedua, hak moral memberikan otonomi dan kesetaraan bagi individu dalam mencarikepentingan-kepentingan mereka.

    Ketiga, hak moral memberikan dasar untuk membenarkan tindakan yang dilakukanseseorang dan untuk melindungi atau membantu orang lain.

    Dasar yang lebih baik bagi hak moral diberikan oleh teori etis yang dikembangkan olehImmanuel Kant. Kant berusaha menunjukkan bahwa ada hak dan kewajiban-kewajiban moral

  • Page 15 of 29

    Business Ethics Case StudyMagister Management Universitas Gadjah Mada

    tertentu yang dimiliki oleh semua manusia, apapun keuntungan utilitarian yang diberikan daripelaksanaan hak dan kewajiban tersebut pada orang lain. Teori Kant didasarkan pada sebuahprinsip moral yang ia sebut sebagai perintah katagoris dan yang mewajibkan semua orangdiperlukan sebagai mahluk yang bebas dan sederajat dengan yang lain. Dengan kata lain, semuaorang memiliki hak moral atas perlakuan tersebut dan semua orang memiliki kewajiban korelatifuntuk memperlakukan orang lain dengan cara yang sama.

    Pemikiran Kant mengenai hak moral berkorelasi dengan undang-undang Hak AsasiManusia di Indonesia. HAM di Indonesia diatur dalam UU Nomor 39 Tahun 1999 Pasal 4, TentangHak untuk Hidup, Hak untuk disiksa, Hak untuk kebebasan pribadi, pemikiran dan hati nurani.Hak Beragama, Hak untuk tidak diperbudak, Hak untuk diakui sebagai pribadi dan persamaandimata hukum, dan Hak untuk tidak dituntut atas dasar hukum yang berlaku surut adalah HakAsasi Manusia yang tidak dapat dikurangi dalam keadaan apapun dan oleh siapapun.

    Berdasarkan teori hak dan kewajiban, PT.Freeport Indonesia dalam hal ini sangatbertentangan karena tidak memenuhi kewajiban-kewajibannya untuk :

    Kasus I :

    a. Memenuhi Kewajiban Mensejahterakan Karyawan

    18 April 2007, sekitar 9.000 karyawan Freeport mogok kerja untuk menuntut perbaikankesejahteraan. Perundingan akhirnya diselesaikan pada 21 April 2007 setelah tercapaikesepakatan yang termasuk mengenai kenaikan gaji terendah.

    Kasus II :b. Kewajiban Menjaga Lingkungan

    PT. Freeport Indonesia tidak melakukan kewajibannya sebagaimana mestinya dalam halperbaikan kerusakan lingkungan alam. Sebagai pertambangan Mining International, tambangemas PT.Freeport sebagai yang terbesar didunia.

  • Page 16 of 29

    Business Ethics Case StudyMagister Management Universitas Gadjah Mada

    Freeport melanggar peraturan perundang-undangan tentang lingkungan hidup,penambangan mereka dapat menghasilkan limbah/bahan buangan sebesar kira-kira 6 miliar ton(lebih dari dua kali bahan-bahan bumi yang digali). Kebanyakan dari limbah dibuang dipegunungan di sekitar lokasi pertambangan, atau ke sistem sungai-sungai yang mengalir turunke dataran rendah basah, sebuah hutan hujan tropis yang telah diberikan status khususoleh sebagai jantung dunia.c. Kewajiban untuk melindungi Hak Asasi Manusia

    21 Februari 2006, terjadi pengusiran terhadap penduduk setempat yang melakukanpendulangan emas dari sisa-sisa limbah produksi Freeport di Kali Kabur Wanamon. Pengusirandilakukan oleh aparat gabungan kepolisian dan satpam Freeport. Akibat pengusiran ini terjadibentrokan dan penembakan. Penduduk sekitar yang mengetahui kejadian itu kemudianmenduduki dan menutup jalan utama Freeport di Ridge Camp, di Mile 72-74, selama beberapahari. Jalan itu merupakan satu-satunya akses ke lokasi pengolahan dan penambangan Grasberg.Hak dan Kewajiban Kontraktual

    o Hak dan kewajiban kontraktualHak dan kewajiban kontraktual adalah hak

    terbatas dan kewajiban korelatif yang muncul saatseseorang membuat perjanjian dengan orang lain. Hakdan kewajiban kontraktual dapat dibedakan. Pertama,dari fakta bahwa keduanya berkaitan dengan individu-individu tertentu dan kewajiban korelatif hanyadibebankan pada individu tertentu. Kedua, hakkontraktual muncul dari suatu transaksi khusus antara

    individu-individu tertentu. Ketiga, hak dan kewajiban kontraktual bergantung pada sistemperaturan yang diterima publik, sistem yang mengatur tentang transaksi yang memunculkan hakdan kewajiban tersebut.

  • Page 17 of 29

    Business Ethics Case StudyMagister Management Universitas Gadjah Mada

    PT.Freeport melanggar hak dan kewajiban kontraktual dalam hal Konflik yang berkaitandengan dibuatnya January Agreement (1974), yang isinya menyangkut kesepakatanantara Freeport dengan masyarakat suku Amungme dalam pematokan lahan tambang dan batastanah. Namun kenyataannya, Freeport telah mengambil tanah adat jauh di luar batas yang telahdisepakati. Akibatnya, masyarakat adat semakin tergeser dan menjadi kaum pinggiran.

    o Teori Keadilan dan KesamaanPertentangan antar individu dalam bisnis sering dikaitkan dengan masalah keadilan dan

    kewajaran. Keadilan dan kewajaran pada dasarnya bersifat kooperatif. Keduanya berkaitandengan perlakuan komparatif yang diberikan pada anggota suatu kelompok tertentu saatdilakukan pendistribusian keuntungan dan beban.

    Keadilan kompesatif berkaitan dengan keadilandalam memperbaiki kerugian yang dialami seseorangakibat perbuatan orang lain. Kita umumnya meyakinibahwa saat seseorang melakukan tindakan yangmerugikan kepentingan orang lain, maka pelakunyamemiliki kewajiban moral untuk memberikan semacamganti rugi pada korbannya. Tidak ada aturan yang pastidalam menentukan seberapa banyak kompensasi yangperlu diberikan oleh pelaku pada korban.

    Keadilan hanya mengharuskan bahwa pelakusebisa mungkin mengembalikan apa yang diambilnya dan ini biasanya berarti bahwa jumlah gantirugi haruslah sama dengan yang diketahui pelaku pada korbannya.

    Diperkirakan kuantitas produksi yang dapat diperoleh Freeport dalam sehari adalah 185ribu sampai 200 ribu ton bijih tembaga dan emas. Singkatnya, Freeport dapat mengeruk darikedua lokasi tersebut sekitar 30 juta ton tembaga dan 2,744 miliar gram emas. Bila dihitungsecara kasar dengan standar harga per gram emas 100 ribu rupiah, berarti nilai emas yang

  • Page 18 of 29

    Business Ethics Case StudyMagister Management Universitas Gadjah Mada

    terkandung di bumi Papua sekitar 270 triliun rupiah. Itu baru dari emas saja, belum produktambang lainnya.

    Kenyataan ini jelas sekali membuat Freeport semakin berhasrat untuk memperpanjangKontrak Karya. Oleh karena itu, dibuatlah Kontrak Karya II pada Desember 1991, yangmemberikan hak kepada Freeport untuk menambang selama 30 tahun dengan kemungkinanperpanjangan selama 2 kali 10 tahun. Dengan demikian, Kontrak Karya II ini akan berakhir pada2021; jika diperpanjang, maka akan berakhir pada 2041 (sekitar 34 tahun ke depan darisekarang).

    Namun masalahnya, masyarakat daerah dan negara tidak memperoleh hasil yangproporsional dari pertambangan tersebut. Kontribusi Freeport kepada APBN (hingga 2005) hanya2 triliun rupiah pertahun (sekitar 0,5 persen dari total dana APBN), di mana saham negara hanya9,36% dan sisanya dimiliki perusahaan Amerika tersebut. Kasus diatas membuktikan bahwaPT.Freeport lalai dalam mematuhi teori keadilan kompensatif.

    Etika dan LingkunganSistem ekologi yang saling terkait, maka aktivitas dari salah satu bagiannya akan

    berpengaruh pada bagian lain. Usaha bisnis merupakan bagian dari sistem ekologi yang lebihbesar. Usaha bisnis bergantung pada lingkungan alam dalam memperoleh energi, sumber dayamaterial, dan pembuanganlimbah. Sebaliknya alamdipengaruhi oleh aktivitas-aktivitas bisnis dari perusahaan.

    Penegasan atas apayang kadang disebut etikaekologi tidak didasarkan padagagasan bahwa lingkunganperlu dilindungi demi

  • Page 19 of 29

    Business Ethics Case StudyMagister Management Universitas Gadjah Mada

    kepentingan manusia. Tetapi, etika ekologi didasarkan pada gagasan bahwa bagian-bagianlingkungan yang bukan manusia perlu dijaga demi bagian-bagian itu sendiri, tidak masalahapakah itu menguntungkan manusia atau tidak.

    Berikut undang-undang perlindungan lingkungan yang berlaku di Indonesia : Undang-undang (UU) No 23 Tahun 1997 tentang

    Pengelolaan Lingkungan Hidup. Undang-undang (UU) No 32 Tahun 2009 tentang

    perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Perpu Nomor 1 Tahun 2004 yang disahkan UU No.19

    Tahun 2004 yang mengizinkan penambangan di hutan lindung. UU 26 Tahun 2007 tentang tata ruang, kawasan daerah lindung dan budidaya. Amanat Konstitusi pasal 33 UUD 1945 tentang Bumi, Air dan kekayaan alam yang

    terkandung didalmnya dikuasai oleh Negara dan dipergunakan sebesar-besarnyakemakmuran rakyat.

    PP No.82 Tahun 2001 Tentang pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air. Pasal 11 tentang pencemaran air (Memasukkan atau dimasukkannya makhluk hidup, zat,

    energi dan atau komponen lain ke dalam air oleh kegiatan manusia,sehingga kualitas air turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkanair tidak dapat berfungsi sesuai peruntukannya.

    Pelanggaran etika ekologi yang dilakukan oleh PT.FreeportIndonesia adalah mengenai limbah tailing. Limbah tailing PT FI telahmeniumbun sekitar 110 km2 wilayah estuari tercemar, sedangkan 20 40km bentang sungai Ajkwa beracun dan 133 km2 lahan subur terkubur. Saat

    periode banjir datang, kawasan-kawasan suburpun tercemar Perubahan arah sungai Ajkwamenyebabkan banjir, kehancuran hutan hujan tropis (21 km2), dan menyebabkan daerah yangsemula kering menjadi rawa. Gangguan kesehatan juga terjadi akibat masuknya orang luar ke

  • Page 20 of 29

    Business Ethics Case StudyMagister Management Universitas Gadjah Mada

    Papua. Timika, kota tambang PT FI, adalah kota dengan penderita HIV AIDS tertinggi diIndonesia. (Sumber Kompas)

    Selain itu, dari hasil hasil keputusan Pengadilan Negeri, telah diketahui bahwa limbahyang dibuang di Danau Wanagon menimbulkan tumpukan batuan limbah setinggi 500 meteryang memiliki kemiringan lereng yang curam dan mengakibatkan tertutupnya permukaan danauseluas 5,5 km x 2 km. Kemudian telah diketahui juga batuan limbah yang berasal dari Grasbergmengandung pirit (senyawa besi sulfide/FeS2) dan tembaga sulfide. Apabila ini terkena udaraluar, senyawa sulfida ini akan teroksidasi dan menghasilkan senyawa sulfat. Selain itu juga batuanlimbah yang berasal dari Grasberg juga mengandung logam-logam berat seperti tembaga danalumunium yang apabila terkena Air Asam Tembaga (AAT), akan bersifat sangat toksik (beracun)bagi makhluk hidup. Jika masuk ke dalam tubuh, logam-logam berat akan mengalamibioakumulasi atau tinggal di dalam jaringan hidup dan dapat berpindah-pindah melalui rantaimakanan. Di dalam tubuh manusia, tembaga (Cu) dapat mengakibatkan depresi, mempengaruhifungsi hati dan ginjal serta menimbulkan gangguan pada pembuluh darah. Dan efek lainnya yangtercantum dalam hasil keputusan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan PutusanNo.459/Pdt.G/2000/PN.Jak.Sel.

    Etika Diskriminasi PekerjaanMelakukan diskriminasi tenaga kerja berarti membuat keputusan yang merugikan

    pegawai atau calon pegawai yang merupakan anggota kelompok tertentu karena adanyaprasangka yang secara moral tidak dibenarkan terhadap kelompok tersebut. Diskriminasi dalamketenagakerjaan melibatkan tiga elemen dasar. Pertama, keputusan yang merugikan seorangpegawai atau lebih (atau calon pegawai) karena bukan didasarkan pada kemampuan yangdimiliki, misalnya dalam melaksanakan pekerjaan tertentu, senioritas, atau kualifikasi-kualifikasiyang secara moral dianggap sah lainnya. Kedua, keputusan yang sepenuhnya atau sebagiandiambil berdasarkan prasangka rasial atau seksual, stereotipe yang salah, atau sikap lain yangsecara moral tidak benar terhadap anggota kelompok tertentu dimana pegawai tersebut berasal.Ketiga, keputusan yang memiliki pengaruh negatif atau merugikan pada keoentingan-kepetingan

  • Page 21 of 29

    Business Ethics Case StudyMagister Management Universitas Gadjah Mada

    pegawai, mungkin mengakibatkan mereka kehilangan pekerjaan, kesempatan memperolehkenaikan pangkat, atau gaji yang lebih baik.

    Pemogokan sebagian besar karyawan PT Freeport Indonesia (PTFI) telah terjadi sejaktanggal 15 September 2011. Dari jumlah total karyawan PTFI sebesar 12.740 orang, 8.000diantaranya turut aktif dalam aksi mogok tersebut, yang menuntut peningkatan gaji untukdisesuaikan dengan gaji karyawan Freeport di Amerika. Mogoknya hampir seluruh pekerja PTFreeport Indonesia (FI) tersebut disebabkan perbedaan indeks standar gaji yang diterapkan olehmanajemen pada operasional Freeport di seluruh dunia. Pekerja Freeport di Indonesia diketahuimendapatkan gaji lebih rendah daripada pekerja Freeport di negara lain untuk level jabatan yangsama. Gaji sekarang per jam USD 1,5USD 3. Padahal, bandingan gaji di negara lain mencapaiUSD 15USD 35 per jam. Sejauh ini, perundingannya masih menemui jalan buntu. ManajemenFreeport bersikeras menolak tuntutan pekerja, pekerja tidak mengetahui dasar pertimbanganmanajemen. Kasus tersebut merupakan bukti bahwa PT.Freeport telah melakukan diskriminasipekerjaan.

    F. REKOMENDASI

    Bagi Pemerintahan- Sebaiknya pemerintah bertindak tegas dalam menanggapi konflik dan diharapkan segera

    mengatasi permasalahan PT Freeport Indonesia. Karena begitu banyak SDA yang ada diPapua, tetapi masyarakat Papua khususnya dan Negara Indonesia tidak menikmati hasildari kekayaan alam di Papua. Jangan sampai Amerika mendapatkan semakin banyakuntung dari kekayaan yang dimiliki oleh Negara kita sendiri.

    - Pemerintah harus tegas dalam menetapkan berbagai kebijakannya dan tegas dalammenjalankan hukum negaranya. Hal ini dilakukan agar perusahaan asing yangmenanamkan investasi di Indonesia mengikuti peraturan yang ada serta tidak merugikanmasyarakat setempat.

  • Page 22 of 29

    Business Ethics Case StudyMagister Management Universitas Gadjah Mada

    - Seharusnya pemerintahmengubah skema kontrakkarya yang manapemerintah tidakseharusnya memilikisaham di PTFI, melainkanmemiliki peraturankongkrit mengenaipembagian hasil terhadapmasing-masingtambangnya. Misalkantambang emas bagihasilnya sekian, tambah tembaga sekian, yang mana hal tersebut memiliki perbedaan dimasing-masing bijih tambangnya.

    - Pemerintah harusnya tegas dalam mengatur institusinya (TNI/Polri) yang manaseharusnya memiliki independensi yang tinggi. TNI/Polri harusnya tidak boleh dibayar,pada kasus ini PTFI memberikan dana lebih kepada TNI/Polri sehingga terlihat sepertibodyguard PTFI. Hal ini menimbulkan dampak hilangnya keadilan yang dirasakan olehmasyarakat Papua.

    - Dalam membangun industri pertambangan di Indonesia, seharusnya pemerintah tidakmemberikan kontrak yang lama, seperti halnya pada PTFI kontrak mereka selama 30tahun. Apabila masa kontrak lebih pendek misal 5 tahun, dan kemudian hari diketahuibahwa perusahaan tersebut tidak bertindak baik dalam berkembangan di Indonesia,maka pemerintah mampu tidak memperpanjang kontrak tersebut.

    - Pemerintah sebaiknya membentuk badan regulator dalam mengatur tiap industri,misalkan yang sudah ada di industri perminyakan ada SKK Migas yang bertindak selakukepanjangan tangan pemerintah. Adanya badan lembaga tersebut mampu membantupemerintah yang mana pemerintah sendiri tidak mampu mengawasi 24 jam masalah

  • Page 23 of 29

    Business Ethics Case StudyMagister Management Universitas Gadjah Mada

    tersebut. Contoh yang ada, adanya SKK Migas yang mengawasi 24 jam kegiatanperminyakan dan setiap keputusan di lapangan harus dan wajib disetujui oleh SKK Migasterlebih dahulu, barulah aktifitas tersebut berjalan. Contoh : permasalahan internal diperusahaan minyak yang berhubungan dengan gaji pegawai karyawannya saja harusdisetujui oleh SKK Migas.

    - Untuk jangka panjang, seharusnya pemerintah memiliki BUMN di bidang pertambangan.Dengan adanya BUMN di bidang pertambangan, mampu menciptakan kemandirian bagiIndonesia yang seharusnya tidak bergantung pada perusahaan asing. Seperti di Pertaminamerupakan BUMN di industri perminyakan. Keuntungan lainnya yaitu: mampumenciptakan lapangan pekerjaan baru, apabila Indonesia memiliki BUMN di industripertambangan maka secara tidak langsung Indonesia akan diakui secara global dandikatakan mampu bersaing secara internasional, Indonesia tidak bakal dikoloniasi/dijajahsecara ekonomi oleh asing (Indonesia mempunyai deterren effect yang kuat).

    - Pemerintah seharusnya mampu mengatur bagi hasil antara pemerintah pusat denganpemerintah daerah. Dimana kegunaan bagi hasil untuk pemerintah daerah tersebutsebagai dana pembangunan dan kesejahteraan daerah tersebut. Seperti contohnyapropinsi riau, yang mana memiliki perusahaan chevron (perusahaan minyak terbesar diIndonesia) dalam hal ini pemerintah pusat memberikan sekitar 25% yang didapat daridana bagi hasil 87.5%:12.5% pemerintah pusat. Keseimbangan ini akan menciptakankesejahteraan dan kondusifitas masyarakat daerah yang meningkat akibat hasil daripengambilan kekayaan alam mereka.

    - Pemerintah mampu mengatasi medianya yang mana kebanyakan media memberitakaninformasi mengenai perusahaan asing tidak boleh menguasai SDA di Indonesia. Padahaldengan adanya perusahaan asing yang berinvestasi di Indonesia, mampu meningkatkankesejateraan masyarakat.

  • Page 24 of 29

    Business Ethics Case StudyMagister Management Universitas Gadjah Mada

    Sehingga pemerintah seharusnya mampu memberikan edukasi ke masyarakat, bahwadengan masuknya perusahaan asing mampu membantu pemerintah dalammensejahterakan rakyatnya. Seperti halnya pada pertamina, yang mana pertamina itusendiri tidak memiliki sumber daya serta kemampuan dan kapabilitas dalam mengakuisisisemua lahan minyak di Indonesia.

    Bagi Pelaku Bisnis ( PT. Freeport Indonesia )- Perusahaan harus komitmen agar membangun smelter. Kemudian agar perusahaan

    mendapatkan surat izin rekomendasi ekspor dari pemerintah, harus menyerahkanroadmap yang jelas untuk membangun smelter.

    - Perusahaan seharusnya memberikan upah yang layak bagi karyawannya, upah pegawaisaat ini hanya 1,5 3 USD/hour sedangkan gaji di luar negeri 15 30 USD/hour. Apabila

    Melihat Kasus Negara lain :

    Negara Libia dulu memiliki perusahaan air bersih di negaranya, dahulu air dianggapsebagai kekayaan alam yang seharusnya dimiliki oleh masyarakat dan didapatkan secara gratis.Efeknya Negara mengalami kerugian besar ditambah dengan perilaku masyarakat yangkemudian bertindak seenaknya sendiri dalam menggunakan air (boros). Kemudian masukperusahaan asing dari Prancis/jerman ke Libia, yang mana perusahaan asing tersebutmenjelaskan kepada Libia tentang efek jangka panjang apabila hal ini terus-menerus terjadi.Dalam jejak pendapat/survey mereka kepada masyarakat Libia, mayoritas mereka tidakkeberatan untuk membayar air yang selama ini diberikan secara gratis oleh pemerintah.Kemudian, setelah perusahaan asing tersebut bediri, efisiensi penggunaan air di Libiameningkat tajam dengan ditunjukkan kesadaran masyarakat akan alam tinggi, berubahkanbudaya masyarakat agar tidak boros dalam memanfaatkan dan menghargai kekayaan alam, danlain-lain.

  • Page 25 of 29

    Business Ethics Case StudyMagister Management Universitas Gadjah Mada

    dibandingkan dengan upah senior geologist perminyakan (hanya sebagai pegawai tidaktetap) saja memperoleh upah sebesar 200 USD/hour.

    - Apabila dibandingan dengan industry perminyakan, sistem hubungan industry denganpemerintah melalui bagi hasil sebesar 87.5% ke pemerintah, 12.5% milik perusahaan, dandari 12% tersebut perusahaan masih dikenakan pajak ke pusat lagi. Dengan melihatperbandingan tersebut, seharusnya sistem hubungan ke pemerintahan pada PTFI tidaksistem kepemilikan saham. Telah dikatakan bahwa saham pemerintah di PTFI sebesar9.36%.

    - PTFI merupakan perusahaan tambang terbesar didunia, tapi APBN yang diberikan kepadaNegara hanya sebesar 0.02% dari APBN. Apabila dibandingkan dengan industri migas,mereka menyumbang sekitar 300 trilliun dari APBN Negara sekitar 2800 trilliun tahun2014.

    - Terkait dengan peraturan menteri mengenai pembangunan smelter, seharusnya PTFIsudah lama menepatinya. Efek berantai yang disebabkan oleh efisiensi hasil dari industrismelter tersebut mampu memberikan dampak langsung bagi masyarakat Indonesia.Dengan adanya smelter yang mengolah bijih tambang secara langsung, maka industri diIndonesia yang membutuhkan bahan baku alam bisa langsung menggunakan SDA sendiritanpa mengimpor dari luar negeri. Hal ini akan berdampak positif berupa mengurangicost, meningkatkan efisiensi, selain itu mampu meningkatkan daya jual di Indonesiakarena harga lebih murah.

    Bagi Masyarakat- Masyarakat seharusnya jangan seenaknya sendiri meminta pekerjaan, mentang-mentang

    kekayaan alam diambil tapi mereka tidak memenuhi syarat untuk masuk sebagaikaryawan di perusahaan tersebut.

    - Masyarakat jangan main seenaknya malah mempersusah izin penggunaan lahan yangakan digunakan oleh industri. Kebanyakan kasus yang terjadi, masyarakat meminta ganti

  • Page 26 of 29

    Business Ethics Case StudyMagister Management Universitas Gadjah Mada

    rugi bayaran atas penggunaan lahan mereka tersebut tidak sebanding dengan harga yangseharusnya. Dengan tindakan yang dilakukan masyarakat justru tidak meminta ganti rugiatas penggunaan lahan tetapi ganti untung, karena lahan mereka akan dipakai sebagaiindustri.

  • Page 27 of 29

    Business Ethics Case StudyMagister Management Universitas Gadjah Mada