Review I Stabilo

6
RESUME KULIAH STABILITAS OBAT HIDROLISIS OLEH: SEPTIAN CAHYA DINATA 102210101029

description

Stabilitas Obat

Transcript of Review I Stabilo

Page 1: Review I Stabilo

RESUME KULIAH

STABILITAS OBAT

HIDROLISIS

OLEH:

SEPTIAN CAHYA DINATA

102210101029

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS JEMBER

2014

Page 2: Review I Stabilo

Hidrolisis merupakan reaksi pemecahan senyawa kimia/obat oleh air. Sebagian

besar obat mengalami reaksi hidrolisis, baik itu pada bahan aktif ataupun pada

bahan yang sudah diformulasi. Struktur dan komposisi suatu formula, sangat

berpengaruh terhadap stabilitas suatu obat. Hampir semua bahan obat mengalami

hidrolis, bukan hanya yang memiliki kontak dengan air saja, juga dapat terjadi

pada bahan yang tidak memiliki kontak dengan air pun. Reaksi hidrolisis dapat

berupa splitting atau lisis (perubahan struktur).

Suatu penelitian menunjukkan bahwa dari 91 senyawa obat, sekitar 70 senyawa

mengalami hidrolisis, dan sebagaian besar terjadi pada senyawa yang memiliki

gugus asil (turunan asam karboksilat dan gugus karboksil)

Reaksi hidrolisis lebih rentan terjadi pada senyawa yang memiliki gugus asil.

Pada umumnya terjadi pada turunan asam karboksilat (RCOOH) dan senyawa

karboksil (RCOO-), dapat juga terjadi pada gugus yang mengandung halogen yang

terganti dengan nukleofil (OH) atau disebut substitusi halogen.

Reaksi hidrolisis merupakan kebalikan dari reaksi kondensasi, dimana pada reaksi

kondensasi menghasilkan H2O, dan terjadi pada senyawa amina.

CH3 – C – CH3 + NH2 CH3 – C – CH3 + H2O

Aseton Amina

Proses hidrasi oleh air, yang menyebabkan ikatan rangkap menjadi ikatan tunggal

(adisi)

COOH – CH = CH – COOH + H2O COOH – CH – CH2 – COOH

Asam fumarat Asam malat

Rx Hidrolisis

Rx Kondensasi

C

NHCOCHOHNHCOCHCl2

C

OH

O2N CH2OH

H

C

H

+ H2O C

OH

O2N CH2OH

H

H

O NH

OH

Page 3: Review I Stabilo

Prinsip reaksi hidrolisis:

RCOX +H2O RCOOH + HX

RCOX merupakan senyawa yang memiliki gugus asil (R – CO) , dapat berupa

ester, asam karboksilat, amida, tiol ester, asil klorida, asil anhidrida, imida, atau

gugus laktam.

Beta laktam sangat mudah terserang, oleh sebab itu apabila obat yang

mengandung beta laktam kemudian terkena air, tidak boleh digunakan lebih dari

seminggu. Semakin labil gugus X nya semakin mudah diserang nukleofil dengan

kata lain, semakin mudah terjadi reaksi hidrolisis.

Perbedaan karboksil dan karbonil:

Karbonil, reaksi hidrolisis terjadi pada aldehid dan keton, ditandai dengan reaksi

adisi pada ikatan C=O tanpa diikuti putusnya ikatan C –X dikarenakan ikatan C –

X pada karbonil berikatan sangat kuat. Karbonil tidak lebih rentan daripada

karboksil untuk terjadinya reaksi hidrolisis.Sedangkan pada karboksil, reaksinya

melibatkan putusnya ikatan C – X, terjadi peruraian gugus C – X menjadi C – Y

Hidrolisis Eter

Mekanismer terjadi pada reaksi pemindahan asil, seperti aminolisis dan ester tiol.

Pada hidrolisis eter, yang lebih berperan dalam reaksi adalah OH-, sementara H+

hanya melengkapi proses reaksi.

Page 4: Review I Stabilo

Pada hidrolisis eter, terjadi penyerangan nukleofilik pada C asil, ikatan rangkap

menjadi ikatan tunggal. Pada langkah 1, terbentuk senyawa antara yang tidak

stabil, kemudian pada langkah 2, terjadi pelepasan leaving group, sehingga O

yang bersifat lebih elektronegatif, berikatan dengan H+ dari H2O

Contoh reaksi:

Pilocarpine

Dalvastatin

warfarin

camptothecin

FCH3

CH3

CH3 O

OH

O O N

C2H5 CH3

O OHN

C2H5 CH3

HO

N N

OCH3

CH3

FCH3

CH3

CH3

OH

OOHCH3

CH3

O O

OH

O OH

CHCH2COCH3

C6H5

O O

OHCHCH2COCH3

C6H5

N

N O

O

OHOC2H5

N

N O

O

OHOC2H5

Page 5: Review I Stabilo

OH+ NH3+ H2O

+ H2O

OH

Hidrolisis Amida

Reaksi ini ditandai dengan putusnya ikatan antara C dengan N. Tergantung

kemeruahan R1, R2, R3. Jika R2 dan R3 lebih meruah, maka ikatan dengan R1

cenderung akan terputus. Hidrolisis ester lebih mudah terjadi daripada hidrolisis

amina dikarenakan gugus amida tidak mudah diserang nukleofil, ikatan amida

kurang elektrofil, dan amina merupakan gugus pergi yang kurang baik.

Contoh reaksi:

nikotinamida