Makalah ASP Aset Manajamen Edit.doc

26
PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Manajemen Aset atau ”Asset Management” adalah segala sesuatu yang berhubungandengan portfolio, investasi, finance atau keuangan, namun Asset Management yang dimaksud dalam tulisan ini adalah Manajemen Aset secara fisik atau Physical Asset Management . Banyak perusahaan masih menganggap Manajemen Aset secara Fisik adalah sekedar instrumen pengelolaan daftar aset. Anggapan yang kurang tepat lainnya adalah bahwa pengelolaan fisik aset sepenuhnya diserahkan kepada Departemen Pemeliharaan (Maintenance), padahal baik daftar aset maupun pengelolaan aset fisik oleh Maintenance Department hanyalah bagian kecil dari Physical Asset Management. Realita di lapangan menunjukan banyak kasus yang sebenarnya dimulai dari salah kelola dan salah urus masalah aset, sehingga berdampak kerugian yang tidak sedikit. Sebagai contoh optimalisasi sumber daya tidak bisa dilakukan secara maksimal karena tidak teridentifikasi dengan jelas, sehingga sulit untuk mengetahui apakah suatu alat produksi sudah saatnya untuk diganti atau masih layak untuk di maintain. Pertanyaan berikutnya kalau harus di maintain kapan waktu yang tepat untuk melakukan hal tersebut, dan kalau harus diganti apakah dengan jenis alat yang sama atau ada alternatif lain yang lebih baik. Keputusan akan pilihan-pilihan

Transcript of Makalah ASP Aset Manajamen Edit.doc

Page 1: Makalah ASP Aset Manajamen Edit.doc

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANGManajemen Aset atau ”Asset Management” adalah segala sesuatu yang

berhubungandengan portfolio, investasi, finance atau keuangan, namun Asset

Management yang dimaksud dalam tulisan ini adalah Manajemen Aset secara fisik atau

Physical Asset Management. Banyak perusahaan masih menganggap Manajemen Aset

secara Fisik adalah sekedar instrumen pengelolaan daftar aset. Anggapan yang kurang

tepat lainnya adalah bahwa pengelolaan fisik aset sepenuhnya diserahkan kepada

Departemen Pemeliharaan (Maintenance), padahal baik daftar aset maupun pengelolaan

aset fisik oleh Maintenance Department hanyalah bagian kecil dari Physical Asset

Management.

Realita di lapangan menunjukan banyak kasus yang sebenarnya dimulai dari

salah kelola dan salah urus masalah aset, sehingga berdampak kerugian yang tidak

sedikit. Sebagai contoh optimalisasi sumber daya tidak bisa dilakukan secara maksimal

karena tidak teridentifikasi dengan jelas, sehingga sulit untuk mengetahui apakah suatu

alat produksi sudah saatnya untuk diganti atau masih layak untuk di maintain.

Pertanyaan berikutnya kalau harus di maintain kapan waktu yang tepat untuk

melakukan hal tersebut, dan kalau harus diganti apakah dengan jenis alat yang sama

atau ada alternatif lain yang lebih baik. Keputusan akan pilihan-pilihan tersebut hanya

bisa terjawab dengan tepat bila kita memiliki informasi atau data yang jelas tentang aset

tersebut.

Dengan demikian kebijakan tentang Manajemen Aset secara strategis harus

melibatkan semua level Manajemen dan diimplementasikan secara komprehensif di

semua departemen teknis operasional maupun pelayanan, termasuk departemen

pendukung. Pencapaian manfaat optimal dari sebuah asset, diperlukan pengelolaan

yang baik atas siklus hidup asset tersebut, pengelolaan ini seringkali disebut life cycle

asset management. Pengelolaan siklus hidup asset ini dapat dilakukan baik oleh pihak

swasta maupun pemerintah. Selama beberapa dekade, pengelolaan asset negara

dilakukan berdasar kepada peraturan perundang-undangan warisan colonial Belanda,

Indische Comptabilliteitswet (ICW). Lalu, muncullah paket Undang-undang tentang

pengelolaan Keuangan Negara, antara lain Undang-Undang no 17 tahun 2003 tentang

Page 2: Makalah ASP Aset Manajamen Edit.doc

Keuangan Negara, Undang-Undang no 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara

dan Undang-Undang no 15 tahun 2005 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan

Pertanggungjawaban Keuangan Negara.

Mengingat pentingnya manajemen asset bagi pemerintah serta besarnya

pengeluaran Negara terkait dengan manajemen asset tersebut, maka sudah menjadi

keharusan bagi Pemerintah untuk melakukan pengelolaan asset/barang milik Negara

secara professional, efektif dan mengedepankan aspek ekonomis agar pengeluaran

biaya dapat tepat sasaran, tepat penggunaan, tepat penerapan dan tepat sesuai dengan

peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pemerintah menerbitkan Peraturan

Pemerintah no 6 tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah yang

menjadi sebuah acuan bagi semua stakeholder yang terkait dengan asset Pemerintah,

lalu diikuti ketentuan teknisnya yang tertuang dalam Peraturan Menteri Keuangan

Nomor 96/PMK.06/2007 tentang Tata cara Pelaksanaan Penggunaan, Pemanfaatan,

Penghapusan dan Pemindahtanganan Barang Milik Negara.

B. PRINSIP MANAJEMEN ASET

1. Keputusan manajemen asset adalah terintegritas dengan perencanaan strategis

(strategic planning).

2. Keputusan perencanaan asset didasarkan atas evaluasi berbagai alternatif yang

mempertimbangkan biaya ‘siklus-hidup’, manfaat dan risiko kepemilikan.

3. Akuntabilitas diterapkan untuk kondisi asset, penggunaan dan kinerja.

4. Struktur pengendalian yang efektif diterapkan untuk manajemen asset.

C. TUJUAN DAN SASARAN MANAJEMEN ASET

1. Mencapai kecocokan/kesesuaian sebaik mungkin antara keberadaan asset dengan

strategis entitas (organisasi) secara efektif dan efisien.

2. Mencakup seluruh siklus hidup asset sejak perencanaa dan penganggaran hingga

pembinaan, pengawasan dan pengendalian serta pengaturan risiko dan biaya yang

terkait selama siklus hidup asset.

Page 3: Makalah ASP Aset Manajamen Edit.doc

D. Manajemen Aset menurut Peraturan Perundangan-undangan

1. Menurut PMK no 120/PMK 06/2007 tentang Penatausahaan Barang Milik Negara,

a. Barang Milik Negara (BMN) didefinisikan sebagai semua barang yang dibeli

atau diperoleh atas beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara atau

berasal dari perolehan lainnya yang sah. Perolehan lainnya dalam definisi ini

meliputi :

- Barang yang diperoleh dari hibah / sumbangan atau yang sejenisnya

- Barang yang diperoleh sebagai pelaksanaan perjanjian/kontrak

- Barang yang diperoleh berdasarkan ketentuan undang-undang

- Barang yang diperoleh berdasarkan putusan pengadilan yang telah

memperoleh kekuatan hukum tetap

2. Menurut Pasal 3 (2) PP No 6 tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik

Negara / Daerah. Pengelolaan BMN/BMD meliputi :

a. Perencanaan kebutuhan dan penganggaran

b. Pengadaan

c. Penggunaan

d. Pemanfaatan

e. Pengamanan dan pemeliharaan

f. Penilaian

g. Penghapusan

h. Pemindahtanganan

i. Penatausahaan

j. Pembinaan, pengawasan dan pengendalian

3. UU no 1 tahun 2004 tentang Keuangan Negara

a. Menteri Keuangan mengatur pengelolaan barang milik negara.

Menteri/pimpinan lembaga adalah Pengguna Barang bagi kementrian/lembaga

yang dipimpinnya, sedangkan kepala kantor dalam lingkungan kementrian

negara/lembaga bertindak sebagai Kuasa Pengguna Barang dalam lingkungan

kantor yang bersangkutan

Page 4: Makalah ASP Aset Manajamen Edit.doc

b. Pengguna Barang dan atau Kuasa Pengguna Barang wajib mengelola dan

menatausahakan barang milik negara yang berada dalam penguasaannya sebaik-

baiknya

c. Kuasa Pengguna Barang dan Pengurus Barang pada suatu Satuan Kerja (satker)

sebenarnya adalah manajer/pengelola barang yang ada di bawah

pertanggungjawabannya, sehingga penyelenggaraan manajemen barang/asset

dapat berjalan dengan optimal bagi pelayanan tugas dan fungsi instansinya

E. Definisi Manajemen Aset Berdasarkan UUSejak reformasi keuangan negara bergulir, yang ditandai dengan terbitnya

UndangUndang (UU) 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, pemerintah Republik

Indonesia telah membangun komitmen yang kuat untuk memenuhi prinsip-prinsip tata

kelola pemerintahan yang baik (good governance) melalui pengelolaan keuangan yang

sehat dan modern (sound and modern). Lingkup perubahan yang terjadi sangat

mendasar dan bersifat menyeluruh, termasuk di dalamnya adalah pengelolaan aset

negara. International best practices memperlihatkan peran strategis pengelolaan aset

negara sebagai salah satu indikator penting pengelolaan anggaran negara dan upaya

perwujudan akuntabilitas tata kelola suatu keuangan negara.

Selanjutnya, dengan diterbitkannya UU Nomor 1 Tahun 2004 tentang

Perbendaharaan Negara, UU ini menjadi titik perubahan paradigma pengelolaan aset

negara, dari semula sebagai asset administrator menjadi asset manager. Hal ini diikuti

dengan pembentukan Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) sebagai eselon satu

di lingkungan Kementerian Keuangan yang memiliki fungsi kelembagaan untuk

mengelola kekayaan negara guna mendorong optimalisasi penerimaan, efisiensi

pengeluaran, dan efektifitas pengelolaan aset negara dalam rangka mewujudkan good

governance dan pengamanan fiscal sustainability.

Sebagai pedoman pengelolaan aset negara, telah diterbitkan Peraturan

Pemerintah (PP) Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik

Negara/Daerah (BMN/D) yang diubah dengan PP Nomor 38 Tahun 2008 tentang

Pengelolaan BMN/D dengan beberapa aturan teknis, seperti Peraturan Menteri

Keuangan (PMK) Nomor 96/PMK.06/2007 tentang Tata Cara Pelaksanaan

Page 5: Makalah ASP Aset Manajamen Edit.doc

Penggunaan, Pemanfaatan, Penghapusan, dan Pemindahtanganan BMN, PMK Nomor

97/PMK.06/2007 tentang Kodefikasi dan Penggolongan BMN, PMK Nomor

120/PMK.06/2007 tentang Penatausahaan BMN, dan PMK Nomor 2/PMK.06/2008

yang diubah dengan PMK Nomor 179/PMK.06/2009 tentang Penilaian BMN, dan

Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) Nomor 17 Tahun 2006 untuk BMD.

Istilah aset negara dalam modul ini memiliki makna yang sama dengan BMN,

atau dengan kata lain, ruang lingkup aset negara dalam modul ini dibatasi yang terkait

dengan aset publik. Akan tetapi, sesuai dengan UU Nomor 1 tahun 2004 di atas, aset

Negara memiliki makna yang lebih sempit dari “kekayaan negara” dalam istilah hukum

tetapi mengandung makna yang lebih luas dari “aset tetap” yang biasa digunakan dalam

istilah akuntansi (Hadiyanto, 2009). Dalam pasal 3 PP Nomor 6 tahun 2006 tentang

Pengelolaan BMN/D disebutkan

1. Pengelolaan BMN/D dilaksanakan berdasarkan asas fungsional, kepastian hukum,

transparansi dan keterbukaan, efisiensi, akuntabilitas, dan kepastian nilai.

2. Pengelolaan BMN/D meliputi: perencanaan kebutuhan dan penganggaran,

pengadaan, penggunaan, pemanfaatan, pengamanan dan pemeliharaan, penilaian,

penghapusan, pemindahtanganan, penatausahaan, pembinaan, pengawasan dan

pengendalian.

Definisi pengelolaan atau manajemen aset dalam ketentuan umum PP yang

resmi dikeluarkan secara eksplisit sebetulnya tidak ada. Namun demikian ada

beberapa definisi yang berbeda tentang manajemen aset yang dapat kita lihat (Arik

Haryono, 2007), diantaranya adalah sebagai berikut :

Pemerintah South Australia mendefinisikan manajemen aset sebagai “… a

process to manage demand and guide acquisition, use and disposal of assets to

make the most of their service delivery potential, and manage risks and costs

over their entire life”.

Sementara itu, Departemen Transportasi Amerika Serikat mendefinisikan

manajemen aset sebagai: “…a systematic process of maintaining, upgrading,

and operating physical assets cost effectively.It combines engineering principles

with sound business practices and economic theory, and it provides tools to

facilitate a more organized, logical approach to decision making.Thus, asset

Page 6: Makalah ASP Aset Manajamen Edit.doc

management provides a framework for handling both short and longrange

planning”.

Sementara itu, Asosiasi Transportasi Kanada mendefinisikan manajemen

aset sebagai “…a comprehensive business strategy employing people, information

and technology to effectively and efficiently allocate available funds amongst

valued and competing asset needs.” Definisi lain dari manajemen aset menurut

Danylo, N.H. and A. Lemer adalah “… a methodology to efficiently and equitably

allocate resources amongst valid and competing goals and objectives.” Kaganova

dan McKellar mendefinisikan manajemen aset sebagai: ”Property asset

management can be defined as the process of decision making and implementation

relating to the acquisition, use, and disposal of real property”.

Walaupun manajemen aset dapat dipresentasikan sesuai dengan jenis aset

atau konsentrasi kegiatannya tetapi beberapa ahli tidak ingin membuat definisi

manajemen aset secara spesifik dengan menyatakan tidak ada definisi yang pasti

mengenai manajemen aset (working definition). Meskipun demikian, dari beragam

definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa manajemen aset mencakup proses mulai

dari perencanaan sampai dengan penghapusan (disposal) serta monitoring terhadap

aset-aset tersebut selama umur penggunaannya oleh suatu organisasi atau

Kementerian Negara/Lembaga (K/L).

- Definisi menurut ahli

Ir. Doli D. Siregar, M.Sc dalam bukunya Manajemen Aset menjelaskan

pengertian tentang aset berdasarkan perspektif pembangunan berkelanjutan, yakni

berdasarkan tiga aspek pokoknya: sumber daya alam, sumber daya manusia, dan

infrastruktur seperti berikut ini:

1. Sumber daya alam, adalah semua kekayaan alam yang dapat digunakan dan

diperlukan untuk memenuhi kebutuhan manusia.

2. Sumber daya manusia, adalah semua potensi yang terdapat pada manusia seperti

akal pikiran, seni, keterampilan, dan sebagainya yang dapat digunakan untuk

memenuhi kebutuhan bagi dirinya sendiri maupun orang lain atau masyarakat

pada umumnya.

Page 7: Makalah ASP Aset Manajamen Edit.doc

3. Infrastruktur, adalah sesuatu buatan manusia yang dapat digunakan sebagai

sarana untuk kehidupan manusia dan sebagai sarana untuk dapat memanfaatkan

sumber daya alam dan sumber daya manusia dengan semaksimalnya, baik untuk

saat ini maupun keberlanjutannya dimasa yang akan dating

Page 8: Makalah ASP Aset Manajamen Edit.doc

ISI

A. SIKLUS MANAJEMEN ASETSecara umum, manajemen aset baik di perusahaan maupun negara meliputi aktivitas

inti sebagai berikut :

(i) perencanaan (planning),

(ii) perolehan (acquisition),

(iii) pemanfaatan (utilization),

(iv) penghapusan (disposal)

Page 9: Makalah ASP Aset Manajamen Edit.doc

B. KONSEP MANAJEMEN ASET

Manajemen Aset memiliki beberapa aktivitas utama, yaitu :

1. Analisis Kebutuhan (needs analysis)

2. Perencanaan (planning)

3. Penganggaran (budgeting)

4. Penentuan harga (pricing)

5. Pengadaan dan penghapusan (acquisition and disposal)

6. Pencatatan, Penilaian, Pelaporan (recording, valuation and reporting)

7. Manajemen dalam penggunaan (Management in use)

Page 10: Makalah ASP Aset Manajamen Edit.doc

Seorang manajer aset pada suatu entitas akuntansi atau entitas pelaporan,

sesungguhnya bertindak sebagai pengelola barang yang di bawah penguasaannya dan tentu

harus memahami siklus pengelolaan barang tersebut. Entitas akuntansi merupakan unit pada

pemerintahan yang mengelola anggaran, kekayaan, dan kewajiban yang menyelenggarakan

akuntansi dan menyajikan laporan keuangan atas dasar akuntansi yang diselenggarakannya.

Entitas pelaporan merupakan unit pemerintahan yang terdiri dari satu atau lebih entitas

akuntansi yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan wajib menyajikan laporan

pertanggungjawaban, berupa laporan keuangan yang bertujuan umum, yang terdiri dari:

a. Pemerintah pusat;

b. Pemerintah daerah;

c. Masing-masing K/L di lingkungan pemerintah pusat;

d. Satuan organisasi di lingkungan pemerintah pusat/daerah atau organisasi lainnya, jika

menurut peraturan perundang-undangan satuan organisasi dimaksud wajib menyajikan

laporan keuangan.

Dalam penetapan entitas pelaporan, perlu dipertimbangkan syarat pengelolaan,

pengendalian, dan penguasaan suatu entitas pelaporan terhadap aset, yurisdiksi, tugas dan

misi tertentu, dengan bentuk pertanggungjawaban dan wewenang yang terpisah dari entitas

pelaporan lainnya (SAP, 2010). Di sisi lain dalam pengertian yang selama ini terbentuk di

masyarakat manajemen aset lebih dikenal dengan manajemen barang atau manajemen

material yang lebih bertujuan bagaimana mengelola barang inventaris sehingga terpenuhi

persyaratan optimal bagi pelayanan tugas dan fungsi sebuah instansi atau satuan kerja.

Manajemen aset sebetulnya merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari

manajemen keuangan dan secara umum terkait dengan administrasi pembangunan

khususnya yang berkaitan dengan nilai aset, pemanfaatan aset, pencatatan nilai aset dalam

neraca tahunan, maupun dalam penyusunan prioritas dalam pembangunan. Disadari bahwa

manajemen aset merupakan salah satu profesi atau keahlian yang belum sepenuhnya

berkembang dan populer di lingkungan pemerintahan maupun di satuan kerja atau instansi

(Doli D Siregar, 2004).

Page 11: Makalah ASP Aset Manajamen Edit.doc

C. PROSES MANAJEMEN ASET

Manajemen aset itu sendiri sebenarnya terdiri dari 5 (lima) tahapan kerja yang satu sama

lainnya saling terkait yaitu:

1. Inventarisasi Aset

Terdiri dari dua aspek, yaitu :

a. Aspek Fisik (bentuk, luas, volume/jumlah, jenis, alamat dan lain-lain)

b. Aspek Yuridis/legal (status penguasaan, masalah legal yang dimiliki, batas akhir

penguasaan dan lain-lain)

Tahapan-tahapannya :

a. Persiapan

- Membentuk tim inventarisasi

- Membagi tugas dan menyusun jadwal pelaksanaan inventarisasi

- Mengumpulkan dokumen asset tetap

- Menyiapkan label sementara

- Membuat denah ruangan, member nomor ruangan dan menentukan

penanggungjawab ruangan

- Menyiapkan kertas kerja inventarisasi

b. Pelaksanaan

- Menghitung jumlah asset tetap per sub-sub kelompok barang

- Mencatat asset tetap ke dalam kertas kerja inventarisasi

- Menempelkan label pada asset tetap yang telah dihitung

- Menentukan kondisi asset tetap dengan kriteria baik, rusak ringan atau rusak berat

- Menyusun laporan hasil inventarisasi

- Membandingkan laporan hasil inventarisasi dengan dokumen asset tetap yang ada

- Membuat daftar asset tetap yang tidak ditemukan, belum pernah dicatat dan rusak

berat serta daftar koreksi nilai

- Menyampaikan laporan hasil inventarisasi kepada pengelola barang

c. Tindak Lanjut

- Menelusuri asset tetap yang tidak ditemukan

Page 12: Makalah ASP Aset Manajamen Edit.doc

- Membuat usulan penghapusan asset yang rusak berat

- Menindaklanjuti hasil inventarisasi ke dalam SIMAK-BMN

Hal lain yang diperlukan dalam Aset Manajemen

1. Legal Audit

a. Dalam rangka inventarisasi asset tetap, perlu dilakukan legal audit yaitu

melakukan pengecekan terhadap status penguasaan asset dengan cara mengecek

semua sertifikat dan bukti kepemilikan asset. Contoh :

- Sertifikat tanah

- BPKB kendaraan bermotor

b. Legal audit dapat digunakan untuk mengatasi berbagai permasalahan legal

menyangkut status kepemilikan asset, antara lain :

- Status hak penguasaan yang lemah

- Aset dikuasai pihak lain

- Pemindahtanganan asset yang tidak termonitor

Tahapan :

- Inventarisasi status penguasaan asset, sistem dan prosedur penguasaan atau

pengalihan asset

- Identifikasi dan mencari solusi atas permasalahan legal

- Strategi untuk memecahkan berbagai permasalahan legal yang terkait dengan

penguasaan atau pengalihan aset

2. Penilaian Aset

a. Adalah satu proses kerja untuk melakukan penilaian atas asset yang dikuasai.

Biasanya dikerjakan oleh konsultan penilai yang independen

b. Hasil dari nilai asset tersebut akan dapat dimanfaatkan untuk mengetahui nilai

kekayaan perguruan tinggi

c. Penilaian asset tetap dimaksudan untuk memberikan saldo asset yang lebih

relevan bagi pencatatan di laporan keuangan periode terkait dan periode

sesuai nilai wajar (fair value)-nya pada saat penilaian asset untuk

memperkirakan nilai asset di perguruan tinggi secara keseluruhan

Page 13: Makalah ASP Aset Manajamen Edit.doc

d. Penilaian asset oleh Pemerintah dilakukan oleh KPKNL Departemen

Keuangan

3. Optimalisasi Aset

a. Adalah proses kerja dalam manajemen asset yang bertujuan untuk

mengoptimalkan:

- Potensi fisik

- Lokasi

- Nilai

- Jumlah / volume

- Legal

- Ekonomi

Yang dimiliki asset tersebut. Dalam tahapan ini, asset yang dikuasai

pemerintah diidentifikasi dan dikelompokkan atas asset yang memiliki

potensi dan tidak memiliki potensi.

b. Pemanfaatan asset tetap adalah

- pendayagunaan asset yang dimiliki perguruan tinggi yang sedang atau

tidak digunakan untuk tugas pokok dan fungsi

- dapat memberikan nilai tambah atas pengusahaan / pemanfaatan dari asset

yang bersangkutan (asset tetap tersebut dapat dimanfaatkan secara optimal

oleh pihak ketiga dengan tidak mengubah status kepemilikan)

c. Bentuk :

- Penyewaan Aset

Penyerahan hak penggunaan / pemakaian atas asset kepada pihak ketiga

dalam hubungan sewa menyewa dimana pihak penyewa diharuskan

membayar imbalan / uang sewa untuk jangka waktu tertentu yang dibayar

secara bulanan atau tahunan untuk masa jangka waktu tertentu

- Pinjam pakai atau peminjaman

Penyerahan penggunaan asset tetap kepada suatu instansi pemerintah atau

pihak lain yang ditetapkan dengan peraturan Perundang-undangan untuk

jangka waktu tertentu tanpa menerima imbalan / sewa

Page 14: Makalah ASP Aset Manajamen Edit.doc

- Kerjasama pemanfaatan asset tetap

1. Dimana pihak ketiga menanamkan modal yang dimilikinya.

2. Kedua pihak secara bersama-sama atau sendiri-sendiri ataupun

bergantian mengelola manajemen dan proses operasinya untuk jangka

waktu tertentu.

3. Keuntungan dibagi sesuai dengan besarnya sharing masing-masing atau

berdasar yang telah disepakati kedua belah pihak sebelumnya.

- Bangun guna serah (BGS) dan bangun serah guna (BSG)

Bentuk kerjasama dimana mitra swasta bertanggungjawab :

1. Membangun termasuk membiayainya

2. Dilanjutkan dengan pengoperasian dan pemeliharaan untuk suatu

jangka tertentu

Merupakan bentuk kerjasama dimana mitra swasta bertanggungjawab

membangun bangunan beserta fasilitasnya termasuk membiayainya.

Pengembangan Sistem Informasi Manajemen Aset (SIMA), dalam

Pengawasan dan Pengendalian Aset. Pengawasan dan pengendalian

terhadap pemanfaatan dan pengalihan asset diperlukan agar :

- Setiap penanganan terhadap satu asset dapat termonitor jelas

(mulai dari lingkup penanganan hingga siapa yang bertanggungjawab

mengelola asset tersebut).

D. KEUNTUNGAN MANAJEMEN ASET

Keuntungan dari manajemen aset berhubungan dengan akuntabilitas, manajemen

layanan, manajemen resiko dan efisiensi keuangan.

Meningkatkan pengurusan dan akuntabilitas dengan

• Menunjukkan ke pemilik, pengguna dan pihak yang terkait bahwa layanan yang

dihasilkan adalah layanan yang efektif dan efisien.

• Menyediakan dasar untuk evaluasi dan penyeimbangan layanan, harga dan kualitas.

• Peningkatan akuntabilitas untuk penggunaan sumber daya dengan penghitungan

kinerja dan keuangan.

Page 15: Makalah ASP Aset Manajamen Edit.doc

Meningkatkan komunikasi dan hubungan dengan pengguna layanan dengan :

• Meningkatkan pengertian pada kebutuhan layanan dan pilihan-pilhannya.

• Konsultasi formal atau persetujuan dengan pengguna tentang level layanan.

• Pendekatan yang menyeluruh dari manajemen aset di dalam organisasi dengan team

yang berasal dari multidisiplin manajemen.

• Meningkatkan kenyamanan pelanggan dan citra perusahaan.

Meningkatkan manajemen resiko dengan

• Menganalisa kemungkinan dan konsekuensi dari kegagalan aset

• Mengusahakan layanan yang kontinyu.

• Mengusahakan hubungan antara satu jaringan dengan jaringan yang lain (kekuatan

sebuah rantai hanya sama kuat dengan sambungan yang terlemah) dan strategi

manajemen resiko.

• Mempengaruhi keputusan pada keputusan non-aset melalui kebutuhan manajemen.

Meningkatkan efisiensi keuangan dengan

• Meningkatkan keahlian pengambilan keputusan berdasar pada biaya dan keuntungan

dari beberapa alternatif

• Justifikasi untuk program kerja ke depan dan kebutuhan pendanaannya.

• Pengenalan semua biaya dari kepemilikan atau pengoperasian aset melalui masa

pakai aset tersebut.

Katalis dalam Pelaksanaan Aset Manajemen

Uraian diatas menggamabarkan betapa pentingnya infrastrukur bagi masyarakat, hal ini

seharusnya memberikan alasan yang cukup untuk menerapkan aset manajemen. Pada

kenyataan di lapangan, sebuah kegagalan kinerja aset dapat menjadi fokus tentang apa

yang harus dilakukan. Di indonesia, beberapa kejadian berikut ini merupakan contoh

bagaimana kita harus menyediakan standar yang lebih bagus pada manajemen

infrastruktur :

• Untuk penyediaan air bersih di Jakarta, perlatan untuk produksi dan jaringan distribusi

sudah mendekati masa ekonomis yang habis.

Page 16: Makalah ASP Aset Manajamen Edit.doc

• Analisa yang sistematis telah dilakukan untuk mendapatkan informasi tentang kondisi

dan kinerja dari aset infrastruktur untuk mendukung perawatan dan keputusan

pembaruan.

• Regulator lingkungan menerapkan kriteria yang lebih ketat,

• Kebingungan dalam menentukan kerugian aset yang diderita jika ada bencana alam

yang merusakkan infrastruktur.

• Kegagalan dalam memberikan layanan umum untuk layanan kepada umum karena

kurangnya antisipasi terhadap kinerja dan kelayakan dari kinerja aset.

• Harapan pelanggan yang bertambah sebagai akibat dari kesadaran yang bertambah dari

kebijkan, hak-hak konsumen dan alasan untuk kegagalan pelayanan sebelumnya.

Jika dilihat lebih mendalam, sebenarnya manajemen aset ini berbeda dengan

manajemen material atau manajemen barang inventaris milik daerah, atau boleh

dikatakan merupakan lanjutan dari manajemen barang/inventaris, khusus terhadap barang

yang merupakan aset (barang modal) yang dapat dikembangkan.

Adapun beberapa ciri atau kriteria yang bisa dijadikan acuan untuk mengukur

keberhasilan manajemen aset adalah:

1. Pengelola mengetahui barang atau aset apa saja yang dimiliki/dikuasainya.

2. Pengelola mengetahui bagaimana kondisi aset yang dimilikinya/dikuasainya.

3. Pengelola mengetahui berada di mana saja barang atau aset tersebut.

4. Pengelola mengetahui siapa yang bertanggung jawab dan memanfaatkan suatu

aset tertentu.

5. Pengelola mengetahui bagaimana pemanfaatan dari setiap aset yang

dimiliki/dikuasainya.

6. Pengelola mengetahui berapa nilai dari aset yang dimiliki/dikuasainya.

7. Pengelola melakukan evaluasi secara regular atas semua aset yang

dimiliki/dikuasainya apakah masih sesuai dengan kebutuhan organisasi.

Page 17: Makalah ASP Aset Manajamen Edit.doc

KESIMPULAN

1. Aset adalah sumber daya ekonomi yang dikuasai dan/atau dimiliki oleh pemerintah

sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi dan/atau

sosial di masa depan diharapkan dapat diperoleh, baik oleh pemerintah maupun

masyarakat, serta dapat diukur dalam satuan uang, termasuk sumber daya

nonkeuangan yang diperlukan untuk penyediaan jasa bagi masyarakat umum dan

sumber-sumber daya yang dipelihara karena alasan sejarah dan budaya.

2. Siklus manajemen aset secara umum meliputi aktivitas: perencanaan (planning),

perolehan (acquisition), pemanfaatan (utilization), dan penghapusan (disposal).

Secara khusus sesuai PP 6 Tahun 2006 adalah kegiatan: perencanaan kebutuhan dan

penganggaran; pengadaan; penggunaan; pemanfaatan; pengamanan dan

pemeliharaan; penilaian; pemindahtanganan; pemusnahan; penghapusan;

penatausahaan; dan pembinaan, pengawasan dan pengendalian.

Page 18: Makalah ASP Aset Manajamen Edit.doc

DAFTAR PUSTAKA

Doli D. Siregar. (2004). Manajemen Aset. Strategi Penataan Konsep Pembangunan Berkelanjutan Secara Nasional dalam Konteks Kepala Daerah Sebagai CEO’s pada Era Globalisasi dan Otonomi Daerah. PT. Gramedia Pustaka Utama.

Era Baru Kebijakan Fiskal, Pemikiran, Konsep dan Implementasi (“Strategic Asset Management”: Kontribusi Pengelolaan Aset Negara dalam Mewujudkan APBN yang Efektif dan Optimal – Hadiyanto) (2009). Jakarta : Kompas.

Arik Haryono. (2007). Modul Prinsip dan Teknik Manajemen Kekayaan Negara. Tangerang : Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan, Pusdiklat Keuangan Umum.

Departemen Dalam Negeri dan Lembaga Administrasi Negara. (2007). Dasar-Dasar Manajemen Aset/Barang Milik Daerah, Diklat Teknis Manajemen Aset Daerah.

Naf’an Widiarso Rafid. (2010). State Asset Management dengan Pendekatan Asset Performance : Tinjauan Terhadap Existing Asset-Future Asset dan Akuntansi Akrual. (Juara Lomba Menulis DJKN Tahun 2010, belum dipublikasikan)

Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.

Google : http://www.slideshare.net/mazheroe/konsep-manajemen-aset-dan-akuntansi-aset-tetap-dalam

https://assetmanagement.wordpress.com/2007/06/14/defintions/

https://assetmanagement.wordpress.com/