REVISI PENDAHULUAN XEROSTOMIA
description
Transcript of REVISI PENDAHULUAN XEROSTOMIA
BAB I
PENDAHULUAN
Saliva adalah suatu cairan mulut yang kompleks, tidak berwarna, yang
disekresikan dari kelenjar saliva untuk mempertahankan homeostasis dalam rongga
mulut. Saliva sangat penting bagi rongga mulut kita. Saliva mempunyai beberapa fungsi
penting diantaranya sebagai pelumas, aksi pembersihan, pelarutan, pengunyahan, dan
penelanan makanan, proses bicara, sistem buffer, dan yang paling penting adalah fungsi
sebagai pelindung dalam melawan karies gigi.
Kelenjar saliva dan saliva juga merupakan bagian dari sistem imun mukosa. Sel-
sel plasma dan kelenjar saliva menghasilkan antibodi, terutama sekali dari kelas IgA,
yang ditransportasikan ke dalam saliva. Selain itu, beberapa jenis enzim antimikrobial
terkandung dalam saliva seperti lisozim, laktoferin, dan peroksidase.
Ada tiga kelenjar yang memproduksi saliva yaitu kelenjar parotis, kelenjar
sublingual, kelenjar submandibularis. Kelenjar parotis menghasilkan saliva yang encer
(serous fluid), kelenjar sublingual menghasilkan saliva yang lebih kental (mucous fluid),
sedangkan kelenjar submandibularis menghasilkan saliva campuran antara serous dan
mukous. Pada orang dewasa yang sehat, diproduksi saliva sekitar 1,5 liter dalam waktu
24 jam. Sekresi saliva dikendalikan oleh sistem persarafan, terutama oleh reseptor
kolinergik. Rangsang utama untuk meningkatkan sekresi saliva adalah dengan rangsang
mekanik.
Xerostomia Gilut RS Bayukarta 1
Banyak keluhan yang dapat timbul di rongga mulut. Salah satu keluhan tersebut
adalah keluhan mulut kering atau xerostomia. Keadaan ini terjadi akibat penurunan
produksi saliva yang selalu diikuti dengan perubahan komposisi saliva sehingga
mengakibatkan sebagian fungsi saliva tidak dapat berjalan dengan lancar.
Xerostomia atau mulut kering adalah kondisi pada rongga mulut sebagai akibat
defisiensi saliva. Jika kondisi ini dibiarkan maka akan berakibat serius terhadap
kesehatan secara umum dan dapat mempengaruhi kualitas hidup.
Xerostomia itu sendiri bukanlah suatu penyakit. Tetapi lebih kepada gejala
manifestasi dari berbagai macam kondisi dan penyakit yang dapat menyebabkan
produksi saliva berkurang atau berhenti. Kondisi dan penyakit tersebut antara lain akibat
efek samping dari pemakaian obat, komplikasi dari penyakit dan infeksi, dehidrasi,
radioterapi, Sjogren’s Syndrom, diabetes yang tidak terkontrol, transplantasi sumsum
tulang, penyakit tiroid, dan pengangkatan kelenjar saliva.
Ada beberapa kebiasaan yang dapat meningkatkan risiko terjadinya xerostomia
antara lain merokok, bernapas melalui mulut, mengkonsumsi minuman berkafein tinggi,
dan minuman beralkohol. Selain itu dapat dipengaruhi oleh faktor psikis seperti rasa
takut, cemas, dan depresi.
Xerostomia terjadi akibat penurunan volume atau perubahan komposisi saliva
(menjadi pekat, penurunan pH, dan kehilangan komponen organik-inorganik). Terjadi
pada sekitar 70-97% penderita terutama stadium lanjut.
Mengingat pentingnya fungsi saliva dan akibat yang ditimbulkan oleh karena
berkurangnya aliran saliva, maka perlu diupayakan penanggulangan terhadap pasien-
pasien dengan keluhan mulut kering. Perawatan yang diberikan tergantung dari penyebab
dan tingkat keparahan xerostomia.
Xerostomia Gilut RS Bayukarta 2
BAB IIISI
II. 1. Definisi
Xerostomia adalah suatu kondisi mulut kering akibat produksi kelenjar ludah
yang berkurang.
II. 2. Etiologi
Faktor-faktor yang dapat menyebabkan xerostomia, antara lain:
Radiasi pada daerah leher dan kepala.
Terapi radiasi pada daerah leher dan kepala untuk perawatan kanker dapat
mengakibatkan rusaknya struktur kelenjar saliva dengan berbagai derajat
kerusakan pada kelenjar saliva yang terkena radioterapi. Hal ini ditunjukan
dengan berkurangnya volume saliva. Jumlah dan keparahan kerusakan jaringan
kelenjar saliva tergantung pada dosis dan lamanya penyinaran. Selain
berkurangnya volume saliva, terjadi perubahan lainnya pada saliva, dimana
viskositas menjadi lebih kental dan lengket, pH menjadi turun dan sekresi IgA
berkurang.
Gangguan pada kelenjar saliva.
Ada beberapa penyakit lokal tertentu yang mempengaruhi kelenjar saliva
dan menyebakan berkurangnya aliran saliva. Sialodenitis kronis lebih umum
mempengaruhi kelenjar submandibula dan parotis. Penyakit ini menyebabkan
degenerasi dari sel asini dan penyumbatan duktus. Kista-kista dan tumor kelenjar
saliva, baik jinak maupun ganas dapat menyebabkan penekanan pada struktur-
struktur duktus dari kelenjar saliva dengan demikian mempengaruhi sekresi
saliva.
Pengangkatan kelenjar saliva
Transplantasi sumsum tulang
Sindrom Sjogren merupakan penyakit autoimun jaringan ikat yang dapat
mempengaruhi kelenjar air mata dan kelenjar saliva. Sel-sel asini kelenjar saliva
rusak karena infiltrasi limfosit sehingga sekresinya berkurang.
Xerostomia Gilut RS Bayukarta 3
Berhubungan dengan keadaan umum
Penyakit yang berhubungan dengan xerostomia adalah penyakit yang
menimbulkan dehidrasi seperti demam, diare yang terlalu lama, diabetes, gagal
ginjal kronik, dan keadaan sistemik lainnya yang dapat mengalami pengurangan
aliran saliva seperti penyakit tiroid, anemia, cystic fibrosis, rheumatoid arthritis,
hipertensi, infeksi HIV, sarkoidosis, amiloidosis, skleroderma, SLE, defisiensi
nutrisi, nefritis, penyakit saraf seperti Bell’s palsy dan cerebral palsy, sirosis
kandung empedu, gastritis dan insufisiensi pankreas. Hal ini disebabkan karena
adanya gangguan dalam pengaturan air dan elektrolit, yang diikuti dengan
terjadinya keseimbangan air yang negatif yang menyebabkan turunnya sekresi
saliva.
Pada penderita diabetes, berkurangnya saliva dipengaruhi oleh faktor
angiopati dan neuropati diabetik, perubahan pada kelenjar parotis dan karena
poliuria yang berat. Penderita gagal ginjal kronis terjadi penurunan output. Untuk
menjaga agar keseimbangan cairan tetap terjaga intake cairan perlu dibatasi.
Pembatasan intake cairan akan menyebabkan menurunnya aliran saliva dan saliva
menjadi kental.
Pada penyakit infeksi pernapasan biasanya menyebabkan mulut terasa
kering misalnya pada infeksi pernapasan bagian atas, mulut menjadi kering
karena penyumbatan hidung yang terjadi menyebabkan penderita bernapas
melalui mulut.
Efek samping dari obat-obatan
Ada ratusan jenis obat yang dapat menyebabkan mulut kering antara lain
antihistamin, antidepresan, antikolinergik, anorexiants, antihipertensi,
antipsikotik, antiparkinson, diuretika, dan sedatif. Obat yang mungkin
menyebabkan mulut kering antara lain antiemetik, antiansietas, dekongestan,
analgetik, antidiare, bronkodilator, dan relaksan otot.
Obat-obat tersebut mempengaruhi aliran saliva dengan meniru aksi sistem
saraf otonom atau secara langsung beraksi pada proses seluler yang diperlukan
untuk salivasi. Obat-obatan juga dapat secara tidak langsung mempengaruhi
saliva dengan mengubah keseimbangan cairan dan elektrolit atau dengan
mempengaruhi aliran darah ke kelenjar.
Keadaan fisiologis
Xerostomia Gilut RS Bayukarta 4
Tingkat aliran saliva biasanya dipengaruhi oleh keadaan-keadaan
fisiologis. Pada saat berolahraga, berbicara yang lama dapat menyebabkan
berkurangnya aliran saliva sehingga mulut terasa kering. Bernapas melalui mulut
juga akan memberikan pengaruh mulut kering.
Gangguan emosionil, seperti stres, putus asa dan rasa takut dapat
menyebabkan mulut kering. Hal ini disebabkan keadaan emosionil tersebut
merangsang terjadinya pengaruh simpatik dari sistem saraf otonom dan
menghalangi sistem parasimpatik yang menyebabkan turunnya sekresi saliva.
Usia
Keluhan mulut kering sering ditemukan pada usia lanjut. Keadaan ini
terjadi karena adanya perubahan atrofi pada kelenjar saliva yang akan
menurunkan produksi saliva dan mengubah komposisinya sedikit. Dengan
bertambahnya umur terjadi proses degenerasi kelenjar saliva, dimana jaringan
parenkim yang hilang digantikan dengan jaringan lemak dan penyambung, lining
sel duktus intermediate mengalami atropi. Keadaan ini menyebabkan penurunan
jumlah aliran saliva.
Keadaan-keadaan lain
Agenesis dari kelenjar saliva yang sangat jarang terjadi, pasien yang
mengalami keluhan mulut kering sejak lahir, dimana terdapat cacat yang besar
dari kelenjar saliva.
Kelainan saraf yang diikuti gejala degenerasi, seperti sklerosis multiple
akan mengakibatkan hilangnya inervasi kelenjar saliva, kerusakan pada parenkim
kelenjar dan duktus, atau kerusakan pada suplai darah kelenjar saliva juga dapat
mengurangi sekresi saliva.
II. 3. Gejala dan Tanda
Rasa haus yang terus menerus
Rasa terbakar pada lidah
Sulit menelan
Terdapat gangguan pengecapan
Saluran hidung kering
Gangguan berbicara dan makan
Lidah merah dan kering
Peradangan pada gusi
Xerostomia Gilut RS Bayukarta 5
Sakit tenggorokan dan serak
Bau mulut
Bibir pecah-pecah
Sering terdapat sisa makanan
Peradangan dalam mulut atau di sudut bibir
Mukosa mulut tampak merah terdapat fisur dan ulkus
II. 4. Diagnosis
Diagnosis dari xerostomia berdasarkan dari bukti observasi perjalanan penyakit
pasien dan pemeriksaan rongga mulut. Untuk itu perlu melakukan anamnese dan
pemeriksaan klinis, dan kadang diperlukan pemeriksaan penunjang seperti pemeriksaan
darah tepi untuk mengetahui adanya gangguan sistemis, sialografi atau biopsi dari
kelenjar saliva. Pada anamnese perlu ditanyakan lamanya keadaan mulut kering
berlangsung, sepanjang hari atau pada waktu-waktu tertentu, riwayat kesehatan dan
pemakaian obat-obatan serta keadaan lain yang mungkin menyebabkan mulut kering.
Pada pemeriksaan rongga mulut, tongue depressor dapat menempel pada mukosa
bukal. Pada wanita terdapat ”lipstick sign” dimana lipstik menempel pada gigi depan.
II. 5. Komplikasi
Peningkatan risiko karies gigi
Peningkatan infeksi jamur di mulut
Peningkatan risiko periodontal
Peradangan tenggorokan yang berkepanjangan
Kesulitan berbicara dan menelan
II. 6. Penatalaksanaan
Xerostomia Gilut RS Bayukarta 6
Mengapa penanganan terhadap xerostomia itu penting? Berdasarkan hasil dari
beberapa penelitian didapatkan orang yang menderita xerostomia memiliki penurunan
kemampuan dalam mencerna makanan.
Pasien dengan xerostomia, partikel makanan sesudah pengunyahan lebih besar
daripada orang normal.
Sebagian pasien tidak mampu memecah makanan sama sekali.
Kuantitas pengunyahan pada pasien xerostomia dua kali lebih banyak daripada
orang normal.
Pasien dengan xerostomia menunjukan penurunan yang signifikan dari aktivitas
dari otot masseter.
Dari penelitian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa kekurangan saliva dapat
secara langsung mempengaruhi keadaan gizi seseorang.
II.6.1. Pengobatan
Terapi yang diberikan tergantung pada berat ringannya keadaan keluhan
mulut kering. Pada keadaan ringan dapat dianjurkan untuk sering berkumur,
menghisap atau mengulum es batu, air dingin, ascorbic acid lozenges, permen
karet rendah gula, makanan lunak dan lembab, mengulum potongan kecil nanas.
Bila mulut kering disebabkan oleh obat-obatan maka obat yang menjadi
penyebab sebaiknya diganti dengan obat dari kategori sama tetapi pengaruh
terhadap mulut kering lebih kecil.
Atasi juga penyebab lain seperti infeksi, kontrol gula darah pada penderita
diabetes melitus, dan saat berolah raga dianjurkan untuk minum yang banyak
untuk menghindari dehidrasi.
Pada penderita xerostomia penting untuk menjaga higiene oral yaitu
dengan cara :
o bersihkan debris pada lidah menggunakan spatula plastik/ kayu
dengan atau tanpa kassa (jangan sampai merusak mukosa) dan gigi
(sikat gigi yang lembut, dental floss)
o cuci mulut dengan 1 L air + 1 sendok teh natrium bikarbonat (baking
soda) + 1 sendok teh garam + cairan peppermint (untuk penyegar)
gunakan 15-30 ml, kumur-kumur tiap 2-4 jam
Xerostomia Gilut RS Bayukarta 7
Pada keadaan mulut kering yang berat dapat diberikan zat perangsang dan
zat pengganti saliva. Zat perangsang saliva dapat diberikan bila kelenjar saliva
masih aktif. Mouth Lubricant dan Lemon Mucilage yang mengandung asam sitrat
dan dapat merangsang sangat kuat sekresi encer dan menyebabkan rasa segar di
dalam mulut. Tetapi obat ini mempunyai pH yang rendah sehingga dapat
merusak email dan dentin. Sekresi saliva juga dapat dirangsang dengan
pemberian obat-obatan yang mempunyai pengaruh merangsang melalui sistem
saraf parasimpatis, seperti pilokarpin, karbamilkolin dan betanekol. Bila zat
perangsang saliva tidak memadai untuk mengatasi keluhan mulut kering, maka
digunakan zat pengganti saliva. Beberapa persyaratan untuk zat ini seperti
bersifat reologis, rasa yang enak, pengaruh buffer, peningkatan remineralisasi dan
menghambat demineralisasi, menghambat pertumbuhan bakteri dan sifat
pembasahan yang baik.
II.6.2. Pencegahan
Hindari makanan yang asin, makanan yang kering contohnya
biskuit, crackers, dan makanan atau minuman yang mengandung
gula tinggi.
Hindari minuman yang mengandung alkohol ataupun kafein,
karena dapat menyebabkan keluarnya cairan tubuh melalui traktus
urinarius.
Hindari merokok
Untuk meminimalkan iritasi jaringan mukosa mulut gunakanlah
pelembab bibir dan sikat gigi yang lembut untuk membersihkan
gigi dan gusi
Xerostomia Gilut RS Bayukarta 8
BAB III
RINGKASAN
Saliva merupakan cairan mulut yang kompleks, tidak berwarna yang disekresikan
dari kelenjar saliva mayor dan minor. Saliva mempunyai fungsi penting di dalam rongga
mulut seperti fungsi pengunyahan dan penelanan, fungsi kebersihan mulut dan fungsi
pelindung dalam melawan proses karies gigi. Bila sekresi saliva mengalami pengurangan
akan terjadi keluhan mulut kering atau xerostomia.
Xerostomia adalah masalah yang umumnya terjadi yang jika dibiarkan akan
berakibat serius terhadap kesehatan secara umum dan dapat mempengaruhi kualitas
hidup. Xerostomia adalah kondisi pada rongga mulut sebagai akibat defisiensi saliva.
Xerostomia bukanlah suatu penyakit tetapi lebih kepada gejala manifestasi dari berbagai
macam kondisi dan penyakit yang dapat menyebabkan produksi saliva berkurang atau
berhenti.
Berbagai faktor dapat menyebabkan berkurangnya sekresi saliva ini, seperti efek
samping radioterapi pada daerah kepala dan leher, demam, diabetes, gagal ginjal,
Sjogren Syndrom, bernapas melalui mulut, stres dan usia, dan masih banyak faktor lain
yang mempengaruhi.
Akibat dari keluhan mulut kering dapat sangat menganggu bagi penderitanya.
Sulit mengunyah dan berbicara, gangguan pengecapan, masalah dengan gigi palsu adalah
akibat dari keluhan mulut kering. Selain itu dapat juga menyebabkan perubahan dalam
susunan mikroorganisme rongga mulut, peningkatan karies gigi dan penyakit
periodonsium.
Penanggulangan keluhan mulut kering harus melalui pemeriksaan subjektif,
objektif dan pemeriksaan tambahan yang dibutuhkan untuk mengetahui faktor
penyebabnya. Diagnosis dari xerostomia berdasarkan dari observasi perjalanan penyakit
pasien dan pemeriksaan rongga mulut. Untuk itu perlu melakukan anamnese dan
pemeriksaan klinis. Bila perlu dapat dilakukan pemeriksaan penunjang seperti
pemeriksaan darah tepi untuk mengetahui adanya gangguan sistemis, sialografi atau
biopsi dari kelenjar saliva.
Xerostomia Gilut RS Bayukarta 9
Terapi yang dilakukan biasanya dengan anjuran berkumur-kumur, mengganti
atau menghentikan obat-obat yang mempunyai efek samping mulut kering, pemberian
zat perangsang fungsi saliva. Apabila terjadi kerusakan pada kelenjar saliva digunakan
pengganti saliva. Bila penyebabnya adalah penyakit sistemik tertentu, tanggulangi
terlebih dahulu penyakit pencetusnya.
Pencegahan dengan menghindari faktor-faktor yang dapat menimbulkan
xerostomia, seperti makanan yang asin, makanan yang kering contohnya biskuit,
crackers, dan makanan atau minuman yang tinggi kadar gulanya, minuman beralkohol
dan berkafein tinggi. Selain itu merokok juga dapat menyebabkan mulut kering.Untuk
meminimalkan iritasi jaringan mukosa mulut gunakanlah pelembab bibir dan sikat gigi
yang lembut untuk membersihkan gigi dan gusi
Xerostomia Gilut RS Bayukarta 10
DAFTAR PUSTAKA
Http://www.wikipedia.org dengan judul Xerostomia, 1 November 2008.
Http://www.oralcancerfoundation.org/dental/xerostomia.htm dengan judul Helping
Patient with Dry Mouth, 1 November 2008.
Http://www.rumahkanker.com dengan judul Xerostomia, 1 November 2008.
Http://www.juniordentist.com/xerostomia.html dengan judul Xerostomia-Dry Mouth,
1 November 2008.
Http://www.ada.org/public/topics/drymouth.html dengan judul Xerostomia, 1 November
2008.
Hasibuan S. Keluhan Mulut Kering Ditinjau dari Faktor Penyebab, Manifestasi, dan
Penanggulangannya. Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.
Xerostomia Gilut RS Bayukarta 11