ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS Edit.doc

73
KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb. Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan karunia-Nya jualah sehingga kami kelompok III Praktik Komunitas dapat melaksanakan tugas dan menyelesaikan laporan dari tugas asuhan keperawatan komunitas yang kami laksanakan di Desa Karang Anyar RT 25 RW 09 Kelurahan Gambut kab. Banjar Kal-Sel. Shalawat serta salam kami haturkan keharibaan junjungan Nabi besar Muhammad SAW, para keluarga, sahabat, serta pengikut beliau hingga akhir zaman. Tidak lupa pula kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam melaksanakan Asuhan Keperawatan Komunitas di Desa Karang Anyar dan dalam menyelesaikan tugas laporan ini, yaitu: 1. Bapak Drs Murjani SH, MH, M.Kes, selaku Ketua STIKES Cahaya Bangsa Banjarmasin 2. Ibu Yeni Mulyani, SKp, M.Kep, selaku Ketua Program Studi Keperawatan STIKES Cahaya Bangsa 3. Bapak Luthfi Wardani S.Kep selaku pembimbing kelompok III Praktik Komunitas STIKES Cahaya Bangsa Banjarmasin, yang telah banyak ngmemberikan bantuan, support, dan motivasi yang sangat besar kepada kami.

Transcript of ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS Edit.doc

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas

berkat rahmat dan karunia-Nya jualah sehingga kami kelompok III Praktik Komunitas

dapat melaksanakan tugas dan menyelesaikan laporan dari tugas asuhan keperawatan

komunitas yang kami laksanakan di Desa Karang Anyar RT 25 RW 09 Kelurahan

Gambut kab. Banjar Kal-Sel.

Shalawat serta salam kami haturkan keharibaan junjungan Nabi besar

Muhammad SAW, para keluarga, sahabat, serta pengikut beliau hingga akhir zaman.

Tidak lupa pula kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada

semua pihak yang telah membantu kami dalam melaksanakan Asuhan Keperawatan

Komunitas di Desa Karang Anyar dan dalam menyelesaikan tugas laporan ini, yaitu:

1. Bapak Drs Murjani SH, MH, M.Kes, selaku Ketua STIKES

Cahaya Bangsa Banjarmasin

2. Ibu Yeni Mulyani, SKp, M.Kep, selaku Ketua Program Studi

Keperawatan STIKES Cahaya Bangsa

3. Bapak Luthfi Wardani S.Kep selaku pembimbing kelompok

III Praktik Komunitas STIKES Cahaya Bangsa Banjarmasin, yang telah banyak

ngmemberikan bantuan, support, dan motivasi yang sangat besar kepada kami.

4. Bapak Muhammad Tahdi B,Sc, SKM selaku pembimbing

akademik Praktik Komunitas STIKES Cahaya Bangsa Banjarmasin, yang telah

banyak memberi bantuan, support, dan motivasi yang sangat besar kepada kami.

5. Kepala Puskesmas Gambut yang telah memberikan

bimbingan kepada kami.

6. Pihak Kelurahan Desa Karang Anyar yang telah memberikan

bantuan kepada kami.

7. Puskesmas Gambut yang telah memberikan bimbingan dan

bantuan serta ilmu kepada kami.

8. Seluruh masyarakat/warga Dusun Karang Anyar yang telah

banyak bekerjasama dan berpartisipasi aktif dalam setiap kegiatan yang kami

lakukan.

9. Orang Tua kami dan saudara-saudara kami yang telah

memberikan do’a restu yang tak ternilai harganya.

10. Seluruh rekan-rekan yang telah menjalin kekompakan antar

sesama anggota kelompok.

Kami memohon maaf atas segala kesalahan dan kekurangan yang dilakukan.

Kami dari kelompok III terbuka dengan kritik dan saran yang membangun dari semua

pihak untuk kesempurnaan hasil laporan ini.

Akhirnya kami berharap semoga laporan hasil pelaksanaan Praktik

Komunitas ini dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya kepada kita semua.

Amin.

Wassalam

Kelompok III

(Abdul Halim)

Daftar Isi

BAB I

A. Pendahuluan………………………………………………………………………………………………................i

a. Latar Belakang……………………………………………………………………………………………………ii

b. Tujuan Umum……………………………………………………………………………………………………..

c. Tujuan Khusus…………………………………………………………………………………………………….

d. Manfaat………………………………………………………………………………………………………………

BAB II

A. Tinjauan Pustaka

BAB III

A. Analisa Data

B. Perumusan Masalah

BAB IV

A. Pemecahan Data / Rencana Tindak Lanjut

BAB V

A. Penutup

B. Daftar Pustaka

C. Lampiran

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masa globalisasi menuntut adanya perkembangan dan perubahan di segala

bidang, salah satu diantaranya adalah bidang kesehatan. Dengan berbagai inovasi

yang dilakukan di bidang kesehatan, perubahan bidang ilmu pengetahuan dan

teknologi, maka terjadi peningkatan usia harapan hidup warga Indonesia dan ini

memberikan dampak tersendiri dalam upaya peningkatan derajat atau status kesehatan

penduduk.

Penyelenggaraan upaya kesehatan oleh bangsa Indonesia untuk mencapai

peningkatan derajat hidup sehat bagi setiap penduduk adalah merupakan hakekat

pembangunan kesehatan yang termuat didalam Sistem Kesehatan Nasional (SKN)

dengan tujuan agar dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal,

sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum dari tujuan nasional. Agar tujuan dapat

tercapai secara optimal, diperlukan partisifasi aktif dari seluruh anggota masyarakat

bersama petugas kesehatan. Hal ini menyatakan bahwa setiap orang berkewajiban

untuk ikut serta dalam memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan perorangan,

keluarga dan lingkungan.

Peningkatan taraf hidup masyarakat Indonesia diberbagai bidang kehidupan

mengakibatkan pergeseran pola kehidupan masyarakat diantaranya bidang kesehatan.

Dengan berkembangnya paradigma “sehat-sakit”, saat ini telah terjadi pergeseran,

antara lain : perubahan upaya kuratif menjadi upaya preventif dan promotif, dan segi

kegiatan yang pasif menunggu masyarakat berobat ke unit-unit pelayanan kesehatan

menjadi kegiatan penemuan kasus yang bersifat aktif. Hal ini akan memberikan

kesempatan seluas-luasnya kepada masyarakat untuk ikut berperan serta secara aktif

dalam upaya peningkatan status kesehatannya.

Masyarakat atau komunitas sebagai bagian dari subyek dan obyek pelayanan

kesehatan dan dalam seluruh proses perubahan hendaknya perlu dilibatkan secara

lebih aktif dalam usaha peningkatan status kesehatannya dan mengikuti seluruh

kegiatan kesehatan komunitas. Hal ini dimulai dari pengenalan masalah kesehatan

sampai penanggulangan masalah dengan melibatkan individu, keluarga dan kelompok

dalam masyarakat.

Dalam upaya peningkatan kemampuan dengan individu, keluarga dan

kelompok ditatanan pelayanan kesehatan komunitas dengan menerapkan konsep

kesehatan dan keperawatan komunitas, serta sebagai salah satu upaya menyiapkan

tenaga perawat professional dan mempunyai potensi keperawatan secara mandiri

sesuai dengan kompetensi yang harus dicapai, maka mahasiswa Program Studi S1

STIKES Cahaya Bangsa Banjarmasin kelompok III melaksanakan Praktik Komunitas

di Desa Karang Anyar RT 25 RW 09 dengan menggunakan 2 pendekatan, yaitu

pendekatan kelompok dan masyarakat.

Pendekatan secara kelompok dilakukan dengan cara pembentukan kelompok

kerja kesehatan, pembentukan kelompok kerja lanjut usia, memberdayakan kader

kesehatan dan PKK serta mendayagunakan kelompok karang taruna. Dengan

pendekatan masing-masing komponen diharapkan dapat memberikan hasil yang lebih

nyata kepada masyarakat. Sedangkan pendekatan masyarakat sendiri dilakukan

melalui kerja sama yang baik dengan instansi terkait dan seluruh komponen kota

untuk mengikutsertakan warga dalam upaya pencegahan dan peningkatan kesehatan.

masyarakat yang dimotori oleh Pokjakes diharapkan dapat mengenal masalah

kesehatan yang terjadi diwilayahnya, membuat keputusan tindakan kesehatan bagi

anggota keluarga/masyarakatnya, mampu memberikan perawatan, menciptakan

lingkungan yang sehat serta memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada di

masyarakat.

Selain itu, selama proses belajar klinik di komunitas, mahasiswa

mengidentifikasi populasi dengan resiko tinggi dan sumber yang tersedia untuk

bekerja sama dengan komunitas dalam merancang, melaksanakan dan mengevaluasi

perubahan komunitas dengan penerapan proses keperawatan komunitas dan

pengorganisasian komunitas. Harapan yang ada, masyarakat akan mandiri dalam

upaya meningkatkan status kesehatannya.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Setelah menyelesaikan pengalaman praktik komunitas, mahasiswa mampu

menerapkan asuhan keperawatan komunitas pada setiap area pelayanan keperawatan

di komunitas dengan pendekatan proses keperawatan komunitas dan pengorganisasian

komunitas.

2. Tujuan Khusus

Setelah menyelesaikan praktik keperawatan komunitas, mahasiswa mampu:

a. Menerapkan strategi yang tepat dalam mengkaji komunitas. Serta menentukan

diagnosa kesehatan dan keperawatan komunitas untuk komunitas yang spesifik

berdasarkan analisa epidemiologi.

b. Menerapkan pendidikan kesehatan yang spesifik dan strategi organisasi

komunitas dalam mengadakan perubahan serta peningkatan kesehatan komunitas.

c. Melaksanakan perawatan kesehatan komunitas berdasarkan faktor resiko

personal, sosial dan lingkungan.

d. Mengkoordinasi sumber-sumber yang ada di komunitas untuk meningkatkan

kesehatan komunitas.

e. Menerapkan proses penelitian dan pengetahuan penelitian untuk mencegah

penyakit dan meningkatkan kesehatan.

f. Mendemonstrasikan karakteristik peran profesional, berpikir kritis, belajar

mandiri dengan keterampilan komunikasi yang efektif dan kepemimpinan

didalam komunitas.

C. Manfaat

1. Untuk Mahasiswa

Manfaat yang didapat dari praktik komunitas ini bagi mahasiswa, antara lain:

a. Dapat mengaplikasikan konsep kesehatan komunitas secara nyata kepada

masyarakat.

b. Belajar menjadi model profesional dalam menerapkan asuhan keperawatan

komunitas.

c. Meningkatkan kemampuan berpikir kritis, analitis, dan bijaksana dalam

menghadapi dinamika masyarakat.

d. Meningkatkan keterampilan komunikasi, kemandirian dan hubungan

interpersonal.

2. Untuk Masyarakat

Manfaat yang didapat dari praktik komunitas ini bagi masyarakat, antara lain:

a. Mendapatkan kesempatan seluas-luasnya untuk berperan aktif dalam upaya

peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit.

b. Mendapatkan kemampuan untuk mengenal, mengerti dan menyadari masalah

kesehatan dan mengetahui cara penyelesaian masalah yang dialami masyarakat.

c. Masyarakat mengetahui gambaran status kesehatannya dan mempunyai upaya

peningkatan status kesehatan tersebut.

3. Untuk Pendidikan

Manfaat yang didapat dari praktik komunitas ini bagi pihak pendidikan, antara

lain:

a. Salah satu tolak ukur keberhasilan Program Studi S1 Keperawatan STIKES

Cahaya Bangsa Banjarmasin khususnya di bidang keperawatan komunitas.

b. Sebagai salah satu bahan pertimbangan dalam pengembangan model praktik

keperawatan komunitas selanjutnya.

4. Untuk Profesi

Manfaat yang didapat dari praktik komunitas ini bagi profesi keperawatan,

antara lain:

a. Upaya menyiapkan tenaga perawat yang professional, berpotensi secara

mandiri sesuai dengan kompetensi yang telah di tentukan.

b. Memberikan suatu model baru dalam keperawatan komunitas sehingga profesi

mampu mengembangkannya.

c. Salah satu bukti profesionalisme keperawatan telah terwujudkan.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Perawatan Kesehatan Komunitas

Tujuan pembangunan kesehatan nasional adalah untuk mencapai hidup sehat

bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang

optimal. Dengan demikian pembangunan dibidang kesehatan mempunyai arti penting

dalam kehidupan nasional khususnya dalam memelihara dan meningkatkan derajat

kesehatan masyarakat yang erat kaitannya dengan pembinaan dan pengembangan

sumber daya manusia sebagai salah satu modal dasar pembangunan nasional.

Berdasarkan pembangunan nasional yang ingin dicapai oleh pemerintah

Indonesia, maka direncanakanlah suatu strategi pendekatan untuk menggalang potensi

yang ada pada masyarakat sehingga masyarakat dapat berperan aktif dalam upaya

meningkatkan derajat kesehatannya secara mandiri melalui perawatan kesehatan

komunitas.

Perawatan kesehatan menurut Ruth B. Freeman (1961) adalah sebagai suatu

lapangan khusus dibidang kesehatan, keterampilan hubungan antar manusia dan

keterampilan berorganisasi diterapkan dalam hubungan yang serasi kepada

keterampilan anggota profesi kesehatan lain dan kepada tenaga sosial demi untuk

memelihara kesehatan masyarakat. Oleh karenanya perawatan kesehatan masyarakat

ditujukan kepada individu-individu, keluarga, kelompok-kelompok yang

mempengaruhi kesehatan terhadap keseluruhan penduduk, peningkatan kesehatan,

pemeliharaan kesehatan, penyuluhan kesehatan, koordinasi dan pelayanan

keperawatan berkelanjutan dipergunakan dalam pendekatan yang menyeluruh

terhadap keluarga, kelompok, kelompok dan masyarakat.

Keperawatan komunitas perlu dikembangkan ditatanan pelayanan kesehatan

dasar yang melibatkan komunitas secara aktif, sesuai keyakinan keperawatan

komunitas secara aktif, sesuai keyakinan keperawatan komunitas. Sedangkan menurut

American Nurses Association (ANA, 1980) didasarkan pada asumsi:

1. Sistem pelayanan kesehatan bersifat kompleks.

2. Pelayanan kesehatan primer, sekunder dan tersier merupakan

komponen pelayanan kesehatan.

Keperawatan merupakan sub sistem pelayanan kesehatan , dimana hasil

pendidikan dan penelitian melandasi praktik.

3. Fokus utama adalah keperawatan primer sehingga keperawatan

komunitas perlu dikembangkan ditatanan kesehatan utama.

Adapun unsur-unsur perawatan kesehatan mengacu kepada asumsi-asumsi

dasar mengenai perawatan kesehatan masyarakat, yaitu:

1. Bagian integral dari pelayanan kesehatan khususnya keperawatan.

2. Merupakan bidang khusus keperawatan.

3. Gabungan dari ilmu keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat dan ilmu sosial

(interaksi sosial dan peran serta masyarakat).

4. Sasaran pelayanan adalah individu, keluarga, kelompok khusus dan

masyarakat baik yang sehat maupun yang sakit.

5. Ruang lingkup kegiatan adalah upaya promotif, preventif, kuratif rehabilitatif

dan resosiliatif dengan penekanan pada upaya preventif dan promotif.

6. Melibatkan partisipasi masyarakat.

7. Bekerja secara tim.

8. Menggunakan pendekatan pemecahan masalah dan perilaku.

9. Menggunakan proses keperawatan sebagai pendekatan ilmiah.

10. Bertujuan untuk meningkatkan hidup sahat dan derajat kesehatan masyarakat

secara keseluruhan.

B. Tujuan Perawatan Kesehatan Komunitas

1. Tujuan Umum

Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat sehingga tercapai

derajat kesehatan yang optimal agar dapat menjalankan fungsi kehidupan sesuai

dengan kapasitas yang mereka miliki.

2. Tujuan khusus

Untuk meningkatkan kemempuan individu, keluarga, kelompok khusus dan

masyarakat dalam hal:

a. Mengidentifikasi masalah kesehatan dan keperawatan yang dihadapi.

b. Menetapkan masalah kesehatan/keperawatan dan prioritas masalah.

c. Merumuskan berbagai alternatif pemecahan masalah

kesehatan/keperawatan.

d. Menanggulangi masalah kesehatan/keperawatan yang mereka hadapi.

e. Penilaian hasil kegiatan dalam memecahkan masalah kesehatan atau

keperawatan.

f. Mendorong dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pelayanan

kesehatan/keperawatan.

g. Meningkatkan kemampuan dalam memelihara kesehatan secara mandiri

(self care).

h. Menanamkan perilaku sehat melalui upaya pendidikan kesehatan.

i. Lebih spesifik lagi adalh untuk menunjang fungsi puskesmas dalam

menurunkan angka kematian bayi, ibu dan balita serta diterimanya norma

keluarga kecil bahagia dan sejahtera.

j. Tertanganinya kelompok-kelompok resiko tinggi yang rawan terhadap

masalah kesehatan.

C. Sasaran

Sasaran perawatan kesehatan komunitas adalah individu, keluarga kelompok

dan masyarakat, baik yang sehat maupun yang sakit yang mempunyai masalah

kesehatan/perawatan.

1. Individu

Individu adalah bagian dari anggota keluarga. Apabila individu tersebut

mempunyai masalah kesehatan atau keperawatan karena ketidakmampuan merawat

diri sendiri oleh suatu hal dan sebab, maka akan dapat mempengaruhi anggota

keluarga lainnya baik secara fisik, mental maupun sosial.

2. Kelompok Khusus.

Kelompok Khusus adalah kumpulan individu yang mempunyai kesamaaan

jenis kelamin, umur, permasalahan, kegiatan yang terorganisasi yang sangat rawan

terhadaap masalah kesehatan. Termasuk diantaranya adalah:

a. Kelompok khusus dengan kebutuhan khusus sebagai akibat perkembangan dan

pertumbuhannya, seperti: 1) ibu hamil; 2) bayi baru lahir; 3) balita; 4) anak usia

sekolah; serta 5) usia lanjut.

b. Kelompok dengan kesehatan khusus yang memerlukan pengawasan dan

bimbingan serta asuhan keperawatan, diantaranya adalah: 1) penderita penyakit

menular, seperti: TBC, penyakit kelamin dan lainnya; 2) penderita dengan

penyakit tidak menular, seperti: penyakit diabetes mellitus, kolesterol, asam urat,

dan lain sebagainya.

c. Lembaga sosial, perawatan dan rehabilitasi, diantaranya adalah: 1) panti

werdha; 2) panti asuhan; 3) pusat-pusat rehabilitasi (cacat fisik, mental dan

sosial); serta 4) penitipan balita.

3. Masyarakat

Masyarakat adalah sekelompok manusia yang hidup dan bekerjasama cukup

lama sehingga mereka dapat mengatur diri mereka dan menganggap diri mereka

sebagai satu kesatuan sosial dan batas-batas yang telah ditetapkan dengan jelas.

Masyarakat merupakan kelompok individu yang saling berinteraksi, saling tergantung

dan bekerjasama untuk mencapai tujuan. Dalam berinteraksi sesama anggota

masyarakat akan muncul banyak permasalahan, baik permasalahan sosial,

kebudayaan, perekonomian, politik maupun kesehatan khususnya.

D. Ruang Lingkup Perawatan Kesehatan Komunitas

Ruang lingkup praktik keperawatan masyarakat meliputi: upaya-upaya

peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan (preventif), pemeliharaan kesehatan

dan pengobatan (kuratif), pemulihan kesehatan (rehabilitatif), dan mengembalikan

serta memfungsikan kembali baik individu, keluarga, kelompok dan masyarakat ke

lingkungan sosial dan masyarakatnya (resosialisasi).

Dalam memberikan asuhan keperawatan komunitas, kegiatan yang

ditekankan adalah upaya preventif dan promotif dengan tidak mengabaikan upaya

kuratif, rehabilitatif dan resosiliatif.

1. Upaya Promotif

Upaya promotif dilakukan untuk meningkatkan kesehatan individu, keluarga,

kelompok dan masyarakat dengan jalan memberikan:

a. Penyuluhan kesehatan

b. Peningkatan gizi

c. Pemeliharaan kesehatan perseorangan

d. Pemeliharaan kesehatan lingkungan

e. Olahraga secara teratur

f. Rekreasi

g. Pendidikan seks

2. Upaya Preventif

Upaya preventif ditujukan untuk mencegah terjadinya penyakit dan

gangguan terhadap kesehatan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat melalui

kegiatan:

a. Imunisasi massal terhadap bayi, balita dan ibu

hamil.

b. Pemeriksaan kesehatan secara berkala melalui

posyandu, puskesmas maupun kunjungan rumah.

c. Pemberian vitamin A dan yodium melalui

posyandu, puskesmas ataupun di rumah.

d. Pemeriksaan dan pemeliharaan kehamilan, nifas

dan menyusui.

3. Upaya Kuratif

Upaya kuratif ditujukan untuk merawat dan mengobati anggota-anggota

keluarga, kelompok, masyarakat yang menderita penyakit atau masalah kesehatan,

melalui kegiatan:

a. Perawatan orang sakit di rumah (home nursing)

b. Perawatan orang sakit sebagai tindak lanjut

perawatan dari puskesmas dan rumah sakit.

c. Perawatan ibu hamil dengan kondisi patologis di

rumah, ibu bersalin dan nifas.

d. Perawatan payudara.

e. Perawatan tali pusat bayi baru lahir.

4. Upaya Rehabilitatif

Upaya rehabilitatif merupakan upaya pemulihan kesehatan bagi penderita-

penderita yang dirawat di rumah, maupun terhadap kelompok-kelompok tertentu yang

menderita penyakit yang sama, misalnya TBC, cacat fisik dan lainnya, dilakukan

melalui kegiatan:

a. Latihan-latihan fisik tertentu bagi

penderita-penderita penyakit tertentu, misalnya TBC: latihan nafas dan batuk,

penderita stroke: fisioterapi manual yang mungkin dilakukan oleh perawat.

5. Upaya Resosialitatif

Upaya resosiliatif adalah upaya mengembalikan individu, keluarga dan

kelompok khusus kedalam pergaulan masyarakat, diantaranya adalah kelompok-

kelompok yang diasingkan oleh masyarakat karena menderita suatu penyakit,

misalnya kusta, AIDS atau kelompok-kelompok masyarakat khusus seperti khusus

Wanita Tuna Susila (WTS), tuna wisma dan lain-lain.

Disamping itu, upaya resosiliatif meyakinkan masyarakat untuk dapat

menerima kembali kelompok yang mempunyai masalah kesehatan tersebut dan

menjelaskan secara benar masalah kesehatan yang mereka derita. Hal ini tentunya

membutuhkan penjelasan dengan pengertian atau batasan-batasan yang jelas dan

dapat dimengerti.

E. Kegiatan Praktik Keperawatan Komunitas

Kegiatan prayang dilakukan praktik komunitas, perawat mempunyai lahan

yang luas dan tetap menyesuaikan dengan tingkat pelayanan kesehatan wilayah kerja

perawat, tetapi secara umum kegiatan praktik komunitas adalah sebagai berikut:

1. Memberikan asuhan keperawatan langsung kepada individu, kelompok

khusus baik di rumah (home nursing), di sekolah (school healt nursing), di

perusahaan, di posyandu, di polindes dan daerah binaan kesehatan masyarakat.

2. Penyuluhan/pendidikan kesehatan masyarakat dalam rangka merubah

perilaku individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.

3. Konsultasi dan pemecahan masalah kesehatan yang dihadapi.

4. Bimbingan dan pembinaan sesuai dengan masalah yang mereka hadapi.

5. Melaksanakan rujukan terhadap kasus-kasus yang memerlukan

penanganan lebih lanjut.

6. Penemuan kasus pada tingkat individu, kelompok dan masyarakat.

7. Sebagai penghubung antara masyarakat dengan unit pelayanan kesehatan.

8. Melaksanakan asuhan keperawatan komunitas, melalui pengenalan

masalah kesehatan masyarakat, perencanaan kesehatan, pelaksanaan dan penilaian

kegiatan dengan menggunakan proses keperawatan sebagai suatu usaha

pendekatan ilmiah keperawatan.

9. Mengadakan koordinasi di berbagai kegiatan asuhan keperawatan

komunitas.

10. Mengadakan kerjasama lintas program dan lintas sektoral dengan instansi

terkait.

11. Memberikan ketauladanan yang dapat dijadikan panutan oleh individu,

keluarga, kelompok dan masyarakat yang berkaitan dengan keperawatan dan

kesehatan.

F. Model Pendekatan

Pendekatan yang digunakan perawat dalam memecahkan masalah kesehatan

masyarakat yang ditujukan kepada individu, kelompok dan masyarakat secara

keseluruhan adalah pendekatan pemecahan masalah (problem solving approach) yang

dituangkan dalam proses keperawatan denga memanfaatkan pendekatan epidemiologi

yang dikaitkan dengan upaya kesehatan dasar (PHC).

Pendekatan pemecahan masalah dimaksudkan bahwa setiap masalah yang

dihadapi individu, kelompok dan masyarakat akan dapat diatasi oleh perawat melalui

keterampilan melaksanakan intervensi keperawatan sebagai bidang keahliannya

dalam melaksanakan profesinya sebagai perawat kesehatan masyarakat.

Bila kegiatan perawatan komunitas dan keluarga menggunakan pendekatan

terhadap keluarga binaan disebut sebagai family approach, maka bila pembinaan

keluarga berdasarkan atas seleksi kasus yang datang ke puskesmas yang dinilai

memerlukan tindak lanjut disebut dengan case approach, sedangkan bila pendekatan

yang digunakan adalah pendekatan yang dilakukan terhadap masyarakat daerah

binaan melalui survei mawas diri dengan melibatkan partisifasi masyarakat disebut

community approach.

G. Metode

Dalam melaksanakan asuhan keperawatan komunitas, metode yang

digunakan adalah proses keperawatan sebagai suatu pendekatan ilmiah di dalam

bidang keperawatan, melalui tahap-tahap sebagai berikut:

1. Pengkajian

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan perawat kesehatan masyarakat dalam

mengkaji masalah kesehatan baik di tingkat individu, keluarga, kelompok dan

masyarakat adalah:

a. Pengumpulan Data

Kegiatan ini dilakukan untuk mengidentifikasi masalah kesehatan yang

dihadapi individu, kelompok khusus, masyarakat melalui wawancara, observasi, studi

dokumentasi dengan menggunakan instrumen pengumpulan data dalam menghimpun

informasi.

Pengkajian yang diperlukan adalah inti komunitas beserta faktor

lingkungannya. Elemen pengkajian komunitas menurut Anderson dan Mc Forlane

(1958) terdiri dari inti komunitas yaitu meliputi demografi, populasi, nilai-nilai

keyakinan dan riwayat individu termasuk riwayat kesehatan. Sedangkan faktor

lingkungannya adalah lingkungan fisik, pendidikan, keamanan dan transportasi,

politik dan pemerintahan, pelayanan kesehatan dan sosial, komunikasi, ekonomi dan

rekreasi.

Hal di atas perlu dikaji untuk menetapkan tindakan yang sesuai dan efektif

dalam langkah-langkah selanjutnya.

b. Analisa Data

Analisa data dilaksanakan berdasarkan data yang telah diperoleh dan disusun

dalam suatu format yang sistematis. Dalam menganalisa data memerlukan pemikiran

yang kritis.

Data yang terkumpul kemudian dianalisa seberapa besar faktor stresor yang

mengancam dan seberapa berat reaksi yang timbul di komunitas. Selanjutnya

dirumuskan masalah atau diagnosa keperawatan. Menurut Mueke (1987) masalah

tersebut terdiri dari: 1) masalah sehat sakit; 2) karakteristik populasi; serta 3)

karakteristik lingkungan.

c. Perumusan Masalah dan Diagnosa Keperawatan / Kesehatan

Kegiatan ini dilakukan diberbagai tingkat sesuai dengan urutan prioritasnya.

Diagnosa keperawatan yang dirumuskan dapat aktual, ancaman resiko atau wellness.

Dasar penentuan masalah keperawatan kesehatan masyarakat antara lain: 1) masalah

yang ditetapkan dari data umum; b) masalah yang dianalisa dari kesenjangan

pelayanan kesehatan.

Menetapkan skala prioritas dilakukan untuk menentukan tindakan yang lebih

dahulu ditanggulangi karena dianggap dapat mengancam kehidupan masyarakat

secara keseluruhan dengan mempertimbangkan: 1) masalah spesipik yang

mempengaruhi kesehatan masyarakat; 2) kebijaksanaan nasional dan wilayah

setempat; 3) kemampuan dan sumber daya masyarakat, dan 4) keterlibatan, partisipasi

dan peran serta masyarakat.

Kriteria skala prioritas:

1) Perhatian masyarakat, meliputi: pengetahuan, sikap, keterlibatan emosi

masyarakat terhadap masalah kesehatan yang dihadapi dan urgensinya untuk

segera ditanggulangi.

2) Prevelensi menunjukan jumlah kasus yang ditemukan pada suatu kurun waktu

tertentu.

3) Besarnya masalah adalah seberapa jauh masalah masalah tersebut dapat

menimbulkan gangguan terhadap kesehatan masyarakat.

4) Kemungkinan masalah untuk dapat dikelola dengan mempertimbangkan

berbagai alternatif dalam cara-cara pengelolaan masalah-masalah yang

menyangkut biaya, sumber daya, sarana yang tersedia dan kesulitan yang

mungkin timbul. (Effendi Nasrul, 1995).

2. Perencanaan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah:

a) Menetapkan tujuan dan sasaran pelayanan.

b) Menetapkan rencana kegiatan untuk mengatasi masalah kesehatan dan

keperawatan.

c) Menetapkan kriteria keberhasilan dari rencana tindakan yang akan

dilakukan.

3. Pelaksanaan

Pada tahap ini rencana yang telah disusun dilaksanakan dengan melibatkan

individu, kelompok dan masyarakat sepenuhnya dalam mengatasi masalah kesehatan

dan keperawatan yang dihadapi. Hal-hal yang pelu dipertimbangkan dalam

pelaksanaan kegiatan perawatan kesehatan masyarakat adalah: a) melaksanakan

kerjasama lintas program dan lintas sektoral dengan instansi terkait; b) mengikut

sertakan partisipasi aktif individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat dalam

mengtasi masalah kesehatan; serta c) memanfaatkan potensi dan sumber daya yang

ada di masyarakat.

Level pencegahan dalam praktik keperawatan komonitas terdiri atas:

a) Pencegahan Primer

Pencegahan yang terjadi sebelum sakit atau ketidakfungsinya dan

diaplikasikannya kedalam populasi sehat pada umumnya dan perlindungan khusus

terhadap penyakit.

b) Pencegahan Sekunder

Pencegahan sekundar menekankan diagnosa diri dan intervensi yang tepat

untuk menghambat proses patologis, sehingga memperpendek waktu sakit dan tingkat

keparahan.

c) Pencegahan Tersier

Pencegahan tersier dimulai pada saat cacat atau terjadi ketidakmampuan

stabil atau menetap atau tidak dapat diperbaiki sama sekali. Rehabilitasi sebagai

pencegahan primer lebih dari upaya menghambat proses penyakit sendiri, yaitu

mengembalikan individu kepada tingkat berfungsi optimal dari ketidakmampuannya.

4. Penilaian /Evaluasi

Evaluasi dilakukan atas respon komunitas terhadap program kesehatan. Hal-

hal yang perlu dievaluasi adalah masukan (input) pelaksanaan (proses) dan hasil akhir

(output). Penilaian yang dilakukan berkaitan dengan tujuan yang akan dicapai, sesuai

dengan perencanaan yang telah disusun semula. Ada 4 dimensi yang harus

dipertimbangkan dalam melaksanakan penilaian yaitu: a) daya guna; b) hasil guna; c)

kelayakan; serta d) kecukupan.

Fokus evaluasi adalah:

a) Relevansi atau hubungan antara kenyataan yang ada dengan pelaksanaan.

b) Perkembangan atau kemajuan proses.

c) Efisiensi biaya.

d) Efektifitas kerja

e) Dampak: apakah status kesehatan meningkat/menurun, dalam jangka waktu

berapa?

Perubahan ini dapat diamati seperti gambar di bawah ini:

Gambar 2.1 Peran memandirikan klien dalam menanggulangi masalah kesehatan

Keterangan:

: Peran Masyarakat

: Peran Perawat

Pada gambar di atas dapat dijelaskan alih peran untuk memandirikan klien

dalam menanggulangi masalah kesehatan. Pada awalnya peran perawat lebih besar

dari pada klien dan berangsur-angsur peran klien lebih besar dari pada perawat.

Tujuan akhir dari perawatan komunitas adalah kemandirian keluarga yang

terkait dengan lima tugas keluarga yaitu: mengenal masalah kesehatan, mengambil

keputusan tindakan kesehatan, merawat anggota keluarga, menciptakan lingkungan

yang dapat mendukung upaya peningkatan kesehatan keluarga serta memanfaatkan

fasilitas pelayanan kesehatan yang tersedia, sedangkan pendekatan yang digunakan

adalah pemecahan masalah keperawatan yaitu melalui proses keperawatan.

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS DI DESA KARANG ANYAR RT

25 RW 09 KELURAHAN GAMBUT KAB. BANJAR KALSEL

10 – 15 Mei 2010

Praktik Keperawatan Komunitas dilaksanakan mahasiswa Program Studi S1

Keperawatan kelas Reguler Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Cahaya

Bangsa Banjarmasin Kelompok III (Tiga) mulai 10 – 15 Mei 2010 sebagai salah satu

program profesi dalam menempuh pendidikan S1 Keperawatan.

Praktik tersebut dilakukan untuk menjelaskan konsep keperawatan dan

kesehatan komunitas ditatanan nyata kepada masyarakat sehingga mencetak perawat

profesional sesuai dengan kompetensinya dapat tercapai.

Kegiatan tersebut menggunakan proses keperawatan sebagai model

pendekatan yang bersifat ilmiah, yaitu pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan

evaluasi. Berikut kami uraikan ikhtisar asuhan keperawatan komunitas yang telah

kami lakukan.

A. Tahap Pengkajian dan Pengumpulan Data

1. Data Demografi

Desa Karang Anyar Kelurahan Gambut RT 25 RW 09 Kecamatan Gambut

Kab. Banjar Kota Banjarmasin , terdata dan terdapat 145 KK dengan jumlah

penduduk 559 jiwa, yang kesemuanya merupakan warga dan penduduk asli Desa

Karang Anyar RT 25 RW 09.

Berdasarkan metode pengkajian Winshield Survey data demografi Desa

Karang Anyar RT 25 RW 09 diperoleh data sebagai berikut:

a. Luas Wilayah Kecamatan Gambut : 129,34 Km

b. Batas Wilayah Desa Karang Anyar :

Utara : Sei. Tabuk

Selatan : Aluh-Aluh

Barat : Kertak Hanyar

Timur : Liang Anggang

A. Pemanfaatan Wilayah

Perumahan di daerah desa Karang Anyar RT 25 RW 09. Di samping itu terdapat

sawah yang dapat di manfaatkan untuk menanam padi dan tumpang sari (jagung,

kacang, ketela). Selain itu juga di desa Karang Anyar ini terdapat perkebunan

serta adanya irigasi (pengairan untuk persawahan).

B. Sarana Transportasi

Di daerah desa Karang Anyar memiliki sarana transportasi seperti Mobil, sepeda

motor, dan pejalan kaki.

C. Pembagian Wilayah

Terdiri dari .....RT dan .... RW di desa Karang Anyar tersebut.

D. Tipe Masyarakat

Yang paling dominan pada masyarakat desa Karang Anyar adalah bertani dan

juga menganut agama Islam.

E. Struktur Pemerintahan

Di desa Karang Anyar mempunyai struktur seperti swadaya dan swasembada.

Memiliki 1 kelompok PKK yang ada setiap RT nya.

F. Fasilitas

Di desa Karang Anyar memiliki 1 mesjid, 1 buah posyandu anak dan balita

kegiatan yang sering dilaksanakan adalah pengajian dan kasidah Serta memiliki 1

buah TK(Taman kanak-kanak), 1 buah sekolah dasar dan 1 buah sekolah

menengah pertama.

Hasil data yang diperoleh melalui wawancara dan observasi langsung dari rumah

ke rumah yang dilakukan oleh kelompok III mahasiswa program S1 Keperawatan

STIKES Cahaya Bangsa Banjarmasin didapat 145 KK dan 559 jiwa, data tersebut

di atas sudah bisa dijadikan sample dan dapat disajikan sebagai berikut:

A.DATA PENDUDUK

1) Distribusi warga berdasarkan jenis kelamin

Gambar 3.1 Distribusi Warga Berdasarkan Jenis Kelamin

Dari gambar di atas didapatkan bahwa sebagian besar warga berjenis kelamin laki-laki dengan jumlah 302 jiwa (50,44%) dan 277 jiwa (49,55%) berjenis kelamin perempuan.

2) Distribusi Warga Berdasarkan Umur

Gambar 3.2 Distribusi Warga Berdasarkan Umur

Jumlah Penduduk Berdasarkan Usia

Berdasarkan gambar di atas didapatkan data bahwa sebagian besar warga

berumur antara Balita 0-5 tahun berjumlah sebanyak 55 jiwa (9,83%),Usia sekolah 6-

12 tahun berjumlah 65 jiwa (11,62%). Remaja 12-18 tahun berjumlah 52 jiwa

(9,30%). Dewasa 18-55 tahun berjumlah 316 jiwa (56,29%). Lansia >55 tahun

berjumlah 71 jiwa (12,70%).

3) Distribusi warga berdasarkan Pekerjaan Penduduk

Gambar 3.3 Distribusi Warga Berdasarkan Pekerjaan Penduduk

Data Pekerjaan Penduduk

Berdasarkan gambar di atas didapatkan data bahwa sebagian besar warga

mempunyai pekerjaan Swasta dengan jumlah 157 jiwa (55,67 %), PNS 33 jiwa

(11,70%), Tani 15 jiwa (5,31%), Buruh 7 jiwa (2,48%), Pensiunan 6 jiwa (2,12%).

Dan Lain-lain 64 jiwa (22,69%).

4) Distribusi warga berdasarkan tingkat pendidikan penduduk

Gambar 3.4 Distribusi Warga Berdasarkan tingkat pendidikan penduduk

Tingkat Pendidikan Penduduk

Gambar di atas menunjukan tingkat pendidikan terbanyak adalah SD dengan

jumlah 155 jiwa (30,45%), SMP 129 jiwa (25,34%), SMA 157 jiwa (30,84%), PT 41

jiwa (1,96%), Belum sekolah 27 jiwa (50,3%), tidak sekolah 28 jiwa (5%).

5) Distribusi warga berdasarkan tingkat pendapatan penduduk

Gambar 3.4 Distribusi Warga Berdasarkan tingkat pendapatan pendudukTingkat Penghasilan Penduduk

Dari gambar diatas pendapatan rata-rata penduduk dengan jumlah

<500.000/bln berjumlah 17 jiwa (3,04%), 500-1 juta/bln 37 jiwa (6,61%), 1-2juta/bln

49 jiwa (8,76%), >2juta/bln 42 jiwa (7,51%).

B. Data Kesehatan dan Lingkungan

1. Keadaan Rumah

Gambar 3.1 Distribusi Jenis Kepemilikan Rumah

Status Kepemilikan Rumah

Gambar diatas menunjukkan status kepemilikan rumah yang menyewa dengan

jumlah 124 KK (85,51%), menyewa 24 KK (14,48%), menumpang 2 KK (1,37%).

Gambar 3.6 Distribusi Tipe Rumah

Tipe Rumah

Dari gambar diatas terlihat semi permanen memiliki jumlah yaitu pemanen 67

KK (46,20%), semi permanen 67 KK (46,20%), tidak permanen 11 KK (7,58%).

Gambar 3.7 Distribusi Jenis Lantai Rumah

Jenis Lantai Rumah

Berdasarkan gambar diatas dapat diperoleh data tentang jenis lantai rumah

yang semen berjumlah 11 KK (7,58%), Kayu 121 KK (83,44%), Keramik 13 KK

(8,96%).

Gambar 3.8 Distribusi Sistem Ventilasi Rumah

Gambar diatas menunjukkan rumah mempunyai ventilasinya 143 KK (98,62%), tidak

ada ventilasi 2 KK (1,37%).

Gambar 3.9 Distribusi Sistem Pencahayaan Rumah

Pencahayaan Rumah

Dari gambar diatas dapat diperoleh data tentang sistem pencahayaan rumah

yang terang sebanyak 94 KK (64,82%),Kurang Terang 46 KK (31,72%) dan Tidak

Terang sebanyak 5 KK (3,44%).

Gambar 3.10 Distribusi Halaman Sekitar Rumah

Dari gambar di atas dapat disimpulkan seluruh kepala keluarga mempunyai

halaman sekitar rumah.

Gambar 3.11 Distribusi Jenis Pemanfaatan Halaman Rumah

Jenis Pemanfaatan Pekarangan

Gambar diatas menunjukkan yang dimanfaatkan untuk warung 5 KK(3,44%),

tnaman hias 20 KK (13,79%), apotik hidup 2 KK (1,37%), tidak di manfaatkan 28 KK

(19,31%) dan lain-lain 90 KK (62,06%).

Gambar 3.12 Distribusi Sumber Air

Data Sumber Air Masak Dan Minum

Gambar diatas menunjukkan sumber air terbanyak yaitu PAM 99 KK (68,27%),

sumur 10 KK (6,89%), sungai tidak ada dan pompa air 36 KK (24,82%).

Gambar 3.13 Pengolahan Air Minum

Dari gambar diatas menunjukkan pengolahan air minum yang dimasak diseluruh KK

berjumlah 145 KK (100%).

Gambar 3.14 Kondisi Air

Data Sumber Air Di wilayah RT.25

Gambar diatas kondisi air disini berasa 8 KK (5,55%), berbau 13 KK (9,02%), ada

endapan 49 KK (34,02%), tidak berasa 75 KK (52,08%).

Gambar 3.15 Distribusi Tempat Penampungan Air

Gambar diatas menunjukkan tempat penampungan air yang tertutup 125 KK (86,2%)

dan yang terbuka 20 KK (13,79%).

Gambar 3.17 Distribusi Pengurasan Tempat Penampungan Air

Data didapat dari seluruh kepala keluarga yang menguras tempat penampungan air

adalah 145 KK (100%).

Gambar 3.18 Distribusi Waktu Pengurasan

Data Pengurangan Air

Minum

Rentang waktu yang didapat, pengurasan < seminggu sebanyak 26 KK (17,93%), 1

kali seminggu 78 KK (53,79%), dan yang > seminggu 41 KK (28,27%).

Gambar 3.19 Distribusi Cara Pembuangan Sampah

Data Cara Pembuangan Sampah

Dari Data di atas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar masyarakat membuang

sampah dengan cara di tumpuk 42 KK (28,96%), di bakar sebanyak 99 KK (68,27%),

di kubur sebanyak 4 KK (2,75%).

Gambar 3.19 Distribusi tempat Penampungan Sampah

Tempat Penampungan Sampah

Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa disetiap KK yang mempunyai tempat

penampungan sampah sebanyak 82 KK (40%) dan yang tidak mempunyai tempat

penampungan sampah sebanyak 93 KK (60%).

Gambar 3.21 Distribusi kebiasaan keluarga buang air besar

Data Kebiasaan BAB

Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa kebiasaan keluarga buang air besar di setiap

KK adalah di Jamban sebanyak 5 KK (3,44%),septic tank sebanyak 136 KK (93,79%)

dan yang Menumpang di tempat tetangga sebanyak 6 KK (2,75%).

Gambar 3.23 Distribusi jarak sumber air dengan septik tenk

Jarak Septik Tenk Dengan Sumber Air

Dari gambar tersebut di atas dapat dilihat bahwa jarak sumber air dengan septik tenk

yang > 10M sebanyak 33 KK (22,75%), sedangkan yang < 10M sebanyak 112 KK

(77,24%).

Gambar 3.24 Distribusi sistem pembuangan air limbah

Data Pembuangan Air Limbah

Dari data setiap KK yang membuang air limbah di resapan sebanyak 35 KK

(24,13%), di Got sebanyak 31 KK (21,37%), sedangkan di sembarang tempat

sebanyak 79 KK (54,48%).

Gambar 3.25 Distribusi Pelayanan kesehatan yang terdekat

Data Yang Di lakukan Apabila Mengalami Keluhan

Dari hasil data di atas dapat di simpulkan bagaimana upaya yang di lakukan keluarga

apabila mempunyai keluhan, yang ke puskesmas sebanyak 117 KK (80,68%), obat

warung sebanyak 20 KK (13,79%), ke dukun sebanyak 4 KK (2,75%), dan di

diamkan saja sebanyak 4 KK (2,75%).

Gambar 3.26 Distribusi sumber pendanaan kesehatan keluarga

Data Pendanaan Kesehatan Keluarga

Dari sumber pendanaan yang menggunakan aaskes sebanyak 7 KK (4,82%), yang

menggunakan Jamkesmas 46 jiwa (31,72%),yang menggunakan pendanaan kesehatan

secara umum sebanyak 92KK (63,44%).

Gambar 3.27 Distribusi penyakit yang sering di derita keluarga dalam 6 bulan terakhir

Data Penyakit Yang di derita Saat ini

Dari data diatas dapat di lihat penyakit hypertensi 24 jiwa (4,29%), gastritis 17 Jiwa

(3,04%), asma 14 jiwa (2,50%), Kolesterol 12 jiwa (2,14%), asam urat 7 jiwa

(1,25%), DM 3 jiwa (0,53%), THT 3 jiwa (0,53%), rematik 3 jiwa (0,53%), diare 3

jiwa (0,53), alergi 2 jiwa (0,35%), typus 1 jiwa (0,17%), vertigo 2 jiwa (0,35%),

osteoporosis 1 jiwa (0,17%), TB 1 jiwa (0,17%), stroke 1 jiwa (0,17%), malaria 1 jiwa

(0,17%), radang usus 1 jiwa (0,17%).

Gambar 3.28 Distribusi pasangan usia subur (PUS)

Data Distribusi PUS

Dari hasil data diatas dapat dilihat jumlah PUS yang menggunakan KB sebanyak 67

jiwa (46,20%), tidak KB 10 jiwa (6,89%), bumil 1 jiwa (0,68%), nifas 6 jiwa (4,13%),

menyusui 10 jiwa (6,89%).

Gambar 3.29 Distribusi kontrasepsi yang di gunakan

Data Pemakaian Alat Kontrasepsi

Dari hasil data di atas dapat di lihat di jumlah penduduk yang menggunakan

kontrasepsi suntik sebanyak 33 KK (22,75%), implan sebanyak 1 KK (0,68%), pil

sebanyak 45 KK (31,03%).

Gambar 3.30 Distribusi Imunisasi

Data Distribusi Imunisasi Balita

Data di atas dapat di lihat jumlah balita yng di imunisasi lengkap 35 jiwa (24,13%),

yang tidak lengkap sebanyak 8 jiwa (5,51%), yang belum lengkap sebanyak 6 jiwa

(4,13%).

Gambar 3.31 Data Perilaku Kesehatan Komunitas

Data Perilaku Kesehatan Komunitas

Dari data di atas dapat di lihat perilaku kesehatan yang kurang sebanyak 71 KK

(48,96%), perilaku kesehatan yang cukup sebanyak 46 KK (31,72%), dan yang

berperilaku kesehatan yang baik sebanyak 28 KK (17,93%).

Gambar 3.32 Data karakteristik Kesehatan Lingkungan

Data Karakteristik Kesehatan Lingkungan

Komunitas

Dari data di atas dapat di lihat kesehatan lingkungan yang kurang sebanyak 99 KK

(68,27%), cukup sebanyak 26 KK (17,93%), baik sebanyak 20 KK (13,79%).

BAB III

PERUMUSAN MASALAH

C. Analisa Data

Tabel 3.1 Distribusi Analisa Data Kesehatan Masyarakat

No DATA MASALAH1. Presentasi Penyakit yang diderita:

Hipertensi 4.29 % Gastritis 3.04 % Asma 2.50 % Cholesterol 2.14 % Batuk Pilek 1.25 % Asam Urat 1.25 % Diabetes Militus 0.53 % THT 0.53 % Rematik 0.53% Diare 0.53 % Alergi 0.53 %

Typoid 0.53 %

Vertigo 0.53 %

Osteoporosis 0.17%

TBC 0.17 %

Stroke 0.17 %

Penyempitan Syarap 0.17 %

Malaria 0.17%

Radang Usus 0.17%

Jenis Lantai Rumah Semen 7.58 %

Resiko Terjadinya Peningkatan Penyakit (Hipertensi, Gastritis, Asma, Cholesterol, Batuk Pilek, Asam Urat, Diabetes Militus, THT, Rematik, Diare, Alergi, Typoid, Vertigo, Osteoporosis, TBC, Stroke, Penyempitan Syarap, Malaria dan Radang Usus).

2. Lingkungan Fisik: Sistem Pembuangan Air

Limbah Sembarangan 54.48 % Tempat Pembuangan Sampah

yang Dibakar 68.27 % Penampungan Air Sementara

Yang Terbuka 13.79 % Jarak Sumber Air Dengan

Septik Tank Kurang Dari 10M 77.24 %

Rumah Yang Pencahayaannya

Resiko Terjadinya Peningkatan Penyakit Karena Lingkungan Yang Tidak Sehat (Diare, Typoid, TBC, ISPA).

No DATA MASALAHRemang-remang 31.72 %

1. Resiko Terjadinya Peningkatan Penyakit (Hipertensi, Gastritis, Asma, Cholesterol, Batuk Pilek, Asam Urat, Diabetes Militus, THT, Rematik, Diare, Alergi, Demam, Vertigo, Osteoporosis, TBC, Stroke, Penyempitan Syarap, Malaria dan Radang Usus). Berhubungan Dengan Kurang Terpaparnya Informasi Masyarakat Dalam Memelihara Kesehatan, ditandai dengan:

Presentasi Penyakit yang diderita: Hipertensi 4.29 % Gastritis 3.04 % Asma 2.50 % Cholesterol 2.14 % Batuk Pilek 1.25 % Asam Urat 1.25 % Diabetes Militus 0.53 % THT 0.53 % Rematik 0.53% Diare 0.53 % Alergi 0.35%

Typoid 0.53 %

Vertigo 0.53 %

Osteoporosis 0.17%

TBC 0.17 %

Stroke 0.17 %

Penyempitan Syarap 0.17 %

Malaria 0.17%

Radang Usus 0.17%

Jenis Lantai Rumah Semen 7.58 %

2. Resiko Terjadinya Peningkatan Penyakit Karena Lingkungan Yang Tidak Sehat (Diare, Typoid, TBC, ISPA) Berhubungan Dengan Kurangnya Kepedulian Masyarakat Tentang Kebersihan Lingkungan ditandai dengan:Lingkungan Fisik: Sistem Pembuangan Air Limbah Sembarangan 54.48 % Tempat Pembuangan Sampah yang Dibakar 68.27 % Penampungan Air Sementara Yang Terbuka 13.79 % Jarak Sumber Air Dengan Septik Tank Kurang Dari 10M 77.24 %Rumah Yang Pencahayaannya Remang-remang 31.72 %

3. Resiko Terjadinya Peningkatan Penyakit Degeneratif (Penurunan Fungsi Organ) Pada Lansia Berhubungan Dengan Kurang Terpaparnya Pengetahuan Masyarakat Dalam Memelihara Kesehatan Lansia ditandai dengan:Usia Lanjut:Jumlah Lansia 35 (12.95)%

No Masalah

kesehatan

A B C D E F G

H I J K L

1

2

Resiko

terjadinya

penyakit

yang

dapat

dicegah

dengan

imunisasi

Resiko

Terjadiny

a

peningkat

an

penyakit

karena

lingkunga

n yang

tidak

sehat

(Diare,

Typohid,

TBC,

DBD,

ISPA ).

Prioritas Masalah

1Resiko terjadinya peningkatan penyakit karena lingkungan yang Tidak sehat

(Hipertensi, Gastritis, Asma, kolesterol) Berhubungan Dengan Kurangnya Kepedulian Masyarakat Tentang Kebersihan Lingkungan ditandai dengan:Lingkungan Fisik: Sistem Pembuangan Air Limbah Sembarangan 54.48 % Tempat Pembuangan Sampah yang Dibakar 68.27 % Penampungan Air Sementara Yang Terbuka 13.79 % Jarak Sumber Air Dengan Septik Tank Kurang Dari 10M 77.24 %Rumah Yang Pencahayaannya Remang-remang 31.72 %

2.resiko terjadinya penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi berhubungan

dengan persepsi keliru dari masyarakat tentang manfaat imunisasi ditandai dengan:

> Balita yang di imunisasi lengkap 70 %

> Balita yang tidak belum di imunisasi lengkap 16 %

> Balita yang belum di imunisasi 12%

> Balita yang tidak di imunisasi ) 0,00 %

C.Diagnosa Keperawatan

1. Resiko terjadinya peningkatan penyakit akibat lingkungan yang tidak sehat (Diare, Typoid, TBC, ISPA) di RT.25 Kelurahan Gambut berhubungan dengan kurangnya kepedulian masyarakat tentang kebersihan lingkungan.

2.Resiko terjadinya penyakit yang di cegah dengan imunisasi di RT. 25 kelurahan Gambut berhubungan dengan persepsi keliru dari masyarakat tentang manfaat Imunisasi

Intervensi

Diagnosa keperawatan

Tujuan

Sasaran Evaluasi Intervensi

Jangka panjang

Jangka Pendek

kreteria standar

Resiko Terjadinya peningkatan penyakit akibat lingkungan yang tidak sehat(Diare,

Setelah dilakukan tindakan keperawatan masyarakat mampu menciptakan dan

Setelah dilakukan kunjungan masyarakat mampu :1.Membuang sampah dibak penampungan sampah2.Memanfaatkan

Masyarakat Rt.25 RW. Di kelurahan Gambut kecamatan Gambut

1.Masyarakat membuang sampah ditempat penampungan sampah2. Masyarakat mau memanfa

1. Masyarakat membuat bak penampungan sampah yang tutupnya mudah dibuka.

Diskusikan tentang lingkungan yang sehat.

Diskusikan cara memeli

Typoid, TBC, ISPA) berhubungan dengan kurangnya kepedulian masyarakat tentang kebersihan lingkungan

memelihara kebersihan lingkungan

pekarangan 3.Menggunakan sumber air bersih ntuk MCK4. BAB dan BAK diWC dengan penampungan limbah yang tertutup

atkan pekarangan untuk apotik hidup, tanaman sayuran.3. Masyarakat sudah berusaha mengajukan proposal untuk pemasangan ledeng tetapi belum ada tanggapan.4. Masyarakat BAB dan BAK di WC.

2. Masyarakat membersihkan pekarangan rumah.3. Masyarakat membeli air PAM untuk keperluan makan dan minum.4. Masyarakat membuat WC dengan penampungan tertutup.

hara lingkungan yang sehat.

Diskusikan manfaat pemeliharaan lingkungan.

Diskusikan cara penangannan limbah padat dan cair.

BAB IVRENCANA TINDAK LANJUT

KEPERAWATAN KOMUNITAS TENTANG KESEHATAN LINGKUNGAN

1. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Praktik keperawatan komunitas bertujuan untuk meningkatkan dan memelihara kesehatan masyarakat dengan menekankan pada peningkatan peran serta masyarakat dalam melakukan upaya-upaya pencegahan, peningkatan dan mempertahankan kesehatan.

Proses keperawatan komunitas dipakai untuk membantu perawatan dalam melakukan praktik asuhan keperawatan secara sistematis dalam memecahkan masalah keperawatan yang berterkaitan dengan masalah kesehatan masyarakat . focus dari asuhan keperawatan adalah individu, keluarga, kelompok khusus dan masyarakat dengan penekanan pada pencegahan penyakit, peningkatan dan mempertahankan kesehatan.

B. Tujuan Kegiatan

Masyarakat mampu menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat untuk mengurangi resiko terjadinya peningkatan penyakit yang diakibatkan lingkungan yang tidak sehat seperti Diare, Typoid, TBC, ISPA .

Masyarakat mengubah perilaku yang tidak sehat menjadi lebih sehat seperti :

Membuat tempat penampungan sampah ( Lubang dipekarangan , bak sampah dan dari papan sederhana )

Masyarakat membuang sampah ditempat sampah

Masyarakat mampu memanfaatkan perkarangan, misalnya untuk tanaman sayuran, apotik hidup.

Masyarakat menggunakan handuk sendiri-sendiri.

Menggunakan sumber air bersih untuk mandi,cuci, minum dan memasak.

Masyarakat tidak mengganggu atau menumpuk pakaian agar tidak menjadi tempat perkembang biakan nyamuk.

Masyarakat membuka jendela pada pagi hari agar sinar matahari masuk.

Masyarakat rutin membersihkan tempat penampungan air 2x seminggu.

C. Permasalahan dan Cara Pencegahan

Hasil dari pengkajian Di kelurahan Gambut Jl. Karang Anyar RT.25 RW.09 Kecamatan Gambut Kabupaten Banjar Kota Banjarmasin yang terdapat 145 KK yang berhasil dikaji dan diperoleh beberapa masalah kesehatan komunitas yang terjadi diantaranya :

Resiko terjadinya peningkatan penyakit karena lingkungan yang tidak sehat

( Diare, Typoid, TBC, ISPA ).

Mayoritas masyarakat membuang air limbah disembarangan tempat

Membuang sampah disembarang tempat

Tempat penampungan sampah terbuka

Penampungan air sementara yang terbuka

Jarak sumber air dengan septic tenk kurang dari 10 M

Rumah yang pencahayaannya kurang terang

Sumber air dari sumur berwarna kuning

Pencegahan masalah diatas dapat dilakukan dengan :

1. Memberikan konseling dan penyuluhan kepada masyarakat yang tidak berperilaku sehat.

2. Menjelaskan cara pengelola sampah yang benar yaitu : Penyimpangan sampah, pengumpulan sampah dan pembuangan sampah.

3. Menjelaskan cara pengelolaan air limbah yang benar

4. Menjelaskan cara pengawasan kualitas sumber air

5. Menjelaskan bagaimana menciptakan rumah yang sehat.

II. PELAKSANAANa) Waktu Kegiatan : Mei 2010

b) Tempat : Di kelurahan Gambut Jl. Karang Anyar RT. 25 RW. 09 Kecamatan Ganbut Kabupaten Banjar Kota Banjarmasin.

c) Metode : Ceramah Tanya jawab

d) Sarana / Media : Leaflet

e) Sasaran : Masyarakat di JL.Karang Anyar RT.25 RW.09

f) Perubahan perilaku yang diharapkan : Agar masyarakat berperilaku hidup bersih dan sehat.

III. MATERI PENYULUHANMenurut UU No. 23 tahun 1992, pasal 22 yang berkaitan dengan kesehatan

lingkungan, disebutkan : Kesehatan lingkungan diselanggarakan untuk mewujutkan kualitas

lingkungan yang sehat.

Kesehatan lingkungan dilaksanakan pada lingkungan tempat umum, lingkungan permukiman, lingkungan kerja, angkutan umum.

Kesehatan lingkungan meliputi penyehatan air dan udara, pengamanan limbah padat, limbah cair, limbah gas, radiasi dan kebisingan, pengendalian vector penyakit dan penyehatan dan pengamanan.

Setiap tempat atau sarana pelayanan umum wajib memelihara dan meningkatkan lingkungan yang sehat dan sesuai dengan standard dan persyaratan.

Di Indonesia, masalah kesehatan perumahan telah diutur dalam keputusan nomor 829/Menkes/SK/VII/1999 tentang persyaratan keadaan rumah, meliputi :

Lingkungan perumahan terdiri dari lokasi, kualitas udara, kebisingan dan getaran, kualitas air tanah,sarana dan prasarana lingkungan, binatang penular penyakit dan penghijauan,

Rumah tinggal terdiri dari bahan bangunan,komponen dan penataan ruangan, pencahayaan, kualitas udara, ventilasi, binatang penular penyakit air, limbah dan kepadatan hunian tidur.

Persediaan air bersih

Menurut pemenkes 416/1990 tentang syarat-syarat dan pengawasan kualitas air,yaitu:

1. Syarat fisik,artinya air minum yang sehat adalah bening (tak berwarna), tidak berasa dan tidak berbau

2. Syarat bakteriologis,artinya air yang sehat harus bebas mengandung zat-zat tertama bakteri pathogen

3. Syarat kimia, artinya air minum yang sehat harus mengandung zat-zat tertentu seperti sulfat, fluoride dan zat organic

4. Syarat lokalisasi

Jarak sumur dengan WC,lubang galian sampah,dan limbah minimal 10 meter

Letak jangan berada dibawah sumber pengotoran

Dibuat tempat yang ada sumber air dalam tanah

Jangan dibuat ditanah yang rendah karena bila hujan lebat dan terus menerus bias terendam banjir.

Entjang (2000) yang dimaksud dengan sampah adalah semua zat atau benda yang sudah tidak terpakai lagi baik berasal dari rumah-rumah maupun sisa-sisa proses industry, dibagi dalam :

a) Garbage adalah sisa-sisa pengolahan ataupun sisa pengolahan yang mudah membusuk.

b) Rubbish adalah bahan-bahan sisa pengolahan yang tidak membusuk seperti kayu, kertas, kaleng, kawat.

Pengolahan Sampah

1. Penyimpanan sampah (refuse storenge)

sementara, sebelum sampah dikumpulkan kemudian diangkut atau dimusnahkan. syarat :

Konstruksi kuat, tidak mudah bocor

Mempunyai tutup yang mudah dibuka

Ukuran yang memungkinkan dapat mudah diangka

2. Pengumpulan sampah (refuse colekticon)

Dibangun rumah sampah syaratnya : Dibangun diatas setinggi kendaraan pengangkut sampah

mempunyai dua buah pintu untuk memasukan dan mengeluarkan sampah

Perlu ada lubang ventilasi, ditutup kasa untuk mencegah masuknya lalat.

Harus ada keran air untuk membersihkan lantai

Mudah dicapai oleh masyarakat atau kendaraan pengangkut sampah

3. Pembuangan sampah (refuse disposal)

Dengan cara : Ladfil : sampah dibuang ditanah yang rendah kemudian ditutup lagi

dengan tanah. Sampah jenis rubbish

Sanitary lad fiil : sampah dibuang pada tanah yang rendah kemudian ditutup lagi dengan tanah.

Individual incineration : sampah dari rumah kemudian dikumpulkan sendiri dan dibakar sendiri.

Inceretion dengan incerator khusus ( alat pembakar sampah)

Pulverization : semua sampah digiling dengan alat khusus kemudian dibuang kelaut.

Composting ( untuk pupuk)

Hog feeding : pembuangan sampah un tuk makanan babi, sebelumnya dipisahkan dulu dengan sampah yang tidak dapat dimakan seperti kaca, kaleng.

Dumping : pembuangan sampah dengan meletakan begitu saja ditanah

Dumping in water: Sampah dibuang kedalam air ( sungai atau laut ),harus diolah dulu sebelumnya

Recycling : daur ulang

Burning on premising : sampah dibakar sendiri – sendiri ditiap rumah, menyebabkan masalah kebakaran,asap dan debu.

Air Limbah dan pengolahannya a) Air buangan yang bersumber dari rumah tangga (domestic waste

water ) yaitu air limbah yang berasal dari pemukiman penduduk, terdiri excreta, air bekas cucian, dapur, kamar mandi, dan umumnya terdiri dari bahan organic.

b) Air buangan industri (Industial waste water), yang berbagai jenis industry akibat proses produksi. Zat-zat yang ada didalamnya sangat bervariasi sesuai dengan bahan baku yang dipakai oleh masing-masing industry antara lain nitrogen , sulfide, amoniak, lemak, zat-zat pelarut

c) Air buangan kota praja (munipical waste water ),yaitu air buangan yang bersasal dari daerah: perkantoran, perdagangan, hotel, restoran.

Syarat pembuangan air limbah

Tidak mengotori aia bancrotiair minum

Tidak memberikan sumber untuk tinggal vector (tikus , lalat)

Tidak mengganggumasyarakat karena banyak yang busuk atau mengganggu pandangan

Tidak mengotori perairan memeliharan ikan atau tempat rekreasi

Penyakit menular

Penyakit menularan yang sering terjadi dilingkungan perumahan dimana vector hewan reservoir adalah :

a) Malaria disebabkan oleh plasmodium Sp. Disebarkan oleh nyamuk Anopeles Sp.

b) Filariasis (Elephantiasis ) disebabkan oleh microfilaria (cacing ),filarial bancroti atau Brugaria malayi, disebabkan oleh nyamuk culex fatigan

c) Penyakit saluran pencernaan yang menular typus, infeksi hepatitis, polio, dan penyakit cacing yang ditularkan oleh lalat yang memindahkan bibit penyakit dari feses penderita.

PETUGAS PELAKSANA Petugas yang bertugas memberikan materi penyuluhan keperawatan

komunitas tentang kesehatan lingkungan adalah mahasiswa STIKES CAHAYA BANGSA dan didampingi dari Puskesmas Gambut.

Demikian rencana tindak lanjut keperawatan komunitas ini dibuat untuk dijadikan pedoman pelaksanaan kesehatan, dan dapat dilaksanakan sebagaimana mestinya. Terimakasih.

.........................

Gambut , Mei 2010

Kelompok III

Abdul Halim

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Praktik komunitas yang dilaksanakan pada Tanggal 10 – 15 Mei 2010 oleh

mahasiswa Program S1 Keperawatan Reguler Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Cahaya

Bangsa Banjarmasin Kelompok III merupakan salah satu program profesi untuk

menghasilkan tenaga perawat yang professional sesuai dengan kompetensi yang

ditentukan. Sebagai aplikasi nyata dari konsep keperawatan komunitas kepada warga

Desa Karang Anyar RT 25 RW 09 Kelurahan Gambut Kab. Banjar untuk

meningkatkan status kesehatan masyarakat.

Pendekatan dalam memberikan asuhan keperawatan komunitas adalah

pendekatan proses keperawatan yang meliputi 2 tahap, yaitu pengkajian dan

perencanaan, yang dilaksanakan secara integral dan komprehensif dalam

meningkatkan kemampuan masyarakat untuk mengenal masalah kesehatannya dan

mampu menciptakan berbagai alternatif dalam upaya meningkatkan derajat

kesehatannya.

Dari kedua tahapan tersebut dapat dilaksanakan dengan baik oleh mahasiswa

bersama dengan kader, puskesmas, dinas kesehatan, aparat terkait dan warga Desa

Karang Anyar RT 25 RW 09 Kelurahan Gambut Kab. Banjar . Dalam pelaksanaannya

tidak pernah lepas dari hambatan dan rintangan, akan tetapi hal tersebut dapat diatasi

dengan baik tanpa mengganggu aktivitas.

Secara umum tingkat keberhasilan pelaksanaan praktik Komunitas adalah 80

% dengan tingkat antusiasme warga, peran serta aktif dan bantuan dari berbagai

pihak.

B. Saran-Saran

1. Bagi Pihak Puskesmas dan Dinas Kesehatan Kota

a. Agar lebih meningkatkan pembinaan terhadap kelompok-

kelompok yang terdapat di masyarakat khususnya di bidang kesehatan, sehingga

apa yang menjadi upaya Puskesmas dan Dinas Kesehatan Kota untuk

meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya dapat tercapai

dengan baik.

b. Terbukanya kerja sama lebih lanjut dengan S1 Keperawatan

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Cahaya Bangsa Banjarmasin khususnya untuk

program keperawatan komunitas.

2. Bagi Pihak Pendidikan

a. Dalam proses persiapan memasuki program praktik

komunitas yang dibekalkan kepada mahasiswa hendaknya memiliki suatu konsep

yang terstruktur dan mengintegrasikan keseluruhan konsep keperawatan klinik

dengan kondisi lapangan, sehingga didapatkan kesamaan ide, pendapat dan

persepsi menuju peningkatan efektivitas pelaksanaan praktik di lapangan.

b. Untuk meningkatkan, memperluas dan mempermudah

hubungan instansi yang terkait praktik kesehatan masyarakat desa dengan

mahasiswa, diharapkan adanya kerja sama antara pendidikan dengan instansi

terkait, baik berupa kontrak waktu atau dalam bentuk yang lain.

c. Berdasarkan atas saran pembimbing praktik komunitas untuk

dilakukannya evaluasi dan tindak lanjut terhadap wilayah yang telah dibina

khususnya oleh kelompok selanjutnya, hendaknya disusun kembali/re-organisasi

kembali rencana program praktik komunitas khususnya konsep evaluasi

keberhasilan dari masyarakat sebagai suatu tindak lanjut.

3. Bagi Mahasiswa S1 Keperawatan

a. Bekali diri dengan konsep perawatan komunitas dan

keluarga, proses pengorganisasian masyarakat, teknik komunikasi dan interaksi

sosial.

b. Pertahankan kebersamaan dan kerja sama yang baik antar

anggota kelompok sebagaimana yang telah kami lakukan, sebab itu modal utama

keberhasilan kita.

c. Lakukan analisa situasi dan lingkungan dari praktik

sebelumnya sebagai wacana dan modal perencanaan selanjutnya.

d. Tunjukkan professionalisme kita sebagai perawat sehingga

memberikan kesan yang membekas bagi masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

Tim Pengajar Komunitas Panduan Pengalaman Belajar Lapangan Keperawatan

Komunitas. Buku Kedokteran : EGC

Absensi Mahasiswa PBL

Di Puskesmas Gambut

No Nama

Tan

ggal Ket.

10 11 12 13 17 18 19 20

1. Abdul Halim

2. Eka Barma P.A

3. Friescilla Siscayantie

4. Lisna Mawarni

5. Riano Fadli

6. Tini Sisanti

7. Wahidah