Rencana Therapy Aktivitas Kelompok a2

32
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN JIWA 201 2 RENCANA TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK A. TOPIK : 1. Mengontrol halusinasi dengan menghardik (Sesi : 2) B. TUJUAN 1. Klien dapat menjelaskan cara yang selama ini dilakukan untuk mengatasi halusinasi 2. Klien dapat memahami cara menghardik halusinasi. 3. Klien dapat memperagakan cara menghardik halusinasi. C. LANDASAN TEORI 1. Terapi Aktivitas Kelompok a. Definisi Terapi aktivitas kelompok adalah salah satu terapi modalitas yang dilakukan perawat kepada sekelompok klien yang mempunyai masalah keperawatan yang sama (keliat, 2005). Terapi aktivitas kelompok dibagi empat, yaitu terapi aktivitas kelompok stimulasi kognitif/persepsi, terapi aktivitas kelompok stimulasi sensori, terapi aktivitas kelompok stimulasi realita, dan terapi aktivitas kelompok sosialisasi. b. Model 1) Focal conflic model 1 TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (KELOMPOK A1, PSIK UNUD)

Transcript of Rencana Therapy Aktivitas Kelompok a2

Page 1: Rencana Therapy Aktivitas Kelompok a2

PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN JIWA

2012

RENCANA TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

A. TOPIK :

1. Mengontrol halusinasi dengan menghardik (Sesi : 2)

B. TUJUAN

1. Klien dapat menjelaskan cara yang selama ini dilakukan untuk mengatasi

halusinasi

2. Klien dapat memahami cara menghardik halusinasi.

3. Klien dapat memperagakan cara menghardik halusinasi.

C. LANDASAN TEORI

1. Terapi Aktivitas Kelompok

a. Definisi

Terapi aktivitas kelompok adalah salah satu terapi modalitas yang

dilakukan perawat kepada sekelompok klien yang mempunyai masalah

keperawatan yang sama (keliat, 2005). Terapi aktivitas kelompok dibagi

empat, yaitu terapi aktivitas kelompok stimulasi kognitif/persepsi, terapi

aktivitas kelompok stimulasi sensori, terapi aktivitas kelompok stimulasi

realita, dan terapi aktivitas kelompok sosialisasi.

b. Model

1) Focal conflic model

Dikembangkan berdasarkan konflik yang tidak disadari dan berfokus pada

kelompok individu. Tugas leader adalah membantu kelompok memahami

konflik dan membantu penyelesaian masalah. Misal ; adanya perbedaan

pendapat antar anggota, bagaimana masalah ditanggapi anggotadan leader

mengarahkan alternatif penyelesaian masalah.

2) Model komunikasi

Dikembangkan berdasarkan teori dan prinsip komunikasi, bahwa tidak

efektifnya komunikasi akan membawa kelompok menjadi tidak puas.

Tujuan membantu meningkatkan ketrampilan interpersonal dan social

anggota kelompok. Tugas leader adalah memfasilitasi komunikasi yang

1 TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (KELOMPOK A1, PSIK UNUD)

Page 2: Rencana Therapy Aktivitas Kelompok a2

PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN JIWA

2012

efektif antar anggota dan mengajarkan pada kelompok bahwa perlu adanya

komunikasi dalam kelompok, anggota bertanggung jawab terhadap apa

yang diucapkan, komunikasi pada semua jenis : verbal, non verbal,

terbuka dan tertutup, serta pesan yang disampaikan harus dipahami orang

lain.

3) Model interpersonal

Tingkah laku (pikiran, perasaan dan tindakan) digambarkan melalui

hubungan interpersonal dalam kelompok. Pada model ini juga

menggambarkan sebab akibat tingkah laku anggota merupakan akibat dari

tingkah laku anggota yang lain. Terapist bekerja dengan individu dan

kelompok, anggota belajar dari interaksi antar anggota dan terapist.

Melalui proses ini, tingkah laku atau kesalahan dapat dikoreksi dan

dipelajari.

4) Model psikodrama

Dengan model ini dapat memotivasi anggota kelompok untuk berakting

sesuai dengan peristiwa yang baru terjadi atau peristiwa yang lalu, sesuai

peran yang diperagakan. Anggota diharapkan dapat memainkan peran

sesuai peristiwa yang pernah dialami.

c. Jenis

1) Orientasi realitas

Maksudnya adalah memberikan terapi aktivitas kelompok yang

mengalami gangguan orientasi terhadap orang, waktu dan tempat. Tujuan

adalah klien mampu mengidentifikasi stimulus internal (pikiran, perasaan,

sensasi somatic) dan stimulus eksternal (iklim, bunyi, situasi alam sekitar),

klien dapat membedakan antara lamunan dan kenyataan, pembicaraan

klien sesuai realitas, klien mampu mengenal diri sendiri dan klien mampu

mengenal orang lain, waktu dan tempat. Karakteristik klien : gangguan

orientasi realita (GOR), halusinasi, waham, ilusi dan depersonalisasi yang

sudah dapat berinteraksi dengan orang lain, klien kooperatif, dapat

berkomunikasi verbal dengan baik, dan kondisi fisik dalam keadaan sehat.

2) Sosialisasi

Maksudnya adalah memfasilitasi psikoterapist untuk memantau dan

2 TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (KELOMPOK A1, PSIK UNUD)

Page 3: Rencana Therapy Aktivitas Kelompok a2

PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN JIWA

2012

meningkatkan hubungan interpersonal, memberi tanggapan terhadap orang

lain, mengekspresikan iden dan tukar persepsi dan menerima stimulus

eksternal yang berasal dari lingkungan. Tujuan meningkatkan hubungan

interpersonal antar anggota kelompok, berkomunikasi, saling

memperhatikan, memberikan tanggapan terhadap orang lain,

mengekspresikan ide serta menerima stimulus eksternal. Karakteritistik

klien : kurang berminat atau tidak ada inisiatif untuk mengikuti kegiatan

ruangan, sering berada di tempat tidur, menarik diri, kontak social kurang,

harga diri rendah, gelisah ,curiga, takut dan cemas, tidak ada inisiatif

memulai pembicaraan, menjawab seperlunya, jawaban sesuai pertanyaan,

dan dapat membina trust, mau berinteraksi dan sehat fisik.

3) Stimulasi persepsi

Maksudnya adalah membantu klien yang mengalami kemunduran

orientasi, stimulasi persepsi dalam upaya memotivasi proses berpikir dan

afektif serta mengurangi perilaku mal adaptif. Tujuan meningkatkan

kemampuan orientasi realita, memusatkan perhatian, intelektual,

mengemukakan pendapat dan menerima pendapat orang lain dan

mengemukakan perasaannya. Karakteristik klien : gangguan persepsi yang

berhubungan dengan nilai – nilai, menarik diri dari realita, inisiati atau ide

– ide yang negatif, kondisi fisik sehat, dapat berkomunikasi verbal,

kooperatif dan mengikuti kegiatan.

4) Stimulasi sensori

Maksudnya adalah menstimulasi sensori pada klien yang mengalami

kemunduran sensoris. Tujuan meningkatkan kemampuan sensori,

memusatkan perhatian, kesegaran jasmani, dan mengekspresikan perasaan.

5) Penyaluran energy

Maksudnya adalah untuk menyalurkan energi secara konstruktif. Tujuan

menyalurkan energi dari destruktif menjadi konstruktif, mengekspresikan

perasaan dan meningkatkan hubungan interpersonal.

d. Tahap – tahap dalam terapi aktivitas kelompok.

Menurut Yalom yang dikutip oleh Stuart dan Sundeen, 1995, fase – fase

dalam terapi aktivitas kelompok adalah sebagai berikut :

3 TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (KELOMPOK A1, PSIK UNUD)

Page 4: Rencana Therapy Aktivitas Kelompok a2

PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN JIWA

2012

1) Pre kelompok

Dimulai dengan membuat tujuan, merencanakan, siapa yang menjadi

leader, anggota, dimana, kapan kegiatan kelompok tersebut dilaksanakan,

proses evaluasi pada anggota dan kelompok, menjelaskan sumber –

sumber yang diperlukan kelompok seperti proyektor dan jika memungkian

biaya dan keuangan.

2) Fase awal

Pada fase ini terdapat 3 kemungkinan tahapan yang terjadi yaitu orientasi,

konflik atau kebersamaan.

a) Orientasi.

Anggota mulai mengembangkan system social masing – masing, dan

leader mulai menunjukkan rencana terapi dan mengambil kontrak dengan

anggota.

b) Konflik

Merupakan masa sulit dalam proses kelompok, anggota mulai memikirkan

siapa yang berkuasa dalam kelompok, bagaimana peran anggota, tugasnya

dan saling ketergantungan yang akan terjadi.

c) Kebersamaan

Anggota mulai bekerja sama untuk mengatasi masalah, anggota mulai

menemukan siapa dirinya.

3) Fase kerja

Pada tahap ini kelompok sudah menjadi tim. Perasaan positif dan engatif

dikoreksi dengan hubungan saling percaya yang telah dibina, bekerjasama

untuk mencapai tujuan yang telah disepakati, kecemasan menurun,

kelompok lebih stabil dan realistic, mengeksplorasikan lebih jauh sesuai

dengan tujuan dan tugas kelompok, dan penyelesaian masalah yang

kreatif.

4) Fase terminasi

Ada dua jenis terminasi (akhir dan sementara). Anggota kelompok

mungkin mengalami terminasi premature, tidak sukses atau sukses.

e. Peran Perawat dalam terapi aktivitas kelompok.

1) Mempersiapkan program terapi aktivitas kelompok.

4 TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (KELOMPOK A1, PSIK UNUD)

Page 5: Rencana Therapy Aktivitas Kelompok a2

PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN JIWA

2012

2) Sebagai leader dan co leader

3) Sebagai fasilitator

4) Sebagai observer

5) Mengatasi masalah yang timbul pada saat pelaksanaan

2. Halusinasi

a. Definisi

Halusinasi adalah gangguan penyerapan (persepsi) panca indera tanpa

adanya rangsangan dari luar yang dapat meliputi semua sistem penginderaan

dimana terjadi pada saat kesadaran individu itu penuh / baik (Stuart &

Sundenn, 1998).

Halusinasi adalah persepsi tanpa adanya rangsangan apapun pada panca

indera seorang pasien yang terjadi dalam keadaan sadar/terbangun.

(Maramis,1998).

Halusinasi yaitu gangguan persepsi (proses penyerapan) pada panca indera

tanpa adanya rangsangan dari luar pada pasien dalam keadaan sadar.

Halusinasi adalah persepsi sensorik tentang suatu obyek, gambaran, pikiran

yang sering terjadi tanpa rangsang dari luar yang meliputi semua sistem

penginderaan (penglihatan, pendengaran, penciuman, perabaan / pengecapan).

b. Jenis Halusinasi

1) Pendengar

an

2) Penglihata

n

3) Penghidu

4) Pengecap

5) Peraba

6) Sinestetik

7) Viseral

8) Hipnagogi

k

9) Hipnopo

mpik

10) Histeri

3. Etiologi

1) Faktor predisposisi

a) Faktor perkembangan terhambat

b) Faktor komunikasi dalam keluarga

c) Faktor psikologis

5 TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (KELOMPOK A1, PSIK UNUD)

Page 6: Rencana Therapy Aktivitas Kelompok a2

PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN JIWA

2012

d) Faktor genetik

2) Faktor presipitasi

a) Faktor sosial budaya (Kehilangan)

b) Faktor biokimia : stres dopamine

atau zat halusinogenik

c) Faktor psikologis : (cemas

berkepanjangan)

4. Fase - Fase Halusinasi

Tahapan Karakteristik Perilaku Klien

Fase I : Comforting

(Ansietas sedang :

Halusinasi

menyenangkan)

Klien mengalami

perasaan ansietas,

kesepian, rasa

bersalah dan takut.

Klien mencoba untuk

berfokus pada

pikiran

menyenangkan untuk

meredakan ansietas.

Jika ansietas dapat

ditangani ini

termasuk non

spesifik.

Tersenyum atau

tertawa yang tidak

sesuai,

pergerakan mata

yang cepat,

diam dan asyik

sendiri,

menggerakkan bibir

tanpa suara,

pergerakkan mata

yang cepat,

respon verbal yang

lambat,

diam dan

berkonsentrasi

Fase II :

Condeming

(Ansietas berat :

Halusinasi menjadi

menjijikkan).

Pengalaman

sensori menjijikkan

dan menakutkan,

klien mulai lepas

kendali.

ini merupakan

psikotik ringan.

Meningkatnya

tanda - tanda sistem

saraf otonom akibat

ansietas seperti

peningkatan denyut

jantung,

pernafasan, dan

tekanan darah.

6 TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (KELOMPOK A1, PSIK UNUD)

Page 7: Rencana Therapy Aktivitas Kelompok a2

PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN JIWA

2012

Rentang perhatian

menyempit,

asyik dengan

pengalaman sensasi

dan kehilangan

kemampuan

membedakan

halusinasi dan realita

Fase III :

Controlling

(Ansietas berat :

pengalaman sensori

menjadi berkuasa ).

Klien berhenti

atau menghentikan

perlawanan terhadap

halusinasi dan

menyerah pada

halusinasi tersebut,

isi halusinasi

menjadi menarik,

klien mungkin

mengalami

pengalaman kesepian

jika halusinasi

berhenti merupakan

gangguan psikotik.

Kemauan yang

dikendalikan oleh

halusinasi akan lebih

diikuti,

kesukaran

berhubungan dengan

orang lain,

rentang perhatian

hanya beberapa detik

atau menit,

adanya tanda-

tanda fisik ansietas

berat,

berkeringat,

tremor,

tidak mampu

mematuhi perintah.

Fase IV :

Conquering, Panik

pengalaman sensasi

menjadi mengancam

jika klien mengikuti

perintah halusinasi,

halusinasi berakhir

dari beberapa jam atau

hari jika tidak ada

Tidak mampu

berespon terhadap

perintah yang

kompleks,

tidak mampu

berespon lebih dari

satu orang.

7 TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (KELOMPOK A1, PSIK UNUD)

Page 8: Rencana Therapy Aktivitas Kelompok a2

PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN JIWA

2012

intervensi terapeutik,

ini merupakan psikotik

berat.

5. Pengaruh TAK terhadap Klien dengan

Halusinasi

Pelaksanaan pengenalan dan

pengontrolan halusinasi dapat dilakukan

dengan dua cara yaitu secara kelompok dan

individu. Secara kelompok selama ini sudah

kita kenal dengan istilah Terapi Aktifitas

Kelompok (TAK) dan secara individu dengan

cara face to face (interaksi). Penggunaan

kelompok dalam praktek keperawatan jiwa

memberikan dampak positif dalam upaya

pencegahan, pengobatan, atau terapi serta

pemulihan kesehatan jiwa seseorang.

Meningkatnya penggunaan terapi modalitas

merupakan bagian dan memberikan hasil yang

positif terhadap perilaku pasien. Dan juga

dinamika kelompok tersebut membantu

individu atau pasien meningkatkan perilaku

adaptif dan mengurangi perilaku maladaptif.

Beberapa keuntungan yang dapat diperoleh

individu atau klien melalui aktivitas kelompok

meliputi dukungan (support), pendidikan,

meningkatkan kemampuan pemecahan

masalah, meningkatkan hubungan.

Terapi aktifitas kelompok dibagi empat

yaitu : terapi aktifitas kelompok sosialisasi,

stimulasi persepsi, stimulasi sensori, dan

8 TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (KELOMPOK A1, PSIK UNUD)

Page 9: Rencana Therapy Aktivitas Kelompok a2

PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN JIWA

2012

orientasi realita. Terapi aktifitas kelompok

stimulasi persepsi adalah terapi yang

menggunakan aktifitas sebagai stimulus dan

terkait dengan pengalaman dan atau

kehidupan untuk didiskusikan dalam

kelompok. Hasil diskusi kelompok dapat

berupa kesepakatan persepsi atau alternatif

penyelesian masalah. Hal ini bertujuan untuk

menyelesaikan masalah yang diakibatkan oleh

paparan stimulus kepadanya.

Klien yang mengalami halusinasi bisa

membahayakan diri sendiri dan orang lain

maupun merusak lingkungan. Klien tidak lagi

mengenali tempat, waktu dan orang

disekitarnya. Terapi aktivitas kelompok

orientasi realitas menggunakan aktivitas

sebagai stimulus tentang realita lingkungan

disekitarnya.

Dimana indikasi halusinasi terdapat

pada klien dengan riwayat skizofrenia,

gangguan alam perasaan (manik depresif) dan

delirium. Maka dari itu kami selaku tim

terapis mengelompokkan kriteria anggota

Terapi Aktivitas Kelompok, pada spesifikasi

klien dengan riwayat skizofrenia, gangguan

alam perasaan (manik, depresif), dan delirium.

D. KLIEN

1. Karakteristik / kriteria

Klien sebagai anggota yang mengikuti

terapi aktivitas kelompok ini adalah:

a. Klien dengan riwayat

skizofrenia, gangguan alam perasaan

9 TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (KELOMPOK A1, PSIK UNUD)

Page 10: Rencana Therapy Aktivitas Kelompok a2

PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN JIWA

2012

(manik, depresif) dan delirium dengan

disertai gangguan persepsi sensori

halusinasi.

b. Klien yang mengikuti

TAK ini tidak mengalami perilaku

agresif atau mengamuk, dalam keadaan

tenang.

c. Klien dapat diajak

kerjasama (kooperatif).

2. Proses seleksi

a. Klien yang mengalami halusinasi yaitu :

1) …………………………………

2) …………………………………

3) …………………………………

4) …………………………………

5) …………………………………

6) …………………………………

7) …………………………………

8) …………………………………

9) …………………………………

10) …………………………………

E. PENGORGANISASIAN

1. Waktu dan Tempat

Terapi Aktifitas Kelompok ini

dilaksanakan pada:

a. Hari, Tanggal : Selasa, 3 April

2012

b. Waktu : 10.00 WITA

c. Orientasi : 5 menit

d. Kerja : 35 menit

e. Terminasi : 5 menit

10 TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (KELOMPOK A1, PSIK UNUD)

Page 11: Rencana Therapy Aktivitas Kelompok a2

PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN JIWA

2012

f. Tempat : Aula RSJ Bali.

2. Pengaturan tempat :

Keterangan :Leader :

Peserta :

Fasilitator :

3. Tim terapis

1) Leader : Ni Putu Rastiti,

S.Kep

2) Co leader : Ni Nyoman Adi

Ariyani, S.Kep

3) Observer : Kadek Dwi

Juniarini, S.Kep

4) Fasilitator 1 : Desak Made Dwi

Astari, S.Kep

5) Fasilitator 2 : Yunita Irmayanti,

S.Kep

6) Fasilitator 3 : Merliana Yanti,

S.Kep

11 TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (KELOMPOK A1, PSIK UNUD)

Page 12: Rencana Therapy Aktivitas Kelompok a2

PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN JIWA

2012

7) Fasilitator 3 : I Made

Aditiasthana, S.Kep

F. URAIAN TUGAS PELAKSANA

1. Leader

Tugas:

a. Memimpin jalannya terapi aktifitas

kelompok.

b. Merencanakan, mengontrol, dan

mengatur jalannya terapi.

c. Menyampaikan materi sesuai tujuan

TAK.

d. Memimpin diskusi kelompok.

2. Co. Leader

Tugas:

a. Membuka acara.

b. Mendampingi Leader.

c. Mengambil alih posisi leader jika

leader bloking.

d. Menyerahkan kembali posisi kepada

leader.

e. Menutup kegiatan

3. Fasilitator

Tugas:

a. Ikut serta dalam kegiatan kelompok.

b. Memberikan stimulus dan motivator

pada anggota kelompok untuk aktif

mengikuti jalannya terapi.

4. Observer

Tugas:

a. Mencatat serta mengamati respon klien

(dicatat pada format yang tersedia).

12 TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (KELOMPOK A1, PSIK UNUD)

Page 13: Rencana Therapy Aktivitas Kelompok a2

PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN JIWA

2012

b. Mengawasi jalannya aktifitas kelompok

dari mulai persiapan, proses, hingga

penutupan.

G. Metode dan Media

1. Metode

a. Diskusi dan tanya jawab

2. Media

a. Papan nama klien

H. Teknis Pelaksanaan TAK

No

.Tahap Waktu Kegiatan Terapis Kegiatan peserta

1. Pembukaan 5 menit a. Salam

b. Perkenalan

c. Menjelaskan tujuan

dari pertemuan

d. Menjelaskan aturan

permainan

Menjawab salam

Mendengarkan

2. Isi materi 35 menit a. Memberikan

kesempatan pada

setiap peserta secara

bergiliran untuk

memperkenalkan diri

dan menceritakan

halusinasi yang

dialami

b. Fasilitator memberi

motivasi pada semua

peserta.

c. Meminta klien

menceritakan apa

Peserta

memperkenalkan

diri dan

menceritakan

halusinasi

Peserta

mendengarkan

tim terapis

Peserta

menceritakan

13 TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (KELOMPOK A1, PSIK UNUD)

Page 14: Rencana Therapy Aktivitas Kelompok a2

PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN JIWA

2012

yang dilakukan pada

saat mengalami

halusinasi, dan

bagaimana hasilnya.

d. Menjelaskan cara

mengatasi halusinasi

dengan menghardik

e. Memperagakan cara

menghardik

halusinasi

f. Meminta masing -

masing klien

memperagakan cara

menghardik

halusinasi

g. Mengakhiri terapi

aktivitas kelompok

tentang usaha

yang dilakukan

saat terjadi

halusinasi

Peserta

memperhatikan

leader

Peserta

memperhatikan

leader

Peserta mampu

memperagakan

kembali cara

menghardik

halusinasi dan

menyanyi

Peserta

memperhatikan

14 TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (KELOMPOK A1, PSIK UNUD)

Page 15: Rencana Therapy Aktivitas Kelompok a2

PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN JIWA

2012

3. Penutup 5 menit a. Observer

mengumumkan hasil

observasi selama

kegiatan berlangsung

b. Leader memberikan

reward kepada semua

peserta

c. Leader memberikan

kenang – kenangan

kepada peserta lain

atas partisipasinya

mengikuti permainan

d. Menyimpulkan

kegiatan yang telah

disampaikan.

e. Memberikan salam

penutup

Menikmati

kegiatan

Menerima hadiah

/ kenang-

kenangan dari

perawat

Peserta

memperhatikan

Menjawab salam

I. PROSES PELAKSANAAN

1. Orientasi

a. Salam perkenalan : salam dari terapis

”Selamat pagi Ibuk-ibuk. Perkenalkan

kami dari mahasiswa keperawatan

Unud, nama saya Rasti. Ini teman -

teman saya, ada Adit, Desak, Juni,

Yunita, Merli,dan Adi . Hari ini kami

akan mengajak Bapak dan Ibuk-ibuk

untuk melakukan suatu kegiatan

bersama-sama yang biasa disebut terapi

aktivitas kelompok. Nanti saya akan

dibantu oleh teman-teman saya.”

15 TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (KELOMPOK A1, PSIK UNUD)

Page 16: Rencana Therapy Aktivitas Kelompok a2

PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN JIWA

2012

b. Evaluasi / validasi : Menanyakan

perasaan klien saat ini

“Bagaimana perasaan Ibuk-ibuk hari

ini?”

c. Penjelasan tujuan dan aturan main : (ijin

bila mau meninggalkan, lama kegiatan,

harus mengikuti sampai selesai).

“Ibuk-ibuk sebelum kita memulai

kegiatan, Bapak bisa memperkenalkan

diri (nama, nama panggilan, umur dan

alamat)

Kita berkumpul disini untuk berbincang-

bincang mengenai cara

mengontrol/menhardik halusinasi

selama Ibuk-ibuk dirawat disini. Nanti

saat kita mulai kegiatan ini, kami harap

bapak tidak meninggalkan ruangan

sampai kegiatan selesai. Tapi, apabila

Ibuk-ibuk ingin buang air kecil, Bapak

bisa meminta ijin dulu pada kami.”

“Disini kita akan berbincang-bincang

selama 45 menit”.

2. Kerja

Langkah - langkah kegiatan :

a. Terapi menjelaskan kegiatan yang akan

dilakukan, yaitu mengenal suara-suara

yang didengar (halusinasi) tentang

isinya, waktu terjadinya, dan perasaan

klien pada saat terjadi.

“Ibuk-ibuk, pagi ini kami datang kesini

untuk mendengar cerita Ibuk-ibuk

tentang apa yan Ibuk-ibuk lakukan jika

16 TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (KELOMPOK A1, PSIK UNUD)

Page 17: Rencana Therapy Aktivitas Kelompok a2

PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN JIWA

2012

halusinasi ib Ibuk-ibuk datang, apa

bapak-bapak bersedia atau ada yang

ingin ditanyakan sebelum kita mulai?”

b. Terapis meminta klien menceritakan

apa yang dilakukan pada saat

mengalami halusinasi, dan bagaimana

hasilnya. Ulangi sampai semua klien

mendapat giliran.

“Ibuk-ibuk, biasanya kalau bapak-

bapak mengalami halusinasi

(mendengar/melihat/merasakan/

mengecap/mencium), apa yang bapak

lakukan? Bagaimana hasilnya? Apa

berhasil mengatasinya?. Sekarang bisa

dimulai dari Ibuk…….”

c. Berikan pujian setiap klien selesai

bercerita.

“Apa yang Ibuk-ibuk lakukan sudah

baik, itu memang sudah efektif” .

d. Terapis menjelaskan cara mengatasi

halusinasi dengan menghardik saat

halusinasi muncul dan melakukan

aktivitas untuk mengontrol halusinasi

(menyanyi).

“Tadi Ibuk-ibuk sudah menjelaskan

cara yang Bapak lakukan jika terjadi

halusinasi, sekarang saya akan

menjelaskan cara baru mengatasi

halusinasi dengan menghardik. Jika

Bapak

mendengar/lihat/penghidu/raba/kecap,

coba Bapak usir suara-suara tersebut

17 TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (KELOMPOK A1, PSIK UNUD)

Page 18: Rencana Therapy Aktivitas Kelompok a2

PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN JIWA

2012

supaya pergi. Katakan “Pergi, pergi!!

Jangan ganggu saya!!”

e. Terapis memperagakan cara

menghardik halusinasi, yaitu “Pergi

jangan ganggu saya”, “Saya mau

bercakap – cakap dengan….”

f. Terapis meminta masing - masing klien

memperagakan cara menghardik

halusinasi dan melakukan aktivitas

untuk mengontrol halusinasi

(menyanyi) dimulai dari klien di

sebelah kiri terapis berurutan searah

jarum jam sampai semua peserta

mendapatkan giliran.

“Tadi saya sudah menjelaskan dan

memperagakan cara yang dapat Ibuk-

ibuk lakukan jika terjadi halusinasi.

Nah…… sekarang coba Ibuk-ibuk

memperagakannya mulai dari Ibukdi

sebelah kiri saya ya…..”

g. Terapis memberikan pujian dan

mengajak semua klien bertepuk tangan

saat setiap klien selesai memperagakan

menghardik halusinasi dan melakukan

aktivitas untuk mengontrol halusinasi

(menyanyi).

“Terima kasih ya Ibuk,,,, Ibuk sudah

mau menjelaskan cara yang Ibuk

lakukan jika terjadi halusinasi dan

memperagakan cara yang Ibuk pilih”

3. Terminasi

18 TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (KELOMPOK A1, PSIK UNUD)

Page 19: Rencana Therapy Aktivitas Kelompok a2

PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN JIWA

2012

1. Evaluasi respon subjektif klien

Menanyakan perasaan klien setelah

mengikuti TAK.

“Bagaimana perasaan Ibuk-ibuk setelah

kita tadi bersama-sama mendiskusikan

cara yang dapat lakukan jika terjadi

halusinas, Apa sekarang Ibuk-ibuk

sudah merasa lebih tenang?”

2. Evaluasi respon objektif klien

Observasi perilaku klien selama

kegiatan dikaitkan dengan tujuan

Klien mau menjelaskan cara yang

dilakukan jika terjadi halusinasi dan

mau memperagakan cara yang telah

dipilih.

3. Tindak lanjut (apa yang dapat klien

laksanakan setelah TAK)

- Terapis menganjurkan klien untuk

menerapkan cara yang telah dipelajari

jika halusinasi muncul.

“Kami berharap supaya Ibuk-ibuk

bisa memperagakan cara yang

Ibukelah dipilih. Kalau Ibuk-ibuk

merasa ada masalah lagi Ibuk-ibuk

bisa berkonsultasi dengan kami atau

perawat lain yang bertugas disini”

- Memasukkan kegiatan menghardik

dalam jadwal kegiatan harian klien.

4. Kontrak yang akan datang : tidak

ada

“Ibuk-ibuk, sekian dulu hari ini, nanti

lagi dua hari kegiatan ini akan

19 TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (KELOMPOK A1, PSIK UNUD)

Page 20: Rencana Therapy Aktivitas Kelompok a2

PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN JIWA

2012

dilanjutkan ke sesi 3 oleh teman-teman

kami dari Tikes Bali, kegiatan nanti

Ibuk-ibuk akan di ajak mengalihkan

alusinasi dengan menyanyi, sekarang

Ibuk-ibuk bisa istirahan, trimaksi…!!”

20 TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (KELOMPOK A1, PSIK UNUD)

Page 21: Rencana Therapy Aktivitas Kelompok a2

PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN JIWA 2012

SESI 2 :

Stimulasi Persepsi : Halusinasi

Kemampuan Menghardik Halusinasi

No Aspek yang dinilaiNama Klien

1 Menyebutkan cara yang

selama ini digunakan

mengatasi halusinasi

2 Menyebutkan efektifitas

cara

3 Menyebutkan cara

mengatasi halusinasi dengan

menghardik

4 Memperagakan menghardik

halusinasi

21 TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (KELOMPOK A2, PSIK UNUD)

Page 22: Rencana Therapy Aktivitas Kelompok a2

PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN JIWA 2012

22 TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (KELOMPOK A2, PSIK UNUD)