Resume Mentoring

7
Nama : M Zulhiyadi NIM : 12312039 AEI K_06 Resume Mentoring Mentor: Kak Amir (power’11) Pada mentoring agama, kami melakukan diskusi dan kajian yang bersifat dua arah dengan diawali pembacaan ayat al-Qurandan dilanjutkan dengan permberian materi 1.Urgensi mentoring bagi kita Mentoring adalah salah satu bentuk menuntut ilmu, dan bersamaan dengan proses menuntut ilmu lainnya, seorang moslim fardhu ‘ain untuk mempelajari ilmu agama. Pada zaman ketika awal-awal dakwah Islam menyebar di muka bumi, Rasulullah pun dulu memakai metode yang sama dalam mendakwahkan Diin ini: mentoring. Rasulullah dulu memiliki lingkaran sahabat-sahabat yang selalu beliau bina secara intens, dan beliau pun membangun hubungan yang dekat dengan sahabat-sahabatnya tersebut dalam kelompok-kelompok kecil, mirip sekali dengan pola mentoring yang kita lakukan di masa sekarang. Dan juga untuk sebagai sarana kita berkumpul dengan orang shalih 2.Ma'rifatul Islam(mengenal islam) Islam merupakan perwujudan aturan hidup yang telah diwahyukan oleh Allah SWT kepada manusia. Oleh karena itu Islam disebut juga Diinullah. Diin memiliki makna yang berbeda dari agama (milah). Islam memiliki ciri dan sifat tertentu yang menggambarkan kehidupan manusia secara keseluruhan. Pemahaman Islam yang dikehendaki Allah dan Rasul-Nya adalah Islam, menyeluruh, lengkap dan sempurna berdasarkan Al Qur’an dan sebagaimana yang dicontohkan Rasulullah SAW. Islam merupakan agama para Nabi mulai dari Adam AS sampai Nabi yang terakhir yaitu Nabi Muhammad SAW. Nama Islam menurut bahasa memiliki beberapa makna, yang menunjukkan sifat dari agama ini. Makna yang pertama adalah ketundukan. Dengan memeluk Islam, seorang manusia akan tunduk patuh kepada Tuhannya karena merasa bahwa ia hanyalah seorang hamba yang tidak memiliki apa-apa dihadapan kebesaran dan keagungan-Nya. Makna yang kedua adalah berserah diri. Dengan memeluk Islam, seorang manusia telah menyerahkan dirinya kepada Allah karena merasa bahwa Allah adalah Dzat Yang Maha Kuasa, Dzat Yang Maha Mengatur, dan Dzat

description

mentoring

Transcript of Resume Mentoring

Page 1: Resume Mentoring

Nama : M ZulhiyadiNIM : 12312039AEI K_06 Resume Mentoring Mentor: Kak Amir (power’11)

Pada mentoring agama, kami melakukan diskusi dan kajian yang bersifat dua arah dengan diawali pembacaan ayat al-Qurandan dilanjutkan dengan permberian materi

1.Urgensi mentoring bagi kita Mentoring adalah salah satu bentuk menuntut ilmu, dan bersamaan dengan proses menuntut ilmu lainnya, seorang moslim fardhu ‘ain untuk mempelajari ilmu agama.Pada zaman ketika awal-awal dakwah Islam menyebar di muka bumi, Rasulullah pun dulu memakai metode yang sama dalam mendakwahkan Diin ini: mentoring. Rasulullah dulu memiliki lingkaran sahabat-sahabat yang selalu beliau bina secara intens, dan beliau pun membangun hubungan yang dekat dengan sahabat-sahabatnya tersebut dalam kelompok-kelompok kecil, mirip sekali dengan pola mentoring yang kita lakukan di masa sekarang. Dan juga untuk sebagai sarana kita berkumpul dengan orang shalih

2.Ma'rifatul Islam(mengenal islam) Islam merupakan perwujudan aturan hidup yang telah diwahyukan oleh Allah SWT kepada manusia. Oleh karena itu Islam disebut juga Diinullah. Diin memiliki makna yang berbeda dari agama (milah). Islam memiliki ciri dan sifat tertentu yang menggambarkan kehidupan manusia secara keseluruhan.Pemahaman Islam yang dikehendaki Allah dan Rasul-Nya adalah Islam, menyeluruh, lengkap dan sempurna berdasarkan Al Qur’an dan sebagaimana yang dicontohkan Rasulullah SAW. Islam merupakan agama para Nabi mulai dari Adam AS sampai Nabi yang terakhir yaitu Nabi Muhammad SAW.

Nama Islam menurut bahasa memiliki beberapa makna, yang menunjukkan sifat dari agama ini. Makna yang pertama adalah ketundukan. Dengan memeluk Islam, seorang manusia akan tunduk patuh kepada Tuhannya karena merasa bahwa ia hanyalah seorang hamba yang tidak memiliki apa-apa dihadapan kebesaran dan keagungan-Nya.

Makna yang kedua adalah berserah diri. Dengan memeluk Islam, seorang manusia telah menyerahkan dirinya kepada Allah karena merasa bahwa Allah adalah Dzat Yang Maha Kuasa, Dzat Yang Maha Mengatur, dan Dzat Yang Tidak Pernah Tidur. Ia yakin dan percaya bahwa Allah pasti senantiasa memberikan yang terbaik kepada hamba-hamba-Nya.

Makna yang ketiga adalah keselamatan. Islam adalah agama yang akan mengantarkan pemeluknya pada keselamatan yang hakiki, baik di dunia maupun di akhirat. Dan makna yang keempat adalah perdamaian. Ini artinya, Islam adalah agama yang tidak menginginkan terjadinya keonaran, kezhaliman, perusakan, dan anarki di muka bumi ini.

3. Ikhlassyarat diterimanya ibadah adalah rasa ikhlas sebagaimana diterangkan dalam ayat Al Qur'an (QS. Az Zumar: 65)," Jika kamu mempersekutukan (Rabb), niscaya akan hapuslah amalmu." Dengan ikhlas

Page 2: Resume Mentoring

kita tidak akan tersesat ke jalan yang tidak diridhoi Allah, dengan ikhlas pula kita tidak akan menjadi orang yang riya’ atau sombong, karena sombong itu merupakan sifatnya setan. Syaitan berkata,” Ya Tuhanku, oleh karena Engkau telah menetapkanku sesat, sungguh akan kuusahakan agar anak manusia memandang indah segala yang tampak di bumi dan aku akan sesatkan mereka semua. Kecuali hamba-hambaMu dari antara mereka yang ikhlas(Al-Hijr: 39-40).

Arti Dari Ikhlas

Secara bahasa, Ikhlas bermakna bersih dari kotoran dan menjadikan sesuatu bersih dari kotoran. Sedangkan secara istilah, Ikhlas berarti niat mengharap ridha Allah saja dalam beramal tanpa menyekutukan-Nya dengan yang lain.

Oleh karena itu, bagi seorang muslim sejati makna ikhlas adalah ketika ia mengarahkan seluruh perkataan, perbuatan, dan jihadnya hanya untuk Allah, mengharap ridha-Nya, dan kebaikan pahala-Nya tanpa melihat pada kekayaan dunia, tampilan, kedudukan, kemajuan atau kemunduran. Dengan demikian Si Muslim tersebut menjadi tentara fikrah dan akidah, bukan tentara dunia dan kepentingan. Katakanlah: “Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam. Tiada sekutu bagiNya; dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku.” Dan yang berkarakter seperti itulah yang mempunyai semboyan “Allahu Ghayaatunaa”, yang artinya Allah adalah tujuan kami, dalam segala aktivitas dalam mengisi kehidupan.

Kedudukan Ikhlas

Rasulullah SAW. Pernah bersabda, “ Ikhlaslah dalam beragama, cukup bagimu amal yang sedikit.” Dalam hadist lain Rasulullah SAW. bersabda,“ Sesungguhnya Allah tidak menerima amal kecuali dilakukan dengan ikhlas dan mengharap ridha-Nya.”

Imam Syafi’i pernah memberi nasihat kepada seorang temannya,“ Wahai Abu Musa, jika engkau berijtihad dengan sebenar-benar kesungguhan untuk membuat seluruh manusia ridha (suka), maka itu tidak akan terjadi. Jika demikian, maka ikhlaskan amalmu dan niatmu karena Allah Azza wa Jalla.”

Karena itu tak heran jika Ibnul Qoyyim memberi perumpamaan seperti ini,“ Amal tanpa keikhlasan seperti musafir yang mengisi kantong dengan kerikil pasir. Memberatkannya tapi tidak bermanfaat.” Dalam kesempatan lain beliau berkata,“ Jika ilmu bermanfaat tanpa amal, maka tidak mungkin Allah mencela para pendeta ahli Kitab. Jika ilmu bermanfaat tanpa keikhlasan, maka tidak mungkin Allah mencela orang-orang munafik.”

Dari beberapa contoh hadist di atas menunjukkan bahwa ikhlas itu memang sangat penting bagi umat muslim dalam melaksanakan ibadah, karena tanpa rasa ikhlas dan hanya mengharap ridho dari Allah SWT ibadah kita tidak akan diterima oleh Allah.

Ciri-Ciri Orang Ikhlas

1. Terjaga dari segala sesuatu yang diharamkan oleh Allah SWT, baik sedang bersama dengan manusia atau sendiri. Disebutkan dalam hadits,“ Aku beritahukan bahwa ada suatu kaum dari umatku datang di hari kiamat dengan kebaikan seperti Gunung Tihamah yang putih, tetapi Allah menjadikannya seperti debu-debu yang beterbangan. Mereka adalah saudara-saudara kamu, dan kulitnya sama dengan kamu, melakukan ibadah malam seperti kamu. Tetapi mereka adalah kaum yang jika sendiri melanggar yang diharamkan Allah.” (HR Ibnu Majah)2. Senantiasa beramal di jalan Allah SWT baik dalam keadaan sendiri atau bersama orang orang lain, baik ada pujian ataupun celaan. Ali bin Abi Thalib r.a. berkata,“ Orang yang riya memiliki beberapa

Page 3: Resume Mentoring

ciri; malas jika sendirian dan rajin jika di hadapan banyak orang. Semakin bergairah dalam beramal jika dipuji dan semakin berkurang jika dicela.”3. Selalu menerima apa adanya yang diberikan oleh Allah SWT dan selalu bersyukur atas nikmat yang diberikan oleh Allah SWT.4. Mudah memaafkan kesalahan orang lain.

Pengelompokan Ikhlas

1. Iklhas Mubtadi’ : Yakni orang yang beramal karena Allah, tetapi di dalam hatinya terbesit keinginan pada dunia. Ibadahnya dilakukan hanya untuk menghilangkan kesulitan dan kebingunan. Ia melaksanakan shalat tahajud dan bersedekah karena ingin usahanya berhasil. Ciri orang yang mubtadi’ bisa terlihat dari cara dia beribadah. Orang yang hanya beribadah ketika sedang butuh biasanya ia tidak akan istiqamah. Ia beribadah ketika ada kebutuhan. Jika kebutuhannya sudah terpenuhi, ibadahnyapun akan berhenti.2. Ikhlas Abid : Yakni orang yang beramal karena Allah dan hatinya bersih dari riya’ serta keinginan dunia. Ibadahnya dilakukan hanya karena Allah dan demi meraih kebahagiaan akhirat, menggapai surga, takut neraka, dengan dibarengi keyakinan bahwa amal ini bisa menyelamatkan dirinya dari siksaan api neraka. Ibadah seorang abid ini cenderung berkesinambungan, tetapi ia tidak mengetahui mana yang harus dilakukan dengan segera (mudhayyaq) dan mana yang bisa diakhirkan (muwassa’), serta mana yang penting dan lebih penting. Ia menganggap semua ibadah itu adalah sama.3. Ikhlas Muhibb : Yakni orang yang beribadah hanya karena Allah, bukan ingin surga atau takut neraka. Semuanya dilakukan karena bakti dan memenuhi perintah dan mengagungkan-Nya.4. Ikhlas Arif, yaitu orang yang dalam ibadahnya memiliki perasaan bahwa ia digerakkan Allah. Ia merasa bahwa yang beribadah itu bukanlah dirinya. Ia hanya menyaksikan ia sedang digerakkan Allah karena memiliki keyakinan bahwa tidak memiliki daya dan upaya melaksanakan ketaatan dan meninggalkan kemaksiatan. Semuanya berjalan atas kehendak Allah.

Manfaat dan Keutamaan Ikhlas

1. Membuat hidup menjadi tenang dan tenteram2. Amal ibadahnya akan diterima oleh Allah SWT.3. Dibukanya pintu ampunan dan dihapuskannya dosa serta dijauhkan dari api neraka.4. Diangkatnya derajat dan martabat oleh Allah SWT.5. Doa kita akan diijabah.6. Dekat dengan pertolongan Allah.7. Mendapatkan perlindungan dari Allah SWT.8. Akan mendapatkan naungan dari Allah SWT di hari kiamat.9. Allah SWT akan memberi hidayah (petunjuk) sehingga tidak tersesat ke jalan yang salah.10. Allah akan membangunkan sebuah rumah untuk orang-orang yang ikhlas dalam membangun masjid11. Mudah dalam memaafkan kesalahan orang lain12. Dapat memiliki sifat zuhud (menerima dengan apa adanya yang diberikan oleh Allah SWT)

Cara Mencapai Ikhlas

Cara agar kita dapat mancapai rasa ikhlas adalah dengan mengosongkan pikiran dissat kita sedang beribadah kepada Allah SWT. Kita hanya memikirkan Allah, shalat untuk Allah, zikir untuk Allah, semua amal yang kita lakukan hanya untuk Allah. Lupakan semua urusan duniawi, kita hanya tertuju pada Allah. Jangan munculkan ras riya’ atau sombong di dalam diri kita karena kita tidak berdaya di hadapan Allah SWT. Rasakanlah Allah berada di hadapan kita dan sedang menyaksikan kita. Insya

Page 4: Resume Mentoring

Allah dengan cara di atas anda dapat mencapai ikhlas. Dan jangan lupa untuk berdoa memohon kepada Allah SWT agar kita dapat beribadah secara ikhlas untuk-Nya, sebagaimana do’ a Nabi Ibrahim a.s,” Sesungguhnya jika Rabb-ku tidak memberi hidayah kepadaku, pastilah akutermasuk orang-orang yang sesat.” (QS. al An'aam: 77)

4.Keutamaan dan kedudukan shalatDalam Islam shalat menempati kedudukan yang tak dapat ditandingi oleh ibadah manapun. Ia merupakan tiang agama dimana ia tak dapat tegak kecuali dengan itu. Rasulullah saw. bersabda: Pokok urusan adalah Islam, sedang tiangnya ialah shalat Shalat adalah ibadah yang pertama diwajibkan oleh Allah Ta'ala, yang titahnya disampaikan secara langsung oleh-Nya tanpa perantara, dengan berdialog dengan Rasul-Nya pada malam mi'raj. Dari Anas r.a.: "Shalat itu difardhukan atas Nabi saw. pada malam ia diisra'kan sebanyak lima puluh kali, kemudian dikurangi lima. lalu ia dipanggil: 'Hai Muhammad! Putusan-Ku tak dapat diubah lagi, dan dengan shalat lima waktu ini, kau tetap mendapat ganjaran lima puluh kali'." (HR.Ahmad, Nasa'i, dan Tirmidzi yang menyatakan sahnya). Shalat merupakan amalan hamba yang mula-mula dihisab. Disampaikan oleh Abdullah bin Qurth r.a. :"Amalan yang mula-mula dihisab dari seorang hamba pada hari kiamat ialah shalat. Jika ia baik, baiklah seluruh amalannya, sebaliknya jika jelek, jeleklah pula semua amalannya." (HR.Thabrani). Shalat adalah wasiat terakhir yang diamanatkan oleh Rasulullah saw. kepada umatnya sewaktu hendak berpisah menginggal dunia. Demikianlah ia bersabda,-dalam saat-saat ia hendak menghembuskan nafasnya yang terakhir - : "Jagalah shalat..., shalat, begitupun hamba sahayamu!" Shalat adalah barang terakhir yang lenyap dari agama, dengan arti bila ia hilang, maka hilanglah pula agam secara keseluruhannya. Sebagaimana sabda Rasulullah saw. "Sungguh, buhul atau ikatan agama Islam itu akan terurai saru demi satu! Maka setiap terurai satu buhul, orang-orang pun bergantung pada buhul berikutnya, Maka buhul yang pertama ialah menegakkan hukum, sedang yang terakhir ialah shalat." (H.R. Ibnu Hibban dari Abu Umamah). Islam amat menentang orang yang menyia-nyiakan dan mengancam orang yang lalai dari melakukannya. Allah Ta'ala berfirman: ن� ف�خ�ل�ف� �عد�ه�مMM م� معمعمعمعمعمعمعمعمعمعمعمعمعمب لخ�لف�MM ع � للللللللللللل �ض�اع�وا �و�ة� أ � ٱلص�ل �ع�وا �ب ت م� ٱو� و�ٲ و و�� ق�ون�MMMMMM و�ف�س�وف�MMMM ٱل �ل ي�� و�و�ي و� Maka datanglah sesudah mereka, pengganti [yang jelek] yang menyia-nyiakan shalat dan memperturutkan hawa nafsunya, maka mereka kelak akan menemui kesesatan. (Q.S. Maryam: 59). Dan firman-Nya yang lain: �يل�يل�يل�يل�يل�يل�يل�يل�يل�يل�يل�يل�يل�يل�ف�و�يل MMMين�& &لم�ص�ل �ذ�ين�) ٤ (و�ل و� ٱل و� و�� ه� م م� و�ا �اه�ون� و )٥ (س� Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, (4) [yaitu] orang-orang yang lalai dari shalatnya, (Q.S. Al-Ma’un: 4 – 5) Karena pentingnya shalat, maka penganutnya disuruh mengerjakannya baik di waktu mukim maupun di dalam perjalanan, di waktu damai maupun perang.

Hukum salat dapat dikategorisasikan sebagai berikut : a. Fardu, Salat fardhu ialah salat yang diwajibkan untuk mengerjakannya. Salat Fardhu terbagi lagi menjadi dua, yaitu : M Fardu Ain: ialah kewajiban yang diwajibkan kepada mukallaflangsung berkaitan dengan dirinya dan tidak boleh ditinggalkan ataupun dilaksanakan oleh orang lain, seperti salat lima waktu, dan salat Jumat (fardhu 'ain untuk pria). M Fardu Kifayah: ialah kewajiban yang diwajibkan kepada mukallaf tidak langsung berkaitan dengan dirinya. Kewajiban itu menjadi sunnah setelah ada sebagian orang yang mengerjakannya. Akan tetapi bila tidak ada orang yang mengerjakannya maka kita wajib mengerjakannya dan menjadi berdosa bila tidak dikerjakan. Seperti salat jenazah. b. Salat sunah (salat Nafilah) adalah salat-salat yang dianjurkan atau disunnahkan akan tetapi tidak diwajibkan. Salat nafilah terbagi lagi menjadi dua, yaitu M Nafil Muakkad adalah salat sunah yang dianjurkan dengan penekanan yang kuat (hampir mendekati wajib), seperti salat dua hari raya, salat sunah witir dan salat sunah thawaf.

Page 5: Resume Mentoring

M Nafil Ghairu Muakkad adalah salat sunah yang dianjurkan tanpa penekanan yang kuat, seperti salat sunah Rawatib dan salat sunah yang sifatnya insidentil (tergantung waktu dan keadaan, seperti salat kusuf/khusuf hanya dikerjakan ketika terjadi gerhana). Rukun Salat a. Berdiri (bagi yang mampu) b. Takbiratul ihram c. Membaca surat Al Fatihahpada tiap rakaat d. Rukuk dan tuma’ninah e. Iktidal setelah rukuk dan tuma'ninah f. Sujud dua kali dengan tuma'ninah g. Duduk antara dua sujud dengan tuma'ninah h. Duduk dan membaca tasyahud akhir i. Membaca salawat nabi pada tasyahud akhir j. Membaca salam yang pertama k. Tertib (melakukan rukun secara berurutan),