Resus Kasus Dhf
-
Upload
rezky-mawarni -
Category
Documents
-
view
20 -
download
5
description
Transcript of Resus Kasus Dhf
RESUS KASUS
DEMAM DENGUE FEVER
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik Bagian Ilmu Penyakit Dalam di RSUD Muntilan
Disusun oleh
REZKY MAWARNI
20100310187
Diajukan Kepada
dr. Ferry Kurniansih Sp.PD
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2015
HALAMAN PENGESAHAN
PRESENTASI KASUS
ILMU PENYAKIT DALAM
Telah disetujui dan dipresentasikan
Pada tanggal 4 April 2015
Menyetujui,
Dokter Pembimbing
Dr. Ferry Kurniansih Sp.PD
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatu
Alhamdulillahirabbil’alamin dengan memanjatkan puji dan syukur yang tak terhingga
kehadirat Allah SWT. akhirnya penulis dapat menyelesaikan tugas presentasi kasus yang
berjudul Demam Dengue fever. Sholawat dan salam tak lupa penulis haturkan kepada
junjungan kita, Nabi Muhammad SAW.
Refleksi kasus ini disusun untuk memenuhi sebagian syarat pendidikan profesi
Kedokteraan pada Fakultas Kedokteraan dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta.
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang setulusnya kepada:
1. Dr. Ferry Kurniansih. selaku dosen pendidik klinik
2. Rekan-rekan dokter muda, serta semua pihak yang telah membantu.
Penulisan refleksi kasus ini masih jauh dari kata sempurna, karena itu penulis
mengharapkan saran dan kritik yang berguna. Semoga untuk selanjutnya tulisan ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatu
Muntilan 4 April 2015
Penulis
IDENTITAS PASIEN
• Nama : Tn. B
• Jenis kelamin : laki-laki
• Usia : 34 tahun
• Agama : Islam
• Alamat : Muntilan
• Masuk RS : 31/4/2015
ANAMNESIS
• Keluhan Utama
– panas
• Riwayat Penyakit Sekarang
– Pasien datang dengan keluhan panas (+) 5 hari yll SMRS. Panas mendadak tinggi. Pusing (+), menggigil (-), nyeri perut (+), mual (+), muntah (-), nafsu makan menurun (+), BAB hitam lembek (+) 1x, BAK (+) baik. Ruam (+) pada kedua lengan, gusi berdarah (-), mimisan (-), batuk (-), pilek (-).
• Riwayat Penyakit Dahulu
– DBD (-)
– Typhoid Fever (-)
• Riwayat Penyakit Keluarga
– DBD (-)
Pemeriksaan Umum
• Keadaan Umum : Tampak lemah
• Kesadaran : CM
• Tekanan darah : 110/70 mmHg
• HR : 98x/menit
• RR : 24x/menit
• T : 38,1oC
Pemeriksaan Fisik
Kepala
Mata: SI (-/-), CA (-/-)
Hidung: sekret (-/-), deformitas (-), epistaksis (-)
Telinga: Otore (-/-), nyeri tekan (-/-)
Mulut: Lidah kotor (-), sariawan (-)
Pharing: Hiperemis (-)
Leher:Limfonodi tidak teraba, pembesaran tonsil (-)
Thoraks
• Inspeksi : Bentuk simetris, retraksi (-)
• Palpasi : Nyeri tekan (-)
• Perkusi : Sonor (+/+)
• Auskultasi : vesikuler +/+, ronkhi -/-,wheezing -/-
Abdomen
• Inspeksi : simetris
• Palpasi : Supel, turgor baik, hepar dan lien tidak teraba
• Perkusi : Timpani, batas hepar normal.
• Auskultasi : Bising usus (+) normal
Anggota gerak:
Superior: akral hangat, CRT < 2 detik, nadi lemah, ptekie (+) pada kedua lengan.
Trouniquet test : (+)
Inferior : akral hangat, CRT < 2 detik.
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Hasil Rujukan
HEMATOLOGI
Lekosit 5,42 4,5-11
Hemoglobin 17,6 14-18
Hematokrit 49,6 32-44
Trombosit 54 150-450
Pemeriksaan Hasil Rujukan
IMUNO/SEROLOGI
Dengue Ig G Negatif Negatif
Dengue Ig M Positif Negatif
Pemeriksaan Nilai tertinggi Nilai terendah
HEMATOLOGI
Lekosit 5,42 2,81
Hemoglobin 17,6 13,6
Hematokrit 49,6 37,5
Trombosit 137 54
DIAGNOSIS
• Observasi febris
• Demam hemoragic fever
PENATALAKSANAAN
Infus RL 20 tpm
Inj. Ranitidin 1A/12 jam
Sitenol 1x1
Farmacrol 3x1C
Trolit 3x1
Maxprinol 3x1
MASALAH YANG DIKAJI
1. Mengapa pada pasien dilakukan uji rampel leed?
2. Apakah diagnosis pada pasien sudah tepat?
3. Kapan IgM dan IgG diperiksa ?
ANALISA MASLAH
1.) Mengapa pada pasien dilakukan uji rampel leed?
Rumple leed test adalah salah satu cara yang paling mudah dan cepat untuk
menentukan apakah terkena demam berdarah atau tidak.
Rumple leed adalah pemeriksaan bidang hematologi dengan melakukan
pembendungan pada bagian lengan atas selama 10 menit untuk uji diagnostik
kerapuhan vaskuler dan fungsi trombosit.
Prosedur pemeriksaan Rumple leed tes yaitu:
a) Pasang ikatan sfigmomanometer pada lengan atas dan pump sampai tekanan 100
mmHg (jika tekanan sistolik < 100 mmHg, pump sampai tekanan ditengah-tengah
nilai sistolik dan diastolik).
b) Biarkan tekanan itu selama 10 menit
c) Lepas ikatan dan tunggu sampai tanda-tanda statis darah hilang kembali. Statis darah
telah berhenti jika warna kulit pada lengan yang telah diberi tekanan kembali seperti
warna kulit sebelum diikat atau menyerupai warna kulit pada lengan yang tidak diikat.
d) Cari dan hitung jumlah petechiae yang timbul dalam lingkaran bergaris tengah 5 cm
kira-kira 4 cm distal dari fossa cubiti.
Catatan:
-Jika ada > 10 petechiae dalam lingkaran bergaris tengah 5 cm kira-kira 4 cm distal dari fossa
cubiti test Rumple Leede dikatakan positif. Seandainya dalam lingkaran tersebut tidak ada
petechiae, tetapi terdapat petechiae pada distal yang lebih jauh daripada itu, test Rumple Leed
juga dikatakan positif.
-Warna merah didekat bekas ikatan tensi mungkin bekas jepitan, tidak ikut diikut sebagai
petechiae
Nilai Rujuk :
a) < 10 peteki dinyatakan negatif atau normal
b) 20 dinyatakan abnormal
c) 10-20 dinyatakan dubia
Atau Scale for reporting number of petechiae:
a) 0 to 10 = 1+
b) 10 to 20 = 2+
c) 20 to 50 = 3+
d) 50 or more = 4+
Derajat laporan :
• (-) = tidak didapatkan petechiae
• (+1) = timbul beberapa petechiae dipermukaan pangkal lengan
• (+2) = timbul banyak petechiae dipermukaan pangkal lengan
• (+3) = timbul banyak petechiae diseluruh permukaan pangkal lengan & telapak
tangan muka & belakang
• (+4) = banyak sekali petechiae diseluruh permukaan lengan, telapak tangan &
jari,muka & belakang
2. ) Apakah diagnosis pada pasien sudah tepat?
Masa inkubasi dalam tubuh manusia sekitar 4-6 hari (rentang 3-14 hari), timbul gejala
prodormal yang tidak khas seperti : nyeri kepala, nyeri tulang belakang dan perasaan lelah.
a.)Dengue fever (DF).
Merupakan penyakit demam akut selama 2-7 hari, ditandai dengan dua atau lebih
manifestasi klinis sebagai berikut:
Nyeri kepala, nyeri retro-orbital, mialgia / artralgia, ruam kulit, manifestasi perdarahan
(petekie atau uji bending positif), leukopenia.
b.) Dengue Hemoragic Fever (DHF) .
Berdasarkan kriteria WHO diagnosis DHF ditegakkan bila semua hal ini di bawah ini
dipenuhi :
• Demam atau riwayat demam akut, antara 2-7 hari, biasanya bifasik.
• Terdapat minimal satu dari manifestasi perdarahan berikut :
- Uji bendung positif.
- Petekie, ekimosis, atau purpura.
- Perdarahan mukosa (tersering epistaksis atau perdarahan gusi), atau perdarahan dari tempat
lain.
- Hematemesis atau melena.
• Trombositopenia (jumlah trombosit <100.000/ul).
• Terdapat minimal satu tanda-tanda plasma leakage (kebocoran plasma) sebagai
berikut :
- Peningkatan hematokrit >20% dibandingkan standar sesuai dengan umur dan jenis kelamin.
- Penurunan hematokrit >20% setelah mendapat terapi cairan, dibandingkan dengan nilai
hematokrit sebelumnya.
- Tanda kebocoran plasma seperti : efusi pleura, asites atau hipoproteinemia.
Dari keterangan tersebut perbedaan utama antara DF dan DHF adalah pada DBD
ditemukan adanya kebocoran plasma.
Klasifikasi Derajat Penyakit Infeksi Virus Dengue
3.) Kapan IgM dan IgG diperiksa ?
Laboratorium :
Diagnosis pasti didapatkan dari hasil isolasi virus dengue (cell culture) ataupun
deteksi antigen virus RNA dengue dengan teknik RT-PCR (Reserve Transcriptase
Polymerase Chain Reaction), tapi karena teknik yang lebih rumit, saat ini tes serologis yang
mendeteksi adanya antibody spesifik terhadap dengue berupa antibody total, IgM maupun
IgG.
Parameter Laboratoris yang dapat diperiksa antara lain :
Leukosit: dapat normal / menurun. Mulai hari ke-3 dapat ditemui limfositosis relative (>45%
dari total leukosit) disertai adanya limfosit plasma biru (LPB) > 15% dari jumlah total
leukosit pada fase syok akan meningkat
• Trombosit: umumnya terdapat trombositopenia pada hari ke 3-8.
• Hematokrit: Kebocoran plasma dibuktikan dengan ditemukannya peningkatan
hematokrit ≥ 20% dari hematokrit awal, umumnya dimulai pada hari ke-3 demam.
• Hemostasis: Dilakukan pemeriksaan PT, APTT, Fibrinogen, D-Dimer, atau FDP pada
keadaan yang dicurigai terjadi perdarahan atau kelainan pembekuan darah
• Protein/albumin: Dapat terjadi hipoproteinemia akibat kebocoran plasma.
• SGOT/SGPT (serum alanin aminotransferase): dapat meningkat.
• Ureum, Kreatinin: bila didapatkan gangguan fungsi ginjal.
• Elektrolit: sebagai parameter pemantauan pemberian cairan.
• Golongan darah: dan cross macth (uji cocok serasi): bila akan diberikan transfusi
darah atau komponen darah.
• Imuno serologi dilakukan pemeriksaan IgM dan IgG terhadap dengue.
• IgM: terdeksi mulai hari ke 3-5, meningkat sampai minggu ke-3, menghilang setelah
60-90 hari.
• IgG: pada infeksi primer, IgG mulai terdeteksi pada hari ke-14, pada infeksi sekunder
IgG mulai terdeteksi hari ke-2.
KESIMPULAN
Rumple leed test dilakukan untuk menentukan apakah terkena demam berdarah atau
tidak.
Diagnosis DHF sudah tepat karena pada pasien mengalami demam 5 hari, rampel
leed (+), ptekie (+), melena (+), trombositopenia 54.000/ul dan terdapat kebocoran
plasma yaitu peningkatan hematokrit 20% (49,6).
IgM terdeksi mulai hari ke 3-5 sedangkan IgG pada infeksi primer mulai terdeteksi
pada hari ke-14, pada infeksi sekunder IgG mulai terdeteksi hari ke-2.