Resume Manajamen Logistik Kesehatan

8
NAMA : NURUL FITRIA GAMAYANTI N I M : K 111 09 371 MATA KULIAH : MANAJEMEN LOGISTIK KELAS : A TUGAS : RESUME PEDOMAN PENGELOLAAN OBAT PUBLIK DAN PERBEKALAN KESEHATAN KABUPATEN/KOTA Pelaksanaan tugas pengelolaan obat publik dan perbekalan kesehatan di Provinsi/Kabupaten/Kota secara efektif dan efisien, antara lain : a. Terlaksananya perencanaan dan pengadaan kebutuhan obat yang efektif dan efisien b. Terlaksananya penyimpanan dan distribusi obat yang merata dan teratur secara tepat jumlah, waktu dan tempat dengan masa tunggu yang pendek. c. Terlaksananya pengendalian persediaan obat publik dan perbekalan kesehatan di Provinsi/ Kabupaten/ Kota secara berdayaguna dan berhasil guna. d. Terjaminnya mutu, keabsahan dan ketepatan obat serta kerasionalan penggunaan obat. e. Peningkatan pemanfaatan informasi pengelolaan obat publik dan perbekalan kesehatan untuk perencanaan kebutuhan obat di Provinsi/Kabupaten/Kota. A. PERENCANAAN Tujuan perencanaan kebutuhan obat publik dan perbekalan kesehatan adalah untuk menetapkan jenis dan jumlah obat sesuai dengan pola penyakit dan kebutuhan

description

Manajemen Logistik Kesehatan tentang PEDOMAN PENGELOLAAN OBAT PUBLIK DAN PERBEKALAN KESEHATAN KABUPATEN/KOTA

Transcript of Resume Manajamen Logistik Kesehatan

Page 1: Resume Manajamen Logistik Kesehatan

NAMA : NURUL FITRIA GAMAYANTIN I M : K 111 09 371MATA KULIAH : MANAJEMEN LOGISTIKKELAS : ATUGAS : RESUME

PEDOMAN PENGELOLAAN OBAT PUBLIK DAN PERBEKALAN KESEHATAN KABUPATEN/KOTA

Pelaksanaan tugas pengelolaan obat publik dan perbekalan kesehatan di

Provinsi/Kabupaten/Kota secara efektif dan efisien, antara lain :

a. Terlaksananya perencanaan dan pengadaan kebutuhan obat yang efektif dan efisien

b. Terlaksananya penyimpanan dan distribusi obat yang merata dan teratur secara tepat

jumlah, waktu dan tempat dengan masa tunggu yang pendek.

c. Terlaksananya pengendalian persediaan obat publik dan perbekalan kesehatan di

Provinsi/ Kabupaten/ Kota secara berdayaguna dan berhasil guna.

d. Terjaminnya mutu, keabsahan dan ketepatan obat serta kerasionalan penggunaan obat.

e. Peningkatan pemanfaatan informasi pengelolaan obat publik dan perbekalan

kesehatan untuk perencanaan kebutuhan obat di Provinsi/Kabupaten/Kota.

A. PERENCANAAN

Tujuan perencanaan kebutuhan obat publik dan perbekalan kesehatan adalah

untuk menetapkan jenis dan jumlah obat sesuai dengan pola penyakit dan kebutuhan

pelayanan kesehatan dasar termasuk program kesehatan yang telah ditetapkan.

Kegiatan yang dilakukan dalam perencanaan kebutuhan obat :

1. Tahap Pemilihan Obat

Fungsinya adalah untuk menentukan apakah obat benar-benar diperlukan

sesuai dengan jumlah penduduk dan pola penyakit di daerah, untuk mendapatkan

pengadaan obat yang baik, sebaiknya diawali dengan dasar-dasar seleksi

kebutuhan obat yaitu meliputi :

a. Dipilih berdasarkan yang dapat memberikan efek terapi jauh lebih baik

dibandingkan resiko efek samping yang akan ditimbulkan

b. Dipilih dengan cara menghindari duplikasi dan kesamaan jenis.

c. Jika ada obat baru harus ada bukti yang spesifik mengenai efek terapinya

d. Hindari penggunaan obat kombinasi

Page 2: Resume Manajamen Logistik Kesehatan

e. Apabila jenis obat banyak, pilih berdasarkan prevalensi penyakit tertinggi

2. Tahap Kompilasi Pemakaian Obat

Berfungsi untuk mengetahui pemakaian bulanan masing-masing jenis obat

di unit pelayanan kesehatan/ Puskesmas selama setahun dan sebagai data

pembanding bagi stok optimum.

Informasi yang didapat dari kompilasi pemakaian obat adalah :

a. Jumlah pemakaian tiap jenis obat pada masing-masing unit pelayanan

kesehatan/ Puskesmas.

b. Persentase pemakaian tiap jenis obat terhadap total pemakaian setahun

seluruh unit pelayanan kesehatan/ Puskesmas.

c. Pemakaian rata-rata untuk setiap jenis obat untuk tingkat Kabupaten/ Kota.

3. Tahap Perhitungan Kebutuhan Obat

Dapat dilakukan melalui beberapa metoda :

a. Metoda Konsumsi

Perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :

1) Pengumpulan dan pengolahan data

2) Analisa data untuk informasi dan evaluasi.

3) Perhitungan perkiraan kebutuhan obat.

4) Penyesuaian jumlah kebutuhan obat dengan alokasi dana

b. Metoda Morbiditas

Berdasarkan pola penyakit, perkiraan kenaikan kunjungan dan waktu tunggu

(lead time). Langkah-langkah dalam metoda ini adalah :

1) Menentukan jumlah penduduk yang akan dilayani.

2) Menentukan jumlah kunjungan kasus berdasarkan frekuensi penyakit.

3) Menyediakan standar/ pedoman pengobatan yang digunakan.

4) Menghitung perkiraan kebutuhan obat.

5) Penyesuaian dengan alokasi dana yang tersedia.

B. PENGADAAN

Bertujuan memenuhi kebutuhan obat di masing-masing unit pelayanan

kesehatan sesuai dengan pola penyakit yang ada di wilayah kerjanya.

Kegiatan:

Page 3: Resume Manajamen Logistik Kesehatan

a. Permintaan rutin

Dilakukan sesuai dengan jadwal yang disusun oleh Dinas Kesehatan

Kabupaten/Kota untuk masing-masing Puskesmas.

b. Permintaan khusus

Dilakukan di luar jadwal distribusi rutin apabila:

1. kebutuhan meningkat

2. menghindari kekosongan

3. penanganan Kejadian Luar Biasa (KLB), obat rusak dan kadaluwarsa.

C. PENYIMPANAN

Penyimpanan adalah suatu kegiatan menyimpan dan memelihara dengan cara

menempatkan obat-obatan yang diterima pada tempat yang dinilai aman dari

pencurian serta gangguan fisik yang dapat merusak mutu obat. Tujuan penyimpanan

obat-obatan adalah untuk :

a. Memelihara mutu obat

b. Menghindari penggunaan yang tidak bertanggungjawab

c. Menjaga kelangsungan persediaan

d. Memudahkan pencarian dan pengawasan

Kegiatan penyimpanan obat meliputi :

a. Pengaturan tata ruang

b. Penyusunan stok obat

c. Pencatatan stok obat

d. Pengamatan mutu obat

a. Pengaturan Tata Ruang

Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam merancang ruang adalah sebagai

berikut :

1. Kemudahan bergerak.

2. Sirkulasi udara yang baik.

3. Rak dan Pallet.

4. Kondisi penyimpanan khusus.

5. Pencegahan kebakaran.

Page 4: Resume Manajamen Logistik Kesehatan

b. Penyusunan Stok Obat

Obat disusun menurut bentuk sediaan dan alfabetis. Untuk memudahkan, dilakukan

langkah-langkah sebagai berikut :

1. Gunakan prinsip FEFO (First Expired First Out) dan FIFO (First In First Out)

yaitu obat yang masa kadaluwarsanya lebih awal atau yang diterima lebih awal

harus digunakan lebih awal.

2. Susun obat dalam kemasan besar di atas pallet secara rapi dan teratur.

3. Gunakan lemari khusus untuk menyimpan narkotika.

4. Simpan obat yang dapat dipengaruhi oleh temperatur, udara, cahaya dan

kontaminasi bakteri pada tempat yang sesuai.

5. Simpan obat dalam rak dan berikan nomor kode, pisahkan obat dalam dengan

obat-obatan untuk pemakaian luar.

6. Cantumkan nama masing-masing obat pada rak dengan rapi.

7. Apabila persediaan obat cukup banyak, maka biarkan obat tetap dalam boks

masing-masing, ambil seperlunya.

c. Pencatatan stok obat

Dilakukan secaran rutin dari hari ke hari. Informasi yang didapat :

1. Jumlah obat yang tersedia (sisa stok)

2. Jumlah obat yang diterima

3. Jumlah obat yang keluar

4. Jumlah obat yang hilang/rusak/kadaluwarsa

5. Jangka waktu kekosongan obat

d. Pengamatan mutu obat

Perubahan mutu obat dapat diamati secara visual dan jika dari pengamatan

visual diduga ada kerusakan yang tidak dapat ditetapkan dengan cara organoleptik,

harus dilakukan sampling untuk pengujian laboratorium.

Tanda-tanda perubahan mutu obat :

1. Tablet

a. Terjadinya perubahan warna, bau atau rasa

b. Kerusakan berupa noda, berbintik-bintik, lubang, sumbing, pecah, retak dan

atau terdapat benda asing, jadi bubuk dan lembab

c. Kaleng atau botol rusak

Page 5: Resume Manajamen Logistik Kesehatan

2. Kapsul

a. Perubahan warna isi kapsul

b. Kapsul terbuka, kosong, rusak atau melekat satu dengan lainnya.

3. Tablet salut : pecah-pecah, terjadi perubahan warna, basah dan lengket satu

dengan yang lainnya, serta kaleng atau botol rusak sehingga menimbulkan

kelainan fisik.

4. Cairan : menjadi keruh atau timbul endapan, konsistensi berubah, warna atau

rasa berubah, dan botol-botol plastik rusak atau bocor.

5. Salep : warna berubah, konsistensi berubah, pot atau tube rusak atau bocor, bau

berubah.

6. Injeksi : kebocoran wadah (vial, ampul), terdapat partikel asing pada serbuk

injeksi, tampak keruh atau ada endapan, dan warna larutan berubah.

Tindak lanjut terhadap obat yang terbukti rusak adalah :

a. Dikumpulkan dan disimpan terpisah

b. Dikembalikan / diklaim sesuai aturan yang berlaku

c. Dihapuskan sesuai aturan yang berlaku

D. DISTRIBUSI

Distribusi adalah suatu rangkaian kegiatan dalam rangka pengeluaran dan

pengiriman obat-obatan yang bermutu, terjamin keabsahan serta tepat jenis dan

jumlah dari gudang obat secara merata dan teratur untuk memenuhi kebutuhan unit-

unit pelayanan kesehatan.

Tujuan distribusi

1. Terlaksananya distrubusi obat secara merata dan teratur sehingga dapat

diperoleh pada saat dibutuhkan.

2. Terjaminnya kecukupan persediaan obat di unit pelayanan kesehatan.

Kegiatan Distribusi

Kegiatan distribusi obat di UPOPPK Kabupaten/Kota terdiri dari :

1. Kegiatan distribusi rutin yang mencakup distribusi untuk kebutuhan

pelayanan umum di unit pelayanan kesehatan.

2. Kegiatan distribusi khusus yang mencakup distribusi obat program dan

obat pelayanan kesehatan dasar (PKD) diluar jadwal distribusi rutin.